Anda di halaman 1dari 14

KATA (LAFAZH, KALIMAH) DAN TERMA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Logika Berbahasa
Dosen Pengampu : Dr.H. Muhbib Abdul Wahab, M.Ag

Disusun oleh :

Bal’an Nayyiron 11190120000114


Salsabila 11190120000115
Andhini Emmylia Sahara 11190120000106
Keysa Tamami 11190120000101
Lulu Maknun 11190120000117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-Nya
kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kata (Lafazh/Kalimah)
dan Terma”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Logika Berbahasa yang
diampu oleh Dr. Muhbib Abdul Wahab, M. Ag.. Makalah ini kami telah susun dengan baik dari
seluruh referensi yang terkumpul.

Kami sebagai penyusun menyadari akan adanya beberapa kekurangan dalam susunan
makalah kami, sehingga saran dan masukan dari pembaca kami harapkan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan dalam susunan makalah ini di penyusunan makalah berikutnya. Selain
itu terimakasih juga penyusun sampaikan kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dan motivasi sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya, besar harapan kami bahwa makalah ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya, serta dapat menjadi sumber kontribusi penambahan pengetahuan bagi para
pembaca. Khususnya dalam pengajaran bidang studi Pendidikan Bahasa Arab di dunia
pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 25 maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.........................................................................................................................iii
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................iii
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................iii
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................iii
BAB II.............................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.............................................................................................................................1
A. Kata.......................................................................................................................................1
B. Term......................................................................................................................................2
C. Konotasi dan Denotasi..........................................................................................................2
D. Ragam makna.......................................................................................................................2
BAB III.........................................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pada kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan luput dari berkomunikasi dengan
sesama. Berbagai cara dapat dilakukan agar komunikasi itu dapat tersampaikan dengan
baik. Entah dengan cara pengucapan secara langsung, isyarat, atau hanya dengan tulisan.
Perkataan, isyarat, atau tulisan sekalipun merupakan bentuk lahiriyah dari apa
yang ada pada fikiran seseorang. Melalui itu semua, seseorang dapat mengungkapkan apa
ia fikirkan atau rasakan, sehingga orang lain dapat memahami apa yang dimaksud dan
apa yang diinginkan atau rasakan. Tapi itu juga tidak menutup kemungkinan bahwa
semua yang ada dalam fikiran atau perasaan dapat diungkapkan dan diterima dengan
sempurna pada orang lain.
Pikiran adalah sebuah bentuk yang abstrak, masih berupa ide atau gagasan yang
ada dalam pikiran manusia dan tidak dapat dipahami oleh orang lain kecuali jika pikiran
tersebut disampaikan dengan berbagai macam cara. Salah satu/alat untuk menyampaikan
pikiran manusia adalah dengan melalui kata.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu kata?


2. Apa itu Term?
3. Apa itu denotasi dan konotasi
4. Apa saja ragam makna?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Diharapkan mahasiswa mengetahui dan memahami definisi kata.


2. Diharapkan mahasiswa mengetahui dan memahami definisi Term.
3. Diharapkan mahasiswa mengetahui dan memahami denotasi dan konotasi
4. Diharapkan maahsiswa mengtetahui pembagian ragam makna.

iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kata

Menurut pendapat para ahli Bahasa, kata adalah satuan-satuan terkecil yang diperoleh
sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagian-bagiannya, dan mengandung sebuah ide (Keraf,
1991:44). Kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain setiap satuan bebas
merupakan kata ( Kushartanti, 2005:15).

Dapat disimpulkan bahwa yang diamksud dengan kata adalah satuan bebas, atau bentuk
yang paling kecil, mampu berdiris sendiri, dan sudah mempunyai arti. Kata merupakan dua
macam satuan, yaitu satuan fonologi dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologi, kata terdiri
satu atau beberapa suku, dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Dan sebagai satuan
gramatik, kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.

Kata adalah unsur Bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan
kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.

Dalam logika kata adalah bagaian terkecil dari proposisi, berbeda dengan ilmu Bahasa
atau liguistik yang menyelidiki kata dari berbagai aspeknya.

Pengertian lafadz dan kalimah :

1) Lafadz, Apa itu lafadz ?


Lafadz dalam bahasa arab, adalah kata-kata dalam bahasa Indonesia. Lafadz adalah
satu nama yang diberikan pada rangkaian huruf abjad atau susunan beberapa huruf yg
mempunyai arti. Jika lafadz tidak mempunyai arti maka rangkaian huruf itu tidak
dapat disebut sebagai lafadz.

2) Kata (‫ )الكلمة‬Apa itu Kalimah (ُ‫?)ال َكلِ َمة‬

‫ لَ ْفظٌ لَهُ َم ْعنًى‬:‫ال َكلِ َمة‬


Kalimah (kata) adalah sebuah lafaz yang memiliki arti/makna.

1
Dalam bahasa arab sebuah kata disebut dengan “Kalimah” -menggunakan ‘H’-.
Contoh:

‫ فهم‬،‫ عالِـم‬،‫ محمد‬،‫بيت‬


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lafadz yang tidak
memiliki arti maka bukan kalimah (‫)الكلمة‬. Apakah ada lafadz yang tidak
bermakna? Ada, contoh lafadz ‫ َد ْي ٌز‬yang sebenarnya hanya kebalikan dari ‫زَ ْي ٌد‬.
Lafadz-lafadz seperti ini disebut dengan ‘Muhmal (‫’)ال ُم ْه َم ُل‬.

Macam-Macam Kalimat/Kata

Kalimah (‫ )الكلمة‬terbagi menjadi 3:

 Isim (‫)ا ِال ْس ُم‬: kata benda


 Fi’il (‫)الفِ ْع ُل‬: kata kerja
 Huruf ( ُ‫)الحرْ ف‬:
َ huruf.

B. Term

Term adalah kata atau rangkaian kata yang berfungsi sebagai subyek atau predikat dalam
suatu keputusan (kalimat). Term bisa berupa term tunggal atau term majemuk. Term itu tunggal
apabila hanya atas satu kata saja, dan term majemuk apabila terdiri dari dari dua atau tiga kata,
dan Bersama-sama merupakan suatu keseluruhan, menunjukan satu dan berfungsi sebagai
subyek atau predikat dalam suatu kalimat .

C. Konotasi dan Denotasi

Konotasi adalah sebuah kata yang mengandung makna kias atau bukan kata sebenarnya.
Sementara, denotasi adalah sebuah kata yang memiliki arti yang sebenarnya dan apa adanya
seperti yang sehari-hari digunakan.

Konotasi biasanya sering digunakan pada sebuah pantun, cerpen, dan beberapa karya
lainnya. Adanya konotasi tersebut bertujuan untuk memperindah sebuah kalimat ungkapan pada
sebuah kata. Sementara denotasi sering dijumpai karena merupakan kata yang sebenarnya tertulis
pada kalimat.

2
D. Ragam makna

A) Macam-macam makna

Secara umum makna kata dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Makna denotasi
Makna denotasi adalah makna yang sesuai dengan makna yang terdapat dalam kamus.
2. Makna konotasi
Makna konotasi adalah makna yang didasarkan atas perasaan tertentu atau nilai rasa
tertentu disamping makna dasar yang umum.
3. Makna leksikal
Makna leksikal adalah makna kata sebagai satuan bebas. Makna ini dapat disejajarkan
dengan makna denotasi.
4. Makna gramatikal
Makna gramatikal adalah makna suatu satuan bahasa yang dimiliki melalui proses
gramatikal.
5. Makna idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang terdapat pada kelompok kata tertentu yang tidak
dapat ditelusuri asal-usul kemunculannya. Makna ini bersifat kiasan.

B) Jenis-jenis makna

Jenis-jenis makna menurut para ahli

Menurut Pateda (2010: 96), jenis-jenis makna itu sebagai berikut.

1. Makna afektif
Makna afektif (Inggris: affective meaning, Belanda: affective betekenis) merupakan
makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata
atau kalimat. Misalnya, makna kata “anjing” dalam kalimat berikut memiliki nilai emosi
yang berbeda.
a. Anjing itu bulunya hitam.
b. Anjing kamu, mampuslah!

3
Kata anjing pada kalimat (a) menunjukkan sejenis hewan, tetapi pada kalimat (b)
menunjukkan orang yang dianggap rendah. Artinya, kata “anjing” memiliki makna yang
berkaitan dengan nilai rasa yaitu kata anjing dihubungkan dengan penghinaan dan
disamakan martabatnya dengan anjing. Makna afektif terkadang bisa menimbulkan suatu
rasa dalam benak para pendengar atau pembaca karena makna afektif berhubungan
dengan nilai rasa atau emosi pemakai bahasa, maka ada sejumlah kata yang secara
konseptual bermakna.
2. Makna denotatif
Makna denotatif (denotative meaning) adalah makna kata atau kelompok kata yang
didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa yang
diterapi satuan bahasa itu secara tepat. Makna denotatif adalah makna polos, makna apa
adanya yang sifatnya objektif. Contohnya, “adik kecilku sangat suka menggigit jari.”
3. Makna deskriptif
Makna deskriptif (descriptive meaning) yang biasa disebut pula makna kognitif
(cognitive meaning) atau makna referensial (referential) adalah makna yang terkandung
di dalam setiap kata. Contohnya, kata “pohon” bermakna tumbuhan yang memiliki
batang dan daun dengan bentuk yang tinggi besar dan kokoh. Makna kognitif tidak hanya
dimiliki kata-kata yang menunjuk benda-benda nyata, tetapi mengacu juga pada bentuk-
bentuk yang makna kognitifnya khusus dan termasuk pula partikel yang memiliki makna
relasional.
4. Makna ekstensi
Makna ekstensi (extensional meaning) adalah makna yang mencakup semua ciri objek
atau konsep (Harimurti, 1982: 103). Contohnya kata “ayah” dapat dimaknakan sebagai
orang tua anak-anak, laki-laki, telah beristri, sebagai kepala rumah tangga, atau orang
yang berusaha keras mencari nafkah untuk anak dan istrinya.
5. Makna emotif
Makna emotif (emotive meaning) adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi
pembicara atau sikap pembicara mengenai hal yang dipikirkan atau dirasakan (Shipley,
1962: 261). Contohnya, kata “kerbau” dalam kalimat “engkau kerbau”. Kata itu tentu
menimbulkan perasaan tidak enak bagi pendengar. Artinya, kata “kerbau” tadi

4
mengandung makna emosi yang menghubungkan sikap atau perilaku malas, lamban, dan
dianggap sebagai penghinaan. Orang yang dimaksud tentu akan merasa tersinggung dan
ingin melawan.
6. Makna gereflekter
Makna gereflekter (Belanda: gereflecteerde betekenis) muncul dalam hal makna
konseptual yang jamak, makna yang muncul akibat reaksi terhadap makna yang lain
( lihat, Leech, I, 1974: 33-35). Makna ini muncul karena sugesti emosional dan makna
yang berhubungan dengan kata atau ungkapan tabu. Contohnya kalimat ”mari kita
bersetubuh!” Meskipun kalimat ini wajar dilihat dari segi struktur, tetapi kata ini tidak
pantas dikatakan pada situasi pergaulan yang sewajarnya
7. Makna gramatikal
Makna gramatikal (gramatical meaning), makna fungsional (fungsional meaning), makna
struktural (structural meaning), atau disebut juga makna internal (internal meaning)
adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat. Contohnya
makna kata “pergi” dalam kalimat “adik pergi ke sekolah”. Makna konteks juga
berkenaan dengan situasinya yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa.
8. Makna ideasional
Makna ideasional (idetional meaning) adalah makna yang muncul akibat penggunaan
kata yang memiliki konsep. Contohnya kata “demokrasi”. Konsep makna kata
“demokrasi” adalah persamaan hak dan kewajiban seluruh rakyat. Makna ideasionalnya
yakni rakyat turut memerintah melalui wakil-wakil yang akan memimpin mereka. Rakyat
berhak mengawasi jalannya pemerintahan, tetapi rakyat berkewajiban pula untuk
bersama-sama menanggung biaya pembangunan yang mereka harapkan
9. Makna intensi
Makna intensi (intentional meaning) adalah makna yang menekankan maksud pembicara
(Harimurti, 1982: 103). Contohnya kata “pencuri itu lari”. Makna yang terkandung di
dalam kata itu berarti seseorang yang dianggap pencuri yang sedang berlari, bukannya
sedang bersembunyi atau ditembak.
10. Makna khusus

5
Makna khusus adalah makna kata atau istilah yang pemakainya terbatas pada bidang
tertentu. Contohnya kata “operasi”. Bagi militer, makna kata “operasi” dikhususkan
dengan upaya melumpuhkan perlawanan lawan atau menumpas perlawanan musuh.
11. Makna kiasan
Makna kiasan (transfered meaning atau figurative meaning) adalah pemakaian kata yang
maknanya tidak sebenarnya (Harimurti, 1982: 103). Contohnya kata “lapangan”. Pada
kata “bintang lapangan”, kata “lapangan” ini bermakna kiasan yang artinya orang yang
terampil bermain sepak bola.
12. Makna kognitif
Makna kognitif (cognitive meaning), makna deskriptif (descriptive meaning), atau makna
referensial (referential meaning) biasanya dibedakan atas hubungan antara kata dan benda
yang diacu atau disebut ekstensi/denotasi kata dan hubungan antara kata dan karakteristik
tertentu yang disebut konotasi kata (Shipley, 1962: 261). Makna kognitif adalah makna
yang ditunjukkan oleh acuanya, makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya
dengan dunia luar bahasa, objek atau gagasan, dan dapat dijelaskan berdasarkan analisis
komponennya. Contohnya kata “pohon”. Kata ini bermakna tumbuhan yang tinggi,
memiliki daun, dan kadang-kadang berbatang atau tidak.
13. Makna kolokasi
Makna kolokasi (Belanda: collocatieve betekenis) biasanya berhubungan dengan
penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama (cf., Leech, I, 1974: 35).
Contohnya kata garam, gula, ikan, sayur, terong, tomat, kata-kata ini berhubungan
dengan lingkungan dapur.
14. Makna konotatif
Makna konotatif (conotative maening) muncul sebagai akibat asosiasi perasaan a yang
didengar atau kata yang dibaca. Contohnya kata “amplop”. Kata “amplop” bermakna
sampul yang berfungsi tempat mengisi surat yang akan disampaikan kepada orang lain
atau kantor, tetapi berbeda halnya bila diubah ke dalam kalimat “berilah amplop agar
urusanmu segera selesai”. Maka kata “amplop” sudah bermakna konotatif yakni berilah
dia uang. Kata amplop dan uang masih ada hubungan, karena uang dapat saja diisi di

6
dalam amplop, dengan kata lain kata amplop mengacu kepada uang yang lebih
dikhususkan pada uang pelancar, uang pelicin, atau uang sogok.
15. Makna konseptual
Makna konseptual (Belanda: conseptuele betekenis) disebut juga makna denotatif. Makna
konseptual dianggap sebagai faktor utama di dalam setiap komunikasi. Contohnya kata
“ibu” yaitu manusia berjenis kelamin perempuan dewasa yang memiliki anak.
16. Makna konstruksi
Makna konstruksi (construction meaning) adalah makna yang terdapat di dalam suatu
konstruksi kebahasaan. Contohnya kata “milik” dalam kalimat mobil si Yopi yang
bermaksud terdapat di dalam konstruksi.
17. Makna kontekstual
Makna kontekstual (contextual meaning) atau makna situasional (situational meaning)
muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan konteks. Contohnya kata
“meninggal”. Pada kata ini, situasi yang tergambar adalah kedukaan yang akan memaksa
orang untuk mencari kata yang maknanya berkaitan dengan situasi itu. Orang akan
menggunakan kata yang maknanya ikut bersedih atau kasihan.
18. Makna leksikal
Makna leksikal (lexical meaning) atau makna semantik (semantic meaning) adalah
makna kata ketika kata itu berdiri sendiri. Contohnya kata “gawang”. Kata ini memiliki
arti dua tiang yang dihubungkan dengan kayu palang pada bagian ujung atas atau dua
tiang yang berpalang sebagai tempat sasaran memasukan bola dalam permainan sepak
bola.
19. Makna lokusi
Makna lokusi adalah makna yang terdapat di dalam ujaran ditambah dengan faktor-faktor
yang turut melahirkan ujaran tersebut, misalnya faktor konteks. Contohnya pada kalimat
”rumahmu bagus”. Lawan bicara yang mendengar ujaran itu dan berusaha memahami
kandungannya. Akibatnya lawan bicara akan senang karena mendapat pujian, tetapi jika
ternyata rumah itu kotor maka lawan bicara akan malu karena kalimat itu merupakan
penghinaan baginya.
20. Makna luas

7
Makna luas (extended meaning) menunjukkan bahwa makna yang terkandung pada
sebuah kata lebih luas dari yang dipertimbangkan. Contohnya kata “kuliah”. Bila tidak
mendapat penyempitan, kata kuliah ini memiliki makna waktunya luas. Bisa saja dari
pagi hingga siang atau pun sampai malam. Tetapi, bila kata “kuliah” ini diperjelas seperti
dalam kalimat “kuliah sebentar sore ini”, makna kata itu lebih mudah dipahami.
21. Makna pictorial
Makna piktorial adalah makna yang muncul akibat bayangan pendengar atau pembaca
terhadap kata yang didengar atau dibaca (cf, Shipley, 1962: 261). Contohnya kata
“kakus”. Orang yang mendengar atau membaca kata itu akan membayangkan hal-hal
yang berhubungan dengan kakus.
22. Makna proposisional
Makna proposisional adalah makna yang muncul apabila seseorang membatasi
pengertiannya tentang sesuatu. Contohnya, apabila ada yang mengujarkan kalimat sudut
segitiga, seseorang sudah dapat memastikannya 90 derajat.
23. Makna pusat
Makna pusat adalah makna yang dimiliki setiap kata meskipun kata tersebut tidak berada
di dalam konteks kalimat. Contohnya kata “melihat” yang dapat dirinci dari kegiatan,
objek, dan hasilnya. Berdasarkan kegiatannya, kata “melihat” bermakna melaksanakan
kegiatan. Berdasarkan objeknya, kata “melihat” berarti bermakna yang ditujukan kepada.
Berdasarkan hasilnya, kata “melihat” bermakna untuk mengetahui.
24. Makna referensial
Makna referensial adalah makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang
ditunjuk oleh kata. Contohnya kata “marah”, yang diacu adalah gejala marah seperti
muka cemberut, diam, dan bila berbicara menggunakan bahasa yang bernada tinggi, dan
kadang diikuti dengan anggota badan.
25. Makna sempit
Makna sempit merupakan makna yang berwujud sempit pada keseluruhan ujaran.
Contohnya pada kalimat “berikan gudang garam padanya.” Kata “gudang garam”
mengacu pada rokok yang berlabel gudang garam.
26. Makna stilistika

8
Makna stilistika adalah makna yang timbul akibat pemakaian bahasa. Contohnya dalam
suatu penggalan cerpen terdapat efek yang berhubungan dengan emosi seorang tokoh
seperti sedih, gembira, terkesima, dan sebagainya.
27. Makna tekstual
Makna tekstual adalah makna yang timbul setelah seseorang membaca teks secara
keseluruhan. Contohnya kata “menjurus” yang ada dalam artikel sebuah surat kabar di
halaman tertentu. Untuk mengetahui arti kata itu, perlu dibaca teksnya secara keseluruhan
sehingga baru bisa dibuat kesimpulannya.
28. Makna tematis
Makna tematis (Belanda: thematische betekenis) adalah makna yang dapat dipahami
setelah dikomunikasikan oleh pembicara atau penulis baik melalui urutan kata-kata,
fokus pembicaraan, maupun penekanan pembicaraan. Contohnya ketika makna waktu
yang ingin ditonjolkan dalam kalimat “kemarin, Ali yang menjual bakso bakar itu
meninggal.”
29. Makna umum
Makna umum (general meaning) adalah makna yang menyangkut keseluruhan atau
semuanya, tidak menyangkut yang khusus atau tertentu. Contohnya seperti kalimat “ia
memetik bunga di taman”. Kata “bunga” lebih bersifat umum karena tidak menyebutkan
secara khusus bunga yang dimaksud.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kata merupakan dua macam satuan, yaitu satuan fonologi dan satuan gramatik. Sebagai
satuan fonologi, kata terdiri satu atau beberapa suku, dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa
fonem. Dan sebagai satuan gramatik, kata terdiri dari satu atau beberapa morfem. Dalam logika
kata adalah bagaian terkecil dari proposisi, berbeda dengan ilmu Bahasa atau liguistik yang
menyelidiki kata dari berbagai aspeknya.

Term adalah kata atau rangkaian kata yang berfungsi sebagai subyek atau predikat dalam
suatu keputusan (kalimat). Misal ‘kucing itu tidur’; kata ‘kucing’ merupakan ‘subyek’, dan kata
‘tidur’ merupakan ‘predikat’nya. Dalam logika, kata-kata hanya penting sebagai term, artinya
kata-kata itu hanya penting sebagai subyek atau predikat dalam suatu kalimat.

B. Saran

Makalah yang pemateri buat ini sudah pasti memiliki kekurangan baik dari segi materi
maupun penulisan. Maka dari itu pemateri berharap pembaca bisa mengkoreksi apabila terdapat
kesalahan pada makalah ini.

10

Anda mungkin juga menyukai