SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat Menyusun Skripsi Pada Program S-1
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ
Jawa Tengah di Wonosobo
Disusun Oleh:
Audina Dwi Novelita Kusuma
NIM: 2017010177
NOTA PEMBIMBING
Perihal : Naskah Skripsi Kepada Yth:
A. n. Sdr : Audina Dwi Novelita Kusuma Dekan FITK UNSIQ
Lampiran : 3 Eksemplar Jawa Tengah di Wonosobo
Di-
Wonosobo
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah diadakan koreksi dan revisi sebagaimana mestinya, maka bersama
ini saya kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Audina Dwi Novelita Kusuma
NIM : 2017010177
Judul : IMPLEMENTASI MODEL INQUIRY LEARNING
UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN PAI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP N 2
WANADADI TAHUN AJARAN 2021/2022.
Oleh karena itu, bersama ini kami kirimkan naskah skripsi tersebut di atas
untuk dapat segera di ujikan dalam Sidang Munaqosah. Demikian, atas
perhatiannya diucapkan banyak terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Wonosobo,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
MOTTO
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (An-Nahl 16:78)
iii
PERSEMBAHAN
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
A. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin
dapat dilihat sebagai berikut:
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ر Ra R Er
v
س Sin S Es
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qof Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha H Ha
ي Ya Y Ye
vi
Hamzah ( )ءyang terletak diawal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi
tanda apapun. Jika ia terletak ditengah atau diakhir, maka ditulis dengan tanda (‟).
B. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
1. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau
harakat, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َ Fathah A A
َ Kasrah I I
َ Dammah U U
Contoh:
كزت- kataba يرٌْت - yażhabu
فعم- Fa‟ala ظئم - su‟ila
ذكس- Żukira
2. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf yaitu:
Tanda dan
Nama Huruf Latin Nama
Huruf
ــَـdan ي Fathah dan ya Ai a dan i
Contoh:
كيْف - kaifa ٌ ُْل - haula
vii
C. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan
huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harakat Huruf dan
Nama Nama
dan Huruf Tanda
ــَـdan ي/أ Fathah dan alif atau ya Ā a dan garis di atas
Contoh:
قبل - qāla قيْم - qīla
زمى - ramā يق ُْل - yaqūlu
D. Ta’ Marbutah
Transliterasi untuk ta‟ marbutah ada dua:
1. Ta‟ marbutah hidup
Ta‟ marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan
dammah, transliterasinya adalah /t/.
2. Ta‟ marbutah mati
Ta‟ marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya
adalah /h/.
3. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta‟ marbutah diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah
maka ta‟ marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
ز َْضخ اْأل ْطفب ْل - raudah al-atfāl
- raudatul atfāl
ْا ْنمديْىخ ا ْنمى َُّزح - al-Madīnah al-Munawwarah
- al-Madīnatul-Munawwarah
ط ْهح ْخ - talhah
viii
E. Syaddah
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid. Dalam transliterasi ini
tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama
dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:
زثَّىب - rabbanā و َّصل - nazzala
ا ْنجس - al-birr ا ْنحج - al-hajju
وعم - nu‟‟ima
F. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu: ال. Namun, dalam transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara
kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan kata sandang yang
diikuti oleh huruf qamariah.
1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /I/ diganti dengan huruf yang sama
dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan
sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan
bunyinya.
Baik diikuti huruf syamsiah maupun huruf qamariah, kata sandang
ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda
sambung/hubung.
Contoh:
انس جم-
َّ ar-rajulu عيدح
َّ ان - as-sayyidatu
ش ْمط
َّ ان- asy-syamsu ا ْنقهم - al-qalamu
ا ْنجديْع - al-badī‟u ا ْنجالل - al-jalālu
ix
G. Hamzah
Dinyatakan di depan Daftar Transliterasi Arab Latin bahwa hamzah
ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan
akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan,
karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
1. Hamzah di awal:
أم ْسد- umirtu أكم- akala
2. Hamzah di tengah:
رأْخر َْن- ta‟khużūna رأْكه ُْن- ta‟kulūna
3. Hamzah di akhir:
ش ْىء- syai‟un انىَّ ُْء- an-nau‟u
H. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi‟il, isim maupun huruf, ditulis
terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang
sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang
dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan
dengan dua cara; bisa dipisah per kata dan bisa pula dirangkaikan. Contoh:
َّ َإنَّ َّلَّلا نٍُ خيْس
انساشقيْه - Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn
- Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīn
فأ َْف ُْاا ْنكيْم َا ْنميْصان - Fa aufū al-kaila wa al-mīzāna
- Fa aufū-lkaila wa-lmīzāna
لَّلا مجْ سيٍْب َم ْسظٍب
َّ عمْ ث - Bismillāhi majrêhā wa mursāhā
َ َّّلِل عهى انىَّبض حج انْجيْذ - Wa lillāhi alā an-nāsi hijju al-baiti
ظزطب ع إنيًْ ظج ْيالا
ْ مه ا manistatā‟a ilaihi sabilā
- Wa lillāhi alan-nāsi hijjul-baiti
manistatā‟a ilaihi sabilā
x
I. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital
seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya huruf kapital digunakan
untuk menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama
diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital
tetap huruf awal nama diri sendiri, bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh:
َمب مح َّمد إالَّ زظ ُْل - Wa mā Muhammadun illā rasūl.
ْ ذ َضع نهىَّبض نهَّر
ي ثجكَّخ مجبزكب ٍ إنَّ أ ََّل ث ْي - Inna awwala baitin wudi‟a lin-nāsi
lallażī bi Bakkata mubārakan.
ي إ ْوصل فيًْ ا ْنق ْسأن
ْ شٍْس زمضبن انَّر - Syahru Ramadāna al-lażī
unzilafīhi al-Qur‟ānu.
َنق ْد زأي ثبْالف ُْق ا ْنمجيْه - Wa laqad ra‟āhu bil-ufuqil-mubin
ا ْنح ْمد َّّلِل زة ا ْنعبنميْه - Al-hamdu lillāhi rabbil-„ālamīna.
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam
tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisannya itu
disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan,
huruf kapital tidak dipergunakan.
Contoh:
وصْس مه َّلَّلا َفزْح قسيْت - Nasrum minallāhi wa fathun
qarib.
ّلِل اْال ْمس جم ْيعاب - Lillāhi al-amru jamī‟an
- Lillāhilamru jamī‟an.
َ َّلَّلا ثكم ش ْئ عهيْم - Wallāhu bikulli syai‟in
„alīmun.
xi
ABSTRAK
xii
ABSTRACT
This research aims to; 1. Know the application of class VIII inquiry
learning model in SMP N 2 Wanadadi; 2. Know the achievement of learning class
VIII at SMP N 2 Wanadadi; 3. Knowing the improvement of learners' learning
achievement after using the inquiry learning model on PAI class VIII E subjects at
SMP N 2 Wanadadi; 4. Knowing the difference in learning achievement of
learners who use the inquiry learning model and who do not use in PAI class VIII
E subjects in SMP N 2 Wanadadi.
The results showed that PAI learning learners who used the inquiry
learning model in this study showed an increase. This is based on the results of
hypotheses conducted using the gain test for the experimental class obtained
results of 0.631. Therefore, there are differences in PAI learning learners who are
taught using the inquiry learning model with learners who are not taught by using
the inquiry learning model. This is evidenced by using the thitung test-t >ttabel
both at the significance level of 5% which is 3.05 > 1.99 and at the significance
level of 1% which is 3.05 > 2.65.
xiii
KATA PENGANTAR
xiv
4. Drs. H. Noor. Aziz, M.Pd. dan Dr. H. Abdul Majid, M.Pd selaku pembimbing
skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membantu,
mengarahkan dan membimbing penulis demi tersusunnya skripsi ini.
5. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan FITK dan UNSIQ yang telah membantu
secara administratif sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Staff SMP
N 2 Wanadadi Banjarnegara atas kesediaan dan kerjasamanya selama
penelitian berlangsung.
7. Bapak Kuspriyadi dan Almh. Ibu Cholisoh selaku orang tua penulis. Yang tak
pernah lelah mendo‟akan dan menjadi satu-satunya alasan penulis untuk
selalu berjuang. Terimakasih atas doa dan pengorbanannya. Semoga Allah
senantiasa melimpahkan kebaikan dan rezeki kepada Bapak dan semoga
diberi pintu surga untuk Ibu.
8. Untuk adikku Aulia Wafiq Nur Azizah terimakasih atas dan dukungan dan
semangatnya.
9. Untuk saudara-saudaraku yang selalu memberi semangat kepada penulis.
10. Seluruh teman-temanku di UNSIQ angkatan 2017 khususnya dari Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
11. Seluruh teman seperjuangan dari HMPS PAI, BEM FITK UNSIQ, PMII
Wonosobo dan BEM Univeritas Sains Al-Qur‟an yang selalu mencurahkan
ide, tenaga dan semangatnya untuk membawa UNSIQ lebih baik.
12. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Skripsi ini.
Rasa hormat dan terimakasih bagi semua pihak atas segala bantuan,
dukungan dan doanya, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah
mereka berikan kepada penulis, Amin ya rabbal „alamin. Penulis berharap
dengan dukungan dan doa semua pihak, menjadi salah satu jalan menuju bekal
hidup dikemudian hari.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami berharap ketidaksempurnaan ini dapat
menjadi motivasi pembaca dan adik tingkat khususnya yang telah berproses
xv
bersama di Prodi Pendidikan Agama Islam untuk menyusun Skripsi yang lebih
baik. Penulis berharap, dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi kami dan
seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
xvi
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR (COVER) ............................................................................ i
NOTA PEMBIMBING .................................................................................. ii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................ v
ABSTRAK ................................................................................................... xii
KATA PENGANTAR .................................................................................. xiv
DAFTAR ISI ............................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xx
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xxii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xxiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................6
C. Penegasan Istilah ...........................................................................7
D. Rumusan Masalah..........................................................................8
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................9
F. Manfaat Penelitian .........................................................................9
G. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 10
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka .............................................................................. 12
B. Kajian Teori ................................................................................. 20
1. Model Inquiry Learning ......................................................... 20
a. Pengertian Model Inquiry Learning .................................. 21
b. Tujuan dan Manfaat Model Inquiry Learning ................... 24
c. Karakteristik Model Inquiry Learning .............................. 24
d. Prinsip-prinsip Model Inquiry Learning ........................... 25
e. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Inquiry Learning
........................................................................................ 27
f. Sintaks Model Inquiry Learning ....................................... 29
xvii
g. Kelebihan dan Kelemahan Model Inquiry Learning ......... 32
2. Prestasi Belajar ...................................................................... 33
a. Pengertian Prestasi Belajar ............................................... 33
b. Karakteristik Prestasi Belajar ........................................... 35
c. Macam-macam Prestasi Belajar......................................... 38
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar............ 39
3. Pendidikan Agama Islam ........................................................ 40
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................. 41
b. Kurikulum 2013 dan Pendidikan Agama Islam.................. 42
c. Peran pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional
......................................................................................... 42
C. Kerangka Berfikir ......................................................................... 45
D. Hipotesis ...................................................................................... 46
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 49
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 52
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 53
D. Variabel Penelitian ....................................................................... 55
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 57
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 61
G. Validitas dan reliabilitas instrumen .............................................. 62
H. Teknik Analisis Data .................................................................... 70
1. Uji Pendahuluan ..................................................................... 70
2. Uji Hipotesis ........................................................................... 72
3. Uji Lanjut ............................................................................... 73
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Profil Objek Penelitian ................................................................ 74
B. Deskripsi Data ............................................................................. 76
C. Analisis Data ............................................................................... 93
D. Interpretasi Data .......................................................................... 99
BAB V. PENUTUP
xviii
A. Kesimpulan ................................................................................ 102
B. Saran .......................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 105
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 111
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... 165
xix
DAFTAR TABEL
xx
Tabel 4.5.20 Hasil Angket Nomor 20 .......................................................... 92
Tabel 4.6 Hasil Kualifikasi Data Angket Implementasi
Model Inquiry Learning ................................................................................ 93
Tabel 4.7.1 Analisis Uji Normalitas Pretest ................................................. 95
Tabel 4.7.2 Analisis Uji Normalitas Posttest ............................................... 95
Tabel 4.8.1 Analisis Hasil Pretest ................................................................ 96
Tabel 4.8.2 Analisis Hasil Posttest .............................................................. 96
Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Gain ................................................................ 98
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji T ............................................................. 99
xxi
DAFTAR GAMBAR
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus
2. RPP (Kelas Eksperimen)
3. RPP (Kelas Kontrol)
4. Kisi-kisi Soal Uji Coba
5. Soal Uji Coba
6. Kunci Jawaban Soal Uji Coba
7. Analisis Validitas Soal
8. Analisis Reliabilitas Soal
9. Analisis Derajat Kesukaran Soal
10. Analisis Daya Pembeda Soal
11. Analisis Derajata Kesukaran Soal, Daya Pembeda, Reliabilitas dan Validitas
12. Kisi-kisi Angket
13. Angket
14. Hasil Validitas dan Reliabilitas Angket
15. Hasil Sebaran Angket
16. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
17. Soal Pretest dan Posttest
18. Kunci Jawaban Pretest dan Posttest
19. Lembar Tugas Diskusi Kelas Eksperimen
20. Daftar Peserta Penelitian
21. Daftar Nilai Pretest
22. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
23. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
24. Uji Homogenitas Pretest
25. Daftar Nilai Posttest
26. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
27. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
28. Uji Homogenitas Posttest
29. Uji Gain
xxiii
30. Uji T
31. Sumber Wawancara
32. Dokumentasi Proses Pembelajaran
33. Surat Penunjukkan Bimbingan 1
34. Surat Penunjukkan Bimbingan 2
35. Surat Ijin Penelitian
36. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
37. Lembar Konsultasi Pembimbing 1
38. Lembar Konsultasi Pembimbing 2
xxiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Depok : Kencana, 2017), hal.
25.
2
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015), hal.
64.
1
2
5
Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hal. 31.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka muncul
permasalahan sebagai berikut:
1. Guru jarang menerapkan model pembelajaran yang bervariasi.
2. Guru belum maksimal dalam membentuk pembelajaran yang
menyenangkan (joy full learning).
3. Kurangnya responsif peserta didik pada saat pembelajaran karena
proses komunikasi terjadi hanya satu arah.
4. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru yang membuat peserta
didik merasa bosan.
5. Rendahnya prestasi belajar peserta didik akibat dari model
pembelajaran yang kurang sesuai dengan kondisi kelas.
7
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari perbedaan pemahaman pembaca terhadap variabel-
variabel yang terkandung dalam judul, maka penulis akan memberikan
penegasan istilah yang terdapat dalam judul yaitu Implementasi Model
Inquiry Learning Untuk Peningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI
Peserta Didik Kelas VIII di SMP N 2 Wanadadi Tahun Ajaran 2020/2021.
1. Implementasi
Implementasi adalah suatu realisasi atau pelaksanaan
rencana yang telah disusun dengan cermat dan rinci sebelumnya.
Implementasi bukan hanya aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dengan
mengacu pada kaidah-kaidah yang sesuai untuk mencapai tujuan
kegiatan. 6
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah sebuah pedoman yang bisa
digunakan oleh guru untuk mendesain sebuah pembelajaran. Selain
itu, model pembelajaran yang dimaksudkan adalah kerangka
konsep yang menggambarkan prosedur sistematis atau urutan
6
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: Teras, 2002), hal.
70.
8
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
7
Adi F. Maksud, Teori Belajar dan Model Pembelajaran Inovatif Perspektif Teori dan
Praktis, (Yogyakarta: Deepublish), hal. 21.
8
Afrita Heksa, Pembelajaran Inkuiri di Masa Pandemi, (Yogyakarta: Deepublish, 2020),
hal. 8
9
Moh. Zaiful Rosyid, dkk, Prestasi Belajar (Malang: Literasi Nusantara, 2019), hal. 8.
10
Nino Indrianto, Pendidikan Agama Islam Interdisipliner untuk Perguruan Tinggi,
(Yogyakarta: Deepublish, 2020), hal. 4.
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
F. Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini maka diharapkan dapat diambil
berbagai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara umum, studi ini diharapkan mampu memperluan
pembendaharaan pengetahuan dan teori tentang implementasi model
inquiry learning yang kedepannya akan sangat berguna dalam menambah
wacana dan wawasan ilmiah di dunia pendidikan, serta memberikan
paparan pada masyarakat keseluruhan mengenai fenomena penerapan
10
strategi mengajar yang kreatif, inovatif dan variatif yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan.
Secara khusus, hasil penelitian ini memberikan sumbangan
terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengenai implementasi
model inquiry learning dalam proses pembelajaran mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh masukan yang
penting dalam:
2. Bagian Isi
Bagian ini merupakan dari isi mengenai permasalahan yang
diangkat. Pada bab ini merupakan bagian inti atau isi dari skripsi yang
terbagi dalam bab-bab sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan, dalam bab ini memuat tentang latar belakang
masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II: Landasan teori, dalam bab ini memuat kajian pustaka yang
merupakan tinjauan pustaka dari beberapa penelitian terkait
yang telah dilakukan oleh peneliti lain, kajian teri merupakan
tinjauan pustaka yang membahas teori mengenai strategi
pembelajaran yang akan dibahas lebih lanjut mengenai strategi
learning starts with a question, teori mengenai critical thinking,
dan teori prestasi belajar. Isi dari kerangka berfikir merupakan
dasar pemikiran atau alur pemikiran penelitian yang ditulis
secara singkat. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara
terhadap permasalahan yang akan diteliti.
BAB III: Metode Penelitian, dalam bab ini memuat tempat dan waktu
penelitian, jenis penelitian yang digunakan, populasi dan
sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, validitas dan reabilitas instrumen, serta teknik
analisis data untuk menguji hipotesis penelitian.
BAB IV: Hasil dan Analisis penelitian, dalam bab ini memuat profil objek
penelitian, diskripsi data, analisis data dari hasil penelitian dan
interprestasi data.
BAB V: Penutup, dalam bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian
dan saran-saran.
3. Bagian Akhir
Bagian ini memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar
riwayat hidup penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Skripsi karya Lilas Priana Jumanti mahasiswa Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tariyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar tahun 2017 yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran
PAI di SMP Negeri 26 Makassar”.11
Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri
terhadap kemampuan berfikir kritis peserta didik dalam
pembelajaran PAI di SMP Negeri 26 Makassar.
Penelitian ini memiliki posisi yang penting bagaimana
proses pembelajaran dengan metode inkuiri terhadap
kemampuan berfikir kritis, ada pengaruh atau tidak dari metode
tersebut terhadap kemampuan berfikir kritis peserta didik pada
mata pelajaran PAI.
Adapun keterkaitan skripsi tersebut dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Jenis penelitiannya menggunakan penelitian kuantitatif.
b. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan
angket.
Sedangkan perbedaan yang dapat diambil dari skripsi
diatas dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Terletak pada variabel terikat, untuk peneliti skripsi
diatas menggunakan variabel terikat yaitu kemampuan
11
Lilas Priana Jumanti, “Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan
Berfikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 26 Makassar”(Skripsi
Sarjana, Pendidikan Agama Islam Fakultas Tariyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2017), hal. iv dan 71.
12
13
12
Alviyani Nur Hidayah, “Pengunaan Model Think Pair Share Untuk Peningkatan
Kreativitas dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Siswa Kelas X
SMK Negeri 1 Wadaslintang Wonosobo Tahun Ajaran 2017/2018” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sains Al-Qur‟an Jawa Tengah di Wonosobo, 2018), hal. 33
dan 85.
15
13
Keke Arianita, “Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri dalam Meningkatkan
Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1
Kasihan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2012/2013” (Skripsi Sarjana, Pendidikan Ekonomi
Fakultas Ekonomi Univeristas Negeri Yogyakarta, 2013), hal. iv dan 131.
16
14
Ima Rachmatika, “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Ranah Kognitif Mata Pelajaran PAI Materi Pokok Wakaf Peserta Didik Kelas X SMK
Islamic Centre Baiturrahman Semarang Tahun Ajaran 2016/2017” (Skripsi Sarjana, Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang, Jawa Tengah, 2017), hal. iv dan 95.
18
15
Rindi Antika, “Penerapan Strategi Learning Start With A Question Berbasis Critical
Thinking Untuk Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VIII
A di SMP N 1 Mojotengah Wonosobo” (Skripsi Sarjana, Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sains Al-Qur‟an Jawa Tengah di Wonosobo, 2020), hal. iii
dan 78.
20
16
Lefudin, Belajar & Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran,(Yogyakarta: Deepublish,
2017), hal. 171.
17
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), hal. 19.
18
Sutirman, Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), hal. 22.
22
19
Shilpy A. Octavia, Model-model Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), hal.
13.
20
Ima Rachmatika, “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Ranah Kognitif Mata Pelajaran PAI Materi Pokok Wakaf Peserta Didik Kelas X SMK
Islamic Centre Baiturrahman Semarang Tahun Ajaran 2016/2017” (Skripsi Sarjana, Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang, Jawa Tengah, 2017), hal. 9.
21
I Putu Suka Arsa, Belajar dan Pembelajaran; Strategi Belajar yang Menyenangkan,
(Yogyakarta: Media Akademi, 2015), hal. 21.
22
Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hal. 31.
23
23
Rahmat, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Konteks Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: Bening Pustaka, 2019), hal. 63.
24
Chandra Ertikanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Media Akademi,
2016), hal. 41.
24
25
Purbowati, Dwi dan Saifuddin Much Fuad, Juli 2020, “Implementasi Pembelajaran
Inkuiri: Tinjauan Dari Keikutsertaan Guru Biologi Dalam Diklat”, Jurnal Pendidikan Biologi,
Vol. 4 No. 1, diakses pada 11 Juni 2021.
26
Syarifuddin K, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal. 66.
27
Sarwi, dkk, Januari 2016, “Implementation of Guided Inquiry Phisics Instruction to
Increase an Understanding Concept and to Develop the Students‟ Caracter Conversation”, Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 12 No.1, diakses pada 11 Juni 2021.
28
Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran Sesuai
Kurikulum 2013, (Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2016), hal. 141-142.
25
29
Syamsidah dan Ratnawati, Panduan Model Inquiry Learning, (Yogyakarta:
Deepublish, 2020), hal. 8-9.
26
30
Ricu Sidiq, dkk, Strategi Belajar Mengajar Sejarah: Menjadi Guru Sukses, (Yayasan
Kita Menulis, 2019), hal. 65-67.
28
31
Syamsidah dan Ratnawati, Panduan Model Inquiry Learning, (Yogyakarta: Deepubish,
2020), hal. 17-19.
30
Tabel 2.1
Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Learning
Fase Kegiatan
Pembelajaran Guru Siswa
Fase a. Menyampaikan tujuan a. Menyimak penjelasan
Pendahuluan pembelajaran pada yang disampaikan oleh
(Observasi Awal siswa. guru.
b. Membantu siswa b. Membentuk kelompok
membentuk kelompok secara heterogen.
4-5 siswa. c. Terlibat dalam
c. Menghubungkan kegiatan apersepsi
materi yang akan (menanya)
dipelajari dengan d. Menganalisis
materi pada permasalahan awal
pertemuan yang diberikan dengan
sebelumnya. menggunakan
d. Memunculkan pengalaman dalam
permasalahan terkait kehidupan (menalar).
dengan topik materi
tetapi dikaitkan
dengan kehidupan
siswa.
Fase Perumusan a. Membimbing siswa a. Menyusun rumusan
Masalah menyusun rumsan permasalahan.
masalah. b. Menyimak dan
b. Menjelaskan cara mencatat masalah yang
untuk melakukan dikemukakan oleh guru
kegiatan penemuan (mengamati dan
solusi dari masalah menanya)
31
33
Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1991), hal. 2-3.
34
34
Stefanus M. Marbun, Psikologi Pendidikan, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2018), hal. 55.
35
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 2018), hal. 21.
36
Ibid., hal. 22.
37
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan: Teori dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), hal. 54.
38
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam, Depag
2009), hal. 12.
35
39
Sinar, Metode Active Learning, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal. 10.
40
Hamdu, Ghullam dan Agustina Lisa, April 2011, “Pengaruh Motivasi Siswa Terhadap
Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar”, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12 No. 1, diakses pada
tanggal 11 Juni 2021.
41
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 82.
36
42
Moh Zaiful Rosyid, dkk, Prestasi Belajar, (Malang: Literasi Nusantara, 2019), hal. 14-
17.
37
8) Evaluasi
Dari seluruh kegiatan tersebut, evaluasi merupakan
bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Evaluasi
harus dilakukan untuk mengetahui tercapainya tujuan
pengajaran yang telah ditentukan. Evaluasi disini lebih
terhadap kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru
terhadap murid setelah proses pembelajaran
berlangsung, evaluasi yang juga merupakan ujian untuk
mengetahui pemahaman materi oleh siswa dan
sejauhmana materi tersebut mempengaruhi siswa
sehingga akhirnya guru akan mengetahui pengetahuan,
keahlian, atau kecerdasan dari masing-masing siswa
untuk diperkenalkan atau tidak dalam mengikuti
pendidikan tingkat tertentu.
c. Macam-macam Prestasi Belajar
Beberapa macam prestasi belajar dapat diartikan
sebagai tingkatan keberhasilan peserta didik dalam belajar
yang ditunjukkan dengan taraf pencapaian prestasi. Pada
prinsipnya, pengembangan hasil belajar yang ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari
pengalaman dan proses belajar peserta didik. 43
Dengan demikian, prestasi belajar dibagi ke dalam tiga
jenis prestasi diantaranya:
1) Prestasi yang bersifat kognitif (ranah cipta)
Prestasi yang bersifat kognitif antara lain:
pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi atau
penerapan, analisis (pemeriksaan dan penilaian
secara teliti), sintesis (membuat paduan baru dan
utuh).
43
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 69-70.
39
46
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), hal. 54-72.
41
عح ُْا فى ا ْنم ٰجهط فب ْفعح ُْا َّ ٰٰۤيب يٍب انَّريْه ٰامى ٰۤ ُْا اذا قيْم نـك ْم رف
لَّلا انَّريْه ٰامى ُْا
لَّلا نـك ْم َ َا ذا قيْم ا ْوشص َْا فب ْوشص َْا ي ْسفع ه ي ْفعح ه
ٍ م ْىك ْم َ َا نَّريْه ا َْرُا ا ْنع ْهم دز ٰج
ذ َ َا هّلِل ثمب ر ْعمه ُْن خجيْس
48
Remiswal dan Rezki Amelia , Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam
Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal. 14.
49
Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Edisi
Pertama, (Jakarta: Kencana, 2016), hal. 151.
43
50
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal. 75.
44
4) Shalat Tahajud
5) Shalat Tasbih
e) Hikmah Shalat Sunnah
Hikmah melaksanakan shalat sunnah
sebagai berikut:
1) Disediakan jalan keluar dari segala
permasalahan,
2) Menambah kesempurnaan shalat
fardlu,
3) Menghapus dosa, meningkatkan
derajat keridhoan Allah SWT, serta
menumbuhkan kecintaan kepada
Allah SWT,
4) Sebagai ungkapan rasa syukur kita
kepada Allah SWT,
5) Mendatangkan keberkahan pada
rumah yang sering digunakan untuk
shalat sunnah,
6) Hidup menjadi terasa nyaman dan
tenteram.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir atau kerangka pemikiran adalah dasar
pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta,
observasi dan kajian kepustakaan. Oleh karena itu, kerangka
berfikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan
dijadikan dasar dalam penilitian.51
51
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Media Sahabat
Cendekia, 2019), hal. 125.
46
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir Implementasi Model Inquiry Learning
untuk Peningkatan Prestasi Belajar
PESERTA DIDIK
PRETEST
POSTTEST
PENINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR
PERBEDAAN
PRESTASI BELAJAR
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena
masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis memberikan
47
52
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan
Kelas & Studi Kasus, (Sukabumi: Jejak, 2017), hal. 128.
48
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, keterkaitan antara variabel bebas
dengan variabel terikat telah terjadi sesuai dengan dilapangan yang
ada dengan settingan yang telah dibuat dengan teratur untuk
mengindentifikasi kembali untuk mengetahui bagaimana variabel
bebas dan terikat dapat satu frekuensi untuk menghasilkan data
yang valid. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh
antar variabel bebas yaitu implementasi model inquiry learning
terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar di SMP N 2
Wanadadi.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dikarenakan hasil
penelitian disajikan berdasarkan pengolahan data berupa angka-
angka untuk membantu proses penelitian yang valid.
1. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan adalah kegiatan penelitian yang
dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga
dan organisasi kemasyarakatan maupun lembaga pemerintah,
dengan cara mendatangi rumah tangga, perusahaan-perusahaan,
dan tempat-tempat lainnya. Disamping itu, penelitian dapat pula
dilakukan terhadap objek-objek alam. 53 Penelitian ini
melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan (treatment) dan kelompok kontrol yang tidak
diberi perlakuan. Dalam penelitian ini yang dieksperimenkan
adalah penggunaan model inquiry learning.
2. Penelitian Kuantitatif
53
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 31.
49
50
54
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Pusat
Penerbitan dan Percetakan UNAIR (AUP), 2009), hal. 13.
55
Asep Saepul Hamdi dan E. Baharuddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hal. 5.
56
Zen Amirudin, Statistik Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2010), hal. 2.
57
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta: Kencana,
2013), hal. 87.
58
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Edisi Kedua; Jakarta: Kencana, 2005), hal. 58.
51
59
Solimun, dkk, Metodologi Penelitian Kuantitatif Perspektif Sistem (Mengungkap
Novelty dan Memenuhi Validitas Penelitian), (Malang: UB Press, 2020), hal. 7.
60
Momon Sudarma, Metodologi Penelitian Geografi; Ragam Perspektif dan Prosedur
Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hal. 67-68.
61
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2017), hal. 78.
62
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1998),
hal. 33.
52
R Eksperimen O1 X O2
R Kontrol O3 - O4
Keterangan:
63
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode Penelitian Kuantitatif
Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), hal.
91.
53
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
a. Tahap persiapan, yaitu: pengajuan judul proposal, permohonan
pembimbing dan izin penelitian.
b. Tahap pelaksanaan, yaitu: waktu penelitian dilaksanakan dari
tanggal 23 Agustus sampai dengan 23 September 2021,
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022.
c. Tahap penyelesaian, yaitu: analisis data, penyusunan laporan,
konsultasi dan penggandaan.
64
Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif; Teori dan Aplikasi pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hal. 190.
54
65
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sains Al-Qur‟an,
Panduan Skripsi FITK UNSIQ, (Wonosobo: UNSIQ Press, 2019), hal. 41.
66
Slamet Riyanto dan Aglis Andhita Hatmawan, Metode Riset Penelitian Kuantitatif
Penelitian di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan dan Eksperimen, (Yogyakarta: Deepublish,
2020), hal. 12.
67
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode Penelitian Kuantitatif
untuk Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), hal.
47.
68
Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
dalam Bidang Kesehatan, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2013), hal. 178.
55
69
Solimun,dkk, Metodologi Penelitian Kuantitatif Perspektif Sistem (Mengungkap
Novelty dan Memenuhi Validitas Penelitian), (Malang: UB Press, 2020), hal. 31.
70
Asep Saepul Hamdi dan E. Baharuddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hal. 19.
71
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2017), hal. 10.
56
72
Ibid,.hal. 10.
57
73
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), hal. 75.
74
Esty Aryani Safithry, Asesmen Teknik Tes dan Non Tes, (Purwokerto: IRDH), hal. 2
75
Ninit Alfianika, Metode Penelitian Pengajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal.
117.
76
Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
dalam Bidang Kesehatan, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2013), hal. 187.
58
79
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015), hal. 77.
80
Jasa Ungguh Muliawan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media,
2014), hal. 62.
60
81
H. Salim dan Haidir, Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan, dan Jenis, (Jakarta:
Kencana, 2019), hal. 88.
82
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Paktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hal. 81.
61
83
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hal. 142.
84
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal.
168.
85
Ajat Rukajat, Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal. 61.
62
86
Nikolaus Duli, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa Konsep Dasar Untuk
Penulisan Skripsi & Analisis Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hal. 104.
63
Keterangan :
N : Jumlah sampel
dinyatakan valid.
10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20. Hasil perhitungan
b. Realibilitas Angket
Uji reliabilitas adalah uji kekonsistenan instrumen
untuk mengukur data. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang menghasilkan ukuran yang konsisten. 87
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari
realibilitas dengan Cronbach Alpha sebagai berikut:
∑
=* +* +
Keterangan:
k : jumlah item
Kriteria pengujian:
reliable
87
Sarmanu, Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Statistika,
(Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga, 2017), hal. 9.
65
lampiran 14.
rpbis = √
Keterangan:
rpbis : Koefisien korelasi Point Biserial
: Rerata skor dari subjek yang menjawab butir soal
dengan benar
: Rerata skor total
: Standar deviasi dari skor total
: Proporsi peserta didik yang menjawab benar
: Proporsi peserta didik yang menjawab salah
Dengan ketentuan:
0,8 ≤ rpbis < 1,00 : sangat tinggi
0,6 ≤ rpbis < 0,8 : tinggi
0,4 ≤ rpbis < 0,6 : cukup
0,2 ≤ rpbis < 0,4 : rendah
66
Dimana:
ri = reabilitas instrumen
= jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada
item 1
88
Syamsul Bahri dan Fakhry Zamzam, Model Penelitian Kuantitatif Berbasis SEM-
AMOS, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hal. 36.
67
qi = 1-pi
∑ i i = jumlah hasil dari perkalian antara p dan q
= varians total
Dengan ketentuan
reliable
Dengan keterangan:
89
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal. 176.
69
D=
x2 = ∑
Dimana:
x2 = Chi Kuadrat
= Frekuensi yang diperoleh oleh data
= Frekuensi yang diharapkan
90
Jogiyanto Hartono, Metoda Pengumpulan dan Teknik Analisis Data, (Yogyakarta:
Andi, 2018), hal. 193-194.
71
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik
yang dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau
lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang
memiliki variasi yang sama. uji homogenitas bertujuan
untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok
penelitian memiliki varians yang sama atau tidak. Dengan
kata lain, homogenitas berarti bahwa himpunan data yang
kita teliti memiliki karakteristik yang sama. 91
Adapun rumus yang digunakan dalam uji
homogenitas ini adalah sebagai berikut:
F=
Keterangan:
S1 2 = varian terbesar
2
S2 = varian terkecil
Kemudian harga F hitung dibandingkan dengan F
tabel. Jika Fhitung < Ftabel maka kelompok data homogen.
b. Analisis Uji Test
a. Analisis Hasil Pretest
Analisis ini dilakukan guna memperoleh data
mengenai kemampuan peserta didik dalam mempelajari
mapel PAI sebelum menggunakan model inquiry
learning untuk meningkatkan prestasi belajar.
b. Analisis Hasil Posttest
Analisis ini dilakukan guna memperoleh data
mengenai kemampuan peserta didik dalam mempelajari
mapel PAI setelah menggunakan model inquiry
learning untuk meningkatkan prestasi belajar.
2. Uji Hipotesis
91
Nuryadi dkk, Dasar-Dasar Statistik Penelitian, (Yogyakarta: Sibuku Media, 2017), hal.
89-90.
72
a. Uji Gain
Peningkatan prestasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) menggunakan
rumus gain ternormalisasi, yaitu dengan rumus sebagai
berikut:
Rumus Uji Gain:
( )
(g) =
Dengan:
<g> : faktor Hake (N-Gain)
<Spost> : rata-rata posttest
<Spre> : rata-rata pretest
Kriteria:
Tinggi : g > 0,7
Sedang : 0,3 < g < 0,7
Rendah : g < 0,3
Merupakan interpretasi dari hasil hitung yang
menunjukkan signifikasi atau tidak.
b. Uji T-test
Untuk testing signifikasi, maka digunakan t-test
maka rumusnya yang digunakan adalah:
x1 x 2
t
n1 1s12 n2 1s 22 1 1
n
n1 n2 2 1 n2
Keterangan:
x1 : Rata-rata kelompok eksperimen
74
75
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Penelitian dilakukan setelah semua instrumen sudah lengkap dan
siap digunakan untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini,
penulis lakukan untuk menentukan kelas yang akan dijadikan sampel
penelitian melalui pengujian homogenitas dari nilai kemampuan awal
peserta didik. Setelah dilakukan pengujian homogenitas tersebut maka
didapat dua kelas yaitu kelas VIII B dan VIII E di SMP N 2 Wanadadi.
Proses pembelajaran awal dikelas eksperimen, penulis
memperkenalkan diri dan dilanjutkan dengan peserta didik mengisi
presensi yaitu menyebutkan nama dan kelas lewat group whatsApp
kemudian pembelajaran dilanjutkan. Pembelajaran dimulai dengan
peserta didik diberi tes awal berupa soal pilihan ganda berjumlah 20
butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik. Pada proses pembelajaran kegiatan pendahuluan yaitu
penyampaian tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik.
Setelah guru menyampaikan materi shalat sunnah melalui pesan
singkat dan mengirim file bentuk power point untuk memperkuat dan
mempermudah peserta didik dalam belajar dan memperkenalkan
model inquiry learning yang akan diterapkan.
Peserta didik yang telah diberikan materi oleh peneliti dan juga
buku pendukung dari sekolah untuk di baca terlebih dahulu oleh.
Penerapan model inquiry learning maka, selanjutnya peneliti membagi
kelompok secara heterogen, lalu dalam setiap kelompok diberikan
lembar analisis untuk menjawab pertanyaan secara sistematis. Pada
akhir pembelajaran peserta didik akan diminta peneliti untuk setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan mengirimkan
diskusi kelompok berupa video call atau pesan grup kelompok untuk
discreenshot dan dikirim ke grup kelas lalu setelah proses presentasi
selesai, peserta didik mengerjakan tes akhir berupa soal pilihan ganda
77
Tabel 4.5.3
Mapel PAI sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 17 52%
2. Setuju 4 15 45%
3. Kurang setuju 3 1 3
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 3
Tabel 4.5.4
Mapel PAI tidak dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
hari
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 0 0
2. Setuju 4 2 6%
3. Kurang setuju 3 8 24%
4. Tidak Setuju 2 12 37%
5. Sangat Tidak Setuju 1 11 33%
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 4
Tabel 4.5.5
Model inquiry learning, membuat saya lebih aktif dalam proses
pembelajaran
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 14 42%
2. Setuju 4 17 52%
3. Kurang setuju 3 2 6%
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 5
Tabel 4.5.6
Saya merasa lebih tertantang dengan adanya model inquiry
learning yang diterapkan
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 11 33%
2. Setuju 4 20 61%
82
3. Kurang setuju 3 2 6%
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 6
Tabel 4.5.7
Saya setuju model inquiry learning diterapkan pada mata
pelajaran PAI
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 15 46%
2. Setuju 4 18 54%
3. Kurang setuju 3 0 0
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 7
Tabel 4.5.9
Saya setuju model inquiry learning diterapkan pada mata
pelajaran lainnya
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 14 42%
2. Setuju 4 16 49%
3. Kurang setuju 3 3 9%
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 9
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang “Saya
setuju model inquiry learning diterapkan pada mata pelajaran lainnya”
melalui pernyataan maka hasilnya 14 orang (42%) responden yang
menjawab sangat setuju, dan 16 orang (49%) responden yang
menjawab setuju, 3 orang (9%) yang menjawab kurang setuju, dan
tidak seorangpun menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Data
ini menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab setuju
dengan persentase 49%, sehingga dapat disimpulkan bahwa 49% atau
16 dari 33 jumlah peserta didik setuju, model inquiry learning dapat
diterapkan pada mata pelajaran PAI dan mata pelajaran lainnya.
Tabel 4.5.10
Model inqury learning membuat rasa ingin tahu saya
bertambah
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 14 42%
2. Setuju 4 16 49%
3. Kurang setuju 3 3 9%
85
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 10
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang, “Model
inquiry learning membuat rasa ingin tahu saya bertambah” melalui
pernyataan maka hasilnya 14 orang (42%) responden yang menjawab
sangat setuju, dan 16 orang (49%) responden yang menjawab setuju, 3
orang (9%) yang menjawab kurang setuju dan tidak seorangpun
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Data ini menunjukan
bahwa lebih banyak responden yang menjawab setuju dengan
persentase 49%, sehingga dapat disimpulkan bahwa 49% atau 16 dari
33 jumlah peserta didik setuju, model inquiry learning membuat rasa
ingin tahu peserta didik bertambah.
Tabel 4.5.11
Model inquiry learning, membuat saya kurang aktif
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 0 0
2. Setuju 4 3 9%
3. Kurang setuju 3 7 21%
4. Tidak Setuju 2 13 40%
5. Sangat Tidak Setuju 1 10 30%
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 11
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang, “Model
inquiry learning, membuat saya kurang aktif” melalui pernyataan
maka hasilnya 3 orang (9%) responden yang menjawab setuju, 7 orang
(21%) yang menjawab kurang setuju, 13 orang (40%) responden yang
menjawab tidak setuju, 10 orang (30%) responden yang menjawab
sangat tidak setuju dan tidak seorangpun menjawab sangat setuju. Data
ini menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab tidak
86
Tabel 4.5.12
Model inquiry learning, mempersulit saya dalam mengerjakan
materi PAI
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 0 0
2. Setuju 4 3 9%
3. Kurang setuju 3 11 33%
4. Tidak Setuju 2 14 43%
5. Sangat Tidak Setuju 1 5 15%
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 12
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang, “Model
inquiry learning, mempersulit saya dalam mengerjakan materi PAI”
melalui pernyataan maka hasilnya 3 orang (9%) responden yang
menjawab setuju, 11 orang (33%) yang menjawab kurang setuju, 14
orang (43%) responden yang menjawab tidak setuju, 5 orang (15%)
menjawab sangat tidak setuju dan tidak seorangpun yang menjawab
sangat setuju. Data ini menunjukan bahwa lebih banyak responden
yang menjawab tidak setuju dengan persentase 43%, sehingga dapat
disimpulkan 43% atau 14 dari 33 jumlah peserta didik tidak setuju
bahwa model inquiry learning mempersulit peserta didik dalam
mengerjakan materi PAI.
87
Tabel 4.5.13
Model inquiry learning, membuat saya merasa tertekan
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 0 0
2. Setuju 4 0 0
3. Kurang setuju 3 15 45%
4. Tidak Setuju 2 12 37%
5. Sangat Tidak Setuju 1 6 18%
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 13
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang, “Model
inquiry learning, membuat saya merasa tertekan” melalui pernyataan
maka hasilnya 15 orang (45%) yang menjawab kurang setuju, 12 orang
(37%) responden yang menjawab tidak setuju, 6 orang (18%)
responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak seorangpun
yang menjawab sangat setuju dan setuju. Data ini menunjukan bahwa
lebih banyak responden yang menjawab kurang setuju dengan
persentase 45%, sehingga dapat disimpulkan 45% atau 15 dari 33
jumlah peserta didik kurang setuju bahwa model inquiry learning
membuat peserta didik merasa tertekan.
Tabel 4.5.14
Model inquiry learning, membuat saya lebih mudah
memahami materi yang diajarkan
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 14 42%
2. Setuju 4 18 55%
3. Kurang setuju 3 1 3%
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
88
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 14
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang, “Model
inquiry learning, membuat saya lebih mudah memahami materi yang
diajarkan” melalui pernyataan maka hasilnya 14 orang (42%)
responden yang menjawab sangat setuju, dan 18 orang (55%)
responden yang menjawab setuju, 1 orang (3%) yang menjawab
kurang setuju dan tidak seorangpun menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju. Data ini menunjukan bahwa lebih banyak responden yang
menjawab setuju dengan persentase 55%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa 55% atau 18 daro 33 jumlah peserta didik setuju bahwa model
inquiry learning membuat peserta didik lebih mudah dalam memahami
materi yang diajarkan oleh pendidik.
Tabel 4.5.15
Model inquiry learning menurut saya lebih menarik daripada
model pembelajaran yang lainnya
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 14 42%
2. Setuju 4 16 49%
3. Kurang setuju 3 3 9%
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 15
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang, “Model
inquiry learning menurut saya lebih menarik daripada model
pembelajaran yang lainnya” melalui pernyataan maka hasilnya 14
orang (42%) responden yang menjawab sangat setuju, dan 16 orang
(49%) responden yang menjawab setuju, 3 orang (9%) yang menjawab
kurang setuju dan tidak seorangpun menjawab tidak setuju dan sangat
89
tidak setuju. Data ini menunjukan bahwa lebih banyak responden yang
menjawab setuju dengan persentase 49%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa 49% atau 16 dari 33 jumlah peserta didik setuju, model inquiry
learning lebih menarik daripada model pembelajaran yang lainnya.
Tabel 4.5.16
Saya kurang paham materi PAI dengan menggunakan model
inquiry learning.
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 0 0
2. Setuju 4 1 3%
3. Kurang setuju 3 12 36%
4. Tidak Setuju 2 11 33%
5. Sangat Tidak Setuju 1 9 28%
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 16
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang, “Saya
kurang paham materi PAI dengan menggunakan model inquiry
learning” melalui pernyataan maka hasilnya 1 orang (3%) responden
yang menjawab setuju, 12 orang (36%) yang menjawab kurang setuju,
11 orang (33%) responden yang menjawab tidak setuju, 9 orang (28%)
responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak seorangpun
menjawab sangat setuju. Data ini menunjukan bahwa lebih banyak
responden yang menjawab kurang setuju dengan persentase 36%,
sehingga dapat disimpulkan 36% atau 12 dari 33 jumlah peserta didik
kurang setuju bahwa model inquiry learning membuat peserta didik
kurang paham saat memahami materi PAI.
90
Tabel 4.5.17
Model inquiry learning membuat saya lebih berfikir kritis dan
analitis.
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 8 24%
2. Setuju 4 22 67%
3. Kurang setuju 3 3 9%
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 17
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang, “Model
inquiry learning membuat saya lebih berfikir kritis dan analitis”
melalui pernyataan maka hasilnya 8 orang (24%) responden yang
menjawab sangat setuju, dan 22 orang (67%) responden yang
menjawab setuju, 3 orang (9%) yang menjawab kurang setuju dan
tidak seorangpun menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Data
ini menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab setuju
dengan persentase 67%, sehingga dapat disimpulkan bahwa 67% atau
22 dari 33jumlah peserta didik setuju, dengan adanya model inquiry
learning membuat peserta didik lebih berfikir kritis dan analitis dalam
belajar.
Tabel 4.5.18
Menggunakan model inquiry learning dapat menjadikan
peserta didik saling mendengarkan pendapat satu sama lain.
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 11 33%
2. Setuju 4 21 64%
3. Kurang setuju 3 1 3%
91
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 18
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang,
“Menggunakan model inquiry learning dapat menjadikan peserta didik
saling mendengarkan pendapat satu sama lain” melalui pernyataan
maka hasilnya 11 orang (33%) responden yang menjawab sangat
setuju, dan 21 orang (64%) responden yang menjawab setuju, 1 orang
(3%) yang menjawab kurang setuju dan tidak seorangpun menjawab
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Data ini menunjukan bahwa lebih
banyak responden yang menjawab setuju dengan persentase 64%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa 64% atau 21 dari 33 jumlah peserta
didik setuju, model inquiry learning dapat menjadikan peserta didik
belajar untuk saling mendengarkan pendapat satu sama lain.
Tabel 4.5.19
Model inquiry learning kurang bermanfaat untuk belajar PAI
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 0 0
2. Setuju 4 0 0
3. Kurang setuju 3 16 49%
4. Tidak Setuju 2 10 30%
5. Sangat Tidak Setuju 1 7 21%
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 19
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang, “Model
inquiry learning kurang bermanfaat untuk belajar PAI” melalui
pernyataan maka hasilnya 16 orang (49%) yang menjawab kurang
setuju, 10 orang (30%) responden menjawab tidak setuju, 7 orang
(21%) responen menjawab sangat tidak setuju dan tidak seorangpun
92
menjawab sangat setuju dan setuju. Data ini menunjukan bahwa lebih
banyak responden yang menjawab kurang setuju dengan persentase
49%, sehingga dapat disimpulkan 49% atau 16 dari 33 jumlah peserta
didik kurang setuju, bahwa model inquiry learning kurang bermanfaat
untuk belajar PAI.
Tabel 4.5.20
Model inquiry learning membuat saya lebih aktif untuk
memecahkan masalah dalam pembelajaran yang diberikan
oleh guru dan berdiskusi dengan teman-teman
No. Kategori Jawaban Nilai Frekuensi Presentase
1. Sangat Setuju 5 14 42 %
2. Setuju 4 19 58%
3. Kurang setuju 3 0 0
4. Tidak Setuju 2 0 0
5. Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 33 100%
Sumber Data: Hasil Angket Nomor 20
Dari tabel di atas mengenai tanggapan responden tentang, “Model
inquiry learning, membuat saya lebih aktif untuk memecahkan
masalah dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru dan berdiskusi
dengan teman-teman” melalui pernyataan maka hasilnya 14 orang
(42%) responden yang menjawab sangat setuju, dan 19 orang (58%)
responden yang menjawab setuju dan tidak seorangpun menjawab
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Data ini
menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab setuju
dengan persentase 58%, sehingga dapat disimpulkan bahwa 49% atau
19 dari 33 jumlah peserta didik setuju, model inquiry learning dapat
membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah pada
pembelajaran yang diberikan oleh guru dan melatih berkomunikasi
yang baik dengan berdiskusi bersama teman-teman.
93
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Angket Implementasi Model Inquiry
Learning
No. Interval Frekuensi Persentase Kategori
1. 85 – 100 0 0% Sangat Tinggi
2. 69 – 84 22 67% Tinggi
3. 53 – 68 11 33% Sedang
4. 37 – 52 0 0% Rendah
5. 20 – 36 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 33 100%
C. Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder yaitu implementasi inquiry learning yang digunakan pada
penelitian.
a. Uji Prasyarat Instrumen
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat
dilakukan analisis normalitas. Adapun pengujian normalitas
terlampir.
94
Tabel 4.7.1
Analisis Uji Normalitas Pretest
Kelas Xhitung Xtabel Kriteria
Tabel 4.7.2
Analisis Uji Normalitas Posttest
Kelas Xhitung Xtabel Kriteria
Tabel 4.8.1
Analisis Hasil Pretest
sedangkan nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 100 dan nilai terendah
25 dengan rata-rata 68,33. Berdasarkan hasil posttest pada kelas
eksperimen rata-rata lebih tinggi mencapai KKM, sedangkan untuk kelas
kontrol belum mencapai KKM. Untuk lebih jelasnya, perhitungan uji
tdapat dilihat pada lampiran 25.
( ) ( )
(g)=
( )
= 0,387
( ) ( )
(g) =
( )
98
= 0,631
Tabel 4.9
Hasil Analisis Uji Gain
Uji Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
G 0,631 0,387
D. Interpretasi Data
Interpretasi adalah proses memberi arti dan signifikansi terhadap
analisis yang dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari
hubungan dan keterkaitan antar deskripsi-deskripsi data yang ada.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan model inquiry
learning kelas VIII di SMP N 2 Wanadadi, prestasi belajar kelas VIII di
SMP N 2 Wanadadi, mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar
peserta didik setelah menggunakan model inquiry learning pada mata
pelajaran PAI kelas VIII di SMP N 2 Wanadadi, dan mengetahui
perbedaan prestasi belajar peserta didik yang menggunakan model inquiry
learning dan yang tidak menggunakan pada mata pelajaran PAI kelas VIII
di SMP N 2 Wanadadi. Dari data yang dikumpulkan melalui metode
pengumpulan data didapatkan bahwa:
100
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Implementasi Model Inquiry Learning untuk peningkatan
prestasi belajar pada mata pelajaran PAI di kelas VIII E dapat
dilihat dari hasil analisis dengan menggunakan angket yang
menunjukkan bahwa penggunaan model inquiry learning
dikategorikan tinggi karena berada pada interval (69 – 84)
sebanyak 22 orang dengan persentase 67%. Hal ini
menunjukkan respon yang tinggi dari peserta didik kelas VIII E
dalam belajar PAI menggunakan model inquiry learning.
2. Dari data hasil pretest dan posttest, pada kelas eksperimen
mendapatkan nilai pretest 1615 dan nilai posttest 2690,
sedangkan pada kelas kontrol nilai pretest 1595 dan nilai
posttest 2255. Maka dari hasil diatas, terdapat peningkatan
prestasi belajar yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3. Dari pengujian hipotesis dengan uji gain didapatkan hasil
bahwa tingkat keberhasilan prestasi belajar dengan
menggunakan model inquiry learning adalah 0,631 yang berarti
tingkat keberhasilan prestasi belajar sedang, karena hasil uji
gain yaitu 0,3 > g > 0,7. Sedangkan untuk kelas kontrol hasil
uji gain 0,387 yang berarti tingkat keberhasilan prestasi belajar
sedang, akan tetapi hasilnya lebih rendah dari kelas eksperimen
yaitu 0,3 > g > 0,7.
4. Dari pengujian hipotesis dengan uji t didapatkan hasil bahwa
ada perbedaan dengan diterapkannya model inquiry learning.
Hal ini dibuktikan dengan melakukan uji hipotesis yang
diperoleh thitung 3,05. Selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan
dengan ttabel dengan dk=n1 + n2 -2 =33+33-2=64. Dengan dk 64
102
103
B. Saran
1. Saran untuk Kepala Sekolah:
a. Kepala SMP N 2 Wanadadi hendaknya lebih meningkatkan
pelaksanaan pendidikan, dikarenakan masih banyak pendidik
yang menggunakan model konvensional.
b. Kepala SMP N 2 Wanadadi hendaknya menambha jumlah
pendidik mata pelajaran PAI, dikarenakan hanya ada dua
jumlah guru PAI, sedangkan dalam sekolah tersebut terdapat
tiga angkatan peserta didik yaitu kelas VII, VIII, dan IX.
2. Saran untuk Pendidik:
a. Sebaiknya guru menciptakan dan melakukan sebuah inovasi
yang dapat memberikan proses pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan.
b. Lebih memperhatikan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat membentuk
generasi muda yang berpotensi sebagai kaum intelektual yang
islami.
c. Model yang dipilih hendaknya yang dapat lebih cepat dan
mudah dipahami peserta didik sehingga tidak menimbkan efek
rasa bosan untuk belajar PAI.
d. Implementasi model inquiry learning merupakan suatu cara
yang dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan
dalam memecahkan masalah, sehingga peserta didik terlatih
untuk menemukan masalah dan memecahkan masalah sehingga
terlatih untuk berpikir kritis dan analitis yang bisa bermanfaat
juga dilingkup masyarakat.
104
DAFTAR PUSTAKA
Arsa, I Putu Suka. 2015. Belajar dan Pembelajaran; Strategi Belajar yang
Menyenangkan. Yogyakarta: Media Akademi.
Bahri, Syamsul dan Fakhry Zamzam. 2014. Model Penelitian Kuantitatif Berbasis
SEM-AMOS. Yogyakarta: Deepublish.
Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2014. Manajemen Kelas (Classroom
Management) Guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif,
Menyenangkan, dan Berprestasi). Bandung: Alfabeta.
107
Maksud, Adi F. Teori Belajar dan Model Pembelajaran Inovatif Perspektif Teori
dan Praktis. Yogyakarta: Deepublish.
Nurdin, Ismail dan Sri Hartati. 2019. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya:
Media Sahabat Cendekia.
Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial.
Yogyakarta: Gava Media.
Riyanto, Slamet dan Aglis Andhita Hatmawan. 2020. Metode Riset Penelitian
Kuantitatif Penelitian di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan dan
Eksperimen. Yogyakarta: Deepublish.
Rosyid, Moh Zaiful dkk. 2019. Prestasi Belajar. Malang: Literasi Nusantara.
Salim dan Haidir. 2019. Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan, dan Jenis.
Jakarta: Kencana.
Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sidiq, Ricu dkk. 2019. Strategi Belajar Mengajar Sejarah: Menjadi Guru Sukses.
Yayasan Kita Menulis.
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
109
Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif; Teori dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Syafril dan Zen Zelhendri. 2017. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Depok: Kencana.
Syarifuddin K. 2018. Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti. Yogyakarta: Deepublish.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
PT. IMTIMA.
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sains Al-
Qur‟an. 2019. Panduan Skripsi FITK UNSIQ. Wonosobo: UNSIQ
Press.
Lampiran 1
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMP N 2 Wanadadi
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : VIII/1
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (2 kali pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2021/2022
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
KI-4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
112
Mengumpulkan dan
mengelompokkan
macam-macam salat
sunah yang
dikerjakan secara
berjamaah maupun
munfarid.
Mendiskusikan dalil
naqli, ketentuan, tata
cara, dan manfaat
salat sunah
berjamaah dan
munfarid.
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian shalat sunnah dengan
benar.
2. Peserta didik mampu membedakan shalat sunnah berjamaah dan
munfarid.
3. Peserta didik mampu memahami tata cara shalat sunnah berjamaah
dan munfarid sesuai syara‟.
4. Peserta didik mampu mempraktikkan shalat sunnah berjamaah dan
munfarid sesuai syara‟.
5. Peserta didik mampu menjelaskan himah dari melaksanakan shalat
sunnah dengan baik dan benar.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Model : Inquiry Learning
Metode : Diskusi, Eksperimen, Tanya Jawab
a. Kegiatan Pendahuluan ( 8 menit)
(1) Guru melakukan pengecekan terkait dengan media pembelajaran yang
digunakan (WhatsApp), (2) Melalui aplikasi WhatsApp, guru menyapa
peserta didik, memberi motivasi dan appersepsi lalu menyampaikan
kontrak belajar, (3) Salah satu peserta didik membaca surah pilihan yang
telah ditetapkan oleh guru melalui via voice note WhatsApp, (4) Guru
mengarahkan peserta didik untuk mengisi presensi di WhatsApp melalui
voice note.
b. Kegiatan Inti: Pembagian Kelompok, Diskusi, Presentasi, Tanya Jawab.
Pertemuan 1
(1) Guru memberikan latihan soal bentuk pilihan ganda,
(2) Guru memberikan rangkuman dan menerangkan secara garis besar
mengenai materi yang akan dibahas dengan mengirimkan file PPT,
118
Kelas :
Materi :
Aspek
Nama
Peserta Tanggung
No. Aktif Disiplin Sopan Santun Ket
Jawab
Didik
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. √ √ √ √
2. √ √ √ √
3. √ √ √ √
Dst.
Sikap dan perilaku peserta didik untuk Melaksanakan tugas individu atau
Tanggung melaksanakan tugas dan kewajibannya. kelompok secara daring dengan
Jawab baik.
Sikap baik peserta didik dalam berbahasa Tidak berkata kasar atau
Sopan pada tempat dan waktu tertentu. menyinggung teman sebaya atau
Keterangan Skor:
4 : Apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek kriteria
penilaian
Kelas : VIII
Tindak
Ketuntasan Lanjut
No. Nama Peserta Didik Nilai
T TT R P
1.
2.
3.
Dst
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai 75 (disesuaikan dengan nilai KKM)
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Kelompok :
Anggota :
Topik Analisis
Hipotesis Bukti Hipotesis Kesimpulan
Masalah
Keterangan
Topik Analisis Masalah : Topik atau tema yang akan dicari kebenarannya dari
123
setiap kelompok
Hipotesis : Menentukan jawaban dari sumber pencarian dan
pendapat setiap anggota kelompok
Bukti Hipotesis : Bukti jawaban yang menguatkan hipotesis dan
pendapat dari setiap anggota (berbentuk video tata cara
shalat sunnah setiap anggota dan bukti diskusi dengan
mengirimkan screenshot video call WhatsApp.
Kesimpulan : hasil akhir dari setiap proses penemuan jawaban
diatas
Kelompok :
Anggota :
Kelas :
Skor (1 – 4)
No. Aspek Penilaian
4 3 2 1
1. Proses pengumpulan lembar analisis
2. Ketepatan
3. Keaktifan
4. Kemampuan Menjelaskan
5. Bukti video praktek
Jumlah skor yang diperoleh
Predikat
84 – 92 B Baik
75 – 83 C Cukup
<75 D Kurang
125
Lampiran 4
KISI-KISI SOAL UJI COBA
MATERI POKOK “ LEBIH DEKAT KEPADA ALLAH DENGAN
SHALAT SUNNAH” KELAS VIII SEMESTER 1
shalat sunnah
5 Menyebutkan tata
cara dan praktik
9.14 11,18 4
shalat sunnah
berjamaah
6 Menyebutkan tata
cara dan praktik
16 7 7 2
shalat sunnah
munfarid
7 Menjelaskan
hukum orang
2 1
melakukan shalat
sunnah
8 Mendeskripsikan
adab dalam
melaksanakan
15 3 2
shalat sunnah
maupun wajib
dalam berjamaah
9 Menyebutkan
hikmah dari
mengerjakan
20 1
shalat sunnah
berjamaah maupn
munfarid
Jumlah 20
127
Lampiran 5
SOAL TES KELAS UJI COBA
LEBIH DEKAT KEPADA ALLAH DENGAN SHALAT SUNNAH
Dari tabel diatas, pasangkan nama shalat yang sesuai dengan jumlah
rekaatnya!
128
B. Rukuk
C. Takbiratul Ihrom
D. Sujud
8.
C. Shalat Tarawih
D. Sholat Witir
12. Hukum orang yang tidak mengerjakan shalat sunnah adalah...
A. Diasingkan dari negeri tempat tinggalnya
B. Tidak berdosa
C. Berdosa
D. Wajib membayar denda
13. Ketika berniat akan shalat berjamaah di masjid, lebih baik berangkat pada
saat...
A. Setelah iqamah sudah dikumandangkan
B. Orang yang berjamaah banyak yang berangkat
C. Belum waktu shalat
D. Sebelum adzan akan dikumandangkan
14. Setelah gerakan iktidal, kita melakukan gerakan.....
A. Takbiratul Ihram
B. Sujud
C. Salam
D. Niat
15. Berapa jumlah rekaat shalat wajib lima waktu?
A. 10 rekaat
B. 17 rekaat
C. 18 rekaat
D. 29 rekaat
16. Shalat Idul Adha dilaksanakan pada pagi hari, tanggal....
A. 10 Dzulhijjah
B. 11 Dzulhijjah
C. 12 Dzulhijjah
D. 13 Dzulhijjah
17. Shalat Tahiyyatul Masjid dikerjakan sebanyak.....
A. 1 rekaat
B. 10 rekaat
131
C. 2 rekaat
D. 20 rekaat
18. Arti munfarid adalah....
A. Sendiri
B. Berjamaah
C. Berdua
D. Bertiga
19. Shalat sunnah dua rekaat yang dilaksanakan pada setiap tanggal 1 Syawal
setelah melaksanakan puasa Ramadhan satu bulan lamanya, dinamakan
dengan Shalat......
A. Idul Adha
B. Kusuf
C. Tahiyyatul Masjid
D. Idul Fitri
20. Perhatikan pernyataan berikut ini!
(1) Shalat Tahiyyatul Masjid
(2) Shalat Kusuf
(3) Shalat Rawatib
(4) Shalat Istikharah
Dari pernyataan diatas, yang termasuk shalat sunah berjamaah yaitu...
A. (4)
B. (3)
C. (2)
D. (1)
132
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. D 6. C 11. C 16. B
2. A 7. D 12. D 17. B
3. C 8. A 13. A 18. D
4. A 9. C 14. C 19. B
5. B 10. D 15. A 20. A
133
Lampiran 7
rpbis = √
Keterangan:
: Rerata skor dari subjek yang menjawab butir soal dengan benar
Diketahui: Jawab:
: 13,109
rpbis = √
: 11,727
: 3,971 rpbis = √
: 1,75 rpbis = 0,487
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai validitas 0,487 sedangkan nilai r
tabel untuk soal nomor 1 adalah 0,344. Soal nomor 1 dikatakan valid karena rpbis
> rtabel. Selanjutnya, untuk butir soal yang lainnya dihitung dengan cara yang sama
dan hasilnya dapat dilihat pada tabel analisis soal uji coba
134
Lampiran 8
∑
[ ]{ }
Keterangan:
ri = reabilitas instrumen
qi = 1-pi
= varians total
Diketahui: Jawab:
: 20 ∑
* +, - * +, -
: 16,26
∑ i i : 4,41
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai reliabilitas 0,728 yang berarti
tingkat reliabilitas suatu test bernilai tinggi. Selanjutnya untuk butir soal yang
lain, dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada tabel analisis
uji coba.
135
Lampiran 9
P=
Keterangan:
Diketahui: Jawab:
B : 20 P=
: 16,26
P= = 0,63
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai kesukaran 0,63 yang berarti tingkat
kesukaran soal nomor 1 adalah sedang. Selanjutnya untuk butir soal yang lain,
dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada tabel analisis uji
coba.
136
Lampiran 10
D=
Keterangan:
Diketahui: Jawab:
BA :8 D=
BB :3
D=
n : 18
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai daya pembeda 0,55 yang berarti
daya pembeda soal nomor 1 adalah baik. Selanjutnya untuk butir soal yang lain,
dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada tabel analisis uji
coba.
137
Lampiran 12
Nomor Nomor
No. Aspek Indikator
Positif Negatif
1. Sikap Peserta Didik a. Menunjukkan 1 2
terhadap mapel PAI minat terhadap
mapel PAI.
b. Menunjukkan 3 4
kegunaan
mempelajari
mapel PAI.
2. Sikap peserta didik a. Menunjukkan 5, 6, 7, 8, 12 dan 13
terhadap model minat terhadap 9, 10, dan
inquiry learning pada mapel PAI 15
mapel PAI dengan
menggunakan
model inquiry
learning.
b. Menunjukkan 14, 17, 18, 11, 16,
kegunaan dan 20 dan 19
mengikuti mapel
PAI dengan
inquiry learning.
138
Lampiran 13
Responden Yth,
Angket ini diajukan oleh peneliti yang saat ini sedang melakukan penelitian
mengenai respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model Inquiry
Learning. Demi tercapainya hasil yang diinginkan, dimohon kesediaan adik-adik
untuk berpartisipasi dengan mengisi angket ini secara lengkap. Perlu saya
informasikan bahwa tidak ada yang dinilai benar atau salah, pilih sesuai dengan
apa yang anda ketahui atau rasakan. Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih
atas perkenan adik-adik berpartisipasi dalam survey ini.
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Petunjuk
1. Pada angket ini terdapat 20 butir pertanyaan. Pertimbangkan baik setiap
pertanyaan kaitannya dengan yang Anda rasakan dalam proses belajar
Pendidikan Agama Islam.
2. Jawablah dengan percaya diri, sungguh-sungguh dan jangan terpengaruh
dengan jawaban teman ataupun pernyataan lain.
3. Tiap pertanyaan terdapat empat pilihan, yaitu:
SS : Sangat Setuju (5)
S : Setuju (4)
KS : Kurang Setuju (3)
TS : Tidak Setuju (2)
STS : Sangat Tidak Setuju (1)
4. Berikan tanda centang (√) untuk setiap jawaban yang Anda kemukakan.
5. Hasil isian Anda tidak mempengaruhi nilai ulangan ataupun nilai raport.
139
Pilihan Jawaban
No. Pertanyaan
SS S KS TS STS
1. Saya lebih suka mapel PAI daripada
mapel yang lain.
2. Bagi saya mapel PAI membosankan.
3. Mapel PAI sangat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Mapel PAI tidak dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Model inquiry learning, membuat saya
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
6. Saya merasa lebih tertantang dengan
adanya model inquiry learning yang
diterapkan.
7. Saya setuju model inquiry learning
diterapkan pada mata pelajaran PAI.
8. Model inquiry learning, membuat saya
lebih bersungguh-sungguh dalam
mempelajari mata pelajaran PAI.
9. Saya setuju model inquiry learning
diterapkan pada mata pelajaran
lainnya.
10. Model inquiry learning membuat rasa
ingin tahu saya bertambah.
11. Model inquiry learning, membuat saya
kurang aktif.
12. Model inquiry learning, mempersulit
saya dalam mengerjakan materi PAI.
13. Model inquiry learning membuat saya
140
merasa tertekan.
14. Model inquiry learning, membuat saya
lebih mudah memahami materi yang
diajarkan.
15. Model inquiry leraning menurut saya
lebih menarik daripada model
pembelajaran yang lainnya.
16. Saya kurang paham materi PAI
dengan menggunakan model inquiry
learning.
17. Model inquiry learning membuat saya
lebih berfikir kritis dan analitis.
18. Menggunakan model inquiry learning
dapat menjadikan peserta didik saling
m endengarkan pendapat satu sama
lain.
19. Model inquiry learning kurang
bermanfaat untuk belajar PAI.
20. Model inquiry learning membuat saya
lebih aktif untuk memecahkan
masalah dalam pembelajaran yang
diberikan oleh guru dan berdiskusi
dengan teman-teman.
141
Lampiran 16
KISI-KISI SOAL PRETEST POSTTEST
MATERI POKOK “ LEBIH DEKAT KEPADA ALLAH DENGAN
SHALAT SUNNAH” KELAS VIII SEMESTER 1
shalat sunnah
5 Menyebutkan tata
cara dan praktik
9, 14 11 18 4
shalat sunnah
berjamaah
6 Menyebutkan tata
cara dan praktik
7 16 2
shalat sunnah
munfarid
7 Menjelaskan
hukum orang
2 1
melakukan shalat
sunnah
8 Mendeskripsikan
adab dalam
melaksanakan
15 3 2
shalat sunnah
maupun wajib
dalam berjamaah
9 Menyebutkan
hikmah dari
mengerjakan
20 1
shalat sunnah
berjamaah maupn
munfarid
Jumlah 20
143
Lampiran 17
SOAL TES PRESTEST POSTTEST
LEBIH DEKAT KEPADA ALLAH DENGAN SHALAT SUNNAH
H. (1)
31. Pada rekaat pertama pada shalat Idul Fitri sesudah membaca do‟a iftitah,
lalu bertakbir dengan mengangkat tangan sebanyak.....kali
E. 4
F. 3
G. 5
H. 7
32. Perhatikan gambar dibawah ini!
Dari tabel diatas, pasangkan nama shalat yang sesuai dengan jumlah
rekaatnya!
E. (1) – (b), (2) – (c), (3) – (a), (4) – (d)
F. (4) – (a), (3) – (b), (2) – (c), (1) – (d)
G. (1) – (c), (2) – (a), (3) – (b), (4) – (d)
H. (4) – (d), (3) – (c), (2) – (a), (1) – (b)
146
Lampiran 18
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST POSTTEST
1. A 6. A 11. D 16. C
2. B 7. C 12. A 17. D
3. D 8. A 13. C 18. A
4. B 9. D 14. A 19. C
5. B 10. C 15. B 20. D
149
Lampiran 19
Kelompok :
Anggota :
Topik Analisis
Hipotesis Bukti Hipotesis Kesimpulan
Masalah
Keterangan
Topik Analisis Masalah : Topik atau tema yang akan dicari kebenarannya dari
150
setiap kelompok
Hipotesis : Menentukan jawaban dari sumber pencarian dan
pendapat setiap anggota kelompok
Bukti Hipotesis : Bukti jawaban yang menguatkan hipotesis dan
pendapat dari setiap anggota (berbentuk video tata cara
shalat sunnah setiap anggota dan bukti diskusi dengan
mengirimkan screenshot video call WhatsApp.
Kesimpulan : hasil akhir dari setiap proses penemuan jawaban
diatas
151
Lampiran 22
̅ ∑ s
= ∑ ∑
∑ =√
= =√
∑
= 50,3333
=√
=√
= 17,30
Lampiran 23
̅ ∑ s
= ∑ ∑
∑ =√
= ∑
=√
= 49,31818
=√
=√
= 19,55
Lampiran 24
UJI HOMOGENITAS PRETEST
∑ ∑ ∑ ∑
Sx² =√ Sy² =√
=√ =√
=√ =√
=√ =√
= 17,30 = 19,55
2. Mencari F hitung
F =
= 1,13
Berdasarkan analisis diatas mendapatkan harga fhitung = 1,13.
Selanjutnya, harga fhitung dibandingkan dengan ftabel pada taraf
signifikansi 5%. Jadi, ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan df1= k –
1 = 2 – 1= 1, dan df2 = n – k= 33 – 2 = 31, didapatkan harga ftabel
sebesar 4,16. Hasil tersebut menunjukkan fhitung < ftabel yaitu 1,13 <
4,16, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.
154
Lampiran 26
̅ ∑ s
= ∑ ∑
∑ =√
= =√
∑
= 82,09091
=√
=√
= 13,9466
Lampiran 27
̅ ∑ s
= ∑ ∑
∑ =√
= =√
= 67,63
=√
=√
= 20,67
Lampiran 28
UJI HOMOGENITAS POSTTEST
∑ ∑ ∑ ∑
Sx² =√ Sy² =√
=√ =√
=√ =√
=√ =√
= 13,94 = 20,67
2. Mencari F hitung
F =
= 1,48
Berdasarkan analisis diatas mendapatkan harga fhitung = 1,13.
Selanjutnya, harga fhitung dibandingkan dengan ftabel pada taraf
signifikansi 5%. Jadi, ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan df1= k –
1 = 2 – 1= 1, dan df2 = n – k= 33 – 2 = 31, didapatkan harga ftabel
sebesar 4,16. Hasil tersebut menunjukkan fhitung < ftabel yaitu 1,48 <
4,16, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.
157
Lampiran 29
(g) ( ) (g) ( )
= =
= =
= =
= 0,637 = 0,387
Dari uji gain untuk kelas Dari uji gain untuk kelas kontrol
eksperimen yang diberi perlakuan yang diberi perlakuan dengan
dengan menggunakan model menggunakan model inquiry
inquiry learning didapatkan nilai learning didapatkan nilai 0,387
0,637 sehingga dapat disimpulkan sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahwa tingkat keberhasilan model tingkat keberhasilan model inquiry
inquiry learning adalah sedang. learning adalah sedang.
158
Lampiran 30
UJI t PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
1. Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan peserta didik yang diajar dengan model inquiry
learning dan model konvensional terhadap prestasi belajar peserta didik.
Hi : Ada perbedaan peserta didik yang diajar dengan model inquiry
learning dan model konvensional terhadap prestasi belajar peserta didik.
2. Kriteria
Hi diterima apabila thitung > ttabel
Taraf signifikansi 5% dengan dk=n1+n2 – 2= 64
3. Proses perhitungan
s12 : 194,5076 s 22 : 427,6042
n1 : 33 n2 : 33
x1 : 81,51 x2 : 68,33
x1 x 2
t
n1 1s12 n2 1s 22 1 1
n1 n2 2 n n
1 2
=
√ ( )
=
√
=
√
=
√
=
√
= 3,05
159
4. Kesimpulan
Diperoleh thitung sebesar 3,05, sedangkan t tabel sebesar 1,99 dengan dk=64
dan taraf kesalahan relatiff 5% dan 2,65 untuk taraf kesalahan 1%. Maka
H0 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar
peserta didik dengan menggunakan model inquiry learning.
160
Lampiran 31
SUMBER WAWANCARA
Lampiran 32
Proses Pengiriman
Lembar Jawab
Posttest
165
NIM : 2017010177
Agama : Islam
Status : Mahasiswi
Ibu : Cholisoh
E-mail : audinabc@gmail.com
No Handphone : 089635943469
Riwayat Pendidikan :