BAB II
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kreol
Kreol adalah pidgin yang dalam perkembangannya menjadi bahasa ibu dari suatu
masyarakat bahasa. Kreol muncul ketika pidgin menjadi bahasa ibu pada suatu
komunitas tertentu. Kreol merupakan pidgin yang telah mengalami perluasan dalam
segi struktur dan kosakatanya untuk mengungkapkan makna atau fungsi yang serupa yang
diperlukan oleh sebuah bahasa pertama.
Holmes (dalam Wardhaugh, 2010:59) says that A creol is pidgin which has expanded in
structure and vocabulary to express the range of meaning and serve the range of function
required og a first language. (dalamWardhaugh, 2006:59)
Holmes mengatakakan kreol adalah pidgin yang strukturnya diperluas, kosa katanya
mengekspresikan sejumlah arti dan berfungsi sebagai pemerolehan bahasa pertama. Kreol
muncul ketika bahasa pidgin menjadi bahasa ibu dari sebuah generaasi baru anak-anak.
Misalnya ketika seorang pria dan seorang wanita yang memiliki bahasa yang berbeda
menikah, keduanya tahu bahasa pidgin dan belajar bahasa pasangannya. Pidgin kemudian
menjadi bahasa rumah yang digunakan bersama dan menjadi bahasa ibu anak-anak mereka.
Kreol adalah pidgin yang membutuhkan penutur asli (native-speaker). Banyak dari
pidgin ini yang kemudian menjadi kreol. Bahasa ini digunakan oleh anak-anak sebagai
bahasa pertama mereka dan digunakan dalam jangkauan yang luas. Selain berkembang
sebagai bahasa pertama, kreol juga berbeda dari pidgin dari segi fungsi dan strukturnya.
Kreol merupakan pidgin yang telah mengalami perluasan dalam segi struktur dan
kosakatanya untuk mengungkapkan makna atau fungsi yang serupa yang diperlukan oleh
sebuah bahasa pertama.
Kreol adalah bahasa yang terbentuk jika suatu sistem komunikasi yang pada awalnya
merupakan bahasa pidgin kemudian menjadi bahasa ibu suatu masyarakat. Semua bahasa
yang disebut pidgin pada kenyataannya sekarang ini menjadi bahasa kreol baru. Misalnya
bahasa Tansi di Sawahlunto yang merupakan perpaduan bahasa Jawa, bahasa Indonesia dan
bahasa Minang, yang tumbuh dan berkembang pada zaman kolonial Belanda yang digunakan
sebagai bahasa sehari-hari oleh buruh tambang yang sebagian besar berasal dari suku Jawa
yang masih bisa kita rasakan pada saat ini , diantaranya:
a. dimana ke ? (dimana kamu?) "ke" dari "kowe"
b. udah ke kabek-in anjing ke? (sudah kamu ikatkan anjingmu?)
c. kemana aja ke, kok lama gak ketok-ketok? (kemana saja kamu, kok lama tidak keliatan?)
"ketok" = terlihat/tampak
d. udah ta kek-i tapi dia tak mau terima (sudah saya berikan tapi dia tidak mau terima) ta' =
kata depan. kek-i = berikan
Contoh lain yaitu, Bahasa Melayu Pasar yang dipengaruhi kontak antara pedagang Melayu
dan Cina, bahasa ini dahulunya tergolong ke dalam bahasa pidgin dan mengalami proses
kreolisasi :
a. Rumah-ku menjadi Saya punya rumah
b. Saya pukul dia menjadi Saya kasi pukul dia
c. Megat dipukul Robert menjadi Megat dipukul dek Robert
Kreolisasi merupakan perubahan sebuah pidgin menjadi kreol. Bahasa Melayu Pasar masih
dipakai dengan lingkup terbatas di Singapura, Malaysia dan Sumba Timur (NTT).
Menurut Wardhaugh pidgin dan kreol hampir saling berlawanan. Pidgin melibatkan
penyederhanaan bahasa, misalnya pengurangan morfologi (struktur kata) dan sintaksis
(struktur tata bahasa), adanya toleransi terhadap variasi fonologi (pelafalan), pengurangan
fungsi bahasa pidgin, peminjaman kosakata dari bahasa ibu setempat. Sebaliknya, kreol
melibatkan pelebaran morfologi dan sintaksis, pengaturan fonologi, secara sengaja
ditambahkan fungsi bahasa tersebut dan perkembangan sistem yang rasional dan tetap untuk
menambah vokabuler.
Pidgin muncul karena kebutuhan untuk berkomunikasi, terutama jika pembicara dan
pendengar memiliki bahasa yang berbeda. Tidak semua pijin berubah menjadi kreol.
Kebanyakan pijin adalah lingua franca, ada karena kebutuhan. Jika pidgin tidak lagi
digunakan, maka ia akan mati. Pidgin berubah menjadi kreol hanya jika karena suatu alasan
tertentu, pijin menjadi satu ragam bahasa yang diharus digunakan oleh anak-anak dalam
situasi tertentu yang tidak menghendaki penggunaan bahasa secara penuh. Orang berbicara
kreol lebih cepat daripada pidgin dan tidak mengucapakan kata per kata, sehingga
penyederhanaan sangat terlihat. Misalnya, ma bilong mi (suami saya) menjadi mablomi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Salah satu dari ciri bahasa tersebut adalah bersifat dinamis, dimana bahasa selalu
berkembang dan berubah seiring dangan perkembangan zaman dan penuturnya, sehingga
dalam perubahan dan perkembangan tersebut akan ditemui beberapa istilah seperti pidgin dan
kreol. Pijin/pidgin adalah sebuah bahasa pertama yang berkembang
sebagai suatu alat komunikasi antar dua kelompok atau lebih. Pijin
mempunyai bentuk-bentuk atau aturan-aturan bahasa sendiri dari
penggunaan bahasa dalam bertutur. Sedangkan kreol adalah muncul
ketika pijin menjadi bahasa ibu pada suatu komunitas tertentu.
Strukturnya masih menggambarkan struktur pijin, tetapi masih disebut
kreol, karena masih menjadi bahasa ibu mereka.
Pidgin bisa menjadi kreol ketika adanya penutur asing dan digunakan oleh keturunannya
yang kemudian dibekukan sebagai bahasa pertama mereka. Bahasa ini dikatakan kreol
apabila bahasa pidgin itu telah berlangsung secara turun-temurun. Kreol memiliki penutur
lebih banyak dibanding pidgin. Karena kreol berkembang melalui anak-cucunya, dan pidgin
hanya merupakan bahasa aslinya. Ketika seseorang menyebut suatu bahasa itu kreol, maka
seharusnya terlebih dahulu bahasa tersebut telah terbukti secara historis tentang asal-usulnya.
Karena dalam menentukan kreol atau tidaknya, historis suatu bahasa memiliki peranan yang
sangat penting dan memiliki keterkaitan yang sangat erat.