Matakuliah:bahasa Arab
NAMA:MOHAMMAD SHOIM
2022-2023
KATA PENGANTAR
khususnya dan umum nya bagi semua pihak .kritik dan saran
Penulis
Daftar isi
KATAPENGANTAR.................................................................ii
DAFTARISI.............................................................................iii
Abstrak....................................................................................1
BABI PENDAHULUAN
...........................................................................................1
A. LatarBelakang...................................1
B. Rumusanmasalah.............................1
C. Tujuanpenulisanmakalah.................1
BABII PEMBAHASAN
...................................................................................................2
A. Pengertiani’rob..................................2
B. Pembagiani’rob.................................3
C. Tanda-tanda I’rob..................................4
BABIII PENUTUP
.................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................10
B. Saran.................................................10
11DAFTARPUSTAKA............................................................10
ABSTRAK
I'rob adalah perubahan di akhir kalimat sebab
perbedaan Amil yang masuk pada kalimat tersebut.
yaitu( 4 ada itu i'rob ta Tanda ٫ﺧﺎﻓﺔ٫ ﻧﺎﺻﺐ٫ راﻓﺎء
)ﺟﺎزام
I'rob juga masuk pada isim dan fi'il,yang masuk pada
isim itu ada 3
ﺧﺎﻓﺔ٫ ﻧﺎﺻﺐ٫(راﻓﺎء
)
Dan yang masuk pada fi'ada 3 pula
)ﺧﺎزام
٫ ﻧﺎﺻﺐ٫(راﻓﺎء
Tanda tanda i'rob راﻓﺎءi tu ada 4yaitu
).(ﺿﻤﺎ)(ؤاؤ)( اﻟﻴﻒ)(ﺳﻮﺑﻮﺗﻮﻧﻮن
Tanda tanda i'rob ﻧﺎﺻﺐada 5 yaitu
)(ﻓﺎﺗﺤﺎ)(اﻟﻴﻒ)(ﻛﺎﺳﺮا)(ﻳﺎء)(ﺣﺎدﻓﻮﻧﻮن
i'rob tanda Tanda ﺧﺎﻓﺔyaitu 3 ada itu
)(ﻛﺎﺳﺮا)(ﻳﺎء)(ﻓﺎﺗﺤﺎ
Tanda tanda i'rob ﺟﺎزامitu ada 2 yaitu
)(ﺳﻮﻛﻮن)(ﺣﺎدﻓﻮن
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya dalam memudahkan pengkajian ilmu nahwu
telah ada sejak munculnya ilmu nahwu itu sendiri.
Berbagai konsep dan metode telah dikemukakan
oleh para tokoh nahwu. Disadari atau tidak, bahwa
perjalanan ilmu nahwu terus berjalan dari abad
klasik hingga abad modern bahkan kontemporer
saat ini. Tentunya terdapat banyak sejarah tokoh,
pemikiran-pemikiran, serta perdebatan yang terjadi
yang telah banyak memberikan warna tersendiri
dalam khazanah ilmu nahwu. Dengan landasan itu,
kiranya perlu banyak kajian terhadap ilmu nahwu
dalam rangka menggali lebih dalam sejarah
perkembangan nahwu hingga sekarang. Karena
sesungguhnya hal itu akan menjadi bukti eksistensi
suatu peradaban.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian I’ROB
Kata I’rab ( )إﻋﺮابsecara bahasa memiliki arti “baris”
atau juga “harakat”, Kata i’rab ada juga yang
mengatakan berasa dari bahasa arab yang
mempunyai arti perubahan, sedangkan menurut
professor doktor sarjana ahli nahwu, i’rob yaitu
perubahan yang terjadi pada ahir kata yang di
sebabkan oleh perbedaan amil yang masuk, baik
berupa lafadz atau taqdirnya. Sedangkan bina’ itu
merupakan kebalikan dari i’rab yang masing-masing
keduanya memiliki karekteristik yang sangat
berbeda-beda.[1]
B. Pembagian I’rob
وأﻗﺴﺎ ُﻪ أرﺑﻌﺔ:
ٌوﺟﺰم
وﺧﻔ، وﻧﺼ،ٌرﻓﻊ
ﺾ
،
“I'rob dibagi menjadi 4, yaitu: rofa', nashob, khofad
dan jazm.”[4]
keterangan :
1. Rafa’ : perubahan yang khusus, yang ditandai
dengan dlomah atau yang menggantinya. Contohnya
ﺟﺎء ﻣٌﺤﻤ ٌﺪ:
C. Tanda-tanda I’rob
1. I’rob Rafa
ُواﻟ ﻮن ﻋﺎﻠﻣﺎ اﻟﻀﻤ واﻟﻮاوُ واﺄﻟ ﻟﻠﺮﻓﻊ أرﺑ
ﻟ ت
Artinya : “I’rob rafa’ itu mempunyai 4 tanda, yaitu
dlomah, wawu, alif dan nun”.
Setiap kalimah, ketika rafa’ pasti menggunakan
salah satu dari 4 tanda tersebut. Dan setiap tanda
mempunyai tempat – tempat tersendiri yang akan
dibahas di bawah ini :
Asma’ul khomsah
أﺑﺎك و أﺧﺎك = رأﻳaku telah melihat ayahmu dan
saudaramu
4. I’rab jazm
Contoh :
ﻟﻢ ﻳﻀﺮبAsalnya ﻳﻀﺮ
ﻟﻢ ﻳﻨ ﺮAsalnya ﻳﻨ
Contoh :
ﻟﻢ ﺗﻔﻌﻠُﻮاAsalnya ﺗﻔﻌ ُﻠﻮان
ﻟﻢ Asalnya ﺗﻔﻌﻠﻴﻦ
ﺗﻔﻌﻠﻰ
ﻟﻢ ﻳﻔﻌﺎﻠAsalnya ﻳﻔﻌﺎﻠن
ﻟﻢ ﺗﻔﻌﺎﻠAsalnya ﺗﻔﻌﺎﻠن
Contoh :
ﻟﻢ ﻳﺨﺶAsalnya ﻳﺨﺸﻰ
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi ini menganggap bahwa i’rab itu berada di antara ketentuan tanda
i’rab yang satu dengan yang lainnya. Padahal masing-masing i’rab, yakni i’rab
rofa’, nashab, jar dan jazm itu adalah ketentuan setelah selesainya
‘perubahan’ itu, misalnya berubah menjadi i’rab nashab, berubah menjadi
i’rab jar atau menjadi i’rab jazm atau menjadi i’rab rofa’. Jadi i’rab itu bukan
berada pada saat perubahan itu tetapi pada saat ketentuan setelah selesai
perubahan itu. Pada saat perubahan itu tidak ada namanya, hanya sekedar
proses perubahan saja.
B. Saran
Al-‘Amidi Saif ad-Dîn, al-Ihkâm fî Usûl al-Ahkâm. cet.1. Beirut, Dâr al-Fikr,
1996.
Al-Ashfahani Al-Imâm Abû Nu’aim, Al-Hilyatu Al-Auliyâ, Juz IV, Beirut, Dâr
Al-Fikr, t.t.
Al-Haitami ‘Alî Ibnu Abû Bakr, Majma‟uz Zawâ‟id, Juz III, Beirut, Dâr Al-Fikr,
2003.
Al-Husaini Taqiyuddîn Abû Al-Abbâs Ahmad bin Âli bin Abdul Qadîr,
AlIghatsah Al-Ummah fi Kasyfi Al-Ghummah, Mesir, Dâr Kutub Al-Ilmiyah.
Al-Jauziyyah Ibn al-Qayyim, I„lâm al-Muwaqqi„în „an Rabb al-„Âlamîn. Juz III
2001.
Al-Ju'fi Abu Abdullah Muhammad bin Ismâil bin Ibrâhim bin al-Mughirah, Shahih