Anda di halaman 1dari 94

ANALISIS ṬIBAQ DALAM SURAH „ĀLI-„IMRĀN

DAN SURAH AT-TAUBAH

SKRIPSI SARJANA
OLEH

RINNA AGUSTI
160704004

DEPARTEMEN SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISIS ṬIBAQ DALAM SURAH „ĀLI-„IMRĀN
DAN SURAH AT-TAUBAH

SKRIPSI SARJANA
OLEH

RINNA AGUSTI
160704004

DEPARTEMEN SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan
yang saya peroleh.

Medan, 18 September 2020

RINNA AGUSTI
160704004

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi yang digunakan dalam skripsi ini adalah Pedoman


Transliterasi berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 tahun 1987 dan No.
0543b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫ا‬ Alif Tidak Tidak dilambangkan


dilambangkan

‫ة‬ Ba B Be

‫د‬ Ta T Te

‫س‬ Sa Ṡ es (dengan titik


di atas)
‫ط‬ Jim J Je

‫ح‬ Ha ḥ ha (dengan titik di


bawah)
‫خ‬ Kha Kh ka dan ha

‫د‬ Dal D De

‫ر‬ Zal Ż zet (dengan titik di


atas)
‫س‬ Ra R Er

‫ص‬ Zai Z Zet

‫ط‬ Sin S Es

‫ش‬ Syin Sy es dan ye

‫ص‬ Sad ș es (dengan titik di


bawah)
‫ض‬ Dad ḍ de (dengan titik di
bawah)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


‫غ‬ Ta ṭ te (dengan titik di
bawah)
‫ظ‬ Za ẓ zet (dengan titik di
bawah)
‫ع‬ ‘Ain „ koma terbalik (di
atas)
‫غ‬ Gain G Ge

‫ؾ‬ Fa F Ef

‫ق‬ Qaf Q Ki
‫ن‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L El
‫و‬ Mim M Em

ٌ Nun N En

‫و‬ Waw W We

ِ Ha H Ha
‫ء‬ Hamzah ‟ Apostrof
ٌ Ya Y Ye

B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.
Contoh : ََ‫َز‬٣ََ‫ أَفََٔذ‬/ahmadiyyah/

C. Vokal
Vokal bahasa Arab adalah seperti vokal dalam bahasa Indonesia,
terdirii dari vokal tunggal atau menoftong dan vokal atau diftong.

a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal dalam bahasa Arab yang lambangnya berupa
tanda atau harkat, transliterasinya sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


--------------- (fathah) ditulis “a”, contoh : َ‫=ًََََََضَخ‬/kataba/َ
--------------- (kasrah) ditulis “i”, contoh َ:ََََََََ‫عَت‬ َ=/su‟ila/
--------------- (dammah) ditulis “u”, contoh : ََ‫َخ‬َٛ‫َز‬٣َ=/yażhabu/
ََََ
b. Vokal Rangkap
Vokal rangkap Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harkat dan huruf, tranliterasinya berupa gabungan huruf,
yaitu :
Vokal rangkap ١ ----------- (fathah dan ya) ditulis “ai”,
contoh :ََ‫ق‬٤ً = /kaifa/
Vokal rangkap ٝ --------- (fathah dan waw) ditulis “au” ,
contoh : ٍَٞ‫ه‬ = /qaula/

D. Vokal Panjang (maddah)


Vokal Panjang (maddah) lambangnya berupa harkat huruf,
tranliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu :
‫ث‬----- dan ١ ----- (fathah) ditulis "a", contoh : ٍَََ‫هَج‬ = َََ/qāla/

‫ث‬----- dan ١ ----- (kasrah) ditulis “i”, contoh :ََََََ٤‫ه‬ = ََََ/qīla/

‫ث‬----- dan ١ ----- (dammah) ditulis “u”, contoh : ٍََََٞ‫َو‬٣ = /yaqūlu/

E. Ta Marbutah
a. Ta marbutah yang mati atau yang berharkat sukun
ditransliterasikan dengan huruf “h”
Contoh : َ‫ز‬٤ٓ‫ؼزَثإلعال‬٣‫ = ثُشش‬al-syarī‟ah al-islāmiyyah
b. Ta marbutah yang berharkat hidup ditransliterasikan dengan
huruf “t”
Contoh : َ‫ثصشر‬ٞ‫ = َثُغ٘زَثُٔض‬al-sunnatu al-mutawātirah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


F. Hamzah
Huruf hamzah di awal kata ditulis dengan vokal tanpa
didahului oleh tanda apostrof („)
Contoh : َ‫ = إَصِّقجدَثْلٓز‬ittihad al-ummah, bukan „ittihad al-
;ummah

G. Lafzu al-Jalālah
Lafzu al-Jalālah ( kata ‫ )هللا‬yang berbentuk frase nomina
ditransliterasi tanpa hamzah.
ّ ٰ ‫ = َح ْج ُم‬ḥablulla
Contoh : ‫هللا‬
ّ ٰ ‫ = ؽجس‬Jarullah
َ‫َللا‬

H. Kata Sandang “al”


1. Kata Sandang “al-” tetap ditulis “al-” , baik pada kata
yang dimulai huruf qamariyah maupun syamsiyah .
Contoh : ََ‫ط‬ٝ‫ = ثُِٔيَثُو ُّذ‬/al-maliku al-quddu:su/

َََََ‫ثُغٔجَء‬ = /al-sama : ?u/


2. Huruf “a” pada kata sandang “al-‟‟ tetap ditulis
dengan huruf kecil, meskipun merupakan nama diri.
Contoh : َََ‫خ‬ُِٜ‫ث‬ = /al-lahab/

َ‫سر‬ٞ‫ = ثُٔ٘ظ‬/al-mansūrah/
3. Kata sandang “al-‟‟ di awal kalimat pada kata “ Allah
SWT, Qur‟an ditulis dengan huruf kapital.
Saya membaca Al-Qur‟an al-Karim
Saya berpegang teguh dengan Al-Qur‟an dan hadist .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

َْ٤‫دغَْللاَثُشَفَٖٔثُشَف‬

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah mengajarkan
kalam-Nya kepada manusia dan memberikan petunjuk untuk memberikan
kebenaran dan kebatilan. Shalawat dan salam juga penulis sampaikan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari
zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang dengan ilmu
pengetahuan.
Alhamdulillahi Rabbi al-„ālamīn atas limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“ANALISIS ṬIBAQ DALAM SURAH „ĀLI-„IMRĀN DAN SURAH AT-
TAUBAH” . Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Arab Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan disebabkan oleh pengetahuan dan kemampuan
serta pemahaman peneliti yang terbatas. Untuk itu, dengan kerendahan hati,
penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
kearah perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca maupun masyarakat pada umumnya yang ingin mendalami
ilmu bahasa Arab.
Medan, 18 september 2020
Peneliti,

RINNA AGUSTI
160704004

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum Warahmatullāhi Wabarakātuh


Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diwujudkan. Semoga kita semua
mendapatkan rahmat dan karunia Allah SWT baik di dunia maupun di
akhirat. Penulis menyadari terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan dan motivasi berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala,
kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Budi Agustono M.S,selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof Drs. Mauly Purba, M.A,
Ph.D selaku Wakil Dekan I,ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku
Wakil Dekan II, Bapak Prof. Ikhwanuddin Nasution, M.Si selaku
Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
dan kepada sivitas akademik yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
3. Ibu Dra. Rahlina Muskar Nasution,M.Hum.,Ph.D selaku Ketua
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara dan Bapak Drs.Bahrum Shaleh, M.Ag selaku
Sekretaris Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Suwarto, M.Hum selaku dosen pembimbing yang
dengan penuh perhatian memberikan waktu, ilmu, nasehat,
bimbingan, dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat
penulis rampungkan dengan baik.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Ibu Dr. Rahimah, M.Ag dan ibu Dr. Murniati, M.Hum selaku dosen
Penguji dan pengajar dengan penuh perhatian, yang telah
meluangkan pikirannya dalam membantu proses penelitian ini
hingga selesai tepat pada waktunya.
6. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu
Budaya USU, yang telah mengajarkan banyak ilmunya semenjak
penulis terdaftar menjadi mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu
Budaya USU hingga menyelesaikan skripsi ini. Serta kak Fitri
Agustina A.Md selaku Staf Administrasi Departemen Sastra Arab
yang telah banyak membantu penulis dalam hal administrasi.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis Ayahanda tercinta
Sunarto dan Ibunda Safrida yang telah menjadi orang tua terbaik,
yang selalu memberikan motivasi, nasehat, kasih sayang serta do‟a
yang tentu takkan bisa penulis balas. Serta kepada Kakakku Windi
Mai Sarah, dan Kembaranku Renni Agusti, dan Abangku Ari
Pradana, Rizky Ramadhan, dan Adikku Suwendi, Sri Oktavia yang
telah memberi do‟a kepada penulis sehingga penulis dapat dengan
mudah menyelesaikan skripsi ini. Serta keluarga besar tercinta,
terima kasih yang tak terhingga atas do‟anya, Semoga Allah
senantiasa mencurahkan rahmat dan ridha-Nya.
8. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2016: Jumaiki, Haryati,
Rara, Adinda, dan teman-teman lainnya yang tidak disebutkan satu
persatu, semoga kita semua sukses. Jazākumullāhu khairan.
Terima kasih atas segala bantu yang telah diberikan semoga Allah
SWT akan membalas semua kebaikan yang telah dilakukan.
Medan,
Penulis,

Rinna Agusti
160704004
iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 6
1.5 Metode Penelitian ..................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 9
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 23
3.1 Sekilas Tentang Surah „Ali-„Imrān ........................................... 23
3.2 Ṭibaq Ijabi pada Surah „Ali-„Imrān ............................................ 24
3.2.1 Ṭibaq yang tersusun dari Isim dengan isim ..................... 24
3.2.2 Ṭibaq yang tersusun dari fi‟il dengan fi‟il ...................... 36
3.2.3 Ṭibaq yang tersusun dari Hurf dengan Hurf .................... 42
3.2.4 Ṭibaq yang tersusun dari Isim dan Fi‟il ........................... 42
3.2.5 Ṭibaq yang tersusun dari Fi‟il dan Isim ........................... 43
3.3 Ṭibaq Salbi pada Surah „Ali-„Imrān ............................................ 45

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4 Sekilas tentang surah At-taubah ............................................... 50
3. 5 Ṭibaq Ijabi pada Surah At-taubah ............................................ 51
3.5.1 Ṭibaq yang tersusun dari Isim dengan isim ...................... 51
3.5.2 Ṭibaq yang tersusun dari fi‟il dengan fi‟il ........................ 59
3.5.3 Ṭibaq yang tersusun dari Hurf dengan Hurf ..................... 63
3.5.4 Ṭibaq yang tersusun dari Isim dan Fi‟il ............................ 64
3.5.5 Ṭibaq yang tersusun dari Fi‟il dan Isim ............................ 64
3.6. Ṭibaq Salbi pada Surah At-taubah ............................................ 65
BAB IV. PENUTUP ................................................................................. 72
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 72
4.2 Saran .............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 75
LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR SINGKATAN

SWT : Subhanahu wa ta‟ala


SAW : Sallallahu „alaihi wasallam
No : Nomor
QS : Qur‟an Surah
A.S. : „Alaihissalam

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Rinna Agusti (160704004) 2020. Analisis Ṭibaq dalam surah „Ali-


„imran dan surah At-taubah. Medan : Program studi Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Ṭibaq adalah
bagian dari keindahan makna yang dibahas dalam ilmu badi‟. Ṭibaq
adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu
kalimat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis ṭibaq


serta mengetahui struktur Ṭibaq yang terdapat pada Al-qur‟an surah
„Ali-„imran dan surah At-taubah. Penelitian ini menggunakan
pendekatan ilmu balaghah menggunakan teori Ali Jarim dan Mustafa
Amin dan Hasyimi.

Untuk menganalisis Ṭibaq ini, penulis melakukan penelitian


dengan studi kepustakaan ( Library research ) dan metode deskriptif.
Ṭibaq terbagi 2 jenis yaitu : 1. Ṭibaq Ijabi, 2. Ṭibaq Salbi.
Terdiri dari : Isim dengan isim , Fi‟il dengan Fi‟il , Isim dan Fi‟il,
Fi‟il dan Isim.

Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis Ṭibaq dalam surah


„Ali-„imran dan surah At-taubah . Ditemukan 73 ṭibaq yang tersusun
di 80 ayat, ṭibaq Ijabi yang tersusun diantara Isim dengan Isim 32
ṭibaq, yang tersusun diantara Fi‟il dengan Fi‟il 19 ṭibaq, yang
tersusun diantara huruf tidak ditemukan ṭibaq, yang tersusun
diantara Isim dan Fi‟il 3 ṭibaq, yang tersusun diantara Fi‟il dan
Isim 4 ṭibaq. Ṭibaq Salbi terdiri dari 15 ṭibaq.

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


‫ثُظ‪ٞ‬سرََثُضؾشَ‪٣‬ذَ‪٣‬ز‬
‫َ‬
‫س‪ّ٘٣‬جَأؿ‪ٞ‬عتض‪َ,۰۶۰۶(۴۰۶۴۶۱۶۶۱) ٢‬ثُضقِ‪٤‬تََػتَٖثُاذتجمَكت‪َ٢‬عت‪ٞ‬سرَرٍَػٔتشثَٕ‪َٝ‬عت‪ٞ‬سرَ‬
‫ثُض‪ٞ‬دز‪٤َٓ.‬ذثَٕ‪َ:‬هغَْث‪٥‬دثحََثُؼشَد‪٤‬زًََِ‪٤‬زَثُذسثعجسَثُغوجك‪٤‬زََؽجٓؼزَع‪ٓٞ‬اشرَثُشٔجُ‪٤‬زَ‪َ .‬‬
‫َ‬
‫َََََثُاذجمَ‪َٞٗٞٛ‬عََ ََٖٓثُٔقغ٘جسَثُٔؼ٘‪٣ٞ‬زَثُض‪َ٢‬صذقظَك‪َ٢‬ػِتَْثُذتذَ‪٣‬تغَ‪ََٛٝ.‬ت‪َٞ‬ثُؾٔتغَدت‪َٖ٤‬‬
‫ثُش‪٢‬ءَ‪ٝ‬ػذ‪َٙ‬ك‪َ٢‬ثٌُالّ‪َٝ.‬ثُـشعََٖٓ‪ٛ‬زثَثُذقظَ‪ََٓٞٛٝ‬ؼشكزَ‪ٝ‬ؽ٘غ‪َٚ‬ثُاذجمَ‪ٝ‬د٘جَة‪َ.َٚ‬ثُتز‪َ١‬‬
‫‪٣‬ؾ‪ٞ‬دَك‪َ٢‬ثُوشثَٕع‪ٞ‬سرَرٍَػٔشثَٕ‪ٝ‬ع‪ٞ‬سرَثُض‪ٞ‬دزَ‪ََٛٝ.‬زثَثُذقظَٗ‪ٞ‬ػ‪ََٖٓٞ‬ػََِْثُذالؿزَ‪َ ََٝ,‬‬
‫ََ‪٣‬غضؼََٔثُ٘ظش‪٣‬زَثُؾجسَّ‪َٝ‬أٓ‪ََٖٛٝ٤‬جش‪َ .٢ٔ٤‬‬
‫َ‬
‫َ ‪ٝ‬هجٓشَثُذجفغزَدجُذقظَػَٖثُاذجمََٖٓخالٍََثُذسَثعتزَثٌُٔضذ‪٤‬تزَ ) ‪ََٝ(Library research‬‬
‫ثعِ‪ٞ‬حَثُ‪ٞ‬طل‪٤‬ز‪ََ.‬ثُاذجمَثع٘جَٕٗ‪ٞ‬ػجرَ‪َ.۱َ:‬ثُاذجمَثالء‪٣‬ؾجحََ‪َ.۲‬ثُاذجمَثُغِخ‪َ َ.‬‬

‫َ‬
‫َ‪ََٝ‬د٘جة‪ََٚ‬صضٌ‪َ:َََٖٕٓٞ‬ثعََْ‪َٝ‬ثعَْ‪َ,‬كؼََ‪َٝ‬كؼَ‪َ,‬ثعَْ‪َٝ‬كؼََ‪َ,‬كؼََ‪َٝ‬ثعْ‪َ َ.‬‬
‫َثٓجَثُاذجمَك‪َ٢‬ع‪ٞ‬سرَرٍَػٔشثََٕ‪َٝ‬عت‪ٞ‬سرَثُض‪ٞ‬دتزَ‪َ.‬صت‪ٞ‬ػَ‪ ۷۳‬ثُاذتجمَ‪َٛٝ‬ت‪ََ ٞ‬صضٌت‪َ ٕٞ‬هت‪۸۸َ٢‬‬
‫ث‪٣‬جس‪َ,‬ثُاذجمَثالء‪٣‬قجحَ‪َ٢ٛٝ‬صضٌ‪ََََٖٕٓٞ‬دجثُالءعتَْ‪َٝ‬ثعتَْ‪َٛٝ‬ت‪َ٢‬كت‪َ,۳۲َ٢‬ثُاذتجمَدجثُلؼتََ‪َٝ‬‬

‫كؼََ‪َ٢ٛٝ‬ك‪ ,۱٩ ٢‬ثُاذتجمَثُقتشفَالَص‪ٞ‬ؽتذ‪َ,‬ثُاذتجمَدجثإلعتَْ‪َٝ‬ثُلؼتَََ‪َٛٝ‬ت‪َ٢‬كت‪َ,َ۳َ٢‬ثُاذتجمَ‬

‫ثُلؼََ‪َٝ‬ثإلعَْ‪َ٢َٛٝ‬ك‪َ,۱َ٢‬ثُاذجمَثُغِخَ‪َ٢َٛٝ‬ك‪َ َ. ۱۵َ٢‬‬

‫‪viii‬‬

‫‪UNIVERSITAS SUMATERA UTARA‬‬


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang telah di karunia


oleh Allah SWT untuk hidup berbudaya, dan salah satu unsur ke budayaan
adalah bahasa. Bahasa pada dasarnya adalah suatu sistem lambang atau
syarat yang di pergunakan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia
lainnya. Bahasa memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia,
Hampir seluruh kegiatan memerlukan bahasa. Menurut Keraf, (1991: 2) :
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang
bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

ََMenurut (Asrori, 2004: 5) bahasa adalah:

ْٜ‫ّ ػٖ أؿشثػ‬ٞ‫ج ًَ ه‬ٜ‫ؼذش د‬٣ ‫ثس‬ٞ‫ثُِـز أط‬


/al-lugatu aṣwātu yu‟abbiru bihā kulla qaumin „an `agrādihim/ „Bahasa
adalah suara yang digunakan oleh setiap bangsa atau masyarakat untuk
mengemukakan ide‟. ( Ibnu jinni dalam Asrari, 2004: 5)

َََََََََBahasa yang ada di dunia ini sangatlah banyak dan beragam, salah
satu bahasa dari bahasa yang ada di dunia adalah bahasa Arab yaitu bahasa
yang digunakan dalam Al-Qur‟an sesuai dengan firman Allah SWT :

)2َ:َ‫عق‬ٞ٣(َِٕٞ‫ّجًَُؼٌَِْصؼو‬٤‫َهشءًٗجَػشد‬ُٚ٘‫إٗآَأٗض‬
َ
/Inna anzalnahu Qur‟anan „Arabiyyan la‟allakum ta‟qiluna/
Sesungguhnya kami menurunkan Al-Qur‟an dengan bahasa Arab,
agar kamu memahaminya. (Q.S. Yusuf : 2)
1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ََ َََََََAl-Qur‟an adalah kitab suci yang tiada tandingan dari seluruh kitab
yang ada.َMengungkapkanَkandunganَAl-Qur‟anَdenganَribuan bahkan
jutaan lembaran َhalamanَpunَtidaklahَmengakhiriَisiَkandungannya.َ
Siapa َsaja yang membacanya tidak akan pernah merasa bosan untuk
mengulangَdan mengulanginya lagi.َMengkaji dan menghayatinya niscaya
tidak akan puas dan tak akan selesai, itulahَkitab suci Allah yang membuat
gunung-gunung, langit dan bumi tunduk gemetarَtidakَsanggup
mengembannya.َAl-Qur‟anَ adalahَamanatَyang dibebankan kepada
manusia untuk melestarikan َdanَmengharmoniskan kehidupan di dunia
danَmemperoleh kebahagian sejati yang abadi di dua tempat yang
masing-masingَmemiliki dimensi yang berbeda tapi saling kondusif dalam
menentukanَkedudukan dan posisi setiap individu di sisi Allah SWT, dan
Nabi-Nyaَ(Abdurrahman,َ1997).

Menurut Bik, (1980: 6) : Al-Qur‟an diturunkan secara berangsur-


angsur dalam masaَ22 tahun, 2 bulan, 22 hari dan terbagi surat Makkiyah
dan Madaniyyah yangَterdiri dari 30 juz dan 114 surat. Salah satu
keistimewaan Al-Qur‟an adalah keindahan bahasa yang tidak mudah untuk
dijelaskan bagi yang tidak memahami bahasa Arab serta tidak ada
pengetahuan tentang tata bahasa Arab. Karena kata-kata dan kalimat-
kalimatnya singkat dapat menampung banyak makna. Salah satu makna
yang terkandung dalam Al-Qur‟an adalah Ṭibaq dan Muqabalah dalam
ilmu Badi‟, yang merupakan bagian dari ilmu Balaghah.

Menurut Jarim, Pengertian Balaghah adalah sebagai berikut :

٢‫جَك‬َُٜ,‫قز‬٤‫قزَكظ‬٤‫ثػقجَدؼذجسرَطق‬ََٝ٤ِ‫َثُؾ‬٠٘‫زَثُٔؼ‬٣‫َصؤد‬٢ٜ‫ثُذالؿزَك‬
َ‫ثالشخض‬َٝ,َٚ٤‫وجٍَك‬٣َٟ‫َؽَٖأُز‬َُِّٞٔ‫َٓغَٓالءٓزًًَََال‬,‫ثُ٘لظَأعشخالح‬
َ.ٕٞ‫خجؽذ‬٣َٖ٣‫أُز‬
2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


/al-balāgatu fahiya ta`diyatun al-ma‟nā al-jalīli wāḍiḥānَbi‟ibāratiَََ
ṣaḥīḥatin faṣīhatin, lahā fī an-nafsi `aṡaru khallābi, ma‟aَmulā`amatin kullu
kalāmin lilmawaṭini `al-lażī yuqālu fīhi, wa alasykhaṣuَ`al-lażīna
yukhāṭibūna/ 'Balaghah mendatangkan makna yangَagung dan jelas, dengan
ungkapan yang benar dan 'fasih', memberi bekas yang berkesan di lubuk
hati, dan sesusai dengan situasi orang yang berbicara dan dengan orang
yang di ajak bicara‟. Ali jarim (1994: 8).

Balaghah berasal dari kata ‫ذِتؾَ–َدالؿتز‬٣َ–َ‫ دِتؾ‬/„balagha-yablughu-


balāghatan‟/َArtinya sampai, fasih lidah, petah berkata-kata (Yunus, 1972:
72). Makna yang sama juga ditemukan dalam kamus Al-munawwir, َ‫ثُذالؿتز‬
/al-balāghatu/ artinya kefasihan. (Munawwir, tt : 107)

Pokok-pokok ilmu balaghah terbagi pada tiga ilmu yaitu Ilmu


Ma‟ani, Ilmu Bayan dan Ilmu Badi‟ (Shomal dkk, 2007: 13). Dari ketiga
pembagian ilmu balaghah tersebut, peneliti mengambil fokus penelitian
pada ilmu badi‟. Ilmu Badi‟ adalah Ilmu untuk mengetahui bentuk-bentuk
keindahan dalam kalam. Ilmu Badi‟ terbagi atas 2 macam, yaitu
muḥassinātu al-ma‟nawiyyah dan muḥassinatu al-lafẓiyyah.

Hal ini diungkapkan oleh Hasyimi (1994: 177). Cara-cara


memperindah kalimat itu ada kalanya dari segi makna dan ada kalanya dari
segi lafaz, dengan istilah lain dikatakan: ma‟nawiyah ( ‫تز‬٣ٞ٘‫َ) ٓؼ‬dan lafẓiyah

( ‫تز‬٤‫) ُلظ‬. Badi‟ ma‟nawi ialah badi‟ yang senantiasa wajib menjaga segi
makna, bukan segi lafaz. Jadi badi‟ masih tetap berubah lafaz - lafaznya.
Adapun badi‟ lafzi ialah badi‟ dimana tata cara memperindahnya kembali
kepada segi lafaz saja, bukan makna.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sesuai dengan kajian َ‫تتتز‬٣ٞ٘‫ٓقغتتت٘جسَثُٔؼ‬ /muḥassinatu al-
ma‟nawiyyatu/ dikenal pula cakupan pembahasan sesuai ilmu badi‟ yaitu
Ṭibaq.
Menurut Jarim dan mustafa (1960: 360)

َ ّ‫َثٌُال‬٢‫َك‬ٙ‫ػ َّذ‬ََٝ‫ء‬٢‫َٖثُش‬٤‫ ثُؾٔغَد‬َٞٛ‫ثُاذجم‬


/At-tibaqu huwa al-jam‟u bayina asysyai‟i didduhu fi al-kalami/ „Ṭibaq
adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu kalimat‟.

Ṭibaq ini disebut juga dengan badi‟ Muthabaqah, Tadhad


(berlawanan), Tathbiq ( Takafu‟, dan Tathabuq, yaitu mengumpulkan
dalam kalimat antara dua makna yang saling berbandingan, baik
perbandingan itu berupa dua makna yang berlawanan, atau makna yang
positif dan makna negatif (Hasyimi, 1994: 190).

Contoh :
)222َ:َّ‫َ(ثْلٗؼج‬ٚ٘٤٤‫ضًجَفَ أف‬٤َٕٓ‫ًَٖٓج‬ٝ‫أ‬
َ
/A wa mang kāna maitan fa aḥyaināhu/ “Dan apakah orang yang sudah
mati lalu kami hidupkan”. (Al-na‟am : 122)

Bila diperhatikan contoh diatas makaَ didapatkanَ bahwaَ contoh


tersebut mencakup dua kata yang berlawanan yaitu kata ‫ضًتج‬٤ٓ /maitan/

menjadikan „mati‟ dan َٚ‫٘ت‬٤٤‫ أف‬/aḥyaināhu/ „hidupkan‟ merupakan kata yang


menjadi lawanya.

Berdasarkan contoh diatas dapat difahami bahwa Al-Qur‟an adalah


kitab suci yang mengandung nilai estetis sangat tinggi termasuk
mukjizat Al-Qur‟an yang terletak pada segi balaghahnya yang tinggi
4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


termasuk pula di dalamnya terdapat kandungan ilmu badi‟ (Drajat, 2014:
100). Beberapa sejarawan dan sastrawan arab menyatakan bahwa Al-Qur‟an
diturunkan oleh Allah SWT sebagai penyaing bagi sastra masa Jahiliyah
yang terkenal dengan ketinggian sastranya (Tami, 2016: 1)

Maka penulis tertarik memilih objek Surahَ„Ali-„Imrān dan surah


At-Taubah. Dalam suatu penelitian atau penulisan sebuah karya ilmiah,
tentunyaَpeneliti mempunyai alasan mengapa judul tersebut diangkat
dalam suatuَpembahasan. Adapun alasan peneliti memilih Al-Qur‟an
Surahَ„Ali-„Imrān dan At-Taubah sebagai data penelitian adalah karena
Al-Qur‟an memiliki keistimewaan yang tidak akan ada dimiliki oleh
kitab-kitab lainnya.

Selain itu Bahasa Al-Qur‟an yang sangat mudah dipahami oleh


setiap pembacanya dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bagi setiap
kaum muslimin dan muslimat. Peneliti ingin mendalami tentang ilmu
Balaghah terutama tentang Tibaq. Karena pada Surah „Ali-„Imran dan
Surah At-Taubah yang menurut pengamatan peneliti banyak ditemukan
Tibaq. Oleh karena itu peneliti ingin mengkaji lebih dalam lagi mengenai
Tibaq yang ada pada kedua surah tersebut.

Hasil penelitian sementara yang penulis telitiَ ditemukan 73


Ṭibāq yang terdapat dalam 80 ayat. Pada Surahَ„Ali-„Imrān yaitu
surah ke-3 dalam Al-Qur‟an yang terdiri dari 200 ayat dan surah At-
Taubah surah ke-9 dalam Al-Qur‟an yang terdiri dari 129 ayat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.2 Rumusan Masalah

Penulis perlu memberikan perumusan masalah dalam penelitian ini


untuk memfokuskan permasalahan sehingga hasil yang dicapai sesuai
dengan sasaran yang diinginkan dan terhindar dari penyimpangan. Dalam
hal ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja jenis Ṭibāq yang terdapat dalam surahَ„Ali-„Imrān


dan surah At-Taubah ?
2. Bagaimana struktur Ṭibāq yang terdapat dalam surahَ„Ali-„Imrān
dan surah At-Taubah ?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:


1. Mengetahui apa saja jenis Ṭibāq yang terdapat dalam Al- Qur‟an
surahَ„Ali -„Imrān dan surah At-Taubah
2. Mengetahui struktur Ṭibāq yang terdapat pada Al-Qur‟an surahَ
„Ali-„Imrān dan surah At-Taubah

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis


maupun praktis, yaitu :
a. Kegunaan teoritis
1. Menambah sumbangsih untuk khazanah ilmu pengetahuan dalam
kajian Sastra Arab yang berkaitan dengan ilmu balaghah.
2. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian lanjutan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kegunaan praktis
1. Kajian ini dapat membuka wawasan para mahasiswa untuk
mengetahui nilai balaghah didalam Al-Qur‟an.
2. Mengembangkan cabang ilmu lainnya yang akan digunakan dalam
meneliti Al-Qur‟an.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research)


dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu:
prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,
mengklafikasikan, menganalisis, menginterprestasikan berdasarkan pada
fakta-fakta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu Balaghah dengan


teori Ali Jarim dan mustafa Amin. Sumber data yang peneliti ambil sebagai
objek penelitian ini surah „Ali-„Imrān ayat 1-200 dan Surah At-Taubah ayat
1-129. Teks Arab dan terjemahan al-Qur‟an diambil dari program al-
Qur‟an in Word.

Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan Latin, peneliti


menggunakan system transliterasi Arab latin berdasarkan SKB Menteri
Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158/1987 dan 0543
b/u/1987 tertanggal 22 januari 1988.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif. Adapun tahap-tahap penelitian ini adalah:

1. Membaca dan memahami konsep-konsep atau teori yang berkaitan


dengan analisis Ṭibāq.
2. Mengumpulkan data berdasarkan referensi yang berhubungan
dengan bahasan peneliti.
3. Mengklasifikasikan data dan menganalisisnya.
4. Menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan
dalam bentuk skripsi.
5. Dalam penelitian ini peneliti memisahkan antara Ṭibāq sesuai
strukturnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Peneliti


Hasnah Siahaan, 2010 dengan judul “Analisis Ṭibaq dalam Al-
qur‟an pada Surah Al-Baqarah”. Peneliti Hasnah Siahaan
menggunakan teori Ali jarim dan Mustafa. Penelitian yang sama
juga telah dilakukan oleh Fauzana, Inna Atana 2014 dengan judul
“Analisis Ṭibaq dalam Surah An-nisa‟ dan Al-Mai‟dah”. Penelitian
ini menggunakan teori Qasim 2003.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji dengan judul


“Analisis Ṭibaq dalam Surah „Āli-„Imrān dan Surah At-Taubah”
menggunakan teori Ali Jarim dan mustafa Amin dan Hasyimi.

Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya, perbedaannya


terdapat pada objek yang dikaji dan teori yang digunakan, sedangkan
kesamaan yang terdapat adalah sama-sama mengkaji Al-qur‟an dan
menganalisis data dari cabang ilmu sastra yaitu Ilmu Balaghah tentang
ṭibaq. Penelitian ini akan memfokuskan Analisis Ṭibaq Dalam Surah „Ali-
„Imrān dan Surah At-Taubah.

Ilmu balaghah adalah metode untuk mengungkapkan bahasa yang


indah, mempunyai nilai estetis (keindahan seni), memberikan makna sesuai
dengan mukhtadhal hal (situasi dan kondisi), serta memberikan kesan
sangat mendalam bagi pendengar dan pembacanya. Rahimah ( 2004: 5).

Balaghah memiliki tiga cabang ilmu, yaitu : Ilmu Ma‟ani, Ilmu


Bayan dan Ilmu Badi‟. (Qasim 2003: 50). Balaghah terbagi menjadi 3
cabang ilmu :
9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


,ٕ‫ج‬٤‫َػَِْثُذ‬,٢ٗ‫َػَِْثُٔؼج‬:َ٢َّٛ‫َعالعزَأهغج‬٠ُ‫َّثُذالؿزَث‬ِٞ‫َٕػ‬ٞ٤‫هغَْثُذِـ‬
َ .‫غ‬٣‫َػِْ ثُذذ‬
/qassama al-balagiyyūna „ulūma al-balāgati ila ṡalāṡata aqsāmin hiya:
„ilmu al-ma‟āniyyi, „ilmu al-bayāni, „i lmu al-badī‟i/ „Para ulama Balāgah
membagi ilmu Balāgah menjadi 3 jenis yaitu: Ilmu Ma‟āni, Ilmu Bayān,
Ilmu Badī.

Berikut adalah pengertian Ilmu Bayan, Ilmu Ma‟ani, dan Ilmu Badi‟ .
Ilmu Bayan adalah :

‫خضِق‬٣َ‫َثالفذَداشم‬٠٘‫شثدَثُٔؼ‬٣‫جَإ‬ٜ‫ؼشفَد‬٣َ‫ثػذ‬ٞ‫َه‬ٍَٝٞ‫َأط‬:َٕ‫ج‬٤‫ثُذ‬
َ.٠٘‫َٗلظَرُيَثُٔؼ‬٠ِ‫ؿَثُذالُزَػ‬ٞ‫ػ‬َٝ٢‫جَػَٖدؼغَك‬ٜ‫َدؼؼ‬
/al-bayānu : uṣūlun wa qawā‟idun yu‟rafu bihā īrāda al-ma‟na al-aḥadi
biṭariqin yakhtalifu ba‟ḍuhā „an ba‟ḍi fī wudūḥi al-dalālati „ala nafsi żalika
al-ma‟nā/ „Bayān adalah asal dan kaidah yang menginginkan padanya
makna dengan jalan membedakan satu sama lain yang menunjukkan
kejelasan dari makna itu sendiri‟. (Hasyimi, 1999: 216)

Ilmu Ma‟ani adalah :

‫زَٓاجدوزَثٌُالَُّٔلضغ‬٤‫ل‬٤ًَ‫ج‬ٜ‫ؼشفَد‬٣َ‫ثػذ‬ٞ‫ه‬ٍَٝٞ‫َأط‬٢ٗ‫ػَِْثُٔؼج‬
ََُٚ‫ن‬٤‫َع‬١‫كنَثُـشعَثُز‬ٌَٕٝٞ٣َ‫ظ‬٤‫َثُقجٍَدق‬

/„ilmu al-ma‟ānī „uṣūlun wa qawā‟idun yu‟rafu bihā kaīfiyatu muṭābaqati


al-kalāmi li muqtaḍī al-ḥāli bi haiṡu yakūnu waqfu al-garaḍi al-laẓi sīaqa
lahu/ „ilmu ma‟ani adalah kaidah untuk mengetahui bagaimana cara
menyesuaikan kalam berdasarkan hal atau keadaan atau kondisi untuk
menimbulkan makna sesuai dengan situasi pembicara‟. (Hasyimi : 46)

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Ilmu Badi‟ adalah :

َ‫ر‬ٝ‫َؽتتال‬ٝ ‫تذَثٌُتتالَّفغتت٘ج‬٣‫َصض‬٠‫تتجَثُضتت‬٣‫َثُٔضث‬َٝٙٞ‫ؽت‬ُٞ‫َث‬ٚ‫ؼتتشفَدتت‬٣ََٞ‫ت‬َٛ‫غ‬٣‫ػِتَْثُذتتذ‬
َ‫َثُٔشثد‬٠ِ‫َػ‬ٚ‫ؿَدالُض‬ٞ‫ػ‬ٍَٝٝ‫َثُقج‬٠‫َُٔوضؼ‬ٚ‫ٗوجَدؼذَٓاجدوض‬ٝ‫س‬َٝ‫جء‬ٜ‫َد‬ٙٞ‫صٌغ‬ٝ
َ
/‟ilmu al-badì‟u huwa yu‟rafu bihi al-wajūhu wa al-mazāyā al-latī tazīdu al-
kalāma ḥasanan wa ṭilawatan wa taksūhu bahā‟an wa raunaqān ba‟da
muṭābaqatihī li muqtaḍā al-ḥāli wa wuḍūhi dalālatihī „ala al-murādi‟/
„Ilmu badi‟ ialah suatu ilmu yang dengannya diketahui segi-segi
(beberapa metode dan cara-cara ditetapkan untuk menghiasi kalimat dan
memperindahnya) dan keistimewaan-keistimewaan yang dapat membuat
kalimat semakin indah, bagus dan menghiasinya dengan kebaikan dan
keindahan setelah kalimat tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dan
telah jelas makna yang dikehendaki‟. (Hasyimi, 1999: 298).

Ungkapan yang mempunyai nilai sastra tinggi telah lama dimiliki


oleh orang-orang arab, bahkan sebelum tersebarnya agama Islam, maka
tidak mengherankan dari keindahan bahasa itulah membuat mereka
orang-orang arab jahiliyah terkesima mendengarkan ayat-ayat suci Al-
Qur‟an dan bahasa Hadis.

Dapat di fahami bahwa Ilmu Balaghah adalah ilmu yang mengajarkan


tentang ungkapan yang indah, agung, dan jelas dengan tujuan
menyampaikan suatu pesan dengan struktur indah sehingga dapat
mempengaruhi pembaca pendengar dan mengajak mereka untuk
mengapresiasi apa yang disampaikan oleh si pembicara.

Dalam kajian ini peneliti ingin membahas Ṭibāq yang


merupakan bagian dari Ilmu Badi‟ .
11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Definisi Ilmu Badi‟

Buhairi (2006: 10) menuliskan pengertian Ilmu Badi‟ sebagai


berikut :
َ‫شَٓغََعجدن‬٤‫َؿ‬٠ِ‫ثُٔخضشَعَػ‬َٝ‫ثُٔقذط‬َٝ‫ذ‬٣‫َثُِـزَثُؾذ‬٢‫غَك‬٣‫ثُذذ‬

/al-badī‟u fī al-lugati al-jadīdu wa al-muhaddiṡu wa al-mukhatari‟u „alā


gaīri maṡalin sābiqin„/ „badi‟ menurut bahasa adalah sesuatu yang baru ,
yang belum ada pada bahasan yang terdahulu.

Ilmu Badi‟ membahas dua hal di dalamnya, yaitu ‫تز‬٤‫ٓقغت٘جسَثُِلظ‬


/muḥassinātuَal-lafẓiyyah danَ‫تتتتز‬٣ٞ٘‫َثُٔؼ‬ ‫ٓقغتتتت٘جس‬ /muḥassinatu al-
ma‟nawiyyah.

َ‫تز‬٤‫ ٓقغت٘جسَثُِلظ‬/muḥassinātuَal-lafẓiyyah yaitu: َ‫ ثُؾ٘تجط‬/al-jinās,


ََ‫ ثالهضذتجط‬/al-iqtibās, dan َ‫ ثُغتؾغ‬/as-saja‟ . Sedangkan َ‫تز‬٣ٞ٘‫ٓقغت٘جس ثُٔؼ‬

/muḥassinatu al-ma‟nawiyyah yaitu: ‫تز‬٣‫س‬ٞ‫ ثُض‬/at-tauriyyah, َ‫ ثُاذتجم‬/at-tibāq,

َ‫ ثُٔوجدِتز‬/al-muq ābalah,َََ‫ت‬٤ِ‫ فغتَٖثُضؼ‬/ḥusn at-ta‟līl, ّ‫َثُتز‬ٚ‫شتذ‬٣َ‫تذَثُٔتذؿَدٔتج‬٤ًً‫صج‬


/ta‟kid al-madh bimā yusyabbihu aż-żammi dan َْ٤‫َحَثُقٌت‬ِٞ‫ أعت‬/‟uslub al-
ḥakīmi (Jarim & Amin, tt: 263-295).

1.1 Objek Kajian Ilmu Badi‟

َ Jadi objek kajian ilmu badi‟ Menurut Imam Akhdhari ilmu badi‟
adalah :
a. Ilmu badi‟ membahas tata cara memperindah suatu ungkapan,
baik pada aspek lafazh maupun pada aspek makna.

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Ilmu ini membahas dua bidang utama, yaitu muḥassinātuَal-
afẓiyyah adalah yang memfokuskan pada segi memperindah lafadz
dan muḥassinatu al-ma‟nawiyyah adalah yang bertujuan untuk
memperindah makna.

2. Definisi Ṭibāq

Penelitian ini terdapat beberapa referensi yang ada hubungannya


dengan Ṭibaq. Ada beberapa defenisi ṭibaq yang dirumuskan oleh
beberapa ahli yang pada prinsipnya mengacu pada maksud yang sama,
hanya saja redaksi yang berbeda.

Menurut Ali dan Amin (1960:229) mengatakan bahwa :

.ّ‫ ثٌُال‬٠‫ ك‬ٙ‫ ػذ‬ٝ ‫ء‬٢‫ٖ ثُش‬٤‫ ثُؾٔغ د‬:ٞٛ ‫ثُاذجم‬

/al-tibāqu : huwa al-jam‟u baina al-syai‟i wa diddihi fī al-kalāmi/ „Ṭibaq :


berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu kalimat.‟

ََContoh:
َٖ٣‫َْ َِّٖٓٗظش‬َُٜ‫ٓج‬ََٝ‫َثْلخشر‬ََٝ‫ج‬٤ٗ‫َثُذ‬٠‫َْك‬ِٜٔ‫ََٖفذاشَثػ‬٣‫ُتيَثُّز‬ٝ‫ث‬
)۲۲: ٕ‫َ(َرٍَػٔشث‬
/ula`ika al-lazīna habitat a‟māluhum fī al-dunya wa al-akhirati wa mā
lahum minannāsirina/.َ„Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap
(pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak
memperoleh penolong‟. (Q.S. Ali-Imran: 22).

Pada ayat di atas terdapat ṭibaq dalam bentuk isim dengan isim yang
berlawanan yaituَ٢ٗ‫ ثُ ّذ‬/al-dunya/ “dunia”َdan ‫ ثْلخشر‬/al-akhirat/ “akhirat”.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.1 Jenis- Jenis Ṭibāq

2.1.1 Ṭibaq Ijabi ) ‫( غجبق اإلَجبة‬

‫ عِذج‬ٝ ‫ؾجدج‬٣‫ ثُؼذث ٕ إ‬ٚ٤‫خضِق ك‬٣ َُْ‫ ٓج‬َٞٛٝ ,‫ؾجح‬٣َ‫ؽذجم ثإل‬ ََ


َ
/tibāqu al-`ījābi, wa huwa mā lam yakhtalifu fīhi ad-diddāni `ījābān wa
salbān/ „Tibaq ijabi yaitu tibaq kedua katanya yang berlawanan itu tidak
berbeda positif dan negatif‟. (Jarim dan Amin 2007: 229).

Dari defenisi ṭibāq Ijabi di atas dapat di simpulkan bahwa ṭibaq Ijabi
merupakan berkumpulnya dua kata yang berlawanan yang di dalamnya
tidak berbeda positif dan negatif atau dua kata yang bertentangan secara
alami karena tidak ada kata tidak ( Harf nafi ) dalam berkumpulnya dua
kata yang berlawanan tersebut.
Contoh :

ّ ٝ
ّ ُ‫إ‬ََٝ‫َثْلسع‬٠‫ٓجَك‬ََٝ‫س‬ٞٔ‫َثُغ‬٠‫َلِلَٓجَك‬
َ )۱۸٩َ:ٕ‫سَ َ(َرٍَػٔشث‬ٞٓ‫َللاَصشَؽغَثْل‬٠

/wa lillahi fi al-samawati wa ma fi al-ardi, wa ila al-allahi turja‟u al-muru/


„Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada
Allah lah dikembalikan segala urusan‟. ( Q.S. Ali-Imran: 109).

Pada ayat di atas terdapat ṭibaq yang berlawanan yaitu: kata َ‫س‬ٞٔ‫ثُغت‬

/al-samawati/ „langit‟ berlawanan dengan kata َ‫ ثْلسع‬/al-ardi/ „bumi‟, َ


yang antara kedua kata yang berlawanan tersebut tidak mengandung
makna positif dan negatif.

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.1.2 Ṭibaq Salbi ) ‫( غجبق انسهت‬

‫ عِذج‬ٝ ‫ؾجدج‬٣ ‫ ثُؼذثٕ إ‬ٚ٤‫ ٓجثخضِق ك‬ٞٛ, ‫ؽذجم ثُغِخ‬

/tibaq al-salbi, huwa mākhtalafa fīhi al-ddidāni ījābān wa salbān/ „Tibaq


salbi yaitu tibaq yang kedua katanya yang berlawanan itu berbeda positif
dan negatif‟ (Jarim dan Amin 2002: 229)

Dari defenisi tibāq Salbi di atas dapat disimpulkan bahwa at-


tibāq Salbi merupakan berkumpulnya dua kata yang berlawanan yang
didalamnya berbeda positif dan negatif.

Contoh :
ّ ٝ َِْ‫َػ‬ٚ‫ظٌََُْد‬٤َُ‫ٔج‬٤‫َٕك‬ُّٞ‫َػَِْكَِْصقآَؽ‬ٚ‫ٔجٌََُْد‬٤‫ءَفؾؾضَْك‬٥‫ؤ‬َْٛ‫ؤٗض‬ٛ
َ‫للا‬
) ۶۶ : ٕ‫ََٕ(رٍَػٔشث‬ِٞٔ‫أٗضَْالَصؼ‬ََِْٝ‫ؼ‬٣َ

/ha`antum ha`ula`i hajajtum fima lakum bihi „ilmun falama tuhajjuna fima
laisa lakum bihi „ilmun, wa allahu ya‟lamu wa `antum la ta‟lamuna/
„Beginilah kamu, kamu Ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal
yang kamu ketahui, Maka Kenapa kamu bantah membantah tentang hal
yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak
Mengetahui‟. ( Q.S. Ali-Imran: 66).

Pada ayat di atas terdapat kata yang berlawanan yaitu:َ َْ‫ؼِت‬٣ /ya‟lamu/

“mengetahui” dan kata َٕٞ‫ الَصؼِٔت‬/lā ta‟lamūna/ “ tidak mengetahui” . yang


antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut mengandung makna
positif dan makna negatif.

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Ṭibaq dilihat dari segi strukturnya

Susunan kalimat dalam ṭibāq menurut Atiq (1985: 77)

ٖ٤ٔ‫ٖ ثعت‬٤‫تش شتؼشًج ُؾٔتغ دت‬٤‫ د‬ٝ‫ًَتالّ أ‬٢‫ كت‬ٙ‫ ػتذ‬ٝ ‫ء‬٠‫ٖ ثُشت‬٤‫ ثُؾٔتغ دت‬٠‫ت‬َٛ‫ثُاذتجم‬
ٖ٣‫ٖ ٓضؼجد‬٤‫ٖ فشك‬٤‫ ًزُي ًجَُؾٔغ د‬ٝ ٖ٣‫ٖ ثُٔضؼجد‬٤ِ‫ٖ كؼ‬٤‫ ًجَُؾٔغ د‬ٝ ٖ٣‫ثُٔضؼجد‬

/at-ṭibaq hiya al-jam‟u baina al-syai‟i wa diddihi fī kalāmin aw baiti syi‟rin


kā al- jam‟i baina ismaini al-mutadāddaini wa kā al-jam‟i baina fi‟laini al-
mutadāddaini wakazalika kā al-jam‟i baina harfaini mutadāddaini/.
„Mengumpulkan dua kata yang berlainan atau mengumpulkan sesuatu
dengan lawannya dalam perkataan atau bait syair seperti mengumpulkan
dua isim yang berlawanan, dan seperti mengumpulkan dua fi‟l yang
berlawanan, dan juga seperti mengumpulkan dua hurf yang berlawanan‟.

a. Ṭibaq Terdiri dari Isim dengan Isim

َََ Adapun maksud kata yang terdiri dari Isim adalah susunan kata
dalam kalimat yang terdiri dari Isim. Untuk lebih mempermudah
pengertian di atas penulis akan menjelaskan defenisi Isim.

Defenisi Isim menurut Jarim dan Amin (1996: 15)

‫َثخش‬٢‫ ش‬ٟ‫أ‬ٝ‫أ‬, ‫ ؽٔجد‬ٝ‫أ‬, ‫ ٗذجس‬ٝ‫ أ‬, ٕ‫ث‬ٞ٤‫ ف‬ٝ‫ ثٗغجٕ أ‬ٚ‫ د‬٠ٔ‫غ‬٣ ‫ ًَ ُلظ‬َْٞٛ‫ثْلع‬

/al-isim kullu lafzin yusammā bihi insānin au hayawānin, au


nabātun, au jamādun, au „ayyu syai`in `akhara/ „َIsim adalah setiap
lafaz yang dinamakan dengan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
benda atau yang lainnya‟.
16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Defenisi Isim menurut Ni‟mah (t.th: 13)

ٕ‫ٌٓج‬ٝ‫ؽٔجدَأ‬ٝ‫ٗذجسَأ‬ٝ‫ثَٕث‬ٞ٤‫َف‬ٝ‫َثٗغجَٕأ‬٠ِ‫ًًَََِٔزَصذٍَػ‬ٞٛ
ََٕ‫َٓؾشدََٖٓثُضٓج‬٠٘‫َٓؼ‬ٝ‫َطلز أ‬ٝ‫َصٓجٕ َأ‬ٝ‫َأ‬

/huwa kullu kalimatin tadullu „alā `insānin au hayawānin au nabātun au


jamādun au makānun au zamānun au sifatun au ma‟nā mujarradin mina al-
zamāni/ “Setiap kata yang menunjukkan jenis: manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan, benda,tempat, waktu, sifat atau setiap kata yang tidak
mengandung masa”.

Dari beberapa defenisi Isim tersebut maka dapat disimpulkan bahwa


Isim adalah setiap kata yang menerangkan nama benda, nama tempat,
nama tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.

contoh:
 ‫ًَضجح‬/kitābun/ َ“ buku”
 ‫شر‬ٛ‫َ ص‬/zahratun/َ “ bunga”
 ‫شر‬ٛ‫ ثُوج‬/ al qāhiratu/ َ“ Kairo”
 ََ‫َثُلظ‬٢‫ ك‬/ fi al-fashli/ “di dalam kelas‟‟

Sedangkan ṭibaq yang terdiri atas Isim yaitu adanya bentuk Isim
yang terdapat dalam sebuah kalimat.

Contoh :
َ‫َٖػَٖثُ٘جط‬٤‫ثُؼجك‬َٝ‫ظ‬٤‫َٖثُـ‬٤ٔ‫ثٌُىظ‬َٝ َ‫َثُؼشرّء‬ََٝ‫َثُغشرّء‬٠‫َٕك‬ٞ‫٘لو‬٣َٖ٣‫ثُز‬
)۱۳۴: ٕ‫َٖ(رٍَػٔشث‬٤٘‫قخُّ َثُٔقغ‬٣َ‫َلِل‬ٝ

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


/ al-lazīna yunfiquna fī al-ssarrā‟i wa al-darrā`i wa al-kazimīna al-qaiza al-
„finaَ„ani an-nasi, wa al-allāhu yuhibbu al-muḥsinina/َ„(yaitu) orang-orang
yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan‟. (Q.S. „Ali- Imran:
134).
Pada ayat di atas terdapat ṭibaq dalam bentuk isim dengan isim
ّ ُ‫َث‬/al-ssarra`i/ “lapang” dan ‫ؼشّرء‬
yang berlawanan yaitu: ‫غشّرء‬ ّ ُ‫ ث‬/al-darra`i
/ “sempit”.

b. Ṭibaq Terdiri dari Fi’il dengan Fi’il

Adapun maksud kata yang terdiri dari Fi‟il adalah susunan kata
dalam kalimat yang terdiri dari Fi‟il. Untuk lebih mempermudah
pengertian di atas penulis akan menjelaskan defenisi Fi‟il.

Defenisi Fi‟il menurut Jarim dan Amin (1966: 15)

َ َ‫َصَٖٓخجص‬٠‫ٍَػََٔك‬ٞ‫َفظ‬٠ِ‫ذٍَػ‬٣َ‫ًَََُلظ‬ََٞٛ‫ثُلؼ‬
/al-fiil huwa kullu lafzin yadullu „alā husūli „amali fī zamani khāssi/ „fi‟il
adalah Tiap-tiap lafaz yang menunjukan suatu perbuatan pada kurun waktu
yang khusus‟.

Defenisi Fi‟il menurut Ni‟mah (t.th: 13)

‫َصَٖٓخجص‬٠‫طَشبَك‬ٝ‫َفذ‬٠ِ‫ًًَََِٔزَصذٍَػ‬ََٞٛ‫ثُلؼ‬
/al-fiil huwa kullu kalimatin tadullu „alā hudūsin syaī`in fī zamani khāsin/
„fiil adalah Setiap kalimat yang menerangkan atas perbuatan pada zaman
yang khusus‟.
18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari defenisi Fi‟il di atas dapat disimpulkan bahwa Fi‟il adalah

kata yang menjelaskan suatu perbuatan yang dilakukan pada waktu yang
khusus.

Contoh :
ّ ََٝ‫ش‬٤ٔ٣َََٝ٠‫ق‬٣َ‫للا‬ٝ ...
)251َ:ٕ‫شََ(رٍَػٔشث‬٤‫َٕدظ‬ِٞٔ‫للاَدٔجَصؼ‬

/wa allahu yuhyi wa yumitu, wa allahu bima ta‟lamuna basirun/َ„Dan Allah


menghidupkan dan mematikan dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan‟.
(Q.S. „Ali-Imran : 156)

Pada ayat di atas terdapat ṭibaq dalam bentuk Fi‟il dengan


Fi‟il yang berlawanan yaitu: َ٠‫ق‬٣ / yuhyi/ “ menghidupkan” dan َ/yumitu/ “
mematikan” dan kedua kata tersebut adalah fi‟il mudhori‟ .

c. Ṭibaq Terdiri dari Hurf dengan Hurf

Adapun maksud kata yang terdiri dari Hurf adalah susunan kata
dalam kalimat yang terdiri dari Hurf. Untuk lebih mempermudah
pengertian di atas penulis akan menjelaskan defenisi Hurf.

Defenisi Hurf menurut Jarim dan Amin (1966: 15)

َ َٙ‫ش‬٤‫ًَجَٓالَثالَٓغَؿ‬ٙ‫شَٓؼ٘ج‬ٜ‫ظ‬٣َ‫ًَََُلظَال‬َٞٛ‫ثُقشف‬

/huruf huwa kullu lafzin lā yazharu ma‟nāhu kā milā illa ma‟a gairihi /
‟Huruf adalah tiap-tiap lafaz yang tidak jelas maknanya yang sempurna
kecuali dengan selainnya‟.

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ََDefenisi Hurf menurut Ni‟mahَ(t.th: 13)
َ
َ ‫ج‬ٛ‫ش‬٤‫َثالَٓغَؿ‬٠٘‫جَٓؼ‬َُٜ‫ظ‬٤َُ‫ًًَََِٔز‬َٞٛ‫ثُقشف‬
َ
/huruf huwa kullu kalimatin laisa lahā ma‟nā illa ma‟a ghairihā/ „Huruf
adalah Setiap kata yang tidak memiliki makna kecuali bergabung dengan
kata lain‟.

Dari beberapa defenisi hurf diَatas dapat disimpulkan bahwa hurf


adalah lafaz yang tidak dimengerti maknanya kecuali َbergabungَ dengan
lafaz lainnya. Ṭibaq yang terdiri dari hurf merupakan pertentangan makna
yang terdiri dari hurf yang terdapat dalam suatu kalimat sehingga
membentuk suatu keindahan makna.

Contoh :

َ ۚ َ‫ف‬ٝ‫ََٖدجُٔؼش‬ٜ٤ِ‫َػ‬ٟ‫ََٖٓغََثُّز‬َُٜٝ ۚ
)۲۲۸:َ‫َ(َثُذوشر‬......ۚ َ ۚ ......

/wa lahunna mislu al-lazi „alaihinna bil-ma‟rufi / „Dan para wanita


mempunyai hak yang seimbang menurut kewajibannya dengan cara
yang ma‟ruf‟. (Q.S. Al-Baqarah : 228)

Pada ayat di atas terdapat ṭibaq dalam bentuk dari Hurf dengan
Hurf yaitu : ٍَ /li/ „bagi/ untuk‟ dan ٠‫ ػِت‬/‟ala/ „atas‟ dan kedua kata
tersebut adalah huruf dan termasuk jenis ṭibaq ijabi.

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


d. Ṭibaq Terdiri dari Isim dan Fi’il

Adapun maksud kata yang terdiri dari Isim dan Fi‟il adalah susunan
kata dalam kalimat yang terdiri dari Isim dan Fi‟il.

Contoh :

َ ًّ ‫ً ََُّثُاؼجًَّجَٕف‬
ََ‫ََٖٓهذ‬ٚ‫َٗلغ‬٠ِٰ ‫ََػ‬٣‫ََثالَٓجفشََّثعش ْٓثء‬٣‫َثعش ْٓثء‬٢ْٓ ٘‫الَُذ‬
َ﴾ ٩۳ : ‫ ٰسىز ََۗ﴿ آل معران‬ٞ‫َثٗض٘ضٍَثُض‬
/kulluṭ-ṭa'āmi kāna ḥillal libanī isrā`īla illā mā ḥarrama isrā`īlu 'alā nafsihī
ming qabli an tunazzalat-taurāh, qul fa`tụ bit-taurāti/ “Semua makanan itu
halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh Israil
(Yakub) atas dirinya sebelum Taurat diturunkan”. (Q.S. „Āli-„Imran : 93).

Pada ayat di atas terdapat ṭibaq dalam bentuk Isim dengan


Fi‟iil yaitu kata َ‫ ف ًّال‬/ḥilla/ “halal” dan kata َّ‫ فش‬/ḥarrama/ “diharamkan”.

e. Ṭibaq Terdiri dari Fi’il dan Isim

Adapun maksud kata yang terdiri dari Fi‟il dan Isim adalah
susunan kata dalam kalimat yang terdiri dari Fi‟il dan Isim.

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Contoh :

َ‫ٓج‬ًًَِٕٝٞ‫أٗذِّتٌَْدٔجَصؤ‬َٝ‫َدئرَٕللا‬٠‫ص‬ُٞٔ‫ََث‬٠‫َأف‬َٝ‫ثْلدشص‬ًَٝٚٔ‫أدشاَثْل‬ٝ ...َۚ
) ۴٩: ٕ‫َ(رٍَػٔشث‬...ٌََْۚ‫ص‬ٞ٤‫َد‬٠‫َٕك‬ٝ‫صذخش‬

/…. wa ubri`u al-akmaha wa al-abrasa wa uhyi al-mauta bi`izni al-allahi,


wa unabbi`ukum bima ta‟kuluna wa ma taddakhiruna fi

buyutikum…/ “dan Aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya
dan orang yang berpenyakit sopak; dan Aku menghidupkan orang mati
dengan seizin Allah; dan Aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makadan
apa yang kamu simpan di rumahmu”. (Q.S. „Ali-Imran: 49)

Pada ayat di atas terdapat ṭibaq dalam bentuk Fi‟il dan Isim
yaitu kataَ٠‫ أفت‬/uhyi/ “ menghidupkan” merupakan kata kerja atau fi‟il

dan ٠‫ص‬ُٞٔ‫ َث‬/al-mautā/ “ mati” merupakan Isim yang menjadi lawannya.

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Sekilas Tentang Surah Ali-„Imrān

Surah Āli Imrān dalam bahasa Arab: ٕ‫سرَرٍَػٔتتشث‬ٞ‫ عتت‬Sūrah Āli


„Imrān, yang artinya „Keluarga „Imran‟‎‎‎,sūrah Āli „Imrān adalah surah ke-3
dalam al-Qur‟an. Surah ini terdiri dari 200 ayat dan termasuk
surah Madaniyah. Dinamakan Āli-„Imran karena memuat kisah keluarga
Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa, persamaan
kejadiannya dengan Nabi Adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta
disebut pula kelahiran Maryam binti Imran. Surah Al-Baqarah dan Āli
„Imrān ini dinamakan Az-Zahrawāni (Dua Yang Cemerlang), karena kedua
surah ini menyingkapkan hal-hal yang menurut Al-Qur‟an disembunyikan
oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian kelahiran Nabi Isa dan kedatangan
Nabi Muhammad SAW. Pada ayat 7 terdapat keterangan tentang “Pedoman
Cara Memahami isi Al-Kitab.” Pokok – pokok isinya adalah :

1. Keimanan :
Dalil-dalil dan alasan-alasan yang membantah orang Nasrani yang
mempertuhankan Nabi Isa a.s. ; ketauhidan adalah dasar yang
dibawa oleh seluruh Nabi.
2. Hukum-hukum :
Musyawarah; bermubahalah; larangan melakukan riba.
3. Kisah-kisah :
Kisah keluarga Imran; perang Badar dan Uhud dan pelajaran yang
dapat diambil dari padanya.

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Dan lain-lain ;
Golongan- golongan manusia dalam memahami ayat-ayat
mutasyabihat; sifat-sifat Allah; sifat-sifat Allah; sifat orang-
orang yang bertakwa; Islam satu-satunya agama yang diridhai
Allah; kemudharatan mengambil orang-orang kafir sebagai
teman kepercayaan; pengambilan perjanjian para Nabi oleh
Allah; perumpamaan-perumpamaan; peringatan-peringatan
terhadap ahli kitab; ka‟bah adalah rumah peribadatan yang
tertua dan bukti-buktinya; faedah mengingat Allah dan
merenungkan ciptaan-Nya.

Ṭibaq dalam Surah „Āli-„Imrān

Setelah dilakukan penelitian diperoleh data bahwa di dalam


Surah Ali-„imran ditemukan 45 tibaq yang terdapat dalam 52 ayat
dengan rincian sebagai berikut :

1.2 Ṭibaq Ijabi Pada Surah „Āli-„Imrān

1.2.1 Ṭibaq yang tersusun dari Isim dengan Isim

1. ِ ‫ األَ ْس‬dan ‫بء‬


Kata ‫ض‬ ِ ًَ ‫س‬
َّ ‫ ان‬terdapat pada ayat : 5

﴾۵﴿ َ ّ ٰ ٕ‫إ‬
َ‫َثُغٔجء‬٢‫الَك‬ََٝ‫َثْلسع‬٢‫ءَك‬٢‫َش‬ٚ٤ِ‫َػ‬٠‫خَٰل‬٣َ‫َللاَال‬

/innallāha lā yakhfā „alaihi syai‟un fi al-arḍi wa lā fis-samā‟I/ “Bagi


Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di bumi dan langit”.
(Q.S. „Āli-„Imran : 5) .

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim

ِ ‫ ْاألَ ْس‬/al-ardi/ “bumi” dan


yang berlawanan yaitu ‫ض‬ kata ‫س م ًَب ِء‬
َّ ‫ ان‬/al-
sama‟I/ “langit”.

2. Kata ‫ ان ُّذ ََُْب‬dan ‫ ْاِ ِخ َشح‬terdapat pada ayat : 22

﴾۲۲﴿ََٖ٣‫ََْٖٓٗجَطش‬َُٜ‫ٓج‬ََٝ‫خشر‬٥‫َث‬َٝ‫ج‬٤ٗ‫َثُ ُّذ‬٢‫َْك‬َُٜ‫َٖفذاشَأػٔج‬٣‫ُتيَثُز‬ٝ‫أ‬

/ulā „ikallażīna ḥabiṭat a‟māluhum fid-dunyā wal-ākhirati wa mā lahum min


nāṣirīn / “Mereka itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya di dunia
dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong”. (Q.S. „Āli-
„Imran : 22).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata ‫ج‬٤ٗ‫ ثُ ُّذ‬/al-dunyā/ “dunia” dan kata َ‫ختشر‬٥‫ ث‬/al-ākhirati/
“akhirat”.

﴾۵۶﴿ َٖ٣‫ََْٖٓٗجطش‬َُٜ‫ٓج‬ََٝ‫خشر‬٥‫ث‬َٝ َ‫ج‬٤ٗ‫َثُ ُّذ‬٢‫ذًثَك‬٣‫َْػزثدًجَشذ‬ٜ‫ثَكؤَػ ِّزد‬ٝ‫ًَٖلش‬٣‫كؤٓجَثُز‬

/fa ammallażīna kafarụ fa u‟ażżibuhum „ażāban syadīdan fid-dun-yā wal-


ākhirati azab mereka dengan azab yang sangat keras di dunia dan di
akhirat, sedang mereka tidak memperoleh penolong”. (Q.S. „Āli-„Imran :
56)
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata ‫ج‬٤ٗ‫ ثُ ُّذ‬/al-dunyā/ “dunia” dan kata َ‫ختشر‬٥‫ ث‬/al-ākhirati/
“akhirat” .

Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 45, 56, 145,
148, 152.
25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Kata ٌَ ‫ ا ْن ًُ ْؤ ِيُُ ْى‬dan kata ٍَ َْ ‫ ا ْن ٰكفِ ِش‬terdapat pada ayat : 28

﴾۲۸﴿ ََٖۚ٤٘ٓ‫َٕثُٔؤ‬ٝ‫آءََٖٓد‬٤ُٝ‫ََٖث‬٣‫ََٕثُ ٌٰلش‬ٞ٘ٓ‫ضخزَثُٔؤ‬٣َ‫ال‬


/lā yattakhiżil-mu„minụnal-kāfirīna auliyā‟a min dụnil-mu‟minīn/
“Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai
pemimpin, melainkan orang-orang beriman”. (Q.S. „Āli-„Imran : 28).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َٕٞ‫ ثُٔؤٓ٘ت‬/al-mu „minụna/ “beriman” dan kata

َ ٣‫ ثُ ٌَٰلش‬/al- kāfirīna/ “kafir” .


ٖ

4. ِ ‫سًٰ ٰى‬
Kata ‫د‬ ِ ‫ ْاْلَ ْس‬pada ayat : 29
َّ ‫ َان‬dan terdapat ‫ض‬

ّ ٰ ِٚٔ‫ؼ‬٣َٙٝ‫َصذذ‬ٝ‫سًَْث‬ٝ‫َطذ‬٢‫ثَٓجَك‬ٞ‫هََثَٕصخل‬
ََ‫س‬ٰٞ ٰٔ‫َثُغ‬٠‫ؼَِْٓجَك‬٣ٝ َ‫َللا‬
ّ ٰ ََٝ‫َثالسع‬٠‫ٓجَك‬ٝ
﴾۲٩﴿ َ‫ش‬٣‫ ٍءَهذ‬٢‫ ً ََِّش‬٠ِٰ ‫للاَػ‬
/qul in tukhfụ mā fī ṣudụrikum au tubdụhu ya'lam-hullāh, wa ya'lamu mā
fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr/ “Katakanlah,
“Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan,
Allah pasti mengetahuinya.” Dia mengetahui apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi. Allah Maha kuasa atas segala sesuatu”. (Q.S. „Āli-
„Imran : 29).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َ‫س‬ٰٞ ٰٔ‫ ثُغت‬/al-samāwāti/ “langit” dan kata َ‫ ثالسع‬/al-
arḍi/ “bumi”.

Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 83,
109, 129, 133, 180, 189, 190, 191.
26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Kata ‫ ان َّز َك ُش‬dan ً‫ اْلُ َْ ٰض‬terdapat pada ayat : 36

ّ ٰ ََٝ٠‫آَثَٰٗغ‬ٜ‫ػؼض‬َٝ٢ٗ‫جَهجُشَسحِّ َث‬ٜ‫ػؼض‬َٝ‫كِٔج‬
ََ‫ػؼش‬َٝ‫للاََثػَِْدٔج‬
﴾۳۶﴿َۚ َ َ٠‫ظََثُزًشَ ًَجالَٰٗغ‬٤ُٝ
/Fa lammā waḍa'at-hā qālat rabbi innī waḍa'tuhā unṡā, wallāhu
a'lamu bimā waḍa'at, wa laisaż-żakaru kal-unṡā/ “Maka ketika
melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan
anak perempuan. Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan,
dan laki-laki tidak sama dengan perempuan”. (Q.S. „Āli-„Imran :
36).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َ‫ ثُتزًش‬/aż-żakaru/ “laki-laki” dan kata ٠‫ ثالٗ ٰغت‬/al-
unṡā/ “perempuan” .

Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 195.

6. Kata ٍ ِ ‫ ا ْن َع‬dan ‫اإل ْث َكب ِس‬


ِّ ‫ش‬ ِ ْ terdapat pada ayat : 41

َ‫ثرًش‬َٝ‫ ٍجَّإالَسٓ ًضث‬٣َ‫ضيَأالَصٌَِِّْثُ٘جطَعالعزَأ‬٣‫زًَهجٍَر‬٣‫َر‬٢ََُ‫هجٍَسحِّ َثؽؼ‬


﴾۴۱﴿ََ‫َثإلدٌجس‬َٝ٢
َِّ ‫َعذِّـَدَجُؼش‬َٝ‫شًث‬٤‫سديًَغ‬

/qāla rabbij‟al lī āyah, qāla āyatuka allātukalliman-nāsa ṡalāṡata ayyāmin


illā ramzā, ważkur rabbaka kaṡīraw wa sabbiḥ bil-„asyiyyi wal-ibkār/ “Dia
(Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suntuk tanda.” Allah
berfirman,” Tanda bagimu, adalah bahwa engkau tidak berbicara dengan
manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama)
Tuhanmu banyak-banyak, dan bertasbihlah (memuji-Nya) pada waktu
pentang dan pagi hari”. (Q.S. „Āli-„Imran : 41).
27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yang yaitu kata ٢‫ ثُؼش‬/al-„asyiyyi/ “Petang” dan kataَ‫َ ثإلدٌجس‬

/al-ibkār/ “Pagi” .

7. Kata ‫ ان ًَ ْه ِذ‬dan kata ‫ َك ْه اًل‬terdapat pada ayat : 46

َّ ٰ ُ‫َٖٓث‬َٝ‫ال‬
﴾۴۶﴿َٖ٤‫ظِق‬ َ ً ًَََٜٝ‫ذ‬ُٜٔ‫َث‬٠‫ٌَِْثُ٘جطَك‬٣ٝ
/wa yukallimun-nāsa fil-mahdi wa kahlaw wa minaṣ-ṣāliḥīn/ “dan dia
berbicara dengan manusia (sewaktu) dalam buaian dan ketika sudah
dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang saleh”. (Q.S. „Āli-„Imran :
46).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
َ ً ًٜ /kahlaw/
berlawanan yaitu kata َ‫تذ‬ُٜٔ‫ ث‬/al-mahdi/ “buaian” dan kata ‫تال‬
“dewasa” .

8. Kata ‫ك‬ َ dan kata ‫ ا ْنجَب ِغ ِم‬terdapat pada ayat : 71


َّ ‫انح‬

َ ٞٔ‫صٌض‬َََٝ‫َٕثُقنَدَجُذجؽ‬ٞ‫ََثٌُ ٰضخََُْصِذغ‬ٛ‫َج‬٣ٰ
﴾۷۱﴿َِٕٞٔ‫ثٗضَْصؼ‬ََٝ‫َٕثُقن‬

/yā ahlal-kitābi lima talbisụnal-ḥaqqa bil-bāṭili wa taktumụnal-ḥaqqa wa


antum ta'lamụn/ “Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampur adukkan
kebenaran dengan kebatilan, dan kamu menyembunyikan kebenaran,
padahal kamu mengetahui? “.(Q.S. „Āli-„Imran : 71).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yang berlawanan yaitu kata َ‫ ثُقتن‬/al-ḥaqqa/ “kebenaran” dan

kata ََ‫ ثُذجؽ‬/a l- bāṭili/ “kebatilan” .

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9. ‫ غَ ْى ا‬dan kata ‫ َك ْش اهب‬terdapat pada ayat : 83
Kata ‫عب‬

َّ ٰ ٖ٣‫شَد‬٤‫ثكـ‬
َٚ٤ُ‫إ‬َٝ‫ًج‬ٛ‫ًَش‬َٝ‫ػًج‬ٞ‫ثالسعَؽ‬َٝ‫َٰس‬َٰٞٔ‫َثُغ‬٠‫َثعََِْٖٓك‬َْٚٓ َُٕٝٞ‫ذـ‬٣َ‫َللا‬
﴾۸۳﴿ َٕٞ‫شؽؼ‬٣
/a fa gaira dīnillāhi yabgụna wa lahū aslama man fis-samāwāti wal-arḍi
ṭau'aw wa kar-haw wa ilaihi yurja'ụn/ “َMaka mengapa mereka mencari
agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang di langit dan di
bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan
hanya kepada-Nya mereka dikembalikan? ”. (Q.S. „Āli-„Imran : 83).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata ‫ػًتج‬ٞ‫ ؽ‬/ṭau‟aw/ “Suka” dan kata ‫ًتج‬ٛ‫ ًش‬/kar-haw/
“terpaksa” .

ْ َ‫ أ‬dan kata ‫ إِ ْخ َىاَاب‬terdapat pada ayat : 103


10. Kata ‫ع َذا اء‬

َ‫ٌَْإرًَ٘ضَْأػذث ًَء‬٤ِ‫ثَٗؼٔشَللاَػ‬ٝ‫ثرًش‬َٝ‫ث‬ٞ‫الَصلشه‬َٝ‫ؼًج‬٤ٔ‫ثَدقذََللاَؽ‬ٞٔ‫ثػضظ‬ٝ
﴾۱۸۳﴿ َۗ‫ثًٗج‬ٞ‫َإخ‬ٚ‫دٌَْكؤَطذقضَْد٘ؼٔض‬ِٞ‫َٖه‬٤‫كؤُقَ د‬
َ
/wa‟taṣimụ biḥablillāhi jamī‟aw wa lā tafarraqụ ważkurụ
ni‟matallāhi‟alaikum іż kuntum a‟dā‟an fa allafa baina qulụbikum fa
aṣbaḥtum bini‟matihī ikhwānā/ “ Dan berpegangteguhlah kamu semuanya
pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu ( masa jahiliah)
bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Q.S. „Āli-„Imran : 103).

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata ‫ أػتذث ًَء‬/a‟dā‟an/ “bermusuhan” dan kata ‫ثًٗتج‬ٞ‫َإخ‬
/ikhwānā/ “bersaudara” .

11. Kata ‫ ثََ َكفَ ْشرُ ْى‬dan kata ‫ اِ َْ ًَب َِ ُك ْى‬terdapat pada ayat : 106

َْ ٌٗ‫ٔج‬٣‫َْثًَلشصََْدؼذَث‬ٜٛٞ‫ؽ‬َٝ‫دس‬ٞ‫َٖثع‬٣‫ََۚكجٓجَثُز‬ٙٞ‫ؽ‬َٝ‫ ُّد‬ٞ‫صغ‬َٝٙٞ‫ؽ‬َٝ ُّ‫غ‬٤‫َّصذ‬ٞ٣


﴾۱۸۶﴿ َٕٝ‫ثَثُؼزثحَدٔجًَ٘ضَْصٌلش‬ٞ‫ه‬ٝ‫َكز‬
/yauma tabyaḍḍu wujụhuw wa taswaddu wujụh, fa ammallażīnaswaddat
wujụhuhum, a kafartum ba'da īmānikum fa żụqul-'ażāba bimā kuntum
takfurụn/ “ pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah
yang hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitam muram
(kepada mereka dikatakan), “Mengapa kamu kafir setelah beriman? Karena
itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. (Q.S. „Āli-„Imran : 106).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َْ‫ ثًَلتتشص‬/a kafartum/ “kafir” dan kata ٌَْٗ‫ٔتتج‬٣‫ث‬
/īmānikum/ “beriman” .

12. Kata ‫اء‬


ِ ‫س َّش‬
َّ ‫ ان‬dan kata ‫ع َّشا ِء‬
َّ ‫ ان‬terdapat pada ayat : 134

َ‫َٖػَٖثُ٘جط‬٤‫ثُؼجك‬َٝ‫ظ‬٤‫َٖثُـ‬٤ٔ‫ثٌُجظ‬َٝ ‫ثُؼشث ٍَء‬َٝ َ‫َثُغشث ٍَء‬٢‫َٕك‬ٞ‫٘لو‬٣َٖ٣‫ثُز‬


﴾۱۳۴﴿َٖ٤٘‫قخُّ َثُٔقغ‬٣َ‫للا‬ٝ
/allażīna yunfiqụna fis-sarrā‟I waḍḍarrā‟I wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-
„āfīna‟anin-nas, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn/ “(yaitu) orang yang berinfak,
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai
orang yang berbuat kebaikan”. (Q.S. „Āli-„Imran : 134).
30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata ‫ ثُغتتشث ٍَء‬/al-sarrā‟I/ “lapang” dan kata ‫ثُؼتتشث ٍَء‬

/aḍḍarrā‟I/ “sempit” .

13. Kata ٌ‫ا‬ ْ ‫ ِس‬dan kata ‫س َخ ٍػ‬


َ ‫ظ َى‬ َ ِ‫ ث‬terdapat pada ayat : 162

﴾۱۶۲﴿ََْٜ٘‫َؽ‬ٚ‫َٰى‬ٝ‫ٓؤ‬ٝ َ‫ؾََٖٓللا‬
ٍَ ‫ثََٕللأًََٖدجءَدغخ‬ٞ‫أكٔؼَٖثصذغَسػ‬
/a fa manittaba‟a riḍwānallāhi kamam bā‟a bisakhaṭim minallāhi wa ma
„wāhu jahannam/ “Maka adakah orang yang mengikuti keridaan Allah sama
dengan orang yang kembali membawa kemurkaan dari Allah dan tempatnya
di neraka Jahanan? ‟‟. (Q.S. „Āli-„Imran : 162).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َٕ‫ث‬ٞ‫ سػتت‬/riḍwāna/ “keridaan” dan kata َ‫ؾ‬
ٍ ‫دغتتخ‬
/bisakhaṭim/ “kemurkaan” merupakan kata yang menjadi lawannya.

ِ ‫ أَ ْف ٰ َى‬dan kata ‫ لُهُ ْى ثِ ِه ْى‬terdapat pada ayat : 167


14. Kata ‫ه ِه ْى‬

﴾۱۶۷﴿ََََْٜۚ‫د‬ِٞ‫َه‬٠‫ظَك‬٤َُ‫َْٓج‬ٰٜٛٞ ‫َٕدَؤك‬ُٞٞ‫و‬٣َۗ.....

...../yaqụlụna bi`afwāhihim mā laisa fī qulụbihim, wallāhu a'lamu


bimā yaktumụn/ “Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang
tidak terkandung dalam hatinya”. (Q.S. „Āli-„Imran : 167).

Bila kita perhatikan ayat diatas maka didapati ayat


tersebut mencakup Isim yang berlawanan yaitu ٰ ‫أك‬
kata ََْٜٛٞ‫تت‬

/afwāhihim/ “mulut” dan kata َْٜ‫د‬ٞ‫ هِتت‬/qulụbihim/ “hati” merupakan


kata yang menjadi lawannya.
31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15. Kata ‫ أَ ْي ٰ َىرَب‬dan kata ‫ أَ ْحَُآ ٌء‬terdapat pada ayat : 169

َ‫آَءَػ٘ذ‬٤‫صَجََۚدََأف‬ٰٞ ٓ‫ََللاَأ‬٤‫َعذ‬٠‫ثَك‬ِٞ‫َٖهض‬٣‫َٖٱُز‬
َّ ‫الَصقغذ‬ٝ
﴾۱۶٩﴿َٕٞ‫شصه‬٣َِّْٜ‫َسد‬

/wa lā taḥsabannallażīna qutilụ fī sabīlillāhi amwātā, bal aḥyā`un


'inda rabbihim yurzaqụn/ “Dan jangan sekali-kali kamu mengira
bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya
mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki”. (Q.S. „Āli-
„Imran : 169).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim
yang berlawanan yaitu kata َ َ‫س‬ٞ‫ أٓ ٰت‬/amwātā/ “mati” dan kata ََ‫تآَء‬٤‫أف‬
/aḥyā`un/ “hidup” .

َ ُْ ِ‫انخج‬
16. Kata ‫ش‬ ِ َُِّ‫ انط‬terdapat pada ayat : 179
َ dan kata ‫ت‬

ّ ٰ ٕ‫ٓجًَج‬
َ‫ض‬٤ٔ٣َ٠ّ‫َف ٰض‬ٚ٤ِ‫َٓآَثٗضَْػ‬٠ِٰ ‫َٖػ‬٤٘ٓ‫زسَثُٔؤ‬٤َُ‫َللا‬
َ ﴾۱۷٩﴿ََََۚ‫ِّخ‬٤‫ظَََٖٓثُا‬٤‫َثُخذ‬

/mā kānallāhu liyażaral-mu`minīna 'alā mā antum 'alaihi


ḥattāyamīzal-khabīṡa minaṭ-ṭayyib/ “Allah tidak akan membiarkan
orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kamu
sekarang ini, sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang
baik”. (Q.S. „Āli-„Imran : 179).

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim
yang berlawanan yaitu kata َ‫تتظ‬٤‫ ثُخذ‬/al-khabīṡa/ “buruk” dan kata َ

‫ِّخ‬
َ ٤‫ ثُا‬/aṭ-ṭayyib/ “baik” .

17. Kata ‫ َخ ُْ اشا‬dan kata ‫ ش ٌَّش‬terdapat pada ayat : 180

ّ ٰ ْٜ‫َٕدٔجْٓ َٰث ٰصى‬ِٞ‫ذخ‬٣َٖ٣‫قغذَٖثُز‬٣َ‫ال‬ٝ


ََََُْٜ‫َشش‬ََٞٛ‫ََْد‬َُٜ‫شًث‬٤‫َخ‬َٖٞٛٚ ِ‫َللآََٖكؼ‬
َ َ‫ثالسع‬َٝ‫س‬ٰٞ ٰٔ‫شثطَثُغ‬٤َٓ‫ ٰ ّلِل‬ََٝ‫ٔز‬٤ٰ ‫َّثُو‬ٞ٣َٖٚ ‫ثَد‬ِٞ‫َٕٓجَدخ‬ٞ‫ه‬ٞ‫ا‬٤‫ع‬
َ ﴾۱۸۸﴿ َ‫ش‬٤‫َٕخذ‬ِٞٔ‫للاَدٔجَصؼ‬ ّٰ ٝ

َ
/wa lā yaḥsabannallażīna yabkhalụna bimā ātāhumullāhu min
faḍlihī huwa khairal lahum, bal huwa syarrul lahum,
sayuṭawwaqụna mā bakhilụ bihī yaumal-qiyāmah, wa lillāhi
mīrāṡus-samāwāti wal-arḍ, wallāhu bimā ta'malụna khabī/ “َDan
jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang
diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa
(kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka.
Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di
lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada)
di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”.
(Q.S. „Āli-„Imran : 180).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata ‫تشًث‬٤‫ خ‬/khairal/ “baik” dan kata ََ‫ شتش‬/syarrul/ “
buruk” merupakan kata yang menjadi lawannya.

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ْ َ‫ أ‬terdapat pada ayat : 181
18. Kata ‫ فَمِ ُْ ٌش‬dan kata ‫ؼَُُِآ ُء‬

﴾۱۸۱﴿ َۘ‫آء‬٤٘‫ٗقََٖأؿ‬َٝ‫ش‬٤‫ثَإَٕٱلِلَكو‬ْٞٓ ُ‫َٖهج‬٣‫ٍَٱُز‬ٞ‫ُوذَعٔغَٱلِلَه‬

/laqad sami'allāhu qaulallażīna qālū innallāha faqīruw wa naḥnu


agniyā`/ “Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang
(Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah itu miskin dan
kami kaya”. (Q.S. „Āli-„Imran : 181).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan


isim yang berlawanan yaitu kata َ‫تتش‬٤‫ َكو‬/faqīruw/ “miskin” dan kata

‫آء‬
َ ٤٘‫ أؿ‬/agniyā`/ “kaya” .

19. Kata ‫ انَُّب ِس‬dan kata َ‫ ا ْن َجَُّخ‬terdapat pada ayat : 185

َ﴾۱۸۵﴿َََ‫ثدخََثُؾ٘ َزَكوذَكجص‬ََٝ‫ َۚكََٖٔصفضؿَػَٖثُ٘جس‬.....

/fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhil al-jannata fa qad fāz/ “Barang siapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia
memperoleh kemenangan”. (Q.S. „Āli-„Imran : 185).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan


isim yang berlawanan yaitu kata َ‫ ثُ٘تجس‬/al- nāri/ “neraka” dan kata َ

َ‫ ثُؾ٘ز‬/al-jannata/ “surga” .

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20. Kata ‫ انهَّ ُْ ِم‬dan kata ‫هب ِس‬
َ ُّ‫ ان‬terdapat pada ayat : 190

َ٢ُٝ‫سَْل‬ َ ُٜ٘‫َث‬َََٝ٤ُِ‫ثخضالفَث‬َٝ‫ثْلسع‬َٝ‫ثس‬ٞٔ‫َخِنَثُغ‬٢‫ثَٕك‬
ٍ ‫ج‬٣٥َ‫جس‬
﴾۱٩۸﴿َ‫َثْلُذجح‬

/inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil


li`ulil-albāb/ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang yang berakal”. (Q.S. „Āli-„Imran : 190).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim
yang berlawanan yaitu kata ََ‫تت‬٤ُِ‫ ث‬/al-laili/ “malam” dan kata َ‫تتجس‬ُٜ٘‫ث‬

/al-nahāri/ “siang” .

21. Kata ‫ لَُِب ايب‬dan kata ‫ لُ ُع ْى ادا‬terdapat pada ayat : 191

ّ ٰ ٕٝ‫زًش‬٣َٖ٣‫ثَُز‬
َ‫س‬ٰٞ ٰٔ‫َخِنَثُغ‬٢‫َٕك‬ٝ‫ضلٌش‬٣َْٜٝ‫د‬ٞ٘‫َؽ‬٠ِٰ ‫ػ‬ٝ ‫دًث‬ٞ‫َهؼ‬َٝ‫ج ًٓج‬٤‫َللاَه‬
﴾۱٩۱﴿ َۚ‫ثالسع‬َٝ

/allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim wa


yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ/ “(yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata)”.
(Q.S. „Āli-„Imran : 191).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َ‫تج ًَّث‬٤‫ ه‬/qiyāma/ “berdiri” dan kata ‫ ًَدث‬ٞ‫ هؼت‬/qu'ụda/
“duduk” .
35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.2.2 Ṭibaq Ijabi yang tersusun dari Fi‟il dengan Fi‟il

ْ ‫ رُ ِض‬dan kata ٌ
1. Kata ‫غ‬ ْ ‫ َه َذ‬terdapat pada ayat : 8

َ َ‫خَُ٘جََُٖٓذٗيَسفٔزًَۚثٗيَثٗش‬َٛٝ‫َض٘ج‬٣‫ذ‬َٛ‫د٘جَدؼذَثر‬ِٞ‫ؽَه‬
َ ‫سد٘جَالَصض‬
َ ﴾۸﴿ َ‫جح‬ُٛٞ‫َث‬

/rabbanā lā tuzig qulụbanā ba'da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka


raḥmah, innaka antal-wahhāb/ “(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau
berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari
sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi”. (Q.S. „Āli-„Imran : 8).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َ‫ َصتضؽ‬/tuzig/ “kesesatan” dan kata َ١‫تذ‬ٛ/hadai/
“petunjuk” .

ُ ‫ رَ ُْ ِض‬terdapat pada ayat : 26


2. Kata ًِ‫ ر ُْؤر‬dan kata ‫ع‬

﴾۲۶﴿ََۗ‫َص٘ضعََثُِٔيََٖٓٔصشآء‬َٝ‫َثُِٔيََٖٓصشآء‬٠‫ََِْٰٓيَثُِٔيَصؤص‬َُِّٰٜ‫هََث‬

/qulillāhumma mālikal-mulki tu`til-mulka man tasyā`u wa tanzi'ul-mulka


mim man tasyā`u wa tu'izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`u/ “Wahai
Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun
yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang
Engkau kehendaki”. (Q.S. „Āli-„Imran : 26).

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ٠‫ صؤص‬/tu`ti/ “berikan” dan kata َ‫ ص٘ضع‬/tanzi'u/ “cabut”.

3. kata ‫ ر ُِع ُّض‬dan kata ‫ رُ ِز ُّل‬terdapat pada ayat : 26

َ﴾۲۶﴿َ‫ش‬٣‫ ٍءَهذ‬٢‫ًََِّ َش‬٠َِٰ‫شََثٗيَػ‬٤‫ذىَثُخ‬٤‫ٍََٖٓصشآءََۗد‬


َ ‫َصز‬َٝ‫َصؼ ُّضَََٖٓصشآء‬ٝ
/ wa tu'izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`, biyadikal-khaīr, innaka 'alā
kulli syai`ing qadīr/ “Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan
Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha kuasa atas segala
sesuatu”. (Q.S. „Āli-„Imran : 26).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
َُّ ‫ صؼ‬/tu‟izzu/ “muliakan” dan kata ٍَ‫ َصتز‬/tużillu/
berlawanan yaitu kata ‫تض‬
“hinakan” merupakan kata yang menjadi lawannya.

4. Kata ‫ ر ُْخفُىا‬dan kata ُِ‫ رُ ْجذُو‬terdapat pada ayat : 29

﴾۲٩﴿َ‫َللا‬َِٚٔ‫ؼ‬٣ََٙٝ‫ََصذذ‬ٝ‫سًَْأ‬ٝ‫َطذ‬٢‫ثَٓجَك‬ٞ‫هََإَٕصخل‬
/qul in tukhfụ mā fī ṣudụrikum au tubdụhu ya'lam-hullāh, wa ya'lamu mā
fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr/ “Katakanlah,
“Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan,
Allah pasti mengetahuinya.” (Q.S. „Āli-„Imran : 29).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َ‫ث‬ٞ‫ صخلتت‬/tukhfụ/ “sembunyikan” dan kata َٙٝ‫َصذتتذ‬
/tubdụhu/ “nyatakan” .
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 154
37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Kata ‫ اُ ِح َّم‬dan kata ‫ ُح ِّش‬terdapat pada ayat : 50

ََّ ِّ‫َفش‬١‫الَفٌََََُْدؼغَثُز‬َٝ‫ َٰسىز‬ٞ‫ََٖٓثُض‬١‫ذ‬٣َٖ٤‫ٓظ ِّذهًجَُِّٔجَد‬ٝ


َّ ٰ ‫ ٍزَ َِّٖٓسدٌَََِّْكجصو‬٣‫ؽتضٌَْدَٰج‬ٌَْٝ٤ِ‫ػ‬
﴾۵۸﴿َٕٞ‫ؼ‬٤‫ثؽ‬َٝ‫ثَللا‬ٞ
/wa muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa li`uḥilla lakum
ba'ḍallażī ḥurrima 'alaikum wa ji`tukum bi`āyatim mir rabbikum,
fattaqullāha wa aṭī'ụn/ “Dan sebagai seorang yang membenarkan Taurat
yang datang sebelumku, dan agar aku menghalalkan bagi kamu sebagian
dari yang telah diharamkan untukmu. Dan aku datang kepadamu membawa
suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu, bertakwalah kepada Allah
dan taatlah kepadaku. (Q.S. „Āli-„Imran : 50).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ََ‫ ف‬/li`uḥilla/ “menghalalkan” dan kata َِّّ‫ فش‬/ḥurrima/
“diharamkan” .

ُّ َُ‫ رَ ْج‬dan kata ‫س َى ٌّد‬


6. Kata َ‫ط‬ ْ َ‫ ر‬terdapat pada ayat : 106

َْٜٛٞ‫ؽ‬َٝ‫دس‬ٞ‫َٖثع‬٣‫ََۚكجٓجَثُز‬ٙٞ‫ؽ‬َٝ‫ َُّد‬ٞ‫صغ‬َٝ
َ ٙٞ‫ؽ‬ََُّٝ‫غ‬٤‫َّصذ‬ٞ٣
﴾۱۸۶﴿ َٕٝ‫ثَثُؼزثحَدٔجًَ٘ضَْصٌلش‬ٞ‫ه‬ٝ‫ٔجٌَْٗكز‬٣‫ثًَلشصَْدؼذَث‬

/yauma tabyaḍḍu wujụhuw wa taswaddu wujụh, fa ammallażīnaswaddat


wujụhuhum, a kafartum ba'da īmānikum fa żụqul-'ażāba bimā kuntum
takfurụn/ “ Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah
yang hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitam muram
(kepada mereka dikatakan), “Mengapa kamu kafir setelah beriman?
Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. (Q.S. „Āli-„Imran
:106).
38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َُّ‫غ‬٤‫ صذت‬/tabyaḍḍu/ “putih berseri” dan kata َ‫ ّد‬ٞ‫صغتت‬
/taswaddu/ “hitam muram” .

7. Kata ‫ َُمَبرِهُى ُك ْى‬dan kata ‫ َُ َىنُّى ُك ْى‬terdapat pada ayat : 111

﴾۱۱۱﴿َٕٝ‫٘ظش‬٣َ‫ًََْثُضذدجسََعَْال‬ُُّٞٞ٣ًََِْٞ‫ُّوجَص‬٣َٕ‫ث‬ََٟٝ‫َث ًر‬٥‫ًَْث‬ُّٝ‫ؼش‬٣َُٖ

/lay yaḍurrụkum illā ażā, wa iy yuqātilụkum yuwallụkumul-adbār, ṡumma lā


yunṣarụn/ “Mereka tidak akan membahayakan kamu, kecuali gangguan-
gangguan kecil saja, dan jika mereka memerangi kamu, niscaya mereka
mundur berbalik ke belakang (kalah). Selanjutnya mereka tidak mendapat
pertolongan”. (Q.S. „Āli-„Imran : 111).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ًَْٞ‫ُّوتجَصِت‬٣ /yuqātilụkum/ “memerangi” dan kata ًَْٞ‫ُُّت‬ٞ٣
/yuwallụkumu/ “mundur” .

ُ ‫ َُ َع ِّز‬terdapat pada ayat : 129


8. Kata ‫ َََ ْؽفِ ُش‬dan kata ‫ة‬

﴾۱۲٩﴿َْ٤‫سَسف‬ٞ‫للاَؿل‬َٝ‫شجء‬٣َََٖٓ‫ؼ ِّزح‬٣َٝ
َ ‫شجء‬٣َََُٖٔ‫ـلش‬٣َََ.....
/yagfiru limay yasyā`u wa yu'ażżibu may yasyā`, wallāhu gafụrur raḥī/ “Dia
mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (Q.S. „Āli-
„Imran : 129).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َ‫ـلتتش‬٣َ /yagfiru/ “mengampuni” dan kata َ‫ؼت ِّزح‬٣
/yu'ażżibu/ “mengazab”.
39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9. Kata ‫ آ َيُُىا‬dan kata َ‫ث‬ٝ‫ ًلش‬terdapat pada ayat : 149

ْٓ ٰ ‫ًَْػ‬ٝ‫تتش ُّد‬٣َ‫ث‬ٝ‫ًَٖلتتش‬٣‫ثَثُتتز‬ٞ‫ؼتت‬٤‫َََثَٕصا‬ٞ‫ََٰٖثٓ٘ت ْٓت‬٣‫تتجَثُتتز‬ُّٜ٣َ‫ْٓ تج‬٣ٰ


َ‫ث‬ٞ‫تتَََثػوتتجَدٌتتَْكض٘وِذتت‬
َٰ
﴾۱۴٩﴿َٖ٣‫خغش‬

/y ā ayyuhallażīna āmanū in tuṭī'ullażīna kafarụ yaruddụkum 'alā a'qābikum


fa tangqalibụ khāsirīn/ “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu
menaati orang-orang yang kafir, niscaya mereka akan mengembalikan
kamu ke belakang (murtad), maka kamu akan kembali menjadi orang yang
rugi”. (Q.S. „Āli-„Imran : 149).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َٞ‫ َٰثٓ٘ت‬/āmanū/ “beriman” dan kata ‫ث‬ٝ‫ ًلتش‬/kafarụ/
“beriman”.
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 156

10.Kata ٍ‫ َُ ْح‬dan kata ُ‫ َُ ًِ ُْذ‬terdapat pada ayat : 156

َّ ٰ َََٝۗ‫ش‬٤ٔ٣َٝ ٢‫ق‬٣َ‫للا‬
﴾۱۵۶﴿َ‫ش‬٤‫َٕدظ‬ِٞٔ‫للاَدٔضؼ‬ َّ ٰ ٝ ۗ

/wallāhu yuḥyī wa yumīt, wallāhu bimā ta'malụna baṣīr/ “Allah


menghidupkan dan mematikan, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan”. (Q.S. „Āli-„Imran : 156).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ٢‫قت‬٣ /yuḥyī/ “menghidupkan” dan kata َ‫تش‬٤ٔ٣ /yumīt/
“menghidupkan” .

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ُ ُْ ََ dan kataَ ‫ ََ ْخ ُز ْن ُك ْى‬terdapat pada ayat : 160
11. Kata ‫ص ْش ُك ْى‬

ّ ٰ ًَْ‫َ٘ظش‬٣َٕ‫ث‬
ًَْ‫٘ظتش‬٣َ١‫خزٌََُْكَٖٔرثَثُز‬٣َٕ‫ث‬ٌَََُْٝۚ‫للاَكالَؿجُخ‬
ّ ٰ ِ‫ػ‬ََٖٝٙ ‫َِّٖٓدؼذ‬
﴾۱۶۸﴿َ َٕٞ٘ٓ‫ًََ ثُٔؤ‬ٞ‫ض‬٤ِ‫َللاَك‬٠
/iy yanṣurkumullāhu fa lā gāliba lakum, wa iy yakhżulkum fa man żallażī
yanṣurukum mim ba'dih, wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn/ “Jika
Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi
jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa
yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah
saja orang-orang mukmin bertawakal”. (Q.S. „Āli-„Imran : 160).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ًَْ‫٘ظتش‬٣َ /yanṣurukum/ “menolongmu” ٌَُْ‫ختز‬٣
/yakhżulkum/ dan “membiarkan” .

12. Kata ‫ ُك ْف ِش‬dan kata ٌ‫ب‬


ِ ًَ َْ ِ‫ ا‬terdapat pada ayat : 167

ّ ٰ َ٤‫َعذ‬٢‫ثَك‬ِٞ‫ثَهجص‬ُٞ‫َْصؼج‬ََُٜ٤‫ه‬ٝ َ‫ث‬ٞ‫َٖٗجكو‬٣‫ؼَِْثُز‬٤ُٝ
َٞ‫ثَُت‬ُٞ‫ثََهج‬ٞ‫َثدكؼ‬ٝ‫َللاَث‬
َْٜٛ‫ث‬ٞ‫َٕدتجك‬ٞ‫ُت‬ٞ‫و‬٣ََٕۚ‫ٔج‬٣َ‫َُْال‬َٜ٘ٓ‫ٓى ٍزَثهشح‬ٞ٣ََ‫ٌََُِْلش‬ٌََْٰٛ٘ ‫ٗؼَِْهض ًجالَالصذؼ‬
﴾۱۶۷﴿ ٕ َۚ ٞٔ‫ٌض‬٣َ‫للاَثػَِْدٔج‬ّ ٰ ََْٜٝ‫د‬ِٞ‫َه‬٢‫ظَك‬٤َُ‫ٓج‬

/wa liya'lamallażīna nāfaqụ wa qīla lahum ta'ālau qātilụ fī sabīlillāhi


awidfa'ụ, qālụ lau na'lamu qitālal lattaba'nākum, hum lil-kufri yauma`iżin
aqrabu min-hum lil-īmān, yaqụlụna bi`afwāhihim mā laisa fī qulụbihim,
wallāhu a'lamu bimā yaktumụn/ “Dan untuk menguji orang-orang yang
munafik, kepada mereka dikatakan, “Marilah berperang di jalan Allah atau
pertahankanlah (dirimu).” Mereka berkata, “Sekiranya kami mengetahui
(bagaimana cara) berperang, tentulah kami mengikuti kamu.” Mereka pada
hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan.
41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak sesuai dengan isi
hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka
sembunyikan”. (Q.S. „Āli-„Imran : 167).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kataََ‫ ًلتتش‬/kufri/ “kekafiran” dan kata َٕ‫ٔتتج‬٣‫ َث‬/īmān/
“keimanan” .
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 177

3.2.3 Ṭibaq Ijabi yang tersusun dari Hurf dengan Hurf


tidak terdapat pada surah „Ali-„Imrān

3.2.4 Ṭibaq Ijabi yang tersusun dari Isim dan Fi‟il

1. Kata ‫ ِح ّاًل‬dan kata َ‫ َح َّش َو‬terdapat pada ayat : 93

ٚ‫َٗلغ‬٠َِٰ‫ََػ‬٣‫ََثالَٓجفشََّثعش ْٓثَء‬٣‫َثعشَْٓثء‬٢ َ ًّ ‫ًََ ََُّثُاؼجًَّجَٕف‬


َْٓ ٘‫الَُذ‬
﴾٩۳﴿َََۗ‫ َٰسىز‬ٞ‫ََٖٓهذََثٗض٘ضٍَثُض‬
َ
/kulluṭ-ṭa'āmi kāna ḥillal libanī isrā`īla illā mā ḥarrama isrā`īlu 'alā nafsihī
ming qabli an tunazzalat-taurāh, qul fa`tụ bit-taurāti/ “Semua makanan itu
halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh Israil
(Yakub) atas dirinya sebelum Taurat diturunkan”. (Q.S. „Āli-„Imran : 93).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َ‫ فت ًّتال‬/ḥilla/ “halal” dan kata َّ‫ فتتش‬/ḥarrama/
“diharamkan” .

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Kata ‫ اِ َْ ًَبَِ ُك ْى‬dan kata ٍَ َْ ‫ ٰكفِ ِش‬terdapat pada ayat : 100

ًَْٝ‫ش ُّد‬٣َ‫ثَثٌَُٰضخ‬ٞ‫ص‬َٝ‫َٖث‬٣‫وًجَ َِّٖٓثُز‬٣‫ثَكش‬ٞ‫ؼ‬٤‫َثَثٗضا‬ْٞٓ َ٘ٓ‫ٖ َٰث‬٣‫جَثُز‬ٜ٣‫ج‬٣َٰ


﴾۱۸۸﴿ََٖ٣‫ٔجٌََْٗ ًَٰلش‬٣‫دؼذَث‬
/yā ayyuhallażīna āmanū in tuṭī'ụ farīqam minallażīna ụtul-kitāba
yaruddụkum ba'da īmānikum kāfirīn/ “Wahai orang-orang yang beriman!
Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Kitab, niscaya mereka
akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman”. (Q.S.
„Āli-„Imran : 100).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ٌَْٗ‫ٔتج‬٣‫ ث‬/īmānikum/ “beriman” dan kata َٖ٣‫ًَٰلتش‬
/kāfirīn/ “kafir” .

3.2.5 Ṭibaq Ijabi yang tersusun dari Fi‟il dan Isim

1. Kata ٍ‫ اُ ْح‬dan kata ً‫ ان ًَ ْى ٰر‬terdapat pada ayat 49

ّ ٰ ٕ‫َدجر‬٠‫َٰص‬ُٞٔ‫ََث‬٢‫َثف‬َٝ‫ثالدشص‬ًََٝٚٔ‫َثدشاًَثال‬ََٝۚ.....
‫ثٗذِّتٌَْدٔج‬َََٝۚ‫َللا‬
﴾ ۴٩﴿.....ٌََْۗ‫ص‬ٞ٤‫َد‬٢‫ٕ َََۙك‬ٝ‫ٓجَصذخش‬ًَِٕٝٞ‫َصؤ‬

/...wa ubri`ul-akmaha wal-abraṣa wa uḥyil-mautā bi`iżnillāh,wa


unabbi`ukum bimā ta`kulụna wa mā taddakhirụna fī buyụtikum, inna fī
żālika la`āyatal lakum ing kuntum mu`minīn/ “Dan aku menyembuhkan
orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku
menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan
kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di
rumahmu”. (Q.S. „Āli-„Imran : 49).
43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Isim yang
berlawanan yaitu kata َ٢‫ ثفت‬/uḥyil/ “menghidupkan” dan kata ٠‫َٰص‬ٞ‫ ثُٔت‬/mautā/
“mati” .

2. Kata ‫ َكفَ ُش ْوا‬dan kata ‫ اِ َْ ًَبَِ ِه ْى‬terdapat pada ayat : 90

﴾٩۸﴿َََْٜۚ‫دض‬ٞ‫ثًَلشًثََُٖصوذََص‬ٝ‫ََْعٔجصدثد‬ٜ٘ٔ٣‫ثَدؼذَث‬ٝ‫ًَٖلش‬٣‫ثٗجُز‬

/innallażīna kafarụ ba'da īmānihim ṡummazdādụ kufral lan tuqbala


taubatuhum/ “Sungguh, orang-orang yang kafir setelah beriman, kemudian
bertambah kekafirannya, tidak akan diterima tobatnya”. (Q.S. „Āli-„Imran :
90).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Isim yang
berlawanan yaitu kata ‫ث‬ٝ‫ ًلتش‬/kafarụ/ “ yang kafir” dan kata َْٜ٘‫ٔتت‬٣‫ ث‬/
īmānihim/ “beriman”.

3. Kata َ‫ نِ ُْذ‬dan kata ‫ظاب‬


ّ َ‫ ف‬terdapat pada ayat 159

ََ‫ُتي‬ٞ‫ثَٓتَٖف‬ٞ‫ظَثُوِتخَالٗلؼُّ ت‬٤‫ًَ٘شَكظًّتجَؿِت‬َََُُْٜٞٝۚ‫ش‬ َّ ٰ َٖٓ‫كذٔجَسفٔ ٍز‬


َ َُ٘‫َللا‬
َ ﴾۱۵٩﴿

/fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi
lanfaḍḍụ min ḥaulika/ “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad)
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras
dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu”. (Q.S.
„Āli-„Imran : 159).

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َ‫ َُ٘تش‬/linta/ “lemah lembut” dan kata ‫ كظّتج‬/faẓẓan/
“keras” .

3.3 Ṭibaq Salbi pada Surah „Āli-„Imran

1. Kata ‫ ََ ْعهَ ُى‬dan ٌ‫ى‬


َ ًُ َ‫ َْل رَ ْعه‬terdapat pada ayat : 66

َِْ‫ََػ‬ٚ‫ظٌََُْد‬٤َُ‫ٔج‬٤‫َٕك‬ُّٞ‫َػَِْكَِْصقآَؽ‬ٚ‫ٔجٌََُْد‬٤‫ءَفؾؾضَْك‬٥‫ؤ‬َْٛ‫ؤٗض‬ٛ
ّ ٝ
﴾۶۶﴿ََِٕٞٔ‫أٗضَْالَصؼ‬ََِْٝ‫ؼ‬٣َ‫للا‬
َ
/ha`antum ha`ula`i hajajtum fima lakum bihi „ilmun falama
tuhajjuna fima laisa lakum bihi „ilmun, wa allahu ya‟lamu wa
`antum la ta‟lamuna/ „Beginilah kamu, kamu Ini (sewajarnya)
bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, Maka Kenapa
kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui?
Allah mengetahui sedang kamu tidak Mengetahui‟. ( Q.S. „Āli-
„Imran: 66).

Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu:َ َْ‫ؼِت‬٣

/ya‟lamu/ “mengetahui” dan kata َٕٞ‫ الَصؼِٔت‬/lā ta‟lamūna/ “ tidak


mengetahui” yang antara kedua kata yang berlawanan diatas
tersebut mengandung makna positif dan makna negatif.

2. Kata ‫عهُّ ْىََ ُك ْى‬


ِ َُ dan ٌَ ‫عهُّ ْى‬
ِ َُ ‫ َيب‬terdapat pada ayat : 69

َ ُِّٞ‫ؼت‬٣َ‫َٓتتج‬ََََْٝۚ‫ٌَٗتت‬ُِّٞ‫ؼت‬٣َٞ‫تتََثٌُ ٰضتخَُت‬ٛ‫دسَؽتجَىلتتزَ ِّٓتتَٖث‬ٝ


َ٥‫َٕث‬
َ﴾۶٩﴿َٕٝ‫شؼش‬٣َ‫ٓج‬َْٜٝ‫ثٗلغ‬
45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


/waddaṭ ṭā`ifatum min ahlil-kitābi lau yuḍillụnakum, wa mā yuḍillụna illā
anfusahum wa mā yasy'urụn/ “Segolongan Ahli Kitab ingin menyesatkan
kamu. Padahal (sesungguhnya), mereka tidak menyesatkan melainkan diri
mereka sendiri, tetapi mereka tidak menyadari”. ( Q.S. „Āli-„Imran : 69).
Pada contoh tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu:َ َْ‫ٌَٗت‬ُِّٞ‫ؼت‬٣

/yuḍillụnakum/ “menyesatkan kamu” dan kata َُِّٕٞ‫ؼت‬٣َ‫ ٓتج‬/mā yuḍillụn/ “


Tidak menyesatkan” yang antara kedua kata yang berlawanan diatas
tersebut mengandung makna positif dan makna negatif.

3. Kata ِِّ‫ َُّ َؤد‬dan ِِّ‫ َّْل َُ اؤد‬terdapat pada ayat : 75

ٍ ‫ََدو٘ا‬َٚ٘ٓ‫ََثٌَُٰضخََٖٓثَٕصؤ‬ٛ‫َٖٓث‬ٝ
ٍ ٘٣‫َدذ‬َٚ٘ٓ‫ََْٖٓثَٕصؤ‬ََٜ٘ٓٝۚ ‫ي‬٤ُ‫َث‬َْٙٓ ‫ُّؤ ِّد‬٣َ‫جس‬
َ‫جس‬
﴾۷۵﴿ََ‫َهآى ًٔج‬ٚ٤ِ‫يَثالَٓجَدٓشَػ‬٤ُ‫َث‬َْٙٓ ‫َؤ ِّد‬٣َ‫َال‬
َ
/wa min ahlil-kitābi man in ta`man-hu biqinṭāriy yu`addihī ilaīk, wa min-
hum man in ta`man-hu bidīnāril lā yu`addihī ilaika illā mā dumta 'alaihi
qā`imā/ “Dan di antara Ahli Kitab ada yang jika engkau percayakan
kepadanya harta yang banyak, niscaya dia mengembalikannya kepadamu.
Tetapi ada (pula) di antara mereka yang jika engkau percayakan kepadanya
satu dinar, dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali jika engkau
selalu menagihnya”. ( Q.S. „Āli-„Imran : 75).

Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu:َkataََْٙٓ ‫ُّتتؤ ِّد‬٣

/yu`addihī/ “mengembalikannya” dan kata َْٙٓ ‫تتؤ ِّد‬٣َ‫ ال‬/lā yu`addihī/ “tidak
mengembalikannya” yang antara kedua kata yang berlawanan diatas
tersebut mengandung makna positif dan makna negatif.

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Kata ‫ه َى‬
ُ dan kata َ‫ َيب ُه َى‬terdapat pada ayat : 78

َّ ٰ ‫ََٓتَٖػتَٖػ٘تذ‬ٞ‫ت‬َٛ‫ ٓتج‬َٝ
َ ۚ َ‫َللا‬
َٕٞ‫ُت‬ٞ‫و‬٣َٝۚ ّ ٰ ‫َََٖٓػ٘تذ‬َُٕٞٛٞٞ‫و‬٣ََٝۚ.....
َ َ‫َللا‬
َّ ٰ ِ‫ػ‬
﴾۷۸﴿َِٕٞٔ‫ؼ‬٣ََْٛٝ‫َللاَثٌَُزح‬٠
َ
/wa yaqụlụna huwa min 'indillāhi wa mā huwa min 'indillāh, wa yaqụlụna
'alallāhil-każiba wa hum ya'lamụn/ “Dan mereka berkata, “Itu dari Allah,”
padahal itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap
Allah, padahal mereka mengetahui”. ( Q.S. „Āli-„Imran : 78).

Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َ َٞ‫ت‬ٛ

/huwa/ “Itu dari Allah,” dan kata َٞ‫ت‬َٛ‫ ٓتج‬/mā huwa/ “itu bukan dari Allah”
yang antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut mengandung
makna positif dan makna negatif.

5. kata ‫ ََ ْه ِذي‬dan kata ‫ َْل ََ ْه ِذي‬terdapat pada ayat : 86


َ
َ َ‫َِّٰ٘ش‬٤‫َْثُذ‬َٛ‫ؽَجْٓء‬َٝ‫ن‬ َّ ٰ َٟ‫ذ‬ٜ٣َ‫ق‬٤ً
ُّ ‫ٍَف‬ٞ‫ثَثَٕثُشع‬َْٝٓ ‫ذ‬ٜ‫ش‬َْٜٝٗ‫ٔج‬٣‫ثَدؼذَث‬ٝ‫ ًٓجًَلش‬ٞ‫للاَه‬
َٰ ّٞ‫َثُو‬ٟ‫ذ‬ٜ٣َ‫للاَال‬
﴾۸۶﴿ َٖ٤ِّٔ‫َثُظ‬ َّ ٰ ٝ
َ
/kaifa yahdillāhu qaumang kafarụ ba'da īmānihim wa syahidū annar-rasụla
ḥaqquw wa jā`ahumul-bayyināt, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn/
“Bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kafir
setelah mereka beriman, serta mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu
benar-benar (rasul), dan bukti-bukti yang jelas telah sampai kepada
mereka? Allah tidak memberi petunjuk kepada orang zalim”. ( Q.S. „Āli-
„Imran : 86).

47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َ َٟ‫تذ‬ٜ٣

/yahdi/ “memberi petunjuk” dan kata َٟ‫تذ‬ٜ٣َ‫ ال‬/lā yahdi/ “tidak memberi
petunjuk” yang antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut
mengandung makna positif dan makna negatif.

6. ُ ََ‫ رُ ِحجُّى‬dan kata ‫ََ َْل َُ ِحجُّ ْى ََ ُك ْى‬terdapat pada ayat : 119
kata ‫ه ْى‬
َ
َ ۚ ًَِِّٚ‫َٕدجٌَُٰضخ‬ََٞ٘ٓ‫صؤ‬ٝ ٌََُّْٗٞ‫قذ‬٣َ‫َال‬ََْٝ َُّٜٗٞ‫َالءَصقذ‬ٝ
ًَْٞ‫ثرثَُو‬َٝۚ َْٓ ‫جٗضَْث‬َٰٛ
﴾۱۱٩﴿َََۗ‫َثََٰثٓ٘ج‬ْٞٓ ُ‫َهج‬
َ
/hā`antum ulā`i tuḥibbụnahum wa lā yuḥibbụnakum wa tu`minụna bil-kitābi
kullih, wa iżā laqụkum qālū āmannā/ “Beginilah kamu! Kamu menyukai
mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, dan kamu beriman kepada
semua kitab”. ( Q.S. „Āli-„Imran : 119).

Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َْ‫ت‬َٜٗٞ‫َصقذُّت‬

/tuḥibbụnahum/ “menyukai mereka” dan kata ٌََُّْٗٞ‫قذ‬٣َ‫ َال‬/lā yuḥibbụnakum/


“tidak menyukaimu” yang antara kedua kata yang berlawanan diatas
tersebut mengandung makna positif dan makna negatif.

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. kata ‫ فَ َعهُ ْىا‬dan kata ‫ََ َيب فَ َعهُ ْىا‬terdapat pada ayat : 135

َّ ٰ ‫َْرًش‬ٜ‫َثَثٗلغ‬ْٞٓ ِٔ‫َظ‬ٝ‫ثَكجفشزًَث‬ِٞ‫َٖثرثَكؼ‬٣‫ثُز‬ٝ
ََْٜۗ‫د‬ٞٗ‫ثَُز‬ٝ‫ثَللاَكجعضـلش‬ٝ
َّ ٰ ‫حَثال‬ٞٗ‫ـلشَثُ ُّز‬٣َٖٓٝ
﴾۱۳۵﴿َِٕٞٔ‫ؼ‬٣ََْٛٝ‫ث‬ِٞ‫َٓجَكؼ‬٠َِٰ ‫ثَػ‬ُّٝ‫ظش‬٣َََُْٝۗ‫َللا‬

/wallażīna iżā fa'alụ fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha


fastagfarụ liżunụbihim, wa may yagfiruż-żunụba illallāh, wa lam yuṣirrụ
'alā mā fa'alụ wa hum ya'lamụn/ “dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera)
mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa
(lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui”. (Q.S. „Āli-
„Imran : 135).

Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َ ‫ث‬ٞ‫كؼِت‬

/fa'alụ/ “mengerjakan perbuatan” dan kata ‫ث‬ٞ‫ ٓتجَكؼِت‬/mā fa'alụ/ “tidak


meneruskan perbuatan” yang antara kedua kata yang berlawanan di
atas tersebut mengandung makna positif dan makna negatif.

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4 Sekilas Tentang Surah At-Taubah

Surah At-Taubah bahasa Arab: ‫دتتتتز‬ٞ‫سرَثُض‬ٞ‫عتتتت‬. Sūrah at-taubah.


'pengampunan'‎ adalah surah ke-9 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong
surah Madaniyah yang terdiri atas 129 ayat. Dinamakan At-Taubah yang
berarti "Pengampunan" karena kata At-Taubah berulang kali disebut dalam
surah ini. Dinamakan juga dengan Bara'ah yang berarti berlepas diri.

Berlepas diri disini maksudnya adalah pernyataan pemutusan


perhubungan, disebabkan sebagian besar pokok pembicaraannya tentang
pernyataan pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin.

Berbeda dengan surah-surah yang lain maka pada permulaan surat


ini tidak terdapat ucapan basmalah, karena surah ini adalah pernyataan
perang dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk
memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernapaskan
perdamaian dan cinta kasih Allah.

Surah ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad kembali dari


peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Pengumuman ini
disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib pada musim haji tahun itu juga.

Isi kandungan surah at-Taubah, diantaranya sebagai berikut:

Memberikan keyakinan untuk orang-orang beriman bahwa Allah Swt


selalu menyertai dan melindunginya, serta memberikan anugrah segala
kenikmatan atas perbuatan-perbutan dalam menjalankan printah-Nya dan
meninggalkan larangan-Nya.

Dan penjelasan aturan-aturan illahiyyah atau hukum syar‟I, yaitu


kewajiban umat muslim untuk menginfakkan sebagaian rizki yang telah
dianugrahkan oleh Allah Swt kepada-Nya, aturan dalam penggunaan harta

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pribadi atau harta milik umat, aturan penarikan jizyah dari orang kafir
yang dalam perlindungan kaum muslimin, aturan bernegara (tata Negara),
dan lain sebagainya.

Dalam surah at-Taubahَ juga menjelaskan tentang kisah-kisah,


diantaranya kisah Nabi Muhammad SAW., dan Abu Bakar Shidiq
bersembunyi dalam gua Tsur sewaktu melakukan perjalanan hijrah dari
Makkah ke Madinah, kisah perang Hunain, dan perang Tabuk yang
dilakukan oleh kaum muslimin dalam menjalani perang sabil demi
tegaknya agama tauhid di muka bumi.

Selain itu dalam surah at-taubah juga menerangkan sifat dan


tingkatan derajat kaum muslimin di sisi Allah SWT.

Ṭibaq dalam Surah At-Taubah

Setelah dilakukan penelitian diperoleh data bahwa di dalam


Surah At-Taubah ditemukan 28 At-tibaq yang terdapat dalam 28
ayat dengan rincian sebagai berikut :

3.5 Ṭibaq Ijabi Pada Surah At-Taubah

3.5.1 Ṭibaq Ijabi yang tersusun dari Isim dengan Isim

1. ِ ‫ اَ ْف َىا‬dan ‫ لُهُ ْىثُ ُه ْى‬terdapat pada ayat : 8


Kata ‫ه ِه ْى‬

َ َْٜٛ‫ث‬ٞ‫ٌَْٗدجك‬ٞ‫شػ‬٣ًََ‫الرٓز‬َٝ‫ٌَْثال‬٤‫ثَك‬ٞ‫شهذ‬٣‫ٌَْال‬٤ِ‫ثَػ‬ٝ‫ش‬ٜ‫َظ‬٣َٕ‫ث‬َٝ‫ق‬٤ً
َ﴾۸﴿ََٕۚٞ‫َكغو‬َٰ ْٛ‫ثًغش‬َٝۚ
َ ۚ َْٜ‫د‬ِٞ‫َه‬٠َ‫صؤ ٰد‬َٝ

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


/kaifa wa iy yaẓ-harụ 'alaikum lā yarqubụ fīkum illaw wa lā
żimmah, yurḍụnakum bi`afwāhihim wa ta`bā qulụbuhum, wa
akṡaruhum fāsiqụn/ “Bagaimana mungkin (ada perjanjian
demikian), padahal jika mereka memperoleh kemenangan atas
kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan denganmu
dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan
hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Kebanyakan
mereka adalah orang-orang fasik (tidak menepati janji) ”. (Q.S. At-
Taubah : 8).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim yang
berlawanan yaitu kata َْٜٛ‫ث‬ٞ‫ دتجك‬/bi`afwāhihim/ “mulutnya” dan kata َْٜ‫د‬ٞ‫هِت‬
/qulụbuhu/ “hatinya” .

2. Kata ‫ ا ْن ُك ْف َش‬dan ٌ‫ب‬ ِ ْ terdapat pada ayat : 23


ِ ًَ َْ ‫اْل‬

َٰ َْٝٓ ‫َثالصضخز‬ٞ٘ٓ‫َٖ َٰث‬٣ َ‫جَثُز‬ُّٜ٣ََ‫ج‬٣َٰ


َ‫ثَثٌُلش‬ُّٞ‫َجْٓءَثَٕثعضقذ‬٤ُٝ‫ثٌَْٗث‬ٞ‫ثخ‬ًَْٝ‫ثَثدَجْٓء‬
﴾۲۳﴿َِّٕٞٔ‫َثُظ‬َٰ َْٛ‫ُْٓتي‬ٝ
َٰ ‫ٌََْْٓ٘كج‬َُٜٞ‫ض‬٣َََََٖٕٓٝۗ‫ٔج‬٣َ‫َثال‬٠ِ‫َػ‬

/yā ayyuhallażīna āmanụ lā tattakhiżū ābā`akum wa ikhwānakum


auliyā`a inistaḥabbul-kufra 'alal-īmān, wa may yatawallahum
mingkum fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn/ “Wahai orang-orang yang
beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapakmu dan saudara-
saudaramu sebagai pelindung, jika mereka lebih menyukai kekafiran
daripada keimanan. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan
mereka pelindung, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.
(Q.S. At-Taubah : 23).

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan
Isim yang berlawanan yaitu kata َ‫ ثٌُلتتش‬/al-kufra/ “kekafiran” dan

kata َٕ‫ٔج‬٣َ‫ ثال‬/al-īmān/ “keimanan” .

ِ ‫سًٰ ٰى‬
3. Kata ‫د‬ َ ‫ ْاْلَ ْس‬terdapat pada ayat : 36
َّ ‫ ان‬dan kata ‫ض‬

ّ ٰ ‫ًَ ٰضخ‬٢‫شًثَك‬ٜ‫َللاَثع٘جَػششَش‬
َ َ‫َثالسع‬ََٝ‫س‬ٰٞ ٰٔ‫َّخِنَثُغ‬ٞ٣َ‫َللا‬ ّ ٰ ‫سَػ٘ذ‬ٜٞ‫ثَٕػذرَثُ ُّش‬
َ َٖ٤ً‫ثَثُٔشش‬ِٞ‫هجص‬ٌَْٝ‫َٖثٗلغ‬ٜ٤‫ثَك‬ِٞٔ‫َِّْەَۙكالَصظ‬٤‫َٖثُو‬٣ِّ‫جَْٓثسدؼزَفشَّ ٰرُيَثُذ‬ٜ٘ٓ
ّ ٰ ٕ‫ثَث‬ْٞٓ ِٔ‫ثػ‬ًََٝ‫ًٌَْٗ ۤجكز‬ِٞ‫وجص‬٣َ‫ًَ ۤجكزًًَٔج‬
﴾۳۶﴿َٖ٤‫َللآَغَثُٔضو‬

/inna 'iddatasy-syuhụri 'indallāhiṡnā 'asyara syahran fī kitābillāhi yauma


khalaqas-samāwāti wal-arḍa min-hā arba'atun ḥurum, żālikad-dīnul-
qayyimu fa lā taẓlimụ fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatang
kamā yuqātilụnakum kāffah, wa'lamū annallāha ma'al-muttaqīn/
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan,
(sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit
dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama
yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang
empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka
pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta
orang-orang yang takwa”. (Q.S. At-Taubah : 36).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawanan yaitu kata َ‫س‬ٰٞ ٰٔ‫ ثُغت‬/as-samāwāti/ “langit” dan kata
‫ع‬
َ ‫ ثالس‬/al-arḍa/ “bumi” .

Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 116

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ٰ ْ terdapat pada ayat : 38
4. Kata ‫ ان ُّذ ََُْب‬dan kata ‫اْل ِخ َش ِح‬

ّ ٰ َ٤‫َعذ‬٢‫ثَك‬ٝ‫ٌَََُْثٗلش‬٤‫ثَٓجٌََُْثرثَه‬ٞ٘ٓ‫ٖ َٰث‬٣‫جَثُز‬ُّٜ٣‫ْٓج‬٣ٰ
َۗ َ‫َثالسع‬٠َُ‫َللاََثعجهِضَْث‬
ٰ ‫جَك‬٤ٗ‫رَثُ ُّذ‬ٞ٤ٰ ‫ثالخش َۚرَكٔجَٓضجعَثُق‬
﴾۳۸﴿ ََ٤ِ‫َثالخشرَثالَه‬٠ ٰ ََٖٓ‫ج‬٤ٗ‫رَثُ ُّذ‬ٞ٤ٰ ‫ضَْدجُق‬٤‫ثسػ‬

/yā ayyuhallażīna āmanụ mā lakum iżā qīla lakumunfirụ fī sabīlillāhiṡ


ṡāqaltum ilal-arḍ, a raḍītum bil-ḥayātid-dun-yā minal-ākhirah, fa mā
matā'ul-ḥayātid-dun-yā fil-ākhirati illā qali/ “Wahai orang-orang yang
beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk
berperang) di jalan Allah,” kamu merasa berat dan ingin tinggal di
tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada
kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan
dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit”. (Q.S. At-Taubah : 38).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
ٰ َ
yang berlawanan yaitu kata ‫ج‬٤ٗ‫ َثُت ُّذ‬/ad-dun-yā/ “dunia” dan kata َ‫ثالختشر‬
/ākhirati/ “akhirat”.

Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 69,74

5. Kata ًَ‫س ْفه‬


ُ ‫ ان‬dan kata ‫ ان ُع ْهَُب‬terdapat pada ayat : 40
َ
َ٠‫ٔتجَكت‬َٛ‫َٖثر‬٤‫َثع٘ت‬٢ٗ‫ثَعج‬ٝ‫ًَٖلش‬٣‫َثُز‬ٚ‫َللاَثرَثخشؽ‬ َّ ٰ ٙ‫َكوذَٗظش‬ٙٝ‫ثالَص٘ظش‬
ّ ٰ ٍ‫َللآَؼ٘ ۚجَكجٗض‬
َٙٗ ‫ذ‬٣‫ث‬َٝٚ٤ِ‫ٗ َػ‬ٚ‫٘ض‬٤ٌ‫َللاَع‬ ّ ٰ ٕ‫َالَصقضَٕث‬ٖٚ ‫ٍَُظجفذ‬ٞ‫و‬٣َ‫ثُـجسَثر‬
ّ ٰ َ‫ًِٔز‬َٝۚ ٠ِٰ ‫ثَثُغُّل‬ٝ‫ًَٖلش‬٣‫ؽؼًََِٔزَثُز‬َٝ‫ج‬ٛٝ‫ ٍدََُْصش‬ٞ٘‫دؾ‬
‫ج‬٤ِ‫َثُؼ‬٢َٛ‫للا‬
ّ ٰ ٝ َۚ
﴾۴۸﴿ َْ٤ٌ‫ضَف‬٣‫للاَػض‬

54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


/illā tanṣurụhu fa qad naṣarahullāhu iż akhrajahullażīna kafarụ
ṡāniyaṡnaini iż humā fil-gāri iż yaqụlu liṣāḥibihī lā taḥzan innallāha
ma'anā, fa anzalallāhu sakīnatahụ 'alaihi wa ayyadahụ bijunụdil lam
tarauhā wa ja'ala kalimatallażīna kafarus-suflā, wa kalimatullāhi hiyal-
'ulyā, wallāhu 'azīzun ḥakīm/ “Ji ka kamu tidak menolongnya
(Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-
orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua
orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada
sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan
membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat
olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan
firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha perkasa, Maha bijaksana”.
(Q.S. At-Taubah : 40).

َ ََََPada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim yang
berlawanan yaitu kata ٠ِٰ ‫ ثُغُّتل‬/al-suflā/ “rendah” dan kata ‫تج‬٤ِ‫ ثُؼ‬/al-'ulyā/
“tinggi”.

6. Kata ‫ ِخفَبفاب‬dan kata ‫ ِصمَ ابْل‬terdapat pada ayat : 41

ّ ٰ َ٤‫َعذ‬٢‫ثٗلغٌَْك‬ٌَُْٝ‫ث‬ٞٓ‫ثَدج‬ٝ‫ذ‬ٛ‫ؽج‬َٝ‫جال‬
َ َ‫ش‬٤‫َللاَ ٰرٌَُْخ‬ َ ً ‫َعو‬َٝ‫ثَخلجكًج‬ٝ‫ثَٗلش‬
﴾۴۱﴿ َِٕٞٔ‫ٌََُْثًَٕ٘ضَْصؼ‬

/infirụ khifāfaw wa ṡiqālaw wa jāhidụ bi`amwālikum wa anfusikum fī


sabīlillāh, żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn/ “Berangkatlah kamu
baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah
dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui”. (Q.S. At-Taubah : 41).
55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawanan yaitu kata ‫ خلجكًتج‬/khifāfaw/ “ringan” َ ً ‫عو‬
dan kata ‫تجال‬
/ṡiqālaw/ “berat”.

7. ‫ غَ ْى ا‬dan kata ‫ َك ْش اهب‬terdapat pada ayat : 53


Kata ‫عب‬

ٰ ًٓ ٞ‫ُّضوذٌَََْٓ٘ ثًٌَْٗ٘ضَْه‬٣ََُٖ‫ًج‬ٛ‫ًَش‬ٝ‫ػًجَث‬ٞ‫ثَؽ‬ٞ‫هََثٗلو‬
﴾۵۳﴿ َٖ٤‫جَكغو‬

/qul anfiqụ ṭau'anَau kar-hal lay yutaqabbala mingkum, innakum kuntum


qauman fāsiqīn/ “َKatakanlah (Muhammad), “Infakkanlah hartamu baik
dengan sukarela maupun dengan terpaksa, namun (infakmu) tidak akan
diterima. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik”. (Q.S. At-
Taubah : 53).

َ َPada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawananَََyaitu kata ‫ػًتج‬ٞ‫ ؽ‬/ṭau'an/ “sukarela” dan kata ‫ًتج‬ٛ‫ًش‬
/kar-hal/ “terpaksa” .

8. Kata ‫ َكفَ ْشرُ ْى‬dan kata ‫ ِا َْ ًَب َِ ُك ْى‬terdapat pada ayat : 66

َ ًَ‫َۚثٗ٘ؼقَػَٖؽَآةل ٍزٌََْٓ٘ٗؼ ِّزحَؽَآَةلز‬


َ ََْ ٌٗ‫ٔج‬٣‫ثهذًَلشصََْدؼذَث‬ٝ‫الصؼضزس‬
﴾۶۶﴿ َۚ َٖ٤ٓ‫ثَٓؾش‬ٞٗ‫ًَْج‬ٜٗ‫َدج‬

/lā ta'tażirụ qad kafartum ba'da īmānikum, in na'fu 'an ṭā`ifatim


mingkum nu'ażżib ṭā`ifatam bi`annahum kānụ mujrimīn/ “Tidak
perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman.
Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah tobat),
niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena
56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (selalu) berbuat dosa”. (Q.S.
At-Taubah : 66).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawanan yaitu kata َْ‫ ًَلتتشص‬/kafartum/ “kafir” dan kata ٌَْٗ‫ٔتتج‬٣‫ث‬
/īmānikum/ “ beriman” .

9. ِ ُْ ‫ ا ْن َؽ‬dan kata ‫ش َهب َد‬


Kata ‫ت‬ َّ ‫ ان‬terdapat pada ayat : 94

ّ ٰ ٗ‫ثََُُّٖٗؤٌََُْٖٓهذَٗذج‬ٝ‫ََْهََالَصؼضزس‬ٜ٤ُ‫ٌَْثرثَسؽؼضَْث‬٤ُ‫َٕث‬ٝ‫ؼضزس‬٣
َ َ‫جَللا‬
َ َ‫جدر‬ٜ‫َثُش‬ََٝ‫خ‬٤‫َػَِْثُـ‬٠ ّ ٰ ‫ش‬٤‫ع‬ًَْٝ‫ََٖٓثخذجس‬
ٰ ُٰ ‫َٕث‬ٝ‫ٗ َعَْصش ُّد‬ُٚٞ‫سع‬ٌَِْٝٔ‫َللاَػ‬ٟ
﴾٩۴﴿ َِٕٞٔ‫٘ذِّتٌَْدٔجًََ٘ضَْصؼ‬٤‫َك‬

/ya'tażirụna ilaikum iżā raja'tum ilaihim, qul lā ta'tażirụ lan nu`mina lakum
qad nabba`anallāhu min akhbārikum wa sayarallāhu 'amalakum wa
rasụluhụ ṡumma turaddụna ilā 'ālimil-gaibi wasy-syahādati fa
yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn/ “Mereka (orang-orang munafik yang
tidak ikut berperang) akan mengemukakan alasannya kepadamu ketika
kamu telah kembali kepada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Janganlah
kamu mengemukakan alasan; kami tidak percaya lagi kepadamu, sungguh,
Allah telah memberitahukan kepada kami tentang beritamu. Dan Allah akan
melihat pekerjaanmu, (demikian pula) Rasul-Nya, kemudian kamu
dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui segala yang gaib
dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan”. (Q.S. At-Taubah : 94).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawanan yaitu kata َ‫تخ‬٤‫ ثُـ‬/al-gaibi/ َ“gaib” dan kata َ‫جدر‬ٜ‫ ثُشت‬/sy-
syahādati/ “nyata” merupakan kata yang menjadi lawannya.

Dengan kata-kata yang sama terdapat pada ayat : 105


57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10. Kata ‫صبنِ احب‬
َ dan kataَ‫سُِّئاب‬
َ َ terdapat pada ayat : 102

ّ ٰ ‫ِّتًج َۚػغ‬٤‫ ٰثختشَعت‬َٝ‫ثَػٔ ًتالَطتجُقًج‬ٞ‫َْخِا‬ٜ‫د‬ٞٗ‫ثَدز‬ٞ‫َٕثػضشك‬ٝ‫ ٰثخش‬ٝ


َٕ‫َللاَث‬٠‫ت‬
َّ ٰ ٕ‫َْث‬ٜ٤ِ‫حَػ‬ٞ‫ض‬٣
﴾۱۸۲﴿ َْ٤‫سَسف‬ٞ‫َللا ؿل‬

/wa ākharụna'tarafụ biżunụbihim khalaṭụ 'amalan ṣāliḥaw wa ākhara


sayyi`ā, 'asallāhu ay yatụba 'alaihim, innallāha gafụrur raḥīm/ “Dan (ada
pula) orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur
adukkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-
mudahan Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang”. (Q.S. At-Taubah : 102).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawanan yaitu kata ‫ َطتتجُقًج‬/ṣāliḥaw/ “baik” dan kata ‫ِّتًج‬٤‫عت‬
/sayyi`ā/ “buruk” merupakan kata yang menjadi lawannya.

11. Kata َ‫ص ِؽ ُْ َشحا‬


َ dan kataَ‫ َك ِج ُْ َشحا‬terdapat pada ayat : 121

َْٜ٣‫ؾض‬٤ََُُْٜ‫ًجَثالًَضخ‬٣‫ثد‬َٕٝٞ‫واؼ‬٣َ‫ال‬ًََٝ‫شر‬٤‫الًَذ‬ًَٝ‫شر‬٤‫َٕٗلوزًَطـ‬ٞ‫٘لو‬٣َ‫ال‬ٝ
﴾۱۲۱﴿ َِٕٞٔ‫ؼ‬٣َ‫ث‬ٞٗ‫للاَثفغَٖٓجًَج‬ ّٰ

/wa lā yunfiqụna nafaqatan ṣagīrataw wa lā kabīrataw wa lā yaqṭa'ụna


wādiyan illā kutiba lahum liyajziyahumullāhu aḥsana mā kānụ ya'malụn/
“dan tidaklah mereka memberikan infak, baik yang kecil maupun yang َ
besar َdanَ tidak َ(pula) melintasi suatu lembah (berjihad), kecuali akan
dituliskan bagi mereka (sebagai amal kebajikan), untuk diberi balasan oleh
Allah (dengan) yang lebih baik dariَpada apa yang telah mereka kerjakan”.
(Q.S. At-Taubah : 121).
58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawanan yaitu kata ً‫ش َر‬٤‫ طتـ‬/ṣagīrataw/ َ “kecil” َdan kataًََ‫تش َر‬٤‫ًَذ‬
/kabīrataw/ “ besar” .

3.5.2 Ṭibaq Ijabi yang tersusun dari Fi‟il dengan Fi‟il

1. Kataََ ‫ َفَبٌِْ رُ ْجزُ ْى‬dan kata ‫ رَ َىنَّ ُْزُ ْى‬terdapat pada ayat : 3

ّ ٰ ٕ‫َّثُق ِّؼَثالًذشَث‬ٞ٣َ‫َثُ٘جط‬٠ُ‫َث‬ْٚٓ ٖ ُٞ‫سع‬َٝ‫َللا‬


َۙ‫ََٖە‬٤ً‫ءَ ِّٓتَٖثُٔشتش‬١ۤ ‫َللاَدش‬ ّ ٰ ِّٖٓ َٕ‫ثرث‬ٝ
ّ ٰ ‫شَ ٓؼؾض‬٤‫ثَثٌَْٗؿ‬ْٞٓ ِٔ‫ضََْكجػ‬٤ُٞ‫ثَٕ ص‬َْٝۚ ٌَُ‫ش‬٤‫َخ‬ٜٞ‫ٗ ََكجَٕصذضَْك‬ُٚٞ‫سع‬ٝ
َ‫د ِّشش‬َٝ‫َللا‬ٟ
﴾۳﴿ ٍَْۙ ٤ُ‫حَث‬
ٍ ‫ثَدؼزث‬ٝ‫ًَٖلش‬٣‫ثُز‬

/wa ażānum minallāhi wa rasụlihī ilan-nāsi yaumal-ḥajjil-akbari annallāha


barī`um minal-musyrikīna wa rasụluh, fa in tubtum fa huwa khairul lakum,
wa in tawallaitum fa'lamū annakum gairu mu'jizillāh, wa basysyirillażīna
kafarụ bi'ażābin alīm/ “ Dan satu maklumat (pemberitahuan) dari Allah
dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa
sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik.
Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka itu lebih baik
bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak
dapat melemahkan Allah . Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang
kafir (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih. (Q.S. At-Taubah : 3).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il
yang berlawanan yaitu kata َْ‫ َكتجَٕصذتض‬/fa in tubtum/ “bertobat” dan kata

ََْ‫ض‬٤ُٞ‫ص‬/tawallaitum/ “berpaling” merupakan kata yang menjadi lawannya.

59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Kata َ‫ ََّز ُْىثُ ْىا‬dan kata ‫ ََّزَ َىنَّ ْىا‬terdapat pada ayat : 74

َ‫ثَدٔتج‬ٞ‫ ُّٔت‬َْٜٛٝٓ‫ثَدؼتذَثعتال‬ٝ‫ًلش‬َٝ‫ثًَِٔزَثٌُلش‬ُٞ‫ُوذَهج‬َٝ‫ث‬ُٞ‫جلِلَٓجَهج‬ ّ ٰ ‫َٕد‬ٞ‫قِل‬٣


ّ ٰ ْٜ‫الَثَٕثؿت ٰ٘ى‬
َ‫تشًث‬٤‫تيَخ‬٣َ‫ث‬ٞ‫دت‬ٞ‫ض‬٣ََٖۚٚ ِ‫ٗ َٓتَٖكؼت‬ُٚٞ‫سعت‬َٝ‫َللا‬ ْٓ ‫ثَث‬ٞ‫ٓجَٗؤ ْٓت‬َٝ‫ ۚث‬ُٞ‫٘ج‬٣َُْ
ّ ٰ ْٜ‫ؼت ِّزد‬٣َ‫ث‬ٞ‫ُتت‬ٞ‫ض‬٣َٕ‫ث‬ٝ َْۚ‫ت‬ُٜ
ٰ َٝ‫ج‬٤ٗ‫َثُت ُّذ‬٠‫ ًٔتتجَكتت‬٤ُ‫َللاَػتزثدًجَث‬
َ٠‫تتَْكتت‬َُٜ‫ٓتتج‬ٝ َۚ‫ثالختتشر‬
﴾۷۴﴿ ‫ ٍَش‬٤‫الَٗظ‬َٝ٢ٍّ ََُٖٝٓ‫ثالسع‬

/yaḥlifụna billāhi mā qālụ, wa laqad qālụ kalimatal-kufri wa kafarụ ba'da


islāmihim wa hammụ bimā lam yanalụ, wa mā naqamū illā an
agnāhumullāhu wa rasụluhụ min faḍlih, fa iy yatụbụ yaku khairal lahum,
wa iy yatawallau yu'ażżib-humullāhu 'ażāban alīman fid-dun-yā wal-
ākhirah, wa mā lahum fil-arḍi miw waliyyiw wa lā naṣīr/ “Mereka (orang
munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak
mengatakan (sesuatu yang menyakiti Muhammad). Sungguh, mereka telah
mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir setelah Islam,
dan menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka
tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), sekiranya Allah dan Rasul-Nya telah
melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu
adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah
akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan
mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di bumi”.
(Q.S. At-Taubah : 74)

َ ََََ Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il
yang berlawanan yaitu kata ‫ث‬ٞ‫دت‬ٞ‫ض‬٣ / yatụbụ/ “bertobat” dan kata ‫ث‬ٞ‫ُت‬ٞ‫ض‬٣
/yatawallau/ “berpaling” .

60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ُ ُ‫ َُ َع ِّزث‬dan kata ‫ة‬
3. Kata َ‫ه ْى‬ ُ ‫ ََز ُْى‬terdapat pada ayat : 106

ّ ٰ َْٜٝ٤‫حَػِت‬ٞ‫ضت‬٣ َ‫ثٓتج‬ََْٜٝ‫ؼت ِّزد‬٣َ‫َللاَثٓتج‬


َْ٤‫َْفٌت‬٤‫للاَػِت‬ ّ ٰ ‫َٕالٓتش‬ٞ‫َٕٓشؽت‬ٝ‫ ٰثختش‬ٝ
﴾۱۸۶﴿
/wa ākharụna murjauna li`amrillāhi immā yu'ażżibuhum wa immā yatụbu
'alaihim, wallāhu 'alīmun ḥakīm/ “Dan ada (pula) orang-orang lain yang
ditangguhkan sampai ada keputusan Allah; mungkin Allah akan mengazab
mereka dan mungkin Allah akan menerima tobat mereka. Allah Maha
Mengetahui, Maha bijaksana”. (Q.S. At-Taubah : 106).

َ Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il
yang berlawananََََyaitu kata َْٜ‫ؼت ِّزد‬٣َ /yu'ażżibuhum/ “mengazab” dan kata

َ‫ح‬ٞ‫ض‬٣ /yatụbu/ “menerima tobat” .

ِ ُُِ‫ ن‬dan kata ‫ ِا ْر َه ٰذى ُه ْى‬terdapat pada ayat : 115


4. Kata ‫ع َّم‬

ّ ٰ ٕ‫َٕث‬ٞ‫ضو‬٣َ‫َْٓج‬َُِّٜٖ٤‫ذ‬٣َ٠ّ‫ََْف ٰض‬ٜ‫ ٰذى‬َٛ‫ ًٓجَدؼذَثر‬ٞ‫ؼَََه‬٤َُ‫َللا‬


َ‫َللا‬ ّ ٰ ٕ‫ٓجًَج‬ٝ
﴾۱۱۵﴿ َْ٤ِ‫ ٍءَػ‬٢‫دٌ ََِّش‬
/wa mā kānallāhu liyuḍilla qaumam ba'da iż hadāhum ḥattā yubayyina
lahum mā yattaqụn, innallāha bikulli syai`in 'alīm/ “Dan Allah sekali-kali
tidak akan menyesatkan suatu kaum, setelah mereka diberi-Nya
petunjuk, sehingga dapat dijelaskan kepada mereka apa yang harus
mereka jauhi. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Q.S. At-
Taubah : 115).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kataَََ‫ؼ‬٤ُ /liyuḍilla/ “menyesatkan” dan kata َْٜ‫ ٰذى‬َٛ‫ ثر‬/iż

hadāhum/ “petunjuk” .
61

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Kata ٍ‫ َُ ْح‬dan kata ُ‫ َُ ًِ ُْذ‬terdapat pada ayat : 116

ّ ٰ ٕٝ‫ٓجٌََُْ َِّٖٓد‬َٝ‫ش‬٤ٔ٣ََٝ٢
َ‫َللا‬ ّ ٰ ٕ‫ث‬
َٖ ‫ق‬٣َ‫ثالسع‬َٝ‫س‬ٰٞ ٰٔ‫ٗ َِٓيَثُغ‬َُٚ‫َللا‬
َ ﴾۱۱۶﴿ ‫ ٍَش‬٤‫الَ ٗظ‬َٝ٢ٍّ ََُٖٝٓ

/innallāha lahụ mulkus-samāwāti wal-arḍ, yuḥyī wa yumīt, wa mā lakum


min dụnillāhi miw waliyyiw wa lā naṣīr/ “Sesungguhnya Allah memiliki
kekuasaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Tidak ada
pelindung dan penolong bagimu selain Allah”. (Q.S. At-Taubah : 116)

Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kataَ٢ٖ ‫ق‬٣َ /yuḥyī/ “menghidupkan” dan kata َ‫ش‬٤ٔ٣ /yumīt/
“mematikan” .

6. Kata ‫ ََ ِض َْ ُػ‬dan kata ‫َبة‬


َ ‫ ر‬terdapat pada ayat : 117

ّ ٰ ‫ُوذَصجح‬
َ‫َعجػزَثُؼغشر‬٢‫َك‬ٙٞ‫َٖثصذؼ‬٣‫ثالٗظجسَثُز‬َٖٝ٣‫ؾش‬ٰٜ ُٔ‫ث‬َٝ٢ِّ ‫َثُ٘ذ‬٠ِ‫َللاَػ‬
﴾۱۱۷﴿ َْۙ٤‫فَسف‬ٝ‫َْ سء‬ٜ‫ٗ َد‬ٚٗ‫َْث‬ٜ٤ِ‫َْعَْصجحََػ‬ِّٜ٘ٓ َ‫ن‬
ٍ ٣‫حَكش‬ِٞ‫ؾََه‬٣‫ض‬٣َ‫ََٖٓدؼذَٓجًَجد‬

/laqat tāballāhu 'alan-nabiyyi wal-muhājirīna wal-anṣārillażīnattaba'ụhu fī


sā'atil-'usrati mim ba'di mā kāda yazīgu qulụbu farīqim min-hum ṡumma
tāba 'alaihim, innahụ bihim ra`ụfur raḥīm/ “Sungguh, Allah telah menerima
tobat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar, yang mengikuti
Nabi pada masa-masa sulit, setelah hati segolongan dari mereka hampir
berpaling, kemudian Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah
Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada mereka”. (Q.S. At-Taubah :
117)

62

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


َ ََََPada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َ‫تؾ‬٣‫ض‬٣َ /yazīgu/ “berpaling” dan kata َ‫ َصتجح‬/tāba/
“menerima tobat” .

7. Kata ْ‫ظبلَذ‬
َ dan kata ْ‫ َس ُحجَذ‬terdapat pada ayat : 118

ْٓ
َ‫ػتجهش‬ََٝ‫َْثالسعَدٔجَسفذش‬ٜ٤ِ‫َثرثَػجهشََػ‬٠ّ‫ثَف ٰض‬ٞ‫َٖخِِّل‬٣‫َثُغ ِٰغزَثُز‬٠ِ‫ػ‬ٝ
ّ ٰ َٕ‫ثَث‬ٞ‫دت‬ٞ‫ض‬٤َُْٜ٤‫َعَْصجحَػِت‬ٚ٤ُ‫الَث‬
َ‫َللا‬ ّ ٰ َٖٓ‫ثَثَٕالَِٓؾج‬ْٞٓ ُّ٘‫ظ‬َْٜٝ‫َْثٗلغ‬ٜ٤ِ‫ػ‬
ْٓ ‫َللاَث‬
﴾۱۱۸﴿ َْ٤‫ثحَثُشف‬ٞ‫َثُض‬ٞٛ

/wa 'alaṡ-ṡalāṡatillażīna khullifụ, ḥattā iżā ḍāqat 'alaihimul-arḍu bimā


raḥubat wa ḍāqat 'alaihim anfusuhum wa ẓannū al lā malja`a minallāhi illā
ilaīh, ṡumma tāba 'alaihim liyatụbụ, innallāha huwat-tawwābur-raḥīm/َ"dan
terhadap tiga orang yang ditinggalkan. Hingga ketika bumi terasa sempit
bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah (pula terasa)
sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat
lari dari (siksaan) Allah, melainkan kepada-Nya saja, kemudian Allah
menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang”. (Q.S. At-Taubah : 118)

َ Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawananَََyaitu kata ََ‫ ػتجهش‬/ḍāqat/ sempit dan kata َ‫ سفذتش‬/raḥubat/
luas merupakan kata yang menjadi lawannya.

3.5.3 Ṭibaq Ijabi yang tersusun dari Hurf dengan Hurf


tidak terdapat pada Surah At-Taubah

63

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.5.4 Ṭibaq Ijabi yang tersusun dari Isim dan Fi‟il

1. Kata ٍَ ُْ ُِ ‫ ا ْن ًُ ْؤ ِي‬dan ‫ َكفَ ُش ْوا‬terdapat pada ayat : 26

َ ٤٘ٓ‫َثُٔؤ‬٠ِ‫ػ‬ََٖٝٚ ُٞ‫َسع‬٠َِٰ ‫َػ‬ٚ‫٘ض‬٤ٌ‫للاََع‬


‫ج‬ٛٝ‫دًَثَُْصش‬ٞ٘‫ثٗضٍَؽ‬َٖٝ ّ ٰ ٍَ‫عَْثٗض‬
﴾۲۶﴿َٖ٣‫ َٰرُيَؽض ْٓثَءَثُ ٌَٰلش‬ََٝۗ‫ث‬ٝ‫ًَٖلش‬٣‫ػزحَثُز‬ٝ

/ṡumma anzalallāhu sakīnatahụ 'alā rasụlihī wa 'alal-mu`minīna wa anzala


junụdal lam tarauhā wa 'ażżaballażīna kafarụ, wa żālika jazā`ul-kāfirīn/
“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada
orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala tentara (para
malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab kepada
orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir”. (Q.S. At-Taubah :
26).
َ Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Fi‟il yang
berlawananَََyaitu kata َٖ٤٘ٓ‫ َثُٔتتتؤ‬/al-mu`minīna/ “orang-orang yang

beriman” dan kata ‫ث‬ٝ‫ ًلش‬/kafarụ/ “orang-orang kafir”.

3.5.5 Ṭibaq Ijabi yang tersusun dari Fi‟il dan Isim

1. Kata ‫ ٰا َيُُ ْىا‬dan kata ‫ ا ْن ُكفَّب ِس‬terdapat pada ayat : 123

ًَ‫ٌَْؿِظتز‬٤‫ثَكت‬ٝ‫ؾتذ‬٤ََُٝ‫ٌَْٗ ِّٓتَٖثٌُلتجس‬ٞ‫ِت‬٣َٖ٣‫ثَثُتز‬ِٞ‫ثَهجص‬ٞ٘ٓ‫َٖ ٰث‬٣‫جَثُز‬ُّٜ٣‫ْٓج‬٣ٰ


﴾۱۲۳﴿ َٖ٤‫َللآَغَثُٔضو‬ّ ٰ ٕ‫ثَث‬ْٞٓ ِٔ‫ثػ‬ٝ

/yā ayyuhallażīna āmanụ qātilullażīna yalụnakum minal-kuffāri walyajidụ


fīkum gilẓah, wa'lamū annallāha ma'al-muttaqīn/ “Wahai orang yang
beriman! Perangilah orang-orang kafir yang di sekitar
64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kamu, dan hendaklah mereka merasakan sikap tegas darimu, dan ketahuilah
bahwa Allah beserta orang yang bertakwa”. (Q.S. At-Taubah : 123).

Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dan Isim yang
berlawananَََyaitu kata َ‫ث‬ٞ‫ َ ٰثٓ٘ت‬/āmanụ/ “beriman” dan kata َ‫ ثٌُلتجس‬/al-
kuffāri/ “kafir” .

3.6 Ṭibaq Salbi pada Surah At-Taubah

1. Kata ٌَ ‫ َْل َُ َح ِّش ُي ْى‬dan kata ‫ َح َّش َو‬terdapat pada ayat : 29

ّ ٰ ََّ‫َٕٓتتجَفتتش‬ٞ‫قشِّ ٓتت‬٣َ‫َال‬َٝ‫َثالختتش‬
َ‫للا‬ ّ ٰ ‫َٕدت‬ٞ‫ؤٓ٘تت‬٣َ‫َٖال‬٣‫ثَثُتتز‬ِٞ‫هتتجص‬
ٰ ّٞ٤ُ‫الَدتتج‬َٝ‫تجلِل‬
َ‫تز‬٣‫ث َثُؾض‬ٞ‫ؼات‬٣َ٠‫ثَثٌُ ٰضتخَف ٰضّت‬ٞ‫صت‬ٝ‫َٖث‬٣‫تَٖثُقتنَِّٓتَٖثُتز‬٣‫َٕد‬ٞ٘٣‫ذ‬٣َ‫ال‬ٝ َُٗٚٞ‫سع‬ٝ
﴾۲٩﴿ َٕٝ‫َْطجؿش‬َٛٝ‫ ٍذ‬٣َٖ‫ػ‬

/qātilullażīna lā yu`minụna billāhi wa lā bil-yaumil-ākhiri wa lā


yuḥarrimụna mā ḥarramallāhu wa rasụluhụ wa lā yadīnụna dīnal-ḥaqqi
minallażīna ụtul-kitāba ḥattā yu'ṭul-jizyata 'ay yadiw wa hum ṣāgirụn/ “
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan
Allah dan Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang
benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan Kitab,
hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka
dalam keadaan tunduk”. (Q.S. At-Taubah : 29).

Pada contoh tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu : kata َ‫ال‬

ََٕٞ‫قشِّ ٓت‬٣ lā /yuḥarrimụna/ “tidak mengharamkan” dan kata ََّ‫ فتش‬/ḥarrama/


“diharamkan” yang antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut
mengandung makna positif dan makna negatif.
65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Kata ٌَ ‫ َْل ََ ِذ َُُْ ْى‬dan kata ٍَ َْ ‫ ِد‬terdapat pada ayat : 29

ّ ٰ ّ‫َٕٓجَفش‬ٞٓ‫ق ِّش‬٣َ‫ال‬َٝ‫َثالخش‬
َ‫َللا‬ ّ ٰ ‫َٕد‬ٞ٘ٓ‫ؤ‬٣َ‫َٖال‬٣‫ثَثُز‬ِٞ‫هجص‬
ٰ ّٞ٤ُ‫الَدج‬َٝ‫جلِل‬
‫ث‬ٞ‫ؼا‬٣َ٠ّ‫ثَثٌُ ٰضخَف ٰض‬ٞ‫ص‬ٝ‫َٖث‬٣‫ََٖثُقنََِّٖٓثُز‬٣‫َٕد‬ٞ٘٣‫ذ‬٣َ‫َال‬َٝ ُٗٚٞ‫سع‬ٝ
﴾۲٩﴿ ََٕٝ‫َْطجؿش‬َٛٝ‫ ٍذ‬٣َٖ‫زَػ‬٣‫َثُؾض‬

/qātilullażīna lā yu`minụna billāhi wa lā bil-yaumil-ākhiri wa lā


yuḥarrimụna mā ḥarramallāhu wa rasụluhụ wa lā yadīnụna dīnal-ḥaqqi
minallażīna ụtul-kitāba ḥattā yu'ṭul-jizyata 'ay yadiw wa hum ṣāgirụn/ “
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan
Allah dan Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang
benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan Kitab,
hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka
dalam keadaan tunduk”. (Q.S. At-Taubah : 29).

Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َٕٞ٘٣‫تذ‬٣َ‫ال‬

/lā yadīnụna/ “tidak beragama” dan kata َٖ‫ت‬٣‫ د‬/dīna/ “agama” yang antara
kedua kata yang berlawanan diatas tersebut mengandung makna positif
dan makna negatif.

3. ُ ُْ َ‫ َّْل ر‬dan kata ُِ‫ص َش‬


Kata ُِ‫ص ُش ْو‬ َ ََ terdapat pada ayat : 40

ّ ٰ ََٙ‫ََكوتتذَٗظتتش‬ٙٝ‫ثالََص٘ظتتش‬
َ٠‫ٔتتجَكتت‬َٛ‫َٖثر‬٤‫َثع٘تت‬٢ٗ‫ثَعتتج‬ٝ‫ًَٖلتتش‬٣‫َثُتتز‬ٚ‫للاَثرَثخشؽتت‬
ّ ٰ ٍ‫َللآَؼ٘ ۚتجَكتجٗض‬
َٙٗ ‫تذ‬٣‫ث‬َٝٚ‫ت‬٤ِ‫ٗ َػ‬ٚ‫٘ض‬٤ٌ‫َللاَعت‬ ّ ٰ ٕ‫َالَصقتضَٕث‬ٖٚ ‫ٍَُظتجفذ‬ٞ‫و‬٣َ‫ثُـجسَثر‬
ّ ٰ َٝ‫تج‬٤ِ‫َثُؼ‬٢‫ت‬َٛ‫َللا‬
َ‫للا‬ ّ ٰ ‫ًِٔتز‬َٝ٠ِٰ ‫ثَثُغُّتل‬ٝ‫ًََٖلتش‬٣‫ؽؼًََِٔزَثُز‬َٝ‫ج‬ٛٝ‫ ٍدََُْصش‬ٞ٘‫دؾ‬
﴾۴۸﴿ َْ٤ٌ‫ضَف‬٣‫ػض‬
66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


/illā tanṣurụhu fa qad naṣarahullāhu iż akhrajahullażīna kafarụ
ṡāniyaṡnaini iż humā fil-gāri iż yaqụlu liṣāḥibihī lā taḥzan innallāha
ma'anā, fa anzalallāhu sakīnatahụ 'alaihi wa ayyadahụ bijunụdil lam
tarauhā wa ja'ala kalimatallażīna kafarus-suflā, wa kalimatullāhi hiyal-
'ulyā, wallāhu 'azīzun ḥakīm/ “Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad),
sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya,
“Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah
menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan
bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia
menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah
yang tinggi. Allah Maha perkasa, Maha bijaksana”. (Q.S. At-Taubah : 40).
Pada contoh tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َ‫ال‬

َٙٝ‫ ص٘ظتش‬/lā tanṣurụhu/ “tidak menolong” dan kata َٙ‫ َٗظتش‬/naṣarahu/ “telah
menolong” yang antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut
mengandung makna positif dan makna negatif.

َ ‫ َّْلرَّجَ ُع ْى‬dan kata ْ‫ ثَ ُع َذد‬terdapat pada ayat : 42


4. Kata ‫ن‬

َ‫َْثُ ُّشوز‬ٜ٤ِ‫سَػ‬ َ ‫ ٌَُٰٖدؼذ‬ََٝ‫ى‬ٞ‫علشًثَهجطذًثَالصذؼ‬َٝ‫ذًج‬٣‫ًَجَٕػشػًجَهش‬ُٞ


ّ ٰ َْٝۚ ٜ‫َٕثٗلغ‬ٌِٜٞ٣َْۚ ٌ‫َثعضاؼ٘جَُخشؽ٘جَٓؼ‬َُٞ‫جلِل‬
َِْ‫ؼ‬٣َ‫للا‬ ّ ٰ ‫َٕد‬ٞ‫قِل‬٤‫ع‬ٝ
َ ٞ‫َُْ ٌٰزد‬ٜٗ‫َث‬
﴾۴۲﴿ ٕ

/lau kāna 'araḍang qarībaw wa safarang qāṣidal lattaba'ụka wa lākim


ba'udat 'alaihimusy-syuqqah, wa sayaḥlifụna billāhi lawistaṭa'nā
lakharajnā ma'akum, yuhlikụna anfusahum, wallāhu ya'lamu innahum
lakāżibụn/ “Sekiranya (yang kamu serukan kepada mereka) ada keuntungan

67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, niscaya
mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu terasa sangat jauh bagi
mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jikalau kami
sanggup niscaya kami berangkat bersamamu.” Mereka membinasakan diri
sendiri dan Allah mengetahui bahwa mereka benar-benar orang-orang
yang berdusta”. (Q.S. At-Taubah : 42).

Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َ‫ى‬ٞ‫َالصذؼت‬

/lattaba'ụka/ “tidak seberapa jauh” dan kata َ‫ دؼتذس‬/ba'uda/ “terasa sangat


jauh”َyang antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut
mengandung makna positif dan makna negatif.

5. Kata ‫ نَ ًِ ُْ ُك ْى‬dan kata ‫ه ْى ِّي ُْ ُك ْى‬


ُ ‫ َيب‬terdapat pada ayat : 56

ّ ٰ ‫َٕد‬ٞ‫قِل‬٣ٝ
﴾۵۶﴿ َٕٞ‫لشه‬٣َّٞ‫َْه‬ٌُٰٜ٘ ٌَِّْٝ٘ٓ ََْٛ‫َٓج‬َٝ َۚ ٌََُْْٜ٘ٔٗ‫جلِلَث‬

/wa yaḥlifụna billāhi innahum lamingkum, wa mā hum mingkum wa


lākinnahum qaumuy yafraqụn/ “َDan mereka (orang-orang munafik)
bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk
golonganmu; namun mereka bukanlah dari golonganmu, tetapi mereka
orang-orang yang sangat takut (kepadamu)”. (Q.S. At-Taubah : 56)

Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata ٌََْ٘‫ُٔتت‬

/lamingku/ “termasuk golonganmu” dan kata ٌََْ٘‫تَْ ِّٓت‬َٛ‫ ٓج‬/mā hum mingkum/

“bukanlah dari golonganmu” yang antara kedua kata yang berlawanan


diatas tersebut mengandung makna positif dan makna negatif.

68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ُ َ‫سزَ ْؽفِ ْش ن‬
6. Kata ‫ه ْى‬ ْ ِ‫ ا‬dan kata ‫سزَ ْؽفِ ْش نَ ُه ْى‬
ْ َ‫ َْل ر‬terdapat pada ayat : 80

ّ ٰ ‫ـلتتش‬٣َٖ‫َٖٓتتشرًَكِتت‬٤‫تتَْعتتذؼ‬َُٜ‫تتََْثَٕصغتتضـلش‬َُٜ‫َالَصغتتضـلش‬ٝ‫تتََْث‬َُٜ‫ثعتتضـلش‬
َ‫َللا‬
﴾۸۸﴿ َٖ٤‫َّثُ ٰلغو‬ٞ‫َثُو‬ٟ‫ذ‬ٜ٣َ‫للاَال‬ ّ ٰ َٖٝٚ ُٞ‫سع‬ٝ َ‫جلِل‬
ّ ٰ ‫ثَد‬ٝ‫ًَْلش‬ٜٗ‫َْ ٰرُيَدج‬ُٜ

/istagfir lahum au lā tastagfir lahum, in tastagfir lahum sab'īna marratan fa


lay yagfirallāhu lahum, żālika bi`annahum kafarụ billāhi wa rasụlih,
wallāhu lā yahdil-qaumal-fāsiqīn/ “(Sama saja) engkau (Muhammad)
memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi
mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka tujuh
puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang
demikian itu karena mereka ingkar (kafir) kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”.َ(Q.S.
At-Taubah : 80)

Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َْ‫ت‬َُٜ‫ثعتضـلش‬

/istagfir lahum/ “memohonkan ampunan” dan kata ََُْٜ‫ الَصغضـلش‬/lā tastagfir


lahum/ “tidak memohonkan ampunan” yang antara kedua kata yang
berlawanan diatas tersebut mengandung makna positif dan makna negatif.

69

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Kata َ‫ػ‬ٝ‫ خش‬dan kata ‫ث‬ٞ‫ َُٖصخشؽ‬terdapat pada ayat : 83

ّ ٰ ‫كجَٕسؽؼي‬
َ٢‫ثَٓؼ‬ٞ‫ػََكوَََُٖصخشؽ‬ٝ‫ىََُِخش‬ٞٗ‫َْكجعضؤر‬ِّٜ٘ٓ َ‫َؽ ۤجىل ٍز‬٠ُٰ ‫َللاَث‬
َٖ٤‫ثَٓتغَ ثُختجُل‬ٝ‫ٍَٓتش ٍرَكجهؼتذ‬ٝ‫دَث‬ٞ‫ضَْدتجُوؼ‬٤‫ثَثٌَْٗسػ‬ًّٝ ‫َػذ‬٢‫ثَٓؼ‬ِٞ‫َُٖصوجص‬َٝ‫ثدذًث‬
﴾۸۳﴿

/fa ir raja'akallāhu ilā ṭā`ifatim min-hum fasta`żanụka lil-khurụji fa qul lan


takhrujụ ma'iya abadaw wa lan tuqātilụ ma'iya 'aduwwā, innakum raḍītum
bil-qu'ụdi awwala marrah, faq'udụ ma'al-khālifīn/ “Maka jika Allah
mengembalikanmu (Muhammad) kepada suatu golongan dari mereka
(orang-orang munafik), kemudian mereka meminta izin kepadamu untuk
keluar (pergi berperang), maka katakanlah,“Kamu tidak boleh keluar
bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku.
Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi (berperang) sejak semula.
Karena itu duduklah (tinggallah) bersama orang-orang yang tidak ikut
(berperang)”. (Q.S. At-Taubah : 83)

Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َ‫ػ‬ٝ‫ختش‬

/khurụji/ “keluar” dan kata ‫ث‬ٞ‫ ُتَٖصخشؽت‬/lan takhrujụ/ “tidak boleh keluar”
yang antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut mengandung
makna positif dan makna negatif.

70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8. Kata ‫ نَُِ ُْفِ ُش ْوا‬dan kata َ‫ َْل ََفَ َش‬terdapat pada ayat : 122

َ ‫ث‬ٜٞ‫ضلو‬٤َُِّ‫َْؽ ۤجىلز‬ِّٜ٘ٓ َ‫َالَٗلشًََٖٓ ََِّكشه ٍز‬ِٞ‫ثًَ ۤجكزًَك‬ٝ‫٘لش‬٤َُٕٞ٘ٓ‫ٓجًَجَٕثُٔؤ‬ٝ


﴾۱۲۲﴿ َٕٝ‫قزس‬٣َِْٜ‫َُْؼ‬ٜ٤ُ‫ثَث‬ْٞٓ ‫َْثرثَسؽؼ‬ٜٓٞ‫ثَه‬ٝ‫٘زس‬٤َُٖٝ٣ِّ‫َثُذ‬٠‫َك‬
َ
/wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli
firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum
iżā raja'ū ilaihim la'allahum yaḥżarụn/ “Dan tidak sepatutnya orang-orang
mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari
setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam
pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya”
. (Q.S. At-Taubah : 122)

Pada contoh tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata ‫ث‬ٝ‫٘لتش‬٤َُ

/liyanfirụ/ “pergi” dan kata َ‫ الَٗلتش‬/lā nafara/ “ tidak pergi” yang antara
kedua kata yang berlawanan diatas tersebut mengandung makna positif
dan makna negatif.

71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab


sebelumnya mengenai Ṭibaq dalam Surah „Ali-„imran dan Surah At-taubah
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk kata yang menunjukkan
makna yang berlawanan dalam ilmu Badi‟ adalah Ṭibaq.
1. Ṭibaq adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan maknanya
dalam suatu kalimat.
2. Ṭibaq terdiri dari 2 bagian yaitu, Ṭibaq Ijabi, Ṭibaq Salbi .
3. Struktur Ṭibaq terdiri dari Isim dengan Isim, Fi‟il dengan Fi‟il, Isim
dengan Fi‟il, Fi‟il dengan Isim.
4. Pada surah „Ali-„imran yang terdiri dari 200 ayat ditemukan ṭibaq
yang terdapat pada 45 Ṭibaq yang terdapat dalam 52 ayat dan pada
surah At-Taubah yang terdiri dari 129 ayat ditemukan 28 ṭibaq yang
terdapat dalam 28 ayat dengan rincian sebagai berikut:
a. Ṭibaq Ijabi yang terdiri dari lima bentuk kata yang berlawanan
yaitu :
1. Bentuk Isim dengan Isim yang terdapat pada surah „Ali-
„imran terdiri dari 21 Ṭibaq yang terdapat dalam 31 ayat, 5,
22, 28, 29, 36, 41, 45, 46, 56, 71, 83, 103, 106, 109, 129,
133, 134, 145, 148, 152, 162, 167, 169, 179, 180, 181, 185,
189,190,191, 195. Dan bentuk Isim yang terdapat pada surah
At-Taubah terdiri dari 11 Ṭibaq yang terdapat dalam 15
ayat, 8, 23, 36, 38, 40, 41, 53, 66, 69, 74, 94, 102, 105, 116,
121.

72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang terdapat pada surah „Ali-
„imran terdiri dari 12 Ṭibaq yang terdapat dalam 13 ayat,
8, 26, 29, 50, 106, 111, 129, 149, 154, 156, 160, 167, 177.
Dan bentuk Fi‟il yang terdapat pada surah At-Taubah
terdiri dari 7 Ṭibaq yang terdapat dalam 7 ayat, 3, 74, 106,
115, 116, 117, 118.
3. Bentuk Isim dan Fi‟il yang terdapat pada surah „Ali-„imran
yang terdiri dari 2 Ṭibaq yang terdapat dalam 2 ayat, 93,
100. Dan bentuk Isim dan Fi‟il yang terdapat pada surah
At-Taubah yang terdiri dari 1 Ṭibaq yang terdapat dalam 1
ayat, 26.
4. Bentuk Fi‟il dan Isim yang terdapat pada surah „Ali-„imran
yang terdiri dari 3 Ṭibaq yang terdapat dalam 3 ayat, 49, 90,
159. Dan bentuk Fi‟il dan Isim yang terdapat pada surah At-
Taubah yang terdiri dari 1 Ṭibaq yang terdapat dalam 1
ayat, 123.
b. Ṭibaq Salbi yang terdapat pada surah „Ali-„imran yang terdiri
dari 7 Ṭibaq yang terdapat dalam 7 ayat, 66, 69, 75, 78, 86, 119,
135. Dan bentuk ṭibaq salbi yang terdapat pada surah At-
Taubah yang terdiri dari 8 Ṭibaq yang terdapat dalam 7 ayat,
29, 40, 42, 56, 80, 83, 122.

73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 Saran

1. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,


oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna tercapainya kesempurnaan dalam penulisan
skripsi ini.
2. Penulis menyarankan agar para pembaca khususnya Mahasiswa-
mahasiswa program Study Sastra Arab untuk lebih berperan aktif
dalam menggali dan mengembangkan bidang-bidang yang terdapat
dalam bahasa Arab.

74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an Al-Karim, Agama. 2006. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Jakarta.


Pustaka Maqfirah.
Asrori, Imam. 2004. Sintaksis Bahasa Arab Frase, Klausa, Kalimat.
Malang. Misykat.
Akhdlori, Imam. Tanpa Tahun. Jawahirul Ma‟nun. Indonesia : Darul
Ahya‟ul kutubil Al-arabiyah
Al-ahdhori, Abdurrahmad nasib. 2009. Terjemahan Jauharul Makmun.
Surabaya. Mutiara Ilmu .
Atiq, Abdul aziz. 1985. Ilmu Al-Badi‟. Beirut. Daran- Nahdhah
Al- „Arabiyyah.
Bik, Hudhari. 1980. Terjemah Al-Tasyri‟ Al-Islami. Semarang. Darul
Ikhya” Indonesia.
Hasyimi, Ahmad. 1960. Jawahirul Balaghah. Indonesia. Maktabah
Daruihya‟ Al-kitabu
Qur‟an In Word 2017.
Jarim, ali dan Mustafa amin. 1966. Nahwu wadih. Mesir. Darul al-maarif
Jarim, ali dan Musthafa amin. 2005. Terjemahan Al-Balaghatul Waadhihah.
Jakarta.
Jarim, ali dan Musthafa amin. 2007. Al-Balaghatul Waadhihah. Jakarta.
Maktabah
Al-Raudhah.
Munawwir, Ahmad darsun. 1999. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia.
Surabaya.

75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Al-Hasyimi, Sayid Ahmad. 1994. Mutiara Ilmu Balaghah. ( Diterjemahkan
Oleh Zuhri Dan Ahmad Chumaidi). Surabaya.
Rahimah. 2004. Ilmu Balaghah sebagai Cabang Ilmu Bahasa Arab. Jurnal
Usu. Usu Library: Medan.
Qasim, Ahmad Dan Mahyuddin. 2003 ( Al-Badi‟u, Wa Al-Bayanu, Wa Al-
Ma‟aniyyu/ Lebanon: Muassatul Hadistsah Lilkitab
Yunus, Mahmud, 1972. Kamus Arab- Indonesia. Jakarta : Pt. Mahmud
Yunus Wa Dzurriyyah.

76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai