SKRIPSI SARJANA
OLEH
RINNA AGUSTI
160704004
SKRIPSI SARJANA
OLEH
RINNA AGUSTI
160704004
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan
yang saya peroleh.
RINNA AGUSTI
160704004
A. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ة Ba B Be
د Ta T Te
د Dal D De
ط Sin S Es
ؾ Fa F Ef
ق Qaf Q Ki
ن Kaf K Ka
ل Lam L El
و Mim M Em
ٌ Nun N En
و Waw W We
ِ Ha H Ha
ء Hamzah ‟ Apostrof
ٌ Ya Y Ye
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.
Contoh : َََز٣ََ أَفََٔذ/ahmadiyyah/
C. Vokal
Vokal bahasa Arab adalah seperti vokal dalam bahasa Indonesia,
terdirii dari vokal tunggal atau menoftong dan vokal atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal dalam bahasa Arab yang lambangnya berupa
tanda atau harkat, transliterasinya sebagai berikut :
E. Ta Marbutah
a. Ta marbutah yang mati atau yang berharkat sukun
ditransliterasikan dengan huruf “h”
Contoh : َز٤ٓؼزَثإلعال٣ = ثُششal-syarī‟ah al-islāmiyyah
b. Ta marbutah yang berharkat hidup ditransliterasikan dengan
huruf “t”
Contoh : َثصشرٞ = َثُغ٘زَثُٔضal-sunnatu al-mutawātirah
G. Lafzu al-Jalālah
Lafzu al-Jalālah ( kata )هللاyang berbentuk frase nomina
ditransliterasi tanpa hamzah.
ّ ٰ = َح ْج ُمḥablulla
Contoh : هللا
ّ ٰ = ؽجسJarullah
ََللا
َسرٞ = ثُٔ٘ظ/al-mansūrah/
3. Kata sandang “al-‟‟ di awal kalimat pada kata “ Allah
SWT, Qur‟an ditulis dengan huruf kapital.
Saya membaca Al-Qur‟an al-Karim
Saya berpegang teguh dengan Al-Qur‟an dan hadist .
َْ٤دغَْللاَثُشَفَٖٔثُشَف
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah mengajarkan
kalam-Nya kepada manusia dan memberikan petunjuk untuk memberikan
kebenaran dan kebatilan. Shalawat dan salam juga penulis sampaikan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari
zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang dengan ilmu
pengetahuan.
Alhamdulillahi Rabbi al-„ālamīn atas limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“ANALISIS ṬIBAQ DALAM SURAH „ĀLI-„IMRĀN DAN SURAH AT-
TAUBAH” . Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Arab Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan disebabkan oleh pengetahuan dan kemampuan
serta pemahaman peneliti yang terbatas. Untuk itu, dengan kerendahan hati,
penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
kearah perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca maupun masyarakat pada umumnya yang ingin mendalami
ilmu bahasa Arab.
Medan, 18 september 2020
Peneliti,
RINNA AGUSTI
160704004
ii
Rinna Agusti
160704004
iii
iv
vi
vii
َ
َََٝد٘جةََٚصضٌَ:َََٖٕٓٞثعَََْٝثعََْ,كؼَََٝكؼََ,ثعََْٝكؼَََ,كؼَََٝثعَْ َ.
َثٓجَثُاذجمَكَ٢عٞسرَرٍَػٔشثَََٕٝعتٞسرَثُضٞدتزََ.صتٞػَ ۷۳ثُاذتجمََٛٝتََ ٞصضٌتَ ٕٞهت۸۸َ٢
ث٣جسَ,ثُاذجمَثالء٣قجحََ٢ٛٝصضٌََََٖٕٓٞدجثُالءعتََْٝثعتََْٛٝتَ٢كتَ,۳۲َ٢ثُاذتجمَدجثُلؼتَََٝ
ثُلؼَََٝثإلعََْ٢َٛٝكَ,۱َ٢ثُاذجمَثُغِخََ٢َٛٝكَ َ. ۱۵َ٢
viii
َََََََََBahasa yang ada di dunia ini sangatlah banyak dan beragam, salah
satu bahasa dari bahasa yang ada di dunia adalah bahasa Arab yaitu bahasa
yang digunakan dalam Al-Qur‟an sesuai dengan firman Allah SWT :
)2َ:َعقٞ٣(َِّٕٞجًَُؼٌَِْصؼو٤َهشءًٗجَػشدُٚ٘إٗآَأٗض
َ
/Inna anzalnahu Qur‟anan „Arabiyyan la‟allakum ta‟qiluna/
Sesungguhnya kami menurunkan Al-Qur‟an dengan bahasa Arab,
agar kamu memahaminya. (Q.S. Yusuf : 2)
1
٢جَكَُٜ,قز٤قزَكظ٤ثػقجَدؼذجسرَطقََٝ٤َِثُؾ٠٘زَثُٔؼ٣َصؤد٢ٜثُذالؿزَك
َثالشخضَٝ,َٚ٤وجٍَك٣ََٟؽَٖأُزََُِّٞٔٓغَٓالءٓزًًَََال,ثُ٘لظَأعشخالح
َ.ٕٞخجؽذ٣َٖ٣أُز
2
( تز٤) ُلظ. Badi‟ ma‟nawi ialah badi‟ yang senantiasa wajib menjaga segi
makna, bukan segi lafaz. Jadi badi‟ masih tetap berubah lafaz - lafaznya.
Adapun badi‟ lafzi ialah badi‟ dimana tata cara memperindahnya kembali
kepada segi lafaz saja, bukan makna.
Contoh :
)222َ:ََّ(ثْلٗؼجٚ٘٤٤ضًجَفَ أف٤ًََٕٖٓٓجٝأ
َ
/A wa mang kāna maitan fa aḥyaināhu/ “Dan apakah orang yang sudah
mati lalu kami hidupkan”. (Al-na‟am : 122)
Berikut adalah pengertian Ilmu Bayan, Ilmu Ma‟ani, dan Ilmu Badi‟ .
Ilmu Bayan adalah :
خضِق٣ََثالفذَداشم٠٘شثدَثُٔؼ٣جَإٜؼشفَد٣َثػذَٞهٍََٝٞأط:َٕج٤ثُذ
َ.٠َ٘ٗلظَرُيَثُٔؼ٠ِؿَثُذالُزَػٞػَٝ٢جَػَٖدؼغَكَٜدؼؼ
/al-bayānu : uṣūlun wa qawā‟idun yu‟rafu bihā īrāda al-ma‟na al-aḥadi
biṭariqin yakhtalifu ba‟ḍuhā „an ba‟ḍi fī wudūḥi al-dalālati „ala nafsi żalika
al-ma‟nā/ „Bayān adalah asal dan kaidah yang menginginkan padanya
makna dengan jalan membedakan satu sama lain yang menunjukkan
kejelasan dari makna itu sendiri‟. (Hasyimi, 1999: 216)
زَٓاجدوزَثٌُالَُّٔلضغ٤ل٤ًَجٜؼشفَد٣َثػذٞهٍََٝٞأط٢ٗػَِْثُٔؼج
ََُٚن٤َع١كنَثُـشعَثُزٌَٕٝٞ٣َظ٤َثُقجٍَدق
10
َرَٝؽتتالٝ تذَثٌُتتالَّفغتت٘ج٣َصض٠تتجَثُضتت٣َثُٔضثَٝٙٞؽتَُٞثٚؼتتشفَدتت٣ََٞتَٛغ٣ػِتَْثُذتتذ
ََثُٔشثد٠َِػٚؿَدالُضٞػٍََٝٝثُقج٠َُٔوضؼٚٗوجَدؼذَٓاجدوضٝسَٝجءَٜدٙٞصٌغٝ
َ
/‟ilmu al-badì‟u huwa yu‟rafu bihi al-wajūhu wa al-mazāyā al-latī tazīdu al-
kalāma ḥasanan wa ṭilawatan wa taksūhu bahā‟an wa raunaqān ba‟da
muṭābaqatihī li muqtaḍā al-ḥāli wa wuḍūhi dalālatihī „ala al-murādi‟/
„Ilmu badi‟ ialah suatu ilmu yang dengannya diketahui segi-segi
(beberapa metode dan cara-cara ditetapkan untuk menghiasi kalimat dan
memperindahnya) dan keistimewaan-keistimewaan yang dapat membuat
kalimat semakin indah, bagus dan menghiasinya dengan kebaikan dan
keindahan setelah kalimat tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dan
telah jelas makna yang dikehendaki‟. (Hasyimi, 1999: 298).
َ Jadi objek kajian ilmu badi‟ Menurut Imam Akhdhari ilmu badi‟
adalah :
a. Ilmu badi‟ membahas tata cara memperindah suatu ungkapan,
baik pada aspek lafazh maupun pada aspek makna.
12
2. Definisi Ṭibāq
ََContoh:
َٖ٣َْ َِّٖٓٗظشَُٜٓجَََٝثْلخشرََٝج٤َٗثُذ٠َْكََِٜٖٔفذاشَثػ٣ُتيَثُّزٝث
)۲۲: َٕ(َرٍَػٔشث
/ula`ika al-lazīna habitat a‟māluhum fī al-dunya wa al-akhirati wa mā
lahum minannāsirina/.َ„Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap
(pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak
memperoleh penolong‟. (Q.S. Ali-Imran: 22).
Pada ayat di atas terdapat ṭibaq dalam bentuk isim dengan isim yang
berlawanan yaituَ٢ٗ ثُ ّذ/al-dunya/ “dunia”َdan ثْلخشر/al-akhirat/ “akhirat”.
13
Dari defenisi ṭibāq Ijabi di atas dapat di simpulkan bahwa ṭibaq Ijabi
merupakan berkumpulnya dua kata yang berlawanan yang di dalamnya
tidak berbeda positif dan negatif atau dua kata yang bertentangan secara
alami karena tidak ada kata tidak ( Harf nafi ) dalam berkumpulnya dua
kata yang berlawanan tersebut.
Contoh :
ّ ٝ
ّ ُإَََٝثْلسع٠ٓجَكََٝسَٞٔثُغ٠َلِلَٓجَك
َ )۱۸٩َ:ٕسَ َ(َرٍَػٔشثَٞٓللاَصشَؽغَثْل٠
Pada ayat di atas terdapat ṭibaq yang berlawanan yaitu: kata َسٞٔثُغت
14
Contoh :
ّ ٝ ََِْػٚظٌََُْد٤َُٔج٤َٕكَُّٞػَِْكَِْصقآَؽٚٔجٌََُْد٤ءَفؾؾضَْك٥ؤَْٛؤٗضٛ
َللا
) ۶۶ : ََٕٕ(رٍَػٔشثِٞٔأٗضَْالَصؼََِْٝؼ٣َ
/ha`antum ha`ula`i hajajtum fima lakum bihi „ilmun falama tuhajjuna fima
laisa lakum bihi „ilmun, wa allahu ya‟lamu wa `antum la ta‟lamuna/
„Beginilah kamu, kamu Ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal
yang kamu ketahui, Maka Kenapa kamu bantah membantah tentang hal
yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak
Mengetahui‟. ( Q.S. Ali-Imran: 66).
Pada ayat di atas terdapat kata yang berlawanan yaitu:َ َْؼِت٣ /ya‟lamu/
15
ٖ٤ٖٔ ثعت٤تش شتؼشًج ُؾٔتغ دت٤ دًَٝتالّ أ٢ كتٙ ػتذٝ ء٠ٖ ثُشت٤ ثُؾٔتغ دت٠تَٛثُاذتجم
ٖ٣ٖ ٓضؼجد٤ٖ فشك٤ ًزُي ًجَُؾٔغ دٝ ٖ٣ٖ ثُٔضؼجد٤ِٖ كؼ٤ ًجَُؾٔغ دٝ ٖ٣ثُٔضؼجد
َََ Adapun maksud kata yang terdiri dari Isim adalah susunan kata
dalam kalimat yang terdiri dari Isim. Untuk lebih mempermudah
pengertian di atas penulis akan menjelaskan defenisi Isim.
َثخش٢ شٟأٝأ, ؽٔجدٝأ, ٗذجسٝ أ, ٕثٞ٤ فٝ ثٗغجٕ أٚ د٠ٔغ٣ ًَ ُلظَْٞٛثْلع
ٌٕٓجٝؽٔجدَأٝٗذجسَأٝثَٕثٞ٤َفَٝثٗغجَٕأ٠ًًَََِِٔزَصذٍَػٞٛ
َََٕٓؾشدََٖٓثُضٓج٠َ٘ٓؼَٝطلز أَٝصٓجٕ َأَٝأ
contoh:
ًَضجح/kitābun/ َ“ buku”
شرَٛ ص/zahratun/َ “ bunga”
شرٛ ثُوج/ al qāhiratu/ َ“ Kairo”
َََثُلظ٢ ك/ fi al-fashli/ “di dalam kelas‟‟
Sedangkan ṭibaq yang terdiri atas Isim yaitu adanya bentuk Isim
yang terdapat dalam sebuah kalimat.
Contoh :
ََٖػَٖثُ٘جط٤ثُؼجكَٝظ٤َٖثُـ٤ٔثٌُىظَٝ ََثُؼشرّءَََٝثُغشرّء٠َٕكٞ٘لو٣َٖ٣ثُز
)۱۳۴: َٕٖ(رٍَػٔشث٤٘قخُّ َثُٔقغ٣ََلِلٝ
17
Adapun maksud kata yang terdiri dari Fi‟il adalah susunan kata
dalam kalimat yang terdiri dari Fi‟il. Untuk lebih mempermudah
pengertian di atas penulis akan menjelaskan defenisi Fi‟il.
َ ََصَٖٓخجص٠ٍَػََٔكَٞفظ٠ِذٍَػ٣ًََََُلظََٞٛثُلؼ
/al-fiil huwa kullu lafzin yadullu „alā husūli „amali fī zamani khāssi/ „fi‟il
adalah Tiap-tiap lafaz yang menunjukan suatu perbuatan pada kurun waktu
yang khusus‟.
َصَٖٓخجص٠طَشبَكَٝفذ٠ًًَََِِٔزَصذٍَػََٞٛثُلؼ
/al-fiil huwa kullu kalimatin tadullu „alā hudūsin syaī`in fī zamani khāsin/
„fiil adalah Setiap kalimat yang menerangkan atas perbuatan pada zaman
yang khusus‟.
18
kata yang menjelaskan suatu perbuatan yang dilakukan pada waktu yang
khusus.
Contoh :
ّ ََٝش٤ٔ٣َََٝ٠ق٣َللاٝ ...
)251َ:ٕشََ(رٍَػٔشث٤َٕدظِٞٔللاَدٔجَصؼ
Adapun maksud kata yang terdiri dari Hurf adalah susunan kata
dalam kalimat yang terdiri dari Hurf. Untuk lebih mempermudah
pengertian di atas penulis akan menjelaskan defenisi Hurf.
َ َٙش٤ًَجَٓالَثالَٓغَؿٙشَٓؼ٘جٜظ٣ًََََُلظَالَٞٛثُقشف
/huruf huwa kullu lafzin lā yazharu ma‟nāhu kā milā illa ma‟a gairihi /
‟Huruf adalah tiap-tiap lafaz yang tidak jelas maknanya yang sempurna
kecuali dengan selainnya‟.
19
Contoh :
َ ۚ َفََٖٝدجُٔؼشٜ٤َِػََٟٖٓغََثُّزَُٜٝ ۚ
)۲۲۸:ََ(َثُذوشر......ۚ َ ۚ ......
Pada ayat di atas terdapat ṭibaq dalam bentuk dari Hurf dengan
Hurf yaitu : ٍَ /li/ „bagi/ untuk‟ dan ٠ ػِت/‟ala/ „atas‟ dan kedua kata
tersebut adalah huruf dan termasuk jenis ṭibaq ijabi.
20
Adapun maksud kata yang terdiri dari Isim dan Fi‟il adalah susunan
kata dalam kalimat yang terdiri dari Isim dan Fi‟il.
Contoh :
َ ًّ ً ََُّثُاؼجًَّجَٕف
ََََٖٓهذَٚٗلغ٠ِٰ ََػ٣ََثالَٓجفشََّثعش ْٓثء٣َثعش ْٓثء٢ْٓ ٘الَُذ
َ﴾ ٩۳ : ٰسىز ََۗ﴿ آل معرانَٞثٗض٘ضٍَثُض
/kulluṭ-ṭa'āmi kāna ḥillal libanī isrā`īla illā mā ḥarrama isrā`īlu 'alā nafsihī
ming qabli an tunazzalat-taurāh, qul fa`tụ bit-taurāti/ “Semua makanan itu
halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh Israil
(Yakub) atas dirinya sebelum Taurat diturunkan”. (Q.S. „Āli-„Imran : 93).
Adapun maksud kata yang terdiri dari Fi‟il dan Isim adalah
susunan kata dalam kalimat yang terdiri dari Fi‟il dan Isim.
21
َٓجًًَِٕٝٞأٗذِّتٌَْدٔجَصؤََٝدئرَٕللا٠صََُٞٔث٠َأفَٝثْلدشصًَٝٚٔأدشاَثْلٝ ...َۚ
) ۴٩: َٕ(رٍَػٔشث...ٌََْۚصٞ٤َد٠َٕكٝصذخش
buyutikum…/ “dan Aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya
dan orang yang berpenyakit sopak; dan Aku menghidupkan orang mati
dengan seizin Allah; dan Aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makadan
apa yang kamu simpan di rumahmu”. (Q.S. „Ali-Imran: 49)
Pada ayat di atas terdapat ṭibaq dalam bentuk Fi‟il dan Isim
yaitu kataَ٠ أفت/uhyi/ “ menghidupkan” merupakan kata kerja atau fi‟il
22
1. Keimanan :
Dalil-dalil dan alasan-alasan yang membantah orang Nasrani yang
mempertuhankan Nabi Isa a.s. ; ketauhidan adalah dasar yang
dibawa oleh seluruh Nabi.
2. Hukum-hukum :
Musyawarah; bermubahalah; larangan melakukan riba.
3. Kisah-kisah :
Kisah keluarga Imran; perang Badar dan Uhud dan pelajaran yang
dapat diambil dari padanya.
23
﴾۵﴿ َ ّ ٰ ٕإ
ََثُغٔجء٢الَكَََٝثْلسع٢ءَك٢َشٚ٤َِػ٠خَٰل٣ََللاَال
24
﴾۲۲﴿ََٖ٣ََْٖٓٗجَطشَُٜٓجََٝخشر٥َثَٝج٤َٗثُ ُّذ٢َْكََُٜٖفذاشَأػٔج٣ُتيَثُزٝأ
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata ج٤ٗ ثُ ُّذ/al-dunyā/ “dunia” dan kata َختشر٥ ث/al-ākhirati/
“akhirat”.
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 45, 56, 145,
148, 152.
25
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َٕٞ ثُٔؤٓ٘ت/al-mu „minụna/ “beriman” dan kata
4. ِ سًٰ ٰى
Kata د ِ ْاْلَ ْسpada ayat : 29
َّ َانdan terdapat ض
ّ ٰ ِٚٔؼ٣ََٙٝصذذٝسًَْثَٝطذ٢ثَٓجَكٞهََثَٕصخل
ََسٰٞ َٰٔثُغ٠ؼَِْٓجَك٣ٝ ََللا
ّ ٰ َََٝثالسع٠ٓجَكٝ
﴾۲٩﴿ َش٣ ٍءَهذ٢ ً ََِّش٠ِٰ للاَػ
/qul in tukhfụ mā fī ṣudụrikum au tubdụhu ya'lam-hullāh, wa ya'lamu mā
fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr/ “Katakanlah,
“Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan,
Allah pasti mengetahuinya.” Dia mengetahui apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi. Allah Maha kuasa atas segala sesuatu”. (Q.S. „Āli-
„Imran : 29).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َسٰٞ ٰٔ ثُغت/al-samāwāti/ “langit” dan kata َ ثالسع/al-
arḍi/ “bumi”.
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 83,
109, 129, 133, 180, 189, 190, 191.
26
ّ ٰ ََٝ٠آَثَٰٗغٜػؼضَٝ٢ٗجَهجُشَسحِّ َثٜػؼضَٝكِٔج
ََػؼشَٝللاََثػَِْدٔج
﴾۳۶﴿َۚ َ َ٠ظََثُزًشَ ًَجالَٰٗغ٤ُٝ
/Fa lammā waḍa'at-hā qālat rabbi innī waḍa'tuhā unṡā, wallāhu
a'lamu bimā waḍa'at, wa laisaż-żakaru kal-unṡā/ “Maka ketika
melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan
anak perempuan. Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan,
dan laki-laki tidak sama dengan perempuan”. (Q.S. „Āli-„Imran :
36).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َ ثُتزًش/aż-żakaru/ “laki-laki” dan kata ٠ ثالٗ ٰغت/al-
unṡā/ “perempuan” .
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 195.
/al-ibkār/ “Pagi” .
َّ ٰ َُٖٓثَٝال
﴾۴۶﴿َٖ٤ظِق َ ً ًَََٜٝذَُٜٔث٠ٌَِْثُ٘جطَك٣ٝ
/wa yukallimun-nāsa fil-mahdi wa kahlaw wa minaṣ-ṣāliḥīn/ “dan dia
berbicara dengan manusia (sewaktu) dalam buaian dan ketika sudah
dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang saleh”. (Q.S. „Āli-„Imran :
46).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
َ ً ًٜ /kahlaw/
berlawanan yaitu kata َتذُٜٔ ث/al-mahdi/ “buaian” dan kata تال
“dewasa” .
َ ٞٔصٌضََََٕٝثُقنَدَجُذجؽََٞثٌُ ٰضخََُْصِذغَٛج٣ٰ
﴾۷۱﴿َِٕٞٔثٗضَْصؼَََٕٝثُقن
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yang berlawanan yaitu kata َ ثُقتن/al-ḥaqqa/ “kebenaran” dan
28
َّ ٰ ٖ٣شَد٤ثكـ
َٚ٤ُإًَٝجًَٛشَٝػًجٞثالسعَؽََٰٝسََٰٞٔثُغ٠َثعََِْٖٓكَْٚٓ َُٕٝٞذـ٣ََللا
﴾۸۳﴿ َٕٞشؽؼ٣
/a fa gaira dīnillāhi yabgụna wa lahū aslama man fis-samāwāti wal-arḍi
ṭau'aw wa kar-haw wa ilaihi yurja'ụn/ “َMaka mengapa mereka mencari
agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang di langit dan di
bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan
hanya kepada-Nya mereka dikembalikan? ”. (Q.S. „Āli-„Imran : 83).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata ػًتجٞ ؽ/ṭau‟aw/ “Suka” dan kata ًتجٛ ًش/kar-haw/
“terpaksa” .
ٌََْإرًَ٘ضَْأػذث ًَء٤ِثَٗؼٔشَللاَػٝثرًشَٝثٞالَصلشهَٝؼًج٤ٔثَدقذََللاَؽٞٔثػضظٝ
﴾۱۸۳﴿ َۗثًٗجَٞإخٚدٌَْكؤَطذقضَْد٘ؼٔضَِٖٞه٤كؤُقَ د
َ
/wa‟taṣimụ biḥablillāhi jamī‟aw wa lā tafarraqụ ważkurụ
ni‟matallāhi‟alaikum іż kuntum a‟dā‟an fa allafa baina qulụbikum fa
aṣbaḥtum bini‟matihī ikhwānā/ “ Dan berpegangteguhlah kamu semuanya
pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu ( masa jahiliah)
bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Q.S. „Āli-„Imran : 103).
29
11. Kata ثََ َكفَ ْشرُ ْىdan kata اِ َْ ًَب َِ ُك ْىterdapat pada ayat : 106
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َْ ثًَلتتشص/a kafartum/ “kafir” dan kata ٌَْٗٔتتج٣ث
/īmānikum/ “beriman” .
/aḍḍarrā‟I/ “sempit” .
﴾۱۶۲﴿َََْٜ٘ؽَٰٚىٝٓؤٝ َؾََٖٓللا
ٍَ ثََٕللأًََٖدجءَدغخٞأكٔؼَٖثصذغَسػ
/a fa manittaba‟a riḍwānallāhi kamam bā‟a bisakhaṭim minallāhi wa ma
„wāhu jahannam/ “Maka adakah orang yang mengikuti keridaan Allah sama
dengan orang yang kembali membawa kemurkaan dari Allah dan tempatnya
di neraka Jahanan? ‟‟. (Q.S. „Āli-„Imran : 162).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َٕثٞ سػتت/riḍwāna/ “keridaan” dan kata َؾ
ٍ دغتتخ
/bisakhaṭim/ “kemurkaan” merupakan kata yang menjadi lawannya.
﴾۱۶۷﴿ََََْٜۚدَِٞه٠ظَك٤ََُْٓجٰٜٛٞ َٕدَؤكُٞٞو٣َۗ.....
َآَءَػ٘ذ٤صَجََۚدََأفٰٞ ََٓللاَأ٤َعذ٠ثَكَِٖٞهض٣َٖٱُز
َّ الَصقغذٝ
﴾۱۶٩﴿َٕٞشصه٣ََِّْٜسد
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim
yang berlawanan yaitu kata َ َسٞ أٓ ٰت/amwātā/ “mati” dan kata ََتآَء٤أف
/aḥyā`un/ “hidup” .
َ ُْ ِانخج
16. Kata ش ِ َُِّ انطterdapat pada ayat : 179
َ dan kata ت
ّ ٰ ٕٓجًَج
َض٤ٔ٣َ٠َّف ٰضٚ٤َِٓآَثٗضَْػ٠ِٰ َٖػ٤٘ٓزسَثُٔؤ٤ََُللا
َ ﴾۱۷٩﴿ََََِّۚخ٤ظَََٖٓثُا٤َثُخذ
32
ِّخ
َ ٤ ثُا/aṭ-ṭayyib/ “baik” .
َ
/wa lā yaḥsabannallażīna yabkhalụna bimā ātāhumullāhu min
faḍlihī huwa khairal lahum, bal huwa syarrul lahum,
sayuṭawwaqụna mā bakhilụ bihī yaumal-qiyāmah, wa lillāhi
mīrāṡus-samāwāti wal-arḍ, wallāhu bimā ta'malụna khabī/ “َDan
jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang
diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa
(kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka.
Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di
lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada)
di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”.
(Q.S. „Āli-„Imran : 180).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata تشًث٤ خ/khairal/ “baik” dan kata ََ شتش/syarrul/ “
buruk” merupakan kata yang menjadi lawannya.
33
آء
َ ٤٘ أؿ/agniyā`/ “kaya” .
/fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhil al-jannata fa qad fāz/ “Barang siapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia
memperoleh kemenangan”. (Q.S. „Āli-„Imran : 185).
َ ثُؾ٘ز/al-jannata/ “surga” .
34
َ٢ُٝسَْل َ َُٜ٘ثَََٝ٤ُِثخضالفَثَٝثْلسعَٝثسَٞٔخِنَثُغ٢ثَٕك
ٍ ج٣٥َجس
﴾۱٩۸﴿ََثْلُذجح
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim
yang berlawanan yaitu kata ََتت٤ُِ ث/al-laili/ “malam” dan kata َتتجسُٜ٘ث
/al-nahāri/ “siang” .
ّ ٰ ٕٝزًش٣َٖ٣ثَُز
َسٰٞ َٰٔخِنَثُغ٢َٕكٝضلٌش٣َْٜٝدَٞ٘ؽ٠ِٰ ػٝ دًثَٞهؼَٝج ًٓج٤َللاَه
﴾۱٩۱﴿ َۚثالسعَٝ
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan isim yang
berlawanan yaitu kata َتج ًَّث٤ ه/qiyāma/ “berdiri” dan kata ًَدثٞ هؼت/qu'ụda/
“duduk” .
35
ْ رُ ِضdan kata ٌ
1. Kata غ ْ َه َذterdapat pada ayat : 8
َ َخَُ٘جََُٖٓذٗيَسفٔزًَۚثٗيَثٗشََٛٝض٘ج٣ذَٛد٘جَدؼذَثرِٞؽَه
َ سد٘جَالَصض
َ ﴾۸﴿ َجحَُٛٞث
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َ َصتضؽ/tuzig/ “kesesatan” dan kata َ١تذٛ/hadai/
“petunjuk” .
﴾۲۶﴿َََۗص٘ضعََثُِٔيََٖٓٔصشآءََٝثُِٔيََٖٓصشآء٠ََِْٰٓيَثُِٔيَصؤصَُِّٰٜهََث
36
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
َُّ صؼ/tu‟izzu/ “muliakan” dan kata ٍَ َصتز/tużillu/
berlawanan yaitu kata تض
“hinakan” merupakan kata yang menjadi lawannya.
﴾۲٩﴿ََللاَِٚٔؼ٣ََََٙٝصذذٝسًَْأَٝطذ٢ثَٓجَكٞهََإَٕصخل
/qul in tukhfụ mā fī ṣudụrikum au tubdụhu ya'lam-hullāh, wa ya'lamu mā
fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr/ “Katakanlah,
“Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan,
Allah pasti mengetahuinya.” (Q.S. „Āli-„Imran : 29).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َثٞ صخلتت/tukhfụ/ “sembunyikan” dan kata ََٙٝصذتتذ
/tubdụhu/ “nyatakan” .
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 154
37
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ََ ف/li`uḥilla/ “menghalalkan” dan kata َِّّ فش/ḥurrima/
“diharamkan” .
َْٜٛٞؽَٝدسَٖٞثع٣ََۚكجٓجَثُزٙٞؽَٝ َُّدٞصغَٝ
َ ٙٞؽََُّٝغ٤َّصذٞ٣
﴾۱۸۶﴿ َٕٝثَثُؼزثحَدٔجًَ٘ضَْصٌلشٞهٝٔجٌَْٗكز٣ثًَلشصَْدؼذَث
﴾۱۱۱﴿َٕٝ٘ظش٣ًَََْثُضذدجسََعَْالُُّٞٞ٣ًََُِّْٞوجَص٣َٕثَََٟٝث ًر٥ًَْثُّٝؼش٣َُٖ
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ًَُّْٞوتجَصِت٣ /yuqātilụkum/ “memerangi” dan kata ًَُُّْٞتٞ٣
/yuwallụkumu/ “mundur” .
﴾۱۲٩﴿َْ٤سَسفٞللاَؿلَٝشجء٣َََٖٓؼ ِّزح٣َٝ
َ شجء٣َََُٖٔـلش٣َََ.....
/yagfiru limay yasyā`u wa yu'ażżibu may yasyā`, wallāhu gafụrur raḥī/ “Dia
mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (Q.S. „Āli-
„Imran : 129).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َـلتتش٣َ /yagfiru/ “mengampuni” dan kata َؼت ِّزح٣
/yu'ażżibu/ “mengazab”.
39
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َٞ َٰثٓ٘ت/āmanū/ “beriman” dan kata ثٝ ًلتش/kafarụ/
“beriman”.
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 156
َّ ٰ َََٝۗش٤ٔ٣َٝ ٢ق٣َللا
﴾۱۵۶﴿َش٤َٕدظِٞٔللاَدٔضؼ َّ ٰ ٝ ۗ
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ٢قت٣ /yuḥyī/ “menghidupkan” dan kata َتش٤ٔ٣ /yumīt/
“menghidupkan” .
40
ّ ٰ ًََْ٘ظش٣َٕث
ًَْ٘ظتش٣َ١خزٌََُْكَٖٔرثَثُز٣َٕثٌَََُْٝۚللاَكالَؿجُخ
ّ ٰ ِػََٖٝٙ َِّٖٓدؼذ
﴾۱۶۸﴿َ ًَََٕٞ٘ٓ ثُٔؤٞض٤َِللاَك٠
/iy yanṣurkumullāhu fa lā gāliba lakum, wa iy yakhżulkum fa man żallażī
yanṣurukum mim ba'dih, wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn/ “Jika
Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi
jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa
yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah
saja orang-orang mukmin bertawakal”. (Q.S. „Āli-„Imran : 160).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ًَْ٘ظتش٣َ /yanṣurukum/ “menolongmu” ٌَُْختز٣
/yakhżulkum/ dan “membiarkan” .
ّ ٰ َ٤َعذ٢ثَكِٞثَهجصَُْٞصؼجََُٜ٤هٝ َثَٖٞٗجكو٣ؼَِْثُز٤ُٝ
َٞثَُتُٞثََهجَٞثدكؼَٝللاَث
َْٜٛثَٕٞدتجكُٞتٞو٣ََٕۚٔج٣ََُْالَٜ٘ٓٓى ٍزَثهشحٞ٣ٌََََُِْلشٌََْٰٛ٘ ٗؼَِْهض ًجالَالصذؼ
﴾۱۶۷﴿ ٕ َۚ ٌٞٔض٣َللاَثػَِْدٔجّ ٰ ََْٜٝدَِٞه٢ظَك٤َُٓج
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kataََ ًلتتش/kufri/ “kekafiran” dan kata َٕٔتتج٣ َث/īmān/
“keimanan” .
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 177
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata َ فت ًّتال/ḥilla/ “halal” dan kata َّ فتتش/ḥarrama/
“diharamkan” .
42
Pada ayat di atas terdapat tibaq dari bentuk Isim dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kata ٌَْٗٔتج٣ ث/īmānikum/ “beriman” dan kata َٖ٣ًَٰلتش
/kāfirīn/ “kafir” .
ّ ٰ َٕدجر٠َٰصََُٞٔث٢َثفَٝثالدشصًَََٝٚٔثدشاًَثالََٝۚ.....
ثٗذِّتٌَْدٔجََََٝۚللا
﴾ ۴٩﴿.....ٌََْۗصٞ٤َد٢ٕ َََۙكٝٓجَصذخشًََِٕٝٞصؤ
﴾٩۸﴿َََْٜۚدضٞثًَلشًثََُٖصوذََصََْٝعٔجصدثدٜ٘ٔ٣ثَدؼذَثًَٖٝلش٣ثٗجُز
/fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi
lanfaḍḍụ min ḥaulika/ “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad)
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras
dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu”. (Q.S.
„Āli-„Imran : 159).
44
َََِْػٚظٌََُْد٤َُٔج٤َٕكَُّٞػَِْكَِْصقآَؽٚٔجٌََُْد٤ءَفؾؾضَْك٥ؤَْٛؤٗضٛ
ّ ٝ
﴾۶۶﴿ََِٕٞٔأٗضَْالَصؼََِْٝؼ٣َللا
َ
/ha`antum ha`ula`i hajajtum fima lakum bihi „ilmun falama
tuhajjuna fima laisa lakum bihi „ilmun, wa allahu ya‟lamu wa
`antum la ta‟lamuna/ „Beginilah kamu, kamu Ini (sewajarnya)
bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, Maka Kenapa
kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui?
Allah mengetahui sedang kamu tidak Mengetahui‟. ( Q.S. „Āli-
„Imran: 66).
ٍ ََدو٘اَََٚ٘ٓثٌَُٰضخََٖٓثَٕصؤَٖٛٓثٝ
ٍ ٘٣َدذَََْٖٚ٘ٓٓثَٕصؤََٜ٘ٓٝۚ ي٤َُثَْٙٓ ُّؤ ِّد٣َجس
َجس
﴾۷۵﴿َََهآى ًٔجٚ٤ِيَثالَٓجَدٓشَػ٤َُثَْٙٓ َؤ ِّد٣ََال
َ
/wa min ahlil-kitābi man in ta`man-hu biqinṭāriy yu`addihī ilaīk, wa min-
hum man in ta`man-hu bidīnāril lā yu`addihī ilaika illā mā dumta 'alaihi
qā`imā/ “Dan di antara Ahli Kitab ada yang jika engkau percayakan
kepadanya harta yang banyak, niscaya dia mengembalikannya kepadamu.
Tetapi ada (pula) di antara mereka yang jika engkau percayakan kepadanya
satu dinar, dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali jika engkau
selalu menagihnya”. ( Q.S. „Āli-„Imran : 75).
Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu:َkataََْٙٓ ُّتتؤ ِّد٣
/yu`addihī/ “mengembalikannya” dan kata َْٙٓ تتؤ ِّد٣َ ال/lā yu`addihī/ “tidak
mengembalikannya” yang antara kedua kata yang berlawanan diatas
tersebut mengandung makna positif dan makna negatif.
46
َّ ٰ ََٓتَٖػتَٖػ٘تذٞتَٛ ٓتجَٝ
َ ۚ ََللا
َُٕٞتٞو٣َٝۚ ّ ٰ َََٖٓػ٘تذَُٕٞٛٞٞو٣ََٝۚ.....
َ ََللا
َّ ٰ ِػ
﴾۷۸﴿َِٕٞٔؼ٣َََْٛٝللاَثٌَُزح٠
َ
/wa yaqụlụna huwa min 'indillāhi wa mā huwa min 'indillāh, wa yaqụlụna
'alallāhil-każiba wa hum ya'lamụn/ “Dan mereka berkata, “Itu dari Allah,”
padahal itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap
Allah, padahal mereka mengetahui”. ( Q.S. „Āli-„Imran : 78).
Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َ َٞتٛ
/huwa/ “Itu dari Allah,” dan kata َٞتَٛ ٓتج/mā huwa/ “itu bukan dari Allah”
yang antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut mengandung
makna positif dan makna negatif.
47
/yahdi/ “memberi petunjuk” dan kata َٟتذٜ٣َ ال/lā yahdi/ “tidak memberi
petunjuk” yang antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut
mengandung makna positif dan makna negatif.
6. ُ ََ رُ ِحجُّىdan kata ََ َْل َُ ِحجُّ ْى ََ ُك ْىterdapat pada ayat : 119
kata ه ْى
َ
َ ۚ ًََِِّٕٚدجٌَُٰضخََٞ٘ٓصؤٝ ٌََُّْٗٞقذ٣ََالََْٝ ََُّٜٗٞالءَصقذٝ
ًَْٞثرثَُوَٝۚ َْٓ جٗضَْثَٰٛ
﴾۱۱٩﴿ََََۗثََٰثٓ٘جْٞٓ َُهج
َ
/hā`antum ulā`i tuḥibbụnahum wa lā yuḥibbụnakum wa tu`minụna bil-kitābi
kullih, wa iżā laqụkum qālū āmannā/ “Beginilah kamu! Kamu menyukai
mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, dan kamu beriman kepada
semua kitab”. ( Q.S. „Āli-„Imran : 119).
Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َْتََٜٗٞصقذُّت
48
َّ ٰ َْرًشَٜثَثٗلغْٞٓ َِٔظٝثَكجفشزًَثَِٖٞثرثَكؼ٣ثُزٝ
ََْٜۗدٞٗثَُزٝثَللاَكجعضـلشٝ
َّ ٰ حَثالٞٗـلشَثُ ُّز٣َٖٓٝ
﴾۱۳۵﴿َِٕٞٔؼ٣ََْٛٝثَِٞٓجَكؼ٠َِٰ ثَػُّٝظش٣ََََُْٝۗللا
Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َ ثٞكؼِت
49
50
َ َْٜٛثٌَْٞٗدجكٞشػ٣ًََالرٓزٌََْٝثال٤ثَكٞشهذ٣ٌَْال٤ِثَػٝشَٜظ٣َٕثَٝق٤ً
َ﴾۸﴿َََٕۚٞكغوَٰ ْٛثًغشَٝۚ
َ ۚ َْٜدَِٞه٠َصؤ ٰدَٝ
51
Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim yang
berlawanan yaitu kata َْٜٛثٞ دتجك/bi`afwāhihim/ “mulutnya” dan kata َْٜدٞهِت
/qulụbuhu/ “hatinya” .
52
ِ سًٰ ٰى
3. Kata د َ ْاْلَ ْسterdapat pada ayat : 36
َّ انdan kata ض
ّ ٰ ًَ ٰضخ٢شًثَكَٜللاَثع٘جَػششَش
َ ََثالسعََٝسٰٞ َّٰٔخِنَثُغٞ٣ََللا ّ ٰ سَػ٘ذٜٞثَٕػذرَثُ ُّش
َ َٖ٤ًثَثُٔششِٞهجصٌََْٖٝثٗلغٜ٤ثَكَِِّْٞٔەَۙكالَصظ٤َٖثُو٣ِّجَْٓثسدؼزَفشَّ ٰرُيَثُذٜ٘ٓ
ّ ٰ ٕثَثْٞٓ ِٔثػًًٌَََْٝٗ ۤجكزِٞوجص٣ًََ ۤجكزًًَٔج
﴾۳۶﴿َٖ٤َللآَغَثُٔضو
Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawanan yaitu kata َسٰٞ ٰٔ ثُغت/as-samāwāti/ “langit” dan kata
ع
َ ثالس/al-arḍa/ “bumi” .
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 116
53
ّ ٰ َ٤َعذ٢ثَكٌَََُْٝثٗلش٤ثَٓجٌََُْثرثَهٖٞ٘ٓ َٰث٣جَثُزُّٜ٣ْٓج٣ٰ
َۗ ََثالسع٠ََُللاََثعجهِضَْث
ٰ جَك٤ٗرَثُ ُّذٞ٤ٰ ثالخش َۚرَكٔجَٓضجعَثُق
﴾۳۸﴿ ََ٤َِثالخشرَثالَه٠ ٰ ََٖٓج٤ٗرَثُ ُّذٞ٤ٰ ضَْدجُق٤ثسػ
Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
ٰ َ
yang berlawanan yaitu kata ج٤ٗ َثُت ُّذ/ad-dun-yā/ “dunia” dan kata َثالختشر
/ākhirati/ “akhirat”.
Dengan kata-kata yang sama ini terdapat pula pada ayat : 69,74
54
َ ََََPada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim yang
berlawanan yaitu kata ٠ِٰ ثُغُّتل/al-suflā/ “rendah” dan kata تج٤ِ ثُؼ/al-'ulyā/
“tinggi”.
ّ ٰ َ٤َعذ٢ثٗلغٌَْكٌَُْٝثٞٓثَدجٝذٛؽجَٝجال
َ َش٤َللاَ ٰرٌَُْخ َ ً َعوَٝثَخلجكًجٝثَٗلش
﴾۴۱﴿ ٌَََُِْٕٞٔثًَٕ٘ضَْصؼ
ٰ ًٓ ُّٞضوذٌَََْٓ٘ ثًٌَْٗ٘ضَْه٣ًََُٖجًَٛشٝػًجَثٞثَؽٞهََثٗلو
﴾۵۳﴿ َٖ٤جَكغو
َ َPada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawananَََyaitu kata ػًتجٞ ؽ/ṭau'an/ “sukarela” dan kata ًتجًٛش
/kar-hal/ “terpaksa” .
ّ ٰ ٗثََُُّٖٗؤٌََُْٖٓهذَٗذجََْٝهََالَصؼضزسٜ٤ٌَُْثرثَسؽؼضَْث٤َُٕثٝؼضزس٣
َ َجَللا
َ َجدرَٜثُشََٝخ٤َػَِْثُـ٠ ّ ٰ ش٤عًَََْٖٝٓثخذجس
ٰ ُٰ َٕثٝٗ َعَْصش ُّدُٚٞسعٌََِْٝٔللاَػٟ
﴾٩۴﴿ َِٕٞٔ٘ذِّتٌَْدٔجًََ٘ضَْصؼ٤َك
/ya'tażirụna ilaikum iżā raja'tum ilaihim, qul lā ta'tażirụ lan nu`mina lakum
qad nabba`anallāhu min akhbārikum wa sayarallāhu 'amalakum wa
rasụluhụ ṡumma turaddụna ilā 'ālimil-gaibi wasy-syahādati fa
yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn/ “Mereka (orang-orang munafik yang
tidak ikut berperang) akan mengemukakan alasannya kepadamu ketika
kamu telah kembali kepada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Janganlah
kamu mengemukakan alasan; kami tidak percaya lagi kepadamu, sungguh,
Allah telah memberitahukan kepada kami tentang beritamu. Dan Allah akan
melihat pekerjaanmu, (demikian pula) Rasul-Nya, kemudian kamu
dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui segala yang gaib
dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan”. (Q.S. At-Taubah : 94).
Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawanan yaitu kata َتخ٤ ثُـ/al-gaibi/ َ“gaib” dan kata َجدرٜ ثُشت/sy-
syahādati/ “nyata” merupakan kata yang menjadi lawannya.
Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Isim dengan Isim
yang berlawanan yaitu kata َطتتجُقًج/ṣāliḥaw/ “baik” dan kata ِّتًج٤عت
/sayyi`ā/ “buruk” merupakan kata yang menjadi lawannya.
َْٜ٣ؾض٤ًََُُْٜجَثالًَضخ٣ثدَٕٝٞواؼ٣َالًََٝشر٤الًَذًَٝشر٤َٕٗلوزًَطـٞ٘لو٣َالٝ
﴾۱۲۱﴿ َِٕٞٔؼ٣َثٞٗللاَثفغَٖٓجًَج ّٰ
1. Kataََ َفَبٌِْ رُ ْجزُ ْىdan kata رَ َىنَّ ُْزُ ْىterdapat pada ayat : 3
Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il
yang berlawanan yaitu kata َْ َكتجَٕصذتض/fa in tubtum/ “bertobat” dan kata
59
َ ََََ Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il
yang berlawanan yaitu kata ثٞدتٞض٣ / yatụbụ/ “bertobat” dan kata ثُٞتٞض٣
/yatawallau/ “berpaling” .
60
َ Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il
yang berlawananََََyaitu kata َْٜؼت ِّزد٣َ /yu'ażżibuhum/ “mengazab” dan kata
Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kataَََؼ٤ُ /liyuḍilla/ “menyesatkan” dan kata َْٜ ٰذىَٛ ثر/iż
hadāhum/ “petunjuk” .
61
ّ ٰ ٕٝٓجٌََُْ َِّٖٓدَٝش٤ٔ٣ََٝ٢
ََللا ّ ٰ ٕث
َٖ ق٣َثالسعَٝسٰٞ ٰٔٗ َِٓيَثُغََُٚللا
َ ﴾۱۱۶﴿ ٍَش٤الَ ٗظَٝ٢ٍّ ََُٖٝٓ
Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawanan yaitu kataَ٢ٖ ق٣َ /yuḥyī/ “menghidupkan” dan kata َش٤ٔ٣ /yumīt/
“mematikan” .
ّ ٰ ُوذَصجح
ََعجػزَثُؼغشر٢َكَٖٙٞثصذؼ٣ثالٗظجسَثُزَٖٝ٣ؾشٰٜ ُٔثَٝ٢ِّ َثُ٘ذ٠َِللاَػ
﴾۱۱۷﴿ َْۙ٤فَسفَْٝ سءٜٗ َدَْٚٗثٜ٤َِْعَْصجحََػِّٜ٘ٓ َن
ٍ ٣حَكشِٞؾََه٣ض٣َََٖٓدؼذَٓجًَجد
62
7. Kata ْظبلَذ
َ dan kata ْ َس ُحجَذterdapat pada ayat : 118
ْٓ
َػتجهشَََْٝثالسعَدٔجَسفذشٜ٤َِثرثَػجهشََػ٠ّثَف ٰضَٖٞخِِّل٣َثُغ ِٰغزَثُز٠ِػٝ
ّ ٰ َٕثَثٞدتٞض٤َُْٜ٤َعَْصجحَػِتٚ٤ُالَث
ََللا ّ ٰ َٖٓثَثَٕالَِٓؾجْٞٓ ُّ٘ظََْْٜٝثٗلغٜ٤ِػ
ْٓ َللاَث
﴾۱۱۸﴿ َْ٤ثحَثُشفَٞثُضٞٛ
َ Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dengan Fi‟il yang
berlawananَََyaitu kata ََ ػتجهش/ḍāqat/ sempit dan kata َ سفذتش/raḥubat/
luas merupakan kata yang menjadi lawannya.
63
Pada ayat di atas terdapat tibaq dalam bentuk Fi‟il dan Isim yang
berlawananَََyaitu kata َثٞ َ ٰثٓ٘ت/āmanụ/ “beriman” dan kata َ ثٌُلتجس/al-
kuffāri/ “kafir” .
ّ ٰ َََّٕٓتتجَفتتشٞقشِّ ٓتت٣ََالََٝثالختتش
َللا ّ ٰ َٕدتٞؤٓ٘تت٣ََٖال٣ثَثُتتزِٞهتتجص
ٰ ّٞ٤ُالَدتتجَٝتجلِل
َتز٣ث َثُؾضٞؼات٣َ٠ثَثٌُ ٰضتخَف ٰضّتٞصتَٖٝث٣تَٖثُقتنَِّٓتَٖثُتز٣َٕدٞ٘٣ذ٣َالٝ َُٗٚٞسعٝ
﴾۲٩﴿ ََْٕٝطجؿشَٛٝ ٍذ٣َٖػ
Pada contoh tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu : kata َال
ّ ٰ َّٕٓجَفشٞٓق ِّش٣َالََٝثالخش
ََللا ّ ٰ َٕدٞ٘ٓؤ٣ََٖال٣ثَثُزِٞهجص
ٰ ّٞ٤ُالَدجَٝجلِل
ثٞؼا٣َ٠ّثَثٌُ ٰضخَف ٰضٞصَٖٝث٣ََٖثُقنََِّٖٓثُز٣َٕدٞ٘٣ذ٣ََالَٝ ُٗٚٞسعٝ
﴾۲٩﴿ َََْٕٝطجؿشَٛٝ ٍذ٣َٖزَػ٣َثُؾض
Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َٕٞ٘٣تذ٣َال
/lā yadīnụna/ “tidak beragama” dan kata َٖت٣ د/dīna/ “agama” yang antara
kedua kata yang berlawanan diatas tersebut mengandung makna positif
dan makna negatif.
ّ ٰ ََََٙكوتتذَٗظتتشٙٝثالََص٘ظتتش
َ٠ٔتتجَكتتََٖٛثر٤َثع٘تت٢ٗثَعتتجًَٖٝلتتش٣َثُتتزٚللاَثرَثخشؽتت
ّ ٰ ٍَللآَؼ٘ ۚتجَكتجٗض
َٙٗ تذ٣ثَٝٚت٤ِٗ َػٚ٘ض٤ٌَللاَعت ّ ٰ َٕالَصقتضَٕثٖٚ ٍَُظتجفذٞو٣َثُـجسَثر
ّ ٰ َٝتج٤َِثُؼ٢تََٛللا
َللا ّ ٰ ًِٔتزَٝ٠ِٰ ثَثُغُّتلًََٖٝلتش٣ؽؼًََِٔزَثُزَٝجٛٝ ٍدََُْصشٞ٘دؾ
﴾۴۸﴿ َْ٤ٌضَف٣ػض
66
َٙٝ ص٘ظتش/lā tanṣurụhu/ “tidak menolong” dan kata َٙ َٗظتش/naṣarahu/ “telah
menolong” yang antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut
mengandung makna positif dan makna negatif.
67
Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َىَٞالصذؼت
ّ ٰ َٕدٞقِل٣ٝ
﴾۵۶﴿ َٕٞلشه٣ََّْٞهٌُٰٜ٘ ٌَِّْٝ٘ٓ َََْٛٓجَٝ َۚ ٌََُْْٜ٘ٔٗجلِلَث
Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata ٌََُْ٘ٔتت
/lamingku/ “termasuk golonganmu” dan kata ٌََْ٘تَْ ِّٓتَٛ ٓج/mā hum mingkum/
68
ّ ٰ ـلتتش٣ََٖٖٓتتشرًَكِتت٤تتَْعتتذؼَُٜتتََْثَٕصغتتضـلشََُٜالَصغتتضـلشٝتتََْثَُٜثعتتضـلش
ََللا
﴾۸۸﴿ َٖ٤َّثُ ٰلغوَٞثُوٟذٜ٣َللاَال ّ ٰ َٖٝٚ ُٞسعٝ َجلِل
ّ ٰ ثَدًَْٝلشَْٜٗ ٰرُيَدجُٜ
Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َْتَُٜثعتضـلش
69
ّ ٰ كجَٕسؽؼي
َ٢ثَٓؼٞػََكوَََُٖصخشؽٝىََُِخشَْٞٗكجعضؤرِّٜ٘ٓ ََؽ ۤجىل ٍز٠ُٰ َللاَث
َٖ٤ثَٓتغَ ثُختجُلٍَٝٓتش ٍرَكجهؼتذٝدَثٞضَْدتجُوؼ٤ثَثٌَْٗسػًّٝ َػذ٢ثَٓؼَُِٖٞصوجصَٝثدذًث
﴾۸۳﴿
Pada ayat tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata َػٝختش
/khurụji/ “keluar” dan kata ثٞ ُتَٖصخشؽت/lan takhrujụ/ “tidak boleh keluar”
yang antara kedua kata yang berlawanan diatas tersebut mengandung
makna positif dan makna negatif.
70
Pada contoh tersebut ditemui kata yang berlawanan yaitu: kata ثٝ٘لتش٤َُ
/liyanfirụ/ “pergi” dan kata َ الَٗلتش/lā nafara/ “ tidak pergi” yang antara
kedua kata yang berlawanan diatas tersebut mengandung makna positif
dan makna negatif.
71
4.1 Kesimpulan
72
73
74
75
76