Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TAFSIR AYAT AL-QUR'AN TENTANG TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM


MENDIDIK ANAK

Untuk memenuhi tugas mata kuliah :Tafsir Tarbawi


Dosen Pengampu : M. Syafi'i. MJ, S.Pd, S.H.

Kelompok 9:
- Andini (202093010948)
- Mustakim (202093010956)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL HIKMAH
LANGKAP BURNEH BANGKALAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tetap kami limpahkan kepada Allah SWT yang mana berkat rahmat
daninayahnya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “TAFSIR AYAT AL-QUR'AN
TENTANG TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK" dari mata
kuliah "TAFSIR TARBAWI" dengan lancar dan tanpa ada hambatan.
Sholawat serta salam tetap kami limpahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW, yangmana
beliau telah menuntun kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Adapun tujuan dari makalah ini untuk memenuhi tugas dan agar dapat
membawakemanfaatan untuk penyusun, pembaca, dan pendengar.
Selanjutnya, kami berharap jika penulisan makalah ini ada yang tidak sempurna kami mohon
maaf apabila ada kekhilafan baik dari penulisan,dan tutur kata. Karena kami disini masih belajar,
dan kritik serta saran dapat membantu kami untuk memperbaiki agar dapat lebih baik lagi.

Bangkalan, 24 juli 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR............................................................................................................i
DAFTARISI...........................................................................................................................ii

BABIPENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujua Masalah...................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4
A. Bentuk tanggung jawab terhadap akhlak pendidikan anak.................... ..........................4
B. Relevansi bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anak masa sekarang....................6
C. .Perang orng tua terhadap anak ........................................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................................9


Kesimpulan............................................................................................................................9

DAFTA PUSTAKA...............................................................................................................11

BAB l

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Keluarga adalah suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan antara
sepasang suami istri untuk hidup bersama, seiring, dan setujuan, dalam membina
mahligai rumah tangga untuk mencapai keluarga sakinah dalam lindungan dan ridlo
Allah swt. Di dalamnya selain ada ayah dan ibu, juga ada anak yang menjadi tanggung
jawab orangtua.

Secara yuridis, dinyatakan bahwa orangtua merupakan orang yang paling bertanggung
jawab terhadap kesejahteraan anak. Dalam pasal 9 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979
tentang kesejahteraan anak yang secara tegas menyatakan bahwa orangtua adalah yang
pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara
ruhani, jasmani maupun sosial. Bahkan, dalam pasal 10 dinyatakan, bila orangtua
terbukti melalaikan tanggung jawabnya sebagaimana dalam pasal 9 sehingga
mengakibatkan timbulnya hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, dapat
dicabut kuasa asuhnya sebagai orangtua terhadap anaknya.

Konteksnya dengan tanggung jawab orangtua dalam pendidikan, maka orangtua adalah
pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Bagi anak, orangtua adalah model yang
harus ditiru dan diteladani. Sebagai model, orangtua seharusnya memberikan contoh
yang terbaik bagi anak dalam keluarga. Sikap dan perilaku orangtua harus mencerminkan
akhlak yang mulia. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada orangtua agar selalu
mengajarkan sesuatu yang baik-baik saja pada anak mereka.

Hubungan anak dengan orangtua, bukanlah hubungan kepemilikan. Tetapi


hubungan pemeliharaan, yaitu titipan yang di dalamnya ada amanah Allah Swt.
Hubungan orangtua dengan anak memiliki arti penting, terutama yang berkenaan dengan
komunikasi orangtua dengan anaknya. Kualitas hubungan itu sangat mempengaruhi
perkembangan kejiwaan dan sikap anak. Hubungan orangtua dan anak selalu ditandai
dengan perkataan dan perbuatan.

Pembentukan budi pekerti yang baik adalah tujuan utama dalam pendidikan
Islam. Karena dengan budi pekerti itulah tercermin pribadi yang mulia. Sedangkan
pribadi yang mulia itu adalah pribadi yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik
anak dalam keluarga. Namun sayangnya, tidak semua orangtua dapat melakukannya.
Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, misalnya orangtua yang sibuk dan bekerja
keras siang dan malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi anakanaknya,
waktunya dihabiskan di luar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat mengawasi
perkembangan anaknya, dan bahkan tidak punya waktu untuk memberikan bimbingan,
sehingga pendidikan akhlak bagi anakanaknya terabaikan.
Pendidikan disekolah pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pendidikan
orangtua atau keluarga. Karena itu para guru hanya sebagai penerus dari proses
pendidikan yang telah diawali dan berlangsung di dalam suatu keluarga, sehingga
walaupun tidak secara sistematis anak telah memperoleh bekal pengetahuan dan
kebiasaan yang ditanamkan oleh orangtua dan keluarga. Secara psikologis dapatlah
dipahami mengapa orangtua memberikan kasih sayangnya kepada anak, tidak sama
dengan kasih sayang anak kepada orangtua. Pribahasa mengatakan “Kasih ibu sepanjang
masa, kasih anak sepanjang galah”.

Melihat realita pada saat ini banyak terjadi sikap dan prilaku orangtua yang keliru
dalam memperlakukan anak. Misalnya, orangtua sibuk dengan pekerjaannya pagi sampai
sore atau bahkan hingga sampai malam, sehingga orangtua jarang bertemu anak dalam
rumah, atau orangtua bekerja diluar negeri. Dan merekapun tidak punya kesempatan
waktu untuk mendidik anaknya, dari usia balita anak dititipkan kepada kerabatnya dan
hingga anak sampai menginjak usia remaja disekolah dan ditempat Les. Padahal
semestinya waktu-waktu tersebut bisa dimanfaatkan oleh orangtua untuk mendidik anak-
anaknya, supaya anak mendapat perhatian dari orangtuanya dan anak tidak merasa
kecewa terhadap orangtuanya. Misalnya, dalam kehidupan masyarakat sering ditemukan
anak-anak nakal dengan sikap dan prilakunya, atau anak terlibat pergaulan bebas dan
bahkan orangtua tidak mau tau kondisi anaknya, karena orangtua terlalu mementingkan
kehidupan dunia dari pada memperhatikan pendidikan anaknya.
Apapun alasannya, mendidik anak sesuai tuntutan al-Qur‟an adalah tanggung jawab
orangtua dalam keluarga. Dalam ayat al-Qur‟an tafsir Hamka telah dijelaskan bahwa
orang tua wajib mendidik anaknya dengan memberikan pendidikan akhlak agar dapat
berkata sopan dan bertatakrama yang dengan baik, mendidik tentang aqidah agar dapat
menghormati orang tua, dan melaksanakan syariat Islam termasuk melaksanakan shalat
fardlu. Oleh karena itu, sesibuk apapun pekerjaan yang harus diselesaikan, meluangkan
waktu demi pendidikan anak adalah lebih baik.

Bukan orangtua yang bijaksana adalah orangtua yang lebih mendahulukan


pendidikan anak daripada mengurusi pekerjaan siang dan malam. Kalau orangtua sibuk
dengan pekerjaannya sehingga anak dititipkan di sekolah ataupun di tempat les,
pelaksana tanggung jawab orangtua hanya sebagai material dan tidak ada tanggung
jawab secara spiritual. Berangkat dari latar belakang dan permasalahan tersebut di atas,
maka peneliti merasa perlu mengkaji dan meneliti tanggung jawab orangtua terhadap
pendidikan akhlak anak dengan mengangkat judul: “TAFSIR AYAT AL-QUR'AN
TENTANG TANGGUNGJAWAB ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK".

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan akhlak anak dalam tafsir
tarbawi?

2. Bagaimana relevansi tanggung jawab orang tua terhadap akhlak anak pada masa
sekarang?

3. Apa yang harus dilakukan orang tua dalam perkembangan anak pada masa modern
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dalam tafsir
tarbawi.

2. Untuk mengetahui relevansi tanggung jawab orang tua terhadap anak pada masa
sekarang.

3. Untuk mengetahui perkembangan anak pada masa modern dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

BAB ll

PEMBAHASAN
A. BENTUK TANGGUNG ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN AKHLAK
ANAK DALAM AL-QUR'AN TAFSIR TARBAWI

Tarsir Tarbawi tentang Tanggung Jawab Orang Tua dalam Mendidik Anak At-
Tahrim Ayat 6

‫ َرهُ ْم‬NN‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا َأنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َماَل ِئ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُونَ هَّللا َ َما َأ َم‬
َ‫َويَ ْف َعلُونَ َما يُْؤ َمرُون‬

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang
diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”,
(Q.S. A-Tahrim/66: 6 )[1]

Tafsir mufrodat

‫ ُكم‬NNN‫وا َأ ْنفُ َس‬NNNُ‫ق‬ :bermakna jadilah dirimu itu pelindung dari api neraka dengan
meninggalkan maksiat.

‫ا ًر‬NNَ‫َوَأ ْهلِي ُكم ن‬ :bermakna membawa keluargamu kepada hal itu dengan nasehat dan
pelajaran.

‫َوقُو ُد‬ :bermakna kayu bakar.

ُ‫ ا َرة‬N‫ْال ِح َج‬ :bermakna berhala-l berhala yang disembah berdasarkan firman Allah
SWT yaitu:

ِ ‫صبُ َجهَنَّ َم َأ ْنتُ ْم لَهَا َو‬


‫اردُون‬ َ ‫ُون ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ َح‬
Nَ ‫ِإنَّ ُك ْم َو َما تَ ْعبُد‬

‫َمالِئ َكة‬ :bermakna para penjaga neraka yang sembilan belas orang.

‫ِغالظ‬ :bermakna kesat hati dan tidak mau mengasihi apabila mereka dimintai
belas kasih.

‫ِشدَا ٌد‬ :bermakna kuat badan

Tafsir Secara ijmal

َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُكم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َج‬
‫ارة‬

Wahai orang yang percaya kepada Allah dan rasulNya hendaknya sebagian dari
kamu memberitahukan kepada sebagian yang lain apa yang dapat menjaga dirimu dari
api neraka dan menjauhkan dirimu daripadanya yaitu ketaatan kepada Allah dan
menuruti segala perintahNya. Dan bawalah mereka kepada yang demikian ini melalui
nasehat dan pengajaran. Semakna dengan ayat ini adalah firman Allah sebagai berikut:
‫َوْأ ُمرْ َأ ْهلَكَ بِالصَّال ِة َواصْ طَبِرْ َعلَ ْيهَا‬

Artinya: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan


bersabarlah kamu dalam mengerjakannya”. (Taha, 20: 132)

Telah diriwayatkan bahwa Umar berkata ketika turun ayat itu, “ Wahai
Rasulullah kita menjaga diri kita sendiri. Tetapi bagaimanakah kita menjaga keluarga
kita? Rasulullah menjawab, “Kamu larang mereka mengerjakan apa yang dilarang Allah
untukmu, dan kamu perintahkan kepada mereka apa yang diperintahkan Allah
kepadamu. Itulah penjagaan antara kamu dengan mereka.

Telah dikeluarkan oleh Ibu Munzil dan Al Hakin di dalam Ja’maah Akharin dari
Ali Karramallahu wajhah bahwa dia mengatakan tentang ayat itu” ajarilah dirimu dan
keluargamu kebaikan dan didiklah mereka.[4] Yang dimaksud dengan al-ahl disini
mencakup isteri, anak, budak laki-laki dan perempuan. Di dalam ayat ini terdapat isyarat
mengenai kewajiban seorang suami mempelajari fardu-fardu agama yang diwajibkan
baginya dan mengajarkannya kepada mereka.

ٌ‫َعلَ ْيهَا َمالِئ َكة‬

Malaikat-malaikat itu diserahi neraka untuk mengurusnya dan menyiksa para


penghuninya. Mereka adalah sembilan belas orang malaikat penjaga yang disebutkan
dalam QS. Al- Mudatsir, yang artinya sebagai berikut:

“Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.Tahukah kamu apakah


(neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. Neraka Saqar
adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga).”
(QS. Al-Mudatsir 74, 26-30).

‫ِغالظٌ ِشدَا ٌد‬

Mereka keras dan kasar terhadap penghuni neraka itu.

Kemudian Allah menjelaskan besarnya ketaatan mereka kepada Tuhan mereka.


FirmanNya:

‫ال يَ ْعصُونَ هَّللا َ َما َأ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُونَ َما يُْؤ َمرُون‬

Mereka tidak menyalahi perintah-Nya, tetapi mereka menjalankan apa yang


diperintahkan kepeda mereka pada waktu itu juga tanpa selang. Mereka tidak
mendahului dan tidak menunda perintah-Nya. Kalimat pertama menunjukkan penafian,
penentangan dan kesombongan mereka, seperti difirmankanNya

Relevansi Qs At- Tahrim 6 dengan Pendidikan Islam


Ayat diatas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula
dirumah. Ini berarti kedua orang tua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga
pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung jawab atas
kelakuannya. Ayah dan ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga
yang diliputi oleh nilai-nilai agama serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis.

Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari surat At-Tahrim ayat 6;

Perintah taqwa kepada Allah SWT dan berdakwah.

Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka.

Pentingnya pendidikan islam sejak dini.

Keimanan kepada para malaikat.

Di dalam buku yang lain yakni Tafsir ayat-ayat pendidikan karya Abudin Nata
dijelaskan seagai berikut;

Pengertian tentang pentingnya membina keluarga agar terhindar dari api neraka
ini tidak semata-mata diartikan api neraka yang ada di akhirat nanti, melainkan termasuk
pula berbagai masalah dan bencana yang menyedihkan, merugikan dan merusak citra
pribadi seseorang. Sebuah keluarga yang anaknya terlibat dalam berbagai perbuatan
tercela seperti mencuri, merampok, menipu, berzina, minum-minuman keras, terlibat
narkoba, membunuh, dan sebagainya adalah termasuk kedalam hal-hal yang dapat
mengakibatkan bencana di muka bumi dan merugikan orang yang melakukannya, dan
hal itu termasuk perbuatan yang membawa bencana.

Al-Hasil

Dari berbagai uraian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa manusia selain
menjaga dirinya sendiri juga wajib menjaga keluarganya. Begitu juga orangtua, selain
wajib menjaga dirinya sendiri, wajib menjaga anak-anaknya dari berbagai hal yang
buruk, baik itu sombong, berbohong, mencuri, mabuk, membunuh, dan lain²

B. RELEVANSI BENTUK TANGGUNGJAWAB ORANG TUA DALAM


PENDIDIKAN AKHLAK ANAK PADA MASA SEKARANG

1) Memberikan Teladan yang Baik kepada Anak.

2) Ajak Anak Melakukan Aktivitas Bersama.


3) Berikan Penilaian pada Apa yang Dilakukan Anak.

4) Menanamkan Nilai Kebaikan di Tengah Keluarga.

Ada 9 prinsip yang berkaitan dengan akhlak yang terkandung dari beberapa buku
karya Said Nursi, yaitu meneguhkan iman, berpegang teguh pada Al-Qur'an, pentingnya
memahami hakikat penciptaan manusia, pentingnya memahami alam semesta,
pentingnya memahami ' asma al-Husna, pentingnya mengetahui Tanda-tanda kiamat,
pentingnya meyakini akhir zaman, meneladani nabi Muhammad, dan menanamkan
ikhlas, takwa dan sedekah. Dan dari beberapa prinsip/akhlak di atas, hal yang paling
mendasar dalam memperkuat pemahamannya adalah penafsirannya tentang Tuhan,
manusia, dan alam semesta. Moralitas pertama kepada Tuhan terkait dengan prinsip
penguatan iman. Said Nursi meyakini bahwa keyakinan tertinggi dalam menjalani
kehidupan. Iman yang dimaksud adalah iman yang cukup dalam iman. Kedua, moralitas
terhadap manusia, merupakan manifestasi dari pemahaman tentang penciptaan manusia
yang sebenarnya. Manusia memiliki kecenderungan kepada kebaikan dan selalu ke jalan
yang benar. Dan ketiga, akhlak terhadap alam semesta, Said Nursi mengatakan bahwa
alam semesta dengan segala unsurnya, dari yang terbesar sampai yang terkecil, dari
benda mati hingga makhluk hidup, semuanya diciptakan dengan takaran yang sesuai
dengan porsinya masing-masing

C. PERAN ORANG TUA PADA MASA MODERN DAN PERKEMBANGAN ILMU


PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Mendidik anak di era digital saat ini rasanya lebih sulit dibandingkan dengan
mendidik anak pada zaman dahulu. Sebabnya, anak-anak saat ini tumbuh bersama
kecanggihan teknologi yang sangat mudah untuk mengakses informasi darimanapun
kapapun dan dimanapun berada. Zaman yang berubah tentunya pola mendidik anakpun
mengikuti zamannya hal ini senada dengan perkataan Ali bin Abi Thalib.

“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup bukan di


zamanmu”. (Ali Bin Abi Thalib)

Ketika zaman berubah, tentu tantangannya pun berubah. Baik tantangan untuk
bergaul, menuntut ilmu, cara berkomunikasi dengan anak, maupun tan-tangan lainnya.
Hal yang menjadi PR besar bagi kita sebagai orangtua adalah mempersiapkan anak-anak-
dalam menghadapi zmannya, bukan zaman kita.
Disinilah peran orangtua sangat dibutuhkan untuk membentengi anak-anak dari
pengaruh negatif teknologi, meskipun ada banyak pula manfaat yang dapat diperoleh dari
kemajuan teknologi ini.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Orangtua:

1. Kesehatan Mata

Paparan berlebihan terhadap penggunaan gadget atau smartphone dapat


memicu penglihatan yang buruk. Karena di layar smart phone mengandung
cahaya biru, cahaya biru yang dikeluarkan dari layar bisa memberikan reaksi
yang membentuk molekul kimia pada retina kita, yang mana akan mengakibatkan
degenerasi macula dan mempengaruhi fungsi dari penglihatan mata anak.

Walaupun sinar cahaya biru yang dihasilkan oleh smartphone kita


tidaklah terlalu besar, Apabila jika tatapan mata ke layar smart phone terjadi
secara berulang-ulang tanpa jeda maka cukup untuk bisa menimbulkan penyakit
mata.

2. Masalah Tidur

Selain kesehatan mata, timbul masalah lainnya yaitu anak mengalami


kesulitan tidur hal ini dapat terjadi karena lamanya melihat layar gadget atau
smart phone, yang mengakibatkan otak tetap aktif walaupun mata tertutup. Selain
itu, menurut National Geography paparan cahaya biru sebelum tidur
mengakibatkan akan tertundanya sleepiness scale selama 59 menit.

3. Kesulitan Konsentrasi

Penggunaan gadget atau smart phone juga memiliki efek buruk pada
keterampilan mengubah perhatikan anak, sehingga bisa meningkatkan perilaku
terlalu aktif kesulitan untuk berkonsentrasi.

4. Menurunnya Presentasi Belajar

Penggunaan gadget atau smart phone yang berlebihan dapat menurunkan


presentasi belajar anak. Oleh sebab itu, jangan sampai karena kuranngya
pengawasan orangtua mengakibatkan anak lalai atas kewajibannya untuk belajar.

5. Perkembangan Fisik

Terlalu perhatian terhadap gadget mengakibatkan aktifitas fisik terbatas


sehingga tubuh kembang yang tidak optimal. Terkadang anak sering menahan
lapar, haus, dan keinginan buang air sehingga mengganggu sistem pencernaan,
yang menyebabkan ketidak seimbangan bobot tubuh (terlalu gemuk atau terlalu
kurus).

6. Perkembangan Sosial

Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih mementingkan diri sendiri
sehingga sulit bergaul secara langsung. Selain itu juga memiliki kesulitan
mengenali berbagai nuasa perasaan yang dimiliki si Anak.

7. Perkembangan Otak dan Hubungannya dengan penggunaan media digital.

Penting bagi anak-anak untuk menyeimbangkan antara bermain di


perangkat digital dan bermain seara aktif tanpa perangkat digital, seperti main
sepak bola ataupun bermain yang mengarah kepada kreativitasnya.

8. Perkembangan Bahasa Anak Tertunda

Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan media digital bisa


menunda perkembangan bahasa anak, terutama untuk anak-anak pada masa
golden age yaitu pada usia 2 tahun dan dibawahnya.

BAB lll

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Bentuk tanggung jawab orang tua dalam mendidik akhlak anak tafsir tarbawi

Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari surat At-Tahrim ayat 6;

 Perintah taqwa kepada Allah SWT dan berdakwah.


 Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka.

 Pentingnya pendidikan islam sejak dini.

 Keimanan kepada para malaikat.

Di dalam buku yang lain yakni Tafsir ayat-ayat pendidikan karya Abudin Nata
dijelaskan seagai berikut;

Pengertian tentang pentingnya membina keluarga agar terhindar dari api neraka ini
tidak semata-mata diartikan api neraka yang ada di akhirat nanti, melainkan termasuk pula
berbagai masalah dan bencana yang menyedihkan, merugikan dan merusak citra pribadi
seseorang. Sebuah keluarga yang anaknya terlibat dalam berbagai perbuatan tercela seperti
mencuri, merampok, menipu, berzina, minum-minuman keras, terlibat narkoba,
membunuh, dan sebagainya adalah termasuk kedalam hal-hal yang dapat mengakibatkan
bencana di muka bumi dan merugikan orang yang melakukannya, dan hal itu termasuk
perbuatan yang membawa bencana.

Dari berbagai uraian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa manusia selain
menjaga dirinya sendiri juga wajib menjaga keluarganya. Begitu juga orangtua, selain
wajib menjaga dirinya sendiri, wajib menjaga anak-anaknya dari berbagai hal yang buruk,
baik itu sombong, berbohong, mencuri, mabuk, membunuh, dan lain-lain.

2. Relevansi bentuk tanggung jawab orang tua dalam pendidikan akhlak pada masa
sekarang

1) Memberikan Teladan yang Baik kepada Anak.

2) Ajak Anak Melakukan Aktivitas Bersama.

3) Berikan Penilaian pada Apa yang Dilakukan Anak.

4) Menanamkan Nilai Kebaikan di Tengah Keluarga.mannya, bukan zaman kita.

3. peran orangtua sangat dibutuhkan untuk membentengi anak-anak dari pengaruh negatif
teknologi, meskipun ada banyak pula manfaat yang dapat diperoleh dari kemajuan
teknologi ini.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Orangtua:

1. Kesehatan Mata
2. Masalah Tidur

3. Kesulitan Konsentrasi

4. Menurunnya Presentasi Belajar

5. Perkembangan Fisik

6. Perkembangan Sosial

7. Perkembangan Otak dan Hubungannya dengan penggunaan media digital.

8. Perkembangan Bahasa Anak Tertunda

DAFTAR PUSTAKA

S.S, Daryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Apollo, 1998


Saebani, Beni Ahmad dan Akhdiyat, Hendra, Ilmu Pendidikan Islam, Cet., II,
Bandung : CV. Pustaka Setia, 2012
Djumransyah, H.M, Menggali “Tradisi” Meneguhkan Eksisitensi, Cet., I, Malang : UIN
Malang Press, 2007
Syafaat, TB Aat, dkk, Peranan Pendidikan Agama Islam; Dalam Mencegah Kenakalan
Remaja (Juvenile Delinquency) Cet., II, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2008
Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Cet., XI, Jakarta : Bumi Aksara, 2014
Wiyani, Novan Ardy dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam; Rancang Bangun Konsep
Pendidikan Monokotomik-Holistik, Cet., I, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2012
Daulay, H. Haidar Putra, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, Cet., I, Jakarta:
Kencana, 2014

Anda mungkin juga menyukai