Anda di halaman 1dari 14

AL-ISLAM II

Akhlak
Terhadap
Masyarakat
(Sosial)
A. PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHIDUPAN SOSIAL
Akhlaq kepada masarakat adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa manusia yang dilakukan secara spontan tanpa
pertimbangan terlebih dahulu dalam lingkungan atau
kehidupaan. Akhlak kepada masyarakat mempelajari tentang
bagaimana cara kita bertingkah laku di masyarakat. Tujuan dari
kehidupan bermasyarakat diantaranya ialah menumbuhkan rasa
cinta, perdamaian, tolong-menolong, yang merupakan fondasi
dasar dalam masyarakat Islam.
Berbuat baik dalam segala sesuatu adalah karakteristik
Islam, demikian juga pada tetangga. Imam Al Marwazi
meriwayatkan dari Al Hasan Al Bashriy pernyataan beliau:
“Tidak mengganggu bukan termasuk berbuat baik kepada
tetangga akan tetapi berbuat baik terhadap tetangga dengan
sabar atas gangguannya.”
1. Berbuat Baik kepada Tetangga
Firman Allah SWT :
            
         
            
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-
bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (An-Nisa’:
36).
Di antara ihsan kepada tetangga adalah memuliakannya. Sikap
ini menjadi salah satu tanda kesempurnaan iman seorang muslim.
Di antara bentuk ihsan yang lainnya adalah ta’ziyah ketika mereka
mendapat musibah, mengucapkan selamat ketika mendapat
kebahagiaan, menjenguknya ketika sakit, memulai salam dan
bermuka manis ketika bertemu dengannya dan membantu
membimbingnya kepada hal-hal yang bermanfaat dunia akhirat
serta memberi mereka hadiah.
Aisyah radhiallahu ‘anha bertanya kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam:
‫ار ْي ِن فَ ِإلَى أ َ ِيِّ ِه َما أ ُ ْه ِدي قَا َل ِإلَى أ َ ْق َر ِب ِه َما ِم ْن ِك بَابًا‬
َ ‫َّللا ِإ هن ِلي َج‬
ِ ‫سو َل ه‬
ُ ‫يَا َر‬
“Wahai Rasulullah saya memiliki dua tetangga lalu kepada
siapa dari keduanya aku memberi hadiah? Beliau menjawab:
kepada yang pintunya paling dekat kepadamu.”
2. Bersabar Menghadapi Gangguan
Tetangga
Ini adalah hak kedua untuk tetangga yang berhubungan erat
dengan yang pertama dan menjadi penyempurnanya. Hal ini
dilakukan dengan memaafkan kesalahan dan perbuatan jelek
mereka, khususnya kesalahan yang tidak disengaja atau sudah dia
sesali kejadiannya.
Hasan Al Bashri berkata: “Tidak mengganggu bukan termasuk
berbuat baik kepada tetangga akan tetapi berbuat baik terhadap
tetangga dengan sabar atas gangguannya.” Sebagian ulama
berkata: “Kesempurnaan berbuat baik kepada tetangga ada pada
empat hal, (1) senang dan bahagia dengan apa yang dimilikinya,
(2) Tidak tamak untuk memiliki apa yang dimilikinya, (3)
Mencegah gangguan darinya, (4) Bersabar dari gangguannya.”
3. Menjaga dan Memelihara Hak Tetangga

Imam Ibnu Abi Jamroh berkata: “Menjaga tetangga


termasuk kesempurnaan iman. Orang jahiliyah dahulu sangat
menjaga hal ini dan melaksanakan wasiat berbuat baik ini
dengan memberikan beraneka ragam kebaikan sesuai
kemampuan; seperti hadiah, salam, muka manis ketika
bertemu, membantu memenuhi kebutuhan mereka, menahan
sebab-sebab yang mengganggu mereka dengan segala
macamnya baik jasmani atau maknawi. Apalagi Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meniadakan iman dari orang
yang selalu mengganggu tetangganya. Ini merupakan
ungkapan tegas yang mengisyaratkan besarnya hak tetangga
dan mengganggunya termasuk dosa besar.”
4. Tidak Mengganggu Tetangga
Telah dijelaskan di atas akan kedudukan tetangga yang
tinggi dan hak-haknya terjaga dalam islam. Oleh karena itu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan
dengan keras upaya mengganggu tetangga, sebagaimana dalam
sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:“
ِ‫س ْو َل‬ ِْ ‫ َم‬:‫ل‬
ُ ‫ن ِيَا َر‬ ُِ ‫لَ يُؤْ هم‬
َِ ‫ن) هق ْي‬ ِ ‫للا‬ ِ‫ن َو ه‬ ُِ ‫لَ يُؤْ هم‬ِ ‫للا‬ ُِ ‫لَ يُؤْ هم‬
ِ‫ن َو ه‬ ِ ‫للا‬ِ‫( َو ه‬
)ُ‫ارِهُ بَ َوا هئقَ ِه‬ُ ‫ن َج‬ ُِ ‫لَ يَأ ْ َم‬
ِ ‫ (الَّ هذي‬:‫ل‬ َِ ‫للا؟ قَا‬
‫ه‬

“Tidak demi Allah tidak beriman, tidak demi Allah tidak


beriman, tidak demi Allah tidak beriman mereka bertanya:
siapakah itu wahai Rasulullah beliau menjawab: orang yang
tetangganya tidak aman dari kejahatannya.” (HR. Bukhori).
Demikian juga dalam hadits yang lain beliau bersabda:
َ ‫اَّلل َوا ْليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر فَ َل يُ ْؤ ِِ َج‬
ُُ ‫ار‬ َ ‫َم ْن ك‬
ِ ‫َان يُ ْؤ ِم ُن ِب ه‬
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
janganlah mengganggu tetangganya.
Seorang muslim haruslah berusaha menjadi tetangga
yang baik. Janganlah seorang muslim malah menjadi
ancaman bagi tetangganya, baik tetangganya tersebut
muslim ataupun kafir, kaya ataupun miskin, tua atau pun
muda, sesuku ataupun berbeda suku. Rasulullah Shalallahu
‘alaihi waSalam bersabda :
‫ال يدخل الجنة من ال يأمن جارُ بوائقه‬
“Tidak masuk surga orang yang apabila tetangganya
tidak merasa aman dari kejahatannya.” (HR. Bukhori 66)
B. MASYARAKAT DAMBAAN ISLAM
Masyarakat Islam memiliki keistimewaan di bidang aqidah,
ibadah dan pemikiran, maka ia juga memiliki keistimewaan dalam
masalah akhlaq. Akhlaq merupakan bagian penting dari eksistensi
masyarakat Islam. Mereka adalah masyarakat yang :
• mengenal persamaan keadilan, kebajikan dan kasih sayang
• kejujuran, kepercayaankesetiaan, perjuangan dan pengorbanan
• rasa malu, ketawadhu'an, kedermawanan dan keberanian
• kebersihan, keindahan, kesederhanaan dan keseimbangan
• sabar, pemaaf, penyantun, saling menasihati dan (ta'awun)
• bertawakaldantakut menghadapi ancaman-Nya
• senang untuk memperoleh ridhaNya dan menghindari murka-
Nya
C. TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM PANDANGAN
ISLAM
Toleransi adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap
saling menghormati dan saling bekerjasama antara kelompok
masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya,
politik, maupun agama.
Islam memiliki konsep yang jelas tentang toleransi, yang tidak
ada paksaan dalam agama. Seperti firman Allah SWT,

    

“Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami”. (Q.S.Al-
Kafirun : 06)
D. PRINSIP-PRINSIP ISLAM DALAM MEWUJUDKAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Prinsip dasar dalam membangun peradaban sosial masyarakat
Madinah yaitu:
• Prinsip Persatuan dan Persaudaraan
• Prinsip Persamaan
• Prinsip Kebebasan
• Prinsip Pertahanan
• Prinsip Hidup Bertetangga
• Prinsip Perdamaian
• Prinsip Musyawarah
• Prinsip Keadilan
• Prinsip Pelaksanaan Hukum
• Prinsip Kepemimpinan
E. PANDANGANISLAM TERHADAPBEBERAPAPERSOALAN
a. Kemiskinan
Kemiskinanmenurut Islam, disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya karena keterbatasan untuk berusaha, penindasan, cobaan
Tuhan, dan Pelanggaran terhadap hukum-hukum Tuhan. Islam telah
menyadari bahwa kefakiran (dan kemiskinan) akan menjadikan manusia
pada kekufuran.
b. Kebodohan
Tanda-tanda Kebodohan dalam pandangan Rasulullah SAW,beliau
bersabda:
• Kalau kita berkawan dengan dia (orang bodoh), dia selalu merepotkan.
• Kalau kita meninggalkan dia (orang bodoh), dia akan mencela kita.
• Kalau diamemberikan sesuatu kepada kita pasti ada maunya.
• Kalau kita memberi sesuatu kepada dia (orang bodoh), maka dia suka
cepat lupa.
• Kalau kita menyampaikan rahasia kepada dia (orang bodoh),
maka dia berkhianat.
• Kalau kita merahasiakan sesuatu dari dia (orang bodoh), maka
dia akan marah (menyerang) kepada kita.
• Ia tidak pernah melihat kebaikan orang lain.
• Kalau dia (orang bodoh) punya kebutuhan, dia lupa terhadap
kenikmatan-kenikmatan Allah SWT.
• Kalau dia (orang bodoh) sedang gembira, dia berlebihan (lupa
daratan)
• Kalau dia (orang bodoh) sedang sedih, dia putus asa
• Kalau dia (orang bodoh) sudah tertawa, maka tertawanya
berlebihan
• Kalau dia (orang bodoh) sudah menangis, maka tangisannya
menjadi musibah (mengganggu) yang lain
c. Pengangguran
Pengangguran itu tidak disukai dalam Islamdan dianjurkan untuk
bekerja keras secara halal untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan.
Semua potensi yang ada harus dapat dimanfaatkan untuk mencari,
menciptakan dan menekuni pekerjaan. Muhammad Al Bahi, sebagaimana
yang telah dikutip oleh Mursi ( 1997:34) mengatakan bahwa ada tiga unsur
penting untuk menciptakan kehidupan yang positif dan produktif, yaitu:
• Mendayagunakan seluruh potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah
kepada kita untuk bekerja, melaksanakan gagasan dan memproduksi.
• Bertawakal kepada Allah, berlindung dan meminta pertolongan kepada-
Nya ketika melakukan suatu pekerjaan.
• Percaya kepada Allah bahwa Dia mampu menolak bahaya,
kesombongan dan kediktatoran yang memasuki lapangan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai