Disusun oleh:
3. Novika 2111080154
2021
~1~
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pengertian
Isim, Fi’il, dan Hurf”. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh untuk dari
redaksi. Hal ini semata-mata disebabkan oleh keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis.
Mudah-mudahan segala kebaikan serta jasa yang telah diberikan semua pihak mendapat
~2~
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim.............................................................................................................6
B.Pengertian Fi’il...............................................................................................................7
C. Pengertian Hurf..............................................................................................................8
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN ...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10
~3~
BAB 1
PENDAHULUAN
~4~
B. Rumusan masalah
1. Agar dapat mengerti dan memahami apa yang di maksud dengan kalimah isim.
2. Agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan kalimah fi’il.
3. Agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan harf.
~5~
BAB II
PEMBAHASAN
1. A. PENGERTIAN ISIM
Isim dalam ilmu nahwu diartikan sebagai berikut:
ضعًا بِزمن ت ْقتر ْن ول ْم ن ْفسِها فِي م ْعنًى على دلَّت كلِمة هو ا ِالسْم
ْ و
Artinya: “Isim adalah kata yang menunjukan pada makna tersendiri dan tidak disertai
dengan status waktu”.
Dari pengertian diatas,setidaknya ada 3 point pokok yang harus kita pahami, dan ini
penting.
-Pertama, isim merupakan kalimah. Karena kalimah itu ada tiga, yaitu isim, fi’il dan
haraf. -Kedua isim menunjukan makna tersendiri, hal ini menjadi pembeda dengan hurf
yang tidak memiliki makna tersendiri.
-Ketiga isim tidak disertai status waktu. Hal ini menjadi pembeda dengan fi’il yang harus
ada status waktunya.
B. CIRI CIRI ISIM
1. Adanya tanwin, contohnya :
رجل
Kalimah رجلmerupakan isim, cirinya dibaca tanwin pada harakat akhirnya. Setiap
kalimah yang harakat akhirnya dibaca tanwin, baik tanwin fathah, kasrah. Dhommah,
maka itu adalah isim.
2. Adanya alif lam ( )الcontohnya :
لمالِك
Kalimah لمالِكmerupakan isim, cirinya diawali dengan huruf lam. Setiap kalimat yang
diawali dengan alif lam ( )الmaka itu isim. على
3. Didahului oleh huruf jar, contohnya:
ض
ِ على األ ْر
Kalimah ض
ِ أل ْرmerupakan isim, cirinya dimasuki huruf jar على.
Haraf jar merupakan haraf yang biasa memasuki kalimah isim. Kenapa
dinamakan haraf jar? Karena isim yang sudah dimasuki oleh haraf ini i'robnya menjadi
khofadl (jar).
4. Didahului oleh ya ( )ياnida, yaitu ya ( )ياyang berfungsi untuk menyeru contohnya :
يا مح َّمد
Kalimah مح َّمدmerupakan ya ياnida.
~6~
C. CONTOH ISIM
Adapun contoh isim sebagai berikut :
()كِتاب
Dibaca: Kitaabun
Artinya: Buku
Kata kitaabun ( )كِتابmerupakan isim. Hal ini sesuai dengan pengertian yang telah diuraikan
di atas.
-Pertama, kitaabun ( )كِتابmerupakan sebuah kalimah, atau sebuah kata.
-Kedua, kitaabun ( )كِتابsudah memiliki arti tersendiri, yaitu buku. Beda dengan huruf yang
belum punya arti apabila belum menempel dengan kalimah lain.
Contoh haraf, misalnya lam ()ل. Lam ( )لbelum punya arti, dan baru punya arti bila sudah
menempel dengan kalimah lain. Bila sudah menempel dengan kalimah lain, baru akan
ketahuan apakah artinya untuk, karena, seperti, hendaknya, milik, maka, dll. Kalau hanya lam
( )لsaja bingung mau diartikan apa?
-Dan ketiga, kitaabun ( ) ِكتابtidak memerlukan status waktu. Karena status waktu hanya
cocok untuk fi'il (kata kerja).
Status waktu itu ada 3, yaitu yang berarti "akan", "sedang" dan "telah".
Coba saja kita masukan status waktu pada buku yang merupakan isim, misalnya "sedang
buku", "akan buku" dan "telah buku", aneh bukan? Karena status waktu hanya cocok untuk
sesuatu yang merupakan fi'il (kata kerja) misalnya sedang memukul, akan memukul, telah
memukul.
2. PENGERTIAN FI’IL
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu
masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang).
Macam-macam fi’il
Kalimat fi’il itu ada 3 macam, yaitu: fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amar.
1. Fi’il Madhi
Fi’il madhi adalah kata kerja yang menunjukkan arti suatu pekerjaan atau peristiwa pada
waktu lampau (past tense).
-Tanda-tanda fi’il madhi:
a. Huruf akhirnya berharakat fathah dhahirah (jelas) maupun muqadarah (dikira-kirakan).
Harakat dhahir, contoh: فعل، ضرب، فتح، اكل، رحِ م، نصر، كتب، قال
Harakat muqadarah, contoh: رمى، دعى، نهى، أتى
b. Diakhir kata bisa dimasuki dhamir rafa’, contoh: فع ْلت، نص ْرت، اك ْلت
~7~
c. Diakhir kata bisa dimasukin ta’ ta’nits tsakinah (ta’ sukun yang bermakna perempuan),
ْ فتح، ت
contoh: ت ْ كتب، ت
ْ قال، ت
ْ جائ
2. Fi’il Mudhari’
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi
(present tense) atau akan terjadi (future tense).
Tanda-tanda fi’il mudhari’:
a. Selalu diawali salah satu huruf zaidah (tambahan) yang berjumlah 4, yaitu: أ، ن، ي، ت,
ْ ج ْوع م ِْن ي ْغنِى وال ي، لغِيةً ِفيْها تسْمع ال
Contoh: سمِن ال
b. Dapat diawali oleh amil nashab (kata yang menyebabkan fi’il huruf akhirnya berharakat
fathah), amil nashab itu seperti, أ ْن، ل ْن، كي، إِذ ْن, dll.
Contoh:ع ْنك ْم يخ ِِّفف أ ْن للا ي ِريْد، عا ِك ِفيْن عل ْي ِه نبْرح ل ْن
c. Dapat diawali oleh amil jazem (kata yang menyebabkan fi’il huruf akhirnya berharakat
sukun), amil jazem itu seperti, ل ْم، ل َّما، أل ْم، أل َّما، ال،, dll.
Contoh: ال ِبَل ِد ِف ْي مِثْلها ي ْخل ْق ل ْم ا َّلت ِْي، ْ صدْرك لك ن ْشر ْح أل ْم
البَِل ِد فِ ْي مِثْلها ي ْخل ْق ل ْم الَّت ِْي،
ْ صدْرك لك ن ْشر ْح أل ْم
3. Fi’il Amar
Fi’il Amar adalah kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative) untuk melaksanakan
pekerjaan.
Tanda-tanda fi’il amar:
Biasanya diakhiri dengan harakat sukun, contoh: ِم ْنه ْم تبِعك فم ْن اذْهبْ قال
Bisa dimasuki wawu jamak (wawu yang menunjukan arti banyak), contoh: صَلة وأقِيموا
َّ وءاتوا ال
َّ اركعوا
الزكاة ْ الرا ِكعِين مع و
َّ
4. PENGERTIAN HURF
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa harf adalah kata yang tidak bisa dipahami
maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain. Dengan demikian, kata ini tidak akan
kata memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan pada kata-kata lain. Dengan makna yang
serupa, definisi lain mengatakan, sebagai berikut:
. نى إِ َّال مع غـي ِْرها ْ ا ْلح
ً ــرف هو كل كلِمـــة ليْس لها م ْع
Artinya:
“harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali disandingkan dengan kata
lain.”
Contoh:
ْ
Dari مِن : dalam kalimat:
~8~
ِ انا ْخرج مِن اْلب ْي
Saya keluar dari rumah: ت
Keاِلى : dalam kalimat:
Dia menyerahkan buku itu ke gurunya هو س ِلِّم اْلكِتاب اِلى اْالسْتا ِذ
Dalam ف ِْى: dalam kalimat:
Anda membaca qr’an dalam Mesjid ت ْقرأ اْلق ْراان فِ ْى اْلمس ِْج ِد
Depan امام: dalam kalimat:
اجلس امام لفصل
Saya duduku di depan kelas
Huruf-huruf diatas akan memiliki makna yang dapat dipahami oleh pendengar atau lawan
bicara saat ia disandingkan dengan kata-kata lain. Namun, saat ia berdiri sendiri tanpa
disandingkan dengan kata-kata lain maka ia tidak akan memiliki makna sempurna yang dapat
dipahami.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah adalah kata.
Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu yang tersusun dari 3 kata (baik itu fi'il,
isim, harf) atau lebih, baik berfaidah atau tidak. Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan
yang tersusun sehingga pendengar atau lawan bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai
dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab.
Kalimat terbagi menjadi tiga, yaitu:
Isim, yaitu setiap kata yang menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan, benda, tempat,
waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.
Fi’il, yaitu kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu.
Harf adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata
lain.
~9~
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Amiruddin, Tata Bahasa Arab (Surabaya: Al-Ihsan, 1992), hal 3.
[2] A. Amiruddin, Tata Bahasa Arab, hal 4.
[3] Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum Dalam
Al-Qur’an (Jakarta: Penamadani, 2008), hal 157.
[4] Ghaziadin Djupri, Ilmu Nahwu Praktis. Surabaya: Apollo, Tanpa tahun, hal 10.
~ 10 ~