Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI

PEMBELAJARAN
QOWAID BAHASA ARAB
MI

Kelompok 2 :
1. Silvia Karlina Afifah (1710310175)
2. Nurussalis Saadah (1710310178)
3. Niken Maulida W (1710310181)
4. Yunia Ferdian Sari (1710310184)
5. Siswi Andani (1710310187)
A. Arti Qawaid

Qawa’id adalah aturan-aturan atau kaidah-


kaidah yang terdapat dalam menyusun kalimat
bahasa Arab.
Dalam bahasa indonesia qawa’id/ nahwu
sharaf itu searti dengan tata bahasa, dan sedangkan
dalam bahasa inggris disebut dengan istilah
grammar.
Tujuan untuk mempelajari atau
memperkenalkan pembelajaran qawa’id di
Madrasah Ibtidaiyyah
Model Pembelajaran Qawaid/tarkib di MI

Model pembelajaran Qawaid/tarkib di MI masih


tergolong sederhana menurut sistem yang terbaru di Mesir,
bahwa pembelajaran Qawaid diajarkan di kelas V dan VI
hanya sekedarnya saja tidak terlalu mendalam.
Mempelajari kaidah ini erat hubungannya dengan
cara membaca kalimat dalam bahasa Arab, termasuk dalam
qira’ah di depan, yaitu mengenai i’rab, tasrif, i’lal, dan lain-
lain. Juga erat hubungannya dengan pemahaman yang benar.
Model pembelajaran Qawaid/tarkib di MI hanya
berupa tata bahasa saja yang mudah untuk dipahami oleh
peserta didik, tata bahasanya pun sangatlah umum dan sering
dijumpainya dilingkungan dan kehidupan sekitarnya
Metode Pembelajaran Qawaid di MI
• Thariqatu al-Qawaid wa al-Tarjamah (Metode Tata bahasa dan Terjemah)
Kelebihannya :
• Dapat digunakan dikelas-kelas dengan jumlah siswa yang banyak
• Guru yang kurang bahkan tidak fasih berbahasa Arab dapat mengajar
• Cocok bagi semua tingkat kemampuan siswa (mustawa mubtadi’, mutawasith,
mutaqadim).
• Siswa sangat menguasai kemampuan memaca bahasa Arab

Kekurangannya :
• Para siswa hanya kuat dalam kemampuan membaca dan penguasaan tata bahasa,
tetapi lemah dalam kemampuan mendengar, berbicara dan menulis.
• Qawaid yang dipelajari dengan hafalan sering kali kurang memberi pemahaman
teradap qawaid tersebut.
• Dibutuhkan guru yang terlatih dalam penerjemahan
• Bahasa yang dipeajari cenderung bahasa klasik (turats_, sehingga ada kemungkinan
sudah tidak terpakai pada zaman modern.
• Metode ini lebih mengajarkan tentang bahasa dari pada mengajarkan berbahasa.
Strategi Pembelajaran Qawaid Bahasa Arab di
MI
• Agar tujuan pembelajaran bahasa Arab bisa tercapai dan dapat
direalisasikan dalam pembelajaran, baik oleh guru maupu siswa, maka
penyusunan tujuan pembelajaran harus mengikuti sistem pengelolaan
tujuan yang baik. Pengelolaan tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat
dilakukan dengan beberapa cara di antaranya:
• Harus membatasi tujuan-tujuan operasional yang sifatnya umum
disetiap materi pembelajaran.
• Setiap tema pembelajaran dibatasi dengan tujuan pembelajaran.
• Memberi keterangan bahwa tujuan pembelajaran itu bisa membantu
kesuksesan proses pembelajaran bahasa dalam memilih isi materi, soal,
dan metode pembelajaran.
• Penjelasan dalam tujuan operasional pembelajaran dapat memotivasi
guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa.
Teknik Pembelajaran Qowaid Bahasa
Arab di MI
Rosyidin mengungkapkan bahwa teknik mengajarkan Qawaid/ nahwu
diantaranya :
• Hendaklah menyiapkan beberapa contoh untuk kaidah yang akan diajarkan
• Misal-misal (contoh) itu dituliskan di papan tulis dengan tulisan yang terang
dan benar.
• Menyuruh siswa melihat dan memperhatikan ke papan tulis dan salah
seorang diantaranya disuruh membaca.
• para sisiwa memperhatikan missal itu satu persatu, yaitu dengan pertanyaan-
pertanyaan yang jawabannya menjadi pokok dan jalan untuk memahami
kaidah tersebut.
• Setelah selesai bertanya jawab dan memperbandingkan misal-misal itu,
maka kemudian guru menyuruh menyimpulkan definisi contoh tersebut.
• Guru menuliskan definisi yang disimpulkan oleh siswa.
• Berikanlah kata-kata kunci, supaya siswa menyusun kata-kata itu dalam
kalimat yang mengandung arti, sesuai dengan kaidah yang telah dipelajari.
• Perhatikanlah kepada siswa beberapa kalimat dan disuruh mereka
mengatakan apa-apa yang berhubungan dengan kaidah tersebut.
Semoga
Bermanfaat
• Membekali peserta didik dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang
memungkinkannya dapat menjaga bahasanya dari kesalahan.
• Menumbuhkembangkan pendidikan intelektual dan membawa mereka berpikir
logis dan dapat membedakan antara struktur (tarakib), ungkapan-ungkapan
(ibarat), kata dan kalimat.
• Membiasakan peserta didik cermat dalam pengamatan, perbandingan, analogi,
dan penyimpulan (kaidah) dan mengembangkan rasa bahasa dan sastra (al-
dzauq al-adabi) karena kajian nahwu didasarkan atas analisis lafazh, ungkapan,
uslub (gaya bahasa), dan pembedaan antara kalimat yang salah dan yang benar.
• Melatih peserta didik agar mampu menirukan dan mencontoh kalimat, uslub
(gaya bahasa), ungkapan, dan performa kebahasaan secara benar, serta mampu
menilai peforma (lisan maupun tulisan) yang menurut kaidah yang baik dan
benar.
• Mengembangkan kemampuan peserta dididk dalam memahami apa yang
didengar, (isi pembicaraan) dan yang tertulis(isi bacaan).
• Membantu peserta didik agar benar dalam membaca, berbicara, dan menulis
atau mampu menggunakan bahasa Arab lisan dan tulisan secara baik dan benar.
• Siswa mengenal susunan jumlah berbahasa Arab, sistem
pembentukannya, mampu menggunakan lafazh dan struktur
dengan penggunaan yang benar.
• Menggunakan kebiasaan berbahasa yang benar melalui
menyimak, hikayah dan banyak menggunakan.
• Menumbuhkan kemampuan siswa untuk mengungkapkan
yang benar, dan membedakan yang salah dari yang benar.
Hal itu dilakukan dengan cara membentuk kebiasaan
berbahasa yang benar.
• Membekali mereka sebagian makna, struktur yang benar.
• Melatih mereka untuk menggunakan karakteristik jumlah
bahasa Arab dan pembentukannya.
NEXT

Anda mungkin juga menyukai