OLEH :
JAMILATL HASANAH (20381062070)
JURUSAN PIAUD
IAIN MADURA
PAMEKASAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa penulis haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Makalah ini disusun berdasarkan hasil supervisi kelas dalam pembelajaran yang diamati
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kekurangannya, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan penulis. Besar harapan penulis semoga makalah yang
telah dibuat ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya. Sebelum dan sesudahnya
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dan memiliki peran sentral,
khususnya dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional seseorang dan dalam
mempelajari semua bidang studi. Bahasa diharapkan bisa membantu seseorang dalam hal ini
yang saya bicarakan adalah peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang
lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunankan bahasa tersebut, menemukan serta menggunakan kemampuan-kemampuan
analitis dan imaginative dalam dirinya.
Ada beberaapa macam metode yang biasa digunakan seorang guru atau instruktur dalam
meningkatkan kemampuan belajar peserta didiknya seperti metode diskusi, ceramah, inquiri dan
lain-lain. Saya ingin memperkenalkan metode TPR (Total Physical Response) sebagai salah satu
teknik penyajian dalam pengajaran khususnya dalam pembelajaran bahasa asing, baik itu bahasa
inggris, jepang, perancis, dan lain-lain. Metode pembelajaran adalah suatu ilmu yang
membicarakan tentang cara-cara menyampaikan bahasa pelajaran, sehingga dikuasai oleh oeserta
didik dengan kata lain ilmu tentang guru mengajar dan murid belajar.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari
makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian TPR(listen and do, listen and point, listen and make)?
2. Mengapa (listen and do, listen and point, listen and make) cocok digunakan dalam
pembelajaran baahasa inggris SD?
3. Bagaumana praktek penerapan (listen and do, listen and point, listen and make) dalam
pembelajaran bahasa inggris?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
dari makalah ini antara lain:
1. Agar kita mengetahui apa pengertian TPR(listen and do, listen and point, listen and make) ?
2. Agar kita mengetahui mengapa (listen and do, listen and point, listen and make) cocok
digunakan dalam pembelajaran bahasa inggris SD ?
3. Agar kita mengetahui bagaimana praktek penerapan (listen and do, listen
and point, listen and make) dalam pembelajaran bahas ainggris SD ?
BAB II
PEMBAHASAN
TPR adalah salah satu pendekatan pengajaran dn metode bahasa inggris yang
dikembangkan oleh Dr. James J Asher. Metode ini telah diterapkan hampir 30 tahun. Metode ini
mencoba ke pusat perhatian agar mendorong pembelajar mendengar dan merespon pada perintah
target bahasa yang diucapkan oleh guru mereka. Dengan kata lain, TPR adalah metode
pengajaran bahasa yang dibangun disekitar koordinasi dari ucapan dan tindakan, metode ini
mencoba mengajarkan bahasa melalui fisik (motorik) aktivitas.
TPR milik Asher adalh sebuah “metode alami” karena Asher menganggap pembelajaran bahasa
pertama dan kedua sebagai proses paralel. Dia mengemukakan bahwa pengaajaran dan
pembelajaran bahasa kedua harus mencrminkan proses natiralistik dari pembelajaran bahasa
pertama. Untuk alasan ini, ada tiga proses sentral:
Asher yakin bahwa itu penting untuk pembelajaran dasar bahasa asing sebagaimana
anak-anak belajar bahasa asli mereka. Dengan kata lain, TPR dirancang berdasarkan pada cara
yang anak-anak pelajari dari bahasa ibu mereka. Dalam hal ini, TPR menganggap bahwa
seseorag belajar dengan baik ketika dia secara aktif terlibat dan memahami apa yang dia dengar
(Haynes,2004; Larsen –Freeman, 1986; Linse, 2005).
KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN TPR
Mengikuti pemimpin merupakan kegiatan yang baik bagi peserta didik sangat mudah
untuk memulai belajar bahasa inggris. Mengikuti pemimpin adalah hal yang menyenangkan
karena mereka melihat dan memahami apa yang harus dilakukan pada waktu yang bersamaan.
Metode yang pali ng mendasar adalah ketika anak-anak menyalin perkataan guru dan
mendengarkan apa yang dia kataakan.
Contoh: guru mengatakan”anak-anak ayo kita masuk dan berbaris, lalu guru mengatur siswanya
berbaris sesuai dengan urutan absen. Kemudian guru mengatakan, ikuti gerakan ibu yah anak-
anak (melompat, kemudian berlari.
Ini adalah kelas pertama (kelas 1 SD) mereka bermain mengikuti pemimpin, mereka mengikuti
dan menyalin gerakannya.
Guru dapat menggunakan TPR untuk melatih kosa kata anak, mendengarkan guru
melakukan,misalnya:
Guru : memerintahkan kepada anak yang mengenakan jins untuk berdiri, dan anak-anak yang
mengenakan jins pun berdiri. Setelah itu, guru memerintahan kepada anak yang mengenakan
kaos untuk berbaris, maka anak-anak yang mengenakan baju kaos pun berbaris. Mereka berlatik
kosakata pakaina dan gerakan sederhana, kita sebagai guru juga bisa melakukan sesuatu yang
mirip untuk beratih warna.
Contohnya : guru memerintahkan kepada anak yang mengenakan baju berwarna biru untuk
meletakkan tangannya diatas meja, dan anak yang mengenakan baju berwarna hijau untuk
berdiri.
2. TPR rutinitas
Guru dapat menggunakan TPR untuk membangunkan anak-anak ketika mereka mengantuk, atau
membiarkan anak-anak memiliki istirahat ketika mereka telah berkonsentrasi pada aktivitas lain.
Contoh mendegarkan yang merupakan tindakan rutin
1. Mendengarkan guru membaca janji siswa pada setiap kegiatan upacara bendera
2. Mendengarkan guru membaca doa, sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung, dan
kegiatan ini berlangsung setiap hari
3. TPR untuk mengatur kelas
Menggunakan TPR sejak awal, dapat dijadikan untuk arah pembelajaran dalam bahasa inggris.
Contoh :
Kembali mengatur kelas :
‘guru berkata” saya akan menunjukkan kepada kalian (siswa)” dan guru brtanya “apa yang akan
kita lakukan ketika kita mendengarkan lagu baru?”. Kemudian para siswa menjawab, sesuai
jawabang mereka masing-masing, guru membenarkan jawaban para siswa, dan menyuruh para
siswa untuk berdiri didepan kelas, setelah itu guru membagi sebuah kelompok, kemudian
menyuruh setiap kelompok tersebut, untuk menyanyikan 1 buah lagu.
FOKUS BAHASA
Mengingat rutinitas : apa yang kita lakukan ketika......
Guru bertanya : pertama-tama apa yang akan kita lakukan, ketika mendengarkan lagu baru?,
kemudian siswa memberikna sebuah jawaban.
Dalam hal ini, guru menjawab pertanyaannya sendiri, tetapi kemudian ketika siswa telah belajar
bagaimana cara mengekspresikan kegiatan ini, mereka akan mampu menjawab sendiri.
• TIPS PENGAJARAN MENDENGARKAN DAN MELAKUKAN
1. Pertama, guru harus menjelaskan dalam bahasa inggris sebelum guru memulai melakukan
tindakan sederhana dan guru harus mengatakan apa yang harus pra siswa lakukan.
2. Jika guru memiliki kelas besar, maka guru harus membaginya kdalam sebuah kelompok.
TOPIK PEMBICARAAN
Olahraga dan hobi
1. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang anda bisa meminta murid anda. Anda bisa
memikirkan dua atau tiga lagi.
- yang suka mengumpulkan barang-barang? Yang mengumpulkan perangko? Poscard?
- Apa yang anda kumpulkan? Anda mengumpulkan rencana?
- Yang suka bermain sepak bola? Yang permainannya kamu mainkan? Skipping? Petak umpet?
Yang suka berenang?
- Apa hobi lain yang anda milik?
Berlatih mengajukkan pertanyaan-pertanyaan cepat dan menjawab mereka seolah-olah anda
adalah seorang anak di sekolah
2. Listen and Point (Mendengarkan dan Menunjukan)
Dalam kegiatan ini, si pengajar (guru) mengatakan, dan si pendidik (siswa) itu mendengarkan
lalu menunjuk apa yang dikatakan oleh si pendidik (guru).
Contohnya :
1. Guru : bisakah kalian tunjukkan, mana buku kalian?
Siswa : siswa menunjuknya (ini buku saya)
2. Guru : biakah kalian tunjukan dimana perpustakaan sekolah ini?
Siswa : siswa menunjukan letak perpustakaaan dengan melakukan gerakan.
3. Listen and Make (Mendengarkan dan Membuat)
mendengarkan dan membuat adalah dimana anak-anak mendengarkan dan tindakan membuat
seperti yang guru beri tahu kepada murid dan menunjukan kepada mereka. Mendengarkan dan
membuat berlaku dalam proses pembelajaran yang kreatif, karena:
1. anak harus membuat keputusan
2. ada lebih banyak waktu untuk berfikir dan berkomentar
3. ada peluang untuk bekerjasama antara guru dan murid
4. anak-anak memiliki sesuatu untuk dibawa pulang pada akhir kelas
hal-hal yang harus dipersiapkan dalam kegiatan mendengarkan dan membuat adalah:
1. guru harus mempersiapkan topik atau tema apa yang akan dibahas
2. guru harus mengumpulkan hal apa saja yang ia butuhkan (media), sehingga dapat
menunjukan kepada siswa tentang apa yang harus dilakukan
3. guru harus mempraktekan dalam bahasa inggris tentang apa yang harus mereka (murid) buat
dan bagaimana mereka (murid) harus membuatnya
4. guru harus memikirkan gerakan dan tindakan yang akan membantu mereka (murid) untuk
memahami lebih jelas
cara mengatur kegiatan mendengarkan dan membuat, antara lain:
1. mulailah dengan memerkenalkan topik/tema dan membicarakan sedikit tentang hal itu
2. menjelaskan kepada anak-anak dengan berbahasa inggris, dan menunjukan kepada mereka
apa yang mereka lakukan/mereka buat dengan menggunakan gerakan dan tindakan untuk
membantu anak-anak agar bisa memahami
3. guru harus mengulangi instruksi kepada murid
4. ketika mereka (murid) sedang membuat barang-barang yang mereka inginkan, guru harus
berkeliling dan berkomentar dalam bahasa inggris tentang apa yang mereka buat.
Ada banyak hal yang dapat dibuat anak-anak didalam kelas, misalnya mereka dapat membuat
model dari tanah liat, plastisin, bermain adonan, membuat pola dari kertas, dan mereka juga bisa
membuat poster untuk mereka tempelkan di dinding. Mereka selalu membuat hal-hal yang
menyenagkan untuk acara khusus.
Anak-anak lebih cenderung menyukai perayaan festival, guru dapat membuat sebuah perayaan
yang akan di laluinya bersama aanak-anak, hal utama yang harus dilakukan guru adalah
membuat daftar nama-nama murid yang akan ikut dalam perayaan festival dan akan siap untuk
menunjukan kemampuan mereka pada kesempatan tersebut. Contohnya dalam acara lomba
bahasa inggris tentang hal apa saja yang haus anak-anak lalukan dalam lomba bahasa inggris
tingkat kabupaten tesebut.
B. Mengapa (Listen and Do, Listen and Point, Listen and Make) cocok digunakan dalam
pembelajaran bahasa inggris SD?
Metode TPR (total physical response method) yang dikembangkan oleh James Asher, seorang
profesor psikologi Universitas Negeri San Jose California, dipandang sebagai metode yang
sesuai untuk mengajarkan bahasa inggris kepada anak usia dini dimana pembelajarannya lebih
mengutamakan kegiatan langsung berhubungan dengan kegiatan fisik (physical) dan gerakan
(movement). Dalam metode TPR ini, Asher mengatakan bahwa semakin sering atau semakin
intensif memori seseorang diberikan stimulasi maka akan semakin kuat asosiasi memori
berhubungan dan semakin mudah untuk mengingat (recalling). Kegiatan mengingat ini dilakukan
secara verbal dengan aktivitas gerak (motor activity). Dari sisi perkembangan, Asher melihat
keberhasilan belajar bahasa kedua pada orang dewasa adalah sebagai proses yang paralel dengan
pencapaian bahasa pertama anak. Dia mengklaim bahwa berbicara langsung kepada anak usia
dini (AUD) adalah merupakan suatu proses memberi perintah (command) dimana anak
merespon secara fisik lebih dulu sebelum dia mampu menghasilkan respon secara verbal. Lebih
lanjut, Asher yang juga menyimpulkan bahwa peran faktor emosi sangat efektif dalam
pembelajaran bahasa anak, artinya belajar bahasa dengan melibatkan permainan dengan bergerak
yang bisa dikombinasikan dengan bernyanyi atau bercerita akan dapat mengurangi tekanan
belajar bahasa seseorang. Dia percaya bahwa dengan keceriaan dalam diri anak (positive mood)
akan memberikan dampak yang baik bagi belajar bahasa anak.
Ada 5 (lima) penekanan yang dikekumakan oleh Asher agar Anak memiliki pemahaman bahasa
yang disebut sebagai pendekatan pemahaman (comprehension Approach) yaitu:
a. Kemampuan pemahaman diikuti dengan keahlian produktif dalam belajar bahasa .
b. Pengajaran berbicara harus ditunda dulu sebelum kemampuan pemahaman anak sudah
terbangun.
c. Keahlian didapat melalui mendengar yang ditransfer kepada keahlian lain.
d. Pengajara harus menekankan arti daripada bentuk dan.
e. Pengajaran harus meminimalkna kadar stres pembelajaran.
C. Praktek Penerapan (Listen and Do, Listen and Point, Listen and Make) dalam pembelajaran
bahasa inggris SD
TPR dapat digunakan untuk mengajar dan melatih beberapa hal seperti :
1. Kosa kata yang berhubungan dengan tindakan (tersenyum, memotong, sakit kepala,
menggeiat).
2. Tata bahasa, termasuk aspek-aspek masa lampau/sekarang/akan datang dan yang terus
menerus/berlanjut (setiap pagi saya membersihkan gigiku, saya membersihkan tempat tidurku,
saya makan pagi).
3. Kelas bahasa (buka bukumu)
4. Perintah
5. Bercerita
Umumnya tidak ada buku pelajaran dasar dalam serangkaian TPR. Materi-materi dan realita
mempunya peran yang berat, bahkan dalam tingkat pembelajaran akan datang. Dalam hal ini,
saran guru, tindakan, gerak-gerik, dan benda-benda umum di kelas, seperti buku, pulpen, piala,
dan sebagainya sangat penting dalam proses belajar mengajar menggunakan TPR. Guru mungkin
perlu menggunakan gambar-gambar, realita, slide, dan grafik kata untuk mengatur aktivitas
interaktif.
Menurut Muhren (2003), teknik dasar dari TPR sederhana. Pembelajar melakukan perintah-
perintah yang diberikan oleh guru atau sesama murid mereka (di tingkatan selnjutnya). Perintah-
perintah ini, atau rangkaian perintah, sederhana awalnya (berdiri, duduk) tapi beberapa waktu
setelahnya mungkin menjadi lebih kompleks (saya ingin anak laki-laki itu berdiri di dalam
lingkaran silahkan). Sebuah urutan TPR dapat menjadi rangkaian tindakan yang berhubungan
dengan sekumpilan tugas (ambil pulpen dan kertas, duduk, mulailah pada bagian atas kertasmu,
tulislah : yang terhormat/tersayang....) atau bahkan berisi jalan cerita.
Yang paling penting, seorang guru membantu pelajar agar benar-benar terlibat dalam aktivitas
TPR sehingga mereka dapat melakukan apa yang mereka telah dengar. Tidak ada tekanan pada
mereka untuk berbicara bahasa asing. Sebeelum beberapa pebelajar dapat memulai berbicra
bahasa asing secara spontan serta secara kreatuf, dia harus merasakan kesiapan batin untuk
melakukannya. Ketika pebelajar siap, mereka siap bahwa kata-kata dari bunyi bahasa dan arti
digabungkan dan dikonbinasikan ke dalam sumber ucapan/ungkapan dari diri mereka. Kesiapan
batin ini akan berkembang secara bertahap tapi pasti dengan paparan suara dari memahami
bahasa dan terlibat aktif dalam maknanya.
Berikut sebuah contoh materi yang digunakan dalam TPR :
Contoh materi
a. Konteks: Pengajaran Kosa Kata
Kata baru: biru, kuning, hijau, jingga, coklat, abu-abu, ungu, hitam, putih, kartu mengambil.
b. Persiapan:
Beberapa kartu kecil berwarna, satu dari beberapa kartu di setiap meja murid, satu set di meja
pusat.
c. Prosedur :
1) Guru mengambil kartu satu persatu dan menyebutkan warnanya:- Sebuah kartu biru
Sebuah kartu jingga
Sebuah kartu kuning
Sebuah kartu merah
Sebuah kartu coklat
Sebuah kartu abu-abu
Dsb
2) Guru memberikan perintah kepada kelas:
Siapa yang mendapatkan sebuah kartu merah? Tunjukkan pada ibu
Siapa yang mendapatkan sebuah kartu biru? Tunjukkan pada ibu
Siapa yang mendapatkan sebuah kartu kuning? Tunjukkan pada ibu
3) Guru meminta seorang murid untuk kemeja pusat
Adi, ambilah sebuah kartu ungu dan perhatikanlah ke kelas
Perlihatkanlah ke kelas sebuah kartu hitam
Perlihatkanlah ke kelas sebuah kartu hijau
Perlihatkanlah ke kelas sebuah kartu abu-abu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembhasan rumusan masalah maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
TPR adalah salah satu pendekatan pengajaran dan metode bahasa inggris yang dikembangkan
oleh Dr. James J A sher. Metode ini mencoba ke pusat perhatian agar mendorong pembelajar
mendengar dan merespon pada perintah target bahsa yang diucapkan oleh guru mereka. Dengan
kata lain, TPR adalah metode pengajaran bahasa yang dibangun disekitar koordinasi dari
ucapaan dan tindakan, metode ini mencob mengajarkan bahasa melalui fisik (motorik) aktivitas.
TPR yang ada pada pembahasan ada 3 yaitu:
1. Listen and Do
Dalam kegiatan ini si pengajar (guru) mengatakan dan si pendidik (murid) itu mendengarkan lalu
membuat apa yang dikatakan oleh si pendidik.
2. Listen and Point
Dalam kegiatan ini, si pengajar (guru) mengatakan, dan si pendidik (siswa) itu mendengarkan
lalu menunjukkan apa yang dikatakan oleh si pendidik (guru)
3. Listen and Make
Kegitan dimana anak-anak mendengarkan dan tindakan membeuat seperti yang guru beri tahu
kepada murid dan menunjukkan kepda murid.
B. Saran
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritikan
dan saran yang konstruktif agar pembuatan makalah ini lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Earl W. Stevick (1976) Memory, Makna dan Metode: beberapa perspektif psikologis pada
Belajar Bahasa. Newbury House.
"The Total Physical Response Approach to Second Language Learning" by James J. Asher. The
Modern Language Journal , Vol. ^ "Pendekatan Respon Fisik Total Belajar Bahasa Kedua" oleh
James J. Asher,. Bahasa Modern Journal Vol. 53, No. 1 (Jan., 1969), pp. 3-17 53, No 1 (Januari,
1969), hlm 3-17
Jack C. Richards dan Theodore S. Rodgers. (2001), Pendekatan dan Metode dalam Pengajaran
Bahasa. (2nd edition) Cambridge University Press. pp 90-99.
Subyakto, S.U.N. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.