Anda di halaman 1dari 99

KEUTAMAAN PUASA SUNNAH DALAM PRESPEKTIF HADIS

(KAJIAN TEMATIK)

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

Oleh
Luluk Khozinatin
NIM: 1112034000184

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman

pada buku pedoman penulisan skripsi yang terdapat dalam “Buku Pedoman

Akademik Program Strata 1 tahun 2013-2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

a. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan


‫ا‬ tidak dilambangkan

‫ب‬ b be

‫ت‬ t te

‫ث‬ ts te dan es

‫ج‬ j je

‫ح‬ h h dengan garis di bawah

‫خ‬ kh ka dan ha

‫د‬ d de

‫ذ‬ dz de dan zet

‫ر‬ r er

‫ز‬ z zet

‫س‬ s es

‫ش‬ sy es dan ye

‫ص‬ s es dengan garis di bawah

‫ض‬ d de dengan garis di bawah

‫ط‬ t te dengan garis di bawah

‫ظ‬ z zet dengan garis di bawah

‫ع‬ ´ koma terbalik di atas hadap kanan

‫غ‬ gh ge dan ha

‫ف‬ f ef

‫ق‬ q ki

‫ك‬ k ka

‫ل‬ l el

‫م‬ m em

v
vi

‫ن‬ n en

‫و‬ w we

‫ه‬ h ha

‫ء‬ apostrof

‫ي‬ y ye

b. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia,

terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau

diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َ a fathah

َ i kasrah

َ u dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah

sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

‫َي‬ ai a dan i

‫َو‬ au a dan u

Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa

Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:


vii

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

‫ىا‬ â a dengan topi di atas

‫ىي‬ î i dengan topi di atas

‫ىُو‬ û u dengan topi di atas

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan

dengan huruf, yaitu ‫ال‬, dialihaksarakan menjadi hurup /l/, baik diikuti

huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-

rijâl, al-diwân bukan ad-diwân.

Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan sebuah tanda (ّ), dalam alih aksara ini

dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang

diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang

menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh

huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata ‫ الضرورة‬tidak ditulis ad-darûrah

melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat

pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan

menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku
viii

jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2).

Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

Contoh:

No Tanda Vokal Latin Keterangan

1 ‫طريقة‬ tarîqah

2 ‫اجلامعة اإلسالميّة‬ al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah

3 ‫وحدة الوجود‬ Wahdat al-wujûd

Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf capital tidak dikenal,

dalam alih aksara ini huruf capital tersebut juga digunakan, dengan

mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat,

huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting

diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal atau kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan

Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat

diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak

miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu

ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya.

Demikian seterusnya.
ix

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang

berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan

meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis

Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin

al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânirî.


ABSTRAK

LULUK KHOZINATIN
Keutamaan Puasa Sunnah Dalam Prespektif Hadis (Kajian Tematik)

Puasa sunnah adalah puasa yang dilakukan atau dianjurkan oleh Nabi
Muhammad SAW di luar puasa wajib (ramadhan). Puasa sunnah ada beberapa
macam, di antaranya: puasa senin, puasa kamis, puasa enam hari bulan syawal,
puasa daud, puasa hari arafah, puasa hari tarwiyah, puasa Sembilan hari
pertama di bulan dzulhijjah, puasa tasu’a, puasa asyura, puasa bulan-bulan yang
dimuliakan, puasa tengah bulan, puasa bulan sya’ban dan puasa bulan rojab.
Puasa sunnah memiliki manfaat luar biasa bagi pelakunya seperti: dapat
memberikan kesehatan psikis dan fisik, memperoleh pahala, menghapuskan dosa-
dosa, dan sebagainya.
Ahli fikih menyatakan bahwa puasa pada hari senin dan kamis disunnahkan dan
hal ini memberikan efek yang positif bagi tubuh, begitupula ahli hadis
mengemukakan bahwa hari senin dan kamis disunnahkan berpuasa karena pada
dua hari itu amalan akan diperlihatkan atau disetorkan, hal ini berdasarkan dari
sebuah hadis yang menyatakan bahwa nabi Muhammad SAW lebih suka
melaksanakan puasa ketika amal ibadah ditampakkan, selain itu pula hari senin
adalah hari dimana nabi Muhammad SAW dilahirkan dan menerima wahyu.
Ahli fikih (empat madzhab) berpendapat bahwa puasa daud adalah puasa
yang paling utama tingkatannya tapi dilakukan oleh orang-orang yang mampu.
Begitu pula dikemukakan oleh as-Sindy dalam catatannya yang menyatakan
bahwa puasa daud adalah puasa yang paling utama dilakukan dengan syarat
tidak menggugurkan kewajibannya. Menurut penulis kewajiban di sini termasuk
di antaranya kewajiban sebagai hamba dan kewajiban sosial terhadap sesama.
Ahli fikih berbeda pendapat mengenai kesunnahan puasa enam hari bulan
syawal dan mengenai tata caranya. Madzhab Syafi’i, Hanbali dan Hanafi
menyatakan bahwa puasa enam hari bulan syawal menghukumi sunnah
sedangkan Imam Maliki menyatakan bahwa puasa tersebut makruh karena
ditakutkan sebagai puasa wajib. Mengenai tata cara puasa Imam Syafi’i dan
Hanbali mengemukakan bahwa puasa syawal yan paling utama adalah
dikerjakan dengan cara terus-menerus tidak terpisah. Dan menurut ahli hadis
puasa enam hari bulan syawal itu seperti puasa selama setahun hal ini
didasarkan dengan hadis Rasulullah SAW.

x
KATA PENGANTAR

ِ ‫بِ ۡس ِم ه‬
‫ٱَّلل ٱلر ۡهح َٰم ِن ٱل هر ِح ِيم‬

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah Swt. atas segala

rahmat dan kehendak-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Solawat dan salam semoga selalu tercurah-limpahkan kepada manusia

pembimbing ummat dari dunia kemarau dihari lampau hingga kembali terbebat

pekat saat kiamat, yakni Baginda Rasulullah Saw. beserta keluarga, sahabat dan

para pengikutnya. Semoga kita selalu mendapat syafaat darinya baik ketika hidup

di dunia maupun di akhirat kelak dan kita semua berada dalam lindungan Allah

Swt.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bimbingan, bantuan, arahan, motivasi dan kontribusi banyak pihak. Ucapan terima

kasih yang tulus dan tak terbilang penulis haturkan kepada para dosen, keluarga,

para guru kehidupan, para sahabat dan teman-teman, sehingga penulis mampu

mengatasi segala hambatan yang menerpa. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih seluas-luasnya kepada:

1. Segenap civitas akademika Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta: Bapak Prof. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya dan Bapak Prof.

Dr. Masri Mansoer, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Ibu Dr.

Lilik Ummi Kaltsum, MA. selaku Ketua Program Studi Ilmu al-Qur’an

dan Tafsir dan Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd. selaku Sekretaris

Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

xi
xii

2. Bapak Dr. M. Isa HA. Salam, M.Ag. selaku dosen pembimbing

skripsi, yang selama ini dengan ikhlas meluangkan waktu untuk

membimbing dan dengan penuh kesabaran mengarahkan penulis dalam

penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Bapak Jauhar Azizy, MA. selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing penulis dari semester satu hingga selesai.

4. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., selaku ketua sidang munaqasyah,

Ibu Drs. Banun Binaningrum, M.Pd, selaku sekretaris sidang

munaqasyah, Bapak Dr. Bustamin, SE., M.Si, dan Bapak Dr. Sandi

Santosa, M.Si selaku penguji I dan II sidang munaqasyah.

5. Seluruh dosen pada Fakultas Ushuluddin khususnya di Program Studi

Ilmu al-Qur’an dan Tafsir atas segala motivasi, ilmu pengetahuan,

bimbingan, wawasan dan pengalaman yang telah diberikan. Kepada

seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama, Perpustakaan

Fakultas Ushuluddin, dan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kedua orang tua terkasih, Bapak Ahmad Roziqin dan Ibu Husnul

Hidayati yang selalu merangkaikan doa-doa indah, memotivasi,

menginspirasi, membiayai, mendidik, mendukung, memberi semangat

dan nasehat-nasehat istimewa untuk penulis. Tak lupa terima kasih

untuk kaka tersayang Nur Azizah dan adik-adik tersayang, Ahmad


xiii

Nadzirul Mubin, Ahmad Najah Sadewo dan Nafi’atus syauqi yang

telah memberikan senyuman semangat kepada penulis.

8. Seluruh keluarga besar dari nenek Karmaning, kakek Suwito, Mbah

Sumangun, Mbah Marfuah, Paman Abdus Salam sekeluarga, Om

Masyhur, Om Huda, Tante Nashroh, dan Tante Laila, yang telah

memberikan dukungan dan motivasi kehidupan untuk penulis.

9. Guru-guru penulis, Bapak KH. Nashrullah Baqir, Umi Lujeng

Luthfiyah, dan seluruh guru di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah

Kranji Paciran Lamongan yang telah menjadi bagian terpenting dalam

perjalanan keilmuan penulis.

10. Guru sehat Bapak Dr. Ir. Tubagus Wahyudi, MSi., MCHt., CHI (Om

Bagus) dan seluruh dosen di KAHFI BBC Motivator School yang

selalu memberikan motivasi dan nasehat kehidupan untuk penulis.

11. Sahabat-sahabat penulis, Zubad Bahris Syarof S.Pd.I, Katrini

dewantini, Ibu Ilsa, Dwi Wahyu Utami, Hilda Lisdianti S.Ag, Listatik

S.Ag, Khilda Fauziah S.Ag, Atina Rahmawati S.Ag, Lili

Siwidyaningsih S.Ag, Ririn Rindiana Dewi S.Ag, Atik Dinan Nasiha,

Nurul Hikmah, Intan, Rois Safitri, Zubaedah, Ibu Lusi Pertiwi, yang

telah memotivasi dan sangat banyak membantu penulis khususnya

dalam proses penulisan skripsi ini.

12. Tafsir Hadis (TH) E Angkatan 2012, KAHFI BBC Motivator School

Angkatan Kahfi Ustadz 8 ,dan KKN AMPERA yang telah


xiv

memberikan bantuan, semangat dan doa kepada penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ini.

Semoga Allah Swt. membalas segala kebaikan yang telah dilakukan

dengan pahala yang berlipat ganda, di dunia dan di akhirat. Âmîn yâ Rabb al-

‘Âlamîn

Jakarta, 20 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ x
KATA PENGANTAR ............................................................................... xii
DAFTAR ISI ............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 5
1. Identifikasi Masalah .......................................................... 5
2. Pembatasan Masalah .......................................................... 6
3. Perumusan Masalah ........................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................. 7
1. Tujuan Penelitian ................................................................. 7
2. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8
E. Metodologi Penelitian ............................................................... 9
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 9
2. Teknik pembahasan ........................................................... 10
3. Teknik Penulisan ............................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 11

BAB II SEKILAS TENTANG PUASA SUNNAH .................................. 12


A. Syarat Puasa ............................................................................ 12
B. Rukun Puasa ............................................................................ 12
C. Hal-hal yang Membatalkan Puasa ............................................ 12
D. Hakikkat Puasa ........................................................................ 13
E. Klasifikasi Puasa ..................................................................... 17

BAB III HADIS-HADIS PUASA SUNNAH .......................................... 27


A. Teks Hadis Tentang Puasa Sunnah dan Terjemah ................... 27
1. Puasa Muharram ............................................................... 27
2. Puasa Enam Hari Bulan Syawwal ..................................... 28
3. Puasa Tanggal Sembilan Dzul Hijjah (Arafah) dan
tanggal delapan Dzul Hijjah (Tarwiyah) .......................... 39
4. Puasa Bulan Rajab ............................................................ 31
5. Puasa Tanggal 13, 14, dan 15 Setiap Bulan Qamariyah ..... 32
6. Puasa Hari Senin dan Kamis ............................................. 33
7. Puasa Nabi Daud ............................................................. 34
8. Puasa Bulan Sya’ban ....................................................... 35

xv
xvi

9.Puasa bulan-bulan haram (asyuhrul hurum) yaitu Dzul


Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab ..................... 35
B. Hadis Tentang Keutamaan Puasa Sunnah dan Terjemahnya .... 37
1. Keutamaan Puasa Muharram ........................................... 37
2. Keutamaan Puasa Enam Hari Bulan Syawwal .................. 37
3. Keutamaan Puasa 8 dan 9 Dzulhijjah ............................... 37
4. Keutamaan Puasa Bulan Rajab ........................................ 38
5. Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh ..................................... 38
6. Keutamaan Puasa Daud ................................................... 38
7. Keutamaan Puasa Senin dan Kamis ................................. 39
8. Keutamaan Puasa Sya’ban ............................................... 39
9. Keutamaan Puasa Bulan-bulan Haram ............................. 40
10. Keutamaan Puasa Awal Bulan Dzulhijjah ........................ 40

BAB IV PENDAPAT MUHADDIS DAN FUQAHA TENTANG


PUASA NUNNAH .................................................................... 40
A. Keutamaan Puasa Sunnah ....................................................... 40
1. Menurut Muhaddis ........................................................... 40
2. Menurut Fuqaha................................................................ 42
B. Manfaat dan Keutamaan Puasa Dalam Islam .......................... 43
1. Latihan bersabar ............................................................... 43
2. Jihad Menahan Hawa Nafsu .............................................. 43
3. Peredam Hawa Nafsu........................................................ 44
4. Pemberi Syafa’at di Hari Kiamat ...................................... 44
5. Pintu surga ar-Rayyan ....................................................... 45
6. Ibadah yang Hanya untuk Tuhan ....................................... 45
7. Untuk Memahami Arti Nikmat Tuhan............................... 46
8. Membawa Dua Kebahagiaan ............................................ 46
9. Mempersempit Ruang Gerak bagi Syaiton ........................ 46
10. Terdapat Pahala yang Dijanjikan....................................... 47
11. Ekspresi kasih sayang dalam beribadah ............................. 47
12. Keutamaan Orang Yang Memberi Makan Orang Yang
Berpuasa ........................................................................... 48
13. Puasa Adalah Perisai Pelindung ........................................ 49
14. Pintu Rayyan Khusus Bagi Orang Yang Berpuasa ............ 50
15. Keutamaan dalam Ritual Puasa adalah Makan Sahur ........ 51
16. Keutamaan Menunda Sahur dan Menyegerakan Berbuka .. 52

BAB V PENUTUP ................................................................................... 53


A. Kesimpulan ............................................................................ 53
B. Saran-saran ............................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 56


LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia hidup di alam semesta ini pasti membutuhkan panduan hidup,

panduan hidup beserta contohnya telah Allah SWT berikan kepada manusia, yaitu

berupa Al-Qur’an dan Rasulullah SAW, setelah manusia telah memperoleh

panduan hidup beserta contohnya maka terciptalah berbagai disiplin Ilmu, dari

disiplin Ilmu memunculkan pokok-pokok dalam agama Islam yang disebut

dengan rukun Islam.

Rukun Islam adalah pondasi, tonggak, pilar-pilar Islam, dalam ajaran

Islam Rukun Islam terbagi menjadi 5 (lima), yaitu membaca dua kalimat

syahadat, salat, zakat, puasa dan haji, sebagaimana hadits di bawah ini:

‫ شهادةُ اَ ْن ََلإيلَه اياَلاهلل واَ ان ُم امدا عبده ورسولُه وايقَام ال ا ي ي‬:‫ب يِن اْيِلس ََلم علَى َخَْس‬
ُ‫ص ََلة َوايْتَاء‬ ُ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ َْ ً َُ َ َ َ ََ َ ُ ْ َُ
‫ضي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫ان‬ َ ‫الازَكاة َو َح ُّج اْلبَ ْيت َو‬
َ ‫ص ْوُم َرَم‬
1

Artinya: “Islam dibangun atas lima perkara, bersaksi tiada Tuhan selain Allah
dan Muhammad hamba dan utusan-Nya, menjalankan sholat, menunaikan
zakat, berangkat haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan” (HR. Muslim).

Dalam rukun Islam terdapat satu hal yang mendapat perlakuan yang

istimewa yaitu balasannya langsung dari Allah swt, sebagaimana hadis yang akan

kami paparkan di bawah ini:

1
Muslim bin al-Hajjâj, Sahîh Muslim (Bairut: Dar Ihya’ at-Turats, tt), juz 1 h.45 dan Abû
Abdillâh al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî, (Damaskus: Dar Thuq an-Najah, 1422H), juz 1 h.11

1
2

،‫صاليح‬ َ ‫ َع ْن أيَِب‬،‫ش‬
‫ي‬ َ َ‫َحداثَنَا أَبُو بَ ْك ير بْ ُن أيَِب َشْيبَةَ ق‬
ٌ ‫ َوَوك‬،َ‫ َحداثَنَا أَبُو ُم َعا يويَة‬:‫ال‬
‫ َع ين ْاْل َْع َم ي‬،‫يع‬
‫ي‬ ‫ال رس ُ ي‬
ُ‫ف لَه‬ ُ ‫اع‬
َ‫ض‬ َ ُ‫آد َم ي‬َ ‫ " ُك ُّل َع َم يل ابْ ين‬:‫صلاى اهللُ َعلَْيه َو َسلا َم‬ َ ‫ول اللاه‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫َع ْن أيَِب ُهَريْ َرةَ ق‬
‫ص ْوَم فَيإناهُ يِل َوأَنَا‬
‫ «إياَل ال ا‬:ُ‫ال اللاهُ ُسْب َحانَه‬ َ َ‫ ق‬،‫ إي ََل َسْبعي يمائَية يض ْعف‬،‫اْلَ َسنَةُ بي َع ْش ير أ َْمثَ ياِلَا‬ْ
)‫ (رواه ابن ماجة‬.2»‫َج يزي بييه‬ ْ‫أ‬
Artinya: Ibnu Mâjah meriwayatkan: Abu Bakr bin Abu Syaibah menceritakan
seraya berkata : Abu Mu’âwiyah dan Waki’ menceritakan kepada kami dari
A’masy dari Abu Sâlih dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“setiap perbuatan baik manusia akan dibalas sepuluh kali lipat sampai tujuh
ratus, Allah swt bersabda: kecuali puasa karena puasa untukku dan aku akan
membalasnya (menentukan balasannya)”. (HR. Ibnu Mâjah).

Penilaian yang langsung menjadi hak prerogatif Allah swt, membuktikan

puasa memiliki nilai lebih tersendiri. Satu amal kebaikan biasanya dinilai sepuluh

pahala hingga dilipatgandakan menjadi tujuh ratus pahala, sementara puasa tidak

dibatasi nilainya, namun menjadi hak Allah SWT karena bisa jadi pahalanya lebih

berlipat-lipat dari itu dan tidak terhingga selama aktivitas ibadah ini dijalankan

dengan baik dan mendapatkan penerimaan. 3

Puasa dalam bahasa berarti menahan diri dari sesuatu sedangkan dalam

istilah adalah menahan diri dari hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar

sampai terbenamnya matahari.

Puasa termasuk salah satu rukun Islam yang mulai disyariatkan Allah

kepada manusia pada tahun kedua Hijriyah. Puasa dalam Islam terbagi menjadi 2

macam, yaitu puasa wajib yang dikenal sebagai puasa Ramadhan selama satu

bulan penuh dan puasa sunnah. Puasa baik yang wajib maupun yang sunnah

memberikan nilai yang sangat besar bagi pelakunya.

2
Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah, (Bairut: Dar ihya’ al-kutub al’ilmiyah: tt) h. 1256
3
Ahmad Syarifuddin, Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis, (Jakarta: Gema Insani Press,
2004) h.81
3

Di dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW terdapat banyak nash yang

mendorong orang untuk melakukan puasa, menjelaskan keutamaannya dan pahala

yang Allah SWT janjikan bagi orang-orang yang berpuasa.

Puasa dapat menjadi perisai manusia dari api neraka, puasa juga dapat

menjadi perisai manusia dari tumbuh dan berkembangnya penyakit-penyakit hati

dan penyakit-penyakit fisik yang menyerang tubuh manusia, 4 sebagaimana sabda

Rasulullah SAW:

5
)‫ام ُجناةٌ (رواه البخاري ومسلم‬
ُ َ‫الصي‬
Artinya: “Puasa itu perisai”. (HR. Bukhâri Muslim).

Puasa sunnah terdiri dari beberapa macam, yaitu puasa Senin Kamis,

puasa Syawal, puasa ‘Asyura, puasa Daud, puasa ‘Arafah, puasa Tasu’a, puasa

Tarwiyah dan lain-lain.

Secara umum semua kebaikan adalah bertujuan untuk menghapus dosa

atau keburukan-keburukan sebagaimana firman Allah SWT:

  
          
   

   

Artinya: “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan
yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”.

4
Ahmad Syarifuddin, Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis, h. 115
5
Abu Abdillah al-Bukhârî, Sâhih al-Bukhârî, juz 3, h. 24 dan Muslim bin al-Hajjâj, Sâhih
Muslim, h. 2, h. 806
4

Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas dapatlah kita pahami bahwa seluruh

kebajikan adalah hal yang dilakukan untuk menghapus dosa begitupula dengan

ibadah puasa juga termasuk di dalamnya.

Imam al-Bukhârî berkata “Alî bin Abdillâh telah menceritakan kepada

kami. (ia berkata), Sufyân telah menceritakan kepada kami, (ia berkata), Jâmi’

telah menceritakan kepada kami dari Alî Wâ’il dari Hudzaifah RA, ia berkata:

َ َ‫صلاى اهللُ َعلَْيهي َو َسلا َم يف الْ يفْت نَ ية؟ ق‬


:‫ال‬ َ ‫ظ َحديْثًا َع ين النايب‬
‫ من َي َف ُ ي‬:‫ال عمر ر يضي اهلل عْنه‬
ْ ْ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َ‫ق‬
‫ فيْت نَةُ الار ُج يل ي ْف أَ ْهلي يه َوَمالييه َو َجا يرهي تُ َكف ُرَها ال ا‬:‫اَنَا َيس ْعتُهُ يَ ُق ْو ُل‬
6
.ُ‫ص َدقَة‬ ‫ص ََلةُ َوالصيَام َوال ا‬
Artinya: “Umar RA berkata, siapa yang ingat hadis Nabi SAW tentang
fitnah? Hudzaifah berkata, ‘saya pernah mendengar beliau bersabda,
‘Fitnah seorang laki-laki dalam keluarganya, hartanya, dan tetangganya
ditebus oleh sholat, puasa dan sedekah. Al-Hadits.
Dan ia mengubah dalam satu riwayat Amar ma’ruf nahi munkar. (Sâhih).

Dan terdapat hadis Abu Hurairah RA dalam riwayat Muslim secara marfu’:

‫المعةُ إي ََل ْ ي‬
‫ت‬ ْ ‫ت َما بَْي نَ ُه ان إي َذا‬
ْ ‫اجتَ نََب‬ َ ‫ضا ُن إي ََل َرَم‬
ُ ‫ضا َن ُم َكفَرا‬ َ ‫الُ ْم َعة َوَرَم‬ َ ْ ُْ ‫س َو‬
ُ ‫الَ ْم‬ْ ‫ات‬ُ ‫صلَ َو‬ ‫ال ا‬
7 ‫ي‬ ‫ي‬
َ ‫ َما َلْ تُ ْغ‬:‫الْ َكبَائ ُر َويف يرَوايَة‬
.‫ش الْ َكبَائ ُر‬
Artinya: “Shalat lima waktu,jum’at hingga jum’at (berikutnya), Ramadhan
hingga Ramadhan (berikutnya), merupakan kaffarat (penebus) dosa-dosa
yang ada di antaranya, apabila ditinggalkan dosa-dosa besar”.
Dan dalam satu riwayat lain menyebutkan: selama tidak dicampur dosa

besar. (Sâhih).

Melihat pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa puasa

sunnah memiliki beberapa keutamaan, apakah keutamaan-keutamaan yang puasa

6
Abu Abdillâh bin al-Bukhâri, Sâhih al-Bukhârî, juz 3, h. 25
7
Muslim bin al-Hajjâj, Sâhih Muslim, juz 1, h. 209
5

sunnah lainnya?ada berapa macamkah puasa sunnah? Bagaimana pendapat para

ahli hadis dan fikih mengenai puasa sunnah? menanggapi pertanyaan-pertanyaan

tersebut penulis tergelitik untuk meneliti tentang masalah ini dengan judul

Keutamaan Puasa Sunnah Dalam Prespektif Hadis.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi permasalahan menjadi

beberapa hal, yaitu:

a. Mengidentifikasikan macam-macam puasa sunnah (puasa senin,

puasa kamis, puasa daud, puasa arafah, puasa tarwiyah, puasa

tasu’ah, puasa asyura, puasa ayyamul bidh, puasa 6 hari bulan

syawal, puasa bulan-bulan haram).

b. Keutamaan-keutamaan puasa sunnah

c. Hadis-hadis yang menjelaskan puasa sunnah

d. Keutamaan puasa dawud, senin kamis dan enam hari bulan syawal

e. Puasa dawud, senin kamis dan enam hari bulan syawal menurut para

fuqaha’ dan muhadditsin.


6

2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan mengenai judul di atas, maka

dengan demikian penulis membatasi permasalahan dari identifikasi-

identifikasi yang telah disebutkan di atas, maka terdapat tiga hal yang

akan dibahas:

a. Mengidentifikasikan macam-macam puasa sunnah

b. Hadis-hadis yang menjelaskan puasa sunnah

c. Keutamaan-keutamaan puasa sunnah (puasa dawud, senin kamis dan

enam hari bulan syawal.

d. Puasa dawud, senin kamis dan enam hari bulan syawal menurut para

fuqaha’ dan muhadditsin.

3. Perumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dalam

penelitian ini penulis merumuskan beberapa hal:

a. Apakah macam-macam puasa sunnah?

b. Hadis-hadis apa saja yang menjelaskan puasa sunnah?

c. Apakah keutamaan-keutamaan puasa sunnah (puasa dawud, senin

kamis dan enam hari bulan syawal)?

d. Apakah pendapat puasa dawud, senin kamis dan enam hari bulan

syawal menurut para fuqaha’ dan muhadditsin?


7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, peneliti ini bertujuan untuk beberapa hal,

yaitu:

a. Untuk mengidentifikasikan macam-macam puasa sunnah

b. Untuk mengetahui hadis-hadis yang menjelaskan puasa sunnah

c. Untuk memahami keutamaan-keutamaan puasa sunnah (puasa

dawud, senin kamis dan enam hari bulan syawal.

d. Untuk mengetahui pendapat puasa dawud, senin kamis dan enam

hari bulan syawal menurut para fuqaha’ dan muhadditsin

e. Untuk mengetahui puasa sunnah bisa dikatakan sebagai ritual

ibadah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah:

a. Masyarakat dapat mengidentifikasikan macam-macam puasa

sunnah

b. Masyarakat dapat mengetahui kapan pelaksanan puasa sunnah

dalam prespektif Hadis

c. Masyarakat dapat mengetahui keutamaan puasa sunnah dalam

prespektif Hadis

d. Masyarakat menjadi semakin rajin untuk melakukan puasa sunnah

dalam prespektif Hadis.


8

D. Kajian Pustaka

Setelah penulis meneliti secara mendalam tentang pembahasan puasa

sunnah perlu kiranya untuk memaparkan apakah pembahasan tentang keutamaan

puasa sunnah dalam prespektif hadis sudah diteliti atau belum, dan ternyata

penelitian ini belum pernah dibahas dalam penelitian sebelumnya dan sebagai

pembandingan ditemukan beberapa judul skripsi yaitu:

1. Budi Setiawan (101034021931) dengan karyanya Studi Kritik Kualitas

hadis mengenai Puasa Nabi Daud, Jurusan Tafsir Hadis Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Dalam

skripsi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa hadis tentang puasa Nabi

Daud adalah mempunyai derajat ahad dari segi kuantitas perawi dan

shahih lidzatini dalam segi kualitas hadis, setelah setelah diteliti dari segi

judul terdapat perbedaan. Perbedaannya adalah dalam skripsi karya Budi

Setiawan akan membahas tentang puasa Nabi Daud, sedangkan penulis

akan meneliti tentang beberapa puasa sunnah.

2. Anwar Rizqi (208034000013) dengan karyanya Fadilah Puasa Asyura

dan Tasu’a dalam Kitab Riyadus Shalihin Studi Hadis Imam Nawawi,

Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2010. Dalam skripsi tersebut, Anwar Rizqi

telah menyimpulkan bahwa keutamaan puasa Asyura adalah dapat

menghapus dosa yang telah lalu dan puasa ini diagungkan oleh banyak

umat, dan puasa Asyura ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Setelah

diteliti dari segi judul terdapat persamaan dengan judul penulis yaitu:
9

sama-sama membahas tentang puasa yang disunnahkan oleh Rasulullah

SAW sedangkan perbedaannya adalah dalam skripsi karya Anwar Rizqi

membahas tentang keutamaan puasa asyura dan tasua’a sedangkan penulis

lebih membahas keutamaan tentang beberapa puasa sunnah.

3. Nana Khoirul Bariyah dalam karyanya Studi Hadis-hadis Sunnah Senin

dan Kamis (Kajian Tematik Hadis), Jurusan Tafsir Hadis Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009.

Dalam skripsi tersebut, Nana Khoirul Bariyah telah menyimpulkan bahwa

puasa senin dan kamis adalah puasa yang dilaksanakan dua kali dalam

seminggu yaitu hari senin dan kamis, dalam skripsi ini terdapat persamaan

yaitu sama-sama membahas secara tematik, dan perbedaanya adalah dari

jenis puasanya, kalau Nana membahas hanya tentang puasa senin dan

kamis, sedangkan penulis membahas tentang beberapa puasa sunnah.

E. Metodologi Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan

(Library Research), yaitu mengumpulkan berbagai literatur yang relevan (data

primer) seperti kitab Musnad Firdaus karangan Dailami, kitab Kanzul Ummal

karangan ‘Alauddin Ali bin Hisam al-Hindy dan kitab Al-Tsawab karangan Ibnu

Hibban, dikarenakan hadis yang akan penulis teliti ini terdapat di ketiga hadis

tersebut. Selain itu yang menjadi rujukan dalam pengumpulan data di skripsi ini
10

adalah kitab-kitab hadis yang sembilan (Kutub al-Tis’ah); Sâhih al-Bukhari, Sâhih

Muslim, Sunan Abu Dâud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasâ’i, Sunan Ibnu Mâjah,

Sunan al-Dârimi, Musnad Ahmad Ibn Hambal, dan Muwata’ Imam Mâlik, serta

pokok permasalahan dan literatur yang mendukung (data sekunder) dalam skripsi

ini sebagai bahan pelengkap.

2. Teknik Pembahasan

Metode pembahasan dalam skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif

analitis yaitu mencoba mengkaji kemudian menggambarkan keadaan objek yang

akan diteliti dengan merujuk pada data-data yang ada (baik primer maupun

sekunder), kemudian menganalisanya secara proposional dan komprehensif

sehingga akan tampak jelas perincian jawaban atas persoalan yang berhubungan

dengan pokok permasalahan dan akan menghasilkan pengetahuan yang valid.

3. Teknik Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, digunakan teknik penulisan karya ilmiah

yang berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang terdapat dalam

Buku Pedoman Akademik Program Strata 1 (S1) tahun 2013-2014 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.
11

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari atas empat bab penulisan, pembahasan dibagi dalam

beberapa subbab dengan perincian sebagai berikut:

Bab pertama merupakan pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang

masalah, identifilasi masalah, perumusan masalah, tujuan dan fungsi penelitian,

kajian pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan dan daftar pustaka.

Bab kedua merupakan pembahasan yang berisi tentang beberapa hal,

diantaranya pengertian puasa, rukun puasa, syarat wajib puasa dan klasifikasi

puasa.

Bab ketiga akan dipaparkan tentang hadis-hadis puasa sunnah.

Bab keempat akan dipaparkan tentang hadis-hadis keutamaan puasa

sunnah.

Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran.


BAB II

SEKILAS TENTANG PUASA SUNNAH

A. Syarat Puasa

Syarat puasa dapat dibagi atas dua bagian, yaitu syarat wajib dan syarat

sahnya puasa.

Syarat wajib puasa: Islam, baligh, berakal, mampu berpuasa, mengetahui

wajibnya puasa, sehat, mukim (tidak musafir). Sedangkan syarat sahnya adalah

orang yang waras (dapat membedakan), bersih dari haid dan nifas, sesuai dengan

waktu yang ditentukan untuk berpuasa dan niat berpuasa.

B. Rukun Puasa

Rukun-rukun puasa adalah:

1. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa.

2. Berpuasa pada waktunya (bulan Ramadhan).

3. Niat berpuasa.

C. Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Ada beberapa hal yang dapat membatalkan puasa, yaitu:

1. Sengaja makan

2. Sengaja minum

3. Sengaja muntah

4. Haid

5. Nifas

12
13

6. Sengaja mengeluarkan mani dengan cara apapun termasuk masturbasi

7. Memakan sesuatu walaupun itu tidak membuat kenyang atau sekedar

menghilangkan rasa haus

8. Jika ada niat untuk membatalkan puasanya, maka puasanya batal

walaupun tidak memakan apapun

9. Sengaja melakukan hubungan intim (bersetubuh) pada siang hari di

bulan ramadhan. Untuk masalah ini puasa seseorang tidak sekedar

batal tetapi dia juga harus membayar kafarat atas kesalahannya. 1

D. Hakikat Puasa

Puasa menurut arti bahasa berasal dari kata as-Shiyam yang berarti

menahan diri, definisi ini terdapat pada sebuah ayat yang berbunyi:

             
   

   


  

Artinya: “Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat
seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar
berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara
dengan seorang manusiapun pada hari ini". (QS. Maryam: 26).

Sedangkan menurut istilah syara’ puasa adalah menahan diri dari segala

hal yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari

disertai dengan niat berpuasa.

1
Yuni A. Ghazaly, Puasa Sepanjang Tahun Bersama Nabi, (Jakarta: Alifbata, 2000), cet
1, h.50
14

Puasa di dalam Islam termasuk dalam katagori ibadah jasadiyah, Ibadah

jasadiyah adalah ibadah yang memerlukan aktivitas fisik.

Pada dasarnya, aktivitas inti di dalam ibadah puasa, yang pada ujungnya

dapat mengangkat derajat manusia menjadi hamba yang bertakwa adalah

pengendalian diri. Menurut Yusuf al-Qardhawi pengendalian diri menjadi suatu

nilai ibadah ketika seseorang melakukannya atas dasar kemauan dan pilihannya

sendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Dengan demikian ibadah puasa menjadi ibadah yang mendapatkan pahala

yang berlipat ganda di hadapan Allah Swt. Ketika seorang berpuasa, maka secara

praktis adalah menahan lapar dan dahaga yang merupakan kebutuhan fisik

manusia, maka dengan sendirinya ia telah menjadi ibadah jasadiyah. 2

Pada intinya puasa adalah mengendalikan hawa nafsu untuk mendekatkan

diri kepada Allah Swt. Ikhlas menjalankan perintah agama, agar kelak dapat

menikmati kehidupan akhirat yang bahagia. Puasa adalah ekspresi ketundukan

pada yang maha kuasa, dan rela menjalankan apa saja yang diperintahkan oleh-

Nya.

Puasa adalah latihan untuk melunakkan keganasan hawa nafsu manusiawi.

Sehingga manusia dapat mengendalikannya, mengarakan pada perbuatan takwa

dan tidak mengumbarnya, karena hawa nafsu yang diciptakan oleh Allah Swt.

Dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan bertakwa dan berbuat keji.

Sebagaimana firman Allah Swt. Yang berbunyi:


2
Yuni A. Ghazaly, Puasa Sepanjang Tahun Bersama Nabi, hal 3-4.
15

  


 

Artinya:“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan


ketakwaannya.” (QS. Asy Syams: 8)

Sebagian ulama berpendapat bahwa puasa itu terbagi menjadi tiga

tingkatan: puasa orang biasa, puasa orang istimewa dan puasa orang teristimewa.

Adapun puasa orang biasa adalah puasa orang yang mencegah perut dan

farjinya dari memenuhi syahwat, puasa orang istimewa adalah puasa orang-orang

yang mencegah panca indranya dari melakukan dosa-dosa, hal mana tidak akan

terlaksana kecuali memenuhi lima syarat, yaitu:

Pertama, menundukkan mata dari tiap-tiap yang pertama tercela menurut

syara’.

Kedua, memelihara lidah dari menggunjing, berdusta, mengadu domba

dan bersumpah palsu.

Ketiga, mencegah telinga dari mendengarkan apa saja yang makruh.

Keempat, mencegah seluruh tubuh dari hal-hal yang makruh dan

mencegah perut dari makanan-makanan yang syubhat pada waktu berbuka.

Kelima, menghindari memakan makanan halal terlampau banyak pada

waktu berbuka sampai-sampai memenuhi perutnya.3

Adapun puasa orang-orang teristimewa adalah puasanya hati dari

keinginan-keinginan rendah dan pikiran duniawi dan mencegahnya sama sekali


3
Ibnu Muhammad, Puasa bersama Rasulullah: Bagaimana Kehidupan Sehari-hari
Rasulullah saat Berpuasa,(Bandung: Mizan, 2007), h. 39-40
16

dari selain Allah SWT. Apabila orang yang berpuasa seperti ini memikirkan selain

Allah SWT, berarti dia berbuka dari puasanya dan puasa seperti ini ada tingkatan

para nabi dan shiddiqin sebab pelaksanaan dari tingkatan seperti ini adalah dengan

menghadapkan diri sama sekali kepada Allah SWT dan berpaling dari selainnya. 4

Dalam buku karya Ahmad Syarifuddin yang berjudul Puasa Menuju Sehat

Fisik dan Psikis dijelaskan bahwa puasa pada hakikatnya dapat memberikan

kesehatan baik fisik maupun psikis, dari kesehatan fisik seseorang akan

mendapatkan hal-hal sebagai berikut:

a. Mengilangkan sakit perut


b. Puasa mengistirahatkan mesin pencernaan
c. Puasa sebagai zakat tubuh
d. Puasa meningkatkan daya tahan tubuh
e. Puasa sebagai terapi kesehatan
f. Puasa memperbaiki fungsi hormon
g. Puasa mencerdaskan otak
h. Puasa melepas kebiasaan merokok, dll.
Puasa dapat memberikan kesehatan psikis di antaranya:

a. Puasa mengatur sikap hidup takwa


b. Puasa menjalin kebersamaan
c. Puasa membangun kepercayaan diri
d. Puasa mengurangi tekanan jiwa
e. Puasa memupuk solidaritas sosial
f. Puasa dan kesehatan emosional
g. Puasa melatih kesabaran. 5

4
Ibnu Muhammad, Puasa bersama Rasulullah SAW (Bagaimana Kehidupan Sehari-hari
Rasulullah saat Berpuasa, (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), cet. 1, h. 40-41
5
Ahmad Syarifuddin, Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis, (Jakarta: Gema Insani Press,
2004), h.14-15
17

E. Klasifikasi Puasa

Puasa dalam hukum Islam terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya:

1. Puasa Fardlu

Puasa Fardlu adalah : puasa bulan ramadlan.

2. Puasa Qadla

Puasa qadla adalah : puasa yang wajib ditunaikan dengan sebab berbuka

dalam bulan Ramadlan karena ada udzur yang diperbolehkan oleh syara’ seperti

safar, sakit, atau disebabkan haid dan nifas atau dengan sebab yang lain.

3. Puasa Nadzar

Puasa nadzar adalah : puasa wajib yang difardlukan sendiri oleh seseorang

muslim atas dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Puasa nadzar

wajib ditunaikan menurut nadzar yang dinadzarkannya. Barangsiapa bernadzar

berpuasa sehari atau beberapa hari baik secara berurutan atau tidak, wajiblah

ditunaikan sebagaimana yang telah dinadzarkannya itu selama nadzar itu tidak

jatuh pada hari-hari yang diharamkan puasa.

Firman Allah:


   

Artinya: “Dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar


mereka.” (QS. Al-Hajj:29)
18

4. Puasa Kaffarat

Puasa Kaffarat adalah puasa yang wajib ditunaikan dan puasa Kaffarat itu

wajib karena berbuka dengan sengaja dalam bulan Ramadlan (dalam hal ini ada

Khilaf), bukan karena suatu udzur yang dibenarkan syara’ (karena bersetubuh

dengan sengaja dalam bulan Ramadlan di siang hari, membunuh dengan tidak

sengaja, mengerjakan sesuatu yang diharamkan dalam Haji serta tidak sanggup

menyembelih binatang hadyu dan merusak sumpah serta berdhihar dengan istri).6

5. Puasa Tatawwu’(sunat)

Ibadah sunnah adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Ibadah sunnah adalah tambahan meditasi bagi hamba-hamba yang penuh

kerinduan kepada Allah Swt. Mengikat hatinya dan terus berusaha agar senantiasa

khusyu’ dalam beribadah dengan hal-hal yang sunnah. Sebagaimana telah

dijelaskan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. Yang berbunyi:

‫َل َعْب يد ْي بي َشْيئ‬ ََّ ‫ب إي‬ َ َ‫صلَّى اهلل َعلَْي يه إي َّن اهلل ق‬
َ ‫ال َوَما تَ َقَّر‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬َ َ‫ال ق‬ ْ ‫َع ْن أي‬
َ َ‫َِب ُهَريْ َرَة ق‬
‫ي‬ ‫َل بيالن ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ب إي َ ي‬
ْ ‫َّواف يل َح ََّّت أُحبَّهُ فَيإ َذا أ‬
ُ‫َحبَْبتَه‬ َ ََّ ‫ب إي‬ ُ ‫ت َعلَْيه َوَما يََز ُال َعْبد ْي يَتَ َقَّر‬
ْ‫ض‬ َ ‫َل ِمَّا افْ ُيُت‬
َّ ُّ ‫َح‬ َ‫أ‬
‫ش يِبَا َوير ْجلُهُ الَّي َّْت َيَْ يش ْى يِبَا‬ ‫ي‬ ‫ُكْنت َيَسعه الَّ يذي يسمع بييه وبصره الَّ يذي ي ب يي‬
ُ ‫ص ُر به َويَ ُدهُ الَّي ِْت يَْبط‬ ُ َْ ْ ُ ُ َ َ َ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ
)‫ (رواه البخاري‬.ُ‫ُعْي َذنَّه‬ 7 ‫وعن سأَلَيِن ََلُ ْع يطي نَه ولَئين استيعا َذيِن ََل ي‬
ْ َ ْ ْ َُ ْ ْ َ ََْ
Artinya: “dari Abû Hurairah r.a. berkata, Rasulullah Saw. Bersabda:
“sesungguhnya Allah Swt. Berkata:”Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri
kepada-Ku lebih utama daripada ibadah yang Ku-wajibkan kepadanya. Dan
hamba-Ku selalu mendekati Aku dengan ibadah sunnah, hingga Aku
mencintainya. Jika Aku mencintainya maka aku menjaga apa yang dia dengar,
menjaga apa yang dia lihat, menjaga apa yang disentuh oelh tangannya, dan
menyertai tempat yang ia tuju. Dan jika dia meminta-Ku sesuatu maka pasti Aku

6
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Puasa, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), h. 57
7
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sâhih al-Bukhârî, Bâb at-Tawadhu’, (Damaskus: Dar at Tuq
an-Najah, 1422), juz 8, h. 105
19

beri dia, dan jika dia meminta pertolongan kepada-Ku maka Aku beri dia
pertolongan.” (HR. al-Bukhârî).

Puasa sunnah adalah termasuk dari bagian latihan diri dalam upaya

mengembangkan sayap-sayap takwa kepada Allah Swt. Dan melatih hawa nafsu

agar dalam waktu satu tahun dapat terkontrol dengan puasa-puasa tersebut, yang

puncaknya adalah Ramadhan.8

Contoh dari puasa Tatawwu’ adalah : seperti puasa enam hari di bulan

Syawal, puasa hari Asyura, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya (puasa

daud), puasa Arafah untuk yang tidak mengerjakan haji, puasa dikebanyakan hari

Sya’ban, puasa di bulan-bulan Haram, yaitu: Zul ka’idah, Zul Hijjah, Muharram
9
dan Rajab. Menghususkan bulan Rajab saja tidak berdasarkan Syara’.

Sedangkan Puasa dari segi hukumnya juga terbagi menjadi beberapa

macam, yaitu sebagai berikut:

1) Puasa yang Disunnahkan

Puasa yang disunnahkan adalah puasa yang dianjurkan oleh nabi

Muhammad SAW melalui haditsnya baik berupa hadits qauliyah (ucapan),

fi’liyah (perbuatan) maupun taqririyah.

8
Yusni A Ghazaly, Puasa Sepanjang Tahun Bersama Nabi, (Jakarta: Alifbata, 2006). h.
88
9
M. Hasbi Ash-Shiddiqy, Pedoman Puasa, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), h. 56-57
20

2) Puasa yang Diharamkan

a) Puasa Pada Dua Hari Raya

Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari raya, yaitu hari raya

Idhul Fitri dan hari raya Idhul Adha, dan tidak sedikit ulama yang mengutip

adanya ijma’ tentang keharaman berpuasa pada kedua hari itu.

Hal itu didasarkan riwayat Abû Ubaid, budak Ibnu Azhar yang

mengatakan,

‫اهلل‬ ‫ان نَ َهى َر ُس ْو ُل‬ ‫ ه َذ يان ي وم ي‬: ‫ال‬


َ ْ َ َ َ ‫اب َرض َي اهلل َعْنهُ فَ َق‬
‫ي‬ ْ ‫ت الْعيْي َد َم َع ُع َمَر بْ ين‬
َ َّ‫اْلَط‬ ُ ‫َش يه ْد‬
‫فيْي يه‬ ‫َخ ُر تَأْ ُكلُ ْو َن‬ ‫ي ي ي‬ ‫ي‬ ‫ي ي‬ ‫ي‬
َ ‫ يَ ْوُم فطْ يرُك ْم م ْن صيَام ُك ْم َوالْيَ ْوُم اَْل‬: ‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم َع ْن صيَام يه َما‬َ
10
)‫ (رواه البخاري‬.‫نُ ُس َك ُك ْم‬
Artinya:”aku ikut Shalat ‘Id bersama Umar bin al-Khattab Saw lalu ia berkata,
dua hari ini telah dilarang oleh Rasulullah Saw untuk melakukan puasa
padanya; hari kalian berbuka dari puasa (Idul Fitri) dan hari dimana kalian
memakan kurban kalian (Idul Adha)”. (HR. al-Bukhârî)

Sementara dalam riwayat Muslim terdapat suatu hadits yang menyatakan

bahwa puasa tidak layak dilakukan di dua hari ini:.

11 ‫ي ي‬ ‫ام يِف يَوَم ْ ي‬


َ ‫َض َحى َويَ ْوُم الْفطْ ير م ْن َرَم‬
.(‫ )رواه مسلم‬.‫ضا َن‬ ْ ‫ يَ ْوُم ْاَل‬:‫ي‬ ْ ْ ُ َ‫الصي‬ِّ ‫صلُ ُح‬
ْ َ‫ََل ي‬
Artinya:”tidak layak berpuasa pada dia hari, hari raya Idul Adha dan hari
berbuka setelah Ramadhan.” (HR. Muslim)

b) Puasa Pada Hari-hari Tasyriq

Tidak boleh berpuasa sunnah pada hari-hari Tasyriq berdasarkan riwayat

Nubaisyah al-Hudzami yang mengatakan Rasulullah Saw bersabda:

10
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî, juz 3, h. 42
11
Muslim bin al-Hajjâj, Sahih Muslim, juz 2, h. 799
21

ُ َّ‫ام التَّ ْش يريْ يق أَي‬


)‫(رواه مسلم‬.12 ‫ام أَ ْكل َو ُش ْرب‬ ُ َّ‫اَي‬
Artinya:”hari-hari Tasyriq adalah hari-hari untuk makan dan
minum.”13(HR. Muslim)

c) Menyambut Bulan Ramadhan dengan Berpuasa Dua Hari atau

Sehari (Yaumu Syak)

Nabi Saw melarang menyambut bulan Ramadhan dengan berpuasa sehari

atau dua hari sebelumnya kecuali bila hari itu bertepatan dengan kebiasaan puasa

seseorang, misalnya ia biasa berpuasa sehari dan berbuka sehari, atau ia biasa

berpuasa Senin dan Kamis, atau lainnya.

Larangan tersebut berdasarkan riwayat Abû Hurairah bahwa Nabi Saw

bersabda:

ُ َ‫ فَ ْلي‬،ُ‫ص ْوَمه‬
‫ص ْم‬ ‫ي‬ ‫صويم يَوم اَْو يَوَم ْ ي‬
ُ َ‫ي إيََّل اَ ْن ُك ْو َن َر ُج ٌل ي‬
َ ‫ص ْوُم‬
‫ََل ي تَ َقدَّم َّن اَح ُد ُكم رم َ ي‬
ْ ْ ْ َ ‫ضا َن ب‬ ََ ْ َ َ َ
)‫ (رواه البخاري‬14.‫ك الْيَ ْويم‬ ‫ي‬
َ ‫ذَل‬
Artinya:”Janganlah seseorang diantara kalian mendalukan puasa Ramadhan
dengan bepuasa sehari atau dua hari sebelumnya kecuali bagi orang yang biasa
berpuasa, maka tidaklah mengapa ia berpuasa pada hari itu.” (HR. al-Bukhârî)

d) Mengkhususkan Puasa Pada Hari Jum’at

Menghususkan berpuasa pada hari Jumat adalah terlarang, namun jika

dilakukan tanpa menghususkan hari itu saja, tapi dilakukan pula sebelum atau

setelahnya, atau hari itu bertepatan dengan jadwal puasanya, seperti kebiasaanya

12
Muslim bin al-Hajjâj, Sahîh Muslim, juz 2, h. 800
13
Hari-hari tasyriq adalah tiga hari setelah hari qurban dan disebut tiga juga dengan hari-
hari mina karena orang-orang yang melakukan haji pada hari itu berada di mina. Hari ini
dinamakan hari tasyriq karena pada hari itu para jamaah haji membuat dendeng daging-daging
kurban mereka. Hari tasyriq adalah hari-hari tertentu.
14
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî, juz 3, h. 28
22

berpuasa sehari dan berbuka sehari lalu hari Jumat bertepatan dengan hari

puasanya, maka itu tidak mengapa.

Abdullâ h bin Abbâd bin Ja’far berkata,

‫ اَنَهى رسو ُل اهلل صلَّى اهلل علَيهي‬:‫ت‬


‫ف بياْلب ي ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
َْ َ ُْ َ َ ْ َ ُ ‫ت َجابيَر بْ َن َعْبد اهلل َرض َي اهلل َعْنهُ َوُه َو يَطُْو‬ ُ ‫َسأَْل‬
)‫ (رواه ابن ماجة‬15.‫ب اْل َك ْعبَةي‬ ْ ‫َو َسلَّ َم َع ْن يصيَ يام يَ ْويم‬
َ ‫ فَ َق‬،‫اْلُ ُم َع ية‬
ِّ ‫ َوَر‬،‫ نَ َع ْم‬:‫ال‬
Artinya:”Aku bertanya kepada Jabir bin Abdullâh ketika ia sedang tawaf di
Ka’bah, apakah Rasulullah Saw melarang berpuasa pada hari Jumat? Ia
menjawab, Ya, demi Rabb Ka’bah.” (HR. Ibnu Mâjah)

e) Puasa Sunnah yang Dilakukan Istri Sedang Suaminya Ada di

Rumah Tanpa Seizinnya

Tidak dibolehkan seorang istri berpuasa sunnah sedangkan suaminya

berada di rumah kecuali dengan seizinnya. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Abû

Hurairah RA bahwa Rasulullah Saw bersabda:

‫ََل تَصوم الْمرأَةُ وب علُها ش ي‬


)‫ (رواه البخاري‬.16‫اه ٌد إيََّل بييإ ْذنييه‬ َ َ ْ ََ ْ َ ُ ْ ُ
Artinya:”seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedang suaminya ada di
rumah, kecuali dengan seizinnya.”17(HR. al-Bukhârî)

15
Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah, juz 1, h. 549
16
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî, juz 7, h. 30
17
Usamah Abdul Aziz, Kumpulan Puasa Sunnah dan Keutamaannya (Berdasarkan Al-
Qur’an dan as-Sunnah), terj. Abdillah dengan Judul Siyam at-Tathawwu’ Fadha’il wa Ahkam,
(Jakarta: Darul Haq, 2015), h. 116
23

3) Puasa yang Dimakruhkan

a. Puasa Seumur Hidup (puasa Abad)

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum puasa seumur hidup.

Mayoritas ulama (Malikiyah, syafi’iyah dan Hanabilah) berpendapat tidak

mempermasalahkan hal tersebut asalkan seseorang tidak berpuasa pada hari-hari

yang terlarang seperti dua hari raya dan hari-hari tasyriq, tidak dikhawatirkan

merugikan suami dan tidak pula mengabaikan haknya.

Sedangkan Hanafiyah dan Ibnu al-Arabi dari kalangan malikiyah dan Ibnu

Qudamah dari kalangan Hanabilah dan Ibnu Qayyim, berpendapat makruh secara

mutlak.

Atha’ berkata, “aku tidak tahu bagaimana Nabi menyebut puasa sepanjang

masa. Rasulullah Saw telah bersabda:”

)‫ (رواه مسلم‬18.‫ص َام ْاَلَبَ َد‬


َ ‫ص َام َم ْن‬
َ ‫ ََل‬،‫ص َام ْاَلَبَ َد‬
َ ‫ص َام َم ْن‬
َ ‫ ََل‬،‫ص َام ْاَلَبَ َد‬
َ ‫ص َام َم ْن‬
َ ‫ََل‬
Artinya:”Tidak ada puasa bagi orang yang berpuasa sepanjang masa, tidak ada
puasa bagi orang yang berpuasa sepanjang masa, tidak ada puasa bagi orang
yang berpuasa sepanjang masa.” (HR. Muslim)

Al-Bukhârî dan Muslim dalam riwayatnya yang lain mengatakan Nabi

Saw bersabda:

‫ (رواه‬19.‫َّهَر‬
ْ ‫ص َام الد‬
َ ‫ص َام َم ْن‬
َ ‫ ََل‬،‫س‬
ُ ‫ت لَهُ النَّ ْف‬
ْ ‫ي َونَ َف َه‬
ُ ْ ‫ت لَهُ اْل َع‬ َ ‫َّك إي َذا فَ َع ْل‬
ْ ‫ت َه َّج َم‬ َ ‫إين‬
)‫البخاري‬

18
Muslim bin al-Hajjâj, Sahih Muslim, juz 2, h. 814
19
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, juz 3, h. 40
24

Artinya:”Sesungguhnya jika kamu lakukan itu, matamu akan letih dan tubuhmu
akan lelah dan tidak ada puasa bagi orang yang berpuasa seumur hidup.”(HR.
al-Bukhârî)

b. Puasa Hari Nairuz dan hari-hari sejenisnya dari hari raya kaum

musyrik

Makruh mengkhususkan hari Nairuz dan hari raya kaum Musyrik lainnya

dengan puasa, karena itu adalah hari-hari yang diagungkan oleh kafir sehingga

mengkhususkannya dengan puasa tanpa hari-hari yang lain menyerupai mereka

dalam mengagungkannya. Namun jika secara kebetulan hari itu bersamaan

dengan kebiasaan puasa seseorang maka tidak dimakruhkan.

Al-Hasan al-Bishri pernah ditanya tentang hukum puasa pada hari Nairuz,

lalu ia memakruhkannya seraya mengatakan itu adalah hari yang diagungkan

orang ‘Ajam (non Arab).20

4) Puasa yang Diperselisihkan Hukumnya

a. Berpuasa Sunnah Setelah Pertengahan Bulan Sya’ban

Ulama berbeda pendapat tentang boleh tidaknya berpuasa sunnah setelah

pertengahan bulan Sya’ban dalam dua pendapat:

Mayoritas ulama (Hanafiyah, Malikiyah dan Hambaliyah) berpendapat

boleh.

20
Usamah Abdul Aziz, Kumpulan Puasa Sunnah dan Keutamaannya (Berdasarkan Al-
Qur’an dan as-Sunnah), terj. Abdillah dengan Judul Siyam at-Tatawwu’ Fadha’il wa Ahkâm, h.
136
25

Sedangkan kebanyakan ulama kalangan Syafi’iyah berpendapat makruh

dan pendapat ini yang dipandang benar oleh an-Nawawi. Dalil kalangan

Syafi’iyah:

Ulama Syafi’iyah mendasarkan pandangannya itu dengan hadits yang

diriwayatkan al-Alâ’ bin Abdurrahmân dari Abû Hurairah bahwa Rasulullah Saw

bersabda:

)‫ (رواه ابو داود‬21.‫ص ْوُم ْوا‬


ُ َ‫ف َش ْعبَا ُن فَ ََل ت‬
َ‫ص‬َ َ‫إي َذا انْت‬
Artinya:”Bila telah tiba pertengahan bulan Sya’ban, maka janganlah kalian
berpuasa sunnah.” (HR. Abû Dâwûd)

Dalil mayoritas ulama:

Mayoritas Ulama yang membolehkan berpuasa setelah pertengahan bulan

Sya’ban mendasarkan pendapatnya kepada dua hal:

Pertama: hadits yang melarangnya lemah.

Kedua: banyak hadits-hadits sahih yang secara tegas

membolehkannya. Diantaranya:

1. Abû Salamah berkata,”aku bertanya kepada Aisyah tentang puasa yang

dilakukan Rasulullah Saw, ia menjawab:

‫صائي ًما يم ْن َش ْه ير قَّط‬ ‫ي‬ ‫ي‬


َ ُ‫ َويُ ْفط ُر َح ََّّت نَ ُق ْو ُل قَ ْد يُ ْفط ُر َوََلْ اََره‬،‫ص َام‬
َ ‫ص ْوُم َح ََّّت نَ ُق ْو ُل قَ ْد‬
ُ َ‫َكا َن ي‬
‫ (رواه‬22.‫ص ْوُم َش ْعبَا َن إيََّل قَليْي ًَل‬
ُ َ‫ َكا َن ي‬،ُ‫ص ْوُم َش ْعبَا َن ُكلَّه‬
‫ي ي يي ي‬
ُ َ‫ َكا َن ي‬،‫اَ ْكثَ ُر م ْن صيَامه م ْن َش ْعبَا َن‬
)‫ابن ماجة‬

21
Abû Dâwûd as-Sijistâni, Sunan Abû Dâwûd, juz 2, h. 300
22
Ibnu Majâh al-Qazwin, Sunan Ibnu Majâh, juz 1, h. 545
26

Artinya: Rasulullah Saw selalu berpuasa hingga kami mengatakan beliau tetap
berpuasa dan berbuka hingga kami mengatakan beliau tetap berbuka. Aku tidak
pernah melihatnya berpuasa dalam satu bulan melebihi banyaknya berpuasa
berpuasa pada Bulan Sya’ban. pada bulan Sya’ban itu kadang beliau berpuasa
selama sebulan penuh dan kadang beliau berpuasa kecuali beberapa hari saja
berbuka.”(HR. Ibnu Mâjah)

2. Ummu Salamah berkata,

‫صوُم َش ْهريْ ين ُمتَتَابي َع ْ ي‬


َ ‫ي إيََّل َش ْعبَا َن َوَرَم‬
‫ (رواه‬.‫ضا َن‬ َّ ‫ي‬ َّ َ ‫ت َر ُس ْوَل اهلل‬
َ ْ ُ َ‫صلى اهلل َعلَْيه َو َسل َم ي‬ ُ ْ‫َما َرأَي‬
23
)‫الُتمذي‬
Artinya:”Aku tidak pernah melihat Rasulullah Saw berpuasa dua bulan berturut-
turut kecuali pada bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. at-Tirmidzî )

Pendapat mayoritas ulama yang membolehkan berpuasa setelah

pertengahan bulan adalah pendapat yang kuat karena hadits yang melarang adalah

lemah dan banyak hadits-hadits yang sahih yang menunjukkan pada

kebolehannya.

b. Puasa Hari Sabtu

Dari Abdullah bin Busr dari saudaranya ash-Shamma bahwa Nabi Saw

bersabda:

‫ َواي ْن ََلْ َيَي ْد اَ َح ُد ُك ْم إيََّل يِلَاءَ َعنَبَة اَْو‬،‫ض َعلَْي ُك ْم‬ ‫ََل تَصوموا ي وم َّ ي ي‬
َ ‫السْبت إيََّل فْي َما افْ ُيُت‬ َ َْ ُْ ُْ
24
)‫ (رواه الُتمذي‬.ُ‫ض ْغه‬ َ ‫ُع ْوُد َش َجَرة فَ ْليَ ْم‬
Artinya:”Janganlah kalian berpuasa pada Hari Sabtu kecuali puasa
yang diwajibkan atas kalian. Bila seseorang darimu tidak
mendapatkan kecuali kulit pohon anggur atau ranting pohon, maka
kunyalah itu”25. (HR. at-Tirmidzî )

23
Abû Isâ at-Tirmidzî , Sunan at-Tirmidzî , juz 3, h. 104 î
24
Abû Isâ at-Tirmidzî , Sunan at-Tirmidzî , juz 1, h. 550
25
Usamâh Abdul Aziz, Kumpulan Puasa Sunnah dan Keutamaannya (Berdasarkan Al-
Qur’an dan as-Sunnah), terj. Abdillah dengan Judul Siyam at-Tatawwu’ Fadhâ’il wa Ahkâm,
(Jakarta: Darul Haq, 2015), h. 147
BAB III

HADITS-HADITS KEUTAMAAN PUASA SUNNAH

A. Teks Hadits Tentang Puasa Sunnah dan Terjemahnya

1. Puasa Muharram

Pada bulan Muharram terdapat hari mulia yang dianjurkan oleh

Rasulullah Saw untuk menjalankan puasa yaitu hari yang bertepatan pada

tanggal sembilan Muharram (bisa dinamakan dengan Tasu’â dan tanggal

sepuluh Muharram atau disebut dengan ‘Asyurâ). Puasa pada tanggal

sepuluh Muharram atau ‘Asyura adalah puasa pertama kali yang dilakukan

oleh Rasulullah Saw, sebelum puasa Ramadhan disyari’atkan di dalam

Islam. Oleh sebab itu, bulan ini menjadi bulan yang utama setelah

Ramadhan. Selain itu puasa ‘Asyur â termasuk puasa yang umurnya paling

panjang dibandingkan dengan puasa-puasa yang lain di dalam Islam.

Karena puasa ‘Asyur â adalah warisan dari umat terdahulu, dan praktik

puasa ini juga dikerjakan oleh Rasulullah sejak zaman jahiliyah. 1

Adapun Hadits yang menjelaskan mengenai puasa ‘Asyur â adalah:

‫ي‬ َ َ‫َع ْن اَي ِْب ُهَريْ َرةَ َر يض َي اهلل َعْنهُ ق‬


ُ‫ضل‬ َ ْ‫ اَف‬: ‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
‫الص ََلةي ب ع َد الْ َف يري ي‬ ‫ي‬
‫ص ََلةُ الَّْي يل (رواه‬
َ ‫ضة‬ َْ ْ َ َّ ‫ض ُل‬ َ ‫الصيَ يام بَ ْع َد َرَم‬
َ ْ‫ضا َن َش ْه ُر اهلل الْ ُم َحَّرم َواَف‬ ِّ
.2)‫مسلم‬

1
Yusni A. Ghazaly, Puasa Sepanjang Tahun Bersama Nabi, (Jakarta: Alifbata,
2006) h. 88
2
Muslim bin al-Hajjâj, Syarh Sahih Muslim, Bâb Fadhlu Saum al-Muharram,
(Bairut: Dar Ihya at-Turâts, tt), Juz 2, h. 821

27
28

Artinya: dari Abû Hurairah r.a. berkata, Rasulullah Saw. Bersabda:


“puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan
Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardlu adalah
shalat malam” (HR. Muslim).

Waktu pelaksanaan puasa Muharram yang paling utama adalah

pada tanggal sembilan dan sepuluh. Haditsnya adalah:

‫َسعت عب َد اهلل بن عبَّاس ي ُقو ُل يحْي صام النيَِّب صلَّى اهلل علَيهي‬ ‫ي‬
َْ ُ َ ُّ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َْ ُ ْ َ ‫اَبُ ْو َغطْ َفا َن يَ ُق ْو ُل‬
‫صيَ يام يه قَالُ ْوا يَ َار ُس ْوَل اهلل اَنَّهُ يَ ْوٌم تُ َعظِّ ُمهُ الْيَ ُه ْوُد‬‫اشوراء واَمرنَا بي ي‬ َّ
َ َ َ َ َ ْ ُ ‫َو َسل َم يَ ْوَم َع‬
‫ي‬
ُ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم فَيإ َذا َكا َن الْ َع‬
ُ ‫ام الْ ُم ْقبي ُل‬
‫ص ْمنَا يَ ْوَم‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬
َ ‫َّص َارى فَ َق‬
َ ‫َوالن‬
3
.)‫تاس َع (رواه ابو داود‬ ‫الَّ ي‬

Artinya: Abû Ghadfân berkata kepada aku pernah mendengar Ibnu


Abbâs berkata: “ketika Rasulullah Saw. melaksanakan puasa ‘Asyurâ
(sepuluh Muharram) dan beliau memerintahkan agar berbuasa, para
sahabat berkata: “ Wahai Rasulullah Saw. Sesungguhnya orang-orang
Yahudi dan Nasrani telah memuliakan hari itu”. Kemudian Rasulullah
Saw. Bersabda: “jika bertemu Tahun depan kita puasa tanggal sembilan
juga”. (HR. Abû Dâûd).
4 ‫ لَئين ب يقيت إي َل قَابيل َلَصوم َّن التَّ ي‬:‫ال‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫اس يع‬ َُْ ُ ْ َ ْ َ َ‫َع ين ابْ ين َعبَّاس ق‬
Artinya: “Dari Ibnu Abbâs Berkata: Apabîla tiba tahun depan saya akan
berpuasa pada hari kesembilan.” (HR. Muslim)

2. Puasa Enam Hari Bulan Syawwal

‫ي‬ ‫ي‬
ُ‫ضا َن َواَتْ بَ َعه‬ َ ‫ َم ْن‬:‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ص َام َرَم‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫َع ين بْ ين ُع َمَر ق‬
)‫ (رواه الطرباين‬.5ُ‫يستًّا يم ْن َش َّوال َخَر َج يم ْن ذُنُ ْوبييه َكيَ ْوم َولَ َدتْهُ اُُّمه‬
Artinya: “Dari Ibnu Umar berkata Rasulullah Saw. Bersabda: siapa
yang menjalankan puasa Ramadhan dan menyertai dengan puasa enam
hari pada bulan Syawal maka keluar dosa-dosa dari dirinya seperti dia
baru dilahirkan oleh ibunya”. (HR. at-Tabrâni).

3
Sulaimân bin al-Ats’ats as-Sijistânî, Sunan Abû Dâwud, Bâb Mâ Wuriya ‘Anna
Asyurâ al-Yaum, (Bairut: Maktabah al-Ashriyah, tt), Juz. 2, h. 327
4
Muslim bin al-Hajjâj, Sahîh Muslim, juz 2, h. 798
5
Sulaimân bin Ahmad at-Thabrâni, Mu’jam al-Ausath, (Kairo: Dar al-Haramain,
tt), juz 8, h. 275
29

‫ضا َن ُثَّ أَتْ بَ َعهُ يستًّا يم ْن َش َّوال َكا َن‬


َ ‫ص َام َرَم‬ َ َ‫صا ير ْي ق‬
َ ‫ َم ْن‬: ‫ال‬ َ ْ‫َع ْن أَي ِْب أَيُّ ْوب ْالَن‬
6
)‫ (رواه الرتمذي‬.‫الد ْه ير‬ َّ ‫صيَ يام‬ ‫َك ي‬

Artinya: “Dari Abû Ayyûb al-Ansarî berkata: siapa saja yang puasa
ramadhan kemudian mengiringinya enam hari dari Syawal seperti puasa
selama setahun”. (HR. at-Tirmidzi)

3. Puasa Tanggal Sembilan Dzul Hijjah (Arafah) dan tanggal

delapan Dzulhijjah (Tarwiyah)

Hadits yang menjelaskan keutamaan sepuluh hari pertama di bulan

Dzulhijjah Hadits Hasan Sahih riwayat Imam at-Tirmidzî yang berbunyi:

‫ي‬ َّ ‫ي‬ َّ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫َع ين ابْ ين َعبَّاس ق‬


ُ‫ َما م ْن اَيَّام الْ َع َمل‬:‫صلى اهلل َعلَْيه َو َسل َم‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
‫ي‬ ‫ي يي ي‬ ‫الصاليح فيي يه َّن اَح ُّ ي‬
ْ ‫ب ا َل اهلل م ْن َهذه اْلَيَّام الْ َع ْش ير فَ َقالُ ْوا يَ َار ُس ْوَل اهلل َوََل ا ْْل َهاد ي‬
‫ِف‬ َ ْ ُ َّ
‫ َوََلا ْْلي َهادي ي ِْف َسبيْي يل اهلل ايََّل َر ُج ٌل‬:‫صلَّى اهلل َعلَْي يه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ ‫ فَ َق‬،‫َسبيْي يل اهلل؟‬
)‫ (رواه الرتمذي‬.‫ك بي َشْيئ‬ ‫ي ي ي‬ ‫ي ي يي‬
َ ‫َخَر َج بينَ ْفسه َوَماله فَلَ ْم يَ ْرج ْع م ْن َذل‬
7

Artinya: “dari Ibnu Abbâs berkata Rasulullah Saw. Bersabda: “tidak ada
hari-hari yang berbuat kebajikan di dalamnya sangat disukai oleh Allah
Swt., selain dari sepuluh hari ini (awal Dzulhijjah)”para sahabat
bertanya: “mengalahkan jihad di jalan Allah Swt. Wahai Rasulullah
Saw.? Beliau menjawab: “ya mengalahkan Jihad d ijalan Allah Swt,
kecuali jika ada seorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya, serta
kembali tidak membawa apa-apa lagi.”(HR. at-Tirmidzî).

‫ صوم ي ويم عرفَةَ ي َك ِّفر سنَتَ ي ي‬:‫ال‬


َ‫اش ْوَراء‬ َ ‫ْي َماضيَة َوُم ْستَ ْقبيلَة َو‬
ُ ‫ص ْوُم َع‬ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ‫َع ْن أَي ِْب قَتَ َاد َة ق‬
‫ي َك ِّفر سنَة م ي‬
.‫اضيَة‬ َ َ ُ ُ
Artinya: “Dan Abû Qatâdah berkata: Puasa hari Arafah dapat
menghapus dosa selama dua tahun (setahun yang lalu dan setahun yang
akan datang), dan puasa Asyura dapat menghapus dosa selama
setahun”.

6
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî , juz 3, h. 123
7
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 3, h. 121
30

‫ص ْويم‬ ‫ي‬ ‫ ولَه بي ي ي‬،‫من صام الْعشر فَلَه بي ُكل ي وم صوم شهر‬
َ ‫ َولَهُ ب‬،ٌ‫ص ْوم يَ ْوم الت َّْريويَّة َسنَة‬
َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ِّ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ
.‫يَ ْويم َعَرفَةَ َسنَتَان‬
8 ‫ي‬

Artinya: “Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti
puasa sebulan. Dan untuk puasa hari tarwiyah seperti puasa setahun
sedangkan untuk puasa hari arafah, seperti puasa dua tahun”.

‫صوُم يَويم َعرفَةَ َكفَّارةُ َسنَتَ ْ ي‬


.9‫ْي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
َ َ ‫ص ْوُم يَ ْوم الت َّْريويَة َكف‬
ْ ْ َ ‫ َو‬،‫َّارةُ َسنَة‬ َ
Artinya : Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun,
dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.

‫ َع ْن َغْي ََل َن بْ ين‬،‫اد بْ ُن َزيْد‬ ُ َّ‫ َحدَّثَنَا َْح‬:‫ قَ َاَل‬،‫َِّب‬


ُِّّ ‫ َوأ َْْحَ ُد بْ ُن َعْب َدةَ الض‬،ُ‫َحدَّثَنَا قُتَ ْيبَة‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي يه‬ ِّ ‫ َع ْن َعْب يد اللَّ يه بْ ين َم ْعبَد‬،‫َج يرير‬
َّ ‫ أ ََّن الني‬،َ‫ َع ْن أيَِب قَتَ َادة‬،ِّ‫الزَّم ياين‬
َ ‫َِّب‬
َّ ‫ب َعلَى اللَّ يه أ َْن يُ َكفَِّر‬ ‫ إي ِّين أ ي‬،َ‫ « يصيام ي ويم عرفَة‬:‫ال‬
ُ‫السنَةَ الَّيِت قَ ْب لَه‬ ُ ‫َحتَس‬ ْ ََ ْ َ ُ َ َ َ‫َو َسلَّ َم ق‬
،‫يث َح َس ٌن‬ ٌ ‫يث أيَِب قَتَ َادةَ َح يد‬ ‫ي‬
ُ ‫ « َحد‬:.‫اب َع ْن أيَِب َسعييد‬ ‫السنَةَ الَّيِت ب ْع َدهُ» ويِف الب ي‬
َ َ َ َّ ‫َو‬
10
)‫ إيََّل بي َعَرفَةَ» (رواه ابن ماجة‬،َ‫ب أ َْه ُل العيْل يم يصيَ َام يَ ْويم َعَرفَة‬ َّ ‫استَ َح‬
ْ ‫َوقْد‬
‫ي‬

Artinya: Qutaibah dan Ahmad bin Abdah ad-Dabbî telah menceritakan


kepada kami, mereka berkata: Hammâd bin Zaid telah menceritakan
kepada kami dari Ghailân bin Jarî r dari Abdullâh bin Ma’bad az-Zamân
î dari Abû Qatâdah bahwa Nabi Muhammad SAW berkata: “puasa hari
arafah, sesungguhnya saya berharap kepada Allah agar menghapus
dosanya setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya”. (HR. Ibnu
Majah)

‫ َع ْن أيَِب‬،‫ َع ْن َد ُاوَد‬،‫ َحدَّثَنَا ُس ْفيَا ُن‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ئ‬ُ ‫َخبَ َرنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن َعْب يد اهللي بْ ين يَيز َيد الْ ُم ْق ير‬
ْ‫أ‬
‫ ع ين النيَِّب صلَّى اهلل علَيهي‬،َ‫ عن أيَِب قَتادة‬،َ‫ عن أيَِب حرملَة‬،‫اْللي ييل‬
َْ ُ َ ِّ َ ََ ْ َ َْ َ َْ َْ ‫ َع ْن أيَِب‬،َ‫قَ َز َعة‬
‫ص ْوُم يَ ْويم َعَرفَةَ يُ َكف ُِّر َسنَة َوالَّيِت‬
َ ‫ َو‬،َ‫السنَة‬
َّ ‫وراءَ يُ َكف ُِّر‬ َ ‫اش‬
‫ي‬
ُ ‫ص ْوُم يَ ْوم َع‬ َ « :‫ال‬ َ َ‫َو َسلَّ َم ق‬
11
)‫تَلي َيها» (رواه النسائي‬

8
Muhammad bin Ali asyaukânî, al-Fawâid al-Majmu’ah fi al-Ahâdits al-
Maudhu’ah, (Bairut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah, tt), Juz 1, h. 96
9
Alâuddîn Ali bin Hisâm al-Hindy, Kanzul ‘Ummâl, (tt: Muassasah RIsâlah,
1401 H), juz 5, h.67 dan Dailami, Musnad Firdaus, juz 2 h.248
10
Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah, juz 1, h. 551 dan Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan
at-Tirmidzî, juz. 3, h. 115
11
Abdurrahmân an-Nasâ’i, Sunan an-Nasâ’i, (Bairut: Muassasah ar-RiIsâlah,
1421), juz 3, h.222
31

Artinya: Muhammad bin Abdullâh bin Yazîd al-Muqri’ mengkhabarkan


kepada kami, dia berkata: Sufyân telah menceritakan kepada kami dari
Dâud dari Abû Qaza’ah dari Abû al-Khalîl dari Abû Harmalah dari Abû
Qatâdah dari Nabî Muhammad SAW bersabda: “puasa hari asyura
dapat menghapus dosa setahun dan puasa hari arafah menghapus dosa
selama setahun sebelumnya dan sesudahnya”. (HR. an-Nasa’i)

‫ َع ْن‬،‫ َحدَّثَنَا ُزَهْي ٌر‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫اْلَ َس ُن بْ ُن بي ْشر‬


ْ ‫ َحدَّثَنَا‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫َخبَ َرنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن ُعبَ ْي يد اهللي‬
ْ‫أ‬
‫ول اهللي‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ َع ْن أيَِب قَتَ َاد َة‬،َ‫ َع ْن أيَِب َح ْرَملَة‬،‫اْلَلي ييل‬
ْ ‫ َع ْن أيَِب‬،‫الزبَ ْيْي‬ ُّ ‫أيَِب‬
‫صومُ َعرفَةَ َكفَّارةُ َسنَتَ ْ ي‬ ‫ي‬
‫ْي‬ َ َ ْ َ ‫ َو‬،‫َّارةُ َسنَة‬ َ ‫وراءَ َكف‬َ ‫اش‬
ُ ‫ص ْوُم َع‬ َ « :‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َ
‫ي يِف‬ ‫ي‬ ‫ي‬
ِّ ‫س عْن َدنَا بالْ َق يو‬ ‫ي‬ ْ « :‫الر ْْحَ ين‬ ‫ي‬ ‫ي‬
َ ‫اْلَ َس ُن بْ ُن ب ْشر لَْي‬ َّ ‫ال أَبُو َعْبد‬ َ َ‫َماضيَة َوُم ْستَ ْقبَ لَة» ق‬
12
)‫يث» (رواه النسائي‬ ‫اْل يد ي‬
َْ
Artinya: Muhammad bin Ubaidillâh telah mengkhabarkan kepada kami,
dia berkata: al-Hasan bin Bisyr telah menceritakan kepada kami, dia
berkata: Zuhair telah menceritakan kepada kami dari Abî az-Zubair dari
Abî al-Khalîl dari Abî Harmalah dari Abî Qatâdah berkata: Rasulullah
SAW bersabda: “Puasa asyura dapat menghapus dosa setahun dan
puasa arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun (yang lalu dan
akan datang)”. (HR. an-Nasa’i)

4. Puasa Bulan Rajab

‫ال سأَلْت سعييد بن جب ْي عن ي‬ ‫ي‬


‫ب‬َ ‫ص ْوم َر َج‬ َ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ َ‫صا ير ْي ق‬ َ ْ‫َحدَّثَنَا ُعثْ َما ُن بْ ُن َحكْي ُم اْلَن‬
‫اس َر يض َي اهلل َعْن ُه َما يَ ُق ْو ُل َكا َن َر ُس ْو ُل‬ ‫وََْنن ي ومئيذ يِف رجب فَ َق َ ي‬
َ َّ‫ت ابْ َن َعب‬ ُ ‫ ََس ْع‬:‫ال‬ َ َ َ ْ ََْ ُ َ
‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
ُ‫ص ْوم‬ ُ َ‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم ي‬
ُ َ‫ص ْوُم َح ََّّت نَ ُق ْوَل ََل يُ ْفط ُر َويُ ْفط ُر َح ََّّت نَ ُق ْوَل ََل ي‬ َ ‫اهلل‬
13
.)‫(رواه مسلم‬
Artinya: menceritakan kepada kami Utsmân bin Hakîm al-Ansârî
berkata:”Aku bertanya Sa’îd bin Jubair tentang puasa Rajab, dan kami
pada waktu itu ada di bulan Rajab. Kemudian dia menjawab: “Aku
mendengar Ibnu Abbâs berkata:”Rasulullah Saw puasa sehingga seolah-
olah dia tidak pernah tidak puasa, dan kami terkadang melihat beliau
berduka hingga kami merasa beliau seolah-olah beliau tidak pernah
puasa”.(HR. Muslim).

12
Abdurrahman an-Nasâ’î, Sunan an-Nasâ’î, juz 3, h.222
13
Muslim bin al-Hajjâj, Sahih Muslim, juz 2, h. 810
32

5. Puasa Tanggal 13, 14, dan 15 Setiap Bulan Qamariyah

‫ص َام يم ْن ُك ِّل َش ْهر‬ ‫ي‬


َ ‫ َم ْن‬:‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫َع ْن اَي ِْب ذَ ٍّر ق‬
َ َ‫ ق‬: ‫ال‬
14
)‫َّه ير (رواه الرتمذي وابن ماجة‬ ‫ثَََلثَةَ اَيَّام فَ َذ لي َ ي‬
ْ ‫ام الد‬ُ َ‫ك صي‬
Artinya: “dari Abû Dzar berkata, Rasulullah Saw, bersabda:”siapa yang
berpuasa tiga hari dalam setiap bulan maka itu sama halnya dengan
puasa satu tahun”.(HR. at-Tirmidzî dan Ibnu Mâjah).

‫ص ْوُم ثَََلثَية أَيَّام يم ْن ُك ِّل‬ ‫عن أَيِب هري رَة أَوص ي ي ي‬


َ ‫اين َخلْيل ْي بيثَََلث ََل أََد َع ُه َّن َح َّّت أَُم ْو‬
َ ‫ت‬ ْ َ ْ َ َْ ُ ْ ْ َ
15
)‫ (رواه البخاري‬.‫الض َحى َونَ ْوٌم َعلَى يوتْر‬ ُّ ُ‫ص ََلة‬
َ ‫َش ْهر َو‬
Artinya: “Dari Abû Hurairah RA,ia berkata :kekasihku (yaitu Rasulullah
SAW) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang tidak pernah aku
tinggalkan sampai aku mati:1-berpuasa tiga hari setiap bulannya 2-
mengerjakan shalat dhuha 3-mengerjakan shalat witir sebelum tidur.”
(HR.Bukhârî)

‫ص ْوُم ثَََلثَية أَيَّام‬ َ َ‫َع ْن َعْب يد اهلل بْ ين ُع َمر الْ َعاص ق‬


َ :‫ال َر ُس ْو ُل اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
16
)‫ (رواه البخاري‬.ُ‫الد ْه ير ُكلُّه‬
َّ ‫ص ْوُم‬ َ
Artinya: “Dari Abdullâh bin ‘Amr bin ‘Ash, Rasulullah SAW bersabda,
puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang
tahun”. (HR.Bukhârî)

َّ ‫ت يم َن‬
ُ َ‫الش ْه ير ثَََلثَةَ أَيَّام ف‬
َ‫ص ْم ثَََلثَةَ َع ْشَرةَ َوأَْربَ َعة‬ ُ ‫ يَا اَبَا ذَ ٍّر إيذَا‬: ‫َع ْن أَي ِْب ذَ ٍّر‬
َ ‫ص ْم‬
17
)‫ (رواه الرتمذي‬.َ‫َع ْشَرةَ َوخَْ َسةَ َع ْشَرة‬
Artinya: “Dari Abû Dzar, Rasulullah SAW bersabda kepadanya:jika
engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah
pada tanggal 13,14 dan 15 (dari bulan hijriyah”). (HR. at-Tirmidzî)

‫صلَّى اهلل َعلَْي يه َو َسلَّ َم يَأْ ُم ُرنَا اَ ْن‬ ‫يي‬ ‫ي ي ي‬


َ ‫ َكا َن َر ُس ْو ُل اهلل‬: ‫َع ْن ابْ ين م ْل َحان الْ َقْيش ْي َع ْن اَبْيه‬
‫ (رواه‬.‫الد ْه ير‬ َّ ‫ال ُه َّن َك َهْيئَ ية‬ َ ‫ص ْوَم الْبيْي‬
َ َ‫ َوق‬.‫ض ثَََلثَةَ َع ْشَرَة َوأَْربَ َعةَ َع ْشَرَة َوخَْ َسةَ َع ْشَرَة‬ ُ َ‫ن‬
18
)‫ابو داود والنسائي‬

14
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 3, h. 126
15
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, juz 2, h. 58
16
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, juz 3, h. 40
17
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 3, h. 125
18
Abû Dâwud as-Sijistânî, Sunan Abû Dâwud, juz 2, h. 328
33

Artinya: Dari Ibnu Milhan Al Qaisy dari ayahnya ia berkata:


“Rasulullah SAW biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada
ayyâmul bîdh yaitu 13,14 dan 15 dan beliau bersabda: puasa ayyâmul
bîdh itu seperti puasa setahun”. (HR.Abû Dâwûd dan an-Nasâî)

‫ (رواه‬.‫الس َف ير‬
َّ ‫ض ير َو‬ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل ََل يُ ْف يط ُر اَيَّ َام الْبيْي ي‬
َ ‫ض يِف اْ َْل‬ َ َ‫َع ين ابْ ين َعبَّاس ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
19
)‫النسائي‬
Artinya: Dari Ibnu Abbâs RA, beliau berkata: “Rasulullah SAW biasa
berpuasa pada ayyâmul bîdh ketika tidak bepergian maupun ketika
bersafar”. (HR. an- Nasâi)

6. Puasa Hari Senin dan Kamis

‫ َع ْن‬،‫ َحدَّثَنَا َعْب ُد اهللي بْ ُن َد ُاوَد‬:‫ال‬ ‫ي‬


َ َ‫ ق‬،‫س‬ ُ َّ‫ َع ْم ُرو بْ ُن َعل ٍّي ال َفَل‬،‫َحدَّثَنَا أَبُو َح ْفص‬
‫ي‬ ‫ي‬ ‫يي‬
ُّ ‫ت َكا َن الَّ ي‬
‫نِب‬ ْ َ‫ َع ْن َعائ َشةَ قَال‬،‫ َع ْن َربي َيعةَ اْلَُرش ِّي‬،‫ َع ْن َخالد بْ ين َم ْع َدا َن‬،‫ثَ ْوير بْ ين يَيز َيد‬
20
‫اْلَ يمْي ي‬ ‫اْلثْنَ ْ ي‬
‫ص ْوَم ْي‬ ‫ي‬
.)‫س (رواه الرتمذي‬ ْ ‫ْي َو‬ َ ‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم يَتَ َحَّرى‬
َ
Artinya: Abû Hafs (Amr bin Alî al-Fallâs) telah menceritakan kepada
kami, dia berkata: Abdullâh bin Dâwûd telah menceritakan kepada kami
dari Tsaur bin Yazîd dari Khâlid bin Ma’dân dari Rabî’ah al-Jurasyî
dari ‘Aisyâh r.a. berkata:”Rasulullah Saw. Melaksanakan puasa hari
Senin dan Kamis.”(HR. at-Tirmidzî).

‫ي‬ ‫ي‬
‫ َع ْن ُس َهْي يل‬،َ‫اعة‬ َ َ‫ َع ْن ُُمَ َّمد بْ ين يرف‬،‫ َحدَّثَنَا أَبُو َعاصم‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن ََْي ََي‬
:‫ال‬َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم ق‬ ‫ أ ََّن رس َ ي‬،‫ عن أيَِب هري رَة‬،‫ عن أَبي ييه‬،‫ب ين أيَِب صاليح‬
َ ‫ول اهلل‬ َُ َ َْ ُ ْ َ َْ َ ْ
‫ (رواه‬.‫صائي ٌم‬ ‫ي‬ ‫ فَأ ي‬،‫يس‬
‫ْي َواْلَ يم ي‬ ‫ال ي وم ي‬
‫اَلثْنَ ْ ي‬
َ ‫ض َع َملي َوأَنَا‬ َ ‫ب أَ ْن يُ ْعَر‬
ُّ ‫ُح‬ َ ْ َ ُ ‫ض ال َْع َم‬ ُ ‫تُ ْعَر‬
21
)‫الرتمذي‬
Artinya: Muhammad bin Yahyâ telah menceritakan kepada kami, dia
berkata: Abû ‘Asim telah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin
Rifâ’ah dari Suhail bin Abî Sâlih dari ayahnya dari Abû Hurairah
:berkata Rasulullah saw bersabda :”berbagai amalan dihadapkan
(kepada Allah) pada hari senin dan kamis, maka Aku suka jika amalanku
dihadapkan sedangkan Aku sedang berpuasa”. (HR.Tirmidzî)

19
Abdurrahmân an-Nasâ’î, Sunan an-Nasâ’i, juz 4, h. 198
20
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, (Bairut: Dar al-Ghurab al-Islami,
1998), juz 2, h. 113
21
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 3, h. 113
34

،‫ي بْ ُن َمْي ُمون‬ ُّ ‫ َحدَّثَنَا َم ْه يد‬،‫ي‬ ٍّ ‫الر ْْحَ ين بْ ُن َم ْه يد‬


َّ ‫ َحدَّثَنَا َعْب ُد‬،‫وح َّدثَيِن ُزَهْي ُر بْ ُن َح ْرب‬
َ
‫ي‬
ُ‫صا ير ْي َرض َي اهلل َعْنه‬ ِّ ‫ َع ْن َعْب يد اهللي بْ ين َم ْعبَد‬،‫َع ْن َغْي ََل َن‬
َ ْ‫ َع ْن أَي ِْب قَتَ َادةَ اْلَن‬،ِّ‫الزَّم ياين‬
‫ت أَْو أُنْ يزَل‬ ‫ي‬ ‫ ذَ َاك ولي ْد ي ي‬:‫ال‬ َ ‫صلَّى اهلل َعلَْي يه َو َسلَّ َم فَ َق‬ ‫ي‬
ُ ْ‫ت فْيه َويَ ْوٌم بُعث‬ ُ ُ َ ‫ُسئ َل َر ُس ْو ُل اهلل‬
22
)‫ (رواه مسلم‬.‫َعلَ َّي فيْي يه‬
Artinya: Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada saya, Abdurrahmân
bin Mahdî telah menceritakan kepada kami, Mahdî bin Maimun telah
menceritakan kepada kami dari Ghailân dan Abdullâh bin Ma’bad az-
Zamânî dari Abû Qatâdah al-Ansârî RA: “Rasulullah SAW pernah
bertanya mengenai puasa pada hari senin, lantas beliau menjawab :Hari
dimana aku dilahirkan dan hari aku diutus atau diturunkan wahyu
untukku”.(HR.Muslim)

‫س فَيُ ْغ َف ُر لي ُك ِّل َعْبد ََل يُ ْش يرُك بياهللي َشْيئا‬‫اْلَ يمْي ي‬


ْ ‫ْي َويَ ْوَم‬‫اب اْ َْلَّ ينة يَوَم اْيْلثْنَ ْ ي‬
ْ ُ ‫تُ ْفتَ ُح أَبْ َو‬
‫صطَلي َحا أَنْ يظ ُرْوا‬ ‫ت ب ي نَه وب ْي أَ يخي يه َشحنَاء فَي َق ُ ي‬
ْ َ‫ال أَنْظ ُرْوا َه َذيْ ين َح ََّّت ي‬ ُ ْ ْ َ ْ َ َ ُ َْ ْ َ‫إََّل َر ُجَل َكان‬
‫ي‬
23
)‫ (رواه مسلم‬.‫صطَلي َحا‬ ‫ي‬ ‫ه َذي ين ح ََّّت ي ي‬
ْ َ‫صطَل َحا أَنْظ ُرْوا َه َذيْ ين َح ََّّت ي‬ َْ َ ْ َ
Artinya: “Pintu surga dibuka pada hari senin dan kamis setiap hambah
yang tidak berbuat syirik sedikit pun akan diampuni (pada hari
tersebut)kecuali seseorang yang memiliki percekcokan (permusuhan )
antara dirinya dan saudaranya. nanti akan dikatakan pada mereka
,akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai, akhirkan
urusan mereka sampai mereka berdua berdamai, akhirkan urusan
mereka sampai mereka berdua berdamai”. (HR.Muslim)

7. Puasa Nabî Dâud

‫الص ََلةي إي َل اهلل ص ََلُة داود علَيهي‬ َ َ‫صلَّى اهلل َعلَْي يه َو َسلَّ َم ق‬
ْ َ َُ َ َ َّ ‫ب‬ ُّ ‫َح‬
َ ‫ أ‬:‫ال‬ َ ‫إي َّن َر ُس ْوَل اهلل‬
‫ وَكا َن ي نَ ي‬،‫الصي يام إي َل اهللي يصيام داود‬
ُ‫ َويَ ُق ْوُم ثُلُثَهُ َويَنَام‬،‫ف الَّْي يل‬
ُ ‫ص‬
ْ ‫ام ن‬
ُ َ َ َُ َ ُ َ َِّ ‫ب‬ ُّ ‫الس ََل ُم َواَ َح‬
َّ
24
)‫ (رواه البخاري‬.‫ص ْوُم يَ ْوما َويُ ْف يط ُر يَ ْوما‬ُ َ‫ َوي‬،ُ‫ُس ُد َسه‬
Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW berkata kepadanya: Salat yang
paling disukai Allah SWT adalah salat Nabî Dâud A.S dan puasa yang
disukai Allah SWT juga puasa Nabî Dâud A.S, ia tidur separuh malam,
shalat sepertiga malam dan tidur lagi seperenam malam. Ia berpuasa
sehari dan berbuka sehari”. (HR. al-Bukhâri)

22
Muslim bin al-Hajjâj, Sahih al-Muslim, (Bairut: Dar Ihya Turast al-Arabi, tt),
juz 2, h.819
23
Muslim bin al-Hajjâj, Sahih al-Muslim, juz 4, h. 1987
24
Abû Abdillah al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, juz 2, h. 50
35

8. Puasa Bulan Sya’ban

‫ َويُ ْف يط ُر َح ََّّت نَ ُق ْوَل‬،‫ص ْوُم َح ََّّت نَ ُق ْوَل ََليُ ْف يط ُر‬ ‫ي‬


ُ َ‫صلّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم ي‬
َ ‫َكا َن َر ُس ْو ُل اهلل‬
‫ْم َل يصيَ َام َش ْهر إيََّل‬ ‫ي‬
َ ‫استَك‬ْ ‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ت َر ُس ْوَل اهلل‬ ُ ْ‫ َوَما َرأَي‬،‫ص ْوُم‬
ُ َ‫ََل ي‬
25
)‫ (رواه البخاري‬.‫ت أَ ْكثَ َر يصيَاما يمْنهُ ي ِْف َش ْعبَا َن‬ ُ ْ‫ َوَما َرأَي‬،‫ضان‬َ ‫َرَم‬
Artinya: dari ‘Aisyah r.a. berkata:”Rasulullah Saw. Menjalankan ibadah
puasa hingga kami mengira dia tidak pernah tidak puasa, dan berbuka
(tidak puasa) hingga kami mengira beliau tidak berpuasa, dan aku tidak
melihat menyempurnakan puasa dalam satu bulan penuh kecuali
Ramadhan dan aku tidak melihat beliau banyak berpuasa selain dibulan
Sya’bân” (HR. al-Bukhâri).

9. Puasa bulan-bulan haram (asyuhrul hurum) yaitu Dzul

Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab.

َّ‫ ُث‬،‫صلَّى اهلل َعلَْي يه َو َسلَّ َم‬ ‫ي‬ ‫يي ي‬ ‫ي‬


َ ‫َع ْن ُُمْيبَةَ الْبَاهليَّة َع ْن أَبْي َها أ َْو َع ِّم َها أَنَّهُ أَتَى َر ُس ْوَل اهلل‬
‫ال‬َ َ‫ يَا َر ُس ْوَل اهلل اََّما تَ ْع يرفُي ِْن؟ ق‬:‫ال‬ َ ‫ َوقَ ْد تَغَيَّ َر َحالُهُ َوَهْيئَتُهُ فَ َق‬،‫انْطَلَ َق فَأَتَاهُ بَ ْع َد َسنَة‬
‫يي ي ي‬
‫ت‬ َ ‫ َوقَ ْد ُكْن‬،‫ فَ َما َغيِّ ُرَك‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ك َع َام اْل ََّوَل‬ َ ُ‫ أَنَا الْبَاهل ّي الَّذ ْي جْئت‬:‫ال‬ َ َ‫ت؟ ق‬ َ ْ‫َم ْن اَن‬
‫ي‬ َ َ‫ُح ْس ُن ا ْْلَْيئَ ية؟ ق‬
ُ‫صلَّى اهلل‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬،‫ك‬ َ َ‫ت طَ َعاما اََّل بيلَْيل ُمْن ُذ فَ َارقْ ت‬ ُ ‫ َما اَ َك ْل‬:‫ال‬
،‫ َويَ ْوما يم ْن ُك ِّل َش ْهر‬،‫الص ْيرب‬ ‫ي‬ ‫ي‬
َّ ‫ص ْم َش ْهَر‬ ُ :‫ال‬ َ َ‫ك؟ ُثَّ ق‬َ ‫ت نَ ْف َس‬ َ ْ‫ ِلَ َع َّذب‬:‫َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
:‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫ث أَيَّام‬ َ ‫ص ْم ثَََل‬ُ :‫ال‬ َ َ‫ ق‬:‫ين‬ ‫ قَ َ ي ي‬،‫ْي‬
ْ ‫ زْد‬:‫ال‬
‫صم يَوَم ْ ي‬
ْ ْ ُ :‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ين فَيإ َّن ي ِْب قُ َّوة‬ ‫قَ َ ي ي‬
ْ ‫ زْد‬:‫ال‬
‫ال‬َ َ‫ َوق‬.‫اْلََريم َواتْ ُرْك‬ ْ ‫ص ْم يم َن‬ ‫ صم يمن ْ ي‬،‫اْلريم وات رْك‬
ُ ،‫اْلََرم َواتْ ُرْك‬ َ ْ ُ ُ ْ َ ََْ ‫ص ْم م َن‬
‫ ي‬:‫ال‬
ُ َ َ‫ ق‬،‫ين‬ ‫يي‬
ْ ‫زْد‬
26
)‫ (رواه ابو داود‬.‫ ُثَّ أ َْر َسلَ َها‬،‫َّم َها‬ ‫ي‬ ‫بيأ ي ي ي‬
َ ‫َصابعه الث َََّلثَة فَض‬ َ
Artinya: dari Abû Mujîbah al-Bâhilî dari bapaknya dari pamannya
berkata: “aku mendatangi Rasulullah Saw. dan aku berkata kepada
beliau: Wahai Nabîyallah Swt. Aku adalah lelaki yang datang kepadamu
satu tahun yang lalu beliau berkata: “kenapa kamu sekarang kurusan?
Dia berkata:”wahai Rasulullah Saw. Aku tidak makan di siang hari, aku
tidak makan kecuali pada malam hari ” beliau bertanya: “siapa yang
menyuruhmu menyiksa dirimu sendiri?” dia menjawab:” wahai
Rasulullah Saw. Sesungguhnya aku kuat melakukan itu” beliau berkata:”
puasalah bulan kesabaran (Ramadhan) dan satu hari setelahnya”
kemudian lelaki menjawab:”sesungguhnya aku lebih kuat melakukan

25
Abû Abdillah al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, juz 3, h. 38
26
Abû Dâwud as-Sijistâni, Sunan Abû Dâwud, juz 2, h. 322
36

itu” Rasulullah berkata:”puasalah Ramadhan dan dua hari


setelahnya”al-Bâhili menjawab:”aku lebih kuat melakukan itu”
Rasulullah Saw berkata:”puasalah Ramadhan dan tiga hari setelah
bulan itu, dan puasalah paada bulan-bulan haram” (HR. Abû Dâud).27

‫ َع ْن ُُمَ َّم يد بْ ين‬،‫ك بْ ين ُع َم ْْي‬ ‫ َعن َعب يد الْملي ي‬،‫ حدَّثَنَا ج يرير‬،‫وح َّدثَيِن ُزهي ر بن حرب‬
َ ْ ْ ٌ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َْ َ
:‫ال‬ َّ ‫ َع ْن ُْحَْي يد بْ ين َعْب يد‬،‫الْ ُمْنتَ يش ير‬
َ َ‫ ق‬،ُ‫ يَ ْرفَ ُعه‬،ُ‫ َع ْن أيَِب ُهَريْ َرةَ َر يض َي اهللُ َعْنه‬،‫الر ْْحَ ين‬
ُّ ‫ض ُل بَ ْع َد الْ َمكْتُوبَية؟ َوأ‬ ‫َي َّ ي‬ ُّ ‫ أ‬:‫ُسئي َل‬
‫ضا َن؟‬ َ ‫ضلُ بَ ْع َد َش ْه ير َرَم‬ َ ْ‫الصيَ يام أَف‬
ِّ ‫َي‬ َ ْ‫الص ََلة أَف‬
‫ي‬ َّ ،‫الص ََلةي الْ َمكْتُوبَية‬
َّ ‫ بَ ْع َد‬،‫الص ََلةي‬
ُ‫ضل‬ َ ْ‫ َوأَف‬،‫الص ََلةُ يِف َج ْوف اللَّْي يل‬ َّ ‫ض ُل‬ َ ْ‫ «أَف‬:‫ال‬ َ ‫فَ َق‬
28
)‫ام َش ْه ير اهللي الْ ُم َحَّريم» (رواه مسلم‬ ‫ي‬
ُ َ‫ صي‬،‫ضا َن‬ َ ‫الصيَ يام بَ ْع َد َش ْه ير َرَم‬
ِّ
Artinya: Zuhair telah menceritakan kepada kami, Jarîr telah
menceritakan kepada kami dari Abdul Malik bin Umair dari Muhammad
bin al-Muntasyir dari Humaid bin Abdurrahmân dari Abû Hurairah RA
dimarfu’kan, dia berkata: dia ditanya:” shalat apakah yang paling
utama setelah shalat wajib? Dan puasa apakah yang paling utama
setelah puasa bulan ramadhan?, dia menjawab: shalat yang paling
utama setelah shalat wajib adalah shalat di pertengahan malam dan
puasa yang paling utama setelah bulan ramadhan adalah puasa bulan
Allah yang dimuliakan”. (HR. Muslim)

B. Hadits Tentang Keutamaan Puasa Sunnah dan Terjemahnya

1. Keutamaan Puasa Muharram

‫ص ْويم يَ ْويم‬ ‫ي‬


َ ‫َو َسلَّ َم ُسئ َل َع ْن‬ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي يه‬ ‫ي‬ َ َ‫َع ْن أَي ِْب قَتَ َاد َة ق‬
َ ‫ال أَ َّن َر ُس ْوَل اهلل‬
)‫اضيَةَ ( َرَواهُ ُم ْسلي ٌم‬
‫ال ي َك ِّفر سنَة اْلم ي‬
َ َ ُ ُ َ ‫اش ْوَراءَ فَ َق‬ ُ ‫َع‬
Artinya: “dari Abû Hurairah berkata: bahwa rasulullah saw ditanya
tentang puasa Asyura, Rasulullah SAW bersabda puasa Asyura akan
menghapus dosa setahun yang lalu”. (HR. Muslim).

27
Yusni A. Ghazaly, Puasa Sepanjang tahun bersama Nabi, h. 114
28
Muslim bin al-Hajjâj, Sahih Muslim, juz 2, h.821
37

2. Keutamaan Puasa Enam Hari Bulan Syawwal

‫ي‬ ‫ي‬
ُ‫ضا َن َواَتْ بَ َعه‬ َ ‫ َم ْن‬:‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ص َام َرَم‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫َع ين بْ ين ُع َمَر ق‬
)‫ (رواه الطرباين‬.29ُ‫يستًّا يم ْن َش َّوال َخَر َج يم ْن ذُنُ ْوبييه َكيَ ْوم َولَ َدتْهُ اُُّمه‬
Artinya: dari Ibnu Umar berkata Rasulullah Saw. Bersabda: “siapa yang
menjalankan puasa Ramadhan dan menyertai dengan puasa enam hari
pada bulan Syawal maka keluar dosa-dosa dari dirinya seperti dia baru
dilahirkan oleh ibunya”. (HR. at-Thabarâni).

‫ضا َن ُثَّ أَتْ بَ َعهُ يستًّا يم ْن َش َّوال َكا َن‬


َ ‫ص َام َرَم‬ َ َ‫صا ير ْي ق‬
َ ‫ َم ْن‬: ‫ال‬ َ ْ‫َع ْن أَي ِْب أَيُّ ْوب ْالَن‬
30
)‫ (رواه البخاري‬.‫الد ْه ير‬ َّ ‫صيَ يام‬ ‫َك ي‬

Dari Abû Ayyûb al-Ansâri berkata: “siapa saja yang puasa ramadhan
kemudian mengiringinya enam hari dari Syawal seperti puasa selama
setahun” (HR. al-Bukhari)

3. Keutamaan Puasa 8 dan 9 Dzulhijjah

‫ي‬ َّ ‫ي‬ َّ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫َع ين ابْ ين َعبَّاس ق‬


ُ‫ َما م ْن اَيَّام الْ َع َمل‬:‫صلى اهلل َعلَْيه َو َسل َم‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
‫ي‬ ‫ي يي ي‬ ‫الصاليح فيي يه َّن اَح ُّ ي‬
ْ ‫ب ا َل اهلل م ْن َهذه اْلَيَّام الْ َع ْش ير فَ َقالُ ْوا يَ َار ُس ْوَل اهلل َوََل ا ْْل َهاد ي‬
‫ِف‬ َ ْ ُ َّ
‫ َوََلا ْْلي َهادي ي ِْف َسبيْي يل اهلل ايََّل َر ُج ٌل‬:‫صلَّى اهلل َعلَْي يه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ ‫ فَ َق‬،‫َسبيْي يل اهلل؟‬
)‫ (رواه الرتمذي‬.‫ك بي َشْيئ‬ ‫ي ي ي‬ ‫ي ي يي‬
َ ‫َخَر َج بينَ ْفسه َوَماله فَلَ ْم يَ ْرج ْع م ْن ذَل‬
31

Artinya: dari Ibnu Abbâs berkata Rasulullah Saw. Bersabda: “tidak ada
hari-hari yang berbuat kebajikan di dalamnya sangat disukai oleh Allah
Swt., selain dari sepuluh hari ini (awal Dzulhijjah)”para sahabat
bertanya: “mengalahkan jihad di jalan Allah Swt. Wahai Rasulullah
Saw.? Beliau menjawab: “ya mengalakan Jihad dijalan Allah Swt.,
kecuali jika ada seorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya, serta
kembali tidak membawa apa-apa lagi.”(HR. at-Tirmidzî).

29
Sulaimân bin Ahmad at-Tabrânî, Mu’jam al-Ausath, (Kairo: Dar al-Haramain,
tt), juz 8, h. 275
30
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 3, h. 123
31
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 3, h. 121
38

4. Keutamaan Puasa Bulan Rajab

‫ال سأَلْت سعييد بن جب ْي عن ي‬ ‫ي‬


‫ب‬َ ‫ص ْوم َر َج‬ َ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ َ‫صا ير ْي ق‬ َ ْ‫َحدَّثَنَا ُعثْ َما ُن بْ ُن َحكْي ُم اْلَن‬
‫اس َر يض َي اهلل َعْن ُه َما يَ ُق ْو ُل َكا َن َر ُس ْو ُل‬ ‫وََْنن ي ومئيذ يِف رجب فَ َق َ ي‬
َ َّ‫ت ابْ َن َعب‬ ُ ‫ ََس ْع‬:‫ال‬ َ َ َ ْ ََْ ُ َ
‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
ُ‫ص ْوم‬ ُ َ‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم ي‬
ُ َ‫ص ْوُم َح ََّّت نَ ُق ْوَل ََل يُ ْفط ُر َويُ ْفط ُر َح ََّّت نَ ُق ْوَل ََل ي‬ َ ‫اهلل‬
32
.)‫(رواه مسلم‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Utsmân bin Hakîm al-Ansârî
berkata:”Aku bertanya kepada Sa’îd bin Jubair tentang puasa Rajab
sedang kami pada waktu itu ada di bulan Rajab. Kemudian dia
menjawab: “Aku mendengar Ibnu Abbâs berkata:”Rasulullah Saw puasa
sehingga seolah-olah dia tidak pernah tidak puasa, dan kami terkadang
melihat beliau berduka hingga kami merasa beliau seolah-olah beliau
tidak pernah puasa”.(HR. Muslim).

5. Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

‫ص َام يم ْن ُك ِّل َش ْهر‬ ‫ي‬


َ ‫ َم ْن‬:‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫َع ْن اَي ِْب ذَ ٍّر ق‬
َ َ‫ ق‬: ‫ال‬
33
)‫َّه ير (رواه الرتمذي وابن ماجة‬ ‫ثَََلثَةَ اَيَّام فَ َذ لي َ ي‬
ْ ‫ام الد‬ُ َ‫ك صي‬
Artinya: dari Abû Dzar berkata, Rasulullah Saw, bersabda:”siapa yang
berpuasa tiga hari dalam setiap bulan maka itu sama halnya dengan
puasa satu tahun”.(HR. at-Tirmidzî dan Ibnu Mâjah)

6. Keutamaan Puasa Dâud

‫الص ََلةي إي َل اهلل ص ََلُة داود علَيهي‬ َ َ‫صلَّى اهلل َعلَْي يه َو َسلَّ َم ق‬
ْ َ َُ َ َ َّ ‫ب‬ ُّ ‫َح‬
َ ‫ أ‬:‫ال‬ َ ‫إي َّن َر ُس ْوَل اهلل‬
‫ وَكا َن ي نَ ي‬،‫الصي يام إي َل اهللي يصيام داود‬
ُ‫ َويَ ُق ْوُم ثُلُثَهُ َويَنَام‬،‫ف الَّْي يل‬
ُ ‫ص‬
ْ ‫ام ن‬
ُ َ َ َُ َ ُ َ َِّ ‫ب‬ ُّ ‫الس ََل ُم َواَ َح‬
َّ
34
)‫ (رواه البخاري ومسلم‬.‫ص ْوُم يَ ْوما َويُ ْف يط ُر يَ ْوما‬ ُ َ‫ َوي‬،ُ‫ُس ُد َسه‬
Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW berkata kepadanya: Shalat
yang palng disukai Allah SWT adalah shalat Nabî Dâud A.S dan puasa

32
Muslim bin al-Hajjâj, Sahîh Muslim, juz 2, h. 810
33
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 3, h. 126
34
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, juz 3, h.40 dan Muslim bin al-
Hajjâj, Sahih Muslim, juz 2, h. 830
39

yang disukai Allah SWT juga puasa Nabî Dâud A.S, ia tidur separuh
malam, shalat sepertiga malam dan tidur lagi seperenam malam. Ia
berpuasa sehari dan berbuka sehari”. (HR. al-Bukhâri dan Muslim)

7. Keutamaan Puasa Senin dan Kamis

‫ي‬ ‫ي‬
‫ َع ْن ُس َهْي يل‬،َ‫اعة‬ َ َ‫ َع ْن ُُمَ َّمد بْ ين يرف‬،‫ َحدَّثَنَا أَبُو َعاصم‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن ََْي ََي‬
:‫ال‬َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم ق‬ ‫ أ ََّن رس َ ي‬،‫ عن أيَِب هري رَة‬،‫ عن أَبي ييه‬،‫ب ين أيَِب صاليح‬
َ ‫ول اهلل‬ َُ َ َْ ُ ْ َ َْ َ ْ
‫ (رواه‬.‫صائ ٌم‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
‫ْي َواْلَم ي‬ ‫ي‬
‫ال يَوَم اَلثْنَ ْ ي‬
َ ‫ض َع َملي َوأَنَا‬ َ ‫ب أَ ْن يُ ْعَر‬
ُّ ‫ فَأُح‬،‫يس‬ ْ ُ ‫ض ال َْع َم‬ ُ ‫تُ ْعَر‬
35
)‫الرتمذي‬
Artinya: Muhammad bin Yahyâ telah menceritakan kepada kami, dia
berkata: Abû ‘Asim telah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin
Rifâ’ah dari Suhail bin Abî Sâlih dari ayahnya dari Abû Hurairah
:berkata Rasulullah saw bersabda: “berbagai amalan dihadapkan
(kepada Allah) pada hari senin dan kamis, maka Aku suka jika amalanku
dihadapkan sedangkan Aku sedang berpuasa”. (HR.Tirmidzî)

8. Keutamaan Puasa Sya’ban

‫ َويُ ْف يط ُر َح ََّّت نَ ُق ْوَل‬،‫ص ْوُم َح ََّّت نَ ُق ْوَل ََليُ ْف يط ُر‬ ‫ي‬


ُ َ‫صلّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم ي‬
َ ‫َكا َن َر ُس ْو ُل اهلل‬
‫ْم َل يصيَ َام َش ْهر إيََّل‬ ‫ي‬
َ ‫استَك‬ْ ‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ت َر ُس ْوَل اهلل‬ ُ ْ‫ َوَما َرأَي‬،‫ص ْوُم‬
ُ َ‫ََل ي‬
36
)‫ (رواه البخاري‬.‫ت أَ ْكثَ َر يصيَاما يمْنهُ ي ِْف َش ْعبَا َن‬ ُ ْ‫ َوَما َرأَي‬،‫ضان‬َ ‫َرَم‬
Artinya: dari ‘Aisyah r.a. berkata:”Rasulullah Saw. Menjalankan ibadah
puasa hingga kami mengira dia tidak pernah tidak puasa , dan berbuka
(tidak puasa) hingga kami mengira beliau tidak berpuasa. Dan aku tidak
melihat menyempurnakan puasa dalam satu bulan penuh kecuali
Ramadhan dan aku tidak melihat beliau banyak berpuasa selain dibulan
Sya’ban”. (HR. al-Bukhârî).

35
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 3, h. 113
36
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sâhih al-Bukhârî, juz 3, h. 38
40

9. Keutamaan Puasa Bulan-bulan Haram

‫ َع ْن ُُمَ َّم يد بْ ين‬،‫ك بْ ين ُع َم ْْي‬ ‫ َعن َعب يد الْملي ي‬،‫ حدَّثَنَا ج يرير‬،‫وح َّدثَيِن ُزهي ر بن حرب‬
َ ْ ْ ٌ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َْ َ
:‫ال‬ ‫ي‬
َ َ‫ ق‬،ُ‫ يَ ْرفَ ُعه‬،ُ‫ َع ْن أيَِب ُهَريْ َرَة َرض َي اهللُ َعْنه‬،‫الر ْْحَ ين‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
َّ ‫ َع ْن ُْحَْيد بْ ين َعْبد‬،‫الْ ُمْنتَش ير‬
ُّ ‫ض ُل بَ ْع َد الْ َمكْتُوبَية؟ َوأ‬ ‫َي َّ ي‬ ُّ ‫ أ‬:‫ُسئي َل‬
‫ضا َن؟‬ َ ‫ضلُ بَ ْع َد َش ْه ير َرَم‬ َ ‫الصيَ يام أَْف‬
ِّ ‫َي‬ َ ‫الص ََلة أَْف‬
‫ي‬ َّ ،‫الص ََلةي الْ َمكْتُوبَية‬
َّ ‫ بَ ْع َد‬،‫الص ََلةي‬
ُ‫ضل‬ َ ‫ َوأَْف‬،‫الص ََلةُ يِف َج ْوف اللَّْي يل‬ َّ ‫ض ُل‬ َ ‫ «أَْف‬:‫ال‬ َ ‫فَ َق‬
)‫ (رواه مسلم‬37»‫ام َش ْه ير اهللي الْ ُم َحَّريم‬ ‫ي‬
ُ َ‫ صي‬،‫ضا َن‬ َ ‫الصيَ يام بَ ْع َد َش ْه ير َرَم‬
ِّ
Artinya: Zuhair telah menceritakan kepada kami, Jarîr telah
menceritakan kepada kami dari Abdul Malik bin Umair dari Muhammad
bin al-Muntasyir dari Humaid bin Abdurrahman dari Abû Hurairah RA
dimarfu’kan, dia berkata: “dia ditanya: shalat apakah yang paling
utama setelah shalat wajib? Dan puasa apakah yang paling utama
setelah puasa bulan ramadhan?, dia menjawab: salat yang paling utama
setelah shalat wajib adalah shalat di pertengahan malam dan puasa yang
paling utama setelah bulan ramadhan adalah puasa bulan Allah yang
dimuliakan”. (HR. Muslim)

37
Muslim bin al-Hajjâj, Sahih Muslim, juz 2, h.821
BAB IV

PENDAPAT MUHADDIS DAN FUQAHA TENTANG PUASA

SUNNAH

A. Keutamaan Puasa Sunnah

Dalam puasa sunnah di sini, penulis akan menyebutkan tentang tiga

jenis puasa (puasa senin dan kamis, puasa enam hari bulan syawal dan

puasa dawud), berikut penjelasan dari ahli hadits dan fikih.

1. Menurut Muhaddis

Sabda Rasulullah SAW (siapa saja yang berpuasa di bulan

ramadhan kemudian mengiringinya enam hari dari bulan syawal maka

seperti puasa selama setahun). Ini merupakan dalil yang jelas bagi

madzhab Syafi’i, Ahmad dan Dawud bahwa puasa enam hari bulan syawal

adalah puasa yang disunnahkan, imam Malik dan Abû Hanifah

memakruhkan puasa tersebut dan imam Malik berkata dalam kitabnya (al-

Muwatha’) : saya tidak melihat ahli ilmu (intelektual) melakukannya dan

mereka berpendapat: dimakruhkan agar tidak disangka sebagai puasa

wajib dan dalil imam syafi’i dan orang yang sependapat dengannya adalah

hadits yang jelas keSahihannya.

Jika sebuah hadits sudah ditetapkan tentang kesunnahannya maka

tidak dapat ditinggalkan pengamalannya karena minoritas atau mayoritas

atau seluruhnya meninggalkannya. Dan pendapat mereka adalah mereka

40
41

kadang-kadang menyangka bahwa kewajibannya membatalkan puasa

arafah dan asyura dan selain itu yang termasuk puasa sunnah. Kelompok

kami mengatakan: yang paling utama adalah puasa enam hari secara terus-

menerus setelah hari raya idul fitri baik dilakukan dari tanggal 2 atau

diakhirkan dalam memulai (masih dalam bulan syawal) maka masih

mendapatkan keutamaan berurutan karena telah mempercayai telah

mengirinya dengan enam hari dari bulan syawal. Ulama berkata:

sesungguhnya hal itu seperti puasa selama setahun karena kebaikan akan

dibalas dengan sepuluh kebaikan, bulan ramadhan dianggap seperti

sepuluh bulan dan enam hari dianggap dua bulan. 1

As-Sindy mengatakan: puasa daud adalah puasa yang paling utama

dan dilakukan bagi orang yang mampu mengerjakannya dengan syarat

segala kewajibannya ditunaikan.2

Al-Mundziri berkata: terdapat suatu riwayat yang mengatakan

bahwa di hari senin adalah hari dimana Rasulullah SAW dilahirkan dan

diturunkan Al-Qur’an kepadanya. 3

1
Abû Zakaria Muhyiddîn Yahyâ bin Syaraf an-Nawawî, al-Minhâj Syarh Sahih
Muslim bin al-Hajjâj, (Bairut: Dar Ihyâ at-Turats al-Araby, 1392), juz. 5 h.1392
2
Abû al-Hasan Nuruddîn as-Sindî, Kifâyatul Hâjah fîSyarh Sunan Ibnu Mâjah,
(Bairut: dar al-Fikr, tt), juz 1, h.523
3
Al-‘adzîm Abâdî, ‘Aunul Ma’bûd, (Bairut: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1415),
juz 7, h.57
42

2. Menurut Fuqaha

Puasa enam hari bulan syawal disunnahkan secara mutlak tanpa

syarat menurut 3 imam fikih (imam Syafi’i, Hanafi dan Ahmad). Dan

imam Malik berbeda pendapat mengenai hal ini. Yang paling utama adalah

berpuasa terus menerus tanpa terpisah menurut imam Syafi’i dan Hanbali,

sedangkan menurut imam Maliki dimakruhkan puasa 6 hari di bulan

syawal dengan beberapa syarat:

1. Hendaknya orang yang berpuasa tidak menyakini akan

kewajibannya

2. Hendaknya melakukan puasa bersambung setelah hari raya idul

fitri

3. Puasa dilakukan secara berurutan

4. Jelas dalam melakukan niat puasa

Adapun puasa enam hari dari bulan syawal disunnahkan kecuali

imam Maliki memakruhkan karena ditakutkan dianggap sebagai bagian

dari puasa ramadhan.4

Empat madzhab telah bersepakat bahwa disunnahkan bagi orang

yang mampu untuk berpuasa sehari dan berbuka sehari dan terdapat

sebuah hadits yang menyatakan bahwa puasa Daud adalah puasa sunnah

yang utama.

4
Ibnu Rusyd, Bidâyatul Mujtahid, (Kairo: Darul Hadis, 2004), juz 2, h.71
43

Dan empat madzhab juga bersepakat jikalau dalam satu minggu

disunnahkan untuk berpuasa pada hari senin dan kamis, dan melakukan

puasa tersebut memberikan manfaat bagi badan.5

B. Manfaat dan Keutamaan Puasa Dalam Islam

Setiap kewajiban yang turun kepada manusia dari Allah Swt.

Melalui Rasul-Nya menyimpan suatu hikmah maka hikmah, manfaat dan

keutamaan ibadah puasa dapat kita lihat dan kita hayati dari beberapa

Hadits dan ayat Al-Quran sebagai berikut:

1. Latihan bersabar

:‫صلَّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ِ ِ ْ ‫َعن َعمرى بْ ِن َشر ْحبِْيل َعن رج ٍل ِمن أ‬
َ ‫َص َحاب َر ُس ْول اهلل‬ ْ َُ ْ َ َ ْ ْ
‫ص ْوُم ثَََلثَِة أَيَّ ٍام ِم ْن ُك ِّل َش ْه ٍر (رواه‬
َ ‫الص ْد ِر‬
َّ ‫ب َو َحَّر‬ ِ ِ ‫ال أَََل أ‬
ُ ‫ُخِبُُك ْم ِبَا يَ ْذ َه‬
ْ َ َ‫ق‬
6
.)‫النّسائي‬
Artinya: dari ‘Amr bin Syarhabil dari salah seorang sahabat Nabi Saw,
beliau bersabda: “ketahuilah akan aku memberi tahu kalian tentang
sesuatu yang dapat melenyapkan penatnya hati, (yaitu) puasa tiga hari
dalam setiap bulan” (HR. An Nasâ’i dan al-Baihaqi).

2. Jihad Menahan Hawa Nafsu

‫الصَر َع ِة إََِّّنَا‬ ِ ‫ال لَيس الش‬


َّ ِ‫َّديْ ُد ب‬ َّ ِ َّ َ ‫َع ْن أَِِب ُهريْرةَ أ ََّن َر ُس ْوَل اهلل‬
َ ْ َ َ‫صلى اهللُ َعلَْيه َو َسل َم ق‬ ََ ْ
ْ َ‫ك نَ ْف َسهُ ِعْن َد الْغ‬ ِ ِ ِ
ُ ‫الشَّديْ ُد الَّذ ْي َيَْل‬
7
.)‫ب (رواه البخاري ومسلم‬ ُ‫ض‬

5
Abdurrahmân ibnu Muhammad ‘Iwadh al-Jaziri, Fiqh ‘ala Madzhahibil
Arba’ah, (Bairut: Dar al-Kutub al’Ilmiyah, 2003) juz 1, h. 506
6
Abdurrahmân an-Nasâ’î, Sunan an-Nasâ’î, Kitâb Siyam, Bâb Saumu
Tsulutsayiddahri, juz 4, h. 208
44

Artinya: dari Abû Hurairah r.a sesungguhnya Rasulullah Saw.


Bersabda:”yang dimaksud dengan perkasa itu bukan karena
kekuatannya tetapi yang bisa menguasai nafsunya termasuk marah”
(HR. al-Bukhârî dan Muslim).

3. Peredam Hawa Nafsu

‫اع ِمْن ُك ُم‬


َ َ‫استَط‬ ِ ‫ال لَنَا النَِِّب صلَّى اهلل َعلَْي ِه وسلَّم يا م ْع َشر الشَّب‬
ْ ‫اب َم ِن‬َ َ َ ََ ََ َ ّ َ َ‫َع ْن َع ْل َق َمةَ ق‬
8
.)‫الص ْوِم فَِإنَّهُ لَهُ ِو َجاء (رواه البخاري‬
َّ ِ‫الْبَاءَ َة فَ ْليَتَ َزَّو ْج َوَم ْن ََلْ يَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَْي ِه ب‬
Artinya: “dari Alqamah berkata, bersabda kepada kami Rasulullah Saw.:
“wahai para pemuda siapa yang mampu diantara kalian untuk
melaksanakan pernikahan makan nikahlah. Dan bagi yang tidak mampu
maka sebainya ia berpuasa karena itu bisa menjadi benteng” (HR. al-
Bukhârî).

4. Pemberi Syafa’at di Hari Kiamat

َ َ‫صلَّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ ِ


: ‫ال‬ َ ‫َع ْن َعْبداهلل بْ ِن َع ْمرو َرض َي اهلل َعْن ُه َما أ ََّن َر ُس ْوَل اهلل‬
ِ ‫إِّن منَ عته الطَّعاَم و الشَّهو‬
‫ات‬ ََ َ َ ُ ُ ْ َ ِّ ‫ب‬ ِّ ‫ام َر‬ ِّ ‫ان لِْل َعْب ِد يَ ُق ْو ُل‬
ُ َ‫الصي‬
ِ ‫الصيام واْل ُقرا ُن ي ْش ِفع‬
َ َ ْ َ ُ َِّ
)‫ان (رواه امحد والنسائى‬ ِ ‫بِالّنَ ها ِر فَ َش َفع ِِن فِي ِه وي ُقو ُل اْل ُقرا ُن منَ عتُه النَّوم بِالَّي ِل فَي ْش َفع‬
َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ ََ ْ ْ َ َ
9

Artinya: “dari Abdullâh bin ‘Amr r.a sesungguhnya Rasulullah Saw.


Bersabda: “ puasa dan al-Qur’an keduanya memberikan syafa’at pada
hamba, puasa berkata: “ Ya Tuhanku sebab aku ia tidak makan dan tidak
melampiaskan syahwatnya di siang hari, maka izinkan aku memberi
syafaat padanya, dan al-Quran berkata: “ aku telah menyebabkan dia
tidak tidur di dalam hari. Akhirnya keduanya memberikan syafaat”.(HR.
Ahmad dan al-Hakim). 10

7
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, Kitâb al-Adab, Bâb al-Hadzar
‘Indal Ghadhab, juz 8, h.28 dan Muslim bin al-Hajjâj, Sahih Muslim, Kitâb al-Adâb, Bâb
Man Yamliku Nafsahu, juz 8, h.2014
8
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, Kitâb an-Nikâh, Bâb Qaulinnabi
SAW Mâ nis Tatâ’a, juz 7, h. 3
9
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, juz 11, h. 199
10
Yusni A Ghazaly, Puasa Sepanjang Tahun Bersama Nabi, h. 22
45

5. Pintu surga ar-Rayyan

‫ال َح َّدثَِِن أَبُو َحا ِزٍم َع ْن َس ْه ٍل‬ َ َ‫َحدَّثَنَا َخالِ ُد بْ ُن َمَْلَ ٍد َحدَّثَنَا ُسلَْي َما ُن بْ ُن بََِل ٍل ق‬
‫الريَّا ُن‬ ُ ‫ال إِ َّن ِِف ا ْْلَن َِّة بَابًا يُ َق‬
َّ ُ‫ال لَه‬ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ
ِّ ِ‫َرض َي اللَّهُ َعْنهُ َع ْن الن‬
َ ‫َِّب‬
‫الصائِ ُمو َن‬
َّ ‫ال أَيْ َن‬ُ ‫َحد َغْي ُرُه ْم يُ َق‬ ِ ِ ِ ِ َّ ‫ي ْدخل ِمْنه‬
َ ‫الصائ ُمو َن يَ ْوَم الْقيَ َامة ََل يَ ْد ُخ ُل مْنهُ أ‬ ُ ُُ َ
‫َحد (رواه‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫َحد َغْي ُرُه ْم فَإذَا َد َخلُوا أُ ْغل َق فَلَ ْم يَ ْد ُخ ْل مْنهُ أ‬ َ ‫ومو َن ََل يَ ْد ُخ ُل منْهُ أ‬ ُ ‫فَيَ ُق‬
11
.)‫مسلم‬
Artinya:Telah menceritakan kepada kami Khâlid bin Makhlad telah
menceritakan kepada kami Sulaimân bin Bilâl berkata, telah menceritakan
kepada saya Abû Hâzim dari Sahl RA dari Nabi saw bersabda: "Dalam
surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada hari
qiyamat tidak akan ada orang yang masuk ke surga melewati pintu itu
kecuali para shaimun (orang-orang yang berpuasa). Tidak akan ada
seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Lalu
dikatakan kepada mereka; Mana para shaimun, maka para shaimun
berdiri menghadap. Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati
pintu tersebut selain mereka. Apabila mereka telah masuk semuanya, maka
pintu itu ditutup dan tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati
pintu tersebut". (HR. Muslim).

6. Ibadah yang Hanya untuk Tuhan

‫صلَّى‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َّ ‫صالِ ْح‬
َ َ‫الزيَات أَنَّهُ ََِس َع أَبَا ُهَريْ َرَة َر ِض َي اهلل َعْنهُ يَ ُق ْو ُل ق‬ َ ‫َِب‬ ْ ِ‫َع ْن أ‬
ِ‫الصيام فَإِنَّه ِِل واَنَا أَج ِزي بِه‬ ِ َ َ‫اهلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
ْ ْ َ ْ ُ َِّ ‫ال اهللُ ُك ُّل َع َم ِل ابْ ِن َاد َم لَهُ إََّل‬
12
)‫ (رواه البخاري‬.‫ام ُجنَّة‬ ُ َ‫الصي‬ِّ ‫َو‬
Artinya: dari Abû Salih az-Zayyât sesungguhnya dia mendengar Abû
Hurairah r.a. berkata. Rasulullah Saw. Bersabda:”Allah Swt.
Berfirman:”setiap amal ibadah anak Adam adalah untunya kecuali
puasa, sesunggunya puasa adalah untukKu dan Aku akan membeli
balasan atas puasa itu dan puasa adalah tameng.” (HR. al-Bukhârî)

11
Muslim bin al-Hajjâj, Sahih Muslim, Kitâb Saum, Bâb Fadhl as-Siyam, juz 2,
h.808
12
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, Kitâb as-Saum, Bâb: Hal Yaqûlu
Inni Saimun, juz 3, h. 26
46

7. Untuk Memahami Arti Nikmat Tuhan

‫ض َعلَ َّي َرِّ ِْب لِيَ ْج َع َل ِ ِْل بَطْ َحاءَ َم َّكةَ َذ َهبًا‬ َ ‫ال َعَر‬ َ َ‫صلَّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َ ‫َع ِن النَِِّب‬
‫ت‬ُ ‫ال ثَََلثًا أ َْو ََْن َو َه َذا فَِإ َذا ُج ْع‬ َ َ‫ب َولَ ِك ْن أَ ْشبَ ُع يَ ْوًما َواَ ُج ْوعُ يَ ْوًما َوق‬ ِّ ‫ت يَ َار‬ُ ‫قُ ْل‬
ُ ‫ك َوإِ َذا َشبِ ْع‬ َ ‫ت إِلَْي‬
13
)‫ك (رواه الرتمذي‬ َ ُ‫ت َش َك ْرت‬ َ ُ‫ك َوذَ َك ْرت‬ ُ ‫ضَّر ْع‬
َ َ‫ت‬
Artinya: “Dari Nabi Saw, bersabda: “Allah Swt menawariku bagaimana
kalau tanah makah dijadikan emas, maka aku berkata:”tidak ya
Tuhanku, tetapi aku ingin sesekali kenyang dan sesekali juga merasa
lapar, (beliau mengatakan ini tiga kali) ketika aku lamar aku tunduk
kepada-Mu dan mengingat-Mu, dan ketika aku kenyang aku bersyukur
kepada-Mu” (HR. at-Tirmidzî). 14

8. Membawa Dua Kebahagiaan

‫صلَّى‬َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ات أَنَّهُ ََِس َع أَبَا ُهَريْ َرَة َر ِض َي اهللُ َعْنهُ يَ ُق ْو ُل ق‬ َّ ‫صالِ ْح‬
ْ َّ‫الزي‬ َ ‫َِب‬ ْ ِ‫َع ْن أ‬
‫ان يَ ْفَر ُح ُه َما إِ َذا أَفْطََر فَ ْرح َوإِ َذا لَ ِق َي َربَّهُ فَ ْرح‬ ِ َ‫لصائِ ِم فَرحت‬
َْ َّ ِ‫ ل‬: ‫اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
15
.)‫ (رواه البخاري‬.‫ص ْوِم ِه‬ َ‫ب‬
ِ
Artinya: dari Abû Salih az-Zayyât sesungguhnya dia mendengar Abû
Hurairah r.a. berkata, rasulullah Saw, bersabda:” terdapat dua
kegembiraan bagi orang yang berpuasa: juga datang waktu buka dia
gembira. Dan jika bertemu Tuhannya dia gembira karena (pahala)
puasanya” (HR. al-Bukhârî).

9. Mempersempit Ruang Gerak bagi Syaiton

13
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, Kitâb al-Adâb, Bâb Mâ Jâ’a Fî al-
Kafâf, juz 4, 575
14
Yusni A Ghazaly, Puasa Sepanjang Tahun Bersama Nabi, h. 27
15
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, Kitâb as-Saum, Bâb: Hal Yaqûlu
Innî Saimun, juz 3, h. 26
47

ِ ‫ال إِ َّن الشَّيطَا َن ََي ِري ِمن اِِْلنْس‬


‫ان‬ َ َ‫ال َر ُس ْو ُل اهللِ ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ت‬ ِ ‫عن‬
َ َ ْ ْ ْ ْ َ‫صفيَّةَ بنت ُحيَي قاَل‬َ َْ
16
.)‫ف ِ ِْف قُلُ ْوبِ ُك َما َشًّرا (رواه البخاري ومسلم‬ َ ‫ت أَ ْن يَ ْق َذ‬ ِ ِّ ِ‫ََْمرى الدَِّم وإ‬
ُ ‫ِّن َخشْي‬
ْ َ َ
Artinya: dari Safiyah binti Huyyai berkata, Rasulullah Saw, bersabda:
“sesungguhnya syaitan menjalar di dalam tubuh manusia melalui
peredaran darah, dan aku takut kalau syatan mencemari hati kalian
bedua dengan suatu yang buruk” (HR. al-Bukhârî dan Muslim).

10. Terdapat Pahala yang Dijanjikan

‫الص ْوِم فَِإنَّهُ ََل َع ْد َل‬


َّ ِ‫ك ب‬
َ ‫ال َعلَْي‬ ِ ِ
َ َ‫ِّن بِ َع َم ٍل ق‬
ْ ‫ت يَا َر ُس ْوَل اهلل ُم ْر‬ ُ ‫ال قُ ْل‬ ْ ِ‫َع ْن أ‬
َ َ‫َِب أ َُم َامةَ ق‬
‫ (رواه‬.ُ‫الص ْوِم فَِإنَّهُ ََل َع ْد َل لَه‬َّ ِ‫ك ب‬ َ ‫ِّن بِ َع َم ٍل قَاَل َعلَْي‬ ِ
ْ ‫ت يَ َار ُس ْوَل اهلل ُم ْر‬ ُ ‫لَهُ قُ ْل‬
17
.)‫النسائى‬
Artinya: dari Abû Umâmah berkata, aku berkata”Wahai Rasulullah Saw
printahlah aku tentang suatu amal ibadah! Beliau bersabda: “sebaiknya
kamu berpuasa sesungguhnya puasa itu tidak ada tandingannya” Aku
berkata lagi: “perintahlah aku tentang sesuatu amal ibadah! Beliau
bersabda:”sebaiknya kamu berpuasa sesungguhnya puasa itu tidak ada
tandingannya”. (HR. an-Nasâ’î).

11. Ekspresi kasih sayang dalam beribadah

‫الر ِامحُْو َن يَ ْر َمحُ ُه ُم‬


َّ ‫صلَّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬َ َ‫َع ْن َعْب ِد اهلل بْ ِن َع ْمروق‬
َّ ‫الر ْح ُم ُش ْجنَة ِم َن‬
‫الر ْمحَ ِن فَ َم ْن‬ َّ ‫الس َم ِاء‬ ِ ‫الر ْمحَ ُن اِْر َمحُْوا َم ْن ِِف ْاْل َْر‬
َّ ‫ض يَ ْر َمحُ ُك ْم َم ْن ِِف‬ َّ
18
)‫صلَهُ اهلل َوَم ْن قَطَ َع َها قَطَ َعهُ اهلل (رواه الرتمذى‬ َ ‫صلَ َها َو‬ َ ‫َو‬
Artinya: dari Abdullah bin Umar r.a. berkata Rasulullah Saw. Bersabda:
“hamba-hamba yang pengasih, akan disayang oleh Allah Swt. Dan
sayangilah orang-orang yang ada di bumi maka kalian akan disayangi
oleh penduduk langit. Dan rasa kasih sayang adalah jalan yang diberikan
Allah Swt. Sipa yang menyambung jalan itu maka Allah Swt. Akan

16
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, Kitâb al-I’Tikâf, Bâb Ziyâratil
Mar’ah Zaujahâ Fil-I’tikâf, juz 3, h. 50 dan Muslim bin al-Hajjâj, Sahih Muslim, juz 4,
h.1712
17
Abdurrahman an-Nasâ’î, Sunan an-Nasâ’î, juz 4, h. 165
18
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 4, h. 323
48

menyambung kasih sayang, dan siapa yang memutus jalan itu maka Allah
akan memutus kasih sayang”. (HR. at-Tirmidzî)19

12. Keutamaan Orang Yang Memberi Makan Orang Yang

Berpuasa

Imam Abû Dâud berkata: “Makhlad bin Khâ lid telah menceritakan

kepada kami. (Ia berkata), Abdurrazâq telah menceritakan kepada kami.

(Ia berkata), Ma’mar mengabarkan kepada kami. Dari Tsâbit, dari Anas

ra.”

َّ‫ت فَأَ َك َل ُُث‬ ٍ ‫أ ََّن النَِِّب صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم جاء إِ ََل سع ِد ب ِن عباد َة فَجاء ِِبُب ٍز وزي‬
َْ َ ْ َ َ َ َُ ْ ْ َ َ َ َ ََ َْ ُ َ َّ
َّ ‫ أَفْطََر ِعْن َد ُك ْم‬:‫صلَّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫الصائِ ُم ْو َن َوأَ َك َل طَ َع َام ُك ْم ْاْلَبْ َر ُار‬ َ ‫ال النَِِّب‬ َ َ‫ق‬
20 ِ
ْ َّ‫صل‬
.ُ‫ت َعلَْي ُك ُم الْ َم ََلئ َكة‬ َ ‫َو‬
Artinya: “Bahwasanya Nabi SAW berkunjung kepada Sa’ad Ubâdah ia
(Sa’ad) membawa roti dan zait (minyak). Lalu beliau makan dan kemudian
bersabda, ‘Orang-orang yang berpuasa berbuka di sisi kalian, al- abrâr
(orang-orang yang baik) menyantap makanan kalian, dan para malaikat
mendoakan kalian.” (Sahih lighairihi).

َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ ِ ٍ


‫ ََل يََز ُال‬:‫ال‬ َ ‫َو َع ْن َس ْه ِل بْ ِن َس ْعد َرض َي اهللُ َعْنهُ أ ََّن َر ُس ْوَل اهلل‬
.21‫َّاس ِِبٍَْْي َما َع َّجلُ ْوا اْ ِلفطَْر‬
ُ ‫الن‬
Artinya: dari Sahl bin Sa’ad, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “manusia
akan selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR.
Muttafaq ‘Alaih).

Terdapat pula sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam at-


Tirmidzî:

19
Yusni A Ghazaly, Puasa Sepanjang Tahun Bersama Nabi, h. 15-31
20
Abû Dâwûd as-Sijistânî, Sunan Abû Dâwûd, juz 3, h.367
21
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 3, h. 73
49

َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ


: ‫ال‬ ِّ ِ‫َِب ُهَريْ َرةَ َرض َي اهلل ْعنهُ َع ِن الن‬
َ ‫َِّب‬ ْ ِ‫َوللت ِّْرمذي م ْن َحديْث أ‬
22
.‫ِل اَ ْع َجلُ ُه ْم فِطًْرا‬
ََّ ِ‫ب ِعبَ ِاد ْي إ‬
ُّ ‫ أَ َح‬:‫ال اهللُ َعَّز َو َج َّل‬
َ َ‫(ق‬
Artinya: Riwayat At-Tirmidzî dari hadits Abû Hurairah RA bahwa Nabi
SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Hamba-Ku yang paling Aku cintai
adalah mereka yang paling menyegerakan berbuka.”(HR. at-Tirmidzî)

13. Puasa Adalah Perisai Pelindung

Imam an-Nasâi berkata: “Qutaibah telah menggambarkan kepada

kami. Ia berkata, ‘ Al-Laits telah menceritakan kepada kami. Dari Yazid

bin Abî Habîb, dari Saîd bin Abi Hind, bahwa Mutarrif, seorang laki-laki

dari bani Amîr bin Sha’sha’ah telah menceritakan kepadanya bahwa

Utsmân bin Abi al-‘Ash bahwa ia meminta susu baginya untuk

memberikan minuman kepadanya. Mutharrif berkata: “saya sedang

berpuasa”. ‘Utsmân berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah SAW

bersabda:”.

َّ :‫ َوِ ِْف ِرَوايٍَة‬.‫َح ِد ُك ْم ِم َن الْ ِقتَ ِال‬


‫الص ْوُم ُجنَّة ِم َن النَّا ِر َك ُجن َِّة‬ ِ
َ ‫ام ُجنَّة َك ُجنَّة أ‬
ُ َ‫الصي‬
ِّ
23 ِ ِ
.‫َح ِد ُك ْم ِم َن الْقتَال‬َ‫أ‬
Artinya:”Puasa merupakan perisai seperti perisai dalah seorang dari
kalian dari peperangan.’ Dan didalam satu riwayat: ‘Puasa merupakan
perisai dari neraka, seperti perisai salah seorang dari kalian dalam
peperangan” (Sahih). (HR. An-Nasâ’î)

Imam al-Bukhârî berkata,”Abdân telah menceritakan kepada kami.

Dari Abû Hamzah dari al-A’masy dari Ibrâhim dari Alqamah ia berkata,

22
Abû Isâ at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, juz 3, h. 74
23
Abdurrahmân an-Nasâ’î, Sunan an-Nasâ’î, juz 4, h. 167
50

‘tatkalah saya berjalan bersama Abdullâ h RA, ia berkata, ‘kami pernah

bersama Nabi SAW lalu beliau bersabda:

‫ص ُن لِْل َف ْرِج َوَم ْن ََلْ يَ ْستَ ِط ْع‬ ْ ‫ص ِر َوأ‬


َ ‫َح‬
ِ ُّ ‫م ِن استطَاع ِمْن ُكم الْباء َة فَ ْليت زَّوج فَِإنَّه أَ َغ‬
َ َ‫ض ل ْلب‬ ُ ْ َ ََ َ َ ُ َ َ ْ َ
.24‫الص ْوِم فَِإنَّهُ لَهُ ِو َجاء‬
َّ ِ‫فَ َعلَْي ِه ب‬
Artinya:”barang siapa yang mampu menikah, hendaklah ia menikah,
karena hal itu lebih menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan.
Dan barang siapa tidak mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa
adalah penjagaan baginya (dari maksiat).”

14. Pintu Rayyan Khusus Bagi Orang Yang Berpuasa

Imam al-Bukhârî berkata “Khâlid bin Makhlad telah menceritakan

kepada kami. (ia berkata) Sulaimân bin Bilâl telah menceritakan kepada

kami. Ia berkata, Abû Hâzim telah menceritakan kepada kami. Dari Sahl

RA, dari Nabi SAW beliau bersabda,”

ِ ِ ِ ِ َّ ‫ ي ْدخل ِمْنه‬،‫الريَّا ُن‬ ُ ‫اْلَن َِّة بَابًا يُ َق‬


ْ ‫إِ َّن ِِف‬
ُ‫الصائ ُم ْو َن يَ ْوَم الْقيَا َمة ََل يَ ْد ُخ ُل مْنه‬ ُ ُ ُ َ َّ ُ‫ال لَه‬
25
.‫َحد‬ ِ ِ ِ
َ ‫ فَإذَا َد َخلُ ْوا أُ ْغل َق فَلَ ْم يَ ْد ُخ ْل مْنهُ أ‬،‫َحد َغْي ُرُه ْم‬
َ‫أ‬
Artinya:”sesunggunya didalam surga terdapat sebuah pintu yang
dinaman Rayyan, orang-orang yang berpuasa masuk darinya di hari
Kiamat. Tidak ada seorang pun yang masuk darinya selain mereka.
Dikatakan, ‘Di mana orang-orang yang berpuasa? Lalu mereka berdiri,
tidak ada seorang pun masuk darinya selain mereka. Apabila mereka
telah masuk, pintu itu ditutup, maka tidak ada seorangpun yang masuk
darinya”.

Dan di dalam satu riwayat al-Bukhârî pula menyatakan:

.‫الصائِ ُم ْو َن‬ َّ ‫اب فِْي َها بَاب يُ َس َّمى‬


َّ ‫الريَّا ُن ََل يَ ْد ُخلُهُ إََِّل‬ ٍ ‫اْلن َِّة ََثَا نِيةُ أَبْ و‬
َْ ‫ِِف‬
26
َ َ

24
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, juz 7, h. 3
25
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, juz 3, h. 25
51

Artinya: “di surga itu ada delapan pintu, ada satu pintu yang dinamakan
Rayyan, tidak ada yang memasukinya selain orang-orang yang
berpuasa.”

ِ ‫وِِف ِرواي ِة الن‬


َ ‫ب َوَم ْن َش ِر‬
.‫ب ََل يَظْ َمأُ أَبَ ًدا‬ َ ‫ َم ْن َد َخ َل َش ِر‬:‫َّسائي‬
َ ََ َ
Dan di dalam riwayat An-Nasai. “barang siapa ia masuk niscaya
ia minum, dan barang siapa ia minum ia tidak pernah haus
selama-lamanya.”

15. Keutamaan dalam Ritual Puasa adalah Makan Sahur

Imam al-Bukhârî berkata, “Adam bin Abî Iyâs telah menceritakan

kepada kami. (Ia berkata), Syu’bah telah menceritakan kepada kami. (ia

berkata), Abdul Azîz bin Suhaib telah menceritakan kepada kami. Ia

berkata: “Saya mendengar Anas bin Malik RA berkata, Nabi bersabda,”

َّ ‫تَ َس َّح ُرْوا فَِإ َّن ِِف‬


.ً‫الس ُح ْوِر بَرَكة‬
27

Artinya: “makan sahurlah, karena makan sahur itu mengandung


berkah.” (Sahih). (HR.Muslim)

Imam Muslim RA berkata, Qutaibah bin Sa’îd telah menceritakan

kepada kami. (Ia berkata), Laîts telah menceritakan kepada kami dari

Musâ bin Alî dari ayahnya dari Abû Qais melalui ‘Amr bin al-‘Ash RA

dari ‘Amr bin al-‘Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda:

28
.‫الس ْح ِر‬ ِ َ‫ْي ِصي ِامنَا و ِصيام أ َْه ِل الْ ِكت‬
َّ ُ‫اب أَ َكلَة‬ ُ َ َ َ َ ْ َ‫ص ُل َما ب‬
ْ َ‫ف‬
Artinya: “perbedaan diantara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah
makan sahur”. (Hasan). (HR. Abû Dâwûd)

26
Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih al-Bukhârî, juz 4, h. 119
27
Muslim al-Hajjâj, Sahih Muslim, juz 2, h. 770, Abû Abdillâh al-Bukhârî, Sahih
al-Bukhârî, juz 3, h. 29
28
Abû Dâwûd as-Sijistânî, Sunan Abû Dâwûd, juz 2, h.302
52

16. Keutamaan Menunda Sahur dan Menyegerakan Berbuka

Imam al-Bukhârî berkata: Abdullâh bin Yusuf telah menceritakan

kepada kami. (Ia berkata) Mâlik telah menggambarkan kepada kami, dari

Abû Hâzîm, dari Sahl bin Sa’îd RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

.‫َّاس ِِبٍَْْي َما َع َّجلُ ْوا الْ ِفطَْر‬


ُ ‫ََل يََز ُال الن‬
Artinya: “orang-orang (muslim) senantiasa berada dalam kebaikan
selama mereka menyegerakan berbuka.”(Sahih). (HR. al-Bukhârî)

Imam Muslim berkata: “Yahyâ bin Yahyâ, Abû Kuraib

Muhammad bin al-Alâ’ telah menceritakan kepada kami. Keduanya

berkata, Abû Mu’âwiyah menggambarkan kepada kami dari al-A’masy

dari Umârah bin Umair dari Abû Atiyyah, ia berkata”,

‫اب‬ِ ‫َصح‬ ِ ِ ِِ ِ
َ ْ ‫ْي َر ُج ََلن م ْن أ‬ َ ْ ‫ يَا أ َُّم الْ ُم ْؤمن‬:‫ت أَنَا َو َم ْس ُرْو ُق َعلَى َعائ َشةَ فَ ُق ْلنَا‬ ُ ‫َد َخ ْل‬
ِْ ‫َح ُد ُُهَا يُ َع ِّجل‬ ِ ٍ
‫َخ ُر يُ َؤ ِّخ ُر‬
َ ‫الص ََل َة َو ْاْل‬
َّ ‫اِلفْطَا َر َويُ َع ِّج ُل‬ ُ َ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ ْم أ‬َ ‫ُُمَ َّمد‬
‫ال‬
َ َ‫الص ََل َة؟ ق‬َّ ‫اِلفْطَ َار َويُ َع ِّج ُل‬ ِْ ‫ اَيُّ ُه َما الَّ ِذ ْي يُ َع ِّجل‬:‫ت‬ ْ َ‫الص ََل َة قَال‬
َّ ‫اِلفْطَ َار َويُ َؤ ِّخ ُر‬ِْ
ُ
ِ‫ َك َذلِك َكا َن يصنَع رسو ُل اهلل صلَّى اهلل علَيه‬:‫ قُلْت‬.‫عب ُد اهلل ي ع ِِن إِبن مسعوٍد‬
َْ ُ َ ُْ َ ُ ْ َ َ ُ ُْ ْ َ ُ ْ ْ َْ َْ
.‫َخ ُر أَبُ ْو ُم ْو َسى‬َ ‫ َو ْاْل‬:‫ َز َاد أَبُ ْو ُكَريْب‬.‫َو َسلَّ َم‬
Artinya: aku bersama Masruq berkunjung kepada Aisyah. Kami berkata,
‘Wahai Ummul Mukminin, ada dua orang sahabat Nabi SAW, salah
satunya menyegerakan berbuka puasa dan menyegerakan shalat, dan
yang lain menunda shalat. ‘Ia berkata. Siapakah di antara keduanya
yang meneygerakan berbuka dan shalat? Ia berkata. Kami menjawab,
Abdullah Mas’ud. Ia berkata , Seperti itulah perbuatan Rasulullah SAW
Abû Kuraib menambahkan. Dan yang lain adalah Abû Musa. (Sahih).
(HR. Muslim)
53

Hadits-hadits tentang perintah untuk mengakhirkan sahur dan

menyegerakan berbuka itu merupakan hadits mutawatir yang diriwayatkan

oleh Ath-Tahâwi dan yang lainnya.

Ibnu Abdil Barr berkata, “Hadits-hadits tentang menyegerakan

berbuka dan mengakhirkan sahur adalah Sahih mutawatir.”

Dan mengenai santapan awal untuk berbuka puasa terdapat sebuah

hadits yang menyatakan bahwa makanan pembuka untuk berbuka adalah

kurma, sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang maknanya adalah:

“Dari Salmân bin Amir Adh- Dabbi RA: Nabi SAW bersabda,
“jika salah seorang dari kalian berbuka, berbukalah dengan kurma. Jika
tidak ada, berbukalah dengan air, karna sesungguhnya air itu
menyucikan.” (HR. Lima Imam Hadits) dan dinilai Sahih oleh Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibbân, dan Hâkim.

Sabri Al-Qabbâni mengatakan bahwa “buah kurma kaya akan

berbagai macam gula dan ia larut dengan cepat ke dalam darah kemudian

memberikan kekuatan kepada otot.”

Kedokteran modern mendapatkan sehatnya sunnah Rasulullah

dalam berpuasa dan berbuka. Orang-orang yang berpuasa kehabisan gula

yang berkumpul pada sel-sel tubuhnya, itulah yang menyebabkan

kelemahan, kemalasan, dan kemampuan dalam melihat yang dirasakan

oleh orang yang sedang berpuasa. Oleh karena itu kita penting untuk

membekali tubuh dengan gula yang banyak pada waktu berbuka untuk

memulihkan kekuatan dengan sahur.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian tentang puasa sunnah, maka dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Puasa sunnah adalah puasa yang dilakukan atau dianjurkan oleh Nabi

Muhammad SAW di luar puasa wajib (ramadhan).

2. Puasa sunnah ada beberapa macam, di antaranya: puasa senin, puasa

kamis, puasa enam hari bulan syawal, puasa daud, puasa hari arafah,

puasa hari tarwiyah, puasa Sembilan hari pertama di bulan dzulhijjah,

puasa tasu’a, puasa asyura, puasa bulan-bulan yang dimuliakan, puasa

tengah bulan, puasa bulan sya’ban dan puasa bulan rojab.

3. Ahli fikih menyatakan bahwa puasa pada hari senin dan kamis

disunnahkan dan hal ini memberikan efek yang positif bagi tubuh,

begitupula ahli hadis mengemukakan bahwa hari senin dan kamis

disunnahkan berpuasa karena pada dua hari itu amalan akan

diperlihatkan atau disetorkan, hal ini berdasarkan dari sebuah hadis

yang menyatakan bahwa nabi Muhammad SAW lebih suka

melaksanakan puasa ketika amal ibadah ditampakkan, selain itu pula

hari senin adalah hari dimana nabi Muhammad SAW dilahirkan dan

menerima wahyu.

53
54

4. Ahli fikih (empat madzhab) berpendapat bahwa puasa daud adalah

puasa yang paling utama tingkatannya tapi dilakukan oleh orang-

orang yang mampu. Begitu pula dikemukakan oleh as-Sindy dalam

catatannya yang menyatakan bahwa puasa daud adalah puasa yang

paling utama dilakukan dengan syarat tidak menggugurkan

kewajibannya. Menurut penulis kewajiban di sini termasuk di

antaranya kewajiban sebagai hamba dan kewajiban sosial terhadap

sesama.

5. Ahli fikih berbeda pendapat mengenai kesunnahan puasa enam hari

bulan syawal dan mengenai tata caranya. Madzhab Syafi’i, Hanbali

dan Hanafi menyatakan bahwa puasa enam hari bulan syawal

menghukumi sunnah sedangkan Imam Maliki menyatakan bahwa

puasa tersebut makruh karena ditakutkan sebagai puasa wajib.

Mengenai tata cara puasa Imam Syafi’i dan Hanbali mengemukakan

bahwa puasa syawal yan paling utama adalah dikerjakan dengan cara

terus-menerus tidak terpisah. Dan menurut ahli hadis puasa enam hari

bulan syawal itu seperti puasa selama setahun hal ini didasarkan

dengan hadis Rasulullah SAW.


55

B. Saran

Dalam pembahasan tentang puasa sunnah ini masih perlu memiliki kajian

secara intensif yaitu yang berkaitan dengan:

1. Hendaknya jenis puasa-puasa sunnah lainnya perlu diungkap

mengenai pejelasannya dari ahli fikih dan ahli hadis serta ahli

tasawuf.

2. Hendaknya hadis-hadis puasa sunnah diuji kualitas perawinya

melalui takhrij secara lengkap dengan pendekatan metode

mentakhrij suatu hadis seperti Jarh dan Ta’dil dan sebagainya.

3. Dalam pemaparan tentang hadis-hadis puasa sunnah sebaiknya

dijelaskan secara detil tentang kritik matan. Wallahu A’lam.


DAFTAR PUSTAKA

Abady, Al-‘adzim, ‘Aunul Ma’bud, Bairut: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1415


Al-Bukhari, Abu Abdillah bin, Shahih al-Bukhari, Damaskus: Dar Thuq an-
Najah, 1422
Al-Hindy, Alaudin Ali bin Hisam, Kanzul Ummal, tt: Muassasah Risalah, 1401 H
Al-Jaziri, Abdurrahman ibnu Muhammad ‘Iwadh, Fiqh ‘Ala Madzhahibil
Arba’ah, Bairut: Dar al-Kutub al’Ilmiyah, 2003
Al-Syaukani, Muhammad bin Ali, al-Fawaid al-Majmu’ah fi al-Ahadits al-
Maudhu’ah, Bairut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, tt
An-Nasa’i, Abdurrahman, Sunan an-Nasa’i, Bairut: Muassasah ar-Risalah, 1421
An-Nawawi, Abu Zakaria Muhyiddin Yahya bin Syaraf, al-Minhaj Syarh Shahih
Muslim bin al-Hajjaj, Bairut: Dar Ihya at-Turats al-Araby, 1392
Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pedoman Puasa, Jakarta: Bulan Bintang, 1983
As-Sindi, Abu al-Hasan Nuruddin, Kifayatul Hajah fi Syarh Sunan Ibnu Majah,
Bairut: dar al-Fikr, tt
At-Tirmidzi, Abu Isa, Sunan at-Tirmidzi, Bairut: Dar al-Ghurab al-Islami, 1998
Dailami, Musnad Firdaus
Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Majah, Bairut: Dar ihya’ al-kutub al’ilmiyah: tt

Muhammad, Ibnu, Puasa bersama Rasulullah: Bagaimana Kehidupan Sehari-


hari Rasulullah saat Berpuasa,Bandung: Mizan, 2007
Syarifuddin, Ahmad, Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis, Jakarta: Gema Insani
Press, 2004
Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid, Kairo: Darul Hadis, 2004
al-Hajjaj, Muslim, Shahih Muslim Bairut: Dar Ihya’ at-Turats, tt

At-Thabrani, Sulaiman bin Ahmad, Mu’jam al-Ausath, Kairo: Dar al-Haramain, tt


Al-Ats’ats, Sulaiman bin, Sunan Abu Dawud, Bab Ma Wuriya Anna Asyura al-
Yaum, Bairut: Maktabah al-Ashriyah, tt
Aziz, Usamah Abdul, Kumpulan Puasa Sunnah dan Keutamaannya, Berdasarkan
Al-Qur’an dan as-Sunnah), terj. Abdillah dengan Judul Shiyam at-
Tathawwu’ Fadha’il wa Ahkam, Jakarta: Darul Haq, 2015

Ghazaly, Yusni A. Puasa Sepanjang Tahun Bersama Nabi, Jakarta: Alifbata,


2000

56
LAMPIRAN

Hadis tentang puasa tarwiyah di sini berkaitan dengan beberapa tema,

antara lain:

1. Puasa tarwiyah pahalanya adalah seperti puasa selama setahun

ِ ِ ِ‫ ولَه ب‬،ٌ‫ ولَه بِصوِم ي وِم التَّرِويَّة سنة‬،‫من صام الْعشر فَ لَه بِ ُكل ي وٍم صوم شه ٍر‬
َ‫ص ْوم يَ ْوم َعَرفَة‬
َ ُ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ِّ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ
ِ َ‫سنَت‬
.1‫ان‬ َ
Artinya: “Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti
puasa sebulan. Dan untuk puasa hari tarwiyah seperti puasa setahun
sedangkan untuk puasa hari arafah, seperti puasa dua tahun”.

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Ady dari Aisyah secara marfu’. Dan

hadis tersebut tidak shahih karena dalam jalur periwayatan terdapat al-Kalby, al-

Kalby ini seorang pendusta (al-Kadzab).

Abu syaikh memuat hadis ini di dalam kitab as-Sawab dari jalur al-Kalby

juga dan Ibnu Najjar meriwayatkannya di kitabnya Tarikh dari jalur Jabir yakni

dari al-Husain bin Musa bin Imran dari Amir bin Sayar dari Muhammad bin

Abdul Malik.1

2. Puasa tarwiyah dapat menghapus dosa selama setahun

ِ ْ َ‫صوُم يَوِم َعرفَةَ َكفَّارةُ َسنَت‬


.1‫ي‬ ٍ ِ ِ
َ َ ‫ص ْوُم يَ ْوم الت َّْرِويَة َكف‬
ْ ْ َ ‫ َو‬،‫َّارةُ َسنَة‬ َ
Artinya : “Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun,
dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.

Puasa hari tarwiyah dapat menghapus dosa selama setahun dan puasa hari

arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun.


Sebagaimana yang ditetapkan oleh Abu Syaikh al-Ashbahani dalam kitab

ats-tsawab dan Ibnu an-Najjar dalam kitab at-Tarikh dari Ibnu ‘Abbas. 1

Al-Bani menghukumi bahwa hadis tersebut adalah maudhu’ dalam

kitabnya Dha’if al-Jami’.


1
1. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad dan

Imam an-Nasa’i dalam Sunan

‫ َع ْن‬،ٌّ‫ َحدَّثَنَا أَبُو إِ ْس َح َق ْاْلَ ْش َجعِ ُّي ُك ِوِف‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫َّض ِر‬


ْ ‫ َح َّدثَِِن أَبُو الن‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫َّض ِر‬
ْ ‫َخبَ َرنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَِِب الن‬ ْ‫أ‬
:‫ت‬ ِ ْ ‫ عن هنَ ي َدةَ ب ِن خالِ ٍد‬،‫اح‬ ْ ‫ َع ْن‬،‫س الْ ُم ََلئِ ِّي‬
َّ ‫اْلُِّر بْ ِن‬ ٍ ‫َع ْم ِرو بْ ِن قَ ْي‬
ْ َ‫صةَ قَال‬َ ‫ ( َع ْن َح ْف‬،‫اْلَُزاع ِّي‬ َ ْ ْ ُ ْ َ ِ َّ‫الصي‬
‫اش ْوَراء َوالْ َع ْشَر َوثَََلثَةَ اَيَّ ٍام ِم ْن ُك ِّل َش ْه ٍر‬
ُ ‫صلّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ِصيَ َام َع‬َ ‫اَْربَ ٌع ََلْ يَ ُك ْن يَ َد َع ُه َّن َر ُس ْو ُل اهلل‬
.1)‫ي قَ ْب َل الْغَ َداةِ (رواه والنسائي‬ ِ ْ َ‫ورْك َعت‬
ََ
Artinya: Abu Bakr bin Abi an-Nadhr telah mengkabarkan kepada kami, Abu
an-Nadhr telah menceritakan kepadaku, dia berkata: Abu Ishaq al-Asyja’i
Kufy dari Amr bin Qais al-Mulaiyyi dari al-Hurr bin as-Sayyah dari
Hunaidah bin Khalid al Khuza’i dari Hafshah bahwasanya beliau berkata:
“Empat perkara yang mana Rasulullah SAW tidak pernah ditinggalkan oleh
Rasulullah SAW yaitu puasa Asyura, asyr (10 hari pertama dzulhijjah), tiga
hari setiap bulan dan dua rakaat sebelum pagi”. (HR. an-Nasa’i).

‫س‬ٍ ‫ َحدَّثَنَا َع ْم ُرو بْ ُن قَ ْي‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫وِف‬ ُّ ِ ‫اق ْاْلَ ْش َجعِ ُّي اْل ُك‬
َ ‫ َحدَّثَنَا أَبُو إِ ْس َح‬،‫اس ِم‬ ِ ‫اشم بن اْل َق‬ ِ
ُ ْ ُ ‫َحدَّثَنَا َه‬
‫ " أ َْربَ ٌع ََلْ يَ ُك ْن‬:‫ت‬ ِ ْ ‫ عن هنَ ي َد َة ب ِن خالِ ٍد‬،‫اح‬ ْ ‫ َع ِن‬،‫اْل ُم ََلئِ ُّي‬
َّ ‫اْلُِّر بْ ِن‬
ْ َ‫ قَال‬،َ‫صة‬
َ ‫ َع ْن َح ْف‬،‫اْلَُزاع ِّي‬ َ ْ ْ ُ ْ َ ِ َّ‫الصي‬
‫ي‬ َّ ‫ َو‬،‫ َوثَََلثَةَ أَيَّ ٍام ِم ْن ُك ِّل َش ْه ٍر‬،‫ َواْل َع ْشَر‬،َ‫وراء‬
ِ ْ َ‫الرْك َعت‬ ُ ‫ ِصيَ َام َع‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫اش‬ ُّ ِ‫يَ َد ُع ُه َّن الن‬
َ ‫َِّب‬
)‫ (رواه امحد‬.1" ِ‫قَ ْب َل اْلغَ َداة‬
Artinya: Hasyim bin al-Qasim telah menceritakan kepada kami, Abu Ishaq al-
Asyja’i al-Kufi telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Amr bin Qais al-
Mulaiyyi telah menceritakan kepada kami dari al-Hurr bin as-Sayyah dari
Hunaidah bin Khalid al-Khuza’i dari Hafshah bahwasanya dia berkata: “Empat
perkara yang mana Rasulullah SAW tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah
SAW yaitu puasa Asyura, asyr (10 hari pertama dzulhijjah), tiga hari setiap bulan
dan dua rakaat sebelum pagi. (HR. Imam Ahmad).

2. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam Sunan

Ibnu Majah

ِ ِ‫ عن سع‬،‫ي‬ ِ ِ َ َ‫َحدَّثَنَا َعلِ ُّي بْ ُن ُُمَ َّم ٍد ق‬


‫يد بْ ِن‬ َ ْ َ ِ ‫ َع ْن ُم ْسل ٍم الْبَط‬،‫ش‬ ِ ‫ َع ِن ْاْل َْع َم‬،َ‫ َحدَّثَنَا أَبُو ُم َعا ِويَة‬:‫ال‬
‫الصالِ ُح فِ َيها‬
َّ ‫ الْ َع َم ُل‬،‫ « َما ِم ْن أَيَّ ٍام‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫ال رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫اس‬ٍ َّ‫ َع ِن ابْ ِن َعب‬،‫ُجبَ ٍْْي‬
َ َ‫اد ِِف َسبِ ِيل اللَّ ِه؟ ق‬ ِ ِ َ ‫ يا رس‬:‫ قَالُوا‬،‫ ِمن ه ِذهِ ْاْلَيَّ ِام» ي ع ِِن الْع ْشر‬،‫ب إِ ََل اللَّ ِه‬
:‫ال‬ ُ ‫ول اللَّه َوََل ا ْْل َه‬ َُ َ َ َ َْ َ ْ ُّ ‫َح‬ َ‫أ‬
‫ (رواه ابن‬1»‫ك بِ َش ْي ٍء‬ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
َ ‫ فَلَ ْم يَ ْرج ْع م ْن َذل‬،‫ إََِّل َر ُج ٌل َخَر َج بِنَ ْفسه َوَماله‬،‫اد ِِف َسبِ ِيل اللَّه‬
ِ
ُ ‫« َوََل ا ْْل َه‬
)‫ماجة‬
Artinya: Ibnu Majah berkata: Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada
kami, dia berkata: Abu Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami dari al-
A’masy dari Muslim al-Bathin dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas RA. Dia
berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada hari dimana amal shalih pada
saat itu dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh (al-‘asyr),
mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?, beliau menjawab:
tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya
kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”. (HR. Ibnu Majah)

‫ َع ْن‬،‫ َع ْن قَتَ َاد َة‬،‫اس بْ ِن قَ ْه ٍم‬ ِ ‫َّه‬ ِ ‫ حدَّثَنَا مسعود بن و‬:‫ال‬


َّ ‫ َع ِن الن‬،‫اص ٍل‬ ِ
َ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ َ َ‫َحدَّثَنَا ُع َم ُر بْ ُن َشبَّةَ بْ ِن َعب َيد َة ق‬
‫ « َما ِم ْن أَيَّ ِام الدُّنْيَا‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫ال رس‬ ِ ِ‫سع‬
ِ ِّ‫يد بْ ِن الْمسي‬
َ ‫ول اللَّه‬ َ َ‫ ق‬،‫ َع ْن أَِِب ُهَريْ َرَة‬،‫ب‬
ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َُ َ
ٍ،‫ وإِ َّن ِصيام ي وٍم فِيها لَي ع ِد ُل ِصيام سنَة‬،‫ب إِ ََل اللَّ ِه سبحانَه أَ ْن ي ت عبَّ َد لَه فِيها ِمن أَيَّ ِام الْع ْش ِر‬ ُّ ‫َح‬
َ ََ ْ َ َ َْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َُ ُ َ ْ ُ َ ‫ام أ‬ ٌ َّ‫أَي‬
)‫ (رواه ابن ماجة‬1»‫َولَْي لَ ٍة فِ َيها بِلَْي لَ ِة الْ َق ْد ِر‬
Artinya: Ibnu Majah berkata: Umar ibnu Syaibah bin ‘Abiidah telah
menceritakan kepada kami, dia berkata: Mas’ud bin Washil telah menceritakan
kepada kami dari an-Nahas bin Fahmin dari Qatadah dari Sa’ud bin al-
Musayyab dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada
hari di dunia dimana amal shalih pada saat itu dicintai oleh Allah daripada hari-
hari ini, yaitu sepuluh (al’asyr) dan sesungguhnya puasa sehari sebanding
dengan puasa setahun dan setiap malmnya seperti malam lailatul qodar. (HR
Imam Ibnu Majah)

‫ َع ْن‬،‫َس َوِد‬
ْ ‫ َع ِن ْاْل‬،‫يم‬
ِ ِ ٍ ُ ‫ َع ْن َمْن‬،‫ص‬
َ ‫ َع ْن إبْ َراه‬،‫صور‬ ِ ‫َح َو‬ْ ‫ َحدَّثَنَا أَبُو ْاْل‬:‫ال‬ ِّ ‫الس ِر‬
َ َ‫ي ق‬ َّ ‫َّاد بْ ُن‬
ُ ‫َحدَّثَنَا َهن‬
)‫ (رواه ابن ماجة‬1»‫ص َام الْ َع ْشَر قَ ُّط‬ ِ ِ َ ‫ «ما رأَيت رس‬:‫ قَالَت‬،َ‫عائِشة‬
َ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ ُ َْ َ ْ َ َ
Artinya: Ibnu Majah berkata: Hannad bin as-Sarry telah menceritakan kepada
kami, dia berkata: Abu al-Ahwash telah menceritakan kepada kami dari Manshur
dari Ibrahim dari al-Aswad dari Aisyah RA, dia berkata: Saya tidak pernah
melihat Rasulullah SAW berpuasa pada al-‘Asyr saja. (H.R Imam Ibnu Majah)

3. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam Sunan

‫ َع ْن‬،‫ي َوُه َو ابْ ُن أَِِب عِ ْمَرا َن‬ ِ ِ


ُ ‫ َع ْن ُم ْسل ٍم ُه َو البَط‬،‫ش‬ ِ ‫ َع ْن اْل َْع َم‬،َ‫ َحدَّثَنَا أَبُو ُم َعا ِويَة‬:‫ال‬ َ َ‫َّاد ق‬
ٌ ‫َحدَّثَنَا َهن‬
ٍ ِ ِ ِ ُ ‫ال رس‬ ٍ َّ‫ َع ْن ابْ ِن َعب‬،‫يد بْ ِن ُجبَ ٍْْي‬ ِ ِ‫سع‬
ُ‫الع َمل‬َ ‫ « َما م ْن أَيَّام‬:‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫اس ق‬ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫اد ِِف َسبِ ِيل‬ ُ ‫ َوََل اْل َه‬،‫ول اللَّه‬ َ ‫ يَا َر ُس‬:‫ فَ َقالُوا‬،»‫الع ْش ِر‬َ ‫ب إِ ََل اللَّه م ْن َهذه اْلَيَّام‬ َ ‫الصال ُح في ِه َّن أ‬
ُّ ‫َح‬ َّ
‫ إََِّل َر ُج ٌل َخَر َج بِنَ ْف ِس ِه َوَمالِِه‬،‫اد ِِف َسبِ ِيل اللَّ ِه‬ ِ ِ
ُ ‫ « َوََل اْل َه‬:‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
ِ ُ ‫ال رس‬
َ ‫ول اللَّه‬
ِ
ُ َ َ ‫اللَّه؟ فَ َق‬
:.‫ َو َجابِ ٍر‬،‫ َو َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن َع ْم ٍرو‬،‫ َوأَِِب ُهَريْ َرَة‬،‫اب َع ْن ابْ ِن ُع َمَر‬ ِ ‫ك بِ َشي ٍء» وِِف الب‬ ِ ِ ِ
َ َ ْ َ ‫فَ لَ ْم يَ ْرج ْع م ْن َذل‬
)‫ (رواه الرتمذي‬.1»‫يب‬ ِ ‫يث حسن‬ ِ ٍ َّ‫«ح ِديث اب ِن عب‬
ٌ ‫يح َغ ِر‬ ٌ ‫صح‬ َ ٌ َ َ ٌ ‫اس َحد‬ َ ْ ُ َ
Artinya: Imam at-Tirmidzi berkata: Hannad telah menceritakan kepada kami, dia
berkata: Abu Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami dari Al-A’masy dari
Muslim yakni al-Bathin beliau adalah Ibnu Abi ‘Imran dari Sa’id bin Jubair dari
Ibnu ‘Abbas berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada hari dimana amal
shalih pada saat itu dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu al’asyr,
mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?, beliau menjawab:
tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya
kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”. Dan dalam bab ini terdapat
periwayatan dari jalur Ibnu Umar, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar dan Jabir.
Hadis Ibnu ‘Abbas berkualitas Hasan Shahih Gharib. (HR. Imam At-Tirmidzi)

،َ‫ َع ْن قَتَ َادة‬،‫اس بْ ِن قَ ْه ٍم‬ ِ ‫ حدَّثَنَا مسعود بن و‬:‫ال‬ ُّ ‫ص ِر‬ ِ


ِ ‫ َع ْن نَ َّه‬،‫اص ٍل‬ َ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ َ َ‫ي ق‬ ْ َ‫َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن نَاف ٍع الب‬
‫ب إِ ََل‬ ٍ ِ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ ِ‫عن سع‬
ِ ِّ‫يد بْ ِن املسي‬
ُّ ‫َح‬َ ‫ « َما م ْن أَيَّام أ‬:‫ال‬ ِّ ِ‫ َع ِن الن‬،َ‫ َع ْن أَِِب ُهَريْ َرة‬،‫ب‬
َ ‫َِّب‬ َُ َ َْ
‫ام ُك ِّل لَْي لَ ٍة‬ ِ ٍ ِ ِِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ َ‫ َوقي‬،‫ام ُك ِّل يَ ْوم مْن َها بصيَام َسنَة‬ ُ َ‫ يَ ْعد ُل صي‬،‫اللَّه أَ ْن يُتَ َعبَّ َد لَهُ ف َيها م ْن َع ْش ِر ذي اْل َّجة‬
ِ ‫ود ب ِن و‬ ِ ِ ِ ِ ِ ٌ ‫ « َه َذا َح ِد‬:»‫ِمْن َها بِِقيَ ِام لَْي لَ ِة ال َق ْد ِر‬
‫ َع ِن‬،‫اص ٍل‬ َ ْ ُ‫يب ََل نَ ْع ِرفُهُ إََّل م ْن َحديث َم ْسع‬ ٌ ‫يث َغ ِر‬
ِ ِ ‫يث فَلَم ي ع ِرفْه ِمن َغ ِْي ه َذا‬ ِ ‫ عن ه َذا اْل ِد‬،‫ وسأَلْت ُُم َّم ًدا‬.»‫اس‬
‫ي َع ْن‬ َ ‫الو ْجه مثْ َل َه َذا َوقَ ْد ُرِو‬
َ َ ْ ْ ُ َْ ْ َ َ َْ َ ُ َ َ ِ ‫َّه‬ َّ ‫الن‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ُم ْر َس ًَل َش ْيءٌ ِم ْن َه َذا « َوقَ ْد تَ َكلَّ َم ََْي ََي‬ ِ ِّ‫يد بْ ِن املسي‬ِ ِ‫ عن سع‬،َ‫قَتادة‬
ِّ ِ‫ َع ِن الن‬،‫ب‬
َ ‫َِّب‬ َُ َ َْ َ َ
)‫اس بْ ِن قَ ْه ٍم ِم ْن قِبَ ِل ح ْفظه» (رواه الرتمذي‬
1 ِِ ِ ٍ ِ‫بن سع‬
ِ ‫يد ِِف نَ َّه‬ َ ُْ
Artinya: Imam at-Tirmidzi berkata: Abu Bakr bin Nafi’ al-Bashry telah
menceritakan kepada kami, dia berkata: Mas’ud bin Washil telah menceritakan
kepada kami dari Nahhas bin Fahm dari Qatadah dari Sa’id bin Musayyab dari
Abu Hurairah dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada hari dimana
pada saat itu dicintai oleh Allah beribadah pada al’asyr, yangmana puasa sehari
di tiap-tiap hari itu sebanding dengan puasa setahun dan qiyam setiap malamnya
seperti qiyam malam lailatul qodar”. Imam at-Tirmidzi berkata: “Hadis ini
berkualitas Gharib, tidak ada riwayat lain kecuali periwayatan dari Mas’ud bin
Washil dari an-Nahhas. Dan saya bertanya kepada Muhammad al-Bukhari
tentang hadis in bahwasanya beliau tidak menmukan jalur lain tentang hadis ini.
Dan telah diriwayatkan dari Qatadah dari Sa’id bin Musayyab dari Rasulullah
SAW secara mursal suatu hadis tentang tema ini. Imam Abu Isa berkata: Yahya
bin Sa’id telah berkomentar bahwa Nahhas bin Fahm terdapat sesuatu di
hafalannya”. (H.R. Imam At-Tirmidzi).

4. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahih al-

Bukhari
ِ ِ‫ عن سع‬،‫ي‬ ِ ِ
،‫يد بْ ِن ُجبَ ٍْْي‬ َ ْ َ ِ ‫ َع ْن ُم ْسل ٍم البَط‬،‫ َع ْن ُسلَْي َما َن‬،ُ‫ َحدَّثَنَا ُش ْعبَة‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،َ‫َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن َع ْر َعَرة‬
»‫ض َل ِمْن َها ِِف َه ِذهِ؟‬
َ ْ‫الع َم ُل ِِف أَيَّ ٍام أَف‬
َ ‫ « َما‬:‫ال‬ َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ ق‬ ِّ ِ‫ َع ِن الن‬،‫اس‬
َ ‫َِّب‬ ٍ َّ‫َع ْن ابْ ِن َعب‬
‫ (رواه‬1»‫ فَلَ ْم يَ ْرِج ْع بِ َش ْي ٍء‬،ِ‫اط ُر بِنَ ْف ِس ِه َوَمالِه‬
ِ َ‫ إََِّل رجل خرج ُُي‬،‫ «وَلَ اْلِهاد‬:‫ال‬
َ َ َ ٌ ُ َ ُ َ َ َ َ‫اد؟ ق‬
ِ
ُ ‫ َوَلَ اْل َه‬:‫قَالُوا‬
)‫البخاري‬
Artinya: Imam al-Bukhari berkata: Muhammad bin ‘Ar’arah telah menceritakan
kepada kita, dia berkata: Syu’bah telah menceritakan kepada kita dari Sulaiman
dari Muslim al-Bathin dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas dari Nabi
Muhammad SAW bahwasanya beliau bersabda: “Tidak ada hari dimana amal
shalih pada saat itu dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh
(al’asyr) , mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?, beliau
menjawab: tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa
dan hartanya kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”. (H.R. Imam al-
Bukhari)

5. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam Sunan

Abu Dawud

،‫ي‬ِ ‫ وُمسلِ ٍم الْبَ ِط‬،‫اه ٍد‬ ِ ‫ وُُم‬،‫ عن أَِِب صالِ ٍح‬،‫ حدَّثَنا ْاْلَعمش‬،‫ حدَّثَنا وكِيع‬،َ‫حدَّثَنا عثْما ُن بن أَِِب شيبة‬
ََ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ ٌ َ َ َ َْ َ ُ ْ َ ُ َ َ
ْ َ
‫ « َما ِم ْن أَيَّ ٍام الْ َع َم ُل‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫ال رس‬ ِ ِ‫عن سع‬
ٍ َّ‫ َع ْن ابْ ِن َعب‬،‫يد بْ ِن ُجبَ ٍْْي‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
َ َ‫اس ق‬ َ َْ
‫اد ِِف‬ ِ ِ َ ‫ يا رس‬:‫ قَالُوا‬،‫ب إِ ََل اللَّ ِه ِمن ه ِذهِ ْاْلَيَّ ِام» ي ع ِِن أَيَّام الْع ْش ِر‬ ِ ِ َّ
ُ ‫ َوََل ا ْْل َه‬،‫ول اللَّه‬ َُ َ َ َ َْ َ ْ ُّ ‫َح‬َ ‫الصال ُح ف َيها أ‬
ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِْ ‫ «وََل‬:‫ال‬ ِ
‫ك‬ َ ‫ فَ لَ ْم يَ ْرج ْع م ْن َذل‬،‫ إََِّل َر ُج ٌل َخَر َج بِنَ ْفسه َوَماله‬،‫اد ِِف َسبِ ِيل اللَّه‬ ُ ‫اْل َه‬ َ َ َ‫َسب ِيل اللَّه؟ ق‬
ِ
1 ٍ
»‫بِ َش ْيء‬
Imam Abu Dawud berkata: Usman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada
kami, dia berkata: Waki’ telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Al-
A’masy telah menceritakan kepada kami dari Abu Shalih, Mujahid dan Muslim
al-Bathin dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas berkata: Rasulullah SAW
bersabda: “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu dicintai oleh Allah
daripada hari-hari ini, yaitu al’asyr, mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga
jihad fi sabilillah?, beliau menjawab: tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang
yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali dengan sesuatu
apapun”. (H.R Imam Abu Dawud).

ِ ِ ‫ ع ِن ْاْل‬،‫ عن إِب ر ِاهيم‬،‫ش‬


‫ « َما‬:‫ت‬
ْ َ‫ َع ْن َعائ َشةَ قَال‬،‫َس َود‬
ْ َ َ َ ْ ْ َ ِ ‫ َع ِن ْاْل َْع َم‬،َ‫ َحدَّثَنَا أَبُو َع َوانَة‬،‫َّد‬ ٌ ‫َحدَّثَنَا ُم َسد‬
1
»‫صائِ ًما الْ َع ْشَر قَ ُّط‬ ِ
َ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
ِ َ ‫رأَيت رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ ُ َْ
Artinya: Imam Abu Dawud berkata: Musaddad telah menceritakan kepada kami,
dia berkata: Abu ‘Awanah telah menceritakan kepada kami dari al-A’masy dari
Ibrahim dari Ibrahim dari al-Aswad dari Aisyah dia berkata: Saya tidak pernah
melihat Rasulullah SAW berpuasa pada hari ‘Asyr. (H.R Imam Abu Dawud)

6. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqy dalam Syu’abul

Iman

ِ ِ ٍ ِ ِ ْ ِ‫أَنْبَأَِِن أَبُو َعْب ِد اهلل‬


ُ ِ‫اْلَاف‬
،‫َخبَ َرُه ْم‬ ْ ‫ أ‬،‫اْلَ َس ِن َعل َّي بْ َن ُُمَ َّمد بْ ِن ُعبَ ْيد الْ ُقَرش َّي بِالْ ُكوفَة‬
ْ ‫ إِ َج َازةً أ ََّن أَبَا‬،‫ظ‬
،‫ضَرِم ُّي‬ ِ ْ ‫ حدَّثَنَا َزيْ ُد بْن‬،‫ي‬ ِ ِ
ْ َ‫اش بْ ُن ُع ْقبَةَ ا ْْل‬ُ َّ‫ َحدَّثَنَا َعي‬،‫اْلُبَاب‬ ُ َ ُّ ‫اْلَ َس ُن بْ ُن َعل ِّي بْ ِن َعفَّا َن الْ َعام ِر‬ ْ ‫َحدَّثَنَا‬
‫ َوالْ َف ْج ِر‬:‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫ال رس‬
َ ‫ول اهلل‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ َع ْن َجابِ ٍر‬،‫الزبَ ِْْي‬
ُّ ‫ َع ْن أَِِب‬،‫َح َّدثَِِن َخْي ُر بْ ُن نُ َعْي ٍم‬
‫ (رواه‬.1"،"‫َّح ِر‬ ْ ‫الش ْف ُع يَ ْوُم الن‬
َّ ‫ َو‬،َ‫ َوالْ َوتْ ُر يَ ْوُم َعَرفَة‬،‫َض َحى‬ ْ ‫" الْ َع ْش ُر َع ْش ُر ْاْل‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫َولَيَ ٍال َع ْش ٍر‬
)‫البيهقي‬
Artinya: Abu Abdillah al-Hafidz telah menceritakan kepada saya secara Ijazah
bahwasanya Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ubaid al-Qurasyi di Kufah
telah mengkhabarkan kepada mereka, al-Hasan bin Ali bin Affan al-‘Amiry telah
menceritakan kepada kami, Zaid bin al-Hubbab telah menceritakan kepada kami,
Ayyasy bin Uqbah al-Hadhrami telah menceritakan kepada kami, Khair bin
Nu’aim telah mengkhabarkan kepadaku dari Abi az-Zubair dari Jabir berkata:
Rasulullah SAW bersabda: demi waktu fajar dan malam-malam asyr. Jabir
berkata: asyr di sini adalah asyr adha dan ganjil adalah hari arafah dan genap
adalah hari idul adha.
‫ َحدَّثَنَا‬،‫وسى‬ ِ ِ ْ ‫ َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ٍر ُُمَ َّم ُد بْ ُن أ‬،‫ظ‬
َ ‫ َحدَّثَنَا ب ْش ُر بْ ُن ُم‬،‫َمحَ َد بْ ِن بَالَ َويْه‬ ُ ِ‫اْلَاف‬
ْ ِ‫َحدَّثَنَا أَبُو َعْب ِد اهلل‬
‫ َع ِن ابْ ِن‬،‫ص ٍر‬ ِ‫ص‬
ٍ ‫ي بْ ِن قَ ْي‬ ِ ‫ عن خلِي َفةَ ب ِن ح‬،‫ ع ِن ْاْلَ َغِّر‬،‫ حدَّثَنَا س ْفيا ُن‬،‫خ ََّلد بن ََيَي‬
ْ َ‫ َع ْن أَِِب ن‬،‫س‬ َ ْ َ َْ َ َُ َ َْ ُ ْ ُ َ
‫ " َع ْشٌر‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،]2 :‫ { َولَيَ ٍال َع ْش ٍر} [الفجر‬،" ‫َّها ِر‬ َ ‫ " فَ َج ُر الن‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،]1 :‫ { َوالْ َف ْج ِر} [الفجر‬،‫اس‬ ٍ َّ‫َعب‬
‫ (رواه‬.1" ‫ " لِ ِذي ِح ًجى‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،]5 :‫ك قَ َس ٌم لِ ِذي ِح ْج ٍر} [الفجر‬ ِ
َ ‫ { َه ْل ِِف ذَل‬،" ‫َض َحى‬ ْ ‫ِِف ْاْل‬
)‫البيهقي‬
Artinya: Abu Abdillah al-Hafidz telah menceritakan kepada kami, Abu Bakr
Muhammad bin Ahmad bin Balawaih, Bisyr bin Musa telah menceritakan kepada
kami, Kollad bin Yahya telah menceritakan kepada kami, Sufyan telah
menceritakan kepada kami dari al-Aghar dari Khalifah bin Hashin bin Qais dari
Abi Nashr dari Ibnu Abbas: ]1ِ :‫{ َوا ْل َفجْ رِ} ِ[الفجر‬Ibnu Abbas berkata: Fajar ketika
siang hari dan ِ ،]2ِ:‫{ َو َليَا ٍل ِع َْش ِر ٍ}ِ[الفجر‬ibnu Abbas berkata: sepuluh hari di waktu
َ ‫{هَلْ ِفي ِ َذل‬ibnu Abbas berkata: yaitu yang
adha dan ِ ]5ِ :‫ك ِ َق َسمٌ ِلذي ِحجْ ِر ٍ} ِ[الفجر‬
memiliki hijan.(H.R Imam al-Baihaqy)

ُّ ‫الس ِر‬ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ِ‫َخبَ َرنَا أَبُو َعْب ِد اهلل‬


ُ ِ‫اْلَاف‬
،َ‫ي بْ ُن ُخَزْْيَة‬ َ ‫ص َمةَ بْ ِن إبْ َراه‬
َّ ‫ َحدَّثَنَا‬،‫يم الْ َع ْد ُل‬ ْ ‫يم بْ ُن ع‬ ُ ‫َخبَ َرنَا إبْ َراه‬
ْ ‫ أ‬،‫ظ‬ ْ‫أ‬
‫ َع ِن ابْ ِن‬،‫ َع ْن ِزيَ ِاد بْ ِن أَِِب أ َْو ََف‬،‫ش‬ ٍ ِ
ُ ‫ َحدَّثَنَا ْاْل َْع َم‬،‫ َحدَّثَنَا أَِِب‬،‫ص بْ ِن غيَاث‬ ِ ‫َحدَّثَنَا ُع َم ُر بْ ُن َح ْف‬
،‫َّح ِر‬
ْ ‫الش ْف ُع يَ ْوُم الن‬ ْ ‫ " اللَّيَ ِاِل الَِِّت أَقْ َس َم اهللُ َعَّز َو َج َّل ِبِِ َّن اْل َع ْش ُر ْاْل َُو ُل ِم ْن ِذي‬:‫ال‬
َّ ‫ َو‬،‫اْلِ َّج ِة‬ ٍ َّ‫َعب‬
َ َ‫ ق‬،‫اس‬
)‫ (رواه البيهقي‬.1" ‫اب ِزيَ ِاد بْ ِن أَِِب أ َْو ََف‬ ِ َ‫ت ِِف كِت‬ ُ ‫ " َك َذا َو َج ْد‬." َ‫َواْل َوتْ ُر يَ ْوُم َعَرفَة‬
Artinya: Abu Abdillah al-Hafidz telah mengkhabarkan kepada kami, Ibrahim bin
‘Ismah bin Ibrahim al’Adl telah mengkhabarkan kepada kami, as-Sariy bin
Khuzaimah telah menceritakan kepada kami, Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah
menceritakan kepada kami, Ayahku telah menceritakan kepada kami, al-A’masy
telah menceritakan kepada kami dari Ziyad bin Abu Aufa dari Ibnu Abbas, dia
berkata: “malam-malam yang mana Allah pernah bersumpah dengannya adalah
sepuluh pertama di bulan dzulhijjah, dan as-Syaf’u adalah hari nahr (kurban)
dan al-Watr adalah hari Arafah”. Seperti inilah yang saya temukan di kitab Ziyad
bin Abi Aufa. (H.R. Imam al-Baihaqy).
‫ َحدَّثَنَا أَبُو‬،‫ي‬ ِ ‫اض ٍر الْت رو َغ‬
ُّ ‫بذ‬ ِ ‫ أَخب رنَا أَبو بِ ْش ٍر ُُم َّم ُد بن أ َْمح َد ب ِن ح‬،‫أَخب رنَا أَبو ب ْك ٍر ُُم َّم ُد بن ب ْك ٍر‬
ُُ َ ْ َ ُْ َ ُ ََْ َ ُ ْ َ َ ُ ََْ
ِ ‫اهلل بن ه‬ ِ
ُ‫ َحدَّثَنَا ُزَر َارة‬،‫ف‬ٌ ‫ َحدَّثَنَا َع ْو‬،‫ َحدَّثَنَا ََْي ََي‬،‫اش ٍم‬ َ ُ ْ ‫ َحدَّثَنَا َعْب ُد‬،‫َمحَ َد بْ ِن ُزَه ٍْْي‬ْ ‫اْلَ َس ِن ُُمَ َّم ُد بْ ُن أ‬
ْ
ُ‫الش ْف ُع يَ ْوم‬ ْ ‫ " الْ َع ْش ُر الَِِّت أَقْ َس َم اهللُ ِبِِ َّن لَيَ ِاِل َع َش ِر ِذي‬:‫اس‬
َّ ‫ َو‬،‫اْلِ َّج ِة‬ ٍ َّ‫ال ابْ ُن َعب‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫بْ ُن أ َْو ََف‬
)‫ (رواه البيهقي‬.1" َ‫ َوالْ َوتْ ُر يَ ْوُم َعَرفَة‬،‫الذبْ ِح‬ َّ
Artinya: Abu Bakr Muhammad bin Bakr telah mengkhabarkan kepada kami, Abu
Bisyr Muhammad bin Ahmad bin Hadhir at-Turughabdzy, Abu al-Hasan
Muhammad bin Ahmad bin Zuhair telah menceritakan kepada kami, Abdullah bin
Hasyim telah menceritakan kepada kami, Yahya telah menceritakan kepada kami,
Auf telah menceritakan kepada kami, Zurarah bin Aufa telah menceritakan
kepada kami, dia berkata: Ibnu Abbas berkata: “malam-malam yang mana Allah
pernah bersumpah dengannya adalah sepuluh pertama di bulan dzulhijjah, dan
as-Syaf’u adalah hari nahr (kurban) dan al-Watr adalah hari Arafah”. (H. R.
Imam al-Baihaqy)

ٍ‫ حدَّثَنا ُُم َّم ُد بن مْن ِده‬،‫اْلس ِن ب ِن ي ِز َيد الْ َقزِو ِيِن‬ َ ‫َخبَ َرنَا أَبُو َزَك ِريَّا بْ ُن أَِِب إِ ْس َح‬
َ ُ ْ َ َ َ ُّ ْ َ ْ َ َْ ‫َمحَ ُد بْ ُن‬ ْ ‫َخبَ َرنَا أ‬
ْ ‫ أ‬،‫اق‬ ْ‫أ‬
‫ { َولَيَ ٍال‬:‫وق‬ ٍ ‫ عن مسر‬،‫اق‬ ِ ِ ِ ٍ ْ ‫ َحدَّثَنَا‬،ُّ‫َصبَ َه ِاِن‬
ُ ْ َ ْ َ َ ‫ َع ْن أَِِب إ ْس َح‬،‫يل‬ ُ ‫ َحدَّثَنَا إ ْسَرائ‬،‫ي بْ ُن َح ْفص‬ ُ ْ ‫اْلُ َس‬ ْ ‫ْاْل‬
ُ‫الس ََلم‬َّ ‫وسى َعلَْي ِه‬ َ ‫َض َحى الَِِّت َو َع َد اهللُ َعَّز َو َج َّل ُم‬ْ ‫ " الْ َع ْش ُر َع َش ُر ْاْل‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،]2 :‫َع ْش ٍر} [الفجر‬
)‫ (رواه البيهقي‬1" ]142 :‫اها بِ َع ْش ٍر} [اْلعراف‬ َ َ‫{ َوأَْْتَ ْمن‬
Artinya: Abu Zakariya bin Abi Ishaq telah mengkhabarkan kepada kami, Ahmad
bin al-Hasan bin Yazid al-Qazwini, Muhammad bin Mandah al-Ashbahani telah
menceritakan kepada kami, al-Husain bin Hafsh telah menceritakan kepada kami,
Isra’il telah menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Masruq ِ}ٍ ‫{ َو َليَا ٍل ِع َْش ِر‬
ِ ،]2ِ :‫[الفجر‬dia berkata bahwa ‘asyr adalah sepuluh hari di adha yang dijanjikan
oleh Allah SWT kepada nabi Musa AS dalam surat al-A’raf ayat 142. (H.R. Imam
al-Baihaqy).
ِ ٍ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ‫فَِإنَّها أَيَّام الت‬
‫ف‬
ُ ‫اع‬
َ‫ض‬ َ ُ‫ َوالْ َع َم َل في ِه َّن ي‬،‫ َوإِ َّن صيَ َام يَ ْوم مْن َها يَ ْعد ُل بِصيَ ِام َسنَة‬،‫َّهل ِيل َوالتَّ ْكبِ ِْي َوذ ْك ِر اهلل‬
ْ ُ َ
1 ٍ ِ ِ ِ
" ‫َسْبعمائَة ض ْعف‬
Dalam kitab syu’abul Iman dijelaskan bahwa sesungguhnya asyr adalah hari
tahlil, takbir dan dzikr kepada Allah dan sesungguhnya puasa setiap harinya
seperti puasa selama setahun dan perbuatan pada hari-hari itu akan
dilipatgandakan menjadi 700 kali.

ِ َّ ‫ أخربنا أَبُو َج ْع َف ٍر‬،‫ي بْ ُن بِ ْشرا َن‬ ِ ْ ‫اْلُس‬


‫ك بْ ُن‬ُ ‫ َحدَّثَنَا َمال‬،‫َمحَ ُد بْ ُن ُزَه ٍْْي‬ ْ ‫ َحدَّثَنَا أ‬،‫َّاز‬ُ ‫الرز‬ َ ْ ‫َخبَ َرنَا أَبُو‬ ْ‫أ‬
‫ َع ِن‬،‫ َع ِن ابْ ِن ُع َمَر‬،‫اه ٍد‬ ِ ‫ عن ُُم‬،‫ عن ي ِز َيد ب ِن أَِِب ِزي ٍاد‬،‫ حدَّثَنا مسعود بن سع ٍد‬،‫ي‬
َ َْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ َ ُّ ‫َّهد‬
ِ ‫اعيل الن‬
ْ َ َ‫إِ ْْس‬
ِ
‫ب إِلَْي ِه ِم َن الْ َع َم ِل فِي ِه َّن ِم ْن‬
ُّ ‫َح‬ ِ ِ ٍ ِ
َ ‫ " َما م ْن أَيَّام أ َْعظَ ُم عْن َد اهلل َوََل أ‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫َِّب‬ِّ ِ‫الن‬
)‫ (رواه البيهقي‬1" ‫َّهلِ ِيل‬ ِ ِ ‫ فَأَ ْكثِروا فِي ِه َّن ِمن الت‬،‫ه ِذهِ ْاْلَيَّ ِام الْع ْش ِر‬
ْ ‫ َوالت‬،‫ َوالتَّ ْكبِ ِْي‬،‫َّحميد‬
ْ َ ُ َ َ
Imam telah berkata: Abu al-Husain bin Bisyran telah memberitahu kepada kami,
dia berkata: Abu Ja’far al-Razzaz telah memberitahu kami, dia berkata: Ahmad
bin Zuhair telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Malik bin Isma’il an-
Nahdi telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Mas’ud bin Said telah
menceritakan kepada kami dari Yazid bin Abi Ziyad dari Mujahid dari Ibnu
‘Umar dari Nabi Muhammad SAW bersabda: tidak ada hari yang lebih agung
dan amal lebih dicintai menurut Allah SWT di hari itu selain hari-hari ini (Asyr),
maka perbanyakklah bacaan tahmid, takbir dan tahlil.

ِ ِ‫َمح ُد بن الْول‬
‫يد‬ َ ُ ْ َ ْ ‫ َحدَّثَنَا أ‬،‫ي‬ ِّ ‫َخبَ َرنَا أَبُو َج ْع َف ٍر ُُمَ َّم ُد بْ ُن َع ْم ِرو الْبَ ْخ َِرت‬ْ ‫ أ‬،‫ي بْ ُن بِ ْشرا َن‬ ِ ْ ‫اْلُس‬
َ ْ ‫َخبَ َرنَا أَبُو‬ ْ‫أ‬
ِ ‫ َع ْن ُمسلِ ٍم الْبَ ِط‬،‫ش‬ ٍ ِ‫ أَخب رنَا س ْفيا ُن بن سع‬،‫يد بن هارو َن‬
‫ َع ْن‬،‫ي‬ ْ ِ ‫ َع ِن ْاْل َْع َم‬،‫يد‬ َ ُ ْ َ ُ ََْ ُ َ ُ ْ ُ ‫ َحدَّثَنَا يَِز‬،ُ‫الْ َف َّحام‬
‫ " َما ِم ْن أَيَّ ٍام فِي ِه َّن الْ َع َم ُل‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫َِّب‬ِّ ِ‫ َع ِن الن‬،‫اس‬ ٍ َّ‫ َع ِن ابْ ِن َعب‬،‫يد بْ ِن ُجبَ ٍْْي‬ ِ ِ‫سع‬
َ
:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫اد ِِف َسبِ ِيل اهللِ؟‬ ِْ ‫ول اهللِ وََل‬ ِ ِ ِ ِ َ ْ‫ب إِ ََل اهللِ َعَّز وج َّل وأَف‬
ُ ‫اْل َه‬ َ َ ‫ يَا َر ُس‬:‫يل‬ َ ‫ ق‬،" ‫ض ُل م ْن أَيَّام الْ َع ْشر‬ َ ََ ُّ ‫َح‬
َ‫أ‬
‫ك بِ َش ْي ٍء‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
َ ‫اه َد ِِف َسبِ ِيل اهلل ِِبَاله َونَ ْفسه فَلَ ْم يَ ْرج ْع م ْن ذَل‬
ِ
َ ‫ إََِّل َر ُج ٌل َج‬،" ‫اد ِِف َسبِ ِيل اهلل‬
ِ
ُ ‫" َوََل ا ْْل َه‬
ِ ِ ِ ِ ِ ْ ‫اْلمام أ‬
ُ‫َخَر َجه‬ ْ ‫ك الْ َو ْجه أ‬ َ ‫ َوم ْن ذَل‬،" ‫ش‬ ِ ‫ َع ِن ْاْل َْع َم‬،ُ‫ك َرَواهُ ُش ْعبَة‬ َ ‫ " َوَك َذل‬:ُ‫َمحَ ُد َرمحَهُ اهلل‬ ُ َ ِْ ‫ال‬ َ َ‫ ق‬."
‫ " فَأَ ْكثُِروا‬:‫صًرا َغْي َر أَنَّهُ َز َاد‬ َ َ‫اس ُمُْت‬ ٍ َّ‫ َع ِن ابْ ِن َعب‬،‫اه ٍد‬ ِ ‫ ورِّوينا ِِف ذَلِك عن ُُم‬،‫يح‬
َ َْ َ َ ُ َ ِ ‫الص ِح‬ َّ ‫ي ِِف‬ ُّ ‫الْبُ َخا ِر‬
ِ ‫اب الدَّعو‬ ِ َ‫ " وُهو م ْذ ُكور ِِف كِت‬." ‫يح‬ ِ ِ‫َّسب‬ ِ ِ ِ ‫ والت‬،‫فِي ِه َّن ِمن التَّهلِ ِيل‬
‫ (رواه‬1" ‫ات‬ ََ ٌ َ َ َ ْ ‫ َوالتَّ ْكب ِْي َوالت‬،‫َّحميد‬ ْ َ ْ َ
)‫البيهقي‬
Artinya: Abu al-Husain bin Bisyran telah memberitahu kami, dia berkata: Abu
Ja’far Muhammad bin ‘Amr al-Bakhtary telah memberitahu kami, dia berkata:
Ahmad bin Walid al-Fajjam telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazid
bin Harun telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Sufyan bin Sa’id telah
memberitahu kepada kami dari al-A’masy dari Muslim al-Bathin dari Sa’id bin
Jubair dari Ibnu ‘Abbad dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada hari
dimana amal shalih pada saat itu dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu
al’asyr, mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?, beliau
menjawab: tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa
dan hartanya kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”.Imam Ahmad
Rohimahullah berkata: dan begitu juga Syu’bah meriwayatkannya dari A’masy.
Dan dari jalur lain diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahihnya. Dan
diriwayatkan kepada kami tentang hal itu dari Mujahid dari Ibnu ‘Abbas secara
ringkas hanya saja beliau menambahkan: perbanyaklah dalam hari-hari itu
ucapan tahlil, tahmid, takbir dan tasbih. Hal ini terdapat di kitab ad-da’awaat.

‫اس بْ ُن‬ ُ َّ‫ َحدَّثَنَا الْ َعب‬،‫َص ُّم‬ َ ‫اس ْاْل‬ ِ َّ‫ َحدَّثَنَا أَبُو الْ َعب‬:‫ قَ َاَل‬،‫وسى‬ َ ‫ َوُُمَ َّم ُد بْ ُن ُم‬،‫ظ‬ ْ ِ‫َخبَ َرنَا أَبُو َعْب ِد اهلل‬
ُ ِ‫اْلَاف‬ ْ‫أ‬
‫ " بَلَغَِِن أ ََّن الْ َع َم َل ِِف الْيَ ْوِم ِم ْن أَيَّ ِام الْ َع ْش ِر َك َق ْد ِر‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫اع ُّي‬ ِ ‫ حدَّثَنَا ْاْلَوز‬،‫ أَخب رِِن أَِِب‬،‫يد ب ِن مزي َد‬
َْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ‫الْ َول‬
ِِ
ِ ‫ال ْاْلَوز‬ ٍ ِ ٍ
‫ َح َّدثَِِن‬:‫اع ُّي‬ َ ْ َ َ‫ ق‬." ‫ص ُام ُرٌؤ بِ َش َه َادة‬ َّ َ‫س لَْي لُ َها إََِّل أَ ْن ُيُْت‬ُ ‫ام نَ َه ُارَها َوَُْيَر‬
ُ‫ص‬ َ ُ‫ ي‬،‫َغ ْزَوة ِِف َسبِ ِيل اهلل‬
)‫ (رواه البيهقي‬1‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ٍ ِ ٍ ‫يث رجل ِمن قُري‬ ِ ِ ْ ‫ِِب َذا‬
َ ‫َِّب‬ِّ ِ‫ َع ِن الن‬،‫ش م ْن بَِِن َُْم ُزوم‬ َْ ْ ٌ ُ َ ‫اْلَد‬ َ
Abu ‘Abdillah AL-Hafidz dan Muhammad Bin Musa telah mengkabarkan kepada
kami, mereka berkata: Abu al-‘Abbas al-Ashamm telah menceritakan kepada
kami, dia berkata: al-‘Abbas bin al-Walid bin Mazyadd telah menceritakan
kepada kami, dia berkata: Ayahku telah memberitahu kepadaku, dia berkata: al-
Auza’i telah menceritakan kepada kami, dia berkata: telah sampai kepadaku
bahwa perbuatan di suatu hari dari hari-hari sepuluh (asyr) itu seperti perang di
jalan Allah SWT, puasa di siang hari dan terjaga malamnya (untuk beribadah)
kecuali seseorang dikhususkan dengan persaksian. Al-Auza’i berkata: seorang
laki-laki (rojulun) dari bani Makhzum telah menceritakan kepadaku hadis ini dari
Nabi Muhammad SAW.

ٍِ ٍ
‫صلَّى‬ ِّ ِ‫ َع ِن الن‬،‫ َع ِن ابْ ِن ُع َمَر‬،‫ َع ْن ُُمَاهد‬،‫يد بْ ُن أَِِب ِزيَاد‬
َ ‫َِّب‬ ُ ‫ َحدَّثَنَا يَِز‬،َ‫ َحدَّثَنَا أَبُو َع َوانَة‬،‫َحدَّثَنَا َعفَّا ُن‬
‫ب إِلَْي ِه ِم َن الْ َع َم ِل فِي ِه َّن ِم ْن َه ِذهِ ْاْلَيَّ ِام‬
ُّ ‫ َوََل أَ َح‬،ِ‫ " َما ِم ْن أَيَّ ٍام أ َْعظَ ُم ِعْن َد اهلل‬:‫ال‬ َ َ‫اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
) ‫ (رواه‬1." ‫يد‬ ِ ‫ والتَّح ِم‬،‫ والتَّ ْكبِ ِْي‬،‫ فَأَ ْكثِروا فِي ِه َّن ِمن التَّهلِ ِيل‬،‫الْع ْش ِر‬
ْ َ َ ْ َ ُ َ
Affan telah menceritakan kepada kami, Abu Awwanah telah menceritakan kepada
kami, Yazid bin Abi Ziyad telah menceritakan kepada kami dari Mujahid dari
Ibnu Umar dari Nabi Muhammad SAW, dia berkata: tidak ada hari-hari yang
lebih agung dan dicintai menurut Allah SAW dari amalan yang dilakukan pada
hari-hari ‘asyr, maka perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid di dalamnya.

7. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqy dalam Kitab

Fadhoiul Auqat

ِ‫ حدَّثَنَا عب ُد اهلل‬،‫ظ‬ ِ ْ ‫ حدَّثَنا أَبو علِي ا ْْلسي بن علِي ب ِن ي ِز َيد‬،‫ظ‬ ِ ِ ِ


َْ َ ُ ‫اْلَاف‬ َ ْ ِّ َ ُ ْ ُ ْ َ ُ ٍّ َ ُ َ َ ُ ‫َخبَ َرنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن َعْبد اهلل ا ْْلَاف‬ ْ‫أ‬
،‫الرْملِ ُّي‬ ِ ِ ِ‫ حدَّثَنا اْلعبَّاس بن اْلول‬،‫ي‬
ُّ ‫يد ْاْل َْزِد‬ ِ ٍ ِ
َّ ‫يسى‬ َ ‫ َحدَّثَنَا ََْي ََي بْ ُن ع‬،‫ي‬ َ ُ ْ ُ َ َ َ ُّ ‫بْ ُن ُُمَ َّمد بْ ِن َوْهب الدَّيْنُور‬
ٍ َّ‫ َع ِن ابْ ِن َعب‬،‫يد بْ ِن ُجبَ ٍْْي‬ ِ ِ‫ عن سع‬،‫ت‬ ٍِ ِّ ‫ َع ْن َع ِد‬،‫وب اْلبَ َجلِ ُّي‬
‫ال‬َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫اس‬ َ ْ َ ‫ي بْ ِن ثَاب‬ َ ُّ‫َحدَّثَنَا ََْي ََي بْ ُن أَي‬
‫ب إِ ََل اهللِ َعَّز‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ُ ‫رس‬
َ ‫ض ُل عْن َد اهلل َوََل اْل َع َم ُل في ِه َّن أ‬
ُّ ‫َح‬ َ ‫ " َما م ْن أَيَّ ٍام أَْف‬:‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ول اهلل‬ َُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ‫ فَأَ ْكث ُروا في ِه َّن م َن الت‬،‫َو َج َّل م ْن َهذه ْاْلَيَّ ِام اْل َع ْش ِر‬
1 ِِ
)‫ (رواه البيهقي‬.‫َّهل ِيل َوالتَّ ْكبْي‬
Muhammad bin Abdullah al-Hafidz telah menceritakan kepada kami, dia berkata:
Abu ‘Ali al-husain bin Ali bin Yazid al-Hafidz telah menceritakan kepada kami,
dia berkata: Abdullah bin Muhammad bin Wahb ad-Daynuri telah menceritakan
kepada kami, dia berkata: al-‘Abbas bin Walid al-Azdy telah menceritakan
kepada kami, dia berkata: Yahya bin Isa al-Ramly telah menceritakan kepada
kami, dia berkata: Yahya bin Ayub al-Bajaly telah menceritakan kepada kami
dari ‘Ady bin Tsabit dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas RA berkata:
Rasulullah SAW bersabda: tidak ada hari yang utama menurut Allah dan
perbuatan yang disukai Allah SWT kecuali hari-hari ini (ayyam al-‘asyr). Maka
perbanyakklah tahlil dan takbir di hari-hari itu.

‫ َحدَّثَنَا َعْب ُد اللَّ ِه بْ ُن‬،‫ظ‬ُ ِ‫ي بْ ُن َعلِ ٍّي ا ْْلَاف‬ ِ


ُ ْ ‫َخبَ َرنَا أَبُو َعل ٍّي ا ْْلُ َس‬ ُ ِ‫َخبَ َرنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن َعْب ِد اللَّ ِه ا ْْلَاف‬
ْ ‫ أ‬،‫ظ‬ ْ‫أ‬
‫ َحدَّثَنَا‬،‫يسى ا َّلرْملِ ُّي‬ ِ ِ َّ ‫يد‬ ِ ِ‫ حدَّثَنا الْعبَّاس بن الْول‬،‫ي‬ ِ ٍ ِ
َ ‫ َحدَّثَنَا ََْي ََي بْ ُن ع‬،‫الرْمل ُّي‬ َ ُ ْ ُ َ َ َ ُّ ‫ُُمَ َّمد بْ ِن َوْهب الدَّيْنَ َور‬
ٍ َّ‫ َع ِن ابْ ِن َعب‬،‫يد بْ ِن ُجبَ ٍْْي‬ ِ ِ‫ عن سع‬،‫ت‬ ٍِ ِّ ‫ َع ْن َع ِد‬،‫وب الْبَ َجلِ ُّي‬
‫ول‬
ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫اس‬ َ ْ َ ‫ي بْ ِن ثَاب‬ َ ُّ‫ََْي ََي بْ ُن أَي‬
‫ب إِ ََل اللَّ ِه َعَّز َو َج َّل ِم ْن‬ ِ ِ ِ ْ‫ «ما ِمن أَيَّ ٍام أَف‬:‫اللَّ ِه صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم‬
َ ‫ َوََل الْ َع َم ُل في ِه َّن أ‬،‫ض ُل عْن َد اللَّه‬
ُّ ‫َح‬ َ ْ َ َ ََ َْ ُ َ
‫ َوإِ َّن‬،‫َّهلِ ِيل َوالتَّ ْكبِ ِْي َوِذ ْك ِر اللَّ ِه‬
ْ ‫ام الت‬
ِ ‫ فَأَ ْكثِروا فِي ِه َّن ِمن الت‬،‫ه ِذهِ ْاْلَيَّ ِام الْع ْش ِر‬
ُ َّ‫ فَِإن ََّها أَي‬،‫َّهل ِيل َوالتَّ ْكبِ ِْي‬
ْ َ ُ َ َ
1 ٍ ِ ِ ِ
َّ ‫ف ِس‬ ِ ٍ ِ ِ ِ ٍ ِ
)‫ت مائَة ض ْعف» (رواه البيهقي‬ ُ ‫اع‬َ‫ض‬ َ ُ‫ َوالْ َع َم ُل في ِه َّن ي‬،‫صيَ َام يَ ْوم مْن َها يَ ْعد ُل صيَ َام َسنَة‬
Muhammad bin ‘Abdullah al-Hafidz telah menceritakan kepada kami, dia
berkata: Abu ‘Ali al-Husain telah menceritakan kepada kami, dia berkata;
Abdullah bin Muhammad bin Wahb ad-Dainury telah menceritakan kepada kami,
dia berkata: al-‘Abbas bin al-Walid al-Ramly telh menceritakan kepada kami, dia
berkata Yahya bin ‘Isa al-Ramly telah menceritakan kepada kami, dia berkata:
Yahya bin Ayyub al-Bajaly telah menceritakan kepada kami dri ‘Ady bin Tsabit
dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas berkata: Rasulullah SAW bersabda: tidak
ada hari yang lebih agung dan amal lebih dicintai menurut Allah SWT di hari itu
selain hari-hari ini (Asyr), maka perbanyakklah bacaan tahlil dan takbir karena
sesungguhnya hari itu adalah hari-hari untuk tahlil, takbir dan dzikir kepada
Allah SWT. Dan sesungguhnya puasa satu hari di hari itu sepadan dengan puasa
setahun dan perbuatan di hari-hari itu akan dilipatgandakan menjadi 600 kali.

‫يم‬ ِ ِ ُّ ‫يل الْ َقا ِر‬ ِ ِ ِ ِ َ ‫ حدَّثَنا أَبو إِسح‬،‫ظ‬ ِ ْ ِ‫أَخب رنَا أَبو عب ِد اهلل‬
َ ‫ َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن إبْ َراه‬،‫ي‬ َ ‫يم بْ ُن إ ْْسَاع‬ ُ ‫اق إبْ َراه‬ َ ْ ُ َ َ ُ ‫اْلَاف‬ َْ ُ َ َ ْ
‫يم بْ ُن‬ ِ ِ ٍ ِ ِ َّ ‫يد بن أَِِب عثْما َن‬ ِِ ُّ ‫اْل َعْب ِد‬
ُ ‫ َحدَّثَنَا إبْ َراه‬،‫َخبَ َرنَا أَبُو َع ْمرو بْ ُن َمطَر‬ ْ ‫ أ‬،‫الزاه ُد‬ َ ُ ُ ْ ‫َخبَ َرنَا أَبُو َسع‬ ْ ‫ ح َوأ‬،‫ي‬
‫ َحدَّثَنَا‬،‫اص ٍل‬ ِ ‫ حدَّثَنَا مسعود بن و‬،‫ي‬
َ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ ُّ ‫الر ْمحَ ِن اْل َعْن َرب‬
ِ َّ ‫ َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن َعْب ِد‬:‫ قَ َاَل‬،ُّ‫اهلسْن َج ِاِن‬
ِّ ‫ف‬ َ ‫وس‬ُ ُ‫ي‬
ِ ُ ‫ال رس‬ ِ ِ‫ عن سع‬،‫ عن قَتاد َة‬،‫َّهاس بن قَ ه ٍم‬
ِ ِّ‫يد بْ ِن اْلمسي‬
ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫ول اهلل‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ َع ْن أَِِب ُهَريْ َرَة‬،‫ب‬ َُ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َّ ‫الن‬
‫ب إِ ََل اهللِ أَ ْن يُتَ َعبَّ َد لَهُ فِ َيها ِم ْن أَيَّ ِام اْل َع ْش ِر يَ ْع ِد ُل ِصيَ َام‬ ِ ِ ٍ ِ ِ
َ ‫ " َما م ْن أَيَّام م ْن أَيَّام الدُّنْيَا أ‬:‫َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
ُّ ‫َح‬
ِ ِ‫ُك َّل ي وٍم ِمْن ها ب‬
)‫ (رواه البيهقي‬.1" ‫ َوقِيَ َام ُك َّل لَْي لَ ٍة بِِقيَ ِام لَْي لَ ِة اْل َق ْد ِر‬،‫صيَ ِام َسنَ ٍة‬ َ َْ
Abu Abdillah al-Hafidz telah mengkhabarkan kepada kami, Abu Ishaq Ibrahim
bin Isma’il al-Qari telah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ibrahim al-
‘Abdy telah menceritakan kepada kami (at-Tahwil) dan Abu Sa’id bin Abi Utsman
az-Zahid telah mengkhabarkan kepada kami, Abu ‘Amr bin Mathor telah
menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf telah menceritakan kepada kami
dan mereka berkata: Muhammad bin Abdurrahman telah menceritakan kepada
kami, Mas’ud bin Washil telah menceritakan kepada kami, an-Nahhas bin Qahm
telah menceritakan kepada kami dari Qatadah dari Sa’id bin Musayyab dari Abu
Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: tidak ada hari-hari dari hari-hari
di dunia yang lebih disukai oleh Allah SWT untuk beribadah di dalamnya
daripada hari-hari asyr yang puasa sehari seperti puasa setahun dan qiyam
(bangun untuk shalat dan ibadah lainnya) setiap malamnya seperti qiyam pada
malam lailatul qadr. (H.R Imam al-Baihaqy)

8. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam at-Thahawi dalam Musykilul


Atsar

‫ود بْ ُن‬
ُ ‫ َحدَّثَنَا َم ْس ُع‬:‫ال‬ َ َ‫ َحدَّثَنَا أَبُو َغ َّسا َن ق‬:‫ال‬ َ َ‫ي ق‬ ُّ ‫ي الْبَا َغْن ِد‬
ُّ ‫َوَما قَ ْد َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن ُسلَْي َما َن ْاْل َْزِد‬
‫ " َما ِم ْن‬:‫ال‬ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ٍِ ٍ ٍ
َ ‫َِّب‬ ِّ ِ‫ َع ِن ابْ ِن ُع َمَر َع ِن الن‬،‫ َع ْن ُُمَاهد‬،‫ َع ْن يَِز َيد بْ ِن أَِِب ِزيَاد‬،‫َس ْعد‬
‫ب إِلَْي ِه فِي ِه َّن الْ َع َم ُل ِم ْن َه ِذهِ ْاْلَيَّ ِام أَيَّ ِام الْ َع ْش ِر؛ فَأَ ْكثُِروا فِي ِه َّن ِم َن‬ َّ ‫َح‬ ِ ِ
َ ‫ض َل عْن َد اهلل َوََل أ‬ َ ْ‫أَيَّ ٍام أَف‬
1 ِ
" ‫َّهلِ ِيل َوالتَّ ْكب ِْي‬ ِ ِ ‫الت‬
ْ ‫َّحميد َوالت‬ ْ
Muhammad bin Sulaiman al-Azdy al-Baghondy telah menceritakan kepada kami,
dia berkata: Abu Ghassan telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Mas’ud
bin Sa’id telah menceritakan kepada kami dari Yazid bin Abu Ziyad dari Mujahid
dari Ibnu ‘Umar dari Nabi Muhammad SAW bersabda: tidak ada hari yang lebih
agung dan amal lebih dicintai menurut Allah SWT di hari itu selain hari-hari ini
(Asyr), maka perbanyakklah bacaan tahmid, takbir dan tahlil.

:‫ال‬ َ َ‫ َحدَّثَنَا ُزَهْي ُر بْ ُن ُم َعا ِويَةَ ق‬:‫ال‬َ َ‫ َحدَّثَنَا أَبُو َغ َّسا َن ق‬:‫ال‬ َ َ‫ضا ق‬ ً ْ‫َوَما قَ ْد َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن ُسلَْي َما َن أَي‬
:‫ال‬ َ َ‫ َع ْن َعْب ِد اهللِ بْ ِن َع ْم ٍرو َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما ق‬،ُ‫ َع ْن َعْب ِد اهللِ بْ ِن بَابَاه‬،‫اج ٍر‬ ِ ‫حدَّثَنا إِب ر ِاهيم بن مه‬
َ ُ ُ ْ ُ َْ َ َ
‫ض َل فِي ِه َّن اْل َع َم ُل‬ ِ
َ ‫ " َما م ْن أَيَّ ٍام أَْف‬:‫ال‬َ ‫ فَ َق‬, ‫ال‬ َ ‫ت ْاْل َْع َم‬ ِ
ُ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم فَ َذ َك ْر‬
َ ‫َِّب‬
ِ ‫ُكْن‬
ِّ ِ‫ت عْن َد الن‬ ُ
َّ ‫اد إََِّل أَ ْن ُيَُْر َج‬
‫الر ُج ُل‬ ِ َ َ‫ َوق‬, ُ‫اد؟ فَأَ ْكبَ َره‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ يَا َر ُس‬:‫ِم ْن َهذه اْل َع ْش ِر " قَالُوا‬
ُ ‫ " َوََل ا ْْل َه‬:‫ال‬ ُ ‫ َوََل ا ْْل َه‬, ‫ول اهلل‬
1 ِِ ِِ
" ‫ ُُثَّ تَ ُكو ُن ُم ْه َجةُ نَ ْفسه فيه‬, ِ‫بِنَ ْف ِس ِه َوَمالِِه ِِف َسبِ ِيل اهلل‬
Muhammad bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Abu
Ghassan telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Zuhair bin Umaiyah
menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibrahim bin Muhajir telah menceritakan
kepada kami dari Abdullah bin Babah dari Abdullah bin Amr RA, dia berkata:
Saya bersama Rasulullah SAW kemudian saya menyebutkan amalan-amalan
(al’a’mal). Kemudian beliau berkata: tidak ada amalan-amalan yang lebih utama
daripada yang dilaksanakan di hari-hari ini (al-‘Asyr), para sahabat bertanya:
wahai rasulullah SAW, tidaklah jihad? Bukanlah lebih besar dari itu (al-‘asyr),
dan beliau menjawab: dan tidakpun jihad kecuali seorang laki-laki keluar untuk
berjihad dengan diri dan hartanya di jalan Allah. Kemudian dia gugur.

ُ ‫َصبَ ُغ بْ ُن َزيْ ٍد الْ َوَّر‬


‫اق‬ ْ ‫ َحدَّثَنَا أ‬:‫ال‬ َ َ‫يد بْ ُن َه ُارو َن ق‬ َ َ‫فَ َذ َكَر َما قَ ْد َحدَّثَنَا َعلِ ُّي بْ ُن َشْيبَةَ ق‬
ُ ‫ َحدَّثَنَا يَِز‬:‫ال‬
ِ
ِّ ِ‫ َع ِن الن‬،‫اس‬
‫َِّب‬ ٍ َّ‫ َع ِن ابْ ِن َعب‬،‫ث‬ ُ ‫ َع ْن َسعِيد بْ ِن ُجبَ ٍْْي أَنَّهُ َكا َن َُيَ ِّد‬،‫وب‬ ِ
َ ُّ‫ َحدَّثَنَا الْ َقاس ُم بْ ُن أَِِب أَي‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬
‫ " َما ِم ْن َع َم ٍل أ َْزَكى ِعْن َد اهللِ َعَّز َو َج َّل َوََل أ َْعظَ َم َمْن ِزلَةً ِم ْن َخ ِْْي َع َم ٍل‬:‫ال‬ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ ق‬
َ
‫ " َوََل‬:‫ال‬ َ َ‫اه َد ِِف َسبِ ِيل اهللِ بِنَ ْف ِس ِه َوَمالِِه ق‬َ ‫ َوََل َم ْن َج‬, ‫ول اهلل‬
ِ َ ‫ يا رس‬:‫َضحى " قِيل‬
َُ َ َ
ِ
َ ْ ‫ِِف الْ َع ْش ِر م َن ْاْل‬
.1" ‫اه َد ِِف َسبِ ِيل اهللِ بِنَ ْف ِس ِه َوَمالِِه إََِّل َم ْن ََلْ يَ ْرِج ْع بِنَ ْف ِس ِه َوَمالِِه‬ َ ‫َم ْن َج‬
Dan disebutkan bahwa Ali telah menceritakan kepada kami, Yazid telah
menceritakan kepada kami, dia berkata: Asbagh bin Zaid al-Warraq telah
menceritakan kepada kami, dia berkata: al-Qasim bin Abu Ayyub telah
menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Jubair bahwasanya dia telah
menceritakan dari Ibnu ‘Abbas dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau
bersabda: tidak ada amalan yang lebih dibersihkan dan diangungkan derajatnya
untuk melakukan perbuatan baik daripada hari asyr adha, dikatakan: wahai
Rasulullah SAW dan tidak pula orang yang berjihad di jalan Allah SWT dengan
jiwa dan hartanya? Rasulullah SAW menjawab: “dan tidak pula orang yang jihad
di jalan Allah SWT dengan jiwa dan hartanya kecuali orang yang tidak kembali
lagi dengan jiwa dan hartanya (gugur/syahid).

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa amalan-amalan yang

dilaksanakan di hari-hari al-‘Asyr (10 hari pertama di bulan dzulhijjah)


merupakan amalan yang sangat disukai oleh Allah dan dianggap mulia serta

mendapat posisi yang lebih baik dari jihad. Dianggap sepadan dengan jihad

jikalau seseorang laki-laki yang berjihad dengan harta dan dirinya sehingga dia

gugur dalam peperangan.

Hadis tentang keutamaan al-‘Asyr di atas terdapat di beberapa kitab hadis

diantaranya: Shahih al-Bukari, Sunan Ibnu Majah, Sunan Abu Dawud, Sunan at-

Tirmidzi, Syu’abul Iman dan lainnya.

Namun mengenai amalan di sini tidak dijelaskan secara terperinci, namun

terdapat beberapa keterangan yang menyebutkan bahwa hari-hari al’Asyr ini

merupakan hari untuk banyak melakukan ibadah dimulai dari memperbanyak

dzikir (berupa tahlil, takbir, tahmid), memperbanyak sholat dan amalan-amalan

baik lainnya seperti membaca Al-Qur’an sedekah dan sebagainya.

Untuk mengenai puasa yang dilakukan di hari-hari al-‘Asyr ini terhitung

dari tanggal 1-9 Dzulhijjah karena tanggal 10 bertepatan dengan hari raya idul

adha. Sedangkan tanggal 8 dzulhijjah bisa disebut dengan yaumut tarwiyah atau

lebih terkenal dengan puasa tarwiyah. Sedangkan tanggal 9 dzulhijjah disebut

sebagai yaumu ‘Arafah atau lebih dikenal dengan puasa ‘Arafah bagi yang

melaksanakannya. Secara garis besar tarwiyah dan ‘arafah adalah masih termasuk

dalam hari-hari ‘Asyr jadi tidak salah jika dalil yang digunakan dalam puasa

tarwiyah adalah mengikuti puasa al’Asyr. Kendati demikian terdapat sebuah hadis

bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah melaksanakan puasa al-Asyr, berikut

hadisnya:
ِ ِ ‫ ع ِن ْاْل‬،‫ عن إِب ر ِاهيم‬،‫ش‬
‫ « َما‬:‫ت‬
ْ َ‫ َع ْن َعائ َشةَ قَال‬،‫َس َود‬
ْ َ َ َ ْ ْ َ ِ ‫ َع ِن ْاْل َْع َم‬،َ‫ َحدَّثَنَا أَبُو َع َوانَة‬،‫َّد‬ ٌ ‫َحدَّثَنَا ُم َسد‬
1
»‫صائِ ًما الْ َع ْشَر قَ ُّط‬ ِ
َ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
ِ َ ‫رأَيت رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ ُ َْ
Imam Abu Dawud berkata: Musaddad telah menceritakan kepada kami, dia
berkata: Abu ‘Awanah telah menceritakan kepada kami dari al-A’masy dari
Ibrahim dari Ibrahim dari al-Aswad dari Aisyah dia berkata: Saya tidak pernah
melihat Rasulullah SAW berpuasa pada hari ‘Asyr.

Terdapat suatu hadis yang secara dhahir ada kontradiksi yaitu mengenai

puasa asyr. Karena dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Abu Dawud,

at-Tirmidzi dan Ibnu Majah menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda Allah SWT

sangat menyukai amalan-amalan yang dilakukan di hari-hari asyr kemudian dalam

beberapa syarah hadis disebutkan bahwa perbuatan baik ini termasuk di antaranya

puasa. Namun di hadis lain yang diriwayatkan oleh Aisyah RA bahwasanya dia

tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa al-asyr kemudian hal ini

ditakwilkan oleh Imam an-Nawawi dalam kitab al-Minhaj bahwa bisa jadi nabi

Muhammad SAW tidak berpuasa itu dikarenakan karena sakit atau berperang atau

sebab yang lainnya. Yang jelas hal ini tidak bisa dijadikan alasan dimakruhkannya

puasa asyr karena terdapat sebuah hadis lain yang menyatakan bahwa nabi SAW

sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan puasa hari ‘Arafah (9 dzulhijjah)

wallahu a’lam. 1

Hal ini menunjukkan bahwa puasa di hari-hari ‘Asyr tidak seperti puasa

ramadhan yang diwajibkan. (Wallahu A’lam).

Pemahaman hadis adalah bahwa Aisyah tidak melihat Rasulullah SAW

berpuasa dan itu tidak berarti beliau tidak melakukannya. Sebab beliau
bersamanya sehari dalam sembilan hari dan selebihnya bersama istri-istrinya yang

lain. atau mungkin Rasulullah SAW kadang berpuasa beberapa hari, kadang

berpuasa semua hari dan kadang pula tidak berpuasa sama sekali karena ada

halangan seperti dalam perjalanan sakit atau lainnya.

Adapun puasa sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah masih menjadi

perbedaan pendapat. Aisyah mengatakan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah

berpuasa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” Hadis ini diriwayatkan

oleh Muslim. Sementara Hafshah mengatakan, “ada empat hal yang tidak pernah

ditinggalkan Nabi Muhamad SAW yaitu puasa hari Asyura, puasa sepuluh hari

pertama Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan dan dua rakaat sunnah fajar”.

Hadis ini disebutkan oleh Imam Ahmad.

Imam Ahmad menyebutkan juga dari sebagian istri Nabi SAW bahw

Rasulullah SAW bahwa, “Rasulullah SAW berpuasa sembilan hari bulan

Dzulhijjah, Hari Asyura, tiga hari setiap bulan atau hari senin setiap bulan dan

hari kamis, dan lafadz lain, dua hari kamis.

Menurut Usamah Abdul Aziz ini adalah catatan penting yang

dikemukakan Ibnul Qayyim yaitu tentang keshahihan dalil jika ingin

menggabungkan semua dalil. Sebab penggabungan tersebut tidk dapat dilakukan

kecuali semua dalil memiliki derajat yang sama. Sementara bila salah satu dari

kedua dalil lemah, maka tidak mungkin dikompromikan antara yang shahih

dengan yang lemah. Maka yang shahihlah yang harus diamalkan dan yang lemah

ditinggalkan.
Dengan demikian maka yang benar (yang shahih) dalam masalah ini

adalah hadis riwayat Aisyah bahwa Nabi SAW tidak pernah melakukan puasa

sepuluh hari Bulan Dzulhijjah.

Namun demikian ada sebuah problem yang muncul, yaitu bagaimana

puasa sepuluh hari ini disunnahkan sementara Nabi SAW tidak pernah

melakukannya?

Berikut jawaban yang dikemukakan oleh para Ulama:

Jawaban Imam an-Nawawi: ulama mengatakan, hadis ini mengindikasikan

makruhnya puasa sepuluh hari dan yang dimaksud dengan sepuluh hari adalah

sembilan hari pertama Bulan Dzulhijjah”. Mereka mengatakan, “ini adalah hadis

yang perlu ditakwilkan bahwa puasa sepuluh hari ini dimakruhkan bahkan sangat

disunnahkan utamanya tanggal sembilan yakni hari Arafah.” Hadis-hadis

keutamaannya telah dikemukakan dan di dalam Shahih al-Bukhari disebutkan

bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‫ماِمنِأيامِالعملِالصالحِفيهاِأفضلِمنهِفيِهذه‬
“tidak ada hari-hari yang beramal shalih pada hari itu lebih baik
daripada yang dilakukan pada hari-hari ini’ yakni sepuluh hari pertama bulan
dzulhijjah.

Maka hadis yang berbunyi, Rasulullah SAW tidak melakukan puasa

sepuluh hari.” Adalah tidak melakukannya karena ada halangan seperti sakit atau

dalam perjalanan atau lainnya. Atau ditakwilkan (ditafsirkan) bahwa Aisyah tidak

pernah melihat Rasulullah berpuasa dan itu tidak berarti beliau tidak

melakukannya (hanya Aisyah tidak mengetahuinya).


Jawaban Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari: hadis ini menjadi dalil keutamaan

puasa sepuluh hari pertama dalam Bulan Dzulhijjah karena puasa termasuk amal

shalih. Namun hadis ini menjadi sulit dimengerti karena puasa pada hari raya

diharamkan. Jawabannya adalah bahwa itu dipahami secara global. Hadis ini juga

tidak dapat dibantah dengan hadis riwayat Abu Dawud dan lainnya dari Aisyah

yang mengatakan, “saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa

sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah”. Sebab mungkin Rasulullah SAW

memang sengaja tidak melakukannya khawatir akan diwajibkan atas umatnya

sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah

juga.

Jawaban ath-Thahawi dalam Musykilul Atsar: bisa saja Rasulullah SAW

tidak melakukan puasa pada sepuluh hari itu seperti dilakukan Aisyah karena jika

beliau puasa, beliau akan merasa lemah untuk melakukan amal yang lebih agung

kedudukannya dan lebih utama dari puasa, yaitu shalat, berdzikir kepada Allah

SWT dan membaca Al-Qur’an. Hal itu sebagaimana yang diriwayatkan dari

Abdullah bin Mas’ud yang memilih ibadah yang sesuai dengan dirinya.

Ibrahim bin Marzuq menceritakan kepada kami bahwa ia berkata, Ruh bin

Ubadah dan Wahb bin Jarir menceritakan kepada kami. Mereka berkata, Syu’bah

menceritakan kepada kami dari Abi Ishaq dari Abdurrahman bin Yazid bahwa

Abdullah bin Abbas hamper tidak melakukan puasa. Bila puassa dia hanya

berpuasa tiga hari setiap bulan dan dia berkata, “jika aku puasa aku merasa tidak

mampu melakukan shalat, sedang shalat lebih aku sukai dari puasa”.
Dengan demikian apa yang dikatakan Aisyah RA bahwasanya Rasulullah

SAW tidak pernah melakukan puasa pada hari-hari tersebut karena beliau sibuk

dengan ibadah yang lebih utama dari puasa. Walaupun puasa sendiri pada hari itu

memiliki keutamaan besar sebagaimana riwayat yang telah kami kemukakan.

Kemudian tidak mengapa orang yang ingin melakukan puasa pada hari-hari itu,

apalagi bagi yang mampu menggabungkan antara puasa dan amal ibadah yang

lain dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hanya kepada Allah

kami memohon taufiq.1

Setiap muslim disunnahkan melaksanakan puasa pada 9 hari pertama di

bulan dzulhijjah, hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas

bahwa Rasulullah SAW bersabda:

ِ َ‫ إََِّل رجل خرج ُُي‬،‫ «وَلَ اْلِهاد‬:‫ال‬ ِ ِِ ِ ‫«ما العمل ِِف أَيَّ ٍام أَْف‬
‫اط ُر‬ َ َ َ ٌ ُ َ ُ َ َ َ َ‫اد؟ ق‬ ُ ‫ َوَلَ اْل َه‬:‫ض َل مْن َها ِِف َهذه؟» قَالُوا‬
َ ُ ََ َ
1 ٍ
)‫ فَلَ ْم يَ ْرِج ْع بِ َش ْيء» (رواه البخاري‬،ِ‫بِنَ ْف ِس ِه َوَمالِه‬
“tidak ada amal yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih baik daripada
yang dilakukan pada sepuluh hari ini, para sahabat bertanya, “tidak pula jihad”?
beliau menjawab “tidak pula jihad, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan
jiwa dan hartanya, kamudian ia kembali dengan tidak membawa apapun”. (H.R
al-Bukhari).

Ibnu Hazm di dalam al-Muhalla mengatakan bahwa kami menyunahkan

berpuasa pada sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah oleh Ibnu Ibbas yaitu

sebelum hari qurban, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yaitu

sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah ini. 1


Menurut imam an-Nawawi bahwa al Asyr adalah sepuluh hari pertama

pada bulan dzulhijjah. 1 Yang dimaksud al-Asyr di dalam hadis ini adalah sepuluh

hari pertama di bulan dzulhijjah. 1

Imam Abu Dawud telah meletakkan hadis tersebut dalam bab Shiyam al-

‘Asyr, ini menunjukkan bahwa puasa termasuk dari perbuatan baik dan puasa

dilakukan selama 9 hari karena hari ke 10 adalah hari raya idul adha. 1

Ibnu al-Malik berkata: dikatakan mulia karena hari-hari itu adalah waktu

untuk berhaji. as-Sayyid menuturkan bahwa para ulama berbeda pendapat

mengenai keutamaan al-‘Asyr ini menjadi dua golongan, perdapat pertama

menyatakan bahwa yang lebih utama adalah sepuluh hari terakhir di bulan

Ramadhan dan pendapat kedua menyatakan bahwa yang paling utama adalah

al’Asyr sebagaimana di hadis di atas (sepuluh hari pertama di bulan dzulhijjah).

Kemudian ada suatu pendapat yang mengkompromikan hal ini dengan

mengatakan bahwa sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan itu dianggap mulia

karena terdapat kewajiban berpuasa dan terdapat suatu malam yang lebih baik dari

seribu bulan yaitu malam lailatul qadr sedangkan sepuluh hari di bulan dzulhijjah

dikatakan utama karena terdapat hari Arafah yang merupakan hari terbaik

sepanjang tahun. 1 Menurut hemat penulis kedua pendapat adalah benar karena

baik sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan atau sepuluh hari awal di bulan

dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa untuk senantiasa berbuat amal baik.

Dan diantara puasa-puasa yang dianjurkan adalah puasa di hari al-‘Asyr di


bulan dzulhijjah. 1
1
Hadis tentang puasa tarwiyah di sini berkaitan dengan beberapa tema,

antara lain:

3. Puasa tarwiyah pahalanya adalah seperti puasa selama setahun

ِ ِ ِ‫ ولَه ب‬،ٌ‫ ولَه بِصوِم ي وِم التَّرِويَّة سنة‬،‫من صام الْعشر فَ لَه بِ ُكل ي وٍم صوم شه ٍر‬
َ‫ص ْوم يَ ْوم َعَرفَة‬
َ ُ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ِّ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ
ِ َ‫سنَت‬
.1‫ان‬ َ
Artinya: “Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti
puasa sebulan. Dan untuk puasa hari tarwiyah seperti puasa setahun
sedangkan untuk puasa hari arafah, seperti puasa dua tahun”.

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Ady dari Aisyah secara marfu’. Dan

hadis tersebut tidak shahih karena dalam jalur periwayatan terdapat al-Kalby, al-

Kalby ini seorang pendusta (al-Kadzab).

Abu syaikh memuat hadis ini di dalam kitab as-Sawab dari jalur al-Kalby

juga dan Ibnu Najjar meriwayatkannya di kitabnya Tarikh dari jalur Jabir yakni

dari al-Husain bin Musa bin Imran dari Amir bin Sayar dari Muhammad bin

Abdul Malik.1

4. Puasa tarwiyah dapat menghapus dosa selama setahun

ِ ْ َ‫صوُم يَوِم َعرفَةَ َكفَّارةُ َسنَت‬


.1‫ي‬ ٍ ِ ِ
َ َ ‫ص ْوُم يَ ْوم الت َّْرِويَة َكف‬
ْ ْ َ ‫ َو‬،‫َّارةُ َسنَة‬ َ
Artinya : “Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun,
dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.

Puasa hari tarwiyah dapat menghapus dosa selama setahun dan puasa hari

arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun.


Sebagaimana yang ditetapkan oleh Abu Syaikh al-Ashbahani dalam kitab

ats-tsawab dan Ibnu an-Najjar dalam kitab at-Tarikh dari Ibnu ‘Abbas. 1

Al-Bani menghukumi bahwa hadis tersebut adalah maudhu’ dalam kitabnya


Dha’if al-Jami’.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama saya Luluk Khozinatin, biasa dipanggil Luluk dan saya lahir pada

tanggal 23 Oktober 1994 dari pasangan suami istri (Ahmad Roziqin dan Husunul

Hidayati), saya adalah anak ketiga dari 6 bersaudara saya tinggal di daerah Jawa

Timur, tepatnya di Desa Pesanggrahan Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan.

TK saya di TK Muslimat NU lulus tahun 2001, MI saya di MI Sirojul

Ulum lulus tahun 2006, dan saya sekolah SMP di SMPN 2 LAREN lulus tahun

2009, kemudian saya melanjutkan sekolah MA di Tarbiyatut Tholabah plus

pesantren selama 3 tahun di pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah dan lulus

tahun 2012. Setelah lulus saya mengambil jenjang perguruan tinggi di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan jurusan Tafsir Hadis di Fakultas Ushuluddin.

Kini aktifitas saya adalah mengajar privat di beberapa tempat dan

melanjutkan perkuliahan di bidang motivator Islam di BBC Kahfi Motivator

School Bintaro.

Anda mungkin juga menyukai