Dosen Pengampu ;
Disusun Oleh:
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB II .................................................................................................................................
2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
A. PEMEROLEHAN BAHASA
PERTAMA .............................................. 2
B. SARAN .......................................................................................................
8
KATA PENGANTAR
Pemakalah
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan salah satu kelebihan manusia yang diberikan oleh Allah
kepada manusia untuk berkomunikasi. Sejak bayi kita telah diberikan
kemampuan berbahasa tersebut meski belum bisa menggunakannya dengan
baik. Setiap manusia yang lahir di dunia ini memiliki kemampuan
memperoleh bahasa. Pemerolehan bahasa pada anak terjadi saat umur 0-5
tahun. Pemerolehan bahasa pada anak untuk pertama kalinya diperolehnya
melalui lingkungan keluarga baik ibu, ayah, nenek serta saudaranya, makanya
pemerolehan bahasa pertama sering juga disebut dengan bahasa ibu (B1)
karna saat bayi umumnya ibulah yang sering bercerita dan berinteraksi dengan
si bayi tersebut. Bahasa pertama anak diperoleh melalui pemerolehan bahasa.
Istilah pemerolehan (acquisition) dijelaskan Dardjowidjojo sebagai suatu
proses seorang anak menguasai bahasa ibunya secaca alamiah. Hal ini berbeda
dengan pembelajaran bahasa, diamana pembelajaran bahasa diperoleh oleh
anak secara sengaja artinya hal tersebut memang diinginkan misalnya belajar
privat, les, dan sekolah. Dengan demikian, seorang anak yang secara alamiah
belajar bahasa ibunya disebut dengan pemerolehan, sedangkan seorang anak
yang belajar bahasa diluar lingkungan keluarga seperti belajar disekolah
disebut dengan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Dardjowidjojo, Chaer
(2009) juga memaparkan bahwa pemerolehan bahasa pada anak ialah suatu
proses yang terjadi di dalam otak anak ketika anak memperoleh bahasa
pertamanya yang disebut juga bahasa ibu. Pemerolehan bahasa ini sangat
berbeda dengan pembelajran bahasa. Pembelajaran bahasa diperoleh setelah
anak memperoleh bahasa pertamanya. Pemerolehan bahasa pada anak
berhubungan dengan bahasa pertama anak (B1) sedangkan, pembelajaran
bahasa pada anak berhubungan dengan bahasa kedua anak (B2) yang
didapatkan melalui pembelajaran bahasa.
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Memahami terbentuknya bahasa pertama pada bidang Fonologi
2. Memahami terbentuknya bahasa pertama pada bidang morfosintaksis
3. Memahami terbentuknya bahasa pertama pada bidang leksikon
4. Memahami terbentuknya bahasa pertama pada bidang pragmatik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fonologi
1 Jurnal Candra Pramita, Irfani Basri, Agustina Universitas Negeri Padang 2018
2
Secara etimologis kata fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti
“bunyi, dan logi yang berarti “pengetahuan”. Dengan demikian fonologi dapat
diartikan sebagai pengetahuan atau ilmu mengenai bunyi. Namun bunyi yang
dipelajari pada fonologi spesifik mengenai bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Chaer (2015, hlm. 1) bahwa secara
umum fonologi dapat diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang
mempelajari, membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi ujaran yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Chaer (2015, hlm. 5) juga menekankan bahwa dalam mempelajari fonologi, objek
studinya adalah bunyi bahasa sebagai satuan terkecil dari ucapan bersama dengan
“kombinasi” bunyi yang menghasilkan suku kata serta unsur suprasegmentalnya
seperti tekanan, nada, hentian, dan durasi. Apa yang ditekankan di sini adalah
fonologi sebagai ilmu yang mengkaji bahasa individu yang mengacu langsung
pada sub-disiplin fonemik, misalnya fonologi Bahasa Indonesia. Hal ini karena
fonemik merupakan sub-disiplin fonologi yang paling berkaitan langsung dengan
bahasa, sementara fonologi dari sisi fonetiknya berkaitan erat pula dengan ilmu
kesehatan dan fisika (bunyi tanpa makna).
Dapat disimpulkan bahwa fonologi adalah cabang linguistik yang menyelidiki,
mempelajari, membahas, dan menganalisis bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia yang dapat meliputi sub-disiplin fonetik atau tidak memperhatikan
perbedaan makna dari bunyi, maupun fonemik yang memperhatikan makna dari
satuan terkecil bunyi ujaran bahasa hingga unsur-unsur suprasegmentalnya seperti
tekanan, nada, hentian, dan durasi.
B. Fonologi Menurut Para Ahli
3
Pemerolehan fonologi adalah satu bagian dari pemerolehan bahasa yang sering
disebut perkembangan atau pertumbuhan bahasa.
Pada Jurnal tentang yang berjudul Pemerolehan bahasa pertama dari segi
fonologi,sintaksis dan semantik pada anak usia 3;5 tahun ( Studi kasus pada
Raja ). Tahun 2019 menjelaskan Pada usia 3 tahun 5 bulan Raja merupakan anak
yang sehat baik fisik maupun batinnya. Raja merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara. Dalam kesehariannya, Raja merupakan anak yang bisa dibilang aktif
dan cerewet. Ia selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ibunya yaitu
bahasa minangkabau kepada seluruh anggota keluarga. Dalam satu minggu,
selama 7 hari Raja lebih rutin berkomunikasi dengan sang nenek karena orang
tuanya sudah berpisah sang ibu pergi merantau dan ayahnya sibuk bekerja. Raja
dari umur 1 tahun sudah diasuh oleh nenek hingga saat ini. Berikut ini akan
dijelaskan hasil pengamatan dan observasi peneliti terhadap pemerolehan bahasa
Raja yang berusia 3;5 tahun. Bunyi-bunyi bahasa yang didapatkan peneliti
berdasarkan pengamatan pada sumber data, maka data yang diperoleh ialah
sebagai berikut. Bunyi fonem vokal (a) adalah bunyi fonem vocal yang pertama
kali dikuasai oleh Raja dengan baik. Bunyi vokal (a) ini sudah dapat diucapkan
dengan baik dan jelas, baik pada bagian awal kata, pada bagian tengah kata,
maupun bagian akhir kata tersebut. Vocal (a) di bagian awal kata seperti kata
(ado) ‘ada’. Pada bunyi fonem (a) dibagian tengah seperti kata (amak) ‘ibu’.
Bunyi vocal (a) di akhir pada kata saat memanggil nama kakaknya ‘Laura’.
C. PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA
BIDANG MORFOSINTAKSIS
4
Selain konsep dan defenisi Morfosintaksis yang dikemukakan oleh kedua orang
pakar di atas, Katamba (1993) dan Radford (1997) di dalam Sedeng (2010:12)
mengemukakan bahwa istilah morfosintaksisdipakai untuk mengacu suatu proses
morfologis yang mengaitkan dua level kebahasaan, yaitu level morfologi dan
sintaksis. Berdasarkan pendapat keempat pakar tersebut dapat didefenisikan
bahwa morfosintaksis adalah kajian mengenai perubahan-perubahan fungsi, peran,
dan kategori di dalam kalimat yang diakibatkan perubahan morfem, dan
sebaliknya perbedan-perbedaan morfem/ kata yang digunakan itu adalah akibat
dari proses sintaksis. Dengan demikian morfosintaksis bukanlah kajian morfologis
dan sintaksis yang masing-masing berdiri sendiri secara lepas hubungan,
melainkan dua bidang kajian yang saling behubungan sebagai hubungan kausal.
Ada hubungan yang sangat erat antara struktur kata dan struktur kalimat. Dalam
beberapa bahasa bahkan sangatlah sulit untuk menyebutkan apakah suatu formasi
kata disebut kata atau kalimat. Perhatikan contoh kata dalam bahasa Swahili
(salah satu bahasa di Afrika Timur) sebagai berikut:
Contoh di atas adalah sebuah kata dalam bahasa Swahili yang apabila dianalisis
secara morphologi mempunyai beberapa morphem yaitu: ni (I = aku), na (tense
present), ku (you = kamu), penda (love = cinta), Selain itu, dalam bahasa Swahili,
kata tersebut ternyata juga bisa berfungsi sebagai kalimat. Karena apabila
dianalisis secara sintaksis, susunan katanya menjadi “Ninakupenda” (aku cinta
kamu) dalam bentuk Present Simple.
Dari data tersebut, analisis yang digunakan adalah analisis morphologis dan
sintaksis (keduanya), atau disebut juga dengan morphosintaksis. Berikut beberapa
definisi para linguis mengenai morphosintaksis:
5
• Pada usia 12 bulan, anak-anak mulai memproduksi kosakata secara
konsisten.
• Tahap satu kata (kata tunggal):
- Nama orang, objek, tempat, dll
- Mulai menggabungkan frase-frase tuturan orang dewasa menjadi satu
kata
• Tahap dua kata:
- Kira-kira pada usia 18-24 bulan
- Menggunakan aturan susunan kata secara konsisten, dengan tata bahasa
yang ditentukan oleh hubungan semantis
- Agent + action (ade’ bobo’) - Possessor + possession (buku ibu)
• Tahap-tahap lanjutan:
- Saat anak-anak mampu mengkombinasikan 2 kata, mereka mulai
menggunakan tiga hingga empat rangkaian kata atau lebih.
- Masih bersifat ujaran-ujaran “telegrafis” yaitu ujaran yang hanya terdiri
dari morpheme dan kata-kata yang mengandung makna semantis.
Leksikon adalah keseluruhan leksem yang terdapat pada suatu bahasa. Kajian
terhadap leksikon mencakup apa yang dimaksud dengan kata abstrak leksem,
(Leksem adalah satuan kata terkecil dalam sebuah bahasa dan biasa dimasukkan
sebagai entri atau lemma dalam sebuah kamus. Menurut KBBI, arti kata leksem
adalah: 1). satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari berbagai bentuk
kata; 2). satuan terkecil dalam leksikon), 3 strukturisasi kosakata, penggunaan dan
penyimpanan kata, pembelajaran kata, sejarah dan evolusi kata (etimologi, asal
usul suatu kata) hubungan antarkata, serta proses pembentukan kata pada suatu
bahasa. dalam penggunaan nya leksikon dianggap sebagai sinonim kamus atau
kosakata,4 tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis.5
3 Setiawan, Ebta. "Arti kata leksem - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Online". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2017-10-03.
4 Pusat Bahasa (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. ISBN 9789792238419.
6
Cabang linguistik yang mendalami leksikon disebut leksikologi (cabang semantik
yang mempelajari tentang semua komponen bahasa yang memiliki informasi
mengenai pemakaian kata beserta dengan maknanya). 6 atau
leksis dalam aliran linguistik Britania. Istilah leksikografi (cabang ilmu bahasa
yang mempelajari tentang teknik penyusunan kamus. Kegiatan yang terlibat dalam
ilmu leksikografi di antaranya adalah perancangan, kompilasi, penggunaan, serta
evaluasi dari suatu kamus),yang lebih dikenal, adalah bidang linguistik terapan
yang berurusan dengan penyusunan kamus.7
Pragmatik berasal dari kata pragma dalam bahasa Yunani yang berarti ‘tindakan’
(action) (Seung, 1982: 38). Kajian pragmatik terkait langsung dengan fungsi
utama bahasa, yaitu sebagai alat komunikasi. Geoffrey Leech menyatakan bahwa
kajian pemakaian bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi secara umum
disebut pragmatik umum (1993: 15).8
6 Nasution, Sahkholid (2017). Kholison, Moh., ed. Pengantar Linguistik Bahasa Arab (PDF).
Sidoarjo: CV. Lisan Arabi. hlm. 10. ISBN 978-602-70113-8-0.
7 Kushartanti, et.al., ed. (2009). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Gramedia
Pustaka Utama. p. 232. ISBN 9789792216813.
8 Abrams, M.H. 1976. The Mirror and The Lamp. London: Oxford University Press
9 Azzuhri, M., Farmawati, C., dan Amalia, Z. P. (2017). Syaefudin, Machfud, ed. Hadits-Hadits
Problematik: Analisis Linguistik Pragmatik. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press. hlm.1 13 Alek
(2018). Linguistik Umum (PDF). Jakarta: Erlangga. hlm. 93.
10 Setiadi, Syamsi (2017). Penerjemahan Arab- Indonesia (PDF). Jakarta: Maninjau Press. hlm. 30
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Leksikon adalah keseluruhan leksem yang terdapat pada suatu bahasa. Kajian
terhadap leksikon mencakup apa yang dimaksud dengan kata abstrak leksem,
(Leksem adalah satuan kata terkecil dalam sebuah bahasa dan biasa dimasukkan
sebagai entri atau lemma dalam sebuah kamus.
B. SARAN
8
DAFTAR PUSTAKA
11) Abrams, M.H. 1976. The Mirror and The Lamp. London: Oxford
University Press
12) Azzuhri, M., Farmawati, C., dan Amalia, Z. P. (2017). Syaefudin,
Machfud, ed. Hadits-Hadits Problematik: Analisis Linguistik Pragmatik.
Pekalongan: IAIN Pekalongan Press. hlm.1
13) Alek (2018). Linguistik Umum (PDF). Jakarta: Erlangga. hlm. 93.
14) Setiadi, Syamsi (2017). Penerjemahan Arab- Indonesia (PDF). Jakarta:
Maninjau Press. hlm. 30
9
10