PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Skripsi
Oleh ;
Novita Fauziah
NIM : 1113034000157
Padanan Aksara
Vokal Tunggal
xvii
Vokal Rangkap
Vokal Panjang
Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu ال, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun
huruf qomariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, aldîwân bukan ad-dîwân.
Syaddah (Tasydȋd)
Ta Marbûṯah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat
contoh 1). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut diikuti oleh kata
sifat (naʹt) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti kata
benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh
3).
No Kata Arab Alih Asara
1` ﺔﻘﯾﺮρ ṯarîqah
2 ﺔﻌﻣﺎﺟ اﺔﯿﻣﻼﺳﻹ الal-jâmi’ah al-islâmiyyah
3 وﺪﺣاةﻮﻟج دو waẖdat al-wujûd
xviii
ABSTRAK
NOVITA FAUZIAH
Motivasi Untuk Menikah Dalam Perspektif Al-Qur’an
memupuk rasa kasih sayang insani. Islam sangat menganjurkan agar orang menempuh
tidak terlepas dari yang namanya motivasi atau dorongan. Motivasi merupakan suatu
dorongan yang akan membuat seseorang melakukan suatu tindakan yang memiliki
tujuan tertentu, baik dorongan tersebut berasal dari dalam diri seseorang maupun yang
berasal dari luar diri seseorang. Maka dari sinilah penulis akan memfokuskan skripsi
Adapun terkait bentuk penelitin yang digunakan dalam skripsi ini yakni
menggunakan metode penelitian pustaka (Library search), yaitu pengumpulan data dan
informasi dengan buku-buku dan materi pustaka lainnya yang berkenaan dengan judul
Maudhui yakni dengan mengambil dan menghimpun ayat-ayat yang berbicara tentang
Melatih Kesabaran.
xiv
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadiran Allah Swt, Sang Pemberi
nikmat yang luar biasa kenikmatannya, Sang Kuasa yang luar biasa
kekuasaannya, diantara nikmat dan kuasanya yakni Iman, Islam dan Ihsan.
Shalawat seiring salam semoga selalu tercurah kepada Baginda,NabiMuhammad
Saw.
Alhamdulillah, Tanpak terasa 1 Tahun proses perjalanan penyusunan
skripsi ini telah saya lalui, banyak suka dan duka dalam proses penyelesaian ini.
Berawal dari kegelisahan yang tiada bertepi dan kegundahan yang tak
berkesudahan akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul
"MOTIVASI UNTUK MENIKAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN’.
Dalam proses perjalan yang cukup panjang tersebut, tentunya penulis banyak
sekali mendapatkan Motivasi dari banyak pihak yang ikut serta membantu
sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik, oleh karenanya dengan segala
ketulusan dan keikhlasannya, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor Universita Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA. Sebagai Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir UIN Jakarta dan Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd sebagai
Sekertaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Jakarta.
4. Ibu Pembimbing yakni Ibu Dr. Faizah Ali Syibromalisi, MA. yang selalu
setia memberikan semangat dan waktu yang cukup untuk penulis
berdiskusi, terima kasih yang sebesar-besarnya atas arahan dan
masukannya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
xv
di tangan anda. Juga tak Lupa sang kakak Rahmat yang setia
mengingatkan dengan kesabarannya selalu memantau adeknya agar tetap
semangat dalam berjuang, adek-adek tercinta Rohim, adek satu-satunya
laki-laki, yang dengan siap dan sigapnya selalu antar jemput tetehnya ke
stasiun rangkasbitung. Chintia dan khomsiatun Anisa mereka pelipurlara
dan rasa saat diri ini merasa lelah, ketika pulang ke rumah mereka selalu
memberikan spirit tersendiri tatkala bercerita dan canda tawa. Juga tak
lupa Ibunda Yetty Muis dan keluarga yang dengan ketulusannya juga
memebrikan kasih sayang kepada penulis.
7. Teman-teman satu perjuangan, Tafsir Hadis 2013, terkhusus Th-E. Kalian
luar biasa, memberikan spirit tersendiri bagi saya dalam menuntut ilmu di
Tafsir hadis ini.
8. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ciputat
baik zaman old mupun zaman now yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih telah memberikan banyak ilmu dan pegalaman yang
didapat selama ini, Ada banyak cerita, cita dan cinta telah kita ukir
bersama-sama. Semoga perjuangan kita dalam menuntut ilmu tidak selalu
merasa puas, sehingga kita bisa melanjutkan kejenjang selanjutnya.
terkhusus kepada IMM angkatan 2013 yakni Aldinah Rosmi, Kolik
Koerudin, Dodi mario Akbar, Eef Alimudin, Qonita Amalia, Shofia
Khoerunnisa, Ulfa Arsyul Mamlakah, Tiara Nur Hidayati, Yunita Eka, dan
teman2 IMMawan/IMMawati semua yang tergabung dalam IMM
REALITAS.
9. Keluarga Besar IKAPAHAS Padeglang, terkhusus kepada Ibu Khaeriah
dan Bapak Rukman yang selalu memberikan spirit yang luar biasa kepada
penulis, sehingga bisa menyelesaikan skripsi dan kuliah ini.
10. Teman-teman KKN REAKTIF yang saat ini sama-sama sedang berjuang,
terima kasih telah hadir di kehidupan penulis dengan waktu yang begitu
singakat, namun penuh akan syarat dan kesan yang memikat.
xvi
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 7
C. Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
D. Batasan Masalah ................................................................................................. 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 9
G. Metode Penelitian ............................................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 15
BAB V : PENUTUP
a. Kesimpulan ......................................................................................................... 74
b. Saran-saran ......................................................................................................... 76
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Agama merupakan pusat pengendalian diri dari hal-hal yang negatif (yang
yang sesuai dengan harkat kemanusiaan, serta agama turut serta melarang supaya
jangan berbuat sesuatu yang diluar kemampuannya dan harus berserah diri kepada
Allah Swt.
Segala sesuatu yang terkait dengan kehidupan, tentu harus sesuai perintah
agama, salah satunya terkait pernikahan. Pernikahan yaitu berawal dari yang
bahwa segala sesuatu berawal dari niatan, apabila kita mengejar dunia bahwa
yang kita dapat dunia, apabila kita megejar akhirat maka yang kita dapatkan
akhirat.
kebahagiaan yang diperolehnya kurang abadi, atau tidak tahan lama antara lain
karena dalam kehidupan ini ada pasang naik dan pasang surut, ada masa jaya dan
Apabila materinya hilang atau habis, maka kasih sayang yang berdasarkan
materi tadipun sirna pula, begitu juga lantaran kecantikan atau keindahan belaka
suatu saat ia pun akan berubah menjadi tidak cantik lagi, karena kecantikan, maka
1
2
setalah pudar cantiknya ditinggal dan tidak di cintai, Nikah karena harta, maka
ketika harta hilang, hilang pula cintanya. Nikah karena jabatan, maka saat jabatan
sering terjadi percekcokan dalam pernikahan karena niat di awal yang hanya
sebatas duniawi. Hal ini, berarti menjadi persoalan serius karena dalam data di
sebutkan bahwa presentase soal perceraian setiap tahun semakin meningkat baik
karena sudah tidak cocok, kurangnya faktor Ekonomi dan adanya Kekerasan
Indonesia tergolong mengerikan. Jika ini dibiarkan dan angka perceraian terus
merupakan unit terkecil dari masyarakat dan negara. Jika unit-unit keluarga
berkembang dengan baik, maka kehidupan masyarakat dan negara juga akan
tatanan masyarakat dan bangsa yang berkualitas karena anak anak sebagai
generasi masa depan tumbuh dan berkembang dari keluarga. Disinilah keluarga
yang dominan adalah karena tidak ada keharmonisan dalam keluarga dan tidak
ada tanggung jawab. Padahal Al-quarn telah menjelaskan bahwa Pernikahan akan
keharmonisan dalam keluarga dan tanggung jawab suami istri dalam keluarga.
Dengan bekal yang memadai, diharapkan pasangan yang akan menikah siap untuk
Terkait hal di atas juga, Mengapa kejadian ini bisa terjadi ? karena
motivasi menikah hanya sebatas duniawi,. Padahal disisi lain kita telah bersumpah
Untuk itu hal ini di rasa penting untuk di kaji. Maka dari itu, pembahasan tentang
Dalam hal ini, penting akan adanya Pernikahan melibatkan unsur motivasi,
yang di dorong oleh satu atau beberapa tujuan. Secara psikologis, setiap tindakan
mengembangkan norma dan sistem sosial. Nikah dalam hal ini, tidak lagi hanya
manusia. Lalu, hal ini menjadi salah satu motif dalam pernikahan. Bahkan ketika
Tidak bisa dipungkiri bahwa pernikahan berawal dari adanya rasa cinta
terhadap lawan jenisnya. Adapun pengertian cinta sendiri menurut Quraish Shihab
menjelaskan bahwa cinta adalah gabungan dari sekian banyak unsur yang tidak
dapat dilihat oleh pandangan mata, bahkan sulit dideteksi oleh perasaan. Cinta
Menurutnya yang menyukai hartapun tidak dapat dinamai mencintai, karena harta
tidak memiliki keakuan. Rasa kasihanpun bukan cinta, walau ada dua aku karena
kedudukan mereka berbeda, yang satu memberi dan yang lainnya hanya
menerima.1
sudah menjadi perbincangan publik bahwa pada zaman sekarang ini, baik
kalangan muda maupun orang yang sudah dewasa, mengungkapkan raca cintanya di
menikah. Hal ini terjadi karena berbagai faktor sehingga mereka lebih memilih
1
M.Quraish Shihab, Pengantin Al-qur’an:Kalung Permata Buat Anak-anakku
(Tangerang; Lentera Hati, cetakan IX 2013), h. 26-27.
5
mengantarkan mereka lebih nyaman untuk tidak menikah, beberapa faktor yang
mengantarkan pada pacaran sehingga dari pacaran sering muncul perbuatan yang
tidak diinginkan seperti perzinahan, adapun faktor yang lainnya yakni faktor
Ekonomi yang menjadi pertimbangan sehingga tidak terjadi sebuah akad dalam
pernikah.
Padahal kita tau bahwa menikah merupakan salah satu perbuatan yang
mulia, sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadis yakni Dari Anas R.A
bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda : “Barang siapa yang Allah telah
memberi Rezeki kepadanya berupa istri yang shalehah, berarti Allah telah
separuh sisanya “.2 Selain itu menikah juga merupakan sebagai ibadah yang
menikah akan mendatangkan suatu keberkahan. Hal ini tertera dalam al-Qur’an
2
Laila Anugrah, Assalamualaikum Imamku: (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
Kompas -Gramedia,2016) h. 69.
3
Bahirul Amali Herry, Kupinang Engkau dengan Al-qur’an: (Jogjakarta: DIVA press,
2013), h. 48.
6
Mengenai hal ini menurut penelitian, dan sudah menjadi khalayak publik
bahwa banyak kasus sepasang kekasih mengurungkan niat bahkan tidak mau
menikah dan gagal untuk menikah karena kurangnya ekonomi, serta masih merasa
persoalan moral banyak timbul karena soal keuangan, dan hal inipun tidak dapat
disangkal.5
dalam salah satu hadisnya bahwa Menikah merupakan salah satu anjuran dari-
Nya. Hal tersebut diungkapkan dalam sabda Rasulullah Saw yakni An-nikahu
sunnati yang berarti pernikahan (keterikatan dalam hubungan suami istri) adalah
kondisi yang ada penulis merasa masih relevan membicarakan motivasi untuk
menikah, oleh karena itu penulis ingin mengetahui apa motivasi untuk menikah
dan faktor apa saja yang medorong seseorang untuk melakukan pernikahan
4
Qs. An-Nuur : 32
5
Wilson Nadeak, Seraut Wajah pernikahan,(Yogyakarta: Kanisius,1995), h. 19
7
masa yang akan datang. Serta penelitian ini juga merupakan salah satu solusi agar
oleh Allah SWT. Untuk itu penulis memberi judul Skripsi ini yakni “MOTIVASI
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dijawab dalam skripsi ini yakni
sebagai berikut;
menikah”.
8
D. Batasan Masalah
dengan fitrah manusia, menilai bahwa perkawinan adalah cara hidup yang wajar.
Karena itu ketika beberapa orang sahabat Nabi Saw. Bermaksud melakukan
beberapa kegiatan yang tidak sejalan dengan fitrah manusia, Nabi Saw menegur
mereka antara lain dengan menyatakan bahwa beliaupun menikah. Allah Swt juga
pernikahan. Ayat-ayat ini telah ditafsirkan oleh banyak mufassir. Tentu saja dalam
penafsiran tersebut terdapat perbedaan diantara mereka, Dalam hal ini penulis
kajian yang bertemakan tentang motivasi dan dorongan untuk menikah. Alasan
penulis membatasi skripsi ini adalah untuk memfokuskan dan untuk memudahkan
makna apa yang terkandung dalam aya-ayat yang berkenaan dengan Motivasi
untuk Menikah tersebut. Selain itu adapun Manfaat dan Tujuan lain dari
6
Quraish Shihab, Pengantin Al-qur’an : Kalung Permata Buat Anak-anakku, h.55
9
untuk Menikah.
pembaca.
F. Tinjauan pustaka
penelusuran dengan mereview beberapa karya ilmiah seperti skripsi dan jurnal
Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ada juga dari beberapan skripsi-
skripsi dari universitas lain dan fakulatas lain yang penulis temukan. Adapun
1” yang ditulis oleh Galuh Pritta Anisaningtyas dan Yulianti Dwi Astuti2 dari
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas
yang kuat, maka seseorang itu akan termotivasi untuk mewujudkan keinginannya.
Untuk mewujudkan motivasinya, maka harus ada kekuatan dari dalam diri
10
maupun dari luar diri untuk merealisasikannya. Hal itu dapat dijelaskan dengan
adanya dorongan.
Dorongan yang dimaksud dalam skripsi ini yakni wujud dari proses maupun
usaha dan kekuatan dari dalam diri untuk mewujudkan keinginan. Dorongan yang
paling besar yaitu ketakutan terhadap dosa yang yang akan diterima bila tidak
mengakhiri pacaran yang sudah lama terjalin. Selain itu responden juga ingin
ikut menjadi daftar penting bagi responden untuk menempuh jalan menikah diusia
muda/usia kuliah.
restu atau persetujuan untuk menikah dari orangtua juga akan semakin
salah satu pendukung yang utama karena bagi mereka restu orangtua adalah yang
menikah adalah pilihan yang tepat bagi hidup meski harus melewati rintangan
menikah direalisa.7
Selain itu karya ilmiah lainnya yang penulis temukan yakni berjudul Takhrij
Hadis Kitab Tanhiq al-Qaul al-Hatsits: Sebuah Kajian Analisis Sanad Dalam Bab
Fadilah Nikah8 yang ditulis oleh Asep Nuhdi. Skripsinya ini tentunya bersifat
hadis dan lebih kepada menganalisa sanad dan mentakhrij hadis tentang
tidak hanya di fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, kan tetapi penulis juga
Merta Sari pada tahun 2015. Skpisnya ini berisi tentang pernikah dan
motivasi2nya yang ditinjau dari ilmu kesehatan. Selain itu saya juga menemukan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Tahun 2011 yang berjudul
SYARI’AH” tentu saja tesis ini berisi tentang motivasi menikah yang di tijau dari
Selain itu di Fakultas lain, yakni Syariah dan Hukum. Adapun skripsi yang
8
Asep Nuhdi, “Takhrij Hadis Kitab Tanhiq al-Qaul al-Hatsits: Sebuah Kajian Analisis
Sanad Dalam Bab Fadilah Nikah” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).
Desa Pusaka Rakya Kecamatan Taruma
ekonomi.
G. Metode Penelitian
yang sedang digeluti. Adapun mengenai metode penelitian yang penulis gunakan
1. Jenis Penelitian
(libra
ry researarch). Penulis mengumpulkan data penafsiran-penafsiran ayat tentang
2. Sumber Data
Untuk mendapatkan data dan fakta yang obyektif dalam penulisan skripsi
ini, saya menggunakan data kepustakaan murni, dalam arti semua bersumber
9
Mawardi, REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA
KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA (penelitin Terhadap Kehidupan Berumah Tangga Pada
Masyarakat di Desa Pusaka Rakya Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi)”,( Skripsi S1
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
13
sumber primer yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an dan Hadis
sekunder diatas penulis dapatkan dari koleksi buku yang ada di Perpustakaan
Dalam teknik pencarian data ini, penulis mencari data ayat-ayat yang di
Alfadz Al-Qur’an)
4. Teknik Penulisan
Secara teknis, penulisan ini mengacu pada buku Pedoman Akademik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012-2013. Pada bagian kata atau kalimat
dalam penulisan ini jika dirasa mengandung makna yang asing, maka saya
5. Pembahasan
Metode maudhui
Tafsir maudhu’i (tematik) menurut
yakni menghimpun seluruh ayat Al-qur’an yang memiliki tujuan dan tema
dapat digali.10.
langkah-langkahnya meliputi :
asbab al-nuzul
(outline)
pokok pembahasan
g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan
jalan menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang
sama, atau mengkompromikan antara yang am (umum) dan
yang khas (khusus), mutlaq dan muqayyad atau yang pada
10
Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir maudhui dan Cara Penerapannya, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2002), h. 43-44.
15
Metode deskripsif
adalah suatu metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, kondis, sistem pemikiran atau peristiwa. Adapun tujuannya yaitu untuk
diselidiki.12
H. Sistematika Penulisan
penulis dalam
dan masing-
pembahasannya
tersebut yaitu :
Bab Pertama : Pendahuluan, bab ini merupakan acuan bagi
penulis dalam
bab selanjutnya.
signifikasinya, hal
ini, dilanjutkan
tentunya berguna
11
Abdul al-Hayy al-farmawi, Metode
Tafsir Maudui, ter. Rohison Anwar (Bandung:
Pustaka setia, 2002), h.51-52
12
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1983), cet. Ke-3, h.63.
16
untuk menjelaskan pokok kajian yang akan penulis bahas, kemudian tinjauan
Bab Kedua ini mengenai tentang Pengertian motivasi menurut Islam.Pada bab
ini penulis ingin menguraikan akan arti dari Motivasi, dorongan dan jenis-jenis
Terakhir yakni Bab Kelima : Penutup, pada bab ini penulis menarik jawaban
sebelumnya dan juga penulis membuat saran-saran serta pada akhir tulisan serta
hanya dirancang agar bangunan menjadi langgeng. Jauh lebih luhur dari itu.
Dalam sebuah buku yang di karang oleh Syekh Fuad Shalih yang berjudul
bahwa saat ini patut di sayangkan, kurikulum pendidikan nasional kita justru lebih
Akibatnya banyak orang yang gagal membina rumah tangga, Mereka tidak
terhindar dari jurang kehancuran. Banyak orang yang tidak mengetehui hal
tersebut padahal pernikahan urusan yang maha penting dalam kehidupan mereka.
Dal hal ini, rasanya sangat penting sekali bagi orang yang hendak menikah
akan motivasi yang ingin dia bangun dalam berrumahtangga maupun makna
1
Handrawan Nadesul, kiat sehat Pranikah (Jakarta: Kompas Penerbit Buku, 2009), h. xi.
2
Syekh Fuad Shalih, Untukmu yang akan Menikah dan telah Menikah (Jakarta:Pustaka
Al-Kautsar,2008), h. 29.
17
18
pernikahan itu sendiri. Adapun pengertian Motivasi dan pernikah, yakni sebagai
beikut :
A. Pengertian Motivasi
Manusia berbeda satu sama lain, bukan saja di dalam kemampuan mereka
untuk melakukan sesuatu, tapi juga di dalam kemauan mereka melakukan sesuatu.
Ada pepatah inggris yang populer dikalangan para pendidik, yaitu yang berbunyi :
“you can bring a horse to a river, but you cannot force it to drink”. Maksunya :
“kita bisa menarik seekor kuda ke tepi sungai, namun apakah ia mau atau minum
atau tidak, itu sangat tergantung kepada apakah kuda itu sedang haus atau tidak”.
Minuman di sini merupakan dorongan yang harus datang dari dalam. Dorongan
kemauan ini bisa kuat dan bisa lemah, cetusan inilah yang disebut motif 3. Motif ini
3 Motif atau pencetusan kemauan seseorang untuk melakukan sesuatu sangat tergantung
pula pada sikap dan tabuiat manusia. Untuk memahami masalah, mau tak mau kita kita harus pula
memahami sikap dan tabiat manusia.
4
Muhammad Imaduddin Abdulrahim, “Sikap Tauhid dan Motivasi Kerja” (Jurnal Ilmu
dan Kebudayaan Ulumul Quran volume II No. 5/9,Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF),
1990.) h. 38.
19
Motivasi berasal dari kata “motif”5, atau yang dalam Bahasa inggrinya
motive, yang berasal dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia Motivasi berarti dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu7. Pengertian diatas, sama halnya dengan pengertian yang
dituturkan oleh Notoatmojo yang di tulis di dalam skripsi karangan Ayu, bahwa
dapat di simpulkan bahwa motivasi merupakan suatu faktor yang terdapat dalam
karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan, sehingga dapat dikatakan bahwa
5 Istilah motif erat berkaitan dengan gerak, yakni dalam halini gerakkan yang dilakukan
motivasi akan selalu bergantung pada tujuan dan kebutuhan. Artinya seseorang akan
mengemukan bahwa perilaku manusia didorong oleh naluri (fitrah) baik bersifat
khusus ataupun umum. Lalu Dia mengutip pendapat Mc Dougal tentang berbagai
ingin tahu; 5) Naluri mencari makan; 6) Naluri minta tolong; 7) Naluri jijik; 8)
Naluri seks; 9) Naluri berkuasa; 10) Naluri tunduk; 11) Naluri memiliki; 12)
Naluri bongkar pasang atau meruntuhkan dan membangun; 13) Naluri berkumpul;
Di bawah ini terdapat berbagai jenis motivasi dalam kehidupan manusia, antara
lain:10
1. Dilihat dari sumbernya motivasi dibagi kepada dua; motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul dari setiap individu seperti
kebutuhan, bakat, kemauan, minat dan harapan yang terdapat pada diri
seseorang. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari
luar diri seseorang, timbul karena adanya stimulus (ransangan) dari luar.
terhadap pernikahan dini di desa sukowono kecamatan sukowono kabupaten jember ( skripsi s1
fakultas kesehatan , universitas jember, 2015)
21
2. Dilihat dari sifatnya, motivasi terbagi kepada tiga; motivasi yang bersifat
anjuran; paksaan dan ancaman. D. Sudjana menjelaskan bahwa terdapat
tiga bentuk motivasi dilihat dari segi sifatnya; pertama, motivasi yang
memberikan harapan adalah motivasi yang mendorong atau merangsang
harapan, kebutuhan, dan keinginan seseorang atau kelompok untuk
melakukan sesuatu. Kedua, bersifat menyadarkan yaitu motivasi yang
bersifat ajakan sehingga seseorang atau kelompok melakukan kegiatan
yang perlu dikerjakan. Dalam konteks wahyu bisa dikatakan termasuk
dalam hal ini perintah atau anjuran menikah. Ketiga, bersifat paksaan yaitu
motivasi yang sifatnya memberikan sangsi.
beragama.
yang kehilangan sesuatu dalam hidupnya, motivasi utama yang dimilikinya akan
lebih lapar. Bagi seseorang yang ekstrem pada waktu lapar, tidak ada hal lain
11
Syekh Fuad Shalih, Untukmu yang akan Menikah dan telah Menikah (Jakarta:Pustaka
Al-Kautsar,2008), h. 31.
12 Bagian dari kebutuhan Dasar yang mana kebutuhan fisiologi ini merupakan kebutuhan
yang diambil sebagai tirik awal dalam motivasi yang bisa disebut juga pengendalian fisiologi.
23
yang menarik dirinya selain makanan. Ia mimpi makan, ia ingin makan, ia berfikir
pernikahan yakni di dorong oleh kebutuhan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki.
dan kasih sayang, sebaik pengungkapan mereka dalam seksualitas, pada lazimnya
larangan.
Di dalam agama Islam sendiri,tidak melarang adanya rasa cinta dan saling
menyayangi karena itu merupakan sebuah fitrah dari Allah swt, yang mesti di
syukuri. Untuk itu dalam menyalurkan hasrat tersebut yakni dengan sebuah
pernikahan agar tidak hanya mengedepankan nafsu semata melainkan sudah sah
A. Pengertian Pernikahan
inipun tertera dalam firman Allah di dalam QS. Al-Nur ayat 32 yakni :
م و ۚ اǴ و نم ضفǴءار مهنغُي الǬُۚ ف ۚ مǰكدا م و مإ ۚئاƦ نم عśم ۚلاصالوǰاو ىمايألا نمƸǰ ǻأ
يǴاو ۚ عساو عǻوǰنإ ۚي
ۚǴل أ
و ُ
Artinya : “ Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-
orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya)
lagi Maha Mengetahui “. (QS. An-Nur : 32)
Rasulullah Saw secara tegas, telah memerinthkan para pemuda untuk menikah.
Beliau Bersabda :
و ول و اج ءǻوي اب موصل افǴǠع فǘƬLjجوز و نم ل يƬيǴةءا قƦم الǰا ع نمǘƬا ب نم ساƦnjر الnjǠاي م
Artinya :“Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian mampu untuk
24
25
bahwa pernikahan adalah separuh agama. Adapun sabda beliau yang artinya
yakni, “jika seseorang telah menikah, dia telah melengkapi separuh agamanya.
dan Al-Hakim)2
secara Bahasa dan pengertian secara istilah, adapun lebih jelasnya yakni sebagai
berikut :
1. Pengertian Bahasa
kata nikah (kawin) mempunya beberapa arti yaitu berkumpul, bersatu, bersetubuh,
dan akad. Namun pada hakikatnya adalah setubuh.3 . Perkawinan atau pernikahan
dalam literatur fiqh bahasa Arab disebut dengan dua kata, yaitu nikah (حΎ ( كنdan
zawaj ( ( جاوز4. kata ini di pakai sehari-hari oleh orang Arab dan banyak terdapat
di dalam Al-qur‟an dan Hadis Nabi. Kata na-ka-ha banyak terdapat di dalam Al-
1
Sahrul Anam,dkk, Kado Untuk Sang Tunangan, Risalah Nikah untuk remaja”,(M2KD:
2010). h. 4.
2
Syekh Fuad Shalih, Untukmu yang akan Menikah dan telah Menikah (Jakarta:Pustaka
Al-Kautsar,2008), h. 29.
3
Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakrta : PrenadaMedia Group, 2016) h.
23.
4
Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007) h. 35.
26
دǠ
م لۚأ ت ل او نإف خ ۚ نال نماǰǻمǰوف لǘ نإو خ ملۚأ ت
ةدحاوف أƬǨ ث عابروȐُۚۚ ثو نưءا مLj ۚ و ام باطƸ ىما افƬ يالLj Ǭ أƬǨ ۚ
Demikian pula banyak terdapat kata za-wa-ja dalam Al-Qur‟an yang berarti
ۚ
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan
isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.” (QS. Al-ahzab : 37)
Nikah juga dimaknai al-jam’u dan al-dhamu yang berarti kumpul. Makna
kata nikah (zawaj) bisa diartikan dengan aqdu al-tazwij yang artinya akad nikah.
Nikah juga bisa diartikah (wath’u al-zaujah) yang artinya menyetubuhi istri5. Kata
nikah juga sering dipergunakan sebab telah masuk ke dalam kamus besar bahasa
indonesia.6
Adapun menurut Rahmat hakim dalam buku H.M.a Tihami, kata nikah
berasal dari bahasa arab “nikahun” yang merupakan masdar atau asal kata dari kata
dari kata “kawin” yang artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis,
melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh. Istilah kawin itu digunakan secara
umum yakni untuk tumbuhan, hewan dan juga manusia. Berbeda dengan kata
kawin tersebut, kata nikah justru hanya digunakan pada manusia karena
mengandung keabsahan secara hukum sosial, adat istiadat dan terutama menurut
agama. Makna nikah sendiri yakni akad atau ikatan, karena dalam proses pernikan
5
H.M.A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat (Jakarta:PT.RajaGrafindo
Persada, 2009), h. 7.
6
Anoniimous, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1994), h. 456.
28
2. Pengertian Istilah
Secara terminologis, menurut Imam Syafi‟i nikah (kawin) yaitu akad yang
dengannya menjadi halal hubungan seksual antara pria dengan wanita. Menurut
Imam Hanafi nikah berarti akad (perjanjian) yang menjadikan halal hubungan
seksual sebagai suami istri antara seorang pria dengan seorang wanita serta
akad yang menggunakan lafadz nikah atau tazwij untuk membolehkan manfaat,
wanita yang boleh nikah dengannya.7 Adapun pengertian lain yakni, nikah
adalah akad serah terima anatar laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk
saling memuaskan satu sama lainnya dan untuk membentuk sebuah bahtera
disebutkan bahwa : “Perkawinan adalah lahir bathin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagi suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. 8.
sangat kuat atau miitsaaqan gholidhan untuk menaati perintah Allah dan
adakah akad nikah. Akad nikah yaitu rangkaian ijab yang diucapkan oleh wali
dan kabul yang diucapkan oleh mempelai pria atau wakilnya disaksikan oleh
aspeknya dikandung dalam kata nikah atau tazwij dan merupaka ucapan
10
Pasal 1 huruf C Kompilasi Hukum Islam.
11
Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995), h. 41.
30
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”. (QS. Yasin :36).
B. Syarat Pernikahan
(suami) harus hadir sendiri dalam melaksanakan akad nikah, karena dialah
2. Wali
perempuan yang akan menikah wajib memakai wali, dan wali itu
Adapun pihak yang berhak menjadi seorang wali yakni Bapak Kandung,
tersebut. Dalam hal ini, Rasulullah Saw bersabda : “Tidaklah ada nikah,
12 M.A. Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2010), h. 13-14.
13 Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, h. 63
31
Umar bin Khatab Ra, berkata : “Perempuan tidak boleh dinikahi, kecuali
atas izin walinya, orang bijak dari keluarganya, atau seorang pemimpin.”
berikut :
seorang budak.
b. Perwalian kerabat bagi seorang perempuan dihukumi tidak sah jika ada
wali yang lebih dekat dengan perempuan tersebut. Misalnya, perwalian
saudara sebapak tidak sah karena adanya saudara kandung.
dihukumi sah. Namun, bila akad nikah yang dilaksanakan pada waktu
3. Saksi
Suatu pernikahan harus dihadiri oleh minimal dua orang muslim yang adil
sebagai saksi. Hal ini didasarkan pada firma Allah Swt dalam surat At-
saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian
itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang
14 Bahirul Amali Herry, Kupinang Engkau dengan Al-qur’an (Jogjakarta: Diva Press,
2013), h. 176
32
Syarat dua orang saksi ini merupakan syarat yang biasa dalam
saksi menurut pendapat dikalangan Islam adalah tidak sah batal sejak
berbunyi: “Tidak sah menikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi
yang adil”.
4. Ijab Kabul.
Ijab berarti menawarkan dan kabul sebenarnya berasal berasal dari kata
lama.
oleh orang yang melakukan akad, penerima akad, dan saksi, shigat
kawinkan dia (anak perempuannya) denganmu. Permintaan dan jawaban itu sudah
berarti perkawinan.
Shigat itu hendaknya terkait dengan batasan tertentu supaya akad itu dapat
perempuan saya”. Kemudian pihak laki-laki menjawab: “ya saya terima”. Akad
ini sah dan berlaku. Akad yang bergantung kepada syarat atau waktu tertentu,
tidak sah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa akad nikah atau perkawinan
yang tidak dapat memenuhi syarat dan rukunnya menjadikan tersebut tidak sah
menurut hukum.
34
C. Tujuan Pernikahan
Perkawinan atau pernikahan itu salah satu cara tujuannya yakni yang telah
ditetapkan oleh Allah untuk memperoleh anak dan memperbanyak keturunan atau
anak serta melangsungkan kehidupan manusia15. Untuk itu suami istri ditugaskan
ذ ذ
وب ي ال ت ۚ ا ر لǸ سǨۚǻ م نمǰǬǴم ي ال خǰو ۚبرǬاي يأ ا سانال تا
ۚ ء ت ا ال
نولءا
ưكLj وǴ وǬۚ ا اوLj ǻق اهنم اهجوز ثبو هنم ۚ اج وǴ حو ة خو ُۚ ۚ ُۚ ۚ ه
اي د
ي ا ل ۚ نإ
Ʀم قرǰيǴو ناك عǴماحر أو ال
15
Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, h. 42.
35
َن ي ي لȉۚ ۚ نإ ف ذ ل لب اون إلǰLj ا ل م أǰLjǨǻأ ل يآ و نأ
مǰ ت
ورǰǨƬۚۚ موǬ تا ك م م ةدو حرو ةǰ ۚ نيǠ ي اه جو أ Ƭ ق نم أ جاوزǴنمو ا خ
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
16 Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakrta : Prenada Media Group, 2016),
h. 28.
36
diharamkan
seperti AIDS.
„Ulwan dalam buku keluarga sakinah karangan H. Abdul Qadir Djaelani yang
نورǨǰۚي
Artinya : “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu,
dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka
beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?." (QS. An-
Nahl : 72)
menikah. Hal ini pun sesuai dengan sabda Rasulullah Saw yang Artinya : “Wahai
para pemuda, jika kamu sudah memiliki kemampuan untuk menikah, menikahlah.
Sebab itu lebih ampuh untuk menjaga pandangan mata dan kegormatanmu.
Sedangkan yang belum mampu, hendaknya dia berpuasa, karena itu akan menjadi
Adapun tujuan pernikahan menurut faizah Ali Sybromalisi dalam Skripsi yang
1. Fungsi Reproduksi
2. Fungsi keagamaan
18
Syaikh Fuad Shaleh, “Untukmu yang akan Menikah dan Telah Menikah”
(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2008)h. 30.
19 Ahmad Arifuz Zaki, Konsep Pra-Nikah Dalam Al-Quran dan Tafsir (Kajian Tafsir
Tematik),Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tasirf, Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, tahun 2017
20
Faizah Ali Syibromalisi, kiat-kiat memilih pasangan Menuju Perkawainan Bahagia,
disampaikan pada acara seminar Pendidikan Pranikah: Membangun keluarga Bahagia, Menuju
Generasi Berkualitas, PSGA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 17 September 2014
38
dalam Al-Qur‟an:
Tabel 1.1
21
Muhammad Fuad Abd Al-Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras Li Alfaz, Al-Qur’an l-Karim, ( Al-
Qahirah: Daarul al- Hadis, 1991)h. 888-889.
39
Tabel 1.2
22
Muhammad Fuad Abd Al-Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras Li Alfaz, Al-Qur’an l-Karim, ( Al-
Qahirah: Daarul al- Hadis, 1991)h. 888-889.
40
anggota keluarga, yaitu pasangan suami-isteri, anak-anak , serta kedua orang tua,
serta kerabat lainya1. Terwujudnya rumah tangga yang sah tentunya setelah
didahului oleh akad nikah atau perkawinan, sesuai dengan ajaran agama dan
iklas, karena pernikahan itu adalah perintah Allah dan Rasul-Nya terhadap
untuk mempelajari dan mengetahui motivasi apa saja yang mengharuskan dia
untuk menikah. Hal ini diharuskan karena, akan menjadi sebuah landasan atau
pedoman rumah tangga yang akan didirikan itu lebih baik dan lebih kuat. Tidak
tangga berikutnya.
menikah. Hal ini mendorong umat Islam untuk menikah. Sekalipun manusia
memiliki motivasi intrinsik2 untuk menikah, anjuran atau perintah normatif di atas
1
Pimpinan Pusat Aisyiyah Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Tuntunan
Menuju Keluarga Sakinah, (Suara Muhammadiyah;Yogyakarta, 2016), h.101.
2
Motivasi intrinsik timbul dari setiap individu seperti kebutuhan, bakat, kemauan, minat
dan harapan yang terdapat pada diri seseorang. D. Sudjana. S.Op. Cit, h.16.
3 Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar diri seseorang, timbul karena
42
43
menikah. Allah dan Rasul dalam hal ini bertindak sebagai pemberi motivasi.
Beberapa motivasi pernikahan yang dijelaskan dalam nash, antara lain. Secara
A. Melaksanakan Perintah
laki-laki dengan seorang perempuan dengan syarat ijab qabul. Islam memandang
menikah dengan sangat-sangat baik karena nikah merupakan salah satu anjuran
Hal ini sudah dijelaskan dalam Al-qur‟an yakni surat An-Nisa ayat 1 yang
berbunyi :
4
D. Sudjana. S. menjelaskan bahwa terdapat tiga bentuk motivasi dilihat dari segi
sifatnya; pertama, motivasi yang memberikan harapan adalah motivasi yang mendorong atau
merangsang harapan, kebutuhan, dan keinginan seseorang atau kelompok untuk melakukan
sesuatu. Kedua,bersifat menyadarkan yaitu motivasi yang bersifat ajakan sehingga seseorang atau
kelompok melakukan kegiatan yang perlu dikerjakan. Dalam konteks wahyu bisa dikatakan
termasuk dalam hal ini perintah atau anjuran menikah. Ketiga, bersifat paksaan yaitu motivasi yang
sifatnya memberikan sangsi. D. Sudjana, S. Op. Cit, h. 161-162.
5
Qs. An -Nisa : 1
44
janganlah kita menyalahi perintah Allah dan larangan-Nya. Selain itu juga ada
laiinya.6 Ayat di atas juga menjelaskan tentang perintah Allah kepada manusia,
baik laki-laki maupun perempuan untuk melakukan Proses perkenalan ini, yang
orang lain (makhluk sosial), untuk itu penting kiranya memiliki seorang pasangan.
Selain itu, tidak hanya manusia yang diciptakan berpasangan makhluk yang
lainpun demikian, seperti tumbuhan dan hewan. Hal inipun tertera dalam Al-
6 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-thabari (6), (Jakarta: pustaka
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
Ayat ini menjelaskan bahwa apa yang Allah ciptakan pasti berpasang-
pasangan, salah satu contoh yang bisa diambil yakni seperti adanya siang dan
malam, baik dan buruk, begitupun laki-laki dan perempuan, serta lainnya yang
mempunyai pasangan.
pernikahan itu sunnatullah, yang artinya perintah Allah dan Rasul-Nya, tidak
seseorang yang telah memutuskan untuk menikah dan berumah tangga berarti ia
telah mengerjakan sebagian dari Syariat (aturan) Agama Islam. Hal ini tertera
يقاƦف الǐ نالĿ ق الƬيǴ ف,ف نيدالǐǻ لǸǰƬد ساǬد فƦǠاذا جوزت ال
7Qs.Yasin : 36
8
Sidi Nazar Bakri, “Kunci Keutuhan Rumah Tangga (keluarga yang sakinah)” (Jakarta
:Pedoman Ilmu Jaya,1993), h. 5.
46
Adapun ayat yang lainnya, di dalam al-Qur‟an yakni tertera dalam QS. Ar-
َ ي ل ۚ يȉۚ ۚ
لذĿۚ ۚ نإ لب اون إلǰLj ا ل م أǰLjǨǻأ ل يآ و أ
ن مǰ ت
ورǰǨƬۚ موǬ تا ۚ م م ةدو حرو ةǰ ۚ نيǠ ي اه جو ۚ Ƭ ق نم ۚ جاوزǴ نم ا ن خ
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
bahwa diantara kekuasan Allah ialah diciptakannya manusia dari satu sumber asal
dan dari satu materi kemudian dikembangbiakkan di seleuruh penjuru dan sudut
Nya yang agung dan juga ilmunya yag mencakup segala sesuatu untuk
pernikahan itu sebagai sebab yang mendatangkan pada rasa kasih sayang,
9
SyahrulAnam, dkk, “Kado Untuk Sang Tunangan” (Majelis Musyawarah Kutubudiyah:
2010), h. 17.
47
Islam agar segera manikah jika sudah mampu melakukannya. Di dalam syariat
Islam banyak terdapat nash-nash yang memberikan anjiran kepada imat islam
و نǴمهن الǤ ءار ُۚ يǬُۚ ف ۚ مǰمكدا ۚئامإوƦ نم عśۚلاǐ الوǰنم او يالǰǻ و
م ىما م Ƹ
ا ُوǻوǰنإ ۚي
و
ي Ǵ لǴǔف
ۚ
مǴاو و عساو ع
Artinya : "Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka
miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah
Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.11"
yang belum beristri dari perempuan-perempuan yang belum bersuami agar mereka
10
Syaikh abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di, “Tafsir Al-quran jilid 5”, (jakarta,: darul haq,
2012). H. 477
11 Qs. An-Nur : 32
48
Imam Al-qurtubi mengatakan bahwa fiman Allah swt terkait diatas yakni “
jika mereka miskin, Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari
artinya, janganlah kita menolak untuk menikah hanya karena kefakiran pasangan,
karena kalau dia miskin, maka Allah swt., akan mengulurkan karunianya. Ini
adalah janji Allah swt untuk memberikan kekayaan bagi mereka yang menikah
untuk mencapai ridha-Nya, dan menjaga diri dari kemaksiatan tentunya. Adapun
Selain itu, ayat ini juga memberi janji dan harapan untuk memperoleh
belum memiliki modal memadai. Sementara para ulama menjadikan ayat ini
sebagai bukti tentang anjuran untuk menikah walau belum memiliki kecukupan.
Tetapi perlu dicatat bahwa ayat ini bukan hanya ditujukan kepada mereka yang
bermaksud untuk menikah, tetapi kepada para wali. Di sisi lain, ayat berikut
bersabda ; “ Tiga orang yang pasti Allah akan menolong mereka, orang yang
berjihad dijalan Allah, mukatab yang ingin menebus dirinya, dan orang yang
menikah dengan tujuan menjaga dirinya (dari yang haram).” (HR. Ibnu Majah)
12
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu katsir, penerjemah M. Abdl Ghoffar E. M (Pustaka Imam asy-
Syafi‟i, Bogor), h. 470.
13
M. Quraih Shihab, Tafsir Al-Misbah, h. 335-337.
49
yakni bila mereka fakir, maka Allah swt., akan memampukan mereka dengan
meeka akan tetap miskin karena banyaknya yang dipikul. Tapi, pada
agama dan nikmat duniawi atau salah satu dari keduanya. Semua ini diberikan
pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan 14. Dengan menikah
kebutuhan ini. Sejalan dengan ini, motif pernikahan lainnya yaitu kebutuhan rasa
perang, kemiskinan, kelaparan dan perlakuan tidak adil. Bagi sebagian orang,
pernikahan seringkali dilandaskan pada motif ini. Ini lah hikmah dari firman
Allah.
ءاسǻم اوجوزت الǴﮫﯾ سوǴى ل عǴﮭا تالق الق لوسر ل ﺻǻىال عǠرﺿى ل ت
نع ئاعﺷة
14
Zuhaily menjelaskan bahwa pernikahan sesungguhnya kerjasama kedua pasangan
(suami-isteri) dalam menghadapi beban hidup, menguatkan hubungan keluarga dan
menyempurnakan sikap saling menolong dalam kemaslahatan. Wahbah Zuhaily.Op. Cit, h. 6515-
6516.
50
Artinya : “Carilah istri, karena dia akan membawa rezeki untuk kalian.”15
pernikahan atau perkawinan adalah perintah dan Rasul-Nya (aturan Agama Islam)
di sebut juga dengan sunnatullah. Perkawinan adalah sesuatu yang dasarnya suci
dan mulia pada sisi Allah maupun pada sisi manusia, karena itu seseorang yang
mensia-siakannya).
secara bersamaan akan diiringi juga dengan munculnya harapan sosial, yang mana
setiap rentang kehidupan. Perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas
dan harapan yang harus dapat dipenuhi. Pada masa dewasa dini ini, tugas dan
harapan yang menjadi tanggung jawab antara lain memilih jodoh, belajar hidup
sosial, menerima tanggung jawab sebagai warga negara, dan mulai bekerja.
Pemilihan jodoh atau usaha untuk mencari pasangan hidup sebagai suami-
istri tidaklah mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan, karena cukup
15
Afrizal Ahmad, “Hirarki Motivasi Menikah Dalam Islam Ditinjau Dari Maqashid
Syari‟ah”, (T E S I S Pada Program Studi Hukum Islam/ Konsentrasi Fiqih, riau, Program
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2011/ 1432 H), h.
51
itu pula, maka ajaran Agama Islam tidak menutup pintu untuk melakukan usaha-
usaha pemantapan, dengan kata lain; islam memberikan peluang atau kesempatan
kepada masing-masing pihak calon suami isteri untuk dapat mencari atau
berkata :
Artinya ; “lihatlah perempuan itu lebih dahulu, karena yang demikian itu akan
pendekatan, baik langsung maupun tidak, tentunya dengan bijaksana dan seetik
mungkin.16
berkonsentrasi pada penampiln fisik saja, baik dalam arti struktur biologis
16
Sidi Nazar Bakri, “Kunci Keutuhan Rumah Tangga (keluarga yang sakinah),” (Jakarta
:Pedoman Ilmu Jaya,1993), h. 6-7.
52
maupun dalam arti akumulasi materi yang dimiliki. Penilaian tersebut hanya
rumah tangga.
eksistensial selanjutnya adalah “apakah agama dan kepribadian yang ia punya juga
ر تاذب دالﯾن تبرتǨا ظاف،ﮭǻالملﮭا بسحلوﮭا المجوﮭا دلوﯾ: كﺢ ةأرمال عبرلǻت
ﯾكاد
Artinya : “Nikahilah perempuan karena empat hal; harta, keturunan, kecantikan
dan keberagamaannya. Maka pilihlah perempuan karena
keberagamaannya, niscaya kamu akan bahagia”.18
membawa kebahagiaan yang hakiki kepada keduanya. Sekalipun dalam hal ini
yang memiliki keempat hal di atas tidak lah mudah dan jarang didapatkan.
17
An-Nawawi, Majmu‟ fi syahri al-muhaddzab juz IXX , h. 21.
18Imam Bukhari
53
19 Afrizal Ahmad‟, “Hirarki Motivasi Menikah Dalam Islam Ditinjau Dari Maqashid
Syari‟ah”, ( T e s i s Pada Program Studi Hukum Islam/ Konsentrasi Fiqih, riau, Program
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2011/ 1432 H), h. 34.
54
penciptaan di bumi ini, bahkan mungkin di alam semesta. Karena ungkapan ayat
ini tidak menyebutkan bumi secara khusus sebagai kaidah khusus berpasang-
pasangan dalam penciptaan, sedangkan hal ini sangat nampak pada makhluk
hidup. Tetapi kata “sesuatu” meliputi benda mati juga. Ungkapan ayat
menempatkan bahwa sesuatu itu sama seperti makhluk hidup, diciptakan dengan
berpasang-pasangan.
Bila kita mengingat bahwa nash ini telah diketahui manusia sejak abad 14
pada makhluk hidup- ini belum dikenal pada waktu itu, apalagi keumuman prinsip
berpasang-pasangan pada segala sesuatu. Bila kita mengingat hal ini, maka kita
mendapati perkara yang sangat mengagumkan dan besar. Yaitu bahwa hal ini
20
SyahrulAnam, dkk, “Kado Untuk Sang Tunangan” (Majelis Musyawarah
Kutubudiyah: 2010), h.26
21 QS. Adh-dhariyat : 49
55
memberitahukan kepada kita berbagai hakikat alam dalam bentuk yang sangat
Selain ayat di atas, Allah Swt juga berfirman dalam alquran yakni :
كذال م زال
رśۚ لون جوǠƴف
perempuan.23
Adapun kriteria memilih pasangan yang baik, atau pasangan ideal, itu
dijelaskan dalam skripsi karangan Ahmad Arifuz zaki yang berjudul “Konsep Pra-
yang salah satu cara tujuannya yakni yang telah ditetapkan oleh Allah untuk
kehidupan manusia24. Untuk itu, suami istri ditugaskan untuk saling mengenal
lebih jauh. Ketentuan tentang masalah ini ditungkan di dalam firman Allah swt
yang berbunyi :
22 Sayyid Qutub, Tafsir Fi-Zhilalil Qur‟an terjemahan, (Robbani Press; Jakarta, 2008), h.
389.
23
QS. Al-Qiyamah : 39
24
Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, h. 42.
56
sesungguhnya kami menciptakan kejadian kalian dari air mani laki-laki dan
sebagian yang lainnya dengan nasab yang jauh dan Sebagian ada yang bernasab
dengan sebagian yang lainnya dengan nasab yang dekat. Dan tentuya supaya
dari tiap-tiap hamba itu mengenal sebagian lainnya dalam hal nasab.26
bangsa dan bersuku-suku adalah untuk saling mengenal satu sama lain(lita
„arafu). Menurut al-Baghawi dan al-khazin, ta‟aruf itu dimaksudkan agar setiap
25
QS. Al-Hujurat : 13
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-thabari (23), (Jakarta: pustaka
26
orang dapat mengenali dekat atau jauhnya nasabnya dengan pihak lain. Bukan
itu, seseorang tidak boleh menasabkan diri kepad a.selian dirinya dan orang
tuanya.
hukum menyambung tali silaturrahim, dengan orang yang memiliki hak atasnya.
Selain itu, Dan firman Allah swt dari Qs An-Najm ayat 45 yakni
dan wanita.
C. Penyempurnaan dan Penjagaan Iman
sangat berperan di dalam aturan tersebut dan tidak mungkin terhenti atau tertilak
oleh perbuata manusia atau makluk-nakhluk lainnya. Manusia sendiri, begitu juga
melanggenkan dari adanya tujuan ke arah itu, meskipun mereka merasa bahwa
alasan sanggahan yang nyata dan telak atas orang-orang yang mengajak kepada
gaya hidup kependetaan. Islam menegaskan bahwa tidak ada sikap hidup
kependetaan dalam Islam, dan menjelaskan bahwa orang yang engga untuk
menikah seperti yang disyariatkan Allah swt akan menggoyahkan eksistensi umat
dan melemahkan kekuatannya. Orang yang enggan menikah juga akan mengalami
kelainan psikologis yang kronis. Sudah dapat dipastikan, jika enggan menikah
melanda suatu umat maka banyak diantara kaum muda dari umat tersebut, baik
pria maupun wanita yang terjerumus ke dalam kehidupan yang abnormal, bebas,
Namun, tentunya Islam penuh dengan solusi, karena cahaya Islam selalu
dengan sinar aturannya yang bijak serta ketentuannya yang konsisten di seluruh
bahwasanya merupakan salah satu sunah kauniyah Allah swt yang tidak bisa
ayat 49 yakni ;
27
Adil Abdul Mun‟im dan Abu Abbas, „ketika menikah menjadi piliha‟, ( Jakarta;
Almahira, 2001), h. 18
59
berpasang-pasangan) yakni dari dua jenis, yaitu jenis pria dan wanita; ada langit
dan ada bumi; ada matahari dan ada bulan; ada dataran rendah dan ada dataran
tinggi, ada musim panas dan ada musim dingin, ada rasa manis dan ada rasa
masam, ada gelap dan ada terang (supaya kalian berfikir) asal kata Tadzakkaruuna
adalah Tatadzakkaruuna, lalu salah satu huruf Ta-nya dibuang sehingga jadilah
iman. Hal inipun disampaikan para kaum salaf, bahwasanya kaum salaf saleh
memahami anjuran Islam mengenai pernikahan karena atsar yang jelas dan tegas.
melaksanakan petujuk Nabi Saw. sejarah mereka merupakan bukti paling baik
atas hal itu. Misalnya, Ibnu Abbas ra berkata, “menikahlah karena sesungguhnya
satu hari dalam pernikahan lebih baik dari ibadah selama seribu tahun”. Ibnu
Mas‟ud ra pernah berkata dalam keadaan sakit keras, “nikahkan aku karena
sesungguhnya aku tidak senang bila bertemu Allah dalam keadaan membujang.”29
keimanannya. Karena tidak akan mencapai tingkat kesempurnaan jika kita tak
28QS. Adh-dhariyat : 49
29
Adil Abdul Mun‟im dan Abu Abbas, „ketika menikah menjadi pilihan, ( Jakarta;
Almahira, 2001), h. 15
60
mampu menjaga keimanan. Hal inipun tentu tidaklah mudah karenanya pasti ada
naik turunnya.
Harga diri dan martabat tinggin yang diberikan Allah kepada Manusia
disamping naluri hewani hewani, harus diimbangi dengan imbauan untuk menjaga
karunia itu agar tidak jatuh. Jika tidak, martabat, harkat, dan derajat manusia akan
merosot. Sehingga tidak dapat di miliki lagnya lagi. Bahkan akan jatuh sejajar
م
ن نطۚيnjال بۚت ۚنم ǻۚ ۚۚىذالǻ ۚمىۚيǴلۚتا ع
kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti
oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-
Tidak ada lagi alasan bagi manusia setelah tiba ayat di atas. Ayat di atas
datang dengan keterangan yang jelas, bahwa iman dapat menjamin meningkatkan
derajat kepada yang lebih tinggi, menjamin untuk tetap tinggal di atas bumi. Dari
ayat-ayat di atas juga dijelaskan bahwa siapapun yang mengikuti setan dan
tunduk serta menuruti hawa nafsunya, tidak menjaga martabat keimanann dan
kemuliannya, maka ia berhak untuk menyandang gelar sama dengan anjing yang
hikmah yang mengandung kesucian dan kemuliaan, baik pada sisi Allah maupun
Salah satu manfaat dari pernikahan yakni dapat menjaga kemaluannya dari
hal-hal yang diharamkan oleh agama, yaitu zina. Hal ini dijelaskan dalam sebuah
buku yang berjudul; Assalamualaikum Imamku yang di tulis oleh laila Anugrah.
Hal itu dikarenakan bahwa naluri seseorang yang paling kuat dan keras adalah
nurani seks dan menuntun adanya solusi. Oleh karenanya islam memberikan
Adapun larangan berzina itu sendiri tertulis dalam firman Allah yakni : QS.
Al-Isra : 32
Ʀ إ
Ȑو ناك حاف ۚءاسو يǻ ۚ لۚۚ تϭ
ة سnj اǻ ا ُوبر زالǬ
Artinya :“Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan
keji.
Ʀس
Maksud lafadz Ȑي “ ءDan suatu jalan yang buruk”, adalah jalan zina
ۚ اسو
merupakan jalan yang buruk, karena merupakan ahli maksiat kepada Allah,
Sedangkan para ulama berkata, bahwa firman Allah swt, اǻا ُوبر زالǬلۚ تϭ “dan
ۚ
janganlah kalian mendekati zina”, ini lebih mendalam daripada dikatakan وǻزتلو
perbuatan zina.”
Sedangkan ȐۚيƦ“ سsuatu jalan” manshub karna sebagai tamyiz. Aslinya; ءاسو
Ʀس
وǴيƦ سȐ“ يjalannya seburuk-buruknya jalan”, karena dia menjuruskan ke neraka
dan zina adalah salah satu dosa besar. Juga tidak ada perbedaan pendapat
akan muncul dari perbuatan itu seorang anak orang lain yang menjadi anak sendiri
32 QS. Al-Isra : 32
33
Abu ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, (Jakarta; Pustaka
azam, jilid 18, 2009), h. 656.
63
dan lain sebagainya, sehingga muncul masalah dalam hal warisan dan kerusakan
Dalam sabda rasulullah itu sendiri dijelaskan yakni “Para pezina itu
Adapun pendapat para Ahli Fiqih yakni ; seorang lelaki saleh tidak boleh
menikahi wanita pezina dan seorang wanita yang soleh tidak boleh menikahi laki-
laki pezina kecuali keduanya sudah bertaubat. Pendapat ini didukung oleh dalil-
sebagai persyaratan yang harus dipersiapkan sebaik mungkin oleh pasangan suami
Adapun di dalam A-qur‟an yakni tertera dal al-quran surat Al-A‟raf ayat
189
34
Qs. Al-A‟raf : 189
64
menyatu mejadi satu jiwa, arah dan tujuan, sehingga benar-benar sehidup semati-
bersama. Karena jiwa suami adalah jiwa isteri ( س حاو ةدǨۚǻ). Adapun kata نۚ يإل اهǰ Ljاه يل
جوز
ialah merasa tenang kepadanya walaupun dari redaksionl bermakna agar suami
merasa tenang dan cendeurung hatinya kepada istrinya, tapi pada hakikatnya
sebaliknya pun demikian, yakni agar isteri tenang dan cenderung hatinya kepada
suaminya.
mengakhiri kegelisahan. Dari sisni lahir kata sikkin yang berarti pisau.
antara lai yang mendorong mereka melakukan hubungan suami-isyteri dan yang
pada gilirannya membuahkan anak. Tanpak birahi, maka kedua orangtua tidak
akan melakukannya. Sebab buah hubungan tersebut akan berat dirasakan ibu saat
kehamilan dan persalinan, dan berat juga buat bapak, karena adanya tanggung
mencampurinya dari bahasa terampil yakni kata gasya yang berarti menutup. Kata
tersebut adalah kiasan dari hubungan seksual. Ia dipilih bukan saja untuk
menghindari kata yang tidak wajar untuk melukiskan hubungan suci itu, tapi
Sehingga tidak wajar dilakukan dalam keadaan tanpa busana sama sekali.
menyebut apa yang dilihat, karena dalam konteks hubungan suami isteri, hal
Selain ayat diatas, ayat lainnya yakni tertera dalam firman Allah Swt
نىرو ُجأ اذإ ۚتآǰ نم ت ُوأ تان نم الǐƸǸلاو مؤ تانǸتان نم الǐƸǸلاو
نىوǸƬي مǴƦق ǰال ا يذ
باƬ ُو ن
خ ۚ نا
Ƹ
ȉ ۚاĿ طƦح ب يذ نادخأ ۚ ن يƼƬ ل فا
غ
ةر و وىوǴǸع دǬر ۚيال فǨǰۚ مو و مś Lj ري مśنǐم
سا يرŬم ا
ن ن
Artinya : “Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan
35
M.quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (lentera hati; jakarta, 2002), h. 340.
66
Dari ayat diatas, Allah membolehkan (menghalalkan) yang baik bagimu dan
Yaitu wanita yang baik dan suci atau wanita yang baik-baik dari kalangan Ahlul
Kitab, jika keadaannya terjaga bukan dengan maksud berbuat zina atau
Adapun ayat lain yang berkenanan dengan berzina yakni diperkuat dan
ىǴ ۚۚك ۚ مرح ذ ل إل ناز أǰ ۚ ل يǻ ازل ةيۚ أǻ إلǰ نزال لۚ ي
ع و رnjه اۚ و مƸ ن ر ة او ةيnjن ﺢ ۚ از م
و
ا
śنمؤǸ ل
Artinya : “Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang
berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina
tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki
musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang
mukmin.”37
Diharamkan bagi orang mukmin menikahi orang yang telah melakukan zina atau
36 QS. Al-Maidah : 5
37 QS. An-Nur ayat 3
67
musyrik., karena hal itu hanya dilakukan oleh pezina dan orang musyrik itu
sendiri.
Adapun kisah tentang zina itu sendiri, dalam sebuah hadis yang di
riwayatkan oleh Abu daud, Turmudzi dan Nasa‟i yang diriwayatkan oleh Umar
bin Sya‟ib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa sahabat Mursid bin Abu Murtsid
seorang dari tawanan itu menzinahi Inaq, sorang wanita teman Mursid kemudian
Rasululkah diam, kemudian turun ayat; seorang pezina harus menikah dengan
dan membacakan ayat ayat itu. Kemudian berkata, :jangan menikahinya” (HR.
Sedangkan dari Abu Hurairah r.a., Nabi Saw, bersabda, “seorang pezina yang
sudah dihukum cambuk harus menikah dengan pasangan zinanya‟. (HR. Ahmad
dan Nasai).
Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan itu tentu haram, karenanya
dilarang keras melakukannya sebelum aqad nikah. Satu hal yang perlu diingat
(zina) yang telah dikerjakan seelumnya kecuali dengan melakukan taubat kepada
Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam Untuk mencapai keluarga Sakinah ( Bandung;
38
Itulah salah satu akibat yang dari pergaulan bebas antara laki-laki dan
perempuan, sebab itu jauhilah pergaulan bebas yang sangat dilarang oleh Agama
Islam. Selain itu juga, akibat dari perbuatan zina akan merusak kesucian
keturunan dan menjadi aib (cacat) moral bagi anak-anak dan keluarga yang
bersangkutan sendiri. Jika zina sudah menyebar ditengah suatu umat maka berarti
umat tersebut telah diliputi oleh kehancuran. Maka dari itu jiwa manusia harus
ditopang dengan ketakwaan dan muraqqabah kepada Allah swt, jika tidak, maka
dia akan terperosok ke dalam kenikmatan syahwat dan terlena oleh tipu daya dan
prostitusi haram.
E. Melatih Kesabaran
tangga. dua sikap inilah yang nantinya akan semakin membuat cinta yang ada
manisnya sabar jika kita terbiasa berlatih akan kesabaran tersebut. Allah Swt
ۚ ةǠ و ساوǴ ةن ۚ و ضLjاي حǻ هذ دالĿۚ نيذ أǴ لǰ ۚ ي ع ال يذ آاون ۚتا ا
ر ال ون ىLj و بر م ۚ حǬ دا ن مƦ لق ا
ح
نو با أ ب يǐال انإ ي
باLj Ǥ ر ج ىر م
39
ف ُو
39
Qs. Az-zumar : 10
69
tanpa batas”.
pernikahan yakni seorang anak. Bagi pasangan yang telah menikah, dan saat diuji
dengan lamanya tidak kunjung hadir seorang anak dalam keluarga tentulah
salah satu tujuan darisebuah pernikahan agar generasinya tak terputus. Di sinilah
letak kesabaran yang diuji oleh Allah Swt. Begitupun sebaliknya, saat memiliki
seorang anak kesabaran adalah hal yang mutlak yang harus dimiliki oleh orang
tua. Hal ini karena rentang proses mendidik anak, kadang menemui hal-hal yang
kurang berkenan. Contohnya : anak bersikap bandel dan tidak mau dinasehati.
Ketika berada dalam posisi seperti sebaiknya orang tua menghindarkan dari caci
maki dan kemarahan yang hanya akan membuat mereka semakin menjauh ketika
emosi sudah semakin memuncak, orangtua harus pandai menguasai diri, karena
م ۚ نإ ذ ل
ۚ اأ رǰنǸال ف رب ي ب مقۚأ
ر ال م ب ال
ۚ ن زع وم ۚ ﺻۚ ا ى مǴاوﺻب ع ُۚ و نعǻاو ورǠǸ ة ۚمأوȐۚǐا نُۚ ال
70
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
menjamin kesinambungan tauhid serta kehadiran Ilahi dalam kalbu sang anak.
tuntunan Allah karena itu tabah dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu
shalat,amar ma‟ruf dan nahyi munkar atau dan kesabaran termasuk hal-hal yang
mengabaikannya.
dan sejenis batu. Ketiga makna tersebut dapat kait-berkait, apalagi pelakunya
40
Qs. Lukman ayat 17
71
manusia. Seorang yang sabar akan menahan diri dan untuk itu ia memerlukan
kekukuhan jiwa dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian yang
diharapkannya. Sabar adalah menahan gejolak nafsu demi mencapai yang baik
Oleh karenanya, baik calon pasang suami isteri maupun pasangan suami istri
haruslah senantiasa berupaya melatih hati dengan penuh rasa sabar dan ikhlas,
tak peduli ketika ada masalah maupun tidak, yang namanya kesabaran harus selalu
ditanamkan dihati.
Kesabaran dibutuhkan suami untuk membina sang istri, maka bagi laki-
laki yang sadar bahwa posisinya ketika menikah sudah sebagai pemimpin, latihlah
hati dengan rasa sabar, bukan hanya untuk memimpin istri kepada jalan yang
benar, tapi lebih kepada mengingatkan diri agar tak lupa bertanggung jawab
dnegan bijak.
ditulis oleh M. Yunis dalam studi kasus yang dilakukan di minangkabau, dia
pernikahan yakni terdapat tiga penanda, tetapi satu muara (petanda), mangiriang
anak daro (pengiring mempelai wanita), pai batimbang tando (mengikuti prosesi
denotatumnya badaruih. Bagi anak yang masih perawan prilaku ini sangat
41
Quraish Shihab.Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an, h. 308
72
dari tiga penanda di atas adalah kesabaran, menunggu giliran lebih baik dari pada
maju tetapi merusak nama baik. Evaluasi nilai dari teks di atas berupa pengajaran
etika pada anak perempuan yang masih gadis. Sehingga adanya keharusan yang
harus dipatuhi, di antaranya menghindarkan diri dari sikap yang tidak terpuji,
menjauhkan diri dari prilaku menyimpang (berduan dengan bukan muhrim), dan
Nilai berupa pengajaran etika pada anak baik perempuan maupun laki-laki
yang masih gadis. Sehingga adanya keharusan yang harus dipatuhi, di antaranya
menghindarkan diri dari sikap yang tidak terpuji, menjauhkan diri dariprilaku
lawan jenis42.
. Selain itu juga, patut kiranya rasa sabar dan syukur dalam berumah
tangga memang sangat dianjurkan. Pasalnya setiap ujian dalam berumah pasti ada
disikapinya dengan sabar. Kemudian dari rasa sabar disikapi rasa syukur
bertahan lama (langgeng) itu tercipta dari kesabaran yang selalu menjadi prioritas
saat bersama. Jadi tidak peduli yang laki banyak kekurangan atau yang wanita
42
M. Yunis, “Mitos Wacana Pendidikan Karakter Perempuan Minangkabau, Studi Kasus
Kabupaten Padang Pariaman”Journal of Linguistic, Literature and Language Education, ISSN :
2252-4792 Volume 3 - No.1 2014, h. 35.
73
banyak kekurangan, bila keduanya memang sudah mampu bersabar maka tentu
PENUTUP
A. Kesimpulan
banyak memiliki pengertian dari berbagai macam bidang ilmu, baik dari al-quran,
sosial maupun psikologi. Adapun pengertian motivasi dari bahasa arab yakni dawafi
atau secara bahasa dapat diartikan sebagai dorongan, sedangkan secara istilah,
motivasi dapat diartikan sebuah dorongan dari dalam diri seseorang yang
tujuan. Jadi, motivasi menikah yakni dorongan dari seseorang yang ingin
1. Melaksanakan Perintah
5. Melatih Kesabaran
Dari kelima motivasi diatas, Satu hal yang paling terpenting dari beberapa
alasan motivasi lainnya yakni pernikahan sebagai Peritah Allah dan Rasul-Nya, juga
sebagai salah satu moment ibadah sesusai syariat ketika menjalankan perintah-Nya
74
75
riwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa menikah merupakan salah satu penyempurna dari
separuh agama. Hal inipun tertera dalam sebuah hadis yang artinya :“Jika seorang
Dari pernikahan yang sah juga, maka akan memperoleh keturunan yang sah
dalam masyarakat, dengan mendirikan rumah tangga damai dan teratur. Untuk
memenuhi tuntutan hajat tabiat manusia, berhubungan antara laki-laki dan perempuan
dalam rangka mewujudkan suatu keluarga bahagia berdasarkan rasa cinta kasih, untuk
untuk memperoleh keturunan yang yang sah dalam masyarakat dengan mengikuti
ketentuan-ketentuan yang telah diatur oleh syariat. Hal inipun, sudah terteradengan
keluarga yang bahagia dan kekal atau sakinah, mawaddah wa rahmah. Hal inipun
melaksanakannya merupakan perintah agama, yang sudah tentu agar terhindar dari
cinta semata.
76
B. Saran
Penelitian dan penulisan skripsi ini tentulah tidak sempurna, banyak sekali
kekurangan, sehingga perlu adanya penelitian yang lebih medalam terhadap tema
ini. sehingga kajian terkait motivasi menikah ini membawa dampak yang positif
terhadap penulis khusunya juga pembaca umumnya. Selain itu, diharapkan Setiap
orang yang hendak menikah lebih termotivasi lagi dengan bukti-bukti yang
diterangkan firman Allah dan Rasul-Nya, menikah tidak hanya dijadikan sebagai
Selain itu juga, kepada peneliatn selanjutnya agar lebih mengkaji dan
dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Sahrul. dkk. Kado Untuk Sang Tunangan (Risalah Nikah untuk remaja).
Arifuz Zaki, Ahmad. “Konsep Pra-Nikah Dalam Al-Quran dan Tafsir (Kajian
77
78
Ayu, Dewa Eka Chandra Merta Sari. “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Jember, 2015.
pustaka, 2003.
Eka chandra merta sari, Dewa. “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi
Remaja Terhadap Pernikahan Dini Di Desa Sukowono Kecamatan
Sukowono Kabupaten Jember.” Skripsi S1 fakultas kesehatan , universitas
jember, 2015.
Faridi, Miftah. 150 masalah Nikah dan Keluarga. Jakarta:Gema Insani, 1999.
Fuad Shalih, Syekh. Untukmu yang akan Menikah dan telah Menikah. Jakarta:
2016.
Mawardi. “Realisasi Tujuan Pernikahan Menurut Syariat Islam pada Kehidupan
Berumah tangga (Penelitin terhadap Kehidupan Berumah tangga pada
Masyarakat di desa Pusaka Rakyat Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten
Bekasi).” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Meliyanti, Yeyen. “Perbedaan Motivasi Untuk Menikah Dini antara Remaja Laki-
2007.
Nabil Kazim, Muhammad. Buku Pintar Nikah: Strategi Jitu Menuju pernikahan
Nadesul, Handrawan. kiat sehat Pranikah. Jakarta: Kompas Penerbit Buku, 2009.
Nazar Bakri, Siti. Kunci Keutuhan Rumah Tangga (keluarga yang sakinah).
Nuhdi, Asep. “Takhrij Hadis Kitab Tanhiq Al-Qaul Al-Hatsits: Sebuah Kajian
dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Pasal
Progresif,
Pendidikan Karakter Perempuan Minangkabau, Studi Kasus Kabupaten Padang
Pariaman” (jurnal Polingua Scientific Journal of Linguistic, Literature and
Language Education, ISSN : 2252-4792 Volume 3 - No.1 2014)
Qadir Djaelani, Abdul. Keluarga Sakinah. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995.
Qutub, Sayyid. Tafsir Fi-Zhilalil Qur’an terjemahan. Jakarta: Robbani Press,
2008.