Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan kebudayaan umat manusia salah satu unsur
yang sangat penting bagi keberlangsungan kebudayaan adalah
bahasa,bahasa membantu individu berkomunikasi dengan individu lain
dalam kelompok.Setiap kelompok masyarakat atau bangsa mempunyai
bahasa yang berbeda-beda sehingga bahasa yang munculpun beraneka
ragam,dalam perkembangannya banyak bahasa yang dipengaruhi bahasa
kelompok lain,termasuk bahasa Indonesia yang juga banyak menyerap
bahasa asing seperti bahasa Inggris, Belanda, Jerman dan Arab. Karena
masyarakat mayoritas beragama Islam maka banyak kegiatan ibadah yang
melibatkan bahasa Arab, maka disini diperlukan pengalihan huruf Arab ke
huruf latin (Melayu) atau bahasa ilmiahnya Transliterasi.
Upaya awal sebelum dilakukan transliterasi (alih huruf) adalah
mengumpulkan naskah-naskah Arab yang berbentuk kitab-kitab tertentu.
Selanjutnya yang ditempuh adalah melakukan alih huruf atau penggantian
huruf naskah dari semula berhuruf Arab dengan menyalinnya ke dalam
huruf Melayu.

1.2 Rumusan Pemasalahan


1. Apakah pengertian Transliterasi?
2. Bagaimana penyerapan kata dalam transliterasi ?
3. Bagaimana prinsip pedoman transliterasi ?
4. Bagaimana pedoman Transliterasi Huruf Arab ke Huruf Latin?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian Transliterasi .
2. Mengetahui penyerapan kata dalam transliterasi .
3. Mengetahui prinsip pedoman transliterasi .
4. Mengetahui pedoman Transliterasi Huruf Arab ke Huruf Latin

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transliterasi

Menurut kamus bahasa indonesia (1997c : 1071) transliterasi adalah


penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu keabjad yang
lain( terlepas dari lafal bunyi kata sebenarnya. Transliterasi arab latin ialah
penyalinan huruf – huruf arab dengan huruf – huruf latin beserta perangkatnya.
Ada pula pendapat, penyalinan dng penggantian huruf dr abjad yg satu ke
abjad yg lain: untuk mengetahui sastra Melayu Klasik lebih mendalam, perlu
dilakukan dari tulisan Arab Melayu ke dl tulisan Latin. Jadi transliterasi adalah
pengalihan suatu jenis huruf ke jenis huruf lainnya, misalkan alih aksara, dari
aksara jawa kehuruf latin,dari aksara arab ke huruf lain.

Keputusan Bersama Menteri Agama Dan Menteri Pendidikan Dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 158 th. 1987 Nomor: 0543bJU/1987
Transliterasi Arab Latin . Transliterasi dimaksud sebagai pengalih-hurufan dari
abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab Latin di sini ialah
penyalinan huruf-huruf Arab dengan hurf-huruf Latin beserta perangkatnya.
Prinsip Pembakuan Pembakuan pedoman transliterasi Arab-Latin ini disusun
dengan prinsip sebagai berikut: Sejalan dengan Ejaan Yang disempurnakan.
Huruf Arab yang belum ada padanannnya dalam huruf latin dicarikan
padanannya dengan cara memberi tanda diakritik dengan dasar “satu fonem
satu lambang”. Pedoman transliterasi ini diperuntukkan bagi masyarakat
umum.

2.2 Penyerapan Kata dalam Transliterasi

Kata dari bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami
penyederhanaan atau perubahan, baik dalam hal penulisan maupun
pengucapannya. Sebagai contoh, huruf ‫( ق‬qaf) pada Irak, Ya’kub, akhlak, fikih,
kadar, dan kaidah telah diserap menjadi k; sedangkan pada pada Qur’an dan
Masjidil Aqsa tetap bentuknya dan dialihaksarakan sebagai q.

2
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan antara alih aksara dan kata
serapan tersebut.

N Penulisan Alih Alih Perub Kata dari alih Kata serapan


o Arab aksara aksara ahan aksara kritis
kritis diplomatik
1 ‫َع‬ ‘a ‘a A Assalamu’alaykum, Assalamualai
‘Ashr kum, Ashar,
‘Abdullah Abdullah,
‘Abdul Muththalib Abdul
‘Aisyah Muttalib
‘Amr
2 ‫ِع‬ ‘i ‘i I ‘Isa, ‘Isya’, ‘Idul Isa, Isya, Idul
Fithri, ‘Idul Adhha, Fitri, Idul
al-’Iraq, dhu’afa’, Adha, Irak,
dha’if, adh- duafa, dhaif,
Dha’ifah adh-Dhaifah
3 ‫ُع‬ ‘u ‘u U ‘Umar ibn al- Umar bin
Khaththab, Khattab,

2.3 Prinsip Pedoman Transliterasi

Pembakuan pedoman transliterasi arab – latin adalah dengan prinsip


1. Sejalan dengan ejaan yang disempurnakan (EYD)
2. Huruf arab yang belum ada padanannya dalam huruf latin dicarikan padanan
dengan cara memberi tambahan tanda diakritik dengan dasar “ satu fonem
satu huruf “
3. Pedoman transliterasi diperuntukan bagi masyarakat umum (DEPAG RI,
2003 : 3)

2.4 Pedoman Transliterasi Huruf Arab ke Huruf Latin

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama Republik


Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
158 Tahun 1987 dan Nomor 0543 b/U/1987 tentang Transliterasi Huruf Arab
ke dalam Huruf Latin adalah sebagai berikut :

3
1. Konsonan

Huruf Huruf
Nama Nama
Arab Latin
tidak tidak dilambangkan
‫ا‬ Alif dilambangka
n
‫ب‬ Ba b be
‫خ‬ Ta t te
es (dengan titik
‫ز‬ Sa s di atas)

‫ج‬ Jim j je
ha (dengan titik
‫ح‬ Ha h dibawah)

‫ر‬ Kha k ka dan ha


h
‫د‬ Dal d de
zet (dengan titik
‫ر‬ Zal s
di bawah)
‫س‬ Ra r er
‫ص‬ Zai z zet
‫ط‬ Sin s es
‫ػ‬ Syin sy es dengan ye
es (dengan titik
‫ص‬ Sad sh
di bawah)
de (dengan titik
‫ض‬ Dad d
di bawah)
te (dengan titik
‫ط‬ Ta t
di bawah)
zet (dengan titik
‫ظ‬ Za z
di bawah)
‫ع‬ `ain ... koma terbalik
`
‫غ‬ Gain g ge

4
‫ف‬ Fa ƒ ef
‫ق‬ Qaf q ki
‫ك‬ Kaf k ka
‫ل‬ Lam l el
‫م‬ Mim m em
‫ن‬ Nun n en
‫و‬ Wau w we
‫هـ‬ Ha h ha
‫ء‬ hamzah ... epostrof
`
‫ى‬ Ya y ye

2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
tunggal (monoftong) dan vokal rangkap (diftong). Vokal tunggal bahasa Arab
yang lambangnya berupa tanda atau harakat, vokal rangkap bahasa Arab yang
lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya
berupa gabungan huruf.
Huruf Latin Latin
Kasrah A
Fathah I
Dammah U

Contoh vokal tunggal : ‫ َك َسَر‬ditulis kasara


‫َجَعَل‬ ditulis ja‘ala
Contoh vokal rangkap :
a. Fathah + yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai (‫)أي‬.
Contoh: ‫َكْيَف‬ ditulis kaifa
b. Fathah + wāwu mati ditulis au (‫)او‬.
Contoh: ‫َهْو َل‬ ditulis ha

3. Maddah

5
Maddah atau vokal panjang yang di dalam bahasa Arab dilambangkan
dengan harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda. Vokal
panjang ditulis, masing-masing dengan tanda hubung (-) diatasnya.
Tanda Nama Huruf Nama
Latin
‫…ا‬ Fathah dan alif A a dengan garis di atas
ِ...‫ي‬ Atau fathah dan ya

ِ...‫ي‬ Kasrah dan ya I i dengan garis di atas


ُ...‫و‬ Dammah dan wau U u dengan garis di atas

Contoh : ‫َقاَل‬ ditulis qâla


‫ِقْيَل‬ ditulis qîla
‫َيُقْو ُل‬ ditulis yaqûlu

4. Ta’ marbutah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu : ta’ marbutah yang
hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya
adalah [t]. Sedangkan ta’ marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun,
transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang al-serta bacaan kedua kata itu terpisah,
maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh : ‫ َر ْو َض ُة ْاَالْطَفاِل‬ditulis rauḍah al-aṭfāl
‫ َر ْو َض ُة ْاَالْطَفاِل‬ditulis rauḍatul aṭfāl

5. Syaddah
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda tasydid, dalam transliterasi ini dilambangkan dengan
perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.
Jika huruf ‫ ى‬ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh
huruf kasrah ‫ـــِــّى‬, maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (i).

6
Contoh : ‫َر َّبَنا‬ ditulis rabbanâ
‫َقَّر َب‬ ditulis qarraba
‫الَح ُّد‬ ditulis al-ḥaddu

6. Kata Sandang Alif + Lam (‫)ال‬


Transliterasi kata sandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Kata sandang diikuti huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang
langsung mengikuti kata sandang itu atau huruf lam diganti dengan huruf
yang mengikutinya.
Contoh : ‫الَّرُجُل‬ ditulis ar-rajulu
‫ الَّش ْم ُس‬ditulis as-syamsu
b. Kata sandang diikuti huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditulisal-.
Contoh : ‫َاْلَم ِلُك‬ ditulis al-Maliku
‫الَقَلُم‬ ditulis al-qalamu

7. Hamzah
Hamzah (‫ )ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa
diberi tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir kata, maka ditulis
dengan tanda apostrof (’).

8. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf, ditulis
terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang
sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat
yang dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bias
dilakukan dengan dua cara, bisa terpisah per kata dan bisa pula dirangkaikan.
\
Contoh :
‫َو ِاَّن َهللا َلُهَو َخْيٌر الَّراِزِقْيَن‬

7
Ditulis Wa innallâha lahuwa khair al-râziqîn
Atau Wa innallâha lahuwa khairurrâziqîn

9. Huruf Kapital
Walaupun dalam sistem huruf Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf kapital tetap digunakan. Penggunakan huruf kapital
sesuai dengan EYD, di antaranya huruf kapital digunakan untuk penulisan
huruf awal, nama diri, dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului
oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal
nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Penggunaan huruf
kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang
lengkap demikian dan kalau penulisa itu disatukan dengan kata lain sehingga
ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.
Contoh : ‫الُبخَاِر ي‬ ditulis al-Bukhârî
‫الَبْيَهِقي‬ ditulis al-Baihaqî

2.5 Metode Transliterasi Arab Melayu

Beberapa metode transliterasi Arab Melayu diantaranya


1. Alih bahasa (Transliterasi) dilakukan sesuai teori terjemahan sebagaimana
dikatakan oleh Djamaris Edwar (2002: 9) menterjemahkan teks yang
ditulis dalam bahasa Arab ke bahasa Melayu
2. Edwar Djamaris (2002: 9) transliterasi dilakukan dengan memperhatikan
pedoman ejaan yang berlaku, penggunaan huruf kapital, tanda-tanda baca,
penyusunan alinea, dan bagian-bagian cerita.
3. Simbol-simbol yang tedapat pada naaskah tetap dipertahankan dalam
bentuk aslinya dan teks yang berupa puisi lama dialihbahasakan sesuai
dengan bentuk yang tertera pada naskah.
4. Kata yang tidak mencirikan bahasa lama dialih bahasakan sesuai
Pedoman Ejaan Bahasa Melayu, seperti penggunaan huruf kapital,

8
pemakaian tanda baca dan sebagainya, misalnya sebenar2nya ditulis
sebenar-benarnya.
5. Penggunan tanda baca sesuai dengan aturan penulisan saat ini.
6. Susunan kalimat serta paragraf disesuaikan dengan EBI dan KBBI.
7. Kosa kata yang dicetak tebal adalah kata lama (arkais) yang perkirakan
tidak dimengerti oleh masyarakat sekarang. Kosa kata tersebut dapat
dilihat pada glosarium

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Transliterasi adalah pengalihan suatu jenis huruf ke jenis huruf
lainnya, misalkan alih aksara, dari aksara jawa kehuruf latin,dari aksara arab
ke huruf lain. Beberapa penulis menggunakan sumber berbahasa inggris
beserta alih aksaranya, dalam bahasa inggris yang sering digunakan adalah
alih aksara kalam,kadang-kadang perbedaan alih aksara inggris dengan alih
aksara kritis indonesia menimbulkan kesalahpahamandan kekeliruan
pembacaan. Contoh alih aksara qalam (inggris) Omar, Hadith. Alih aksara
kritis indonesia Utsman, hadits.
Pembakuan pedoman transliterasi arab – latin adalah dengan prinsip,
Sejalan dengan ejaan yang disempurnakan (EYD), Huruf arab yang belum
ada padanannya dalam huruf latin dicarikan padanan dengan cara memberi
tambahan tanda diakritik dengan dasar “ satu fonem satu huruf “ dan
Pedoman transliterasi diperuntukan bagi masyarakat umum

10
DAFTAR PUSTAKA

Ening Herniti. 2005. Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Pokja Akademik UIN


Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Fitriyah, Mahmudah,.dan Ramlan A. Gani. 2010. Disiplin Berbahasa Indonesia.


Jakarta: FITK PRESS.

Surat Keputusan bersama Meneri Agama dan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Jauari 1988.

11

Anda mungkin juga menyukai