Oleh
Nurul Zairina Lutfia
NIM 1112011000097
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan
dengan sumber primer tafsir al-Misbah, dengan teknik analisis deskritif kualitatif,
dengan cara mengumpulkan data atau bahan-bahan yang berkaitan dengan
pembahasan dan permasalahanya, yang diambil dari sumber-sumber kepustakaan,
kemudian dianalisis dengan metode tahlili, yaitu metode tafsir yang menjelaskan
kandungan ayat al-Qur`ân dari seluruh aspeknya.
Nilai-nilai akhlak yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat
dalam hasil penelitian menunjukan bahwa nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam
surat al-Insyirah ayat 1-8 meliputi: Sifat ikhlas, sabar, kerja keras dan tawakkal.
i
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Padanan Aksara
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:
iii
ء ` Apostrof
ي y Ye
2. Vokal
Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
3. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
4. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun
huruf kamariah.
5. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda ( )ــّـdalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan
menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak
iv
berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang
yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.
6. Ta Marbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/. Hal
yang sama juga berlaku jika tamarbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‘t).
Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf
tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/.
7. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih
aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan
permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain.
Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf
kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata
sandangnya.
8. Cara Penulisan Kata
Setiap kata, baik kata kerja (fi‘l), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis
secara terpisah. Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri
mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu
dialihaksarakan.
v
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
PEDOMAN TRANLITERASI ...............................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................9
C. Pembatasan Penelitian ...............................................................................10
D. Perumusan Masalah...................................................................................10
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..............................................................10
vi
vii
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................59
B. Saran ...................................................................................................59
C. Implikasi .............................................................................................60
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Di era globalisasi ini banyak masyarakat modern bukan hanya dari gaya
hidup saja, akan tetapi banyak masyarakat yang menganggap semua hal yang
3
ada sekarang serba modern bahkan banyak yang tidak peduli terhadap akhlak
budi pekerti seseorang.
Akhlak mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap diri seseorang,
karena akhlak merupakan suatu perbuatan manusia yang dapat dinilai baik
atau buruk yang kemudian tertanam dan melekat dalam jiwa seseorang
sehingga menjadi suatu kepribadian.
Di Indonesia khususnya, negara ini terkenal dengan budaya luhur
bangsanya yang kaya akan nilai-nilai pendidikan akhlak dan tingkat spiritual
yang tinggi, yang turun-temurun dari masa ke masa. Namun seiring
berjalannya waktu perlahan-lahan masyarakat mulai meninggalkan adat-
istiadat bangsa ini, mereka memandang perilaku bukan lagi hal yang harus
dijunjung tinggi.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh manusia
sekarang ini, tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap hidup dan
perilakunya; baik ia sebagai manusia yang beragama, maupun sebagai
makhluk individual dan sosial.3
Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap kehidupan manusia atas
kemajuan yang dialaminya, ditandai dengan adanya kecendrungan
menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan hidupnya
adalah nilai material. Sehingga manusia terlampau mengejar materi, tanpa
menghiraukan nilai-nilai spiritual yang sebenarnya berfungsi untuk
memelihara dan mengendalikan akhlak manusia.4
Berkaitan dengan kehidupan dunia dan akhirat, manusia terbagi menjadi
tiga kelompok. Pertama, manusia yang melupakan tempat
kembalinya(kehidupan akhirat), dan menjadikan kehidupan dunia sebagai
satu-satunya tujuan. Mereka ini adalah orang-orang merugi. Kedua, manusia
yang menjadikan tempat kembalinya dikehidupan akhirat sebagai satu-
satunya tujuan. Mereka tidak terlalu menyibukkan diri dalam mengejar
urusan duniawi. Ketiga, manusia yang mengambil jalan tengah antara
3
Mustofa, Akhlak tasawuf, (Bandung: CV Pustaka, 2014), h. 16
4
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2010), h. 298
4
5
al-Ghazali, Ihya Ulumuddin akhlak keseharian, (Jakarta: Republika Penerbit, 2011) cet. 1.
h. 91-92
6
Devina Halim, Kasus korupsi Dana Pendidikan Oleh Bupati Cianjur, diakses pada tanggal
20 Januari 2018, pukul 21:43 (https://nasional.kompas.com/read/2018/12/27/08512001/infografik-
29-kepala-daerah-terjerat-kasus-korupsi-sepanjang-2018)
5
صِ َِب َّن َعلَى َما ءَا َذيْتُ ُم ْونَا َوعلَى اهلل فَتَ َوّك ِل الْ ُمتَ َوّكلُ ْونَز
ْ ََولَن
Artinya : “Dan Kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-
gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah sajalah
hendaknya orang-orang bertawakkal.(QS. Ibrahim:12).
Apabila kita melihat bahwa masyarakat sekarang ini, belum semuanya
bisa menerapkan sikap sabar dalam kehidupan sehari-hari sehingga terjadi
penyimpangan yang mengakibatkan kerugian besar dan berujung penyesalan.
Sebagaimana di muat di dalam berita Liputan 6, Gara-Gara anak
menangis, Ayah menganiaya anak tiri hingga tewas. Seperti ditayangkan
Patroli Indosiar, selasa (26/06/2018), pelaku diduga kesal, karena terbangun
dari tidur sore saat korban menangis. Dari tangan pelaku, polisi menyita
sejumlah barang bukti penganiayaan korban. Selain dipukuli, anaknya sempat
dibenamkan dalam air. Saat ibunya pulang, korban sudah dalam kondisi
tersengal-sengal dan akhirnya meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit.
Akibat perbuatannya tersangka dijerat pasal tentang perlindungan anak
7
Yunasril Ali, Pilar-Pilar Tasawuf, (Jakarta : Kalam Mulia, 2005), hal 82
6
dengan hukuman penjara paling lama 15 tahun atau denda paling banyak 3
miliar.8
Proses pendidikan dalam Islam dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor
pembawaan dari dalam diri manusia, faktor lingkungan, dan faktor hidayah
dari Allah, itulah sebabnya, jika seseorang berhasil mendidik manusia, maka
diharapkan ia tidak sombong, karena keberhasilan tersebut atas izin Tuhan.
Sebaliknya, jika seorang belum berhasil mendidik manusia, maka diharapkan
tidak putus asa, karena ketidak berhasilan tersebut juga atas kehendak
Tuhan.9
Dari berita diatas, bisa kita lihat bahwa tindakan penganiayaan dan
pembunuhan tersebut diakibatkan karena tidak adanya sifat sabar dalam diri
orang tersebut sehingga ia tidak mampu membatasi perilakunya, oleh karena
itu kita harus memiliki sifat sabar agar terhindar dari perbuatan yang tidak
diinginkan seperti berita tersebut.
Kemerosotan akhlak akibat dari ketauladanan orang tua atau pemimpin
umat, yang cenderung selalu memperlihatkan perbuatannya yang buruk, lalu
dicontoh oleh generasi muda karena perbuatannya, akan didapatkan juga oleh
generasi tua sebagai orang yang telah memberikan contoh buruk kepada
10
generasi mudanya. Hadits tersebut mengatakan :
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ َم ْن َس َّن ِْف اال ْس ََلم ُسن ًَّة َسيِّئَ ًة َكا َن َعلَْيو ِوْزُرَىا َوِوْزُر َم ْن َعم َل ِبَا م ْن بَ ْعده م ْن َغ ِْْي أَ ْن يَْن ُق
ص
8
Maria Flora, Gara-Gara Anak Menangis, Pria ini Aniaya Anak Tiri Hingga Tewas, di
akses pada tanggal 24 Juli 2018, pukul 17.00 (https://.liputan6.com/news/read/3569950/gara-gara-
anak-menangis-pria-ini-aniaya-anak-tiri-hingga-tewas)
9
Yunasril Ali, op. cit., h. 298
10
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf 1, (Jakarta : Kalam Mulia), h. 5
7
11
Wayan Erwin, Pengemis Tajir di Bali Dapat Rp 4 Jt Dalam Seminggu, Sosiolog: Stop Beri
Mereka Uang, diakses pada tanggal 20 Januari 2018, pukul 21:43(
https://www.google.com/amp/bali.tribunnews.com/amp/2018/02/06/pengemis-tajir-di-bali-dapat-
rp-4-juta-dalam-seminggu-sosiolog-stop-beri-mereka-uang).
8
mereka malas dan hasil dari mengemis itu sangatlah menjanjikan ketimbang
mereka harus bekerja. Ini merupakan perbuatan buruk karena dengan kita
memberi mereka, berarti kita membiarkan mereka nyaman dengan
pekerjaannya.
Agar kehidupan ini bisa berjalan dengan baik, maka diharuskan memiliki
sikap optimis, karena optimisme membuat seseorang lebih mudah menjadi
pekerja keras. Serta berfikir positif diperlukan agar membuat kita lebih
semngat dalam menjalankan aktifitas.
Untuk menghadapi tantangan zaman di era modern, maka yang
diperlukan adanya Iman, tauhid, dan tawakkal kepada Allah agar terhindar
dalam jurang kemusyrikan.
Dalam dunia pendidikan, Sering ditemukan siswa yang melakukan
tindakan pencurian di sekolah, hal itu terjadi karena adanya kesempatan dan
tuntutan gaya hidup modern sehingga siswa berani melakukan hal tersebut.
Sebagaima menurut berita Metro Jmbi.com telah terjadi di SMPN 12
Tebo yang berada di jalan Anggur, Desa karang Dadi, kecamatan Rimbo Ilir,
kabupaten Tebo, Selasa (16/1/2018). Saat itu penjaga sekolah yang bernama
Suryadi terkejut karena pintu salah satu ruang atau atau kantor TU terbuka
dengan kondisi gemboknya telah rusak. Lalu penjaga melaporkan ke polsek
Rimbo llir, akhirnya tidak sampai 30 menit tim berhasil mengungkap dan
mengamanakan 4 orang tersangka pelaku, yakni PPB (17), ANP (17), AFM
(18), dan TAW (18). Keempat pelaku ini berstatus pelajar aktif”. Kata Aiptu
Riyadi. “Mereka diamankan di salah satu rumah kos berikut sejumlah barang
buktinya. Sekarang pelaku dan barang bukti diamankan di Mako Polres
Rimbo llir guna penyedikikan lebih lanjut”.pungkasnya 12
Tidakan pencurian tersebut dilakukan, karena para pelajar tersebut tidak
meyakini bahwa Allah SWT melihat perbuatan mereka maka dari itu
12
Ade Sukma, Mencuri Di Sekolah 4 Pelajar Diamankan Polisi, diakses pada tanggal 25
Juli 2018, pukul 17. 22 (http://metrojambi.com/read/2018/01/17/28406/mencuri-di-sekolah-4-
pelajar-diamankan-polisi)
9
pentingya pendidikan akhlak dan akidah bagi siswa siswi disekolah, supaya
menjadi pelajar yang berakhlakul karimah sehigga terhindar dari perbuatan
tercela seperti mencuri.
Di dalam al-Qur‟an banyak ayat-ayat yang membahas tentang pendidikan
akhlak, diantaranya firman Allah dalam surat al-Insyirah ayat 5-6, yang
berbunyi:
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Banyaknya masyarakat yang belum memahami makna ikhlas menurut al-
Qur‟an.
2. Masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui makna sabar
sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur‟an.
10
C. Pembatasan Masalah
Dengan adanya identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah
yaitu, “Nilai-nilai Akhlak ikhlas, sabar, kerja keras, dan tawakkal yang
terkadung dalam Surat Al- Insyirah ayat 1-8”
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu,
1. Bagaimana kandungan tafsir dalam surat al-Insyirah ayat 1-8?
2. Apa saja nilai-nilai akhlak dalam surat al-Insyirahayat 1-8?
A. Acuan Teori
1. Pengertian Nilai
Dalam kamus bahasa Indonesia, “Nilai menurut bahasa adalah,
angka, biji, ponten, akor, kredit, point, harga, harkat, kadar, martabat,
taraf, bobot, jenis, kualitas, mut, adab, dan lain-lain”.1
Nilai (Value) menunjukkan sesuatu sesuatu yang terpenting dalam
keberadaan manusia, atau dalam perkataan lain, nilai adalah creame de
La creame atau intinya inti kehidupan. Nilai sebagai sesuatu yang
terpenting, ia diyakini dan menjadi standar tingkah laku. Oleh karena itu
Rokeach menegaskan bahwa nilai (Value) adalah suatu keyakinan yang
bersifat abadi yang mana mode kusus dari tingkh laku atau puncak
keberadaan secara pribadi maupun social lebih baik dari mode tingkah
laku atau puncak keberadaan sebaliknya.2
Pembentukan nilai titik beratnya pada ranahnya afeksi sedangkan
tipe belajar afeksi merupakan proses kontinum dari tingkat yang paling
kongkret kepada yang paling abstrak.3
Meminjam pemahaman J.Sudarminta, pendidikan nilai dalam
konteks pendidikan disekolah merupakan “….upaya untuk membantu
peserta didik mengenal, menyadari pentingnya, dan menghayati nilai –
nilai yang pantas dan semestinya dijadikan panduan bagi sikap dan
prilaku manusia, baik secara perorangan maupun bersama–sama sauatu
masyarakat.4
1
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, ( Jakarta:Kompas Gramedia, 2002), h. 249
2
Kamrani Buseri, Nilai – Nilai Ilahiah Remaja Pelajar, (Yogjakarta:UII PRESS, 2004), h. 8
3
Ibid, h. 9
4
Doni Koesuma, Pendidikan Karakter, ( Jakata: Kompas Gramedia, 2011), h. 205
11
12
2. Konsep Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Sedangkan akhlak, menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak
ialah bentuk jamak dari al-khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabi‟at. Akhlak disamakan kesusilaan,
sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia,
gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota
badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani pengertian khuluq
ini disamakan dengan kata ethicos atau ethos, artinya adab
5
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 99
6
Ibid, h. 123
7
Ibid, h. 136
13
8
Yatimin Abdulloh, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Pustaka
Amzah;,2007), h. 2
9
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 20102), h. 3
10
Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari, Keistimewaan Studi Akhlak Terj. dari Akhlaquna
oleh Dadang Sobar Ali, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), cet.5, h 88
11
Didik Ahmad Supadi dan Sarjuni, Pengantar Studi Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011), cet. 1, h. 217
14
b. Dasar-Dasar Akhlak
Dalam kosakata bahasa Indonesia, kata dasar memiliki banyak
arti. tanah yang dibawah air, bagian yang terbawah, banta, latar, cat
yang menjadi lapis yang dibawah sekali, cita atau kain yang akan
dibuat pakaian, bakat, pembawaan yang dibawa sejak lahir, alas,
pedoman, asas, pokok atau pangkal.14
12
Omar al-Taumy al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. dari al-Falsafah Fi at-
Tarbiyah al-Islamiyah, oleh. Hasan Langgulung, (Jakarta, Bulan Bintang; 1979), h. 346
13
Abuddin Nata, op.cit, h. 22
14
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 89
15
15
Omar al-Taumy al-Syaibani, op.cit, h. 198
16
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, op.cit, h. 67
16
17
Marzuki, Prinsip Dasar Akhlak Mulia, (Yogyakarta: Debut Wahana Press, 2009), h. 19.
18
M.Yatimin Abdulloh, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Pustaka Amzah
2007), h. 5
17
c. Macam-Macam Akhlak
Secara garis besar, akhlak dibagi menjadi dua katagori, yaitu
akhlak mahmudah dan akhlak Madzmumah. Yang dimaksud dengan
akhlak Mahmuda adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang
baik (terpuji), sedangkan akhlak madzmumah adalah segala macam
sikap dan tingkah laku yang buruk (tercela).19
Adapun yang termasuk dalam katagori akhlak mahmudah
jumlahnya cukup banyak, diantaranya bersikap lemah lembut, jujur,
pemaaaf, tawakkal, menepati janji, bersikap adil, bermusyawarah,
sabar, penolong dan masih banyak lagi. Adapun macam – macam
akhlakul karimah diantaranya:
1) Ikhlas
Ikhlas (Al-Ikhlas); yaitu sikap menjauhkan diri dari riya‟
(menunjuk-menunjukkan kepada orang lain) ketika mengerjakan
amal baik. Maka amalan seseorang dapat dikatakan jernih, bila
dikerjakan dengan ikhlas. Ikhlas merupakan istilah yang lekat
dalam keseharian masyarakat. Dalam konteks memberi
19
Didik Ahmad Supadi dan Sarjuni, Pengantar Studi Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011), cet. 1, h. 224
18
20
Lu‟luatul Chizanah, Validitas Konstruk Ikhlas, Jurnal Psikologi, vol. 38, no. 2, 2011, h. 199
21
Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur‟an, Tafsir Al-Quran Tematik (Jakarta : Kamil Pustaka,
2014), h. 159-160.
19
22
Lu‟luatul Chizanah, Validitas Konstruk Ikhlas, Jurnal Psikologi, vol. 38, no. 2, 2011, h. 199
23
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 11-12.
24
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin sabar dan ikhlas (Jakarta : Republika Penerbit, 2013), h. 9
21
25
Ibid, h. 190-197
22
26
SofwanIskandar, Pendidikan Agama Islam (Depok: CV.Aryaduta, 2003), h. 128.
27
Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur‟an, Tafsir Al-Quran Tematik (Jakarta : Kamil Pustaka,
2014), h. 84-85
28
Rifqi Muntaqo, Muhammad Khozinul Huda, Etos Kerja Islam Dalam Pendidikan Islam,
Jurnal Paramurobi, Vol. 1, No. 1, 2018, h. 63
27
29
Al- Ghazali, Mihrab Kaum Arifin Terj. Raudhah al-Thalibin wa „Umdah al- Salikin, oleh
Masyhur Abadi, (Surabaya : Pustaka Progressif, 2002), h. 41
28
30
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010, h. 90-91
29
d. Tujuan Akhlak
Manusia mempunyai dua jalur hubungan. Pertama dua jalur
hubungan vertical, yaitu hubungan antar sesama manusia sebagai
makhluk denga al-khaliq (sang pencipta) Allah SWT. menjalin
hubungan dengan Allah ini merupakan kewajiban bagi manusia,
karena statusnya sebagai makhluk mengharuskan dia untuk
mengabdi dan menghambakan diri kepada Allah sebagai Tuhan yang
telah menciptakannya. 31
Kedua yaitu horizontal, yang mana kita sebagai manusia
tidaklah hidup sendirian didunia ini, melainkan hidup berdampingan
dengan sesama manusia bahkan makhluk hidup lainnya, seperti
hewan dan tumbuhan. Karena itu lah kita ditakdirkan sebagai
makhluk yang bermasyarakat, suka bergaul saling tolong menolong
dan lain sebagainya.
Dalam setiap usaha atau kegiatan tentu ada tujuan atau target
sasaran yang akan dicapai. Demikian pula kegiatan atau usaha
pendidikan sengaja dilakukan untu mencapai tujuan pendidikan yang
31
Didik Ahmad Supadi dan Sarjuni, Pengantar Studi Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011), h. 218-219
31
32
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, ( Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya, 1998 ). h. 28
33
Haydar Putra Daulay, Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 17
34
Didik Ahmad Supadi dan Sarjuni, Pengantar Studi Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 219-220
32
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode deskriprif analisis yang
menggunakan tehnik analisis kajian melalui studi kepustakaan (Library
Research).
Mengenai analisis data, menurut Imam Gunawan, “analisis data kualitatif
sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data, dengan
cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran
penting atau tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya
menjawab fokus penelitian”.1
Karena penelitian ini merupakan penelitian tafsir, dalam meneliti ayat-
ayat al-Qur’an dengan mengacu pada pandangan al-Farmawi yang dikutip
Abudin Nata bahwa metode tafsir yang bercorak penalaran (bukan jalur
riwayat) ini terbagi empat macam metode, yaitu: tahlili , ijmali, muqarin,
danmaudu’i.
1
Imam Gunawan,MetodePenelitianKualitatifTeoridanPraktik, (Jakarta: BumiAksara, 2013),
h. 209
35
36
C. Fokus Penelitian
Menurut Sugiyono,”batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut
fokus, yang berisipokokmasalah yang masih bersifat umum”.3 Dengan
melihat pendapat Sugiyono, maka penulis mencantumkan apa yang terdapat
dalam batasan masalah menjadi focus penelitian dalam penulisan masalah ini.
Adapun focus penelitian ini adalah mengenai nilai-nilai akhlak yang terdapat
dalam al-Qur’an surat al-Insyirah.
Jadi, dalam penelitian ini penulis bermaksud mencari nilai-nilai akhlak
yang terkandung dalam ayat tersebut, dengan mencari data-data dan sumber-
sumber yang membahas mengenai surat al-Isyirah.
D. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tafsir yang menggunakan metode tafsir tahlili. Ada
beberapa prosedur atau langkah yang harus diperhatikan. Mengacu pada
penjelasan Abuddin Nata dalam buku Studi Islam Komprehensif, maka
prosedur penelitian tafsir surat al-Insyirah adalah sebagai berikut:
2
AbudinNata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.219
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung
:Alfabeta, 2008), h. 285-286
37
1. Memulai penjelasan dari kosa kata yang terdapat pada surat al-
Insyirah. Pada tahap ini penulis memulai dengan menjelaskan
kosakata yang terdapat dari masing-masing ayat yaitu surat al-
Insyirah dengan mengacu pada kitab-kitab tafsir.4
2. Setelah menjelaskan kosa kata ayat per ayatnya, kemudian penulis
menjelaskan munasabah ayat dalam surat al-Insyirah. Hal ini
sangat dibutuhkan untuk mengetahui kejelasan makna ayat.5
3. Menjelaskan makna yang terkandung dalam surat al-Insyirah
dengan dibantu dari penjelasan dari ayat lain, hadits Rasulullah
SAW, atau ilmu pendidikan yang berkaitan dengan dengan ayat
tersebut. Dalam tahap ini penulis akan mencoba menjelaskan
makna yang terkandung dalam surat al-Insyirah dengan
menggunakan literatur dari kitab tafsir, kemudian hadits-hadits
Rasulullah yang berkaitan dengan makna ayat tersebut, dan juga
buku-buku penunjang seperti buku-buku pendidikan yang
membicarakan seputar makna ayat tersebut. Selain itu, pada tahap
ini juga penulis menganalisis kajian tentang nilai-nilai pendidikan
akhlak yang terkandung dalam ayat tersebut.6
4. Setelah menjelaskan makna ayat dan menganalisisnya, selanjutnya
adalah menarik kesimpulan dari surat al-Insyirah .kesimpulan dari
penelitian ini berkaitan dengan tentang apa saja kandungan ayat
surat al-Insyirah kemudian bagaimana analisis tentang nilai-nilai
pendidikan akhlak dalam ayat tersebut.7
Dalam metode tafsîr tahlilî, para mufassir menguraikan makna
yang dikandung oleh al-Qur`ân ayat demi ayat dan surat demi surat,
sesuai urutan di dalam muşhaf. Dalam penelitian ini, uraian ayat dan
surah yaitu surah al-Insyirah. Uraian ayat tersebut termasuk berbagai
4
Abudin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta :Prenada Media Group, 2011), h. 169
5
Ibid, h. 169
6
Ibid, h. 169
7
Ibid, h. 169
38
1
Ahmad Warson Munawwir, al- Munawwir Kamus Arab –Indonesia, (Yogyakarta : Pustaka
Progressif, 1984), h. 707
2
al-Munjid, Kamus al-Munjid fil lughah wal a’lam, (Beirut : Al-Maktabah asy-Syarqiyyah,
1986), h. 418
38
39
3. Asbabunuzul
Menurut Imam Suyuthi ayat ke-1 sampai dengan ayat ke-8 dari surat
al-Insyirah diturunkan ketika orang-orang musyrik menghina dan
memperolokkan kekafiran dan kemiskinan kaum muslimin. Kerena itu,
surat ini diturunkan sebagai tasliyah(penghibur hati) bagi Rasulullah
SAW, dan pengikutnya.6
Surat ini menerangkan bahwa Allah telah menyiapkan Muhammad
untuk menjadi Rasul pembawa risalah. Karenanya Allah mencurahkan
nikmat-Nya yang berlipat ganda kepada Muhammad, Allah melapangkan
dada Muhammad hingga sanggup memikul beban yang berat.
Segala penderitaan yang dialami muhammad, akan berakhir dengan
kemenangan dan kelapangan. Allah menyuruh Muhammad supaya segera
menunaikan tugasnya, yaitu mengajarnya beribadah menyembah Allah. 7
3
Ahmad Warson Munawwir, al- Munawwir Kamus Arab –Indonesia, (Yogyakarta : Pustaka
Progressif, 1984), h. 1555
4
Ibid, h. 1588
5
Ibid, h. 1049
6
A. Mudjab Mahalli, Asbabun Nuzul studi pendalaman Al-Qur’an (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 921
7
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Al Bayan Tafsir Penjelas Al-qur’anul karim,
(Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), h. 1561
40
8
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Jakarta : Lentera Hari, 2002), h. 408
41
9
Ibnu Katsir, buku Tafsir Al-Qur’an Ibnu Katsir Terj. dari Tafsir Al-Qur‟an Ibnu Katsir oleh
Abdurrahman Bin Muhammad, (Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i, 2004), h. 497
10
Ahmad Mushthafa al-Maraghi, Tafsir al Maraghi, (Semarang : Toha Putra,1985), h.314
42
11
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta : Departemen RI, 1990), h.735-
736
12
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta : Departemen RI, 1990), h.736
13
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Jakarta : Lentera Hati, 2002), h. 411-412
43
14
Ibnu Katsir, op. cit., h.497
15
Ahmad Mushthafa al-Maraghi, op. cit., h.314
16
Departemen Agama RI, op.cit., h.736
44
23
M. Quraish Shihab, op. cit., h. 416-417
24
Departemen Agama RI, op. cit., h. 738
48
banyak. Oleh karena itu, beliau bersabda, “Satu kesulitan itu tidak
akan pernah mengalahkan dua kemudahan.25
Sesungguhnya tidak ada kesulitan yang tidak teratasi. Jika jiwa
kita bersemangat untuk keluar dari kesulitan dan mencari jalan
pemecahan menggunakan akal pikiran yang jitu dengan bertawakkal
sepenuhnya kepada Allah niscaya kita akan keluar dan selamat dari
kesulitan ini. Sekalipun berbagai godaan, hambatan dan rintangan
datang silih berganti, namun pada akhirnya kita akan berhasil meraih
kemenangan.26
Jika kamu memiliki tekad yang bulat, upaya sungguh-sungguh
untuk melepaskan diri dari kesulitan, menghadapi segala kesulitan
dengan penuh kesabaran, kemudian tidak menyia-nyiakan
kesempatan baik yang ada, niscaya kamu akan beroleh kemenangan
dan keluar dengan selamat dari kesulitan ini.27
f. Tafsir surat al-Insyirah ayat 7
Kata faraghta terambil dari kata faragha yang berarti kosong
setelah sebelumnya penuh, baik secara material maupun immaterial.
Gelas yang tadinya penuh lalu diminum atau tumpah sehingga
kosong atau hati yang tadinya gundah dipenuhi oleh kerisauan
kemudian menjadi tenang dan plong, keduanya dapat digambarkan
dengan kata tersebut sebagaimana antara lain QS.al-Qashash surat ke
28 : 10. Seorang yang telah memenuhi waktunya dengan pekerjaan,
kemudian ia menyelesaikan pekerjaan tersebut, jarak waktu antara
selesainya pekerjaan pertama dan dimulainya pekerjaan selanjutnya
dinamai faragh.
Kata fa-nshab terdiri dari rangkaian huruf fa’, yang biasa
diterjemahkan maka, dan inshab, yang merupakan bentuk perintah
25
Ibnu Katsir, op. cit., h. 498
26
Ibid, h. 317
27
Ibid, h.318
49
28
M. Quraish Shihab, op. cit., h. 416-417
29
Ibnu Katsir, op. cit., h.499
30
Ibid, h. 318
50
31
M. Quraish Shihab, op. cit., h. 422
32
Ibnu Katsir, op. cit., h. 499
33
Ibid, h..318
34
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2006), h. 243
51
Artinya: “dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada
agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu Termasuk orang-
orang yang musyrik”.
Allah juga berfirman dalam ayat lain, dalam QS Albayyinah : 5
35
Azhrudin dan Hasanuddin, Pengantar Study Akhlak, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2004, h.228
36
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir al-Bayan, (Semarang : PT Pustaka
Rizki Putra, 2002), h.188
37
Azhrudin dan Hasanuddin, op. cit., h.228
38
Didin Hafidhuddin, Membentuk Pribadi Qurani (Jakarta : Penerbit Harakah, 2002), h. 214
53
39
Asma „ Umar Hasan Fad‟aq, Mengungkap Makna & Hikmah Sabar (Jakarta: PT.Lentera
Basritama, 1999), h. 38
54
b. Ketika melaksanakan ibadah agar tidak lalai hatinya dari Allah dan
tidak malas dalam melaksanakan sesuai ketentuannya
c. Setelah melaksanakan ibadah, dengan tidak menampakkan
kesombongan , riya, ujub(berbangga diri) dan hal-hal lain yang dapat
membatalkan pahala ibadah.
Artinya melalui ayat ini perintah kesabaran sudah sangatlah jelas.
Janji Allah akan setiap kebahagiaan hamba-Nya setelah adanya kesulitan.
Dengan demikian sebagai hamba-Nya untuk selalu sabar dalam setiap
apapun yang terjadi.
3. Kerja Keras
Pada ayat ke 7 memiliki makna Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
Ayat ini mengindikasikan terdapat sikap kerja keras yang tertera dari ayat
tersebut. Kerja keras merupakan suatu aktifitas yang dilakukan secara
sungguh-sungguh, yang didalamnya tak lepas dari unsur ketekunan,
keuletan, dan ketelitian, dengan adanya sifat tekun akan muncul optimis
dalam diri seseorang untuk mencapai cita-citanya. Dengan adanya sifat
ulet, manusia tidak akan mudah goyah dan putus asa dalam mengerjakan
apa yang ia lakukan. Dan melakukan pekerjaan unsur teliti juga tidak
boleh lepas dari dirinya, dengan sikap teliti maka apabila ada kesalahan
atau kekurangan bisa segera dicarikan solusinya.
Allah SWT menjadikan semua yang ada di bumi sebagai lapangan
untuk mencari rezeki atau kehidupan. Oleh karena itu, bertebaranlah
dimuka bumi ini untuk mencari anugerah dari Allah SWT. Al-Qur‟an
menganjurkan manusia agar bersikap disiplin dan menggunakan waktu
secara efektif dan efisien. Apabila seseorang ingin mengalami kesuksesan
dalam kehidupannya, salah satu modal utama adalah memiliki kerja keras
yang tinggi.
Kerja keras merupakan penggabungan dua kata yang berbeda yaitu
kerja dan keras dalam kamus bahasa Indonesaia kerja memiliki arti
55
40
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Gitamedia Pres, T.T), h. 426
41
Ibid, h. 424
42
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Al Bayan Tafsir Penjelas Al-Quran (Semarang : PT
Pustaka Rizki Putra, 2002), h. 83
43
Ibid, h. 84
56
Artinya: “yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala
sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; Maka
Bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?”(QS. Al-Mumin:62)
Dengan demikian melalui ayat ini, kita diminta untuk selalu menaruh
harapan kita hanya kepada Allah. Dalam ini karena Allah lah yang Maha
segala-galanya atas hamba-hamba-Nya.
44
Didin Hafidhuddin, Membentuk Pribadi Qurani,(Jakarta : Harakah, 2002), h.136
58
BAB V
PENUTUP
B. Saran
1. Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia juga sebagai sumber ilmu
pengetahuan. Mempelajari dan menghayati isi kandungannya merupakan
kewajiban khusus bagi umat muslim. Salah satunya dengan cara
membaca, mengkaji, siran para ulama dan mempelajari penafsiran-
penafsira para ulama mengenai isi kandungan al-Qur’an.
2. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat al-Insyirah
ayat 1-8 ini merupakan hal yang sangat penting dunia pendidikan dan
jika kita pelajari dan memahami lebih dalam lagi tentang makna yang
terkandung dalam ayat ini maka penulis yakin apa yang menjadi tujuan
dari seorang pendidik akan segera tercapai.
3. Penerapan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat al-
Insyirah ayat 1-8 dalam proses pendidikan harus disesuaikan dengan
kondisi yang terjadi dalam proses pendidikan tersebut. Untuk bisa
menerapkan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat
al-Insyirah ayat 1-8 sebaiknya seorang pendidik melihat dari semua
60
C. Implikasi
Melalui penelitian ini pendidik diharapkan mampu melakukan
pembinaan akhlak terhadap peserta didik. Pendidikan akhlak seperti yang
terdapat dalam surat al-Insyirah ayat 1-8 yaitu akhlak Ikhlas, Sabar, Kerja
keras, dan Tauhid bisa diterapkan di sekolah.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Didik dkk, Pengantar Studi Islam. Jakarta, Raja Grafindo Persada: 2011
Al-Munjid, Kamus al-Munjid fil lughah wal a’lam. Beirut : Al-Maktabah asy-
Syarqiyyah, 1986.
AS, Asmaran, Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994.
Asma‘ Umar Hasan Fad’aq, Mengungkap Makna & Hikmah Sabar. Jakarta:
PT.Lentera Basritama, 1999.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta : Departemen RI, 1990.
Flora Maria, Gara-Gara Anak Menangis, Pria ini Aniaya Anak Tiri Hingga
Tewas, di akses pada tanggal 24 Juli 2018, pukul 17.00
https://.liputan6.com/news/read/3569950/gara-gara-anak-menangis-pria-ini-
aniaya-anak-tiri-hingga-tewas.
Halim Devina, Kasus korupsi Dana Pendidikan Oleh Bupati Cianjur, diakses
pada tanggal 20 Januari 2018, pukul 21:43
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/27/08512001/infografik-29-
kepala-daerah-terjerat-kasus-korupsi-sepanjang-2018.
63
Ibnu Katsir, buku Tafsir Al-Qur’an Ibnu Katsir Terj. dari Tafsir Al-Qur’an Ibnu
Katsir oleh Abdurrahman Bin Muhammad, Bogor: Pustaka Imam Syafi’i,
2004.
Nata Abuddin, Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
___________, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2012.
Rabbi, Muhammad dkk, Keistimewaan Studi Akhlak terj. Dari Akhlaquna oleh
Dadang Sobar Ali. Bandung : CV Pustaka Setia, 2006.
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gitamedia Pres, T.T.
Biodata Penulis