SKRIPSI
Disusun Oleh:
Suanah
NIM. 171320069
2020
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (SI)
pada Fakultas Ushuluddin dan Adab Jurusan Ilmu al-Qurán dan Tafsir
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, ini merupakan
hasil karya tulis ilmiah saya pribadi.
Adapun tulisan maupun pendapat orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini telah saya sebutkan kutipannya secara jelas sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku di bidang penulisan karya Ilmiah.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa sebagian atau seluruh isi
skripsi ini merupakan hasil perbuatan plagiatisme atau mencontek karya
orang lain, saya bersedia untuk menerima sanksi akademik lain sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Suanah
NIM:171320069
ii
SURAT PENGESAHAN
Oleh:
Suanah
NIM. 171320069
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Ketua
Fakultas Ushuluddin Dakwah dan Adab Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
iii
FAKULTAS USULUDDIN DAN ADAB
UNIVERSITAS ISLAMNEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dipermaklumkan dengan hormat, bahwa setelah membaca dan
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami berpendapat bahwa skripsi
Saudari Suanah, NIM: 171320069, yang berjudul: Karakter Muslimah
Ideal dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik Tafsir Abdullah Yusuf Ali)
diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi ujian munaqasah pada
Fakultas Ushuluddin dan Adab Jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Maka kami ajukan skrispsi ini dengan
harapan dapat segera dimunaqasahkan.
Demikian, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
iv
TRANSLITERASI
1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf dalam transliterasi ini dilambangkan dengan
huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian lagi
dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.
Di bawah ini daftar huruf Arab dan trasliterasinya dengan huruf latin:
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
Tidak
ا Alif Tidak dilambangkan
dilambangkan
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ث Sa ṡ Es (dengan titik di atas)
ج Jim J Je
Ha (dengan titik di
ح Ha ḥ
bawah)
خ Kha Kh Ka dan ha
د Dal D De
ذ Zal Ż Zet (dengan titik di atas)
ر Ra R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ش Syin Sy Es dan ye
Es (dengan titik di
ص Sad ṣ
bawah)
De (dengan titik di
ض Dad ḍ
bawah)
v
Te (dengan titik di
ط Ta ṭ
bawah)
Zet (dengan titik di
ظ Za ẓ
bawah)
ع ʻAin ...ʻ... Koma terbalik di atas
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Ki
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha H Ha
Hamza
ء ...’... Apostrof
h
ي Ya Y Ye
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia terdiri atas vokal
tunggal atau monoftom dan vokal rangkap atau diftong.
1) Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atas harakat,
transliterasinya sebagai berikut.
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َ Fathah A A
َ Kasrah I I
vi
َ Dammah U U
Contoh:
Kataba = كتب
Su’ila = سئل
Yażhabu = يذْهب
2) Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dan huruf transliterasinya gabungan huruf, yaitu:
Gabungan
Tanda dan Huruf Nama Nama
Huruf
Fathah
ىي Ai A dan I
dan ya
Fathah
ىو Au A dan U
dan wau
Contoh:
Kaifa = كيْف
Walau = ول ْو
Syai’un = ش ْي ٌء
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harakat Huruf
Nama Nama
dan Huruf danTanda
Fathah dan
ىا Ā A dan garis di atas
alif atau ya
vii
ىى Kasrah dan ya Ī I dan garis di atas
ىو Dammah wau Ū U dan garis di atas
4. Ta Marbuṭah
Transliterasi untuk ta’ marbuṭah ada dua, yaitu:
a. Ta Marbuṭah Hidup
Ta marbuṭah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan
ẓammah transliterasinya adalah /t/.
Contoh: Minal jinnati wannās = من اْلجنَّة وال َّناس
b. Ta Marbuṭah Mati
Ta marbuṭah yang mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya
adalah /h/.
Contoh: Khoir Al-Bariyyah = خيْر ْالبريَّة
c. Kalau pada suatu kata yang di akhir katanya ta marbuṭah diikuti oleh
kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu
terpisah maka ta marbuṭah itu ditransliterasikan ha (h), tetapi bila
disatukan (waṣal), maka ta marbuṭah tetap ditulis /t/.
Contoh: As-Sunnah An-Nabawiyah = سنَّة النَّبويّة
ُّ ال
Tetapi bila disatukan, maka ditulis as-sunnatun nabawiyah.
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda ( َّ). Tanda syaddah atau tasydid dalam transliterasi ini
dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda
syaddah itu.
Contoh: As-Sunnah An-Nabawiyah = السّنة النبويّة
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ()ال,
namun dalam transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara kata sandang
viii
yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan kata sandang yang diikuti oleh
huruf qamariah.
a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama
dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
Contoh: As-Sunnah An-Nabawiyah = السّنة النبويّة
b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan
sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh: Khair Al-Bariyah = خيْر ْالبريَّة
Baik diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah, kata sandang
ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda
sambung/ hubung.
7. Hamzah
Dinyatakan di depan transliterasi Arab-Latin bahwa hamzah
ditransliterasikan dengan apostrof. Namun hanya terletak di tengah dan di
akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan
karena dalam tulisan Arab berupa alif.
8. Penulisan Kata
Pada dasarnya, setiap kata baik fiil, isim, maupun huruf ditulis terpisah.
Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah
lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang
dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa
dilakukan dengan dua cara. Bisa dipisah perkata dan bisa dirangkaikan.
Contoh: بسم هللا الرحمن الرحيم
Maka ditulis bismillāhirraḥmānirraḥīm atau bism allāh ar-raḥmān ar-
raḥīm.
ix
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem penulisan Arab, huruf kapital tidak dikenal,
dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf
kapital seperti yang berlaku pada EYD, di antaranya huruf kapital digunakan
untuk menulis huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri
itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandang. Penggunaan
huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya
memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata
lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka huruf kapital
tidak dipergunakan.
Pen : penerjemah
No :Nomor
H : Hijriyah
W : Wafat
Hlm : halaman
Cip : Cipta
Qs : Qur’an Surat
M : Masehi
x
SWT : subhanahu wa ta’ala
th : Tahun
t. th :Tanpa Tahun
terj : terjemahan
Vol./V : Volume
xi
ABSTRAK
Nama: Suanah, NIM. 171320069, Judul Skripsi: Karakteristik
Muslimah Ideal dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik Tafsir Abdullah
Yusuf Ali), Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan
Adab, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten, Tahun
1442H/2020M.
Al-Qur’an adalah wahyu, diturunkan sebagai peringatan, yang dijaga dan
dijamin keotentikan dan dalamnya mengandung ayat-ayat yang mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia. Di mulai aktivitas bangun tidur sampai
bangunnya Negara, Islam sudah menagturnya dari urusan ekonomi, sosial,
politik, hukum, pendidikan dan lain-lain. Begitu juga dalam urusan
keperibadian seorang Muslimah lebih khusus aturan-aturan Islam terhadap
keperibadian seorang Muslimah. Sebagaimana dalam pandangan Yusuf Ali
bahwa bagi perempuan mampu menjaga dirinya dan dengan keluarganya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam skripsi
ini adalah: 1) Apa ayat-ayat Karakter Muslimah Ideal dalam Al-Qur’an? 2)
Bagaiamana Penafsiran Abdullah Yusuf Ali Terhadap ayat-ayat Karakter
Muslimah Ideal? Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui
ayat-ayat Karakter Muslimah Ideal dalam Al-Qur’an. 2) Menjelaskan
Penafsiran Abdullah Yusuf Ali Terhadap ayat-ayat Karakter Muslimah Ideal.
Dalam Skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan
(Library research). Sumber data primer yang peneliti gunakan adalah buku-
buku Abdullah Yusuf Ali seperti kitab The Holy Qur’an, Sedangkan data
sekundernya didapat dari berbagai literatur, baik tafsir, buku-buku bacaan,
skripsi, atau jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Model penelitian
yang dipakai dalam penelitian ini adalah model penelitian kualitatif, yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari suatu objek yang dapat diamati dan diteliti. Peneliti
juga menggunakan metode analisis data yaitu tafsir maudhui, menghimpun
seluruh ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan Muslimah.
xii
ABSTRACT
xiii
نبذة مختصرة
االسم :سوانا ،نيم 171320069 .عنوان الرسالة :خصائص المسلمة المثالية في القرآن
(دراسة موضوعية للتفسير عبد هللا يوسف علي) ،قسم القرآن والتفسير ،كلية أوشول الدين واألدب
،جامعة السلطان موالنا حسن الدين بنتن اإلسالمية ،سنة 1442هـ 2020 /م. .
القرآن وحي نزل تحذيرا ً مصونا ً ومضمونا ً لألصالة ويحتوي على آيات تحكم كل جوانب حياة
اإلنسان .من نشاط اليقظة إلى إيقاظ الدولة ،أدارها اإل سالم بدقة .من الشؤون االقتصادية واالجتماعية
والسياسية والقانونية والتعليمية وغيرها .وبالمثل في الشؤون الشخصية للمسلمة ،وبشكل أكثر تحديدًا
القواعد اإلسالمية المتعلقة بشخصية المسلمة .كما يرى يوسف علي ،تستطيع النساء االعتناء بأنفسهن
وأسرهن.
بنا ًء على الخلفي ة السابقة ،فإن الصياغات اإلشكالية في هذه األطروحة هي )1 :ما هي آيات
الشخصية اإلسالمية المثالية في القرآن؟ ) 2كيف يتم تفسير عبد هللا يوسف علي آليات الشخصية
المسلمة المثالية؟ أهداف هذه الدراسة ) 1 :معرفة آيات الشخصية المسلمة المثالية في القرآن الكريم.
)2شرح تفسير عبد هللا يوسف علي آليات الشخصية المسلمة المثالية.
يستخدم الكاتب في هذه الرسالة أسلوب البحث في المكتبات .مصدر البيانات األساسي الذي
استخدمه الباحثون هو كتب عبد هللا يوسف علي مثل القرآن الكريم ،بينما تم الحصول على البيانات
الثانوية من األدبيات المختل فة سواء تفسيرات أو قراءة كتب أو أطروحات أو مجالت متعلقة بهذا
البحث .نموذج البحث المستخدم في هذه الدراسة هو نموذج بحث نوعي ،وهو إجراء بحث ينتج
بيانات وصفية في شكل كلمات مكتوبة أو منطوقة من شيء يمكن مالحظته والبحث فيه .كما
استخدمت الباحثة طريقة تحليل البيانات وهي تفسير المودوي ،حيث جمعت آيات القرآن الكريم
الخاصة بالنساء المسلمات.
بنا ًء على البحث الذي تم إجراؤه ،يمكن االستنتاج أن هناك خمس شخصيات من المسلمة ،وهي:
)1الشخصية في ربهم )2في أنفسهم )3 ،في والديهم )4 ،في أسرهم )5 ،وفي مجتمعهم .هذه
السمات الشخ صية الخمس للمرأة المسلمة التي يجب أن تمارسها المرأة المسلمة في كل حياة بقواعد
محددة سلفًا.
الكلمات المفتاحية :الشخصية المسلمة ،المثالية ،الدراسات االجتماعية ،تفسير عبد هللا يوسف علي.
xiv
MOTTO
صا ِل َح ُة
َّ ع َو َخ ْي ُر َمتَاع ِ ال ُّد ْنيَا ا ْل َم ْر َأ ُة ال
ٌ اَل ُّد ْنيَا َمتَا.
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik
perhiasan dunia adalah istri yang salihah.”
(HR. Muslim).
xv
KATA PENGANTAR
xvi
2. Ucapan yang serupa juga ditujukan kepada Ketua Jurusan Ilmu Al-
Qur’an Tafsir, Dr. H. Badruddin, M.Ag dan Sekretaris Jurusan, Agus Ali
Dzawafi, M. Fil.I yang telah memberikan nasehat dan motivasi yang
berharga bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, serta
kepada semua Bapak dan Ibu dosen di Jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir.
3. Tidak kalah pentingnya adalah kontribusi Bapak Saprudin, S. Ag. dan
Bapak Ahmad Husin, S. Ag, yang dengan penuh kesabaran atas memberikan
pelayanan Akademik dan Jurusan kepada penulis.
4. Terimakasih penulis sampaikan buat sahabat-sahabat, Teh Nuraini
Fauziah, Teh Nazifah, Ka Luqman Hakim, Ka sarwita, Uswatun Hasanah,
Laela Sukma, Neng Rahmila Muslimah, Siti Lomrah, Siti Susanti. dan
terkhusus buat Kelas IAT-B dan sahabat angkatan V 2017. Yang telah
support dan dukung penulis untuk jangan menyerah. Semoga persahabatan
diantara kita tetap terjaga sampai akhir masa.
5. Secara khusus ungkapan terima kasih yang tidak terhingga penulis
haturkan kepada yang mulia kedua orang tua penulis, Bapak Sidik dan Ibu
Sahiyah, yang dukungannya menjadi modal dan kekuatan utama penulisan
skripsi ini. Demikian juga halnya dengan semua kaka-kaka penulis atas
motivasi dan do‘a yang telah diberikan selama ini. Kepada Allah SWT
penulis berdo‘a semoga semua yang telah diberikan dalam proses penulisan
ini diterima sebagai ‘amal ibadah dan diberi ganjaran yang berlipat ganda,
dunia dan akhirat. Semoga skripsi ini menjadi salah satu mata rantai
perjalanan spiritual dan intelektual penulis yang berharga dan bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Aamiin.
Serang, 12 Desember 2020
Penulis
Suanah
Nim: 171320069
xvii
DAFTAR ISI
xviii
B. Profil Tafsir Abdullah Yusuf Ali .................................................. 27
1. Mengenal Tafsir The Holy Qur’an.......................................... 27
2. Karakteristik Tafsir The Holy Qur’an ..................................... 37
3. Corak Tafsir The Holy Qur’an................................................ 37
4. Rujukan Tafsir The Holy Qur’an ............................................ 41
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ibnu Tamiyyah, Tahqiq, Muhammad bin Muhammad Amir “Fiqih Wanita Kumpulan
fatwa Lengkap Seputar Permasalahan Wanita”, (Jakarta: Pustaka.asunah, 2010), hlm. i.
2
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-Hijr: 9, t.dt.
3
Muhammad Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an:Fungsi dan Peran Wahyu
Dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1992), hlm. 21.
1
manusia tidak perlu repot-repot mencari atau menyusun hukum dalam
menjalani hidupnya,
2
2
4
Eko Agung Pramono, “Jual Beli yang di Larang dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik)”,
dalam Skripsi Jurusan Ilmu al-Qur’an Tafsir Fakultas Ushuludin dan Dakwah Institus Agama
Islam Negeri Surakarta, 2018, hlm. 2.
3
5
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. at-Tahrim: 6, t.dt.
6
Abdullah Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an”, pen, Ali Audah, “Tafsir Yusuf Ali Teks,
Terjemahan dan Tafsir Qur’an 30Juz, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009), hlm. 1490.
7
Fahd Khalil Zayid, 100 Ciri Wanita Shalihah, (Grogol: Pustaka Arafah, 2019), hlm.
13.
8
Alga dan Luxy, Muslimah Semesta Nutrisi buat Perempuan bia ga jadi Muslimah
Semelekete, (Bogor: Al Azhar Fresh Zone Publishing, 2013), hlm. 9.
4
terasa berbeda tanpa kehadiran seorang wanita atau ibu. Wanita juga mampu
bekerja sama dalam hal apapun, dalam kehidupan masayarakat, partner kerja,
juga sebagai pendukung atau pemberi motivasi bagi orang lain dan wanita
atau seorang ibu juga sebagai madrasah uatama atau tempat belajar pertama
anak-anaknya.
Wanita memang memiliki beragam karakter dan Wanita dalam
pandangan Islam adalah mahluk yang mulia, yang diberi syariat agar dirinya
terjaga dari segala mara bahaya.
Kemuliaan yang diberikan al-Qur’an kepada wanita khusus sebagai
wanita sesungguhnya mencapai tingkatan yang sangat tinggi. Semua itu
tercermin dalam surah-surah yang mengangkat urusan wanita, persoalan
khusus dan kedudukannya, baik di kalangan keluarga maupun di masyarakat,
dengan tetap memperhatikan kodrat serta bentuk-bentuk peran
keterlibtannya, perkembangan zaman, situasi tempat, dan karakter
masyarakat. Bahkan, ada surah-surah yang masyhur dan dalam porsi besar
berbicara soal wanita, baik yang secara umum maupun secara khusus, seperti
surah al-Baqarah, al-Nisa, Maryam, al-Nur, al-Ahzab, al-Mujadalah, al-
Mumtahanah, al-Thalaq, dan al-Tahrim. 9
Dalam al-Qur’an Allah sudah memuliakan dan melindungi seorang
Wanita, tentu kita sebagai wanita saatnya memantaskan diri, menyesuakian
diri hal yang sepatutnya wanita muslimah lakukan dalam ajaran Islam serta
sesuai dengan aturan-aturan Allah dalam al-Qur’an dan as-sunnah.
Menjadi peribadi muslimah yang ideal bukanlah muslimah yang
ketinggalan zaman, yang kudet akan informasi, yang nora dengan
perkembangan zaman. Justru dengan memjadi pribadi muslimah yang ideal
dalam al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam sudah menggambarkan
9
Imad al Hilali, Ensklipedia Wanita Al-Qur’an Kisah Nyata Perempuan Yang Diungkap
Kitabullah, (Jakarta: Darul Kutub, 2010), hlm. 12-13.
5
ٰٓ
ي اذا ج ۤاءك ْالمؤْ م ٰنت يباي ْعنك ع ٰلى ا ْن َّال ي ْشر ْكن ب ه
اّٰلل شيْـًٔا َّوال ُّ ٰ ٰٓيايُّها النَّب
ٍ يسْر ْقن وال ي ْزنيْن وال ي ْقت ْلن ا ْوالده َّن وال يأْتيْن بب ْهت
ان َّي ْفتريْنه بيْن ايْديْه َّن
وا ْرجله َّن وال ي ْعصيْنك ف ْي م ْعر ْوفٍ فباي ْعه َّن واسْت ْغف ْر له َّن ه
ّٰللا ۗا َّن ه
ّٰللا غف ْو ٌر
10
Qur’an Kemenag. 2002, Qs. al-Mumtahanah: 12, t.dt.
11
Ali, ”The Holy Qur’an,” pen…, hlm. 1458.
6
wanita muslimah yang baik hendaknya menjadi cita-cita setiap wanita karena
wanita muslimah tentunya disukai Allah SWT dan juga oarang-orang
disekitarnya. 12
Muslimah juga salah satunya yang berpotensi mewujudkan ini didunia
ketika wanita modern sudah lelah dan jemu terhadap falsafah matrealistis
serta gelombang kebodohan (Jahiliyah) yang melanda lingkungan
masyarakat yang tersesat dari petunjuk Allah ia dapat mewujudkan ini
dengan cara mengetahui siapa dirinya dan menginsyafi sumber al-Qur’an dan
Sunnah yang murni serta keperibadian asli yang dikehendaki Allah agar ia
miliki. sehebat-hebat perempuan ialah yang mengenal dirinya. 13 Dengan
mengenali keperibadian itu, ia akan berbeda dari semua wanita lain di dunia.
Nah saya mulai mengumpulkan nash-nash dari al-Qur’an dan hadis shaih
tentang keperibadian muslimah. 14 Keteladanan mulia itu saat ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat dunia kita, khususnya dunia Islam. 15
Maka perlu para Muslimah sekarang untuk menjadi muslimah yang
sholihah dimana ia akan mampu mengenal keperibadiannya, mengenal siapa
dirinya, mengenal karakter dan kemampuannya. 16
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menganggap bahwa
pentingnya hal ini sebagai bagian dari upaya untuk mengenal dan mengetahui
tentang Karakter Muslimah Ideal dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik
Tafsir Abdullah Yusuf Ali). Supaya para wanita muslimah dapat melakukan
12
Redaksi Dalam Islam, “Wanita Muslimah Menurut Islam”
https://dalamislam.com/akhlaq/wanita-muslimah-menurut-islam, (diakses pada 2020). t.np,
t.tp.
13
Alga dan Luxy, Muslimah Semesta…, hlm. 9.
14
Muhammad Ali al-hasyim, Kepeiibadian Wanita Muslimah, (Jakarta: Qisthi, Press,
13440), hlm. XV.
15
Yanuardi Syukur dan Asmuni Marzuki, The Best Muslimah Keteladanan Para
Sahabiyah Nabi Muhammad, (Soli, Tiga Serangkai, 2018), hlm. 1.
16
Abdullah bin Muhammad Al-Dawud, Kado Pernikahan Wasiat Terindah bagi
Pasangan Suami Istri agar Tercipta Rumah Tangga yang Sakinah Mawadah wa Rahmah,
(Jakarta Timur: Darus Sunnah Presss, 2017), hlm. 34.
7
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini setidaknya ada dua tujuan yang ingin penulis capai,
yakni sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Apa ayat-ayat Karakter Muslimah Ideal Dalam Al-
Qur’an.
2. Menjelaskan Penafsiran Abdullah Yusuf Ali Terhadap ayat-ayat
Karakter Muslimah Ideal.
D. Manfaat Penelitian
8
Adapun manfaat yang ingin penulis capai melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memperkaya khazanah keilmuan Islam di jurusan Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir Fakultas Ushuluddin Dakwah Dan Adab.
2. Manfaat Praktis
Mengenal dan mengetahui ayat-ayat karakter ideal muslimah dan
relevansinya dengan konteks kekinian.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, tema tentang karakter
ideal muslimah bukan hal yang baru. dengan adanya buku-buku, karya-karya
ilmiah seperti Skripsi yang menjelaskan tentang tema ini. Tetapi dari
berbagai macam literatur atau tulisan, tema besar pembahasan tentang
karakter muslimah ideal dalam al-Qur’an Kajian tematik Tafsir Adullah
Yusuf Ali , peneliti belum menemukan karya yang mengkaji secara khusus
tentang karakter muslimah ideal dalam al-Qur’an perspektif kajian tematik
Tafsir Abdullah Yusuf Ali dan beberapa yang agak mirip belum disinggung
secara tuntas oleh para peneliti.
Kemudian skripsi Konsep Muslim Ideal Menurut Hamka,17 oleh Ahmadi
dari UIN Sultan Syarif Kasim Riau 2014 Dalam skripsi tersebut dijelaskan
mengenai pemikiran Hamka tentang Konsep Muslim Ideal. Hamka
menjelaskan bahwa muslim yang ideal ialah yang memahami Islam dengan
berserah diri dan Iman berarti mempercayai dengan teguh kebenaran Islam
itu melalui proses pemikiran yang panjang dan bukan merupakan taklid
belaka. Pemahaman terhadap Islam diperoleh setelah akal itu sampai kepada
ujung perjalanan yang masih dapat dijalaninya, sehingga dengan semakin
17
Ahmadi, “Konsep Muslim Ideal Menurut Hamka”, dalam Skripsi UIN Sultan Syarif
Kasim Riau, 2014, hlm.70.
9
18
Aswat, “Manusia Ideal dalam Pemikiran Muhammad Iqbal”, dalam Skripsi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010, hlm. 3.
10
19
Wali Ramadhani, “Amin Al-Khuli dan Metode Tafsir Sastrawi Atas Al-Qur’an”
dalam Jurnal At-Tibyan.Vol.2.No.1, Juni 2017, hlm. 10, t.tp.
20
Ramadhani, “Amin Al-Khuli dan Metode Tafsir…, hlm. 10.
11
21
Ramadhani, “Amin Al-Khuli dan Metode Tafsir…, hlm. 10-11.
22
Ramadhani, “Amin Al-Khuli dan Metode Tafsir…, hlm. 11.
12
23
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), hlm. 3.
24
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara,
1999), hlm. 25.
25
Surahmi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1992), hlm. 36.
13
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2009, Cet. Ke 8, hlm. 137.
27
Surahmi, Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Renika Cip, 2003), hlm. 310.
14
mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya, seperti
asbab an-nuzul, kosa kata, dan sebagainya. Semua dijelaskan dengan rinci
dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta-fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah, baik argumen itu berasal dari al-
Qur’an, hadis, maupun pemikiran rasional. 28
Alfarmawi mendefinisikan tafsir mauḍu’i dengan menghimpun ayat-ayat
al-Qur’an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama
membicarakan satu topik masalah dengan menyusunnya berdasarkan
kronologi serta sebab turunnya ayat-ayat tersebut.29
Sesuai dengan namanya yaitu maudhu’i (tematik), maka yang menjadi
ciri utama dari metode ini ialah menonjolkan tema, judul atau topik
pembahasan. Oleh karena itu, agar data yang diperoleh dalam penelitian ini
tepat dan akurat, maka digunakan tehnik pengumpulan data dengan langkah-
langkah sebagai berikut:30
a. Memilih dan menempatkan tema masalah al-Qur’an yang akan dikaji
b. Melacak dan meghimpun ayat-ayat yan berkaitan dengan tema pokok
masalah yang ditetapkan.
c. Menyusun ayat secara runtut menurut kronologi masa turunnya
disertai pengetahuan tentang asbabun nuzul nya.
d. Memahami munasabah (korelasi) ayat di dalam masing-masing
suratnya.
e. Menyusun tema pokok bahasan didalam suatu kerangka yang pas,
sistematis, sempurna lagi utuh.
f. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan
28
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka pelajar,
2012), hlm. 151.
29
Imam Mustofa, “Metode Tafsir Mauḍu’i (Tematik): Kajian Ayat Ekolog”, dalam
Jurnal AL-DZIKRA, Vol. 13, No. 2, Desember, 2019, hlm. 200, t.tp.
30
Eko Agung Pramono, “Jual Beli yang di Larang dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik)”,
dalam Skripsi IAIN Surakarta, 2018, hlm. 13.
15
H. Sistematika Pembahasan
Untuk menghasilkan skripsi penelitian yang indah dan pemahaman yang
komprehensif bagi para pembaca, maka penulis perlu menyusun kerangka
penulisan skripsi penelitian ini dengan sistematika pembahasan sebagai
berikut :
Bab Pertama, berisi pendahuluan, meliputi latar belakang masalah,
berupa deskripsi rasa ingin tahu dan kegelisahan hati penulis terhadap
masalah karakter muslimah ideal, yang penulis lihat banyak wanita yang
tidak lagi memperhatikan dan memeperdulikan dirinya seorang hamba Allah,
sebagai diri-sendiri, anak, istri, ibu, dan masyarakat. Banyak wanita kini
dalam menjalankan kehidupannya atas kemauan sendirinya tidak lagi peduli
dengan aturan-aturan yang sudah Allah berikan dalam al-Qur’an. Ia lebih
percaya kepada zaman yang menurtnya perekembangan zaman modern dan
16
canggih ini lebih bagus dan gaul. Selanjutnya, penulis menguraikan beberapa
sub bab yang berisi tentang rumusan masalah yang hendak diteliti, lengkap
dengan tujuan dan kegunaan penelitian. Kemudian dilanjutkan tinjauan
pustaka, kerangka teori, metode penelitian yang mencakup sumber data,
teknik pengumpulan data dan analisis data. Lalu yang terakhir sistematika
pembahasan sebagai kerangka penulisan skripsi.
Bab Kedua, meliputi Profil Mufasir Abdullah Yusuf Ali: Masa kecil,
Pendidikan Abdullah Yusuf Ali, Karir Abdullah Yusuf Ali, Intelektualitas
Abdullah Yusuf Ali, karya-karya Abdullah Yusuf Ali. Sedangkan pada sub
bab poin kedua yaitu Profil Tafsir The Holy Qur’an: Mengenal Tafsir The
Holy, Karakteristik Tafsir The Holy Qur’an, Corak Tafsir The Holy Qur’an,
Rujukan Tafsir The Holy Qur’an.
Bab Ketiga, meliputi Karakter Muslimah Ideal dalam Al-Quran
berdasarkan urutan asbabul suratnya yang memiliki sub bab yaitu . Karakter
Muslimah dengan Orang Tuanya: Menghormati orang tua, Baik dan hormat
kepada orang tua, Patuh kepada orang tua, Memperlakukan orang tua dengan
baik. Karakter Muslimah dengan Masyarakat: Memberikan perlakukan yang
baik pada masyarakat, Tidak menghujat kehormatan dan mencari kesalahan
orang lain, Tidak pamer dan tidak angkuh, dan Tidak pandang bulu menilai.
Karakter Muslimah dengan Dirinya: Kewajiban terhadap tubuhnya,
Kewajiban terhadap hatinya, Kewajiban terhadap ruhaninya. karakter
Muslimah dengan Rabnya: Meyakini dengan keimanan yang kuat atas
keberdadaannya Allah, Menyembah kepada Allah, melakukan sholat lima
waktu setiap hari, Membayar zakat, puasa bulan ramadhan, Melakukan haji,
Patuh pada perintah Allah. Karakter Muslimah dengan Keluarganya:
Melakukan silaturahmi, Memelihara iktan silaturahmi..
Bab Keempat, Penafsiran Ayat-ayat Karakter Muslimah Ideal Menurut
Abdullah Yusuf Ali Dalam Kitab The Holy Qur’an, diantaranya ada lima bab
17
31
M.A, Sherif, Jiwa Yang Resah, Biografi Yusuf Ali, Penerjemah dan Penafsir Al-
Qur’an Paling Otoritatif dalam Bahasa Inggris, (Bandung: Penerbit Mizan, 1997), hlm. 18.
18
19
32
Sulaiman Ibrahim, “telaah the holy qur’an Karya abdullah yusuf ali,” dalam Jurnal
Hunafa, Vol. 7, No.1, (April, th 2010: 1-24), hlm. 3-4, t.tp.
20
tentang makna-maknanya semampu yang aku pahami dari teks asli untuk
kusajikan pada Anda sekalian.
Sudah seharusnya buku ini bersesuaian antara teks aslinya dengan hasil
terjemahnya secara detail. Tapi itu terbatas dengan kemampuan penaku. Aku
ingin agar Bahasa Inggris sendiri menjadi Bahasa Islam (yang bisa sepadan
nilai rasanya dengan Bahasa Arab). Namun hal itu mustahil. Tapi aku
berusaha semampuku untuk menghadirkan ke hadapan Anda terjemah yang
sepadan, yang membantu Anda dalam memahami al-Qur’an al-Karim.
Abdullah Yusuf Ali wafat pada tanggal 10 Desember 1953 (3 Rabiul
akhir 1373) di sebuah rumah sakit di inggris karena kena serangan jantung,
dan dimakamkan secara Islam di bagian pemakaman Muslim di Brookwood,
Sirrey, barat daya London, dalam usia 81 tahun. Ia meninggalkan sebuah
karya monumental yang tidak akan mudah dilupakan orang. 33
1. Masa Kecil Abdullah Yusuf Ali
Nama Yusuf Ali mempunyai banyak variasi. Ketika mendaftar untuk
masuk Cambridge pada 1891 dia menggunakan “Abdullah Khan Bahadur
Yusuf Ali”, yang tidak biasa karena menyertakan gelar ayahnya, bukan
pangkat turunan. Ini tidak mungkin merupakan kekeliruan sebab dia
mengulangnya lagi ketika mendaftar di London’s Inn pada tahun yang sama.
Ketika melamar jadi pegawai Pamong Praja India (ICS) pada 1894, Yusuf
Ali menuliskan “Abdullah ibn Khan Bahadur Yusuf Ali” pada formulir
lamaran yang diisinya sendiri. Tapi tanda tangan yang di gunakan adalah
“Abdullah KB ibn Yusuf Ali”. Variasi ini mencerminkan ketidakpastian
pikirannya sendiri. Dipakainya ibn (putra dari) lagi-lagi merupakan sesuatu
yang tidak biasa pada nama seorang Muslim India. Kepedulian Yusuf Ali
muda pada pangkat dan status terlihat jelas dalam cara lain.
33
Abdullah Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,” pen, Ali Audah, “Tafsir Yusuf Ali Teks,
Terjemahan dan Tafsir Qur’an 30Juz, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009), hlm. V-X.
21
34
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 4-5.
35
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 4-5.
22
Cambridge, dengan program studi ilmu hukum. Tidak ada pengalaman sia-sia
dari perjalanan Abdullah Yusuf Ali, semua pengalamannya menjadi sangat
berarti, karena semuanya dihayati dan membekas pada kepribadiannya,
pengalaman pendidikan sekolah menjadi momen yang secara kuat
membentuk karakter dan pemikiran-pemikiran Abdullah Yusuf Ali, dan ini
akan menjadi jelas dari analisis pengalaman belajarnya di setiap jenjang
pendidikan sekolah. Anjuman el-Islam adalah organisasi keagamaan muslim
di Bombay, dan sekolah Anjuman merupakan sekolah pertama di Bombay
pada masa rekonstruksi kelembagaan muslim. Gagasan yang melatar
belakangi pendirian Anjuman tampak lulus dari rumusan tujuan Anjuman,
yaitu memajukan komunitas, meningkatkan pendidikan moral dan keadaan
sosial mereka. Para murid sekolah Anjuman datang dari berbagai daerah,
sebagai pengaruh prefiksi dari popularitasnya. Di antara yang menjadi murid
sekolah Anjuman selain Abdullah Yusuf Ali adalah anak-anak Tayebji
bersaudara dan Muhammad Ali Jinnah.36
Faktor terpenting dari sistem pendidikan di Anjuman adalah faktor etos
kerja yang secara sengaja dikembangkan, yaitu mengejar kualitas dan
berorientasi ke depan. Anjuman berobsesi menjadi wadah persatuan umat
muslim dari berbagai kelompok sosial, politik, dan ekonomi. 37
Abdullah Yusuf Ali mempunyai catatan akademis cemerlang di Wilson
School. Ia meraih nilai tertinggi untuk wilayah Bombay pada usia 14 tahun,
kemudian mencapai gelar BA. nomor satu dari Universitas Bombay pada
bulan Januari 1891, dalam mata kuliah sastra Yunani kuno. Dia
memenangkan hadiah dan terpilih untuk menerima beasiswa Dakshna dalam
sejarah Yunani di Collegenya. Pemerintah Bombay memberikan beasiswa
untuk melanjutkan studinya ke Inggris selama 3 tahun masa belajar di
36
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 4-5.
37
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 4-5.
23
38
Sherif, Jiwa Yang Resah…, hlm. 25-27.
24
39
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 6.
40
Sherif, Jiwa Yang Resah…, hlm. 31-32.
41
Sherif, Jiwa Yang Resah…, hlm. 31-32.
25
42
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm.7.
26
Menurut Sherif, ada 125 tulisan Abdullah Yusuf Ali yang dipublikasikan
di antaranya:
43
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 8.
27
44
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
28
45
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
46
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
29
47
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
30
48
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
49
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
31
50
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
32
51
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
52
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
33
53
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
54
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
34
seseorang yang sama intelek dapat tumbuh ataupun merosot bergantung pada
kekuatan atau keluasan pengalamannya.
1. Pendekatan yang Digunakan
Abdullah Yusuf Ali telah menerjamahkan al-Qur’an dari bahasa Arab
sebagai bahasa sumber ke dalam bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran. Ia
menerjamahkan sesuai dengan terjamah, yakni mengartikan kosakata secara
leksikal dengan tidak menafikan pengertian gramatikal, kontekstual dan
kondisi sosio-kultural, sehingga terlepas dari pelarangan atau haramnya
terjamah kosakata secara harfiah.55
Abdullah Yusuf Ali menterjamahkan al-Qur’an dengan ulasan yang puitis
dalam jumlah ayat yang cukup banyak. Ia telah mengulas terjamahannya
dalam bentuk numeralisasi sebanyak 300 ulasan dalam bentuk syair, ulasan
ini dibuat pada setiap ayat yang dianggap perlu. Umpamanya, surah Yasin
yang terdiri atas 83 ayat, mulai dari introduction to sura xxxvi (Yasin) pada
halaman 1168 sampai dengan halaman 1188. Ulasan yang dibuat dan dibagi
dari ayat 1 sampai dengan 32 pada halaman permulaan dalam surat ulasan
no.194. Ulasan berikutnya dibuat dalam surat yang sama yang dibuat dari
ayat 33 sampai dengan 50 dalam ulasan nomor 195 pada halaman 1177.
Ulasan berikutnya dari ayat 51 sampai dengan ayat 83 dengan nomor ulasan
196 itu pada halaman 1181. Selain itu, ia membuat catatan kaki dari awal
surah sampai sampai akhir surah dalam 30 juz Alquran sebanyak 6311
catatan. Dalam contoh surah tersebut di atas dapat dilihat beberapa banyak
catatan kaki yang telah dibuatnya. Catatan kaki mulai dari nomor 3943 pada
ayat I surah yang bersangkutan sampai catatan kaki nomor 4029 pada
halaman 1188.56
55
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
56
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
35
57
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
58
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 9-14.
36
59
Ali Audah, Qur’an-Terjamahan dan Tafsirnya. (Jakarta: Pustaka Firdaus. 1993), hlm.
V.
60
Sherif, Jiwa Yang Resah, Biografi…, hlm. 232.
37
semacam short-cut tema-tema yang ingin dikaji topik-topik yang ingin ditulis
pada bagian awal: Tafsir Alquran, terjemahan dan buku acuan (sejarah
perkembangan terjemah)
b. mengungkapkan pandangan/kritikan terhadap karya terdahulu
c. kitab tafsir fortable yang merupakan ciri khas yang ditonjolkan;
d. memberikan catatan-catatan tafsir yang bagian bawah dibuat padat
dan berusaha menghindari komentar yang kurang releven dengan
yang dibahas
e. lebih banyak membahas persoalan spiritual
f. menghindari perdebatan teologis, legalistik, linguistik-gramatikal dan
filologi yang uraiannya bersifat teknis sengaja disingkirkan
g. mengungkap asbab al-Nuzul untuk membantu memahami teks.61
3. Corak Tafsir The Holy Qur’an
Holy Qur’an adalah tafsir yang bercorak spritual/sufistik. Penafsiran-
penafsiran spritualnya banyak berfokus pada simbol-simbol yang terungkap
dalam al-Qur’an. Pikiran ini didasarkan pada kenyataan bahwa al-Qur’an itu
seluruhnya merupakan ayat-ayat (tandat-anda) Allah. Hal ini membuat
Abdullah Yusuf Ali sangat tertarik kepada semua yang dipandang sebagai
simbol di dalam al-Qur’an dan melakukan takwil atas simbol-simbol itu serta
memberi tekanan pada makna batinnya “hermeneutika eksoterik”.
61
Ibrahim, “telaah the holy qur’an.., hlm. 16.
38
Dari satu perspektif dapat dikatakan bahwa makna lain dibalik pengertian
literal itu adalah kualitas-kualitas spiritual atau kebenaran-kebenaran rohani
atau kenyataan-kenyataan tinggi (high realities). Analogi langit dan bumi,
seperti yang dikemukakan di atas. Berarti perlu adanya kebenaran-kebanaran
rohani yang tergantung dari kebenaran yang tinggi sampai kepada yang
paling rendah dan kasar dari ciptaan-Nya. Realitas-realitas tertinggi seperti
surga dan neraka, pahala dan dosa, akhirat dan keadilan, semua itu mungkin
dipahami dengan ungkapan-ungkapan metaporis berupa perumpamaan-
perumpamaan (mithalat) seperti yang terdapat dalam al-Qur’an surah Al-
Zumar (39):27:
٢٧62 ولقدْ ضربْنا للنَّاس ف ْي ٰهذا ْالق ْر ٰان م ْن ك ّل مث ٍل لَّعلَّه ْم يتذ َّكر ْون
Artinya: Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al
Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.(Qs.
az-Zumar: 27).
62
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. az-Zumar: 27. t.dt.
39
memberikan penekanan yang lebih kuat pada makna rohaninya. Hal ini
tampaknya, karena Abdullah Yusuf Ali tertarik pada kenyataan bahwa al-
Qur’an merupakan ayat-ayat (tanda-tanda Allah), yang berarti bahwa firman-
rirman Allah itu tidak hanya merupakan pernyataan fisikal. Allah juga
mengungkapkan kenyataan-kenyataan spiritual (sisi batin ayat), yang fisikal
dan spiritual dibedakan bukan dalam pengertian yang dua lisme, dimana yang
satu benar-benar dari yang lain. Bahkan keduanya menampakkan keserasian
dan integritas dalam arti kenyataan-kenyataan fisik sepadan dengan
kenyataan-kenyataan spiritual. 63
63
Ibrahim, “telaah the holy qur’an…, hlm. 16-17.
64
Muhammad ‘Ali. Al-Shaubuni, Al-Tibyan fi‘Ulum al-Qur’an. Riyad: Dar al-Kutub,
t.th, hlm. 89.
40
atas apa yang diturunkan pada kita lewat tradisi, sementara takwil menambah
dimensi perenungan pribadi. 65
Di antara kitab tafsir yang dijadikan rujukan Abdullah Yusuf Ali ialah
antara lain:
a. Tafsir al-Thabari: Ibnu Jarir al-Thabari (w. 310 H.) yang
memfokuskan pada sumber informasi sejarah yang lengkap, karena penulis
ini adalah seorang ahli sejarah.
b. Mufradat al-Qur’an: Raghib al-Ishfahani (w. 503 H.) merupakan
kamus kosakata dan ungkapan-ungkapan yang sulit dalam al-Qur’an,
termasuk kata-kata kiasan.
c. Tafsir al-Kashshaf: Abu Qasim Mahmud al-Zamakhshari (w. 538 H.)
merupakan suatu tafsir yang berisikan penjelasan mengenai kalimat,
ungkapan dan ajaran yang rasional dan etika yang jelas. Tafsir ini juga
dikenal dengan tafsir yang beraliran Mu‘tazilah.
Sachiko Murata, The Tao of Islam, “Kitab Rujukan tentang Relasi Gender dalam
65
Kosmologi dan Teologi Islam”. Cet. I. (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), hlm. 300.
66
Ibrahim, “telaah the holy qur’an Karya abdullah yusuf ali”…, hlm.16-19.
41
d. Tafsir al-Kabir: Fakhr al-Din Muhammad al-Razi (w. 606 H.) Tafsir
ini juga dikenal dengan nama Tafsir Mafatih al-Ghayb, Sesuai dengan
keahliannya dalam hal ilmu filsafat dan ilmu alam, maka dalam menafsirkan
sarat ditemukan penjelasan-penjelasan ayat kauniyah dengan bahasan yang
luas, sekaligus melakukan kritis terhadap pendapat para filosof.
e. Anwar al-Tanzil: Qadhi al-Qudhat Nash al-Din Abu Khayr Abd Allah
bin Umar bin Muhammmad bin Ali al-Baidhawi al-Shafi`i (w. 685 H.) Tafsir
ini juga dikenal dengan Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta`wil. Dalam metode
penafsiran beliau dapat dikategorikan sebagai tafsir bi al-ra’y dan tafsir bi al-
ma’qul yang tidak seratus persen menyandarkan pendapatnya pada hasil
penalaran akal semata.
f. Tafsir Ibnu Kathir: Imad al-Din Abu Fida‘ Isma‘il bin Kathir al-
Dimashq (w. 774 H.). Tafsir al-Qur’an al-Azhim atau dikenal dengan Tafsir
Ibnu Kathir adalah kitab yang paling banyak dikutip dan dijadikan rujukan
oleh para ulama.
g. Tafsir al-Manar: Muhammad Abduh dan Rashid Rida. Di dalam al-
Manar, Muhammad Abduh hanya menafsirkan sampai dengan juz dua belas
dari al-Qur’an, dan kemudian dilanjutkan oleh muridnya Rashid Rida. Tafsir
ini bercorak adab al-Ijtima`i karena banyak memuat masalah-masalah sosial
kemasyarakatan.
h. Di samping kitab-kitab yang disebut di atas, Abdullah Yusuf Ali
berpandangan bahwa al-Qur’an itu adalah penafsir dirinya yang terbaik.
i. Dan masih banyak tafsir dan kitab-kitab, baik berbahasa Inggris
maupun berbahasa Arab. Di antaranya: al-Mufradat, Lisan al-Arab,
Dictionary dan Glossary of the Koran oleh J. Penrice, English-Arabic
Lexicom oleh E.W. Lane, al-Itqan fi Ulum al-Qur’an oleh Jalal al-Din al-
Suyuth,i Encyclopaedia of Islam, Encyclopaedia Britannica, dan lain-lain. 67
67
Ibrahim, “telaah the holy qur’an”…, hlm.16-19.
BAB III
Muslimah sejati tidak akan melupakan jasa orang tuanya yang telah
mengandung dan mengurusi dari buaian hingga ia dewasa, Muslimah sejati
68
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-Isra: 23, t.dt.
43
44
akan tetap terus berbakti kepada kedua orang tuanya, melayaninya dengan
sepenuh hati ikhlas tanpa harapan apapun. Karena muslimah sejati saat ia tau
bahwa berbuat baik kepada orang tua bagian perintah dari-Nya, maka tidak
lagi untuk mengabaikan kesempatan untuk mengabdi dirinya pada orang
tuanya.
Wanita muslimah yang hatinya diterangi dengan cahaya tuntuan al-
Qur’an selalu tanggap dan menerima perintah agama ini, yang dibacanya di
dalam ayat yang menganjurkan untuk memperlakukan orang tua dengan baik.
Karena itu, kebaikan hati dan penghargaannya terhadap mereka akan
meningkat dan ia akan semakin senang melayani mereka, Sekalipun bila ia
memiliki suami, rumah, anak-anak dan tanggung jawab lain:
صيْنا ْاال ْنسان بوالديْه حمل ْته ا ُّمه و ْهنًا ع ٰلى و ْه ٍن َّوفصاله ف ْي عاميْن ان َّ وو
(14) 71ي ْالمصيْر َّ ا ْشك ْر ل ْي ولوالدي ْۗك ال
Artinya: [Dan kami memerintahkan manusia (untuk berbuat baik) kepada
orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
69
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. an-Nisa: 36, t.dt.
70
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-Ankabut: 8, t.dt.
71
Qs. Qur’an Kemenag, 2002, al-Luqman: 14, t.dt.
45
72
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.192-193.
73
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.192-193.
46
besar (al-kaba’ir). Ia tahu betul gambaran yang menakutkan dari orang yang
tidak mematuhi orang tuanya di dalam Islam. Ini menjaga kesadarannya dan
melunakkan segala kekerasan hati dan perasaan yang mungkin ia
sembunyikan.
Islam membuat perbandingan antara ketidakpatuhan terhadap orang tua
dan kejahatan yang menyekutukan Allah dengan yang lain, karena
membentuk hubungan antara keyakinan sejati kepada Allah dan perlakuan
terhadap orang tua yang penuh rasa hormat. Ketidakpatuhan kepada orang
tua adalah kejahatan yang amat buruk, dan wanita muslimah berjanji untuk
tidak melakukan kejahtan semacam itu, karena merupakan dosa besar dan
kesalahan yang paling buruk. Abu Bakar Nufa’I bin Harits berkata:
Rasulyllah bertanya kami tiga kali, “maukah kalian kuberi tahu apa
dosa-dosa besar itu?” kami berkata, “Ya Rasulullah.” Beliau bersabda,
“Menyekutukan Allah dengan yang lain dan tidak mematuhi orang tua.”74
4. Memperlakukan Orang Tua dengan Baik
Wanita muslimah yang memegang teguh nilai-nilai Islam baik dan
menghargai orang tuanya, memperlakukan mereka dengan baik dan memilih
cara terbaik untuk berbicara dengan mereaka dan berhubungan dengan
mereka. Ia berbicara pada mereka dengan segala kepedulian, merendahkan
diri di hadapan mereka, seperti diperintahkan Allah di dalam al-Qur’an. Ia
tidak pernah mengucapkan kata umpatan atau kasar kepada mereka, tidak
peduli bagaimana situai dan kondisinya.
Wanita muslimah bersikap baik dan hormat kepada kedua orang tuanya
dalam segala situasi dan kondisi dan ia tidak menyia-nyiakan usaha untuk
membuat mereka bahagia, sebanyak yang ia bisa dan dalam batas-batas yang
di izinkan Islam. Maka, ia terus memantau keadaan mereka dari waktu ke
waktu, melayani mereka, sering menginjungi mereka dan menyapa mereka
74
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 193-194.
47
dengan senyum yang menyenangkan, hati yang penuh cinta, pemberian yang
menyenangkan, dan kata-kata yang baik.75
Ini cara ia memperhatikan mereka selama kehidupan mereka. Setelah
mereka meninggal, ia menunjukan cinta dan hormatnya dengan mendoakan
mereka, memberikan sedekah atas nama mereka, dan melunasi hutang-hutang
mereka kepada Allah dan orang lain.
B. Karakter Muslimah pada Masyarakat
1. Memberikan Perlakukan yang Baik pada Masyarakat
Wanita muslimah memiliki sifat yang baik, mulia, ramah, santun, lembut
tutur katanya, dan taktis. Ia suka dengan orang lain dan orang lain
menyukainya. Dengan demikian, ia mengikuti teladan Nabi SAW seperti
yang digambarkan oleh sahabat, beliau yang merupakan “manusia terbaik
dalam bersikap terhadap orang lain.” 76
ۗ و ْلتك ْن ّم ْنك ْم ا َّمةٌ يَّدْع ْون الى ْالخيْر ويأْمر ْون ب ْالم ْعر ْوف وي ْنه ْون عن ْالم ْنكر
ٰۤ
77
)104( ول ِٕىك هم ْالم ْفلح ْون وا
Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah
dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Qs.
ali-Imran: 104).
75
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 199-202.
76
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 385.
77
Qur’an Kemenag, 2002, Ali Imran: 104, t.dt.
48
apa? Tentu muslimah sejati akan berusaha memberikan yang terbaik dan
tidak mengecewakan.
Wanita muslimah yang jiwanya hanya terisi oleh kemurniaan Islam dan
bersih dari segala noda egois dan kecintaan dengan pamer diri. Menuntun
orang lain untuk berbuat amalan saleh bila ia mengenal mereka, sehingga
kebaikan akan bersinar dan orang akan mengambil manfaat dari itu. Hal yang
sama berlaku ketika amalan baik dilakukan oleh dirinya sendiri atau orang
lain, karena ia tahu bahwa orang yang menuntun orang lain untuk melakukan
amalan baik akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukan
perbuatan itu sendiri, seperti disabdakan Nabi SAW:
78
Taqiyuddin an-Nabhani, Peraturan Hiduo dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Fikrul
Islam, 2019), hlm. 105-106.
49
“siapa pun yang menuntun orang lain untuk melakukan kebaikan akan
mendapatkan pahala seperti pahala dari orang yang melakukan perbuatan
baik tersebut.”79
a. Tidak Turut Campur dalam Hal-hal yang Tidak Ada Sangkut Pautnya
dengan Dirinya
Wanita muslimah sejati bijaksana dan pandai memilah-memilih, ia tidak
turut campur dalam persoalan yang tidak bersangkut-paut dengan dirinya, ia
juga tidak melibatkan dirinya ke dalam kehidupan pribadi wanita di
sekitarnya. Ia tidak ikut-ikutan dalam urusan mereka atau memaksakan
dirinya masuk ke dalam lingkup mereka atau memakasakan dirinya masuk ke
dalam urusan mereka atau memaksakan dirinya masuk ke dalam lingkup
mereka dengan cara apa pun karena ini dapat mengakibatkan dosa atau
kesalahan di pihaknya. Dengan menghindari turut campur dalam persoalan
yang tidak ada kaitannya dengan dirinya, ia melindungi dirinya dari
perbincangan yang sia-sia dan tidak ada gunanya, karena ia taat pada prinsip
Islam yang logis yang meninggikan muslimah di atas kekonyolan semacam
itu, melengkapi dirinya dengan sikap terbaik dan bimbingannya menuju jalan
terbaik dalam bergaul dengan orang lain:
“Suatu tanda keberadaan manusia sebagai Muslim yang baik adalah
keharusan untuk menjauh dari persoalan-persoalan yang tidak ada
hubungannya dengan dirinya.”
2. Tidak Menghujat Kehormatan Orang lain dan Mencari-cari Kesalahan
Mereka
Wanita muslimah yang takut kepada Tuhan menahan lidahnya, tidak
mencari-cari kesalahan orang atau menghujat kehormatan mereka, dan tidak
suka obrolan semacam itu tersebar di dalam masyarakat muslim. Ia bertindak
sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Sunnah, yang menyebarkan peringatan
79
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 398-399.
50
keras kepada pria dan wanita yang menghujat kehormatan orang lain,
sehingga mereka akan menerima hukuman yang berat di dunia dan akhirat: 80
ٌ ا َّن الَّذيْن يحب ُّْون ا ْن تشيْع ْالفاحشة فى الَّذيْن ٰامن ْوا له ْم عذ
اب ال ْي ٌۙ ٌم فى الدُّ ْنيا
ْٰ و
االخر ۗة و ه
(19) 81ّٰللا ي ْعلم وا ْنت ْم ال ت ْعلم ْون
[Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang
amat keji tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab
yang pedih di dunia dan di akhirat, Dan Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.] (Qs. an-Nur: 19).
3. Tidak Pamer dan Tidak Angkuh
Wanita muslimah tidak sedikit pun angkuh dan suka pamer karena
pengetahuan Islamnya melindunginya dari kesalahan semacam itu. Ia tahu
bahwa inti dari agama ini adalah keikhlasan terhadap Allah dalam kata dan
perbuatan, sedikit pun keinginan untuk pamer akan menghalangi pahala,
membatalkan amalan baik, dan menyebabkan kehinaan pada hari
perhitungan.82
4. Tidak Pandang Bulu dalam Menilai
Wanita muslimah mungkin berada dalam posisi diharuskan membentuk
opini atau penilaian tentang orang atau persoalan tertentu. Inilah tempat dari
keimanan, pengetahuan umum dan ketaqwaannya terungkap. Wanita
muslimah sejati menilai secara adil dan tidak pernah pincang, memihak atau
dipengaruhi oleh kepentingannya sendiri, tidak peduli bagaimana situasi dan
kondisinya, karena ia tahu dari ajaran Islam bahwa adil dan menghindari
keberpihakan merupakan pusat dari keimanannya, seperti dinyatakan dalam
80
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 419.
81
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. an-Nur: 19), t.dt.
82
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 423.
51
ayat al-Qur’an dan Sunnah yang jelas dan tidak membingungkan dan
tercermin dalam perintah-perintah yang tidak menyisakan tempat bagi
ketidak jujuran:
ّٰللا يأْمرك ْم ا ْن تؤدُّوا ْاالمٰ ٰنت ا ٰلٰٓى ا ْهله ٌۙا واذا حك ْمت ْم بيْن النَّاس ا ْن
۞ ا َّن ه
83
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. an-Nisa: 58, t.dt.
84
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 440.
52
sehingga mereka bisa juga menjadi teladan, pantas membawa pesan besar
bagi kemanusiaan.85 Menurut hadits yang dikisahkan oleh sahabi bin al-
Hanzaliyah Nabi SAW bersabda kepada para sahabat, saat mereka dalam
perjalanan untuk menemui beberapa saudara satu keyakinan:
ي ق ْل ّال ْزواجك وب ٰنتك ونس ۤاء ْالمؤْ منيْن يدْنيْن عليْه َّن م ْن جالبيْبه ۗ َّن ُّ ٰيٰٓايُّها النَّب
86
ٰذلك اد ْٰن ٰٓى ا ْن يُّ ْعر ْفن فال يؤْ ذي ْۗن وكان ه
(59) ّٰللا غف ْو ًرا َّرح ْي ًما
Artinya: Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih
mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.(Qs. al-Ahzab: 59).
85
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 136-138.
86
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-Ahzab: 59, t.dt.
87
Desti Annor, The Kaffah Muslimah Syar’i Lahir Syar’I Batin, (Solo: Tiga Serangkai,
2019), hlm. 9.
53
88
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.139-140.
89
Takariawan, dkk, Keakhwatan, Bersama Tarbiyah…,hlm. 88-89.
90
Dian Nafi, Muslimah Cantik Gaya, dan Shalihah, (Solo: Tiga Serangkai, 2018), hlm.
39.
54
wanita muda atau lanjut usia. Dalam kisah romatika dari Sayidah Aisyah
dengan Nabi pun di ceritakan betapa pentingnya olahraga dalam kehidupan?
Yaitu karena untuk menjaga keseimbangan hidup. Seperti dalam riwayat al-
Nasa’i yaitu:
Telah mengabarkan kepada kami ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali bin al-
Missisi, telah menceritakan kepada kami Sa‘id bin Mugirah Abu ‘Usman al-
Assayyad di dalam kitab perjalanan, telah menceritakan kepada kami al-
Fazari, dari Hisyam bin Urwah, dari Abi Salamah bin ‘Abdirrahman, telah
mengabarkan kepada kami Aisyah, bahwa ia bersama Nabi saw dalam salah
satu perjalanannya sementara ketika itu tubuhku masih kurus dan tidak
gemuk. Beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya; ‘Majulah!’. Kemudian
beliau berkata kepadaku; ‘Kemarilah kepadaku, aku akan mengajakmu
lomba berlari’ akan tetapi kemudian aku (Aisyah) yang memenangkannya.
Di lain waktu dalam perjalanan lainnya,. Beliau berkata kepada sahabat-
sahabatnya; ‘Majulah!’. Kemudian beliau kembali berkata kepadaku;
‘Kemarilah kepadaku, aku akan mengajakmu lomba berlari’. Ketika itu aku
telah lupa dan tubuhku telah menjadi gemuk,. Aku pun berkata padanya :
‘Bagaimana aku bisa melakukan itu sementara tubuhku telah menjadi
gemuk’. Beliau menyuruhku untuk tetap melakukannya. Kami pun berlomba
dan beliau mengalahkanku. Lalu Beliau berkata: “Ini menggantikan
kekalahan pada perlombaan terdahulu”91
c. Tubuh dan Pakaiannya Bersih
Wanita muslimah yang benar-benar mengikuti ajaran-ajaran Islam
menajga agar tubuh dan pakaiannya selalu bersih. Ia mandi teratur, sesuai
dengan ajaran Nabi, yang menasehatkan agar umat muslim mandi, terutama,
pada hari jumat: “mandilah pada hari jumat dan cucilah kepalamu, sekalipun
91
Abu ‘Abdirrahman Ahmad bin Syu‘aib al-Nasa’i, al-Sunan al-Kubra, Vol. VIII
(Beirut : Mu’assasah al-Risalah, 1421 H/2001 M), hlm. 178.
55
tidak dalam kondisi janabah (tidak suci, misalnya setelah hubungan suami-
istri) dan memakai wewangian.”92 Dalam Qs. at-Taubah ayat 108 di
sampaikan bahwa Allah menyukai orang-orang yang bersih. Nah Allah saja
sudah memberikan kode-kode agar kita merawat kebersihan diri. 93
d. Menjaga Kebersihan Mulut dan Gigi
Wanita muslimah yang pintar menjaga kesehatan mulut, karena tidak ada
seorang pun yang suka dengan bau mulut yang tidak sedap. Ia melakukan hal
ini dengan cara membersihkan gigi dengan siwak, sikat gigi, pasta gigi dan
berkumur setelah makan. Ia memeriksakan gigi dan datang ke dokter gigi
setidaknya sekali setahun, walaupun ia tidak merasa sakit, untuk menjaga
agar giginya tetap sehat dan kuat. Ia berkonsultasi dengan otolaryngologis
(dokter THT) bila perlu, sehingga napasnya tetap segar dengan bersih.
Demikianlah seharusnya wanita muslimah itu. Aisyah amat rajin menjaga
kebersihan giginya: Ia tidak pernah lalai memebersihkan gigi dengan siwak,
seperti dikisahkan Bukhari dan Muslim dari sejumlah sahabat:
Dari Urwah melalui Ata:
“kami mendengar Aisyah Ummu Ummat sedang membersihkan giginya
di kamarnya…”94
e. Merawat Rambut
Nabi juga mengajarkan umat muslim untuk merawat rambut mereka dan
membuatnya tampak cantik dan menarik, dalam batas-batas yang diatur oleh
Islam. Ini dikisahkan dalam hadits yang dikutip oleh Abu dawud dari Abu
Hurairah, yang mengatakan: “Rasulullah SAW bersabda: Siapa saja yang
punya rambut, maka peliharalah dengan bai.” Mememelihara rambut,
92
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.141.
93
Darvina Rianda, Beauty Under Cover For Muslimah Rahasia Perawatan Kecantikan
dan Penampilan Muslimah Modern, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2017), hlm. xx
94
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.146.
56
“Rasulullah SAW sedang berada dalam masjid, saat seorang pria dengan
rambut tidak diikat dan jenggot tak rapi tak masuk. Nabi menunjuk padanya,
seolah mengtakan padanya agar merapikan rambut dan jenggotnya. Pria itu
pergi dan mematuhinya, kemudian kembali. Nabi bersabda: “Nukankah lebih
baik begini daripada siapapun kalian datang dengan rambut tidak terikat,
sehingga tampak seperti syaitan?”
95
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.147-149.
57
ّ ٰامن ْوا فى ْالح ٰيوة الدُّ ْنيا خالصةً ي َّْوم ْالق ٰيم ۗة ك ٰذلك نف
ٰ ْ صل
اال ٰيت لق ْو ٍم
96
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-A’raf: 32, t.dt.
97
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.150-151.
58
98
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.154-155.
99
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-An’am: 141, t.dt.
59
100
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.157-158.
101
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.157-158.
102
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.157-158.
60
Islam, karena mereka menanyakan tentang kebenaran, dan [Allah tidak malu
untuk mengatakan (kepadamu) kebenaran] (Qs. al-Ahzab: 53).103
b. Yang harus Diketahui Wanita Muslimah
Hal pertama yang harus diketahui wanita muslimah adalah cara membaca
al-Qur’an dengan baik dan benar (tajwid) dan mengerti maknanya. Kemudian
ia harus belajar ilmu hadits, Sirah Nabi, dan sejarah para wanita sahabat dan
Tasi’in, yang merupakan tokoh-tokoh menonjol dalam Islam. Ia harus
mencari sebanyak mungkin pengetahuan fiqih yang diperlukan untuk
menjamin agar ibadah dan persoalan sehari-hari benar dan ia harus
memastikan bahwa ia sudah memahami benar prinsip-prinsip dasar
agamanya. 104
Kemudian ia harus mengarahkan perhatiannya pada tugas khsusunya
dalam hidup, yaitu merawat rumah suami, keluarga dan anak-anaknya
dengan sebaik-baiknya, karena ia adalah makhluk yang diciptakan Allah
khusus menjadi ibu dan memberikan ketenangan dan kebahagiaan bagi
rumahnya. Ia adalah seorang yang diberikan Allah tanggung jawab yang luar
biasa untuk membesarkan anak-anak yang cerdas dan bersemangat. Dewasa
ini ada banyak pepatah dan pribahasa yang menggambarakan pengaruh
wanita terhadapa keberhasilan suami dan anak-anaknya dalam kehidupan
beprestasi mereka, seperti “Carilah Wanita Sejati”, Di belakang setiap pria
hebat terdapat seorang wanita”, dan “Orang yang menggoyang ayunan bayi
dengan tangan kanan dan menggoyang dunia dengan tangan kirinya” dan
lain-lain. 105
Tidak ada wanita biasa melakukan semua itu kecuali ia pintar dan
berwawasan luas, berkeperibadian kuat dan kemurnian hati. Dengan
103
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.157-158.
104
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.157-158.
105
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.163-164.
61
106
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.163-164.
107
Layyinahal-Himshi, Muslimah Pembelajar Memandu Anda Jadi Wanita Hebat dan
Menghebatkan, (Jakarta: Markaz al-Naqid al-Tsaqafi, 2013), hlm. 13.
108
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.165-166.
62
109
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.167-168.
63
“saya mendengar ceramah Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali dan Khulafa
yang muncul sesudah mereka, namun saya tidak pernah mendengar ceramah
sekharismatik dan seindah ceramah Aisyah”.110
Wanita muslimah modern, dengan melihat kehebatan peninggalan para
wanita dalam sejarah Islam, dipenuhi dengan hasrat mencari ilmu
pengetahuan, karena wanita-wanita hebat tersebut terkemuka dan dikenal
dalam sejarah karena ilmu pengetahuan mereka. Jiwa mereka hanya bisa
dikembangkan, dan karakter mereka hanya bisa berkembang dalam
kebijaksanaan, kematangan dan wawasan, melalui ilmu pengetahuan. 111
d. Tidak Percaya Takhayul
Wanita muslimah yang memiliki cukup ilmu pengetahuan menghindari
segala jenis takhayaul konyol dan mitos-mitos yang tidak masuk akal, yang
cenderung terjadi pada wanita-wanita yang tidak berpendidikan dan ceroboh.
Wanita muslimah yang memahami ajaran-ajaran agamanya percaya
bahwa bertanya kepada cenayang, dukun, peramal, dan sejenisnya
merupakan sumber takhayul dan mitos. Percaya pada kata-kata mereka
merupakan salah satu dari dosa besar yang menghapus amalan-amalan baik
manusia dan menyeretnya ke kehinaan baginya di hari pembalasan. Muslim
mengisahkan dari beberapa Istri Nabi SAW bahwa beliau bersabda:
“Siapa pun yang datang pada dukun dan bertanya padanya tentang apa
pun, doa-doanya tidak akan diterima selama 40 hari.”
110
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.167-168.
111
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 172.
112
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 172-173.
64
113
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 173-174.
114
Syaikh Qasim Asyur, Kisah Kecerdasan Kaum Perempuan di Era Awal Islam,
(Bekasi Barat: Sukses Publishing, 2013), hlm. 13.
65
ۤ
شي ْٰطن تذ َّكر ْوا فاذا ه ْم ٌ ا َّن الَّذيْن اتَّق ْوا اذا مسَّه ْم ٰط ِٕى
َّ ف ّمن ال
(201)116ُّمبْصر ْون
[Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka di timpa was-
was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka
melihat kesalahan-kesalahannya.](Qs. al-A’raf: 201)
Wanita muslimah selalu mencari pertolongan Allah SWT dalam
memperkuat dan menyucikan jiwanya dengan terus-menerus beribadah dan
mengingat Allah, intropeksi diri dan selalu mengingat hal-hal yang disukai
Allah. Karena apa pun yang disukai Allah akan dihindarinya. Dengan
115
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.175.
116
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-A’raf: 201, t.dt.
66
demikian, ia akan tetap berada di jalan yang benar, tidak pernah menyimpang
atau berbuat kesalahan.
b. Berteman dengan Orang-orang Saleh/Salihah dan Ikut Serta dalam
Pengajian
Untuk menjaga martabat yang tinggi, wanita muslimah memilih teman
yang saleh dan takut kepada Allah, yang akan menjadi teman sejati dan
memberikan nasihat-nasihat yang sungguh-sungguh, dan tidak berkhianat
dalam perakataan atau perbuatan. Teman-teman yang baik berpengaruh besar
dalam menjaga wanita muslimah di jalan yang benar, dan membantunya
mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan sifat-sifat yang halus.
Seorang teman yang baik dalam berbagai contoh mencerminkan prilaku dan
sikap seseorang.
“Jangan bertanya tentang seseorang: tanyakan tentang teman-temannya,
karena setiap teman mengikuti teman-temannya.”
Berbaur dengan orang-orang sopan menunjukan keturunan yang baik dan
tujuan-tujuan yang luhur dalam kehidupan seseorang:
“Dengan berbaur bersama orang-orang yang terhormat maka kamu
menjadi salah satu dari mereka, dengan demikian kamu tidak boleh
menganggap sembarang orang sebagai seorang teman.”117
c. Terus Menerus Membaca Do’a dan Shalawat yang Ada dalam Hadits
Wanita muslimah sejati suka beajar do’a dan dzikir mengikuti teladan
Nabi SAW dan sahabat-sahabtnya dan mengulang-ulang doa pada waktu-
waktu tertentu, sebanyak yang ia mampu. Dengan cara ini, hatinya akan tetap
terfokus pada Allah SWT, ruhaninya dibersihkan dan disucikan dan imanya
akan meningkat.
Wanita muslimah modern amat membutuhkan santapan ruhani, untuk
mengasah ruhaninya dan menjauhkan diri dari niat-niat buruk dan gangguan
117
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 177-178.
67
yanga tidak sehat dari kehidupan modern, yang bisa menyeret ke kehinaan
pada para wanita dalam masyarakat yang menyimpang dari tuntunan Allah
SWT dan mengirim kelompok-kelompok wanita ke neraka, seperti
diperlihatkan Nabi SAW: “Saya melihat ke dalam neraka, dan melihat
bahwa mayoritas penghuninya adalah wanita.” Wanita muslimah yang
memahami ajaran-ajaran agamanya memperhatikan arah yang ia jalani dan
berusaha keras untuk memperbaiki amalan-amalan baik, sehingga ia selamat
dari jebakan-jebakan yang mengerikan. Syaitan-syaitan dalam diri manusia
dan jin berusaha untuk menjatuhkan wanita ke dalam jebakan itu, kapan pun
dan di mana pun.118
118
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 181-182.
68
ٰٓ
ي اذا ج ۤاءك ْالمؤْ م ٰنت يباي ْعنك ع ٰلى ا ْن َّال ي ْشر ْكن ب ه
اّٰلل شيْـًٔا َّوال ُّ ََٰٰٓ ايُّها النَّب
ٍ يسْر ْقن وال ي ْزنيْن وال ي ْقت ْلن ا ْوالده َّن وال يأْتيْن بب ْهت
ان يَّ ْفتريْنه بيْن ايْديْه َّن
وا ْرجله َّن وال ي ْعصيْنك ف ْي م ْعر ْوفٍ فباي ْعه َّن واسْت ْغف ْر له َّن ه
ّٰللا ۗا َّن ه
ّٰللا غف ْو ٌر
119
Cahyadi Takariawan, dkk, Keakhwatan, Bersama Tarbiyah UKhty Muslimah
Tunaikan Amanah, (Surakarta: Pt Era Adicitra Intermedia, 2018), hlm. 52.
120
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-Mumtahanah: 12, t.dt.
69
(56) 121وما خل ْقت ْالج َّن و ْاال ْنس ا َّال لي ْعبد ْون
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
merka mengabdi kepada-Ku.” (Qs. az-Zariat: 56).
121
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. az-Zariat: 56, t.dt.
122
Rochma Yulika dan Umar Hidayat, Untuk Muslimah Yang Tak Pernah Lelah
Berdakwah, (Yogyakarta: Darul Uswah, 2009), Hlm. 17.
123
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Dosa-Dosa Wanita, (Jakarta Timur: Pustaka Al-
Kautsar, 2010), hlm. 17.
70
ٍ ّم ۢ ْن ب ْع
(195) …125 ض
Artinya: “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya
(dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang
yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena)
sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain…” (Qs. ali-Imran:
195).
م ْن عمل صال ًحا ّم ْن ذك ٍر ا ْو ا ْن ٰثى وهو مؤْ م ٌن فلن ْحيينَّه ح ٰيوة ً طيّبةً ولن ْجزينَّه ْم
124
https://medium.com/@media.banghayaat/kewajiban-dan-hak-muslimah-terhadap-
rabb-c16ab0c1924d, t.dt.
125
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. Ali-Imran: 195, t.dt.
126
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. an-Nahl: 97, t.dt.
71
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.”
127
Muhammad Ali al-Hasyimi, Muslimah Ideal, Pribadi Islami dalam al-Qur’an dan
as-Sunnah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2013), hlm.8.
128
Terj, Qur’an Kemenag, 2002, Qs. Al-Baqarah: 21-22, t.dt.
129
Takariawan, dkk, Keakhwatan, Bersama Tarbiyah…, hlm. 54.
72
Muslimah wajib tau mendirikan salat lima waktu itu wajib dikerjakan
setiap sehari, karena salat adalah rukun Islam yang kedua dan di wajibkan
pada waktu yang telah ditentukan, Salat adalah salah satu ibadah mahdah
(murni) yang harus dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT,
dan sesuai dengan yang di contohkan Rasulullah SAW. 130 Bagian dari
kewajiban setiap hamba-Nya yang harus ia lakukan, Ia melakukan salat wajib
lima waktu setiap hari tepat pada waktunya dan tidak membiarkan urusan-
urusan rumah tangga sebagai istri maupun ibu menghambat kewajiban
salatnya.131
Salat adalah penghubung antara hamba dan Tuhannya, ini adalah sumber
untuk mendapatkan kekuatan, ketabahan, ampunan dan ketenangan dan
merupakan sarana membersihkan diri dari noda-noda dosa.133 Abu Hurairah
ra meriwayatkan:
130
Arif Rahman, Panduan Sholat, wajib dan Sunah sepanjang masaRasulullah, (Shalih,
2016), hlm 19, t.tp.
131
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 8-9.
132
HR. Bukhari no. 7534 dan Muslim no. 85, t.dt.
133
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.9.
73
صراط ْالمسْتقيم صراط الَّذين أ ْنع ْمت عليْه ْم غيْر ّ {ا ْهدنا ال:فإذا قال
134
هذا لعبْدي ولعبْدي ما سأل:ْالم ْغضوب عليْه ْم وال الضَّالّين} قال
Artinya: Dan ketika hamba berkata (yang artinya), “(yaitu) jalan orang-
orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”; Allah Ta’ala
berfirman, “Ini adalah untuk hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa
yang dia minta.”
Lima salat yang telah Allah Ta’ala wajibkan kepada para hamba-Nya.
Siapa saja yang mendirikannya dan tidak menyia-nyiakan sedikit pun
darinya karena meremehkan haknya, maka dia memiliki perjanjian dengan
Allah Ta’ala untuk memasukkannya ke dalam surga. Sedangkan siapa saja
yang tidak mendirikannya, dia tidak memiliki perjanjian dengan Allah
Ta’ala. Jika Allah menghendaki, Dia akan Menyiksanya. Dan jika Allah
Menghendaki, Allah akan memasukkan ke dalam Surga.”136
Ada banyak sekali hadits yang menyinggung pentingnya salat dan berkah
yang di bawanya untuk pria dan wanita yang melaksanakannya, serta
134
HR. Muslim No. 395, t.dt.
135
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.10.
136
HR. Abu Dawud no. 1420, An-Nasa’i No. 426 dan Ibnu Majah No. 1401, shahih,
t.tp.
74
berlimpahnya manfaat yang akan mereka peroleh dari situ, setiap kali mereka
berdiri menghadap Allah dengan sikap rendah hati dan tobat.137
3. Membayar Zakat
Wanita muslimah membayar zakat atas hartanya, bila ia cukup kaya
untuk bertanggung jawab atas zakat. Setiap tahunnya pada waktu yang telah
ditentukan, ia menghitung berapa banyak harta yang ia miliki dan
membayarkan sejumlah yang ia harus bayarkan, karena zakat adalah pilar
Islam dan tidak ada kompromi atau alasan saat datang waktunya untuk
membayar zakat setiap tahunnya, sekalipun besarnya hingga ribuan atau
137
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.10-11.
138
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 36.
75
139
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 37.
140
Takariawan, dkk, Keakhwatan, Bersama Tarbiyah…, hlm. 56.
141
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. at-Taubah: 103, t.dt.
142
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.41-45.
143
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.41-45.
76
144
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.41-45.
145
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.41-45.
146
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.41-45.
77
ا َّن ْالمسْلميْن و ْالمسْلمٰ ت و ْالمؤْ منيْن و ْالمؤْ م ٰنت و ْال ٰقنتيْن و ْال ٰقن ٰتت وال ه
صدقيْن
صب ٰرت و ْال ٰخشعيْن و ْال ٰخشعٰت و ْالمتصدّقيْن صد ٰقت وال ه
صبريْن وال ه وال ه
147
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm.48.
78
ص ۤا ِٕىميْن وال ۤ ه
ص ِٕىمٰ ت و ْالحٰ فظيْن فر ْوجه ْم و ْالحٰ ف ٰظت والذهكريْن َّ و ْالمتصدّ ٰقت وال
148
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-ahzab: 35, t.dt.
149
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 49-133.
79
ي خلقك ْم ّم ْن نَّ ْف ٍس َّواحدةٍ َّوخلق م ْنها ز ْوجها ْ ََٰٰٓ ايُّها ال َّناس اتَّق ْوا ربَّكم الَّذ
ي تس ۤاءل ْون ب ٖه و ْاال ْرحام ۗ ا َّن ه
ّٰللا ث م ْنهما رج ًاال كثي ًْرا َّونس ۤا ًء واتَّقوا ه
ْ ّٰللا الَّذ َّ وب
151
)1( كان عليْك ْم رق ْيبًا
Artinya: Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan
pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah
kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan
(peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasimu. (Qs. an-Nisa: 1).
150
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 304-305.
151
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. an-Nisa: 1, t.dt.
80
152
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 304-305.
153
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 309.
154
Hasyimi, Muslimah Ideal…, hlm. 313.
BAB IV
Muslimah sejati tidak akan melupakan jasa orang tuanya yang telah
mengandung dan mengurusi dari buaian hingga ia dewasa, muslimah sejati
akan tetap terus berbakti kepada kedua orang tuanya, melayaninya dengan
sepenuh hati ikhlas tanpa harapan apapun. Karena Muslimah sejati saat ia tau
155
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-Isra: 23, t.dt.
156
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 687.
81
82
bahwa berbuat baik kepada orang tua bagian perintah dari-Nya, maka tidak
lagi untuk mengabaikan kesempatan untuk mengabdi dirinya pada orang
tuanya. Sebagaimana pendapat dalam tafsir lainnya yaitu:
Disimpulkan pendapat dari Yusuf Ali dengan Qurais Shihab dalam hal
ketaataan seorang anak pada orang tuanya saling menguatkan, argumen dari
Yusuf Ali menyampaikan bahwa seorang anak alangkah baiknya berbakti
langsung kepada orang tuanya sendiri tanpa perantara, dijelaskan kembali
oleh Qurais Shihab bahwa bentuk berbakti pada orang tuanya yaitu dengan
memuliakan oaring tua lebih dari raja, tidak memarahi, tidak berakat ah,
tidak berakat keras, patuh dan hormat pada orang tua, selalu ada saat orang
tua membutuhkan.
Muslimah sejati akan taat pada orang tuanya apa yang yang di
perintahkan dalam hal kebaikan dengan penuh lemah lembut dan tidak
menyakiti hatinya. Dan muslimah yang cerdas juga akan menolak perintah
orang tuanya jika yang di perintahkan hal yang tidak baik. Sebagaimana
dalam firman-Nya:
157
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah…, hlm 442-443.
83
وا ْن جاه ٰدك ع ٰلٰٓى ا ْن ت ْشرك ب ْي ما ليْس لك ب ٖه ع ْل ٌم فال تط ْعهما وصاحبْهما فى
ي م ْرجعك ْم فانبّئك ْم بما ك ْنت ْم َّ الدُّ ْنيا م ْعر ْوفًا َّۖواتَّب ْع سبيْل م ْن اناب ال
َّ ي ث َّم ال
158
)15( ت ْعمل ْون
Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka
janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian
hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan. ( Qs. al-Luqman: 15).
158
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-Luqman: 15, t.dt.
159
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 1050.
160
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 1050.
84
bapak atau wewenang manusia yang seharusnya taat pada hukum Allah,
bukanlah berarti pembangkangan atau atau penyimpangan atas kemauan kita
sendiri, tetapi karena kita mencintai Allah, yang berarti juga mencintai
manusia dalam arti yang sesungguhnya. Dan alasannya ialah: kalian dan aku
harus kembali kepada Allah, itu sebabnya aku tidak hanya harus mengikuti
perintah-Nya, tetapi kalian tidak boleh memerintahkan apa pun yang
bertentangan dengan kehendak Allah. 161
Muslimah sholehah akan faham mana yang harus dikerjakan mana yang
harus tinggalkan, orang tua yang memberi perintah yang tidak baik, tetap
seoarang anak harus tetap bersikap sopan dan baik, dan lebih utama jika tidak
menuruti perintahnya, karena bukti cinta dan sayang sebagai ketaatan pada
Allah dan ingin membantu mengurangi dosa-dosa orang tuanya, maka
perintah yang tidak baik lebih utama jika kita tidak mengerjakannya.
161
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 1050.
162
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 1050.
163
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah…, hlm 131-132.
85
Sudah jelas bahwa dalam hal urusan dunia kita dianjurkan untuk terus
berbuat baik kepada orang tua sedangkan urusan akhirat hal aqidah jangan
sampai kita gadaikan hanya kepentingan urusan dunia.
ۗ و ْلتك ْن ّم ْنك ْم ا َّمةٌ يَّدْع ْون الى ْالخيْر ويأْمر ْون ب ْالم ْعر ْوف وي ْنه ْون عن ْالم ْنكر
ٰۤ
164
)104( ول ِٕىك هم ْالم ْفلح ْون وا
Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah
dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Qs.
ali-Imran: 104).
Muflih, aflaha, falah, dasar yang terkandung dalam pengertian ini ialah
untuk mencapai keinginan, kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat,
keberhasilan, sukses, sejahtera, bebas dari rasa gelisah, susah atau suasana
pikiran yang kacau, kebalikannya dari pada azab dalam ayat berikutnya, yang
meliputi juga: kegagalan, kesengsaraan, hukuman, sekarat dan penderitaan. 165
164
Qur’an Kemenag, 2002, Ali Imran: 104, t.dt.
165
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 155.
166
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 155.
86
Dalam tanggapan tafsir lain dimana disamapaikan bahwa jika tidak ada
yang mengingatkannya atau tidak dia ulang-ulangi mengerjakannya. Di sisi
lain, pengetahuan dan pengamalan saling berkaitan erat, pengetahuan
mendorong kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang
pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru yang
mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar
mengamalkannya. 167
Akan timbul rasa kasih sayang masyarakat dan rahmat Allah pada hamba
yang berusaha mengajak kebaikan dan mencegah keburukan dan selalu
bermusyawarah dalam setiap menyelesaikan persoalan di masyarakat,
sebagaimana dalam firman berikut:
167
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah…, hlm 172-174.
87
168
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. Ali-Imran: 159, t.dt.
169
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm.69.
88
Sifat muslimah penuh dengan kasih sayang dan cenderung untuk sabar,
maka sangat di perlukan peran muslimah yang berjiwa pemimpin untuk
terjun di masyarakat membawa peran perubahan masyarakat pada kebaikan,
hingga terwujud masyarakat yang damai dan hidup penuh dengan
keberkahan.
170
HAMKA, Tafsir Al-Azhar…, hlm. 965.
89
ي ق ْل ّال ْزواجك وب ٰنتك ونس ۤاء ْالمؤْ منيْن يدْنيْن عليْه َّن م ْن جالبيْبه ۗ َّن ُّ ٰ ٰٓيايُّها النَّب
171
ٰذلك اد ْٰن ٰٓى ا ْن يُّ ْعر ْفن فال يؤْ ذي ْۗن وكان ه
(59) ّٰللا غف ْو ًرا َّرح ْي ًما
Artinya: Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih
mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.(Qs. al-Ahzab: 59).
Jilbab, jamak Jalabib, pakaian luar berupa gaun panjang yang menutupi
seluruh badan, atau jubbah yang menutupi leher dan dada.
171
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-Ahzab: 59, t.dt.
90
dan melarang kaum budak dan perempuan tak senonoh memakai kerudung.
Peraturan ini tidak mutlak, jika karena suatu alasan tak dapat di laksanakan,
Allah maha pengampun maha pengasih. 172
Benang merah dari kedua tafsir ini bahwa dalam pandangan terhadap
Muslimah mengenakan jilbab dan khimar sebagai penutup aurat ini saling
menguatkan argumen, tafsir Yusuf Ali merintahkan untuk mengenakan jilbab
dan khimar saat keluar rumah, kemudian tafsir al-Azhar menyampaikan
172
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 1088-1090.
173
Haji Abdul Malik Abdu Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir Al-Azhar, (Singapura:
Pustaka Nasional PTE LTD, 1982), hlm, 5778-5779.
174
HAMKA, Tafsir Al-Azhar…, hlm, 5778-5779.
91
ٰٓ
ي اذا ج ۤاءك ْالمؤْ م ٰنت يباي ْعنك ع ٰلى ا ْن َّال ي ْشر ْكن ب ه
اّٰلل شيْـًٔا َّوال ُّ ٰيٰٓايُّها النَّب
ٍ يسْر ْقن وال ي ْزنيْن وال ي ْقت ْلن ا ْوالده َّن وال يأْتيْن بب ْهت
ان يَّ ْفتريْنه بيْن ايْديْه َّن
وا ْرجله َّن وال ي ْعصيْنك ف ْي م ْعر ْوفٍ فباي ْعه َّن واسْت ْغف ْر له َّن ه
ّٰللا ۗا َّن ه
ّٰللا غف ْو ٌر
175
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. al-Mumtahanah: 12, t.dt.
92
176
Abdullah Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,” Terj, Ali Audah, Tafsir Yusuf Ali Teks,
Terjemahan dan Tafsir Qur’an 30Juz, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009), hlm. 1458-
1459.
93
Dapat kita lihat pendapat dari al-Misbah pada Qs. al-Mumtahanah ayat 12
dimana al-Misbah menyampaiakan seorang muslimah sejati pada hakikatnya
ia berjanji untuk tidak akan mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah
dan dalam keadaan apapun dan di mana pun, dan tidak akan mencuri yakni
mengambil secara sembunyi-sembunyi dan tanpa hak harta orang lain yang
disimpan rapi, dan tidak akan berzina yakni melakukan hubungan seks tanpa
akad nikah yang sah, dan tidak akan membunuh secara langsung atau tidak
langsung anak-anak mereka misalnya seperti yang dilakukan oleh sementara
suku masyarakat Arab yang menanam hidup-hidup anak perempuannya, atau
menggugurkan kehamilannya baik karena takut ditimpa aib/malu atau karena
kemiskinan dan tidak juga akan melakukan kebohongan besar dengan
mengada-adakan dengan sengaja pengakuan menyangkut-sesuatu antara
tangan-tangan mereka dan kaki-kaki mereka dan tidak akan
mendurhakaimu.177
Dapat di tarik benang merah bahwa argumen Yusuf Ali dengan Quraish
Shihab tidak jauh berbeda justru semakin saling menguatkan terhadap
pandangan muslimah yang ideal yang taat pada Rabbnya seperti yang telah
dikatakan bahwa muslimah sejati yang taat pada Rabbnya akan setia dengan
janjinya atau tidak menghianati atas janjinya, ia akan berusaha jalankan
penuh atas keridhoan dari-Nya.
177
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm 176-178.
94
178
)56( وما خل ْقت ْالج َّن و ْاال ْنس ا َّال لي ْعبد ْون
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku.” (Qs. az-Zariat: 56).
Penciptaan itu bukan sekedar bermain-main atau iseng. Di balik itu Allah
mempunyai rencana yang sungguh-sungguh, yang dalam keadaan kita yang
tak sempurna, kita hanya dapat menegaskan dengan mengatakan bahwa
setiap makhluk diberi kesempatan berkembang dan maju ke arah tujuan itu,
yakni Allah. Allah sumber dan pusat segala kekuasaan dan kesempurnaan,
dan kemajuan kita tergantung pada cara kita menempatkan diri sesuai dengan
kehendak-Nya. Inilah ibadah kita kepada-Nya. Manfaatnya bukan untuk dia,
melainkan untuk kita sendiri. 179
178
Qu’an Kemenag, 2002, Qs. az-Zariyat: 56, t.dt.
179
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 1369.
95
Telah jelas dari pendapat Yusuf Ali dan Quraish Shihab disini saling
menguatkan bahawa muslimah untuk ibadah kepada-Nya sebagai bentuk
perwujudan taat pada-Nya, Yusuf Ali menyampaikan dalam beribadah harus
ada kesungguhan kemudian Quraish Shihab menyampaikan dalam ibadah
harus penuh pengagungan pada-Nya.
Segala hak dan kewajiban kita bersama kita kembalikan kepada Allah.
Kita adalah mahluk-Nya, segala kehendak-Nya merupakan ukuran segala
kebaikan, dan semua kewajiban kita ukurannya kita sesuaikan dengan
kehendak-Nya. Semua kehendak kita milik kita, untuk di sesuaikan dengan
180
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah…, hlm 355-356.
181
Qur’an Kemenag, 2002, Qs. an-Nisa: 1, t.dt.
96
Muslimah akan peka terhadap keadaan keluarganya, akan tau situasi dan
kondisi yang harus dilakukan, menyesuaikan diri, mengetahui bahwa
hubungan ikatan muslimah dari satu keluarga sebagai anak dari orang tua,
saudara dari saudara lainnya, setelah tidak lagi tinggal bersama orang tua,
saudara, dan kelurga lainnya maka silaturahim yang pernah terjalin akan di
jaga iaktannya dengan terus mempererat tali silaturahim kepada keluarganya.
182
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 181.
183
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 181.
97
Dengan bersilaturahim akan tumbuh rasa dan kasih sayang maka jangan
putuskan tali ikatan persaudaraan keluarga, muslimah yang cerdas akan terus
menjalin serta menguatkan ikatan keluarga dengan penuh kasih sayang. Maka
akan tumbuh keberkahan, keamanan dan ketertiban, karena dalam ikatan
persaudaran keluarga dengan ikatan takwa kepada-Nya. Ikatan keluarga atas
dasar karena ketakwaan sebagaimana dalam firman berikut:
185
)26( و ٰات ذا ْالق ْر ٰبى حقَّه و ْالمسْكيْن وابْن السَّبيْل وال تبذّ ْر تبْذي ًْرا
Artinya: Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (Qs. al-Isra: 26).
Baik hati bukan hanya dengan lisan saja. Mereka juga punya hak tertentu
yang harus dipenuhi. 186
Semua amal, budi bahasa yang baik dan pertolongan disyaratkan oleh
sumber-sumber kita sendiri. Tiada pahala jika pengeluaran itu hanya karena
ria atau supaya dilihat orang. Berapa banyak keluarga hancur karena
pemborosan biaya untuk pesta perkawinan, pemakaman dsb, atau (seperti
yang boleh mereka namakan) untuk “membantu teman atau kerabat”, atau
untuk memberi kepada pengemis-pengemis yang segar bugar? Tak ada pihak
yang lebih memerlukan perintah ini saat sekarang selain kaum Muslimin. 187
186
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 688.
187
Yusuf Ali, ”The Holy Qur’an,”…, hlm. 688.
99
dalam perjalanan baik dalam bentuk zakat maupun sedekah atau bantuan
yang mereka butuhkan.188
188
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah…, hlm. 451.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada analisa pada bab sebelumnya, berkaitan dengan
karakter muslimah dalam al-Qur’an kajian tematik tafsir Abdullah Yusuf Ali,
menghasilkan beberapa simpulan sebagaimana berikut ini:
1. Ayat-ayat karakter Muslimah ideal diantaranya adalah: Qs. al-Isra: 23,
Qs. Ali-Imran: 104, Qs. al-Ahzab: 59, Qs. al-Mumtahanah: 12, Qs. an-
Nisa: 1.
2. Tafsiran Abdullah Yusuf Ali terhadap karakter muslimah ideal dalam al-
al-Qur’an yaitu:
a. Pertama: Karakter Muslimah pada orang tua yaitu: Perlakuan yang
baik penuh hormat kepada orang tuanya.
b. Kedua: Karakter Muslimah pada Masyarakatnya yaitu menjalankan
visi misi di masyarakat dengan efektif, aktif dan berjiwa sosial, dapat
berbaur dengan muslimah lainnya dan menghadapi mereka sesuai
dengan sikap dan prilaku islam yang sudah di sampaikan sebelumnya.
c. Ketiga: Karakter muslimah pada dirinya yaitu Muslimah yang
menjaga apa yang sudah kita miliki dan menjaga anugerah yang telah
di tetapkan oleh Allah Swt.
d. Ke empat: Karakter muslimah ideal dengan Rabnya adalah dalam
keimananya terhadap Allah dan keyakinanya yang tulus bahwa apa
pun yang terjadi di alam raya ini dan takdir apa pun yang menimpa
manusia hanya terjadi karena kehendak dan ketentuan Allah SWT.
e. Ke lima: Karakter muslimah ideal pada keluarganya yaitu Muslimah
yang melakukan silaturahmi kepada keluarganya dengan baik.
100
101
B. Saran
Para pembaca yang budiman, penulis mengetahui bahwa penulisan
skripsi ini jauh dari kata sempurna, maka dengan begitu penulis menyarankan
beberapa hal, yaitu:
1. Untuk para pengkaji studi ilmu al-Qur’an dan tafsir, khususnya yang
tertarik dengan kajian karakter muslimah ideal dalam al-Qur’an. Mungkin
bisa mengembangkan kajian ini, dengan meneliti lebih banyak lagi kitab
tafsir, maupun hadis-hadis yang berkaitan dengan tema ini agar hasil
yang diperoleh lebih sempurna.
2. Setelah mengetahui aspek-aspek karakter muslimah ideal dalam al-
Qur’an kajian tematik tafsir Abdullah Yusuf Ali, hendaknya para
muslimah lainnya maupun kita semua secara umumnya dapat
merefleksikan ulang apa yang telah dicontohkan oleh al-Qur’an, untuk
diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Sekian yang dapat penulis paparkan, semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua, dan semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita
semua dalam kehidupan ini.
102
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, “Konsep Muslim Ideal Menurut Hamka”, dalam Skripsi UIN Sultan
Syarif Kasim Riau, 2014.
Ali, Abdullah Yusuf, ”The Holy Qur’an,” pen, Ali Audah, “Tafsir Yusuf Ali
Teks, Terjemahan dan Tafsir Qur’an 30Juz, Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa, 2009.
HR. Abu Dawud no. 1420, An-Nasa’i no. 426 dan Ibnu Majah no. 1401,
shahih.
https://medium.com/@media.banghayaat/kewajiban-dan-hak-muslimah-
terhadap-rabb-c16ab0c1924d.
104
Ibrahim, Sulaiman , “telaah the holy qur’an Karya abdullah yusuf ali,” dalam
Jurnal Hunafa, Vol. 7, No.1, April 2010.
Luky, dan Alga, Muslimah Semesta Nutrisi buat Perempuan biar gak Jadi
muslimah Semelekete, Bogor: Al-azhar Fresh Zone Publishing, 2013.
Murata, Sachiko, The Tao of Islam, “Kitab Rujukan tentang Relasi Gender
dalam Kosmologi dan Teologi Islam”. Cet. I. Bandung: Penerbit Mizan,
1996.
Nafi, Dian, Muslimah Cantik Gaya, dan Shalihah, Solo: Tiga Serangkai,
2018.
105
Pramono, Eko Agung, “Jual Beli yang di Larang dalam Al-Qur’an (Kajian
Tematik)”, dalam Skripsi Jurusan Ilmu al-Qur’an Tafsir, Fakultas
Ushuludin dan Dakwah Institus Agama Islam Negeri Surakarta, 2018.
Ramadhani, Wali, “Amin Al-Khuli dan Metode Tafsir Sastrawi Atas Al-
Qur’an” dalam Jurnal At-Tibyan.Vol.2.No.1, Juni 2017.
Sherif, M.A, Jiwa Yang Resah, Biografi Yusuf Ali, Penerjemah dan Penafsir
Al-Qur’an Paling Otoritatif dalam Bahasa Inggris, (Bandung: Penerbit
Mizan, 1997.
Yulika, Rochma dan Umar Hidayat, Untuk Muslimah yang Tak Pernah Lelah
Berdakwah, Yogyarakarta: darul Uswah, 2009.
Zayid, Fahd Khalil, 100 Ciri Wanita Shalihah, Grogol: Pustaka Arafah, 2019.
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Telepon / Hp : 0878-7336-8044
E-mail : suanah16@gmail.com