Anda di halaman 1dari 2

Apa saja hambatan yang dialami mahasiswa Indonesia di Malaysia dalam berbahasa?

2. P.2
Tanya: Perkanalkan saya Yasin Muhammad, mahasiwa UPSI. Saya hendak menanyakan
beberapa pertanyaan. Bisajah saya dibantu untuk menjawab pertanyaan saya ? saya akan
sangat bahagai atas respon baik anda.
Jawab: ok pak
Tanya: Ok, pertama, saya kira saya tidak perlu bertanya tentang status anda sebagai mahasiswa
UPSI. Anda orang Indonesia, bukan? Dari mana asal anda di Indonesia?
Jawab: Ya benar. Saya dari Lombok, sebua pulau di bagian timur Indonesia. Anda?
Tanya: OK, saya pun orang Indonesia. Saya mau bertanya, Bahasa apa kah yang dipakai dalam
perkuliahan di kampus UPSI yang sedang anda jalani?
Jawab: Bahasa yang digunakan di perkuliahan UPSI adalah dua saja, yaitu bahasa Melayu dan
bahasa Inggris. Memang sebagian besar dosen yang mengajar di kelas saya menggunakan
bahasa Melayu. Namun ada sebagian kecil yang menggunakan bahasa Inggris, utamanya dosen
yan bukan berasal dari melayu. Umumnya yang berbahasa Inggris adalah dosen yang berasal dar
arab dan afrika.
Tanya: Apakah anda mengalami kesulitan atau semacam hambatan dalam berbahasa?
Jawab: Dosen yang mengajar dalam bahasa Melayu, saya rasa, memiliki banyak kosakata yang
mirip atau sama dengan kosakata bahasa yang saya pakai sehari-hari, yaitu bahasa Indonesia.
Sebab bahasa Melayu ialah satu rumpun bahasa dengan bahsa Indinesia dalam akar katanya.
Namun, nah ini dia masalahnya, ada banyak kosakata yang berbeda. Misal kata toilet dalam
bahasa Indonesia diberinama tandas dalam bahasa Melayu.
Alhamdulillah, saya tidak mengalami kesulitan atau pun hambatan dalam berbabahasa. Sebab
saya pun kuliah di Malaysia sejak undergraduate. Dan Alhamdulillah, saya menyukai bahasa
Inggris dan terus belajar dan belajar bahasa Inggris. Jadi, saya rasa, bahasa bukanlah hambatan
yang serius buat saya.
Tanya: Wah ok banget ini kak. Menurut kakak, adakah teman kakak yang mengalami hambata
dalam berbahasa, selama mengikuti perkuliahan di sini?
Jawab: Nah, itu saya kurang tahu, tapi menurut pergaulan saya sih, ada aja, saya pernah jumpa
kawan yang memang mengamai berbagai hambatan studi disebabkan oleh hambatan dalam
berbahasa.
Kawan saya itu pernah cerita bahawa akibat yang mendasar adalah kurangnya dia memahami
tujuan atau makna pembicaraan. So, dia kadang hanya bisa jadi penonton saat kawan-kawan
nya berkominikasi di dalam kelas. JUga ketika menajwab soal dari dosen.
Tanya: secara akademik kira-kira bagaimana?
Jawab: jika dose mengambil nilai dari diskusi dalam kelas, maka hambatan berbahasa tersebut
akan berpengaruh kepada nilai akademiknya. Tapi, jika nilai hanya diperoleh dari tugasan
berupa kertas kerja, maka dia kemungkinan bisa translate di google dari bahasa Indonesia ke
bahasa Inggris.
Tanya: terhadap kawan tadi itu, misalnya, apa kira-kira solusi yang dapat diberikan?
Jawab: menurut saya, akan saja, saya pun akan melakukan hal yang sama, Cuma, mungkin saya
akan tambahkan usaha saya dengan cara melakukan komunikasi personal dengan dosen
tersebut, di luar ruang kelas.
Tanya: untuk apa?
Jawab: menjelaskan apa-apa yang saya alami, itu jika juga mengambil nilai dari keaktifan bicara
di ruang kelas ya.
Tanya: adakah kemungkikan cara lain?
Jawab: saya akan memperbanyak bergaul dengan orang local, dengan mahasiswa asal Malaysia.
Saya kira saya sudah lakukan hal itu.
Tanya: masuk akal juga ya.

Anda mungkin juga menyukai