Anda di halaman 1dari 115

MANAJEMEN KURIKULUM DI SDIT LUQMAN AL-HAKIM KOTA

PEKALONGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh :

NABILLAH KARIMAH
NIM. 2023116019

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGA
N 2020

i
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NABILLAH KARIMAH

NIM 2023116019

Jurusan : PGMI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “MANAJEMEN

KURIKULUM DI SDIT LUQMAN AL-HAKIM KOTA PEKALONGAN”

adalah benar-benar karya sendiri, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah penulis

sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyatan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Apabila

kemudian hari terbukti skripsi saya ternyata hasil plagiasi, penulis bersedia

memperoleh sanksi akademik dengan dicabut gelarnya.

Pekalongan, 26 Oktober 2020

Yang menyatakan,

NABILLAH KARIMAH
NIM. 2023116019
NOTA PEMBIMBING
PENGESAHAN
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman transliterasi yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah

hasil Putusan Bersama Menteri Agama Republik Indonesia No. 158 Tahun 1987

dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0543b/U/1987.

Transliterasi tersebut digunakan untuk menulis kata-kata Arab yang sudah diserap

ke dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlihat dalam kamus Linguistik atau

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara garis besar pedoman transliterasi

itu adalah sebagai berikut:

1. Konsonan

Fonem-fonem konsonan Bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf. Dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf, sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi

dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

Di bawah ini daftar huruf arab dan transliterasi dengan huruf latin.

Huruf
Nama Huruf latin Keterangan
arab
‫ا‬ Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan
‫ب‬ Ba B Be
‫ث‬ Ta T Te
‫ث‬ Ṡa Ṡ es (dengan titik diatas)
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ Ḥa Ḥ ha (dengan titik di atas)
‫خ‬ kha Kh ka dan ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ Za Z zet (dengan titik di atas)
‫ر‬ Ra R Er
‫ز‬ Zai Z Ze
‫س‬ Sin S Es
‫ش‬ syin Sy es dan ye
‫ص‬ Ṣad Ṣ es (dengan titik di bawah)
‫ض‬ Ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)
‫ط‬ ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah(
‫ع‬ „ain „ koma terbalik
‫غ‬ gain G Ge
‫ف‬ Fa F Ef
‫ق‬ Qof Q Qi
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫م‬ Mim M Em
‫ن‬ Nun N En
‫و‬ wau W We
‫ه‬ Ha H Ha
‫ء‬ Hamza ‟ apostrof
h
‫ئ‬ Ya Y ye

2. Vokal

VOKAL TUNGGAL VOKAL RANGKAP VOKAL PANJANG


‫=أ‬a ‫ = أ ي‬ai ‫=أ‬ā
‫=أ‬i ‫ = أو‬au ‫= إي‬ī
‫=أ‬u ‫ = أو‬ữ

a. Ta Marbutah

Ta marbutah hidup dilambangkan dengan / t /

Contoh :

‫ = جميلت مرأ‬mar‟atun jamīlah

Ta marbutah mati dilambangkan dengan /h/

Contoh :
‫ = طمت فا‬Fatimah

b. Syaddah (tasydid, geminasi )

Tanda geminasi dilambangkan dengan huruf yang sama denganhuruf

yang diberi tanda syaddad tersebut.

Contoh :

‫نب ا ر‬ = rabbanā

‫ال ب ر‬ = al-birr

c. Kata sandang (artikel )

Kata sandang yang diikuti oleh “huruf syamsiyah” ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya, yaitu bunyi /I/ diganti dengan huruf yang sama

dengan huruf yang langsung mengkuti kata sandang itu.

Contoh :

‫ا لش م س‬ = asy- syamsu

‫جل الر‬ = ar-rajulu

‫ة السيد‬ = as-sayyidah

Kata sandang yang diikuti oleh“ huruf qamariyah” ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya, yaitu bunyi /I/ diikuti terpisah dari kata yang

mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang.

Contoh :

‫القمر‬ = al-qamar

‫ي ع ال ب د‬ = al-badī

‫ل الجال‬ = al- jalāl

d. Huruf Hamzah
Hamzah yang berbeda di awal kata tidak ditransliterasikan. Akan

tetapi, jika hamzah tersebut berada di tengah kata atau di akhir kata, huruf

hamzah itu ditransliterasikan dengan apostrof /‟/

Contoh :

‫ = ث أمر‬umirtu

‫ء شي‬ = syai‟un
PERSEMBAHAN

Syukur Alkhamdulillah kepada Allah SWT, atas petunjuk dan karunia-


Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan
salam bagi Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, pengikutnya yang
istiqomah hingga yaumil akhir dan orang-orang yang tegak dijalan dakwah-Nya.
Dengan dukungan yang telah memberikan semangat yang luar biasa dan doanya,
dengan rasa cinta dan tanda kasih, kupersembahkan skripsi ini kepada:

1. Ibunda tercinta (Imamah) yang telah mengasuh dan membesarkan,


membimbing dan memberi semangat kepada saya serta doanya yang
ikhlas selalu dipanjatkan untuk kesuksesan anaknya.
2. Ayahanda tercinta (Moch. Mirza) pahlawan hidupku didunia yang telah
memberiku semangat serta mendoakan dengan ikhlas.
3. Kakakku Mukhammad Mukhlis, adikku M. Iman Tsabata dan segenap
keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dan doa.
4. Sahabat-sahabat seperjuangan PGMI Angkatan 2016 yang selalu
memberikan semangat dan motivasi.
5. Almameterku (sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).
6. Bapak Rahmat Kamal, M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan
telaten membimbing penulisan karya ini.
7. Kepala sekolah dan para guru SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan
yang telah mengizinkan penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Orang-orang yang menyayangi saya yang tidak bisa diucapkan satu
persatu, terimakasih atas kasih sayangnya.
MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
‫ٱ‬
(QS. Al-Insyirah: 5)
ABSTRAK

Karimah, Nabillah. 2020. Manajemen Kurikulum. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan. Dosen Pembimbing :
Rahmat Kamal, M.Pd.

Kata Kunci : Manajemen, Kurikulum


Salah satu aspek dalam manajemen pendidikan yang sering disebut sebagai
jantungnya pendidikan adalah kurikulum. Begitu pentingnya manajemen kurikulum
dalam peningkatan kualitas pendidikan maka manajemen kurikulum harus dilaksanakan
dengan baik dan dapat dicapai jika fungsi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat
diimplementasikan dengan baik dan benar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul sebuah rumusan masalah dalam


penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim
Kota Pekalongan? (2) Bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam mewujudkan
manajemen kurikulum yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan?
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikani: Manajemen kurikulum di SDIT Luqman
Al-Hakim Kota Pekalongan serta Bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam
mewujudkan manajemen kurikulum yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota
Pekalongan.
Jenis penilitian dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, pendidik, peserta didik dan
orang tua dari SDIT Luqman Al-Hakim Kota pekalongan. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini adalah dokumen atau arsip sekolah yang ada di SDIT Luqman Al-Hakim
Kota Pekalongan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen kurikulum di SDIT Luqman


Al-Hakim Kota Pekalongan sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tiga tahapan
manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam tahapan perencanaan
dimulai dari menganalisis kebutuhan sekolah dan menampung apresiasi anggota sekolah.
Dalam tahapan pelaksanaan kurikulum terdapat prosentase muatan pendidikan agama
islam lebih tinggi, integrasi nilai-nilai pendidikan agama islam dalam perlajaran umum
dan pengembangan program keagamaan. Dalam tahapan evaluasi menggunakan beberapa
objek, teknik dan istrumen tergantung dengan apa yang dievaluasi seperti dimensi sikap,
pengetahuan maupun keterampilan dan program khusus tahfidz. Faktor pendukung dalam
mewujudkan manajemen kurikulum yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota
Pekalongan adalah: guru berkualifikasi s-1, budaya religi guru dalam mengajar serta
dukungan dan kerja sama dari orang tua. Sedangkan untuk faktor penghambatnya adalah
ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai, penyesuaian diri guru baru
dalam proses pembelajaran dan kemampuan hafalan peserta didik yang berbeda-beda.
KATA PENGANTAR

Alkhamdulilah puji syukur keadirat Allh SWT yang telah memberikan

banyak kenikmatan, rahmat, hidayah-Nya kepada kita semua. Kenikmatan yang

manusia tidak bisa menghitungnya. Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muammad SAW, Nabi akhir zaman yang selalu kita

rindukan syafaatnya di akhir nanti.

Atas pertolongan dan kuasa Alla SWT, serta do‟a dan bimbingan dari

Bapak pembimbing sehingga selesailah penulisan skripsi ini dengan baik. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua yang membacanya serta berguna

bagi pengembangan pendidikan di masa yang akan datang.

Penulis menyadari dengan sepenuhhati bahwa skripsi ini tidak lepas dari

adanya bimbingan, motivasi, evaluasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu

penulis mengaturkan terimakasi kepada:

1. Bapak Dr. H. Ade Dedi Rohayan, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Pekalongan.

2. Bapak Dr. H. M. Sugeng Sholehuddin, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan, yang telah memberikan

dukungan dan motivasi dalam pembuatan skipsi ini.

3. Bapak Akhmad Afroni, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruanyang telah

memberikan izin penulisan skripsi.

4. Bapak Muchamad Fauyan, M.Pd selaku wali studi yang telah memberi izin

penulisan skripsi.
5. Bapak Rahmat Kamal, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

penulis selesaikan dengan lancar.

6. Bapak Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang

secara tulus memberikan ilmu kepada penulis.

7. Seluruh Staff Administrasi IAIN Pekalongan atas informasi dan bantuannya

selama penyusunan skripsi.

8. Bapak Azhar Fahmi, S. E selaku Kepala sekolah SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan yang telah memberikan izin dan membantu penulis untuk

mengadakan penelitian.

9. Teman-teman angkatan 2016 program studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penulisan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnyadan bagi para pembaca pada

umumnya.

Pekalongan, 26 Oktober 2020

Penulis

Nabillah Karimah

NIM. 2023116019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN..........................................................ii
NOTA PEMBIMBING.....................................................................................iii
PENGESAHAN................................................................................................iv
PEDOMAN TRANSLITERASI.......................................................................v
PERSEMBAHAN.............................................................................................ix
MOTTO............................................................................................................x
ABSTRAK.......................................................................................................xi
KATA PENGANTAR......................................................................................xii
DAFTAR ISI....................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.............................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
D. Kegunaan Penelitian..............................................................................5
E. Metode Penelitian..................................................................................6
F. Sistematika Penulisan............................................................................13

BAB II LANDASAN TEORI


A. Deskripsi Teori......................................................................................15
1. Manajemen Kurikulum....................................................................15
2. Kurikulum Sekolah Dasar................................................................25
3. Kurikulum 2013...............................................................................38
B. Penelitian yang Relevan.........................................................................43
C. Kerangka Berpikir..................................................................................47
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan.............50
1. Sejarah Berdirinya SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan… 50
2. Letak Geografis................................................................................50
3. Identitas Lembaga............................................................................51
4. Visi, Misi dan Tujuan......................................................................52
5. Program Kegiatan............................................................................53
6. Prestasi Peserta Didik......................................................................55
B. Manajemen Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim.............................57
1. Perencanaan Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim.....................57
2. Pelaksanaan Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim......................61
3. Evaluasi Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim............................66
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Mewujudkan Manajemen
Kurikulum Yang Baik di SDIT Luqman Al-Hakim..............................72
1. Faktor Pendukung Manajemen Kurikulum......................................72
2. Faktor Penghambat Manajemen Kurikulum....................................75
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Manajemen Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim..............78
1. Analisis Perencanaan Manajemen Kurikulum.................................79
2. Analisis Pelaksanaan Manajemen Kurikulum.................................81
3. Analisis Evaluasi Manajemen Kurikulum.......................................83
B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Mewujudkan
Manajemen Kurikulum Yang Baik di SDIT Luqman Al-Hakim..........85
1. Faktor Pendukung............................................................................85
2. Faktor Penghambat..........................................................................88

BAB V PENUTUP
A. Simpulan.........................................................................................91
B. Saran...............................................................................................92

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN

- Lampiran 1Pedoman Wawancara


- Lampiran 2 Transkip Wawancara
- Lampiran 3 Dokumen Kegiatan Ekstrakulikuler
- Lampiran 4 Dokumen Mata Pelajaran
- Lampiran 5 Dokumen Evluasi Tahsin dan Tahfidz
- Lampiran 6 Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
- Lampiran 7 Lembar Observasi
- Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Penelitian
- Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Program Kegiatan SDIT Luqman Al-Hakim.....................................82
Tabel 3.2 Prestasi Peserta Didik SIT Luqman Al-Hakim..................................85
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum yang dijalankan di Indonesia relatif kompleks jika

dibandingkan dengan kurikulum di negara maju. Hal ini akan berakibat

bagi guru dan siswa. Guru akan terbebani dengan pencapaian target materi

yang terlalu banyak. Siswa harus berusaha keras untuk memahami dan

mengejar materi yang sudah ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan

siswa tidak akan memahami seluruh materi yang diajarkan.1

Mengingat begitu berat dan kompleksnya persoalan-persoalan yang

dihadapi di dunia pendidikan utamanya pendidikan nasional, maka

reformasi pendidikan menjadi satu hal yang sangat penting. Reformasi

pendidikan tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi harus bersifat

komprehensif dan menyeluruh baik pada tingkat konsep maupun

penyelenggaraan. Salah satu unsur yang harus direformasi adalah

kurikulum yang mengarah pada konstruksi kurikulum yang ideal.

Mengapa kurikulum ideal kemudian menjadi penting untuk mendapatkan

perhatian dari pada pengelola lembaga pendidikan? Semua pengelola

masalah pendidikan tahu betul bahwa kurikulum merupakan suatu faktor

penting yang turut menentukan berhasil atau tidaknya suatu usaha

pendidikan dalam mencapai tujuan-tujuannya. Kesanggupan lembaga

1
Siti Julaeha, Problematika Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 7. No. 2, 2019), hlm. 161.
1
2

pendidikan memproduk manusia-manusia utuh dalam arti yang seluas-

luasnya akan selalu terkait dengan sistem pembelajaran yang ditawarkan

serta tancangan pelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan anak didik, dan

tentunya didukung oleh sumber daya manusia yang memadai.2

Salah satu aspek dalam manajemen pendidikan yang sering disebut

sebagai jantungnya pendidikan adalah kurikulum. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang sangat strategis karena

merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.3

Jack R. Frymier mengemukakan tiga unsur dasar kurikulum, yaitu

aktor, artifak, dan pelaksanaan. Studi kurikulum menurut Frymier meliputi

tiga langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.4 Begitu pentingnya

manajemen kurikulum dalam peningkatan kualitas pendidikan maka

manajemen kurikulum harus dilaksanakan dengan baik dan dapat dicapai

jika fungsi perencanaan, impelemtasi dan evaluasi dapat

diimplementasikan dengan baik dan benar.

2
Abdul Ghofur, Kurikukulum Yang Ideal Bagi Sekolah dan Madrasah, (Semarang: Uin
Walisongo, 2018), hlm. 1.
3
Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), hlm. 3-6.
4
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung: Imtima,
2007), hlm. 98.
3

Sehingga dapat dipahami bahwa kurikulum berperan sangat

penting dalam pendidikan, tanpa kurikulum maka pendidikan di

Negeri ini akan menjadi pincang, serta kurikulum tanpa adanya

manajemen yang baik menjadikan lembaga pendidikan tersebut

kesulitan dalam pelaksanaan segala aktifitas pendidikan, karena tidak

adanya perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan, dan evaluasi yang

baik, sehingga kurikulum tidak dapat berjalan dengan semestinya.

Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh informasi bahwa SDIT

Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan mengintegrasikan beberapa

kurikulum, yakni Kurikulum Nasional dan Kurikulum Lokal/ Diniyah.

Kemudian dari hasil pengamatan peneliti, lulusan SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan memiliki keunggulan dalam bidang Tahfidzul

Qur‟an, Tahsinul Qur‟an, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Program

ekstrakulikuler pun sangat maju dan dijadikan unggulan dalam

mengembangkan bakat dan minat siswa, yakni melalui kegiatan Pramuka

SIT, bela diri, sains club, renang, Atletik, Memanah dan Menulis.5

Dengan banyaknya program kegiatan baik yang bersifat kurikuler

maupun ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan tersebut, peneliti tertarik untuk memfokuskan penelitian

tentang bagaimana manajemen kurikulum. Maka dari itu peneliti

mengambil judul “MANAJEMEN KURIKULUM DI SDIT LUQMAN

AL-HAKIM KOTA PEKALONGAN” untuk penelitian ini.

5
Observasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 22
Februari 2020.
4

B. Rumusan Masalah

Dengan bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan?

2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam mewujudkan

manajemen kurikulum yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka tujuan

penelitian adalah:

a. Untuk mendeskripsikan bagaimana manajemen kurikulum di SDIT


Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan.
b. Untuk mendeskripsikan bagaimana faktor pendukung dan penghambat
dalam mewujudkan manajemen kurikulum yang baik di SDIT Luqman
Al-Hakim Kota Pekalongan
5

D. Kegunaan

1. Kegunaan Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi

khazanah pustaka di kampus IAIN Pekalongan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan

pemikiran bagi pengembangan pengetahuan dalam bidang

pendidikan mengenai manajemen kurikulum serta faktor

pendukung dan penghambat dalam mewujudkan manajemen

kurikulum yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi penting

bagi pihak sekolah agar lebih memahami bagaimana manajemen

kurikulum serta bagaimana faktor pendukung dan penghambat

dalam mewujudkan manajemen kurikulum yang baik.

b. Bagi Orang Tua

Dapat memberi informasi bagi orang tua mengenai

pentingnya bagaimana manajemen kurikulum serta bagaimana

faktor pendukung dan penghambat dalam mewujudkan manajemen

kurikulum yang baik.

c. Bagi Peneliti
6

Dapat menjadi acuan atau bahan perbandingan bagi peneliti

lain dalam memperluas wawasan tentang bagaimana manajemen

kurikulum serta bagaimana faktor pendukung dan penghambat

dalam mewujudkan manajemen kurikulum yang baik.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan

a. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field research), dimana penelitian ini

dilakukan dalam kanca kehidupan sebenarnya. Penelitian lapangan

mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis

dalam kehidupan sehari-hari.6

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

adalah pendekatan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. 7

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian mengenai manajemen kurikulum di SDIT

Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan. Penelitian ini dilaksanakan

6
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, (Bandung: Alumni, 1983),
hlm. 27.
Lexy Maloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
7

2006), hlm. 4.
7

pada tanggal 12 Februari 2020-20 Maret 2020. Dalam waktu 1

bulan peneliti berharap dapat mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan untuk menjawab masalah dalam penelitian ini.

Penelitian mungkin masih mengambil data kembali ke lapangan

jika data yang diperoleh selama 1 bulan tersebut belum

menyelesaikan masalah salam penelitian ini.

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara

langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan

alat/pengukuran pengambilan langsung dari subjek informasi yang

dicari.8

Adapun data primer dalam penelitian ini adalah kepala

sekolah dan waka kurikulum, pendidik, peserta didik dan

orang tua dari SDIT Luqman Al-Hakim Kota pekalongan.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari

pendukung untuk memperjelas sumber data primer berupa data-

data kepustakaan yang berkolerasi dengan pembahasan objek.9

Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah

dokumen atau arsip sekolah yang ada di SDIT Luqman Al-Hakim

8
Saefudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 91
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), hlm. 230.
8

Kota Pekalongan yang didapat dari pendidik serta buku-buku dan

sumber lain yang mendukung dan melengkapi penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi (Pengamatan)

Metode observasi (pengamatan) adalah sebuah teknik

pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan

mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku,

kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.10

Metode observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data

tentang kegiatan belajar, etos kerja penanggung jawab program

dalam melakukan program, proses merumuskan dan musyawarah

yang dilakukan/ diinstruksikan, bagaimana hubungan guru dalam

kegiatan yang dilakukan, mengamati setiap guru yang melakukan

perencanaan dalam menyusun rencana kerja dan bagaimana

musyawarah dalam merumuskan kegiatan serta koordinasi dalam

mensukseskan setiap program yang dilakukan. Sehingga

membantu peneliti untuk mengetahui dan mendapatkan

informasi data-data tentang bagaimana manajemen kurikulum

serta bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam

mewujudkan manajemen kurikulum yang baik di SDIT Luqman

Al-Hakim Kota Pekalongan.

b. Metode Wawancara

10
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 165.
9

Wawancara adalah suatu pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari

responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.11

Penelitian ini yang akan diwawancarai yaitu kepala

sekolah, waka kurikulum sekolah, pendidik, peserta didik, orang

tua peserta didik. Metode wawancara dilakukan untuk menetahui

data yang berkaitan dengan kegiatan belajar, etos kerja

penanggung jawab program dalam melakukan program, proses

merumuskan dan musaywarah yang dilakukan/ diinstruksikan,

bagaimana hubungan guru dalam kegiatan yang dilakukan,

bertanya kepada setiap guru yang melakukan perencanaan dalam

menyusun rencana kerja, bertanya bagaimana musyawarah dalam

merumuskan kegiatan serta koordinasi dalam mensukseskan setiap

program yang dilakukan dan segala tentang bagaimana manajemen

kurikulum serta bagaimana faktor pendukung dan penghambat

dalam mewujudkan manajemen kurikulum yang baik di SDIT

Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data

dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang ada hubungannya

11
Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2017), hlm. 212.
10

dengan objek peneliti. Untuk memperoleh data mengenai hal-hal

yang berupa catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya.12

Metode ini digunakan sebagai pelengkap data atau

informasi yang berasal dari arsip, surat-surat, laporan dan catatan-

catatan atau data lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

penelitian. Metode ini digunakan untuk mengetahui letak

geografis, visi dan misi sekolah, sejarah berdirinya sekolah,

biodata, keadaan guru dan siswa serta data-data lain terakait

dengan bagaimana manajemen kurikulum serta bagaimana faktor

pendukung dan penghambat dalam mewujudkan manajemen

kurikulum yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari dan kemudian memutuskan apa yang dapat dibukukan

menjadi sebuah karangan.13

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis

Miles and Humberman yang mengemukakan bahwa teknik analisis

data dilakukan secara interaktif dan langsung secara terus menerus


12
Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian, (yogyakarta, Yayasan Penerbit Fakultas UGM,
1975), hlm. 136.
13
Lexy Maloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif..., hlm. 248.
11

sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Adapun langkah-langkah dari

teknik analisis data tersebut antara lain:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu

menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Peneliti melakukan observasi lebih mendalam serta

menggali tentang manajemen kurikulum dan bagaimana faktor

pendukung dan penghambat dalam mewujudkan manajemen

kurikulum yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan. Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada

kepala sekolah, waka kurikulum sekolah, pendidik, peserta

didik, orangtua peserta didik serta menggali dokumen yang

berkaitan dengan manajemen kurikulum dan bagaimana faktor

pendukung dan penghambat dalam mewujudkan manajemen

kurikulum yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan.

b. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan.


12

Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian

berlangsung.14

Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memebrikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya

bila diperlukan.

c. Penyajian Data

Penyajian data yaitu meampilkan dari data-data yang kita

peroleh, yang biasanya disajikan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antara kategori atau sejenisnya, sehingga akan

semakin mudah kita pahami.15

d. Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan adalah sebagian kegiatan dari

konfigurasi utuh. Kesimpulan diverifikasi selama kegiatan

berlangsung. Verifikasi mungkin sesingkat pemikiran yang

melintas dalam pikiran menganalisis selama ia menulis suatu

tinjauan ulang pada catatan lapangan.16

14
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: CV. Andi,
2010), hlm.
15
199.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2015), hlm. 341.
16
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian..., hlm. 210.
13

F. Sistematika Penulisan

Secara sistematis, penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi

lima bab, dengan rincian seperti:

Bab I Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori. Berisi tentang deskripsi teori, kajian

pustaka dan kerangka berpikir. Dalam deksirpsi teori terdapat dua sub bab.

Sub bab petama manajemen kurikulum yang di dalamnya meliputi:

pengertian manajemen kurikulum, prinsip manajemen kurikulum dan

fungsi manajemen kurikulum. Sub bab kedua kurikulum sekolah dasar

yang di dalamnya meliputi: pengertian kurikulum sekolah dasar dan

prinsip kurikulum sekolah dasar. Sub bab ketiga Kurikulum 2013 yang di

dalamnya meliputi: pengertian kurikulum 2013, karakteristik kurikulum

2013 dan prinsip pengembangan kurikulum 2013

Bab III Hasil Penelitian. Berisi tentang hasil penelitian yang

terdiri dari dua bagian yaitu kondisi umum dan kondisi khusus. Kondisi

umum menjelaskan tentang profil atau gambaran umum SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan dan kondisi khusus yaitu: a. Manajemen

kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, yang terdiri atas

perencanaan, implementasi dan evaluasi, b. Faktor pendukung dan

penghambat dalam mewujudkan manajemen kurikulum yang baik di SDIT

Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan.


14

Bab IV Analisis Data. Dalam bab ini berisi tentang analisis yang

terbagi dalam dua sub-bab. Sub-bab yang pertama tentang analisis: a.

Manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan,

yang terdiri atas analisis perencanaan, analisis pelaksanaan dan analisis

evaluasi, dan sub-bab yang kedua tentang analisis: b. Faktor pendukung

dan penghambat dalam mewujudkan manajemen kurikulum yang baik di

SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, yang terdiri atas analisis faktor

pendukung dan analisis faktor penghambat dalam mewujudkan

manajemen kurikulum yang baik.

Bab V Penutup. Dalam bab ini berisi dua sub-bab. Sub-bab yang

pertama berisi tentang simpulan dan sub-bab yang kedua berisi tentang

saran-saran.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Manajemen Kurikulum

a. Pengertian Manajemen Kurikulum

Secara semantis, kata manajemen yang umum digunakan

saat ini berasal dari kata kerja to manage yang berati mengurus,

mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola,

menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.

Kata management berasal dari kata Latin, yaitu mano yang berarti

tangan, menjadi manus yang berarti bekerja berkali-kal dengan

menggunakan tangan, ditambah imbuhan agere yang berarti

melakukan sesuatu, kemudian menjadi managiare yang berarti

melakukan sesuatu berkali-kali dengan menggunakan tangan-

tangan.

Kamus Webster’s New Dictionary menjelaskan bahwa kata

manage berasal dari bahasa Italia managgio dari kata managgiare

yang selanjutnya kata ini berasal dari bahasa Latin manus yang

berarti tangan (hand). Kata manage dalam kamus tersebut diberi

arti membimbing dan mengawasi, memperlakukan dengan

15
16

saksama, mengurus perniagaan atau urusan-urusan, mencapai

tujuan tertentu.17

Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal

dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere

yang berarti “tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia

olahraga, terutama dalam bidang atletik pada zaman Romawi Kuno

di Yunani. Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari

kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start

sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau

penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah

menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di

dalamnya. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran

(courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kurun

waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga

tahun), SMA/SMK,MA (tiha tahun) dan seterusnya. Dengan

demikian, secara terminologis istilah kurikulum (dalam

pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh

atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh

ijazah. 18

17
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,
18
2012), hlm. 16-17.
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 2014.
17

Kurikulum menurut undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.19

Istilah kurikulum pada dasarnya tidak hanya terbatas pada

sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman

belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan

memengaruhi perkembangan pribadinya. Bahkan Harold B.

Alberty memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang

diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah.

Sehingga kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas,

tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa

di luar kelas.

Pendapat senada menguatkan pengertian tersebut

dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis yang

menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk

memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di

halaman sekolah, maupun di luar sekolah.20

19
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014),
hlm. 56.
20
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan
Pembelajaran, (Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013), hlm. 2.
18

Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan

oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan

program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan

belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya

sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan

kata lain, dengan program kurikuler tersebut, sekolah/lembaga

pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk

berkembang. Itu sebabnya, kurikulum disusun sedemikian rupa

yang memungkinkan siswa melakukan beraneka ragam kegiatan

belajar. Kurikulum tidak terbatas pada sejulah mata pelajaran,

namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi

perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran,

perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawan tata usaha, gambar-

gambar, halaman sekolah, dan lain-lain.21

Menurut Syaibani kurikulum yang dalam bahasa Arabnya

manhaj diartikan jalan terang yang dilalui oleh manusia papa

berbagai bidang kehidupannya. Dalam lapangan pendidikan,

manhaj dimaksudkan sebagai jalan terang yang dilalui pendidik

atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatihnya

untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Sedangkan menurut hamalik menyatakan bahwa kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

21
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum..., hlm. 10.
19

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembeljaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Dengan demikian, kurikulum adalah sususan satu rangkaian

kegiatan yang di dalamnya mengandung rencana belajar siswa,

sebagai pengalaman belajar siswa yang diperoleh dari sekolah saat

di dalam kelas maupun di luar kelas.22

Hilda Taba kemudian menyampaikan pendapat bahwa pada

hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk

mempersiapkan dan menyiapkan anak agar mampu berpartisipasi

aktif kritis sebagai anggota yang produktif dan inovatif dalam

masyarakat. Anak tidak menjadi anak yang pendiam, stagnan, dan

pasif. Anak diharapkan melakukan aktualisasi diri sedemikian rupa

dan progresif sehingga melahirkan anak-anak yang berprestasi

dalam bidang masing-masing. Ia memiliki bakat dan potensi yang

bisa dikembangkan guna menjadi dirinya sendiri.23

Setelah mengetahui apa itu manajemen dan kurikulum,

maka bisa peneliti simpulkan bahwa Manajemen kurikulum adalah

pengaturan yang dilakukan untuk keberhasilan kegiatan belajar-

mengajar –istilah sekarang pembelajaran agar kegiatan tersebut

dapat mencapai hasil maksimal. Ruang lingkup manajemen

22
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan..., hlm. 52-53.
23
Moh. Yamin, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, (Yogyakarta: Diva Press,
2009), hlm. 24-25.
20

kurikulum sesuai dengan lingkupnya, meliputi perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Menurut Rusman, manajemen kurikulum adalah sebagai

suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,

komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan

ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya,

manajemen harus dikembangkan sesuai dengan konteks

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang

diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola

kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan

ketercapaian saaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau

sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah

ditetapkan.

Menurut Ibrahim Bafadhal, manajemen kurikulum pada

tingkat kanak-kanak merupakan pengaturan semua kegiatan belajar

baik di dalam kelas maupun di luar kelas ynag pelaksanaannya

sudah terorganisasi, dan terstruktur. Hal ini bertujuan agar

keseluruhan kegiatan pengajaran berajalan dengan efektif dan

efisien. Manajemen kurikulum merupakan suatu sistem kurikulum

yang berorientasi pada produktivitas di mana kurikulum tersebut

berorientasi pada peserta didik, kurikulum dibuat sebagaimana

dapat membuat peserta didik pada mencapai tujuan belajar.


21

Di sisi lain, manajemen kurikulum adalah pemberdayaan

dan pendayagunaan manusia, materi, uang, informasi, dan rekayasa

untuk dapat mengantarkan anak didik menjadi kompeten dalam

berbagai kehidupan yang dipelajari. Walhasil, manajemen

kurikulum adalah suatu proses usaha bersama (kerja sama) dalam

suatu organisasi melalui proses yang sistematis dan terkoordinasi

yang mengatur dan memperlancar pencapaian tujuan pengajaran di

sekolah secara efektif dan efisien.24

b. Prinsip Manajemen Kurikulum

Manajemen Kurikulum memiliki beberapa prinsip, meliputi

Produktivitas, Demokratisasi, Kooperatif, Elekfisitas dan Efisiensi,

serta menetapkan visi, misi dan tujuan kurikulum.

1) Produktivitas

Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum

merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam

manajemen kurikilum. Pertimbangan bagaimana agar peserta

didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan

kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

2) Demokratisasi

24
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan..., hlm. 57-58.
22

Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan

pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan

subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan

tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan

kurikulum.

3) Kooperatif

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam

kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang

positif dari berbagai pihak yang terlibat.

4) Efektifititas dan efisiensi

Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus

mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi untuk mencapai

tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum

tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga,

dan waktu yang relative singkat.

5) Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam

kurikulum. Proses manajemen kurikulum harus dapat

memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan

kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan

manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang


23

lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan

berbagai sumber daya maupun komponen kurikulum.25

c. Fungsi Manajemen Kurikulum

1) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,

pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat

ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.

2) Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa

untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang

maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui

kegiatan intrakulikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan

ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam

mencapai tujuan kurikulum.

3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar

peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat

memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan

kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.

4) Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa

dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum

yang professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan

25
Tugas Sekolah dan Kuliah, “Prinsip Manajemen Kurikulum”,
https://tugassekolahdankuliah.blogspot.com/2015/02/prinsip-manajemen-kurikulum.html (Diakses
tanggal 08 Desember 2019).
24

motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam

belajar.

5) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar,

proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat

konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan

pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian

antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.

Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk

melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien karena

adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam

kegiatan pengelolaan kurikulum.

6) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu

mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara

professional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam

mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan

dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah

setempat.26

26
Wahyu Bagja sulfehmi, Manajemen Kurikulum di Sekolah, (Bogor: Visi Nusantara
Maju, 2018), hlm. 5-6.
25

2. Kurikulum Sekolah Dasar

a. Pengertian Kurikulum Sekolah Dasar

Menurut hamalik menyatakan bahwa kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembeljaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Dengan demikian, kurikulum sekolah dasar adalah sususan

satu rangkaian kegiatan yang di dalamnya mengandung rencana

belajar peserta didik, sebagai pengalaman belajar peserta didik

yang diperoleh dari sekolah saat di dalam kelas maupun di luar

kelas untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

b. Prinsip Kurikulum Sekolah Dasar

Secara terminologi, prinsip berarti asas, dasar, keyakinan,

dan pendirian. Dari pengertian ini tersirat makna bahwa kata

prinsip menunjuk pada suatu hal yang sangat penting, mendasar,

harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan,

serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan

kondisi yang serupa. Pengertian dan makna prinsip ini


26

menunjukkan bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat

penting dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu.27

Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam

pengembangan kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa

dibedakan dalam dua kategori, yaitu prinsip umum dan prinsip

khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap

pengembangan kurikulum di mana pun. Di samping itu, prinsip

umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan dalam

pengembangan kurikulum sebagai totalitas dari gabungan

komponen-komponen yang membangunnya.

1) Prinsip Umum

Sukmadinata menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip

umum pengembangan kurikulum, yaitu “prinsip relevansi,

flesibilitas, kontiunitas, praktis atau efisiensi, dan efektivitas.”

a) Prinsip Relevansi

Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip

ini ada dua jenis, yaitu relevansi eksternal (external

relevance) dan relevansi internal (internal relevance).

Relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan

tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan dan

tuntutan masyarakat yang ada pada masa kini maupun


27
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum
dan Pembelajaran..., hlm. 64.
27

kebutuhan yang diprediksi pada masa yang akan datang.

Intinya, kurikulum harus bisa menyiapkan program belajar

bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa beradaptasi

dengan masyarakat, memenuhi harapan dan kebutuhan

masyarakat serta situasi dan kondisi kehidupan masyarakat

tempat di mana ia berada. Kurikulum bisa memenuhi

prinsip relevansi eksternal, apabila para pengembang

kurikulum memiliki pengetahuan dan wawasan tentang

kehidupan masyarakat pada masa kini dan masa datang.

Sedangkan relevansi internal, yaitu kesesuaian

antarkomponen kurikulum itu sendiri. kurikulum

merupakan suatu sistem yang dibangun oleh subsistem atau

komponen, yaitu tujuan, isi, metode, dan evaluasi untuk

mencapai tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa.

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang memenuhi

syarat relevansi internal, yaitu adanya koherensi dan

konsistensi antarkomponennya. Hal ini harus diperhatikan

karena setiap tujuan tertentu akan menuntut adanya isi,

metode, dan sistem evaluasi tersendiri. Pendapat Hopkins

dan Antes mengemukakan evaluasi adalah pemeriksaan

secara terus menerus untuk mendapatkan informasi yang

meliputi siswa, guru, program pendidikan, dan proses

belajar mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan siswa


28

dan ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan

efektivitas program.28 Ketidaksesuaian dalam komponen-

komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan

bisa mencapai tujuannya secara optimal. Implikasi dari

prinsip ini adalah para pengembang kurikulum harus

memahami betul tentang jenis dan hakikat dari tujuan

kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem

evaluasi. Kriteria atau prinsip-prinsip penentuan

kkomponen kurikulum akan dibahas lebih lanjut pada

prinsip khusus.

b) Prinsip Fleksibilitas

Prinsip fleksibilitas berarti suatu kurikulum harus

lentur (tidak kaku), terutama dalam hal pelaksanaannya.

Pada dasarnya, kurikulum didesain untuk mencapai suatu

tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan

tertentu. Meskipun demikian, dalam proses pengembangan

kurikulumnya harus fleksibel. Di dalam kurikulum harus

terdapat suatu sistem tertentu yang dapat memberikan

alternatif dalam mencapai tujuannya. Pengembangan

kurikulum harus menggunakan berbagai metode atau cara-

28
Ibrahim Nasbi, Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis, (Jurnal Idaarah, Vol. I.
No. 2, Desember 2017), hlm. 328.
29

cara tertentu yang sesuai dengan situasi dan kondisi

tertentu, tempat di mana kurikulum itu diterapkan.

c) Prinsip Kontinuitas

Prinsip kontinuitas artinya kurikulum

dikembangkan secara kesinambungan, yang meliputi

sinambung antarjenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan

agar proses pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara

berkesinambungan. Pendidikan pada kelas atau jenjang

yang lebih rendah harus menjadi dasar untuk dilanjutkan

pada kelas dan jenjang di atasnya. Akan demikian, akan

terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat

awal siswa (prerequisite) untuk mengikuti pendidikan pada

kelas atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga

terhindar dari adanya pengulangan-pengulangan program

dan aktivitas belajar yang tidak perlu (negatively over

laping) yang bisa menimbulkan pemborosan waktu, tenaga,

dan dana. Untuk itu, perlu adanya kerja sama di antara para

pengembang kurikulum dari berbagai kelas dan jenjang

pendidikan.

d) Prinsip Praktis atau Efesiensi

Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan

prinsipp praktis, yaitu dapat dan mudah diterapkan di


30

lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktik

pendidikan, sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Oleh

karena itu, para pengemang kurikulum harus memahami

terlebih dahulu situasi dan kondisi tempat di mana

kurikulum itu akan digunakan. Meskipun gambaran situasi

dan kondisi tentang tempat itu tidak diketahui secara rinci,

tetapi paling tidak gambaran umumnya harus diketahui.

pengetahuan akan tempat ini akan memandu pengembang

kurikulum untuk mendesain kurikulum yang memenuhi

prinsip praktis, yaitu memungkinkan untuk diterapkan.

Salah satu prinsip itu adalah efesien, artinya tidak

mahal alias murah. Hal ini mengingat sumber daya

pendidikan, personel-dana-fasilitas, keberadaannya

terbatas. Meskipun harus memenuhi prinsip murah tapi

tidak berarti murahan. Murah di sini merujuk pada

pengertian bahwa kurikulum harus dikembangkan secara

efisien, tidak boros dan sesuai dengan tingkat kemampuan

yang dimiliki. Dengan demikian, akan terdapat keragaman

tingkat kemampuan di berbagai daerah dan sekolah

penyelenggara pendidikan yang sifatnya relatif. Prinsip

praktis ini ada kaitannya dengan prinsip-prinsip kurikulum

lainnya.
31

e) Prinsip Efektivitas

Prinsip ini menunjukkan pada suatu pengertian

bahwa kurikulum selalu berorientasi pada tujuan tertentu

yang ingin dicapai.. kurikulum merupakan instrumen untuk

mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik

tujuan apa yang ingiin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan

akan mengarahkan dalam pemilihan dan penentuan

isi,metode, dan sistem evaluasi, serta model konsep

kurikulum apa yang akan digunakan. Di samping itu, tujuan

juga akan mengarahkan dan memudahkan dalam

implementasi kurikulum itu sendiri.

2) Prinsip Khusus

Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat

yang tertentu dan situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada

prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-

komponen kurikulum secara tersendiri. Misalnya prinsip yang

digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip untuk

mengembangkan komponen isi kurikulum, dan prinsip-prinsip

untuk mengembangkan komponen-komponen kurikulum lainnya.

Prinsip pengembangan antara satu komponen dengan komponen

lainnya akan berbeda-beda.

Di bawah ini akan diuraikan beberapa prinsip

pengembangan kurikulum khusus yang dikemukakan Sukmadinata,


32

yaitu berkaitan dengan pengembangan komponen-komponen

kurikulum dengan sedikit modifikasi penulis dalam pola urutan

penjelasan. Adapun prinsip pengembangan kurikulum khusu yang

dimakud adalah:

a) Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau

jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (khusus),

Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:

1) Ketentuan dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan

dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan

dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya

pendidikan.

2) Survei mengenai persepi orang tua dan masyarakat lainnya

tentang kebutuhan mereka yangdiperoleh melalui angket

atau wawancara dengan mereka.

3) Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-biadng

tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi,

dan dari berbagai media massa.

Disebutkan ada 5 syarat bagi seorang guru yang

salah satunya adalah kualifikasi akademik tingkat

pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang guru

atau pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau

sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. Dengan kata lain


33

Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan

akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai

dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di

tempat penugasan. Ijazah yang harus dimiliki guru adalah

Ijazah jenjang Sarjana S1 atau Diploma IV yang sesuai

dengan jenis,jenjang dan satuan pendidikan atau mata

pelajaran yang diampunya sesuai dengan standar nasional

pendidikan.29

4) Survei tentang manpower (sumber daya manusia/tenaga

kerja).

5) Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama.

6) Penelitian.

b) Prinsip yang berkenaan dengan isi pendidikan

Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk

menentukan isi pendidikan/kurikulum, yaitu:

1) Perlu penjabaran tujuan pendidikan, kurikulum dan

pembelajaran ke dalam perbuatan hasil belajar yang khusus

dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar

dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.

2) Isi bahan pelajaran harus meliputi pengetahuan, sikap dan

keterampilan.

Republik Indonesia, Undang-undang Tentang SISDIKNAS & Guru dan dosen, (Jakarta:
29

Transmedia Pustaka, 2007), hlm. 38.


34

3) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis

dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu kognitif, sikap

dan keterampilan, diberikan secara simultan dalam urutan

situasi belajar. Untuk hal tersebut diperlukan buku

pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang

organisasi bahan dan alat pemelajaran secara lebih

mendetail.

c) Prinsip berkenaan dengan proses pembelajaran

1) Apakah strategi/metode/teknik yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran cocok untuk mengajarkan bahan

pelajaran?

2) Apakah strategi/metode/teknik tersebut menunjukkan

kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani

perbedaan individual siswa?

3) Apakah strategi/metode/teknik tersebut dapat memberikan

urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?

4) Apakah strategi/metode/teknik tersebut dapat menunjukkan

beragai kegiatan siswa untuk mencapai tujuan kognitif,

afektif, dan psikomotor?

5) Apakah strategi/metode/teknik tersebut berprientasi kepada

siswa, atau berorientasi kepada guru, atau keduanya?

6) Apakah strategi/metode/teknik tersebut dapat mendorong

berkembang kemampuan baru?


35

7) Apakah strategi/metode/teknik tersebut dapat menimbulkan

jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga

mendorong penggunaan sumber belajar (learning

resources) yang ada di rumah dan masyarakat?

8) Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan

belajar yang menekankan “learning by doing” di samping

“learning by seeing and knowing”.

d) Prinsip berkenaan dengan media dan alat abntu pembelajaran

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yng efektif

dan efisien perlu didukung oleh penggunaan media dan alat

bantu pembelajaran yang tepat. Di bawah ini beberapa prinsip

yang bisa dijadikan pegangan untuk memilih dan menggunakan

media dan alat bantu pembelajaran.

1) Media atau alat bantu apa yang diperlukan dalam proses

pembelajaran? Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat

tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya?

2) Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memerhatikan

bagaimana membuatnya, siapa yang membuat,

pembiayaannya, serta waktu pembuatannya?

3) Bagaimana pengorganisaisan media dan alat bantu

pembelajaran, pakah dalam bentuk modul, paket belajar

atau ada bentuk lain?


36

4) Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan

pembelajaran?

5) Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan

multimedia.

e) Prinsip yang berkenaan dengan evaluasi

Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

pembelajaran. Untuk itu, pengembang kurikulum harus

memerhatikan prinsip-prinsip evaluasi, yaitu objektivitas,

komprehensif, kooperatif, mendidik, akuuntabilitas, da n

praktis. Dalam praktiknya, paling tidak ada lima fase yang

harus diperhatikan pengembang kurikulum dalam kegiatan

evaluasi, yaitu perencanaan alat evaluasi, pengumpulan data,

pengolahan hasil evaluasi, laporan dan pemanfaatan hasil

evaluasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam faase

perencanaan evaluasi yaitu:

1) Bagaimanakah karakteristik kelas, usia, tingkat kemampuan

kelompokkyang akan dinilai?

2) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan

evaluasi?

3) Teknikk evaluasi apa yang akan digunakan? Tes, non-tes

atau keduanya?

4) Jika teknik tes, berapa banyak butir soal yang perlu

disusun?
37

5) Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau

murid?

Dalam pengembangan alat evaluasi, sebaiknya

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1) Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam

ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2) Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat

diamati dan diukur.

3) Hubungan dengan bahan pelajaran.

4) Tuliskan butir-butir soal atau tugas.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam

pengelolaan hasil penilaian adalah:

1) Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam

pengelolaan hasil tes?

2) Apakah akan digunakan rumus atau formula guessing?

3) Bagaimana mengubah skor mentah (raw score) ke dalam

skor masak?

4) Skor standar apa yang akan digunakan?

5) Untuk apakah hasil tes digunakan?

6) Bagaimana menyususn laporan hasil evaluasi?


38

7) Laporan hasil evaluasi ditujukan kepada siapa saja?30

3. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan perangkat mata pelajaran dan

program pendidikan berbasia sains yang diberikan oleh suatu

lembaga penyelenggara pendidikan dengan tujuan untuk

mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa indonesia, dengan

sistem dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Titik beratnya, kurikulum 2013 ini bertujuan untuk mendorong

peserta didik atau siswa agar lebih baik dalam melakukan

observasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan apa yang

mereka peroleh atau mereka ketahui setelah meneerima materi

pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam

penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada

fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Berbeda dengan

kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 lebih menekankan pada

ketiga aspek, yaitu menghasilkan peserta didik berakhlak mulia

(afektif), berketerampilan (psikomotorik), dan berpengetahuan

(kognitif) yang berkesinambungan. Sehingga diharapkan agar

siswa lebih kreatif, inovatif dan lebih produktif.

30
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum
dan Pembelajaran..., hlm. 67-75.
39

Dalam kurikulum 2013 juga ada strategi pengembangan

pendidikan, salah satunya adalah penambahan jam pelajaran.

Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa

perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberitahu menjadi

mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi

berbasis proses dan output) memerlukan tambahan jam pelajaran.

Dengan alokasi waktu per jam pelajaran.31

Dalam kurikulum 2013 juga perlu diperhatikan sarana

prasarana karena termasuk dalam alat-alat pendidikan, yaitu setiap

satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan

prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan

intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.32

31
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013..., hlm. 28-29.
32
Rofa‟ah, Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam
Perspektif Islam, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2016), hlm 22.
40

b. Karakteristik Kurikulum 2013

Dalam Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang

kurikulum SD, Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik

sebagai berikut:

1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap

spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreatifitas, kerjasama

dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar terencana dimana peserta didik

menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan

memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan

masyarakat.

4) Memberikan waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan

berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas

yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata

pelajaran.

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi

(organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua

kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan


41

untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam

kompetensi inti.

7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya

(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan

(organisasi horizontal dan vertikal).33

c. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan

berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung

dewasa ini, dalam pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis

karakter dan kompetensi perlu memperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1) Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar

nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan

dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

33
Ade Suhendra, Implementasi Kurikulum 2013 DalamPembelajaran SD/MI: Teori dan
Aplikasi di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), (Jakarta: Prenadamedia Group,
2019), hlm. 152.
42

3) Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan

pencapaian kompetensi.

4) Standar kelulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional

dan kebutuhan masyarakat, negara, serta perkembangan global.

5) Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan.

6) Standar proses dijabarkan dari standar isi.

7) Standar penilaian dijabarkan dari standar kompetensi lulusan,

standar isi, dan standar proses.

8) Standar kompetensi lulusan dijabarkan ke dalam kompetensi

inti.

9) Kompetensi inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang

dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran,

10) Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat

nasioanl, daerah, dan satuan pendidikan.

11) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik.

12) Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk.

13) Proses belajar dengan pendekatan ilmiah.34

34
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013..., hlm. 81-82.
43

B. Penelitian yang Relevan

Pertama, Skripsi yang disusun oleh Muhammad Nur Edy Doso

Atmojo dengan judul “Manajemen Kurikulum Islam Terpadu di SDIT Al-

Firdaus Gubug Grobogan” dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa

dalam manajemen kurikulum islam terpadu pihak sekolah hanya

memilih program dengan meilihat kondisi lingkungan masyarakat dan

tetap menyisipkan nilai-nilai keislaman dalam merancang kurikulum

Islam Terpadu. Adapun yang menjadi persamaan antara penelitian ini

dengan penelitian terdahulu di atas adalah membahas tentang manajemen

kurikulum di sebuah SDIT. Sedangkan perbedaanya yaitu penelitian

terdahulu fokus membahas kurikulum islam terpadu. Dan yang

menjadikan perbedaan antar penelitian ini dengan penelitian terdahulu

yaitu subjek dan objek penelitiannya yang berbeda. Perbedaan yang lebih

spesifiknya penelitian ini fokus membahas manajemen kurikulum serta

bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam mewujudkan

manajemen kurikulum yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan.35

Kedua, Tesis yang disusun oleh Haryanti dengan judul

“Manajemen Kurikulum Berwawasan Lingkungan di Sekolah Dasar Alam

Pacitan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2016/2017” Penelitian ini

35
Muhammad Nur Edy Doso Atmojo, “Manajemen Kurikulum Islam Terpadu di SDIT
Al-Firdaus Gubug Grobogan”, http://eprints.walisongo.ac.id/8300/1/123311032.pdf. (Diakses
tanggal 21 Mei 2019).
44

menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran berwawasan lingkungan

pada setiap mata pelajaran memanfaatkan lingkungan dalam

pemahaman dan keterampilan yaitu memanfaatkan lingkungan sekolah

sebagai bahan ajar serta pengamatan, eksperimen dan melaporkan

hasilnya. Selain lingkungan sekolah, memanfaatkan lingkungan sekitar

dan rumah. Adapun yang menjadi persamaan antara penelitian ini dengan

penelitian terdahulu di atas adalah membahas tentang manajemen

kurikulum di sebuah Sekolah Dasar. Sedangkan perbedaannya yaitu

penelitian terdahulu membahas manajemen kurikulum berwawasan

lingkungan di sekolah dasar alam. Dan yang menjadikan perbedaan antar

penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu subjek dan objek

penelitiannya yang berbeda. Perbedaan yang lebih spesifiknya penelitian

ini fokus membahas manajemen kurikulum serta bagaimana faktor

pendukung dan penghambat dalam mewujudkan manajemen kurikulum

yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan.36

Ketiga, Jurnal yang disusun oleh Akhmad Baihaqi dengan judul

“Manajemen Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim (Studi di SD

Islam Al-Azhar 31 Yogyakarta)”. Jurnal ini menjelaskan bahwa

manajemen kurikulum pengembangan pribadi muslim di SD Islam Al-

Azhar 31 Yogyakarta berdasar pada pola manajemen pendidikan pada

umumnya, dimana fungsi-fungsi manajemen diterapkan dalam

penyusunan program kegiatan yang mendukung terselenggaranya


36
Haryanti, “Manajemen Kurikulum Berwawasan Lingkungan di Sekolah Dasar Alam
Pacitan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2016/2017”, http://eprints.iain-
surakarta.ac.id/994/1/Tesis Haryanti Jadi xxxxxxxxxxx.pdf (Diakses tanggal 21 Mei 2019).
45

Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim di SD Islam Al-Azhar 31

Yogyakarta.37 Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah bahwa fokus penelitian di atas adalah manajemen

kurikulum pengembangan pribadi muslim. Sedangkan pada penelitian

yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui manajemen kurikulum serta

bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam mewujudkan

manajemen kurikulum yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan.

Keempat, Jurnal yang disusun oleh Nafiah dengan judul

“Manajemen Pembelajaran Tematik Integratif Sesuai Kurikulum 2013

Pada Kelas 4 SD Khadijah Surabaya”. Jurnal ini menjelaskan bahwa

perencanaan pembelajaran tematik integratif sesuai kurikulum 2013

pada kelas 4 SD Khadijah Surabaya dilakukan melalui beberapa

langkah yaitu (a) menetapkan tema, (b) melakukan analisis SKL,KI,

dan kompetensi dasar, membuat indikator, (c) melakukan pemetaan ki,

mata pelajaran, kompetensi dasar, indikator dengan tema, (d) membuat

jaringan kompetensi dasar, (e) menyususn silabus tematik terpadu, (f)

menyusun RPP tematik terpadu.38 Perbedaan penelitian tersebut dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah bahwa fokus penelitian di atas

adalah manajemen pembelajaran tematik integratif sesuaii kurikulum 2013

pada kelas 4 sd. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah

37
38
Akhmad Baihaqi, Manajemen Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim (Studi di SD
Nafiah, Manajemen Pembelajaran Tematik Integratif Sesuaii Kurikulum 2013 Pada
Kelas 4 SD Khadijah Surabaya, (Surabaya: Education and Human Development Journal, Vol. 02.
No. 01, April 2017), hlm. 61.
46

untuk mengetahui manajemen kurikulum serta bagaimana faktor

pendukung dan penghambat dalam mewujudkan manajemen kurikulum

yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan.

Kelima, Jurnal yang disusun oleh Noerlitasari dkk dengan judul

“Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran SD Solihuddin School

Thailand”. Jurnal ini menjelaskan bahwa perencanaan kurikulum SD

Solihuddin School sudah berjalan dengan terstruktur tetapi masih

perlu dilakukan penyelarasan rencana yang telah dibuat agar dapat

terencana semua yang telah ditetapkan pada rapat perencanaan yang

dilaksanakan rutin pada awal semester. 39 Perbedaan penelitian tersebut

dengan penelitian yang akan dilakukan adalah bahwa fokus penelitian di

atas adalah manajemen kurikulum dan pembelajaran SD Solihuddin

School Thailand. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah

untuk mengetahui manajemen kurikulum serta bagaimana faktor

pendukung dan penghambat dalam mewujudkan manajemen kurikulum

yang baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan.

39
Noerlitasari dkk, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran SD Solihuddin School
Thailand, (Kuningan: Attadib Journal Of Elementary Education, Vol. 2 (1), Juni 2018 ), hlm. 20.
47

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir berisi gambaran pola hubungan antara variabel

atau kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan

masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis yang dilakukan.40

Berdasarkan judul dan permasalahan di atas, kerangka berpikir

yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah peneliti akan

mendeskripsikan manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan. Berikut adalah kerangka berpikirnya:

Kurikulum

Ideal Kurikulum Manajemen Real Kurikulum

Perencanaan Implementasi Evaluasi

SDIT Luqman Al-Hakim


Kota Pekalongan.

Bagan 1. Kerangka Berpikir

40
Stain Pekalongan, Pedoman Penulisan Skripsi, (Pekalongan, STAIN Press, 2015), hlm.
8.
48

Studi tentang kurikulum, ada dua konsep yaitu ideal kurikulum dan

real kurikulum. Kurikulum ideal yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang

baik, yang diharapkan atau dicita-citakan, sebagaimana dimuat dalam

buku kurikulum. Sedangkan real kurikulum yaitu kegiatan-kegiatan nyata

yang dilakukan dalam proses pembelajaran atau yang menjadi kenyataan

dari kurikulum yang direncanakan, sebagaimana dimuat dalam buku

kurikulum.41

Berdasarkan komponen kurikulum tersebut di atas, bagaimana

setiap program guna menjamin ketercapaian pendidikan yang diidealkan

oleh SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan melalui proses

perencanaan, implementasi dan evaluasi sangat bergantung pada

bagaimana manajemen kurikulum diimplemenasikan.

Siklus manajemen kurikulum terdiri dari tahap perencanaan,

meliputi langkah-langkah dari analisis kebutuhan, merumuskan dan

menjawab pertanyaan filosofis, menentukan desain kurikulum, dan

membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan dan

penilaian. Lalu ada tahap implementasi, meliputi langkah-langkah dari

penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran), penjabaran materi (kedalaman dan keluasan),

penentuan strategi dan metode pembelajaran, penyediaan sumber, alat dan

sarana pembelajaran, penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil

41
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 7.
49

belajar dan setting lingkungan pembelajaran. Tahap akhir adalah evaluasi,

terutama dilakukan untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan

kurikulum yang dikembangkan.42

Untuk mencapai ideal kurikulum semakin nyata, maka butuh

ditunjang dengan manajemen yang baik. Jika SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan mengimplementasikan dalam menggunakan real

kurikulum dan diorganisir dengan baik melalui konsep manajemen yang

dipaparkan di atas. Sehingga, akan mengahsilkan tujuan yang ingin

dicapai oleh SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan.

42
Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.
19.
BAB III

MANAJEMEN KURIKULUM DI SDIT LUQMAN AL-HAKIM KOTA

PEKALONGAN

A. Gambaran Umum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

1. Sejarah Berdiri SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

Sejarah berdirinya sekolah ini berdiri dari Yayasan Sabilillah.

Awalnya Yayasn Sabilillah bergerak pada bidang social dan dakwah.

Lalu masuk di dunia pendidikan khususnya SDIT pada tahun 2013.

Dalam pendidikan juga terdapat TK yang berdiri sejak tahun 1998

yaitu TK Ya Bunayya. Pendiri Yayasan Sabilillah yaitu Ahmad

Maslun berasal ari Gresik yang sekarang menjadi pembina yayasan.

Sekolah ini berdiri di bawah Yayasan Sabilillah. Tahun ini

ketua yayasannya adalah Saroni. Awal berdiri sekolah ini terdapat

hanya beberapa peserta didik saja yaitu 12 peserta didik. Peserta didik

tersebut lulusan dari TK Ya Bunayya. Dari situlah sekolah ini berdiri.43

2. Letak Geografis

SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan berlokasi di Jalan

Jenggala Perum Gama Permai Kelurahan Pringrejo. Tanah yang

dipergunakan untuk bangunan, lapangan upacara, dan kegiatan-

kegiatan lainnya seluas 1658 m². Dengan perincian sebagai berikut:

43
Azhar Fahmi, Kepala sekolah SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.

50
51

a. Luas tanah milik : 1058 m²

b. Luas tanah bukan milik : 600 m²

Adapun untuk lebih jelasnya SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan mempunyai batasan wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : dibatasi oleh TK IT Yaa Bunayya

Sebelah Timur : dibatasi oleh perkampungan penduduk

Sebelah Barat : dibatasi oleh perkampungan penduduk

Sebelah Selatan : dibatasi oleh Masjid Al-Muttaqin

Dengan melihat batas-batas tersebut dapat diketahui bahwa

SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan terletak di dalam

perumahan. Oleh karena letak gedung atau bangunan berada di tengah-

tengah permukiman penduduk sehingga terkadang proses KBM

terganggu oleh kebisingan yang dihasilkan dari rumah penduduk

setempat.

3. Identitas Lembaga

a. Nama : SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

b. NPSN 69984511

c. Alamat : Jalan Jenggala No. 135 Perum Gama

Permai Rt.03 Rw.010 Kelurahan Pringrejo

Kecamatan Pekalongan Barat Kota

Pekalongan (kode pos 51111)

d. SK Pendirian sekolah : 420/0061.2


52

e. SK Izin operasional : 2018-07-16

f. Luas Tanah : 1658 m2

g. Data rinci:

1) Status BOS : Bersedia menerima

2) Waktu penyelenggaraan : Pagi/5 hari

3) Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

4) Sumber listrik : PLN

5) Daya listrik 1300

6) Akses intenet : Tidak ada

4. Visi, Misi dan Tujuan SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

a. Visi

“Excellent with Integral Character”

1) Excellent dalam Spiritual.

2) Excellent dalam Akademik.

3) Excellent dalam Penguasaan Alqur'an.

4) Excellent dalam Pelayanan.

b. Misi

1) Mengutamakan keteladanan dan kasih sayang dalam proses

pendidikan.

2) Menjadikan lingkungan sekolah yang islami, alamiah, dan

ilmiah.

3) Menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan yang excellent.

4) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.


53

c. Tujuan Sekolah

1) Mengantarkan peserta didik menjadi generasi yang mencintai

Allah.

2) Mencetak generasi qur‟ani yang beriman, berilmu, dan

berkarakter Islam.

3) Menjadikan generasi berprestasi, cerdas, mandiri, dan

menguasai IPTEK.44

5. Program Kegiatan

Tabel 3.7

Program

Kegiatan

SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

Selain memberikan pelayanan pendidikan SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan juga mengembamgkan keterampilan, minat

dan bakat anak melalui Program Ekstra kurikuler, diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Renang

b. Karate

c. Atletik

d. Memanah

e. Menulis

44
Dokumentasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 29
Februari 2020.
54

Dalam ruang lingkup keagamaan, SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan juga mengedapankan nilai-nilai keislaman melalui

kegiatan program harian sebagai berikut:

a. Upacara & Apel

b. Shalat Dhuha

c. Dzikir pagi & sore

d. Tahfidzul Qur'an

e. Tahsinul Qur'an

f. Pelajaran Umum

g. Pendidikan Islam

h. Shalat berjama'ah

i. Makan bersama

j. Bina Prestasi

SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan juga memiliki

program unggulan yang menjadikan speserta didik lebih multitalent

dalam berbagai bidang melalui kegiatan sebagai berikut:

a. Tahfizhul Qur'an

b. Tahsinul Qur'an

c. Bina Prestasi

SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan juga memiliki

program penunjang untuk mendukung pembelajaran di dalam kelas

melalui kegiatan sebagai berikut:

a. Supercamp
55

b. Outing Class

c. Shaum Ceria

d. Mabit

e. Kunjungan Tema

f. Leadership & Enterpreunership

g. Wisata Pendidikan

h. Wisuda Tahfizh & Tahsin

i. Akhirussanah

j. Pentas Seni

k. Jambore

l. Olimpiade

m. Kids Fun

n. Dauroh Tahfizh

Dengan serangkaian jadwal dan pembiasaan keislaman dan

program unggulan lainnya yang dicanangkan oleh SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan diharapkan mampu membentuk karakter

kepribadian yang kuat, kokoh dan mantap dalam diri peserta didik.45

6. Prestasi Peserta Didik

Tabel 3.8

Prestasi Peserta Didik

SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan


45
Observasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 22
Februari 2020.
56

No. Tahun Nama Siswa Prestasi Tingkat Ket

1. 2019 M. Rafi Medali Nasional HIC (


Umar Al Perunggu Hidayatullah
Faruq Lomba Tahfidz Isamic
3 juz Competition
) III di
malang
2. 2019 Fauziyah Medali Nasional HIC (
Huriyati Perunggu Hidayatullah
Lomba Isamic
Matematika Competition
) III di
malang
3. 2019 Yusuf Ziya Medali Nasional HIC (
Perunggu Hidayatullah
Lomba Bahasa Isamic
Arab Competition
) III di
malang
4. 2019 M. Faa‟iz Medali Nasional HIC (
Akmalul Perunggu Hidayatullah
Yahya Lomba Isamic
Matematika Competition
) III di
malang
5. 2020 Hanina Juara III 25 m Kota Tirta Jaya
Dada Bebas kel. Pekalongan Cup IV KR.
A Putri Binali
Pekalongan
6. 2020 Vania Juara III karate - Kota KEJORDA
Anindita 25 kg Putri Pekalongan Pekalongan

7. 2020 Tauqan Juara 1 literasi Jawa Lomba


Kamil Al pantun Tengah Literasi
Hakim SDIT
sejawa
tengah46

46
Dokumentasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 29
Februari 2020.
57

B. Manajemen Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim

Berdasarkan hasil wawancara tanggal 15 Februari 2019 dapat

dideskripsikan bahwa SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

merupakan salah satu sekolah dasar di Kota Pekalongan yang

menggunakan dua kurikulum yaitu dengan memadukan kurikulum

nasional dan kurikulum diniyah. Pada kurikulum tersebut terdapat

manajemen kurikulum berupa perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

sebagai berikut:

1. Perencanaan Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

Perencanaan kurikulum dilakukan untuk mengetahui pondasi

rencana kegiatan pembelajaran dalam 1 tahun ke depan yang dilakukan

pada sebelum tahun ajaran baru. Sebagaimana yang disampaikan oleh

waka kurikulum, ustadzah ina sakila:

“Untuk mengetahui pondasi rencana kegiatan dalam 1


tahun ke depan perlu adanya perencanaan kurikulum.
Direncanakan sebelum tahun ajaran baru dimulai. Biasanya setelah
ulangan kenaikan kelas pada bulan April memulai perencanaan.
Sebelum tahun ajaran baru masuk, lalu disosialisasikan kepada
wali murid.”47

Proses perencanaan kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan melalui :

a. Analisis Kebutuhan Sekolah

Analisis kebutuhan sekolah sebagai proses perencanaan

kurikulum di sekolah maka semua kebutuhan sekolah harus

47
Ina Sakila, Waka Kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
58

terpenuhi secara efektif dan efisien. Analisis kebutuhan sekolah

berkaitan dengan materi pelajaran, sumber belajar, media yang

dibutuhkan, sarana prasarana yang sesuai dengan visi dan misi

sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh ustadz Azhar Fahmi,

selaku kepala sekolah sebagai berikut :

“SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan dalam


memenuhi analisis kebutuhan sekolah dengan
mengedepankan visi dan misi sekolah. Sehingga merancang
kurikulum sesuai dengan apa yang dibutuhkan sekolah.
Seperti materi umum dan agama tidak terpisahkan, menjadi
satu kesatuan yang mana muaranya pada visi sekolah yaitu
pendidikan integral.”48

Dari hasil penelitian di lapangan dalam memenuhi

kebutuhan sekolah visi dan misi sekolah sangat dibutuhkan.

Adapun visi sekolah yaitu “Excellent with Integral Character”;

Excellent dalam Spiritual, Excellent dalam Akademik, Excellent

dalam Penguasaan Alqur'an dan Excellent dalam Pelayanan.49

Karena sekolah ini merupakan sekolah yang menggunakan

pendidikan islam integral berbasis tauhid, maka membuat satu

kesatuan antara pendidikan umum dan pendidikan agama

dirangkum menjadi satu berdasarkan dgan nilai-nilai ketauhidan.

Mengarahkan anak-anak untuk menilai kehidupan sesuatu

pelajaran atau keseharian berdasarkan nilai-nilai tauhid. Sehingga

48
Azhar Fahmi, Kepala sekolah SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
49
Dokumentasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 29
Februari 2020.
59

dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dan menghasilkan

lulusan yang mempunyai nilai spiritual dan religious yang kuat.50

b. Aspirasi Anggota Sekolah

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Azhar Fahmi selaku

kepala sekolah sebagai berikut :

“Pihak sekolah selalu melakukan koordinasi dengan


beberapa anggota sekolah dari yayasan sampai wali siswa.
Dengan begitu banyak terdapat masukan dan aspirasi
sebelum diresmikan oleh dinas pendidikan.”51

Dari hasil penelitian di lapangan peneliti mengamati bahwa

di SDIT Luqman Al-Hakim bahwa aspirasi anggota sekolah dalam

proses perencanaan kurikulum sangat dibutuhkan, karena dengan

adanya aspirasi yang masuk dapat membantu dalam proses

perencanaan kurikulum.

Untuk mencapai visi misi dan tujuan yang telah ditetapkan,

sekolah membutuhkan kurikulum untuk melaksanakan semua

kegiatan yang ada di sekolah baik di dalam kelas maupun di luar

kelas sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa yang terlibat dalam

perencanaan kurikulum yaitu yayasan sebagai rencana besar dari

perencanaan kurikulum, kepala sekolah sebagai penerjemah atau

penghubung pihak sekolah dan yayasan, tim kurikulum sebagai

perencana, guru dan komite sekolah. Semua yang berkaitan dengan

pihak-pihak sekolah masuk ke dalam yang merancang kurikulum.

50
Observasi, SDIT Luqman Al-Hakim pada tanggal 22 Februari 2020.
51
Ina Sakila, Waka Kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
60

Sebelum disosialisasikan kepada seluruh anggota sekolah sudah

melalui tahapan masukan dari semua anggota sekolah termasuk

wali siswa.

“Yang merencanakan adalah anggota inti tim waka


kurikulum, ada 3 anggota diantaranya ustadzah Ina sakila,
ustadzah fita setyoningsih dan ustadzah arini nur kamalia.
dan dapat bimbingan dri senior sebgai penasehat. Lalu
hasilnya disampaikan kepada kepala sekolah, setelah itu
disosiaslisakan ke dewan guru yang lain, kemudian
disosialisasikan kepada wali murid.”52

Kemudian hal-hal yang diperhatikan dalam merencanakan

kurikulum yakni waktu, karena di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan merupakan sekolah yang mengutamakan nilai-nilai

keislaman dan ketauhidan, adanya pengembangan diri sehingga

waktu yang dipakai benar-benar panjang. Selain itu faktor

pendukung sangat dibutuhkan dalam perencanaan kurikulum

seperti sarana prasarana merupakan salah satu yang digunakan

untuk terlaksanannya kurikulum.

Sementara dalam bentuk dokumentasi, perencanaan

kurikulum dikembangkan dalam dokumen administrasi

pembelajaran yang memiliki karakteristik tertentu sebagaimana

pernah disampaikan dari seorang guru di SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan yaitu sebagai berikut:

“Sebelum pembelajaran kita mempersiapkan dokumen


administrasi seperti silabus, RPP, program tahunan dan
juga program semester yang memuat identitas mata

52
Ina Sakila, Waka Kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
61

pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar


(KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah
pembelajaran dan penilaian hasil belajar.”53

Perencanaan kurikulum dalam dokumen administrasi

meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, program

tahunan dan program semester yang memuat identitas mata

pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,

alokasi waktu, metode pembelajaran, sumber belajar, langkah-

langkah pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Sehingga

perencanaan kurikulum direncanakan secara matang dan

terorganisir.

2. Pelaksanaan Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

Perencanaan kurikulum Islam Terpadu di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan yang telah ditetapkan oleh yayasan, kepala

sekolah, waka kurikulum, pendidik dan komite, selanjutnya

dilaksanakan oleh sekolah dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan ketetapan perencanaan.

Dalam pelaksanaan kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan, sekolah melaksanakan kurikulum dari dinas pendidikan

nasional yang dipadukan dengan kurikulum yang dimiliki SDIT

Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan. Oleh karenanya kepala sekolah

53
Arini Nur Kamaliah, Guru Kelas 5 SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan,
wawancara pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
62

memberi penekanan kepada pendidik untuk lebih mengetahui

pengetahuan secara luas dan bisa menguasi materi sehingga mampu

mengajarkan kepada peserta didik. Adapun karakteristik dari

kurikulum yang dikembangkan di SDIT Luqman Al-Hakim adalah

sebagai berikut:

a. Prosentase Muatan Pendidikan Agama Islam Lebih Tinggi

Pada pelaksanaan kurikulum terdapat prosentase muatan

pendidikan agama islam lebih tinggi dari pendidikan umum, hal ini

sebagaimana yang disampaikan oleh waka kurikulum sebagai

berikut:

“Di sekolah kita 60% pendidikan agama dan 40%


pendidikan umum prosentasenya. Bukan berarti kita
mengesampiangkan materi umum. Akan tetapi memang
kita menghitung tingkat keefektifan penyampaian kepada
anak.”54

Dari kutipan di atas dapat penulis sampaikan prosentase

pendidikan agama lebih tinggi dari pendidikan umum dengan

mereduksi beberapa materi yang terkesan ada pengulangan,

sehingga diefektifkan agar tidak mengulang-ulang materi yang

disampaikan. Seperti halnya dalam pelajaran Tematik, terdapat

banyak materi yang sama antara tema satu dengan tema lainnya.

Dalam materi Pancasila ada di tema 3, subtema 2 dan diulang

kembali di beberapa tema yang lain. Sehingga, perlu adanya

reduksi agar pembelajaran lebih efektif.

54
Ina Sakila, Waka Kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
63

b. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Pelajaran

Umum

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Azhar Fahmi selaku

kepala sekolah sebagai berikut :

“Di sekolah kita ini menggunakan pendidikan islam


integral berbasis tauhid dimana pndidikan yang membuat
satu kesatuan antara pendidikan umum, pendidikan agama
dan lain-lain dirangkum menjadi satu berdasarkan dengan
nilai-nilai ketauhidan. Mengarahkan anak-anak itu untuk
menilai kehidupan sesuatu entah itu pelajaran/keseharian
berdasarkan nilai-nilai tauhid.”55

Materi umum dan agama tidak terpisahkan, menjadi satu

kesatuan yang disebut dengan pendidikan islam integral berbasis

tauhid. Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran

Batik sedang berlangsung di dalam kelas, pendidik mengambil ayat

al quran dan hadis yang relevan, dengan peserta didik membaca al

quan dan membaca doa bersama sebelum dan sesudah proses

kegiatan belajar mengajar selesai. Hasil pengamatan langsung

dalam kehidupan sehari-hari semua warga sekolah diusahakan

tetap mengutamakan keindahan dalam berbagai hal. Baik itu

berpakaian dengan rapi ataupun berucap dengan yang baik-baik.

Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran

Tematik fokus mata pelajaran B. Indonesia sedang berlangsung

pendidik mengambil beberapa ayat al qu‟ran dan hadis, pendidik

55
Azhar Fahmi, Kepala sekolah SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
64

memadukan proses pembelajaran dengan ayat al quran dan hadis

yang relevan, dengan peserta didik membaca al qur‟an dan

membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar

selesai. Pelaksanaan yang lain dalam memadukan nilai-nilai

keislaman pada fokus mata pelajaran B. Indonesia yaitu dengan

mengganti cerita, tokoh dan latar dengan kisah-kisah teladan Nabi.

Jadi, peserta didik bisa mengambil ibrah dari kisah islami tersebut.

Hal tersebut ditanggapi oleh pendidik SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan mengatakan:

“Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus ada dalilnya


dan materi yang tidak sesuai dengan al-Qur‟an dan hadist
kita hilangkan. Tidak semuanya kita ajarkan. contoh yang
di buku harus disesuaikan dengan kondisi keislaman di
zaman sekarang.”56

Pembelajaran di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

sedikit berbeda dari sekolah yang lain. Jadi, para pendidik

ditekankan lebih banyak belajar dan tekun untuk mencapai tujuan

pelajaran yang diharapkan.

Selanjutnya dalam pelaksanaan kurikulum selain dilakukan

di dalam kelas juga di luar kelas. SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan memiliki program penunjang untuk mendukung

pembelajaran di dalam kelas melalui kegiatan Supercamp, Outing

Class, Shaum Ceria, Kunjungan Tema, Wisata Pendidikan, Kids

Fun dan Jambore.

56
Citra Lestari, Guru Kelas 1 SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
65

c. Pengembangan Program Keagamaan

Pengembangan program keagamaan di Sekolah

dilaksanakan dengan agenda Dari hasil pengamatan di lapangan

peneliti mengamati bahwa di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan telah melaksanakan kegiatan keagamaan dengan baik

berupa kegiatan do‟a pagi bersama sebelum pembelajaran dimulai,

salat dhuha, tahfidh, salat dhuhur dan ashar berjamaah, baca al

quran dan memakai jilbab bagi yang perempuan. Kegiatan tersebut

wajib di ikuti oleh peserta didik yang diawasi langsung oleh

pendidik.

Berdasarkan pengamatan di lapangan peneliti mengamati

bahwa pada nilai-nilai keislaman pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan dapat

berjalan dengan baik. Dari pengamatan tersebut, terlihat pada jam

pertama terdapat kegiatan berdoa bersama sebelum pembelajaran

dimulai dan sholat dhuha di kelas masing-masing dipimpin oleh

guru kelas masing-masing. Setelah sholat dhuha dilanjutkan

dengan kegiatan tahfidz.

“Tahfidz sistemnya per kelompok sesuai dengan


kemampuan tingkat hafalannya. Setiap kelompok ada 10
anak. Yang cepat hafalannya ditaruh dalam kelompok A,
yang sedang kelompok B dan yang lambat di kelompok C.
Setiap kelompok didampingi oleh guru yang juga sesuai
kemampuan tingkat hafalannya.”57

57
Maghfiroh, Guru Tahfidz SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
66

Tahfidz dilakukan per kelompok sesuai dengan kemampuan

tingkat hafalnnya. Dilaksanakan di dalam kelas dan juga ada di

luar kelas, seperti di gazebo, halaman sekolah, ataupun aula.

Peserta didik juga dibiasakan untuk sholat berjama‟ah. Dengan

dibuktikan sholat dhuhur dan ashar dilakukan berjama‟ah di aula

sekolah. Di akhir jam pelajaran pada sore haripun terdapat kegiatan

tahsin sebelum pulang ke rumah peserta didik masing-masing.

SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan di hari-hari

tertentu juga meperingatan hari besar islam dan melaksanakan

beberapa kegiatan yaitu kegiatan malam bina iman dan takwa

(mabit) program tersebut dilaksanakan.

3. Evaluasi Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

Setelah perencanaan dan pelaksanaan, hal yang harus dilakukan

adalah pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum yang dilakukan

melalui kegiatan evaluasi kurikulum. Pendidik, waka kurikulum dan

kepala sekolah selaku penanggung jawab kurikulum di SDIT Luqman

Al-Hakim Kota Pekalongan melakukan evaluasi, dengan tujuan

mengetahui perkembangan dan peningkatan atas pelaksanaan

kurikulum. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa

di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan dalam evaluasi

kurikulum jenis evaluasi yang digunakan dengan cara mengevaluasi

dari berbagai dimensi yaitu dimensi sikap, pengetahuan dan

keterampilan, sebagai berikut:


67

a. Sikap

1) Objek

Pada evaluasi sikap terdapat beberapa nilai-nilai

karakter utama yaitu : Religius, Integritas, Mandiri, Nasionalis,

dan Gotong Royong, yang akan menjadi acuan untuk

pembinaan.

“Evaluasi kurikulum di sekolah kita sama dengan


nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh dinas pendidikan.
Khususnya ada lima karakter yaitu religius, integritas,
mandiri, nasionalis, dan gotong Royong.”58

Pengertian lima karakter utama tersebut sebagai berikut

: Religius; mencerminkan keberimanan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, Nasionalis; menempatkan kepentingan bangsa dan

negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya, Mandiri;

tidak bergantung kepada orang lain dan mempergunakan

tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi,

dan cita-cita, Gotong royong; mencerminkan tindakan

menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu

menyelesaikan persoalan bersama dan Integritas; upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya

dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

58
Ina Sakila, Waka Kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
68

2) Teknik

Teknik evaluasi sikap yang digunakan adalah

Observasi. Observasi ini dilakukan oleh guru dan dapat

dilakukan melalui perantara dari orang lain yaitu guru lain,

orang tua, peserta didik dan karyawan sekolah. Sebagaimana

yang disampaikan oleh ustadzah Ina sebagai waka kurikulum:

“Memang ada beberapa teknik dalam evaluasi


sikap. Akan tetapi kita hanya menggunakan teknik melalui
observasi yang dilakukan guru maupun orang tua, peserta
didik dan karyawan sekolah.”59

3) Instrumen

Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan

tergantung apa yang mau dinilai, seperti halnya sikap spiritual,

sikap jujur, sikap toleransi, sikap gotong royong, sikap disiplin,

dan sikap tanggung jawab. Lembar tersebut diisi oleh guru atau

teman peserta didik.

b. Pengetahuan

1) Objek

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arini selaku guru

kelas sebagai berikut :

“Objek yang digunakan dalam evaluasi pengetahuan


adalah semua kompetensi yang termaktub dalam
kompetensi dasar 3 terkait kognitif di semua muatan materi
baik materi umum maupun agama.” 60

59
Ina Sakila, Waka Kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
60
Ina Sakila, Waka Kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
69

Objek yang digunakan dalam evaluasi pengetahuan adalah

semua kompetensi yang termaktub dalam kompetensi dasar 3

terkait kognitif di semua muatan materi baik materi umum maupun

agama.

2) Teknik dan Instrumen

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arini selaku guru

kelas sebagai berikut :

“Teknik evaluasi pengetahuan yang digunakan


adalah tes tertulis, tes lisan dan penugasan. Tes tertulis
biasanya dengan soal berupa pilihan ganda, isian, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian. Tes lisan dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung berupa
kuis untuk peserta didik dan terakhir itu penugasan yang
dilakukan secara individu atau kelompok tergantung
materinya.”61

Teknik evaluasi pengetahuan yang digunakan adalah tes

tertulis, tes lisan dan penugasan. Tes tertulis menggunakan soal

berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan dan

uraian. Tes lisan menggunakan kuis dan tanya jawab untuk

peserta didik. Penugasan yang dilakukan secara individu atau

kelompok tergantung materi pelajaran.

c. Keterampilan

1) Objek

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arini selaku guru

kelas sebagai berikut :

Arini Nur Kamaliah, Guru Kelas 5 SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan,
61

wawancara pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.


70

“Keterampilan yang dievaluasi adalah seluruh


kompetensi dasar 4 berbasis piskomotorik. Semua
kompetensi dasar yang berbunyi 4. Semua itu menjadi
objek penilaian keterampilan.”62

Objek yang digunakan dalam evaluasi keterampilan

adalah seluruh kompetensi dasar 4 berbasis piskomotorik.

Semua kompetensi dasar yang berbunyi 4. Semua itu menjadi

objek penilaian keterampilan.

2) Teknik dan Instrumen

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arini selaku guru

kelas sebagai berikut :

“Teknik evaluasi keterampilan yang digunakan


adalah praktik, projek dan portofolio. Praktik biasanya
dengan menggunakan instrumen daftar cek, peserta didik
mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu
dapat diamati oleh pendidik. Projek dan portofolio juga
menggunakan instrument berupa daftar cek atau skala
penilaian (rubrik).”63

Teknik evaluasi keterampilan yang digunakan adalah

praktik, projek dan portofolio. Praktik dengan menggunakan

instrumen daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria

penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh pendidik.

Projek dan portofolio juga menggunakan instrument berupa

daftar cek atau skala penilaian (rubrik).

62
Ina Sakila, Waka Kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
63
Arini Nur Kamaliah, Guru Kelas 5 SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan,
wawancara pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
71

d. Program Khusus Tahfidz

Meskipun tidak menjadi syarat kelulusan dan kenaikan

kelas, akan tetapi wisuda tahfidz merupakan salah satu bagian dari

sistem evaluasi program tahfidz di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan.

Maghfiroh selaku Guru Tahfidz di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan, mengatakan:

“Evaluasi program tahfidz kita menggunakan buku


penghubung dengan orang tua yang dikumpulkan satu
pekan sekali. Karena kemampuan setiap anak itu berbeda,
ada yang hafalannya lancar dan cepat ada juga yang lambat.
Maka, kita control dari orang tua. Pendampingan di rumah
juga sangat diperlukan untuk pengulangan hafalannya.
Setiap guru Pembina tahfidz juga memegang jurnal yang
berisi daftar hadir dan capaian targetnya di setiap
harinya.”64

Kemampuan hafalan setiap anak berbeda. Maka perlu

adanya evaluasi berupa buku penghubung dengan orang tua yang

dikumpulkan satu pekan sekali. Karena pendampingan di rumah

juga sangat diperlukan untuk pengulangan hafalannya. Setiap guru

Pembina tahfidz juga memegang jurnal yang berisi daftar hadir

dan capaian targetnya di setiap harinya. Karena ada kerja sama dan

dukungan yang baik dari orang tua. Sehingga program tahfidz bisa

berjalan dengan baik pula dan diadakan wisuda tahfidz di akhir

semester setiap satu tahun sekali.

64
Maghfiroh, Guru Tahfidz SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
72

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Mewujudkan Manajemen

Kurikulum yang Baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

1. Faktor Pendukung Dalam Mewujudkan Manajemen Kurikulum yang

Baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

Berdasarkan wawancara dan observasi dapat dideskripsikan

faktor pendukung manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan, yaitu:

a. Guru Berkualifikasi S-1

Guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang

mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih,

memberikan penilaian, dan melakukan evaluasi kepada siswa.

Guru di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, sudah

berkualifikasi S-1 sehingga sangat mendukung dan paham dalam

berbagai aspek kurikulum dan pembelajaran.

Azhar Fahmi selaku kepala sekolah di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan, mengatakan:

“Saya sangat mengapresiasi bahwa guru di SDIT


Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan kebanyakan sudah S-1
sehingga mempunyai bekal bagaimana merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi manajemen kurikulum
secara optimal.”65

Untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kurikulum berjalan dengan baik, maka sekolah memerlukan guru

65
Azhar Fahmi, Kepala sekolah SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
73

yang benar-benar menguasai berbagai aspek dalam kurikulum

sehingga manajemen kurikulum bisa dilaksanakan secara optimal.

b. Budaya Religi Guru Dalam Mengajar

Guru merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan

dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagaimana seorang guru

melakukan interaksi pembelajaran dengan peserta didik yang dapat

menumbuhkan spiritual dengan penyampaian yang menyenangkan,

variatif, dan interaktif. Guru di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan selalu mengedepankan aspek spiritual. Sebagai contoh,

dari mulai pendahuluan guru memberikan salam dan berdoa

bersama di pagi hari. Lalu dilanjutkan sholat dhuha berjama‟ah. Di

setiap pembelajaran guru selalu memberikan penekanan-penekanan

materi baik agama maupun umum. Guru memasukkan nilai-nilai

keislaman dengan memberikan cerita islami, kisah teladan dalam

islam dan selalu mengutip ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadist. Dalam

hal ini, sesuai dengan tujuan sekolah yang mengantarkan peserta

didik menjadi generasi yang mencintai Allah, mencetak generasi

qur‟ani yang beriman, berilmu, dan berkarakter Islam dan

menjadikan generasi berprestasi, cerdas, mandiri, dan menguasai

IPTEK.66

66
Observasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 22
Februari 2020.
74

c. Dukungan dan Kerja Sama Dari Orang Tua

Dukungan dan kerja sama dari orang tua juga sangat

mendukung dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

kurikulum. Ina Sakila selaku waka kurikulum di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan, mengatakan:

“Orang tua dari peserta didik kebanyakan dari orang


yang berpendidikan. Hal itu menjadi pendukung untuk
proses pelaksanaan kurikulum. Di sini juga terdapat komite
sekolah dan juga pertemuan dengan orang tua. Selain itu
juga terdapat buku penghubung yaitu buku mutaba‟ah yang
berisi kegiatan sehari-hari di rumah dan di sekolah yang
dikumpulkan setiap hari.”67
Dukungan dan kerja sama itu terbentuk karena adanya

pertemuan rutin yang diadakan oleh sekolah dan terdapat komite

sekolah. Orang tua juga ikut melakukan kontrol perkembangan

anak di rumah dengan mengisi buku penghubung antara orang tua

dan sekolah. Jadi, komunikasi dengan orang tua tidak hanya secara

verbal melalui komite sekolah saja. Akan tetapi, ada juga kerja

sama dalam mengontrol anak-anak di rumah dengan cara pengisian

buku penghubung yaitu Buku Mutaba‟ah yang dikumpulkan setiap

harinya. Maka, anak yang melakukan program keagamaan seperti

sholat ataupun tahfidz, kegiatan di rumah dan di sekolah dapat

terkontrol. Terdapat saran dan masukan dari orang tuanya juga

karena diserahkan setiap satu pesan sekali.

67
Ina Sakila, Waka Kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
75

2. Faktor Penghambat Manajemen Kurikulum di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan

Berdasarkan wawancara dan observasi dapat dideskripsikan

factor penghambat manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan, yaitu:

a. Ketersediaan Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai

Dalam pelaksanaan pembelajaran dibutuhkan berbagai

sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran.

Akan tetapi, di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan sarana

dan prasarananya kurang memadai. Sebagai contoh, buku-buku

yang ada di sekolah ini masih mewajibkan peserta didik untuk

membeli bukan dipinjami dari sekolah dan kurangnya alat

teknologi seperti komputer, proyektor. Karena sekolah ini

bertujuan dapat melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi

informasi, akan tetapi kurangnya sarana dan prasana sehingga

menghambat pelaksanaan kurikulum. Sarana prasarana terkait

dengan kegiatan keagamaan juga kurang memadai seperti, tidak

adanya masjid khusus untuk digunakan program keagamaan.

Sehingga, sarana prasarana yang kurang memadai dapat

menghambat proses pelaksanaan kurikulum.68

68
Observasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 22
Februari 2020.
76

b. Penyesuaian Diri Guru Baru Dalam Proses Pembelajaran

Di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan terdapat

beberapa guru baru. Sehingga dalam perencanaan kurikulum masih

terbatas dalam penuangan ide-ide karena guru baru belum terlalu

berpengalaman terhadap berbagai aspek dalam kurikulum. Dalam

pelaksanaan pembelajaran pun terkadang masih bingung ketika ada

permasalahan yang ada. Sehingga menghambat proses kurikulum.

Ina Sakila selaku waka kurikulum di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan, mengatakan:

“Di sekolah kita juga terdapat beberapa guru baru yang


terkadang masih malu-malu untuk memberi pendapat untuk
penuangan ide dalam kurikulum. Waktu proses
pembelajaran juga guru baru masih terlihat bingung akan
masalah yang dihadapi di kelas.”69

c. Kemampuan Hafalan Peserta Didik yang Berbeda-beda

Maghfiroh selaku Guru Tahfidz di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan, mengatakan:

“Setiap anak mempunyai kemampuan hafalan yang


berbeda-beda ada yang hafalannya lancar dan cepat ada
juga yang lambat. Terkadang juga peserta didik tidak
mengulang hafalannya di rumah, karena mungkin orang
tuanya tidak terlalu respek atau sedang ada masalah. Jadi,
anak tersebut kurang dalam hafalannya. Sehingga tidak
sesuai target capaian yang telah ditetapkan.” 70

Setiap anak memang mempunyai kemampuan yang

berbeda-beda dan setiap anak memiliki kelebihannya masing-

69
Ina Sakila, Waka Kurikulum SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
70
Maghfiroh, Guru Tahfidz SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, wawancara
pribadi, Pringrejo, Sabtu, 15 Februari 2020.
77

masing. Ada yang kemampuan hafalannya cepat ada juga yang

lambat. Pendampingan di rumah untuk pengulangan hafalannya

juga berbeda-beda. Ada yang selalu didampingi oleh orang tua

ataupun tidak, jadi hal itu sangat mempengaruhi hafalan anak. Dari

perbedaan kemampuan anak tersebut, sehingga terkadang

menimbulkan target capaian yang tidak sesuai dengan yang telah

ditetapkan.
BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN KURIKULUM DI SDIT LUQMAN AL-HAKIM

KOTA PEKALONGAN

Setelah dilakukan penelitian di lapangan mengenai manajemen

kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data adalah proses

menyederhanakan suatu data dalam bentuk lebih mudah untuk dibaca dan

diinterpretasikan. Adapun analisis data mengenai manajemen kurikulum di

SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, yaitu sebagai berikut:

A. Analisis Manajemen Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan

Sebagaimana yang dinyatakan Mohamad Mustari pada bab II

bahwa manajemen kurikulum adalah suatu proses usaha bersama (kerja

sama) dalam suatu organisasi melalui proses yang sistematis dan

terkoordinasi yang mengatur dan memperlancar pencapaian tujuan

pengajaran di sekolah secara efektif dan efisien.71 Oleh karena itu, untuk

mencapai tujuan tersebut dibutuhkan manajemen kurikulum.

Kurikulum yang membutuhkan manajemen seperti perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi, SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan telah

secara konsisten menerapkan manajemen kurikulum seperti yang telah

71
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014),
hlm. 57.

78
79

penulis observasi di sekolah. Manajemen yang digunakan tentu sudah

disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan sekolah. Manajemen kurikulum

SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan sudah berjalan baik dan lancar

walau masih ada beberapa faktor atau kendala yang menghambat dalam

prosesnya.

Berikut Penulis manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan yang terbagi dalam tiga poin pembahasan:

1. Analisis Perencanaan Manajemen Kurikulum di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan

Dalam perencanaan kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan ada beberapa pihak yang terlibat dalam merancang

kurikulum yaitu para pendidik, waka kurikulum, kepala sekolah,

yayasan, dan komite sekolah. Pada bagian ini tahapan perencanaan

kurikulum melalui analsisis kebutuhan sekolah, dengan cara

mengidentifikasi kebutuhan yang akan digunakan oleh sekolah selama

satu tahun. Kemudian tahapan perencanaan kurikulum melalui aspirasi

anggota sekolah, sekolah dalam merencanakan kurikulum aspirasi

masyarakat sangat dibutuhkan karena dengan adanya aspirasi yang

masuk dapat membantu dalam proses perencanaan kurikulum. Oleh

karena itu sekolah merancang kurikulum yang sesuai dengan

kebutuhan sekolah dan dapat diterima oleh semua anggota sekolah.72

72
Observasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 22
Februari 2020.
80

Hamalik sebagaimana dalam bab sebelumnya menyatakan

bahwa dalam merancang kurikulum ada beberapa prinsip yang harus

perlu diperhatikan diantaranya perencanaan kurikulum berkenaan dan

berkaitan erat dengan pengalaman-pengalaman para siswa,

perencanaan mengandung keputusan-keputusan tentang isu dan topik,

perencanaan kurikulum melibatkan banyak pihak.73

Prinsip manajemen kurikulum harus mengarahkan visi, misi

dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum. Proses manajemen

kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan

tujuan kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan

manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih

efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber

daya maupun komponen kurikulum.74

Manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan dalam analisis kebutuhan sekolah berkaitan dengan materi

pelajaran, sumber belajar, media yang dibutuhkan, sarana prasarana

yang sesuai dengan visi dan misi sekolah. Dari hasil penelitian di

lapangan dalam memenuhi kebutuhan sekolah visi dan misi sekolah

sangat dibutuhkan. Adapun visi sekolah yaitu “Excellent with Integral

Character”; Excellent dalam Spiritual, Excellent dalam Akademik,

Excellent dalam Penguasaan Alqur'an dan Excellent dalam

73
Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 83.
74
Tugas Sekolah dan Kuliah, “Prinsip Manajemen Kurikulum”,
https://tugassekolahdankuliah.blogspot.com/2015/02/prinsip-manajemen-kurikulum.html (Diakses
tanggal 08 Desember 2019).
81

Pelayanan.75 Karena sekolah ini merupakan sekolah yang

menggunakan pendidikan islam integral berbasis tauhid, maka

membuat satu kesatuan antara pendidikan umum dan pendidikan

agama dirangkum menjadi satu berdasarkan dgan nilai-nilai

ketauhidan. Mengarahkan anak-anak untuk menilai kehidupan sesuatu

pelajaran atau keseharian berdasarkan nilai-nilai tauhid. Sehingga

dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dan menghasilkan lulusan

yang mempunyai nilai spiritual dan religious yang kuat.76

Berdasarkan paparan di atas, dapat saya katakan bahwa

manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

setelah saya observasi sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan

hasil wawancara.

2. Analisis Pelaksanaan Manajemen Kurikulum di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan

Pada pelaksanaan kurikulum sekolah melakukan serangkaian

kegiatan belajar mengajar dengan prosentase muatan pendidikan

agama islam lebih tinggi 60% dari pendidikan umum 40% dengan

mereduksi beberapa materi yang terkesan ada pengulangan, sehingga

diefektifkan agar tidak mengulang-ulang materi yang disampaikan.

Integrasi nilai-nilai pendidikan agama islam dalam pelajaran umum,

sehingga pelajaran umum dan agama tidak terpisahkan, menjadi satu

75
Dokumentasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 29
Februari 2020.
76
Observasi, SDIT Luqman Al-Hakim pada tanggal 22 Februari 2020.
82

kesatuan yang disebut dengan pendidikan islam integral berbasis

tauhid. Kemudian untuk meningkatkan spiritual dan keterampilan yang

dimiliki para peserta didik, pihak sekolah mengembangkan beberapa

pengembangan yang dikemas menjadi program ekstrakurikuler dan

pengembangan program keagamaan.77

Hal ini sudah sesuai dengan permendikbud No. 67 Tahun 2013

tentang kurikulum SD, Kurikulum 2013 dirancang dengan

karakteristik yaitu mengembangkan keseimbangan antara

pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreatifitas,

kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.78

Pendapat Asep Herry Hermawan dalam jurnal Manajemen Kurikulum

Pendidikan Dasar di Indonesia bahwa pelaksanaan kurikulum

didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi siswa untuk

menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya, kurikulum

dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar yaitu: belajar

untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar

untuk memahami dan menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan

dan berbuat secara efektif, belajar untuk hidup bersama dan berguna

bagi orang lain dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri

melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

77
Observasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 22
Februari 2020.
78
Ade Suhendra, Implementasi Kurikulum 2013 DalamPembelajaran SD/MI: Teori dan
Aplikasi di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019),
hlm. 152.
83

menyenangkan. Kurikulum juga mencakup seluruh komponen

kompetensi mata pelajaran, muatan local dan pengembangan diri

diselenggarakan dalam keseimbangan dan kesinambungan yang cocok

dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.79

Berdasarkan paparan di atas, dapat saya katakan bahwa

pelaksanaan manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan setelah saya observasi sudah berjalan dengan baik dan

sesuai dengan hasil wawancara tetapi belum maksimal karena terdapat

beberapa faktor yang menghambat.

3. Analisis Evaluasi Manajemen Kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan

Dalam evaluasi kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan terdapat tiga dimensi yaitu dimensi sikap, pengetahuan

dan keterampilan yang setiap dimensi terdapat beberapa objek, teknik

dan instrument masing-masing tergantung sesuatu apa yang dievaluasi.

Evaluasi kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan juga

mempunyai karakteristik tersendiri yaitu dengan menggunakan Buku

Mutaba‟ah (buku penghubung) yang dikumpulkan setiap harinya.

Maka, anak yang melakukan program keagamaan seperti sholat

ataupun tahfidz, kegiatan di rumah dan di sekolah dapat terkontrol.

Meskipun tidak menjadi syarat kelulusan dan kenaikan kelas, akan

79
Asep Herry Hermawaan, Manajemen Kurikulum Pendidikan Dasar di Indonesia,
(Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, November 2017), hlm. 7
84

tetapi wisuda tahfidz merupakan salah satu bagian dari sistem evaluasi

program tahfidz di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan. 80

Sukmadinata mengemukakan bahwa prinsip yang berkenaan

dengan evaluasi. Dalam praktiknya, paling tidak ada lima fase yang

harus diperhatikan pengembang kurikulum dalam kegiatan evaluasi,

yaitu perencanaan alat evaluasi, pengumpulan data, pengolahan hasil

evaluasi, laporan dan pemanfaatan hasil evaluasi.81 Pendapat Hopkins

dan Antes mengemukakan evaluasi adalah pemeriksaan secara terus

menerus untuk mendapatkan informasi yang meliputi siswa, guru,

program pendidikan, dan proses belajar mengajar untuk mengetahui

tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran

siswa dan efektivitas program.82

Berdasarkan paparan di atas, dapat saya katakan bahwa

manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

setelah saya observasi sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan

hasil wawancara.

80
Observasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 22
Februari 2020.
81
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013), hlm. 2.

82
Ibrahim Nasbi, Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis, (Jurnal Idaarah, Vol. I.
No. 2, Desember 2017), hlm. 328.
85

B. Analisis Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Mewujudkan

Manajemen Kurikulum Yang Baik Di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan

Setiap kegiatan selalu ada faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilannya. Ada beberapa faktor pendukung dan ada pula faktor

penghambat dalam mewujudkan manajemen kurikulum yang baik tersebut

antara lain:

1. Faktor Pendukung

Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung terhadap

proses menejemen kurikulum, antara lain dapat dikemukakan dibawah

ini:

a. Faktor peserta didik dalam pengembangan kurikulum karena

kurikulum dikembangkan dan didesain sesuai dengan kebutuhan

dan minat peserta didik, maka pola yang digunakan berpusat pada

bahan ajar berupa isi atau materi yang akan diajarkan kepada

peserta didik.

b. Faktor sosial budaya dalam manajemen kurikulum karena

kurikulum disesuaikan dengan tuntutan dan tekanan serta

kebutuhan masyarakat yang berbeda- beda.

c. Faktor politik dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang

berpengaruh karena politik yang melandasi arah kebijakan dari

pengembangan kurikulum itu sendiri.


86

d. Faktor ekonomi dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang

memiliki pengaruh yang cukup besar karena faktor ekonomi yang

dapat mengembangkan sekaligus mendorong pola pengembangan

kurikulum mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah, mulai dari

pelaku kebijakan sampai pada pelaku dilapangan (disekolah –

sekolah)

e. Faktor perkembangan teknologi dalam manajemen kurikulum

karena perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor

pendukung dalam pengembangan teknologi sehingga dituntut

untuk dapat melihat dan menyesuaikan dengan perubahan –

perubahan yang terjadi didalam masyarakat.83

Dalam manajemen kurikulum manajemen di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan tidak terlepas dari faktor-faktor yang turut

mendukung dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut:

a. Guru Berkualifikasi S-1

Guru di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan, sudah

berkualifikasi S-1 sehingga sangat mendukung dan paham dalam

berbagai aspek kurikulum dan pembelajaran. Untuk merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum berjalan dengan baik,

maka sekolah memerlukan guru yang benar-benar menguasai

83
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 120.
87

berbagai aspek dalam kurikulum sehingga manajemen kurikulum

bisa dilaksanakan secara optimal.84

b. Budaya Religi Guru Dalam Mengajar

Aspek spiritual merupakan salah satu aspek capaian dalam

pembelajaran selain aspek kognitif dan psikomotorik. Aspek

spiritual termasuk aspek afektif atau sikap keterampilan karena di

dalam sikap terdapat nilai-nilai karakter utama peserta didik dalam

bersikap menjadi pribadi yang baik. Guru di SDIT Luqman Al-

Hakim Kota Pekalongan sudah baik sesuai dengan tujuan sekolah

yang mengantarkan peserta didik menjadi generasi yang mencintai

Allah dan berkarakter Islam.85

c. Dukungan dan Kerja Sama Dari Orang Tua

Dukungan dan kerja sama dari orang tua juga sangat

mendukung dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

kurikulum. Dukungan dan kerja sama itu terbentuk karena adanya

pertemuan rutin yang diadakan oleh sekolah dan terdapat komite

sekolah. Orang tua juga ikut melakukan kontrol perkembangan

anak di rumah dengan mengisi Buku Mutaba‟ah (buku

penghubung) antara orang tua dan sekolah.86

2. Faktor Penghambat

84
Observasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 22
Februari 2020.
85
Observasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 22
Februari 2020.
86
Observasi SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan yang diambil pada tanggal 22
Februari 2020.
88

Pendidikan di Indonesia di arahkan untuk menciptakan suatu

individu atau massyarakat yang memiliki sikap kemandirian sehingga

tertanam sebuah keterampilan dan pengetahuan yang baik yang dapat

menunjang kehidupan dirinya sendiri maupun orang disekitarnya.

Hambatan – hambatan yang terjadi pada manajemen kurikulum itu

dapat dilihat dari :

a. Ketidaksinambungan dan ketidaksinergian antara pendidik yang

ada di laangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan

diatasnya.

b. Keterbatasan akan sarana dan prasarana.

c. Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan

tingkat kedisiplinan cukup rendah.

d. Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya,

yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan

pembelajaran atau penyampaian materi pelajaran.87

Dalam manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim

Kota Pekalongan tidak terlepas dari faktor-faktor yang turut

menghambat dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut:

a. Ketersediaan Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai

Di setiap pembelajaran dalam mata pelajaran apapun sangat

didukung dengan adanya ketersedian sarana prasarana yang ada di

sekolah. Sarana prasarana yang memadai mampu memperlancar

87
Rusman, Manajemen Kurikulum…, hlm. 122.
89

rencana kegiatan pembelajaran secara maksimal. Sarana prasarana

dalam pembelajaran bisa berupa tempat, fasilitas pendukung,

perpustakaan, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Akan

tetapi, di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan sarana dan

prasarananya kurang memadai.

b. Penyesuaian Diri Guru Baru Dalam Proses Pembelajaran

Guru adalah kelompok yang dominan dalam perencanaan

kurikulum. Guru merupakan pihak yang ikut dalam merencanakan,

mengimplementasikan, mengevaluasi dan bahkan menerima

umpan balik dari peserta didik hingga menemukan ide-ide baru

bagi perbaikan program.88 Di SDIT Luqman Al-Hakim terdapat

beberapa guru baru sehingga dalam perencanaan kurikulum masih

terbatas dalam penuangan ide-ide karena guru baru belum terlalu

berpengalaman terhadap berbagai aspek dalam kurikulum. Dalam

pelaksanaan pembelajaran pun terkadang masih bingung ketika ada

permasalahan yang ada. Sehingga menghambat proses kurikulum.

c. Kemampuan Hafalan Peserta Didik yang Berbeda-beda

Menurut Nurdin dalam Jurnal Imam Anas Hadi yang

berjudul Pentingnya Pengenalan Tentang Perbedaan Individu Anak

Dalam Efektivitas Pendidikan, Tak ada dua orang di dunia ini yang

benar-benar sama dalam segala hal, sekalipun mereka kembar.

Tidak heran apabila seseorang yang menyatakan bahwa anak

88
Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum..., hlm. 102.
90

kembar itu serupa tapi tak sama. Artinya dalam hal-hal tertentu

anak kembar memiliki kesamaan dan perbedaan.89

Setiap anak memang mempunyai kemampuan yang

berbeda-beda dan setiap anak memiliki kelebihannya masing-

masing. Ada yang kemampuan hafalannya cepat ada juga yang

lambat. Pendampingan di rumah untuk pengulangan hafalannya

juga berbeda-beda. Ada yang selalu didampingi oleh orang tua

ataupun tidak, jadi hal itu sangat mempengaruhi hafalan anak. Dari

perbedaan kemampuan anak tersebut, sehingga menimbulkan

target capaian yang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan.

89
Imam Anas Hadi, Pentingnya Pengenalan Tentang Perbedaan Individu Anak Dalam
Efektivitas Pendidikan, (Jurnal Inspirasi, Vol. 1. No. 1, Juni 2017), hlm. 73.
91

BAB V

PENUTU

A. Simpulan

Manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota

Pekalongan secara umum memadukan kurikulum nasional dan kurikulum

diniyah. Secara khusus sesuai dengan fungsi manajemen pengelolaannya

sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tahapan manajemen mulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dari uraian dan analisis tentang

manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan dapat

diambil simpulan sebagai berikut:

1. Manajemen kurikulum di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan

sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tiga tahapan manajemen

yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan dimulai dari

menganalisis kebutuhan sekolah dan menampung aspirasi anggota

sekolah. Pelaksanaan kurikulum terdapat prosentase muatan

pendidikan agama islam lebih tinggi, integrasi nilai-nilai pendidikan

agama islam dalam perlajaran umum dan pengembangan program

keagamaan. Evaluasi menggunakan beberapa objek, teknik dan

instrumen tergantung dengan apa yang dievaluasi seperti dimensi

sikap, pengetahuan maupun keterampilan dan program khusus tahfidz.

2. Faktor pendukung dalam mewujudkan manajemen kurikulum yang

baik di SDIT Luqman Al-Hakim Kota Pekalongan adalah: guru

berkualifikasi s-1, budaya religi guru dalam mengajar serta dukungan


92

dan kerja sama dari orang tua. Sedangkan untuk faktor penghambat

dalam mewujudkan manajemen kurikulum yang baik di SDIT Luqman

Al-Hakim Kota Pekalongan adalah ketersediaan sarana dan prasarana

yang kurang memadai, penyesuaian diri guru baru dalam proses

pembelajaran dan kemampuan hafalan peserta didik yang berbeda-

beda.

B. Saran

Dengan segala kerendahan hati, Penulis mengajukan beberapa

saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan:

1. Dalam mencari data manajemen kurikulum ini sebaiknya dengan

maksimal yaitu mencari data dengan lengkap dari berbagai pihak yang

terkait dengan manajemen kurikulum.

2. Mendeskripsikan hasil wawancara dari informan sebaiknya dengan

cara yang objektif.

3. Dalam mngembangkan analisis sebaiknya dengan berbagai teori yang

jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Anas Hadi, Imam. 2017. Pentingnya Pengenalan Tentang Perbedaan Individu

Anak Dalam Efektivitas Pendidikan. Jurnal Inspirasi. 1 (1).

Arifin, Zainal. 2014. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. 2014. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Arifin, Zainal. 2014. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saefudin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bagja sulfehmi, Wahyu. 2018. Manajemen Kurikulum di Sekolah. Bogor: Visi

Nusantara Maju.

Baihaqi, Akhmad. 2016. Manajemen Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim

(Studi di SD Islam Al-Azhar 31 Yogyakarta. Yogykarta: Tarbiyatuna. 7

(2).

Ghofur, Abdul. 2018. Kurikukulum Yang Ideal Bagi Sekolah dan Madrasah.

Semarang: Uin Walisongo.

Ghony, Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hadi, Sutrisno. 1975. Metodologi Penelitian. Yogyakarta, Yayasan Penerbit

Fakultas UGM.
Hamalik, Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Haryanti, “Manajemen Kurikulum Berwawasan Lingkungan di Sekolah Dasar

Alam Pacitan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2016/2017”,

http://eprints.iain-surakarta.ac.id/994/1/Tesis Haryanti Jadi

xxxxxxxxxxx.pdf.

Herry Hermawaan, Asep. 2017. Manajemen Kurikulum Pendidikan Dasar di

Indonesia. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

Indonesia, Republik. 2007. Undang-undang Tentang SISDIKNAS & Guru dan

dosen. Jakarta: Transmedia Pustaka.

Ismawati, Esti. 2012. Telaah Kurikulum. Yogyakarta: Ombak.

Kartono, Kartini. Pengantar Metodologi Research Sosial. Bandung: Alumni.

Kurniadin, Didin dan Imam Machali. 2016. Manajemen Pendidikan: Konsep

&

Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Maloeng, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Mamang Sangadji, Etta dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta:

CV. Andi.

Manab, Abdul. 2015. Manajemen Perubahan Kurikulum. Yogyakarta:

KALIMEDIA.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mustari, Mohamad. 2014. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada.

Nafiah, 2017. Manajemen Pembelajaran Tematik Integratif Sesuaii Kurikulum

2013 Pada Kelas 4 SD Khadijah Surabaya, (Surabaya: Education and

Human Development Journal, 2. (1).

Nasbi, Ibrahim. 2017. Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis. Jurnal

Idaarah. I. (2).

Noerlitasari dkk. 2018. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran SD Solihuddin

School Thailand. Kuningan: Attadib Journal Of Elementary Education. 2.

(1).

Nur Edy Doso Atmojo, Muhammad. “Manajemen Kurikulum Islam Terpadu di

SDIT Al-Firdaus Gubug Grobogan”,

http://eprints.walisongo.ac.id/8300/1/123311032.pdf.

Pekalongan, Stain. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Pekalongan, STAIN Press.

Pengembang Ilmu Pendidikan, Tim. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.

Bandung: Imtima.

Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Tim. 2013. Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Redaksi Fokus Media, Tim . 2006. UU RI nomor 20 tahun 2003 SISDIKNAS.

Bandung: Fokus Media.


Rofa‟ah. 2016. Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran

Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Sekolah dan Kuliah, Tugas. “Prinsip Manajemen Kurikulum”,

https://tugassekolahdankuliah.blogspot.com/2015/02/prinsip-manajemen-

kurikulum.html

Suardi, Moh. 2017. Dasar-Dasar Pendidikan. Yogyakarta: Parama Ilmu.

Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Suhendra, Ade. 2019. Implementasi Kurikulum 2013 DalamPembelajaran

SD/MI: Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

(SD/MI). Jakarta: Prenadamedia Group.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.

Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

Bumi Aksara.

Wahyudin, Dinn. 2014. Manajemen Kurikulum. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Yamin, Moh. 2009. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: Diva

Press.

Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi

Evaluasi dan Inovasi. Yogyakarta: TERAS.

Anda mungkin juga menyukai