Anda di halaman 1dari 12

METODE TERJEMAHAN TATA BAHASA

(Grammar Translation Method)


DALAM PEMBELAJARAN BIPA

MUHAMMAD RIDWAN, M.HUM.


Kamis, 1 Oktober 2020
Latar Belakang
a. Metode ini berkembang pada akhir abad ke-19, awal abad ke-
20.
b. Pandangannya terhadap pengajaran bahasa sama dengan
pandangan ahli psikologi, yaitu disiplin mental sangat penting
untuk memperkuat daya berpikir.
c. Tujuan utamanya adalah memungkinkan para pembelajar
untuk “mengeksplorasi kedalaman bahan bacaan”; membantu
para pembelajar lebih memahami bahasa ibu. Mereka melalui
analisis tata bahasa dan terjemahan bahasa sasaran.
Karakteristik Umum
a. Pembelajar mempelajari aturan-aturan kebahasaan dan kosakata
yang berkaitan dengan bacaan.
b. “Resep” terjemahan diberikan saat pembelajar mempelajari aturan-
aturan kebahasaan dan kosakata.
c. Pemahaman terhadap aturan-aturan kebahasaan dan isi bacaan
dites melalui terjemahan (bahasa sasaran ke bahasa ibu atau
sebaliknya).
d. Bahasa ibu dan bahasa sasaran dibandingkan secara konstan; tujuan
pengajaran adalah mengubah B1 menjadi B2 atau sebaliknya.
e. Kesempatan untuk berlatih menyimak dan berbicara sangat sedikit.
Contoh Rancangan dan Prinsip Proses Belajar Mengajar
Tema: Komunikasi
Bahan ajar: Teks yang berjudul “Tips Pertahankan Hubungan”
Media: Teks

Rancangan PBM Prinsip PBM

1. Pemelajar diminta membaca kutipan Tujuan pembelajaran  pembelajar


wacana “Tips Pertahankan Hubungan” mampu memahami bacaan.

2. Pemelajar menerjemahkan kutipan Tujuan pembelajaran  pembelajar


wacana dari bahasa sasaran ke dalam mampu menerjemahkan suatu bahasa ke
bahasa ibu pembelajar. dalam bahasa lain.
Rancangan PBM Prinsip PBM

3. Pemelajar dapat mengajukan Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa


pertanyaan dalam bahasa ibunya sasaran bukan tujuan pembelajaran bahasa
(jawaban disampaikan dalam bahasa ibu asing.
pemelajar)
4. Pemelajar menuliskan jawaban Kemampuan berbahasa yang dikembangkan
pertanyaan bacaan. adalah kemampuan membaca dan
menulis. Perhatian yang diberikan terhadap
kemampuan menyimak dan berbicara
sedikit.
5. Pengajar memutuskan apakah jawaban Otoritas kelas ada di tangan pengajar.
pemelajar itu benar atau salah. Jika salah, Peran pengajar dan pemelajar sangat
ia meminta pemelajar lain untuk tradisional. Pemelajar belajar sesuai
memberikan jawaban yang benar atau ia dengan instruksi pengajar. Interaksi antara
sendiri yang memberikan jawaban benar. pemelajar dan pengajar hanya satu arah
Rancangan PBM Prinsip PBM

6. Pemelajar menerjemahkan kosakata Pemelajar diberi kesempatan menemukan


baru dari bahasa sasaran ke bahasa ibu. padanan kosakata antara bahasa sasaran
dan bahasa ibunya.

7. Pemelajar belajar bahwa akhiran –tas Pelafalan harus diajarkan sedini mungkin.
berhubungan dengan akhiran –ty dalam
bahasa Inggris.

8. Pemelajar diajari aturan-aturan Pemelajar perlu mempelajari aturanaturan


kebahasaan. Kebahasaan Bahasa sasaran.
Rancangan PBM Prinsip PBM

9. Pemelajar menerapkan aturan Penerapan aturan kebahasaan secara


kebahasaan. eksplisit merupakan teknik paedagogisyang
bermanfaat.

10. Pemelajar mengingat kosakata yang Pembelajaran bahasa memungkinkan


dipelajarinya. adanya latihan mental yang baik.

11. Pengajar meminta pemelajar Pemelajar harus sadar akan adanya


menyebutkan aturan-aturan aturan-aturan kebahasaan dari bahasa
kebahasaan. sasaran.
Rancangan PBM Prinsip PBM
12. Seluruh pelajaran pada minggu ini Silabus pemelajaran berdasarkan situasi dan
tentang geografi Indonesia topik tidak berdasarkan struktur bahasa

13. Sebuah peribahasa digunakan untuk Mempelajari bahasa lain selalu mempelajari
materi berdiskusi tentang bagaimana juga bagaimana keseharian para penutur
pelafalan orang Indonesia. bahasa sasaran itu.
14. Pengajar mengajukan beberapa Evaluasi dapat dilakukan dengan evaluasi
pertanyaan proses.
Kelebihan Metode Terjemahan Tata Bahasa
1) Metode ini praktis karena
- tidak banyak tenaga dan biaya;
- tidak perlu terlatih betul dalam bahasa yang diajarkannya itu;
- tidak perlu menguasai betul ucapan tata bahasa dan kosakata bahasa
yang diajarkannya itu, hanya penguasaan teks yang digunakan;
- dipakai dalam kelas yang jumlah pemelajarnya besar.
2) Dalam tempo yang cepat, pengajar dapat menanamkan pengetahuan.
3) Pemelajar dapat segera menguasai arti kata-kata baru sehingga
kebingungan terhadap arti dan aturan-aturan tata bahasanya dapat dicegah.
Kekurangan Metode Terjemahan Tata Bahasa
c) Walaupun untuk penguasaan bahasa pasif, keuntungan langsung yang diperoleh
dari pemakaian metode ini sesungguhnya tidak ada karena kebiasaan
menerjemahkan kata demi kata merupakan penghalang bagi usaha menangkap
pengertian yang terkandung dalam kelompok kata. Menangkap pengertian yang
terkandung dalam kelompok kata merupakan hal yang sangat penting dalam
perbuatan membaca yang baik.
d) Waktu yang terbanyak dipergunakan adalah untuk latihan-latihan terjemahan
sehingga waktu yang dapat dipakai untuk latihan-latihan kemampuan berbicara
menjadi terbatas.
e) Pencampuradukan pemakaian bahasa baru dengan bahasa ibu selalu berakibat
kurang baik karena adanya keragu-raguan pada waktu bersamaan pikiran harus
dipindahkan menggunakan bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Hal seperti ini pun
akan terjadi walapun kedua bahasa itu sudah dikuasai dengan baik.
f) Bagi pembelajar, mengemukakan pikiran dalam bahasa ibu lebih mudah
terasa daripada dalam bahasa baru yang dipelajarinya. Jika pengajar
terlalu membiarkan pembelajar menggunakan bahasa ibunya,
kemauannya menggunakan bahasa baru akan menjadi kurang karena
bahasa baru itu terasa sukar baginya walaupun pembicaraannya itu
masih dalam batas-batas kosakata yang telah diketahuinya.
g) Pada kelas-kelas yang lebih tinggi, tujuan pelajaran sering berpindah
kepada terjemahan itu sendiri. Pada kelas-kelas permulaan hal ini harus
dicegah. Karena itu, untuk dapat melakukan terjemahan-terjemahan itu
diperlukan penguasaan bahasa, tata bahasa, dan kosakata. Namun
demikian, hal ini belum dicapai dalam pembelajaran.
h) Metode terjemahan merupakan penghalang bagi latihan-latihan
berbicara dan latihan-latihan kebiasaan membaca yang baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai