Ekarini Saraswati
Universitas Muhammadiyah Malang
ekarini2004@yahoo.com
Pendahuluan
Pembelajaran BIPA telah dilaksanakan di 76 lembaga penyelenggara di
Indonesia dan 179 lembaga di luar negeri (Pusat Bahasa). Ini menunjukkan bahwa
pembelajaran BIPA sudah merupakan kegiatan yang cukup penting di dalam
memperkenalkan Bahasa Indonesia di dunia internasional. Berhubungan dengan itu
pembelajaran BIPA menyentuh situasi kelas yang bersifat multikultural dan
berimplikasi pada pembuatan tes yang memperhatikan keragaman budaya siswa.
*)
Makalah disajikan dalam Seminar dan Lokakarya Nasional Pengujian Bahasa pada tgl 22 Juli 2010
2
Pembelajaran Multikultural
Multikulturaisme merupakan suatu sikap penghargaan terhadap budaya
seseorang. Lawrence Blum (May, 2000)
Multikulturalisme meliputi sebuah pemahaman, penghargaan, dan penilaian
atas budaya seseorang, serta sebuah penghormatan dan keingintahuan tentang
budaya etnis orang lai. Ia meliputi sebuah penilaian terhadap budaya-budaya
orang lain bukan dalam arti menyetujui seluruh aspek-aspek dari budaya-
budaya tersebut, melainkan mencoba melihat bagaimana sebuah budaya yang
asli dapat mengekspresikan nilai bagi anggota-anggota sendiri.
3
kelompok kelas mereka termasuk ke dalam kelas menengah. Siswa yang berasal dari
Finlandia, Polandia, Jerman berasal dari kelas menengah ke atas sedangkan siswa
dari Negara lainnya dari kelas menengah ke bawah. Dari segi Etnis mereka terdiri
dari etnis Barat dan Timur. Agama terdiri dari Nasrani, Budha dan Islam. Nasrani
terdiri dari katolik dan ortodok (Serbia), Budha (Thailand dan China) Islam
(Thailand, Aljajair dan Uzbekistan). Dari segi jenis kelamin lebih banyak perempuan
(19) laki-laki (8). Bahasa Inggris (Australia dan Finlandia), dan selain B Inggris.
Usia antara 17-25 th. Pendidikan SMA-magister.
4
tenaga (Siswa Thailand dan Polandia, siswa Jerman dengan Timor Leste). Perilaku
siswa dari etnis Barat dan Timur berbeda, tetapi ini bergantung kelompok belajar.
Ketika sebagian besar kelompok belajar berasal dari etnik Barat maka perilaku yang
menonjol berasal dari Barat, tetapi ketika kelompok belajar lebih banyak berasal dari
etnis Timur maka siswa yang berasal dari etnis Barat lebih menyesuaikan. Masalah
perbedaan agama tidak menjadi masalah yang pelik karena kami menghormati semua
agama. Mengingat universitas kami memiliki cirri khas Islam maka para siswa yang
non-muslim dapat menyesuaikan diri misalnya dengan menggunakan pakaian yang
sopan ketika belajar. Masaalah jender tidak menjadi masalah. Masalah penggunaan
bahasa sering menjadi masalah misalnya karena beragam bahasa dan tidak dapat
berbahasa Inggris sehingga sulit untuk menjelaskan dan ini perlu bantuan media
gambar. Penggunaan nama sapaan ada yang menyebut Ibu atau nama atau mereka
dipanggil dengan nama atau panggilan Mas atau Mbak.
Asesmen Autentik
Asesmen autentik adalah pengukuran tingkat kemampuan belajar siswa secara
nyata dengan menggunakan penalaran ilmiah (The National Science Education
Standart, 1995, dalam Voss, tanpa tahun), mengajukan persoalan-persoalan yang
bermanfaat, penting dan bermakna (Hart, 1994), memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya (Johnson, 2002)
Bentuk-bentuk penerapan asesmen autentik yaitu sebagai berikut:
portofolio, perbuatan atau kinerja (performance), proyek, dan respon tertulis secara
luas (Johnson, 2002). Wawancara lisan, tugas problem solving kelompok, merancang
sebuah mobil, membuat presentasi tentang emosi orang, penelitian, menulis esei,
merevisi, mendiskusikan masalah, analisis lisan, check list, simulai, demonstrasi,
presentasi, evaluasi. Dalam makalah ini saya fokuskan pembahasan asesmen autentik
pada penilaian portofolio. Portofolio adalah kumpulan hasil kerja siswa yang
menunjukkan kemampuan, pertumbuhan dan upaya-upaya yang telah dilakukannya.
Karakteristik portofolio meliputi kegiatan memonitor kemajuan siswa secara
berkelanjutan baik formatif maupun sumatif dan kegiatan multidimensi, mengandung
berbagai bukti dan cerminan proses dari belajar siswa ( Poulson dkk, 1991).
5
Portofolio terdiri dari portofolio dokumentasi, kumpulan hasil kerja yang
menunjukkan kemajuan belajar siswa, portofolio proses, kumpulan dokumen yang
menunjukkan perkembangan belajar tertentu, dan portofolio pameran, kumpulan
karya-karya terbaik siswa. Nilai lebih dari portofolio di antaranya dapat
menunjukkan perkembangan siswa, merangsang evaluasi diri, melibatkan kreativitas
siswa dan guru, dapat menunjukkan kemajuan menuju pencapaian jangka panjang,
dapat melibatkan berbagai kegiatan dengan tujuan pemahaman secara mendalam,
mewakili pengalaman belajar yang sesungguhnya, memberi kesempatan siswa untuk
meningkatkan citra diri positif, meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap
belajarnya dan motivasi intrinsik, melibatkan contoh-contoh peroblem solving dan
tingkat berfikir yang lebih tinggi, dapat digunakan untuk memonitor kemajuan kelas
dan menentukan balikan pada siswa dan orang tua, dapat meningkatkan kolaborasi
guru dan siswa, membantu meningkatkan kesadaran bahwa setiap orang berbeda.
Kriteria Penilaian portofolio meliputi pemahaman konsep, ketepatan informasi,
kelengkapan, kreativitas, teknik mengkomunikasikan gagasan, kelengkapan dan
kedalaman refleksi
Portofolio Proses memiliki tujuan melihat perkembangan kemampuan menulis
dengan bahasa indonesia yang benar, karya: Catatan harian siswa, pengelolaan:
Setiap hari siswa menuliskan kegiatan yang dilakukan pada kertas yang telah
disediakan. Dalam kurun waktu satu bulan tulisan dikumpulkan dan dikomentari
guru dan dikembalikan. Pada bulan berikutnya dilakukan hal yang sama.
Portofolio Dokumentasi bertujuan: Melihat perkembangan pencapaian, kompetensi
dasar, karya individual siswa baik karya yang dikerjakan di kelas maupun di rumah.
Pengelolaan menyediakan folder untuk setiap siswa. Karya yang sudah selesai
dipajang di kelas disimpan di folder.
6
Contoh Penilaian Portofolio
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 1 semester
Bahan yang dikumpulkan : karangan
Nama Siswa : _______________ Kelas :
………………
-------------
7
c. Kurang jelas Skor 2
d. Tidak jelas Skor 1
8
didiskusikan dengan membandingkan seni musik khas Indoensia dengan seni musik
yang ada di tiap negara.
Penutup
Pembelajaran multikutural yang dilaksanakan dengan memperhatikan
perbedaan dan pemberian tes secara nyata memberikan suasana pembelajaran yang
lebih positif. Keragaman budaya tidak menjadikan timbulnya konflik tetapi
sebaliknya dapat menambah pengetahuan yang lebih beragam juga interaksi sosial
yang lebih toleran.
Daftar Pustaka
Corebima. 2008. Naskah tentang Asesmen Autentik., Malang: Universitas Negeri
Malang.
Johnson, D.W. & Johnson R.T (2002). Meaningful Assesment. Boston: Allyn and
Bacon.
May, Larry, 2000 ed. Etika Terapan I: Sebuah Pendekatan Multikultural.
Diterjemahkan oleh: Sinta Carolina dan Dadang Rubiantoro.Yogyakarta: Tiara
Wacana
Biodata
Nama: Dr. Ekarini Saraswati, M.Pd 1990 diangkat menjadi staf pengajar di Prodi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Universitas Muhammadiyah
Malang. Menjadi Kepala BIPA mulai tahun 2006 hingga sekarang dan menjadi
Kaprodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah mulai tahun 2009 hingga
sekarang.
9
10