Anda di halaman 1dari 9

COMMUNITY LANGUAGE

LEARNING
KELOMPOK : 7
YURINI RAHMANIA 1701404098
ANITA 1701404105
PADLI 1701404001
REYNATA PRICILIA VISTA.S 1701404101
YULINDA HAMKA 1701404106
AZWAN MANSUR 1701404037
 
.    PENDAHULUAN

• Community Language Learnign (CLL), tumbuh dari suatu ide untuk menerapkan konsep
psikoterapi dalam pengajaran bahasa. Dari berbagai hasil penelitian dilaporkan bahwa pendekatan
ini telah mencapai hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan pengajaran yang
konvensional.
• Para ahli pendekatan ini beranggapan bahwa pada waktu seseorang terjun ke dalam suatu arena
yang baru seperti proses belajar bahasa Inggris dia sebagai manusia dikodrati dengan berbagai ciri
manusiawi pada umumnya. Dalam lingkungan yang baru di mana dia merasa asing, dia dihinggapi
oleh rasa tak aman (insecurity), rasa keterancaman (threat), rasa ketidakmenentuan (anxiety),
konflik dan berbagai perasaan lain yang secara tak tersadari menghalang-halangi dia untuk maju.
PEMBAHASAN

• Prinsip dasar CLL adalah guru mengganggap siswanya sebagai ―whole person/ pribadi
menyeluruh. Whole-person learning maksudnya adalah guru tidak hanya
mempertimbangkan perasaan dan kepandaian siswa, tetapi juga mempunyai pemahaman
tentang perasaan siswa, reaksi fisik, reaksi protektif instingtif, dan keinginan untuk
belajar.
• Dalam pendekatan ini, ada enam konsep yang diperlukan untuk menumbuhkan
”Learning”. Enam konsep ini dicakup dalam satu singkatan, SARD, yang
kepanjangannya adalah Security, Attention-Aggression, Retention-
Reflection, dan Discrimination.
• Security adalah rasa aman pada diri siswa, yang dalam pendekatan ini disebut dengan istilah klien, maupun pada
diri guru. Rasa aman bisa ditemukan apabila rekan sekelas beserta konselornya menunjukkan sikap
kegotongroyongan dan memberikan kepercayaan kepadanya.
• Attention-Aggression adalah mencari keseimbangan antara guru dalam membina perhatian dan siswa dalam
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
• Retention dan reflection adalah proses pencerminan diri untuk mengetahui sampai sejauh mana para siswa telah
menguasai materi pelajaran dan masalah-masalah apa yang timbul dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini ada
dua macam refleksi, yaitu refleksi teks dan refleksi pengalaman. Kedua proses refleksi ini dilakukan pada tiap akhir
pembelajaran.
• Dalam refleksi teks para siswa mendengarkan kembali percakapan yang telah mereka lakukan beberapa menit atau
jam sebelumnya untuk merenungkan dan mencamkan kembali arti dan signifikan dari kalimat maupun frase yang
telah mereka buat.
• Refleksi pengalaman dimaksudkan untuk mengeluarkan dari lubuk hati segala permasalahan psikologis yang
dialami tiap siswa selama kelas sebelumnya berlangsung. Dalam pertemuan seperti ini guru dituntut untuk bisa
memberikan bimbingan dan pengarahan psikologis yang akan membawa siswa ke arah yang positif.
• Discrimination adalah tahap dimana kesalahan-kesalahan ucapan, ungkapan, maupun sintaksis tidak perlu
dipermasalahkan yang terpenting terjadi komunikasi dimana pendengar dapat memahami maksud dari pembicara.
TUJUAN PENGGUNAAN

• Tujuan penggunaan metode ini agar siswa belajar bagaimana menggunakan bahasa target
secara komunikatif. Siswa juga belajar bagaimana belajar sendiri dan bertanggung jawab
untuk hal ini, dan belajar bagaimana belajar bersama orang lain. Peran utama guru adalah
sebagai konselor, artinya guru mengenali bagaimana ancaman situasi belajar yang baru
dapat terjadi pada siswa, sehingga guru dapat memahami dan memberi dukungan untuk
siswanya dalam usahanya menguasai bahasa.
TAHAP-TAHAP PENGUASAAN CLL

• Ada lima tahap penguasaan dalam pendekatan CLL, yakni Embryonic Stage, Self-Assertion Stage, Birth Stage, Reversal
Stage, dan Independent Stage.
• Embryonic Stage adalah suatu tahap di mana ketergantungan siswa pada gurunya sangat besar. Pada tahap ini, guru bertugas
menghilangkan atau mengurangi perasaaan-perasaan negatif siswa dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan yang layak. Guru
menjelaskan aktivitas apa yang diharapkan dan memberi waktu kepada siswa untuk merefleksikan dirinya mengenai pengalamannya.
• Self-Assertion Stage adalah tahap di mana siswa telah memperoleh dukungan moral dari rekan sekelasnya untuk bersama-sama memakai
bahasa Inggris dan menemukan identitas sebagai penutur bahasa itu. Pada tahap ini siswa telah mulai berani sedikit-sedikit melepaskan
diri dari gurunya dan memakai bahasa Inggris langsung dengan teman-teman lainnya.
• Birth Stage adalah tahap di mana siswa secara bertahap mulai mengurangi pemakaian bahasa ibunya. Dia telah mulai merasakan
kebiasaan dia dalam memakai bahasa Inggris dan hal ini menimbulkan adanya rasa aman di antara sesama mereka.
• Reversal Stage adalah tahap di mana hubungan siswa dengan gurunya telah mencapai taraf saling percaya. Masing-masing tidak lagi
merasa adanya hambatan psikologis, dan rasa saling percaya ini terdapat pula di antara sesama siswa lainnya. Pada tahap keempat ini,
siswa tidak lagi banyak diam pada waktu diadakan pertemuan pembelajaran seperti pada tahap pertama, tetapi lebih aktif dalam
percakapan-percakapan yang hidup.
• Independent Stage adalah tahap di mana siswa telah menguasai semua materi pembelajaran. Pada tahap ini siswa memperluas bahasanya
Inggrisnya dan mempelajari pula aspek-aspek sosial dan budaya dari para penutur asli.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE CLL

• Ada kelebihan dan kekurangan metode seperti CLL. CLL adalah upaya untuk menempatkan filosofi carl
rogers ke dalam tindakan dan untuk mengatasi beberapa faktor afektif yang mengancam dalam pembelajaran
bahasa kedua. Tetapi ada beberapa masalah praktis dan teoritis dengan CLL. Guru konselor dapat menjadi
terlalu nonderektif. Sementara beberapa perjuangan induktif yang intens adalah komponen penting dari
pembelajaran bahasa kedua, hari-hari dan minggu-minggu awal yang melelahkan dalam kecerdikan di CLL
dapat diringankan dengan pembelajaran yang lebih terarah dan deduktif: dengan diberi tahu. Mungkin hanya
kemudian, ketika orang yang lebih ramping telah pindah ke kemandirian yang lebih tinggi, adalah strategi
indiktif yang benar-benar berhasil. Dan, tentu saja, keberhasilan CLL sangat tergantung pada keahlian
terjemahan dari konselor. Penerjemahan adalah proses yang rumit dan kompleks yang seringkali lebih mudah
diucapkan daripada dilakukan; jika aspek-aspek halus dari bahasa diterjemahkan secara salah, mungkin ada
pemahaman yang kurang efektif tentang bahasa target.
KESIMPULAN

• Community Language Learning (Komunitas belajar bahasa) merupakan metode yang paling responsive dari segi
sensitivitas untuk pelajar. Tujuan komunitas ini terhambat oleh jumlah dan pengetahuan sesama peserta didik.
Guru harus sensitif terhadap bahasa pertama dan bahasa kedua. Guru harus siap menerima bahkan mendorong
para siswa untuk bersifat agresi karena ia berusaha untuk bebas. Guru mengajar tanpa bahan konvensional
tergantung pada topik siswa untuk memotivasi kelas. Sekelompok peserta didik duduk membentuk lingkaran
dengan guru berdiri di luar lingkaran; siswa berbisik dalam bahasa asli sedangkan silabus yang menjadikan
tujuan menjadi jelas dan evaluasi sulit dicapai. Hal ini fokus pada kelancaran bukan pada ketepatan yang
menyebabkan kontrol tidak memadai dari bahasa sasaran Manfaat positif dari metode ini yakni berpusat pada
peserta didik dan menekankan sisi humanistik belajar bahasa dan bukan hanya dimensi bahasanya.
•  
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai