Skripsi
Oleh
Indah Fitria
1111034000030
ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 85
B. Saran ........................................................................................................ 86
v
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
ب B Be
ت T Te
ث Ts Te dan es
ج J Je
خ Kh Ka dan Ha
د D Da
ر R Er
ز Z Zet
س S Es
ش Sy Es dan ye
vii
ظ Zet dengan garis di bawah
غ Gh Ge dan ha
ف F Ef
ق Q Ki
ك K Ka
ل L El
م M Em
ن N En
و W We
ه H Ha
ء ‘ Apostrop
ي Y Ye
B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti bahasa Indonesia, terdiri dan vocal
tunggal atan monoftong dan vocal rangkap atan diftong. Untuk vocal tunggal alih
A Fat ah
َ_
viii
I Kasrah
–
U hamah
ُ_
_______ي Ai a dan i
_______و Au a dan u
Ketentuan alih aksara vocal panjang (madd). yalig dalam bahasa arab
D. Kata Sandang
huruf, yaitu alif dan lain. dialih aksarakan menjadi huruf /i/ ,baik diikuti oleh
bukan ad-diwan.
ix
E. Saddah (Tashdid).
dilambangkan dengan sebuah tanda, dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah ini terletak setelah kata
sambung yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya yang secara lisan berbunyi ad–
arurah, tidak ditulis “ad- arurah”, melainkan ad- arurah” demikian seterusnya.
F. Ta Marbu ah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbu ah terdapat pada kata yag berdiri
sendiri, maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal
ang sama juga berlaku jika ta marbu ah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2).
Akan tetapi, jika huruf ta marbu ah tersbeut diikuti oleh kata benda (isim), maka huruf tersebut
Contoh:
1 ﻃﺮﻳﻘﺔ ariqah
G. Huruf kapital
Meskipun dalam tulisan arab huruf kapital tidak dikenal, dalarn alih aksara ini. huruf
capital tersebut juga digunakan, dengan memiliki ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain yang menuliskan kalimat, huruf awal nama,
x
tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama didahului oleh kata
sandang, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: al-Syātibī bukan Asy-Syatibi.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Alam semesta yang menjadi tempat tinggal manusia terdiri atas benda-
benda material yang tidak terhitung banyaknya, baik yang bernyawa maupun yang
tidak bernyawa, yang bergerak, yang relatif diam, dan juga beragam energi dalam
bentuk panas, cahaya, listrik, dan sebagainya. Semua itu memberi kita segala
macam kenikmatan material.1 Dengan melihat langit, terutama di malam hari, kita
akan berfikir bahwa Allah telah berkuasa atas segalanya, hingga menahan benda-
Karena, setiap ayat yang menyeru untuk menyembah Allah dan mentauhidkan-
Nya selalu diiringi dengan pengarahan akal pikiran dengan meneliti bukti-bukti
Penciptaan langit dan bumi serta fenomena alam didalamnya tidak sia-sia;
pasti ada fungsi dan manfaat yang bisa diambil darinya. Sebagaimana firman
Allah,
1
Mir Aneesuddin, Buku Saku Ayat-Ayat Semesta :Mengerti Rahasia Alam Nyata dan
Gaib dalam Al-Qur an dan Sains, Penerjemah Machnun Husein (Jakarta: Zaman, 2014), h. 25.
2
Lajnah Pentashian Mushaf Al-Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI
dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Manfaat Benda-Benda Langit Dalam
Perspektif Al-Qur an dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2010), h. 5.
1
2
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.”3
Menurut al-Mar ghi dalam kitab tafsirnya, bahwa sesungguhnya dalam
pengaturan langit dan bumi serta keindahan juga keajaiban ciptaan-Nya, dan
dalam pergantian siang dan malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita
rasakan terhadap tubuh kita dan kita memikirkan akan panas matahari, dinginnya
malam, dan pengaruh terhadap dunia flora dan fauna, merupakan bukti atas
Karena hanya dengan melakukan zikir kepada Allah belum cukup menjamin
Allah SWT. telah menciptakan apa yang ada di langit seperti, matahari,
bulan, bintang, planet, meteoroid dan benda-benda langit lainnya, semua itu
terdapat manfaat untuk kita sebagai manusia yang diberikan akal dan kemampuan
3
Sûrah li-Imr n/3 : 190-191.
4
Ahmad Mus af Al-Mar ghi, Tafsir Al-Mar ghi, Juz 2 (Mesir : Mustafa Al-Bab Al-
Halab, 1394 H), h.290.
3
berfikir oleh Allah untuk senantiasa merenungi dan mengingat akan segala
pembahasan tentang hal ini telah dibahas sebelumnya dalam tafsir Tim Ilmi
Kementrian Agama RI. Tetapi penulis melihat masih adanya kekurangan dari segi
penafsiran ayat-ayatnya yang dikorelasikan dengan sains. Oleh sebab itu penulis
dengan menggunakan beberapa tafsir seperti, tafsir ilmi Zaghloul, tafsir Quraish
Shihab, tafsir Hamka, dan tafsir al-M raghi dengan teori sains. Diharapkan dapat
terdapat faedah untuk mempermudah kehidupan manusia di bumi, dan juga untuk
5
Sûrah al-Nahl/16:12.
4
disebutkan dalam firman di atas hanya kaum yang berakal yang mau
kebesarannya. 6
penciptaan Allah SWT. Dengan adanya peredaran bulan dan bumi yang
benda langit setelah kehendak Allah adalah massa materi (mass of matter) dan
energi (mass of energy) yang berkumpul di dalam benda-benda itu. Massa sendiri
adalah sekumpulan materi dan energi yang dibawa oleh benda-benda angkasa
sewaktu terlepas dari gumpalan asap setelah ledakan besar. Materi dan energi itu
Pada zaman modern ini, memahami struktur dan sejarah kosmologi dalam
dekade terakhir telah terjadi terobosan yang menakjubkan. Kita sebagai generasi
dan adanya satelit-satelit lain dalam sistem tata surya , pemetaan galaksi dalam
6
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Vol.7
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.198.
7
Nadiah Thayyarrah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur an : Mengerti Mukjizat Ilmiah
Firman Allah (Jakarta: Zaman, 2014), h. 336.
5
Abu Raihan al-Barumi, ilmuan Muslim yang hidup dalam abad X dan rajin
mengukur berat jenis berbagai benda, adalah orang yang pertama kali menyatakan
universalitas hukum alam dengan mengatakan bahwa gravitasi yang ada di bumi
Dalam matahari, fusi helium ini hanya dapat menghasilkan inti atom karbon
dan inti oksigen. Karena suhunya yang tinggi maka atmosfernya mengembang
begitu besar hingga “nyala apinya” menelan planet Merkurius, Venus, dan boleh
jadi menjilat bumi juga. Ia tampak amat besar dan berwarna merah karena
“Bintang semacam itu dinamakan Raksasa Merah. Setelah itu bintang ini
akan mendingin terus dan menyusut sampai ukurannya sangat kecil. Matahari
pada saat ini terdiri dari 90% hidrogen, 8% helium dan sedikit karbon serta
oksigen; kelumit unsur-unsur berat seperti besi diperolehnya dari supernova yang
memang tanpa disadari oleh sebagian umat manusia telah diciptakan langit dan
bumi ini untuk menunjang sebuah kehidupan bagi manusia dan makhluk lainnya.
8
Bruno Guiderdoni adalah salah seorang intelektual Prancis Muslim yang terkenal,
seorang astrofisikawan terkemuka yang masuk Islam. Dia belajar fisika dan astrofisika di
Universitas Paris 1986. Penelitian ilmiah Dr.Guiderdoni terfokus pada persoalan lahirnya dan
evolusi galaksi-galaksi. Guiderdoni juga ikut dalam proses penemuan gelombang inframerah jauh
jagad raya yang seragam yang tak dapat dilihat oleh mata manusia secara telanjang melalui
pengamatan dari satelit Lihat: Bruno Abd Al-Haqq Guiderdoni, Membaca Alam Membaca Ayat,
cet. ke-1(Bandung: Mizan,2004) , h.128-129.
9
Achmad Baiquni, Al-Qur an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman (Jakarta: PT Dana
Bhakti Prima Yasa, 1996), h. 204-205.
6
yang terdapat di alam semesta dan juga diambil manfaat dari itu semua. Allah
SWT. yang telah menciptakan alam semesta, memberikan isyarat kepada manusia
melalui kekuatan atau gaya pengangkat dan menjaganya dari keterceraian melalui
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”10
langit, seperti ; matahari, bulan, dan bintang, agar diperhatikan kepada seluruh
manusia di muka bumi ini sebagai pelajaran dan diambil hikmah dari segala
penelitian yang ditemukan selalu berubah-ubah, tetapi al-Qur’an yang telah ada
1400 abad yang lalu telah menjelaskan isyarat ilmiah yang terbukti benar terjadi
di kehidupan ini.
benda langit ini sekitar seribu tahun setelah al-Qur an diturunkan, yaitu ketika
seorang ilmuan Inggris Isaac Newton, menemukan hukum gravitasi benda pada
tahun 1667 untuk menjelaskan gerakan planet di sekitar matahari dan gerakan
tentang luar angkasa dan peluncuran satelit yang berputar mengelilingi bumi pada
jika ia membantu kita memahami Pencipta Maha Bijak dunia ini dan mendekatkan
manfaat benda-benda langit untuk dikorelasikan terhadap teori sains. Yang mana
di dalam al-Qur an dan Sains tidak ada dikotomi atau pertentangan yang telah
benda langit ini dengan mengemukakan teori-teori sains dari para ilmuan dan
manfaat dari benda-benda langit menurut al-Qur an dan sains yang bisa diambil
11
Ahmad Fuad Pasya, Dimensi Sains Al-Qur’an (Solo: Tiga Serangkai, 2004), h. 54.
12
Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1998), h. 79.
8
jarang sekali yang memikirkan akan ciptaan Allah SWT yang sangat sempurna ini
matahari, bulan, bintang, dll. Pembahasan ini pula dapat lebih menambah
keyakinan kepada Allah SWT atas segala kekuasaan dan kehendak yang terjadi
ayat-ayat yang mengandung isyarat ilmiah yang membahas tentang langit dan
manfaat benda-benda langit di dalamnya kurang lebih ada 310 ayat yang penulis
teliti, Tetapi penulis hanya menggunakan 10 ayat untuk di teliti tentang manfaat
2, al-Nahl /16 : 16, al- ajj/22: 65, Y s n/36 : 38-40 al- aff t/37 : 6,
untuk mengkaji dan menjelaskan ayat-ayat yang berkaitan dengan manfaat benda-
13
M. Fuad Abd al-Baq , Mu’jam al-Qur an : Li al-f zhi Al-Qur n Al-Kar m
(Turki, Al-Maktab Al-Isl miyyah: 1984) , h. 362.
9
benda langit, yaitu Lajnah Pentashian Mushaf Al-Qur an Badan Litbang dan Diklat
Benda-Benda Langit Dalam Perspektif Al-Qur an dan Sains, M.Quraish Shihab, Tafsir
Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Hamka, Tafsir Al-Azhar dan
a. Bulan Sebagai Penggerak Pasang Surut Air Laut (Sûrah al- ajj/22:
65)
bertujuan:
10
Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), Manfaat Benda-Benda Langit Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, untuk
dalam Al-Qur’an Al-Karim. M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan
Keserasian Al-Qur an, Hamka, Tafsir Al-Azhar dan Ahmad Mus af Al-Mar ghi,
dalam al-Qur an
D. Kajian Pustaka
perpustakaan utama maupun di fakultas belum ada yang membahas tentang kajian
yang penulis tulis. Namun penulis menemukan judul tafsir ilmi Kementrian
Agama RI yang menginspirasi penulis dan dijadikan sebagai sumber utama. Agar
lain dan penulis juga menganalisis beberapa referensi terkait yang menjadi
1. Nida Ukhusna, Konsep Penciptaan Alam Semesta (Study Komparatif Antara tafsir
semesta menurut Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat
Agama Edisi Revisi. Skripsi SI Fakultas Ushuluddin, Institut Ilmu Qur an, 2011
Skripsi ini membahas tentang kajian ayat-ayat ilmiah dalam tafsir depag
berhubungan dengan alam jagat raya ini, diantaranya: Sûrah al-Anbiya (21): 30
tentang kesatuan jagat raya dan rahasia kehidupan, Sûrah Fushilat (41) : 9-11
tentang penciptaan alam semesta, Sûrah Yasin (36): 38-40 tentang pergerakan
3. Naih Qurratul Ain, Tafsir Bil Ilmi (Telaah Buku al-Qur an Ilmu Pengetahuan
Baiquni.
12
Jakarta, 2015.
yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, literatur penafsiran tematik
E. Metodologi Penelitian
benda-benda langit menurut al-Qur an dan Sains ini adalah sebagai berikut:
dengan mengumpulkan data-data tertulis yang bersifat primer dari al-Qur an itu
yang bersifat kualitatif dengan menganalisa data-data yang bersifat sekunder dan
menjadi tersusun secara logis dan objektif tentang permasalahan manfaat benda-
benda langit.
yang berkaitan dengan manfaat benda-benda langit dengan disusun secara tartib
dalam skripsi ini, penulis menggunakan buku Pedoman penulisan Skripsi yang
F. Sistematika Penulisan
Agar skripsi yang disusun tersusun rapi, sistematis, dan akhirnya mudah
bab. Penulis membaginya menjadi 4 bab, yang masing-masing bab terdiri dari
beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun
Bab pertama, yang terdiri dari pendahuluan berisi tentang uraian Latar
menurut pandangan mufassir dan pandangan ilmuan dan filosof dan Teori
Sebagai Sumber Energi, Manfaat Bulan; a. Bulan Sebagai Pasang Surut Air Laut,
membuka akal pikiran mereka untuk senantiasa mengambil manfaat dari segala
skripsi. Penutup yang berisi kesimpulan dari bab sebelumnya yang menentukan
benar atau tidak hipotesis yang diajukan dari bab-bab sebelumnya. Bab ini pula
dan Hadits.
BAB II
BENDA-BENDA LANGIT
jamak (plural) yaitu as- sam w t yang berarti langit, cakrawala atau segala
mencakup semua yang berada di atas anda, lalu menaungi anda mulai dari zona
atmosfir dan berakhir pada batasan yang dapat ditangkap pada alam ini.2
“Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang
ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan
kepada mereka.”3
Dalam tafsir Tim Kementrian Agama RI dijelaskan bahwa kata as-
artinya langit, yang tampak dalam pandangan manusia berwarna biru. Ketika
disebut dalam bentuk jamak, ini mengisyaratkan bahwa langit tidak hanya satu,
1
Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawir, cet ke- 14 (Surabaya: Pustaka Progressif,
1997), h. 664
2
Zaghloul Ragheb Mohamed El-Naggar, Selekta dari Tafsir Ayat-Ayat Kosmos dalan Al-
Qur an Al-Karim, jilid 1 (Jakarta ; Shorouk International Bookshop, 2010), h. 49
3
Sûrah al-Ahq f/46:3.
15
16
tetapi banyak. Ada pula yang mengartikan langit sebagai lapisan atmosfer yang
melingkupi bumi. Lapisan ini terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing
disebut dengan nama tertentu sesuai dengan ketinggian atau jaraknya dari bumi.
Selain itu ada pula yang memaknainya dengan benda yang ada di langit,
seperti bintang dan planet. Ketika disebut dengan bentuk jamak maka yang
dimaksud adalah seluruh benda langit yang ada di ruang angkasa. Termasuk
dalam kategori ini adalah semua planet, bintang-bintang, dan galaksi yang ada di
alam raya. Jumlah benda-benda langit yang demikian banyak ini diisyaratkan
waktu yang ditentukan merupakan bagian dari kandungan kata bil aq yang
disebut sebelumnya, hanya saja kata batas waktu itu sengaja disebutkan untuk
menggarisbawahi kefanaan alam dunia ini agar manusia ingat akan adanya hari
kiamat nanti.5
Adapun menurut Hamka bahwa matahari, bulan dan semua benda langit
serta bumi diatur dengan kebenaran. Aturan yang sempurna dan tidak berubah-
ubah untuk menentukan ukuran waktu, Hamka menganalogikan contoh yang ada
digunakan manusia untuk membuat besi, pasti ada penyusunan konsep yang telah
4
Lajnah Pentashian Mushaf Al-Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI
dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Manfaat Benda-Benda Langit Dalam
Perspektif Al-Qur an dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur an. 2010), h. 3.
5
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Vol
13 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.72
17
terbuat dari besi tersebut. Demikian juga Allah dengan alam-Nya yang dirancang
dengan sangat teratur dan di perhitungkan besarnya ukuran alam yang diciptakan-
Nya.6
menyiratkan bahwa yang dimaksud dari kata as-sam (tunggal) atau as-
sam w t (jamak) merupakan langit dan semua yang ada pada bagian langit
bintang yang penulis teliti tentang manfaat benda-benda langit tersebut. Dan Allah
SWT. yang Maha Kuasa telah mengatur benda-benda langitnya itu pasti dengan
tujuan yang Dia inginkan dan ketetapan waktu yang telah ditentukan-Nya untuk
diambil pelajaran bagi manusia yang memiliki kemampuan akal untuk berfikir.
Matahari dan bulan yang merupakan benda langit diciptakan Allah untuk
dalam orbit dan waktu yang telah ditetapkan. Dengan perjalanan yang telah
digariskan itu, banyak faedah yang dapat ditemukan manusia. Di antara manfaat
dari peredaran itu adalah menjadi patokan bagi penetapan waktu dan perhitungan
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
6
Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz XXVI (Jakara, Pustaka Panjimas, 2002), h. 85
18
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak]. Dia menjelaskan tanda-
tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”7
Dalam tafsir Ilmi Tim Kementrian Agama RI bahwa ayat ini dengan tegas
menjelaskan hakikat matahari dan bulan. Pada bagian selanjutnya ayat ini
mengisyaratkan bahwa posisi bulan dalam setiap saat telah ditetapkan, yang
gunanya antara lain untuk menjadi patokan bilangan tahun dan pedoman
penghitungan waktu.
istilah internasional disebut Lunar Calender, dan dalam istilah Islam disebut
Syamsiah. Kedua benda langit ini secara bersama bisa dijadikan sebagai pedoman
bagian yang terlihat dari energi elektromagnetis yang terbentuk dari rangkaian
ketika jatuh ke atas permukaan bulan yang dilapisi berbagai lapisan kaca tipis
dalam kumpulan tata surya kita) adalah benda-benda gelap, dingin, dan tidak
7
Sûrah Yûnus/10:5.
8
Lajnah Pentashian Mushaf Al-Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI
dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Manfaat Benda-Benda Langit Dalam
Perspektif Al-Qur an dan Sains, h.115
9
Zaghloul Ragheb Mohamed El-Naggar, Selekta dari Tafsir Ayat-Ayat Kosmos dalan Al-
Qur an Al-Karim, jilid 1 (Jakarta ; Shorouk International Bookshop, 2010), h. 62
19
terlihat bercahaya. Sebenarnya cahaya pada bulan adalah pantulan dari cahaya
matahari dengan pecahan dari sinar matahari di atas permukaan bulan dengan
dipelajari. Perhitungan yang teliti tentang peredaran bulan mengelilingi bumi, dan
perjalanan bulan lebih mudah dari pada perjalanan matahari. Maka di dalam
yang sangat berpengaruh untuk kehidupan di muka bumi ini. Sinar yang
matahari sehingga manusia dapat melakukan aktifitasnya. Apabila tidak ada sinar
10
0 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XI (Jakara, Pustaka Panjimas, 2002), h. 152.
20
Demikian pula dengan cahaya yang ada pada bulan, meskipun cahaya
yang ada di bulan merupakan pantulan dari sinar matahari. Tetapi posisi bulan
yang dekat dengan bumi membuat manusia mudah untuk melakukan pengamatan
Langit menurut Ilmu Falak (astronomi) adalah seluruh ruang yang terbentang
di atas bumi. Artinya, langit merupakan seluruh ruang angkasa semesta, yang di
berisi bintang-bintang itu adalah langit dunia, dan itulah langit yang dikenal
selama ini. Dan langit itu juga yang dipelajari oleh ilmu falak (astronomi) selama
ini yang diduga memiliki diameter sekitar 30 miliar tahun cahaya, dan yang
11
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h.42.
12
Sûrah al-Mulk/67:5.
13
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h.42.
21
di atas bumi. Di angkasa sana terdapat benda raksasa yang ada kesamaan dengan
di bumi ini. Seperti : batu, tanah, pasir, bukit, kawah, dataran, dll. Membuktikan
bahwa dahulu langit dan bumi adalah suatu yang padu. Seperti Firman Allah
SWT. berikut:
“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?”.15
Dari ayat di atas sudah dijelaskan apa yang dimaksud tentang langit, yaitu
Dan dinyatakan juga bahwa langit dan bumi pada ayat di atas adalah alam
semesta. Jadi Allah SWT menciptakan Alam Semesta dengan proses cerai-
berai/ledakan-ledakan.
berbentuk nebula, kemudian telah pudar dan menjadi bintang mati. Matahari kita
juga tadinya merupakan sebuah nebula dan sekarang sudah setengah umurnya.
Dan bulan yang dekat dengan bumi dianggap sebuah bintang mati dalam skala
14
Seorang yang menulis tentang pengertian langit dan melakukan penelitian di dalam
ayat-ayat al-Qur an untuk menemukan makna sebenarnya tentang pengertian langit dan ia
menulis penelitiannya tersebut di dalam artikel. Lihat: H.Sumar, Qur an dan Sains ;Kitab
Panduan Mengenai Pengertian Langit dalam al-Qur an, cet ke-1 (Jakarta:Lembaga Pengkajian
dan Penelitian Islam dan IPTEK,2011), h. 15.
15
Sûrah al-Anbiy /21:30.
22
yang sangat kecil, karena cahaya yang ada pada bulan merupakan pantulan sinar
atas, menyiratkan bahwa pengertian langit telah mencakup pula pada pengertian
benda-benda langit itu sendiri. Benda-benda langit seperti; matahari, bulan dan
oleh al-Qur’an sebelum adanya penelitian astronomi yang dilakukan oleh ilmuan
dan filosof. Meskipun kajian ayat yang dijelaskan ilmuan dan filosof tentang
pengertian langit dan benda langit berbeda dengan para mufassir, disebabkan
Benda langit adalah nama-nama bagi semua benda yang ada di langit (luar
angkasa). Contoh benda langit adalah planet, satelit, bintang, nebula, galaksi,
yang sebenarnya di langit. Bintang merupakan benda langit yang memiliki nyala
api dan suhunya mencapai hingga jutaan derajat. Bintang cahaya lahir dari diri
permukaan bumi.
16
Al Haj Hafiz Ghulam Sarwar, Filsafat Qur an (Jakarta:Pustaka Firdaus,1995), h. 104
17
Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, artikel diakses pada, 18 November 2015
https://id.wikipedia.org/wiki/Benda_langit
18
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis, 42.
23
Sedangkan, cahaya dari planet bukanlah sinar yang memancar dari diri
planet , tetapi di dapat dari cahaya bintang lalu dipantulkan ke bumi. Karena
planet adalah benda langit yang dingin dan tidak memiliki nyala api hingga tidak
mampu memancarkan cahaya sendiri. 19 Jika kita mengetahui itu semua, tentu hati
bendanya itu semua tidaklah sia-sia dan terdapat banyak manfaat dan pengetahuan
dengan sistem yang akurat, gerakan yang sangat disiplin, sangat teratur dalam
keterkaitan dengan kekuatan yang misterius, dan kecepatan tinggi alam untuk
mengikat hubungan antara triliunan planet, bintang, asteroid, bulan, dan benda-
benda langit lainnya dalam galaksi, sebagaimana juga mengikat sesama jutaan
galaksi pada sudut langit dunia, yang mana sains tidak mampu mengukur
dimensinya dan apa saja yang ada diatasnya. Tetapi, ayat-ayat al-Qur’an telah
19
Nadiah Thayyarrah, Buku Pintar Sains dalam al-Qur an :Mengerti Mukjizat Ilmiah
Firman Allah (Jakarta: Zaman, 2014), h. 388.
24
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya
menjawab: "Kami datang dengan suka hati.”20
Menurut Zaghloul bahwa kata sambung dalam ayat tersebut tidak
berarti urutan, tetapi menunjukkan dimensi penciptaan tujuh lapis dari langit asap
awal karena kata artinya ( ﻫﻨﺎﻙdi sana), dan itu isyarat kepada jauhnya jarak
berbanding dengan ﻫﻨﺎartinya di sini, dan ini isyarat dalam posisi dekat.
planet adalah kuantitas zat dan energi yang memisahkan planet tadi dari suhu
tinggi asap alam semesta yang menjadikan bumi sebagai planet yang berkulit
keras dan memiliki lapisan gas dan air yang menjadikan bumi cocok bagi
kehidupan. Ia adalah massa materi dan massa energi yang memisahkannya dari
Jawaban tunggal yang logis adalah “Allah SWT yang menciptakan alam semesta
Allah menciptakan langit. Ini sama sekali bukan berarti Allah menuju ke satu
20
Sûrah Fu ilat/41:11.
21
Zaghloul Ragheb Mohamed El-Naggar, Selekta dari Tafsir Ayat-Ayat Kosmos dalan
Al-Qur an Al-Karim, jilid 2 (Jakarta ; Shorouk International Bookshop, 2010), h. 27
25
tempat berpindah ke sana, karena Allah Maha Suci dari tempat dan waktu. Kata
Ulama tafsir memahami kata ini dalam arti langit yang kita lihat ini,
berasal dari satu bahan yang serupa dengan dukh n/asap. Menukil pendapat dari
terbentuknya bintang-bintang ada sesuatu yang angkasa raya dipenuhi oleh gas
dan asap, dari bahan inilah terbentuk bintang-bintang. Hingga kini, sebagian dari
gas dan asap itu masih tersisa dan tersebar di angkasa raya. 22
pelengkap ayat dari penciptaan benda langit yang merupakan awal dari penciptaan
langit yang telah dijelaskan dalam tafsir Zaghloul dan Quraish Shihab di atas.
dalam firman-Nya :
“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang
kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan
matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
22
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Vol
12 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 388.
26
yang dibuktikan dengan berbagai ciptaan dengan berbagai ciptaan yang dapat
langit yang ditinggikan tanpa tiang, perjalanan matahari dan bulan yang masing-
masing beredar menurut waktu dan orbit yang sudah ditentukan. Semua itu
1. Penciptaan langit di atas bumi tanpa tiang, sebagaimana yang dapat disaksikan
tidak berbenturan antara satu dengan lainnya. Dia mengatur semua itu dengan
Selanjutnya kata ( ) ﺑﻐﯿﺮ ﻋﻤﺪ ﺗﺮوﻧﮭﺎbighairi ‘amadin taraunah / tanpa tiang yang
23
Sûrah ar-Ra’d/13:2 .
24
Lajnah Pentashian Mushaf Al-Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Manfaat Benda-Benda Langit Dalam
Perspektif Al-Qur an dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur an. 2010) h. 3
27
kamu lihat , dalam arti sebenarnya ada tiang, tetapi kamu tidak melihatnya dengan
matamu . Tiang tersebut adalah daya-daya yang diciptakan Allah SWT. sehingga
tiang ini dapat meningi dan tidak jatuh ke bumi, tidak juga planet-planet yang ada
dialam raya ini saling bertabrakan. Kemudian kata ()ﰒ ﺍﺳﺘﻮﻯ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ tsumma
istaw ‘al al-arsy/ kemudian Dia bersemayam di atas ’Arsy. Ada pendapat
adalah ulama-ulama salaf (abad I-III H) yang mengatakan: “Hanya Allah yang
masingnya untuk kepentingan alam semesta dan kebaikan kehidupan di atas bumi.
Kemudian makna ayat ﻰ ﻟِﺄَﺟَﻞٍ ﺗَﺠْﺮِى ﻛُﻞﱞ ﻣُﺴَﻤ, keduanya beredar hingga waktu yang
ditentukan bahwa alam semesta tidak kekal abadi, tetapi pada dasarnya
yang berawal pasti pada suatu ketika nanti akan berakhir adalah di antara bukti
kongkrit yang terdapat pada matahari dan bulan yang sekaligus membuktikan
kepastian berakhirnya.
25
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Vol.
6, h. 537
28
peluasannya
matahari
2. Penundukan evolusi bentuk bulan untuk pembagian bulan menjadi minggu dan
hari
3. Penundukan bulan sebagai salah satu cara terjadinya proses pasang surut
penundukan matahari dan bulan serta peredarannya hingga batas waktu tertentu.
Ini berarti bahwa bulan dan matahari berlari menuju batas akhirnya yang sudah
sebagai manusia yang diberikan akal dan kemampuan berfikir agar dapat
26
Zaghloul Ragheb Mohamed El-Naggar, Selekta dari Tafsir Ayat-Ayat Kosmos dalan
Al-Qur an Al-Karim, jilid 1, h. 85
29
tersebut.
Pada tahap awal terbentuknya benda langit, kabut antarbintang berputar secara
perlahan dan memadat. Setelah itu semakin cepat dan bertambah padat pada bagian
pusat putaran (rotasi). Ahli astronomi berpikir bahwa matahari terbentuk ketika
konsentrasi debu dan gas pada pusat perputaran kabut hingga mencapai suhu dan
helium.27
Bulan kita dapat dianggap sebagai sebuah bintang mati dalam skala yang sangat
kecil. Maka tiada diragukan lagi bahwa tata surya kita ini tadinya hanya
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya
menjawab: "Kami datang dengan suka hati".”29
Dijelaskan oleh al-Qur an bahwa langit berasal dari gas. Ilmu
27
Ridwan Abdullah Sani, Sains berbasis Al-Qur an, cet ke-1 (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), h. 177
28
Al Haj Hafiz Ghulam Sarwar, Filsafat Qur an (Jakarta:Pustaka Firdaus,1995), h. 104.
29
Sûrah Fu ilat/41:11.
30
“Sebenarnya materi alam semesta berasal dari gas.30 yang tersebar di angkasa
“Dahulu alam semesta dipenuhi oleh gas yang tersebar dengan teratur, lalu
“dukhan” dengan asap ataupun gas. Menurutnya asap terdiri dari partikel halus
serta kondensasi uap di sekitarnya, baik partikel maupun uap yang terdiri atas
molekul-molekul dan tidak dapat terjadi ketika langit tercipta, karena suhu alam
Sekitar tahun 1900 M, seorang astronom Forest Ray Moulton dan seorang
“a star speeding through space came very close to our sun. the greatly
increased gravitational forces between the two star caused each to raise great
tides in the hot gaseous body of the other. As the solar tides by the pull of the
passing star become greater and greater, masses of gas were thrown clear of the
sun and began whirling round and round. Some of the followed the orther star as
it dashesd off into space; held by the attraction of the sun, started to move around
30
Yaitu, nebula atau sekumpulan bintang di langit yang tampak seperti massa debu dan
gas berpijar dan bercahaya di ruang angkasa.
31
M. Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur an, cet ke-5 (Jakarta: Akbar
Media Eka Sarana, 2004), h.50.
32
Achmad Baiquni, Al-Qur an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, (Jakarta: PT Dana
Bhakti Prima Yasa, 1996), h. 231
33
Ahmad Harfa, Keseimbangan Penciptaan Bumi Menurut Al-Qur an dan Sains, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h. 30.
31
that body. The great solar tides subsides when the orther star move on; the
masses of gas flung off from the sun settled down into orderly paths around it. As
they became cooler, they changed into liquid form and the gradually became
small solid masses. These fragments-planetesimal-eventually drew togetherto
form planet.
Artinya:
sebuah teori awan debu alam semesta “dust-cloud theory of the universe”,
menurutnya. 34
“the solar system to be was at the first a vast cloud of cosmic dust and
gasses which assumed a disclike shape, irregularities whithin the cloud brought
about rotation; the rotating dust and gases became concentratd and the cloud
collapsed. The solid particles within it collided, stuck together and became
planets. The gases at the center of the former cloud developed into the sun.
Artinya:
“sistem tata surya yang pada awalnya adala sebuah gumpalan awan debu
kosmik dan gas yang belum memiliki bentuk. Ketidak teraturan dalam awan yang
disebabkan oleh rotasi; perputaran debu dan gas menjadi terkonsentrasi dan
awan memadat. Partikel-partikel padat di dalamnya saling bertabrakan , saling
menempel dan menjadi planet-planet. Gas yang berada di bagian tengah awan
berubah bentuk menjadi Matahari.”
Itulah beberapa teori yang diusul untuk memperediksi bagaimana benda-
benda langit tercipta. Tidak ada salah satu teoripun yang dianggap dapat
34
Ahmad Harfa, Keseimbangan Penciptaan Bumi Menurut Al-Qur an dan Sains, h. 32.
32
Allah berfirman:
“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berfikir.”35
Ilmuan Ahmad Baiquni menjelaskan bahwa seluruh isi langit dan bumi
akan ditundukkan Allah SWT. bagi umat manusia dengan keteknikan, dan
jika ia membantu kita memahami Pencipta Maha Bijak dunia ini dan mendekatkan
35
Sûrah al-J ts yah/45:13.
36
Achmad Baiquni, Al-Qur an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, h. 35
33
benda-benda langit merasa takjub akan tanda-tanda kebesaran Allah SWT, dan al-
astronomi untuk mengungkap lebih banyak lagi informasi tentang ciptaan Allah
SWT. Semakin kita berfikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah yang terhampar
di langit dan bumi, semakin dekatlah kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini.
Al-Qur an adalah kitab petunjuk yang diturunkan oleh Allah SWT. untuk
menjelaskan hal-hal yang tidak bisa dipahami oleh manusia hanya dengan
menjelaskan tentang manfaat benda-benda langit kurang lebih ada 310 dan ini
sebagai bukti kekuasaan Allah SWT. yang tidak terbatas, dan terdapat hikmah
skripsi ini hanya 11 ayat, yang ditafsirkan beberapa mufassir untuk menguatkan
dan melengkapi dari penelitian penulis terhadap tafsir ilmi Kementrian Agama RI
37
Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Qur an (Bandung: Mizan, 1998), h. 79
34
tentang manfaat benda-benda langit. Disini penulis akan membentuk tabel lafazh
dari ayat-ayat langit dan benda-benda langit di dalam al-Qur an, karena di dalam
ayat-ayat tersebut terdapat ada 4 kosa kata yang penulis temukan di dalam kamus
al-Qur an yang merujuk tentang benda-benda langit, yaitu ﻡﻮﺠ ﺍﻟﻨ, ﺮ ﺍﻟﹾﻘﹶﻤ ﻭﺲﻤﺍﻟﺸ
No
MK/
Tartib Sûrah dan Ayat Intisari
MD
Nuzul
ﺍﺕﻮﻤﺍﹶﻟﺴ 65 al-J ts yah (45) : MK Allah menundukkan apa yang di
13 langit dan di bumi semuanya
sebagai rahmat.
38
M. Fuad Abd al-Baq , Mu’jam al-Qur’an : Li al-f zhi Al-Qur n Al-Kar m
(Turki, Al-Maktab Al-Isl miyyah: 1984) , h. 362
35
Menurut Quraish Shihab, Allah menjelaskan bahwa langit diciptakan dari asap
dan proses penciptaan langit berlangsung dalam dua massa.39 Ahli fisika
kuantitas zat dan energi yang memisahkan planet tadi dari suhu tinggi asap alam
semesta yang menjadikan bumi sebagai planet yang berkulit keras dan memiliki
lapisan gas dan air yang menjadikan bumi cocok bagi kehidupan. 40
semesta berasal dari gas.41 yang tersebar di angkasa luar dengan teratur,
39
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Vol
12 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 388.
40
Zaghloul Ragheb Mohamed El-Naggar, Selekta dari Tafsir Ayat-Ayat Kosmos
dalan Al-Qur an Al-Karim, jilid , h. 27
41
Yaitu, nebula atau sekumpulan bintang di langit yang tampak seperti massa debu dan
gas berpijar dan bercahaya di ruang angkasa.
37
asy-Syams/91: 1-7. Matahari merupakan bola gas yang menyala yang besarnya
mencapai lebih dari satu juta kali besar bumi, massanya lebih besar dari massa
bumi, sekitar 334.400 kali. Dengan menggunakan alat urai telah terbukti bahwa
massa matahari mencakup 70% Hidrogen, 28% Helium, dan 2% unsur uap seperti
yang terdapat pada planet bumi. Hal ini menunjukkan matahari, bumi dan planet-
di langit. Lebih dari 14 abad yang lalu al-Qur’an sudah menjelaskan tentang
bahwa proses penciptaan langit itu diciptakan dari asap. Dapat disimpulkan bahwa
al-Qur’an dan sains memang benar terdapat korelasi dari penjelasan tentang
42
Fuad Pasya, Dimensi Sains Al-Qur an (Solo: Tiga Serangkai, 2004),h. 80.
BAB III
A. Manfaat Matahari
Al-Qur an menjadikan matahari sebagai salah satu nama surat dalam al-
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila
mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila
menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya,
dan jiwa serta penyempurnaannya(ciptaannya).”2
matahari yang sangat terang itu tidak bisa dilihat kecuali lapisan tipis atmosfer
bumi yang mengahadap matahari. Jadi, yang membuat matahari tampak adalah
lapisan siang, bukan sebaliknya. Manusia selama ini mengira bahwa matahari
38
39
Menurut Zagloul bahwa An-nahar yaitu setengah dari hari, dimana
matahari terbit dan cahayanya tersebar, atau waktunya antara terbit dan terbenam
matahari, meskipun di dalam syari’at Islam An-nahar itu mulai terbitnya
jelas. Sebagian mufassir, menafsirkan kata ganti “ha” kembali kepada asy-syams
(matahari), terkadang kembali kepada kata al- almah اﻟﻈﻠﻤﺔdan kepada kata
Pada awal tahun 1960, para astronot kaget dengan fakta yang intinya
bahwa sebagian besar pelosok alam semesta ditutupi kegelapan pekat, cahaya
matahari di luar rentang 200 km tersebut hampir tidak bisa di lihat dan hanya
atmosfer bumi yang mengahadap matahari. Lapisan ini membantu debu-debu dan
4
Sûrah as-Syams/91 : 3
5
Zaghloul Ragheb Mohamed El-Naggar, Selekta dari Tafsir Ayat-Ayat Kosmos dalan Al-
Qur an Al-Karim, Jilid 3, h. 222
40
menjadi cahaya putih indah yang bisa kita nikmati dalam bentuk terang siang
hari.6
Atas dasar dari ayat di atas sudah jelas bukti bahwa kemajuan sains dan
“Matahari merupakan salah satu bintang dari 200 miliar bintang yang
jauhnya dari bumi. Walaupun jauh, bintang yang paling dekat dengan bumi adalah
matahari. Umurnya sekitar 4,6 miliar tahun dan masanya masih panjang. Suhu
juta°C. Diameternya 1,4 juta km, sebanding dengan 110 kali diameter bumi,
sedangkan, massa matahari sebanding dengan 743 kali massa seluruh planet dan
“Matahari adalah benda langit yang berenergi sangat besar sehingga atom
hidrogen terus-menerus berubah menjadi helium. Setiap detik 616 miliar ton
hidrogen berubah menjadi 612 miliar ton helium. Selama sedetik itu, energi yang
dihasilkan sebanding dengan ledakan 500 juta bom atom. Sifat lain dari matahari
adalah memuai secara berkala seperti lonceng. Hal ini berulang setiap lima menit
6
Nadiah Thayyarrah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur an, h. 413.
7
Matahari yang dimaksud disini ialah matahari yang selalu bersinar di dunia ini setiap
pagi hari dan terbenam di waktu petang. Lihat Sema Gul, Ruang Angkasa (Jakarta: Yudhistira,
2007) .
8
Sema Gul, Ruang Angkasa, h.8.
41
dan permukaan matahari bergerak mendekat dan menjauh 3 km dari bumi dengan
hidrogen (kurang lebih 90%), helium (9%), disertai efek ringan dari unsur-unsur
Secara teori hal tersebut berarti bila seseorang memiliki berat 100 kg di bumi
maka bila berjalan di permukaan matahari beratnya akan terasa seperti 2.800 kg.
Pengaruh dari gravitasi matahari masih dapat terasa hingga jarak 2 tahun
kecepatan sekitar 3,0 x 10.8 m atau s. Oleh karena itu radiasi atau cahaya
Banyak manfaat yang ada pada matahari kita, karena dengan sinar
cahayanya yang kita rasakan setiap pagi hari. Terdapat banyak kandungan yang
ada di matahari salah satunya energi dari sinar ultravioletnya yang memberikan
9
Harun Yahya, Pustaka Sains Populer Islami: Manusia dan Alam Semesta, Penerjemah .
Catur Sriherwanto, dkk (Bandung: Dzikra, 2004), h.73
10
Zaghloul Ragheb Mohamed El-Naggar, Selekta dari Tafsir Ayat-Ayat Kosmos dalan Al-
Qur an Al-Karim, jilid 1, h. 64
11
Tim Baitul Kilmiah Jogjakarta, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur an dan Hadits,
h.304.
42
kehangatan kepada manusia yang ada di muka bumi. Apabila tidak ada matahari,
bumi kita akan gelap karena tidak ada sinar yang ada pada matahari. Sungguh
Allah menciptakan benda langitnya yaitu matahari dengan tidak sia-sia untuk kita
Matahari adalah sebuah bintang yang berada di pusat sistem tata surya.
Matahari terdiri dari gas-gas panas dan memancarkan ke sekitarnya. Oleh sebab
itu, matahari merupakan sumber panas dan cahaya bagi planet-planetnya. Selain
itu, adanya gaya tarik-menarik akan mencegah benda-benda langit jatuh dari
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. dan telah Kami tetapkan bagi bulan
manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir)
Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi
matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan
masing-masing beredar pada garis edarnya. Maksudnya: bulan-bulan itu pada
Awal bulan, kecil berbentuk sabit, kemudian sesudah menempati manzilah-
manzilah, Dia menjadi purnama, kemudian pada manzilah terakhir kelihatan
seperti tandan kering yang melengkung.”12
Dalam tafsir Ilmi Tim Kementrian Agama RI bahwa matahari, dengan
ketentuan yang ditetapkan Allah, selalu bergerak dalam garis edarnya. Ketetapan
Allah ini juga berlaku bagi bulan, bintang-bintang, dan planet-planet di ruang
12
Sûrah Y s n/36: 38-40.
43
jumlahnya sangat banyak bahkan tak terhitung, semua benda langit itu berputar
secara teratur.
Demikian pula malam, yang perputaran bumi pada sumbunya, tidak akan
sesuai ketetapan Allah, yang dinyatakan dalam hukum alam yang pada hakikatnya
adalah hukum Allah. Matahari sebagai pusat tata surya punya peran utama
fakta ilmiah yang baru ditemukan oleh para astronom di awal abad 17M.
Matahari, bumi, bulan dan seluruh planet serta benda-benda langit lainnya
Di sisi lain, matahari dengan tata suryanya berada dalam suatu nebula
besar yang disebut Bimasakti. Kecepatan edarnya bisa mencapai sekitar 700 km
perdetik, dan peredarannya mengitari pusat membutuhkan waktu sekitar 200 juta
tahun cahaya. Matahari tidak mendahului bulan, karena keduanya beredar dalam
Sebagaimana malam pun tidak dapat mendahului siang, kecuali jika bumi
berputar pada porosnya dari timur ke barat, tidak seperti seharusnya, bergerak dari
barat ke timur. Bulan saat mengelilingi bumi, dan bumi saat mengelilingi matahari
13
Lajnah Pentashian Mushaf Al-Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Manfaat Benda-Benda Langit Dalam
Perspektif Al-Qur an dan Sains, h.50.
44
posisi (manazil) bulan. Maka kita saksikan pada seperempat pertama dan kedua,
bahwa matahari berjalan dengan kecepatan 12 mil per detik menurut perhitungan
ahli falak. Matahari melalui garis orbitnya sendiri, begitu pun bulan, bumi dan
bintang-bintang.
Dengan ketetapan Allah tersebut benda langit tersebut berjalan sesuai garis
orbitnya. Jarak antara bintang satu dengan bintang lainnya saling berjauhan,
seperti bumi kita ini dengan matahari berjarak 93 juta mil. Sedangkan jarak bumi
dengan bulan adalah 240 ribu mil. Maka, dapat mungkin untuk melakukan
perjalanan ke bulan seperti yang dilakukan astronot yang berasal dari Cape
cahaya, bulan adalah yang terdekat dengan matahari. Kecepatan perjalanan cahaya
sekitar 186.000 mil per detik. Sedangkan jarak bintang dengan matahari adalah
rotasi (berputar pada dirinya sendiri) pada sumbunya kira-kira 200 mil per detik.
14
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Vol
11 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 543.
15
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XXIII (Jakara, Pustaka Panjimas, 2002) , h. 40.
45
Aturan yang ajaib ini merupakan ketentuan Allah yang Perkasa dan Maha
Nya dan Maha Tahu tentang keadaanya. Bagi perjalanan bulan, yaiitu 28 manzil,
bahwa bulan setiap malam singgah pada manzil-manzil tersebut satu per satu.
Dan bila bulan berada pada manzilnya yang terakhir, maka ia tampak
tipis dan melengkung dan berwarna kuning, disamping menjadi seperti tandan
berenangnya ikan dalam air. Jadi, matahari berjalan pada garis edarnya sendiri,
sedang bumi berjalan mengelilingi matahari dalam setahun dan berputar pada
dirinya.16
Dalam penafsiran tentang manfaat matahari sebagai pusat tata surya yang
kira-kira 200 mil per detik seperti yang dijelaskan dalam tafsir al-mar ghi.
Matahari melakukan rotasi pada porosnya sendiri setiap 25 hari sekali, dan
pada saat yang sama ia berevolusi mengelilingi suatu titik statis dalam galaksi
16
Ahmad Mus af Al-Mar ghi, Tafsir Al-Mar ghi, Juz 23 (Mesir : Mustafa Al-Bab
Al-Halab, 1394 H), h. 12.
46
Bimasakti pada suatu orbit statis setiap 250 juta tahun sekali, dengan kecepatan
dibangun lebih lanjut dan dipopulerkan oleh Nicolas Copernicus (1473-1543 M),
Celestium. 18
ilmiah dan ilmuan Galileo pun sepakat dengan pandangan aliran Copernicus yang
menyatakan bahwa Bumi dan planet mengelilingi matahari. Ide tentang sistem
heliosentris menarik Copernicus karena topik tersebut adalah topik yang elegan.
teori geosentrisme (bumi sebagai pusat tata surya) yang dikemukakan oleh
Ptolemeus dan telah bertahan sejak abad ke dua sebelum masehi. Konsep fusi
17
Nadiah Thayyarrah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur an,h.377
18
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h.43.
19
Paul Strathern, Galileo dan Sistem Tata Surya, Penerjemah Andreas Haryono (Jakarta:
Erlangga, 2002), h. 44
47
nuklir yang dikemukakan oleh Subrahmayan Chandrasekhar dan Hans Bethe pada
tahun 1930 akhirnya dapat menjelaskan apa itu matahari secara tepat.20
dari mufassir yang telah melengkapi dan menguatkan tafsir Ilmi Tim Kementrian
Agama RI dan ilmuan sains terdapat korelasi atau hubungan antara al-Qur’an dan
sains berkaitan dengan manfaat matahari sebagai pusat tata surya bahwa matahari
merupakan pusat dari perputaran bumi dan planet-planet lain. Dan matahari
Di sekitar matahari terdapat delapan planet besar dan ribuan planet kecil.
Delapan planet yang berada di dalam tata surya berputar pada orbitnya sendiri dan
tersebut dari yang terdekat sampai yang terjauh dari matahari adalah Merkurius,
Diameter tata surya sekitar 30 tahun cahaya. Tahun cahaya adalah jarak
yang ditempuh oleh cahaya selama setahun. Kalau begitu, diameter tata surya
adalah jalan yang ditempuh oleh cahaya selama 30 tahun. 1 tahun cahaya adalah
Kita dapat memprediksi ukuran tata surya dengan menghitung waktu yang
diperlukan cahaya dari matahari yang bergerak dengan kecepatan sekitar 300.000
20
Tim Baitul Kilmiah Jogjakarta, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur’an dan Hadits
(Jakarta: Kamil Pustaka, 2003), Jilid 4, h.303.
21
Sema Gul, Sistem Tata Surya (Jakarta :Yudhistira, 2007), h. 4.
48
waktu 8 menit untuk mencapai bumi, dan 43 menit untuk mencapai Yupiter.22
Pada tahun 1994 ilmuan yaitu Levi dan Schumaccer mengamati sebuah
komet besar telah masuk ke dalam sistem tata surya. Tetapi dengan adanya planet
Yupiter yang ukurannya besar membuat komet tersebut masuk ke dalam planet
astronom, apabila komet tersebut menerobos lebih jauh ke dalam tata surya,
kita ini. Itulah sebabnya Allah menahan benda-benda langit dengan gaya gravitasi
tersebut secara berurutan dari yang terdekat dengan matahari yaitu Merkurius,
Venus, Bumi,. Mars, Asteroid (yang diyakini sebagai sisa-sisa planet yang
meledak), Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto dan planet Sedna. Setelah
itu, terdapat bintang berekor (komet), ribuan meteor dan meteoroid, serta sejumlah
22
Wahyudi Priyono Suwarso, dkk, Ensiklopedia IPA: Visual Fisika, Kimia, Biologi dan
Matematika (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009), h.305.
23
Achmad Baiquni, Al-Qur an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman (Jakarta: PT Dana
Bhakti Prima Yasa, 1996), h. 91
24
Nadiah Thayyarrah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur an,h. 381.
49
baru 5 buah. Ketika teleskop antariksa telah ditemukan, jumlah itu kemudian
berubah menjadi 9 dan keteraturan antariksa yang sempurna telah sampai pada
dan Pluto sebelum keduanya bisa diamati. Artinya, kedua planet tersebut bisa
Para ilmuan pun memperkirakan adanya planet lain antara matahari dan
Merkurius. Planet itu diberi nama Volcano, tetapi sampai sekarang belum bisa
diamati. Jika benar dua planet tersebut (Sedna dan Volcano) bisa dilihat, maka
Sampai dengan bulan Agustus 2006, Pluto dianggap sebagai salah satu
planet yang termasuk dalam sistem tata surya. Namun, pada bulan yang sama,
25
Sûrah Yusuf (12) : 4
26
Ridwan Abdullah Sani, Sains berbasis Al-Qur an, cet ke-1 (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), h. 183.
27
Nadiah Thayyarrah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur an, h. 382.
28
Sema Gul, Ruang Angkasa, h. 8.
50
Secara garis besar, data yang berkaitan dengan sembilan planet yang
yang ada di tata surya merasakan faedah-faedah darinya yang dipergunakan untuk
ciptaan-Nya.
cahaya matahari yang tampak terang di siang hari. Cahaya matahari pun
29
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis, h. 44.
51
memancar di malam hari melalui bantuan bulan. Hal ini selaras dengan firman-
Nya:30
matahari adalah sumber cahaya bagi bulan. Artinya, bila matahari padam atau
sorot cahayanya ke arah bulan tertutup maka bulan tidak memperoleh sinar,
oleh bulan, dan sebagian lagi dipantulkan sampai ke bumi. Sinar bulan terasa
redup dan indah serta tidak panas, cukup terang pada malam terang bulan atau
bulan purnama. Ketika cahaya matahari terhalang oleh bumi maka bulan tidak
mendapat sinar.32
serta manfaat yang diperoleh manusia dari penciptaan-Nya. Dan kami telah
menjadikan pelita yakni matahari yang amat terang lagi menghasilkan panas
sampai batas waktu yang Kami kehendaki, kata ( )وھﺎّﺟﺎwahh jan terambil dari
kata ( )وھﺞwahaja yang berarti bercahaya atau berkelap kelip atau menyala.
30
Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan Al-Qur an (Jakarta, Gema
Insani, 2006), h. 65.
31
Sûrah al-Nab /78:13.
32
Lajnah Pentashian Mushaf Al-Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Manfaat Benda-Benda Langit Dalam
Perspektif Al-Qur an dan Sains, h. 36.
52
ada pada matahari. Sinar matahari menghasilkan energi berupa ultraviolet 9%,
cahaya 46%, dan inframerah 45%. Karena itulah ayat suci di atas menamai
secara bersamaan.33
malam hari, ketika matahari terbenam, dan mengganti cahaya tersebut dengan
lampu penerangan kita sendiri, namun banyaknya lampu penerangan, kita tidak
hari.34
macam penyakit serta memberikan kesegaran bagi kehidupan. Tidak ada bukti
lain yang lebih jelas dari apa yang kita saksikan bahwa orang-orang yang
bertempat tinggal jauh dari sinar dan panasnya matahari ternyata lebih mudah
bisa berkembangbiak kecuali pada tempat-tempat yang jauh dari sinar matahari
33
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Vol
15, h.11.
34
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XXX, h. 11.
0
35
Ahmad Mus af Al-Mar ghi, Tafsir Al-Mar ghi, Juz 30, h.11.
53
Ilmi Tim Kementrian Agama tentang manfaat matahari sebagai sumber energi
Matahari merupakan pelita atau penerang dalam kehidupan kita di bumi ini,
tanpa adanya matahari kita tidak akan merasakan adanya siang hari dan dipastikan
bumi kita akan terlihat gelap. Karena sinar cahaya yang terpancar pada matahari
ultraviolet yang ada pada matahari kita berguna untuk kulit kita dengan vitamin D
yang dimiliki sinar ultraviolet dari matahari tersebut. Maka dari itu seharusnya
kita selalu bersyukur akan anugerah dari Allah, di mana kita dapat mengambil
manfaat dari segala penciptaan benda langit yaitu matahari untuk kehidupan ini.
samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan sumber energi untuk
Energi yang dimiliki matahari dan bintang berasal dari reaksi fusi nuklir.
Proses fusi dasar merupakan penggabungan empat inti hydrogen menjadi satu inti
( )
4 ¦H → 4
2 He + 2 01 )+ 2 (
+ 2v +24,7 MeV energy )
54
Energi yang dilepas oleh satu reaksi saja sudah sangat besar, apalagi energy
fotosintesis. Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan di bumi karena banyak
sedangkan sisanya berbentuk sinar ultraviolet, yang tidak kasat mata, dan
berbentuk panas38
dan tak bisa dilihat karena ia memancarkan sinar-sinar tak terlihat, seperti sinar
gamma, sinar X, dan sinar ultraviolet. Lapisan luar mataharilah yang mengubah
membuat pembedaan yang akurat antara sinar matahari dan cahaya bulan, antara
36
Ridwan Abdullah Sani, Sains berbasis Al-Qur an, cet ke-1, h. 198
37
Tim Baitul Kilmiah Jogjakarta, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur an dan
Hadits,h.303.
38
Harun Yahya, Pustaka Sains Populer Islami: Manusia dan Alam Semesta, Terj. Catur
Sriherwanto, dkk,h. 73.
39
Nadiah Thayyarrah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur an, h. 411.
55
siang dan hilangnya cahaya pada waktu malam akan terus memberi manfaat
kepada makhluk di alam raya ini. Cahaya itu merupakan nikmat yang
Ada energi matahari yang penting, yaitu sinar ultraviolet dan sinar
inframerah. Sinar ultraviolet mempunyai manfaat dan peran yang penting bagi
makhluk hidup. Setiap makhluk di alam raya ini tercipta dengan kadar tertentu
katup pengaman bagi manusia (sinar ultraviolet yang menembus ke bumi, yang
Katup pengaman itu adalah gas ozon yang menakjubkan, berada di atas
ketinggian atmosfer. Gas ozon itu meliputi oksigen udara berkat pengaruh sinar
Dengan sinar itu bahan-bahan makanan yang tersimpan menjadi steril, begitu juga
Sinar inframerah adalah yang kita rasakan hangat ketika terkena sinar
matahari. Setiap benda yang panas memancarkan sinar inframerah. Daya panas
40
Ahmad Fuad Pasya, Dimensi Sains Al-Qur an (Solo: Tiga Serangkai, 2004), h. 83.
56
pada sinar inframerah ini digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pengeringan
keluar dari sinar itu(sinarnya berbeda-beda sesuai dengan daunnya). Sinar itu juga
bergantung pada kesehatan dan bebasnya daun dari penyakit . Dengan demikian,
pertanian terlarang.
halnya dengan matahari sebagai sumber energi yang telah dikemukakan oleh
Bahwa terdapat korelasi atau hubungan antara al-Qur’an dan sains terkait
kehidupan kita di bumi ini dengan sinar cahaya yang telah dipancarkannya
41
TKM adalah Tafsir Ilmi Kementrian Agama RI, TQS adalah Tafsir Quraish Shihab, TH adalah
Tafsir Hamka, TAM adalah Tafsir al-Mar ghi
57
A. Manfaat Bulan
Menyebabkan kondisi bulan menjadi amat panas dan bersinar seperti matahari.
Kemudian sinar bulan padam seiring perjalanan waktu. Proses ilmiah tersebut telah
dinyatakan oleh al-Qur’an sejak lebih dari 1.400 tahun yang lalu ketika perangkat
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan
tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia
58
Mengenai ayat ini, Ibnu Abu Hatim pernah meriwayatkan dari Muhammad bin
Ka’b Ahbar yang berkata, “ Ada satu matahari pada malam hari, ada satu matahari
pada siang hari. Tetapi kemudian, Allah menghapus matahari yang ada pada
Bulan yang selalu kita amati di malam hari merupakan benda langit yang
bercahaya melalui pantulan dari sinar matahari kita. Dengan bukti ilmiah yang
telah diungkapkan oleh ayat di atas memberikan informasi kepada kita bahwa
bulan yang terang-benderang di malam hari dahulunya adalah matahari dan Allah
“Bulan adalah planet kecil yang mengikuti bumi. Jarak bulan dari bumi
kurang lebih 38 juta km2, besar bloknya mencapai 22 miliar km3 dan rata-rata
kepadatannya mencapai kurang lebih 3,34 gram dalam cm3. Berat bobotnya
Bulan adalah objek yang paling cemerlang di langit pada malam hari karena
memantulkan sinar matahari dengan baik. Saat Bulan mengitari bumi, kita melihat
luas permukaan yang terkena sinar matahari berbeda-beda, dari Bulan Sabit tipis
hingga Bulan purnama. Saat sisi Bulan yang menghadap kita tidak terkena cahaya
Matahari, kita sama sekali tidak dapat melihatnya. Kita menyebutnya dengan
42
Sûrah al-Isr /17:12.
43
Taufiq ‘Ulwan, Mengungkap Rahasia Ayat-Ayat Kauniyah (Jakarta: Almahira, 2010),
cet ke-1, h. 116.
44
Zaghloul Ragheb Mohamed El-Naggar, Selekta dari Tafsir Ayat-Ayat Kosmos dalan
Al-Qur an Al-Karim, jilid 1 (Jakarta ; Shorouk International Bookshop, 2010), h.88.
59
Bulan baru. Satu bulan, yang lamanya 29,5 hari, diukur dari satu bulan baru ke
menempuh jarak sepanjang 12 derajat dari 360 derajat orbitnya setiap hari. Dan, ia
terbit terlambat selama 49 menit dari hari sebelumnya. Seandainya bulan tidak
terbit terlambat tentu bulan akan selamanya tampak sebagai bulan purnama
sepanjang kehidupan.46
Diameter bulan adalah 2.000 mil (3.474 km) dan kira-kira berjarak 250.000
mil (384.403 km) dari bumi. Cahaya yang dipancarkan bulan adalah cahaya
kalender. Dan kenyataanya, semua jam dan kalender harus disesuaikan dengan
Bulan adalah planet yang kering dan tandus, tanpa atmosfer ataupun air. Bulan
mengandung batu atau besi cair. Permukaannya berdebu, dengan dataran tinggi
Juga terdapat dataran rendah dengan kawah besar yang tetutup lava beku
sehingga membentuk daerah gelap yang disebut maria atau ‘lautan’. Maria terjadi
45
Tim Baitul Kilmiah Jogjakarta, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur an dan Hadits, h.
305.
46
Nadiah Thayyarrah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur an, h. 430.
47
Mir Aneesuddin, Buku Saku Ayat-Ayat Semesta : Mengerti Rahasia Alam Nyata dan Gaib
dalam Al-Qur an dan Sains, Penerjemah Machnun Husein (Jakarta: Zaman, 2014), h.48.
60
terutama di sisi dekat bumi, yang memiliki kerak lebih tipis daripada sisi yang
“Bulan memerlukan waktu untuk berputar pada porosnya sama dengan waktu
untuk berputar sekali mengelilingi bumi (27 hari dan 8 jam). Karenanya , salah satu
sisi bulan selalu tersembunyi dari bumi. Orbit bulan miring pada bidang orbit
matahari sekitar 5°. Seandainya tidak miring pada bidang orbit matahari maka
gerhana bulan akan terjadi setiap bulan penuh dan gerhana matahari terjadi setiap
bulan baru.”49
Manfaat yang ada pada bulan, selalu dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-
hari. Bulan yang mengalami revolusi atau perputarannya mengelilingi bumi dan
juga dengan adanya gaya garvitasi pada bulan dan bumi membuat terjadinya
fenomena pasang surut air laut yang memudahkan khusunya para nelayan dan kapal
yang berlayar di lautan untuk mengetahui waktu kapan air laut pasang naik dan
pasang surut. Dan revolusi yang terjadi pada bulan memudahkan para ilmuan untuk
Pasang surut adalah bagian dari kekuatan bumi yang berfungsi untuk
memecah batu karang pantai, dan membentuk beragam jenis endapan batu karang
yang terdapat pada sepanjang pantai. Ini adalah sedikit dari sejumlah bentuk
48
Etty Indriati, dan Yasman, Ensiklopedia Sains dan Teknologi (Jakarta:Lentera Abadi,
2007), h. 40.
49
Wahyudi Priyono Suwarso, dkk, Ensiklopedia IPA: Visual Fisika, Kimia, Biologi dan
Matematika (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009), h.311.
61
penundukan yang telah ditentukan oleh kehendak Allah SWT. dengan hikmah
yang luar biasa, agar matahari dan bulan menjadi asal usul yang bermanfaat dalam
struktur alam semesta dan dalam pengaturan gerak kehidupan di atas permukaan
bumi.50
“Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa
yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya.
dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-
Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada manusia.”51
Dalam tafsir Ilmi Tim Kementrian Agama RI bahwa pemeliharaan Allah
begitu teliti sehingga benda-benda langit yang berjumlah miliaran tetap kokoh
pada posisinya dan tidak berjatuhan walau tanpa tiang penyangga. Dengan
gerakan pada poros dan peredaran pada orbitnya, masing-masing benda langit itu
gravitasi telah daAllah yang demikian saksama langit dan semua benda yang ada
50
Zaghloul Ragheb Mohamed El-Naggar, Selekta dari Tafsir Ayat-Ayat Kosmos dalam
Al-Qur an Al-Karim, Jilid 1 (Jakarta ; Shorouk International Bookshop, 2010), h. 89.
51
Sûrah al- ajj/22:65.
52
Lajnah Pentashian Mushaf Al-Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Manfaat Benda-Benda Langit Dalam
Perspektif Al-Qur an dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur an, 2010), h. 14.
62
Menurut Quraish Shihab bahwa kata ( )ﺳﺨّﺮsakhara dalam ayat ini artinya
arti langit, namun pada konteks ini adalah benda-benda langit. Penundukan pada
benda langit yang dimaksud disini, yaitu bulan yang mengalami fenomena pasang
surut ait laut. Semua itu terjadi oleh gaya gravitasi dan kekuatan yang dimiliki
bulan. Sifat kasih sayang Allah kepada hamba-Nya diperlihatkan dengan adanya
atmosfer yang mengandung zat-zat yang diperlukan untuk kehidupan dan sebagai
berjatuhan ke bumi.53
telah memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi tentang pasang surut air
laut dan peredaran angin serta cuaca. Karena Allah telah menahan benda-benda
langit agar tidak berjatuhan ke bumi, artinya Allah telah mengatur keseimbangan
alam tersebut. Bintang yang terlihat di langit pada malam hari yang besarnya 1000
kali besar bumi juga mempunyai garis keseimbangan yang telah diatur sedemikian
rapi. Semua itu dapat terjadi tidak lain karena izin dari Allah.54
Menurut al-Mar ghi bahwa Allah telah menundukkan segala apa yang
53
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Vol. 8 (Jakarta: Lentera Hati, 2002),h.277.
54
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz. XVII (Jakarta: PT Pustaka Panjimas), h.204.
63
dengan sistem gaya tarik, karena Dia menjadikan bagi masing-masing planet itu
orbit khusus yang tidak pernah dilanggarnya. Planet-planet itu akan tetap ada di
dalam kehidupan dunia ini hingga kiamat nanti. Sekiranya tidak karena sistem
yang khusus ini, niscaya sebagian planet yang besar akan berbenturan dengan
sebagian yang lain, alam bumi ini akan rusak, dan tidak ada satu manusia atau
Fenomena pasang surut air laut pada bulan yang menjadi penggeraknya,
disebabkan karena gaya gravitasi yang dimilikinya. Posisi bulan yang jaraknya
tepat tidak terlalu dekat dan jauh dengan bumi yang memiliki lautan membuat
terjadinya fenomena pasang surut air laut. Karena garis lurus antara bulan dan
lautan di bumi menjadi tertarik, maka permukaan air laut menjadi pasang.
Demikian apabila surut di laut, maka air laut dan bulan tidak tertarik garis
lurusnya.
SWT. yang telah menahan benda langit agar tidak terjatuh ke bumi kita. Ayat
Qur’an di atas telah mengandung isyarat ilmiah jauh sebelum penelitian ilmiah
tentang fenomena pasang surut air laut ditemukan oleh para ilmuan. Hal tersebut
seharusnya kita pahami dan renungkan bahwa begitu hebat semua yang telah
55
Ahmad Mus af Al-Mar ghi, Tafsir Al-Mar ghi, Juz 17 (Mesir : Mustafa Al-Bab
Al-Halab, 1394 H), h. 24.
64
Allah SWT. ciptakan untuk kita sebagai manusia yang memiliki kemampuan akal
untuk berfikir.
Bulan “bertanggung jawab” atas fenomena pasang surut air laut. Pasang
adalah meningkatnya ketinggian air laut beberapa meter dan kemudian menurun
lagi. Hal ini terjadi sebanyak dua kali dalam sehari. Ketika bulan purnama tiba,
pengaruh bulan terhadap fenomena pasang surut semakin besar. Naik turunnya
ketinggian air laut pada saat purnama lebih tinggi. Misalnya, adalah setengah
Bulan sangat mendukung kehidupan kita di muka bumi ini, dengan menyebabkan
Seandainya jarak antara bumi dan bulan terlalu dekat, tentu bulan akan
tertarik oleh gaya gravitasi bumi. Hal itu akan menyebabkan bulan menabrak
bumi dan musnahlah kehidupan di bumi. Namun, seandainya bulan menjauh dari
bumi dan jarak diantara keduanya bertambah lebar, tentu tidak akan terjadi
fenomena pasang surut air laut di muka bumi dan bulan akan tertarik oleh daya
gravitasi planet yang lain. Selain itu, bumi akan berotasi hanya dalam waktu 4 jam
untuk sekali siklus rotasi sehingga panjang malam hanya 2 jam dan panjang siang
Begitu dahsyat Allah SWT. menerapkan hukum alam yang terjadi pada
bulan terhadap fenomena pasang surut air laut dan memberikan manfaat yang
56
Nadiah Thayyarrah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an, h. 436.
65
para nelayan dan nahkoda kapal yang berlayar untuk mengetahui pergerakan
Bulan memiliki gaya tarik yang mempengaruhi posisi air laut, contohnya
adalah fenomena pasang surut air laut. Apabila kedua benda langit ini terlalu
dekat, maka akan mengalami benturan yang sulit dihindarkan. Tetapi Allah telah
sehinngga semuanya menjadi mutlak (sine qua non) dan berjalan beraturan.57
Ada dua jenis pasang di sini, yaitu pasang purnama dan pasang perbani.
Pasang purnama terjadi saat bulan purnama, dan pasang perbani terjadi terjadi saat
bulan berada dalam posisi kuadratur timur ataau barat. Akibat dari gaya pasang
surut air laut dengan gaya gravitasi bumi, bulan mengalami gempa hingga
bulan. Terdapat juga gempa dengan hiposenter yang lebih dangkal (100 km) dan
Demikianlah salah satu dari fenomena alam yang muncul sebagai akibat
dari pergerakan bulan. Hal-hal yang terjadi akibat perubahan keadaan dan posisi
bulan merupakan ketetapan yang telah di tentukan Allah dalam hukum alam.
Inilah aturan Allah yang selalu akan terjadi setiap saat sesuai dengan apa yang
telah diciptakannya.
57
Maurice Bucaille, Bibel, Qur an, Dan Sains Modern, Penerjemah. M Rasjidi (Jakarta:
PT Bulan Bintang, 2001), h. 183.
58
A. Gunawan Admiranto, Menjelajah Tata Surya, cet ke-2 (Yogyakarta: Kanisius, 2009),
h. 206
66
mereka dalam hitungan hari, bulan, dan tahun sehingga mereka pun mengetahui
bilangan tahun. Hal itu juga membantu mereka untuk mengetahui waktu-waktu
untuk beribadah dan berinteraksi dengan sesama mereka. Allah SWT menjelaskan
dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antarannya
empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu
Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum
musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya,
dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”59
Dalam tafsir Ilmi Tim Kementrian Agama bahwa Allah telah menetapkan
jumlah bulan dalam satu tahun. Semenjak langit dan bumi diciptakan ketetapan
jumlah bulan ini telah diinformasikan, yaitu dua belas. Dalam sitem kalender yang
dikenal saat ini, baik yang berdasar pada peredaran matahari maupun bulan,
jumlah bulan dalam satu tahun memang dua belas. Namun demikian, yang
59
Sûrah al-Taubah/9:36.
67
dimaksud pada ayat ini adalah tahun zyang berdasar peredaran bulan, yaitu yang
Menurut Quraish Shihab bahwa ayat ini berbicara tentang kaum musyrikin,
mempunyai kaitan erat dengan ibadah haji dan juga zakat dari sisi haul yakni
bahwa batas yang tidak dapat ditambah dan dikurangi menyangkut bilangan
bulan, yang dimaksud ayat ini dengan bulan adalah perhitungan bulan menurut
Jumlah hari selama setahun dalam perhitungan Qamariah sebanyak 355 hari,
sedang dalam perhitungan Syamsiah sebanyak 365,25 hari. Karena itu setiap
tahun terdapat selisih sekitar sepuluh hari antara perhitungan Qamariah dan
Syamsiah. Ini menjadikan ibadah haji dan puasa misalnya tidak selalu`terjadi pada
Setiap tiga tahun, puasa dan haji berbeda bulan Syamsiahnya walaupun dalam
bulan Qamariah haji selalu di bulan haji dan puasa selalu di bulan Ramadhan.
“…Selisih itu menjadikan pelaksanaan haji dan pusasa tidak selalu pada musim
panas atau musim dingin tetapi berganti –ganti sehingga kaum muslimin dapat
mengalami aneka musim dan dengan demikian tercapai pula keadilan bagi semua
60
Lajnah Pentashian Mushaf Al-Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Manfaat Benda-Benda Langit Dalam
Perspektif Al-Qur’an dan Sains, h. 117.
61
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Vol
55, h.554.
68
dua belas bulan dalam setahun. Dan begitu juga dengan perhitungan bulan
mengelilingi bumi terdapat dua belas kali dalam setahun, karena melihat
peredaran bulan. Awal bulan berbentuk sabit, berangsur menjadi bulan purnama,
kemudian menyusut sampai di akhir bulan, yaitu antara 29 dan 30 hari. Berbeda
Adapun menurut al-Mar ghi dalam tafsirnya menjelaskan tentang ayat diatas
bahwa bilangan bulan itu ada 12 bulan di dalam ketetapan Allah, akibat
pengaturan peredaran bulan dan penentuan orbit-orbitnya, waktu atau masa ketika
yaitu enam hari dari masa penciptaan dilihat dari rinciannya dan penciptaan
pelaksanaan yang fardhu dan sunat. Di antara hikmah penentuan bulan itu ialah,
bahwa Allah menjadikan masa pelaksanaan saum dan haji berputar dalam seluruh
bagian tahun. Di antaranya ada masa yang terasa sulit untuk dipergunakan
Di antara bulan-bulan itu, ada empat bulan yang diwajibkan Allah untuk
62
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz VIII, h. 204.
69
melalui lisan Ibrahim dan Ismail as. Orang-orang Arab menukil pengharaman itu
dari mereka berdua secara mutawatir, baik berupa perkataan maupun perbuatan,
bulan-bulan ini ada tiga bulan yang berturut-turut, yaitu : Zul-Qa’dah, Zul-Hijjah
Bilangan bulan ditetapkan oleh Allah pada saat langit dan bumi diciptakan.
Hal ini Allah telah menetapkan periode bulan mengelilingi bumi dan periode bumi
mengelilingi matahari pada saat penciptaan bumi, matahari, dan bulan. Ketetapan
lamanya periode rotasi dan revolusi bulan, serta periode gerak rotasi dan revolusi
bumi.64
Perhitungan waktu yang telah dijelaskan ayat di atas bahwa perjalanan bulan
yang mengelilingi bumi kita, sangat bermanfaat sekali untuk membantu manusia
dilakukan para ahli astronomi. Posisi bulan yang tepat jaraknya tidak terlalu dekat
dan jauh dengan bumi memudahkan manusia untuk menentukan perhitungan awal
Bulan tidak selalu dapat dilihat meskipun pada malam hari. Bulan tidak selalu
bundar. Suatu ketika Bulan berbentuk lengkungan tipis. Bila lengkungan tipis
merupakan bentuk bulan yang sebenarnya, berarti bulan berevolusi mulai dari
tidak ada, kemudian lahir dalam garis halus yang melengkung dan terus membesar
63
Ahmad Mus af Al-Mar ghi, Tafsir Al-Mar ghi, Juz 7, h. 193.
64
Ridwan Abdullah Sani, Sains berbasis Al-Qur an, cet ke-1, h.190
70
sampai berbentuk bundar selama beberapa malam, dan kembali mengecil menjadi
cahaya, tetapi sekadar memantulkan cahaya yang diterimanya. Hal menarik dari
penampakan bulan menurut kita yang ada di bumi adalah bentuk bagian yang
terkena cahaya matahari tidak seluruhnya teramati dan tampak sebagai bulatan
sabit, merupakan tanda bagi waktu. Bulan mempunyai banyak tempat, dan bulan
berpindah dari satu tempat ke lain tempat secara periodik, dan pada awal serta
akhir periode ditandai oleh penampakan bulan yang melengkung dan condong
makin tebal, separuh lingkaran, separuh lingkaran lebih sampai suatu ketika
Perbedaan penentuan awal bulan baik Ramadhan maupun bulan Syawal yang
mempunyai satu bilangan tanggal lebih untuk satu hari yang sama di dalam sistem
kalender Qamariah. Ada dua langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari
perbedaan ini. 67
setiap awal bulan, yang seharusnya dilakukan kurang lebih selama lima tahun
berturut-turut untuk memperoleh data ukuran besar dan ketinggian derajat hilal
65
Agus Purwanto, Nalar Ayat-Ayat Semesta,(Jakarta: Mizan, 2012), h.320.
66
Agus Purwanto, Ayat-Ayat Semesta, h.258.
67
Ibid, h.262.
71
yang valid. Data ini kemudian diverifikasi untuk mendapatkan angka ketinggian
diperoleh ketinggian hilal yang sama persis. Pertama, kriteria wujudul hilal yakni
sudah masuknya bulan baru yang di hisab akhir bulan, tepatnya tanggal 29,
memberikan angka di atas nol bagi ketinggian hilal, dan berapa pun angka
tersebut. Kedua, kriteria imkanur rukyat dengan ketinggian hilal dua derajat.
Artinya, meski bulan di atas matahari tetapi belum sampai dua derajat maka
keesokan harinya masih bulan yang sama yakni tanggal 30 dan baru lusanya
masuk bulan baru. Bahkan lebih ekstrem lagi, kriteria imkanur rukyat ini
sekaligus untuk menolak kesaksian orang yang mengaku merukyat, padahal pada
zaman dulu tidak ada kesaksian yang ditolak asalkan saksi bersedia disumpah.
Kedua, cara yang lebih mudah dan dapat diuji oleh siapa pun. Allah telah
maka bulan purnama pasti terjadi pada pertengahan bulan, tanggal 15. Mungkin
68
Sûrah al-Insyiq q/84:18.
72
Hilal secara praktis sangat sulit diamati kalaupun teramati, bisa jadi
sebenarnya hari itu sudah tanggal dua atau tiga. Tetapi bulan purnama sangat
mudah diamati. Para nelayan yang pekerjaan utamanya mencari ikan di laut
menjadikan bulan sebagai acuan waktu kapan harus melaut, kapan harus istirahat.
Dari kondisi bulan pun, mereka juga tahu pola arus laut suatu waktu.
muka bumi sebagai pedoman untuk menentukan perhitungan waktu. Bentuk bulan
yang berubah-ubah mulai dari bentuk bulan tsabit hingga terjadinya bulan
yang baru.
69
TKM adalah Tafsir Kementrian Agama RI, TQS adalah Tafsir Quraish Shihab, TH
adalah Tafsir Hamka, TAM adalah Tafsir al-Mar ghi
73
B. Manfaat Bintang
Bintang adalah benda angkasa yang tersebar di langit dekat yang berbentuk
bulat atau semi bulat, gas, menyala, benda bersinar dan bertaut dengan gaya
gravitasi. Dengan mempelajari cahaya bintang yang sampai kepada kita, dapat
atas langit pada malam hari dengan keindahan cahaya yang dimilikinya membuat
70
Sûrah al-Hijr/15:16-18.
74
bintang dikatakan sebagai penghias langit dan bintang dimanfaatkan juga oleh
para nelayan dan nahkoda kapal yang berlayar di lautan untuk menunjukkan arah
Bintang adalah benda yang terbentuk dari gas bersinar yang lahir di
nebula. Gas tersebut, bahan utamanya dari hidrogen, dan tidak menyala seperti
nyala api. Bintang adalah benda raksasa yang memiliki kekuatan gravitasi sangat
besar yang bersifat menarik ke bagian pusat. Desakan tekanan di bagian pusat
(bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah
Dalam sejarah ilmu astronomi, dan geologi terungkap bahwa yang pertama
Bintang memiliki ukuran, massa, dan suhu yang sangat beragam. Diameternya
berkisar antara 450 kali lebih kecil hingga lebih dari 1.000 kali diameter matahari.
Massanya berkisar dari sekitar 1/20 sampai lebih dari 50 kali massa
matahari. Suhu permukaan berkisar antara 3.000°C sampai lebih 50.000°C. Warna
71
Ian Graham, Intisari Ilmu Ruang Angkasa, Penerjemah Hindrina Perdhana Sari
(Jakarta:Erlangga, 2005), h. 37.
72
Tim Baitul Kilmiah Jogjakarta, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur an dan Hadits,
Jilid 4 (Jakarta: Kamil Pustaka, 2003), h. 154.
73
Ahmad Syawqi Ibrahim, Jagat Raya Pun Bertasbih : Ilustrasi AlunanTasbih Dari
Gerak Atom Hingga Rotaksi Galaksi (Jakarta: PT Serambi Alam Semesta, 2006), h. 177.
75
bahwa langit tidaklah kekal. Pada 1584 Giordano Bruno mengusulkan bahwa
Pada abad berikutnya, ide bahwa bintang adalah Matahari yang jauh
bintang-bintang ini tidak memberikan tarikan gravitasi pada tata surya. Isaac
seluruh langit, sebuah ide yang berasal dari teolog Richard Bentley. 75
Adapun upaya untuk mencakup semua sisi bagian dari kemukjizatan ayat ini,
tentu tanpa diragukan lagi bahwa hal itu berada di luar kapasitas akal manusia.
74
Etty Indriati, dan Yasman, Ensiklopedia Sains dan Teknologi (Jakarta:Lentera Abadi,
2007), h. 22.
75
Tim Baitul Kilmiah Jogjakarta, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur an dan Hadits, h.
154.
76
Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Zat Pencipta alam semesta, yang telah
Galaksi Bima Sakti terletak pada tempat yang dekat dengan langit dunia.
Inilah posisi yang aman, karena pada Hari Kiamat nanti bintang-bintang itu akan
terpisah dari langit dan memutuskan ikatannya. Setiap bintang dalam posisinya
yang berjauhan dari posisi bintang-bintang galaksi lainnya, posisi mereka telah
diletakkan secara teratur dengan penuh hikmah dan kelayakan. Mereka begitu
kegelapan darat dan lautan, penghias bagi langit dunia dan bom bagi setan.
lain dan gaya gravitasi yang dimiliki masing-masing, sehingga tidak saling
76
Hi am albah, Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur an dan Hadis, Penerjemah Syarif Hade
Masyah (Perpustakaan Nasional RI, 2009) cet. ke-3, h.79
77
Nadiah Thayyarrah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur an: Mengerti Mukjizat Ilmiah
Firman Allah (Jakarta: Zaman, 2014), h.388.
77
tersebar di angkasa dapat pula dijadikan sebagai petunjuk, baik untuk menentukan
arah maupun waktu. Para nelayan, musafir, atau orang yang profesinya
yang diinginkan.
Salah satu pemandu untuk menentukan arah, baik saat di laut maupun
darat, adalah bintang-bintang. Pada masa lalu, sebelum kompas dan alat navigasi
Menurut Quraish Shihab bahwa di bumi yang Allah ciptakan, Dia jadikan
78
Sûrah al-Nahl/16:16.
79
Lajnah Pentashian Mushaf Al-Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Manfaat Benda-Benda Langit Dalam
Perspektif Al-Qur an dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur an, 2010), h. 148 .
78
arah di mana mereka berada serta ke mana mereka dapat menuju. Sejak awal
bintang tak bergerak –seseorang yang akan berpergian dapat menetukan arah yang
matahari dan bintang dalam menentukan arah perjalanan pada suatu masa tertentu.
Mereka juga menggunakan gugus bintang dalam menentukan waktu seperti gugus
Bintang Biduk. Dengan demikian, manusia dapat mengenal tempat dan wkatu
alamat tersebut menjadi arah bagi kapal berlayar. Allah telah memberi ilham
mudah berlayar jauh. Dan dengan bintang pun manusia juga mendapat petunjuk
dalam berlayar di waktu malam, untuk mengetahui arah : Barat, Timur, Utara dan
Selatan.81
Menurut Al-Mar ghi bahwa di dalam ayat ini terdapat isyarat, bahwa
80
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Vol 7
, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 202.
81
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XIV (Jakarta: PT Pustaka Panjimas, ), h. 232.
79
dan kiblat. Oleh sebab itu, dari Ilmu Falak sebaiknya kita mempelajari apa yang
tidak lain untuk tiga perkara. Yaitu, untuk menjadi hiasan bagi langit, untuk
mengatakan selain itu, sesungguhnya dia telah membuat-buat apa yang tidak
penglihatan kita, yaitu bintang-bintang. Agar dapat diambil manfaat dari bintang
tersebut untuk kehidupan di bumi sebagai penunjuk arah dan bukan tempat untuk
membuat ramalan. Tetapi masih banyak faktanya di zaman kekinian ini manusia
masih ada yang mendatangi para ahli nujum atau perbintangan untuk meminta
mendapatkan jodoh dan harta kekayaan dengan melihat dari bintang zodiak.
Padahal Allah SWT Yang Maha Pengasih, telah memberikan bintang sebagai
yang sebenarnya di langit. Sebab, bintang adalah benda langit yang terdapat nyala
api di dalamya dan suhunya mencapai jutaan derajat. Dengan cahaya dari bintang
82
Ahmad Mus af Al-Mar ghi, Tafsir Al-Mar ghi, Juz 13 (Mesir : Mustafa Al-Bab
Al-Halab, 1394 H) h. 111.
80
atau semi bulat, gas, menyala, benda bersinar dan bertaut dengan gaya gravitasi.
Meskipun strukturnya bersifat gas, namun, massa dan isinya sangat besar, suhu
panasnya sangat tinggi, dia menyebarkan cahaya tampak dan tidak tampak dan
diketahui sejumlah karakter natural dan kimianya, seperti derajat kilauan, daya
sinar, suhu panas, bobot, massa, posisi, kecepatan rotasi dan orbit, komposisi
menyebut hiasan langit tersebut dengan istilah kawākib, bentuk jamak dari kata
bahwa penghiasan langit oleh ayat di atas dijadikan sebagai salah satu dari tujuan
pokok, bukan sebagai tujuan sampingan dan kebetulan. Kesan ini diperoleh dari
adanya kata penghubung dan tanpa ada sesuatu yang dihubungkan, tetapi
Melalui ayat ini dan sekian banyak ayat dan hadis yang lain, kita dapat
kebesaran Allah melalui keindahan alam raya. Melalui ayat-ayat semacam ini juga
kita dapat berkata bahwa Islam bukan hanya mendukung, tetapi menganjurkan
kreasi dan seni selama ia mengarah kepada keesaan dan kesucian Allah, atau
keindahan alam ini. Allah menciptakan langit dengan perhiasannya yaitu bintang-
Dengan akal membawa kita kepada berfikir, dari mana kita berasal, dan
akan ke mana akhir kehidupan ini. Dan dengan perasaan kita dapat melihat
keindahan. Orang yang melihat bintang dilangit dengan akal, akan sampai kepada
mengetahui bahwa ukuran bintang-bintang yang besarnya beratus kali dari bumi
86
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Vol
12, h. 11.
82
Penciptanya. Sampai tidak bosan apabila melihat keindahan alam ini dan
juga pernah ada di negara-negara Islam, seperti di Baghdad di zaman Khalifah al-
kemegahan dan keindahan yang ada padanya, serta bentuk-bentuk yang sesuai
bahwa bintang-bintang itu berjarak sesuai, setiap planet dari matahari mempunyai
Langit dihiasi bintang-bintang. Ada yang tampak terang bagai lampu, ada
dari kaki langit sampai puncak. Bintang dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
bola langit bagian atas dan seharusnya dapat diamati. Kedua, bintang-bintang
yang tidak mungkin dapat diamati selama 24 jam karena bintang-bintang tersebut
87
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XXIII, h.94.
88
Ahmad Mus af Al-Mar ghi, Tafsir Al-Mar ghi, Juz 23, h.193.
83
Bintang-bintang ini hanya dapat dilihat oleh pengamat atau astronom jika
mereka berpindah lokasi pengamatan dari bumi bagian utara ke selatan atau
bola langit atas dan dalam waktu lainnya berada di bola langit bawah.89
yang sebenarnya di langit. Sebab, bintang adalah benda langit yang terdapat nyala
api di dalamnya dan suhunya bisa mencapai jutaan derajat. Oleh sebab itu,
terlahirlah cahaya dari diri bintang itu sendiri dan cahaya itu dipancarkannya ke
sangat takjub akan penciptaan Allah yang sungguh indah. Sehingga manusia tak
merenungkan dan berfikir akan segala keindahan yang Allah ciptakan karena
Allah mencintai keindahan. Dan membuat kita untuk semakin mendekatkan diri
kepada-Nya.
89
Agus Purwanto, Nalar Ayat-Ayat Semesta (Jakarta: Mizan, 2012), h.354.
84
90
TKM adalah Tafsir Kementrian Agama RI, TQS adalah Tafsir Quraish Shihab, TH
adalah Tafsir Hamka, TAM adalah Tafsir al-Mar ghi
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah penulis paparkan pada bab-bab terdahulu maka
penciptaan benda-benda langit yang bermula dari penciptaan langit yang ketika itu
masih berupa asap yang sebelumnya tidak dijelaskan di dalam tafsir Ilmi
tentang manfaat matahari sebagai pusat tata surya dijelaskan bahwa Matahari
dalam tafsir Quraish Shihab bahwa kecepatan edarnya bisa mencapai sekitar 700
km per detik, dilanjutkan tafsir Hamka bahwa matahari berjalan dengan kecepatan
12 mil per detik, dan tafsir al-Maraghi menjelaskan bahwa matahari melakukan
rotasi (berputar pada dirinya sendiri) pada sumbunya kira-kira 200 mil per detik.
2. Penelitian yang telah dilakukan oleh ilmuan sains tentang proses penciptaan
benda-benda langit yang terbentuk perlahan dan memadat, terus bertambah cepat
dan memadat pada bagian pusat putaran (rotasi). Ilmuan astronomi berkata, bahwa
matahari kita terbentuk saat konsentrasi debu dan gas pada pusat perputaran kabut
85
86
hingga mencapai tekanan dan suhu yang tinggi, menyebabkan reaksi fusi
penelitian ilmiah dengan al-Qur’an yang terjadi pada proses penciptan benda
langit yang terbentuk dari asap. Berlanjut dengan manfaat benda-benda langit,
diambil contoh pada manfaat matahari sebagai pusat tata surya. Matahari
melakukan rotasi pada porosnya sendiri setiap 25 hari sekali, dan pada saat yang
sama ia berevolusi mengelilingi suatu titik statis dalam galaksi Bimasakti pada
suatu orbit statis setiap 250 juta tahun sekali, dengan kecepatan 250 km per detik.
3. Terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat diambil hikmah dari penciptaan dan
manfaat benda-benda langit tersebut. Allah SWT. telah mengatur rancangan yang
sedemikian hebat pada matahari, bulan dan bintang-bintang serta benda langit
lainnya yang telah dijelaskan di dalam al-Qur’an 1400 abad yang lalu sebelum
penelitian sains tentang manfaat benda-benda langit ini dilakukan, dan penelitian
terdapat korelasi di antara keduanya . Seperti yang telah dijelaskan pada contoh
matahari sebagai pusat tata surya dalam QS. Y s n/36: 38 Allah SWT.
telah dijelaskan para mufassir dan sains telah mebuktikan adanya keselarasan atau
korelasi di antara keduanya bahwa memang benar matahari berjalan sendiri atau
4. SARAN
Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah penulis uraikan di atas, maka
1. Mengkaji sains dari sudut pandang Islam, bukan berarti ‘memaksa’ untuk
masing tidak dapat digantikan yang lain. Maka untuk bisa memahami
dapat menambah tingkat keimanan, tidak lantas menjadi bangga dan lupa
diri. Dan manusia dapat mengambil manfaat serta hikmah dari pengkajian
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan Sani. Sains berbasis Al-Qur’an. cet ke-1. Jakarta: Bumi
Aksara, 2015.
Abdushshamad, M. Kamil. Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur’an. cet. ke-5 Jakarta:
Akbar Media Eka Sarana, 2004.
Guiderdoni, Bruno Abd Al-Haqq. Membaca Alam Membaca Ayat. cet. ke-1.
Bandung, Mizan, 2004 .
Ghulsyani, Mahdi. Filsafat Sains Menurut Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1998.
Gul, Sema. Ruang Angkasa. Jakarta: Yudhistira, 2007.
Graham, Ian Intisari Ilmu Ruang Angkasa, Jakarta:Erlangga, 2005.