TESIS
Oleh:
Dosen Pembimbing:
Dr. Darsita Suparno, M.Hum
2018
TERORISME DAN KONSEP TAGUT
AMAN ABDURRAHMAN
(Kajian Semantik Kognitif )
Pustakapedia
TERORISME DAN KONSEP TAGUT AMAN ABDURRAHMAN
(Kajian Semantik Kognitif )
ISBN :978-602-6719-48-5
Diterbitkan oleh:
Pustakapedia
(CV Pustakapedia Indonesia)
Jl. Kertamukti No.80 Pisangan
Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15419
Email: penerbitpustakapedia@gmail.com
Website: http://pustakapedia.com
1. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Prof. Dr. Sukron Kamil dan
jajarannya yang telah menyediakan pendidikan yang berkualitas, dan
berbagai layanan selama menempuh perkuliahan.
2. Dr. Abdullah selaku Ketua Prodi magister, dan Dr. Adib Misbachul
Islam selaku sekretaris Prodi magister FAH UIN Jakarta yang dengan
semangatnya selalu melayani dan memberikan suntikan semangat
untuk menyelesaikan tulisan ini.
3. Dr. Darsita Suparno selaku dosen pembimbing yang terus
mengingatkan dan memberikan masukan-masukan yang berharga
selama proses penulisan tesis ini, Jazakillah.
4. Para guru besar, dosen-dosen selama penulis menyelesaikan
perkuliahan, terima kasih setinggi-tingginya penulis ucapkan atas
ilmu-ilmu yang akan bermanfaat di dunia dan akhirat.
5. Direktur Deradikalisasi BNPT Prof. Dr. Irfan Idris, MA yang
memberikan kesempatan kepada penulis untuk terus belajar dan
mendalami tentang terorisme dengan praktik langsung di lapangan,
semoga selalu sehat Prof.
i
6. Senior, teman-teman seperjuangan, Mbak Putri, Mbak Ani, Mbak
Zizah, Kang Tondo, dan kang Riki. Terima kasih telah bersama-sama
membangun suasana akademis selama perkuliahan.
7. Kedua orang tua tercinta, bapak Samiran, M.Pd, dan ibu Surati yang
telah mendidik penulis ,memberikan motivasi dan doa dari lahir
hingga selesainya penulisan tesis di jenjang magister ini.
8. Kepada istri Itsna Ruhillah, S.S dan anak kami tercinta Rawnie
Alesha Syahira yang terus memberikan dukungan, semangat dan doa
kepada penulis, yang tak kenal waktu untuk terus ikut berjuang
hingga tesis ini selesai.
9. Kasubdit Bina dalam Lapas, Kol. Sigit Karyadi, beserta Pak Helmi,
Mas Alfan, Mas Budi, Mas Lukman, Mas tomy, Fajar, Mbak Phobe,
Mbak Ela, Mbak Fia terima kasih atas diskusi-diskusi selama ini.
10. Teman-teman sepanjang masa, Akhmad Yusuf, Mughni Labib,
Fauzan Baihaqi, Fauzan Ramdhoni, Agus Nawawi, TB Akbar, Didin
Sayidin, Bambang Nurdiansyah dan keluarga besar Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) KOFAH yang terus memberikan diskusi-
diskusi ringan hingga penulisan tesis ini berakhir.
Akhir kata, penulis hanya bisa berharap kepada Allah SWT untuk
membalaskan budi dan kebaikan yang selama ini telah dilakukan. Semoga
keberadaan tesis ini dapat menambah khazanah keilmuan di dalam dunia
akademis.
ii
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
Huruf Nama Huruf Latin Nama
Arab
ب Ba b Be
ت Ta t Te
ج Jim j Je
د Dal D De
ر Ra R Er
س Sin S Es
iii
ض Ḍad ḍ De (dengan titik di
bawah)
ط Ṭa ṭ Te (dengan titik di
bawah)
ظ Ẓa ẓ Zet (dengan titik di
bawah)
ع „Ain „ Koma terbalik (di atas)
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Waw W We
ھ Ha H Ha
ء Hamzah ' Apostrof
ي Ya Y Ye
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.
C. Vokal Pendek
ﹶ Fatḥah a
ﹶ Kasrah i
ﹶ Ḍammah u
iv
D. Vokal Panjang
ﹶا ā
ﹶي ī
ﹶو ū
F. Ta Marbutah
a. Ta marbutah yang berharkat sukun ditransliterasikan dengan huruf
“h”.
G. Hamzah
Huruf hamzah ( ) ءditransliterasikan dengan tanda apostrof. Namun,
ketentuan ini hanya berlaku apabila huruf hamzah terletak di tengah dan
akhir kata. Adapun huruf hamzah yang terletak pada awal kata
v
H. Lafzu al-Jalālah
2. Huruf “a” pada kata sandang “al” tetap ditulis dengan huruf kecil
meskipun merupakan nama diri.
Contoh : = املاوردىal-Māwardi
األزهر = al-Azhar
3. Kata sandang “al” pada awal kalimat dan pada kata “Allah Swt,
Qur‟an” ditulis dengan huruf kapital.
Contoh : Al-Afgani adalah seorang tokoh pembaharu.
Saya membaca Al-Qur‟an al-Karim.
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN…………………………………………………………... ix
BAB I PENDAHULUAN
vii
C. Teori Konseptual Metafora ................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
viii
DAFTAR BAGAN
ix
x
BAB I
Pendahuluan
1
Thomas R. Mockaitis, “Terrorism, Insurgency, and Organized Crime” in the book
Fighting Back: What Goverments can do about Terrorism, (California: Stanford University
Press, 2011), hal. 12.
1
Mujahidin Indonesia Barat (MIB) yang sering melakukan
perampokan dengan dalih fa‟i. 2 Hingga kini, banyak bermunculan
kelompok-kelompok kecil hasil metamorfosa dari kelompok radikal
sebelumnya. Seperti kelompok Tauhid wal Jihad, ISIS Indonesia,
Jamaah Anshor Tauhid, Jamaah Anshor Daulah, dan Jamaah Anshor
Daulah Khilafah Nusantara yang dipimpin oleh Aman Abdurrahman.
Kelompok radikal dengan berjubah agama dan aksi-aksi yang
menimbulkan teror bagi masyarakat bermunculan dengan silih
berganti baik di dunia internasional maupun lokal seperti yang terjadi
di Indonesia. Saat ini, Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) yang
dibentuk pada 8 April 2013, 3 digadang-gadang menjadi salah satu
aktor dibalik teror yang terjadi di beberapa negara di dunia.
Keinginan untuk membentuk negara Islam menjadi tujuan utama
dari gerakan ini. Para ahli terorisme berpendapat, aksi-aksi teror
kadang dilakukan dalam dua konteks utama : (1) gerakan melawan
pemerintah yang sah, dan (2) aksi-aksi teror yang didukung oleh
4
negara. Munculnya gerakan keagamaan yang bersifat radikal
merupakan fenomena penting yang turut mewarnai citra Islam
kontemporer. Seperti halnya revolusi Iran tahun 1979 yang berhasil
menampilkan kalangan Mullah ke atas panggung kekuasaan.5
2
Sukron Kamil, “Bahasa dan Pola Keislaman Modern: Kajian atas Kata
Serapan/Ambilan Arab dalam Buku Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah” dalam
Bahasa dan Sastra: Kontekstual di Era Postliteracy, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2015), hal.
1-2.
3
Muhammad Haidar Assad, ISIS: Organisasi Teroris Paling Mengerikan Abad Ini
(Jakarta: Penerbit Zahira, 2014), hal. 106.
4
Jajang Jahroni, dkk, Memahami Terorisme: Sejarah, Model, dan Konsep (Jakarta:
Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja
sama dengan Prenadamedia Group Jakarta, 2016), Hal. 19.
5
Tarmizi Taher, dkk. Radikalisme Agama (Jakarta: PPIM IAIN Jakarta, 1998),
hal.1.
2
Salah satu bentuk teror dalam dunia internasional adalah
kejadian 14 November 2015, saat terjadi penyerangan kepada warga
sipil ketika menonton pertandingan sepak bola antara Perancis dan
Jerman yang mengakibatkan kurang lebih 153 orang meninggal
dunia. Pelaku melakukannya dalam 6 kali penyerangan di Paris.6 Bila
dicermati, begitu kejam aksi para pelaku teror bak seorang jagoan
dengan mengokang senjata dan membabi buta menembakkannya
kepada siapa saja sehingga berjatuhan banyak korban. Begitu
mudahnya para pelaku teror dengan dalih jihad membunuh membabi
buta bagaikan malaikat pencabut nyawa. Belum lama ini teror juga
terjadi di Jakarta, 14 januari 2016 ibukota mendapatkan kado pahit
berupa ledakan bom bunuh diri dalam gerai starbucks dan pos polisi
di depan gedung Sarinah. 7 Kejadian tersebut menurut, reportase
Metro tv news memakan 7 korban meninggal dan 19 orang luka-
luka.8
Teroris menjadi momok yang sangat menakutkan bagi
masyarakat di Indonesia, Paham-paham radikal terorisme yang
memicu tindakan terorisme tumbuh subur dan berkembang di
Indonesia, bagaikan benih-benih yang terus tumbuh karena disiram
setiap harinya. Menurut hemat penulis, para pelaku teror bagaikan
mutan yang datang dan hadir silih berganti. Paham-paham ini
menjadi hal yang menarik karena muncul di waktu yang pas dan
sesuai dengan problematika yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia. Fenomena terorisme akan berkembang dan meningkat
6
http://news.liputan6.com/read/2365583/153-orang-tewas-dalam-6-serangan-teror-
di-paris, dikutip Maret 2016.
7
http://nasional.kompas.com/read/2016/01/17/05300041/Ini.Kronologi.Teror.Bom.J
akarta.dari.Detik.ke.Detik dikutip Maret 2016.
8
http://news.metrotvnews.com/read/2016/01/18/212988/tragedi-sarinah-dan-
penanggulangan-teror. Diakses 25 Februari 2017.
3
tatkala gerakan ini sengaja digiring menjadi sengketa ideologi,
perjuangan kemerdekaan, fanatisme agama, perjuangan
kemerdekaan, dan pemberontakan. Sebagai bagian dari fenomena
sosial, gerakan terorisme akan terus berkembang sesuai zamannya. 9
Menurut Syaikh Muhammad Nāshir al-Dīn al-Albānī, seorang
ulama salaf yang terkenal di dunia Arab mengatakan, pada dasarnya
teroris adalah orang-orang yang melakukan tradisi jahat di dalam
Islam. Mereka menjadikan pembelotan dari imam sebagai doktrin
agama dari generasi ke generasi. 10 Adapun menurut Syaikh Shālih
Al-Fauzān teroris hari ini adalah kelompok masyarakat bodoh yang
tidak memiliki kebajikan dan ilmu, sehingga dengan mudahnya ia
mengkafirkan orang lain. Bahkan yang lebih parah lagi dengan
mudah membunuh dan meneror sesama muslim hanya karena tidak
mau mengikuti paham yang mereka anut.11
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menyederhanakan terorisme sebagai segala bentuk tindak kejahatan
yang ditunjukkan kepada negara demi terciptanya teror kepada
kelompok tertentu atau masyarakat luas. Sedangkan di Indonesia
definisi terorisme dapat dilihat pada undang-undang Nomor 15 tahun
2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme sebagai
“Perbuatan melawan hukum secara sistematis dengan maksud untuk
menghancurkan kedaulatan bangsa dan negara dengan
membahayakan bagi badan, nyawa, moral, harta benda, dan
kemerdekaan orang atau menimbulkan kerusakan umum atau suasana
9
Sudirman H Makka, Mengurai kekeliruan antara Terorisme, Jihad, dan Qital
(Jakarta: BNPT dan Insan Madani Institute Mataram, 2015), hal.6.
10
Muhammad Tahir al Qadri, Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh Diri
(Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI), 2014), hal.272.
11
Muhammad Tahir ul Qadri, Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh Diri
(Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI), 2014), hal.276.
4
teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas, sehingga terjadi
kehancuran terhadap objek-objek vital yang setrategis, kebutuhan
pokok rakyat, lingkungan hidup, moral, peradaban, rahasia negara,
kebudayaan, pendidikan, perindustrian, fasilitas umum, atau fasilitas
internasional.” 12 Menurut pemerintah Amerika Serikat, terorisme
sebagai “..the calculated use of violence or threat of violence to
attain goals that are political, religious or ideological in nature”.
Jelas di sini akhirnya adalah politis.13
Menurut Mufti Nadhzīr Husain al-Dihlawī, terorisme bukan
bentuk implementasi dari jihad yang termaktub dalam Al-Qur‟an dan
Hadis. Karena, pada dasarnya jihad mempunyai banyak syaratnya,
jika satu dari syarat-syarat tidak terpenuhi maka tindakan tersebut
belum bisa disebut dengan jihad. 14 Doktrin jihad yang ditawarkan
oleh para perekrut seakan menjadi barang mewah yang diperebutkan
oleh kaum muslimin dengan pemahaman agama yang rendah.
Banyak dari pelaku tindak pidana terorisme yang menjalani hukuman
di dalam lembaga pemasyarakatan meyakini bahwa dengan jalan
jihad mereka akan mudah untuk masuk ke dalam surga dengan
sambutan para bidadari-bidadari. Padahal jika ditelaah secara jeli,
jihad saat ini tidak mengharuskan untuk mati di jalan Allah,
melainkan bagaimana tetap hidup di jalan Allah. 15 Makna jihad pada
awalnya dekat dengan perang untuk memperluas wilayah Islam,
12
Jajang Jahroni, dkk, Memahami Terorisme: Sejarah, Model, dan Konsep.
(Jakarta: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Prenadamedia Group Jakarta, 2016), Hal. 8-9.
13
Sukawarsini Djelantik, Terorisme: Tujuan Psiko-Politis, Peran Media,
Kemiskinan, dan Keamanan Nasional (Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2010), hal. 74.
14
Muhammad Tahir ul Qadri, Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh Diri
(Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI), 2014), hal.277.
15
Gamma al-Banna, Jihad: Dari siap mati ke siap hidup (Jakarta: Daulat Press,
2014), hal. 195.
5
namun pada perkembangan selanjutnya, jihad lebih dekat pada tujuan
politis daripada dakwah.16
Terorisme sebagai gerakan radikal merupakan gerakan politik
kekerasan yang menjadi musuh bersama khususnya kawasan Arab,
Afrika, Asia Tengah dan Asia Tenggara yang di dalamnya termasuk
Indonesia.17 Gerakan ini tujuan utamanya adalah mendirikan negara
Islam dengan sistem khilafah seperti zaman Nabi dan para sahabat.
Mereka meyakini hanya dengan sistem khilafah akan mendatangkan
kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Munculnya gerakan-gerakan radikal terorisme bisa
disebabkan karena kesalahan dalam memahami teks-teks keagamaan,
baik ayat-ayat al-Qur‟an, Hadis nabi dan qaul „ulamā. Banyak dari
pelaku tindak pidana terorisme menerjemahkan secara leterlek teks-
teks tersebut, tanpa melihat konteks yang terjadi. Kejadian dalam
konteks di zaman dahulu tentunya berbeda dengan konteks kekinian.
Memahami teks-teks keagamaan diperlukan pemahaman dan ilmu
yang menunjangnya. Pemahaman salah akan menimbulkan mudarat
bagi orang lain. Hal ini disebabkan karena pendidikan rendah dan
pola pikir yang sempit, kurang kritis, miskin informasi, dan tidak
mampu menyaring informasi.18
Munculnya ideologi keagamaan yang didukung dengan
adanya teks-teks yang kurang relevan dengan pemaknaannya bisa
memicu terjadinya kekerasan dan tindak terorisme. Namun adanya
16
Azyumardi Azra, Transformasi Politik Islam: Radikalisme, Khilafatisme, dan
Demokrasi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hal. 141.
17
Ansyaad Mbai, Dinamika Baru Jejaring Teror di Indonesia dan Keterkaitannya
dengan Gerakan Radikalisme Transnasional (Jakarta: AS Production Indonesia, 2014),
hal.221.
18
Petrus Reinhard Golose, Deradikalisasi Terorisme: Humanis, Soul Approach,
dan Menyentuh Akar Rumput (Jakarta: Yayasan Pengembangan Ilmu Kepolisian, 2010), hal.
142.
6
fenomena ini tidak serta merta aksi kekerasan dan terorisme yang
dilakukan sebagian umat Islam dengan semangat jihadnya murni
kesalahan teks atau agama itu sendiri. Ini disebabkan juga karena
kekurang-tepatan dalam interpretasi teks-teks dalam ajaran agama
Islam.19
Dalam hal ini bisa diambil contoh dalam memberikan
pemaknaan tentang teks-teks yang mengandung makna jihad. Banyak
interpretasi tentang jihad disalahartikan. Jihad dalam kontek agama
adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat Islam.
Misi jihad ini harus sesuai dengan penerapan yang dilakukan oleh
Rasulullah yang terdapat di dalam al-Qur‟an.20 Jihad yang memiliki
nilai agung dan mulia berubah menjadi sosok yang menakutkan yang
berimplikasi pada munculnya teror dan kekerasan atas agama.
Sekelompok dari umat muslim saat ini mengetahui pahala
besar dan keutamaan yang agung pada pelaksanaan jihad, karena
dengan berjihad akan mendapat rida Allah SWT. Mereka memilih
jalan jihad karena terdorong rasa cinta kepada Allah SWT dan Rasul-
Nya. Namun tidak sedikit dari mereka yang menjadikan jihad sebagai
tujuan. Padahal jihad hanyalah sarana untuk mencapai rida dan surga-
Nya. 21 Jihad hanyalah sarana untuk mengangkat panji agama dan
meninggikan kalimat Allah SWT. Jika jihad tidak dapat mewujudkan
tujuannya, maka jihad tersebut dilarang, karena dalam jihad terdapat
penumpahan darah dan hilangnya nyawa dan harta. Sedangkan jihad
19
Imam Mustofa, “Terorisme: Antara Aksi dan Reaksi (Gerakan Islam Radikal
sebagai Respon Terhadap Imperialisme Modern)”. Jurnal RELIGIA STAIN Jurai Siwo
Metro Lampung, Vol. 15 No. 1, (April 2012): 65-87.
20
Sudirman H Makka, Mengurai kekeliruan antara Terorisme, Jihad, dan Qital
(Jakarta: BNPT dan Insan Madani Institute Mataram, 2015), hal.163.
21
Amanullah Halim, Buku Putih Kaum Jihadis: Menangkal Ekstrimisme Agama
dan Fenomena Pengafiran (Tangerang: Lentera Hati, 2015), hal.280.
7
tanpa pencapaian tujuannya adalah perbuatan berlebihan dan sikap
keras yang tercela dalam syariat.22
Dalam mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan tidak
harus dilakukan dengan unsur-unsur kekerasan. Jika kita menilik ke
zaman Nabi setidaknya ada dua hal yang dilakukan oleh Nabi untuk
menarik perhatian umat manusia dalam melihat Islam. Yaitu dengan
memberikan mau‟iẓah ḥasanah dan mencontohkan salat dengan
bacaan yang panjang-panjang, sehingga para sahabat saat itu
menanamkan cinta terhadap al-Qur‟an dalam-dalam di sanubarinya,
sedikitpun Nabi tidak menggunakan kekerasan.23
Namun, saat ini terjadi pergeseran dalam pemahaman teks-
teks keagamaan. Khususnya yang dilakukan oleh para napi teroris
terhadap teks-teks keagamaan yang mayoritas didapatkan dari satu
sumber. Pemahaman mereka bersifat literal, keyakinan yang kuat
bahwa Islam menjadi salah satunya solusi bagi permasalahan di
negeri ini. Mereka sangat anti dengan kelompok yang berbeda
pendapat dengan mereka. 24 Mereka memaknai ayat-ayat tersebut
secara langsung tanpa adanya komunikasi dan diskusi yang lebih
dalam dengan para ahlinya dari berbagai disiplin ilmu. Semangat
untuk memahamai Islam tersebut dimaanfaatkan oleh segelintir orang
untuk memberikan doktrinasi yang salah dan cenderung melenceng
dari Islam. Meminjam istilah yang disampaikan oleh Bambang
Pranowo, “mereka tidak menjadikan Islam raḥmatan lil „ālamīn,
namun la‟natan lil „ālamīn”.
22
Usamah Ibrahim Hafidzh dan „Ashim „Abdul Majid Muhammad, Menyorot
Persepsi Keliru tentang Jihad (Bogor: Direktorat Deradikalisasi Deputi bidang Pencegahan,
Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, 2014), hal.22.
23
Gamal al Banna, Jihad dari Siap Mati ke Siap Hidup (Jakarta: Daulat Press,
2014), hal.23.
24
Said Aqil Siradj, Islam Kalap dan Islam Karib (Jakarta: Daulat Press, 2014), hal.
87.
8
Melihat dari fenomena di atas, diiringi dengan banyaknya
penerjemahan yang kurang relevan dari seorang pelaku terorisme
mengenai teks-teks keagamaan yang di implementasikan dalam
keseharian, menarik perhatian peneliti untuk mengkajinya lebih
dalam dengan menggunakan pendekatan semantik. Pemilihan
menggunakan pendekatan semantik dikarenakan pemaknaan dari
teks-teks keagamaan tersebut sangat berpengaruh terhadap amaliah-
amaliah25 yang harus mereka lakukan sebagai seorang muwaḥḥid26
dan mujāhid di jalan Allah.
Peran seorang amīr sangat berpengaruh terhadap pemahaman-
pemahaman jamaahnya. Mereka menggunakan kajian-kajian untuk
menyebarkan pemahaman tersebut. Baik kajian secara langsung,
maupun menggunakan media, baik buku atau online. Peran seorang
amīr sangat signifikan terhadap pemahaman jamaahnya. Beberapa
kelompok teroris yang berada di dalam lapas masih terus melakukan
regenerasi dan pembagian tugas. Sebagai contoh, dalam keseharian
napi teroris yang berada di Lapas Cibinong dan Pasir Putih
Nusakambangan. Mereka membagi tugas sesuai dengan keahlian dan
kemampuan masing-masing.27
Salah satu yang dianggap sebagai amīr di kalangan kelompok
Jihadis adalah ustad Aman Abdurrahman, di beberapa kalangan
mendapat julukan “Sang Singa Tauhid”28 yang kini sedang menjalani
25
Arti kata amaliah menurut KBBI adalah berkenaan dengan amal. Adapun kata
amaliah dalam tesis ini berkonotasi dengan penyerangan, pengeboman, bom bunuh diri, dan
tindakan lainnya yang menentang pemerintah tagut.
26
Arti kata muwahid dalam KBBI adalah orang yang mengaku keesaan Allah;
orang yang percaya bahwa Allah itu esa. Adapun kata muwaḥḥid dalam tesis ini diartikan
sebagai seorang yang siap berjuang di jalan Allah untuk menegakan syariat Islam.
27
Wawancara dengan petugas Lapas Cibinong dalam rangka pengambilan data
Identifikasi BNPT, 19 November 2015.
28
Abu Jihad al Indunisy, Menyingkap Rekam Jejak Ideolog ISIS Indonesia
(Depok: Muqawamah Publishing, 2016), Hal.107.
9
hukuman di salah satu Lapas Nusakambangan. Pengaruh yang
dimiliki oleh Aman Abdurrahman mampu untuk memberikan
doktrinasi dan menjadi magnet tersendiri bagi mereka yang
menginginkan berdirinya khilāfah Islāmiyyah dan memerangi tagut.
Menurut penuturan salah satu petugas Lapas Nusakambangan,
beberapa napi teroris menjadikan Aman Abdurrahman sebagai amīr
dari kelompok mereka, sehingga apa yang disampaikan oleh Aman
Abdurrahman akan diikuti oleh seluruh jamaahnya. Bahkan hingga
saat ini Aman tidak mau makan hasil masakan Lapas karena berasal
dari uang tagut, ia hanya makan dari masakan jamaahnya.29
Cara berdakwah Aman Abdurrahman di dalam Lapas cukup
unik yaitu menulis khotbah Jumat atau pengajian di dalam sel dengan
hanya diikuti oleh beberapa muridnya yang juga sesama narapidana
tindak terorisme. Menulis khotbah dan menulis tema-tema
keagamaan menjadi media yang sangat efektif untuk menyampaikan
pemikiran-pemikiran Aman Abdurrahman kepada pengikutnya.
Berbagai prespektif pemikirannya khususnya dalam tema tagut terus
ia gencarkan. Kebencian kepada pemerintah yang tidak menggunakan
hukum Islam terus ia galakkan. Tidak sedikit dari para sahabat dan
ilmuwan muslim yang datang untuk berdialog dengannya ditolak
dengan alasan bukan bagian dari kelompoknya.
Tulisan-tulisan Aman banyak dimuat dalam website
millahibrahim.wordpress.com. Website ini menjadi perwakilan dari
gagasan-gagasannya yang selama ini ditolak oleh beberapa kalangan.
Semakin ditolak maka semakin banyak Aman Abdurrahman akan
menulis. Sebagai contoh, ketika kasus bom Thamrin meledak, web
ini turut dituding menjadi bagian dari proses peledakan bom tersebut
29
Wawancara dengan Petugas Lapas Nusakambangan. 22 Juli 2017 di Jakarta.
10
sehingga pemerintah dalam hal ini Kementerian Informasi dan
Komunikasi (KOMINFO) memblokir situs tersebut. Menurut
Tempo.com situs ini juga dikenal sebagai situs yang selalu
memberitakan perkembangan ISIS di Indonesia.
Dalam berbagai kesempatan, melalui khotbah jumat,
pengajian, dan tulisan-tulisannya Aman Abdurrahman selalu
menekankan pentingnya memahami tauhid dengan pilar “Kufur
kepada Tagut dan Iman kepada Allah”, dan “Melakukan Kesyirikan
karena Bodoh Terhadap hal Tersebut”. Dua pilar ini terus ia
kemukakan dalam doktrin terhadap jamaahnya. Adapun dampak dari
doktrin tersebut adalah kuatnya pemahaman takfīriyyah di kalangan
jamaahnya. Bahkan, tidak sedikit yang mengamalkan ilmunya
dengan melakukan amaliah seperti kasus bom Tamrin yang menurut
beberapa sumber ada kaitannya dengan Aman Abdurrahman.
Jika memperhatikan fenomena di atas, ada dua pola
penyebaran paham radikal terorisme secara verbal maupun non
verbal. Secara verbal melalui oral dan tulisan. Cara-cara tradisional
seperti diskusi, pengajian, ceramah, tulisan, dan khotbah masih terus
dilakukan, khususnya bagi mereka yang masih menjalani hukuman di
lembaga pemasyarakatan. Bagi kelompok yang berada di luar mereka
sudah banyak menggunakan media sosial untuk penyebaran paham
mereka.30 Media sosial seperti website, blog, youtube, facebook, dan
twitter menjadi alternatif pilihan bagi mereka untuk menyasar
golongan muda. Bahkan, internet telah merubah cara kerja global
terrorism atau transnational terrorism. Tindakan terorisme yang
30
Petrus reinhard Golose, Invasi Terorisme ke Cyberspace (Jakarta: Yayasan
Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2015), hal.76.
11
dahulu bergantung perintah seorang amīr berubah haluan melalui
jejaring internet yang dipandang lebih efektif.31
Di antara cara penyampaian pesan-pesan jihad dalam
fenomena terorisme adalah menggunakan tulisan. Perenungan yang
dalam sebelum menulis akan menghasilkan sebuah tulisan dengan
kualitas yang baik dan memiliki makna yang dalam. Pemaknaan
terhadap sebuah tulisan akan menghasilkan banyak interpretasi yang
akan memunculkan gagasan-gagasan baru. Bahasa baik lisan maupun
tulisan adalah alat bagi manusia untuk mengungkapkan pikirannya
yang abstrak. Ketika ingin mengutarakan sesuatu, muncul di dalam
benak manusia sebuah konsep yang abstrak (signifie), setelah itu
ditulis dan diucapkan sehingga menjadi kongkrit (signifiant).32
Seluruh proses yang berkaitan dengan bahasa dijelaskan
menggunakan disiplin ilmu linguistik. Linguistik atau dalam bahasa
Arab dikenal dengan „ilm al-Lugah merupakan sebuah disiplin ilmu
yang mengkaji bahasa dari berbagai aspeknya, mulai dari aspek
bunyi, tata kata, tata kalimat, kosakata, makna, psikologi, sosiologi,
perkamusan dan terapan. 33 Salah satu cabang ilmu linguistik yang
berkaitan dengan makna dikenal dengan semantik. 34 Dalam bahasa
Arab disiplin ilmu ini dikenal dengan „Ilm al-Dilālah. Makna
merupakan unsur penting dari sebuah bahasa. Pendengar akan mudah
memahami sesuatu yang diucapkan jika mengetahui makna dari
ucapan tersebut.
31
Jajang Jahroni, dkk, Memahami Terorisme: Sejarah, Model, dan Konsep
(Jakarta: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bekerja sama dengan Prenadamedia Group Jakarta, 2016), hal. 139.
32
Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab (Tangerang Selatan: Al
Kitabah, 2012), hal.107.
33
Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, hal. 8.
34
Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta, 2009), hal.3.
12
Semantik memiliki hubungan erat dengan disiplin ilmu
sosiologi, psikologi dan filsafat. Semantik secara garis besar
beranggapan bahwa setiap satuan bahasa memiliki makna. Sedangkan
pembicaraan tentang makna dalam studi semantik mencakup
persoalan makna kalimat, seluk beluk makna yang dikandung oleh
setiap komponen bahasa. 35 Di antara cabang ilmu semantik adalah
semantik kognitif yang membahas tentang hubungan antara kognisi
dan makna. Pemaknaan seseorang pada hal-hal tertentu dipengaruhi
oleh pengalaman-pengalaman badaniyah seseorang. Penggunaan teori
semantik kognitif dalam penelitian ini dipandang menjadi salah satu
pilihan terbaik, dimana akan terungkap hubungan pemberian makna
terhadap teks-teks keagamaan didasari oleh pengalaman-pengalaman
yang telah dilalui.
Banyak dari pelaku tindak pidana terorisme salah dalam
memahami terma-terma keagamaan, seperti tagut, jihad, muwaḥḥidīn,
fai 36 , „askāriyah 37
, amaliah, dan qitāl. Terma-terma tersebut
digunakan untuk melakukan tindakan-tindakan terorisme
mengatasnamakan agama, seperti penembakan, perampokan, bahkan
bom bunuh diri. Doktrin dan pemahaman yang salah mengakibatkan
kerusakan dan teror bagi masyarakat.
B. Penelitian Terdahulu
Secara umum, penelitian tentang permasalahan tagut sudah
banyak dilakukan. Di antaranya:
35
Darsita Suparno, Morfologi Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Press, 2015), hal.
11.
36
Yang di maksud dengan fa‟i dalam tesis ini adalah perampokan bank atau tempat
yang dimiliki oleh orang kafir, sehingga hartanya harus dirampas untuk keperluan jihad.
37
Yang dimaksud „askāriyah dalam tesis ini adalah pendidikan militer. Biasanya
dilakukan di tempat terpencil atau jauh dari keramaian seperti pegunungan atau tanah
lapang. Yang dipelajari adalah ilmu bela diri, menembak, memanah, membuat bom, dll.
13
Laila Sari Masyhur dengan penelitiannya yang berjudul
“Thaghut dalam Al-Qur‟an” dengan menggunakan pendekatan tafsir
tematik. Sari menelusuri ayat-ayat al-Qur‟an yang berbicara topik
Thaghut dan ditemukan bahwa kata Thaghut dalam Al-Qur‟an
dengan derivasinya diulang sebanyak 39 kali yang tersebar dalam 39
ayat dan 27 surat. Term Thaghut setidaknya muncul dalam lima
bentuk kata jadian yang masing-masing mempunyai implikasi makna
yang berbeda. Dalam tulisannya, Sari setidaknya membahas sembilan
macam pengungkapan Thaghut dengan berbagai pemaknaan dengan
tekanan yang beragam. Seperti, tidak mempercayai Thaghut,
peringatan bahwa Thaghut menuntun manusia pada kekufuran,
orang-orang yang berperang di jalan Thaghut, dan lain sebagainya.
Elaborasi dari topik-topik tersebut dimaksudkan untuk menegaskan
larangan Islam terhadap Thaghut dan hal-hal yang berkaitan
dengannya.38
Zaini Masrur dengan penelitiannya yang berjudul “Thāgūt
dalam al-Qur‟an perspektif M. Quraish Shihab dan Muhammad Alī
al- Ṣābūnī. Studi komparatif antara Tafsir al-Misbah dan Ṣafwah al-
Tafāsīr. Dalam penelitiannya, Masrur memaparkan dan
memproporsionalkan data penafsiran M. Quraish Shihab dan
Muhammad Alī al- Ṣābūnī sebagai salah satu wacana bagi umat
Islam terkait berbagai penafsiran yang muncul. Kesimpulannya
adalah banyak orang yang mengerti agama namun belum
mengamalkan ilmu yang diperolehnya. Adapun thāgūt sendiri dalam
Islam bermakna negatif, dan hendaknya jangan memberi julukan
38
Laila Sari Masyhur, “Thaghut dalam Al-Qur‟an”. Jurnal Ushuluddin Vol.XVIII
No.2, Juli 2012, hal. 179-197.
14
kepada orang lain dengan sebutan thāgūt, karena julukan thāgūt sama
halnya dengan kafir.39
Penelitian lain dilakukan oleh Albani dengan judul penelitian
“Konsep Ṭaghūt Menurut Pemikiran Sayyid Quṭb (telaah Tafsir Fῑ
Ẓilāl al-Qur‟ān).” Dalam penelitian ini, Albani ingin melihat
bagaimana konsep ṭaghūt menurut pemikiran Sayyid Quṭb dalam
menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an tentang ṭaghūt di dalam karyanya
tafsir fῑ Ẓilāl al-Qur‟ān. Selain itu, juga mengkaji relevansi penafsiran
Sayyid Quṭb tentang makna ṭaghūt dalam konteks kekininan.
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Albani adalah makna
ṭaghūt mengalami perluasan makna jika dikomparasikan dengan
penafsiran para ahli sebelumnya. Selain itu, penafsirannya terhadap
makna ṭaghūt lebih bercorak haraki (pergerakan) khususnya pada
penafsiran ayat Madaniyah. Hal ini disebabkan mainstream
pemikirannya sebagai tokoh pergerakan yang kuat pada ideologi
Islam dan menolak nilai-nilai di luar Islam. Konsep ṭaghūt menurut
Sayyid Quṭb memiliki relevansi strategis bagi penegakan dakwah
tauhid, agenda „islamisasi‟ kekuasaan, prospek penegakan syariat
Islam di Indonesia, relevansi perluasan makna ṭaghūt dengan
dinamisasi zaman yang sangat memungkinkan munculnya beragam
varian ṭaghūt yang lebih kompleks, serta relevansi dengan problem
keumatan masa kini tentang sikap mudah mengkafirkan sesama
muslim.40
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Abu Jihad al-Indunisy
yang sudah dibukukan dengan judul Adab dan Akhlaq Khawrij
39
Zaini Masrur, Thāgūt dalam al-Quran perspektif M. Quraish Shihab dan
Muhammad Alī al- Ṣābūnī : Studi komparatif antara Tafsir al-Misbah dan Ṣafwah al-
Tafāsīr. Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015.
40
Albani, “Konsep Ṭaghūt Menurut Pemikiran Sayyid Quṭb (telaah Tafsir Fῑ Ẓilāl
al-Qur‟ān).”. Tesis (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015).
15
Modern: Studi Kritis Kesesatan Manhaj Aman Abdurrahman. 41
Kesimpulan dari penelitiannya adalah Khawarij asli mengkafirkan
muslim pelaku maksiat dan menghalalkan darah serta hartanya.
Sedangkan jamaah al-Bagdādī mengkafirkan dan menghalalkan darah
serta harta muslim yang melakukan ketaatan, seperti perbuatan
mereka kepada Abu Sa‟ad al-Ḥaḍrami dan keluarganya. Kelompok
tersebut juga berbohong jika pimpinan mereka Abu Bakr al-Bagdādī
telah berbaiat kepada Syekh Aiman al-Zawāhirī.
Dalam penelitian ini, penulis akan membahas hal yang
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penulis akan
membahas tulisan-tulisan Aman Abdurrahman tentang permasalahan
tagut yang termuat dalam bukunya Mutiara dari Balik Penjara:
Penyejuk Orang yang Beriman dengan pendekatan semantik kognitif
yang terdiri dari metafora, embodiment dan skema imej, dan figur dan
latar. Terlebih dahulu dalam pembahasannya penulis akan mencoba
untuk menguraikan tulisan-tulisan Aman Abdurrahman dengan tiga
kategori, target konsep, obligation concept, dan alat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana konsep tagut menurut Aman Abdurrahman,
sehingga konsep tersebut mampu mempengaruhi jamaahnya untuk
melakukan tindakan-tindakan terorisme.
41
Abu Jihad al-Indunisy, Adab dan Akhlaq Khawarij Modern: Studi Kritis
Kesesatan Manhaj Aman Abdurrahman hadahullah (Depok: Aliansi Muslim anti Kekerasan
dan Kemungkaran (AMAK), 2015).
16
D. Tujuan Penelitian
Atas dasar permasalahan-permasalahan di atas, berikut adalah
tujuan dari penelitian ini:
1. Mengetahui konsep tagut menurut Aman Abdurrahman.
2. Mengetahui perbedaan dan persamaan penafsiran Aman
Abdurrahman tentang tagut dengan mufassir-mufassir lainnya.
3. Melihat tokoh yang mempengaruhi pemikiran Aman
Abdurrahman.
4. Melihat prosedur pengambilan kesimpulan Aman Abdurrahman
mengenai makna tagut.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca
dan penggemar kajian akademik di antaranya:
1. Memberikan tambahan khazanah keilmuan khususnya di bidang
semantik kognitif.
2. Memberikan pemahaman baru mengenai Aman Abdurrahman
dan pemikirannya mengenai gerakan radikal takfiri di Indonesia.
3. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan peringatan kepada
masyarakat luas untuk selalu berhati-hati dalam mendengar atau
mendapatkan konten-konten yang mengarah kepada paham dan
gerakan radikal takfiri.
F. Kerangka Teori
Penganut semantik kognitif berpendapat bahwa kita tidak
memiliki akses langsung terhadap realitas, sedangkan realitas
sebagaimana tercermin dalam bahasa merupakan produk pikiran
manusia berdasarkan pengalaman mereka berkembang dan
17
bertingkah laku. Dengan kata lain, makna merupakan struktur
konseptual, sedangkan bahasa merupakan cara eksternalisasi dari
seluruh mekanisme yang terdapat dalam otak proses konseptualisasi
ini. Menurut penganut semantik kognitif, metafora sangat
mempengaruhi cara manusia memahami dan membicarakan dunia.
Selain itu, dalam semantik kognitif juga ditelaah proses konseptual
pembicara, meliputi viewpoint shifting, figure-ground shifting, dan
profiling.42
Linguistik kognitif mengonsepkan hubungan kognitif dan
makna. Premis yang diutamakan dalam aliran ini adalah meaning is
embodied, yaitu makna adalah dikonsepsikan daripada pengalaman
badaniah. Bidang semantik kognitif adalah bidang didasari oleh
pengalaman (experientialist approach) yang mengambil pengalaman
lampau dan alam sekeliling.43 Linguistik kognitif memandang bahwa
bahasa berkaitan erat dengan mekanisme kognitif manusia. Oleh itu
sebagian besar teorinya berazaskan pada konsep psikologi, dan salah
satunya adalah psikologi Gestalt. Salah satu asumsi dalam aliran
Gestalt yaitu organisasi persepsi yang dikenal dengan hukum
kesadaran. Dalam menafsirkan stimulus kadang diambil sesuatu yang
paling mudah dan memungkinkan, di antaranya melalui konsep figur
ground atau figure dan latar.44
Konsep figur dan latar juga mewarnai aliran linguistik
kognitif. Seperti dalam menafsirkan suatu kalimat dari sudut pandang
42
Makyun Subuki, Semantik Kognitif. Diambil dari tulisanmakyun.blogspot.co.id
tanggal 25 Mei 2017.
43
Nor Hasimah Jalaludin, “Perluasan Makna Alim: Analisis Semantik Kognitif”.
Gema Online Journal of language Studies, Volume 12(2), May 2012 hal 460.
44
Dedi Sutedi, “Pengenalan Pendekatan Linguistik Kognitif ....Dalam Penelitian
Bahasa”, Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah Pendidikan dan Linguistik Bahasa
Jepang II, tanggal 26 September 2003 di Bandung.
18
yang berbeda. Salah satu pandangannya adalah makna suatu kata
bukan hanya ditentukan oleh objek yang menjadi referensinya saja
melainkan pemahaman penutur juga penting. Dalam pengkajian
fenomena bahasa, figur merupakan suatu yang bergerak menjadi
fokus dan mudah diperhatikan, sedangkan latar merupakan standar
untuk menentukan letak suatu figur, sifatnya statis dan objeknya
tetap.45
Dalam penelitian ini akan dikaji aspek semantik kognitif yang
meliputi metafora, embodiment, skema imej/srategi pencitraan, figur,
dan latar dari tulisan Aman Abdurrahman dalam tema permasalahan
tagut di dalam bukunya yang berjudul “Mutiara dari Balik Penjara:
Penyejuk Orang yang Beriman”. Menarik untuk dikaji aspek-aspek
semantik di dalam tulisan-tulisannya yang sering dijadikan acuan dan
pegangan hidup dalam memahami tauhid, bahkan tidak jarang
sebagai landasan untuk melakukan amaliah seperti melakukan bom
bunuh diri.
G. Metode Penelitian
45
Dedi Sutedi, “Pengenalan Pendekatan Linguistik Kognitif ....Dalam Penelitian
Bahasa”, Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah Pendidikan dan Linguistik Bahasa
Jepang II, tanggal 26 September 2003 di Bandung.
46
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal 22-23.
19
dilanjutkan dengan pemilihan metoda yang digunakan. Dalam
metodologi penelelitian biasanya mempunyai langkah-langkah
sistematis seperti identifikasi dan perumusan masalah, penyusunan
kerangka fikir, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis,
47
pembahasan dan membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini,
peneliti menggambarkan unsur-unsur metodologi penelitian dengan
bagan sebagai berikut:
Semantik Analisis
Paradigma Linguistik semantik
Kognitif
kognitif
Metode Metode
Metode
Penyediaan analisis
Kualitatif
Metodologi data data
Penelitian
Teknik Teknis
Teknik Pengumpulan Analisis
Data Data
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah sebuah teknik menjalankan suatu
penelitian dengan rinci, jelas, dan teratur. Hal ini selalu berkaitan
dengan apa yang dikaji dan bagaimana melakukan kajiannya. 48
47
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian (Bandung: Penerbit
Mandar Maju, 2011), hal.25.
48
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Penertbit Andi
Offset, 2014), hal.150-151.
20
Rancangan penenitian ini digunakan sebagai acuan dan pedoman
dalam melakukan penelitian analisis semantik kognitif dalam tulisan
Aman Abdurrahman dalam bukunya “Mutiara dari Balik Penjara:
Penyejuk Orang yang Beriman” sehingga pelaksanaan peneilitian
dapat berjalan dengan lancar, baik dan bisa di kaji secara akademik.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara teknis untuk mengemukakan
langkah-langkah dalam sebuah penelitian.49 Metode juga berarti jalan
atau cara seseorang peneliti melakukan penelitian. Dalam penelitian
tesis ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif bersifat deskriptif, proses dan makna lebih ditonjolkan. 50
Penelitian kualitatif merupakan suatu gambaran yang kompleks,
meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif identik
dengan riset yang bersifat deskriptif.51
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah tulisan-tulisan Aman
Abdurrahman yang membahas permasalahan tagut yang terkumpul di
dalam buku “Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk Orang yang
Beriman”. Buku ini merupakan sebuah kumpulan ceramah Aman
Abdurrahman yang dikumpulkan oleh pengikut-pengikutnya
kemudian dibukukan dan disebarkan di kalangan jamaahnya. Judul-
judul yang dibahas adalah Sudahkah Anda Kafir kepada Tagut?;
49
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian (Bandung: Penerbit
Mandar Maju, 2011), hal.25.
50
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, hal. 200.
51
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hal.34.
21
Dimana Posisi Kamu: di Barisan Tauhid atau di Barisan Pembela
Tagut?; Antara Kami dengan Tagut; dan Realita Dakwah di Penjara
Tagut.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua sumber. Yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini berjumlah enam
tulisan Aman Abdurrahman yang membahas tentang permasalahan
tagut yang diambil dari buku “Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman”. Tulisan-tulisan tersebut merupakan media
dakwah yang digunakan Aman Abdurrahman untuk terus
memberikan pengajarannya kepada jamaah dan pengikutnya. Aman
Abdurrahman menulis permasalahan-permasalahan tagut tersebut
selama menjalani hukuman di dalam rumah tahanan dan lembaga
pemasyarakatan.
Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini berasal
dari buku, Jurnal, media massa, hasil wawancara dengan petugas
lembaga pemasyarakatan dan beberapa pengikutnya yang
pembahasannya berkaitan dengan penelitian ini.
22
Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap.
Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak
karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan.
Selain bahasa lisan metode simak juga menekankan pada bahasa
tulis.52
Teknik sadap ini diikuti oleh teknik lanjutan yang berupa
teknik simak libat cakap, simak bebas libat cakap, catat, dan teknik
rekam. Dalam metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap,
peneliti hanya berperan sebagai pengamat tanpa harus terlibat
percakapan dengan objek yang diteliti.53 Dalam penelitian ini, penulis
hanya mengamati hasil tulisan Aman Abdurrahman dan menjelaskan
muatan-muatan dakwahnya dengan analisis semantik kognitif tanpa
harus terlibat dalam peristiwa tutur. Selain teknik sadap, penulis
menggunakan teknik catat. Teknik ini untuk mencatat temuan-temuan
yang terdapat dalam tulisan-tulisan Aman Abdurrahman dalam
pembahasan tagut.
Metode lainnya dalam pengumpulan data adalah metode studi
pustaka. Penulis menghimpun data-data tambahan dari buku-buku,
jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Selain metode simak dan metode studi pustaka, penulis
juga menggunakan metode wawancara. Dalam menghasilkan hasil
yang memuaskan, penulis mencoba untuk mewawancara pihak-pihak
yang terkait dengan objek, yaitu petugas lembaga pemasyarakatan,
napi teroris dan mantan jamaahnya yang sudah bebas dan keluar dari
52
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya
(Jakarta: Rajawali Press), Hal.92.
53
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya,
hal.93.
23
jamaah Aman Abdurrahman. Sehingga info valid akan didapatkan
sebagi bahan tambahan.
Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan sebagai
berikut:
24
6. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis semantik kognitif. Analisis akan difokuskan
pada aspek penggunaan kebahasaan dan dikaitkan dengan konteks
yang terkait dengan aspek-aspek tersebut. Dalam penelitian ini, data
yang berupa tulisan Aman Abdurrahman akan dianalisis dengan
menggunakan analisis semantik kognitif Nick Riemer. Analisis akan
didasarkan pada aspek-aspek semantik kognitif seperti metafora,
embodiment/perwujudan, skema imej/strategi pencitraan, figur, dan
latar.
Penulis dalam penelitian ini akan menggunakan metode padan
intralingual dan metode pada ekstralingual. Metode pada intralingual
merupakan sebuah metode analisis dengan cara menghubungkan dan
membandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual atau yang
berkaitan dengan bahasa tersebut, baik yang terdapat dalam satu
bahasa maupun beberapa bahasa yang berbeda.54 Sedangkan metode
padan ekstralingual diartikan sebagai sebuah metode yang digunakan
untuk menganalisa unsur yang bersifat ekstralingual. Seperti
menghubungkan masalah bahasa dengan masalah di luar bahasa.55
Kegunaan kedua metode padan intralingual dan ekstralingual
untuk menganalisa struktur semantik kognitif di dalam tulisan Aman
Abdurrahman. Sedangkan metode pada ekstralingual digunakan
untuk menganalisa hubungan tulisan Aman Abdurrahman dengan
kegiatan amaliah yang dilakukan oleh para jamaahnya. Untuk
54
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya,
hlm. 118.
55
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya,
hlm. 120.
25
mempermudah metode dan analisis data akan digambarkan dalam
bentuk bagan sebagai berikut:
Metode Padan
26
pembahasannya dibagi menjadi dua. Secara semantik
kognitif makro (target, alat, dan tanggung jawab) dan
semantik kognitif mikro (metafora,
embodiment/perwujudan, skema imej/strategi pencitraan,
figur, dan latar).
3. Menganalisis data
Data-data yang telah dihasilkan kemudian dianalisis
berdasarkan teori semantik kognitif Nick Riemer. Analisis
tersebut untuk melihat kecenderungan Aman
Abdurrahman dalam menuliskan materi-materi tentang
permasalahan tagut yang memberikan pengaruh
penguatan ideologi kepada para jamaahnya.
8. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian memuat tahapan-tahapan yang
harus dilakukan dalam suatu penelitian. Tahap-tahap yang akan
dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Penulis mengumpulkan tulisan-tulisan Aman
Abdurrahman dalam pembahasan tagut yang termuat
dalam bukunya “Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman”.
2. Selain itu penulis juga mengambil data dari beberapa
buku-buku yang ditulis oleh para jamaah Aman
Abdurahman ataupun mantan pengikutnya.
3. Penulis menentukan tulisan-tulisan Aman Abdurrahman
yang akan diteliti. Teks pilihan membahas isu-isu yang
27
selama ini disuarakan oleh Aman Abdurrahman kepada
jamaahnya dalam permasalahan tagut.
4. Tulisan Aman Abdurrahman tentang tagut akan dianalisis
secara semantik kognitif Nick Riemer yang terdiri dari
metafora, embodiment/perwujudan, skema imej/strategi
pencitraan, figur, dan latar.
5. Hasil analisis akan dikaitkan dengan muatan-muatan
dakwah Aman Abdurrahman. Juga pengaruh tulisan-
tulisan Aman Abdurrahman kepada peningkatan ideologi
jamaahnya dan keinginan jamaahnya untuk melakukan
amaliah.
6. Hasil analisis akan disusun secara sistematis dan disajikan
dalam bentuk tesis
H. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian tesis ini akan
disusun sebagai berikut:
Bab pertama merupakan pendahuluan yang meliputi latar
belakang masalah, penelitan terdahulu, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, dan sistematika
penulisan.
Bab kedua membahas landasan teori yang digunakan dalam
penelitian yaitu semantik kognitif dengan aspek-aspek di dalamnya
seperti metafora, embodiment, skema imej/strategi pencitraan, figur
dan latar. Juga tentang metodologi penelitian dengan maksud untuk
menjelaskan bagaimana proses dan prosedur yang dilakukan dalam
penelitian ini. Pembahasan mengenai metodologi penelitian yang
mencakup rancangan penelitian, metode penelitian, objek penelitian,
28
sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, analisis data, tahap analisis data, dan pelaksanaan
penelitian.
Bab ketiga menjelaskan biografi Aman Abdurrahman, buku-
buku yang mempengaruhi pemikirannya, dan hasil karya-karyanya.
Bab keempat merupakan hasil analisa data dan pembahasan
tulisan-tulisan Aman tentang permasalahan tagut dalam bukunya
“Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk Orang yang Beriman”. Selain
itu juga dibahas konsep tagut menurut Aman Abdurrahman,
terorisme dan kosep tagut: sebuah perbandingan, dan konsep tagut
Aman Abdurrahman dalam bentuk skema imej/strategi pencitraan.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi tentang
kesimpulan, saran dan rekomendasi.
29
30
BAB II
Semantik Kognitif
A. Semantik Kognitif
56
Moch Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab (Tangerang Selatan: Al
Kitabah, 2012), hal.107.
57
Kushartanti, dkk, Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2005), hal.15.
31
bahwa penggunaan kata harus dihasilkan dari pikiran. 58 Teori ini
menganggap bahasa sebagai perantara atau alat untuk menyampaikan
sebuah pikiran. Dari pikiran tersebut akan keluar sebuah makna dari
sesuatu yang dilihat atau dirasakannya.
58
Ahmad Muhtar „Umar, „Ilm al-Dilālah (Kuwait: Maktabah Dar al-„Urubah lil
Nasr wa al-Tauzi‟, 1982), hal. 57.
59
Charles W. Kreidler, Introduction English Semantics (London: Routledge, 1998),
hal.66.
60
Moch Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab (Tangerang Selatan: Al
Kitabah, 2012), hal.108.
61
Payudha, Linguistik Kognitif : Teori dan Praktik Analisis (Yogyakarta: Diandra
Pustaka Indonesia, 2015), hal. 40.
32
Dengan menepati komitmen dan dalil dalam linguistik
kognitif, semantik kognitif berkembang ke sejumlah teori analisis.
Beberapa teori dalam semantik kognitif adalah teori pembauran
(blending theory), teori metafora konseptual (conceptual metaphor
theory), teori semantik rangka (frame semantiks), teori ruang mental
dan pemaduan konseptual (metal spaces and conceptual blending
theory), teori lexical semantiks and cognitive model (LCCM), teori
skema-gambaran (image-schema theory), dan teori metafora dan
metonimi konseptual.62
62
Payudha, Linguistik Kognitif : Teori dan Praktik Analisis, hal. 41.
63
Nor Hashimah, dkk, “Perluasan Makna Alim: Analisis Semantik Kognitif”.
Gema Online (tm) Journal of Language Studies volume 12(2), May 2012, h. 460.
33
1. Metafora
64
Dedi Sutadi, “Pengenalan Pendekatan Linguistik Kognitif ....Dalam Penelitian
Bahasa”, Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah Pendidikan dan Linguistik Bahasa
Jepang II, tanggal 26 September 2003 di Bandung, hal.6.
65
Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa plus
Kesusasteraan Indonesia (Bandung: Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2014), hal.5.
34
untuk menciptakan sebuah kesan mental yang hidup, walaupun
tidak secara eksplisit, seperti kata “bak”, “laksana”, “ibarat”.
Dalam bahasa inggris, metafora merupakan majas yang
mengandung perbandingan.66
66
Tajuddin Noor, Buku Induk bahasa Indonesia: Pantun, Puisi, Syair, Peribahasa,
Gurindam, dan Majaz (Yogyakarta: Araska, 2015), hal.206-207.
67
Nick Riemer, Introducing Semantics (New York: Cambridge University, 2010),
hal.246.
68
Nick Riemer, Introducing Semantics, hal. 246.
35
majāzīnya.69 Selain metafora ada juga sinestesia yang juga sama
„alaqah-nya musyābahah, namun khusus untuk menggambarkan
panca indera.70
69
Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, Al-Balāghah Al-Wāḍihah (Jakarta: Rauḍah
Press, 2007), hal.83.
70
Yayan Nurbayan, “Pengembangan Materi Ajar Balaghah Berbasis Pendekatan
Kontrastif”. Jurnal Bahasa dan Seni, tahun 38, nomor 1, Februari 2010. Hal 114.
71
Zubair, Stilistika Arab: Studi Ayat-Ayat Pernikahan Dalam Al-Qur‟an (Jakarta:
Penerbit Amzah, 2017), hal. 135.
72
Ahmad al-Hasyimi, Jawāhir al-Balāgah Fī al-Ma‟ānī wa al-Bayān wa al-Badī‟
(Lebanon: Dār al-Kutub al-„Ilmiyyah, 2009), hal. 183.
73
Nick Riemer, Introducing Semantics (New York: Cambridge University, 2010),
hal. 241.
36
sebagai bentuk upaya untuk menuju sebuah perwujudan. 74 Di
dalam ilmu kognitif, embodiment mengacu pada pemahaman
terhadap peran agen tubuh dalam kehidupan sehari-hari. 75 Apa
yang dilakukan tubuh seseorang dalam beraktifitas sehari-hari
berhubungan dengan kognisi seseorang tersebut.
37
abstrak. Biasanya skema imej selalu berkaitan dengan category,
quantity, time, dan force. Category (kategori) berkaitan dengan
wilayah tertentu dari sebuah ruang, quantity (kuantitas) berkaitan
dengan metafora, time (waktu) berkaitan dengan benda, lokasi,
dan jarak, force (kekuatan) berkaitan kekuatan yang dapat
menyebabkan keluarnya perbuatan atau ucapan.77
77
Makyun Subuki, Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa (Jakarta: Trans
Pustaka, 2011), hal.201-202.
78
Dedi Sutedi, Pengenalan Pendekatan Linguistik Kognitif...dalam penelitian
bahasa, Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah Pendidikan dan Linguistik Bahasa
Jepang II, 26 September 2003 di Bandung. Hal.3-4.
38
Sebaliknya dalam contoh (b) “kantor polisi” merupakan figur,
dan “toko buku” sebagai latar.
Contoh lain,
Dalam contoh diatas, contoh (c) motor saya bisa dikatakan figur,
sedangkan yang menjadi latar adalah kantor walikota. Jika dibalik
seperti contoh (d) jika kantor walikota menjadi figur, akan terasa
janggal, karena yang dapat bergerak adalah “motor saya”.
79
Nick Riemer, Introducing Semantics (New York: Cambridge University, 2010),
hal.247-248.
39
2. Obligation atau kewajiban. Setelah memiliki sebuah target untuk
menyampaikan sebuah konsep, Aman Abdurrahman memiliki
kewajiban yang menjadi beban pikiran untuk di sampaikan
kepada para jamaahnya secara khusus dan kaum muslim secara
umum. Beban pikiran yang ada kemudian menjadi sebuah
kewajiban untuk di sampaikan menurut pengalaman-pengalaman
selama menuntut ilmu mengenai konsep-konsep yang ingin di
sampaikannya.
3. The vehicle concept yang berkaitan dengan beban fisik. Untuk
mendukung target konsep dan obligation butuh sebuah alat,
media, dan bentuk lainnya untuk mempermudah penyampian
konsep-konsep yang menjadi target.
40
BAB III
80
Biografi Aman Abdurrahman didapat dari website millahibrahim.com yang
ditulis oleh Abu Qutaybah, Bima, Rabi‟ul Awwal 1434 H, diunduh Januari 2016, yang jika
ditelusuri saat ini sudah tidak ada, namun biografi aman saat ini dapat ditemukan di dalam
https://plus.google.com/105625732814879365548/posts/g7shd4WKGJy.
81
Extract Vonnis. Nomor: 1648/PID.B/2010/PN.JKT.BAR.
82
Abu Jihad al Indunisy, Menyingkap rekam Jejak Ideolog ISIS Indonesia (Depok:
Muqawamah Publishing, 2016), Hal. 107.
41
B. Riwayat Pendidikan
83
Salah satu program pendidikan yang dikeluarkan oleh Departemen Keagamaan
RI.
84
Olman Dahuri dan M. Nida Fadlan, Pesantren-Pesantren Berpengaruh di
Indonesia (Jakarta: Emir Cakrawala Islam, 2015), hal. 101.
42
takmīlī, dan 4 tahun belajar di Fakultas Syariah dan mendapat predikat
mumtāz (cumlaude) sehingga berkesempatan melanjutkan studi S2 ke
Saudi Arabia. Namun kesempatan ini tidak diambilnya.
C. Pekerjaan
85
Abu Jihad al Indunisy, Adab dan Akhlaq Khawarij Modern: Studi Kritis
Kesesatan Manhaj Aman Abdurrahman (Depok: Aliansi Muslim Anti Kemungkaran
(AMAK), 2015), hal. 27.
43
6. Dosen di Akademi Dakwah Islam Leuwiliang Bogor terus diminta
keluar darinya dengan sebab prinsif takfīr mu‟ayyan para tagut dan
para pelaku syirk al-akbār serta tidak ada peng-„użr-an dengan
sebab kebodohan.
44
1. Al-durār al- ṡāniyyah,
2. Fatawā al-Aimmah al-Najdiyyah,
3. Majmū' al-Turāṡ wa al-masāil al-Najdiyyah,
4. Majmū‟ Mu‟allafāt Syaikh Muhammad,
5. Miṣbāh al-Ẓalām,
6. Minhāj al-Ta‟sīs,
7. Al-Qaul al-Faṣl al-nafs,
8. Al-radd „ala al-Quburiyyūn,
9. Kasyf al-Syubhātain
10. Tauḥīd al-Khallāq,
11. Tārīkh Najd, serta kitab-kitab lainnya.
45
membaca membuat para jamaahnya menafsirkan dengan sendirinya
konteks-konteks di Najd dan menyamakan dengan kondisi di
Indonesia. Hal ini yang membuat Aman Abdurrahman dan
jamaahnya mempunyai cara yang berbeda dalam menegakkan
dakwahnya.86
E. Karya-Karyanya
46
8. Di Mana Posisi Kamu… di Barisan Pembela Tauhid atau di
Barisan Pembela Tagut?
9. Al-Rasāil al-Mufīdah.
10. Baik bagi Semua Penegak Hukum.
11. Bantahan Tuntas udzur jahil (seputar tiga atsar).
12. Fir‟aunisme Masa Kini.
13. Ketika Iblis Lebih Sopan dari Banyak Da‟i.
14. Nestapa Kaum Muqallidīn
15. Salafiyyah Yahudiyyah dan Salafiyyah Qadiyaniyyah.
16. Sampai Kapan Kalian Tetap Berpihak kepada Tagut.
17. Sebuah Ketulusan kepada Musuh.
18. Syirik Rubūbiyyah (Al-Hukm).
19. Tiga Kelompok yang Selamat dan Tiga Juru Dakwah yang
Binasa.
20. Ayah Ibu Bergabunglah Bersama Kami.
21. Ketika Logika Kekuatan Berkuasa.
22. Salāfiyyah Qadiyāniyyah.
23. Antara Kami dengan Tagut.
24. Saat Tawaran Abu Jahal Disambut.
25. Syirik di Dalam Hukum Seperti Syirik di Dalam Ibadah.
26. Aqidah Para Nabi dan Rasul: Penjabaran Realisasi Kalimat
Tauhid dalam Kehidupan.
47
1. Biografi Singkat Syaikh Muhammad Ibn „Abd al-Wahhāb (Dari Kitab
Tarīkh Nejd) Syaikh Husain Ibn Ghunnām.
2. Penjelasan Perihal Kafirnya Pelaku Syirk al-Akbār Secara Ta‟yīn ( مفيد
al-Wahhāb.
7. Bantahan Terhadap Jahmiyyah ( )الرد على اجلهميal-Imām „Abdurrahmān
48
12. Hukum Loyalitas kepada Kaum Musyrikin ()حكم مواالة أىل اإلشراؾ, al-
Imām al-Syaikh Sulaimān Ibn „Abdillāh Ibn Muhammad Ibn „Abd al-
Wahhāb.
13. Hukum Takfīr Mu‟ayyan, Perbedaan Antara Tegak Ḥujjah Dengan
Paham Ḥujjah (‟ )حكم تكفَت ادلعُت والفرؽ بُت قياـ احلجة وفهم احلجةallāmah al-
Maqdīsī.
16. Agama Syirik Demokrasi ( – )الدِيقراطية دينSyaikh Abu Muhammad al-
Maqdīsī.
17. Pencerahan Bagi Orang-Orang yang Berakal Perihal Manipulasi
Sekte Jahmiah & Murjiah (التجهم واإلرجاء
ّ )تبصَت العقالء بتلبيسات أىلSyaikh Abu
Muhammad al-Maqdīsī.
18. Janganlah Bersedih Karena Sungguh Allah Bersama Kita ( ال حتزف إف اهلل
20. Siapa Kami dan Apa Tuduhan Kami ( )من ضلن ؟ وما ىي هتمتنا ؟Syaikh Abu
Muhammad al-Maqdīsī.
49
22. Ketika Mashlahat Dakwah Dipertuhankan ( القوؿ النفيس يف التحذير من خديعة
25. Kami dan Hamas tak Seaqidah, Merekalah yang Umumkan Hal Itu
( )ضلن ومحاس لسنا على منهج واحد وىم من يعلن ذلكSyaikh Abu Muhammad al-
Maqdīsī.
26. Mengadili Para Aparat Tagut dengan Syari‟at Allah ( زلاكمة زلكمة أمن الدولة
27. Tinjauan Kritis Terhadap Operasi Jihad dengan Peledakan Diri (dari
Kitab: ḥusn al-Rifāqah) Syaikh Abu Muhammad al-Maqdīsī.
28. Membongkar Kekafiran Negara Saudi ()الكواشف اجللية يف كفر الدولة السعودية
30. Keledai Ilmu Terpeleset di Tanah ( )زؿ محار العلم يف الطُتSyaikh Abu
Muhammad al-Maqdīsī.
31. Merenung Sejenak Terhadap Hasil-Hasil Jihad ()وقفات مع مثرات اجلهاد
50
33. 33 Sikap Gullū dalam Takfīr ( )الرسالة الثالثينية يف التحذير من الغلو يف التكفَتSyaikh
Muhammad al-Maqdīsī.
40. Inilah Keyakinan Kami ( )ىذه عقيدتناSyaikh Abu Muhammad „Āṣim al-
Maqdīsī.
41. Kupasan Syirik Hukum dalam Tafsīr Aḍwā al-Bayān ( احلاكمية يف تفسَت
42. Al-Imān dan al-Kufr (dari Kitab: Al-Jamī‟ Fī Ṭullāb al-„Ilm al-
Syarīf) Syaikh „Abd al-Qadīr Ibn „Abd al-„Azīz.
43. Status Orang yang Diam di Negeri Kafir (Tak Bantu Tak Pula
Mengingkari), (Dari Kitab: Al-Jamī‟ Fī Ṭullāb al-„Ilm al-Syarīf)
Syaikh „Abd al-Qadīr Ibn „Abd al-„Azīz.
51
44. Status Anṣār Tagut dari Kalangan Tentara, Polisi, Intelijen dan
„Ulamā sū‟ (dari Kitab: Al-Jamī‟ Fī Ṭullāb al-„Ilm al-Syarīf) Syaikh
„Abd al-Qadīr Ibn „Abd al-„Azīz.
45. Dalil-Dalil Tentang Hijab dengan Disertai Penjelasan Para Ulama
Tafsir dan Hadis dan Bantahan Terhadap Ahl Sufūr ( )عودة احلجابSyaikh
52
54. Hadiah Bagi Orang-Orang Berbudi Tentang Mawāni‟ al-Takfīr Yang
Mu‟tabār ( )إحتاؼ الربرة مبوانع التكفَت ادلعتربةSyaikh Muhammad Sālim Walad
56. Tiada Khilafah Tanpa Tauhid dan Jihad ( الطريق إىل استئناؼ حياة إسال مية وقياـ خال
„ )فة راشدة على ضوء الكتاب والسنةAbd al-Mun‟īm Musṭāfa Ḥalīmah (Abu
Baṣīr)
57. Fenomena Pengkaburan dengan Kebatilan (Dari Kitab: Waqafāt
Tarbawiyyah Fī Ḍaui al-Qur‟ān al-Karīm) Syaikh „Abd al-„Azīz Ibn
Nāṣir al-Julayyil.
58. Empat Pembeda Antara Agama Islam dengan Agama Sekuler, Syaikh
„Ali Ibn Ḥuḍair al- Ḥuḍair.
59. Status Anṣār Tagut (dari Kitab al-Jamī‟ Fī Ṭulāb al-„Ilm al-Syarīf),
Syaikh „Abd al-Qādir Ibn „Abd al-„Azīz.
60. Ibnu Bāz Antara Hakikat dan Praduga ( )ابن باز بُت احلقيقة والوىمSyaikh
Aimān al-Dawāhirī.
61. Menjauhi Masjid Ḍirār dan Hukum Shalat di Dalamnya ( ىجراف مساجد
62. Status Para Syaikh yang Ikut Serta di dalam Membela Pemerintah
yang Menerapkan Undang-Undang Buatan. Syaikh Abu Qatādah al-
Filiṣṭīn.
63. Risalah Untuk Pencari Ilmu ( )رسالة إىل طالب العلمAbu „Abdirrahmān al-
53
G. Riwayat Penahanan
88
Ansyaad Mbai, Dinamika Baru Jejaring Teror di Indonesia dan keterkaitannya
dengan Gerakan Radikalisme Transnasional (Jakarta: AS Production Indonesia, 2014).
89
Prayitno Ramelan, Ancaman Virus Terorisme: Jejak Teror di Dunia dan
Indonesia (Jakarta: Grasindo, 2017), hal. 209.
90
Berita diakses pada 20 September 2017.
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=
8&ved=0ahUKEwiczv-
9x9PWAhWHLo8KHfLwDOEQFgglMAA&url=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.co
m%2Fnasional%2F20170823062835-12-236602%2Faman-abdurrahman-pengagum-isis-
dan-perebut-massa-baasyir%2F&usg=AOvVaw21v4uQxymGZSBKp-4SR9wU
54
Selama di Lapas Pasir Putih Nusakambangan, Aman
Abdurrahman ditempatkan di blok khusus teroris. Ia hanya bisa
berinteraksi dengan 14 napiter lainnya. Ia pun diawasi terus oleh petugas
dan CCTV, sehingga pergerakannya selalu terpantau. Namun karena
Aman Abdurrahman tergolong napi kooperatif dengan petugas ia
memperoleh remisi hampir 20 bulan. 91 Diantara rumah tahanan dan
lembaga pemasyarakatan yang pernah Aman tempati, yaitu:
91
Berita diakses pada 20 September 2017.
http://news.liputan6.com/read/3061846/ini-kegiatan-aman-abdurrahman-di-penjara-
nusakambangan
55
Abu Sulaiman Tauhid wal Jihad(2004)
Aman
Abdurrahman
ISIS Indonesia(2014)
56
BAB IV
57
bersaing untuk menjadi bagian dari aparat tagut sendiri. Tagut sendiri
menurut Aman Abdurrahman di artikan sebagai bentuk lain dari tuhan
jadi-jadian. Banyak dari kaum muslimin saat ini secara tidak sadar
menghambakan diri kepada tuhan jadi-jadian seperti hukum buatan
manusia, UU yang tidak berlandaskan syariat Islam, dan lain sebagaianya
yang tidak berkaitan dengan al-Qur‟an dan hadis.
Tagut-tagut tersebut menjadi pedoman hidup dan acuan bagi mayoritas
kaum muslim dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini sangat
tidak relevan dimana seorang muslim harus berpedoman kepada al-
Qur‟an dan hadis bukan hukum dan UU jadi-jadian buatan manusia.
Kutipan lainnya:
“..di dalam ayat tersebut (al-Baqarah 256) Allah ta‟ala mendahulukan
kafir kepada tagut terhadap iman kepada Allah ta‟ala, ini supaya
menutup pengakuan orang yang mengatakan bahwa dirinya telah
mengamalkan kalimat tauhid akan tetapi dia belum kafir kepada tagut.”
(Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk Orang yang Beriman, hal. 3.
Paragraf 1 dan 2.
58
Secara spesifik dalam aplikasi sehari-hari, Aman Abdurrahman
menyebut jika tagut yang di maksudnya adalah konsep bernegara seperti
Pancasila, UUD 1945, hukum-hukum buatan manusia, dan hukum-
hukum turunan lainnya. Selain produknya, pengikutnyapun juga
dikatakan sebagi tagut, seperti PNS, TNI, POLRI, Jaksa, Pegawai lapas,
dan semua pegawai pemerintahan yang mengucakan ikrar kesetiaan
kepada NKRI. Bagi umat muslim yang mampu menjauhi tagut untuk
beriman kepada Allah, maka akan mendapatkan ganjaran berupa al-
„urwah al-wuṡqa.kemudian terjaga darah dan dirinya dari kelompok
kafir.
Di antara bentuk kafir kepada tagut menurut Aman adalah : tidak
mengibadatinya, tidak mengikutinya, tidak mentaatinya, tidak
menyetujuinya, tidak loyal kepadanya, tidak mencintainya, tidak
membelanya, tidak merujuk kepadanya, dan tidak memutus dengannya.
Kutipan lainnya adalah:
“jadi jujurlah kepada diri kalian, di barisan mana kalian ini…apa di
barisan penegak tauhid atau di barisan tagut? Jangan berkilah behwa
keyakinan kalian masih bagus karena keyakinan bermanfaar hanya saat
kondisi dipaksa saja. Segeralah berlepas diri dan bertaubat sebelum
datang waktu.” (Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk Orang yang
Beriman. Hal. 64. Paragraf 5.
59
B. Terorisme dan Konsep Tagut: Sebuah Perbandingan
Terorisme memiliki definisi yang sangat beragam. Menurut H.
Kushner dalam Encyclopedia of Terrorism, setidaknya ada tiga hal,
yaitu: menggunakan metode kekerasa, targetnya adalah pemerintah atau
masyarakat sipil, dan menanamkan rasa takut untuk menciptakan
perubahan politik dan sosial. 92 Terorisme dengan segala bentuknya
merupakan tindakan kekerasan. Segala tindakan kekerasan tidak
memiliki hak untuk ada dan berkembang di Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Terorisme dan gerakan radikal dalam Islam pertama kali
muncul pasca wafatnya nabi Muhammad SAW dengan lahirnya
kelompok Khawarij yang ekstrem dengan mengkafirkan dan membunuh
sesama muslim. 93 Gerakan inilah yang kemudian hari bermetamorfosa
menjadi gerakan seperti yang ada saat ini.
Gerakan terorisme berjubah agama jika diperhatikan mempunyai
tujuan berdirinya negara Islam dengan sistem syariat Islam sebagai
penerapan hukum dalam kesehariannya. Kelompok radikal tersebut ingin
bernostalgia dengan kesuksesan sistem khilafah yang pernah ada dari
zaman Rasul hingga Turki Utsmani. Tahun 2000 di Yogyakarta terjadi
kongres Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang juga menjadi pelopor
berdirinya Daulah Islamiyyah (negara Islam). Para anggota MMI yakin
jika penerapan syariah yang komprehensif merupakan satu-satunya cara
menyelesaikan bangsa Indonesia dari segala problematika yang ada. 94
92
Maria Ulfa, “Tema Terorisme Dalam Dua Novel Indonesia Kontemporer”.
Dalam buku Bahasa dan Sastra: Kontekstual di Era Postliteracy, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2015), hal. 157.
93
Agus Surya bakti, “Toleransi Beragama Sebagai Kekuatan Dalam Upaya
Pencegahan Terorisme”, dalam buku Merintis Jalan Mencegah Terorisme: Sebuah Bunga
Rampai (Jakarta: Semarak lautan Warna, 2014), hal. 3-5.
94
Sukron kamil, Islam dan Politik di Indonesia Terkini: Islam dan Negara,
Dakwah dan Politik, HMI, Anti Korupsi, Demokrasi, NII, MMI, dan Perda Syariah (Jakarta:
PSIA UIN Jakarta, 2013), hal. 171.
60
Menurut penulis, dari hasil wawancara dengan napi teroris, bisa
disimpulkan bahwa berdirinya Negara Islam dengan penerapan syariat
Islam masih menjadi isu yang hangat hingga saat ini. Doktrin ini juga
masih menjadi senjata utama untuk mencekoki para pemuda-pemuda
yang semangat untuk belajar tentang Islam. Namun yang menjadi
menarik adalah ada perbedaan pandang antara kelompok Aman
Abdurrahman yang tergabung dalam jamaah anṣār Tauhid dengan
kelompok JI. Jika kelompok Aman memandang semua yang tidak
berhukum dengan hukum Allah adalah tagut dan harus diperangi, maka
JI mempunyai sikap yang sedikit luwes. Para anggota JI ingin
menerapkan syariat Islam dengan cara yang baik, bahkan beberapa
amirnya siap untuk berdebat dan masuk menjadi bagian dari anggota
dewan dengan tujuan memperjuangkan penerapan syariat Islam yang
komprehensif.
Karena membahas tentang konsep tagut menurut Aman
Adurrahman, dalam tesis ini penulis juga membandingkan pemberian
makna kata tagut yang terdapat di dalam al-Qur‟an (al-Baqarah ayat 256
dan 257, surat al-Nisā‟ ayat 60 dan 76, dan surat al-Naḥl ayat 36) yang di
artikan oleh Aman Abdurrahman dengan Tafsīr Fatḥ al-Qadīr karya
Imām al-Syaukāni, Tafsīr al-Qurṭūbī karya Imām al- Qurṭūbī, Tafsīr al-
Ṭabarī karya Abu Ja‟far Muhammad bin Jarīr al-Ṭabarī, Tafsīr al-
Miṣbāh karya M. Quraish Shihab, Tafsir fī Ẓilāl al-Qur‟ān karya Sayyid
Quṭb dan Tafsīr ibn Kaṡīr karya al-Imām Abu Fidā Ismā‟il ibn Kaṡīr al-
Dimasyqī. Hasilnya adalah sebagai berikut:
61
1. Tafsīr Fatḥ al-Qadīr karya Imām al-Syaukāni
1.1. Al-Baqarah 256, tagut adalah yang melewati batas, dukun, setan,
dan setiap pemuka kesesatan.95
1.2. Al-Baqarah 257, tagut adalah setan.96
1.3. Al-Nisā‟ 60, tagut adalah setan, berhala, dukun, pemuka
kesesatan, dan seseorang yang bernama Ka‟ab bin al-Asyraf.97
1.4. Al-Nisā‟ 76, tagut adalah setan, dukun, dan berhala.98
1.5. Al-Naḥl 36, tagut adalah semua sesembahan selain Allah seperti
setan, dukun, patung atau berhala dan semua yang mengajak
kepada kesesatan.99
95
Imam asy Syaukani, Tafsir Fathul Qadir. Tahqiq dan Takhrij : Sayyid Ibrahim
Vol. 2 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), hal. 106-107.
96
Imam asy Syaukani, Tafsir Fathul Qadir. Tahqiq dan Takhrij : Sayyid Ibrahim
Vol. 2, hal.110.
97
Imam asy Syaukani, Tafsir Fathul Qadir. Tahqiq dan Takhrij : Sayyid Ibrahim
Vol. 2, hal. 916-917.
98
Imam asy Syaukani, Tafsir Fathul Qadir. Tahqiq dan Takhrij : Sayyid Ibrahim
Vol. 2, hal. 928.
99
Muhammad bin „Ali bin Muhammad al-Syaukani, Fatḥ al-Qadīr (Beirut,
Libanon: Dār al-Ma‟rifah), hal. 781.
100
Imam al Qurthubi, Tafsir al Qurtubhi, jilid 3 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007),
hal. 614-615.
101
Imam al Qurthubi, Tafsir al Qurtubhi, jilid 3, hal. 617.
102
Imam al Qurthubi, Tafsir al Qurtubhi, jilid 3, hal. 623.
103
Imam al Qurthubi, Tafsir al Qurtubhi, jilid 3 hal. 663.
62
2.5. Al-Naḥl 36, tagut adalah sesembahan selain Allah, seperti setan,
dukun, patung atau berhala, dan semua yang mengajak kepada
kesesatan.104
104
Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakrin al Qurtubhi, al Jāmi‟ al
Ahkām al Qur‟an (Beirut: Al-Resalah, 2006), hal. 322.
105
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tafsir ath-Thabari diterjemahkan
oleh Ahsan Aksan, Jilid. 4 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hal. 467-470.
106
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tafsir ath-Thabari diterjemahkan
oleh Ahsan Aksan, Jilid. 4, hal 467.
107
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tafsir ath-Thabari diterjemahkan
oleh Ahsan Aksan, Jilid. 7 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hal. 277.
108
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tafsir ath-Thabari diterjemahkan
oleh Ahsan Aksan, Jilid. 7, hal. 335.
109
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tafsir ath-Thabari diterjemahkan
oleh Ahsan Aksan, Jilid. 16 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hal. 100.
110
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran
Vol 1 (Tangerang: Lentera Hati, 2007), hal. 552.
63
4.2. Al-Baqarah 257, tagut adalah melampaui batas, setan, dajjal,
penyihir, yang menetapkan hukum yang bertentangan dengan
ilahi.111
4.3. Al-Nisā‟ 60, tagut adalah orang-orang atau sistem hukum yang
bertentangan dengan ajaran Islam, segala macam kebatilan,
berhala, ide-ide sesat, manusia-manusia durhaka, siapa saja yang
mrngajak kepada kesesatan, dan seorang laki-laki yang bernama
Ka‟ab bin Asyraf.112
4.4. Al-Nisā‟ 76, tagut adalah setan, nilai-nilai yang bertentangan
dengan nilai-nilai ilahiyah.113
4.5. Al-Naḥl 36, tagut adalah segala macam yang melampaui batas,
penyembah berhala, dan siapa saja yang patuh pada tirani.114
111
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran
Vol 1, hal. 555.
112
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran
Vol 2, hal. 488.
113
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran
Vol 2, hal. 511.
114
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran
Vol 7 (Tangerang: Lentera Hati, 2007), hal. 227.
115
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an jilid 1
(Jakarta: Gema Insani, 2000), hal. 344.
64
5.2. Al-Baqarah 257, tagut adalah setan.116
5.3. Al-Nisā‟ 60, tagut adalah selain syariat Allah.117
5.4. Al-Nisā‟ 76, tagut adalah setan dengan bermacam-macam
benderanya, manhaj, syariat, jalan, tata nilai, dan normanya yang
semuanya adalah kawan-kawan setan.118
5.5. Al-Naḥl 36, tagut adalah tuhan-tuhan selain Allah.119
6. Tafsīr ibn Kaṡīr karya al-Imām Abu Fidā Ismā’il ibn Kaṡīr al-
Dimasyqī
6.1. Al-Baqarah 256, tagut adalah setan, semua yang dilakukan oleh
kaum Jahiliyyah seperti menyembah berhala dan meminta
kepastian hukum kepada berhala.120
6.2. Al-Baqarah 257, tagut adalah setan.121
6.3. Al-Nisā‟ 60, tagut adalah seorang yang bernama Ka‟ab ibn
Asyraf.122
6.4. Al-Nisā‟ 76, tagut adalah setan.123
6.5. Al-Naḥl 36, tagut adalah sesembahan selain Allah.124
116
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an jilid 1,
hal 344.
117
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an jilid 2,
(Jakarta: Gema Insani, 2000), hal. 395.
118
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an jilid 3
(Jakarta: Gema Insani, 2000), hal. 23.
119
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an jilid 7
(Jakarta: Gema Insani, 2000), hal. 178.
120
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir diterjemahkan oleh M. Abdul Ghoffar Jilid 1
(Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i, 2004), hal. 516-517.
121
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir diterjemahkan oleh M. Abdul Ghoffar Jilid 1,
hal. 518.
122
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir diterjemahkan oleh M. Abdul Ghoffar Jilid 2
(Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i, 2004), hal. 344.
123
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir diterjemahkan oleh M. Abdul Ghoffar Jilid 2,
hal. 354.
65
Aman Abdurrahman dalam mengartikan dan menafsirkan
makna tagut sebagaimana terdapat di dalam bukunya “Mutiara dari
Balik Penjara: Penyejuk Orang yang Beriman” berdasarkan kelima
ayat diatas adalah selain hukum Allah ta‟ala seperti falsafah,
ideologi, atau sistem selain sistem yang sudah di tentukan Allah
ta‟ala, Undang-undang buatan manusia seperti UUD 1945, Pancasila,
seseorang atau instansi pemerintah yang tidak menggunakan dan
menerapkan syariat Islam, termasuk di dalamnya PNS, TNI, POLRI,
Hakim, Jaksa, dan lain-lain yang berikrar kesetiaan kepada NKRI.
124
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir diterjemahkan oleh M. Abdul Ghoffar Jilid 5
(Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i, 2004), hal. 60.
66
manusia yang tidak berdasarkan syariat Islam, oleh itu kesemuanya
tersebut masuk dalam kategori tagut dan harus di hindari jika seorang
muslim ingin diakui keislamannya. Jika Aman Abdurrahman dan
golongannya mengaku menjadi kelompok yang paling islami, hal ini
juga perlu manjadi catatan. Bagaimana seorang muslim yang baik
mengkafirkan muslim lainnya yang tidak sepaham, bagaimana juga
seorang muslim tidak mengakui Pancasila yang nilai-nilainya sangat
relevan dengan nilai-nilai dalam al-Quran. Sebagaimana dikatakan
oleh Abdul Hadi WM, hubungan pancasila dengan ajaran etika
agama-agama yang ada di dunia Melayu, khususnya Islam sangatlah
kental. Ada keselarasan antara pancasila dengan Islam, karena
Pancasila merupakan hasil penggalian dari budaya etnik Nusantara
yang memeluk Islam.125
125
A. Ubaedillah, Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi (Jakarta:
Prenadamedia Grup, 2015), hal. 37.
67
C.1. Sudahkah Anda Kafir kepada Tagut?126
Data 1,127
126
Ditulis Selasa Siang 16 Rajab 1428 H, di Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung
oleh Aman Abdurrahman.
127
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 1 paragraf 1, 2, dan 3.
68
1) Hakikat Islam menurut Aman adalah tidak menjadi musuh bagi
musuh ajaran Islam, tidak loyal kepada musuh Allah SWT, dan
tidak menjunjung tinggi syirik dan ajaran Setan.
2) Inti pokok dakwah Rasul menurut Aman adalah
a. ibadah kepada Allah menjauhi semua tagut.
b. Meyakini kalimat tauhid yang berbunyi laa ilaaha illallah
yang artinya tidak ada Tuhan yang haq kecuali Allah.
3) Syirik menurut Aman adalah penyandaran kewenangan
pembuatan hukum selain kepada Allah(data hal 6)
4) Dimensi apa saja yang harus dijauhi oleh kaum muslimin
menurut Aman, dan Jalan-jalan kaum musyrikin yang harus
diketahui, misalnya hukum yang dibuat oleh manusia
berdasarkan kesepakatan dewan perwakilan rakyat.(data hal 1)
ِ ولََق ْد بػعثْػنَا ِيف ُك ّْل أ َُّم ٍة رس ًوال أ َِف ْاعب ُدوا اللَّو و
َ ُاجتَنبُوا الطَّاغ
ۖ وت ْ ََ ُ َُ ََ َ
69
وت ۖ فَ ِمْنػ ُه ْم َم ْن ِ ولََق ْد بػعثْػنَا ِيف ُك ّْل أ َُّم ٍة رس ًوال أ َِف ْاعب ُدوا اللَّو و
َ اجتَنبُوا الطَّا ُغ
ْ ََ ُ َُ ََ َ
ِ َّاللَةُ ۖ فَ ِسَتُوا ِيف ْاأل َْر
ض فَانْظُُروا َ ت َعلَْي ِو الض ِ
ْ َى َدى اللَّوُ َومنْػ ُه ْم َم ْن َح َّق
ِ
َ ِف َكا َف َعاقبَةُ الْ ُم َك ّْذب
ُت َ َكْي
129
Mushaf Famy bi Sauqin, Al-Quran dan Terjemah (Jakarta: Forum pelayan Al-
Quran, 2016).
130
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keselarasan al-Quran
Vol. 7 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 226.
131
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara Dari Balik Penjara: Penyejuk
orang yang beriman, (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 2.
70
Rasul mengajak umatnya untuk beribadah kepada Allah ta‟ala dan
menjauhi tagut. Dalam arti lain kalimat lā ilāha illallāh merupakan
sebuah perintah untuk beribadah kepada Allah SWT yang Esa dan
menjauhi semua bentuk tagut yang ada. Lā ilāha (tidak ada Tuhan
yang hak) atau jauhilah, dan illallāh (kecuali Allah) artinya beribadah
itu hanya ditujukkan kepada Allah SWT dan tidak boleh ditujukkan
selain kepada Allah sang pencipta dunia dan seisinya.
الطاغوت ج طواغ و. جاوز القدر و احلد: (طغا يطغو طغوا و طغوانا
، الشيطاف الصارؼ عن طريق اخلَت، كل رأس ضالؿ، كل متعد: طواغيت
132
) بيوت األصناـ: الطواغي و الطواغيت،كل معبود دوف اهلل
Dalam kamus al Munawwir tagut diartikan sebagai berhala
latta dan uzza.133 Sedangkan di dalam kamus a dictionary of modern
written Arabic, tagut diartikan sebagai an idol; a false god; seducer;
tempter. 134 Dalam buku al-taṭawur al-dilāli tagut diartikan sebagai
dukun, dan sesembahan selain Allah.135
132
Fr. Louis Ma‟luf al-Yassu‟i dan Fr. Bernard Tottel al-Yassu‟I, al-Munjid. 1908,
hal. 467.
133
A.W.Munawwir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia terlengkap, (Yogyakarta:
Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak, 1984) Hal. 915
134
Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, (Beirut: Perpustakaan
Libanon, 1980) Hal 561
135
„Audah Kholil Abu „Audah, al-Taṭawur al-Dilāli:Baina Lugah al-Syi‟ri al-
Jāhili wa Lugati al-Qur‟an al-Karīm (Mesir: Maktabah al-Manār), hal. 329.
71
kebatilan, baik dalam bentuk berhala, ide-ide yang sesat, manusia
durhaka, atau siapapun yang mengajak kepada kesesatan.136 Dengan
melihat beberapa pengertian di atas, kata tagut bisa diartikan sebagai
sesuatu selain Allah yang bisa dijadikan sesembahan, atau bahan
rujukan dalam beribadah.
136
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, kesan dan Keserasian al Quran
vol. 8(Jakarta: Lentera hati, 2002), hal. 456.
137
„Abd ar-Rohmān bin ḥasan bin Muhammad bin „abd al-Wahhāb, Fatḥ al-Majīd
li syarḥi kitāb at-Tauhīd,(Dār al-Muayyad, 2002) hal. 43-45.
138
Khairul Ghazali, Mereka bukan thagut: Meluruskan salah paham tentang
thagut, (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2011), hal.28.
72
Data 2139
Orang yang beribadah kepada Allah ta‟ala akan tetapi dia tidak
menjauhi tagut maka dia belum mengamalkan kandungan makna
laa ilaaha illallah, karena keduanya adalah rukun kalimat tauhid
itu, yang apabila salah satunya tidak terpenuhi maka syahadat laa
ilaaha illallah yang diucapkanya tidak sah, dan bila syahadatnya
tidak sah maka keislamannya tidak sah,
139
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 2 paragraf 3.
140
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Benteng Tauhid: Menghindari Perilaku
Syirik Khafi, diterjemahkan Aris Munandar dan Eko Hartono (Yogyakarta: Penerbit
Darussalam, 2004), hal. 22.
141
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman dan Syaikh Abu Muhammad „Ashim al-
Maqdisiy, Aqidah Para Nabi dan Rasul: Penjabaran Realisasi Kalimat Tauhid dalam
Kehidupan (Banten: P-TA Press, 2014), hal.23.
73
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 256.
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ك بِالْ ُع ْرَوة الْ ُوثْػ َق َٰى َال انْف
ص َاـ ْ فَ َم ْن يَ ْك ُف ْر بِالطَّاغُوت َويػُ ْؤم ْن بِاللَّو فَػ َقد
َ استَ ْم َس
“Barang siapa yang ingkar kepada tagut, dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah maha mendengar lagi maha
mengetahui”. (al-Baqarah: 256)142
يمِ
ٌ َعل
142
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman dan Syaikh Abu Muhammad „Ashim al-
Maqdisiy, Aqidah Para Nabi dan Rasul: Penjabaran Realisasi Kalimat Tauhid dalam
Kehidupan, hal. 2
143
Mushaf Famy bi Sauqin, Al-Quran dan Terjemah (Jakarta: Forum pelayan Al-
Quran, 2016).
74
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
maha mendengar lagi maha mengetahui”. Dalam penjelasannya,
Aman Abdurrahman menyebut tali yang kuat dalam ayat tersebut
dengan al-„urwah al-wuṡqa dan dimaknai sebagai kalimat tauhid. Al-
„urwah adalah ikatan, sedangkan al- Wuṡqa adalah yang amat kokoh,
dan ikatan yang kokoh tersebut adalah tauhid yang tidak akan pernah
144
putus. Ulama lain berpendapat bahwa al-„urwah al-Wuṡqa
diartikan keimanan, bisa juga Islam, dan juga kalimat lā ilāha
illallāh.145
75
sudah masuk dalam rayuan tagut, namun jika sudah mempunyai
pegangan tali yang kuat, tidak akan pernah bisa lepas dan tergoda
rayuan tagut.146 Umar r.a mengatakan al-jibt berarti sihir dan tagut
berarti setan. Tagut sendiri adalah setan yang mencakup segala
macam kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Jahiliyah, yaitu
berupa penyembahan berhala, berhukum, dan memohon bantuan
kepadanya.147
146
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran,
volume 1 (Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2007), hal. 553.
147
Abi al-Fidā Ismā‟il bin „Umar bin Kaṡīr al-Qurasiyyi al-Dimasqi, Tafsīr al-
Qur‟an al- „Aẓim (al-Mamlakah al-„Arabiyah al-Su‟ūdiyyah: Dār toyyibah li al-nasyr wa al-
tauzī‟, 1997), hal. 683.
76
lapas merupakan masjid ḍirōr yang dibangun menggunakan uang
pemerintah tagut.148
Data 3149,
150
)من قاؿ ال الو إال اهلل و كفر مبا يعبد من دوف اهلل حرـ مالو و دمو (رواه مسلم
148
Pengamatan penulis ketika bertugas untuk pembinaan napi teroris di lapas-lapas
seluruh Indonesia.
149
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 3 paragraf 1 dan 2.
150
Menurut penulis, dilihat dari berbagai sumber hadis tersebut mempunyai versi
lengkap sebagai berikut:
َع ْن أَِيب َمالِ ٍك، ثػَنَا يَ ِزي ُد بْ ُن َى ُارو َف، ك بْ ِن َم ْرَوا َف ِ ِ ثػَنَا ُزلَ َّم ُد بن َعب ِد الْمل، َمحَ ُد بن ُزلَ َّم ِد ب ِن ِزي ٍاد
َ ْ ُْ َ ْ ُ ْ ْ َخبَػَرنَا أ ْ (حديث مرفوع) أ
َوَك َفَر ِمبَا يػُ ْعبَ ُد، َ َم ْن َو َّح َد اللَّو: " وؿ ُ يَػ ُق، صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ِ َ أَنَّو ََِسع رس، عن أَبِ ِيو،األَ ْشجعِي سع ِد ب ِن طَا ِرٍؽ
َ وؿ اللَّو َُ َ ُ َْ ْ ْ َ ّْ َ
ٍ ِ ِ َّ ِ ِ ِ ِ
َع ْن، َمحَ ِر ْ أل ا د الخَ ِ
َيبأ ن ع ، ه
ر ػيغ و ، ة ب يش ِ
َيب أ
ْ َ ُُ ْ َ َ َ َْ َ ُ ْ َ ُ ُ َ َ َّ َ َ َ ن ب رِ ك
ْ ب و َب
أ اه
و ر ، " ل ج و ز
َّ ع و ل ال ى ل
َ َ ُ ُ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ م ْن ُدوف اللَّو ُحّْرَـ
ع و ابس ح و و م دو وُل ام
ال: اؿ َ َ " َم ْن ق: اؿ َ َ ق، صلَّى اللَّوُ َعلَْيوِ َو َسلَّ َم ِِ ِ
َّ ِ أَ ّف الن، بِِإ ْسنَاده، ك األَ ْش َجع ّْي ٍ ِك األَ ْشجعِ ّْي ِمثْػلَو سواء َعن أَِيب مال ٍ ِأَِيب مال
َ َِّب َ ْ ً ََ ُ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ
َمحَ َد بْ ِن أ ن ب ر ف ع ج ا نػ
َث ، د م زل
ْ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َّ َُ ُ ْ ُ َّ َ َْ ُ َ ْ ن ب ف ا س ح َأب ػنَ
أ ، ه و ضل
َ ، " و م دو وُل ام
ُ ُ َ َ ُ َ َ ّْ ُ ـرح و َّ
ل ال وف ُ ْ ُ َ ْ ُ َ َ َ ََ ُ ِإِلَ َو إ
د ن م د بع ػي امب ر ف ك
و وَّ
ل ال ال
َِ وأَنْػبأَ َداو ُد بن ر َشي ٍد، َمح ُد بن سه ٍل
، َج ًيعا ْ ُ ُ ْ ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ثػَنَا أ، ُّوب الشَّْيبَ ِان َ ح َوأَنْػبَأَ ُزلَ َّم ُد بْ ُن يَػ ْع ُق، َ ثػَنَا َع ْم ُرو بْ ُن ُزَر َارة، ص ٍر ْ َن
ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
ُ َوَزللُّو، ي ََلْ ُُيَّْر ْجوُ ألَِيب َمالك األَ ْش َجع ّْي َّ إِال الْبُ َخا ِر، ُاعة َ َوا ْجلَ َم، َخَر َجوُ ُم ْسل ٌم ْت أ ٌ ِيث ثَاب
ٌ َوَى َذا َحد، َع ْن َم ْرَوا َف َّٔ َذا
.الص ْد ُؽ
ّْ
77
“Barang siapa mengucapkan Laa ilaaha illaallah dan dia kafir
kepada segala yang diibadati selain Allah maka terjagalah harta dan
darahnya.” (HR Muslim dari Abu Malik al Asy Ja‟iy)
http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?bk_no=574&hid=34&pid=1319
69. Diakses pada tanggal 27 Maret 2017.
151
Shalih bin Fauzan al-Fauzan, at-Tauhid li ash-Shaff al-Awwal al-„Ali,
diterjemahkan oleh Agus Hasan Bashori (Jakarta: Darul Haq, 2013), hal. 61-62.
152
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Prinsip Dasar Islam Menurut al-Qur‟an dan as-
Sunnah yang shahih (Bogor: Pustaka at-Taqwa, 2017), hal. 58-67.
78
Aman Abdurrahman mengutip karya Syaikh Sulaimān ibn „Abdillāh
ibn Muhammad ibn „Abd al-Wahhāb sebagaimana dinukil oleh
Syaikh Ali al-Ḥuḍair,153
إف النطق ّٔا من غَت معرفة معناىا و ال عمل مبقتضاىا من التزاـ التوحيد و
153
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 3.
154
Tutur Ahsanil Mustofa, Kalimatā al-Syahādah(Dirōsah Fīlūlūjiyyah) (Skripsi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), hal. 20-21.
79
syahadat itu seharga surga dan penyelamat), atau keselamatan dari
kehancuran dunia dan akhirat.”
Data 4155
155
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 3 paragraf 4 dan hal. 4 paragraf 1.
80
Dalam data di atas, secara semantik kognitif, Aman
Abdurrahman ingin menyampaikan target sasarannya, target tersebut
adalah: 1) penjelasan mengenai tagut yang harus dikafiri dan dijauhi,
2) hukum atau undang-undang jadian merupakan bagian dari tagut,
dan 3) tuhan jadi-jadian merupakan bagian dari tagut.
ِ ِ َّ ِ
َ آمنُوا ِمبَا أُنْ ِزَؿ إِلَْيك ََ َوَما أُنْ ِزَؿ ِم ْن قَػْبل
ك َ ين يَػ ْز ُع ُمو َف أَنػَّ ُه ْم
َ أَ ََلْ تَػَر إ َىل الذ
يد الشَّْيطَا ُف ِ يدو َف أَ ْف يػتحا َكموا إِ َىل الطَّا ُغ
ُ وت َوقَ ْد أ ُِم ُروا أَ ْف يَ ْك ُف ُروا بِِو َويُِر ُ يُِر
ُ َ ََ
81
tagut yakni sistem hukum atau orang-orang yang bertentangan
dengan ajaran Islam. Padahal sejatinya mereka sudah mengetahui
perintah untuk menjauhi dan mengingkari tagut namun setan terus
mempengaruhi mereka sehingga tidak lagi menemukan jalan yang
benar.157
82
wajib untuk ditinggalkan dan dikafirkan. Karena Allah sendiri tidak
pernah mengajarkan kepada umat manusia segala bentuk hukum
selain yang sudah tertera di dalam al-Qur‟an.
1. Tidak mengibadatinya,
2. Tidak mengikutinya,
3. Tidak mentaatinya,
4. Tidak menyetujuinya,
5. Tidak loyalitas kepadanya,
6. Tidak mencintainya,
7. Tidak membelanya,
8. Tidak merujuk kepadanya, dan
9. Tidak memutuskan dengannya.
159
Muhammad AS Hikam, Deradikalisasi: Peran Masyarakat Sipil Indonesia
Membendung Radikalisme (Jakarta: Penerbit buku Kompas, 2016), hal. 13.
160
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 4.
83
tersebut merupakan sikap yang membatalkan kalimat lā ilāha
illallāh. Hal lain yang ditekankan oleh Aman Abdurrahman adalah
permasalahan yang berkaitan dengan peribadatan kepada tagut
hukum. Aman Abdurrahman memberi definisi tentang ibadah kepada
tagut hukum sama halnya dengan menerima selain Allah sebagai
pembuat hukum, atau dengan definisi lain menyandarkan
kewenangan pembuatan hukum kepada selain Allah ta‟āla, kemudian
mengimani dan berkomitmen dengan produk hukum tersebut.
Memperkuat argumennya, Aman Abdurrahman menyebut firman
Allah dalam surat al-Taubah ayat 31 yang berbunyi:
161
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 4.
162
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 5.
84
3. Mereka melanggar kalimat lā ilāha illallāh,
4. Mereka musyrik,
5. Mereka para alim ulama dan para rahib memposisikan diri
sebagai arbāb (tuhan-tuhan pengatur).
85
mereka menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
(H.R Ahmad dan at Tirmidzi).163
قُ ْل ا ّْن َعلَ َٰى بَػيّْػنَ ٍة ِم ْن َّرّْيب َوَك َّذبْػتُ ْم بِِو ۖ َما ِعْن ِدي َما تَ ْستَػ ْع ِجلُو َف بِِو ۖ ا ِف
ُتِِ ُّ احلُ ْك ُم اَّال لِلَّ ِو ۖ يَػ ُق
َ احلَ َّق ۖ َوُى َو َخيْػ ُر الْ َفاصل
ْ ص ْ
Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata
(Al Quran) dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada
padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan
kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia
menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang
paling baik".
163
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, kesan dan Keserasian al Quran
vol. 5, (Jakarta: Lentera hati, 2002), hal 579.
86
ٍ ِ ِ َ موت و ْاالر
ْ َّض ِيف ستَّة ايَّاـ ُُث
استَػ َو َٰى َعلَى ْ َ
ِ السَّ ا َّف َربَّ ُك ُم اللَّوُ الَّ ِذي َخلَ َق
وـ ُم َس َّخَر ٍت
َ ُّج
ُ س َوالْ َق َمَر َوالن
َ َّم
ْ الشو
َّ ايث
ً ِالْعر ِش يػغْ ِشي الّيل النػَّهار يطْلُبو حث
َ ُُ َ َ َ َ ْ ُ َْ
ِ ُّ اخلَْلق و ْاالمر ۖ تَػبػرَؾ اللَّو ر ِ ِ
ُت
َ ب الْ َعالَم َ ُ َ َ ُ ْ َ ُ ْ ُبا ْم ِره ۖ اَال لَو
“Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat.
(Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada
perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi
hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam.”(al-A‟raf: 54)
وىا أَنْػتُ ْم َوآبَا ُؤُك ْم َما أَنْػَزَؿ اللَّوُ َِّٔا ِم ْن ْ َما تَػ ْعبُ ُدو َف ِم ْن ُدونِوِ إَِّال أ
َ ََسَاءً ََسَّْيتُ ُم
ِ ِ
ّْين الْ َقيّْ ُم َ احلُ ْك ُم إَِّال للَّ ِو ۖ أ ََمَر أََّال تَػ ْعبُ ُدوا إَِّال إِيَّاهُ ۖ َٰذَل
ُ ك الد ْ اف ۖ إِ ِف
ٍ َسلْط
ُ
ِ َوَٰلَ ِك َّن أَ ْكثَػَر الن
َّاس َال يَػ ْعلَ ُمو َف
164
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 6.
165
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 6.
87
Menurut Aman Abdurrahman jika seorang muslim telah
menyandarkan kewenangan pembuatan hukum selain kepada Allah
SWT, maka muslim tersebut telah menyekutukan Allah. Untuk
menguatkan argumennya, Aman Abdurrahman mengutip ayat-ayat
sebagai berikut:
ِ ِ ِ
ْ أ َْـ َذلُ ْم ُشَرَكاءُ َشَر ُعوا َذلُ ْم م َن الدّْي ِن َما ََلْ يَأْذَ ْف بِو اللَّوُ ۖ َولَ ْوَال َكل َمةُ الْ َف
ص ِل
166
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara Dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 6.
167
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara Dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 6.
88
Aman Abdurrahman mengaitkan ayat-ayat di atas dengan
kondisi bangsa-bangsa yang menggunakan sistem demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Aman Abdurrahman menyebut
sistem tersebut dengan sebutan “dīn (ajaran)”. Ia menegaskan jika di
dalam dīn demokrasi, dīn undang-undang dasar 1945, dīn pancasila,
dan dīn-dīn lainnya yang berhak membuat peraturan perundang-
undangan dan hukum adalah mereka yang duduk di Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) yang sudah dipastikan menjadi tempat peribadatan kaum
musyrikin. Bahkan salah satu napi teroris mengatakan tentang
demokrasi, menurutnya di dalam sistem demokrasi antara ulama dan
pelacur mempunyai kedudukan dan suara yang sama.
89
Aman Abdurrahman mengutip qaul Syaikh Muhammad al-
Amīn al-Syinqitī yang berkata: “Bahwa setiap orang yang mengikuti
aturan, undang-undang dan hukum yang menyelisihi apa yang
disyariatkan Allah lewat lisan Rasul-Nya SAW, maka itu musyrik
kepada Allah, kafir lagi telah menjadikan apa yang diikutinya itu
sebagai rabb (tuhan).” (al-hākimiyah fī Tafsīr Aḍwā al-Bayān).
“Kelak kalian akan ingat kepada apa yang saya katakan kepada
kalian.” (al-Mu‟min: 44)168
168
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 7.
90
syubhat kepada kaum muslimin untuk ikut mendapatkan persetujuan
mengenai kehalalan bangkai tersebut. Aman menyitir firman Allah,
ِ ِ ِ ِ ِ
وحو َف َ اس ُم اللَّو َعلَْيو َوإِنَّوُ لَف ْس ٌق ۖ َوإِ َّف الشَّيَاط
ُ ُُت لَي ْ َوَال تَأْ ُكلُوا شلَّا ََلْ يُ ْذ َك ِر
وى ْم إِنَّ ُك ْم لَ ُم ْش ِرُكو َف ِ ِ ِِ
ُ إِ َ َٰىل أ َْوليَائ ِه ْم ليُ َجادلُوُك ْم ۖ َوإِ ْف أَطَ ْعتُ ُم
169
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 7.
91
nama Allah dengan sengaja. Pendapat terakhir ini diikuti oleh
penganut mazhab Ahmad Ibn Hanbal dan Abu Hanīfah.170
“Apa yang kalian sembelih halal sedang apa ang Allah sembeih
kalian katakana haram, berarti sembelihan kalian adalah lebih baik
daripada sembelihan Allah”, kemudian Allah menurunkan ayat “Dan
jika kamu menuruti mereka sesungguhnya kamu tentulah menjadi
orang-orang musyrik.”
170
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 4 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 272.
92
Aman Abdurrahman menyatakan bahwa Allah memvonis
murtad bagi siapa saja yang mengaku muslim, namun telah
menyatakan kesetiaan akan mematuhi dan mentaati urusan kekafiran
orang-orang kafir dan berhukum dengan hukum kafir tersebut, ini
sangat relevan dengan firman Allah dalam surat Muhammad ayat 25-
28:
ۖ أَد بَا رِ ِى ْم ِم ْن بػَ ْع دِ مَ ا تػَ َبػ َُّتَ َذلُمُ ا ْذلُ َد ىْ ين ْارتَ ُّد وا عَ لَ َٰى
ِ َّ ِ
َ إ َّف ا ل ذ
ِ ِ ِ َ ِ ذََٰ ل# أَم لَ َٰى َذلُم
ينَ ك ب أَنػَّ ُه ْم قَا لُوا ل لَّذ ْ ْ الش يْ طَا ُف َس َّو َؿ َذلُ ْم َو َّ
َّ ِ
ُض ْاأل َْم ر ۖ َوال ل وُ يػَ عْ لَم ِ َك رِ ُى وا مَ ا نػَ َّز َؿ ال لَّوُ َس نُطِ يعُ ُك ْم ِيف بػَ ْع
َ ض رِبُو َف ُو ُج
وى ُه ْم ْ َف إِذَ ا تػَ َوفػَّ تْػ ُه مُ ا لْ َم َال ئِ َك ةُ ي َ ْ فَ َك ي# إِ ْس َر َار ُى ْم
ِ
ط ال لَّوَ َو َك رِ ُى وا
َ خَ َس ْ ك بِأَنػَّ ُه مُ ا تػَّ بػَ عُ وا مَ ا أ َ ذََٰ ل# ار ُى ْم َ َأَد ب
ْ َو
ط أَعْ َم ا َذلُ ْم َ ََح ب ْ ِر
ْ ض َوا نَوُ فَأ
“Sesungguhnya orang-orang yang murtad ke belakang (kepada
kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaithan telah
menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan
angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya
mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada rang-orang yang
benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi):
“Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah
mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah (keadaan mereka)
apabila malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul
muka mereka dan punggung mereka? Yang denikian itu adalah
karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan
kemurkaan Allah dank arena mereka membenci keridloan-Nya, sebab
itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.” (Muhammad: 25-
28)171
Menurut M. Quraish Shihab ayat di atas menjelaskan tentang
ketertutupan hati kaum munafik, mereka yang mundur dari
171
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 8.
93
peperangan dengan murtad karena terpedaya bujuk rayu setan.
Keberpalingan mereka itu disebabkan keyakinan mereka kepada
orang-orang yang benci terhadap apa yang diturunkan Allah yakni
orang-orang Yahudi dari Bani al-Nażīr dan Bani Quraizah atau kaum
musyrikin Makkah yang mempunyai hubungan dengan musuh Islam
di Madinah bahwa: “Kami berjanji akan mematuhi kamu dalam
beberapa urusan antara lain tidak ikut berperang sebagaimana anjuran
nabi Muhammad, mereka tidak sadar bahwa Allah mengetahui
rahasia-rahasia mereka.172
172
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, kesan dan Keserasian al Quran
vol. 13 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 149.
173
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, kesan dan Keserasian al Quran
vol. 13 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 150.
94
“Demi Allah, saya bersumpah: Bahwa saya untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil akan setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah.
Bahwa saya akan mentaati segala peraturan perundang-undangan
yang berlaku…”174
174
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 7 tahun 2017 tanggal 15
Juni 2017 tentang Tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan administrator,
jabatan pengawas, jabatan fungsional, dan jabatan pimpinan tinggi.
Demi Allah saya bersumpah:
Bahwa saya, akan setia dan taat kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-
lurusnya, demi dharma bakti saya kepada bangsa dan Negara;
Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan, akan menjunjung etika jabatan, bekerja
dengan sebaik-baiknya, dan dengan penuh rasa tanggung jawab;
Bahwa saya, akan menjaga intehritas, tidak menyalahgunakan kewenangan, serta
menghindarkan diri dari perbuatan tercela;”
95
mereka masuk golongan kafir. Sebagaimana firman Allah dalam
surat al-Baqarah ayat 257:
175
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 9.
96
ين َك َف ُروا يػُ َقاتِلُو َف ِيف َسبِ ِيل ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ َّ
َ آمنُوا يػُ َقاتلُو َف يف َسب ِيل اللَّو ۖ َوالذ َ ينَ الذ
ضعِي ًفا ِ َوت فَػ َقاتِلُوا أَولِياء الشَّيط
ِ َاف ۖ إِ َّف َكي َد الشَّيط ِ ُالطَّاغ
َ اف َكا َف ْ ْ ْ ََْ
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-
orang yang kafir berperang di jalan tagut, sebab itu perangilah
kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu
adalah lemah.” (al-Nisā‟: 76)176
176
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 10.
97
2. Hukum apa yang ditegakkan? hukum Allah atau hukum tagut?
3. Kenapa membela hukum tagut, padahal sang pencipta adalah
Allah?
4. Apakah tidak sadar jika hukum tagut menjerumuskan ke dalam
neraka jahannam?
ِ ِِ ِ ِ ِ َّ ِ
ََّار َوَما لَ ُك ْم م ْن ُدوف اللَّو م ْن أ َْوليَاء
ُ ين ظَلَ ُموا فَػتَ َم َّس ُك ُم الن
َ َوَال تَػ ْرَكنُوا إ َىل الذ
ص ُرو َف
َ ُُثَّ َال تُػْن
”Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang dhalim
yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu
tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah,
kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.”(Hūd: 113)177
177
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 11.
98
memberi penjelasan menyangkut hakikat keagamaan yang merugikan
mereka.178
ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ َ ََوإِ ْذ ق
ٌ ٍت َال تُ ْش ِرْؾ باللَّو ۖ إ َّف الش ّْْرَؾ لَظُْل ٌم َعظ
يم ََّ ُاؿ لُْق َما ُف البْنو َوُى َو يَعظُوُ يَا بػ
“Sesungguhnya syirik adalah benar-benar kedhaliman yang
besar”(luqman: 13)179
ِ ِ ِ
َّم أَنْػتُ ْم َذلَا َوا ِرُدو َف
َ ب َج َهن
ُصَ إِنَّ ُك ْم َوَما تَػ ْعبُ ُدو َف م ْن ُدوف اللَّو َح
وىا ۖ َوُكلّّ فِ َيها َخالِ ُدو َف ِ ِ
َ لَ ْو َكا َف ََٰى ُؤَالء آذلَةً َما َوَرُد
َذلُ ْم فِ َيها َزفَِتٌ َوُى ْم فِ َيها َال يَ ْس َم ُعو َف
“Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah,
adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya. Andaikata
178
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 6 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Hal. 365-365.
179
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 11.
180
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 11.
99
berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan
semuanya akan kekal di dalamnya. Mereka merintih di dalam api
dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar.”(al-Anbiyā‟: 98-
100)181
ِ ِ َّ ِ
كَ ك َوَما أُنْ ِزَؿ ِم ْن قَػْبل َ آمنُوا ِمبَا أُنْ ِزَؿ إِلَْيَ ين يَػ ْز ُع ُمو َف أَنػَّ ُه ْم
َ أَ ََلْ تَػَر إ َىل الذ
يد الشَّْيطَا ُف ِ ُيدو َف أَ ْف يػتحا َكموا إِ َىل الطَّاغ
ُ وت َوقَ ْد أ ُِم ُروا أَ ْف يَ ْك ُف ُروا بِِو َويُِر ُ يُِر
ُ َ ََ
ً ِض َالًال بَع
يدا ِ أَ ْف ي
َ ضلَّ ُه ْم ُ
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku
dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan
kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak
berhakim kepada tagut, padahal mereka telah diperintah
mengingkari tagut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka
(dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.”(an-Nisā‟: 60)182
181
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 11.
182
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 12.
100
Aman berpendapat bahwa al-Imām Ibn Kaṡīr berkata tentang
status para penguasa dan penganut hukum tagut:
“Barangsiapa meninggalkan hukum yang baku yang diturunkan
kepada Muhammad ibnu Abdillah penutup para nabi, dan dia malah
berhakim kepada syariat-syariat (Allah) yang sudah dihapus, maka
dia kafir. Maka bagaimana gerangan dengan orang yang berhakim
kepada Alyasa 183 serta dia mengedepankannya terhadap hukum
Allah, maka dia kafir dengan ijma kaum muslimin.”(al-Bidāyah wa
al-Nihāyah: 13/119)
ِِ ِ َّ ِ ِ ِ
َ َسلَ ُموا للَّذ
ين ْ ين أَ ور ۖ ََْي ُك ُم َّٔا النَّبيُّو َف الذ ٌ ُإِنَّا أَنْػَزلْنَا التػ َّْوَرا َة ف َيها ُى ًدى َون
اب اللَّ ِو َوَكانُوا َعلَْي ِو ِ َاستُ ْح ِفظُوا ِمن كِت ِ ِ َّ ىادوا و
ْ ْ َحبَ ُار مبَا ْ الربَّانيُّو َف َو ْاأل َ َُ
ِ ِ ُشه َداء ۖ فَ َال ََّتْ َشوا النَّاس و
ْاخ َش ْوف َوَال تَ ْشتَػ ُروا بِآيَ ِاِت َمثَنًا قَل ًيال ۖ َوَم ْن ََل ْ َ َ ُ َ َ
ك ُى ُم الْ َكافُِرو َف
َ ََِْي ُك ْم ِمبَا أَنْػَزَؿ اللَّوُ فَأُوَٰلَئ
“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir.”(al-
Māidah: 44)184
183
Alyasa adalah Yasiq, kitab hukum yang disusun oleh Jenggis khan, dimana ia
merangkum dari ajaran Islam, Nasrani, Yahudi dan produk pikirnya sendiri.
184
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 12.
101
Surat al-Māidah ayat 45
ِ ْف بِ ْاألَن
ف َو ْاألُذُ َف ِ ْ ُت بِالْ َع
َ ُْت َو ْاألَن َ ْ س َوالْ َعِ َف النَّػ ْفس بِالنَّػ ْفَّ َوَكتَبْػنَا َعلَْي ِه ْم فِ َيها أ
َ
ۖ َُّؽ بِِو فَػ ُه َو َك َّف َارةٌ لَو
َ صد ِ اجلر ّْ ِالس َّن بّْ بِ ْاألُذُ ِف َو
َ َاص ۖ فَ َم ْن ت ٌ ص َ وح ق َ ُُْ الس ّْن َو
ك ُى ُم الظَّالِ ُمو َف َ َِوَم ْن ََلْ ََْي ُك ْم ِمبَا أَنْػَزَؿ اللَّوُ فَأُوَٰلَئ
“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itulah orang-orang yang
dhalim.”(al-Māidah: 45)185
Surat al-Māidah ayat 47
ِِ ِ َّ ِ ِ ِ
َ َسلَ ُموا للَّذ
ين ْ ين أ ٌ ُإِنَّا أَنْػَزلْنَا التػ َّْوَرا َة ف َيها ُى ًدى َون
َ ور ۖ ََْي ُك ُم َّٔا النَّبيُّو َف الذ
ِ َاستُ ْح ِفظُوا ِمن كِت
اب اللَّ ِو َوَكانُوا َعلَْي ِو ِ ِ َّ ىادوا و
ْ ْ َحبَ ُار مبَا
ْ الربَّانيُّو َف َو ْاألَ َُ
185
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 12.
186
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 13.
102
ِ ِ ُشه َداء ۖ فَ َال ََّتْ َشوا النَّاس و
ْاخ َش ْوف َوَال تَ ْشتَػ ُروا بِآيَ ِاِت َمثَنًا قَل ًيال ۖ َوَم ْن ََل
ْ َ َ ُ َ َ
ك ُى ُم الْ َكافُِرو َف
َ ََِْي ُك ْم ِمبَا أَنْػَزَؿ اللَّوُ فَأُوَٰلَئ
103
“Mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
golongan syaitan itulah golongan yang merugi # Sesungguhnya
orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk
orang-orang yang sangat hina.”(al-Mujādilah: 19-20)187
Data 5188
الدنْػيَا فَ َم ْن ُجيَ ِاد ُؿ اللَّوَ َعنْػ ُه ْم يَػ ْوَـ ْ َىا أَنْػتُ ْم ََٰى ُؤَال ِء َج َادلْتُ ْم َعنْػ ُه ْم ِيف
ُّ ِاحلَيَاة
الْ ِقيَ َام ِة أ َْـ َم ْن يَ ُكو ُف َعلَْي ِه ْم َوكِ ًيال
“Siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka
pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung
mereka(terhadap siksa Allah)?”(al-Nisā‟: 109)189
Bila kalian tidak percaya terhadap apa yang saya katakan maka itu
urusan kalian, namun Allah berfirman dalam surat Gāfir ayat 44,
187
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 13.
188
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 13 paragraf 4.
189
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 13.
104
khusus dan kepada seluruh umat muslim pada umumnya. Pada akhir
tulisannya Aman Abdurrahman memberikan kesempatan bagi umat
muslim yang masih mengikuti ulama sū‟ yang melegalkan praktek
beribadah saat ini dengan tetap berada di dalam pemerintahan tagut
dengan sistem yang tidak berdasarkan syariat Islam untuk mencari
alasan yang meringankan hukuman dari Allah SWT atas perbuatan
mereka selama ini.
190
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al Qur‟an
vol. 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 579.
105
Dengan adanya ayat di atas, sudah menjadi tanda bahwa
seharusnya semua umat Islam harus tunduk dan patuh kepada
perintah Allah SWT dengan selalu menjalankan perintah dan
menjauhi larangan-Nya karena tidak akan ada yang bisa menolong
dari siksa Allah SWT. Sebagai seorang muslim, Aman Abdurrahman
merasa mempunyai kewajiban untuk terus mengajak dan
mengingatkan orang-orang muslim yang belum berislam dengan
kaffah. Jika diabaikan ajakan tersebut maka akan ada balasan dari
Allah SWT sebagaimana terdapat dalam surat Gāfir ayat 44 yang
diterjemahkan sebagai berikut:
“Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu.
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (Gāfir: 44)
106
Karena korpus penelitian ini adalah teks buku, maka
penelusuran mengenai penulisan buku ini harus dibahas pula,
bagaimana Aman Abdurrahman dapat menuliskan pemikirannya
selama menjalani hukuman di dalam lembaga pemasyarakatan.
a. Buku tulis/kertas
b. Pensil
c. Al-Qur‟an
d. Buku-buku bacaan
e. Lampu penerangan
107
jamaahnya menjadi penting juga untuk di perhatikan. Waktu satu
menit sangat berharga bagi Aman Abdurrahman untuk bisa
berkomunikasi dengan para jamaahnya.
108
tulisan, ceramah-ceramah, kajian-kajiannya yang dalam ilmu
semantik kognitif disebut dengan embodiment. Sangat jelas dalam
pembahasan di atas figur yang menjadi pokok bahasan adalah pribadi
Aman Abdurrahman, sedangkan latar yang menjadi background
pembahasan Aman Abdurrahman adalah lembaga pemasyarakatan,
buku-buku yang selama ini mempengaruhi pemikirannya di dalam
paham-paham keagamaan, dan isu-isu gerakan radikalisme berjubah
agama yang kini sedang ramai baik di tingkat nasional maupun
internasional. Isu tentang Islamic State (IS) yang terus di beritakan di
media nasional maupun internasional mampu menarik perhatian
khususnya di kalangan kelompok jihadis. Karena sudah menjadi
rujukan oleh jamaahnya khususnya dalam bidang tauhid, maka di
lapas pun Aman Abdurrahman tetap melakukan transfer knowledge,
dengan berbagi cara.
Aman
Abdurrahman
Lapas
Buku-buku yang
mempengaruhinya
Isu-isu tentang IS
109
Bagan. 5. Keadaan Aman Abdurrahman di dalam Lapas.
Napiter
Napi
umum
Aman Abdurrahman
110
Aman di LP Taklim Jamaah dan
kunjungan
Segala puji hanya milik Allah, Rabbul „aalamin, shalawat dan Salam
semoga Allah limpahkan kepada penutup para Nabi, keluarga dan para sahabat
seluruhnya.
Amma ba‟du,
Saat Allah ta‟ala mewajibkan kaum muslimin di Mekkah untuk hijrah ke
Madinah, maka orang-orang yang mampu untuk hijrah, mereka hijrah, kecuali
sejumlah orang yang berat meninggalkan kampung halaman, harta benda dan
keluarga. Serta mereka lebih mengutamakan hal itu terhadap hijrah ilallah. Pada
saat perang Badar, mereka dipaksa oleh kaum musyrikin untuk ikut dalam barisan
mereka menghadapi kaum muslimin, dan di antara mereka itu ada yang terbunuh
oleh panah kaum muslimin, maka Allah ta‟ala menjelaskan perihal nasib mereka
pada saat kematian dan tempat akhir mereka:
191
Ditulis Rabu, 2 Sya‟ban 1428 H di Lapas Kelas 1 Sukamiskin Bandung UB 30
oleh Aman Abdurrahman.
192
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 59 paragraf 1, 2, dan 3.
111
Data nomor 1 diidentifikasi sebagai muqaddimah
„pembukaan‟ dalam tulisannya dari topik bahasannya” “Dimana
Posisi Kamu...di Barisan Tauhid ataukah di Barisan Pembela
Tagut?”. Dalam bahasan ini Aman mengawali pembahasan
materinya dengan sebuah kisah dan diperkuat dengan firman Allah
ta‟ala surat al-Nisā‟ ayat 97 yang berbunyi sebagai berikut:
ِ ِِ ِِ ِ ِ َّ ِ
ُ َّين تَػ َوف
َ اى ُم الْ َم َالئ َكةُ ظَالمي أَنْػ ُفسه ْم قَالُوا ف
يم ُكنْتُ ْم ۖ قَالُوا ُكنَّا َ إ َّف الذ
ۖ اج ُروا فِ َيها
ِ ض ۖ قَالُوا أَ ََل تَ ُكن أَرض اللَّ ِو و ِاسعةً فَػتػه
َُ َ َ ُ ْ ْ ْ ِ ُت ِيف ْاأل َْر ِ ْ مست
َ ض َعفَْ ُ
ِتم
ص ًَتا َ ِفَأُوَٰلَئ
ُ ك َمأْ َو ُاى ْم َج َهن
َ ْ ََّم ۖ َو َساء
193
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 59.
112
tagut?” kalimat tersebut diajukan kepada seluruh kaum muslim yang
menjadi bagian dari pemerintahan tagut ini. Adapun kata “dalam
keadaan bagaimana kamu dahulu?” dipahami oleh beberapa ulama
dengan, “apakah kamu dahulu benar-benar lemah, atau kamu
memiliki kemampuan? Bagaimana sikap kamu terhadap agama
Islam, yang telah menganjurkan kamu berhijrah?”194
194
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Hal. 51-562.
113
orang yang enggan berjihad saat ajal menjemput. Mereka enggan
berjihad dan enggan berhijrah, sehingga tidak dapat melaksanakan
tuntutan agama, padahal mereka mampu. Orang-orang yang mampu
untuk berjihad dan berhijrah namun abai untuk melaksanakannya
maka kelak akan menempati neraka Jahannam.195
ِ ِ َّ ِ
كَ ك َوَما أُنْ ِزَؿ ِم ْن قَػْبل َ آمنُوا ِمبَا أُنْ ِزَؿ إِلَْيَ ين يَػ ْز ُع ُمو َف أَنػَّ ُه ْم
َ أَ ََلْ تَػَر إ َىل الذ
يد الشَّْيطَا ُف ِ ُيدو َف أَ ْف يػتحا َكموا إِ َىل الطَّاغ
ُ وت َوقَ ْد أ ُِم ُروا أَ ْف يَ ْك ُف ُروا بِِو َويُِر ُ يُِر
ُ َ ََ
ً ِض َالًال بَع
يدا ِ أَ ْف ي
َ ضلَّ ُه ْم ُ
195
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Hal. 569-570.
114
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku
dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan
kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim
kepada tagut, padahal mereka telah diperintahkan mengingkari tagut
itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan
yang sejauh-jauhnya.”(al-Nisā‟: 60)196
Data 2197
115
pro demokrasi akan terus menolak usul-usul penerapan syariat Islam
di Indonesia. Untuk melawan kelompok-kelompok tersebut Aman
Abdurrahman terus memberikan perlawanan-perlawan yang
didasarkan dengan ayat-ayat berikut ini:
وت ۖ فَ ِمنْػ ُه ْم ِ ولََق ْد بػعثْػنَا ِيف ُك ّْل أ َُّم ٍة رس ًوال أ َِف ْاعب ُدوا اللَّو و
َ اجتَنبُوا الطَّا ُغْ ََ ُ َُ ََ َ
ض فَانْظُُروا ِ َّاللَةُ ۖ فَ ِسَتُوا ِيف ْاأل َْر
َ ت َعلَْي ِو الض ِ
ْ َم ْن َى َدى اللَّوُ َومنْػ ُه ْم َم ْن َح َّق
ِ
َ ِف َكا َف َعاقبَةُ الْ ُم َك ّْذب
ُت َ َكْي
2. Surat al-Baqarah ayat 256
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ك بِالْ ُع ْرَوة الْ ُوثْػ َق َٰى َال انْف
ۖ ص َاـ َذلَا ْ فَ َم ْن يَ ْك ُف ْر بِالطَّا ُغوت َويػُ ْؤم ْن بِاللَّو فَػ َقد
َ استَ ْم َس
“Barangsiapa ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah, maka
dia telah memegang erat ikatan tali yang sudah sangat kokoh yang
tidak akan putus” (al-Baqarah: 256)199
198
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 60.
199
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 61.
116
ِ بِالطَّا ُغ الر ْش ُد ِم َن الْغَ ّْي ۖ فَ َم ْن يَ ْك ُف ْر
وت ُّ ُت َ َّ َال إِ ْكَر َاه ِيف الدّْي ِن ۖ قَ ْد تَػبَػ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ َواللَّوُ ََس
يع ۖ ص َاـ َذلَا َ ك بِالْ ُع ْرَوة الْ ُوثْػ َق َٰى َال انْف ْ َويػُ ْؤم ْن بِاللَّو فَػ َقد
َ استَ ْم َس
يم ِ
ٌ َعل
Jika diperhatikan dua ayat di atas, Aman Abdurrahman tidak
mengutip keseluruhan ayat tersebut. Aman hanya mengutip sebagian
dari potongan ayat yang bisa dikaitkan dengan poin-poin yang
disampaikannya kepada para jamaahnya. Fenomena seperti ini
banyak ditemukan pada tulisan-tulisan Aman yang jarang
menggunakan ayat penuh, melainkan hanya kutipan ayat. Menurut
hemat penulis, hal ini dilakukan agar para pembaca atau pendengar
ceramahnya mengetahui secara singkat tentang hukum suatu hal
tanpa melakukan kajian yang lebih mendalam.
117
adalah orang-orang yang berdosa, sedangkan mereka adalah
kelompok Mujahid.
118
beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang kafir di jalan
tagut:
200
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 61.
201
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al Quran
vol. 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Hal. 511.
119
kecintaan, dan kecintaan terhadap tanah air bagian dari keimanan
seseorang,
ك ِم ْن
ِ ما أَطْيب:وؿ اهللِ صلَّى اهلل َعلَي ِو وسلَّم
ََ َ َ َ َ ْ ُ َ ُ اؿ َر ُس
َ َ ق:اؿ ٍ ََّع ِن ابْ ِن َعب
َ َ ق،اس
ت َغيْػَرِؾ ِ ِ
ُ َما َس َكْن،َخَر ُج ِون منْك
ِ َّ ولَوَال أ،ِل
ْ َف قَػ ْومي أ ِ ِ َ بَػ ْل َدةٍ وأ
ْ َ ََّ َحبَّك إ َ
صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َكا َف إِذَا قَ ِد َـ ِم ْن َس َف ٍر فَػنَظََر إِ َىل ٍ ََع ْن أَن
َّ س أ
َّ َِف الن
َ َِّب
احلَتَوُ َوإِ ْف َكا َف َعلَى َدابٍَّة َحَّرَك َها ِم ْن ُحبّْػ َها ِ ج ْدر ِاف الْم ِدينَ ِة أَوضع ر
َ ََ ْ َ َ ُ
“Dari Anas RA bahwa Nabi SAW apabila kembali dari berpergian,
beliau melihat dinding kota Madinah, maka lantas mempercepat
202
http://www.nu.or.id/post/read/70380/ketika-hukum-syariat-islam-bicara-cinta-
tanah-air. Diakses pada 19 September 2017.
120
ontanya. Jika di atas atas kendaraan lain (seperti bagal atau kuda,
pen) maka beliau menggerak-gerakannya karena kecintaanya kepada
Madinah,” (HR Bukhāri).
203
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 62.
204
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 10 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Hal. 85.
121
dengan anṣār tauḥīd dan keluar dari dinas-dinas tagut dan kafir
tersebut.
Data 3205
ۖ ِات إِ َىل ال نُّور ِ ال لَّو وِِلُّ ا لَّذِ ين آم نُوا ُُيْرِج ه م ِم ن ال ظُّلُم
َ َ ْ ُُ َ َ َ ُ
وت ُُيْرِ ُج ونػَ ُه ْم ِم َن ال نُّورِ إِ َىل ِ ِ َّ
ُ ُاؤ ُى مُ ال طَّا غ
ُ َين َك فَ ُروا أ َْول ي
َ َوا ل ذ
يه ا َخ الِ ُد و َف ِ
َ اب ال نَّا رِ ۖ ُى ْم فُ ح َ أَص
ْ ك
ِ
َ ِال ظُّلُ َم ات ۖ أُولََٰ ئ
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan
orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah tagut, yang
mengeluarkan mereka dari cahaya (keimanan) kepada kegelapan
205
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 62 paragraf 2.
122
(kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.” (al-Baqarah: 257)206
206
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 62.
207
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Hal. 256-257.
123
Data 4208
208
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 62 paragraf 4.
124
Karena termasuk bagian dari orang-orang kafir yang bekerja
di pemerintahan, maka Aman Abdurrahman tidak menerima alasan
apapun yang dikemukakan oleh pribadi tersebut dengan alasan
perintah atasan atau tugas institusi. Dengan pemikiran yang mudah
Aman Abdurrahman menyatakan vonis kafir. Hal ini ia dasarkan
pada firman Allah dalam surat al-Aḥzāb ayat 64-68 yang berisi laknat
bagi orang-orang kafir. Ayat tersebut berbunyi:
َوى ُه ْم ِيف ال نَّا رِ يػَ قُ ولُو َف يَا لَيْ تػَ نَا أَطَ ْع نَا ال لَّو
ُ ب ُو ُج ُ َّيػَ ْوـَ تػُ قَ ل
وال َّ َوأَطَ ْع نَا
َ الر ُس
َّ َوقَالُوا َربػَّ نَا إِنَّا أَطَ ْع نَا َس ادَ تػَ نَا َو ُك بػَ َراءَنَا فَأَضَ لُّونَا
َ ِالس ب
يال
ِ ض ْع فَ ُْتِ ِم ن ا لْع َذ
اب َوا لْعَ نْػ ُه ْم لَ ْع نًا َك بَِتًا ِ ربػَّ نَا آهتِِم
َ َ ْ َ
“Sesungguhnya Allah melaknati orang-oran kafir dan menyediakan
bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka) mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang
pelindung pun dan tidak (pula) seorang penolong pada hari ketika
muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata:
“Alangkah baiknya andaikata kami ta‟at kepada Allah dan taat
(pula) kepada rasul.” Dan mereka berkata: “Ya Rabb kami,
sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin kami dan
pembesar-pembesar kami; lalu mereka menyesatkan kami dari jalan
(yang benar). Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka‟adzab dua
125
kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutuan yang besar.” (al-
Aḥzāb: 64-68)209
209
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 63.
126
meragukan kekuasaan Allah. Padahal tentang hari kiamat adalah
urusan Allah SWT.210
Data 5212
127
kalian yang menindas manusia, sedangkan cemeti yang merupakan
alat untuk menindas bukan untuk mengayomi adalah kalian dan
dinas yang seperti kalian. Jadi apa kalian ini polisi penegak hukum
Allah atau penegak hukum tagut?
128
mengabarkan kepada kaumnya bahwa akan datang suatu saat para
penghuni neraka, diantara dari penghuni neraka tersebut adalah
orang-orang yang membawa cemeti yang bentuknya menyerupai ekor
sapi, cemeti tersebut digunakan untuk memukuli manusia. Adapun
orang-orang yang membawa cemeti tersebut menurut Aman
Abdurrahman adalah para pemerintah tagut dan siapa saja pembela
tagut yang terus menindas manusia. Adapun cemeti yang digunakan
untuk mencambuk adalah dinas-dinas tagut yang berada di bawah
pemerintah tagut.
ِ َّ ِ ِ ِ ِ
تْ َين َك فَ ُروا قُطّْعَ اخ تَصَ ُم وا يف َر ّّْٔ ْم ۖ فَا ل ذ
ْ ص َم اف ْ ََٰى َذ اف َخ
ِ ِ ِ ِ ُّ َذل م ثِي اب ِم ن نَا رٍ ي ص
ص َه ُر ْ ُ ي# ُب م ْن فػَ ْوؽ ُرءُوس ِه مُ ا ْحلَم يم َُ ْ ٌ َ ُْ
ُك لَّ َم ا# ٍام عُ ِم ْن َح دِ يد
ِ و َذل م م َق# بِوِ م ا ِيف ب طُوهنِِم وا ْجل لُود
َ ُْ َ ُ ُ َ ْ ُ َ
213
Prayitno Ramelan, Ancaman Virus Terorisme: Jejak Teror di Dunia dan
Indonesia (Jakarta: Grasindo, 2017), hal. 190.
129
اب ِ ُ ِأَراد وا أَ ْف َُيْرج وا ِم نْػ ه ا ِم ن غَ مٍّ أُع
َ يه ا َوذُ وقُوا عَ َذ
َ يد وا ف ْ َ ُُ َُ
ِ ِا ْحلَر
يق
“itulah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang
bertengkar, mereka sering bertengkar mengeai Rabb mereka, maka
orang-orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian
dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas
kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang
ada dalam perut mereka dan kulit mereka. Dan untuk mereka
cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari
neraka, lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka akan
dikebalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan):
“Rasakanlah”‟adzab yang membakar ini.” (al-Ḥajj: 19-22)214
214
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 63.
130
itu oleh Allah dicerminkan dengan perdebatan antara Muslim dan
Kafir.215
“Demi Allah, saya akan kafir kepada Allah dan setia kepada tagut.”
215
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al Quran
vol. 9, (Jakarta: Lentera hati, 2002), Hal. 33.
131
dalam al-Quran maka 100% orang tersebut sudah kafir karena telah
menyekutukan Allah. Bagi pelaku yang sudah berbaiat syirik kepada
pemerintah tagut tidak bisa menyangkal kenyataan yang ada.
Hukuman pun sudah menanti bagi siapa saja yang melakukan Kafir
kepada Allah. Aman mengutip firman Allah dalam surat Muhammad
ayat 25-26 untuk memberikan pengetahuan mengenai vonis yang
dijatuhkan oleh Allah kepada orang-orang yang kafir kepadaNya,
132
hubungan dengan musuh Islam di Makkah. Mereka berjanji akan
mematuhi dalam beberapa urusan sebagaimana dianjurkan nabi
Muhammad, padahal sesungguhnya mereka berbohong.217
Data 6218
217
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 13 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Hal.149.
218
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 64 paragraf 5.
133
pemerintah tagut dan segala marabahaya di dalamnya.
Kemudhorotan-kemudhorotan akan selalu muncul di dalam
pemerintah tagut. Karena jika tidak segera bertaubat dan menjadi
golongan anṣhār tauhid, maka alasan apapun yang dilontarkan untuk
menghindari vonis murtad dari Allah ta‟ala tidak ada diterima, baik
alasan itu karena keterpaksaan dan ketertindasan.
اب ِِ إِ ْذ تَػبػَّرأَ الَّ ِذين اتُّبِعوا ِمن الَّ ِذين اتَّػبػعوا ورأَوا الْع َذاب وتَػ َقطَّع
ُ ََسب ْ ت ّٔ ُم ْاأل ْ َ َ َ َ ُ ََ ُ َ َ َ ُ َ َ
ِ ِ َّ َ َ وق#
َ َف لَنَا َكَّرًة فَػنَتَبَػَّرأَ ِمْنػ ُه ْم َك َما تَػبَػَّرءُوا ِمنَّا ۖ َك ََٰذل
ك َّ ين اتَّػبَػ ُعوا لَ ْو أ
َ اؿ الذ َ
ُت ِم َن النَّا ِر ِ ِ ٍ
َ يُِري ِه ُم اللَّوُ أ َْع َما َذلُ ْم َح َسَرات َعلَْي ِه ْم ۖ َوَما ُى ْم ِبَا ِرج
“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas diri dari orang-
orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan ketika
segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan
berkatalah orang-orang yang mengikuti:”Seandainya kami dapat
kembali (ke dunia) pasti kami akan berlepas diri dari mereka,
sebagaimana mereka berlepas diri dari kami”, demikianlah Allah
meperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan
bagi mereka. Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api
neraka.” (al-Baqarah: 166-167)219
219
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 65.
134
institusi-institusi tersebut. Allahlah satu-satunya pelindung dan
penolong bagi hambanya.
1. Buku tulis/kertas
2. Pensil
3. Al-Qur‟an
4. Buku-buku bacaan
5. Lampu penerangan
135
Abdurrahman dalam menyebarkan paham-pahamnya. Konsistensi dan
intensitas bertemu dengan calon jamaahnya menjadi penting juga untuk
di perhatikan. Waktu satu menit sangat berharga bagi Aman
Abdurrahman untuk bisa berkomunikasi dengan para jamaahnya.
136
disebut dengan embodiment. Sangat jelas dalam pembahasan di atas
figur yang menjadi pokok bahasan adalah pribadi Aman Abdurrahman,
sedangkan latar yang menjadi background pembahasan Aman
Abdurrahman adalah lembaga Pemasyarakatan, buku-buku yang
selama ini mempengaruhi pemikirannya di dalam paham-paham
keagamaan, dan isu-isu gerakan radikalisme berjubah agama yang kini
sedang ramai baik di tingkat nasional maupun internasional. Isu tentang
Islamic State (IS) yang terus di beritakan di media nasional maupun
internasional mampu menarik perhatian khususnya di kalangan
kelompok jihadis. Karena sudah menjadi rujukan oleh jamaahnya
khususnya dalam bidang tauhid, maka di lapas pun Aman
Abdurrahman tetap melakukan transfer knowledge, dengan berbagi
cara.
137
C.3. Antara Kami dengan Tagut220
Data 1221
فهي معي ال. أنا جنيت يف قلِب و بستان يف صدري.ما يصنع يب أعدائي
و إخراجي من. و قتلي شهادة.تفارقٍت أينما وحت أنا حبسي خلوة
بلدي سياحة
“Apa yang dilakukan musuh-musuhku terhadap diriku. Aku,
sungguh surgaku ada dihatiku, dan tamanku yang indah ada di
dadaku. Ia selalu ada bersamaku lagi tidak pernah meninggalkanku
ke manapun aku pergi. Aku, sungguh pemenjaraanku adalah
khalwat 222 , pembunuhanku adalah kesyahidan, dan pengusiranku
dari kampung halamanku adalah wisata.”
Sungguh musuh-musuh Allah adalah dari kalangan tagut dan
bala tentaranya telah mengira bahwa apa yang dilakukan terhadap
para muwaḥḥidīn mujāhidīn oleh mereka berupa pembunuhan,
pemenjaraan, penyiksaan dan penganiayaan serta pengejaran akan
bisa mematikan dan memadamkan cahaya tauhid dan semangat
jihad yang sudah menyatu di dalam jiwa, dan mereka menyangka
bahwa tindakan tadi akan membuat yang lain urung diri dari meniti
jalan tauhid dan jihad ini...sungguh tidak mungkin...
220
Ditulis pada 8 Ramadhan 1431 H di Mu‟taqal PMJ oleh Aman Abdurrahman.
221
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 149 paragraf 1.
222
Khalwat adalah menyendiri untuk merenung dan beribadah kepada Allah.
138
1. “Sungguh surgaku ada di hatiku”,
2. “Tamanku yang indah ada di dadaku”,
3. “Ia selalu ada bersamaku lagi tidak pernah meninggalkanku ke
manapun aku pergi”,
4. “Sungguh pemenjaraanku adalah khalwat”,
5. “Pembunuhanku adalah kesyahidan”,
6. “Pengusiranku dari kampung halamanku adalah wisata”.
139
penganiyaan tidak akan pernah dapat membuat redup dan mati
cahaya tauhid dan semangat jihad yang sudah menyatu di dalam jiwa
dirinya dan para jamaahnya. Bahkan menurut pengakuan beberapa
napi teroris mereka mengejar “Istisyhād” 223 sebagai sarana untuk
melewati sirōṭ al-mustaqīm menuju Surga. Aman Abdurrahman
mengutip firman Allah yang ia anggap relevan dengan kenyataan
yang ia dan jamaahnya alami, Allah berfirman:
اى ِه ْم َوال لَّوُ مُ تِمُّ نُورِهِ َولَ ْو َك رِهَ ا لْ َك افِ ُرو َف
ِ يد و َف لِي طْفِ ئ وا نُور ال لَّوِ بِأَفػْ و
َ َ ُ ُ ُ ِيُر
“mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan (ucapan)
mulut-mulut mereka, sedangkan Allah akan tetap menyempurnakan
cahaya (agama)-Nya walaupun orang-orang kafir itu benci.‟ (al-
Ṣāff:8)224
223
Istilah istisyhad dikenal dikalangan Ikhwan sebagai mengejar mati syahid. Hal
ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya, bom bunuh diri, baku tembak dengan
aparat keamanan hingga menginggal, dan berperang membela agama Allah.
224
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2012), hal. 149.
140
gelar-gelar buruk kepada para muwaḥḥidīn mujāhidīn dalam
masyarakat luas.225
225
Dalam masalah ulama sū‟, ini sering terjadi ketika ada pembinaan kepana WBP
terorisme di dalam lapas yang dilakukan oleh Lapas maupun BNPT. Dari kelompok radikal
mereka secara terang-terangan menolak kedatangan akademisi yang ingin melakukan dialog,
bahkan tidak jarang kata-kata tidak pantas keluar dari kalangan ikhwan-ikhwan tersebut.
Yang paling parah ketika Dr. Najih Ibrahim (Mantan Ketua Dewan Syuro al jamaah al
Islamiyyah Mesir)berkunjung ke Nusakambangan untuk berdialog dengan WBP Terorisme
mendapatkan penolakan dan perlakuan yang kurang baik.
226
Blueprint Deradikalisasi, Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan
Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, 2015. Hal. 6.
227
„Ali jārim wa mustofa Amīn, al-Balāghoh al-wādihah (Jakarta: Raudhah Press,
2007), hal. 25.
141
Penanggulangan Terorisme (BNPT), POLRI dalam hal ini Densus 88,
TNI dan elemen lainnya tidak akan pernah bisa menghilangkan dan
memadamkan api-api jihad yang sudah menyatu dan mendarah
daging dalam diri seorang anṣārullāh. Ibarat sebuah mutan, mati satu
tumbuh seribu. Jaringan sel-sel mereka tidak akan pernah putus dan
akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Satu
kelompok ditangkap, dan jaringannya dibubarkan maka akan ada
kelompok lain yang segera terbentuk kembali dan akan membuat
kekuatan yang baru.
1. Kisah kaum „Ād yang angkuh menolak dakwah tauhid dan dengan
keangkuhannya menantang dan menyombongkan diri mereka di
hadapan Allah ta‟ala. Kisah ini tertuang dalam surat Fuṣilat ayat 15,
Mereka tidak tahu jika Allah ta‟ala lebih kuat dari mereka, hal
ini terdapat dalam surat Fuṣilat ayat 15 juga,
142
“Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah
yang telah menciptakan mereka, Dia lebih hebat kekuatannya dari
mereka?.” (Fuṣilat: 15)228
143
merasakan siksaan yang menghinakan dalam kehidupan di dunia.
sedangkan adzab akhirat pasti lebih menghinakan dan mereka tidak
diberi pertolongan.”( Fuṣilat: 16)229
2. Kisah Firaun dan bala tentaranya yang sangat angkuh dan suka
menganiaya dan membunuh kaum pria bani Israel, memperbudak
para wanitanya dan memenjarakan dan membunuh orang-orang
beriman yang menolak tunduk kepada aturannya. Oleh
perbuatannya tersebut mereka diganjar hukuman oleh Allah di
dunia dan telah disiapkan juga hukuman mereka di akhirat, hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Qaṣaṣ ayat 39-42,
229
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2012), hal. 150.
144
اى ْم أَئِ َّم ةً يَ ْد عُ و َف إِ َىل ال نَّا رِ ۖ َويػَ ْوـَ ا لْقِ يَامَ ةِ َال
ُ ََو َج عَ لْ ن
يػُ نْ صَ ُرو َف
230
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2012), hal. 151.
231
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 10 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.351-352.
145
3. Kisah Abu Jahl dan pembesar Quraisy yang merasa berkuasa di
Makkah. Mereka bersikap angkuh dan selalu menghinan dan
menindas Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Namun Rasul
dan kaum muslimin terus bersabar sambil mengumpulkan
kekuatan untuk menandingi mereka. Hingga akhirnya pada
peperangan Badar mereka terbunuh dan dimasukkan dalam sumur
Badar. Pernyataan Abu Jahl dimasukkan ke dalam sumur Badar
diambil dari Ṣahīh al-Bukhāri , bab melemparkan bangkai kaum
musyrikin ke dalam sumur.
Data 2232
146
tahun, paling lama sepuluh tahun, dan akan berputar seperti itu secara
terus menerus. Banyak orang yang mencalonkan diri, menjadi wakil
rakyat baik di daerah maupun di pusat, baik mencalonkan diri
menjadi anggota dewan atau menjadi calon walikota/bupati,
Gubernur, bahkan presiden. Mereka melakukan apapun usaha untuk
mencapai tingkat kekuasaan itu.
ًح يِيػَ نَّوُ َح يَا ة ِ ذَ َك رٍ أ َْو أُنػْ ثَ َٰى َو ُى َو احلًا ِم ْن ِ م ن ع ِم ل ص
ْ ُمُ ْؤم ٌن فػَ لَن َ َ َ َْ
َك انُوا يػَ ْع َم لُو َف س نِ مَ اَ َحْ أَج َر ُى ْم بِأْ ُ ج زِيػَ ن ػ
َّه ْم ْ َطَيّْبَةً ۖ َولَن
“Barang siapa beramal saleh baik laki-laki maupun perempuan,
sedangkan dia itu mu‟min maka sungguh Kami akan memberikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh Kami akan
memberikan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.” (al-Naḥl: 97)233
147
kebahagiaan ditandai dengan nikmatnya hati dan ketenangan jiwa
yang dirasakan oleh orang-orang yang menghambakan diri dan
berserah diri kepada Allah SWT. Ketika sudah berserah diri, maka
apapun kondisinya tidak akan mengubah keberserahan dirinya
kepada Tuhan-Nya. Kondisi di penjara, penyiksaan, penindasan, dan
pemenjaraan tidak akan pernah menghalangi orang-orang yang telah
menghambakan diri kepada-Nya. Semakin dekat seorang hamba
muwahhid kepada Tuhannya maka semakin besar pula kebahagiaan
hidup yang diterimanya. Semakin banyaknya pengorbanan yang
mereka ikhlaskan demi tegaknya agama Allah, maka semakin besar
kenikmatan hidup yang mereka rasakan, mereka akan semakin
semangat membela agama Allah karena mereka tahu tingkatan surga
yang telah dijanjikan Allah kepada pembela-pembelaNya.
ِ ِ
ؼ ْ َب إِ َِلَّ شلَّا يَ ْد عُ ونَ ٍِت إِلَيْ و ۖ َو إِ َّال ت
ْ ِص ر ُّ أَح
َ الس ْج ُن
ّْ ب ّْ اؿ َر
َ َق
ِِ ِ
َ ب إِلَيْ ِه َّن َوأَ ُك ْن م َن ا ْجلَاى ل
ُت ُ أَص
ْ عَ ٍّْت َك يْ َد ُى َّن
“Ya Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada mengikuti ajakan
mereka.”(Yusuf: 33)234
234
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 152.
148
2. Kisah si Ghulam dalam kisah aṣḥāb al-Ukhdūd dengan senang
hati dirinya rela dan ikhlas dibunuh demi tegaknya kalimat Allah
ta‟ala. Orang-orang muwaḥḥidīn yang menerima dakwah si
Ghulam tersebut rela dibakar hidup-hidup demi menjaga prinsip
yang mereka anggap benar. Kisah ini tertera dalam surat al-Burūj
ayat 4-8,
إِذْ ُى ْم عَ لَيْػ َه ا# ِات ا لْ َوقُود ِ َ ال نَّا رِ ذ# ِقُتِل أَص ح اب ْاألُخ ُد ود
ْ ُ َ ْ َ
ِِ
َومَ ا# ٌُت ُش ُه ود َ َو ُى ْم عَ لَ َٰى مَ ا يػَ ْف عَ لُو َف بِا لْ ُم ْؤم ن# ٌقػُ عُ ود
ِنػَ َق م وا ِم نْػ ه م إِ َّال أَ ْف ي ػ ؤ ِم ن وا بِال لَّوِ ا لْع زِي زِ ا ْحل ِم يد
َ َ ُ ُْ ُْ ُ
“Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu pembesar-
pembesar Najran di Yaman), yang berapi (yang memiliki) kayu
bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka
menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang
mu‟min. Dan mereka menyiksa orang-orang mu‟min hanya
karena(orang-orang mu‟min itu) beriman kepada Allah Yang Maha
Perkasa lagi Maha terpuji.” (al-Burūj: 4-8)235
235
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 152.
149
أحد أحد لو علمت كلمة أغيظ منها لقلتها
“Esa, Esa, Andaikata ada ucapan lain yang lebih membuat kalian
geram darinya, tentu aku mengatakannya,”
150
Data 3236
فزت و رب الكعبة
“Saya menang, demi Rab Ka‟bah.”
236
Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk Orang yang
Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 153 paragraf 2.
151
pengurangan hukuman seperti remisi, Pembebasan bersyarat, dan
lainnya merupakan akal-akalan pemerintah untuk menggoyang hati
para muwaḥḥidīn dari keyakinan yang sudah dipegang dan tertancap
di dalam hati.
ََجِ عُ وا ِ ِ ِ ِ ِ
ُ ْعَ لَيْ كُ ْم َم قَ ام ي َوتَ ْذك َتِي بِآيَات ال لَّو فػَ عَ لَى اللَّو تػَ َو َّك ل
ْ ت فَأ
َّأَم َرُك ْم َو ُش َرَك اءَ ُك ْم ُثَُّ َال يَ ُك ْن أ َْم ُرُك ْم عَ لَيْ ُك ْم غُ َّم ةً ُثَُّ ا قْ ضُ وا إِ َِل
ْ
ِ وَال تػُ نْ ظِ ر
وف ُ َ
237
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 154.
152
Surat „Ali-Imrān ayat 185 mempunyai bunyi lengkap sebagai berikut,
ت ۖ وإِ َّمنَا تػُ وفػَّ و َف أُج ورُك م يػ وـ ا لْقِ ي ام ةِ س ذَ ائِقَ ةُ ا لْم و ِ ُك لُّ نػَ ْف ٍ
َ ْ ُ َ ْ َْ َ َ َ َ َْ
از ۖ َومَ ا ا ْحلَيَا ةُ ۖ فَم ن زح زِح ع نِ ال نَّا رِ و ْ ِ
أُد خ لَ ا ْجلَنَّةَ فػَ َق ْد فَ َ َ َْ ُْ َ َ
الد نػْ يَا إِ َّال مَ تَاعُ ا لْغُرورِ
ُّ
ُ
Bahkan luka yang didapatkan di jalan Allah akibat serangan
musuh atau penyiksaannya akan menjadi nilai pahala dan diharapkan
balasannya. Khusus dalam hal ini banyak dari kalangan jamaah
Aman yang meyebutkan mendapatkan siksaan dari para petugas agar
mau mengikuti permainan yang sedang dilakukan oleh petugas
tersebut. Rasulullah SAW berkata di dalam hadist yang Ṡābit:
ما من مكلوـ يف سبيل اهلل و اهلل أعلم مبن يكلم يف سبيلو إال جاء يوـ
238
القيامة و كلمو يدمي .اللوف لوف الدـ و الريح ريح ادلسك
238
Hadis di atas diambil dari buku Sunan at-Tirmīdzī Kitāb fadhōil al-Jihād „an
Rosūlillah SAW
1656حدثنا قتيبة حدثنا عبد العزيز بن زلمد عن سهيل بن أيب صاحل عن أبيو عن أيب ىريرة قاؿ قاؿ رسوؿ اهلل صلى اهلل
عليو وسلم ال يكلم أحد يف سبيل اهلل واهلل أعلم مبن يكلم يف سبيلو إال جاء يوـ القيامة اللوف لوف الدـ والريح ريح
ادلسك قاؿ أبو عيسى ىذا حديث حسن صحيح وقد روي من غَت وجو عن أيب ىريرة عن النِب صلى اهلل عليو وسلم
قولو ( :ال يكلم ) بضم أولو وسكوف الكاؼ وفتح الالـ أي جيرح ( أحد يف سبيل اهلل ) قاؿ السيوطي :أي سواء مات
صاحبو منو أـ ال كما يؤخذ من رواية الًتمذي ( واهلل أعلم مبن يكلم يف سبيلو ) َجلة معًتضة بُت ادلستثٌت وادلستثٌت منو .
قاؿ ال نووي :ىذا تنبيو على اإلخالص يف الغزو ،وأف الثواب ادلذكور فيو إمنا ىو دلن أخلص فيو وقاتل لتكوف كلمة اهلل ىي
العليا .قالوا :وىذا الفضل وإف كاف ظاىره أنو يف قتاؿ الكفار ،فيدخل فيو من خرج يف سبيل اهلل يف قتاؿ البغاة وقطاع [
ص ] 466 :الطريق ويف إقامة األمر بادلعروؼ والنهي عن ادلنكر وضلو ذلك ( إال جاء يوـ القيامة اللوف لوف الدـ والريح ريح
ادلسك ) ويف رواية مسلم :إال جاء يوـ القيامة وجرحو يثعب ،اللوف لوف الدـ والريح ريح مسك .قاؿ النووي :قولو صلى
اهلل عليو وسلم " :وجرحو يثعب " ىو بفتح الياء والعُت وإسكاف ادلثلثة بينهما ومعناه جيري متفجرا أي كثَتا ،قاؿ :
واحلكمة يف رليئو يوـ القيامة كذلك أف يكوف معو شاىد فضيلتو وبذلو نفسو يف طاعة اهلل تعاىل انتهى .
153
“Tidak seseorang pun yang terluka di jalan Allah-dan Allah lebih
mengetahui akan orang yang terluka di jalan-Nya-melainkan ia
datang di hari kiamat sedangkan lukanya mengalirkan darah,
warnanya warna darah dan baunya bau kasturi.”
239
اتق دعوة ادلظلوـ فإنو ليس بينها و بُت اهلل حجاب
“hati-hatilah terhadap doa orang yang didhalimi, karena diantara
doa itu dengan Allah tidak ada penghalang.”(HR al-Bukhāri dan
Muslim)
154
untuk mencelakai para aparat tagut. Daripada mereka yang sengsara
lebih baik aparat tagut yang sengsara. Maka tidak heran jika banyak
dari pihak POLRI dimanapun mereka berada akan menjadi sasaran
kaum Muwaḥḥidīn.
155
para tagut dan anṣārnya, sungguh bisa mengajak mereka adalah
keutamaan bagi kami”, karena Rasul kami mengatakan:
240
ألف يهدي اهلل بك رجال واحدا خَت لك من محر النعم
“Sungguh Allah memberi hidayah kepada seseorang dengan sebab
kamu adalah lebih baik bagimu daripada unta yang merah.” (HR al-
)Bukhāri
Data 4241
242
من دؿ على خَت فلو مثل أجر فاعلو
“Barangsiapa menunjukkan (orang lain) kepada kebaikan, maka dia
mendapatkan seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR
240
Hadis di atas diambil dari,
باب مناقب علي بن أيب طالب القرشي اذلامشي أيب احلسن رضي اهلل عنو
وقاؿ النِب صلى اهلل عليو وسلم لعلي أنت مٍت وأنا منك وقاؿ عمر تويف رسوؿ اهلل صلى اهلل عليو وسلم وىو عنو راض .
3498حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا عبد العزيز عن أبي حازم عن سهل بن سعد رضي اهلل عنو أف رسوؿ اهلل صلى اهلل
عليو وسلم ق اؿ ألعطُت الراية غدا رجال يفتح اهلل على يديو قاؿ فبات الناس يدوكوف ليلتهم أيهم يعطاىا فلما أصبح الناس
غدوا على رسوؿ اهلل صلى اهلل عليو وسلم كلهم يرجو أف يعطاىا فقاؿ أين علي بن أبي طالب فقالوا يشتكي عينيو يا
رسوؿ اهلل قاؿ فأرسلوا إليو فأتون بو فلما جاء بصق يف عينيو ودعا لو فربأ حىت كأف َل يكن بو وجع فأعطاه الراية
فقاؿ علي يا رسوؿ اهلل أقاتلهم حىت يكونوا مثلنا فقاؿ انفذ على رسلك حىت تنزؿ بساحتهم ُث ادعهم إىل اإلسالـ وأخربىم
مبا جيب عليهم من حق اهلل فيو فواهلل ألف يهدي اهلل بك رجال واحدا خَت لك من أف يكوف لك محر النعم
http://hadith.al-islam.com/Page.aspx?pageid=192&BookID=24&PID=3509,
diakses 15 Agustus 2017.
241
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 154 paragraf 5.
242
Hadis diatas diambil dari,
ِ ِ اؿ رس ُ ِ ٍ
صلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َ ( :م ْن َد َّؿ َعلَى َخ ٍَْت فَػلَوُ مثْلُ أ ْ
َج ِر وؿ اللَّو َ اؿ :قَ َ َ ُ صا ِر ّْ
ي رضي اهلل عنو قَ َ وع ْن أَِيب َم ْس ُعود ْاألَنْ َ
َ
فَاعلو ) رواه مسلم ( .(3985 ِ ِ ِ
156
Muslim)
243
Perumpamaan diatas bisa juga disebutkan dengan kata-kata mutiara dalam
bahasa Arab yang berbunyi,
خَت جليس ىف الزماف كتاب
157
pengenalan lingkungan) hal ini bertujuan untuk memberikan
pengawasan khusus kepada napiter. Sebagaimana diketahui terorisme
menjadi salah satu kasus ektra ordinary crime selain kasus narkoba
dan korupsi. Pihak lapas akan bersikap hati-hati kepada napi teroris
dibandingkan dengan napi umum lainnya, bahkan sampai ada yang
lama dikeluarkan dari sel khusus karena pertimbangan keamanan.
Menurut kelompok ikhwan yang memiliki pemahaman radikal, lapas
menjadi tempat untuk menyebarkan pemahamannya, khususnya
pemahaman dasar-dasar tauhid.
Data 5244
Dan andaikata kalian menjauhkan kami dari buku dan tulisan, tapi
kalian tidak bisa menjauhkan diri kami dari al Quran dan żikrullāh,
dimana Rasulullah SAW telah menamakan majelis dzikir sebagai
taman surga:
إذا مررمت برياض اجلنة فارتعوا قالوا وما رياض اجلنة؟ قاؿ حلق الذكر
“Bila kalian melewati taman-taman surga, maka bersenang-
senanglah.” Mereka bertanya: Apakah taman-taman surga itu?
Beliau menjawab: “halaqah-halaqah dzikir.”(hadis hasan riwayat
Ahmad dan At Tirmidzi)
Sehingga disitulah kebahagiaan hidup dan ketenangan jiwa dapat
dirasakan.
ِ ِ ِ َ ۖ
ُ ُأَال بِذ ْك رِ ال لَّو تَطْ َم ئ ُّن ا لْقُ ل
وب
“Ingatlah, dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.” (Ar
Ra‟du: 28)
244
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 155 paragraf 2.
158
kekosongan waktunya dengan perbuatan-perbuatan yang
mendatangkan manfaat. Seperti, membaca al-Qur‟an, membaca
buku-buku yang menguatkan iman, dan berdiskusi dengan sesama
kelompoknya untuk penguatan ilmu sebagai bekal ketika sudah
bebas. Bahkan tidak sedikit dari mereka mencoba untuk
mempengaruhi narapidana kasus umum untuk belajar dengan mereka
dan mencoba mempengruhi napi-napi umum tersebut untuk masuk
dan menjadi bagian dari kelompok mereka. Sehingga tidak jarang
pendekatan yang mereka lakukan kepada sesama penghuni lapas
membuat repot para petugas Lapas. Bahkan tidak sedikit yang berani
berikrar menjadi bagian dari kelompok tersebut.
159
menjalani hukuman di dalam penjara seperti Syaikh Ibn Taimiyyah
dan Sayyid Quṭb. Semangat tersebut terus ia tanamkan ke benak para
pengikutnya, jika pihak lapas tidak memberikan ruang ekpresi untuk
menulis, maka cukup dengan membaca al-Qur‟an dan berdzikir
sepanjang waktu untuk mengingat Allah SWT. Aman ingin
melakukan apa yang di lakukan Rasulullah kepada umat muslim
dengan menyeru untuk menuju taman surga melalui zikrullāh,
إذا مررمت برياض اجلنة فارتعوا قالوا وما رياض اجلنة؟ قاؿ حلق الذكر
“Bila kalian melewati taman-taman surga, maka bersenang-
senanglah.” Mereka bertanya: Apakah taman-taman surga itu?
Beliau menjawab: “halaqah-halaqah dzikir.”(hadis hasan riwayat
Ahmad dan al-Tirmidzi)
160
ketika berada di dalam penjara, banyak kesempatan emas
untuk terus melakukan perbuatan baik dengan mengkaji
kitab-kitab tentang agama Islam, saling mengingatkan satu
dengan lainnya untuk memperkuat kadar keimanan dan tetap
istiqomah menjadi muwaḥḥidīn yang selalu berada di dalam
anṣār tauhid.
Penjara merupakan tempat yang tepat, dan masa
hukuman di dalam pejara menjadi masa yang sangat tepat
untuk terus bermunajat kepada Allah SWT. Hal ini sudah
sesuai dengan hadis Quds,
وما يزاؿ عبدي يتقرب إِل بالنوافل حىت أحبو فإذا أحببتو كنت َسعو الذي
يسمع بو و بصره الذي يبصر بو و يده اليت يبطش ّٔا و رجلو اليت ِيشي
ّٔا و إف سألٍت ألعطينو و لئن استعاذن ألعيذنو
“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan
nawafil (ibadah-ibadah sunnah) sampai Aku mencintainya. Dan bila
Aku telah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang dengan
itu ia mendengar dan pandangannya yang dengan itu ia melihat dan
tangannya yang dengan itu ia memukul dan kakinya yang dengan itu
ia berjalan. Bila ia meminta kepada-Ku tentu Aku memberinya dan
bila ia meminta perlindungan dengan-Ku tentu Aku
melindunginya.”(HR. Al-Bukhāri)
161
Pernyataan di atas menunjukkan jelas sikap Aman
Abdurrahman dan Jamaahnya kepada sesama kaum muslimin.
Mereka tidak lagi menganggap kaum muslim sebagai saudara. Aman
Abdurrahman menutup rapat pintu ukhuwah sesama muslim dan
mengantinya dengan justifikasi kafir kepada kaum muslimin yang
tidak mengimani seperti apa yang ia dan jamaahnya imani. Islam
yang rahmatan lil „ālamīn berubah makna dan terjadi distorsi di
kalangan Aman dan kelompoknya. Bukan lagi menjadi rahmat bagi
seluruh alam namun menjadi sesuatu yang sangat ditakuti.245
Konsep takfiri yang Aman Abdurrahman kemukakan perlu
mendapat tanggapan serius dari ulama-ulama agar tidak menjadi
virus yang akan menular kepada generasi muda muslim. Jika virus
takfiri sudah masuk ke dalam jiwa kaum muda muslim akan banyak
menimbulkan kemudharatan sesama kaum muslim. Aman banyak
menggunakan dalil-dalil al-Qur‟an seperti firman Allah dalam surat
al-Zumar: 3, 8; al-Mu‟minūn:117; Yunus:106; Luqmān:13; al-
Baqarah: 254, al-Mumtahanah: 4, dan al-Kāfirūn:1-2. Selain itu
Aman Abdurrahman juga sering mengutip perkataan Syaikh
„Abdurrahmān Ibn Hasan Ibn Muhammad Ibn „Abd al-Wahhāb
“Allah Subḥānahu wa ta‟āla telah mencap kafir para pelaku syirik
dalam ayat yang sangat banyak, maka (kita) harus mengkafirkan
mereka juga. (Syarh Aṣli Dīn al-Islām)”.246
245
Nasaruddin Umar, Deradikalisasi Pemahaman al-Quran dan Hadis (Jakarta:
Penerbit Gramedia, 2014), hal. 339-342.
246
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman dan syaikh Abu Muhammad „Ashim al-
Maqdisiy, Aqidah para Nabi dan rasul: Penjabaran Realisasi Kalimat Tauhid dalam
Kehidupan (Banten: P-TA Press, 2014), hal.154-157.
162
Data 6247
Yang jelas apapun yang kami alami di jalan Allah ini adalah kebaikan
semuanya, dimana bila kami dibunuh, maka itu kesyahidan yang di cita-
citakan, bila kami di penjara maka itu adalah khalwat dan munajat yang
mendekatkan kepada Allah ta‟ala dan menjauhkan dari dosa, dan bila
kami diasingkan ke negeri lain, maka itu wisata dalam rangka tafakkur
penciptaan.
Segala yang kami alami di jalan Allah ini baik berupa kesulitan,
kesengsaraan dan kepedihan bahkan sikap kami yang membuat kalian
para tagut makin geram dan jengkel terhadap kami adalah bernilai amal
saleh:
247
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 156 paragraf 2.
163
Data 6 menjelaskan tentang motivasi yang diberikan Aman
Abdurrahman kepada para jamaahnya terkait hukuman yang mereka
dapatkan. Aman Abdurrahman menyebutkan jika apa yang mereka
alami berada di jalan Allah, dan tujuan mereka adalah istisyhād atau
mengejar kesyahidan. Salah satu doktrin yang Aman Abdurrahman
tanamkan kepada para jamaahnya adalah doktrin istisyhād. Doktrin
ini membuat para jamaahnya berlomba-lomba mengejar syahid di
jalan Allah. Sebagaimana hasil diskusi peneliti dengan salah satu napi
teroris kelompok Aman, yang bersangkutan mengatakan telah siap
untuk menjemput maut di jalan Allah, bahkan rela mati di tangan
polisi. Mereka tidak segan-segan menyerang polisi, seperti yang
terjadi pada Aipda Patah Saktiyono dan Aiptu Dwiyatna yang
ditembak oleh kelompok teroris.248
248
Prayitno Ramelan, Ancaman Virus Terorisme: Jejak Teror di Dunia dan
Indonesia (Jakarta: Grasindo, 2017), hal. 150.
164
ِ
ْ اللَّوَ َال يُض يعُ أ
َج َر ب َذلُ ْم بِوِ عَ َم لٌ صَ الِ ٌح ۖ إِ َّف ِ ِ
َ نػَ يْ ًال إ َّال ُك ت
َك بَِتَةً َوَال يػَ ْق طَعُ و َف َوَال يػُ نْ فِ قُ و َف نػَ فَ قَ ةً صَ غَِتَةً َوَال# ُت ِ ِ ا لْم
َ حسن ْ ُ
ِ ِ ِ ِ
س َن مَ ا َك انُوا يػَ ْع َم لُو َفَ َحْ ج زِيػَ ُه مُ ال لَّوُ أ
ْ َب َذلُ ْم ل ي َ َواد يًا إ َّال ُك ت
“Yang demikian itu, karena mereka tidak ditimpa kehausan,
kepayahan dan kelaparan di jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak
suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan
tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, kecuali (semua) itu
dituliskan bagi mereka sebagai suatu amal kebajikan. Sungguh,
Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,
dan tidaklah mereka memberikan infaq, baik kecil maupun yang
besar dan tidak (pula) melintasi suatu lembah (berjihad), kecuali
akan dituliskan bagi mereka (sebagai amal kebajikan), untuk diberi
balasan oleh Allah (dengan) yang lebih baik daripada apa yang telah
mereka kerjakan.”(al-Taubah: 120-121)249
249
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 156.
165
َوَال يػُ نْ فِ قُ و َف نػَ َف قَ ةً صَ غَِتَةً َوَال َك بَِتَةً َوَال يػَ ْق طَعُ و َف َوادِ يًا إِ َّال#
ِ ِ
ْ ُج زِيػَ ُه مُ ال لَّو
أَح َس َن مَ ا َك انُوا يػَ عْ َم لُو َف ْ َب َذلُ ْم ل ي َ ُك ت
Menurut M. Quraish Shihab ayat di atas menggambarkan
bagaimana seharusnya sikap orang beriman kepada Rasul SAW.
Seseorang yang mengaku beriman harus mencintai Rasul lebih dari
mencintai dirinya sendiri. Jika Rasulullah pergi berperang, dalam
ayat ini adalah perang Tabuk sudah semestinya sebagai umatnya ikut
dalam berperang, bukan malah bersenang-senang dirumah. Mereka
memang tidak lagi ditimpa kehausan yang besar, kepayahan yang
sulit, dan kelaparan yang mencekam. Pada intinya ayat di atas
mengajak untuk mencintai Rasulullah sebagaimana mencintai diri
sendiri, jika Rasulullah mengajak untuk berperang, selama mampu
dan bisa harus ikut berperang, bukan cinta emosional namun juga
rasional.250
Data 7251
Sedangkan bagi kalian wahai para tagut negeri ini dan bala
tentaranya yang berjuang dan bertugas di jalan tagut (hukum
buatan/wahyu syaithan), bukankah yang kalian cari itu adalah
keberkuasaan di dunia, penghormatan manusia dan kejayaan serta
kebanggaan dengan dinas saat kalian ini mempertuhankan selain
Allah ta‟ala yaitu para pemimpin kalian dan hukumnya yang lebih
kalian taati daripada hukum Allah? Dan bukankah yang kalian
harapkan di balik itu adalah gaji bulanan dan kesejahteraan hidup
dunia?
Apakah kalian bercita-cita mati tertembak kami saat kalian sedang
memerangi kami di dalam melaksanakan tugas pimpinan (tagut)
kalian, sebagaimana cita-cita kami mati tertembak kalian? Bukankah
250
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al Qur‟an
vol. 5 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.747-748.
251
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 157 paragraf 1.
166
kata ulama-ulama bejat kalian bahwa tugas kalian ini jihad juga?
ِ الد ار ْاْل ِخ رةُ عِ نْ َد ال لَّوِ خ الِص ةً ِم ن د
وف ُ ْ َ َ َ ُ َّ ُت لَكُ م ْ َقُلْ إِ ْف َك ان
ِِ
َ ت إِ ْف ُك نْ تُ ْم صَ اد ق
ُت َ َّوا ا لْ َم ْو ِ ال ن
ُ َّاس فػَ تَ َم ن ػ
“maka berharaplah untuk mati jika kalian memang orang-orang
yang benar!” (al-Baqarah: 94)
Kami yakin kalian takut mati dan tidak akan bercita-cita mati di
dalam tugas ini apalagi yang masih muda dan baru berpangkat
briptu atau bripda, belum kembali modal:
ِِ ِ ِ ِ
َ ت أَيْد ي ِه ْم ۖ َوال لَّوُ عَ ل يمٌ بِال ظَّال م
ُت ْ ََّوهُ أَبَ ًد ا مبَا قَ َّد م
ْ َولَ ْن يػَ تَ َم ن ػ
“Dan mereka tidak akan menginginkan kematian itu sama sekali,
dengan sebab dosa-dosa yang telah dilakukan tangan-tangan
mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang dhalim.” (al-
Baqarah: 95)
Bagaimana kalau kalian terluka di jalan tugas atau cacat seumur
hidup, apakah kalian yakin bahwa luka itu disisi Allah berbau
kasturi dan kalian bersyukur kepada Allah karena dicatat sebagai
yang terluka di jalan Allah? Ataukah kalian khawatir bahwa tuhan
kalian (tagut) tidak bisa memberikan kesejahteraan di masa tua
sebagaimana banyak kaum veteran yang terlantar?
Kalau kalian memang benar dengan tugas kalian ini, apakah kalian
rela dan mau bertugas tanpa digaji dan tanpa dibayar padahal
taruhannya adalah nyawa? Dan apakah kalian mau menginfaqkan
harta pribadi kalian yang ada di rumah atau dapat warisan dari orang
tua kalian, terus kalian berbondong-bondong dengan ikhlas
menyerahkan kepada pimpinan kalian(yaitu tagut atau tuhan kalian)
sebagai dana infaq lillahi ta‟ala untuk memerangi kami yang di cap
teroris?
167
memberikan judge kepada petugas keamanan dalam hal ini Polri, jika
pekerjaan mereka hanya ingin memperoleh kedudukan dan kenaikan
pangkat semata, beda halnya dengan apa yang dilakukan Aman
Abdurrahman dan kelompoknya yang mengejar istisyhād di jalan
Allah. Para pembela tagut dalam bekerja hanya berangkat dengan niat
agar mendapatkan gaji, memperoleh kesejahteraan, dan mendapat
penghargaan dari tempat dinas tagut mereka.
ِِ
َ ت إِ ْف ُك نْ تُ ْم صَ اد ق
ُت َ َّوا ا لْ َم ْو
ُ فػَ تَ َم ن ػ
”maka berharaplah untuk mati jika kalian memang orang-orang yang
benar”. (al- Baqarah: 94) Padahal jika kita perhatikan ayat
keseluruhan berbunyi sebagai berikut,
168
pernah sama dengan kenikmatan ukhrawi. Hanya orang-orang
berimanlah yang akan merasakannya. 252
ِِ ِ ِ ِ
َ ت أَيْد ي ِه ْم ۖ َوال لَّوُ عَ ل يمٌ بِال ظَّال م
ُت ْ ََّوهُ أَبَ ًد ا مبَا قَ َّد م
ْ َولَ ْن يػَ تَ َم ن ػ
“Dan mereka tidak akan menginginkan kematian itu sama sekali,
dengan sebab dosa-dosa yang telah dilakukan tangan-tangan
mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang dhalim.” (al-
Baqarah: 95)253
252
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 1(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 267.
253
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 157.
169
senjata dari para anṣhār tauhid mengenai mereka? Tantangan lain
yang diberikan Aman Abdurrahman adalah tentang infak pribadi
kepada pemerintah dengan menyumbangkan dana untuk memerangi
orang-orang yang di cap teroris.
Perekrutan
Tarbiyyah
'Askariyyah
Seleksi
Sasaran
Survei
Eksekusi
170
Data 8254
Adapun kami, maka bukan sekedar harta yang kami miliki bahkan
nyawa yang kami miliki, kami relakan dan ikhlaskan di jalan yang
kami tempuh ini yaitu tauhid dan jihad. Kami tidak digaji
sebagaimana kalian, tapi kami mengharapkan balasan surga di sisi
Allah ta‟ala.
Bila kami mengalami derita maka kalian juga mengalami, bila kami
terancam terbunuh dan terluka maka kalian juga sama terancam.
Bila kami lama berpisah dengan keluarga maka kalian juga sering
berpisah dengan mereka, bila kami begadang menahan kantuk maka
kalian pun saat menjaga kami begadang menahan kantuk, namun
kami mengharapkan dari Allah ta‟ala apa yang tidak kalian
harapkan. Kami mengharapkan surga dan keridlaan-Nya, sedangkan
kalian mengharapkan gaji bulanan serta menunggu neraka dan
murka-Nya:
َك َم ا تَأْلَ ُم و َف ۖ َوتػَ ْر ُج و َف تَأْلَ ُم و َف فَإِ نػَّ ُه ْم يَأْلَ ُم و َف تَ ُك ونُوا إِ ْف
ِ ِ ال لَّوِ مَ ا ِم َن
يم ا
ً يم ا َح ك ً عَ ل َُال يػَ ْر ُج و َف ۖ َو َك ا َف ال لَّو
“Bila kalian(kaum mu‟minin) menderita kesakitan, maka
sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan sebagaimana kalian
menderita kesakitan, sedang kalian mengharapkan dari Allah apa
yang tidak dapat mereka harapkan.”(al-Nisā‟: 104)
254
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 158 paragraf 1.
171
napiter yang terindikasi ISIS, napiter tersebut mengatakan jika
dirinya siap kapanpun menerima peluru dari anṣār tagut.255
تَأْلَ ُم و َف ۖ َوتػَ ْر ُج و َف تَأْلَ ُم و َف فَإِ نػَّ ُه ْم يَأْلَ ُم و َف َك َم ا تَ ُك ونُوا إِ ْف
ِ ِ ال لَّوِ مَ ا ِم َن
يم ا
ً َح ك ً َال يػَ ْر ُج و َف ۖ َو َك ا َف ال لَّوُ عَ ل
يم ا
“Bila kalian (kaum mu‟minin) menderita kesakitan, maka
sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan sebagaimana kalian
menderita kesakitan, sedang kalian mengharapkan dari Allah apa
yang tidak dapat mereka harapkan.”(al-Nisā‟: 104)256
255
Wawancara di Mako Brimob Kelapa Dua dengan napi teroris, Depok. 15 Maret
2017.
256
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 158.
172
َوَال َهتِنُوا ِيف ابْتِغَاءِ ا لْ َق ْو ِـ ۖ إِ ْف تَ ُك ونُوا تَأْلَ ُم و َف فَإِ نػَّ ُه ْم يَأْلَ ُم و َف
ِ ِ
َُك َم ا تَأْلَ ُم و َف ۖ َوتػَ ْر ُج و َف م َن ال لَّو مَ ا َال يػَ ْر ُج و َف ۖ َو َك ا َف ال لَّو
يم ا ِ ِ
ً يم ا َح ك ً عَ ل
Menurut Quraish Shihab ayat di atas menceritakan tentang
kehati-hatian dalam melaksanakan salat di waktu genting, dalam hal
ini adalah peperangan. Jangan sampai cedera ada rasa sakit
mempertuntun untuk terlalu berhati-hati sehingga menghindar dari
serangan musuh. Ayat ini dianggap telah menanamkan semangat
juang dan memerintahkan untuk “Salatlah dan janganlah kamu
berhati lemah, takut atau patah semangat dalam mengejar mereka,
yakni musuh-musuh kamu, walaupun jumlah mereka lebih banyak
dan persenjataannya lebih kuat. Memang konsekwensinya adalah
cedera atau kesakitan sebagaimana yang kamu rasakan. Maka
jangan jadikan cedera itu sebagai penghalang untuk berjuang
mengharap ridha Allah. Perlu kamu ketahui, mereka berjuang untuk
memenuhi ambisi, syahwat, lagi di dorong setan dan bukan karena
ridha Allah.” Sementara ulama lain mengemukakan jika ayat di atas
turun beberapa saat ketika kaum muslimin gagal dalam perang
Uhud.257
257
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.571.
173
muslimin yang bejuang, sedangkan aparat pemerintah (TNI, POLRI,
Densus 88, BNPT, dan anṣār tagut lainnya) merupakan kelompok
kaum kafir musyrik yang harus terus diperangi. Bahkan jatuhnya
korban dari kelompok anṣār tagut sangat mereka harapkan.
Data 9258
َوى ُه ْم ِيف ال نَّا رِ يػَ قُ ولُو َف يَا لَيْ تػَ نَا أَطَعْ نَا ال لَّو ُ ب ُو ُج ُ َّيػَ ْوـَ تػُ قَ ل
وال َّ َوأَطَ ْع نَا
َ الر ُس
َّ َوقَالُوا َربػَّ نَا إِنَّا أَطَ ْع نَا َس ادَ تػَ نَا َوكُ بػَ َراءَنَا فَأَضَ لُّونَا
َ ِالس ب
يال
ِ ربػَّ نَا آهتِِم
ِ ض ْع فَ ُْتِ ِم ن ا لْع َذ
اب َوا لْعَ نْػ ُه ْم لَ ْع نًا َك بَِتًا َ َ ْ َ
“Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka,
mereka berkata: “Wahai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah
dan taat (pula) kepada Rasul.” Dan mereka berkata: Ya Tuhan
kami, sesungguhnya kami telah mentaati para pemimpin dan para
pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang
benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka adzab dua kali
258
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 158 paragraf 3.
174
lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar.” (al-Ahzāb:
66-68)
259
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 158.
175
Allah yang pantas mereka sembah, mereka menyembah berhala agar
sembahan-sembahan itu menjadi pembela mereka atau memberi
syafaat kepada mereka. Sekali-kali tidak, harapan mereka itu tidak
akan terjadi sebab kelak mereka, yakni sembahan-sembahan tersebut
akan mengingkari penyembahan mereka. Sembahan-sembahan itu
akan berkata kepada para penyembahnya: Kalian sama sekali tidak
pernah menyembah kami (baca QS. Yunus (10): 28), dan mereka,
yakni sembahan-sembahan itu akan menjadi musuh bagi mereka dan
akan menuntut Allah untuk menyiksa mereka.260
176
lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar.(al-Ahzāb: 66-
68)261
261
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 159.
262
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 11(Jakarta: Lentera hati, 2002), hal. 327.
177
Data 10263
Begitulah realita kalian dan atasan kalian nanti, karena kalian adalah
orang-orang kafir...
Sebagian kalian sewot dan marah seraya mengatakan: saya kafir?!!!
Saya ini muslim, rajin shalat bahkan sudah naik haji, jangan
sembarangan kalian bicara...!!!
Kami katakan: Mengaku muslim dan mengerjakan amalan orang
Islam tidak menjamin orang itu muslim, kalau dia tidak terdaftar
atau tercantum di dalam prosedur pokok keislaman, sebagaimana
orang umum yang mengaku polisi dan memakai seragam polisi,
tidaklah dijamin bahwa dia itu polisi kalau dia tidak terdaftar di
dalam prosedur kepolisian, bukankah demikian?
Ketahuilah bahwa orang tidak disebut meuslim kecuali memnuhi
dua hal: iman kepada Allah dan kafir kepada tagut, “kalian memang
shalat, shaum dan haji yang mana ini adalah sebagian konsekuensi
iman kepada Allah ta‟ala, tapi kalian tidak kafir kepada tagut, yaitu
undang-undang buatan manusia, tapi malah kalian loyal kepadanya
dan menjadi penegaknya dan menangkap orang-orang yang ingin
menggantinya dengan hukum Islam saja.
Kami jujur kepada kalian, dan kami tidak seperti ulama bejat yang
menipu kalian yang mendukung pekerjaan kalian...tapi ketulusan
kami kepada kalian malah kalian balas dengan keburukan...
Perumpamaan pemerintah tagut beserta aparatur yang loyal
kepadanya ibarat kereta api yang melaju di atasrel yang akan
menuju jurang yang membinasakan, sedangkan kami beserta para
penyeru tauhid adalah ibarat orang-orang yang mencegat kereta
kalian di depannya seraya berteriak meminta agar kereta direm
karena akan menuju jurang yang dalam, tapi kalian bukan
menghentikan kereta dan berterima kasi kepada kami, namun kalian
malah melempari kami, membodoh-bodohi kami dan
mengencangkan laju kereta serta menggilas kami...
Kami tulus kepada kalian walau dengan mengorbankan diri kami
sendiri, tapi ahli agama yang dibayar pemerintah kalian atau yang
menjilat kalian malah menipu diri kalian dengan membenarkan
tugas kalian dan menyalahkan kami...
263
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 159 paragraf 1.
178
Dalam data 10, Aman Abdurrahman mempunyai target untuk
menjelaskan kepada jamaahnya dan kaum muslim pada umumnya,
bantahan-bantahan bagi kelompok kafir abdi tagut dalam menanggapi
argumen-argumen yang diungkapkan oleh kelompok Aman
Abdurrahman, diantaranya:
“Banyak dari abdi Tagut yang tidak terima dengan sebutan dirinya
kafir. Mereka mengaku melakukan salat, mereka muslim dan sudah
menunaikan ibadah Haji.”
179
Dengan dasar fenomena di atas Aman Abdurrahman memberi
perumpamaan pemerintah tagut beserta aparatur yang loyal
kepadanya ibarat kereta api yang melaju di atas rel yang akan
membawa menuju jurang yang membinasakan, sedangkan Aman
Abdurrahman dan kelompoknya beserta para penyeru Tauhid adalah
ibarat orang-orang yang mencegat kereta pembela tagut seraya
berteriak meminta agar kerata di rem karena akan masuk jurang yang
dalam. Dengan adanya peringatan tersebut, bukannya berterima
kasih, namun para pembela tagut melempari, membodoh-bodohi dan
mengencangkan kereta untuk melindas para anṣār tauhid.
264
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 160.
180
dalam waktu yang tidak terlalu lama ayat-ayat yakni tanda-tanda
kekuasaan serta kebenaran firman-firman Kami di segenap ufuk dan
juga pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa
ia yakni al-Qur‟an itu adalah benar. Apakah mereka tidak
menggunakan pikiran mereka untuk memahami bukti-bukti yang
terdapat dalam al-Qur‟an sendiri dan apakah belum cukup bahwa
Tuhan Pemelihara dan Pembimbing-mu wahai nabi Maha
Menyaksikan segala sesuatu?265
Data 11266
265
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an
vol. 12 (Jakarta: Lentera hati, 2002), hal. 440.
266
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 160 paragraf 3.
181
Data 11 ini sebagai penutup dari tulisan Aman Abdurrahman
yang berjudul “Antara Kami dengan Tagut”. Dalam kalimat
penutupnya Aman Abdurrahman ingin menargetkan bahwa apa yang
ia sampaikan adalah benar dengan memberikan contoh peristiwa-
peristiwa yang menunjukkan tentang “karomah” yang didapat oleh
jamaahnya yang telah gugur sebagai syuhada. Jenazah-jenazah para
syuhada selalu tersenyum dan mengeluarkan bau wangi, tidak
membusuk seteah berhari-hari pasca eksekusi oleh abdi tagut. Hal ini
sangat berbeda dengan para mayat para kafir pembela tagut yang
tidak tersenyum dan tidak memunculkan aroma wangi. Dengan
melihat peristiwa-peristiwa di atas, Aman ingin mengajak para umat
Islam untuk membuka hati dan melihat keajaiban-keajaiban itu. Jika
peristiwa-peristiwa tersebut belum cukup berarti memang hati kaum
muslim telah tertutup sebagaimana kutipan firman Allah dalam surat
al-Ḥajj ayat 46 yang dikutip oleh Aman Abdurrahman,
وب يػَ عْ قِ لُو َف َِّٔا أ َْو آ ذَ ا ٌف ِ أَفػَ لَ ْم يَ ِس َتُوا ِيف ْاأل َْر
ٌ ُض فػَ تَ ُك و َف َذلُ ْم قػُ ل
ِ َٰ ِ ِ
وب
ُ ُار َولَ ك ْن تػَ عْ َم ى ا لْقُ ل ُ َيَ ْس َم عُ و َف َّٔا ۖ فَإ نػَّ َه ا َال تػَ ْع َم ى ْاألَبْص
ِا لَّ ِيت ِيف ال صُّ ُد ور
267
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 160.
182
Jika mereka tidak percaya hal di atas, Aman Abdurrahman
menjawab dengan mengutip penggalan firman Allah surat al-Syu‟arā
ayat 227,
1. Buku tulis/kertas
2. Pensil
3. Al-Qur‟an
4. Buku-buku bacaan
268
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 160.
183
Aman Abdurrahman memperoleh alat-alat di atas dari
berbagai cara, jika dilihat dari sesi tempat penulisan yakni Rutan
Polda Metro Jaya (PMJ), tentunya napi-napi khusus seperti Aman
Abdurrahman yang termasuk dalam extra ordinary crime, akan
mendapatkan tempat khusus dengan diisolasikan dari napi-napi
umum lainnya dengan berbagai larangan-larangan lainnya. Menurut
penulis, setelah hampir dua tahun meneliti napi teroris di lapas-lapas
dan rutan seluruh Indonesia, sangat kecil kemungkinan napiter seperti
Aman Abdurrahman mendapatkan kemudahan dalam berkegiatan
sehari-hari.
184
terhadap napi teroris. Namun, karena jumlah pengunjung yang
banyak maka tidak bisa di kontrol secara rutin setiap kunjungannya.
Data 1270
Segala puji hanya milik Allah ta‟ala yang bila menginginkan kebaikan
bagi hamba-Nya maka Dia mengujinya.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya
dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya sampai hari
kiamat.
Ummu Sulaiman memberikan kabar kepada saya, bahwa ia mimpi melihat
dua kamar gelap dan melihat ada dua lobang seperti tempat tidur di sana,
dan melihat saya di salah satunya bisa bangkit berdiri.
Waktu itu saya tidak mengetahui takwilnya, tapi saya yakin mimpi isteri
saya sering tepat...
Dan ternyata pada hari rabu pagi saya dipindahkan di lantai dua di lokasi
yang di situ hanya ada dua kamar yang memang gelap kalau tidak ada
lampu walau di siang hari. Kamar yang satu diisi tahanan enam pria kasus
narkoba dan kamar di hadapannya diisi saya sendirian. Ya kamarnya agak
kumuh walau luas, listrik juga tidak begitu terang. Persis seperti mimpi
isteri saya...
269
Ditulis di isolasi baru Lapas Nusakambangan oleh Aman Abdurrahman.
270
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 177 paragraf 1.
185
Dalam kalimat pembuka dalam tulisannya, Aman
Abdurrahman menceritakan bahwasanya istrinya ummu Sulaiman
bermimpi melihat dua kamar yang gelap, dan melihat juga dua
lubang seperti tempat tidur, kemudian salah satu isinya adalah Aman
Abdurrahman. Menurut penulis, dalam data di atas Aman
Abdurrahman ingin mengatakan bahwa peran seorang istri dalam
menjadi pendamping bagi kelompok mujahid adalah penting, karena
banyak petunjuk-petunjuk yang datang dengan perantara seorang
istri. Peran istri menjadi berlipat ketika suamninya sedang menjalani
hukuman di dalam lapas, secara otomatis peran kepala keluarga akan
menjadi beban dan tanggung jawab seorang istri, karena menurut
mereka, para istri hanya mengharap ridho suami agar kelak menjadi
bagian dari ahli surga.
186
sesat.271 Akan tetapi menurut salah satu mantan pegawai Lapas Pasir
Putih Nusakambangan, tidak ada tempat sebagaimana yang ditulis
Aman di dalam kisahnya tersebut. Aman Abdurrahman di tempatkan
di Blok D, di blok tersebut ada 32 kamar dan hanya 3 kamar yang
ditempati, 1 kamar ditempati oleh Aman, 1 kamar ditempati oleh
Rois napiter dengan hukuman mati dan 1 kamar lainnya ditempati
oleh Abrori, napiter yang dihukum seumur hidup.272
Data 2273
271
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor 6
tahun 2013 tentang Tata tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah tahanan.
272
Wawancara dengan Petugas Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, 22 November
2017 di Jakarta.
273
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 177 paragraf 6.
187
Dalam data dua, Aman Abdurrahman ingin mengatakan
kepada para jamaahnya bahwa resiko dari perjuangan yang mereka
lakukan saat ini begitu banyak dan berat. Setiap perbuatan yang
berbau dakwah tauhid memang memiliki resiko yang berat,
khususnya di tengah-tengah pemerintah tagut. Diantara yang ingin
dicapai oleh pemerintah tagut adalah terciptanya generasi yang kotor
pikirannya. Generasi yang lebih mementingkan undang-undang
buatan daripada al-Qur‟an. Generasi yang lebih mementingkan
penggunaan pancasila yang tidak sesuai dengan perintah Allah dalam
al-Qur‟an, dan generasi yang membenci para pendakwah tagut
dengan memberi label teroris.
Data 3274
274
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman, hal. 177 paragraf 7.
188
Data 3 merupakan data penutup dari tulisan Aman
Abdurrahman, yang dalam hal ini berupa surat. Akhir suratnya Aman
Abdurrahman berharap kepada seluruh umat muslim yang membaca
suratnya agar terus mendoakannya agar tetap istiqomah dalam
menegakkan dīn al-Islām dan mendakwahkan tauhid di tengah
pemerintah tagut. Ia juga berharap agar kelak ketika wafat dalam
keadaan di jalan Allah mendakwahkan tauhid.
275
Abu Jihad al-Indunisy, Menyingkap Rekam Jejak Ideolog ISIS Indonesia
(Depok: Muqawamah Publishing, 2016), hal. 114.
276
Prayitno Ramelan, Ancaman Virus Terorisme: Jejak Teror di Dunia dan
Indonesia (Jakarta: Grasindo, 2017), hal. 209.
189
Data 4277
277
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Mutiara dari Balik Penjara: Penyejuk
Orang yang Beriman (Banten: P-TA Press, 2013), hal. 178 paragraf 1.
190
tidak sedikit dari napi narkoba yang mengirimkan surat berupa
pertanyaan seputar masalah keagamaan. Begitulah kebiasaan Aman
Abdurrahman, dimanapun berada akan terus melakukan dakwah
tauhid dan memerangi pemerintah tagut. Hal yang paling ampuh
menurut para penegak hukum adalah mengisolasi Aman
Abdurrahman, sehingga tidak ada kesempatan lagi bertemu dengan
para jamaahnya.
1. Buku tulis/kertas
2. Pensil
191
3. Al-Qur‟an
4. Buku-buku bacaan
5. Lampu penerangan
192
digunakan oleh Aman Abdurrahman. Di beberapa lapas memang
telah diberlakukan peraturan yang ketat mengenai kunjungan
terhadap napi teroris. Namun, karena jumlah pengunjung yang
banyak maka tidak bisa di kontrol secara rutin setiap kunjungannya.
Bahkan menurut salah satu pamong napiter di lapas pernah
mengajukan alat sadap rahasia untuk mengetahui apa saja yang
menjadi perbincangan antara napiter dengan pengunjung selama
waktu kunjungan.
193
1. Sudahkah Anda Kafir Kepada Tagut
Menjunjung
tinggi ajaran
setan Abdi hukum iblis
Penegak ajaran setan
Loyal UU tagut
194
lā ilāha = Jauhi
Hakikat Islam dan tagut
'Urwah al-Wuṡqa
Inti dakwah Rasul illallāh = Iman
kepada Allah
Kafir kepada
'Urwah al- tagut Terjaga darah
Wuṡqa Iman kepada dan harta
Allah
Bagan 10. Penjelasan tentang Hakikat Islam dan inti dakwah Rasulullah
SAW.
195
Percaya tagut
Iman Batal
(Falsafah/ideologi
, sistem,
Pancasila,
Demokrasi, dll)
Penyandaran Ibadah
Hukum/UU Berhala
MPR, DPR,
Presiden, Murtad
Gubernur, PNS, Musyrik
TNI, POLRI,
Jaksa, Pegawai
lapas
Bagan 11. Posisi keimanan seseorang yang berpegang teguh dengan hukum
tagut.
196
2. Dimana Posisi Kamu? Di Barisan Tauhid ataukah di Barisan Pembela
Thaghut?
Muslim
Terpaksa
Syahadat syirik
PNS, TNI,
POLRI, dll
Kafir,
murtad dan Taubat
menjadi
kawan setan
197
3. Antara Kami dengan Tagut
Penjara
Penyiksaan
Pembunuhan
„Ulamā Sū‟
Sia-sia
Penjara = Khalwat
Dibunuh = Syahid-Senyum
Diasingkan = Tafakkur
penciptaan
198
Jika mengacu dan melihat bagan di atas, Islam sebagai agama
raḥmatan lil ālamīn seakan tergantikan dengan sosok yang bengis
dan tidak bersahabat. Paksaan untuk menerapkan perintah Allah
dengan sistem khilafah, seakan menjadi sebuah kewajiban yang harus
di lakukan oleh setiap muslim dengan berbagai cara. Padahal, al-
Syatibi dalam kitab al-Muwafaqat telah menegaskan bahwa Tuhan
menurunkan syariat kepada hambaNya untuk memelihara agama,
jiwa, akal, keturunan, dan harta benda. Jikalau ingin berjihad
menegakkan syariat Islam haruslah bersandar kepada kelima hal
tersebut.278
199
pendatang baru saja sudah mengkafirkan kelompok lain, bagaimana
dengan anggota lama?
280
Agus Surya bakti, Merintis Jalan Mencegah Terorisme (Sebuah Bunga Rampai)
(Jakarta: Semarak Lautan Warna, 2014), hal. 347.
200
Hal-hal yang dijelaskan oleh Aman Abdurrahman di atas
sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam yang luhur. Islam
sebagai rahmat bagi semesta menjadi kerdil karena ketidak
luwesannya dalam menghadapai problem-problem kehidupan.
Seakan ijtihad para alim ulama tidak lagi berlaku bagi kehidupan
umat muslim di hadapan Aman Abdurrahman. Nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam Pancasila yang menjadi dasar berbangsa dan
bernegara runtuh seketika. Pancasila sebagai ijtihad para ulama yang
tentunya di dasarkan pada nilai-nilai agama tidak mendapatkan
tempat yang agung di mata seorang Aman Abdurrahman.
201
202
BAB VI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa
pemaknaan yang di lakukan oleh Aman Abdurrahman terhadap kata tagut
yang ada di dalam al-Qur‟an memiliki perbedaan dengan pemaknaan yang
diberikan oleh para ulama-ulama lainnya. Di dalam buku “Mutiara dari Balik
Penjara: Penyejuk Orang yang Beriman” Aman Abdurrahman secara spesifik
menjelaskan secara detail makna tagut berserta turunannya yang berkaitan
dalam kehidupan beragama seorang muslim. Terdapat hubungan antara
pemberian makna terhadap kata tagut dengan status seorang muslim dalam
memeluk agamanya. Jika pemaknaan terhadap tagut salah, maka dapat
berakibat batalnya status muslim seseorang.
Secara spesifik dan rinci, Aman Abdurrahman menjelaskan kepada
seluruh umat muslim hakikat Islam dan inti dakwah Rasul yang berkaitan
dengan makna tagut. Menurut Aman Abdurrahman tagut diartikan dengan
segala sesuatu yang dijadikan pegangan hidup atau acuan dalam kehidupan
sehari-hari. Seperti Pancasila, UUD 1945 dan undang-undang turunannya,
juga para pengabdinya seperti Pemerintah, TNI, POLRI, PNS, Jaksa, dan
semua pegawai pemerintahan yang melakukan ikrar kesetiaan NKRI. Aman
Abdurrahman juga menjelaskan hubungan kuat antara kalimat tauhid lā ilāha
illallāh dengan status ke-Islaman seseorang. Kalimat tauhid yang berisi
perintah menjauhi tagut dan beriman kepada Allah menjadi satu kesatuan
yang tidak bisa di pisahkan. Jika seorang muslim meinggalkan salah satunya
maka gugur status keislamannya.
Mempercayai hukum selain hukum Allah sebagaimana tertuang di
dalam al-Qur‟an sama halnya dengan beribadah kepada selain Allah. Karena
203
hukum selain hukum Allah merupakan berhala yang harus di jauhi karena
dapat mengakibatkan seseorang murtad dan musyrik. Jika seseorang menjadi
bagian dari pemerintah tagut dan melakukan ikrar NKRI, berarti seseorang
tersebut telah menjadi bagian dari anṣār tagut dan musuh dari anṣār tauhid
sehingga tidak termasuk dalam golongan Muwaḥḥidīn Mujāhidīn. Tentunya
konsekuensi yang dihadapi oleh para anṣār tauhid adalah perlawanan dari
abdi tagut seperti TNI, POLRI, Densus 88, BNPT dan abdi-abdi tagut
lainnya.
Menurut penulis, dalam memberikan makna terhadap kata tagut,
Aman Abdurrahman banyak dipengaruhi oleh Sayyid Quṭb. Ada kemiripan
antara pemaknaan Aman Abdurrahman dalam bukunya dengan yang terdapat
di dalam Tafsir fī Ẓilāl al-Qur‟ān. Hal lain yang ditemukan oleh penulis,
sebagian besar jama‟ah Aman Abdurrahman selalu merujuk kepada Tafsir fī
Ẓilāl al-Qur‟ān karya Sayyid Quṭb dalam mempelajari al-Qur‟an. Selain itu,
untuk menunjang keilmuannya Aman Abdurrahman banyak membaca karya
Syaikh Muhammad Ibn „Abd al-Wahhāb, syaikh Abu Muhammad „Āṣim al-
Maqdīsī, syaikh „Abd al-Qadīr Ibn „Abd al-„Azīz, Syaikh al-„Allāmah Ali
Ibn Ḥuḍair al- Ḥuḍair, Syaikh Muhammad Sālim Walad Muhammad al-
Amīn al-Majlīsī, dan Syaikh Nāṣir Ibn Hamd al-Fahd.
Aman Abdurrahman dalam menjelaskan konsep tagut, selalu
menggunakan pengalaman-pengalaman pribadi selama pengembaraannya
dalam menuntut ilmu, hal ini di dalam semantik kognitif dikenal dengan
embodiment. Juga tidak sedikit digunakan metafora-metafora di dalam
tulisannya, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para jamaah dan
calon jamaahnya ketika membaca tulisan atau mendengarkan ceramah-
ceramahnya. Sehingga banyak dari napi teroris bangga menjadi murid dari
Aman Abdurrahman, meskipun sebagian besar dari mereka belum pernah
bertatap muka dalam satu majlis ilmu.
204
Hal lain yang ditanamkan dalam diri para jamaahnya, dalam
melengkapi pemahaman konsep tagut adalah doktrin takfiri, di mana selain
bagian dari kelompok Aman Abdurrahman merupakan kelompok kafir yang
halal darahnya. Hal ini setidaknya terbukti dengan beberapa kejadian di
negeri ini, khususnya dalam kasus terorisme, baik pengeboman,
penembakan, atau pembakaran fasilitas umum. Sebagian besar dari pelaku-
pelaku tersebut menurut info dari pihak yang berwenang masuk dalam
kelompok Aman Abdurrahman. Dalam hal ini, berdasarkan hal di atas
penulis dapat menyimpulkan kesamaan antara konsep takfiri Aman
Abdurrahman dengan kelompok Khawarij yang mengkafirkan kelompok di
luar kelompoknya.
B. Saran dan Rekomendasi
205
Sebagaimana telah disebutkan bahwa tesis ini merupakan kajian
pertama yang membahas konsep tagut Aman Abdurrahman dengan
pendekatan semantik kognitif, tentunya masih banyak hal-hal yang bisa
dikaji dengan pendekatan-pendekatan lainnya. Atas dasar inilah maka
diharapkan muncul penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
Aman Abdurrahman.
206
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-undangan
Buku
207
Abu „Audah, „Audah Kholil, al-Taṭawur al-Dilāli: Baina Lugah
al-Syi‟ri al-Jāhili wa Lugati al-Qur‟an al-Karīm. Mesir:
Maktabah al-Manār.
208
Al-Qurthubi, Imam, Tafsir al Qurtubhi, jilid 3. Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007.
209
Azra, Azyumardi, Transformasi Politik Islam: Radikalisme,
Khilafatisme, dan Demokrasi. Jakarta: Prenadamedia
Group, 2016.
210
Hafidzh, Usamah Ibrahim dan „Ashim „Abdul Majid Muhammad,
Menyorot Persepsi Keliru tentang Jihad. Direktorat
Deradikalisasi Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan
dan Deradikalisasi BNPT, 2014.
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir, Prinsip Dasar Islam Menurut al-
Quran dan al-Sunnah yang Shahih. Bogor: Pustaka at-
Taqwa, 2017.
211
Kamil, Sukron, Islam dan Politik di Indonesia Terkini: Islam dan
Negara, Dakwah dan Politik, HMI, Anti-Korupsi,
Demokrasi, NII, MMI, dan Perda Syari‟ah. Jakarta:
PSIA UIN Jakarta, 2013.
212
Munawwir, A.W., Kamus al-Munawir Arab-Indonesia
terlengkap. Yogyakarta: Pondok Pesantren al-Munawwir
Krapyak, 1984.
213
Ramelan, Prayitno, Ancaman Virus Terorisme: Jejak Teror di
Dunia dan Indonesia. Jakarta: Grasindo, 2017.
214
Shihab, M. Quraish, Tafsir al Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian al Quran vol. 11. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Siradj, Said Aqil, Islam Kalap dan Islam Karib. Jakarta: Daulat
Press, 2014.
215
Waridah, Ernawati, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa
Plus Kesusasteraan Indonesia. Bandung: Ruang Kata
Imprint Kawan Pustaka, 2014.
Internet
http://hadith.al-
islam.com/Page.aspx?pageid=192&BookID=24&PID=3509,
http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?bk_no=574
&hid=34&pid=131969.
http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=
3114&idto=3117&bk_no=56&ID=1137.
http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=
4450&idto=4451&bk_no=52&ID=1557.
http://nasional.kompas.com/read/2016/01/17/05300041/Ini.Krono
logi.Teror.Bom.Jakarta.dari.Detik.ke.Detik
http://nasional.kompas.com/read/2016/01/17/05300041/Ini.Krono
logi.Teror.Bom.Jakarta.dari.Detik.ke.Detik
http://news.liputan6.com/read/2365583/153-orang-tewas-dalam-
6-serangan-teror-di-paris
http://news.liputan6.com/read/2365583/153-orang-tewas-dalam-
6-serangan-teror-di-paris
216
http://news.liputan6.com/read/3061846/ini-kegiatan-aman-
abdurrahman-di-penjara-nusakambangan
http://news.metrotvnews.com/read/2016/01/18/212988/tragedi-
sarinah-dan-penanggulangan-teror.
http://news.metrotvnews.com/read/2016/01/18/212988/tragedi-
sarinah-dan-penanggulangan-teror.
http://www.nu.or.id/post/read/70380/ketika-hukum-syariat-islam-
bicara-cinta-tanah-air.
https://plus.google.com/105625732814879365548/posts/g7shd4
WKGJy.
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=w
eb&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiczv-
9x9PWAhWHLo8KHfLwDOEQFgglMAA&url=https%3A%2F
%2Fwww.cnnindonesia.com%2Fnasional%2F20170823062835-
12-236602%2Faman-abdurrahman-pengagum-isis-dan-perebut-
massa-baasyir%2F&usg=AOvVaw21v4uQxymGZSBKp-
4SR9wU
217
Darmawan, Ruly, Pengalaman, Usability, dan Antarmuka Grafis
: Sebuah Penelusuran Teoritis. Journal of Visual Art and
Design, Institut Teknologi Bandung, Vol 4 No 2, 2013.
218
antara Tafsir al-Misbah dan Safah al-Tafasir. Skripsi,
UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015.
Wawancara
219
220
BIOGRAFI PENULIS