Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muh.

Gafur Maladjai
Nim : 931419175
Kelas : D S1 Manajemen
Tugas : Menulis Pengalaman Pertama Kali Belajar Bahasa Indonesia Di Perguruan
Tinggi

Ini Tugas kedua kalinya Yang sama dengan sebelumnya namun, Kali ini harus murni
pengalaman yang di alami dan tidak boleh copy di internet, Entahlah, ini bukan tentang tugas
ini tentang bagaimana kita menjadi seorang penulis yang baik sesuai yang kita telah pelajari
di bangku perkuliahan, sudah lima bulan saya belajar dan ini tugas terakhir yang harus saya
selesaikan dengan baik. Saya menulis pengalaman ini di depan layar leptop tanpa pena bukan
di selembar kertas dan pena, sudah Sejam berlalu saya menatap layar kaca leptop hingga ini
pukul 03:00 malam saya masi berpikir, ini bukan tentang harta dan tahta tapi tentang
bagaimana saya menulis hingga bisa mencukupi tiga ribu kata yang di harapkan dosen saya?
Mengarang tapi Bukan Mengarang-ngarang cerita lantas apa pengalaman yang akan saya
tuliskan jika semua telah tercurahkan namun tidak mencukupi tiga ribu kata? Sudahlah,
Jangan Banyak Mengeluh kerjakan yang menjadi tanggung jawab sebagai mahasiswa.
Sebelumnya saya memulai menulis, saya menyampaikan permohonan maaf kepada
dosen pengajar mata kuliah bahasa indonesia, maupun yang membaca tulisan saya ini, Saya
terpaksa Harus menggunakan teori-teori dan cerita yang ada di internet hanya sedikit saja
tidak banyak untuk bisa mencukupi tiga ribu kata, karena saya sadar bahwa saya tidak
mampu mengarang cerita pengalaman hingga mencukupi tiga ribu kata.

Tugas ini menulis pengalaman pertama kali belajar bahasa Indonesia di perguruan
tinggi, namun saya akan menyisipkan sedikit tentang kisah kasih bukan kisa kasih tapi
tepatnya pengalaman pertama kali belajar bahasa Indonesia di dunia pendidikan. Dulu sejak
pertama duduk di bangku Sekolah Maupun Sejak TK,s saya telah belajar bahasa Indonesia
Namun saya menganggap bahwa ini pelajaran sepeleh, Mengapa saya mengatakan sepeleh?
Yah karena budaya yang ada di pendidikan seperti itu Kita sebagai pelajar hanya akan di
katakana pintar dan pandai jika kita bisa menguasai matematika sehingga tanpa sadar budaya
itu telah meracun kita untuk bisa dan belajar matematika dengan penuh mati-matian tanpa
memperdulikan pelajaran lainya, sejak saya di bangku sekolah belajar bahasa Indonesia itu
hanya cukup bisa menulis dan membaca tulisan saja. Saya hanya belajar mati-matian
menghafal kali-kalian menghafal rumus aljabar yang bahkan hingga saat ini saya telah lupa
rumus-rumus maupun kali-kalian, Tidak salah kita belajar menghafal namun yang menjadi
problematiknya mengapa kita tidak di ajarkan betapa pentingnya belajar bahasa Indonesia.
Saat saya memasuki perguruan tinggi saya masih bertemu dengan pelajaran bahasa Indonesia.
Walaupun kini dengan nama yang berbeda, bukan mata pelajaran lagi, tapi mata kuliah. Tapi
kebetulan saya masuk kuliah di jurusan Manajemen Universitas Negeri Gorontalo, karena
memang saya tidak bercita-cita sebagai guru dan semacamnya, sehingga saya tidak
menggambil jurusan sastra Indonesia. Maka saya belajar Bahasa Indonesia selain untuk
menambah pengetahuan, tapi juga untuk meningkatkan kecintaan terhadap sastra Indonesia.
Harapan saya, semoga dengan semua pengalaman-pengalaman saya sebagai pembelajar
Bahasa Indonesia sewaktu sekolah-sekolah dulu, bisa saya integrasikan dengan teori-teori
yang didapat dari bangku kuliah. Sehingga saat nantinya jika  menjadi seorang aparat negara
dapat menjalankan tugasnya dengan baik sekaligus bisa menjaga dan melestarikan pada
kecintaan Bahasa Indonesia dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Pengalaman saya belajar bahasa Indonesia di perguruan tinggi belum cukup banyak,
karena mata kuliah Bahasa Indonesia baru saya dapatkan di semester IV (Empat) ini. Namun,
Ilmu yang saya dapatkan dari beberapa pertemuan sungguh sangat luar biasa, yang bahkan
materinya belum pernah saya dapatkan di bangku sekolah sejak SMA.
Pengalaman yang saya alami pada saat pertemuan pertama itu dengan penuh rasa penasaran
yaitu terkait dengan cara mengajar dari dosen penggajar mata kuliah bahasa Indonesia ini,
menggapa membuat saya penasaran? Karena di awal pertemuan itu saya masi inggat dosen
itu bertanya kepada seluruh mahasiswa yang ada di ruang Zoom terkait nama-nama mereka
yang tertulis di akun-akun mereka, kemudian dosen itu mulai bertanya pada saya “Gafur
Apakah tulisan Namamu Itu sudah Benar Atau Salah”? Seketika itu saya berpikir wahh hal
sepele yang bahkan Dosen-dosen lainnya tidak peduli akan hal itu, Tetapi ini berbeda dosen
itu mengomentari tulisan nama saya yang saat itu saya tulis dengan asal-asalan “muh.gafur
maladjai” Dengan penuh rasa penasaran itu saya kemudian menjawab “Ia salah bu”. Saya
menyadari Tulisan Nama saya sangatlah salah Namun sejak sebelumnya saya tidak
menyadari itu karena saya sadar bahwa saya mengganggap tulisan itu tidak lah penting yang
terpenting namanya bisa di baca, padahal yang salah adalah diri saya karena mengganggap itu
adalah hal sepeleh. Sejak saat itu saya mulai sadar akan penulisan nama yang benar baik di
list absen maupun nama di bio instagram saya selalu menuliskan nama yang benar.
Selain itu pula yang menjadikan saya begitu tertarik dengan mata kuliah bahasa
Indonesia ini yaitu dimana setiap kita berani berbicara dan aktif di ruang kuliah kita akan
mendapatkan bintang dimana setiap bintang itu adalah point bagi kita, Saya merasa itu adalah
hal sepele namun dapat memberikan dorongan kepada saya maupun teman-teman saya untuk
berlomba-lomba mendapatkan dan meperbanyak bintang tersebut.
Kemudian masuk pada pembahasan materi terkait mata kuliah bahasa Indonesia ini yang juga
mata kuliah wajib bagi mahasiswa. Tentunya selama menimba ilmu di tingkat sekolah dasar
hingga menengah tentunya sudah di bekali ilmu bahasa Indonesia dan dengan itu seharusnya
mahasiswa sudah sanggat paham terhadap pelajaran bahasa Indonesia. Akan tetapi pada
kenyataanya, saya dan teman-teman mahasiswa saya tak sedikit juga yang masih tidak terlalu
fasih terkait pelajaran yang satu ini. Banyak di antara kami yang tidak terlalu tertarik untuk
mempelajari lebih detail pada teknik penulisan dan berbahasa Indonesia yang benar.
Setelah menduduki bangku perkuliahaan ketika saya mendapatkan mata kuliah bahasa
Indonesia ini, saya dapat memahami bahwa bahasa Indonesia merupakan kebanggaan bagi
bangsa Indonesia bukan hanya karena fungsinya sebagai alat komunikasi lisan dan tulis,
tetapi uga secara objektif berfungsi juga sebagai alat pemersatu bangsa dimana kita akan di
katakana satu dalam berbahasa Indonesia bukan hanya mengembangka bahasa daerah
setempat namun kita juga harus dan perlu mengembangkan bahasa nasional kita.
Saya juga memiliki kesadaran saat memulai pembelajaran bahasa Indonesia di
perguruan tinggi bahwa bahasa Indonesia tidak hanya di pelajari oleh mahasiswa dalam
negeri saja namu juga telah tersebar dan telah di pelajari di berbagai perguruan tinggi
mancanegara. Yang tak kalah pentingnya juga mengapa kita harus perlu belajar bahasa
Indonesia itu karena bahasa Indonesia berfungsi menghubungkan antar sesame penutur
berbagai dialek bahasa Indonesia.
Dalam maraknya era globalisasi sekarang ini masa kemajuan informatika dan
komunikasi setiap individu di tuntut untuk menyumbangkan karya kreativitasnya dan
menuangkanya dalam bentuk tulisan. Terutama bagi kita sebagai kalangan mahasiswa yang
di tuntut untuk selalu berkarya baik dalam bentuk tulisan maupun non tulisan. Akan tetapi
dalam dunia tulis menulis di kalangan mahasiswa masi banya juga bahasa-bahasa yang
menyimpang dari kaidahnya. Apalagi budaya menulis yang sesusai dengan kaidah EYD
sudah mulai terlupakan akibat dari kemajuan teknologi dan informatika yag bersifat instan,
selain itu juga kairah tulis menulis yang ada pada mahasiswa cukup banyak juga yang lebih
menyukai copy paste dari karya orang atau membeli karya orang yang di akui sebagai
karyanya. Itu telah menjadi kebiasaan yang marak di lakukan oleh mahasiswa.
Dan apakah di perguruan tinggi ini kita hanya mengulangi materi yang telah di sampaikan
layaknya di sekolah-sekolah? Berdasarkan pengamatan saya tak sedikit juga pada umumnya
dosen mengajarka kembali materi mata kuliah sebagaimana yang telah di sampaikan para
guru bahasa Indonesia di sekolah. Dosen kembali mengajarkan tata bahasa baku bahsa
Indonesia, Pedoman umum ejaan yang di sempurnakan, Dan pedoman umum pembentukan
istilah.
Dalam perguruan tinggi tidak jarang mahasiswa di perlakukan seperti mahasiswa jurusan
bahasa Indonesia, seolah-olah mereka di didik menjadi calon ahli bahasa atau calon sarjana
bahasa Indonesia. Oleh karena materi yang sama telah mereka peroleh sebelumnya, maka
banyak mahasiswa baru maupun lama yang mengikuti kuliah bahasa Indonesia dengan
setengah hati atau terpaksa demi mendapatkan nilai belaka. Sehingga tidak di herankan jika
mahasiswa mengalami kejenuhan dalam belajar bahasa Indonesia. Maka dengan adanya
kasus itu perlu kita pertanyaakan apakah para mahasiswa telah mampu berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar? Secara objektif ketika melihat di lingkungan kampus maupun di luar
kampus para mahasiswa belum mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, baik
dari tulisan maupun lisan.
Untuk itu menurut pendapat saya baik mahasiswa yang bukan jurusan dari bahasa
Indonesia juga perlu di perhatikan dan di latih secara intensif berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Dan menurut saya hal tersebut sudah menjadi konsekwensi para dosen, baik
dosen pengampuh mata kuliah bahasa Indonesia maupun dosen mata kuliah lainnya.
Sehingga mahasiswa benar-benar dapat memahami bahasa Indonesia yang benar dan betapa
pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu sekiranya para mahasiswa
perlu mendapatkan pelatihan pengembangan berbahasa Indonesia seperti pelatihan
jurnalistik, Maupun berkarya ilmiah serta mendapatkan wadah untuk berkreasi mengeluarkan
segala kreativitasnya. Sehingga nantinya dalam penulisa karya ilmiah, mahasiswa mampu
membuat karya ilmiah dengan peraturan bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa adanya
copy paste maupun plagiat. Apalagi di tingkatan perguruan tinggi ini khususnya kita sebagai
mahasiswa S1, kita sebagai mahasiswa terus di latih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti
makalah, laporan praktikum, dan skripsi. Alasan itu yang menuntut juga kita mengapa harus
perlu belajar bahasa Indonesia dan juga yang membuat bahasa Indonesia harus di jadikan
mata kuliah wajib di setiap perguruan tinggi. Dengan demikian, sangat penting mengadakan
mata kuliah tersebut di setiap perguruan tinggi selain karena bahasa Indonesia merupakan
bahasa kita sendiri dan sebagai bahasa pemersatu dengan cara ini juga kita secara tidak
langsung telah melestarikan bahasas kita. Siapa lagi yang akan melestarikan bahasa Indonesia
ini kalau bukan kita sebagai warga Negara itu sendiri.
Mata kuliah bahasa Indonesia yang ada pada perguruan tinggi juga memiliki tujuan
khusus. Yaitu secara khusus dimana mata kuliah ini bertujua agar mahasiswa dan calon
sarjana maupun sarjanawan terambil dalam berbicara di depan umum dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika dilihat juga dari tujuan di adakan matakuliah ini
sebenarnya cukup jelas apalagi di zaman seperti ini khususnya anak muda sebagai generasi
penerus bangsa yang saat ini kurang sadar akan pentingnya berbahasa Indonesia yang baik
dan benar, kurang merasa bangga dengan bahasa nasional, contonya adanya bahasa gaul yang
sangat marak di gunakan oleh anak muda sekarang ini, maka dengan itu adanya mata kuliah
di perguruan tinggi setidaknya mampu memberikan harapan bagi mahasiwa dan bangsa ini
untuk lebih memelihara bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa Indonesia dewasa ini tidak hanya memegang peranan sebagai alat komunikasi
semata, namun juga harus dipahami fungsinya sebagai bahasa persatuan. Apabila menilik
sejarah perjuangan bangsa ini, bahasa Indonesia pertama kali dideklarasikan pada Kongres
Pemuda Oktober 1928, disinilah kita melihat bahwa bahasa tidak hanya sebagai alat
komunikasi yang pada masa itu belum banyak orang yang bisa berbahasa Indonesia, namun
dalam konteks ini bahasa merupakan alat persatuan dan kesatuan yang kemudian
mengantarkan bangsa ini menjadi merdeka. Dari peristiwa di atas, maka dapat dipahami
bahwa bahasa Indonesia turut berkontribusi dalam memberikan semangat perjuangan bagi
terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Dalam kondisi kekinian kontribusi tersebut dimaknai
sebagai upaya membangun karakter.
Sebagai upaya untuk membangkitkan kembali nilai-nilai karakter pemudaIndonesia, maka
perlu dipahami bahwa bahasa Indonesia harus direposisi kembali sebagai perwujudan sikap
patriotisme pemuda agar bisa mengemban misi sumpah pemuda yakni menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan. Kemudian dengan berbahasa Indonesia yang baik akan
memposisikan mahasiswa sebagai pihak yang berperan aktif dalam proses pencerdasan
generasi bangsa yang nyaris terpuruk oleh tindakan yang tidak berbudaya. Selanjutnya
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik secara lisan maupun tulisan akan
menjadikan mahasiswa sebagai duta di negaranya yang sekaligus juga dapat menjadikan
mahasiswa kreatif dan inovatif dalam mengikuti berbagai perlombaan penulisan karya ilmiah,
baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional yang sekaligus dapat mengembalikan
perannya sebagai generasi bangsa yang dapat diandalkan sebagai penerus estafeta
kepemimpinan bangsa Indonesia.
Pengajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi menempati posisi sebagai mata
kuliah umum (MKU). Sebagaimana peran bahasa Indonesia sehari-hari sebagai alat
komunikasi, dalam proses pengajarannya di perguruan tinggi bahasa Indonesia juga
memegang peranan sentral sebagai media dalam membangun karakter, serta
mengaktualisasikan kreatifitas mahasiswa, misalnya: bidang penulisan karya tulis ilmiah,
pembuatan proposal penelitian melalui program kreatifitas mahasiswa (PKM), maupun lomba
pidato. Bahasa Indonesia di perguruan tinggi berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) menetapkan standarisasi pengajaran dengan turunan materi sebagai
berikut:
(1) sejarah perkembangan bahasa Indonesia
(2) Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
(3) penulisan unsur serapan
(4) pemilihan kata, dan pengembangan kosa kata, dan tanda baca
(5) penyusunan kalimat
(6) pembentukan paragraf dan pengembangannya
(7) kutipan
(8) penyusunan catatan kaki
(9) daftar pustaka
(10) penyusunan karya ilmiah, dan laporan, serta
(11) reproduksi dan resensi
Dari 11 materi yang diajarkan hanya beberapa materi yang dapat diintegrasikan,

sebagai contoh materi pemilihan kata dan pengembangan kosa kata. Unsur
pembangun karakter yang berkenaan dengan materi ini yakni mengawasi kata-kata yang
dipilih oleh mahasiswa, kata-kata pilihan mahasiswa akan menunjukkan aspek kesantunan.
Di samping itu, dalam pengajarannya pengajar senantiasa mengarahkan mahasiswa untuk
memilih kata-kata yang sopan dan santun untuk menunjukkan keteladanan berbahasa.
Pembahasan unsur pendidikan karakter untuk materi lainnya, selengkapnya akan dibahas
pada bagian implementasi pendidikan karakter.
pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi menuntut keterampilan dosen
dalam merumuskannya. Beberapa cara dapat ditempuh oleh dosen antara lain:
(1) mengungkapkan nilai-nilai yang ada dalam materi pembelajaran,
(2) mengintegrasikan nilai-nilai karakter menjadi bagian terpadu dari materi pembelajaran,
(3) menggunakan perumpamaan, dan membuat perbandingan dengan kejadian serupa
dalam hidup peserta didik (mahasiswa)
(4) mengubah hal-hal negatif menjadi nilai positif
(5) mengungkapkan nilai-nilai melalui diskusi
(6) menggunakan cerita untuk memunculkan nilai-nilai drama untuk melukiskan kejadian-
kejadian yang berisi nilai-nilai

Dalam mengimpelementasikan pendidikan karakter, sebagai sebuah institusi, perguruan


tinggi dituntut untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pertama, keberhasilan
pendidikan karakter terkait dengan kondisi mahasiswa. Fungsi pendidikan karakter adalah
untuk menunjukkan kesadaran normatif mahasiswa, seperti berbuat baik dan melaksanakan
tanggung jawabnya agar terinternalisasi pada pembentukan pribadi para mahasiswa. Karena
itu, pendekatan melalui proses pembelajaran di perguruan tinggi perlu disesuaikan, yakni
dengan menciptakan iklim yang merangsang pikiran mahasiswa untuk dijadikan sebagai alat
observasi dalam mengeksplorasi dunia.
Interaksi antara pikiran dan dunia harus memunculkan proses adaptasi, penguasaan dunia,
dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Keberhasilan mahasiswa
menjalani interaksi dengan dunia akan membentuk kemampuan merumuskan cita-cita,
bahkan cita-cita itu dijadikan pedoman hidup. Dengan pedoman hidup itu mahasiswa akan
menentukan arah sekaligus membentuk norma hidupnya. Kedua, kondisi perguruan tinggi
dapat menciptakan iklim rasa aman bagi mahasiswanya. Jika mahasiswa tidak merasa aman,
seperti: jiwa tergonjang, cemas, atau frustasi, maka ia tak akan dapat menanggapi upaya
pendidikan dari perguruan tinggi itu, bahkan
sering kali merespons upaya pendidikan dengan bentuk proses atau agresi terhadap
lingkungannya. Ketiga, kebijakan kampus dalam merumuskan bahan belajar berbasis
karakter diorientasikan ke masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggambarkan
indikasi bentuk baru peradaban masyarakat.
Ada dua hal yang menjadi dasar pertimbangannya, yakni:
(1) proses pembangunan berkonsekuensi terhadap perubahan bentuk baru kebiasaan hidup
masyarakat, dan
(2) pendidikan berbasis karakter harus berperan sebagai penyeimbang proses pembangunan.

Dalam pembelajaran dikenal tiga istilah, yaitu: pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran bersifat lebih umum, berkaitan dengan seperangkat
asumsi berkenaan dengan hakikat pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan rencana
menyeluruh tentang penyajian materi ajar secara sitematis, dan berdasarkan pendekatan yang
ditentukan. Teknik pembelajaran adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam
kelas sesuai dengan pendekatan dan metode yang dipilih. Dengan demikian dapat ditegaskan
bahwa, pendekatan lebih bersifat aksiomatis, metode bersifat prosedural dan teknik bersifat
operasional.
Pendidikan karakter secara terpadu di dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai;
fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai dan penginternalisasian nilai-
nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang
berlangsung di dalam maupun di ruang kuliah pada semua mata kuliah. Pada dasarnya
kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan mahasiswa menguasai kompetensi (materi)
yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan mahasiswa, mengenal, menyadari,
mempedulikan, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai
perilaku kehidupan sehari-hari para mahasiswa.
implementasi bahasa Indonesia di Universitas Negeri Gorontalo ditinjau berdasarkan
pengamatan (observasi) yang terpantau, Sebagaimana bahasa Indonesia di perguruan tinggi
secara umum, pengajaran bahasa Indonesia di UNG juga termasuk pada kelompok MKU dan
wajib diikuti oleh setiap mahasiswa di berbagai fakultas.
Pengajaran bahasa Indonesia yang didasarkan pada upaya pembangunan karakter dan
kreatifitas mahasiswa menjadi potensi yang luar biasa. Hal ini dikarenakan pengajaran bahasa
Indonesia diajarkan sebagai mata kuliah wajib pada semua fakultas yang ada di UNG.
pada pengalaman saya pada saat belajar bahasa Indonesia di pertemuan kuliah online
itu sangat luar biasa dengan dosen yang sangat memberikan motivasi dan semangat belajar
membuat kami satu kelas selalu aktif dalam berdiskusi dan juga materi-materi yang di bahas
sangat menarik. Ada 8 bab yang telah kita selesaikan dalam perkuliahan selama beberapa
pertemuan ini, Materi yang kita bahas pada pertemuan pertama yaitu “Kerangka Konseptual
Bahasa Indonesia, Daerah Dan Asing” di bab pertama ini kami banyak membahas tentang
apa dan bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. Materi kedua kita membahas
“Bahasa Indonesia Dalam Berbicara Untuk Kepentingan Akademi” Materi ini saya rasa
cukup penting karena dengan beajar materi ini kita dapat mengerti manfaat bahasa Indonesia
bagi perkuliahan serta kita mampu berbicara yang baik ketika berdiskusi serta memiliki
keterampilan berbicara dalam akademik, Materi ke 3 dan 4 kita membahas tentang “Bahasa
Indonesia Dalam Menulis Teks Akademik dan Mengeksplorasi Teks Akademik” dua materi
ini memiliki persamaan pembahasan yang terkandung di dalamnya dan dengan materi ini kita
mangetahui bagaimana gaya bahasa yang benar, kalimat efektif, serta menulis paragraph,
materi ini mengajar kita entang bagaimana menulis yang benar sehingga dalam penulisan
karya ilmiah,penulisan buku, dan proposal, tidak ada lagi kesalahan kata maupun kesalahan
penulisan. Kemudian pada pertemuan ke 5 itu kita membahas tentang “Jelajah Dunia
Pustaka” dengan materi ini sehinggah kita bisa memahami pentingnya untuk menjelajahi
dunia perpustakaan membaca buku-buk, Mengakses informasi melalui internet. Dengan
pembahasan ke 5 ini mengarahkan kita tentang pentingnya membaca untuk memperluas
pengetahuan kita sehingga wawasan tentang ke ilmuan mampu memberikan dampak-dampak
positif pada kehidupan dan juga dalam dunia perguruan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai