Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pemerolehan Bahasa Pertama pada Bidang Fonologi, Morfosintaksis,


leksikon dan Pragmatik

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikolinguistik

Dosen Pengampu ;

Ustadzah Vania Cahyaningtyas, M.Hum.

Disusun Oleh:

Rozan Abdillah Muslim 21.10.490


Muhammad Ibnu Fauzi 20.09.313
Luqman Imaduddin Arrasyid 21.10.429
Haekal Alfatah 21.10.399

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI ISLAM AL MUKMIN

SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3


BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ......................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 1

C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................ 2

BAB II .................................................................................................................................
2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
A. PEMEROLEHAN BAHASA
PERTAMA .............................................. 2

B. PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA BIDANG


FONOLOGI ....................................................................................................... 2

C. PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA BIDANG


MORFOSINTAKSIS ........................................................................................ 4

D. PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA BIDANG


LEKSIKON ....... 6

BAB III ............................................................................................................................... 7


PENUTUP .......................................................................................................................... 7
A. KESIMPULAN.......................................................................................... 8

B. SARAN .......................................................................................................
8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9


ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah ta’ala karena dengan


rahmat,karunia, serta taufik dan hidayat-nya kami telah menyelesaikan ‘makalah
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterima kasih kepada Ustadzah Vania Cahyaningtyas M.Hum selaku dosen mata
kuliah Psikolinguistik yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat. Semoga
makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan, dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan kami kedepan.

Surakarta 18 Mei 2023

Pemakalah
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bahasa merupakan salah satu kelebihan manusia yang diberikan oleh Allah
kepada manusia untuk berkomunikasi. Sejak bayi kita telah diberikan
kemampuan berbahasa tersebut meski belum bisa menggunakannya dengan
baik. Setiap manusia yang lahir di dunia ini memiliki kemampuan
memperoleh bahasa. Pemerolehan bahasa pada anak terjadi saat umur 0-5
tahun. Pemerolehan bahasa pada anak untuk pertama kalinya diperolehnya
melalui lingkungan keluarga baik ibu, ayah, nenek serta saudaranya, makanya
pemerolehan bahasa pertama sering juga disebut dengan bahasa ibu (B1)
karna saat bayi umumnya ibulah yang sering bercerita dan berinteraksi dengan
si bayi tersebut. Bahasa pertama anak diperoleh melalui pemerolehan bahasa.
Istilah pemerolehan (acquisition) dijelaskan Dardjowidjojo sebagai suatu
proses seorang anak menguasai bahasa ibunya secaca alamiah. Hal ini berbeda
dengan pembelajaran bahasa, diamana pembelajaran bahasa diperoleh oleh
anak secara sengaja artinya hal tersebut memang diinginkan misalnya belajar
privat, les, dan sekolah. Dengan demikian, seorang anak yang secara alamiah
belajar bahasa ibunya disebut dengan pemerolehan, sedangkan seorang anak
yang belajar bahasa diluar lingkungan keluarga seperti belajar disekolah
disebut dengan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Dardjowidjojo, Chaer
(2009) juga memaparkan bahwa pemerolehan bahasa pada anak ialah suatu
proses yang terjadi di dalam otak anak ketika anak memperoleh bahasa
pertamanya yang disebut juga bahasa ibu. Pemerolehan bahasa ini sangat
berbeda dengan pembelajran bahasa. Pembelajaran bahasa diperoleh setelah
anak memperoleh bahasa pertamanya. Pemerolehan bahasa pada anak
berhubungan dengan bahasa pertama anak (B1) sedangkan, pembelajaran
bahasa pada anak berhubungan dengan bahasa kedua anak (B2) yang
didapatkan melalui pembelajaran bahasa.

B. RUMUSAN MASALAH

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam


makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan masalah. Beberapa masalah
tersebut antara lain :
1. Pemerolehan bahasa pertama pada bidang Fonologi?
2. Pemerolehan bahasa pertama pada bidang Morfosintaksis?
3. Pemerolehan bahasa pertama pada bidang Leksikon?
4. Pemerolehan bahasa pertama pada bidang Pragmatik?

1
C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Memahami terbentuknya bahasa pertama pada bidang Fonologi
2. Memahami terbentuknya bahasa pertama pada bidang morfosintaksis
3. Memahami terbentuknya bahasa pertama pada bidang leksikon
4. Memahami terbentuknya bahasa pertama pada bidang pragmatik

BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA

Menurut Dardjowidjojo istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah inggris


acquisition, yang merupakan suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh
anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya. Sedangkan Chaer
berpendapat bahwa pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang
berlangsung di dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa
pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan
pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa berkenaan dengan
bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Pemerolehan bahasa
berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan
dengan bahasa kedua

B. PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA BIDANG FONOLOGI

A. Pengertian Fonologi

Fonologi merupakan cabang Linguistik (ilmu bahasa) yang mengkaji bunyi-bunyi


bahasa, baik dari proses terbentuk, maupun perubahannya. Dalam ilmu bahasa,
fonologi mengacu pada studi fonemik yang memperhatikan pembeda makna dari
bunyi. Namun dalam ranah umum, fonologi merupakan ilmu yang dapat
mempelajari dua sub-bidang, yakni fonemik (memperhatikan pembeda makna),
dan fonetik (tidak mempedulikan pembeda makna).1

1 Jurnal Candra Pramita, Irfani Basri, Agustina Universitas Negeri Padang 2018

2
Secara etimologis kata fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti
“bunyi, dan logi yang berarti “pengetahuan”. Dengan demikian fonologi dapat
diartikan sebagai pengetahuan atau ilmu mengenai bunyi. Namun bunyi yang
dipelajari pada fonologi spesifik mengenai bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Chaer (2015, hlm. 1) bahwa secara
umum fonologi dapat diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang
mempelajari, membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi ujaran yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Chaer (2015, hlm. 5) juga menekankan bahwa dalam mempelajari fonologi, objek
studinya adalah bunyi bahasa sebagai satuan terkecil dari ucapan bersama dengan
“kombinasi” bunyi yang menghasilkan suku kata serta unsur suprasegmentalnya
seperti tekanan, nada, hentian, dan durasi. Apa yang ditekankan di sini adalah
fonologi sebagai ilmu yang mengkaji bahasa individu yang mengacu langsung
pada sub-disiplin fonemik, misalnya fonologi Bahasa Indonesia. Hal ini karena
fonemik merupakan sub-disiplin fonologi yang paling berkaitan langsung dengan
bahasa, sementara fonologi dari sisi fonetiknya berkaitan erat pula dengan ilmu
kesehatan dan fisika (bunyi tanpa makna).
Dapat disimpulkan bahwa fonologi adalah cabang linguistik yang menyelidiki,
mempelajari, membahas, dan menganalisis bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia yang dapat meliputi sub-disiplin fonetik atau tidak memperhatikan
perbedaan makna dari bunyi, maupun fonemik yang memperhatikan makna dari
satuan terkecil bunyi ujaran bahasa hingga unsur-unsur suprasegmentalnya seperti
tekanan, nada, hentian, dan durasi.
B. Fonologi Menurut Para Ahli

fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan


membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa.2
Fonologi merupakan cabang linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa
menurut fungsinya.3
fonologi adalah bidang bahasa yang menganalsis bunyi bahasa secara umum.4
Fonologi atau fonemik (phonoloy/phonemics) merupakan cabang ilmu linguistik
yang meneliti bunyi bahasa dengan melihat fungsi bunyi sebagai pembeda makna
dalam suatu bahasa.5
C. Pemerolehan Bahasa Pertama Pada Bidang Fonologi

2 Menurut Chaer (2015, hlm.


102) 3 (Muslich, 2018, hlm.1). 4
Arifin dkk (2017, hlm. 3) 5
(Marsono, 2019, hlm.1).

3
Pemerolehan fonologi adalah satu bagian dari pemerolehan bahasa yang sering
disebut perkembangan atau pertumbuhan bahasa.

Contoh kasus pada Raja (anak usia 3 tahun 5 bulan )

Pada Jurnal tentang yang berjudul Pemerolehan bahasa pertama dari segi
fonologi,sintaksis dan semantik pada anak usia 3;5 tahun ( Studi kasus pada
Raja ). Tahun 2019 menjelaskan Pada usia 3 tahun 5 bulan Raja merupakan anak
yang sehat baik fisik maupun batinnya. Raja merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara. Dalam kesehariannya, Raja merupakan anak yang bisa dibilang aktif
dan cerewet. Ia selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ibunya yaitu
bahasa minangkabau kepada seluruh anggota keluarga. Dalam satu minggu,
selama 7 hari Raja lebih rutin berkomunikasi dengan sang nenek karena orang
tuanya sudah berpisah sang ibu pergi merantau dan ayahnya sibuk bekerja. Raja
dari umur 1 tahun sudah diasuh oleh nenek hingga saat ini. Berikut ini akan
dijelaskan hasil pengamatan dan observasi peneliti terhadap pemerolehan bahasa
Raja yang berusia 3;5 tahun. Bunyi-bunyi bahasa yang didapatkan peneliti
berdasarkan pengamatan pada sumber data, maka data yang diperoleh ialah
sebagai berikut. Bunyi fonem vokal (a) adalah bunyi fonem vocal yang pertama
kali dikuasai oleh Raja dengan baik. Bunyi vokal (a) ini sudah dapat diucapkan
dengan baik dan jelas, baik pada bagian awal kata, pada bagian tengah kata,
maupun bagian akhir kata tersebut. Vocal (a) di bagian awal kata seperti kata
(ado) ‘ada’. Pada bunyi fonem (a) dibagian tengah seperti kata (amak) ‘ibu’.
Bunyi vocal (a) di akhir pada kata saat memanggil nama kakaknya ‘Laura’.
C. PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA
BIDANG MORFOSINTAKSIS

Morfosintaksis adalah sebuah bidang kajian dalam linguistik, yang keberadaannya


sama dengan kajian morfologi dan sintaksis.

Sibarani mengemukakan bahwa kajian Morfosintaksis bertujuan menganalisis


kategori-kategori gramatikal atau satuan-satuan bahasa yang melibatkan morfologi
dan sintaksis secara bersamaan.

Siregar mengemukakan bahwa kajian morfosintaksis dapat diidentifikasi sebagai


berikut: (1) Gabungan morfologi dan sintaksis, (2) Kajian antarmuka morfologi dan
sintaksis, (3) Pengkajian kategori gramatikal dan unit linguistik yang
menggambarkan ciri-ciri morfologis dan sintaksis, dan (4) Seperangkat kaidah yang
mengatur unit bahasa yang ciri-cirinya dapat dijelaskan dengan menggunakan
kriteria morfologis dan sintaksis.

4
Selain konsep dan defenisi Morfosintaksis yang dikemukakan oleh kedua orang
pakar di atas, Katamba (1993) dan Radford (1997) di dalam Sedeng (2010:12)
mengemukakan bahwa istilah morfosintaksisdipakai untuk mengacu suatu proses
morfologis yang mengaitkan dua level kebahasaan, yaitu level morfologi dan
sintaksis. Berdasarkan pendapat keempat pakar tersebut dapat didefenisikan
bahwa morfosintaksis adalah kajian mengenai perubahan-perubahan fungsi, peran,
dan kategori di dalam kalimat yang diakibatkan perubahan morfem, dan
sebaliknya perbedan-perbedaan morfem/ kata yang digunakan itu adalah akibat
dari proses sintaksis. Dengan demikian morfosintaksis bukanlah kajian morfologis
dan sintaksis yang masing-masing berdiri sendiri secara lepas hubungan,
melainkan dua bidang kajian yang saling behubungan sebagai hubungan kausal.

Ada hubungan yang sangat erat antara struktur kata dan struktur kalimat. Dalam
beberapa bahasa bahkan sangatlah sulit untuk menyebutkan apakah suatu formasi
kata disebut kata atau kalimat. Perhatikan contoh kata dalam bahasa Swahili
(salah satu bahasa di Afrika Timur) sebagai berikut:

Ni- na- ku – penda

I Tense you love

Contoh di atas adalah sebuah kata dalam bahasa Swahili yang apabila dianalisis
secara morphologi mempunyai beberapa morphem yaitu: ni (I = aku), na (tense
present), ku (you = kamu), penda (love = cinta), Selain itu, dalam bahasa Swahili,
kata tersebut ternyata juga bisa berfungsi sebagai kalimat. Karena apabila
dianalisis secara sintaksis, susunan katanya menjadi “Ninakupenda” (aku cinta
kamu) dalam bentuk Present Simple.

Dari data tersebut, analisis yang digunakan adalah analisis morphologis dan
sintaksis (keduanya), atau disebut juga dengan morphosintaksis. Berikut beberapa
definisi para linguis mengenai morphosintaksis:

a. Trask (1999:176): “Morphosyntax is the area between morphology and syntax.”

b. Crystal (1997: 250-251): - grammatical categories or properties for whose


definition criteria of morphology and syntax both apply, as in describing the
characteristics of words’

Bisa disimpulkan bahwa morphosintaksis pada dasarnya merupakan ilmu yang


mengkaji hubungan antara struktur kata (morphologi) dan struktur kalimat
(sintaksis). Sehubungan dengan pemerolehan bahasa pada anak, pemerolehan
morphosintaksis anak juga melalui beberapa tahap:

5
• Pada usia 12 bulan, anak-anak mulai memproduksi kosakata secara
konsisten.
• Tahap satu kata (kata tunggal):
- Nama orang, objek, tempat, dll
- Mulai menggabungkan frase-frase tuturan orang dewasa menjadi satu
kata
• Tahap dua kata:
- Kira-kira pada usia 18-24 bulan
- Menggunakan aturan susunan kata secara konsisten, dengan tata bahasa
yang ditentukan oleh hubungan semantis
- Agent + action (ade’ bobo’) - Possessor + possession (buku ibu)
• Tahap-tahap lanjutan:
- Saat anak-anak mampu mengkombinasikan 2 kata, mereka mulai
menggunakan tiga hingga empat rangkaian kata atau lebih.
- Masih bersifat ujaran-ujaran “telegrafis” yaitu ujaran yang hanya terdiri
dari morpheme dan kata-kata yang mengandung makna semantis.

D. PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA BIDANG LEKSIKON

Leksikon adalah keseluruhan leksem yang terdapat pada suatu bahasa. Kajian
terhadap leksikon mencakup apa yang dimaksud dengan kata abstrak leksem,
(Leksem adalah satuan kata terkecil dalam sebuah bahasa dan biasa dimasukkan
sebagai entri atau lemma dalam sebuah kamus. Menurut KBBI, arti kata leksem
adalah: 1). satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari berbagai bentuk
kata; 2). satuan terkecil dalam leksikon), 3 strukturisasi kosakata, penggunaan dan
penyimpanan kata, pembelajaran kata, sejarah dan evolusi kata (etimologi, asal
usul suatu kata) hubungan antarkata, serta proses pembentukan kata pada suatu
bahasa. dalam penggunaan nya leksikon dianggap sebagai sinonim kamus atau
kosakata,4 tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis.5

3 Setiawan, Ebta. "Arti kata leksem - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Online". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2017-10-03.

4 Pusat Bahasa (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. ISBN 9789792238419.

5 Kridalaksana, Harimurti (1982). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. hlm. 98.

6
Cabang linguistik yang mendalami leksikon disebut leksikologi (cabang semantik
yang mempelajari tentang semua komponen bahasa yang memiliki informasi
mengenai pemakaian kata beserta dengan maknanya). 6 atau

leksis dalam aliran linguistik Britania. Istilah leksikografi (cabang ilmu bahasa
yang mempelajari tentang teknik penyusunan kamus. Kegiatan yang terlibat dalam
ilmu leksikografi di antaranya adalah perancangan, kompilasi, penggunaan, serta
evaluasi dari suatu kamus),yang lebih dikenal, adalah bidang linguistik terapan
yang berurusan dengan penyusunan kamus.7

E. PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA BIDANG PRAGMATIK

Pragmatik berasal dari kata pragma dalam bahasa Yunani yang berarti ‘tindakan’
(action) (Seung, 1982: 38). Kajian pragmatik terkait langsung dengan fungsi
utama bahasa, yaitu sebagai alat komunikasi. Geoffrey Leech menyatakan bahwa
kajian pemakaian bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi secara umum
disebut pragmatik umum (1993: 15).8

Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara konteks


luar bahasa dan maksud tuturan melalui penafsiran terhadap situasi penuturannya. 9
Dalam linguistik, pragmatik merupakan salah satu bagian dari semiotika.13

Pragmatik mengkaji makna kontekstual atau makna situasional berdasarkan latar


tempat, latar waktu, partisipan, tujuan topik dan media komunikasi.10

6 Nasution, Sahkholid (2017). Kholison, Moh., ed. Pengantar Linguistik Bahasa Arab (PDF).
Sidoarjo: CV. Lisan Arabi. hlm. 10. ISBN 978-602-70113-8-0.
7 Kushartanti, et.al., ed. (2009). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Gramedia
Pustaka Utama. p. 232. ISBN 9789792216813.

8 Abrams, M.H. 1976. The Mirror and The Lamp. London: Oxford University Press
9 Azzuhri, M., Farmawati, C., dan Amalia, Z. P. (2017). Syaefudin, Machfud, ed. Hadits-Hadits
Problematik: Analisis Linguistik Pragmatik. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press. hlm.1 13 Alek
(2018). Linguistik Umum (PDF). Jakarta: Erlangga. hlm. 93.

10 Setiadi, Syamsi (2017). Penerjemahan Arab- Indonesia (PDF). Jakarta: Maninjau Press. hlm. 30

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Fonologi merupakan cabang Linguistik (ilmu bahasa) yang mengkaji bunyi-bunyi


bahasa, baik dari proses terbentuk, maupun perubahannya. Dalam ilmu bahasa,
fonologi mengacu pada studi fonemik yang memperhatikan pembeda makna dari
bunyi. Namun dalam ranah umum, fonologi merupakan ilmu yang dapat
mempelajari dua sub-bidang, yakni fonemik (memperhatikan pembeda makna),
dan fonetik (tidak mempedulikan pembeda makna).

Morfosintaksis adalah sebuah bidang kajian dalam linguistik, yang keberadaannya


sama dengan kajian morfologi dan sintaksis.

Leksikon adalah keseluruhan leksem yang terdapat pada suatu bahasa. Kajian
terhadap leksikon mencakup apa yang dimaksud dengan kata abstrak leksem,
(Leksem adalah satuan kata terkecil dalam sebuah bahasa dan biasa dimasukkan
sebagai entri atau lemma dalam sebuah kamus.

Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara konteks


luar bahasa dan maksud tuturan melalui penafsiran terhadap situasi penuturannya

B. SARAN

Makalah ini mungkin belum mencapai kesempurnaan dan masih banyak


kekurangan, oleh karena itu penulis mengharap masukan dan saran dari pembaca,
untuk memperbaiki makalah ini dan makalah selanjutnya. Penulis juga
menyarankan pada pembaca untuk membaca referensi yang penulis gunakan.
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

1) Candra Pramita, Irfani Basri, Agustina Universitas


Negeri Padang, Indonesia
2) Menurut Chaer (2015, hlm. 102) 3) (Muslich, 2018,
hlm.1). 4) Arifin dkk (2017, hlm. 3) 5) (Marsono,
2019, hlm.1).
6) Setiawan, Ebta. "Arti kata leksem - Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Online". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2017-10-03. 7)
Pusat Bahasa (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9789792238419.
8) Kridalaksana, Harimurti (1982). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
hlm. 98.
9) Nasution, Sahkholid (2017). Kholison, Moh., ed. Pengantar Linguistik
Bahasa Arab (PDF). Sidoarjo: CV. Lisan Arabi. hlm. 10. ISBN 978-
60270113-8-0.
10) Kushartanti, et.al., ed. (2009). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami
Linguistik. Gramedia Pustaka Utama. p. 232. ISBN 9789792216813.

11) Abrams, M.H. 1976. The Mirror and The Lamp. London: Oxford
University Press
12) Azzuhri, M., Farmawati, C., dan Amalia, Z. P. (2017). Syaefudin,
Machfud, ed. Hadits-Hadits Problematik: Analisis Linguistik Pragmatik.
Pekalongan: IAIN Pekalongan Press. hlm.1
13) Alek (2018). Linguistik Umum (PDF). Jakarta: Erlangga. hlm. 93.
14) Setiadi, Syamsi (2017). Penerjemahan Arab- Indonesia (PDF). Jakarta:
Maninjau Press. hlm. 30

9
10

Anda mungkin juga menyukai