Anda di halaman 1dari 172

PENGARUH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER


PESERTA DIDIK DI SMAN 21
KABUPATEN TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Untuk
Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ZULKIFLI
NIM: 1903020036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF
TANGERANG
(1445 H/2023 M)
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I ( program sarjana ) di

Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Syekh Yusuf Tangerang.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanski yang berlaku di Universitas Islam Syekh Yusuf

Tangerang.

Tangerang, 18 Agustus 2023

ZULKIFLI

i
ii
iii
DAFTAR TRANSLITERASI ARAB-LATIN

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

‫ب‬ B Be

‫ت‬ T Te

‫ث‬ Ts te dan es

‫ج‬ J Je

‫ح‬ H ha dengan garis bawah

‫خ‬ Kh ka dan ha

‫د‬ D De

‫ذ‬ Dz de dan zet

‫ر‬ R Er

‫ز‬ Z Zet

‫س‬ S Es

‫ش‬ Sy es dan ye

‫ص‬ S es dengan garis di bawah

‫ض‬ D de dengan garis di bawah

‫ط‬ T te dengan garis di bawah

‫ظ‬ Z zet dengan garis di bawah

‫ع‬ ‗ Koma terbalik di atas hadap kanan

‫غ‬ Gh ge dan ha

‫ؼ‬ F Ef

iv
‫ؽ‬ Q Ki

‫ؾ‬ K Ka

‫ؿ‬ L El

‫ـ‬ M Em

‫ف‬ N En

‫ك‬ W We

‫ق‬ H Ha

‫ء‬ ‗ Apostrof

‫م‬ Y Ye

2. Vocal Pendek

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ََ- A/a Fathah

َِ - I/i Kasrah

َُ - U/u Dammah

3. Vocal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

‫ىَا‬ Â/â a dengan topi di atas

‫ىِ ْي‬ Î/î i dengan topi di atas

ْ‫ىُو‬ Û/û u dengan topi di atas

v
4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu , dialihaksarakan menjadi /l/, baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun qamariyyah. Contoh: ‫الرجال‬/al-rijâl/ bukan /ar-rijâl/ dan ‫ الضحى‬/al-

duhâ/ bukan /ad-duhâ/.

5. Tanda Syaddah (Tasydîd)

Tanda syaddah atau taysdîd yang dalam sistem bahasa Arab

ّ
dilambangkan dengan sebuah tanda (-َ--) dalam alih aksara ini dilambangkan

dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah

itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah.

Misalnya, kata ‫الضركرة‬ tidak ditulis ad-darûrah melainkan al-darûrah,

demikian seterusnya.

6. Kata yang diwaqafkan (di akhir kata atau kalimat)

Kata yang diwaqafkan adalah kata yang harakat akhirnya tidak dibaca,

baik yang berada di akhir kalimat atau di tengah kalimat. Untuk kata Bahasa

Arab yang dialihaksarakan ke kata Bahasa Indonesia dalam posisi waqaf maka

harakat akhir tidak dituliskan. Contohnya, ُ‫ال ُق ْرآ ُف الْ َك ِرْي‬ maka ditulis al-

qur‟ân al-karîm bukan al-qur‟ânul kariimu.

vi
7. Ta Marbûtah

Transliterasi untuk ta marbûtah ada dua:

a. Ta marbûtah hidup

Ta marbûtah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah

ditransliterasikan dengan huruf /t/.

b. Ta marbûtah mati

Ta marbûtah yang mati atau mendapat harakat sukun ditransliterasikan dengan

huruf /h/.

Berkaitan dengan transliterasi ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada

kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut ditransliterasikan menjadi huruf

/h/ (lihat contoh 3 di bawah ini). Hal yang sama juga jika ta marbûtah tersebut

diikuti oleh kata sifat (na‘t) (lihat contoh 2 di bawah). Namun, jika huruf ta

marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut

ditransliterasikan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 1). Contoh penulisannya:

‫ ركضة األطفاؿ‬Ditransliterasi menjadi rawdat al-athfâl bukan rawdatul atfâl


‫املدينة املنورة‬ Ditransliterasi menjadi al-madînah al-munawwarah bukan al-
madînatul munawwarah
‫ طلحة‬Ditransliterasi menjadi talhah

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‟il), kata benda („ism), maupun huruf

(harf)‘ ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas

kalimat-kalimat dalam Bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-

ketetuan di atas:

vii
Kata Arab Alih Aksara

‫اد‬
ُ َ‫ُست‬ ْ ‫ب ْاأل‬ َ ‫َذ َى‬
Dzahaba al-„ustâdzu

‫َج ُر‬
ْ ‫ت ْاأل‬ َ َ‫ثَػب‬
Tsabata al-„ajru

‫ص ِريَّة‬
ْ ‫اْلََرَكةُ الْ َع‬
ْ Al-harakah al-„asriyyah

‫أَ ْش َه ُد أَ ْف الَّ إِلَوَ إِالَّ اللّو‬ „asyhadu „an lâ ilâha „illâ Allâh

‫ات الْ َك ْونِيَّة‬ُ َ‫اآلي‬


Al-„âyât al-kawniyyah

viii
ABSTRAK

ZULKIFLI

Pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan karakter


Peserta Didik di SMAN 21 Kabupaten Tangerang.

Guru merupakan salah seorang yang ikut bertanggung jawab terhadap


berkembangnya serta terbentuknya karakter peserta didik dilingkungan sekolah,
terlebih akhir-akhir ini sedang maraknya kasus pembulian serta pelecehan
disekolah yang hal tersebut bukan merupakan karakter peserta didik yang baik,
oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam Pengaruh Guru
Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan karakter Peserta Didik di SMAN
21 Kabupaten Tangerang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah: (1) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama
Islam di SMAN 21 KabupatenTangerang (2) Untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 21 Kabupaten Tangerang.
metode yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan metode survey.
Metode survey merupakan sebuah metode yang pengumpulan datanya dilakukan
dalam bentuk kuesioner atau angket yang kemudian disebarkan kepada responden.
Penyebaran angket ditujukan kepada 154 peserta didik yang diambil secara
random atau acak dan dijadikan objek penelitian dengan ukuran sampel yang di
ambil dan di hitung mengunakan rumus Issac dan Michael kemudian
mendapatkan hasil 111 responden dari jumlah 154 populasi. Dalam pengumpulan
data, baik wawancara, observasi maupun penyebaran angket berjalan dengan
lancar, seluruh pertanyaan yang diajukan dapat dijawab sesuai dengan kondisi
dan kenyataan yang sebenarnya di SMAN 21 Kabupaten Tangerang sehingga
data yang terkumpul dapat dijadikan sebagai sumber yang akurat dalam penulisan
skripsi ini. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1. terdapat pengaruh positif
yang signifikan antara guru pendidikan agama Islam terhadap pembentukan
karakter peserta didik di SMAN 21 Kabupaten Tangerang, dengan menyatakan
yang diperkuat dengan didapatnya t hitung 0,712 lebih besar dari t tabel 0,185. 2.
Kemudian didapatkan hasil perhitungan r Sparman sebebsar 0,999 dan jika
diinterpretasikan kedalam koefisien determinasi maka didapatkan hasil hitung
99,8% yang berarti guru pendidikan agama Islam mempunyai pengaruh sebesar
98,8% terhadap pembentukan karakter peserta didik dan selebihnya 0,2%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

Kata Kunci: pengaruh guru, pendidikan agama islam, pembentuk karakter.

ix
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur senantiasa selalu tercurahkan kepada Sang

Pencipta Alam Semesta Allah SWT. Yang mana telah memberikan ribuan

nikmat khususnya nikmat sehat serta nikmat iman sehingga peneliti dapat

menyelesaikan proposal skripsi ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam

tidak lupa selalu dipanjatkan kepada jujungan alam baginda nabi besar

Muhammad SAW. Peneliti sangat bersyukur sekali kepada Allah SWT. Karena

telah memberikan kemudahan dalam penulisan Skripsi ini sehingga peneliti dapat

menyelesaikannya pada tepat waktu.

Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar

sarjana pada Program Studi Pendidikan Agama Islam. Melalui proses panjang

yang melelahkan ini serta banyaknya rintangan hingga akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA

DIDIK DI SMAN 21 KABUPATEN TANGERANG”. Dalam proses penyusunan

skripsi ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. H. M. Yus Firdaus, M.Si., selaku Ketua Yayasan Umum

Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang.

2. Bapak Prof. Dr. H. Mustofa Kamil, Dipl, RSL, M.Pd., selaku Rektor

Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang.

3. Bapak Dr. Karmawan, M.A., selaku Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang yang telah memberikan

bimbingan pada saat sebelum pembuatan skripsi dimulai.

x
4. Bapak Ahmad Haromaini, M.Ag., selaku Wakil Dekan Fakultas

Agama Islam Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang.

5. Ibu Nur Halimah, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang.

6. Bapak Faiz Fikri Al Fahmi, S.Kom.I., M.Hum., selaku Ketua

Pengembangan Mutu Program Studi Pendidikan Agama Islam.

7. Seluruh dosen dan pengurus Fakultas Agama Islam, atas informasi-

informasi yang bermanfaat bagi penulis.

8. Ibu Dr. Hj. Siti Munawati, S.Pd.I., M.Pd.I, selaku dosen pembimbing 1

9. Ibu Aslihatul Rahmawati, S.Pd.I., M.Pd, selaku dosen pembimbing 2

10. Kepada Yayasan Madrasah Aliyah Al-Masfuriyah Kota Tangerang,

karena telah mengizinkan dan membantu saya dalam penelitian yang

berjudul Pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap

Pembentukan Karakter Peserta Didik.

11. Kepada orang tua yang tercinta ayahanda Zakaria dan ibunda Kartini

beserta keluarga yang senantiasa memberikan kasih sayang dalam

mendidik, memberikan bantuannya baik materi maupun doa nya yang

begitu besar kepada anaknya dalam menyelesaikan tugas di semester

akhir.

12. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahaiswa Islam Indonesia Universitas

Islam Syekh-Yusuf Tangerang yang selalu memberikan semangat dan

saling memotivasi dalam mengerjakan Proposal Skripsi ini.

13. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan Angkatan/FAI 2019 yang turut

xi
membantu atas ketersediaanya dalam bertukar fikiran, memberikan

motivasi, kritik dan saran, bahkan mengajarkan saya tentang apa yang

saya tidak tahu dan tidak mengerti.

14. Rekan-rekan omenisme yang membantu dalam memberikan ilmu,

kritikan, saran serta motivasi yang diberikan kepada peneliti sehingga

membantu penulis dalam menyelesaikan tugas semester akhir yaitu

proposal skripsi.

Peneliti menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dari penulisan

skripsi ini. Peneliti mengharapkan kritik dan saran pembaca demi peningkatan

dan penyempurnaan skripsi ini.

Tangerang,

Peneliti

ZULKIFLI

xii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ ii

DAFTAR TRANSLITERASI ARAB-LATIN ......................................... iii

ABSTRAK................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah............................................................... 8

1.3. Pembatasan Masalah .............................................................. 8

1.4. Perumusan Masalah ............................................................... 9

1.5. Tujuan Masalah ..................................................................... 9

1.6. Kegunaan Penelitian .............................................................. 9

1.7. Penelitian Terdahulu ............................................................ 11

1.8. Kerangka Penelitian ............................................................. 15

xiii
1.8.1. Teori Pendidikan ........................................................ 17

1.8.2. Teori/Konsep Pendidikan Islam ................................ 18

1.8.3. Teori Pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam ........ 20

1.8.4. Teori Pembentukan Karakter ..................................... 20

1.9. Hipotesis .............................................................................. 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 22

2.1.1. Pengertian Pendidikan ......................................................... 23

2.1.2. Unsur-Unsur Pendidikan ..................................................... 26

2.2.1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .................................. 31

2.2.2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................ 32

2.3.1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ......................... 37

2.3.2. Hakikat Guru Pendidikan Agama Islam ............................. 41

2.3.3. Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam ...................... 43

2.4.1. Pengertian Pembentukan Karakter ...................................... 48

2.4.2. Nilai-nilai Pembentukan Karakter....................................... 50

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 54

Populasi 58

Sampel 59

Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 60

Alat Pengumpulan Data ................................................................ 61

Uji Validitas 64

Uji Reliabilitas ..................................................................... 65

Uji Normalitas ..................................................................... 66

xiv
Uji Korelasi .......................................................................... 67

Uji Hipoetesis ...................................................................... 68

3.8.1. Lokasi Penelitian ....................................................... 70

3.8.2. Jadwal Penelitian ....................................................... 71

BAB IV ....................................................................................................... 72

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 72

4.1.1. Latar Belakang Sekolah ............................................. 72

4.1.2. Deskripsi Data ........................................................... 76

4.1.3. Pengujian Pesyaratan Analisis ................................. 108

4.1.4. Pengujian Hipotesis ................................................. 118

BAB V ....................................................................................................... 121

KESIMPULAN ........................................................................................ 121

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 123

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Operasional Variabel Penelitian………………………….56

Tabel 3.2 Jumlah Peserta Didik Di Sman 21 Kabupaten Tangerang……………57

Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban………………………………………………61

Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan Penelitian…………………………………………...70

Tabel 4.1 Data Guru Sman 21 Kabupaten Tangerang…………………………..74

Tabel 4.2 Skor Angket…………………………………………………………..77

Tabel 4.3 Frekuensi Data Perhatian Orang Tua………………………………...77

Tabel 4.4 Rekaptulasi Data Penyebaran Angket Variabel X…………….……...81

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Pertanyaan 1…………………………………87

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Pertanyaan 2…………………………………88

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Pertanyaan 3…………………………………89

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Pertanyaan 4…………………………………90

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Pertanyaan 5…………………………………90

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Pertanyaan 6………………………………..91

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Pertanyaan 7………………………………..92

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Pertanyaan 8………………………………..93

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Pertanyaan 9………………………………..94

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Pertanyaan 10………………………………95

Tabel 4.15 Rekaptulasi Data Penyebaran Angket Variabel Y………………….98

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Pertanyaan 1…………………………….…105

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Pertanyaan 2……………………………….106

xvi
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Pertanyaan 3……………………………….107

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Pertanyaan 4……………………………….107

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Pertanyaan 5……………………………….108

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Pertanyaan 6……………………………….109

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Pertanyaan 7……………………………….110

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Pertanyaan 8……………………………….111

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Pertanyaan 9……………………………….111

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Pertanyaan 10……………………………...112

Tabel 4.26 Rekapitulasi Skor X Dan Y………………………………………....113

Tabel 4.27 Hasil Hitung Nilai Varian Setiap Butir Variabel X……………...…116

Tabel 4.28 Hasil Hitung Nilai Varian Setiap Butir Variabel Y………………...118

Tabel 4.29 Hasil Hitung Validitas Variabel X………………………………….119

Tabel 4.30 Hasil Hitung Validitas Variabel Y………………………………….120

Tabel 4.31 Hasil Hitung Normalitas X…………………………………………121

Tabel 4.32 Hasil Hitung Normalitas Y…………………………………………121

Tabel 4.33 Klasifikasi Nilai Kolerasi…………………………………………..124

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Variabel Kerangka Penelitian………………………………….17

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian……………………………………………53

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga subyek pelajaran yang harus

dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di Indonesia.

Hal ini karena kehidupan beragama merupakan sebuah salah satu bentuk

kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu.1

Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata “didik”

dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti

“perbuatan” (hal, cara atau sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal

dari bahasa Yunani “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan

kepada anak. Istilah ini kemudian ditejemahkan dalam bahasa Inggris

“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan.

Dalam bahasa Arab pengertian pendidikan, sering digunakan beberapa

istilah antara lain, al-ta‟lim, al-tarbiyah, dan al-ta‟dib, al-ta‟lim berarti

pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengetahuan dan

ketrampilan. Al-tarbiyah berarti mengasuh mendidik dan al-ta‟dib lebih condong

pada proses mendidik yang bermuara pada penyempurnaan akhlak/moral

peserta didik.2 Namun, kata pendidikan ini lebih sering diterjemahkan dengan

―tarbiyah‖ yang berarti pendidikan.

1
Chabib Thoha Dkk, „Metodologi Pengajaran Agama‟ (yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1999), p. 1.
2
Samsul Nizar, „Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam‟ (Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2001), pp. 86–88.

1
2

Pendidikan agama juga pada jenjang sekolah menengah ini

memungkinkan untuk mewujudkan kepribadian yang didasari oleh jiwa agama

kepada peserta didik dan sudah selayaknya ajaran-ajaran agama ditanamkan sejak

pola pikir mereka berubah dari anak-anak menuju masa remaja sebagai pedoman

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dalam ruang lingkup keluarga, sekolah

ataupun masyarakat luas.

Ajaran-ajaran agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan

sesamanya, serta sifat-sifatnya yang baik harus pula ditanamkan melalui praktek-

praktek dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam sejauh ini menyangkut

fungsinya. Pendidikan Islam jelas mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan kualitas SDM ( sumber daya manusia ). Sesuai dengan cirinya

sebagai pendidikan agama,secara ideal pendidikan Islam berfungsi dalam

penyiapan SDM yang berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal karakter dan sikap toleransi

terhadap sesama manusia. Singkatnya, pendidikan Islam secara ideal berfungsi

membina dan menyiapkan anak didik yang berilmu, berteknologi,

berketerampilan tinggi dan sekaligus beriman dan beramal shaleh.3

Hal ini membentuk peserta didik mampu menjadi lebih berkembang maju

untuk meningkatnya sebuah kualitas baik dalam karakter, pengetahuan dalam

beragama dan beramal sholeh. Namun, jangan dilupakan bahwasanya

terbentuknya atau berkembangnya suatu peserta didik itu atas kinerja keras

seorang guru yang ikhlas dan sabar dalam membimbing peserta didik hingga

3
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2013), p. 2.
3

memiliki hasrat atau keinginin untuk maju ke depan yaitu maju untuk meraih

sebuah keberhasilan.

Dalam seiring berjalannya sebuah pendidikan agama, jangan sampai

terlewatkan bahwasanya dalam pendidikan agama pun kita mempelajari yang

namanya suatu karakter atau akhlak. Dan ber-iring jalannya suatu kemajuan dalam

suatu karakter yang ada pada bangsa Indonesia. Dalam suatu pancasila pun kita

bisa mengarti dan memberikan makna dalam terbentuknya suatu karater, yakni

pada sila ke 1 dan 2 adalah sebagai berikut : Ketuhanan yang Maha Esa,

Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pada sila pertama yaitu ketuhanan yang Maha Esa. dalam awal

pemebentukan suatu karakter kita juga dituntut menyakini atau mengimani tuhan

kita bahwasanya ada 1 atau tunggal. Sehingga proses bertahapnya pembentukan

karakter ini sangat bagus untuk kedepannya, karena tanpa izin dan kehendaknya

Tuhan maka suatu pembentukan karakter tersebut bisa berhasil atau tidak

terbentuknya karakter.

‫ٱَّللُ أَ َحد‬
‫قُ ْل ه َُو ه‬
Artinya : katakanlah, dialah “ ALLAH “ yang maha esa.

َ ‫إََِّّنَاَ أ َْم ُرۥهُ إِذَاَ أ ََر َاد َشْيػنا أَف يَػ ُق‬
‫وؿ لَ ۥوُ ُكن فَػيَ ُكو ُف‬
Artinya: Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu

hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.

Pada sila ke dua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam
pembentukan karakter terhadap sila yang ke-2 ini juga penting karena sebelum
terbentuknya akan suatu karakter kita harus memanusiakan sesama manusia
dengan cara yang adil dan beradap yang baik.
4

ُ ‫اس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِمنْ َذ َك ٍر َوأ ُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬


‫ش ُعىبًا َوقَبَائِ َل‬ ُ َّ‫يَاأَيُّ َها الن‬

َّ َّ‫َّللاِ أَ ْتقَا ُك ْم إِن‬


‫َّللاَ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬ َّ ‫ارفىا إِنَّ أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد‬
َ ‫لِتَ َع‬

―Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia
di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Alloh
Maha Mengetahui, Maha Teliti”

Pendidikan karakter menjadi isu yang penting dalam beredarnya dunia

akan suatu pendidikan akhir-akhir ini. Hal ini berkaitan dengan fenomena

dekadensi moral yang terjadi ditengah–tengah masyarakat maupun di lingkungan

pemerintah yang semakin meningkat dan beragam. Kriminalitas, ketidakadilan,

korupsi, kekerasan pada anak, pelangggaran HAM, menjadi bukti bahwa telah

terjadi krisis jati diri dan karakteristik pada bangsa Indonesia.

Budi pekerti luhur, kesantunan, dan relegiusitas yang dijunjung tinggi

dan menjadikan suatu budaya bangsa Indonesia selama ini seakan-akan menjadi

terasa asing dan jarang ditemukan ditengah-tengah masyarakat. Kondisi ini akan

menjadi lebih parah lagi jika suatu pemerintah tidak segera melaksanakan akan

program-program perbaikan baik yang bersifat jangka panjang maupun jangka

pendek.

Pendidikan karakter akan menjadi sebuah jawaban yang tepat atas

terjadinya suatu permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan di atas dan

sekolah sebagai penyelenggara pendidikan diharapkan untuk dapat menjadikan


5

tempat yang mampu mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut.

Salah satu cara alternatif yang dapat dilakukan dalam melaksanakan

pendidikan karakter di sekolah adalah mengoptimalkan pembelajaran materi

pendidikan agama Islam (PAI). Peran pendidikan agama khususnya pendidikan

agama Islam sangatlah strategis dalam mewujudkan pembentukan karakter peserta

didik. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan dalam

aspek keagamaan (aspek kognitif), sebagai sarana transformasi norma serta nilai

moral untuk membentuk sikap (aspek afektif), yang berperan dalam

mengendalikan prilaku (aspek psikomotorik) sehingga tercipta kepribadian

manusia seutuhnya.

Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu mewujudkan terbentuknya

manusia yang akan selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak

mulia, akhlak mulia yang mencakup akan suatu etika, budi pekerti, atau moral

sebagai perwujudan dari pendidikan.4 Manusia seperti itu diharapkan untuk

tangguh dalam menghadapi suatu tantangan, hambatan, dan perubahan yang

muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional

maupun global.

Istilah karakter sangat dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika,

akhlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi ―positif‖

bukan netral.5 Oleh karena itu Pendidikan karakter harus secara lebih luas dalam

men-artikanya sebagai pendidikan yang mengembangkan akan nilai budaya dan

4
Pemendiknas No 22 Tahun 2026, ‗Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Tingkat Dasar Dan Menengah‘, p. 2.
5
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendiknas, ‗Kerangka Acuan Pendidikan Karakter‘, 2010,
h.9.
6

karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan

karakter sebagai terbentuknya karakter peserta didik, menerapkan nilai-nilai

tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat, dan warga negara

yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.

Sehingga dalam dunia pendidikan, pasti tidak akan terlepas dengan

adanya tugas atau peran seorang guru terhadap peserta didiknya. Di mana sosok

seorang guru sangat dibutuhkan demi terciptanya karakter atau kepribadian

peserta didiknya. Hal ini membuat para guru untuk bekerja keras dan

meluangkan waktunya untuk mencapai tugas tersebut. Oleh sebab itu, guru

sebagai sosok utama dalam pendidikan yang memiliki peran penting dalam

mendidik serta membimbing peserta didik menjadi manusia yang cerdas dan

mempunyai akhlak maupun karakter yang terpuji.6

Bahwasanya seorang guru memegang peranan penting dalam sebuah

proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, kualitas pendidikan di suatu sekolah

sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam

melaksanakan tugasnya. Guru ialah orang tua peserta didik dalam lingkungan

sekolah. Untuk itu peran guru sangat berarti dalam membentuk kepribadian

peserta didik selain di lingkungan sekolah.

Dalam sebuah fakta telah mengemukakan bahwa pada kenyataan yang

terjadi, pada dunia pendidikan hanya memberikan aspek intelektual atau

pengetahuan tanpa memperhatikan aspek emosional dan spiritual, serta hanya

terjadi bentuk-bentuk kenakalan dikalangan remaja yang hanya dapat merugikan

6
S Hardiyana, „Pengaruh Guru Pkn Terhadap Pembentukan Karakter Siswa‟, JURNAL
ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG, 2(1), 54–64.
7

dirinya sendiri dan juga lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, peran guru

sangat penting dalam mengembangkan karakter yang baik kepada peserta didik.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan,

terutama dalam memberikan teladan yang baik bagi pengembangan karakter

peserta didiknya. Peran yang dimaksud di sini adalah bahwa peran utama

guru dalam pendidikan karakter yang pertama yaitu keteladanan. Keteladanan

adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh guru. Keteladanan yang

dibutuhkan guru berupa konsistensi dalam menjalankan perintah dan menjauhi

larangan-Nya.

Hal ini seperti yang diungkapkan bahwasanya guru adalah teladan dan

contoh bagi anak didiknya. Guru memiliki komitmen terhadap aturan yang ada,

menghargai orang lain, dan memiliki komitmen dengan sikap, tingkah laku,

tindakan, dan ucapannya di lingkungan sekolah atau di luar sekolah. Selain itu,

guru juga memberikan motivasi kepada peserta didik untuk patuh pada aturan

sekolah.

Maka dari itu penulis ingin mengetahuhi sejauh mana pengaruh dan

terbentuknya karakter peserta didik di sekolah maupun di lingkungan sekitar

karena akibatnya atau efek dari pembelajaran online saat terjadinya covid-19 dan

saat penulis melaksankan kegiatan Praktek Profesi Keguruan Terpadu disitu

penulis merasakan berkurangnya minat belajar peserta didik saat pembelajaran

sehinga terjadi kemalasan, bercanda dan berbicara oleh karena itu sangat penting

dimiliki oleh setiap peserta didik untuk meningkatkan kembali akan suatu

karakter/akhlaknya.
8

Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan terjun ke

lapangan untuk mencari tahu jawaban dari apa yang peneliti teliti, objek penelitian

yang akan diambil sampling dari populasi yang ada di SMAN 21 KABUPATEN

TANGERANG dengan judul “PENGARUH GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI

SMAN 21 KABUPATEN TANGERANG”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1.2.1 Sosok seorang Guru Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh

dalam terbentuknya karakter atau kepribadian peserta didik di

SMAN 21 Kabupaten Tangerang.

1.2.2 Berkurangnya karakter peserta didik mempengaruhi pembelajaran

sehingga mengharuskan pembentukan karakter peserta didik di

SMAN 21 Kabupaten Tangerang.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini terarah dan mencapai sasaran yang

hendak dibahas sebagaimana dalam judul di atas maka peneliti membatasi

masalah sebagai berikut:

1.3.1 Pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 21 Kabupaten

Tangerang.

1.3.2 Pembentukan karakter peserta didik terhadap lingkungan sekolah

di SMAN 21 Kabupaten Tangerang.


9

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

peneliti membuat perumusan masalah, Adapun perumusan masalah adalah

sebagai berikut:

1.4.1 Apakah terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam

Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik di SMAN 21

Kabupaten Tangerang ?

1.4.2 Bagaimana pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap

Pembentukan Karakter Peserta Didik di SMAN 21 Kabupaten

Tangerang?

1.5 Tujuan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti mempunyai

tujuan dalam penelitian , adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1.5.1 Untuk mengetahui apakah terdapat Pengaruh Guru Pendidikan

Agama Islam Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik di

SMAN 21 Kabupaten Tangerang

1.5.2 Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Guru Pendidikan

Agama Islam Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik di

SMAN 21 Kabupaten Tangerang.

1.6 Kegunaan Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

universitas, lembaga penelitian dan peneliti sendiri yaitu :

1.6.1 Kegunaan bagi Universitas


10

Hasil penelitian ini semoga diharapkan bisa bermanfaat baik

dalam sebuah keilmuanya dalam suatu bidang Pendidikan Agama

Islam, Khusunya dalam Pendidikan Agama Islam serta dapat

menjadi salah satu refrensi bagi mahasiswa Pendidikan Agama

Islam selanjutnya saat melaksanakan penelitian.

1.6.2 Kegunaan bagi Lembaga Penelitian

Kegunaan bagi lembaga penelitian semoga diharapkan bisa

dijadikan sebagai bentuk sebuah masukan, motivasi dan evaluasi

dalam sebuah program guru pendidikan agama islam dalam

terbentuknya karakter peserta didik sehingga mampu menciptakan

generasi yang berguna bagi nusa bangsa dan negara. Karena pada

hakikatnya manusia dengan segala kelebihannya, diberikan

keistimewaan yang dibenamkan Allah SWT. ke dalam dirinya.

Rasa ingin tahu menjadikan manusia memiliki kelebihan

dibanding malaikat- malaikat Allah SWT. ia diajarkan-Nya nama-

nama benda, baik hewan melata hingga nama-nama mahkluk

Allah SWT. lainnya. Potensi yang ada pada individual manusia

mengharuskan ia belajar, karena manusia sebenarnya sebagai

makhluk yang pembelajar (educable) dan harus dididik

(educandus).7

1.6.3 Kegunaan bagi Peneliti

dari hasil penelitian ini semoga bagi peneliti dapat lebih

7
Haromaini, ‗MANUSIA MAKHLUK PEMBELAJAR ( Studi Tafsir Tarbawi).‘
11

mengetahui terlebih bisa lebih memperdalam lagi untuk seberapa

pentingnya pengaruh seorang guru pendidikan agama islam

terhadap terbentuknya karakter peserta didik sehingga bisa

menjadi contoh yang baik bagi peneliti atau pembaca.

1.7 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan data peneliti, terdapat beberapa Penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan Pengaruhnya guru Pendidikan Agama Islam terhadap

terbentuknya karakter peserta didik. Agar tidak terjadi pengulangan dan

plagiarisme maka Penulis melakukan kajian pustaka. Dalam kajian pustaka ini,

Penulis menemukan judul skripsi atau jurnal yang relevan, antara lain:

1.7.1 Trio Soleh Pambudi dari Universitas Muhamadiyah Purwokerto

tahun 2020 dengan judul “ STUDI KOLERASI

KOMPERENSI KEPRIBADIAN DAN MOTIVASI GURU

TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI

SISWA KELAS XI IPS SMAN 4 PURWOKERTO “. Dalam

sebuah bentuk ada suatu korelasi antara kompetensi kepribadian

guru terhadap pembentukan karakter islami siswa SMAN 4

Purwokerto. sehingga ada korelasi antara motivasi guru terhadap

pembentukan karakter islami siswa SMA N 4 Purwokerto.

terlebih mengetahui adanya korelasi antara kompetensi

kepribadian dan motivasi guru secara bersama sama terhadap

pembentukan karakter islami siswa SMA N 4 Purwokerto.

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah


12

pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian ex post facto.

Pengumpulan data dilakukan melalui angket dan wawancara.

Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA N

4 Purwokerto yang berjumlah 120 siswa. Sedangkan sampel

yang digunakan berjumlah 92 siswa dengan teknik purposive

random sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu

analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis dapat

disimpulkan (1) ada korelasi yang signifikan kompetensi

kepribadian guru terhadap karakter islami siswa kelas XI IPS

SMA N 4 Purwokerto, yaitu dengan perhitungan T hitung

(6,549) > T tabel (1,986); 2) ada korelsi yang signifikan

motivasi guru terhadap karakter islami siswa kelas XI IPS SMA

N 4 Purwokerto, yaitu dengan perhitungan T hitung (4,327) > T

tabel (1,986); (3) Nilai f tabel engan tingkat signifikan α = 5%

dan Degrees of Freedom (df) sebesar 2;90 adalah 3,10. Hasil

pengolahan data diketahui bahwa nilai f hitung sebesar 174,534

dan nilai f hitung tersebut lebih besar dari f tabel, sedangkan

nilai sig.nya diketahui sebesar 0,000 dan nilai sig. tersebut

dibawah 0,05 atau 5% (4) ada korelasi yang signifikan

kompetensi kepribadian dan motivasi guru terhadap karakter

islami siswa kelas XI IPS SMA N 4 Purwokerto yaitu 79,7%.

1.7.2 Ramlah dari Insitut Agama Islam Negeri Parepare tahun 2020

dengan judul “ PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN


13

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP

PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS

XI SMA NEGERI 4 BARRU “. Guru Pendidikan Agama Islam

adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini,

memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan, dalam rangka

mengembangkan potensi fitrah peserta didik untuk mencapai

kepribadian Islam berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. Sehingga

dalam upaya membentuk karakter peserta didik yang berjiwa

islami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam terhadap

pembentukan karakter peserta didik di SMA Negeri4 Barru

Penelitian ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan

selama 1 bulan. Dengan menggunakan jenis penelitian field

research dengan dengan desain kuantitatif asosiatif. Adapun

teknik pengumpulan data yaitu observasi, angket, dan

dokumentasi dengan teknik analisis deskriptif dan inferensial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kompetensi

kepriabdian guru pendidikan agama Islam termasuk dalam

kategori sangat baik dengan angka prestasi yaitu 90.09%; (2)

pembentukan karakter peserta didik termasuk dalam kategori

cukup dengan angka prestasi 73.30%; (3) terdapat pengaruh antara

kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam terhadap


14

pembentukan karakter peserta didik di SMA Negeri 4 Barru. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan manual

menunjukkan nilai thitung = 2.468 >ttabel 2.004 dan nilai R square

sebesar 0.100. Nilai ini mengandung arti bahwa pengaruh

kompetensi kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam (X)

terhadap pembentukan karakter peserta didik (Y) sebesar 100%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

1.7.3 Ernawati Yuni dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo tahun

2022 ―PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM TERHADAP KARAKTER RELIGIUS SISWA KELAS XI

SMK MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO‖ skripsi ini

membahas tentang (I) Adakah pengaruh pembelajaran

pendidikan agama islarn terhadap karakter religius siswa kelas

XI SMK Muhammadiyah 1 Ponorogo. (2) Seberapa besar

pengaruh pernbelajaran pendidikan agama islam terhadap

karakter religius siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1

Ponorogo. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran

pendidikan agama islam terhadap karak:ter religius siswa kelas

XI SMK Muhammadiyah 1 Ponorogo dan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh pembelajaran pendidikan agama islam

terhadap karakter religius s1swa. Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kuantitatif.metode dari penelitian ini adalah


15

metode korelasi yaitu metode untuk meneliti hubungan antara

variabel (independent) dan variable terikat (dependent). Subjek

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK

Muhammadiyah 1 Ponorogo yang terdiri dari 5 kelas jurusan

dengan j umlah 74 siswa. untuk pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis

yang digunakan yaitu analisis regresi linear sederhana dengan

menggunakan aplikasi SPSS 20 untuk mengetahui hasil data

penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian dapat

disimpulkan dari olah data yang menyatakan ada pengaruh

antara pembelajaran pendidikan agama islarn terhadap karakter

religius siswa kelas XI SMK Muhammadiyah I Ponorogo

sebesar 37,6% terhadap karakter religius siswa dan 62,4

dipengaruhi oleh faktor lain yaitu karena sekolah ini basicnya

sekolah kejuruan maka pembelajaran pendidikan agama is1am

belum dipe1ajari secara spesifik seperti di sekolah madrasah

Aliyah pada umumnya. Maka dari hasil penelitian ini bisa

dimanfaatkan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan

pembelajaran pendidikan agama islam.

1.8 Kerangka Penelitian

Guru merupakan sosok individu yang memiliki peran yang sangat penting

dan utama dalam dunia pendidikan, terutama dalam mengembangkan karakter

setiap peserta didiknya. Salah satu peran guru adalah sebagai bentuk keteladanan,
16

dengan keteladanan maka setiap karakter yang dicontohkan oleh guru, akan

digugu dan juga ditiru oleh peserta didiknya.

Kemudian, peran guru yang lainnya adalah sebagai pendidik, pengajar,

maupun pembimbing yang diwujudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan

karakter diberbagai aspek, diantaranya aspek kognisi, aspek afeksi, dan aspek

psikomotor. Hal itu semua dapat dilengkapi oleh peran guru sebagai motivator

dalam pendidikan, karena dengan adanya motivasi yang baik dari guru, maka

karakter belajar siswa akan terbentuk secara efektif. Sehingga, untuk membentuk

dan mengembangkan karakter setiap peserta didiknya, gurulah yang berperan aktif

dalam hal tersebut.

Di dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional sebenarnya pendidikan karakter menempati posisi yang

penting, hal ini dapat kita lihat dari tujuan pendidikan nasional yang menyatakan

bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.8

8
undang-undang no 20 tahun 2003, ‗Tentang Sistem Pendidikan Nasional‘, H. 8.
17

Gambar 1.1

Variabel Kerangka penelitian

x 𝒓𝒙𝒚 Y

Sebagai Variabel Bebas Sebagai Variabel Terikat

𝜺 = (Epilson)
Keterangan:

X = Variabel Bebas yaitu Pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam

Y = Variabel Terikat yaitu Pembentukan Karakter


𝒓𝒙𝒚 = Hubungan antara Variabel X dan Y

𝜺 = Epilson yaitu variabel bebas lainnya yang memiliki hubungan antara

variabel X dan Y

Jadi paradigma penelitian di atas, diartikan sebagai pola yang

menunjukan pengaruh antara variabel X dan Y yang akan diteliti. Adapun dalam

penelitian ini data dapat diperoleh dengan penyebaran angket, yang berupa

beberapa pertanyaan atau pernyataan yang diajukan kepada responden. Adapun

responden yaitu Guru Dan Peserta Didik Di SMAN 21 Kabupaten Tangerang.

1.8.1 Teori Pendidikan

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

dengan harapan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya


18

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, berbudi luhur serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat.9

1.8.2 Teori/Konsep Pendidikan Islam

Sebagai suatu subyek pelajaran, pendidikan agama Islam

mempunyai fungsi berbeda dengan subyek pelajaran yang lain. Ia dapat

memiliki fungsi yang bermacam-macam, sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai masing-masing lembaga pendidikan.10 Namun secara umum,

Abdul majid mengemukakan bahwa kurikulum pendidikan agama Islam

untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut11 :

A. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan

ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah

ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan

pertama-tama kewajiban dilakukan oleh setiap orang tua

dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan

menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukanoleh setiap

orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk

menumbuh kembangkankan lebih lanjut dalam diri anak

melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan

dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal

sesuai dengan tingkat perkembangannya.

B. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari


9
Rahmat et al., ‗Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan Dan Unsur-Unsur Pendidikan‟.
10
Cabib thoha, op. cit. 8
11
Abdul majid dan dian andayani, op. cit. 136
19

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

C. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya

sesuai dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian menta,

yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat

mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama

Islam.

D. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan- kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran

dalam kehidupan sehari-hari.

E. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat

membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya

menuju manusia Indonesia seutuhnya.

F. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara

umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan

fungsionalnya.

G. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang

memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat

tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat


20

dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.

1.8.3 Teori Pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam

Guru merupakan sosok individu yang memiliki peran yang sangat

penting dan utama dalam dunia pendidikan, terutama dalam

mengembangkan karakter setiap peserta didiknya. Salah satu peran guru

adalah sebagai bentuk keteladanan, dengan keteladanan maka setiap

karakter yang dicontohkan oleh guru, akan digugu dan juga ditiru oleh

peserta didiknya. Kemudian, peran guru yang lainnya adalah sebagai

pendidik, pengajar, maupun pembimbing yang diwujudkan untuk

memperbaiki dan meningkatkan karakter diberbagai aspek, diantaranya

aspekkognisi, aspek afeksi, dan aspek psikomotor.

1.8.4 Teori Pembentukan Karakter

Pendidikan karakter menjadi sebuah faktor yang penting dalam

akan suatu pendidikan dalam kemajuan berpikir untuk kesuksesan yang

akan datang, hal ini sangat sinkron dengan fenomenadekadensi moral yang

terjadi pada pertengahan masyarakat maupun dilingkungan pemerintah

yang semakin meningkat dan beragam.

Budi pekerti luhur, kesantunan, dan relegiusitas yang dijunjung

tinggi dan menjadi budaya bangsa Indonesia selama ini seakan-akan

terasingkan dalam sebuah pendidikan dan jarang ditemui pada pertengahan

masyarakat. Situasi ini akan lebih parah lagi kembali jika pemerintah tidak

segera menjalankan atau mendorong akan suatu program-program

perbaikan baik yangbersifat jangka panjang maupun jangka pendek.


21

Sebuah pendidikan karakter menjadi sebuah jawaban yang baik

atas permasalahan-permasalahan yang telah disebut dan sekolah sebagai

penyelenggara pendidikan diharapkan dapat menjadi tempat yang mampu

mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut.

Pembentukan karakter di sekolah adalah suatu hal yang sangat

penting dan semakin mendesak untuk dilakukan mengingat berbagai

macam perilaku yang non- edukatif kini telah memasuki dunia pendidikan.

Sebab karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,

perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata

krama, budaya dan adat istiadat.

1.9 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap

pertanyaan penelitian. Berdasarkan kerangka penelitian di atas maka

Hipotesis dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat pengaruh guru pendidikan agama Islam

terhadap pembentukan karakter peserta didik di SMAN 21

Kabupaten Tangerang.

Ha: Terdapat pengaruh guru pendidikan agama Islam terhadap

pembentukan karakter peserta didik di SMAN 21 Kabupaten

Tangerang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia

seiring berjalanya waktu dan aktifitas yang telah dilakukan dalam kurun waktu

yang tidak di ketahui. hal ini Mempunyai arti bahwa setiap manusia berhak

mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu berkembang di dalamnya,

Pendidikan tidak akan ada habisnya, Pendidikan secara umum mempunyai arti

suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri sendiri atau sama dengan

individu untuk dapat berlangsungnya kehidupan secara baik dan struktur dengan

apa yang kita inginkan oleh pemikiran dan harapan kita.

Jadi dalam proses pendidikan ini terdapat beberapa kegiatan ataupun

aktifitas yang harus kita kuasai dan laksanakan dengan baik, bukan hanya

berbicara tentang seberapa mahirnya seseorang dalam memberikan memotivasi

diri sendiri guna agar memiliki daya tarik pada suatu pendidikan yang akan kita

ketauhi atau yang akan kita dapatkan dari kehidupan sendiri atau kehidupan

orang lain, atau hanya mengetahui seberapa efektif dan tepat media serta model

pembelajaran yang akan di pelajari.

Pendidikan merupakan suatu prosesuntuk membina manusia agar ia dapat

menyesuaikan diri dalam masyarakat serta dapat memenuhi kebutuhan hidup dan

kehidupannya. Menurut Hasbullah, ―pendidikan diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat

22
23

dan kebudayaan.‖12

2.1.1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses yang berlangsung seiring berjalanya

waktu dalam kehidupan sehari-hari kita dalam beraktivitas. ―pola

pemikiran pendidikan seumur hidup yang memperlihatkan akan suatu

pandangan integral proses pendidikan yang mencakup pendidikan

informal, formal, dan nonfomal yang awal mulanya sejak seseorang

dilahirkan hingga meninggal wafat. Terkait dengan penyelenggaraannya,

terdapat tiga pusat pelaksanaan pendidikan yang dikenal dengan istilah Tri

Pusat Pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah, dan

masyarakat.13

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan

formal yang akan dilaksanakan dalam terstruktur dan berjenjang akan

suatu kepentingan pendidikan yang kelanjutan setelah terpenuhinnya

pendidikan tingkat dasar, serta pendidikan perluasan dan pendidikan nilai-

nilai hidup. Pendidikan informal ialah pendidikan yang terjadi dalam

lingkungan keluarga dan masyarakat.14

Pendidikan informal menjadi sebuah dasar utama bagi setiap

orang sebelum memasuki pendidikan formal maupun non formal.

12
Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan Hasbulloh, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta:
Rajawali Pres, Cet. XII, 2015)
<http://ejournal.unis.ac.id/index.php/ISLAMIKA/article/view/1548/1143 %0A>.
13
Ishak Abdulhak dan Ugi Suprayogi, Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Non
Formal (Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka, 2012)
<http://ejournal.unis.ac.id/index.php/ISLAMIKA/article/view/1548/1143 %0A>.
14
Made Pidarta, Landasan Kependidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009).
24

Pendidikan informal bisa juga disebut dalam pendidikan keluarga.15

Pendidikan informal adalah jenis pendidikan yang memiliki contoh tidak

terorganisir secara struktural, tidak terdapat penjenjangan kronologis,

tidak mengenal adanya kredensial, lebih merupakan hasil pengalaman

belajar individu mandiri. Untuk membangun sebuah sistem yang teratur

bagi organisasi pendidikan perlu adanya pengelolaan sumber daya mereka

secara efisien.

Ki Hajar Dewantara mengungkapkan pandangannya terkait

pendidikan, menurutnya pendidikan adalah upaya yang sengaja dilakukan

dalam menuntun segala potensi yang dimiliki pada anak agar mereka

sebagai manusia dan sebagai masyarakat dapat mencapai keselamatan dan

kebahagiaan yang setinggi-tingginya.16

Pandangan lainnya tentang pendidikan sebagaimana yang

dikatakan oleh Ade Holisoh, Karmawan dan Nur Halimah, bahwa

pendidikan merupakan upaya sadar untuk mengembangkan potensi yang

dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang

diharapkan, agar memanusiakan manusia atau menjadikannya insan

kamil, manusia utuh atau kaffah.17

Dari pandangan di atas, jelas bahwa pendidikan adalah suatu upaya

dalam berkembangnya akan kemajuan suatu potensi (budi pekerti, pikiran

15
Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern (Jakarta: PT Indeks, 2013).
16
et.al. Mohammad Fahmi Nugraha, Pengantar Pendidikan Dan Pembelajaran Di
Sekolah Dasar, cet. ke-1 (tasikmalaya: Edu Publisher, 2020)
<http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/kahpi/article/view/17553 %0A>.
17
Karmawan dan Nur Halimah. Ade Holisoh, ‗Kedisiplinan Siswa Dan Motivasi Belajar
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Akuntansi Di Madrasah Aliyah
Negeri Kabupaten Tangerang‘, 14.1 (2020), 80.
25

dan jasmani) yang dimiliki setiap peserta didik agar dapat memajukan

kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan menghidupkan peserta didik yang

selaras dengan alam dan masyarakat juga dapat meraih kebahagiaan di

akhirat. Hal tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan tidak hanya

berorientasi kepada domain kognitif saja, tetapi domain afektif dan

psikomotor.

Dengan adanya pengertian di atas jelas bahwa salah satu tujuan

dari proses pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, ialah

adanya pembentukan karakter. Pembentukan karakter di sekolah menjadi

sangat penting dan semakin mendesak untuk dilakukan mengingat

berbagai macam perilaku yang non- edukatif kini telah memasuki dunia

pendidikan.

Oleh karena itu, berupaya dalam mencerdaskan peserta didik yang

menekankan pada aspek intelektual perlu diimbangi dengan pembentukan

karakter yang termasuk dalam materi yang harus diajarkan, dikuasai dan

di praktekkan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Sebab

karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan

dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan

dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,

dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,

budaya dan adat istiadat.18

18
Ahmad Mufid Anwari, Potret Pendidikan Karakter Di Pesantren: Aplikasi Model
Keteladanan Dan Pembiasaan Dalam Ruang Publik (tasikmalaya: Edu Publisher, 2020).
26

Al-Quran sebagai kitab suci umat islam juga seringkali

memaparkan tentang pentingnya menjadi manusia yang berpendidikan,

umat manusia diperintahkan untuk senantiasa mencari ilmu pengetahuan

salah satunya yang Allah SWT. Firmankan dalam surah At-Taubah ayat

122 yang berbunyi:

ِ ِ
‫ت‬ َ ِّ‫ك ِم ْن َّرب‬
َ ‫ك َ َكا ْف ََّّلْ تَػ ْف َع ْل فَ َما بَػلَّ ْغ‬ َ ‫الر ُس ْو ُؿ بَػلِّ ْغ َماَ اُنْ ِزَؿ الَْي‬
َّ ‫مَاَيػُّ َها‬
‫َّاسَ اِ َّف اللّوَ َال يَػ ْه ِدل الْ َق ْوَـ الْك ِف ِريْ َن‬ِ ‫ك ِم َن الن‬ َ ‫ص ُم‬ ِ ‫ِرسلَتَو َكاللّو يػع‬
َْ ُ َ

Artinya: “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan


Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan
itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah
memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”
Pada ayat di atas dikisahkan bahwa Allah SWT memerintahkan

Nabi Muhammad SAW agar tidak menunda amanat yang sudah

diembannya walau hanya sebentar. Artinya, seseorang yang telah dibekali

ilmu atau kemampuan, sebaiknya menyebarkan dan mengajarkan ilmu

tersebut kepada orang lain yang membutuhkan. Sehingga, ilmu pendidikan

yang dimilikinya tidak hanya berguna bagi diri sendiri, namun juga

bermanfaat bagi orang di sekitarnya.

2.1.2. Unsur-Unsur Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kumpulan pengetahuan atau konsep yang

tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang

bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala


27

perbuatan mendidik atau suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang

dewasa kepada anak yang belum dewasa ataupun yang sudah dewasa

untuk mencapai kecerdasanya dalam rangka mempersiapkan diri sendiri

untuk kehidupan yang bermakna.

Oleh sebab itu maka suatu pendidikan memiliki Unsur-unsur

pendidikan yang terdiri atas beberapa bagian, sebagaimana dijelaskan

berikut ini:

1. Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik dalam suatu

pendidikan. Peserta didik merupakan seseorang yang memiliki

potensi fisik dan psikis, seorang individu yang berkembang serta

individu yang membutuhkan bimbingan dan perlakuan manusiawi.

Peserta didik juga memiliki kemampuan untuk mandiri. Peserta

didik juga tidak memandang usia.

2. Pendidik

Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap

pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik

bisa berasal dari lingkungan pendidikan yang berbeda, misalnya

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat. Oleh karena itu, seorang pendidik bisa berupa orang

tua, guru, pemimpin masyarakat dan lain-lain. Pendidik juga harus

memiliki kewibawaan dan kedewesaan, baik rohani maupun

jasmani.
28

3. Interaksi Edukatif

Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara

peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan

pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh

melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi,

metode serta alat-alat pendidikan. Ketika pendidik memberi bahan

ajar berupa materi pelajaran dan contoh-contoh, diharapkan adanya

respon yang baik dari para peserta didik dengan tetap menjunjung

sifat saling mengharia satu sama lain.

4. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan hal yang ingin dicapai dalam

proses pembelajaran dan tujuan ke arah mana bimbingan ditujukan.

Secara umum tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat

nilai-nilai yang sifatnya abstrak. Tujuan demikian bersifat umum,

ideal dan kandungannya sangat luas sehingga sulit untuk

dilaksanakan di dalam praktek.

Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang

ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat

tertentu dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu.

Tujuan pendidikan juga bertujuan untuk membangkitkan, memicu,

dan menyegarkan kembali materi-materi yang telah dibahas agar

peserta didik semakin mantap dalam menguasai pelajaran tersebut.


29

5. Materi Pendidikan

Materi pendidikan merupakan bahan ajar dalam suatu

pendidikan dan merupakan pengaruh yang diberikan dalam

bimbingan. Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah

diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana

pencapaian tujuan. Kurikulum ini menampung materi-materi

pendidikan secara terstruktur. Materi ini meliputi materi inti

maupun muatan lokal.

6. Alat dan Metode Pendidikan

Alat dan metode pendidikan adalah segala sesuatu yang

dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan

pendidikan. Alat pendidikan merupakan jenisnya sedangkan

metode pendidikan melihat efisiensi dan efektifitasnya. Contoh alat

pendidikan adalah komputer, sosial media, buku ajar dan alat

peraga. Sedangkan metode pendidikan merupakan cara

penyampaian materi pendidikan dari pendidik pada peserta didik.

7. Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan merupakan tempat dimana

peristiwa bimbingan atau pendidikan berlangsung. Secara umum

lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Ketiganya sering disebut sebagai tri pusat pendidikan.


30

2.2. Teori/Konsep Pendidikan Agama Islam

Bersamaan dengan perputaran dunia, modernisasi dan pengembangan

ilmu pengetahuan dari hari ke hari semakin berkembang, akhir-akhir ini kita

melihat banyak generasi Islam yang sudah tidak mengenal para tokoh Islam yang

sangat berpengaruh terhadap kemajuan dunia pendidikan. Hal ini terjadi karena

mereka kurang mengenal terhadap beberapa tokoh Islam yang berhasil mencetak

generasi yang tidak kalah hebat dengan tokoh pendidikan non-Muslim dalam

mencetak generasi berakhlak al- karimah, disiplin, terhormat, serta bermanfaat

untuk kepentingan agama, nusa, dan bangsa.

Negara Indonesia memang bukanlah negara yang menganut sitem

pemerintahan Islam, dasar-dasar hukum negara tidak sepenuhnya diambil dari al-

Qur‘an dan Hadis, namun nilai-nilai ajaran Islam sangat kental dan mendarah

daging dalam kehidupan masyarakat, hal ini tidak lain karena warga Indonesia

mayoritas memeluk agama Islam, sehingga nilai- nilai pendidikan Islam juga

mempengaruhi tujuan dan sistem pendidikannya.

Tujuan pendidikan dalam Islam menurut Djumransjah dan Abdul Malik

Karim Amrullah mengutip pendapat Imam al-Ghazali adalah pendidikan yang

mempuyai tujuan pertama, kesempurnaan manusia yang puncaknya adalah dekat

kepada Allah, kedua, kesempurnaan manusia yang puncaknya adalah

kebahagiaan dunia dan akhirat.19 Sementara Muhammad Athiyah al- Abrasyi

(seorang ahli pendidikan Mesir) berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah pembentukan akhlaqul karimah adalah tujuan utama pendidikan Islam.

19
Abdul Malik Karim. dan Djumransjah. Amrullah, Pendidikan Islam Menggali Tradisi
Mengukuhkan Eksistensi (malang: UIN-Malang Press, 2007).
31

2.2.1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

pendidikan agama Islam merupakan suatu metode pelajaran

yang mendalami dalam bidang agama Islam agar dilakukan suatu

pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran atau pelatihan yang telah dijadwalkan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu

berikut ini :

1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu

kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan yang

dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang

hendak dicapai.

2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai

tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari dan/atau

dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman,

penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran Islam.

3. Pendidikan atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI)

yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau

pelatihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk

mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

4. Kegiatan (pembelajaran) Pendidikan Agama Islam


32

diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,

penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari

peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan

pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan

sosial.20

Dalam pandangan Al-ghazali pendidikan adalah usaha pendidik

untuk menghilangkan akhlak buruk dan menanamkan akhlak yang baik

kepada siswa sehingga dekat kepada Allah dan mencapai kebahagiaan

dunia dan akhirat. Sedangkan Ibnu khaldun memandang bahwa pendidikan

itu memiliki makna luas.

Menurutnya pendidikan tidak terbatas pada proses pembelajaran

saja dengan ruang dan waktu sebagai batasannya, tetapi bermakna proses

kesadaran manusia untuk menangkap, menyerap, dan menghayati

peristiwa alam sepanjang zaman .

2.2.2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Berkaitan dengan tujuan Pendidikan Agama Islam, Darajat

mengemukakan beberapa tujuan sebagai berikut. Kesatu, memajukan dan

mengembangkan serta membentuk sikap peserta didik yang positif dan

disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan sebagai

esensi takwa; taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Kedua, ketaatan

kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan motivasi intrinsik siswa terhadap

pengembangan ilmu pengetahuan sehingga mereka sadar akan iman dan

20
Muhaimin et, al., Paradigma.Op. Cit. 76
33

ilmu dan pengembangannya untuk mencapai keridlaan Allah SWT. Ketiga,

menumbuhkan dan membina siswa dalam memahami agama secara benar

dan dengannya pula diamalkan menjadi keterampilan beragama dalam

berbagai dimensi kehidupan.

Ahmad Tafsir mengemukakan tiga tujuan Pendidikan Agama

Islam, yakni: (1) terwujudnya insan kamil, sebagai wakil-wakil Tuhan di

muka bumi, (2) terciptanya insan kaffah, yang memiliki tiga dimensi;

religius, budaya, dan ilmiah, dan (3) terwujudnya penyadaran fungsi

manusia sebagai hamba, khalifah Allah, pewaris para nabi, dan

memberikan bekal yang memadai untuk menjalankan fungsi tersebut. 21

Mengamati dan menelisik pengertian dan tujuan Pendidikan

Agama Islam, baik menurut ahli maupun regulasi di Indonesia, dapat

disimpulkan beberapa hal berikut:

1. Pendidikan Agama Islam telah mewarnai proses

pendidikan di Indonesia.

2. Pendidikan Agama Islam merupakan proses pendidikan

dengan ajaran Islam sebagai konten yang diajarkan.

3. Pendidikan Agama Islam diajarkan di sekolah oleh Guru

Pendidikan Agama Islam yang profesional.

4. Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk mendidik,

membimbing, dan mengarahkan siswa menjadi pribadi

Islami (yakin, taat, dan berakhlak) dalam kerangka diri

21
Tafsir. A, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017).
34

siswa sebagai individu, anggota kelaurga, bagian

masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Dalam poin

ini menegaskan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam

bukanlah menjadikan siswamenjadi ahli ilmu agama Islam.

5. Insan kamil adalah pencapaian tujuan Pendidikan Agama

Islam tertinggi sehingga mampu menjadi manusia yang

dapat menjadi rahmat sekalian alam (rahmatan li al-

„alamin).

Salah satu tujuan Pendidikan Agama Islam juga disebutkan dalam

Al-Quran pada surah Ali-Imran ayat 110 :

ِ ‫َّاس تَأْمرك َف بِٱلْمعر‬


‫كؼ َكتَػْنػ َه ْو َف َع ِن ٱلْ ُمن َك ِر‬ ِ ‫ُكنتم خيػر أ َُّم ٍة أُخ ِرج‬
ُْ َ ُ ُ ِ ‫ت للن‬ ْ َ ْ ََْ ْ ُ
‫ب لَ َكا َف َخْيػنرا ََّّلُم َ ِّمْنػ ُه ُم ٱلْ ُم ْؤِمنُو َف‬
ِ َ‫كتػُ ْؤِمنُو َف بِٱللَّ ِو َ كلَْو ء َامن أ َْىل ٱلْ ِكت‬
ُ َ َ َ َ
‫َكأَ ْكثَػ ُرُى ُم ٱلْ َف ِس ُقو َف‬
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Ayat di atas menjelaskan bahwasanya Kalian itu (wahai umat

Muhammad), adalah sebaik-baik umat dan orang-orang yang paling

bermanfaat bagi sekalian manusia, kalian memerintahkan kepada yang

ma‘ruf, yaitu segala yang diketahui kebaikannya menurut syariat maupun

akal, dan kalian melarang kemungkaran, yaitu segala yang diketahui


35

keburukannya menurut syariat maupun akal, dan beriman kepada Allah

dengan keimanan mantap yang dikuatkan dengan amal perbuatan nyata.

Seandainya ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani mau

beriman kepada Muhammad dan kepada risalah yang dia bawa kepada

mereka dari sisi Allah, sebagaimana kalian telah beriman kepadanya,

niscaya itu akan benar-benar lebih baik bagi mereka di dunia dan akhirat.

Di antara mereka ada orang-orang yang beriman, membenarkan risalah

Muhammad lagi mengamalkannya, namun jumlah mereka sedikit.

Sedangkan kebanyakan dari meraka adalah orang-orang yang keluar dari

ajaran agama Allah dan ketaatan kepadaNya.

2.2.3. Peran Pendidikan Islam

Pendidikan Agama Islam adalah sebuah peran yang sangat

penting bagi umat yang beragama Islam, karena bagi kita yang beragama

Islam maka saat kita sudah terlahir di muka bumi ini akan beragama

Islam. Oleh sebab itu orang tua kita mendidik kita dari kecil supaya

memiliki basic pengetahuan tentang Islam agar agama Islam yang sudah

kita miliki ini sempurna hingga bermanfaat bagi masyarakat.

Adapun hadits yang mengenai tentang orang tua dalam mendidik

anaknya dari kecil hingga dewasa :

ٍ ‫ض َل ِم ْن أَ َد‬
‫ب‬ َ ‫ { َما نَ َح َل َوالِ ٌد َولَ َدهُ أَ ْف‬:‫ال النَّبِ ُّي َعلَ ْي ِو الص َََّلةُ َوالس َََّل ُم‬
َ َ‫ق‬
}‫َح َس ٍن‬
Artinya : nabi muhammad saw bersabda : „‟ tidak ada
pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama daripada
(pendidikan) tata krama yang baik. ( HR AT-TIRMIDZI DAN AL-
HAKIM )
36

Dari hadits ini menjelasakan bahwasanya tidak akan lepas dan

akan memang sudah ada dari kecil sebuah pendidikan yang di berikan

orang tua kepada anaknya baik sebuah ilmu pengetahuan dalam berakhlak

ataupun ilmu pengetahuan dalam bersosial, namun memang benar

bahwasanya pendidikan utama yang diberikan orang tua ke kita adalah

sebuah tata krama yang baik agar saat kita mendalami ilmu pengetahuan

yang lainya itu menjadi lebih enak dan santai karena adab atau tata krama

yang baik lebih penting di bandingakan ilmu .

‫أنتم إىل يسري األدب احوج منكم إىل كثري من العلم‬


Artinya : ―Kalian lebih membutuhkan adab yang sedikit, dari
pada ilmu yang banyak‖ ( syarofu ash-habil hadits {122}di nukil
dari min washaya al ulama lithalabatil ilmi {17}. )

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu hal yang bisa

meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT

yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan

pertama-tama kewajiban dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.

Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan menanamkan keimanan dan

ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah

berfungsi untuk menumbuh kembangkankan lebih lanjut dalam diri anak

melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan

ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan

tingkat perkembangannya.

Jika anak tidak tidak di tanamkan nilai-nilai islam dari sejak kecil

dalam dirinya, kelak nantinya mereka tidak akan memiliki bekal untuk
37

bersosialisasi di lingkungan masyarakat sesuai dengan ketentuan syariat

agama yang berlaku, mereka akan berbuat semau mereka tanpa

menimbang mana yang baik dan mana yang buruk.

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwasanya sebuah

peran Pendidikan Agama Islam sangatlah berharga bagi guru ataupun

peserta didik maupun untuk masyarakat lainya untuk memperdalami

pengetahuan tentang sebuah pendidikan agama islam, Peran Pendidikan

Agama Islam sama halnya dengan peran pendidikan kepribadian atau

akhlak, dengan artian pendidikan ini memiliki arti membentuk manusia

menjadi pribadi yang berakhlakul karimah, berbudi luhur serta bertata

krama ramah dan sopan dalam segi aspek apapun.

2.3. Teori Guru Pendidikan Agama Islam

Sebuah pendidikan tak lepas dari pengawasan orang tua dan guru, namun

untuk pembelajaran pertama seorang peserta didik yaitu kepada orang tuanya

dan ke 2 yaitu kepada seorang guru yang di sekolah. Maka sebab dari itu yang

akan kita bahas yaitu pengawasan guru terhadap peserta didik di lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah, karena seorang murid ketika mereka di luar

ataupun sudah lulus maka itu masih termasuk dalam pengawasan seorang guru

walaupun semestinya mereka sudah lepas atau keluar atau lulus dari sekolah.

2.3.1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Madrasah sebagai satuan pendidikan dari tingkat dasar sampai

tingkat atas memiliki karakter dalam pengembangan ke-Islaman disamping

pengem- bangan materi umum sebagaimana yang disampaikan pada


38

sekolah umum, Karena itu, jumlah kompetensi yang harus dikembangkan

di madrasah lebih banyak dibanding pada sekolah umum. Pengembangan

kompetensi yang ber- ciri ke-Islaman ini menjadikan kekhasan madrasah

dibanding pendidikan formal pada sekolah yang berbasis sekolah umum.

Perbedaan terlihat dari materi pendidikan agama (Islam) pada sekolah-

sekolah yang diberikan secara umum, sdangkan pada madrasah materi

tersebut disampaikan secara spesifik, baik dilihat dari bidang studi maupun

dari substansi materi pelajaran.

Kekhasan materi pendidikan agama pada madrasah antara lain

melalui bidang studi Al-Qur‘an/Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, dan

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Melalui bidang studi yang diberikan

secara spesifik ini membawa konsekuensi pada guru sebagai tenaga

pengajar. Konsekuensi guru mata pelajaran dalam rumpun pendidikan ini

disesuaikan dengan kompetensi, yaitu tenaga pendidik yang secara khusus

mengajar Al-Qur‘an/Hadits berbeda dengan tenaga pendidik (guru) yang

mengajar bidang studi aqidah, akhlak, fiqih maupun SKI. Dengan

demikian, tuntutan guru madrasah adalah memiliki kompetensi terhadap

masing-masing bidang studi dalam rumpun pendidikan agama.

Guru madrasah sebagai salah satu komponen pendidikan adalah

se-seorang yang memiliki kompetensi sebagai pendidik dan dinyatakan

kompeten jika secara nyata mampu menjalankan tugas ketenaga

kependidikannya secara profesional sesuai dengan tuntutan jabatan tenaga


39

pendidik.22 Pemerintah melalui Peraturan Menteri No 18 Tahun 2007

meman- dang perlu untuk memberikan sertifikasi bagi guru agar tidak

terjadi miss match sekaligus memiliki kompetensi pedagogis, personal,

profesional dan sosial.

Guru PAI di madrasah dewasa ini harus memenuhi persyaratan

menjadi tenaga pendidik yang profesional berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 dan Undang-undang No.14 tahun 2005.

Karena itu guru PAI memiliki kesempatan yang sama sebagaimana guru

mata pelajaran lain untuk memperoleh sertifikat pendidik sebagai bukti

otentik guru PAI yang kompe- ten dan profesional.

Dengan telah dilakukannya uji kompetensi yang ditandai dengan

pem- berian sertifikat oleh pemerintah beserta konsekunsinya yakni berhak

mendapat tunjangan profesi oleh pemerintah, maka perlu dilakukan kajian

terhadap dampak sertifikasi, hal ini dikarenakan sangat mungkin guru yang

telah tersertifikasi memiliki kompetensi yang tidak lebih baik

dibandingkan dengan yang belum sertifikasi. Terdapat beberapa faktor

yang cukup mem- pengaruhi terhadap peningkatan kompetensi guru, yaitu

kesesuaian latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang

diajarkan, masa kerja yang berakibat pada bertambahnya pengalaman

mengajar, dan kesejahteraan yang diperoleh.

Kompetensi yang harus dimiliki guru merupakan kom- petensi

ideal untuk menuju guru yang profesional dan berhasil tidak hanya dalam

22
Djamas, Nurhayati, Ed, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam SLTP (Jakarta:
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Keagamaan, 2005).
40

pemberian materi pelajaran yang dapat difahami peserta didik, melainkan

dalam proses pembentukan kepribadian peserta didik. Proses pem-

bentukan kepribadian ini juga dapat dilakukan ketika guru sebagai pelaku

pendidikan memiliki kepribadian yang baik yang dapat dicontoh oleh

peserta didik. Dengan demikian, adanya sertifikasi merupakan langkah

yang dapat memotivasi guru memiliki kompetensi pedagogis, kompetensi

personal, kom- petensi professional, dan kompetensi sosial.

Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap

keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi

guru juga sangat berperan dalam pembentukan pribadi peserta didik. Ini

dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka

mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk

kepribadiannya. Semua itu menunjukkan bahwa kompetensi personal atau

kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses

pembentukan pribadinya. Sebagai seorang pendidik/guru yang mengemban

tugas membentuk kepribadian sehingga mampu melahirkan anak bangsa

yangberkepribadian unggul.

Kepribadian yang akan menentukan apakah seorang guru akan

menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi para siswanya, ataukah

akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari kedepan peserta didiknya.

Faktor kepribadian akan semakin menetukan peranannya pada peserta


41

didikyang masih kecil dan sedang mengalami keguncangan jiwa.23

2.3.2. Hakikat Guru Pendidikan Agama Islam

Guru menurut buya Hamka berfungsi sebagai lembaga yang

berupaya mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri peserta

didik secara maksimal, sesuai dengan irama perkembangannya, baik

jasmaniah maupun mental spiritual. Sebagaimana pandangan Hamka

terkait pendidik sangatlah besar upayanya dalam mewujudkan peserta

didik yang mampu mengoptimalkan akalnya, meraih cita- citanya, dan

mengarahkan cita-cita tersebut pada nilai-nilai yang dinamis dan religius.

Seorang pendidik dikatakan berhasil apabila peserta didik mencapai

kemajuannya. Guru Agama Islam adalah figur sentral yang harus dapat

diteladani akhlaknya, di samping keilmuan dan akademiknya. Selain itu,

guru hendaknya mempunyai tanggungjawab moral dan keagamaan, untuk

membentuk peserta didiknya menjadi orang yang berilmu dan berakhlaq.

Dan guru hendaknya tidak lupa melupakan empat hal yang perlu

diperhatikan yaitu : mendidik, mengajar, melatih dan meneliti.24

Guru harus bisa menanamkan keberanian pada diri peserta didik

untuk berani berargumentasi dan mengeluarkan pendapat, hal ini bisa

diupayakan dengan jalan menguatkan pelajaran olahraga, menceritakan

riwayat orang-orang yang berani, membiasakan berterus terang dalam

bercakap-cakap, tidak percaya pada khurafat, dan memperkaya akal dan

23
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan Dan Mengubah Jalan Hidup
Siswa (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).
24
Syamsul Ma‘arif, Guru Profesional: Harapan Dan Kenyataan (semarang: Need‘s
Press, 2012).
42

ilmu yang memberi faedah.25

Menurut Buya Hamka berpendapat bahwa pendidik adalah sosok

yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan dan mengantarkan peserta

didik untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas, berakhlak mulia, dan

bermanfaat bagi kehidupan masyarakat secara luas.26 Guru hendaknya

memiliki kepribadian yang baik karena peserta didik akan mencontoh

ataupun meniru tingkah laku gurunya. Peserta didik maupun masyarakat

akan beranggapan bahwasanya guru adalah manusia sempurna yang patut

dicontoh. Kepribadian menurut Buya Hamka sebagai berikut :

1. Kumpulan sifat dan kelebihan diri yang menunjukkan

kelebihan seseorang daripada oranglain sehingga ada

manusia besar dan manusia kecil. Ada manusia yang sangat

berarti hidupnya dan ada yang tidak berarti sama sekali.

Kedatangannya tidak menggenapkan dan kepergiannya

tidak mengganjilkan.

2. Kumpulan sifat akal budi, kemauan, cita- cita dan bentuk

tubuh. Menyebabkan harga kemanusian seseorang berbeda

dariyang lain.27

Dengan budi yang tinggi, kesopanan, ilmu pengetahuan yang

luas, kesanggupan menahan hati pada perkara yang belum disepakati,

dengan kecerdasan, kecepatan menarik kesimpulan, kebagusan susunan

kata, kepandaian menjaga perasaan orang, dan kesanggupan menenggang.


25
Hamka, Falsafah Hidup (Jakarta: PustakaPanjimas, 1984).
26
Hamka, Lembaga Budi (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983).
27
Hamka, Pribadi Hebat (Jakarta: Gema Insani, 2014).
43

Kumpulan sifat dan kelebihan itu menimbulkan daya tarik. Hal itu dapat

dipelajari dengan pergaulan yang luas dan ada juga karena diwarisi.

Pendidikan ibu, bapak, sekolah, teman sejawat, dan lingkungan

masyarakat, semuanya itu adalah guru yang membentuk daya penarik

Kuat atau lemahnya.

2.3.3. Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam

Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai dengan

ciri-ciri yang miliki. Kepribadian sebenarnya adalah suatu yang abstrak,

hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian,

dan cara menghadapi setiap persoalan.28 Hamka memberikan gambaran

tentang sosok manusia yang pandai tapi tidak memiliki kepribadian yang

unggul :‖ Banyak guru, dokter, hakim, insinyur, dan orang yang

bukunya satu gudang dan diplomanya segulung besar, tiba dalam

masyarakat menjadi ‖mati‖, sebab dia bukan orang masyarakat.

Hidupnya hanya mementingkan dirinya, diplomanya hanya untuk mencari

harta, hatinya sudah seperti batu, tidak mempunyai cita-cita lain kecuali

kesenangan dirinya.

Pribadinya tidak kuat. Dia bergerak bukan karena dorongan jiwa

dan akal. Kepandaiannya yang banyak itu kerap kali menimbulkan

takutnya Bukan menimbulkan keberaniannya memasuki lapangan hidup‖

Guru harus memahami konsep pendidik sebagai subjek yang dapat

diteladani, tugas- tugas pendidik, dan memiliki karakter (sifat- sifat),

28
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000).
44

sebagaimana layaknya seorang pendidik. Hamka mengemukakan

pendapatnya mengenai bagaimana harusnya sifat-sifat guru pendidikan

agama Islam, yaitu : Memiliki pengetahuan yang luas, Komunikasi yang

baik, Tauladan yang baik bagi peserta didik dan yang disekitarnya,

Ikhlash, Memiliki metode mengajar yang baik, Rendah hati, Tanggung

jawab, Percaya diri, Lemah lembut, Sabar, Berlaku dan berkata jujur

Semangat.

1. Memiliki pengetahuan yang luas

Menjadi guru hendaknya mempunyai ilmu pengetahuan

yang luas, memperoleh ilmu tidak hanya dari pendidikan

formal, akan tetapi guru harus menambah ilmu pengetahuan

dengan berbagai pengalaman dan buku-buku agar

menambah wawasan dan memperkuat ilmunya

pengetahuannya. Hamka menuliskan pendapatnya sebagai

berikut :

―Ilmu pengetahuan yang pada dasarnya bersumber dari

percobaan-percobaan dan analisis yang dilakukan secara

berulangkali melahirkan kesimpulan fakta (kebenaran)

ilmiah yang bersifat universal dan semantara. Ilmu

pengetahuan yang murni akan senantiasa beriringan dangan

agama, begitu pula sebaliknya agama yang murni tidak

akan terjadi pertentangan terhadapnya. Apabila terjadi

pertentangan diantara ilmu pengetahuan dan agama hal itu


45

membuktikan bahwa ilmu pengatuan atau agama itu tidak

murni‖.

Ilmu pengetahuan menjadi kekuatan besar bagi suatu

bangsa. Mulai dari sejak dulu atau sampai sekarang ataupun

nanti. Guru harus selalu menambah pengetahuannya.

Mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar. Guru yang

pekerjaannya memberi pengetahuan- pengetahuan dan

kecakapan-kecakapan kepada muridnya tidak mungkin akan

berhasil baik jika guru itu sendiri tidak selalu berusaha

menambah pengetahuannya. Jadi sambil mengajar

sebenarnya guru itu belajar. Selain mempunyai pengetahuan

yang dalam tentang mata pelajaran yang sudah menjadi

tugasnya akan lebih baik lagi jika guru itu mengetahui pula

tentang segala tugas yang penting-penting, yang ada

hubungannya dengan tugasnya di dalam masyarakat. Guru

merupakan tempat bertanya tentang segala sesuatu bagi

masyarakat.

2. Komunikasi yang baik

Tugas dan kewajiban guru tidak hanya terbatas pada

sekolah saja tetapi juga dalam masyarakat. Sekolah

hendaknya menjadi cermin bagi masyarakat sekitarnya,

Sekolah akan asing bagi rakyat jika guru-gurunya

menjauhkan diri dari masyarakat, tidak suka bergaul atau


46

mengunjungi orang tua peserta didiknya. Masyarakat

disekitarnya akan lebih menyukai apabila guru dapat

berkomunikasi dengan baik. Buya Hamka menggambarkan

cara berkomunikasi yang baik terhadap sekitar yaitu :

―Lidah mewakili kebatinan kita menunjukkan kecerdasan

pikiran, kedalaman pembelajaran dan pemahaman, serta

banyak pengalaman. Bagaimana pun gagah atau manisnya

seseorang, biarpun banyaknya ilmu yang dimiliki, jika

lidahnya kelu, apalah jadinya! Padahal, lidah adalah magnet

untuk menarik orang lain supaya dapat berhubungan dengan

kita. Bukankah hidup akan sunyi jika hanya sendiri‖?.

Berdasarkan kutipan tersebut Buya Hamka menjelaskan

bahwa lidah adalah salah satu cara komunikasi yang baik

untuk menarik orang lain agar dapat berhubungan

dengannya.

3. Tauladan yang baik bagi peserta didik dan yang

disekitarnya Guru harus menjadi contoh yang baik dalam

hal kepribadian, agar dapat menjadikan peserta didiknya

berakhalakul karimah. Hamka berpendapat bahwa: ―Maka

hendaklah seorang menjadi contoh yang baik bagi peserta

didiknya, perangai patut ditiru, menjadi ayah dari peserta

didiknya, menjadi sahabat tempat menumpahkan perasaan

hati dan mengadu di waktu pikiran tertumpuk.


47

Bergaul dengan peserta didiknya itu dengan sikap lemah

lembut, tetapi tidak tersudu, keras tetapi penyayang,

lemah lembut, tetap merdeka d an bebas, terus terang dan

tidak sembunyi-sembunyi. Kadang-kadang sikapnya keras

tetapi di dalam kerasnya itu si peserta didiknya merasa

sendiri, bahwa pada waktu itu, memang sudah seadilnya

jika gurunya keras kepadanya. Kekerasan sekali-sekali,

samalah artinya dengan garam penambah enaknya sambal‖.

2.4. Teori Pembentukan Karakter

Pendidikan karakter menjadi isu penting dalam dunia pendidikan akhir-

akhir ini, hal ini berkaitan dengan fenomena dekadensi moral yang terjadi

ditengah – tengah masyarakat maupun dilingkungan pemerintah yang semakin

meningkat dan beragam. Kriminalitas, ketidak adilan, korupsi, kekerasan pada

anak, pelangggaran HAM, menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri dan

karakteristik pada bangsa Indonesia.

Budi pekerti luhur, kesantunan, dan relegiusitas yang dijunjung tinggi

dan menjadi budaya bangsa Indonesia selama ini seakan-akan menjadi terasa

asing dan jarang ditemui ditengah-tengah masyarakat. Kondisi ini akan menjadi

lebih parah lagi jika pemerintah tidak segera mengupayakan program-program

perbaikan baik yangbersifat jangka panjang maupun jangka pendek.

Pendidikan karakter menjadi sebuah jawaban yang tepat atas

permasalahan-permasalahan yang telah disebut di atas dan sekolah sebagai

penyelenggara pendidikan diharapkan dapat menjadi tempat yang mampu


48

mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut.

2.4.1. Pengertian Pembentukan Karakter

Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah

etika, akhlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral,

berkonotasi ―positif‖ bukan netral. Oleh karena itu Pendidikan karakter

secara lebih luas dapat diartikan sebagai pendidikan yang mengembangkan

nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka

memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-

nilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat, dan

warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.

Konsep tersebut harus disikapi secara serius oleh pemerintah dan

masyarakat sebagai jawaban dari kondisi riil yang dihadapi bangsa

Indonesia akhir-akhir ini yang ditandai dengan maraknya tindakan

kriminalitas, memudarnya nasionalisme, munculnya rasisme, memudarnya

toleransi beragama serta hilangnya religiusitas dimasyarakat, agar nilai-

nilai budaya bangsa yang telah memudar tersebut dapat kembali

membudaya ditengah-tengah masyarakat. Salah satu upaya yang dapat

segera dilakukan adalah memperbaiki kurikulum dalam sistem pendidikan

nasional yang mengarahkan pada pendidikan karakter secara nyata.

Didalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional sebenarnya pendidikan karakter menempati posisi

yang penting, hal ini dapat kita lihat dari tujuan pendidikan nasional yang

menyatakan bahwa:
49

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Namun selama ini proses pembelajaran yang terjadi hanya

menitik beratkan pada kemampuan kognitif anak sehingga ranah

pendidikan karakter yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

tersebut hanya sedikit atau tidak tersentuh sama sekali. Hal ini terbukti

bahwa standar kelulusan untuk tingkat sekolah dasar dan menengah

masih memberikan prosentase yang lebih banyak terhadap hasil Ujian

Nasional daripada hasil evaluasi secara menyeluruh terhadap semua mata

pelajaran.

Pendidikan karakter bukanlah berupa materi yang hanya bisa

dicatat dan dihafalkan serta tidak dapat dievaluasi dalam jangka waktu

yang pendek, tetapi pendidikan karakter merupakan sebuah pembelajaran

yang teraplikasi dalam semua kegiatan siswa baik disekolah, lingkungan

masyarakat dan dilingkungan dirumah melalui proses pembiasaan,

keteladanan, dan dilakukan secara berkesinambungan. Oleh karena itu

keberhasilan pendidikan karakter ini menjadi tanggung jawab bersama

antara sekolah, masyarakat dan orangtua.

Evaluasi dari Keberhasilan pendidikan karakter ini tentunya

tidak dapat dinilai dengan tes formatif atau sumatif yang dinyatakan

dalam skor. Tetapi tolak ukur dari keberhasilan pendidikan karakter

adalah terbentuknya peserta didik yang berkarakter; berakhlak,berbudaya,


50

santun, religius, kreatif, inovatif yang teraplikasi dalam kehidupan

disepanjang hayatnya. Oleh karena itu tentu tidak ada alat evaluasi yang

tepat dan serta merta dapat menunjukkan keberhasilan pendidikan

karakter.

2.4.2. Nilai-nilai Pembentukan Karakter

Nilai berasal dari Bahasa latin valu‟ere yang artinya berguna,

mampu akan, berdaya, berlaku sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu

yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan

seseorang atau sekolompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang

menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan

dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.29

Nilai merupakan istilah yang tidak dapat dipisahkan dari

pendidikan. Dalam gagasan pendidikan nilai dikemukakan Kniker, nilai

selain ditempatkan sebagai inti dari proses dan tujuan pembelajaran, setiap

huruf yang terkandung dalam value dirasionalisasikan sebagai tindakan-

tindakan pendidikan.

Oleh karena itu, dalam pengembangan sejumlah strategi belajar

nilai selalu ditampilkan lima tahapan penyadaran nilai sesuai dengan

jumlah huruf dalam kata value, yaitu : identifikasi nilai (value

identification), aktivitas (activity), alat bantu belajar (learning aids),

interaksi unit (unit interaction), segmen penilaian (evalution segment).

Dengan demikian, hubungan antara nilai dan pendidikan sangat erat. Nilai

29
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter (Jakarta: Rajawali Press, 2013).
51

dilibatkan dalam setiap pendidikan baik dalam memilih maupun dalam

memutuskansetiap hal untuk kebutuhan belajar.30

Menurut Hill, ia mengatakan hakikat pendidikan nilai adalah

mengantar peserta didik mengenali, mengembangkan, dan menerapkan

nilai-nilai, moral dan keyakinan agama untuk memasuki kehidupan budaya

zamannya.

Lebih jelasnya Hill ingin menandaskan bahwa pendidikan nilai

harus mampu membuat peserta didik menguasai pengetahuan yang berakar

pada nilai-nilai tradisionalnya yang mampu menolong menghadapi nilai-

nilai modern, berempati dengan persepsi dan perasaan orang-orang yang

tradisional, mengembangan keterampilan kritis dan menghargai nilai-nilai

tersebut, mengembangkan diri sehingga berketrampilan dalam membuat

keputusan dan berdialog dengan orang lain, dan akhirnya mampu

mendorong peserta didik untuk berkomitmen pada masyrakat dan

warganya.

Menurut Ryan dan Bohlim karakter mengandung tiga unsur

pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai

kebaikan (loving the good), dan melaksanakan kebaikan (doing the good),

dalam pendidikan karakter kebaikan itu sering dirangkum dalam sederet

sifat-sifat baik, sehingga dengan demikian pendidikan karakter merupakan

sebuah upaya untuk membimbing perilaku manusia menuju standar-

30
Maksudin, Pendididikan Nilai Konprehensif : Teori Dan Praktik (yogyakarta: UNY
Press, 2009).
52

standar yang baik.31

Lebih mudahnya, tiga unsur tersebut bisa di pahami berupa :

pengetahuan, sikap dan perilaku. Ketiga-tiganya harus terpenuhi dan tidak

bisa hanya salah satunya saja yang terpenuhi. Seperti orang yang

mengetahui sesuatu perbuatan yang baik, akan tetapi tidak pernah

melakukannya. Sebagai contoh banyak orang yang membuang sampah

sembarangan padahal orang tersebut mengetahui dampaknya, faktanya

orang tersebut masih sering membuang sampah sembarangan.

Kenapa pemerintah baru akhir-akhir ini gencar menerapkan

pendidikan karakter di sekolah ? karena jaman sekarang sudah terbuka

duniaanya, sehingga jika manusia tidak dibentengi dengan karakter islam,

tentu ini akan berbahaya. Menurut Raka, krisis karakter bangsa kita

disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:32

1. Terlampau terlena oleh sumber daya alam yang melimpah

2. Pembangunan ekonomi yang terlalu bertumpu pada modal fisik

3. Surutnya idealisme, berkembangsa pragmatisme „overdoes‟

4. Kurang berhasil belajar dari pengalaman belajar sendiri

Kembali ke Nilai-Nilai dalam karakter, bahwa sebenarnya

pemerintah sudah berupaya dalam membentuk karakter yang bagus bagi

setiap warga Negara, yakni dimulai dari jenjang pendidikan Tk, Sd, Smp,

Sma hingga ke jenjang Sekolah Tinggi ( Perkuliahan ).

31
Juwariyah dkk., Pendidikan Karakter Perspektif Pendidikan Islam (yogyakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013).
32
Mansur Muslich, Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011).
53

Dalam Undang-Undang Nomer 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas, disebutkan bahwa ―Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab‖.

Dari isi undang-undang tersebut, secara jelas bahwa salah satu

tujuannya adalah membentuk manusia yang berakhlak manusia dalam arti

manusia yang berkarakter. Sehingga mampu menciptakan manusia yang

berbudi luhur, bertanggung jawab, cakap serta berakhlak saat kita

melakukan kegiatan hidup kita sehari-hari dalam bermasyarakat.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dalam sebuah pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuantitatif. Creswell menyebutkan bahwa, quantitative research is a type

of educational research in which the researcher decides what to study; ask

spesific, narrow questions, collects quantifiable data from participants; analysis

these numbers using statistics; and conducts the inquiry in an unbiased,

objective manner. ―Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian

pendidikan dimana peneliti memutuskan apa yang akan diteliti, menyusun

pertanyaan spesifik, membatasi pertanyaan, mengumpulkan data terukur dari

partisipan, menganalisis angka-angka dengan menggunakan statistik, melakukan

penyelidikan yang tidak memihak, dengan cara-cara yang obyektif‖.

Penelitian kuantitatif memerlukan studi pada sampel dari populasi dan

sangat bergantung pada data numerik dan analisis statistik. Kebanyakan

penelitian kuantitatif dilakukan oleh peneliti yang menganut epistemologi

positifisme, Mereka menentukan tema yang menarik dalam hal perilaku yang

dapat diamati

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi perubahan dan dalam variabel dependen memiliki hubungan

yang positif dan negatif bagi variabel dependen nantinya. Dalam penelitian ini

yang merupakan variabel bebas adalah pengaruh guru Pendidikan Agama Islam

54
55

(Variabel X), sedangkan variabel terikat adalah pembentukan

karakter(Variabel Y). Jenis penelitian ini menguji seberapa Pengaruh Guru

Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik Di

SMAN 21 Kota Tangerang.

Melalui metode deskriptif analisis tersebut menggunakan deskriptif

pendekatan kuantitatif melalui skala likert. Maka desain variabel penelitian

sebagai berikut:

Gambar 1.2

Desain penelitian

x 𝒓𝒙𝒚 Y

Sebagai Variabel Bebas Sebagai Variabel Terikat

𝜺 = (Epilson)

Keterangan:

X = Variabel Bebas yaitu Pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam

Y = Variabel Terikat yaitu Pembentukan Karakter


𝒓𝒙𝒚 = Hubungan antara Variabel X dan Y

𝜺 = Epilson yaitu variabel bebas lainnya yang memiliki hubungan antara

variabel X dan Y
56

3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel adalah proses merumuskan variabel-variabel

berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel-variabel tersebut yang dapat

diamati. Operasionalisasi variabel adalah proses unik, dimana peneliti yang

menentukan karakteristik-karakteristik yang dapat diamati tersebut. Variabel-

variabel penelitian pada dasarnya adalah sebuah gambaran yang abstrak. Dalam

penelitian eksperimen, output-nya adalah angka-angka hasil pengukuran.

Pengukuran hanya dapat dilakukan pada gambaran-gambaran yang jelas dan

tegas. Oleh karena itulah, perlu adanya operasionalisasi variabel-variabel yang

abstrak tersebut.33

Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yang akan menjadi bahan

penelitian yaitu:

3.2.1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut dengan variabel stimulus, predictor,

antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut juga sebagai variabel

bebas (variabel X). Variabel bebas ialah sebuah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau sebab timbulnya

variabel dependen (terikat). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini

yaitu ―Pengaruh guru pendidikan agama islam”

3.2.2. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

33
Susatyo dan Wiwien, Psikologi Eksperimen, Teori Dan Aplikasi (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2018), p. 62.
57

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel ini biasa

dilambangkan dengan (variabel Y). adapun variabel terikat dalam

penelitian ini yaitu “perkembangan karakter peserta didik”.

Tabel 3.1
KISI-KISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

No Variabel Dimensi Indikator Butir


Kompetensi  Mampu 1, 2, 3
personal memberikan
pembelajaran
yang spesifik.
 Materi mudah
di fahami
Kompetensi  Memiliki rasa 4, 5, 6, 7
professional empati .
Variabel X  Memiliki
kepribadian
Guru yang beribawa,
1
tanggung jawab
Pendidikan Agama
dan obyektif.
Islam
 Menjadi suri
tauladan yang
baik.

Kompetensi  Mampu 8, 9, 10
sosial memberikan
pesan dan
kesan dengan
baik
Pembiasaan  Terbiasa 1, 2, 3, 4, 5
melakukan hal
yang baik.
Variabel Y  Mampu
2 memberikan
Pembentukan
pengalaman
Karakter yang baik
Mengenal  Mampu 6, 7, 8, 9,
diri sendiri memahamai 10
sifat dan emosi.
58

 kemampuan
mengendalikan
 kemampuan
bersikap

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.34 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta

didik SMAN 21 Kabupaten Tangerang.

Tabel 3.2
Jumlah Populasi Para Peserta Didik
SMAN 21 Kabupaten Tangerang

Jenis Kelas

Kelamin Presentasi
No. X MIPA X IPS Jumlah

I, II, III I

1. Laki-Laki 41 13 54

2. Perempuan 74 26 100

Total Populasi 154 100%

34
Sugiyono.
59

3.3.2 Sampel

Sampel ialah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu.

Dalam pengambilan sampel terdapat banyak cara-cara tertentu

yang dapat digunakan. Dalam penelitian ini teknik dan cara yang

digunakan peneliti yaitu menggunakan teknik Random Sampling, yaitu

pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian. Peneliti menggunakan

penarikan sampel berdasarkan rumus ISAC.

s=
( )

=
( )

= 110,131074 ~ 111 Peserta Didik

3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian atau sering disebut dengan metodelogi penelitian ialah

sebuah desain atau rancangan sebuah penelitian. Berisi rumusan tentang objek

atau subjek yang akan diteliti. Metode penelitian ialah cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pemilihan metode

penelitian ini disesuaikan dengan tujuan penelitian.


60

Tipe metode yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan metode

survey. Metode survey merupakan sebuah metode yang pengumpulan datanya

dilakukan dalam bentuk kuesioner atau angket yang kemudian disebarkan kepada

responden. Metode survey dapat pula diartikan sebagai metode penelitian yang

mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui sebuah

kuesioner atau angket agar nantinya dapat menggambarkan berbagai aspek dari

populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.35

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Didalam suatu penelitian memerlukan teknik dalam pengambilan

data, teknik ini merupakan suatu langkah yang paling utama dalam suatu

penelitian, karena tujuan utama dalam suatu penelitian yakni untuk

mendapatkan data. Jika dilihat dari segi, cara, maupun teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan dapat dilakukan dengan

cara interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan)

dan gabungan antara ketiga teknik tersebut.

Sedangkan dalam penelitian ini akan menggunakan teknik

pengumpulan data dengan teknik observasi (pengamatan) dan teknik

kuesioner (angket), diantaranya sebagai berikut:

1. Observasi, merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses

35
Maidiana, ‗Penelitian Survey‘, Alacrity: Journal Of Education, 1.2 (2021), 20–29.
61

pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan

observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar.

2. Kuesioner (Angket), merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien

bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang diukur dan tahu

apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner

juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan

tersebar di wilayah yang luas.

3.5.2 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan

menyebarkan angket atau kuesioner dengan mengajukan pertanyaan yang

sesuai dengan penelitian. Kemudian setelah angket yang telah diisi

dikumpulkan semua, lalu data tersebut diklasifikasikan dengan

menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur

pendapat, persepsi, dan sikap seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena yang sebenarnya. Dengan Skala Likert, maka variabel dalam

penelitian akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel yang

menjadi titik tolak atau patokan untuk menyusun pertanyaan pada

instrument penelitian. Adapun jawaban dengan kategori serta skor nilai


62

dari masing-masing, yaitu:

Tabel 3.3
Jawaban dan Skor Nilai
Jawaban Skor Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-Ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses penyederhanaan dari data hasil

penelitian ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dipahami dan juga

bermanfaat untuk menentukan solusi dalam permasalahan. Analisis data juga

dapat diartikan sebagai kegiatan untuk merubah hasil dari hasil penelitian menjadi

informasi yang nantinya bisa dipergunakan untuk mengambil kesimpulan.

Dimana tujuan dari analisis data adalah untuk mendeskripsikan sebuah

data sehingga bisa dipahami dan juga untuk membuat kesimpulan atau menarik

kesimpulan mengenai karakteristik populasi yang berdasarkan data yang diperoleh

dari sampel, yang biasanya dibuat dengan dasar pendugaan dan pengajuan

hipotesis.
63

Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan teknik statistik deskriptif. Statistik deskriptif yaitu statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. Teknik statistik

deskriptif juga dapat diartikan yang masing-masing variabel penelitian dapat

dilihat dari nilai rata-rata (mean), maximum dan minimum.

Dalam menganalisis data, maka peneliti menggunakan perhitungan dengan

presentase dan uji Pearson Product Moment atau yang biasa disebut dengan uji

korelasi. Uji korelasi ialah sebuah teknik analisis untuk mencari hubungan antara

variabel bebas ( Guru Pendidikan Agama Islam ) dengan variabel terikat (

Pembentukan Karakter ) maka peneliti menggunakan Pearson Product Moment

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam terhadap

pembentukan karakter peserta didik di SMAN 21 Kabupaten

Tangerang.

Ha: Terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam terhadap

pembentukan karakter peserta didik di SMAN 21 Kabupaten

Tangerang.

3.7 Rancangan Uji Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang

mungkin besar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau

pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.


64

Setelah mengetahui uji normalitas bahwa data yang diperoleh dari sampel

penelitian ini berdistribusi normal, maka untuk mencari koefisien dan variabel,

peneliti menggunakan korelasi product moment dengan rancangan pengajuan

hipotesis sebagai berikut:

3.7.1 Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan

atau keaslian suatu instrumen penelitian. Pengujian validitas itu mengacu

pada sejauh mana suatu instrumen menjalankan fungsinya dan instrumen

dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang hendak diukur. Untuk menghitung uji validitas dari sebuha

instrumen dapat menggunakan korelasi product momen atau dikenal

dengan sebutan korelasi pearson.

Dalam melakukan uji validitas peneliti/penulis menggunakan

rumus uji validitas di bawah ini antara lain:

( )( )
√* ( ) +* ( ) +

Keterangan:

N = jumlah responden

X = skor masing masing butir variabel

Y = skor total Variabel

Instrumen dinyatakan valid jika

Menghitung dengan cara (0.05; n-2) pada tabel Product

Moment.
65

3.7.2 Uji Reliabilitas

Terdapat beberapa langkah langkah berikut ini yang perlu

dilakukan pada saat akan melakukan uji reliabilitas pada suatu instrumen

penelitian antara lain:

1) Menghitung nilai varians setiap butir pertanyaan

( )

=

2) Menghitung nilai varian total

( )

3) Menentukan reliabilitas instrumen

* +[ ]

Keterangan :

N = Jawaban sampel

= Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

∑X = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

= Varian Total

∑ = Jumlah Varian Total

k = Jumlah butir pertanyaan


66

= Koefisien realibilitas instrument

3.7.3 Uji Normalitas

Beberapa langkah langkah yang akan dilakukan pada saat akan

melakukan uji normalitas pada suatu data penelitian dengan menggunakan

Uji Chi-Kuadrat antara lain :

1) Data sampel dikelompokkan dalam distribusi frekuensi absolut dan

ditentukan batas kelas intervalnya

2) Menentukan nilai z dari masing – masing batas interval dengan

persamaan z =

Keterangan:

Z = nilai tabel z

x = batas kelas

X = Mean/ Rerata/Rata-Rata hitung

s = simpangan baku / standar deviasi

Menghitung besar peluang (p = F(z)) untuk tiap tipa nilai z (berapa

luas) dengan ketentuan:

F(z) = 0,5 – z tabel (lihat tabel z), jika nilai z < 0

F(z) = 0,5 + z tabel (lihat tabel z), jika nilai z < 0

Menghitung besar peluang (luas tiap kelas interval) untuk masing

masing kelas interval sebagai selisih luas yaitu selisih sepasang F(z)

berturut- turut
67

Menentukan fe untuk tiap kelas interval sebagai hasil kali luas tiap

kelas interval dengan sampel

( )
Menggunakan persamaan chi Kuadrat.

Dengan kriteria pengujian :

Terima = jika

Tolak = jika

Data yang perlu diketahui ukuran statistik data yakni mean dan

standar deviasi

Cara mencari yakni dengan cara: α = 0,05 dan dk = k-jumlah

kelas interval

3.7.4 Uji Korelasi

Terdapat beberapa langkah langkah berikut ini yang perlu

dilakukan pada saat akan melakukan uji korelasi antara lain:

1) Menggunakan rumus product moment

( )( )
√* ( ) +* ( ) +

Keterangan:

N = jumlah responden

X = skor total variabel X

Y = skor total Variabel Y


68

2) Mengetahui hubungan antara 2 variabel dengan cara :

Jika (lihat tabel r) maka ditolak

Jika (lihat tabel r) maka diterima

3.7.5 Uji Hipoetesis

Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel dan

seberapa besar pengaruh variabel bebas (guru pendidikan agama islam)

terhadap variabel terikat (Pengamalan atau pembentukan karakter). Maka

peneliti menggunakan Korelasi Product Moment dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis, terdapat dua Hipotesis:

Ho: Tidak terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam

terhadap pembentukan karakter peserta didik di SMAN 21

Kabupaten Tangerang.

Ha: Terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam terhadap

pembentukan karakter peserta didik di SMAN 21 Kabupaten

Tangerang.

b. Mencari koefisien korelasi antara variabel x dan y dengan

menggunakan rumus r rank.

Setelah mengetahui uji normalitas bahwa dalam peneliti ini

berdistribusi tidak normal, maka untuk mencari koefisien dua variabel.


69

Peneliti menggunakan korelasi r rank dan rancangan uji hipotesis sebagai

berikut :

1. Rumus Regresi Linier Sederhana

( )
Mean (X) =

( )
Mean (Y) =

( ) ( )( )
b=
( ) ( )

Keterangan :

n : Jumlah Responden

: Jumlah Seluruh Nilai X

: Jumlah Seluruh Nilai Y

:Jumlah Seluruh Nilai X dikali Y

: Jumlah Seluruh Nilai

: Jumlah Seluruh Nilai

Ŷ = a + b (x)
2. Rumus Korelasi r rank

( )
- ( )

3. Rumus Uji T

Menguji hipotesis antara variabel X dan Y dengan rumus uji


70

hipotesis statistik :


t =

Keterangan :

t : Nilai t

r : Koefisien r rank

n : Jumlah sampel

Ha : Diterima jika t hitung > t tabel

Ho : Ditolak jika t hitung < t tabel

3.8. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi jadwal penelitian ini sangat dibutuhkan oleh peneliti agar tempat

dan wkatu penelitian dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Maka dari itu

peneliti sangat membutuhkan lokasi dan jadwal penelitian. Adapun lokasi dan

jadwal penelitian ini yaitu :

3.8.1. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, secara geografis lokasi merupakan

variabel yang sangat penting untuk menggambarkan berbagai hal tentang

gejala atau fenomena yang dipelajari atau diteliti. Lokasi penelitian ini

dilaksanakan di SMAN 21 KABUPATEN TANGERANG yang beralamat

di Jl. Raya Cirarab No.5, Rw. Kidang, Kec. Sukadiri, Kabupaten

Tangerang, Banten.
71

3.8.2. Jadwal Penelitian

Gambar 3.4

Jadwal Kegiatan dan Penelitian


Uraian Bulan
No
Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus

Pengajuan
1
judul

Penyusunan
2
proposal

Seminar
3
proposal

Bimbingan
4
skripsi

Pelaksanaan
5
penelitian

Penyebaran
6
angket

Pengelolaan

7 data dan

analisis data
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Latar Belakang Sekolah

SMA Negeri 21 Kabupaten Tangerang di dirikan pada tanggal 26

April 2006, awalnya bernama SMA Negeri 1 Sukadiri, sesuai dengan

kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang demi penyeragaman

nama sesuai dengan urutan tahun pendirian maka SMA Negeri 1 Sukadiri

berubah nama menjadi SMA Negri 21 Kabupaten Tangerang, awalnya

belum memiliki gedung sendiri dan masih menumpang di Gedung SD

Negri Rawakidang selama 3 tahun yaitu dari tanggal 26 April 2006 sampai

dengan 1 April 2009.

Pada awal Mei 2010 SMA Negeri 21 Kabupaten Tangerang baru

memiliki Gedung sendiri, yaitu berlokasi di Jl. Cirarab No. 05 Kec.

Sukadiri Kab. Tangerang Prov. Banten. SMA Negeri 21 Kabupaten

Tangerang terletak pantai utara Kabupaten Tangerang, berdekatan dengan

Kantor Kec. Sukadiri, Puskesmas dan Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas

Pendidikan Kecamatan Sukadiri.

A. Profil Sekolah

1. Nama Sekolah : SMAN 21 Kabupaten Tangerang

2. Kepala Sekolah : Nana Sutisna, M.Pd

3. Tahun Berdiri : 2006

72
73

4. Alamat Sekolah : Jln. Cirarab No. 05 Kec. Sukadiri Kab.

Tangerang Prov. Banten.

5. Kelurahan : Sukadiri

6. Kecamatan : Sukadiri

7. Kabupaten/Kota : Tangerang

8. Provinsi : Banten

9. Status Sekolah : Negeri

10. Status Akreditas :B

Sumber: Dari Kepala Sekolah SMAN 21 Kabupaten Tangerang

B. Visi dan Misi Sekolah

Visi SMA Negeri 21 Kabupaten Tangerang adalah membentuk peserta


didik yang religius, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berkualitas dan
berwawasan lingkungan.
Dengan indikator ketercapaiannya sebagai berikut:

1. Religius: Taat kepada Allah SWT dan Rasul Nya serta rajin beribadah

2. Berakhlak Mulia: memiliki sopan santun dan peduli terhadap sesama

3. Sehat: Sehat jasmani dan rohani

4. Cerdas: Berprestasi secara akademik dan non akademik

5. Berkualitas: memiliki kompetensi dalam bidang teknologi digital

6. Berwawasan Lingkungan: Mampu menjaga kebersihan diri dan

lingkungan nya.

Misi SMA Negeri 21 Kabupaten Tangerang adalah:

1. Menyelengarakan pembelajaran yang berorientasi kepada peningkatan

keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


74

2. Membentuk karakter peserta didik yang berakhlak mulia, baik di

lingkungan sekolah maupun di luar sekolah

3. Menciptakan sekolah yang aman, sehat, dan peduli lingkungan

4. Membudayakan 5S dan menumbuhkembangkan budaya literasi di

sekolah

5. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik peserta didik

6. Meningkatkan lulusan yang di terima di Perguruan Tinggi

7. Meningkatkan kompetensi dalam bidang teknologi digital

8. Menciptakan warga sekolah yang mampu bersinergi dengan berbagai

unsur.

C. Data Guru

Tabel 4.1
Data Guru SMAN 21 KAB TANGERANG

No Nama Jabatan/Tugas
1. NANA SUTISNA, M.Pd. Kepala Sekolah SMAN 21 KAB
TANGERANG
2. SULASIAH, S.Pd.,M.M Guru Ekonomi

3. TUTI ALAWIAH, S.Ag.,M.M. Guru PAI

4. MUSLIH, M.Pd. Guru Biologi

5. MUHAMAD SARTIBI, S.E.,M.Pd. Guru Ekonomi

6. IKA RUSMALA DEWI, S.Pd. Guru Matematika Umum


75

7. AH. CAHYADI, S.Ag.,M.Pd. Guru Bahasa Inggris

8. DEDE INDRA KOMARA, S.Pd. Guru Fisika

9. FEBBY ANGGRAENI, S.Pd. Guru Bahasa Inggris

10. RAMAWATI ALFIDWI PUTRI, Guru Fisika


S.Pd.Gr.
11. ANISA YOSA PURI EKA PUTRI, Guru Biologi
S.Pd
12. ARSOMA, SE.,S.Pd.I. Guru Sosiologi

13. EEN KURAENI, S.Pd.I. Guru Bahasa Arab

14. BUSTANIL ARIPIN, S.Pd.I. Guru Seni Budaya

15. MASYKUR, S.Pd.I. Guru PAI

16. WAHYU YUAINUL YAKIN, S.Pd. Guru Penjaskes

17. NINGSIH HARYANI, S.Hum. Guru Sejarah Indonesia

18. MUMUN MULYANAH, S.Kom. Guru Tikom

19. YAYAH MASHULIYAH, S.Pd Guru Bahasa Indonesia

20. WAWAH, S.Pd Guru PKN

21. SUMIYATI, S.Pd Guru Geografi

22. MUDAMMIROTUL ASHNAM, Guru Fisika


S.Pd.
23. M. YUSUF, S.Pd. Guru Matematika Minat

24. RATMONO, S.E Guru Prakarya

25. ENCUN SUNDUSIYAH, S.Psi Guru Bimbingan Konseling

26. RETNO AYU, S.Pd Guru Seni Budaya

27. NADIA EKA FATMAWATI, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia


76

28. MUHAMAD HAWASI, S.Pd Guru Kimia

29. TYAS WULANING, S.Pd. Guru Sosiologi

30. ANDIKA DWI SATRIO, S.Pd Guru Penjaskes

31. ROSNA DEWI HANDINI, S.Pd Guru Bahasa Inggris Minat

32. RITA, S.Pd Guru Sejarah Minat

33. ADE MUTMAINAH, S.Pd Guru Geografi

34. ASRI FAJRIATI, S.Pd Guru Bahasa Indonesia

35. TUTI ALAWIYAH, S.Pd Guru PKN

36. TATI NURHAYATILLAH, S.Pd Guru Bahasa Inggris


37. ENCUP SUPRIAH, S.Pd Guru Matematika

38. TITIN KHUSNUL KHOTIMAH, Guru Matematika


S.Pd
39. AHMAD SARIPUDIN, S.Pd Guru Biologi

40. SUMIYATI, S.Pd.I Guru BTQ

41. SHOIMATUL MAEMANAH, S.Pd. Guru Kimia

42. IMAM GOZALI, S.Pd. Guru Bimbingan Konseling

43. SAFITRI, S.Pd. Guru Bimbingan Konseling

44. PUTRI YULIA RACHMAWATI, Guru Bimbingan Konseling


S.Pd.
Sumber: Tata Usaha SMAN 21 KAB TANGERANG.

4.1.2. Deskripsi Data

Pada pembahasan sebelumnya peneliti telah mengemukakan bahwa

suatu teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam menyusun skripsi

ini adalah dengan menyebar angket. Angket yang peneliti sebar berjumlah
77

111 yang dibagikan kepada Peserta Didik kelas X (Sebelas) SMAN 21

Kabupaten Tangerang dan dijawab berdasarkan jawaban mereka masing-

masing.

Tabel 4.2

Skor Angket

Nomor Alternatif Jawaban Nilai

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 4.3

Frekuensi Data Guru Pendidikan Agama Islam

No Kelas Frekuensi Persentase

1 30-32 1 0,9%

2 33-35 0 0%

3 36-38 2 1,8%

4 39-41 31 27,9%
78

5 42-44 21 18,9%

6 45-47 27 24,4%

7 48-50 29 26,1%

Total 111 100%

Dari tabel di atas diperoleh keterangan bahwa data terkecil adalah 30 dan data

terbesar adalah 50, dengan Jumlah Kelas Interval 7, Rentang Kelas 21, Panjang

Kelas Interval 3, Mean 43,74324324, Modus 40,45 dan Median 39,91891. Data

tersebut dapat diperoleh melalui perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

1. Rentang Kelas

= N terbesar – N terkecil + 1

= 50 – 30 + 1

= 21

2. Jumlah Kelas Interval

= 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 111

= 1 + 3,3 (2,04)

= 1 + 6,7

= 7,7 (dibulatkan menjadi 7)

3. Panjang kelas Interval

= rentang kelas : jumlah kelas

= 21: 7

=3
79

4. Mean =

= 43,74324324

5. Modus, Mo = b + p ( )

Keterangan :

Mo = Modus

b = batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = panjang kelas interval

b1 = frekuensi kelas interval terbanyak dikurangi kelas sebelumnya

b2 = frekuensi kelas interval terbanyak dikurangi kelas setelahnya

Diketahui :

b = 39 – 0,5 = 38,5

p =3

b1 = 31 – 2 = 29

b2 = 31- 21 = 10

jadi modusnya adalah :

= 38,5 + 3 (13 : 13 + 7)

= 38,5 + 3 (13:20)

= 38,5 + 3 (0,65)

= 38, 5 + 1,95

= 40,45
80

6. Median = b + p ( )

Keterangan :

b = nilai tengah pada tabel

p = panjang kelas

F = jumlah frekuensi sebelum nilai tengah

f = jumlah data

Diketahui:

b = 39 – 0,5 = 38,5

p=3

F=1+2 =3

f = 111

Jadi mediannya adalah :

= 38,5 + 3 (55,5 – 3 : 111)

= 38,5 + 3 (52,5 : 111)

= 38,5 + 3 (0,47297297)

= 38,5 + 1,4189189

= 39,91891
81

Tabel 4.4
Rekapitulasi Data Hasil Penyebaran Angket Variabel X
(Guru Pendidikan Agama Islam)

No Nomor Item Pernyataan Total


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 44
2 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 45
3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 42
4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 46
5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 45
6 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 45
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
12 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
13 5 4 4 4 5 5 4 5 3 5 44
14 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 45
15 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 46
16 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 45
17 3 4 2 3 4 3 5 4 3 3 34
18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
19 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49
20 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 48
21 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
22 4 3 3 3 5 5 4 5 4 4 40
23 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 42
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
25 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 44
26 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
27 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 44
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 46
31 5 4 4 5 5 4 5 5 3 5 45
32 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 46
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
34 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 43
35 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 42
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
82

37 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
38 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 45
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
41 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 46
42 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 42
43 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 45
44 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 48
45 4 5 4 4 4 5 3 5 4 3 41
46 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 42
47 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
48 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
49 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 47
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
51 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 44
52 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
53 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47
54 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 44
55 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 47
56 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
57 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38
58 4 3 4 5 4 4 3 3 2 4 36
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
60 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 46
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
62 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49
63 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 45
64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
66 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 39
67 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 47
68 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
71 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 47
72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
73 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49
74 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 46
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
76 3 4 3 4 4 5 4 3 4 5 39
77 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
79 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 46
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
81 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
83

82 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 45
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
85 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
87 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49
88 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 48
89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
91 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 48
92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
95 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 46
96 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
97 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 46
98 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 44
99 4 4 4 5 4 3 5 4 5 4 42
100 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41
101 4 3 5 5 4 5 4 5 4 4 43
102 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 45
103 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
104 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 43
105 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
106 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
107 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 44
108 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 44
109 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 45
110 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
111 4 5 5 3 5 3 5 4 3 5 42
JUMLAH 4926
84

Tabel 4.5
Guru PAI memberikan pendidikan dengan baik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 62 56%

2 Setuju 48 43%

3 Ragu-Ragu 1 1%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 62 responden (56%) menjawab sangat setuju, 48 responden (43%)

menjawab setuju, 1 responden (1%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden sangat setuju jika guru PAI selalu memberikan pendidikan

dengan baik.

Tabel 4.6
Guru PAI memberikan pelajaran yang mudah dimengerti

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 45 41%

2 Setuju 62 56%
85

3 Ragu-Ragu 0 0%

4 Tidak Setuju 2 2%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 45 responden (41%) menjawab sangat setuju, 62 responden (56%)

menjawab setuju, 2 responden (2%) menjawab Tidak Setuju. Jadi dapat

disimpulkan bahwa responden setuju jika guru PAI selalu memberikan pelajaran

yang mudah dimengerti.

Tabel 4.7
Guru PAI mampu mengatur jadwal pembelajaran dengan baik dan rapih

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 41 37%

2 Setuju 64 58%

3 Ragu-Ragu 4 4%

4 Tidak Setuju 1 1%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%


86

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 41 responden (37%) menjawab sangat setuju, 64 responden (58%)

menjawab setuju, 4 responden (4%) menjawab ragu-ragu, dan 1 responden (1%)

menjawab tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden setuju jika guru

PAI mampu mengatur jadwal pembelajaran dengan baik dan rapih.

Tabel 4.8
Guru PAI dapat menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dikelas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 49 44%

2 Setuju 60 54%

3 Ragu-Ragu 2 2%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 49 responden (44%) menjawab sangat setuju, 60 responden (54%)

menjawab setuju, 2 responden (2%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden sangat setuju jika guru PAI dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang nyaman dikelas.


87

Tabel 4.9
Guru PAI bertutur kata yang lembut dan sopan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 63 57%

2 Setuju 46 41%

3 Ragu-Ragu 1 1%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 63 responden (57%) menjawab sangat setuju, 46 responden (41%)

menjawab setuju, 1 responden (1%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden sangat setuju jika guru PAI selalu bertutur kata lembut dan

sopan.

Tabel 4.10
Guru PAI memberikan pelajaran dengan sifat yang baik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 63 57%

2 Setuju 45 41%
88

3 Ragu-Ragu 2 2%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 63 responden (57%) menjawab sangat setuju, 45 responden (41%)

menjawab setuju, 2 responden (2%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden sangat setuju jika guru PAI selalu memberikan pelajaran dengan

sifat yang baik.

Tabel 4.11
Cara mengajar guru PAI membuat peserta didik tertarik dan senang

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 48 43%

2 Setuju 58 52%

3 Ragu-Ragu 5 5%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%


89

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 48 responden (43%) menjawab sangat setuju, 58 responden (52%)

menjawab setuju, 5 responden (5%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden setuju jika cara mengajar guru PAI membuat peserta didik

tertarik dan senang.

Tabel 4.12
Guru PAI Memberikan Nasehat Atau Motivasi Positif Kepada Peserta Didik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 53 48%

2 Setuju 55 50%

3 Ragu-Ragu 3 2%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 53 responden (48%) menjawab sangat setuju, 55 responden (50%)

menjawab setuju, 3 responden (2%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden setuju jika guru PAI memberikan nasihat atau motivasi kepada

peserta didik.
90

Tabel 4.13
Guru PAI Memberikan Pujian Ketika Peserta Didik Meraih Prestasi Saat
Belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 45 41%

2 Setuju 57 51%

3 Ragu-Ragu 7 7%

4 Tidak Setuju 1 1%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 45 responden (41%) menjawab sangat setuju, 57 responden (51%)

menjawab setuju, 7 responden (7%) menjawab ragu-ragu, dan 1 responden (1%)

menjawab tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden setuju jika guru

PAI memberikan pujian ketika peserta didik meraih prestasi.

Tabel 4.14

Guru PAI Selalu Mengigatkan Peserta Didik Dengan Baik Ketika Ada
Kesalahan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


91

1 Sangat Setuju 51 46%

2 Setuju 58 42%

3 Ragu-Ragu 2 2%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 51 responden (46%) menjawab sangat setuju, 58 responden (42%)

menjawab setuju, 2 responden (2%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden setuju jika guru PAI selalu mengingatkan peserta didik jika

terdapat kesalahan.

Tabel 4.15

Frekuensi Data Pembentukan Karakter

No Kelas Frekuensi Presentase

1 30-32 1 0,9%

2 33-35 1 0,9%

3 36-38 7 6,3%

4 39-41 34 30,6%

5 42-44 25 22,5%
92

6 45-47 21 18,9%

TOTAL 111 100%

Dari tabel di atas diperoleh keterangan bahwa data terkecil adalah 30 dan data

terbesar adalah 50, dengan Jumlah Kelas Interval 7, Rentang Kelas 21, Panjang

Kelas Interval 3, Mean 42,77027 , Modus 39,3666667 dan Median 39,75676.

Data tersebut dapat diperoleh melalui perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

1. Rentang Kelas

= N terbesar – N terkecil + 1

= 50 – 30 + 1

= 21

2. Jumlah Kelas Interval

= 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 111

= 1 + 3,3 (2,04)

= 1 + 6,7

= 7,7 (dibulatkan menjadi 7)

3. Panjang kelas Interval

= rentang kelas : jumlah kelas

= 21: 7

=3

4. Mean =
93

= 42,77027

5. Modus, Mo = b + p ( )

Keterangan :

Mo = Modus

b = batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = panjang kelas interval

b1 = frekuensi kelas interval terbanyak dikurangi kelas sebelumnya

b2 = frekuensi kelas interval terbanyak dikurangi kelas setelahnya

Diketahui :

b = 39 – 0,5 = 38,5

p =3

b1 = 34 – 2 = 32

b2 = 34- 21 = 13

jadi modusnya adalah :

= 38,5 + 3 (32 : 32 + 13)

= 38,5 + 3 (13:45)

= 38,5 + 3 (0,288888889)

= 38, 5 + 0,8666667

= 39,3666667

6. Median = b + p ( )
94

Keterangan :

b = nilai tengah pada tabel

p = panjang kelas

F = jumlah frekuensi sebelum nilai tengah

f = jumlah data

Diketahui:

b = 39 – 0,5 = 38,5

p=3

F=1+1+7 =9

f = 111

Jadi mediannya adalah :

= 38,5 + 3 (55,5 – 9 : 111)

= 38,5 + 3 (46,5 : 111)

= 38,5 + 3 (0,41891891892)

= 38,5 + 1,25676

= 39,75676
95

Tabel 4.16
Rekapitulasi Data Hasil Penyebaran Angket Variabel Y
(Pembentukan Karakter)
No Nomor Item Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 42
2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41
3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 43
4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 42
5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 3 42
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 46
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 40
12 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 42
13 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 43
14 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
15 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 45
16 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 46
17 4 1 4 3 3 3 3 3 3 5 32
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 37
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
20 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 47
21 3 4 3 3 4 4 5 4 4 5 39
22 3 5 3 3 5 5 5 4 5 4 42
23 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
25 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 39
26 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48
27 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 47
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 48
31 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 47
32 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49
33 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 47
34 4 4 3 3 3 4 4 5 4 5 39
35 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 48
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
37 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 48
38 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42
96

39 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 38
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
41 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 38
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
43 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 45
44 5 5 4 3 3 5 5 4 4 5 43
45 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 44
46 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 42
47 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41
48 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 41
49 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 42
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
51 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 46
52 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 46
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
54 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 44
55 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 47
56 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
57 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 34
58 4 5 3 4 3 5 4 4 4 4 40
59 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
60 3 4 4 3 5 4 5 5 5 5 43
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
63 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 46
64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
66 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 37
67 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 43
68 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38
69 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 44
70 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 47
71 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 45
72 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
73 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 43
74 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
75 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
76 4 5 3 4 3 4 4 3 3 4 37
77 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 46
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
79 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 42
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
81 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 46
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
97

84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
85 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
87 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
88 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49
89 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 45
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
91 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 48
92 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 45
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
95 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 45
96 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
97 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 45
98 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44
99 5 4 4 5 3 5 4 5 5 4 44
100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
101 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 42
102 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48
103 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
104 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
105 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 44
106 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
107 5 4 5 5 4 4 5 4 3 4 43
108 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 44
109 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 45
110 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
111 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44
JUMLAH 4812
98

Tabel 4.17
Saya sangat semangat saat pelajaran PAI berlangsung

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 44 40%

2 Setuju 58 52%

3 Ragu-Ragu 6 6%

4 Tidak Setuju 2 2%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 44 responden (40%) menjawab sangat setuju, 58 responden (52%)

menjawab setuju, 6 responden (6%) menjawab ragu-ragu, dan 2 responden (2%)

menjawab tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden setuju jika

mereka semangat pada saat pembelajaran PAI.

Tabel 4.18
Saya senang mengikuti pembelajaran PAI

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 46 41%

2 Setuju 62 56%
99

3 Ragu-Ragu 2 2%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 46 responden (41%) menjawab sangat setuju, 62 responden (56%)

menjawab setuju, 2 responden (2%) menjawab ragu-ragu, dan 1 responden (1%)

menjawab sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden setuju

jika mereka senang mengikuti pembelajaran PAI.

Tabel 4.19
Saya dapat memahami pembelajaran PAI dengan baik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 40 36%

2 Setuju 63 57%

3 Ragu-Ragu 7 6%

4 Tidak Setuju 1 1%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%


100

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 40 responden (36%) menjawab sangat setuju, 63 responden (57%)

menjawab setuju, 7 responden (6%) menjawab ragu-ragu, dan 1 responden (1%)

menjawab tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden setuju jika

mereka memahami pelajaran PAI dengan baik.

Tabel 4.20
Saya Mampu berkomunikasi dengan baik saat pembelajaran

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 32 29%

2 Setuju 65 59%

3 Ragu-Ragu 13 12%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 32 responden (29%) menjawab sangat setuju, 65 responden (59%)

menjawab setuju, 12 responden (12%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa responden setuju jika mereka mampu berkomunikasi dengan

baik saat pembelajaran.


101

Tabel 4.21
Saya selalu berdoa ketika memulai dan mengakhiri suatu aktivitas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 53 48%

2 Setuju 53 48%

3 Ragu-Ragu 5 4%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 53 responden (48%) menjawab sangat setuju, 53 responden (48%)

menjawab setuju, 5 responden (4%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden setuju jika mereka selalu berdoa ketika memulai dan mengakhiri

sesuatu aktivitas.

Tabel 4.22
Saya dapat mengendalikan sifat saya ketika pembelajaran berlangsung

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 38 34%

2 Setuju 67 60%
102

3 Ragu-Ragu 6 6%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 38 responden (34%) menjawab sangat setuju, 67 responden (60%)

menjawab setuju, 6 responden (6%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden setuju jika mereka mampu mengendalikan sifat mereka kita

pembelajaran berlangsung.

Tabel 4.23
Saya menyadari kekurangan saya sebagai peserta didik, maka saya harus
belajar lebih giat kembali

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 52 47%

2 Setuju 58 52%

3 Ragu-Ragu 1 1%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%


103

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 52 responden (47%) menjawab sangat setuju, 58 responden (52%)

menjawab setuju, 1 responden (1%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden setuju jika menyadari kekurangan mereka sebagai peserta didik

serta ingin belajar lebih giat lagi.

Tabel 4.24
Saya dapat mendengarkan dengan baik ketika pembelajaran

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 41 37%

2 Setuju 61 55%

3 Ragu-Ragu 6 6%

4 Tidak Setuju 2 2%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 41 responden (37%) menjawab sangat setuju, 61 responden (55%)

menjawab setuju, 6 responden (6%) menjawab ragu-ragu, dan 2 responden (2%)

menjawab tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden setuju jika

mereka dapat mendengarkan dengan baik ketika pembelajaran.


104

Tabel 4.25
Saya selalu bersikap baik terhadap guru dan teman

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 38 34%

2 Setuju 68 61%

3 Ragu-Ragu 5 5%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 48 responden (38%) menjawab sangat setuju, 58 responden (68%)

menjawab setuju, 5 responden (5%) menjawab ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa responden setuju jika mereka selalu bersikap baik kepada guru dan teman.

Tabel 4.26
Saya Selalu Menyimak Penjelasan Yang Disampaikan Guru Pai, Karena
Bagi Saya Ilmu Pengetahun Itu Sangat Penting Dan Dibutukan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Setuju 51 46%

2 Setuju 59 53%
105

3 Ragu-Ragu 0 0%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1%

Total 111 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi dari 111

responden ada 51 responden (46%) menjawab sangat setuju, 59 responden (53%)

menjawab setuju, 1 responden (1%) menjawab tidak setuju. Jadi dapat

disimpulkan bahwa responden setuju mereka selalu menyimak pembelajaran PAI

karena hal tersebut penting dan dibutuhkan.

Tabel 4.27
Rekapitulasi Skor X dan Y

No X Y X2 Y2 XY
1 44 42 1848 1936 1764
2 45 41 1845 2025 1681
3 42 43 1806 1764 1849
4 46 42 1932 2116 1764
5 45 42 1890 2025 1764
6 45 40 1800 2025 1600
7 50 46 2300 2500 2116
8 50 50 2500 2500 2500
9 40 40 1600 1600 1600
10 40 40 1600 1600 1600
11 49 40 1960 2401 1600
12 42 42 1764 1764 1764
13 44 43 1892 1936 1849
14 45 41 1845 2025 1681
15 46 45 2070 2116 2025
16 45 46 2070 2025 2116
106

17 30 32 960 900 1024


18 41 37 1517 1681 1369
19 49 49 2401 2401 2401
20 48 47 2256 2304 2209
21 42 39 1638 1764 1521
22 40 42 1680 1600 1764
23 42 49 2058 1764 2401
24 40 40 1600 1600 1600
25 44 39 1716 1936 1521
26 41 48 1968 1681 2304
27 44 47 2068 1936 2209
28 40 40 1600 1600 1600
29 40 40 1600 1600 1600
30 46 48 2208 2116 2304
31 45 47 2115 2025 2209
32 46 49 2254 2116 2401
33 50 47 2350 2500 2209
34 43 39 1677 1849 1521
35 42 48 2016 1764 2304
36 50 50 2500 2500 2500
37 49 48 2352 2401 2304
38 45 42 1890 2025 1764
39 40 38 1520 1600 1444
40 40 40 1600 1600 1600
41 46 38 1748 2116 1444
42 42 41 1722 1764 1681
43 45 45 2025 2025 2025
44 48 43 2064 2304 1849
45 41 44 1804 1681 1936
46 42 42 1764 1764 1764
47 41 41 1681 1681 1681
48 41 41 1681 1681 1681
49 47 42 1974 2209 1764
50 50 50 2500 2500 2500
51 44 46 2024 1936 2116
52 41 46 1886 1681 2116
53 47 40 1880 2209 1600
54 44 44 1936 1936 1936
55 47 47 2209 2209 2209
107

56 39 39 1521 1521 1521


57 38 34 1292 1444 1156
58 36 40 1440 1296 1600
59 40 41 1640 1600 1681
60 46 43 1978 2116 1849
61 50 50 2500 2500 2500
62 49 50 2450 2401 2500
63 45 46 2070 2025 2116
64 50 50 2500 2500 2500
65 50 50 2500 2500 2500
66 39 37 1443 1521 1369
67 47 43 2021 2209 1849
68 41 38 1558 1681 1444
69 50 44 2200 2500 1936
70 50 47 2350 2500 2209
71 47 45 2115 2209 2025
72 50 48 2400 2500 2304
73 49 43 2107 2401 1849
74 46 41 1886 2116 1681
75 40 41 1640 1600 1681
76 39 37 1443 1521 1369
77 41 46 1886 1681 2116
78 40 40 1600 1600 1600
79 46 42 1932 2116 1764
80 50 49 2450 2500 2401
81 48 46 2208 2304 2116
82 45 40 1800 2025 1600
83 40 40 1600 1600 1600
84 40 40 1600 1600 1600
85 39 37 1443 1521 1369
86 50 50 2500 2500 2500
87 49 41 2009 2401 1681
88 48 49 2352 2304 2401
89 50 45 2250 2500 2025
90 50 50 2500 2500 2500
91 48 48 2304 2304 2304
92 50 45 2250 2500 2025
93 50 50 2500 2500 2500
94 40 40 1600 1600 1600
108

95 46 45 2070 2116 2025


96 41 41 1681 1681 1681
97 46 45 2070 2116 2025
98 44 44 1936 1936 1936
99 42 44 1848 1764 1936
100 41 40 1640 1681 1600
101 43 42 1806 1849 1764
102 45 48 2160 2025 2304
103 40 39 1560 1600 1521
104 43 40 1720 1849 1600
105 50 44 2200 2500 1936
106 40 40 1600 1600 1600
107 44 43 1892 1936 1849
108 44 44 1936 1936 1936
109 45 45 2025 2025 2025
110 40 41 1640 1600 1681
111 42 44 1848 1764 1936
TOTAL 4922 4812 214634 220012 210354

4.1.3. Pengujian Pesyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis akan diukur dengan uji reabilitas, uji

validitas dan uji normalitas, dikarenakan data berditribusi tidak normal maka

pada pengujian persyaratan analisis kali ini tidak menggunakan koefisien

korelasi product moment ―r‖ akan tetapi menggunakan rumus rank ―r‖

Spearman untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap

variabel Y.
109

1. Uji Reliabilitas

a) Variabel X (Guru Pendidikan Agama Islam)

1. Menghitung nilai varian setiap butir pertanyaan dengan rumus

( )

=

Dan setiap item memperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.28
Hasil Hitung nilai Varian Setiap Butir Variabel X
Item Item Item Item Item Item Item Item Item Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,30 0,30 0,34 0,30 0,24 0,30 0,32 0,30 0,40 0,30

Total 3,10

2. Menghitung nilai varian total

( )
=

( )
=

= 14,96

3. Menentukan reliabilitas instrumen


110

* +[ ]

* +* +

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka data variabel X dinyatakan reliabel

karena hasil alpha cronbach 0,89 > 0,6

b) Variabel Y (Pembentukan Karakter)

1. Menghitung nilai varian setiap butir pertanyaan dengan rumus

( )

=

Dan setiap item memperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.29
Hasil Hitung nilai Varian Setiap Butir Variabel X
Item Item Item Item Item Item Item Item Item Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,41 0,37 0,34 0,38 0,40 0,25 0,26 0,38 0,29 0,36

Total 3,44

2. Menghitung nilai varian total

( )
=
111

( )

= 15,74

3. Menentukan reliabilitas instrumen

* +[ ]

* +* +

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka data variabel X dinyatakan reliabel

karena hasil alpha cronbach 0,99 > 0,6

2. Uji Validitas

a) Variabel X

Setelah melakukan perhitungan setiap item dengan rumus:

( )( )
√* ( ) +* ( ) +
112

Maka peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.30
Hasil Hitung Uji Validitas Variabel X

No.
r tabel r hitung keterangan
Item
1 0,185 0,716 VALID
2 0,185 0,708 VALID
3 0,185 0,233 VALID
4 0,185 0,631 VALID
5 0,185 0,729 VALID
6 0,185 0,734 VALID
7 0,185 0,674 VALID
8 0,185 0,657 VALID
9 0,185 0,631 VALID
10 0,185 0,693 VALID

Berdasarkan hasil tersebut karena seluruh item mempunyai r hitung yang lebih

besar dari r tabel maka seluruh item variabel X dinyatakan valid.

b) Variabel Y

Setelah melakukan perhitungan setiap item dengan rumus:

( )( )
√* ( ) +* ( ) +

Maka peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.31
Hasil Hitung Uji Validitas Variabel Y

No.
r tabel r hitung keterangan
Item
1 0,185 0,588 VALID
2 0,185 0,693 VALID
113

3 0,185 0,729 VALID


4 0,185 0,723 VALID
5 0,185 0,698 VALID
6 0,185 0,664 VALID
7 0,185 0,665 VALID
8 0,185 0,729 VALID
9 0,185 0,724 VALID
10 0,185 0,512 VALID

Berdasarkan hasil tersebut karena seluruh item mempunyai r hitung yang lebih

besar dari r tabel maka seluruh item variabel Y dinyatakan valid.

3. Uji Normalitas

a) Variabel X

Setelah peneliti melakukan perhitungan uji normalitas untuk Variabel X

maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.32
Hasil Hitung Uji Normalitas Variabel X

KEPERCAYAAN
DK = K-3 4 9 < 34,9984
ALPHA 5%

X X
TABEL HITUNG
DATA BERDISTRIBUSI
TIDAK NORMAL

Berdasarkan hasil perhitungan Tersebut maka data variabel X dinyatakan

tidak normal karena X hitung lebih besar dari X tabel.


114

b) Variabel Y

Setelah peneliti melakukan perhitungan uji normalitas untuk Variabel Y

maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.33
Hasil Hitung Uji Normalitas Variabel Y

DK = KEPERCAYAAN
4 9 < 82,775
K-3 ALPHA 5%

X X
TABEL HITUNG
DATA BERDISTRIBUSI
TIDAK NORMAL

Berdasarkan hasil perhitungan Tersebut maka data variabel Y dinyatakan

tidak normal karena X hitung lebih besar dari X tabel.

4. Regresi Linier Sederhana

Diketahui:

( ) ( )( )
b
( ) ( )
115

( ) ( )( )
b
( ) ( )

( )
a

( )
a

Nilai 111 di atas menunjukan jumlah sampel yang diambil dari semua populasi

yang berjumlah 154 peserta didik yang ada dikelas X SMAN 21 Kabupaten

Tangerang.

Menghitung Nilai Minimum dan Maximum


̂ = a+b(bx)

Nilai Minimum

̂ = 10,92 + (0,7308)(30)
116

̂ = 10,92 + 21,924

̂ = 32,844

Nilai Maximum

̂ = 10,92 + (0,7308) (50)

̂ = 10,92 + 36,54

̂ = 47,46

Untuk Mengetahui korelasi antara variabel X dan variabel Y tersebut peneliti

tidak menggunakan rumus r product moment dikarenakan distribusi data tidak

normal, akan tetapi peneliti menggunakan rumus r spearman sebagai berikut :

( )
r =1-
( )

( )
r =1-
( )

r = 1-

r = 1- 0,000763

r = 0,999237

Dari hasil perhitungan di atas, maka korelasi antara variabel X dan Variabel

Y diperoleh nilai korelasi sebesar 0,999237 dari responden yang berjumlah 111.

Hal ini berarti jika diinterprestasikan merupakan korelasi yang kuat sekali karena
117

berada pada interval 0,91-0,99. Menurut Khairil Anwar dan Ismail Marzuki dalam

Statistik Terapan klasifikasi rendahnya antara variabel X dan Y dapat dilihat pada

tabel dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 4.34
Klasifikasi Nilai Korelasi
Nilai korelasi Interpretasi

0,00-0,20 Korelasi sangat lemah

0,21-0,40 Korelasi lemah

0,41-0,70 Korelasi kuat

0,71-0,90 Korelasi sangat kuat

0,91-0,99 Korelasi kuat sekali

Sumber: Khairil Anwar dan Ismail Marzuki dalam buku Statistik Terapan

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel

tersebut dapat dihitung dengan koefisiensi determinasi, yaitu dengan

mengkuadratkan nilai dari koefisien korelasi (r²) kemudian dikalikan dengan

100%. Berikut perhitungannya:

KD = r² (100%)

KD = (0,999237)² (100%)

KD = 0,998473 (100%)

= 99,8%
118

Jadi, pengaruh guru pendidikan agama Islam terhadap pembentukan

karakter peserta didik kelas X di SMAN 21 Kabupaten Tangerang adalah 99,8%.

Dan selebihnya 0,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

4.1.4. Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Jika nilai t hitung < t tabel

maka hipotesis ditolak, namun apabila t hitung > t tabel maka hipotesis

diterima.

Statistik Uji T

Untuk Menguji ―r spearman‖ Pengujian hipotesis ini menggunakan Rumus

sebagai berikut :


t=


= 0,999237
√ ( )


= 0,999237
√ ( )


= 0,999237

= 0,999237 (267,301376654)
119

= 267,09743

Dari hasil perhitungan di atas maka nilai t hitung adalah 267,09743,

selanjutnya nilai t tabel pada taraf signifikan yaitu 0,05 atau 5% dk= n-2 jadi 159-

2 = 157 maka nilai t tabel dari 157 adalah 1,65895. Dengan demikian hasil

perhitungan tersebut dapat diketahui nilai t hitung > t tabel yang artinya hipotesis

yang diajukan diterima. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh guru pendidikan

agama Islam terhadap pembentukan karakter peserta didik kelas X di SMAN 21

Kabupaten Tangerang, yaitu ada taraf signifikan 0,05 (5%) t hitung 267,09743 > t

tabel 1,65895.

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian dan hasil perhitungan yang telah didapatkan pada

pembahasan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa guru pendidikan agama

Islam mempunyai pengaruh yang kuat sekali dalam pembentukan karakter peserta

didik kelas X di SMAN 21 Kabupaten Tangerang. Hal ini telah dibuktikan dengan

perhitungan r spearman yang diperoleh hasilnya 0,999237 maka antara guru

pendidikan agama Islam terhadap pembentukan karakter peserta didik mempunyai

pengaruh yang kuat sekali.

Selanjutnya nilai diinterpresentasikan kedalam presentase (%) dengan

menggunakan analsisis koefisien determinasi yang diperoleh hasilnya adalah 99,8.

Dengan demikian pengaruh guru pendidikan agama Islam terhadap pembentukan

karakter peserta didik sebesar 99,8% dan selebihnya 0,2% dipengaruhi oleh faktor

dan variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

Untuk mengetahui tingkat signifikan dilakukan pengujian hipotesis yang


120

menggunakan uji t antara guru pendidikan agama Islam terhadap pembentukan

karakter peserta didik, yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan t hitung

dengan t tabel distribusi nilai, pada taraf signifikan 5%. Hasil yang telah didapat

dari t hitung adalah 267,09743 dan dari tabel t adalah 1,65895 dengan demikian t

hitung > t tabel, jadi terdapat pengaruh guru pendidikan agama Islam terhadap

pembentukan karakter peserta didik kelas X di SMAN 21 Kabupaten Tangerang..

Dengan demikian hipotesis yang diajukan disimpulkan sebagai berikut ;

Ho:Tidak terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam terhadap

Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas X di SMAN 21 Kabupaten

Tangerang.

Ha:terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam terhadap

Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas X di SMAN 21 Kabupaten

Tangerang.
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan sudah menjawab dari

berbagai aspek yakni dari perumusan masalah sampai terjun ke lingkungan pada

SMAN 21 Kabupaten Tangerang, maka diambil kesimpulan bahwa :

1. Terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam ( variabel X ) terhadap

pembentukan karakter ( variabel Y ) peserta didik di SMAN 21 Kabupaten

Tangerang. Hal di perkuat dengan telah didapatkanya t hitung 0,712 lebih

besar dari t tabel 0,185. Dengan demikian Ho yang menyatakan di tolak

dengan Tidak terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap

pembentukan karakter peserta didik di SMAN 21 Kabupaten Tangerang.

dan Ha diterima di karenakan Terdapat pengaruh Guru Pendidikan Agama

Islam terhadap pembentukan karakter peserta didik di SMAN 21

Kabupaten Tangerang.

2. Guru Pendidikan Agama Islam mempunyai pengaruh yang kuat mencapai

angka 99,8% terhadap pembentukan karakter peserta didik di SMAN 21

Kabupaten Tangerang. Hal ini telah dibuktikan dengan perhitungan

korelasi spearman rank yang diperoleh hasilnya 0,999, dan jika

diinterprestasikan kedalam presentase dengan menggunakan analisis

koefisien determinasi yang diperolah hasilnya adalah 99,8%, Dengan

demikian Ho yang menyatakan tidak terdapat pengaruh Guru Pendidikan

121
122

Agama Islam terhadap pembentukan karakter peserta didik di SMAN 21

Kabupaten Tangerang ditolak dan Ha diterima.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di SMAN 21 Kabupaten Tangerang, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai sumbanagan pemikiran peneliti

untuk dijadikan sebagai bahan masukan dan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi para Guru Pendidikan Islam agar lebih untuk memperhatikan peserta

didik lebih mendalam lagi baik di lingkungan sekolah atau di luar

lingkungan sekolah. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada

masa yang akan datang, makanya sebab dari itu saat di dalam sekolah kita

bisa memperhatikan secara detail dalam pelaksanaan sholat sunnah

ataupun sholat wajib dan saat pembelajaran sedangkan jikalau dari luar

lingkungan sekolah bisa kita perhatikan saat bertemu dengan peserta didik

walaupun bahwasanya d luar linkungan sekolah sudah menjadi tangung

jawab orang tua kembali tetapi sejatinya seorang guru adalah orang tua ke-

dua bagi seorang peserta didik.

2. Ibadah merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

terutama ibadah shalat, shalat memiliki kedudukan yang tinggi dalam

Islam dan merupakan ibadah paling utama dalam Islam. Maka peneliti

menyarankan agar peserta didik SMAN 21 Kabupaten Tangerang mampu

mempertahankan ibadahnya dimanapun ia berada dan bagaimanapun

kondisinya, karena dengan beribadah pula hati akan menjadi tenang.


DAFTAR PUSTAKA

A, Tafsir., Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017)


Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern (Jakarta: Pt Indeks, 2013)
Ahmad Mufid Anwari, Potret Pendidikan Karakter Di Pesantren: Aplikasi Model
Keteladanan Dan Pembiasaan Dalam Ruang Publik (Tasikmalaya: Edu
Publisher, 2020)
Amrullah, Abdul Malik Karim. Dan Djumransjah., Pendidikan Islam Menggali
Tradisi Mengukuhkan Eksistensi (Malang: Uin-Malang Press, 2007)
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium
Baru (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2013)
Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan Hasbulloh, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta:
Rajawali Pres, Cet. Xii, 2015)
<Http://Ejournal.Unis.Ac.Id/Index.Php/Islamika/Article/View/1548/1143
%0a>
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendiknas, ‗Kerangka Acuan Pendidikan Karakter‘,
2010, H.9
Djamas, Nurhayati, Ed, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Sltp (Jakarta:
Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan, Badan Litbang Dan Diklat
Keagamaan, 2005)
Dkk, Chabib Thoha, ‗Metodologi Pengajaran Agama‘ (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999)
Dr. Khoirul Anwar Dan Ismail Marzuki, Statistik Terapan (Yogyakarta: Cv
Tangan Emas)
Hamka, Falsafah Hidup (Jakarta: Pustakapanjimas, 1984)
———, Lembaga Budi (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983)
———, Pribadi Hebat (Jakarta: Gema Insani, 2014)
Hardiyana, S, ‗Pengaruh Guru Pkn Terhadap Pembentukan Karakter Siswa‘,
Jurnal Ilmiah Ppkn Ikip Veteran Semarang, 2(1), 54–64
Haromaini, ‗Manusia Makhluk Pembelajar ( Studi Tafsir Tarbawi).‘
Ishak Abdulhak Dan Ugi Suprayogi, Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Non

123
124

Formal (Jakarta: Pt Raja Grafindo Pustaka, 2012)


<Http://Ejournal.Unis.Ac.Id/Index.Php/Islamika/Article/View/1548/1143
%0a>
Juwariyah Dkk., Pendidikan Karakter Perspektif Pendidikan Islam (Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Uin Sunan Kalijaga, 2013)
Karmawan Dan Nur Halimah. Ade Holisoh, ‗Kedisiplinan Siswa Dan Motivasi
Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran
Akuntansi Di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Tangerang‘, 14.1 (2020),
80
Made Pidarta, Landasan Kependidikan (Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2009)
Maidiana, ‗Penelitian Survey‘, Alacrity: Journal Of Education, 1.2 (2021), 20–29
Maksudin, Pendididikan Nilai Konprehensif : Teori Dan Praktik (Yogyakarta:
Uny Press, 2009)
Mansur Muslich, Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
Mohammad Fahmi Nugraha, Et.Al., Pengantar Pendidikan Dan Pembelajaran Di
Sekolah Dasar, Cet. Ke-1 (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2020)
<Http://Openjournal.Unpam.Ac.Id/Index.Php/Kahpi/Article/View/17553
%0a>
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan Dan Mengubah Jalan
Hidup Siswa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
Pemendiknas No 22 Tahun 2026, ‗Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Tingkat Dasar Dan Menengah‘
Rahmat Et Al., ‗Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan Dan Unsur-Unsur
Pendidikan‘
Samsul Nizar, ‗Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam‘ (Jakarta:
Gaya Media Pratama, 2001), Pp. 86–88
Sugiyono, ‗Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D)‘ (Bandung: Alfabeta, 2015), P. 61
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter (Jakarta: Rajawali Press,
2013)
125

Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta:
Pt Rineka Cipta, 2000)
Syamsul Ma‘arif, Guru Profesional: Harapan Dan Kenyataan (Semarang: Need‘s
Press, 2012)
Undang-Undang No 20 Tahun 2003, ‗Tentang Sistem Pendidikan Nasional‘, H. 8
Ramayulis, Op. Cit. 13
Cabib Thoha, Op. Cit. 8
Abdul Majid Dan Dian Andayani, Op. Cit. 136
126

Lampiran 1
Nama : Zulkifli

Nim : 1903020036

Prodi : Pendidikan Agama Islam (S1)

Universitas Islam Syekh Yusuf

INSTRUMEN PENELITIAN
Pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam (X)
Pembentukan Karakter (Y)
Identitas Responden :

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah pertanyaan dengan seksama

2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda ceklis pada

setiap jawaban yang paling benar sesuai dengan keadaan anda.

3. Baca pernyataan dengan cermat dan pastikan memahami isinya. Jawablah

semua pernyataan dengan jujur dan seobjektif mungkin. Jangan ada jawaban

yang dilewati atau tidak diisi. Berilah tanda ceklis (✓) pada jawaban yang

paling sesuai dengan pendapat Anda. Gunakan skala berikut untuk menjawab

setiap pertanyaan:

SS = Sangat Setuju
127

S = Setuju

R = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

4. Selanjutnya atas bantuan anda saya ucapkan terima kasih.

Jawaban
No Pertanyaan
SS S R TS STS

Guru pai memberikan materi


1
dengan baik

Guru pai memberikan pelajaran


2
yang mudah di mengerti

Guru pai mampu mengatur jadwal


3
pembelajaran dengan baik dan rapih

Guru pai dapat menciptakan suasana


4
pembelajaran yang nyaman di kelas

Guru pai bertutur kata yang lembut


5
dan sopan

Guru pai memberikan pelajaran


6
dengan sifat yang baik
128

Cara mengajar guru PAI membuat


7
peserta didik tertarik dan senang

Guru PAI memberikan nasehat atau

8 motivasi positif kepada peserta

didik

Guru PAI memberikan pujian ketika

9 peserta didik meraih prestasi saat

belajar

Guru pai selalu mengigatkan peserta

10 didik dengan baik ketika ada

kesalahan

Saya sangat bersemangat saat


11
pelajaran pai berlangsung

Saya senang mengikuti


12
pembelajaran pai

Saya dapat memahami


13
pembelajaran fai dengan baik

Saya mampu berkomunikasi dengan


14
baik saat pembelajaran

15 Saya selalu berdo‘a ketika memulai


129

dan mengakhiri suatu aktivitas

Saya dapat mengendalikan sifat

16 saya ketika pembelajaran

berlangsung

Saya menyadari kekurangan saya

17 sebagai siswa, maka saya harus

berusaha belajar lebih giat kembali

Saya dapat mendengarkan dengan


18
baik ketika pembelajaran

saya selalu bersikap baik terhadap


19
guru dan teman saya

Saya selalu menyimak penjelasan

yang disampaikan guru PAI, karena


20
bagi saya ilmu pengetahun itu

sangat penting dan dibutukan.

Lampiran 2
Rekapitulasi Data Hasil Penyebaran Angket Variabel X
(pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam)
No Nomor Item Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 44
2 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 45
130

3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 42
4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 46
5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 45
6 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 45
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
12 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
13 5 4 4 4 5 5 4 5 3 5 44
14 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 45
15 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 46
16 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 45
17 3 4 2 3 4 3 5 4 3 3 34
18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
19 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49
20 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 48
21 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
22 4 3 3 3 5 5 4 5 4 4 40
23 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 42
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
25 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 44
26 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
27 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 44
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 46
31 5 4 4 5 5 4 5 5 3 5 45
32 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 46
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
34 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 43
35 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 42
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
37 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
38 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 45
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
41 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 46
42 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 42
43 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 45
44 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 48
45 4 5 4 4 4 5 3 5 4 3 41
46 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 42
47 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
131

48 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
49 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 47
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
51 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 44
52 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
53 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47
54 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 44
55 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 47
56 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
57 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38
58 4 3 4 5 4 4 3 3 2 4 36
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
60 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 46
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
62 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49
63 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 45
64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
66 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 39
67 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 47
68 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
71 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 47
72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
73 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49
74 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 46
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
76 3 4 3 4 4 5 4 3 4 5 39
77 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
79 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 46
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
81 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
82 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 45
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
85 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
87 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49
88 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 48
89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
91 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 48
92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
132

93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
95 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 46
96 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
97 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 46
98 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 44
99 4 4 4 5 4 3 5 4 5 4 42
100 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41
101 4 3 5 5 4 5 4 5 4 4 43
102 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 45
103 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
104 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 43
105 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
106 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
107 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 44
108 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 44
109 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 45
110 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
111 4 5 5 3 5 3 5 4 3 5 42
JUMLAH 4926
133

Lampiran 3
Rekapitulasi Data Hasil Penyebaran Angket Variabel Y
(pembentukan karakter)
No Nomor Item Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 42
2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41
3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 43
4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 42
5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 3 42
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 46
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 40
12 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 42
13 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 43
14 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
15 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 45
16 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 46
17 4 1 4 3 3 3 3 3 3 5 32
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 37
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
20 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 47
21 3 4 3 3 4 4 5 4 4 5 39
22 3 5 3 3 5 5 5 4 5 4 42
23 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
25 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 39
26 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48
27 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 47
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 48
31 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 47
32 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49
33 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 47
34 4 4 3 3 3 4 4 5 4 5 39
35 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 48
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
37 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 48
38 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42
134

39 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 38
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
41 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 38
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
43 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 45
44 5 5 4 3 3 5 5 4 4 5 43
45 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 44
46 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 42
47 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41
48 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 41
49 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 42
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
51 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 46
52 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 46
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
54 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 44
55 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 47
56 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
57 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 34
58 4 5 3 4 3 5 4 4 4 4 40
59 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
60 3 4 4 3 5 4 5 5 5 5 43
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
63 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 46
64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
66 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 37
67 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 43
68 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38
69 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 44
70 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 47
71 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 45
72 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
73 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 43
74 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
75 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
76 4 5 3 4 3 4 4 3 3 4 37
77 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 46
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
79 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 42
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
81 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 46
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
135

84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
85 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
87 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
88 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49
89 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 45
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
91 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 48
92 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 45
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
95 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 45
96 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
97 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 45
98 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44
99 5 4 4 5 3 5 4 5 5 4 44
100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
101 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 42
102 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48
103 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
104 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
105 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 44
106 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
107 5 4 5 5 4 4 5 4 3 4 43
108 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 44
109 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 45
110 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
111 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44
JUMLAH 4812
136

Lampiran 4
Rekapitulasi Skor X dan Y

No X Y X2 Y2 XY
1 44 42 1848 1936 1764
2 45 41 1845 2025 1681
3 42 43 1806 1764 1849
4 46 42 1932 2116 1764
5 45 42 1890 2025 1764
6 45 40 1800 2025 1600
7 50 46 2300 2500 2116
8 50 50 2500 2500 2500
9 40 40 1600 1600 1600
10 40 40 1600 1600 1600
11 49 40 1960 2401 1600
12 42 42 1764 1764 1764
13 44 43 1892 1936 1849
14 45 41 1845 2025 1681
15 46 45 2070 2116 2025
16 45 46 2070 2025 2116
17 30 32 960 900 1024
18 41 37 1517 1681 1369
19 49 49 2401 2401 2401
20 48 47 2256 2304 2209
21 42 39 1638 1764 1521
22 40 42 1680 1600 1764
23 42 49 2058 1764 2401
24 40 40 1600 1600 1600
25 44 39 1716 1936 1521
26 41 48 1968 1681 2304
27 44 47 2068 1936 2209
28 40 40 1600 1600 1600
29 40 40 1600 1600 1600
30 46 48 2208 2116 2304
31 45 47 2115 2025 2209
32 46 49 2254 2116 2401
33 50 47 2350 2500 2209
34 43 39 1677 1849 1521
35 42 48 2016 1764 2304
137

36 50 50 2500 2500 2500


37 49 48 2352 2401 2304
38 45 42 1890 2025 1764
39 40 38 1520 1600 1444
40 40 40 1600 1600 1600
41 46 38 1748 2116 1444
42 42 41 1722 1764 1681
43 45 45 2025 2025 2025
44 48 43 2064 2304 1849
45 41 44 1804 1681 1936
46 42 42 1764 1764 1764
47 41 41 1681 1681 1681
48 41 41 1681 1681 1681
49 47 42 1974 2209 1764
50 50 50 2500 2500 2500
51 44 46 2024 1936 2116
52 41 46 1886 1681 2116
53 47 40 1880 2209 1600
54 44 44 1936 1936 1936
55 47 47 2209 2209 2209
56 39 39 1521 1521 1521
57 38 34 1292 1444 1156
58 36 40 1440 1296 1600
59 40 41 1640 1600 1681
60 46 43 1978 2116 1849
61 50 50 2500 2500 2500
62 49 50 2450 2401 2500
63 45 46 2070 2025 2116
64 50 50 2500 2500 2500
65 50 50 2500 2500 2500
66 39 37 1443 1521 1369
67 47 43 2021 2209 1849
68 41 38 1558 1681 1444
69 50 44 2200 2500 1936
70 50 47 2350 2500 2209
71 47 45 2115 2209 2025
72 50 48 2400 2500 2304
73 49 43 2107 2401 1849
74 46 41 1886 2116 1681
138

75 40 41 1640 1600 1681


76 39 37 1443 1521 1369
77 41 46 1886 1681 2116
78 40 40 1600 1600 1600
79 46 42 1932 2116 1764
80 50 49 2450 2500 2401
81 48 46 2208 2304 2116
82 45 40 1800 2025 1600
83 40 40 1600 1600 1600
84 40 40 1600 1600 1600
85 39 37 1443 1521 1369
86 50 50 2500 2500 2500
87 49 41 2009 2401 1681
88 48 49 2352 2304 2401
89 50 45 2250 2500 2025
90 50 50 2500 2500 2500
91 48 48 2304 2304 2304
92 50 45 2250 2500 2025
93 50 50 2500 2500 2500
94 40 40 1600 1600 1600
95 46 45 2070 2116 2025
96 41 41 1681 1681 1681
97 46 45 2070 2116 2025
98 44 44 1936 1936 1936
99 42 44 1848 1764 1936
100 41 40 1640 1681 1600
101 43 42 1806 1849 1764
102 45 48 2160 2025 2304
103 40 39 1560 1600 1521
104 43 40 1720 1849 1600
105 50 44 2200 2500 1936
106 40 40 1600 1600 1600
107 44 43 1892 1936 1849
108 44 44 1936 1936 1936
109 45 45 2025 2025 2025
110 40 41 1640 1600 1681
111 42 44 1848 1764 1936
TOTAL 4922 4812 214634 220012 210354
139

Lampiran 5
Uji Validitas Variabel X

No.
r tabel r hitung keterangan
Item
1 0,185 0,716 VALID
2 0,185 0,708 VALID
3 0,185 0,233 VALID
4 0,185 0,631 VALID
5 0,185 0,729 VALID
6 0,185 0,734 VALID
7 0,185 0,674 VALID
8 0,185 0,657 VALID
9 0,185 0,631 VALID
10 0,185 0,693 VALID
140

Lampiran 6
Uji Validitas Variabel Y

No.
r tabel r hitung keterangan
Item
1 0,185 0,588 VALID
2 0,185 0,693 VALID
3 0,185 0,729 VALID
4 0,185 0,723 VALID
5 0,185 0,698 VALID
6 0,185 0,664 VALID
7 0,185 0,665 VALID
8 0,185 0,729 VALID
9 0,185 0,724 VALID
10 0,185 0,512 VALID
141

Lampiran 7
Uji Realibilitas Variabel X
Item Item Item Item Item Item Item Item Item Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,30 0,30 0,34 0,30 0,24 0,30 0,32 0,30 0,40 0,30

Total 3,10

1. Menghitung nilai varian total

( )

( )

= 14,96

2. Menentukan reliabilitas instrumen

* +[ ]

* +* +

9
142

Lampiran 8
Uji Realibilitas Variabel Y
Item Item Item Item Item Item Item Item Item Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,41 0,37 0,34 0,38 0,40 0,25 0,26 0,38 0,29 0,36

Total 3,44

1. Menghitung nilai varian total

( )

( )

= 15,74

2. Menentukan reliabilitas instrumen

* +[ ]

* +* +
143

Lampiran 9

Uji Normalitas Variabel X

KEPERCAYAAN
DK = K-3 4 9 < 34,9984
ALPHA 5%

X X
TABEL HITUNG
DATA BERDISTRIBUSI
TIDAK NORMAL
144

Lampiran 10

Uji Normalitas Variabel Y

DK = KEPERCAYAAN
4 9 < 82,775
K-3 ALPHA 5%

X X
TABEL HITUNG
DATA BERDISTRIBUSI
TIDAK NORMAL
145

Lampiran 11

Tabel Distribusi Normal ( Tabel Z)


146

Lampiran 12

Surat Izin Fakultas


147

Lampiran 13

Surat balasan Izin Penelitian


148

Lampiran 14

Kartu bimbingan

Dosen pembimbing ke-1


149
150

Dosen pembimbing ke-2


151
152

Lampiran 15

Daftar Riwayat Hidup

DATA PRIBADI

Nama : ZULKIFLI

Nim : 1903020036

Orang Tua : Ayah : Zakaria

:Ibu : Kartini

Jenis kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 05 November 2000

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Lengkap : jl. sabang kp. Cipete kec.pinang kel.cipete Rt/Rw

005/03 kota Tangerang

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

2008-2014 : MI AL-MANSYURIAH

2014-2017 : SMP DAAR EL-QOLAM

2017-2019 : SMA NURUL HIDAYAH AL-BINA

2019-2023 : UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG


153

Lampiran 16

Hasil Turnitin

Anda mungkin juga menyukai