Anda di halaman 1dari 5

Resume/ringkasan buku

Judul: Approaches and Methods in Language Teaching


Penulis: Jack C. Richards, Theodore S. Rodgers 
Penerbit: Cambridge University Press (2001)
Bab: The Natural Approach (Chapter 9)

Pendekatan ilmiah atau The Natural Approach dalam pengajaran bahasa


diperkenalkan dan dikembangkan oleh Terrel berdasarkan teori Krashen.
Premis utama yang dikemukakan oleh Terrel adalah “mungkin bagi para
siswa dalam suatu situasi kelas belajar berkomunikasi dalam bahasa kedua.”
Natural Approach adalah salah satu metode pengajaran yang dikemukakan
oleh seorang linguist bernama Stephan Krashen. Istilah NA atau pendekatan
alamiah didasarkan atas pandangan bahwa penguasaan (mastery) suatu
bahasa lebih banyak bertumpu pada pemerolehan (acquisition) bahasa itu
dalam konteks yang alamiah dan kurang pada pembelajaran aturan-aturan
yang secara sadar dipelajari satu persatu.

I.            Latar Belakang
Natural Approach atau Pendekatan Alamiah dirintis oleh seorang guru bahasa
Spanyol di California bernama Tracy Terrel pada tahun 1977. Namun
pendekatan ini masyhur dengan dua nama ahli, yaitu Terrel dan Stephen
Krashen. Ini disebabkan oleh adanya kerja sama Terrel dengan Krashen
dalam memperkenalkan dan mengembangkan Natural Approach
sebagaimana yang telah dipopulerkan melalui buku mereka dengan judul
“The Natural Approach” yang dipublikasikan pada tahun 1983.
Natural Approach pertama kali muncul berdasarkan pengalaman mengajar
Terrel di California mengenai bahasa Spanyol. Kemudian, adanya pandangan
yang mengatakan bahwa penguasaan bahasa itu lebih berpusat pada
pemerolehan bahasa secara alamiah, bukan pada pembelajaran yang
menekankan struktur atau aturan-aturan bahasa yang dipelajari satu-persatu
secara sadar.
Dalam memperkenalkan metode ini, Terrel dan Krashen menyebutnya
sebagai metode pengajaran bahasa yang tradisional. Pendekatan Tradisional
didefenisikan sebagai dasar penggunaan bahasa dalam berkomunikasi tanpa
mendengar langsung bahasa tersebut dari penutur aslinya, dan juga tanpa
mengacu pada analisa grammar, atau teori tertentu tentang grammar.
Banyak ahli yang mengatakan bahwa metode natural approach ini sama
dengan metode langsung (direct method). Akan tetapi, Krashen dan Terrel
menjelaskan bahwa pada direct method menekankan pada penyesuaian
prinsip-prinsip pembelajaran bahasa naturalistic pada pembelajar muda.
Sedangkan, natural approach sendiri lebih meneknkan pada penyesuaian
prinsip-prinsip naturalistic yang ditemukan pada pemerolehan bahasa kedua.
Direct method juga kurang penekanan pada monolog guru, pengulangan
langsung, dan pertanyaan dan jawaban formal, dan kurang fokus pada
produksi yang akurat dari kalimat bahasa target. Dalam natural approach juga
mengoptimalkan kesiapan emosional untuk belajar; serta waktu yang lama
memperhatikan apa yang pembelajar bahasa dengar sebelum mereka
mencoba untuk menghasilkan bahasa; dan kemauan untuk menggunakan
bahasa tulisan dan bahan lainnya sebagai sumber masukan.
II.         Pendekatan
1.      Teori Bahasa
Bahasa dalam Natural Approach dipandang sebagai alat yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi, memberi informasi dan menyampaikan
maksud serta makna. Oleh karena itu, para ahli atau pelopor Natural
Approach menjelaskan bahwa kosa-kata memiliki peranan yang sangat
penting dalam pendekatan ini.
Karena hal itu juga, Krashen dan Terrel menilai bahwa sebenarnya natural
approach method ini merupakan communicative approach lain yang telah
dikembangkan. Mereka menolak metode pengajaran bahasa yang
menganggap grammar adalah komponen yang paling utama dari bahasa.
Menurut pandangan Krashen dan Terrel, bahasa adalah sarana untuk
mengkomunikasikan/ menyampaikan makna dan pesan. Maka dari itu,
mereka menyatakan bahwa pemerolehan bahasa hanya terjadi apabila
orang-orang mengerti pesan yang dikandung di dalam bahasa target
(Krashen dan Terrel 1983: 19).
2.      Teori Belajar
Teori belajar dalam Natural Approach dibagi ke dalam beberapa bagian
sebagai berikut:
-          Hipotesis Pemerolehan/ Pembelajaran
Hipotesis pemerolehan/ pembelajaran menjelaskan bahwa ada dua cara yang
dapat dilakukan untuk mengembangkan penguasaan bahasa sasaran.
Pertama,  melalui pemerolehan bahasa. Pemerolehan merupakan
penguasaan bahasa dengan cara yang alami atau sama dengan bagaimana
anak memperoleh bahasa pertamanya. Pemerolehan ini tepatnya mengarah
pada cara memperoleh bahasa dengan tidak melalui pembelajaran yang
formal. Kedua, melalui pembelajaran. Penguasaan bahasa melalui
pembelajaran merupakan usaha menguasai bahasa dengan cara belajar
secara sadar dan formal tentang aturan atau kaidah-kaidah bahasa.

-          Hipotesis Monitor
Hipotesis monitor menyatakan bahwa dalam pemerolehan bahasa terdapat
hubungan antara proses bawah sadar dan proses sadar, yaitu proses bawah
sadar menghasilkan pemerolehan bahasa dan proses sadar menghasilkan
hasil belajar yang dilakukan secara formal (Chaer, 2009).
-          Hipotesis Urutan Alamiah
Hipotesis urutan alamiah menyatakan bahwa unsur-unsur bahasa yang
sesuai dengan aturan atau kaidah-kaidah bahasa dapat diperoleh secara
alami dalam proses pemerolehan bahasa.
-          Hipotesis Masukan
Hipotesis ini menjelaskan bahwa bahasa dapat dikuasai melalui input
(masukan) berupa wacana atau kegiatan mendengarkan sesuai dengan apa
yang dipahami oleh anak.
Krashen dan Terrel menjelaskan empat isu utama dari hipotesis input ini,
yakni:
1.      Hipotesis ini berkaitan dengan pemerolehan, bukan pembelajaran.
2.      Orang belajar bahasa dengan memahami masukan yang sedikit
melampaui ,
3.      Kemampuan dalam berbicara secara lancer tidak bisa dipelajari secara
langsung karena membutuhkan waktu dan tahap tertentu, yakni setelah
pembelajar membangun pemahaman linguistic dari mengerti input.
4.      Jika ada jumlah tertentu dari masukan yang dapat dipahami, maka
bahasa akan tersedia secara automatis.
-          Hipotesis Filter Efektif
Hipotesis filter efektif menjelaskan bahwa pemerolehan bahasa dapat
dipengaruhi oleh sikap atau emotional anak. Contohnya, anak yang
merasakan nyaman dalam mempelajari bahasa bisa mengucapkan kosa-kata
dengan baik. Oleh karena itu, dalam hal ini guru dituntut untuk menciptakan
suasana kelas yang nyaman.
Hipotesis ini muncul berdasarkan penelitian pemerolehan bahasa kedua,
yang mengidentifikasi tiga macam vrariabel afektif atau sikap yang berkaitan
dengan pemerolehan bahasa kedua.
1.      Motivasi. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi pada umumnya
dapat belajar dengan baik.
2.      Kepercayaan-diri. Siswa dengan kepercayaan diri cenderung belajar
dengan baik dan memiliki cita-cita untuk sukses yang lebih tinggi.
3.      Kegelisahan. Rendahnya kegelisahan individu siswa dan rendahnya
kegelisahan kelas siswa  mempengaruhi lebih kondusifnya dalam
pemerolehan bahasa kedua.

III.      Desain
1.      Tujuan
Metode Natural Approach dirancang untuk anak yang pemula mempelajari
bahasa asing atau bahasa sasaran. Metode ini didesain untuk membantu
mereka menuju tahap intermediet. Ini diharapkan agar siswa mampu
memahami apa yang disampaikan oleh pembicara yang menggunakan
bahasa bahasa target serta mampu menyampaikan ide dan permintaannya
ke dalam bentuk bahasa sasaran.
2.      Silabus
Terrel dan Krashen mengemukakan dua pendapat dalam merancang
pembelajaran pada Natural Approach: Pertama, Terrel dan Krashen
memasukkan tujuan khusus pembelajaran bahasa sesuai dengan konsep
Natural Approach. Tujuan khusus tersebut mereka bagi ke dalam empat
bidang, yaitu; Keterampilan Dasar Berkomunikasi Individu dalam bentuk oral
dan tulisan serta Keterampilan Belajar Akademik dalam bentuk oral dan
tulisan. Kedua, tujuan pembelajaran bahasa sangat bervariasi sesuai dengan
kebutuhan siswa dan kepentingan tertentu. Oleh karena itu, rancangan
pembelajaran di sini disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Namun meski
demikian, tata bahasa tetap tidak dimasukkan ke dalam silabus.

3.      Jenis Kegiatan Belajar Mengajar


Siswa diberikan input yang mudah dipahami ke dalam bentuk bahasa sasaran
dan guru fokus menjelaskan materi di kelas dengan menggunakan gambar
seperti pada Metode Langsung. Untuk mengurangi ketegangan siswa, siswa
diminta untuk tidak mengucapkan kata apapun sebelum mereka merasa
benar-benar mampu mengucapkan kata tersebut. Namun siswa tetap
diharapkan merespon pertanyaan dan penyampaian guru.
Ketika siswa sudah mampu mengucapkan kata-kata ke dalam bentuk bahasa
sasaran, maka guru memberikan kesempatan kepada siswa dengan
menggunakan bahasa yang sederhana. Guru berbicara secara perlahan dan
jelas serta memberikan pertanyaan yang hanya membutuhkan satu jawaban.
4.      Peran Pelajar
Selain siswa diminta untuk merespon penyampaian dan pertanyaan guru,
siswa juga diminta untuk saling berkomunikasi antar sesama teman di antara
mereka. Intinya, dalam kelas Natural Approach, siswa diminta untuk aktif
berkomunikasi.
5.      Peran Guru
Guru memiliki tiga peranan penting dalam kelas. Pertama, guru merupakan
sumber utama dalam pemberian input kepada siswa ke dalam bentuk bahasa
sasaran secara sederhana. Kedua, guru menciptakan suasana kelas yang
nyaman dan menarik. Kemudian yang ketiga adalah guru harus memilih dan
mengkombinasikan berbagai macam kegiatan belajar di kelas, seperti
membentuk kelompok kecil dan games dalam pembelajaran. Artinya, guru
berhak memilih materi sekaligus desain penyampaian materi sesuai dengan
kebutuhan siswa.
6.      Peran Bahan Ajar
Tujuan utama memberikan materi adalah untuk meningkatkan pemahaman
dan komunikasi siswa terhadap apa yang mereka pelajari. Penyajian materi di
sini dapat diselingi dengan pemberian games, alat peraga dan gambar karena
ini sangat membantu siswa dalam memahami apa yang disampaikan oleh
guru dan mempermudah penguasaan kosa-kata bahasa sasaran. Materi yang
disajikan dapat diambil dari buku bacaan, brosur dan juga iklan.
IV.      Prosedur
Prosedur pembelajaran Pendekatan Alamiah/Natural Approach tidak jauh
beda bahkan hampir persis sama dengan prosedur pendekatan-pendekatan
pembelajaran lainnya, seperti Situational Language Teaching, Communicative
Language Teaching dan Total Physical Response. Berikut gambaran singkat
prosedur Pendekatan Alamiah pembelajaran bahasa:
a.       Salah satu contoh yang dapat diambil dalam prosedure Total Physical
Response adalah di awal pembelajaran diperdengarkan ungkapan-ungkapan
yang berbentuk sederhana kepada siswa seperti “stand up, turn around dan
rise your right hand”.
b.      Guru bisa menggunakan karakter fisik dan pakaian secara langsung
untuk memperkenalkan nama-nama anggota badan dengan menyertakan
kata kunci yang mudah dipahami oleh siswa, seperti rambut, panjang dan
pendek.
c.       Guru memperkenalkan benda-benda yang ada di dalam kelas dengan
menyentuh langsung benda yang dimaksud, misalnya mengambil pensil
kemudian meletakkannya di bawah buku, menyentuh didnding dan berjalan
ke arah pintu lalu mengetuk pintu tersebut dengan tiga kali. Dan yang terakhir
adalah penggunaan gambar.
d.      Dalam penggunaan gambar, siswa dapat diminta untuk menunjukkan
gambar sesuai dengan apa yang digambarkan oleh guru, misalnya sebuah
gambar diperlihatkan kepada siswa di mana di dalam gambar tersebut
terdapat gambar seseorang yang berperawakan Ayah dan Ibu. Di sini guru
mengatakan Father misalnya, maka siswa diharapkan menunjuk gambar laki-
laki yang terdapat dalam gambar tersebut.
V.         Kelebihan dan Kekurangan
-          Kelebihan:
a.       Siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing
dengan cepat.
b.      Suasana kelas lebih santai dan nyaman karena tidak ada paksaan
untuk berbicara bahasa asing, khsusnya pada awal-awal pembelajaran.
c.       Efektif digunakan pada tingkat  kelas dasar.
-          Kekurangan:
a.       Natural Approach nampak tidak fokus pada satu titik keterampilan
berbahasa saja karena dalam mencapai penguasaan bahasa dilakukan
berbagai kegiatan, seperti menulis dan berkomunikasi.

b.      Alokasi waktu yang digunakan untuk mempelajari tata bahasa sedikit,


sehingga sering terjadi kesalahan dalam penggunaan tata bahasa.

Anda mungkin juga menyukai