Anda di halaman 1dari 23

INTEGRASI DAN INTERFERENSI DALAM NOVEL LAYAR TERKEMBANG oleh Bambang Sukarnoto NIM 0909635

A.

Pendahuluan Gejala interferensi dapat dilihat dalam tiga dimensi kejadian. Pertama, dimensi

tingkah laku berbahasa dari individu di tengah masyarakat. Kedua, dimensi sistem bahasa dikenal dengan sebutan interferensi sistemik, yaitu pungutan bahasa. Ketiga, dimensi pembelajaran bahasa dikenal dengan sebutan interferensi pendidikan (Paul Ohoiwutun, 2002:72-74). Pada satu sisi interferensi dipandang sebagai pengacauan karena merusak sistem suatu bahasa, tetapi pada sisi lain interferensi dipandang sebagai suatu mekanisme yang paling penting dan dominan untuk mengembangkan suatu bahasa yang masih perlu pengembangan. Dengan interferensi, kosa kata bahasa resipien diperkaya oleh kosa kata bahasa donor, yang pada mulanya dianggap sebagai unsur pinjaman tetapi kemudian tidak lagi karena kosa kata itu telah berintegrasi menjadi bagian dari bahasa resipien. Dalam hal ini integrasi adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dala m bahasa tertentu dan dianggap sudah menjadi warga bahasa tersebut, tidak sebagai unsur pinjaman atau pungutan. Penerimaan unsur bahasa lain dalam bahasa tertentu sampai menjadi berstatus integrasi memerlukan waktu dan tahap yang relatif panjang. Pada mulanya seorang penutur suatu bahasa menggunakan unsur bahasa lain itu dalam tuturannya sebagai unsur pinjaman karena terasa diperlukan, misalnya karena dalam B1-nya unsur tersebut belum ada padanannya. Kalau kemudian unsur asing yang digunakan itu bisa diterima dan digunakan juga oleh orang lain, maka jadilah unsur tersebut berstatus sebagai unsur yang sudah berintegrasi (Chaer dan Agustina, 2004:168-169). Novel sebagai sebuah karya sastra selain dapat menjadi objek kajian kesastraan juga dapat menjadi objek kajian kebahasaan, termasuk dalam hal kedwibahasaan. Selain menggambarkan penguasaan bahasa pengarangnya, novel juga

menggambarkan kebahasaan masyarakat yang tercermin dalam tokoh-tokohnya.

Novel Layar Terkembang adalah salah satu karya St. Takdir Alisjahbana. Dalam biografinya, Beliau mempunyai pengalaman pendidikan yang memungkinkan menguasai lebih dari satu bahasa. Selain itu, situasi masyarakat yang ingin

digambarkan dalam novel ini juga memungkinkan digunakannya dua bahasa atau lebih. Hal ini menjadi alasan kuat bahwa novel Layar Terkembang dapat menjadi objek kajian kedwibahasaan. B. 1. a. Definisi Istilah Interferensi Pengertian Interferensi Interferensi pada umumnya dianggap sebagai gejala tutur (speech parole), hanya terjadi pada dwibahasawan dan peristiwanya dianggap sebagai penyimpangan. Interferensi dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu terjadi karena unsur-unsur serapan itu sudah ada padanannya dalam bahasa penyerap. Cepat atau lambat sesuai dengan perkembangan bahasa penyerap, interferensi diharapkan semakin berkurang atau sampai batas yang paling minim (http:// library.usu.ac.id) Bilingualisme adalah pengunaan unsur bahasa lain oleh bahasawan yang bilingual secara individual dalam suatu bahasa, ciriciri bahasa lain masih kentara (berlainan dengan integrasi). Interferensi berbeda-beda sesuai dengan medium, gaya, ragam, dan konteks yang digunakan oleh orang yang bilingual tersebut. (Kridalaksana, 2001:60) Chaer dan Agustina (2004:160-161) menyatakan bahwa interferensi yang terjadi dalam proses interpretasi disebut interferensi reseptif, yakni berupa penggunaan bahasa B dengan diresapi bahasa A. Sedangkan interferensi yang terjadi pada proses representasi disebut interferensi produktif. Interferensi reseptif dan interferensi produktif yang terdapat dalam tindak laku bahasa penutur bilingual disebut interferensi perlakuan. Interferensi perlakuan biasa terjadi pada mereka yang sedang belajar bahasa kedua, karena itu interferensi ini juga disebut interferensi belajar atau interferensi perkembangan. Istilah interferensi pertama kali digunakan untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh

penutur yang bilingual. Interferensi sebagai bentuk pengukuran terhadap kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh terbawanya kebiasaan ujaran berbahasa atau dialek bahasa pertama terhadap kegiatan berbahasa. Interferensi yaitu penyimpangan dari norma-norma bahasa dalam bahasa yang digunakan sebagai akibat pengenalan terhadap bahasa lain. Transfer dalam kontak bahasa dapat terjadi dalam semua tataran linguistik, baik fonologis, morfologis, sintaksis, semantis, maupun leksikon. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa interferensi adalah. 1) Merupakan suatu penggunaan unsur-unsur dari bahasa ke bahasa yang lain sewaktu berbicara atau menulis dalam bahasa lain. 2) Merupakan penerapan dua sistem secara serempak pada suatu unsure bahasa. 3) Terdapatnya suatu penyimpangan dari norma-norma bahasa masingmasing yang terdapat dalam tuturan dwibahasawan. b. Gejala Interferensi Gejala interferensi dapat dilihat dalam 3 dimensi kejadian. Pertama, dimensi tingkah laku berbahasa dari individu- individu di tengah masyarakat. Kedua, dimensi sistem bahasa dari kedua bahasa atau lebih yang berbaur. Ketiga, dimensi pembelajaran bahasa. Dari dimensi tingkah laku berbahasa, penutur dengan mudah dapat disimak dari berbagai praktek campur kode yang dilakukan penutur yang bersangkutan. Interferensi ini murni merupakan rancangan atau model buatan penutur itu sendiri. Dari dimensi sistem bahasa, dikenal dengan sebutan interferensi sistemik yaitu pungutan bahasa. Sedangkan dari dimensi pembelajaran bahasa, dikenal dengan sebutan interferensi pendidikan. Dalam proses pembelajaran bahasa kedua atau asing, pembelajaran tentu menjumpai unsur-unsur yang mirip, atau bahkan mungkin sama dengan bahasa pertamanya (Paul Ohoiwutun, 2002:72-74). c. Macam-macam Interferensi Chaer dan Agustina (2004:162-165) mengidentifikasi interferensi bahasa menjadi empat macam. 1) Interferensi Fonologis

Interferensi fonologis terjadi apabila penutur mengungkapkan kata-kata dari suatu bahasa dengan menyisipkan bunyi-bunyi bahasa dari bahasa lain. Interferensi fonologis dibedakan menjadi dua macam, yaitu interferensi fonologis pengurangan huruf dan interferensi fonologis pergantian huruf. Contoh: slalu ( selalu ) adek ( adik ) ama ( sama ) rame ( ramai ) smua ( semua ) 2) Interferensi Morfologis Interferensi morfologis terjadi apabila dalam pembentukan katanya suatu bahasa menyerap afiks-afiks bahasa lain. Penyimpangan struktur itu terjadi kontak bahasa antara bahasa yang sedang diucapkan (bahasa Indonesia) dengan bahasa lain yang juga dikuasainya (bahasa daerah atau bahasa asing). Contoh: kepukul ( terpukul ) dipindah ( dipindahkan ) neonisasi ( peneonan ) 3) Interferensi Sintaksis Interferensi sintaksis terjadi apabila struktur bahasa lain (bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa gaul) digunakan dalam pembentukan kalimat bahasa yang digunakan. Penyerapan unsure kalimatnya dapat berupa kata, frase, dan klausa. Interferensi sintaksis seperti ini tampak jelas pada peristiwa campur kode. Contoh : Mereka akan married bulan depan. karena saya sudah kadhung apik sama dia, ya saya tanda tangan saja. 4) Interferensi Semantis Interferensi yang terjadi dalam bidang tata makna. Menurut bahasa resipiennya, interferensi semantik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu interferensi ekspansif dan interferensi aditif. Interferensi ekspansif, yaitu interferensi yang terjadi jika bahasa yang tersisipi menyerap konsep kultural beserta namanya dari bahasa lain. Contoh: teman-temanku tambah gokil saja. Interferensi aditif, yaitu interferensi yang muncul dengan penyesuaian dan interferensi yang muncul berdampingan dengan bentuk lama dengan makna yang agak khusus. Contoh: mbak Ari cantik sekali.

2. a.

Integrasi Pengertian Integrasi Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang bilingual (dwibahasa),

dengan demikian terjadilah masyarakat bahasa yang dwibahasawan atau bahkan multibahasawan. Penguasaan dua bahasa atau lebih oleh seorang penutur bahasa ternyata membawa dampak, yaitu terjadinya transfer unsur-unsur bahasa, baik transfer negatif maupun transfer positif. Transfer negatif akan melahirkan interferensi, sedangkan transfer positif menyebabkan terjadinya integrasi yang sifatnya menguntungkan kedua bahasa karena penyerapan unsur dari suatu bahasa yang dapat berintegrasi dengan sistem bahasa penyerap (http://pkp.sfu.ca ) Integrasi merupakan bahasa dengan unsur-unsur pinjaman, dipakai, dan dianggap sudah menjadi warga bahasa tersebut. Penerimaan unsure bahasa lain dalam bahasa tertentu sampai menjadi berstatus integrasi memerlukan waktu dan tahap yang relatif panjang. Pada mulanya seorang penutur menggunakan unsur bahasa lain itu dalam tuturannya sebagai unsur pinjaman karena terasa diperlukan, misalnya dalam B-1nya unsure tersebut belum ada padanannya (bisa juga telah ada tetapi dia tidak mengetahuinya). Kalau kemudian unsur asing yang digunakan itu bisa diterima dan digunakan juga oleh orang lain, maka jadilah unsur tersebut berstatus sebagai unsur yang sudah berintegrasi (http://www.mailarchive.com ) b. Proses Integrasi Proses integrasi dibedakan menjadi empat macam, yaitu. 1) Integrasi Audial Integrasi secara audial mula-mula penutur Indonesia mendengar butir-butir leksikal itu dituturkan oleh penutur aslinya, lalu mencoba menggunakannya. Apa yang terdengar oleh telinga itulah yang diujarkan lalu dituliskan. Oleh karena itu, kosa kata yang diterima oleh audial sering kali menampakkan ciri ketidakteraturan bila dibandingkan dengan kosakata aslinya. Contoh : dongkrak ( domekracht ) pelopor ( voorloper ) sakelar ( schakelaar )

2)

Integrasi Visual Integrasi visual adalah integrasi yang penyerapannya dilakukan melalui bentuk

tulisan dalam bahasa aslinya, lalu bentuk tulisan itu disesuaikan menurut aturan yang terdapat dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Contoh : system ( sistem bukan sistim) hierarchy (hierarki bukan hirarki) repertoire (repertoir bukan repertoar) 3) Integrasi Penerjemahan Langsung Integrasi penerjemahan langsung adalah integrasi dengan mencarikan padanan kosa kata asing ke dalam bahasa Indonesia. Contoh : joint venture ( usaha patungan ) balance budget ( anggaran berimbang ) samen werking ( kerja sama ) 4) Integrasi Penerjemahan Konsep Integrasi penerjemahan konsep adalah integrasi dengan cara meneliti konsep kosa kata asing itu, lalu dicarikan konsepnya ke dalam bahasa Indonesia. Contoh : medication ( pangobatan ) brother in law ( ipar laki- laki ) job description ( ketentuan kerja ) Penyerapan dari bahasa-bahasa nusantara atau bahasa daerah oleh bahasa Indonesia tampaknya tidak begitu menimbulkan persoalan, sebab secara linguistik bahasa-bahasa nusantara itu masih serumpun dengan bahasa Indonesia, apalagi penyerapan itu terjadi dalam bidang kosakata. Kalau sebuah kata serapan sudah ada pada tingkat integrasi, maka kata serapan itu sudah disetujui dan converged into the new law. Karena itu, proses yang terjadi dalam integrasi ini biasa disebut konvergensi (Chaer dan Agustina, 2004:169-171). Unsur pinjaman yang terserap sebagai hasil proses interferensi akan sampai pada taraf integrasi, baik dalam waktu yang relatif singkat maupun dalam waktu yang relatif lama. Karena hingga saat ini sudah banyak bukti dalam bahasa apapun yang mempunyai kontak dengan bahasa lain, bahwa setiap bahasa akan mengalami interferensi, yang kemudian disusul dengan peristiwa integrasi. Peristiwa interferensi dan integrasi pada bahasa resipien membawa beberapa kemungkinan yang akan terjadi pada bahasa resipien akibat terjadinya

peristiwa interferensi dan integrasi itu. Kemungkinan pertama, bahasa resipien tidak mengalami pengaruh apa-apa yang sifatnya mengubah sistem apabila tidak ada kemungkinan untuk mengadakan pembaharuan atau pengembangan di dalam bahasa resipien itu. Kemungkinan kedua, bahasa resipien mengalami perubahan sistem, baik pada subsistem fonologis, subsistem morfologis, subsistem sintaksis, dan subsistem semantis. C. 1. Hasil Penelitian Deskripsi Data Dalam novel Layar Terkembang terdapat kosa kata yang diindikasikan sebagai bentuk interferensi dan integrasi. Secara lengkap, dapat dilihat dalam Tabel 1. Penjelasnnya sebagai berikut : a. Kosa kata diberi kode yaitu nomor urut lema dan no halaman. Contoh : 001 /01 adalah kosa kata no. 1 pada halaman 1. b. Karena keterbatasan kolom table, kalimat yang mengandung kata termaksud disingkat tetapi tidak menghilangkan makna kata tersebut. c. Kata ditelusuri asal bahasanya dari berbagai sumber yaitu : Kamus Besar Bahasa Indonesia, Wikipedia. Org, Kamus Bahasa Inggris. Selanjutnya ditulis ejaan aslinya (ditulis miring) d. Arti kata bersumber dari Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Wikipedia. Org e. Kosa kata dicari bentuk penggunaannya dalam bahasa Indonesia. f. Kosa kata dicari sinonimnya. g. Kosa kata dianalisis untuk menetukan kategori interferensi atau integrasi dengan landasan teori yang ada. h. Kosa kata ditelaah untuk mencari kemungkinan factor pendorong masuknya kosa kata tersebut ke dalam bahasa Indonesia.

Tabel 1 Deskripsi Data Interferensi dan Interferensi dalam Novel Layar Terkembang
KODE 001/01 KATA akuarium KALIMAT dua orang gadis masuk ke dalam gedung akuarium yang tua dahulu sekali masuk memakai jurk Keinsafannya akan harga dirinya amat besar (kode yang disokong oleh keyakinan yang pasti sedangkan kepalanya ditutup ketu udeng Yogya dikeluarkannya sebuah cokelat bundar lahir dari kalbunya yang jernih itu itu selaku bersalam dan seraya melihat ASAL BHS Inggris aquarium Belanda jurk Arab insyaf Arab yaqin Jawa ketu udeng Belanda chocolade Arab qolbu Arab salam ARTI Bak kaca tempat memelihara ikan hias Pakaian wanita Eropa Sadar, mengerti benar, yakin benar Percaya, sungguhsungguh Pakaian penutup kepala Buah-buahan, gula-gula, warna Hati, pangkal perasaan Damai, hormat, tabik DALAM BI akuarium SINONIM Tidak ada KATEGORI Integrasi PENDORONG perkembangan teknologi penyebaran budaya Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam penyebaran budaya perkembangan teknologi Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam

002/01 003/02 004/02 005/04 006/05 007/05 008/05

jurk insaf yakin ketu udeng cokelat kalbu salam

Tidak ada insaf yakin Tidak ada cokelat kalbu salam

Tidak ada Sadar, Percaya, Tidak ada Buah-buahan, gula-gula, warna Hati, tabik

Interferensi Integrasi Integrasi Interferensi Integrasi Integrasi Integrasi

KODE 009/05 010/06 011/07 012/08

KATA Tante botol karib Kongres

KALIMAT Tante, kasi No yang tersmpan dalam kaca dan botol di situ sesungguhnya yang dating itu sahabat karibnya Kepalanya dipenuhi oleh Kongres Puti Sedar Ah, tidak apa-apa kuburan biasa . Dapat kita sesuatu oleh bernazar, maka tetapi suatu pasal harus diakuinya disuruhnya pergi mencari taksi Yusuf ialah putra Demang Munaf ia belajar pada sekolah Tabib Tinggi berkepul-kepul asap sigaretnya.

ASAL BHS Belanda tante Inggris botle Arab qorib Belanda congres Arab qubur Arab nazar Arab fatsal Inggris taxi Jawa demang Arab tabib Inggris cigarete

ARTI Adik perempuan orang tua, panggilan Wadah benda cair Dekat, intim, rapat dan erat Pertemuan besar, dewan legislatif Lubang untuk mayat, makam Janji melakukan sesuatu jika berhasil Bagian dari bab, hal perkara Mobil tambangan Jabatan kepala suatu daerah Dokter, orang yang mengobati rokok

DALAM BI Tante botol karib Kongres

SINONIM bibi Tidak ada Dekat, intim, erat Pertemuan besar, makam Tidak ada hal Mobil tambangan Tidak ada Dokter, rokok

KATEGORI Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi

PENDORONG penyebaran budaya perkembangan teknologi Penyebaran religius Islam perkembangan teknologi Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam perkembangan teknologi penyebaran budaya Penyebaran religius Islam penyebaran budaya

013/08 014/08 015/12 016/12 017 /12 018/12 019/13

kubur nazar pasal taksi Demang tabib sigaret

kubur nazar pasal taksi Tidak ada tabib sigaret

Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Interferensi Integrasi Integrasi

KODE 020/13 021/13 022/17 tabik zus auto

KATA

KALIMAT Ketika ia membalas tabik itu sekejap . bertemu pula dengan zus pagipagi ini Mereka memandang kepada auto, delman menderu-deru di atas rel besinya Apabilakah akan berlangsung ujian lisannya Tuti duduk membaca buku Dan sesungguhnya nikmat duduk . rumah itulah yang kentara benar perbedaan perbedaan pekerti dan sifat dan menghaturkan Yusuf mengambil isinya .

ASAL BHS Arab tabik Belanda zuster Inggris automotive Belanda rail Arab lisan Belanda boek Arab Nimah Jawa ketara Jawa pakerti Jawa/ Sunda Hatur

ARTI Salam, menghormati Sapaan untuk perempuan Oto,mobil

DALAM BI tabik Tidak ada Tidak ada

SINONIM Salam, Mba mobil

KATEGORI Integrasi Interferensi Interferensi

PENDORONG Penyebaran religius Islam penyebaran budaya perkembangan teknologi perkembangan teknologi Penyebaran religius Islam perkembangan teknologi Penyebaran religius Islam penyebaran budaya penyebaran budaya penyebaran budaya

023/17 024/17 025/20 026/21 027/21 028/21 029/22

rel lisan buku nikmat kentara pekerti hatur

Jalan kereta api, aturan Ucapan, perkataan Kertas berjilid, kitab Enak, lezat, karunia Allah Nyata, terang, kelihatan Perangai, tabiat, akhlak Mengucapkan, memberikan

rel lisan buku nikmat Tidak ada pekerti Tidak ada

Tidak ada Ucapan, perkataan kitab Enak, lezat, karunia Allah Nyata, terang, kelihatan Perangai, tabiat, akhlak Mengucapkan, memberikan

Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Interferensi Integrasi Interferensi

KODE 030/22

KATA khidmat

KALIMAT mendapatkannya dengan khidmatnya. adiknya yang bekerja di kantor Justisi . tiada berbicara lagi dengan family selama itu mendapat pension yang tetap . menyelami hakikat agama yang sebenarnya . Sebagai pusaka boleh juga ia . dalam Gedung Permufakatan selaku . mempersaksikan kesaktian bunyi pala dalam penyair yang sudah termasyhur itu

ASAL BHS Arab khidmat Inggris justice Belanda familie Belanda pensioen Arab haqikah Jawa pusaka Arab mufakah Jawa sakti Arab masyhur

ARTI Hormat, takzim

DALAM BI khidmat

SINONIM Hormat,

KATEGORI Integrasi

PENDORONG Penyebaran religius Islam penyebaran budaya penyebaran budaya penyebaran budaya Penyebaran religius Islam penyebaran budaya Penyebaran religius Islam penyebaran budaya Penyebaran religius Islam

031/23 032/23 033/24

Justisi famili pensiun

adil keluarga Tidak bekerja lagi karena tugas sudah selesai Intisari, dasar Benda peninggalan Setuju, sepakat Mampu berbuat melebihi kodrat alam Terkenal, kenamaan

Tidak ada famili pensiun

adil keluarga Purna karya

Interferensi Integrasi Integrasi

034/31 035/31

hakikat pusaka mufakat

hakikat pusaka mufakat sakti

Intisari, dasar Tidak ada Setuju, sepakat Tidak ada

Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi

036/32 037/32 sakti

038/35

masyhur

masyhur

Terkenal, kenamaan

Integrasi

KODE 039/38 040/23 041/12 042/14 043/16 044/18 045/19 046/47 047/03 048/46 049/31 050/43 051/43 kidul

KATA

KALIMAT dari pulau Tembelan ke Lautan Kidul ..perempuan itu tiada rendah derajat tiada mungkin hamba . Hari senin nanti, saya hendak Semua perlu dipertimbangkan harus selalu gunakan akal Tiada tahu akhir ini cerita. Bahwa alam itulah terasa sebagai keamanan. Kedahsyatan Khalikul alam sampai dunia kiamat Kebanyakan surat dinas akan bertemu dokter di sana.

ASAL BHS Jawa kidul Arab darajah Arab mumkinun Arab Isnaini Arab fardhu Arab `aql Arab khir Arab `lam Arab amn Arab dahsha Arab duny Belanda Dienst Belanda Dokter

ARTI selatan tingkat mungkin Senin butuh akal penghujung dunia Tertib, nyaman hebat alam bekerja Orang yang mengobati

DALAM BI Tidak ada derajat mungkin Senin perlu akal akhir alam aman dahsyat dunia dinas dokter

SINONIM selatan tingkat Tidak ada Tidak ada butuh pikir akhir alam aman dahsyat dunia dinas dokter

KATEGORI Interferensi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi

PENDORONG penyebaran budaya Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam penyebaran budaya perkembangan teknologi

derajat mungkin Senin perlu akal akhir alam aman dahsyat dunia dinas dokter

KODE 052/10 053/13 054/45 055/23 056/42 057/14 058/21 059/05 060/01 061/01 gang hotel ide

KATA

KALIMAT telah sampai gang Ketapang. Tiba di hadapan hotel Des Indes Kedua-duanya idealis Bekerja di kantor Justisi surat dan Koran yang banyak itu Sudah kurang sepuluh menit Dan karena kesukaannya akan music . Siapa nama adik ? terbuat dari georgette yang halus.. Maria masih murid HBS Carpentier Alting Stiching merenggangkan tali ilahi yang telah Anak muda setuden Tabib Tinggi itu ?

ASAL BHS Belanda gang Belanda hotel Belanda idee Belanda kantoor Belanda krant Belanda minuut Belanda muziek Belanda naam Belanda Georgette Belanda Carpentier Alting Stiching Arab Illahi Belanda setuden

ARTI Jalan kecil penginapan pendapat Tempat bekerja Surat kabar Bagian dari jam hiburan nama suatu benda Jenis kain Jenis sekolah Belanda

DALAM BI gang hotel ide kantor koran menit musik nama Tidak Ada Tidak Ada

SINONIM gang hotel ide kantor koran menit musik nama Tidak Ada Tidak Ada

KATEGORI Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Interferensi Interferensi

PENDORONG perkembangan teknologi perkembangan teknologi penyebaran budaya perkembangan teknologi perkembangan teknologi perkembangan teknologi penyebaran budaya penyebaran budaya penyebaran budaya penyebaran budaya

kantor koran menit musik nama Georgette HBS Carpentier Alting Stiching

062/03 063/07

Ilahi setuden

Tuhan Murid, siswa

Ilahi Tidak Ada

Ilahi Murid, siswa

Integrasi Interferensi

Penyebaran religius Islam penyebaran budaya

KODE 064/07 065/07 066/10 067/10 068/15 069/22 070/22 071/26 072/27 073/27 074/28 bibik

KATA

KALIMAT Mengunjungi bibiknya yang baru bersalin Ke luar pekarangan menuju pasar Takhayul amat dalam membusuk did aging.. Sekolah kweekscholl Gunung Sahari tertulis pada sepotong marmer Setopeles dengan kasstengel dan kattetong Setopeles dengan kasstengel dan kattetong Tiada mendatangkan hasil Berkorban untuk cita-citanya Sebab itu mendengar perkataan Danketika berbunyi beduk Maghrib

ASAL BHS Jawa bibi Jawa pekarangan Arab Takhayul Belanda Kweekschool Belanda marmer Belanda Kasstengel Belanda Kattetong Arab Al hasil Arab qurban Arab sabab Jawa beduk

ARTI Adik perempuan orang tua Kebun, tanah daratan Takhayul Sekolah Belanda Bahan lantai yang keras Makanan khas Belanda Makanan khas Belanda Sesuatu yang didapat dari pekerjaan korban Sesuatu yang dapat menimbulkan Alat yang dipukul di masjid

DALAM BI bibi pekarangan Takhayul Tidak Ada marmer Tidak Ada Tidak Ada hasil korban Sebab beduk

SINONIM Tidak Ada kebun Takhayul Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada korban Tidak Ada genderang

KATEGORI Integrasi Integrasi Integrasi Interferensi Integrasi Interferensi Interferensi Integrasi Integrasi Integrasi Interferensi

PENDORONG penyebaran budaya penyebaran budaya Penyebaran religius Islam penyebaran budaya perkembangan teknologi penyebaran budaya penyebaran budaya Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam penyebaran budaya

pekarangan Takhayul Kweekschool marmer Kasstengel Kattetong hasil korban Sebab beduk

KODE 075/29 076/31 077/35 078/38 079/42 080/42 081/44 082/46 083/49 084/50

KATA priyayi kiamat hadir aib ambtenar Indisch Arts schakelschool Khalikul alam opsiter ajaib

KALIMAT Kebanyakan kaum priyayi sampai dunia kiamat kepada segala yang hadir Melindungi dari kejahatan dan aib dengan Dahlan, kandidat ambtenar Yang sekarang menjadi Indisch Arts Ia sekolah schakelschool Kedahsyatan Khalikul alam Bersama-sama dengan opsiter Keajaiban danau yang lebar itu

ASAL BHS Jawa priyayi Arab qiyamah Arab hadlir Arab aib Belanda ambtenar Belanda Indisch Arts Belanda schakelschool Arab Khalikul alam Belanda opsiter Arab `aj'ib

ARTI Kaum terpelajar kiamat hadir aib mandor dokter Sekolah Belanda Pencipta Alam karyawan Kejadian aneh

DALAM BI Tidak Ada kiamat hadir aib Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada ajaib

SINONIM Tidak Ada kiamat hadir aib mandor dokter Tidak Ada Sang pencipta Tidak Ada aneh

KATEGORI Interferensi Integrasi Integrasi Integrasi Interferensi Interferensi Interferensi Interferensi Interferensi Integrasi

PENDORONG penyebaran budaya Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam Penyebaran religius Islam penyebaran budaya penyebaran budaya penyebaran budaya Penyebaran religius Islam penyebaran budaya Penyebaran religius Islam

2.

Analisis Data Dari deskripsi data di atas dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut :

a.

Perbandingan Interferensi dan Integrasi Baik interferensi maupun integrasi terdapat dalam novel ini. Perbandingan keduanya dapat dilihat dalam table 2 berikut : Tabel 2 Perbandingan Jumlah Interferensi dan Integrasi

Jenis Integrasi Interferensi Jumlah

Jumlah 62 22 84

Persentase 74 % 26 % 100 %

Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam novel ini masih terpelihara dengan cukup baik. Kalaupun, terdapat interferensi masih dapat dimaklumi karena setting yang coba dibangun adalah situasi Indonesia pada tahun 1937 sehingga pengaruh bahasa Belanda masih cukup kuat. b. Interferensi 1) Kadar Interferensi Dari jumlah data interferensi seperti dalam table di atas, dapat dihitung kadar interferensi dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah halaman yang diteliti : 50 halaman 9 kata x 36 baris ( 324 kata ) 22 x 100 % = 0.15 %

Jumlah rata-rata kata perhalaman : Jumlah interferensi x 100 % = :

Kadar interferensi ini masih tergolong rendah mengingat situasi kebahasaan pada waktu diciptakannya novel ini masih diwarnai dengan penggunaan bahasa Asing dan bahasa daerah yang masih cukup dominan. Rentang waktu yang baru Sembilan tahun sejak dikukuhkannya bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan, perkembangan bahasa Indonesia kala itu masih banyak diwarnai oleh pengaruh bahasa Asing khususnya bahasa Belanda. 2) Interferensi Berdasarkan Asal Bahasa Ditinjau dari asal bahasa dapat digambarkan dalam table 3 berikut : Tabel 3 Interferensi Menurut Asal Bahasa Asal Bahasa Belanda Daerah Arab Inggris Jumlah Jumlah 12 7 1 2 22 Persentase 55 % 32 % 4% 9% 100 %

Seperti dikemukakan di atas, pengaruh bahasa Belanda masih sangat kuat pada waktu itu. Diperkuat lagi dengan setting yang hendak dibangun dalam novel ini yaitu menggambarkan kehidupan kaum terpelajar, sehingga bahasa Belanda mendominasi interferensi yang terdapat dalam novel ini. Interferensi bahasa daerah (Jawa) terutama disebabkan oleh kebudayaan Jawa yang hendak digambarkan dalam novel ini sehingga banyak istilah-istilah khas sebagai symbol kebudayaan Jawa. c. Integrasi 1) Kadar Integrasi Dari jumlah data interferensi seperti dalam table di atas, dapat dihitung kadar integrasi dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah halaman yang diteliti : 50 halaman 9 kata x 36 baris ( 324 kata ) 62 x 100 % = 0.38 %

Jumlah rata-rata kata perhalaman : Jumlah integrasi x 100 % = :

Sebagai bahasa yang baru tumbuh, bahasa Indonesia membutuhkan penambahan kosa kata sebagai akibat dari kontak dengan bahasa dan kebudayaan lain. Penambahan ini semakin memperkokoh kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus sebagai bahasa nasional. Diharapkan dengan integrasi yang diatur dengan baik, bahasa Indonesia dapat tumbuh menjadi bahasa yang dapat menjadi bahasa yang memenuhi seluruh bidang kehidupan. 2) Integrasi Berdasarkan Asal Bahasa Ditinjau dari asal bahasa dapat digambarkan dalam table 4 berikut : Tabel 4 Integrasi Menurut Asal Bahasa

Asal Bahasa Belanda Daerah Arab Inggris Jumlah

Jumlah 18 5 35 4 62

Persentase 29 % 8% 56 % 7% 100 %

Bahasa Arab menyumbang integrasi paling banyak dalm novel ini. Hal ini sesuai dengan laporan Pusat Bahasa yang menyatakan bahasa Arab menjadi penyumbang kosa kata yang terbanyak selain bahasa Inggris dan bahasa Belanda. (Wikipedia.org). Faktor pendorongnya adalah berkaitan dengan perkembangan Islam di Indonesia yang sangat pesat. Perkembangan itu membutuhkan penambahan kosa kata untuk menggambarkan situasi religious. Walaupun dalam bahasa Indonesia terdapat sinonimnya, dengan alasan lebih menggambarkan suasana religious, kosa kata bahasa Arab diserep menjadi kosa kata bahasa Indonesia. d. Perubahan Arti

Secara umum kata-kata hasil interferensi dan integrasi tidak mengalami perubahan makna. Makna kata-kata masih dapat ditelusuri, walaupun kemudian pemakaiannya meluas dalam bidang-bidang yang lain. Hal ini tampak sekali pada kosa kata yang berasal dari bahasa Arab. Banyak kosa kata yang kemudian menjadi kosa kata umum, bukan hanya dipakai oleh umat Islam. Seperti kata doa, firman, tobat, dans ebagainya yang digunakan oleh umat lain. e. Perubahan Bentuk Perubahan bentuk yang menonjol adalah perubahan dalam hal penyesuaian ejaan atau secara teori disebut integrasi secara visual. Integrasi visual adalah integrasi yang penyerapannya dilakukan melalui bentuk tulisan dalam bahasa aslinya, lalu bentuk tulisan itu disesuaikan menurut aturan yang terdapat dalam Pedoman Umum Pembentukan Disempurnakan. Contohnya kata- kata : alam menjadi alam , aquarium menjadi akuarium, hadlir menjadi hadir dan sebagainya. Sedangkan dalam interfernsi, sebagian besar kata tidak mengalami perubahan bentuk. Kata-kata seperti : jurk, georgette, kweekschool, dan sebagainya ditulis sesuai tulisan aslinya. f. Kepemilikan Sinonim Ditinjau dari kepemilkan sinonim, hanya 23 (27%) kata yang memilki kata yang sepadan artinya. Walaupun begitu, antara kata hasil inegrasi dan kata asli bahasa Indonesia memiliki keterbatasan dalam pemakaiannya. Seperti kata insaf dan sadar. Dalam situasi-situasi tertentu kedua kata ini tidak dapat dipertukarkan. Contohnya dalam kalimat : Penjahat itu sudah insaf ( kata insaf bisa ditukar dengan sadar) Orang itu sudah sadar dari pingsan ( sadar tidak dapat ditukar dengan insaf) g. Faktor Pendorong Faktor pendorong terjadinya interferensi terutama adalah adanya hasil-hasil budaya yang masuk ke Indonesia. Kebudayaan Belanda yang sudah cukup akrab bagi masyarakat Indonesia kala itu membuat istilah-istilah dalam bahasa Belanda masuk ke dalam bahasa Indonesia tanpa melalui proses atau belum sempat melalui proses yang Istilah dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

benar. Nama-nama sekolah, makanan, pakaian dan tempat digunakan seperti dalam bahasa aslinya. Hal ini dapat dimaklumi karena secara politis, Indonesia masih dalam masa pemerintahan Belanda. Faktor pendorong lainnya adalah, perkembangan kehidupan beragama terutama Islam. Islam yang identik dengan bahasa Arab memberikan peluang yang sangat besar bagi bahasa Arab menjadi salah satu bahasa acuan dalam penambahan kosa kata. Perkembangan teknologi juga mendorong adanya integrasi. Eropa yang menjadi pusat perkembangan teknologi dunia menjadikan bahasa-bahasa Eropa terutama Inggris menjadi penyumbang besar proses integrasi. D. Kesimpulan Dari hasil analisis data dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Dalam novel Layar Terkembang terjadi interferensi dengan kadar 0.15 % dan integrasi dengan kadar 0.38 %. 2. Interferensi berasal dari bahasa Belanda ( 55%), Inggris ( 9 % ) , Jawa ( 32 % ) dan Arab (4 % ) 3. Integrasi berasal dari bahasa Belanda ( 29 % ), Inggris ( 7 % ) , Jawa ( 8 % ) dan Arab ( 56 % ) 4. Kata-kata hasil interferensi dan integrasi tidak mengalami perubahan makna secara drastic. Beberapa kata bahkan memiliki makna yang semakin meluas. 5. Kata-kata hasil integrasi secara umum mengalami perubahan bentuk secara visual dengan penyesuaian ejaan. 6. Kata-kata hasil integrasi hanya 27% yang memiliki sinonim, walaupun dalam pemakaiannya tidak dapat dipertukarkan secara bebas. 7. Faktor pendorong terjadinya interferensi dan integrasi adalah adanya penyebaran budaya, teknologi dan agama khususnya Islam.

Daftar Pustaka Alisjahbana, St. Takdir. 2003. Layar Terkembang. Jakarta : Balai Pustaka Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik, Jakarta: PT. Gramedia, cet. V. Ohoiwutun, Paul. 2002. Sosiolinguistik : Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta: Visipro. Rahardi, Kunjana. 2001. Sosiolinguistik, Kode, dan Alih Kode. Yogyakarta: Pustaka Pela jar Rusyana, Yus. 1988. Perihal Kedwibahasaan. Bandung : FPS IKIP Bandung

KUMPULAN TUGAS MATA KEDWIBAHASAAN


LAPORAN BAB BUKU BILINGUALISME THROUGH SCHOOLING

RANCANGAN PENELITIAN

INTERFERNSI DAN INTEGRASI DALAM NOVEL LAYAR TERKEMBANG

Mata kuliah Kedwibahasaan Dosen Prof.Dr. H.Yus Rusyana

OLEH : BAMBANG SUKARNOTO NIM 0909635 KELAS DEPAG B

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


2010

Anda mungkin juga menyukai