Anda di halaman 1dari 13

IDIOMATIK (AT TA’BIROTUL ISTILAHIYYAH)

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah : Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Mohammad Bahauddin, S.Hum, M.Hum.

Disusun Oleh:

Sefty Aryani Estiningtias 2310510089


Syafara Ainur Rahma 2310510090
Mohammed Ihdal Omam 2310510107
Wilda Salis Nuaima 2310510108

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS TAHUN 2023

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas rahmat-Nya
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dengan judul
“Idiomatik (At Ta’birotul Ishtilahiyyah)”
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Mohammad
Bahauddin, S.Hum, M.Hum selaku dosen Mata Kuliah Bahasa Arab. Kami juga
berterima kasih kepada para anggota kelompok 9 yang turut bersedia kerja sama
untuk membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Bahasa Arab sebagai bahasa internasional terutama di wilayah Timur Tengah,
digunakan dalam percakapan sehari-hari baik itu dalam suasana formal dan non-
formal. Sebagaimana bahasa pada umumnya, bahasa Arab pun memiliki tata
bahasanya sendiri. Termasuk masalah idiom. Idiomatik adalah salah satu kaidah
bahasa yang tidak bisa dilepaskan dari bahasa itu sendiri.
Idiom atau ungkapan yang ada dalam bahasa merupakan kaidah bahasa yang
konstruksi kata yang maknanya secara keseluruhan berbeda dengan makna masing-
masing unsurnya
Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai idiomatik dalam tata bahasa
Arab. Idiomatik ini akan dideskripsikan mulai dari definisi, jenis-jenis, contoh, serta
mengapa Idiom ada didunia ini, khususnya dalam bahasa Arab.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu kami menerima
masukan, kritik dan saran dari pembaca. Kurangnya referensi dan sumber yang
memadai mengenai idiomatik terutama dalam bahasa Arab mungkin menjadi salah
satu faktor kurang sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini menjadi salah satu
motivasi bagi pembaca untuk mencari lebih banyak lagi sumber dan referensi agar
pengetahuan mengenai kaidah bahasa terutama tentang idiomatik ini semakin luas.
Kurang dan lebihnya kami mohon maaf.

Kudus, 6 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Idiom
2.2. Jenis-Jenis Idiom dalam Bahasa Arab
A. Verba + Preposisi "‫"اُالفعاْل ل المؤعديت يخرف‬................................................................
B. Peribahasa "‫"مثل‬...............................................................................................
C. Ungkapan terpesona “‫ب‬ ُ ‫”َتَع ُّج‬............................................................................
2.3. Mengapa Idiom ada didunia ini

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang arbiter atau manasuka. Setisp kata
memiliki makna yang tidak sama dengan yang disimbolkannya. Tidak ada
keterkaitan antara bunyi(kata) yang diucapkan dengan benda yang diwakilkan.
Seperti kata m-o-b-i-l, masing-masing huruf dan rangkaian huruf-huruf tersebut
tidak ada kaitannya dengan benda beroda empat yang kita ketahui. Namun karena
sifat laiin dari bahasa pula, yaitu sifat konfensional, semua orang Indonesia sepakat
dan harus patuh bahwa rangkaian huruf m-o-b-i-l tersebut merupakan kata yang
mewakili alat tranportasi yang umumnya beroda empat.
Bahasa sangat berkaitan dengan makna, dengan berbahasa kita memahami
maksud dari penutur bahasa dan membeeri tanggapan atas bahasa yang
dikeluarkan. Makna sendiri bisa timbul dari susunan yang paling kecil hingga
rangkaian yang lebih rumit. Seperti dari setiap kata yang memiliki maknanya
sendiri.
Dalam sebuah wacana kita bisa saja paham isinya karena makna dari setiap
katanya. Namun pada kenyataanya ada pula makna yang kita pahami dari rangkaian
dua atau lebih kata. Dalam tatanan bahasa Indonesia, makna yang muncul dari
rangkaian dua kata atau lebih ini dikenal dengan istilah idiom.
Idiom pun ternyata tidak hanya dimiliki oleh bahasa Indonesia. Setiap
bahasa di seluruh dunia memiliki tata bahasa idiom ini tentunya dengan istilah yang
berbeda pula sesuai dengan bahasa yang mereka pahami. Dalam bahasa Inggris
idiom ini dikenal dengan istilah yang sama yaitu idiom. Dalam bahasa Belanda
dikenal dengan istilah idioom (dengan dua huruf o). Dalam bahasa Arab lebih
dikenal dengan ‫طالحى‬OOO‫ير اص‬OOO‫( تعب‬ta’biirishthilaahii). Hal ini karena kata atau
rangkaian kata yang termasuk ke dalam ta’biirishthilaahiiini berupa ungkapan-
ungkapan yang dalam bahasa Arab di antaranya dikenal dengan nama ‫ارات‬OO‫عب‬
(bentuk jamak dari ‫ )عبارة‬yang tidak bisa dimaknai secara etimologi atau secara
bahasa namun membutuhkan pemaknaan secara terminologi atau secara istilah.
Pengkajian idiom dalam makalah ini akan menitikberatkan pada
pembahasan idiom dalam bahasa Arab yang memiliki aturan dan batasan-batasan
tersendiri sesuai dengan kaidah bahasanya. Karena tidak dapat dipungkiri, bahasa
Arab merupakan salah satu bahasa Semit yang kaya dan paling lengkap. Baik itu
dari segi mufradat, makhraj washifatal-huruf, dan juga dari segi struktur bahasanya
seperti sharf, nahwu, usluub / balaghah. Karena kekayaan ini pula muncul
ungkapan-ungkapan yang memiliki struktur tertentu dengan makna tertentu.

1
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, beberapa masalah yang berkaitan dengan
idiomatik dalam bahasa Arab ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian idiom?
2. Apa saja jenis-jenis idiom dalam bahasa Arab?
3. Mengapa Idiom ada didunia ini?

C.Tujuan
Dirumuskannya beberapa masalah di atas dengan tujuan:
1. Mengetahui dan memahami definisi dari idiom.
2. Mengetahui jenis-jenis idiom dalam bahasa Arab.
3. Memahami cara berpikir dan pandangan orang Arab.
a.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Idiom (At Tabiratul Istilahiyyah)


Menurut al-Khuli (1982:125), idiom adalah ‫تعب ير يختل ف معن اه عن المع نى الكلي‬
‫( ألجزائه‬konstruksi kata yang maknanya secara keseluruhan berbeda dengan makna
masing-masing unsurnya). Lebih luas dari pendapat ini, Kridalaksana (1983:62)
mendefinisikan bahwa idiom adalah (a) konstruksi dari unsur-unsur yang saling
memilih, setiap unsur mempunyai makna yang hanya ada jika dipadukan dengan
unsur lain, (b) konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna
anggota-anggotanya.
Pengertian (a) mengacu pada gabungan kata dengan preposisi seperti ‫َي ُق ْو ُم‬
yang bermakna berdiri. Ketika kata ini bergabung degan preposisi ‫ بــ‬yang
bermakna dengan dan menjadi ‫ َي ُقْو ُم بــ‬bukan lantas bermakna berdiri dengan,
tetapi bermakna melakukan atau melaksanakan. Ketika ُ ‫ َي ُقْو م‬bergabung dengan
preposisi ‫ َع َلى‬yang bermakna di atas dan setelah menjadi ‫ َي َقْو ُم َع َلى‬bukan berarti
bermakna berdiri di atas, tetapi bermakna berdasarkan.
Pengertian (b) mengacu pada gabungan kata dengan kata lain seperti َ‫ َقام‬yang
bermakna berdiri, ketika bergabung dengan kata ‫ َقَع َد‬yang bermakna duduk lalu
menjadi ‫ َق اَم َو َقَع َد‬bukan berarti bermakna duduk dan berdiri, tetapi bermakna
bingung, resah, gundah gulana. Begitu pula kata ‫ َأَس اَل‬yang bermakna
mengalirkan, ketika bergabung dengan kata ‫ ُلَع اُب ُه‬yang bermakna air liurnya
kemudian menjadi ‫ ُأَس اَل ُلَع اَب ُه‬bukan berarti mengalirkan air liurnya, tetapi
menggiurkan.

1.2. Jenis – Jenis Idiom dalam Bahasa Arab


Bentuk dan struktur idiom dalam bahasa Arab sangat beragam tergantung
bentuk kata penyusunnya. Baik itu makna idiom yang diperoleh dari gabungan
dua kata, atau lebih. Kajian idiom dalam bahasa Arab pernah dilakuakan oleh
Mohammad Mnasyur dengan judul Mempelajari Idiomatik Bahasa Arab. lebih
lanjut ia menjelaskan bahwa idiom dalam bahasa Arab terbagi menjadi empat
macam yaitu

3
A. Verba + Preposisi " ‫"اُالفعاْل ل المؤعديت يخرف‬

Dalam kenyataan berbahasa banyak sekali verba – verba bahasa Arab dan
atau musyaqqotnya yang membutuhkan preposisi tertentu sebagai pasangannya
dalam memberikan makna tertentu pula. Konstituen idiom bentuk ini selalu verba
+ preposisi, sehingga dapat digolongkan kedalam frase verba karena salah satu
unsurnya adalah verba. Yang membedakan dengan frase verba adalah segi
semantisnya, dimana maknanya berbeda dengan susunan literalnya. Karena itu
Makkai menamakan idiom jenis ini dengan Idioiom Frase Verba.
Kombinasi – kombinasi verba + preposisi ini bembentuk makna baru yang
berbeda dengan makna asli verba tersebut, karenanya kombinasi yang demikian
disebut Idiom. Contohnya sebagai berikut:
(1) ‫ِاْعَتَم َد الُمَو ِّظُفْو َن َع َلى َقَر اِر الَو ِزْيِر‬
“Para karyawan berpedoman pada keputusan mentri”
(2) ‫عَِج بُْت ِم ْن الَم َناِظ ِر الَجِم ْيَلِة‬
“Saya mengagumi pemandangan indah”
Pada contoh – contoh di atas masing masing verba setelah bergabung
dengan preposisi, kehilangan makna aslinya dan membentuk makna baru. Idiom
jenis inilah yang paling tinggi frekuensi penggunaannya dalam buku – buku dan
ungkapan – ungkapan Arab, bahkan Al – Quran.

B. Peribahasa "‫"مثل‬
Peribahasa ini dalam bahasa Arab masuk ke dalam kategori idiom.
Peribahasa adalah ungkapan buku yang sering diucapkan untuk menyamakan
peristiwa dahulu yang menjadi sebab timbulnya ungkapan itu. Peribahasa dalam
bahasa Arab telah ada sejak masa Jahiliyyah, karena merupakan ungkapan lama
yang mengandung pengertian yang masih relevan dengan peristiwa – peristiwa
sekarang, bahkan pada masa yang akan datang. Menurut para pakar bahasa –
bahasa Arab khususnya peribahasa ini bentuk susunannya tidak berubah dan
biasanya mengiaskan sesuatu maksud yang tentu. Contohnya;
‫َسَبَق الَس ْيُف الَع ْذ َل‬
“Pedang telah terlanjur melukai” (terjemah harfiyah)
“Nasi sudah menjadi bubur” (terjemah idiomatik)

4
Berdasarkan contoh diatas, peribahasa memang harus diterjemahkan secara
idiomatik karena yang dimaksud adalah kelaziman maknanya bukan makna
satuannya. Idiom bentuk peribahasa ini termasuk kedalam idiom semimik yang
artinya konstruksi poliksemik yang menggabungkan makna literal dari leksem –
leksem konstituennya, dan berfungsi tambahan sebagai realisasi dari rangkaian
semimik yang tidak dapat diduga maknanya.
Selanjutnya, ada lagi bentuuk/istilah lain bahasa Arab yang masuk
kedalam kategori idiom yang hampir sama dengan peribahasa yaitu Kinayah
(sindiran). Kinayah ini berbentuk idiom, namun hanya sebagian saja. Karena yang
dimaksudkan adalah kelaziman maknanya secara kesatuan, bukan makna masing-
masing kata-katanya serta dapat dimaksud dengan arti aslinya.
Dalam buku Jauhar al-Maknun, tujuan kinayah itu antara lain; untuk
menjelaskan, untuk ikhtiar, untuk memelihara kehormatan, dan untuk
menghilangkan lafadz sebab menganggap jelek. Untuk jelasnya, lihat contoh
berikut:
(15) ‫َزْيٌد َطِوْيُل الَّنَج اِد َك ِثْيُر الَّر َم اِد‬
“Zaid itu panjang sarung pedangnya dan banyak abunya (harfiah)
“Zaid itu orang yang tinggi (perawakannya) dan dermawan (idiomatik)

Jika kita lihat perbandingan terjemahan diatas, maka akan terlihat


perbedaan yang sangat jauh antara “panjang sarung pedang” dengan “orang
tinggi” dan antara “banyak abunya” dengan “dermawan”. Dari sini terlihat bahwa
betapa sebuah idiom itu dalam hal ini dalam hal berbentuk kinayah – kinayah
harus diterjemahkan secara utuh dan dengan padanan yang tepat, sehingga mudah
dimengerti dan difahami oleh orang yang membacanya. Untuk contoh seperti ini
dalam bahasa indonesia banyak sekali seperti; panjang tangan, makan garam,
buah tangan dan sebagainya. Dari keduanya terdapat kesamaan yaitu tidak dapat
menerjemahkan frase-frase tersebut secara literal, walaupun secara harfiah
mempunyai makna tersendiri.

ُ ‫”َتَعُّج‬
C. Ungkapan terpesona “‫ب‬
Dalam bahasa Arab ‫َتَع ُّج ٌب‬/ ta ajub/ merupakan istilah yang menyatakan
keheranan atau kekaguman. Bahasa Inggrisnya adalah astonishment yang berarti
sama “keheranan”. Menurut Hassan Tamam, ia mengatakan bahwa:
‫صيغة التعجب هي صيغة التفضيل منقولة إلى معنى جديد في تركيب جديد وال سيما ألنها ورد تصغيرها‬
‫كما يصغر التفضيلوأن شروط صياغهما واحدة‬
“Bentuk ‫ َتَع ُّج ٌب‬itu adalah bentuk tafdhil yang berubah kepada makna yang baru
dalam susunan yang baru pula, sedangkan syarat keduanya adalah satu”

5
Adapun susunan/pola ‫ َتَع ُّج ٌب‬ini dalam bahasa Arab menurut para ahli tata bahasa
Arab tradisional antara lain “ ‫ ”َم ا َتَع ُّج ِبَّية‬dan “‫ ”ِفْعٌل‬yaitu “ ‫ ”َم ا َأْفَع َلُه‬atau “ ‫”َأْفِع ْل ِبِه‬.
Contoh
)1( ‫َم ا َأْج َم َل هِذِه الَم َناِظ َر‬
)2( ‫َأْج ِم ْل ِبٰه ِذِه الَم َناِظ ِر‬
“Alangkah indahnya pemandangan ini”
Dalam contoh tersebut sudah tidak jelas lagi arti satuan katanya. Dan ini
sesuai dengan pengertian idiom dimana masing – masing maknanya sudah tidak
bisa dipaksakan lagi. Dari sini jelas, bahwa ‫ َتَع ُّج ٌب‬sudah menjadi ungkapan baku,
atau menurut Hassan Tammam disebut dengan istilah ‫تركيب مسكوك‬/takrib
maskuk/atau ‫صيغ مسكوكو‬/siyagu maskukah/.

1.3. Mengapa Idiom ada didunia ini


Idiom adalah ungkapan yang memiliki makna khusus dan tidak dapat
diterjemahkan secara harfiah. Idiom ada di dunia ini, termasuk dalam bahasa
Arab, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk
berinteraksi satu sama lain. Idiom dalam bahasa Arab juga merupakan bagian dari
warisan budaya Arab yang telah berkembang selama berabad-abad. Idiom dalam
bahasa Arab sering kali memerlukan pemahaman mendalam tentang bahasa dan
budaya Arab, sehingga dapat membantu dalam memahami cara berpikir dan
pandangan hidup orang Arab. Selain itu, idiom juga dapat memperkaya kosakata
dan kemampuan berbahasa seseorang. Namun, karena idiom memiliki makna
khusus, maka diperlukan pemahaman yang baik tentang seni penerjemahan dan
konteks penggunaannya agar dapat digunakan dengan tepat dan efektif.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Idiom merupakan struktur bahasa yang terdiri dari gabungan kata baik dua
kata atau lebih yang maknanya berbeda dengan makna asli dari masing-masing
kata. Seperti halnya dalam gabungan kata ‫ رغب في‬yang berbeda maknanya dengan
gabungan kata ‫ إلى رغب‬dan gabungan kata ‫عن رغب‬. Gabungan kata yang pertama
bermakna suka, ingin. Gabungan kata yang kedua bermakna memohon atau
meminta. Sedangkan gabungan kata yang ketiga bermakna benci.
Jenis-jenis idiom dalam bahasa Arab sangat beragam, sehingga untuk
memudahkan akan dibagi berdasarkan tingkatan satuan sintaksis mulai dari kata,
frase, klausa, dan kalimat dengan jenisnya masing-masing.
Kategori kata pembentuk idiom, terdiri dari banyak bentuk idiom, di antaranya
bentuk ism-ism (‫)سّيد األّيام‬, fi’il-hurf (‫)صّد ر إلى‬, fi’il-ism (‫)أفل النجم‬, fi’il-ism-hurf (
‫)أغمض عينيه عن‬, fi’il-hurf-ism (‫)أغمض عينيه عن‬, fi’il-ism-ism (‫)حركت أوتار قلوبنا‬.
Kategori frase pembentuk idiom di antaranya: (1) konstruksi idhafy; (2)
konstruksi na’ty; (3) konstruksi munada; (4) konstruksi jarry; (5) konstruksi
istifhamy; dan (6) konstruksi zharfy.
Kategori Klausa pembentuk idiom. Contohnya kata ‫ يقوم على‬yang terdiri
atas dua kalimah dan mencakup unsur subjek, predikat dan partikel. Kata ‫يقوم‬
digolongkan ke dalam verba imperfektum karena memiliki ciri waktu sekarang
yang ditandai dengan prefiks ‫ ي‬pada ‫يقوم‬. Subjeknya berupa dhamir mustatir yaitu
laki-laki satu, sedangkan predikatnya yaitu kata ‫ يقوم‬itu sendiri. Sedangkan kata ke
dua merupakan partikel yang bermakna bebas tanpa ada kata sesudahnya, tidak
derivasi, dan tidak infleksi.
Kategori kalimat pembentuk idiom. Idiom bahasa Arab yang berupa kalimat ini
biasanya terdiri atas bentuk nomina dan bentuk verba, misalnya bentuk nomina:
‫العين بصيرة واليد فصيرة‬
Secara leksikal makna dari kalimat tersebut adalah mata melihat
sedangkan tangan pendek. Namun makna idiom yang dipahami adalah maksud
hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai. Dari segi strukturnya kalimat
tersebut merupakan jumlah ismiyah atau kalimat yang strukturnya diawali oleh
kata benda, manusia, hewan dan lain-lain.

7
B. Saran
Idiomatik merupakan salah satu fenomena bahasa yang pastinya akan terus
berkembang sesuai zaman dan kaidah bahasa yang berlaku di negara pemilik
bahasa. Perkembangan ini bisa jadi bertambahnya kosakata idiom baru dan juga
hilangnya kosakata lama. Oleh karena itu bahasan ini menjadi salah satu budaya
bahasa yang harus dijaga.
Perbanyak membaca referensi tata bahasa termasuk juga mengenai idiom ini.
Di antara referensi tersebut berupa kamus idiom yang memang jumlah dan
jenisnya tidak sebanyak kamus bahasa pada umumnya. Namun dari kamus itulah
kita bisa mengetahui kata-kata apa saja yang termasuk ke dalam idiom ini.

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia, 1981.

Khuli, Muhammad Ali, A Dictionary of Theoritical Linguistic 'English-Arabic


with an Arabic-English Glossary', Beirut: Librarie du Liban, 1982.

Kridalaksana, Harimurti, Kamus Linguistik, Jakarta: PT. Gramedia, 1984, Edisi


ke-3.

Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: PT.

Gramedia, 1989.

8
Larson, Mildred L, Penerjemahan Berdasar Makna Pedoman untuk Pemadanan
Antarbahasa, Jakarta: Arcan, 1991, Cet. ke-2.

Machali, Rochayah, Pedoman Bagi Penerjemah, Jakarta: PT. Grasindo, 2000.

Makkai, Adam, Idiom Srtucture in English, Den Haag: Mouton, 1972.

Mansyur, Mohammad, "Mempelajari Idiomatik Bahasa Arab", Mimbar Agama


dan Budaya, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 1990, No. 19, Th. ke-IX.

M. Echols, John dan Shadili, Hassan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta:


Gramedia, 1990.

Moeliono, Anton. M, Kembara Bahasa, Jakarta: Pt. Gramedia, 1989.

Muhammad Najib, Izuddin, Dr., Ususu al-Tarjamah 'Translation, Kairo:


Maktabah Ibnu Sina, tt.

Muhsin, Wahab, KHA, dan Wahab, T. Fuad, Drs., Pokok-pokok Ilmu Balaghah,
Bandung: Angkasa, 1983.

Munawwir, A. Warson, Kamus Arab-Indonesia, Surabaya Pustaka Progressif,


1997.

Musa ibn Muhammad al-Malyanay al-Ahmadi, Mu'jam al-Af"al al-Muta'addiyah


biharfin, Beirut: Dar el-'ilm lil Malayen, 1979.

Pateda, Mansoer, Drs., Semantik Leksikal, Ende-Flores: Nusa Indah, 1989, Cet.
ke-2.

9
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000, Cet. ke-1.

10

Anda mungkin juga menyukai