Prinsip sebuah metode dibangun berdasarkan tujuan yang ditegakkan pada awal
waktu. Audio-Lingual Method memiliki empat tujuan utama yang mencakup
pembelajaran sebuah bahasa Inggris sebagai bahasa Asing. Tujuannya adalah,
Nah, kalau para pembaca masih bingung dengan empat tujuan tersebut, saya akan
berikan sebuah catatan singkatnya. Secara singkat, Audio-Lingual Method membuat
siswa dapat mendengarkan dan memahami perkataan orang lain dalam situasi
pembicaraan sehari-hari. Juga, seorang siswa mampu mengucapkan atau
berkomunikasi menggunakan kata-kata dalam bahasa Inggris melalui grammar yang
bisa diterima. Kemudian, seorang pembelajar atau siswa juga dapat memahami
suatu materi cetak atau buku dengan baik, dan mampu menulis dengan standar
grammar yang oke. Nah, cukup mengerti bukan?
Listening dan speaking datang dahulu, kemudian diikuti oleh reading dan
writing. Proses ini terinspirasi dari kehidupan masa kecil kita sendiri. Ketika kecil,
Anda memperoleh bahasa melalui mendengarkan dahulu bukan? Sampai saat ini
saya belum menemukan satupun bayi yang langsung menulis, membaca atau
berbicara tanpa mendengar terlebih dahulu.
Kemudian, setelah mendengar ayah dan ibu kita berbicara, maka kita mulai
berceloteh sedikit demi sedikit seperti “mama, papa, kakak, dst”. Nah, aspek yang
kedua ini dinamakan sebagai proses berbicara. Lalu aspek yang ketiga adalah
memahami kata dengan membaca baru kemudian menulis. Masuk akal bukan?
Setiap pengguna bahasa diarahkan untuk berbicara dalam cara yang berbeda-
beda. Artinya, seorang siswa akan tidak akan dipaksa untuk menghafalkan suatu
konsep dan bagimana menggunakannya secara berulang-ulang. Mereka akan
diajarkan bagaimana menggunakan bahasa secara natural dan alami tentunya
dengan konsep yang berbeda-beda.
Advertisement
Nah, ini adalah bagian yang ditunggu-tunggu bukan? Kita simak penjelasannya
berikut.
Anda sebagai seorang guru mempresentasikan sendiri dialog tersebut. Jika saya
ingin memberikan gambaran, Anda bisa berperilaku seperti “pak Raden” dalam
serial Si Unyil. Berperilakulah bak dalang yang mempresentasikan sebuah dialog
dengan gesture dan mimic wajah yang juga terlibat. Mengapa harus melibatkan
mimic wajah dan gesture? Karena siswa Anda tidak mengetahui sama sekali arti
kalimat yang Anda berikan, dan mereka memerlukan klu untuk memahaminya.
Pengulangan yang Anda berikan dilakukan selaras dengan pengurangan grup atau
kelompok siswa. Pada tahap pertama, Anda memecah siswa menjadi dua kelompok
besar bukan? Nah, pada tahap selanjutnya, Anda membaginya menjadi tiga, dan
kemudian empat. Posisikan mereka sebagai pelaku dialog secara bergantian.
Perlu Anda ketahui bahwa selama proses ini, siswa tidak diperbolehkan untuk
mencatat. Mereka hanya boleh menghafal dengan situasi kebingungan yan teramat
sangat karena tidak mengetahui arti kalimat-kalimat yang Anda berikan. Mengapa
demikian? Karena mereka sedang dilatih untuk berpikir bukan menerima konsep.
Repetition drill
Subtitution drill
Pembelajar atau siswa mengganti kata yang ada di dalam dialog dan kata pengganti
akan dikatakan oleh guru pada penyebutan selanjutnya.
T = Atika is beautiful
T = Smart
S1 = Atika is smart
T = In the room
S2 = Atika is in the room
T = Atika and her teaher
S2 = Atika and her teacher are in the class.
Masih ada banyak drill yang bisa Anda dapatkan untuk mengajar bahasa Inggris
melalui Audio-Lingual Method. Anda bisa mendapatkan dengan mudah di situs lain,
dan perlu Anda ketahui juga bahwa saya menulis mengenai Audio-Lingual Method
ini melalui sebuah sumber buku berjudul Teaching English As A Foreign Language.
Dengan penulis bernama Ag. Bambang Setiyadi, seorang professor dalam
pengajaran bahasa Inggris dan bekerja di Universitas Lampung.