Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBAGIAN KATA ISIM DAN FI’IL


DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH QIRO’ATUL KUTUB
DOSEN PENGAMPU : ZUL ARWAN M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1

 Elsa (2201010074)
 Walid Muhammad Siregar (2201010171)

UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberkan kita berbagau macam nikmat,
sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa kita ke keberkahan ,
sehingga semua cita cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.

Terima kasih sebelum-nya kami ucapkan kepada dosen dan teman teman sekalian yang
telah membantu , baik bantuan moril maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan
dalam waktu yang ditentukan. Kami menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal perkondisian kepada dosen serta teman teman sekalian, yang kadang kala
hanya menuruti egois pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah semoga apa yang kami
susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi maupun teman teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan makalah ini.

Berastagi , 11 Okt. 23

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................ 4
A. Latar belakang masalah ........................................................................................... 4
B. Rumusan masalah .................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................ 4
BAB II.................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 5
A. Pengertian kalima Atau Kata ............................................................................... 5
B. Pembagian Kalimah Atau kata ............................................................................. 5
C. Isim (Kata Benda) ................................................................................................. 6
D. Fi’il (kata Kerja) ................................................................................................... 7
E. Harf (Kata keterangan) ........................................................................................ 8
BAB III ................................................................................................................................ 9
PENUTUP ........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sebagai umat Islam, Kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari al-Quran
dan sunnah sebagai dua sumber utama ajaran Islam yang harus Kita pegang teguh.
Tentunya, Kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah mengetahui
kaedah-kaedah bahasa Arab, khususnya ilmu Sharaf dan Nahwu. Karena keduanya
merupakan kunci dalam mempelajari al-Quran dan sunnah.
Ketika hendak mempelajari sharaf dan nahwu, kebanyakan kalangan umat
Islam masih mempunyai pandangan bahwa belajar bahasa Arab itu sulit. Sehingga
banyak juga yang merasa malas untuk mempelajari kaedah-kaedah bahasa Arab.
Untuk mempermudah umat Islam dalam memahami kaedah-kaedah tersebut,
Penulis berinisiatif membuat makalah ini yang membahas di antara ilmu nahwu adalah
kalimah isim dan fail & Harf.
B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian Kata Atau Kalima.


2. Bagaimana Pembagian Kata Atau Kalimah.

C. Tujuan Masalah

1. Memahami makna kata atau kalimah.


2. Memahami pembagian kata atau kalimah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kalima Atau Kata

Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna yang bersifat
mufrod/tunggal. Jika kalimah dalam bahasa arab di bahasa indonesiakan maka disebut kata.

Kata dalam bahasa arab adalah ‫( الكلمة‬al-kalimah). Sebagaimana dalam bahasa


Indonesia, kata adalah gabungan yang terdiri dari huruf-huruf dan kata inilah yang akan
membentuk sebuah kalimat. Maka dalam bahasa arab, ‫( الكلمة‬al-kalimah) terdiri dari huruf-
huruf hijaiyah, dan gabungan dari ‫ الكلمة‬inilah yang akan membentuk struktur kalimat yang
dalam bahasa arab disebut sebagai ‫( الجملة‬al-jumlah).1
Al-kalimah atau ‫ ْال َك ِل َم ِِة‬adalah ‫( لَ ْفظٌ ِ ُم ْف َرد ٌِلَه ُِ َم ْعنَى‬lafazh tunggal yang mempunyai makna).
Adapun yang dimaksud dengan ٌِ‫ لَ ْفظ‬adalah suara yang terdiri dari huruf hijaiyah. Karenanya
semua kata yang bukan terdiri huruf hijaiyah bukanlah dinamakan ‫ال َك ِل َم ِِة‬,ْ sebagaimana kata
ْ Sementara maksud ٌ ‫ ُم ْف َر ِد‬adalah
yang tertulis tapi tidak terucapkan juga bukanlah sebuah ‫ال َك ِل َم ِِة‬.
terdiri dari satu kata.2
B. Pembagian Kalimah Atau kata

Dalam tata bahasa Arab, "kata" terbagi dalam tiga golongan besar,
ْ ِ‫)ا‬,Contoh: ِ ٌ‫(جَامِ ــعَة‬Kampus). Fi'il ( ِ‫)فِ ْعل‬,
yaitu; Isim ( ِ ‫سم‬ Contoh: ٌ ٌ‫( أَتَعَـــــلَّم‬Saya belajar),
dan Harf ( ِ ‫) َح ْرف‬, Contoh: ‫( فِي‬di, dalam). Pembagian ini didasarkan pada al-
istiqra` (penelusuran) dan at-tatabbu’ (penelitian). Maksudnya ialah bahwa para ulama bahasa
telah menelusuri dan meneliti semua kata-kata bahasa Arab, baik yang terdapat dalam al-
Qur’a>n, hadith, maupun ucapan orang-orang Arab yang fasih, dan mereka menemukan semua
kata itu tidak keluar dari 3 jenis pembagian tersebut. Untuk mendekatkan pemahaman, maka
ُِ ‫ا َ ْل ِف ْع‬sebagai kata kerja,
untuk sementara kita menafsirkan ِ ‫ا َ ْ ِْل ْس ُِم‬sebagai kata benda, ِ‫ل‬
dan ِ ‫ف‬
ُِ ‫ َح ْر‬sebagai kata keterangan.

Dalam mempelajari bahasa Arab, membedakan antara ketiga jenis ِ ‫ ْال َك ِل َم ِِة‬ini adalah suatu
keharusan agar tidak terjadi kerancuan dalam menerapkan kaidah. ِ ‫ا َ ْ ِْل ْس ُِم‬mempunyai kaidah-
ُِ ‫ا َ ْل ِف ْع‬mempunyai kaidah-kaidah nahwu sendiri, dan demikian pula
kaidah nahwu sendiri, ِ ‫ل‬
dengan ِ‫حــرف‬. Karenanya, sangat penting bagi seorang yang belajar nahwu untuk bisa

1 Amiruddin, A. Tata Bahasa Arab. Surabaya: Al-Ihsan, 1992.


2 Nadwi, Abdullah Abbas. Learning The Language Of The Holy Al-Qur’an (Belajar Mudah Bahasa Al-Qur’an). Bandung: Mizan, 1996.
ُِ ‫اَ ْل ِف ْع‬dan demikian pula
membedakan ketiganya, agar kaidah ‫ا َ ْ ِْل ْس ُِم‬tidak diterapkan di ِ‫ل‬
sebaliknya, karena hal itu akan menimbulkan kesalahan besar dalam membaca dan memahami
suatu ‫الجملة‬.3
C. Isim (Kata Benda)

Isim adalah setiap kata yang merujuk ke orang/manusia, hewan, tumbuhan, benda mati,
tempat, waktu, sifat, atau makna lainnya yang tidak terkait dengan waktu. Ringkasnya, semua
kata yang tidak termasuk dalam kata kerja dan "huruf" maka ia adalah
َ ‫(أ‬singa), ِ‫(شهر‬bulan) dan ِ ‫(اِستِقالَل‬kemerdekaan).
isim. Contoh: ٌِ ‫س ِد‬
Ciri-ciri isim :
1) Tanwin, artinya setiap kata yang memiliki atau memungkinkan untuk di-tanwin
(harakat akhirnya) maka ia adalah isim.
ٌِ ‫( رج‬rajulun = seorang laki-laki).
Contoh: ‫ل‬
2) Adanya alif-lam, contoh: ‫( الكتاب‬al-kitabu = buku).
3) Terletak setelah huruf nida' (untuk memanggil). Contoh: ‫( يا ِمحمد‬wahai/ya
Muhammad). Setiap kata yang terletak setelah ‫( يا‬wahai) maka ia adalah isim.
Dalam Bahasa Indonesia pun demikian, setiap kata yang muncul setelah 'wahai'
biasanya adalah kata benda (nama orang misalnya). Dan kata benda termasuk
bagian dari isim.
4) Majrur, yang di antara tandanya adalah harakat kasrah. Majrur merupakan salah
satu kekhususan yang dimiliki oleh isim. Majrur-nya isim bisa karena didahului
oleh huruf jar, atau karena merupakan bentuk idhafah.
Contoh: ِِ‫لى ِالش َج َرة‬
َ ‫ع‬َ (di atas pohon) merupakan bentuk jar-majrur, ‫لى‬
َِ ‫ع‬
َ adalah
huruf jar, sedangkan ِِ‫( الش َج َرة‬asy-syajarati) adalah isim yang karena didahului
oleh huruf jar sehingga dibaca majrur dengan kasrah.
Untuk bentuk idhafah, misalnya ‫( غصْن ِالش َج َر ِِة‬ghushnusy-syajarati =
ranting pohon). Kata ‫ غصْن‬adalah mudhaf, sedangkan ِِ‫ الش َج َرة‬mudhaf ilaih. Perlu
diingat, mudhaf ilaih selalu majrur. Jika ada satu kata yang berfungsi sebagai
mudhaf ilaih dan kata tersebut dapat langsung dimajrurkan (contoh: ِِ‫ الش َج َرة‬yang
majrur dengan kasrah) maka ia adalah isim. Mudhaf (dalam hal ini ‫) غصْن‬
sebenarnya pun adalah isim. Sehingga dapat kita katakan bahwa bentuk idhafah

3 Arsyad Azhar, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustak Pelajar, 2003.
dalam kasus di atas, baik itu mudhaf maupun mudhaf ilaih, keduanya adalah
isim.
5) Setiap kata yang menjadi pokok pembicaraan. Misalnya, ٌ ‫ِتاب ِ ُم ِف ْي ِد‬
ُ ‫( الك‬buku itu
bermanfaat). Yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat tersebut adalah
kataِ‫ِتاب‬
ُ ‫الك‬, sehingga ‫ِتاب‬
ُِ ‫ الك‬adalah isim.
Tanwin dan alif-lam tidak mungkin bersatu pada satu kata. Sebagai contoh
untuk kata‫( شجرة‬pohon).
Salah: ٌ ‫( الش َج َر ِة‬asy-syajaratun)
Benar: ٌ ‫( ش َج َر ِة‬syajaratun) atau ‫( الش َج َرة‬asy-syajaratu).
D. Fi’il (kata Kerja)

Fi’il adalah sebuah kata yang berfungsi untuk menunjukkan atas terjadinya suatu
peristiwa pada waktu tertentu (kata kerja). Fi'il dapat diidentifikasi dengan melihat salah satu
di antara ciri-ciri berikut.
a) Ta' Fa'il, yaitu huruf ‫ ت‬yang berkedudukan sebagai "pelaku" pekerjaan. Contoh:
ُِ‫( كتبت‬katabtu = aku telah menulis), huruf ta' di sini maknanya kembali ke dhamir
(kata ganti) ‫ أنا‬sebagai fa'il (pelaku). َِ‫( كتبت‬katabta = kamu telah menulis), huruf ta'
maknanya kembali ke dhamir َِ‫انت‬sebagai pelaku. 4
b) Ta' Ta'nits, yaitu huruf ‫ ت‬yang menunjukkan jenis muannats/perempuan. Contoh:
ْ
ِ‫كتبت‬ (katabat = dia perempuan telah menulis). Huruf ta' sukun di akhir, maknanya
kembali ke dhamir ‫( هي‬dia perempuan). ‫( ت َكتب‬taktubu = dia perempuan
sedang/akan menulis). Huruf ta' di awal, maknanya kembali ke dhamir ‫( هي‬dia
perempuan).
c) Ya' Mukhathabah, yaitu huruf ‫ ي‬yang menunjukkan kata ganti orang kedua atau
"kamu" atau pihak yang diajak bicara.
Contoh: ‫( تكتبيْن‬taktubiina = kamu perempuan sedang menulis)
‫( اُكتبي‬uktubii = wahai kamu perempuan, tulislah!)
d) Nun taukid, yaitu huruf ‫ ن‬yang ditambahkan di akhir kata untuk menunjukkan
makna penekanan. Contohnya ِ‫( ليكتبن‬liyaktubanna = hendaklah dia benar-
benar menulis).5

4 Dahlan, Juwairiyah. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: Usaha Nasional, 1992.

5 Shihab, Umar. Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum Dalam Al-Qur’an. Cetakan V. Jakarta: Penamadani, 2008.
Terdapat ciri lain yang memudahkan kita untuk mengenali suatu kata itu fi'il
atau bukan, yaitu apabila kata tersebut didahului oleh ِ ِْ‫(قد‬qad), ِ ‫س‬dan ِ ‫(سوف‬saufa).
Contoh:
( ِ ‫ )قدِْقا َمتِِالصالة‬maka kata ِ ‫قا َمت‬adalah fi'il.
( ِ‫ب‬
ُِ ‫سيَذ َه‬
َ ) maka kata ِ‫َب‬
ُِ ‫يَذه‬adalah fi'il.
( ِ ‫ )سَ ْوفِت ْعلَ ُمون‬maka kata ِ ‫ت ْعلَ ُمون‬adalah fi'il.

E. Harf (Kata keterangan)

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa harf adalah kata yang tidak bisa dipahami
maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain. Dengan demikian, kata ini tidak akan
kata memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan pada kata-kata lain. Dengan makna yang
serupa, definisi lain mengatakan, sebagai berikut:

َ ٌ‫نىٌ ِإ ََّّلٌ َم َع‬


.‫غـي ِْر ٌَها‬ ً ْ‫ْسٌلَ َهاٌ َمع‬ ْ ‫ا َ ْل َح‬
َ ‫ــرفٌه َوٌكلٌُّ َك ِل َمـــةٌٍلَي‬
Artinya:
“harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali disandingkan dengan kata
lain.”
Contoh:
Dariٌٌٌ :ٌ ْ‫مِ ن‬, dalam kalimat:
Saya keluar dari rumah ٌِ:ٌِ‫اَنَاٌا َ ْخرجٌٌ ِم َنٌٌاْلبَ ْيت‬
Keِِ:ِِِ‫ِلى‬
ٌَ ‫ ا‬, dalam kalimat:
ْ ‫ِلىٌٌاَّْل‬
Dia menyerahkan buku itu ke gurunya ٌٌ:ٌٌٌ‫ست َا ِذ‬ َ ‫س ِلِّمٌاْل ِكت‬
َ ‫َابٌٌا‬ َ ‫ه َوٌب‬
Dalamٌٌٌ :ٌٌ ‫ِى‬
ٌْ ‫ف‬, dalam kalimat:
ْ ‫ت َ ْق َرأٌاْلق ْراَا َنٌٌف ِْىٌٌاْل َم‬
Anda membaca qr’an dalam Mesjid ِ:ٌِِ‫س ِج ِد‬
Dariٌٌِ:ٌٌٌْ‫ عَن‬, dalam kalimat:
َّ ‫سأَلٌش َِهيْدٌٌع َِنٌٌال‬
:ٌٌٌٌ‫شه ِْر َّي ِة‬ ْ ‫َي‬
Huruf-huruf diatas akan memiliki makna yang dapat dipahami oleh pendengar atau
lawan bicara saat ia disandingkan dengan kata-kata lain. Namun, saat ia berdiri sendiri tanpa
disandingkan dengan kata-kata lain maka ia tidak akan memiliki makna sempurna yang dapat
dipahami.6

6 Djupri, Ghaziadin. Ilmu Nahwu Praktis. Surabaya: Apollo, Tanpa tahun.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar
atau lawan bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan objek
pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab.
Kalimat terbagi menjadi tiga, yaitu: 1) Isim, yaitu setiap kata yang
menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan, benda, tempat, waktu, dan sifat yang
tidak terikat oleh waktu, 2) Fi’il, yaitu kata yang menunjukkan kejadian suatu
peristiwa pada waktu tertentu, dan 3)Harf adalah kata yang tidak bisa dipahami
maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain.
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, A. Tata Bahasa Arab. Surabaya: Al-Ihsan, 1992.


Nadwi, Abdullah Abbas. Learning The Language Of The Holy Al-Qur’an (Belajar
Mudah Bahasa Al-Qur’an). Bandung: Mizan, 1996.
Arsyad Azhar, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustak Pelajar,
2003.
Dahlan, Juwairiyah. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: Usaha
Nasional, 1992.
Shihab, Umar. Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum
Dalam Al-Qur’an. Cetakan V. Jakarta: Penamadani, 2008.
Djupri, Ghaziadin. Ilmu Nahwu Praktis. Surabaya: Apollo, Tanpa tahun.

Anda mungkin juga menyukai