Anda di halaman 1dari 3

Pembelajaran Bahasa Lisan

A. Pembelajaran Keterampilan Menyimak (Listening)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran keterampilan menyimak:

 Guru EYL harus menjadi model yang baik (artinya guru harus memiliki keterampilan
berbahasa Inggris lisan yang memadai agar dapat memberikan contoh-contoh dengan
benar)
 Dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan menyimak sederhana dapat dilakukan
dengan pemberian petunjuk-petunjuk/instruksi sederhana seperti:
Listen, student …
Come in front of the clas…
Come forward …
Don’t be noisy…
Close the door, please…
Stand up, please…
Sit down, please …
Open your book on page …
Etc.,
Melalui instruksi-instruksi di atas, guru dapat membiasakan siswa untuk berlatih menyimak
ungkapan-ungkapan sederhana. Hal ini akan membantu siswa lebih mudah dalam
mengembangkan keterampilan menyimaknya.
 Latihan keterampilan menyimak juga dapat melalui kegiatan dictation sederhana yakni guru
membaca kalimat dan siswa menyimak kemudian menirukan kalimat itu.
 Kegiatan menyimak di kelas EYL juga dapat dilakukan dengan kegiatan menyimak sebuah
cerita/dongeng berbahasa Inggris yang sederhana. Kegiatan ini lebih diutamakan untuk
siswa di kelas atas (upper class = 4—6). Kegiatan diikuti dengan menjawab pertanyaan
terkait dongeng yang disimak, menceritakan kembali (retell), dan atau menuliskan kembali
isi cerita.

B. Pembelajaran Keterampilan Berbicara


1. Keterampilan Berbicara Anak SD
Pembiasaan untuk pembelajaran keterampilan berbicara di kelas EYL dapat dilakukan dengan:
 Menciptakan situasi Bahasa Inggris di kelas EYL. Contohnya: Ketika guru masuk kelas, guru
menyapa anak-anak dengan sapaan berbahasa Inggris seperti:
Good morning, students…
Hello, students…
How are you today?/How are you doing?/How’s your life? Etc.,…
Atau Ketika guru akan memulai pembelajaran, guru menanyakan kesiapan siswa dengan
ungkapan “Are you ready to learn?”dan berbagai ungkapan sederhana yang dapat
dipraktekkan selama proses pembelajaran dengan tujuan menciptakan situasi Bahasa
Inggris di kelas.
 Karena siswa di kelas EYL masih bersifat egocentric (egosentris) yakni berorientasi pada
dirinya sendiri, maka untuk pembelajaran keterampilan berbicara, guru hendaknya
memberikan contoh-contoh ungkapan yang berkaitan diri siswa sendiri. Misalnya:
What’s your name?
How old are you?
What’s your favorite colour?
Dll
 Materi pembelajaran speaking diupayakan dari yang mudah ke suli. Untuk Latihan questiond
and answer, Latihan pertanyaan sebaiknya dimulai dari “Yes/No question” kemudian “wh-
question”.

2. Kegiatan Berbicara (Speaking) di kelas EYL


Berikut beberapa contoh kegiatan berbicara di kelas EYL yang dapat dipraktekkan guru EYL untuk
dapat membuat siswa aktif dan mau berbicara Bahasa Inggris:
a. Dialog sederhana yang makin lama makin ditingkatkan kesulitannya. Misalnya:
Do you like ……? Yes, I do./No, I don’t
b. Self-introduction
Setiap siswa memperkenalkan dirinya dan memberikan informasi tentang dirinya kepada
teman-temannya.
c. Classroom language yakni menciptakan suasana kelas berbahasa Inggris untuk membiasakan
siswa menggunakan Bahasa Inggris dalam kehidupan nyata.
d. Role-Play atau Situational Dialogue yakni bermain peran.
e. Talk about food, hobby, and family. Menyajikan dialog-dialog dengan topik ini dengan pola-
pola kalimat sederhana kemudian mempraktekkan nya.
SOAL (Score 20)

2. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru EYL harus mampu menjadi
model yang baik bagi siswa-siswa di kelasnya.
a. Jelaskan apa yang dimaksud “guru EYL harus menjadi model yang baik”?
b. Jelaskan mengapa seorang guru EYL harus mampu menjadi model yang baik dalam
pembelajaran Bahasa Inggris di kelas EYL!

Jawab :

a. Guru EYL harus menjadi model yang baik (artinya guru harus memiliki keterampilan
berbahasa Inggris lisan yang memadai agar dapat memberikan contoh-contoh dengan
benar)
b. Karena guru adalah seseorang yang di contoh siswa dan yang mendidik siswa agar
Guru adalah model bagi baik dari aspek positif maupun negatif serta turut memberikan
gambaran hidup bagi peserta didik. Melalui contoh ini guru secara tidak langsung turut
mewariskan citra dan pola berpikirnya kepada peserta didik, olehnya itu maka
peranan modelling merupakan suatu yang sangat mendasar.

Anda mungkin juga menyukai