Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Bahasa Arab bab (‫)ﻣﻮﺑﺘﺎداء‬

Matakuliah:bahasa Arab

Dosen pembimbing:Moh kholil baitaputra M.Pd.I

NAMA:MOHAMMAD SHOIM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL


HIKMAH

2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT ,yang

telahmelimpahkan Rido serta karuniya ,sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini yang berjudul bab (‫)ﻣﻮﺑﺘﺎداء‬

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kuliah

bahasa Arab ,kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan

mengingat keterbatasan waktu pengetahuan dan kemampuan

yang kami miliki

Namun demikian,dengan segala kemampuan yang ada dan

dengan rasa tanggung jawab,akhirnya saya dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini,meskipun jauh dari kata sempurna kami

menyampaikan banyak terima kasi kepada semua pihak yang

telah membantu khususnya kepada guru kami,dan berharap

semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami

khususnya dan umum nya bagi semua pihak .kritik dan saran

kami selalu mengharapkan apabila dalam makalah saya ini

terdapat banyak kekurangan ,sehingga kami dapat memperbaiki

dalam tahap berikut nya .

Bangkalan 7 Januari 2023

Penulis
Daftar isi

KATAPENGANTAR.................................................................ii

DAFTARISI.............................................................................iii

Abstrak....................................................................................1

BABI PENDAHULUAN

...........................................................................................1

A. LatarBelakang...................................1

B. Rumusanmasalah.............................1

C. Tujuanpenulisanmakalah.................1

BABII PEMBAHASAN

...................................................................................................2

A. Pengertiani’rob..................................2

B. Pembagiani’rob.................................3

C. Tanda-tanda I’rob..................................4

BABIII PENUTUP

.................................................................................................10

A. Kesimpulan.....................................10

B. Saran.................................................10

11DAFTARPUSTAKA............................................................10
ABSTRAK
I'rob adalah perubahan di akhir kalimat sebab
perbedaan Amil yang masuk pada kalimat tersebut.
yaitu( 4 ada itu i'rob ta Tanda ٫‫ﺧﺎﻓﺔ‬٫ ‫ﻧﺎﺻﺐ‬٫ ‫راﻓﺎء‬
)‫ﺟﺎزام‬
I'rob juga masuk pada isim dan fi'il,yang masuk pada
isim itu ada 3
‫ ﺧﺎﻓﺔ‬٫‫ ﻧﺎﺻﺐ‬٫‫(راﻓﺎء‬
)
Dan yang masuk pada fi'ada 3 pula
)‫ﺧﺎزام‬
٫‫ ﻧﺎﺻﺐ‬٫‫(راﻓﺎء‬
Tanda tanda i'rob ‫ راﻓﺎء‬i tu ada 4yaitu
).‫(ﺿﻤﺎ)(ؤاؤ)( اﻟﻴﻒ)(ﺳﻮﺑﻮﺗﻮﻧﻮن‬
Tanda tanda i'rob ‫ﻧﺎﺻﺐ‬ada 5 yaitu
)‫(ﻓﺎﺗﺤﺎ)(اﻟﻴﻒ)(ﻛﺎﺳﺮا)(ﻳﺎء)(ﺣﺎدﻓﻮﻧﻮن‬
i'rob tanda Tanda ‫ﺧﺎﻓﺔ‬yaitu 3 ada itu
)‫(ﻛﺎﺳﺮا)(ﻳﺎء)(ﻓﺎﺗﺤﺎ‬
Tanda tanda i'rob ‫ﺟﺎزام‬itu ada 2 yaitu
)‫(ﺳﻮﻛﻮن)(ﺣﺎدﻓﻮن‬
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya dalam memudahkan pengkajian ilmu nahwu
telah ada sejak munculnya ilmu nahwu itu sendiri.
Berbagai konsep dan metode telah dikemukakan
oleh para tokoh nahwu. Disadari atau tidak, bahwa
perjalanan ilmu nahwu terus berjalan dari abad
klasik hingga abad modern bahkan kontemporer
saat ini. Tentunya terdapat banyak sejarah tokoh,
pemikiran-pemikiran, serta perdebatan yang terjadi
yang telah banyak memberikan warna tersendiri
dalam khazanah ilmu nahwu. Dengan landasan itu,
kiranya perlu banyak kajian terhadap ilmu nahwu
dalam rangka menggali lebih dalam sejarah
perkembangan nahwu hingga sekarang. Karena
sesungguhnya hal itu akan menjadi bukti eksistensi
suatu peradaban.

Seperti halnya bahasa-bahasa yang lain, Bahasa


Arab mempunyai kaidah-kaidah tersendiri di dalam
mengungkapkan atau menuliskan sesuatu hal, baik
berupa komunikasi atau informasi. Terutama dalam
memahami ilmu agama yang mana bersumber dari
Al-qur’an dan Al-hadist yang harus memerlukan
kaidah nahwu yang mana di dalamnya terdapat
sebagian kajian tentang I’rob. Yang akan dijelaskan
oleh kelompok kami tentang “Pengertian I’rob dan
pembagiannya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat


diambil Rumusan Masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan I’rob?

2. Sebutkan macam-macam atau pembagian i’rob


?

3. Apa saja tanda-tanda I’rob?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian I’rob

2. Untuk menjelaskan macam-macam atau


pembagian i’rob

3. Untuk mengetahui tanda-tanda I’rob


BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian I’ROB
Kata I’rab (‫ )إﻋﺮاب‬secara bahasa memiliki arti “baris”
atau juga “harakat”, Kata i’rab ada juga yang
mengatakan berasa dari bahasa arab yang
mempunyai arti perubahan, sedangkan menurut
professor doktor sarjana ahli nahwu, i’rob yaitu
perubahan yang terjadi pada ahir kata yang di
sebabkan oleh perbedaan amil yang masuk, baik
berupa lafadz atau taqdirnya. Sedangkan bina’ itu
merupakan kebalikan dari i’rab yang masing-masing
keduanya memiliki karekteristik yang sangat
berbeda-beda.[1]

Menurut ilmu nahwu, I’rab ialah:


‫ ﻟﻔﻈﺎ ﺗﻘﺪﻳﺮا‬$‫ ﻋﻠﻴﻬﺎ‬$‫اﻟﻜﻠﻢ اﻟﻌﻮاﻣﻞ اﻟﺪاﺧﻠﺔ‬ ‫ﺗﻐﻴﻴﺮُ اواﺧﺮ‬
‫او‬ ‫ﺎﻟﺧﺘﺎﻠف‬
Artinya :

“Berubahnya (harokat) akhir suatu kalimat yang


disebabkan adanya perbedaan ‘amil (yang
memerintah) yang menempel pada kalimat tersebut,
baik dalam segi lafadznya atau pun kira-kiranya’’[2]

Maksud dari arti tersebut ialah: I'rab itu mengubah


syakal tiap-tiap akhir kalimah disesuaikan dengan
fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu
tampak jelas lafazhnya atau hanya secara
diperkirakan saja keberadaannya.

I'rob pada isim (kata benda) ada tiga macam


yaitu rof'un (‫)رﻓﻊ‬, nashbun ( ‫ )ﻧﺼﺐ‬, dan jarrun ( ‫)ﺟﺮ‬.
Sedangkan I'rob pada kata kerja (Fi’il )ada 3 yaitu :
rof'un (‫)رﻓﻊ‬, nashbun ( ‫)ﻧﺼﺐ‬, jazmun (‫)ﺟﺰم‬. I'rob
(perubahan akhir) pada suatu isim yanh
menunjukkan kedudukan atau suatu fungsi isim
tersebut dalam kalimat baik sebagai
subjek,predikat,objek langsung maupun objek dari
suatu kata depan. Isim atau kata benda yang
mengalami

dinamakan ism mabniy ( ‫)ﻣﺒﻨﻲ اﺳﻢ‬. Pada isim mabni


tidak ada perubahan di akhir isim tersebut.

Dalam I’rob kita menemukan Kalimat yang selalu


berubah-ubah akhirnya, dan itu dinamakan ism
mu'rob (‫ )ﻣﻌﺮب اﺳﻢ‬Kalimah mu’rob adalah kalimah
yang akhirannya bisa berubah-ubah sesuai dengan
‘amil yang memasukinya.[3] Jadi jika suatu kalimah
itu kemasukan ‘amil dan kalimah itu terjadi
perubahan pada akhiran kalimah itu, maka kalimah
itu di sebut kalimah mu’rab contohnya kalimah ‫ﻣﻦ‬
disini terjadi perubahan harakat akhir pada , ‫اﻟﻤﺴﺠﺪ‬
kalimah isim ‫اﻟﻤﺴﺠﺪ‬, karena pada awalnya kalimah
itu harakat akhirnya di baca dhommah tapi karena
ke masukan ‘amil, yaitu huruf jer maka harakat akhir
kalimah itu di baca kasrah atau majrur.

Dan apabila kita menemukan suatu kalimat yang


tidak berubah harokat akhirnya, itu dinamakan ism
mabni ( ‫)ﻣﺒﻨﻲ اﺳﻢ‬.Harokat akhir yang tidak akan
berubah dinamakan BINA'

B. Pembagian I’rob
‫ وأﻗﺴﺎ ُﻪ أرﺑﻌﺔ‬:
‫ٌوﺟﺰم‬
‫ وﺧﻔ‬، ‫ وﻧﺼ‬،ٌ‫رﻓﻊ‬
‫ﺾ‬
،
“I'rob dibagi menjadi 4, yaitu: rofa', nashob, khofad
dan jazm.”[4]
keterangan :
1. Rafa’ : perubahan yang khusus, yang ditandai
dengan dlomah atau yang menggantinya. Contohnya
‫ ﺟﺎء ﻣٌﺤﻤ ٌﺪ‬:

2. Nashab : Yaitu perubahan yang khusus, yang


ditandai dengan fathah atau yang menggantinya,
ُ
contohnya ‫رأﻳﺖ‬ ‫زﻳﺪا‬

3. Khofad/jer : Yaitu perubahan yang tertentu,


yang ditandai dengan kasroh atau yang
menggantinya. Contohnya : ‫ﺑﺰﻳﺪ‬ ‫ﻣﺮر‬

4. Jazm : Yaitu perubahan yang tertentu yang


ditandai dengan sukun atau yang menggantinya.
Contohnya : ‫ﻳﻀﺮب ﻟﻢ‬

C. Tanda-tanda I’rob

Masing- masing i’rob mempunyai tanda yang


berbeda-beda, diantaranya sebagai berikut:

1. I’rob Rafa
ُ‫واﻟ ﻮن‬ ‫ﻋﺎﻠﻣﺎ اﻟﻀﻤ واﻟﻮاوُ واﺄﻟ‬ ‫ﻟﻠﺮﻓﻊ أرﺑ‬
‫ﻟ‬ ‫ت‬
Artinya : “I’rob rafa’ itu mempunyai 4 tanda, yaitu
dlomah, wawu, alif dan nun”.
Setiap kalimah, ketika rafa’ pasti menggunakan
salah satu dari 4 tanda tersebut. Dan setiap tanda
mempunyai tempat – tempat tersendiri yang akan
dibahas di bawah ini :

1) Dhammah, merupakan tanda i”rob asli.


contohnya maka ia menjadi tanda bagi rafa’
pada empat tempat :

(1) Pada Isim Mufrad, yaitu yang menunjukkan


makna tunggal. Contoh : ‫ﻗﺮأ ﻣُﺤﻤ ٌﺪ اﻟﻘﺮأن‬

(2) Jama’ taktsir, yaitu lafadz yang menunjukkan


arti banyak dan tidak terikat pada objek perempuan
maupun laki-laki. Jamak taksir juga dapat dimaknai
suatu lafadz yang menunjukkan arti banyak yang
bentuk lafadznya berubah dari bentuk tunggalnya.
Misalnya; ‫ ﻃﻠﺐ‬menjadi ‫ ﻃﻼب‬, contoh;
‫اﻟﻄﻼب اﻟﻤﺪرﺳﺔ‬ ‫ﺟﺎء‬
‫ﻓﻲ‬
3)) Jama’ muannas salim, yatu lafadz yang
menunjukkan makna jamak (banyak) yang
dikhususkan pada objek perempuan. Dan biasanya
di aakhiri dengan huruf alif dan ta’. Contoh : ‫ﺟﺎﺋﺖ‬
‫( اﻟﻤُﺴﻠﻤﺎ‬para wanita muslimah datang)
Keterangan : Lafadz ‫ﺴﻠﻤﺎت‬
ُ ‫ اﻟ‬adalah jama’ mu’annats
salim. Mufrodnya adalah ‫ اﻟ ﺴﻠﻤ‬yang berarti seorang
wanita muslimah. Ta’ – nya ‫ اﻟﻤُﺴﻠﻤ‬dibuang, lalu
ditambahkan alif dan ta’ alamat jama’

(4) fiil mudhari’ yang huruf akhirnya tidak bertemu


dengan alif tatsniyyah, wawu jama’, dan ya’
mu’annatsah mukhothobah. Fi’il mudlori’ adalah fi’il
yang di awali huruf ya’, ta’, hamzah, atau nun yang
zaidah (tambahan).

Contoh : ‫ ﻧُﻘﺎﺗ‬, ‫ اﻓﺘ‬, ‫ ﺗﻀﺮ‬, ‫ﻳﻨ ُﺮ‬

2) wawu, pada hakikatnya wawu adalah sebagai


pengganti (tanda far’i) dari tanda dhammah.Tanda
wawu sebagai ciri dari i’rab rafa’ bertempat di dua
tempat, yaitu[5]

(1) Jamak mudzakar salim, yaitu suatu kata yang


menunjukkan makna jamak yang dikhusukan pada
objek laki-laki, dan biasanya di akhiri dengan huruf
wawu dan nun (‫ )ن و‬pada tingkah rafa’ dan di akhiri
ya’ dan nun (‫ )ﻳﻦ‬pada tingkah nasab dan jer. Contoh;
‫اوﻟﺌﻚ ﻫﻢ اﻟﻤﻔﻠﺤﻮن‬
isim lima yakni (،2- ‫ ))اب‬Asma’ul khamsah, yaitu isim
‫ﻓﻮ‪،‬‬ ‫;‪،). Contoh‬اخ ﺣﻢ‪،‬‬
‫ذو‬
‫ و ﻣال‬،‫ ُﻓﻮك‬،‫ ﺣ ﻮك‬،‫ ﻮك‬،‫ﺟﺎء اﺑُﻮك‬
‫ا‬
3) alif, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada isim
-isim tatsniyyah yang tertentu.Isim tatsniyah adalah
suatu kata benda yang menunjukkan makna dua.
Isim tatssniyah biasanya di akhiri dengan huruf alif
dan nun (‫ )ن أ‬ketika rafa’, dan di akhiri ya’ dan nun (‫)ﻳﻦ‬
ketikaa tingkah nasab dan jer. Contoh;
‫اﺣﻤﺪ وﺣﺴ ﻃﺎﻟﺒﺎن ﺟﺪﻳﺪان‬
ٌ
4) Nun maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada fi’il
mudhari yang bersambung dengan dhamir tatsniyah,
dhamir jama’, dan dhamir muannats mukhatabah.
Nun menjadi tanda bagi i’rab rafa’ itu bertempat
pada fi’il mudhari’ yang bertemu dengan[6]

(1) Dhamir tastniyah, contoh;


‫ ﺗﻔﻌﻼن‬،‫ﻳﻔﻌﻼن‬
2)) Dhamir jamak, contoh;
‫ ﺗﻔﻌﻠﻮن‬،‫ﻳﻔﻌﻠﻮن‬
3)) Dhamir muannas mukhatabah, contoh;
‫ﺗﻔﻌﻠﻴﻦ‬
2. I’rob Nashab

I'rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah,


alif, kasrah, ya dan membuang (menghilangkan)
huruf nun. [7]

1) Fathah merupakan tanda i’rob nasab asli, maka


ia menjadi tanda bagi nashab pada tiga tempat :

(1) Pada Isim Mufrad, seperti dalam contoh :

‫زﻳﺪا‬ ‫ = رأﻳ‬aku telah melihat zaid


‫ﻛﺘﺎﺑﺎ‬ ‫ = اﺷﺘﺮﻳ‬aku telah membeli sebuah kitab

2)) Jama’ taksir, seperti contoh :

zaid-‫ﻮدا ُز‬ ‫ = رأﻳ‬aku telah melihat zaid


‫ﺘُﺒﺎ‬ ‫ = اﺷﺘﺮﻳ‬aku telah membali beberapa buah kitab

(3) Fi’il Mudhari apabila kemasukan padanya amil


yang menashabkan dan pada akhir kalimatnya tidak
bertemu dengan sesuatupun. (dari alif tatsniyah,
wawu jamak,dan nun taukid). Contoh:

‫ = ﻳﻔﻌﻞ ﻟﻦ‬dia tidak akan dapat berbuat


‫ﻟﻦ ﻧﺒﺮح ﻋﻠﻴﻪ ﻋﺎﻛﻔﻴﻦ‬
2) Alif. Alif menjadi alamat bagi i’rab
nashab berada pada asma’ul khomsah,
Contoh :

Asma’ul khomsah
‫أﺑﺎك و أﺧﺎك‬ ‫ = رأﻳ‬aku telah melihat ayahmu dan
saudaramu

3) Kasrah. Kasrah menjadi alamat i’rab nashab


hanya terdapat pada bentuk jamak muannats salim
saja. Contoh :

Jamak muannats salim

‫اﻟُﻤﺴﻠﻤﺎت‬ ‫ رأﻳ‬lafadh dari jamak (bentuk ‫) ُ ﻣﺴﻠﻤٌﺔ‬


‫( رأﻳ ﺛﻴﺒﺎت‬bentuk jamak dari lafadh ‫)ﺛﻴﺒ‬

4) Ya’. Ya menjadi alamat bagi i’rab nashab pada


isim tatsniyah dan jamak mudzakar salim. Contoh:

(1) Isim tatsniyah


ُ
‫ﻗﺮأت ﻛﺘﺎﺑﻴﻦ‬ = aku telah membaca dua buah kitab

Huruf ya’ di sukun kan dan huruf sebelumnya di


fathah kan
(2) Jamak mudzakaar salim
guru-‫اﻟُﻤﻌﻠﻤﻴﻦ‬ ‫ = رأﻳ‬aku telah melihat guru

Huruf ya’ di sukun kan dan huruf sebelumnya di


kasrah kan

(3) membuang nun(Hafdzu Nun). Membuang nun


menjadi alamat pada i’rab nashb pada af’aalul
khomsah. Yang di rafa’ kan dengan memakai nun
itsbat .Seperti lafadz:
‫ان‬
= hendaknya mereka berdua mengetahui
‫ﻳﻌﻠﻤﺎ‬
‫ = ﺗﻌﻠﻤﺎ ﻟﻦ‬hendaknya kamu berdua mengetahui
‫ان ﻳﻌﻠ‬ = hendaknya mereka mengetahui
‫ﻮا‬
‫ = ﻮا ﺗﻌﻠ ان‬hendaknya kalian mengetahui

‫ = ﺗﻌﻠﻤﻰ ان‬hendaknya engkau perempuan mengetahui

3. I'rob Jar / Khofad

Tanda I'rob jar adalah kasroh, ya dan fathah.[8]

1) Kasroh, masuk pada tiga tempat, yaitu :

(1) Isim mufrod, ‫( ﻗﻠﻤﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻜﺘﺐ‬penaku diatas


meja)
(2) Jamak taksir,
‫ﻋاﻟﻴ ٌﺔ‬
‫‪ (para‬ل اﻟﺮﺟا‬
‫‪ lelaki‬ل ﻫﻤ‬
‫‪itu‬‬
mempunyai cita-cita yang tinggi)

(3) Jamak muanas salim, ‫ﻋﻠﻰ اﻟﻄاﻟﺒﺎت‬ ‫( ﺳﻠﻤ‬saya


memberi salam kepada siswi-siswi).

2) Ya’. masuk pada tiga tempat, yaitu :

(1) Asma’ul khomsah, ‫( أﺗﺬﻫﺐُ اﻟﻰ ؟ أﺧﻴﻚ‬apakah


kamu akan pergi kepada saudaramu?).

(2) Isim tasniyah, ‫ﻣﻦ‬ ‫( ﺳﻤﻌ ﻫﺬا اﻟﺨﺒﺮ‬saya


‫ﻃاﻟﺒﻴﻦ‬
mendengar berita ini dari dua orang siswa).

(3) Jamak muzakar salim, ‫ﻣﻦ‬ ‫( اﻟﻠ ﻢ اﺟﻌﻠﻨﺎ‬ya


‫اﻟﻔﺎﺋﺰﻳﻦ‬
Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang
mendapatkan kemenangan).

3) Fathah, masuk pada satu tempat, yaitu :

(1) Isim ghoir munsorif (isim yang tidak menerima


tanwin), $‫( ﻫﺬه اﻟﺴﻴﺎر ُة ﻟﻌﺎﺋﺸﺔ‬mobil ini milik Aisyah).

4. I’rab jazm

I’rab jazm merupakan i’rab yang dikhususkan untuk


kalimat fiil. Adapun tanda irab jazm yang akan kita
bahas disini ada dua, yaitu sukun dan membuang
(nun+huruf ‘illat). Dalam redaksi kitab jurumiyah
disebutkan sebagai berikut :
ُ‫واﻟﺤﺬف‬ ‫ﻮ‬ ‫وﻟﻠﺠﺰم ﻋﺎﻠﻣﺘﺎن اﻟ‬
Artinya : I’rab jazm mempunyai dua alamat atau
ciri (tanda), yaitu sukun dan membuang.

i’rab jazm dalam ilmu nahwu ditandai dengan dua


tanda yaitu harakat sukun dan hadf (membuang),
yang dimaksud dengan membuang disini adalah
membuang huruf ‘illat dan juga membuang huruf
nun. Mungkin diantara teman-teman ada yang belum
tahu apa itu huruf ‘illat, tidak apa-apa, pada tulisan
selanjutnya insyaallah akan saya tulis sebuah
postingan yang khusus membahas tentang
penjelasan apa itu yang dimaksud dengan huruf
‘illat.[9]

Adapun tanda irab jazm yang menjadi bagian


terakhir dalam pembagian i’rab dalam ilmu nahwu
adalah sebagai berikut :

1) Sukun, yang menjadi tanda pokok dalam i’rab


jazm.

Contoh :

‫ ﻟﻢ ﻳﻀﺮب‬Asalnya ‫ﻳﻀﺮ‬
‫ ﻟﻢ ﻳﻨ ﺮ‬Asalnya ‫ﻳﻨ‬

‫ﻟﻢ ﻳ ﻦ‬ Asalnya ُ‫ﻳ ُﻜﻮن‬

2) Membuang nun yang menjadi tanda rafa’.

Contoh :
‫ ﻟﻢ ﺗﻔﻌﻠُﻮا‬Asalnya ‫ﺗﻔﻌ ُﻠﻮان‬
‫ﻟﻢ‬ Asalnya ‫ﺗﻔﻌﻠﻴﻦ‬
‫ﺗﻔﻌﻠﻰ‬
‫ ﻟﻢ ﻳﻔﻌﺎﻠ‬Asalnya ‫ﻳﻔﻌﺎﻠن‬
‫ ﻟﻢ ﺗﻔﻌﺎﻠ‬Asalnya ‫ﺗﻔﻌﺎﻠن‬

‫ ﻟﻢ ﻳﻔﻌ ُﻠﻮا‬Asalnya ‫ﻳﻔﻌ ُﻠﻮان‬

3) Membuang huruf ‘illat.

‫ﻟﻢ ﻳﺮم‬ Asalnya ‫ﻳﺮﻣﻰ‬

Contoh :

‫ ﻟﻢ ﻳﺨﺶ‬Asalnya ‫ﻳﺨﺸﻰ‬
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

I’rab adalah “pengubahan” atau “perubahan” akhir masing-masing kata

karena perbedaan faktor yang memasukinya, menganggap bahwa i’rab itu


adalah suatu proses perubahan yang abstrak, tidak kelihatan konkret.
Berubahnya akhir kata itu tidak kelihatan, tiba-tiba saja tanda i’rab itu
berubah menjadi tanda i’rab yang lain.

Definisi ini menganggap bahwa i’rab itu berada di antara ketentuan tanda
i’rab yang satu dengan yang lainnya. Padahal masing-masing i’rab, yakni i’rab
rofa’, nashab, jar dan jazm itu adalah ketentuan setelah selesainya
‘perubahan’ itu, misalnya berubah menjadi i’rab nashab, berubah menjadi
i’rab jar atau menjadi i’rab jazm atau menjadi i’rab rofa’. Jadi i’rab itu bukan
berada pada saat perubahan itu tetapi pada saat ketentuan setelah selesai
perubahan itu. Pada saat perubahan itu tidak ada namanya, hanya sekedar
proses perubahan saja.

B. Saran

Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari atas banyaknya


kekurangan dalam penyusunannya, yang disebabkan karena keterbatasan
kemampuan kami. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik baik dari Ibu dosen maupun dari para pembaca, agar makalah ini
dapat lebih mendekati kesempurnaan. Dan semoga penyusunan makalah
ini selalu mendapat ridlo dari Allah SWT Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Berbahasa Arab:

Abu Zahrah Muhammad, Al-Milkiyyah Wa Nazariyyah Al-„Aqd Fi Asy-Syarîah

Al-Islâmiyyah, IskanDâriyah, Dâr al-Fikr al-‘Arabi, t.t.

Al-‘Amidi Saif ad-Dîn, al-Ihkâm fî Usûl al-Ahkâm. cet.1. Beirut, Dâr al-Fikr,

1996.

Al-‘Umarî Nadiyyah Syarîf, Al-Ijtihâd Fi Al-Islâm, cet. 3. Beirut, Muassasah


arRisalah, 1986.

Al-‘Umari, Al-Ijtihad Mesir, Dâr Al-Maktab, t.t.

Al-Ashfahani Al-Imâm Abû Nu’aim, Al-Hilyatu Al-Auliyâ, Juz IV, Beirut, Dâr

Al-Fikr, t.t.

Al-Haitami ‘Alî Ibnu Abû Bakr, Majma‟uz Zawâ‟id, Juz III, Beirut, Dâr Al-Fikr,

2003.

Al-Husaini Taqiyuddîn Abû Al-Abbâs Ahmad bin Âli bin Abdul Qadîr,
AlIghatsah Al-Ummah fi Kasyfi Al-Ghummah, Mesir, Dâr Kutub Al-Ilmiyah.

Al-Jauziyyah Ibn al-Qayyim, I„lâm al-Muwaqqi„în „an Rabb al-„Âlamîn. Juz III

Beirut, Dâr Al-Jail, 1973.

Al-Jâzirî Abdurrahmân, Fiqhu „alâ Madzâhibu Al-Arba‟ah, Istambul, Dâr Sevaka,

2001.

Al-Ju'fi Abu Abdullah Muhammad bin Ismâil bin Ibrâhim bin al-Mughirah, Shahih

Al-Bukhari, Beirut, Dâr Al-Fikr, t.t.

Anda mungkin juga menyukai