Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transliterasi ini memang dihajatakn untuk semua Bangsa dalam menuliskan


bahasanya, karena ketidak adanya pedoman yang baku yang dapat dipergunakan oleh
masyarakat tersebut. Dari hasil itu diketahui bahwa selama ini masyarakat masih
mempergunakan transliterasi yang berbeda-beda. Di Indonesia terdapat sejumlah besar
bahasa daerah yang masing-masing dituturkan sebagai alat perhubungan antar warga
masyarakat bahasa itu.Karena hidupnya berdampingan dengan bahasa Indonesia,
terjadilah proses pemengaruhan.Hingga kini, orang masih terlalu banyak menekankan
peranan bahasanya sebagai sumber dan bukan sebagai penerima.Proses ini sebenarnya
bersifat timbal balik.

Dalam bahasa daerah masa kini, dapat juga disaksikan masuknya unsur bahasa
Indonesia, begitu pula dengan bahasa Indonesia, unsur bahasa asing juga diserap
melalui bahasa Indonesia.Kejadian asimilasi bahasa itu,disatu pihak dapat membantu
asimilasi bangsa, dan pihak lain dapat menjamin kelangsungan bahasa Indonesia yang
harus menyesuaikan diri dari perkembangan dunia. Asimilasi yang menghasilkan
pengaruh dan penyerapan istilah bahasa asing menjadi beberapa bagian dari bahasa
indonesia itulah yang disebut transliterasi dalam bahasa Indonesia.

Alih aksara (Transliterasi) huruf Arab ke Latin dalam ejaan bahasa Indonesia
ada yang menyebutkan diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri P dan K Nomor 158 tahun 1987-Nomor 0543 b/u/1987, Transliterasi
merupakan suatu program penelitian yang pelaksanaannya dimulai pada tahun
1983/1984 untuk mencapai rumusan yang lebih baik. Transliterasi dikalangan
masyarakat tidak ada pedoman buku yang digunakan sebagai satu acuan sehingga
banyak perbedaan transilterasi sama halnya di perguruan tinggi tertentupun
menggunakan transliterasi sendiri.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian Transliterasi ( alihaksara )
2. Bagaimana penyerapan kata dalam transliterasi ( alihaksara )
3. Bagaimana pedoman transliterasi ( alihaksara )
4. Rumusan Pedoman transliterasi dan contohnya ?

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transliterasi
Menurut kamus bahasa indonesia (1997c :1071) transliterasi adalah penyalinan
dengan penggantian huruf dari abjad yang satu keabjad yang lain( terlepas dari lafal
bunyi kata sebenarnya. Transliterasi arab latin ialah penyalinan huruf – huruf arab
dengan huruf – huruf latin beserta perangkatnya. Ada pula pendapat, penyalinan
dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yg lain untuk mengetahui
sastra Melayu Klasik lebih mendalam, perlu dilakukan dari tulisan Arab Melayu ke di
tulisan Latin.
Jadi transliterasi adalah pengalihan suatu jenis huruf ke jenis huruf lainnya,
misalkan alih aksara, dari aksara jawa kehuruf latin,dari aksara arab ke huruf lain.
Beberapa penulis menggunakan sumber berbahasa inggris beserta alih aksaranya,
dalam bahasa inggris yang sering digunakan adalah alih aksara kalam,kadang-kadang
perbedaan alih aksara inggris dengan alih aksara kritis indonesia menimbulkan
kesalahpahamandan kekeliruan pembacaan. Contoh alih aksara qalam (inggris) Omar,
Hadith. Alih aksara kritis indonesia Utsman, hadits.
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 158
th. 1987 Nomor : 0543bJU/1987 TRANSLITERASI ARAB LATIN . Transliterasi
dimaksud sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain.
Transliterasi Arab Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan hurf-huruf
Latin beserta perangkatnya. Prinsip Pembakuan Pembakuan pedoman transliterasi
Arab-Latin ini disusun dengan prinsip sebagai berikut: Sejalan dengan Ejaan Yang
disempurnakan. Huruf Arab yang belum ada padanannnya dalam huruf latin dicarikan
padanannya dengan cara memberi tanda diakritik dengan dasar “satu fonem satu
lambang”. Pedoman transliterasi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum.
B. Penyerapan Kata Dalam Transliterasi
Kata dari bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami
penyederhanaan atau perubahan, baik dalam hal penulisan maupun pengucapannya.
Sebagai contoh, huruf ‫(ق‬qaf) pada Irak,Ya’kub,akhlak, fikih, kadar, dan kaidah telah
diserap menjadi k; sedangkan pada pada Qur’an dan Masjidil Aqsa tetap bentuknya
dan dialihaksarakan sebagai q.

2
Tabel di bawah ini contoh penyajikan alih aksara tersebut.

No Penulisan Alih Alih aksara Perubahan


Arab aksara diplomatik
kritis
1. َ‫ع‬ ‘a ‘a A
2. َ‫ع‬ ‘i ‘i I
3. َ‫ع‬ ‘u ‘u U

C. Prinsip-prinsip Pedoman Transliterasi


Pembakuan pedoman transliterasi arab – latin adalah dengan prinsip
a. Sejalan dengan ejaan yang disempurnakan (EYD)
b. Huruf arab yang belum ada padanannya dalam huruf latin dicarikan padanan
dengan cara memberi tambahan tanda diakritik dengan dasar “ satu fonem satu
huruf “
c. Pedoman transliterasi diperuntukan bagi masyarakat umum (DEPAG RI, 2003 : 3)

D. Tujuan pembakuan pedoman Transliterasi arab-Latin


1. Untuk menghilangkan kesimpangsiuran dimasyarakat dalam menyalin huruf-huruf
arab ke huruf-huruf latin beserta perangkatnya.
2. Untuk membantu perkembangan bahasa indonesia
3. Untuk menunjang pembangunan bangsaindonesia di bidang agama, khususnya
agama islam yang dianut mayoritas bangsa indonesia, terutama bagi yang tidak
mengenal dan mengusai huruf arab
4. Untuk membantu setiap instansi yang ada hubungannya dengan
kelekturan sebagai acuan dalam penelitian dan pengalihan dari huruf arab ke
latin dan Sebaliknya

3
E. Pedoman Transliterasi Arab-Latin
Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama
(SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158
Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
1. Konsonan Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat
dilihat pada halaman berikut:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama


‫ا‬ Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan
‫ب‬ Ba B Be
‫ت‬ Ta T Te
‫ث‬ Sa Ṡ es (dengan titik di atas)
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ Ha Ḥ ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬ Kha Kh ka dan ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ Zal Ż zet (dengan titik di atas)
‫ﺮ‬ Ra R Er
‫ز‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sin S Es
‫ش‬ Syim Sy es dan ye
‫ﺺ‬ Sad Ṣ es (dengan titik di bawah)
‫ﺾ‬ Dad Ḍ de (dengan titik di bawah)
‫ﻄ‬ Ta Ṭ te (dengan titik di bawah)
‫ﻆ‬ Za Ẓ zet (dengan titik di bawah)
‫ع‬ ‘ain ‘ koma terbalik di atas
‫غ‬ Gain G Ge
‫ف‬ Fa F Ef
‫ق‬ Qaf Q Qi
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫م‬ Mim m Em
‫ن‬ Nun N En
‫و‬ Waw w We
‫ﻩ‬ Ha H Ha
‫ﺀ‬ Hamzah ′ Apostrop
‫ﻲ‬ Ya Y Ye

4
2. Vokal
Vokal bahasa Arab adalah seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri dari
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a. Vokal Tunggal

Vokal tunggal dalam bahasa Arab yang lambangnya berup atanda atau harkat,
transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama


‫ؘ‬ fatḥah A A
Kasrah I I
‫ؘ‬
َُ ḍammah U U
b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harkat dan
huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda dan Nama Gabungan Nama


Huruf Huruf
‫ؘ ي‬ fathah dan ya ai a dan i
‫ؘ و‬ fathah dan waw au a dan u

Contoh:
kataba : ‫كتب‬
fa’ala : ‫فعل‬
żukira : ‫ذكﺮ‬
yażhabu : ‫يذهب‬
Su’ila : ‫سعل‬
Kaifa :َ‫كيف‬
Haula : ‫هول‬

5
c. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat huruf, transliterasinya
berupa huruf dan tanda, yaitu:
Tanda dan Huruf danَtanda
Nama Nama
Huruf
‫ـــؘا‬
َ fathah dan alif atau ya ā a dan garis di atas
‫ـــَي‬ kasrah dan ya ĩ i dan garis di atas
‫ؘ‬
‫ؙـــَو‬ dhammah dan wau ũ u dan garis di atas
Contoh:
qāla : ‫قال‬
ramā : ‫رما‬
qĩla : ‫قيل‬
Yaqūlu : ‫يقول‬

d. Ta marbutah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:
1) Ta marbuṭah hidup
Tamarbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah dan dhmamah,
transliterasinya adalah “t”.

2) Ta marbuṭah mati
Tamarbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah “h”.

3) Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta
marbuṭah itu di transliterasikan dengan ha “h”.
Contoh:
rauḍah al-atfâl : ‫روضةَاألطفل‬
al-Madînah al-munawwarah : ‫المدينةَالمنورة‬
Ṭalḥah : ‫طلحه‬
e. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah
tanda, tanda syaddah atau tanda tasydîd, dalam transliterasi ini tanda syaddah
tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang samadengan huruf yang
diberi tanda syaddah itu.

6
Contoh:
rabbanâ : ‫ربّنا‬
nazzala : ‫نزل‬ ّ
al-birr : ‫البﺮ‬
َّ
al-ḥajj :‫ج‬َّ ‫الح‬
nu’ima : ‫نعّم‬

f. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu: ‫ ال‬,
namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang
ikuti yang diikuti oleh huruf syamsiah dan kata
1) Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya, yaitu huruf /i/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf
yang langsung mengikuti kata sandang itu.

2) Kata sandang diikuti oleh huruf qamariah


Kata sandang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan
aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya, baik diikuti
huruf syamsiah maupun huruf qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari kata
yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang.
Contoh:
ar-rajulu : ‫الﺮجل‬
as-sayyidatu : ‫السيدة‬
asy-syamsu : ‫الشمس‬
al-qalamu : ‫القلم‬
al-badî’u : ‫البديع‬
al-jalãlu : ‫الجالل‬
g. Hamzah
Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengana postrof.
Namun, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak ditengah dan akhir kata. Bila
hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab
berupa alif.
Contoh:
ta’khuźŭna : ‫تأخذون‬
an-nau’ : ‫النوع‬
sya’un : ‫شﻲء‬
inna : ‫إن‬
umirtu : ‫أمﺮت‬

7
h. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim (kata benda) maupun
harf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisnya dengan huruf
Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang
dihilangkan ,maka dalam transliterasi ini penulis kata tersebut dirangkaikan juga
dengan kata lain yang mengikutinya:
Contoh:
wa innallaha lahua khairar-rãziqin : ‫وإنَهللاَلهوَخيﺮَالﺮازقين‬
wa innallaha lahua khairurziqin : ‫وإنَهللاَلهوَخيﺮَالﺮازقين‬
fa aufŭ al-kaila wa al-mîzãna : ‫فأوفواَالكيلَوالميزان‬
fa auful-kaila wal-mizana :‫فأوفواَالكيلَوالميزان‬
Ibrãhimal-Khalîl : ‫إبﺮاهمَالخليل‬
Ibrahimul-Khalil : ‫إبﺮاهمَالخليل‬
bismillahi majrehã wa mursahã : ‫بسمَهللاَمجﺮهاَوَمﺮسها‬
walillãhi‘alan-nãsihijju al-baiti : َ‫وهللَعلىَالناسَحخَالبيت‬
man istata’a ilaihi sabîla : ‫منَاستﻄاعَإليهَسبيال‬
walillahi ‘alan-nasi hijjul-baiti : ‫وهللَعلىَالناسَحخَالبيت‬
manistata’a ilaihi sabila :‫منَاستﻄاعَإليهَسبيال‬
i. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa
yang berlaku dalam EYD, diantaranya huruf kapital digunakan untuk menuliskan
huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata
sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,
bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh:
wa maMuhammadun illa rasŭl
inna awwala baitin wudi’a linnasi lallãzî bi bakkata mubarakan
syahru Ramadan al-lazî unzila fihi al-Qur’ânu
syahru ramadanal-lazî unzila fihil Qur’ãnu
wa laqad ra’ãhu bil ufuq al-mubîn
wa laqad ra’ãhu bil ufuqil-mubîn
alhamdu lillãhi rabbil ‘ãlamin

8
Pengguaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan
arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata
lain sehingga ada huruf atau harkat yang dihilangkan, huruf kapital yang tidak
dipergunakan.
Contoh:
Nasrun minallãhi wa fathun qarib
Lillãhi al-amru jamî’an
Lillãhi-amru jamî’an
Wallãhu bikulli syaî’in ‘alîm
j. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman
transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam ilmu tajwid. Kerena
itu peresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan ilmu tajwid.

9
KESIMPULAN

Transliterasi adalah pengalihan suatu jenis huruf ke jenis huruf lainnya, misalkan alih
aksara, dari aksara jawa kehuruf latin,dari aksara arab ke huruf lain. Kata dari bahasa Arab
yang diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami penyederhanaan atau perubahan.
Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri
Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor:
0543b/U/1987.

10
DAFTAR PUSTAKA

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K Nomor 158 tahun 1987 – Nomor:
0543 b/u/1987.
Badafal fadhal, Shohib Muhammad, dkk. 2003. Pedoman Transliterasi Arab Latin. Jakarta :
Proyek Pengkajian Dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama
Diperoleh dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_alih_aksara_Arab_ke_Latin

11

Anda mungkin juga menyukai