Anda di halaman 1dari 8

Bahasa Pidgin dan Kreol

Pidgin dan kreol tidak dianggap sebagai suatu bahasa utuh yang ‘pantas’ , dianggap tidak
memiliki tata bahasa dan struktur, hanyalah merupakan sebuah penyimpangan individual oleh
para penutur yang tidak memiliki gengsi.Namun demikian, tidak mudah untuk mendefinisikan
kedua bahasa ini. Kasarnya, bahasa pidgin umumnya diartikan sebagai simplifikasi bahasa
dimana kosakatanya kebanyakan berasal dari bahasa lain, tetapi tatabahasanya sangat  berbeda.
Pidgin dibentuk ketika para penutur oleh sebuah bahasa melakukan hubungan dagang dengan
penutur bahasa lain, atau bekerja pada perkebunan yang diurus oleh penutur bahasa lain dan
tidak mengerti bahasa lawan tuturnya.

Pidgin merupakan sebuah bahasa yang tidak memiliki  penutur asli (native speaker).
Pidgin berkembang sebagai alat komunikasi antara orang-orang yang tidak memiliki bahasa yang
sama. Pada awalnya pidgin berkembang dalam fungsi yang sempit. Mereka yang menggunakan
pidgin juga memiliki bahasa lainnya juga, jadi pidgin merupakan bahasa tambahan yang
digunakan untuk tujuan tertentu seperti dalam perdagangan atau administrasi. Pidgin digunakan
lebih sebagai fungsi referensial dibandingkan fungsi afektif. Digunakan sebagai fungsi spesifik
seperti untuk membeli dan menjual padi atau kulit hewan , daripada untuk mengisyaratkan
perbedaan sosial atau ungkapan kesopanan. Hasilnya, struktur pidgin biasanya tidak serumit
yang dibutuhkan untuk mengungkapkan fungsinya

Tidak ada satupun yang menggunakan pidgin sebagai alat identifikasi grup atau untuk
mengungkapkan jarak sosial. Jadi, tidak ada tuntutan untuk menjaga ciri-ciri berlebih referensial
sebuah bahasa atau pengucapan yang rumit. Yang tujuannya untuk mengisyaratkan seberapa
berpendidikannyanya seseorang. Dalam seting perkebunan, fungsi utamanya adalah untuk
memungkinkan para pekerja berkomunikasi antara satu sama lain, karena para buruh perkebunan
seringnya berbicara dalam bahasa yang berbeda. Pidgin juga kadang digunakan oleh para
mandor untuk mengarahkan para buruh kasar.

Pidgin diciptakan dari usaha orang-orang yang memiliki bahasa yang berbeda. Karena
pidgin berkembang untuk melayani fungsi jangkauan yang sangat sempit dalam domain yang
terbatas, maka pengguna bahasa pidgin ini cenderung untuk menyederhanakan struktur dan
menggunkaan kosakata yang sedikit. Kata-katanya umumnya tidak memiliki infleksi (perubahan
pada grammar atau ucapan) untuk menandai. Contohny dalam bahasa Inggris, kata jamak atau
waktu (tenses) kata kerja tidak digunakan.

Penyederhanaan bahasa pidgin terlihat sekali pada aspek tatabahasa dan pelafalannya. Pidgin
tidak memiliki gender tatabahasa pada sistem kata benda dan tidak memiliki akhir persetujuan
kata benda-kata kerja. Waktu dan aspek diungkapkan dengan kata-kata yang terpisah daripada
dengan akhiran. Pelafalan cenderung pada pola konsonan diikuti oleh vowel dan cluster
(kelompok) lebih dari satu konsonan cenderung dihindari. Pidgin cenderung untuk mengurangi
isyarat grammar. Hal ini memudahkan pembicaranya untuk belajar dan menggunakannya,
walaupun hal ini memberi ‘beban lebih’ pada pendengarnya.

 Pidgin bukanlah bahasa para kelas atas atau  bahasa yang bergengsi, dan bagi mereka yang tidak
menggunakannya, bahasa ini terdengar menggelikan. Contohnya bahasa Tok Pisin (pidgin talk),
sebuah pidgin Melanesia Inggris dari Papua New Guinea) dibawah ini:

moustache (kumis) = grass belong mouth (rumput bibir)

Ada 3 ciri-ciri bahasa pidgin:

1.      Digunakan dalam fungsi dan domain yang terbatas.

2.      Memiliki struktur yang sederhana dibandingkan dengan bahasa sumbernya.

3.      Memiliki gengsi rendah dan menarik sikap negatif—khususnya dari orang luar.

    KREOL

Kreol adalah pidgin yang membutuhkan penutur asli (native-speaker). Banyak dari pidgin ini
yang kemudian menjadi kreol. Bahasa ini digunakan oleh anak-anak sebagai bahasa pertama
mereka dan digunakan dalam jangkauan domain yang luas. Salah satu contohnya adalah Tok
Pisin  yang telah digunakan sebagai bahasa pertama oleh sejumlah besar penutur dan telah
berkembang sesuai dengan kebutuhan linguistik. Selain berkembang sebagai bahasa pertama,
kreol juga berbeda dari pidgin dari segi fungsi dan strukturnya. Kreol merupakan pidgin yang
telah mengalami perluasan dalam segi struktur dan kosakatanya untuk mengungkapkan makna
atau fungsi yang serupa yang diperlukan oleh sebuah bahasa pertama.

Kreol  muncul ketika bahasa pidgin menjadi bahasa ibu dari sebuah generaasi baru anak-anak.
Misalnya ketika seorang pria dan seorang wanita yang memiliki bahasa yang berbeda menikah,
keduanya tahu bahasa pidgin dan belajar bahasa pasangannya. Pidgin kemudian menjadi bahasa
rumah yang digunakan bersama dan menjadi  bahasa ibu anak-anak mereka. Seting ini terjadi
ketika masa bleakest (suram) perbudakan di hemisfer Barat, ketika berusaha memisahkan para
budak Afrika yang memiliki bahasa asli yang sama untuk mencegah pemberontakan. Hanya ada
bahasa pidgin yang tersedia sebagai bahasa umum dan bahasa ini menjadi bahasa ibu bagi para
generasi baru. Contoh pidgin yang terkenal yang menjadi kreol adalah Hawaiian pidgin dan Tok
Pisin (‘Talk Pidgin’) Papua New Guinea.

Dalam teori klasik kreol, kreol adalah sebuah bahasa pidgin yang diperoleh oleh penutur asli
(dari keturunan penutur pidgin). Dewasa ini, muncul perdebatan ilmiah tentang hubungan pidgin
yang menjadi kreol dan asalnya. Namun, para ilmuwan sepakat bahwa sebagai  bahasa ibu, kreol
telah meluas pada tata bahasa dan lexikon yang dibutuhkan oleh mereka dan kreol  menjadi
bahasa penuh yang reguler. Namun, karena kreol berdampingan dengan dasar-lexikon sebagai
sebagai bahasa standar, resmi, seperti bahasa standar Prancis di Haiti, bahasa standar English di
Jamaika, sikap bahasa terhadap kreol menjadi begitu kompleks. Walaupun merupakan bahasa
rumah, intimasi dan solidaritas, bahasa kreol tidak mendapatkan ‘rasa hormat’, memiliki status
sosial rendah, tak diindahkan dan seringnya keberadaannya disangkal oleh penuturnya itu
sendiri.

1.        Bahasa Pidgin

Bahasa pidgin (pijin) adalah unsur bahasa yang dihasilkan dari kontak bahasa antarbangsa pada
tempat tertentu dan muncul dalam komunitas perdagangan. Menurut KBBI (edisi 4:2008), pidgin
(pijin) adalah pemakaian dua bahasa atau lebih yang dipermudah sebagai alat komunikasi sosial
dalam kontak yang singkat antara orang-orang yang berlainan bahasanya dan tidak merupakan
bahasa ibu para pemakainya. Wardhaugh mendefinisikan pidgin adalah:
A pidgin is a language with no native speakers: it is no one’s first language but is a contact
language. That is, it is the product of a multilingual situation in which those who wish to
communicate must find or improvise a simple lamguage system that will enable them to do so.
(Wardhaugh, 2010:58).

Pidgin adalah sebuah bahasa yang tidak memiliki penutur asli: bahasa ini bukan bahasa pertama
seseorang, melainkan bahasa pergaulan (contact language), dan merupakan hasil dari situasi
multibahasa, dimana seseorang yang hendak berkomunikasi dengan orang lain harus menemukan
cara atau mengembangkan kode-kode sederhana. Pidgin juga merupakan sebuah bahasa yang
muncul sebagai hasil interaksi antara dua kelompok yang berbicara dengan bahasa yang berbeda
dan tidak mengerti apa yang dibicarakan satu sama lain, sehingga mereka menggunakan apa
yang dinamakan dengan pidgin ini untuk berkomunikasi. Misalnya, pedagang asongan di
kawasan Tanah Lot bertutur dengan wisatawan asing dalam bahasa Inggris pidgin. Bahasa
Inggris digunakan sebagai dasar dan lafalnya disesuaikan dengan lidah Indonesia, contohnya

a.       peri cip (very cheap) = sangat murah

b.      paip (five) = lima

c.       masas (massage) = pesan

d.      tosen (thousand) = seribu

e.       many-many different with art shop (the price is much different from the price given in the
art shop) = harganya banyak beda dengan ditoko.

Selain itu Holm menambahkan

Holm (dalam Wardhaugh, 2006:58) defines a pidgin as a reduced language that result from
extended between groups of people with no language in common; it evolves when they need
some means of verbal communication, perhaps for trade, but no group learns the native
language of any other group for social reasons that may include lack of trust or of close contact.
Holm mendefenisikan pidgin sebagai bahasa yang dihasilkan oleh sebuah kelompok orang yang
tidak memiliki bahasa yang sama, kemudian berkembang sebagai alat komunikasi untuk
perdagangan, tetapi bahasa ini tidak memiliki penutur asli. Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan pidgin adalah variasi bahasa yang tidak memiliki pentur asli, yang bercirikan
penyederhanaan (simplification), dan lazimnya mengalami penyederhanaan dalam tata bahasa
dan kosakata.

Pidgin ialah suatu bahasa campuran dari dua bahasa (atau lebih) yang muncul secara alamiah
karena masing-masing pihak penutur bahasa aslinya tidak saling mengerti (Wardhaugh, 1986:57;
Fasold, 1990:181; Crystal, 1992:334). Tentu saja, pidgin itu tercipta agar masing-masing pihak
dapat saling berkomunikasi. Biasanya, bahasa pidgin terjadi dari bahasa penduduk asli yang
bercampur dengan bahasa kaum pendatang. Biasanya pula, sumbangan dari bahasa penduduk
asli lebih banyak daripada sumbangan dari bahasa kaum pendatang, tetapi hal itu tidak bersifat
mutlak. Hal terpenting ialah bahasa pidgin lebih sederhana dari masing-masing bahasa
penyumbangnya. Dengan kata lain, bagaimana yang lebih mudah diterima/dimengerti oleh kedua
belah pihak, bagian itu pula yang masuk ke dalam pidgin.

Pidgin terbentuk ketika para penutur melakukan hubungan dagang atau interaksi dengan penutur
bahasa lain, atau bekerja pada perkebunan yang diurus oleh penutur bahasa lain dan tidak
mengerti bahasa lawan tuturnya. Mereka yang menggunakan pidgin juga memiliki bahasa
lainnya juga, melainkan pidgin dijadikan sebagai bahasa tambahan yang digunakan untuk tujuan
tertentu seperti dalam perdagangan atau administrasi, misalnya untuk membeli dan menjual padi
atau kulit hewan. Selain itu pidgin tidak digunakan sebagai alat identifikasi grup atau untuk
mengungkapkan jarak sosial. Dalam hal ini fungsi utamanya bahasa pidgin tersebut adalah untuk
memungkinkan para pekerja berkomunikasi antara satu sama lain, karena para buruh perkebunan
berasal dari daerah yang berbeda-beda dan digunakan oleh para mandor untuk mengarahkan para
buruh kasar.

Pidgin tidak hanya muncul didaerah perdagangan dan didaerah pesisir pantai, melainkan pidgin
juga bisa terjadi dikawasan bekas daerah-daerah jajahan dan di daerah yang berkawasan
masyarakat heterogen. Pidgin bisa terbentuk dari kosakata dan struktur yang berlainan dan juga
mengambil salah satu bahasa lain sebagai dasar penyempurnaan kosakatanya.contohnya saja
Bahasa Melayu Pasar. Bahasa Melayu ini terjadi akibat penyebaran perdagangan antaretnis.
Bahasa Melayu Pasar adalah bahasa pidgin yang dipengaruhi kontak antara pedagang Melayu
dan Cina. Contohnya:

Rumah-ku menjadi Saya punya rumah

Saya pukul dia menjadi Saya kasi pukul dia

Megat dipukul Robert menjadi Megat dipukul dek Robert

2.        Kreol

Kreol adalah pidgin yang dalam perkembangannya menjadi bahasa ibu dari suatu masyarakat
bahasa. Kreol muncul ketika pidgin menjadi bahasa ibu pada suatu komunitas tertentu. Kreol
merupakan pidgin yang telah mengalami perluasan dalam segi struktur dan kosakatanya untuk
mengungkapkan makna atau fungsi yang serupa yang diperlukan oleh sebuah bahasa pertama.

Holmes (dalam Wardhaugh, 2010:59) says that ‘A creol is pidgin which has expanded in
structure and vocabulary to express the range of meaning and serve the range of function
required og a first language. (dalamWardhaugh, 2006:59)

Holmes mengatakakan kreol adalah pidgin yang strukturnya diperluas, kosa katanya
mengekspresikan sejumlah arti dan berfungsi sebagai pemerolehan bahasa pertama. Kreol 
muncul ketika bahasa pidgin menjadi bahasa ibu dari sebuah generaasi baru anak-anak. Misalnya
ketika seorang pria dan seorang wanita yang memiliki bahasa yang berbeda menikah, keduanya
tahu bahasa pidgin dan belajar bahasa pasangannya. Pidgin kemudian menjadi bahasa rumah
yang digunakan bersama dan menjadi  bahasa ibu anak-anak mereka.

Kreol adalah pidgin yang membutuhkan penutur asli (native-speaker). Banyak dari pidgin ini
yang kemudian menjadi kreol. Bahasa ini digunakan oleh anak-anak sebagai bahasa pertama
mereka dan digunakan dalam jangkauan yang luas. Selain berkembang sebagai bahasa pertama,
kreol juga berbeda dari pidgin dari segi fungsi dan strukturnya. Kreol merupakan pidgin yang
telah mengalami perluasan dalam segi struktur dan kosakatanya untuk mengungkapkan makna
atau fungsi yang serupa yang diperlukan oleh sebuah bahasa pertama.
Kreol adalah bahasa yang terbentuk jika suatu sistem komunikasi yang pada awalnya merupakan
bahasa pidgin kemudian menjadi bahasa ibu suatu masyarakat. Semua bahasa yang disebut
pidgin pada kenyataannya sekarang ini menjadi bahasa kreol baru. Misalnya bahasa Tansi di
Sawahlunto yang merupakan perpaduan bahasa Jawa, bahasa Indonesia dan bahasa Minang,
yang tumbuh dan berkembang pada zaman kolonial Belanda yang digunakan sebagai bahasa
sehari-hari oleh buruh tambang yang sebagian besar berasal dari suku Jawa yang masih bisa kita
rasakan pada saat ini , diantaranya:

a.       dimana ke ? (dimana kamu?) "ke" dari "kowe"

b.      udah ke kabek-in anjing ke? (sudah kamu ikatkan anjingmu?)

c.       kemana aja ke, kok lama gak ketok-ketok? (kemana saja kamu, kok lama tidak keliatan?)
"ketok" = terlihat/tampak

d.      udah ta’ kek-i tapi dia tak mau terima (sudah saya berikan tapi dia tidak mau terima) ta' =
kata depan. kek-i = berikan

Contoh lain yaitu, Bahasa Melayu Pasar yang dipengaruhi kontak antara pedagang Melayu dan
Cina, bahasa ini dahulunya tergolong ke dalam bahasa pidgin dan mengalami proses kreolisasi :

a.       Rumah-ku menjadi Saya punya rumah

b.       Saya pukul dia menjadi Saya kasi pukul dia

c.        Megat dipukul Robert menjadi Megat dipukul dek Robert

Kreolisasi merupakan perubahan sebuah pidgin menjadi kreol. Bahasa Melayu Pasar masih
dipakai dengan lingkup terbatas di Singapura, Malaysia dan Sumba Timur (NTT).

Menurut Wardhaugh pidgin dan kreol hampir saling berlawanan. Pidgin melibatkan 
penyederhanaan bahasa, misalnya pengurangan morfologi (struktur kata) dan sintaksis (struktur
tata bahasa), adanya toleransi terhadap variasi fonologi (pelafalan), pengurangan fungsi bahasa
pidgin, peminjaman kosakata dari bahasa ibu setempat. Sebaliknya, kreol melibatkan pelebaran
morfologi dan sintaksis, pengaturan fonologi, secara sengaja ditambahkan fungsi bahasa
tersebut dan perkembangan sistem yang rasional dan tetap untuk menambah vokabuler.
Pidgin muncul karena kebutuhan untuk berkomunikasi, terutama jika pembicara dan pendengar
memiliki bahasa yang berbeda. Tidak semua pijin berubah menjadi kreol. Kebanyakan pijin
adalah lingua franca, ada karena kebutuhan. Jika pidgin tidak lagi digunakan, maka ia akan mati.
Pidgin berubah menjadi kreol hanya jika karena suatu alasan tertentu, pijin menjadi satu
ragam bahasa yang diharus digunakan oleh anak-anak dalam situasi tertentu yang tidak
menghendaki penggunaan bahasa secara penuh. Orang berbicara kreol lebih cepat daripada
pidgin dan tidak mengucapakan kata per kata, sehingga penyederhanaan sangat terlihat.
Misalnya, ma bilong mi  (suami saya) menjadi mablomi.

Bahasa selalu berkembang dan berubah seiring dangan perkembangan zaman dan
penuturnya, sehingga dalam perubahan dan perkembangan tersebut akan ditemui beberapa istilah
seperti pijin dan kreol. Pijin/pidgin adalah sebuah bahasa pertama yang berkembang sebagai
suatu alat komunikasi antar dua kelompok atau lebih. Pijin mempunyai bentuk-bentuk atau
aturan-aturan bahasa sendiri dari penggunaan bahasa dalam bertutur. Sedangkan kreol adalah
muncul ketika pijin menjadi bahasa ibu pada suatu komunitas tertentu. Strukturnya masih
menggambarkan struktur pijin, tetapi masih disebut kreol, karena masih menjadi bahasa ibu
mereka.

Pijin bisa menjadi kreol ketika adanya penutur asing dan digunakan oleh keturunannya yang
kemudian dibekukan sebagai bahasa pertama mereka. Bahasa ini dikatakan kreol apabila bahasa
pijin itu telah berlangsung secara turun-temurun. Kreol memiliki penutur lebih banyak dibanding
pijin. Karena kreol berkembang melalui anak-cucunya, dan pijin hanya merupakan bahasa
aslinya. Ketika seseorang menyebut suatu bahasa itu kreol, maka seharusnya terlebih dahulu
bahasa tersebut telah terbukti secara historis tentang asal-usulnya. Karena dalam menentukan
kreol atau tidaknya, historis suatu bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan memiliki
keterkaitan yang sangat erat.

Anda mungkin juga menyukai