Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
atas segala rahmat, hidayah dan nikmat kesehatan serta kesempatan yang telah
diberikan kepada penulis. Shawalat dan Salam semoga senantiasa tercurahkan
kepangkuan beliau Nabi besar Muhammad Saw., yang telah meninggalkan pedoman
hidup yakni al-Qur’an dan Sunnah.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak, maka tidak
lupa penulis sampaikan ucapan terimakasih yang ssebesar-besarnya kepada:
Padangsidimpuan,......Juli 2018
Penulis,
A. Konsonan
Berikut ini daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf latin.
1. Bila dimatikan, ditulis h, kecuali kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam
lafal aslinya.
F. Vokal rangkap:
apostrof.
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
4. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut
penulisannya
HALAMN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
BERITA ACARA UJIAN MUNAQASAH
HALAMAN PENGESAHAN DEKAN
ABSTRAK....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
TRANSLITERASI ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
i
BAB III BIOGRAFI TOKOH .......................................................................41
A. Terjemah al-Qur’anul Karim bacaan Mulia H.B. Jassin ...................... 41
1. Sekilas Biografi H.B. Jassin............................................................ 41
2. Kondisi Sosial dan Politik .............................................................. 49
3. Metode terjemah al-Qur’an ............................................................. 50
B. Muhammad Thalib .............................................................................52
1. Sekilas Biografi M. Thalib.............................................................. 52
2. Kondisi Sosial dan Politik .............................................................. 55
3. Metode Terjemah ...........................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
keistimewaan, antara lain susunan kata yang indah dan baik. Keindahannya
hidup bagi manusia, diperlukan alat bantu untuk dapat memahaminya secara
gaya bahasa yang asli, yaitu Bahasa Arab. Tetapi karena setiap orang tidak
awali dengan terjemahan al-Qur‟an ke dalam bahasa Barat yang terdiri dari
1
Muhammad Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an,(Bandung: Mizan,1994), h.75
2
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya,(Semarang: PT.Karya Toha
Putra, 1990), h.30
1
termasuk di antaranya Terjemah al-Qur‟an ke dalam bahasa Latin, Jerman,
berbagai bahasa atas bantuan Rabithan al-Alam al-Islami dan Dar al-Ifta wa-al
beragam, ada yang memberi reaksi positif dan negatif. Salah satu yang
Richard Bell.
3
Ibid,h.35
4
Ibid
5
H.B. Jassin, Al-Qur’anul Karim-Bacaan Mulia, (Jakarta: PT. Jambatan, 1991), cet.
Ke-3, h.XVI
2
Ia menterjemahkan al-Qur‟an dengan membalik susunan surat dan ayat serta
Qur‟an.6
dalamnya terjemah bentuk sastra, seperti yang dilakukan oleh Hans Bague
dalam bentuk kitab yang sekarang dikenal dengan al-Qur’an Bacaan Mulia.7
yang tepat dan boleh dalam menterjemahkan al-Qur„an karena terjemahan ini
6
Sa‟ad Abdul Wahid,Studi Ulang: Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Suara
Muhammdiyah,2012),Jilid 2,h.
7
H.B. Jassin,et.al. Kontroversi al-Qur’an Berwajah Puisi H.B. Jassin Penyusun,
(Jakarta: Pustaka Utama Grafitri,1995), h.viii
3
yang dilarang ulama.8 Terjemahan ini mendapat respon yang beragam dari
metode tafisiriah. Kata demi kata tidak terlalu difokuskan oleh M.Thalib
tersebut tidak hanya sebagian tafsiriyah nya, namun juga harfiah nya.
ayat dengan gaya bahasa berbentuk sastra atau puisi. Misalnya ketika ia
8
Syahrullah Iskandar,“Terjemah Tafsiriyah terhadap ayat Al-Qur‟an Antara
Kontekstual dan Distorsi,” dalam Jurnal, Volume2,No.1 (Bandung: Uin Sunan Gunung
Dajati,2013), h.50
4
yang akan menimpa orang- orang Kafir.
menimpa orang- orang kafir, 2) Tidak seoran pun
orang kafir, 2) yang tidak dapat menolong
1) Yang pasti akan seorangpun dapat mereka Dari azab
menimpa orang- menolaknya. (yang Allah,
orang yang datang) dari Allah, 3) Tuhan yang
ingkar, dan tiada 3) yang mempunyai memiliki tempat-
2) seorangpun tempat-tempat naik9 tempat yang
dapat mendaki
menolaknya.
Azab dari Allah
pemilik dari
tangga-tangga
Pada surat lain seperti surat ar-Rahman [55]:19-21
9
H.B. Jassin, op.cit, h.808
10
Departemen Agama,op.cit. h.973
5
Dari contoh di atas dapat dipahami bahwa H.B. Jassin
ayat. Hanya saja, analisis yang difokuskan pada bahasan ini adalah terjemahan
mengundang polemik. Hal ini terlihat seperti yang disampaikan Dr. Ismail
beberapa cetakan H.B. Jassin yang dikutipnya dalam media cetak Kompas
tanggal 08 Nopember 1978, kiranya tidak tepat kalau H.B. Jassin dalam
sudah ada bahannya dalam bahasa-bahasa yang saya kuasai. Tidak ada
Arab”.
6
Dari pernyataan ini jelas bahwa ia tidak menggunakan kitab rujukan,
Hal serupa juga disampaikan oleh Mukhtar Luthfi yang juga di kenal
seluruh terjemahan Al-Qur’an Bacaan Mulia H.B. Jassin diteliti oleh tim
peneliti. Tetapi hanya sebagian saja, itupun jika H.B. Jassin merasa ragu
oleh penterjemahnya.13
11
Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemahan al-Qur’an: Depertemen Agama edisi 1990,
(Jakarta: Pustaka Firdaus,2000), cet ke-1, h.114
12
Ibid, h.114
13
Syahrullah Iskandar, op.cit. h.60
7
B. Rumusan Masalah
surat ar-Rahman.
8
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
teori yang dikemukakan oleh para ahli (baik dalam bentuk penelitian atau
karya tulis) untuk mendukung dalam penulisan sebagai landasan teori ilmiah.
Artinya studi yang berupaya memperoleh data dari buku-buku yang ada
digunakan tidak terbatas pada buku saja, akan tetapi dokumentasi juga. Agar
masalah yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. Metode ini, penulis
9
a. Sumber Data
dibutuhkan penulis yaitu sumber data primer dan sumber data skunder.
M. Thalib.
dan lainnya.
14
Triyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Ombak,2013), h.157
15
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara,2007), h.171
10
2. Pengolahan dan Analisis Data
E. Kajian Pustaka
Qur‟an.
11
tersebut ia menjelaskan tentang kendala-kendala masyarakat umum dalam
melihat tidak ada yang mengkaji apa yang akan dikaji oleh peneliti, dari segi
F. Sistematika Penulisan
BAB III Membahas tentang H.B. Jassin dan M.Thalib terdiri dari
Sekilas tentang Biografi H.B. Jassin dan Muhammad Thalib, Kondisi Sosial,
12
BAB II
TERJEMAH AL-QUR’AN
berikut:2
mendapatkannya
lainnya.
1
Atabik Ali, Kamus Inggri Indonesia Arab, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika), h.
879
2
Rifa'i Sauqi dan M. Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir, (Jakarta: Bulan Bintang,
1992), cet. Ke-2, h. 169 .
1
manusia. Dari segi ini, mereka menjelaskan bahwa terjemah berarti
suatu pengertian dengan suatu kalam lain dalam bahasa lain dan memenuhi
perkataan dengan bahasa lain.4 Kemudian jika terjemah dikaitkan dengan al-
bahasa lain yang bukan bahasa Arab agar dapat dibaca orang yang tidak
mengerti bahasa Arab. Sehingga ia bisa memahami maksud kitab Allah Swt,
menggunakan bahasa lain, agar dapat dibaca, dimengerti dan dipahami orang
3
Ibid, h. 169
4
Muhammad Shalih al-Utsaimin, Ushulun Fit Tafsir: Pengantar dan Dasar-Dasar
Mempelajari Ilmu Tafsir. Terj. dari Ushûlun Fît Tafsîr oleh Ummu Saniyyah, (Solo: Al-
Qowam, 2014), h. 56
5
Mohammad Ali ash Shabuni, Pengantar Study Al-Qur‟an (AT-TIBYA). Terj.
dari At- Tibyan Fiulumil Qur‟an oleh Moh. Chudlori Umar dan Moh. Matsna H. S.,
(Bandung: Al-Ma‟arif,1987), h. 276.
6
Hafidz Abdurrahman, Metode Praktis Memahami Al-Quran, (Jakarta: Wadi Press,
2011), h. 175.
2
B. Macam-macam Terjemah al-Qur‟an
memaparkan bahwa terdapat dua macam terjemah, yaitu terjemah harfiah dan
maknawiah.7
1. Terjemah Harfiah
dalam lafal yang serupa dari bahasa lain sehingga susunan dan urutan
dicapai dengan baik jika konteks bahasa asli dan cakupan semua
berbeda satu dengan yang lain dalam hal tertib bagian kalimatnya.
7
Muhammad Shalih al-Utsaimin, op. cit., h. 56-57.
8
Miftah Faridl dan Agus Syihabuddin, Alquran Sumber Hukum Islam yang Pertama,
(Bandung: Pustaka, 1989), h. 305.
9
Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah Harfiyah Alquran Kemenag RI: Tinjauan
Aqidah, Syari‟ah, Mu‟amalah, Iqtishadiyah, (Yogyakarta: Ma‟had An-nabawy, 2011), Cet. II,
h.242
3
dengan “fi’il” ( kata kerja yang berfungsi sebagai predikat) kemudian
mudaf didahulukan atas mudaf ilaih, dan mausuf atas sifat, kecuali
dalam idafah tasybih (mudaf dan mudaf ilaih yang mengandung arti
digantikan dan diakomodir oleh ungkapan lain dalam bahasa non Arab
dengan persis. Sebab, lafal-lafal dalam tejemahan itu tidak akan sama
2. Terjemah Maknawiyah
ialah makna yang difahami secara sama oleh setiap orang yang
10
Ahmad Zuhri, Studi al-Qur’an dan Tafsir, (Jakarta Selatan: Hijri Pustaka
Utama,2006), h.158
4
mengetahui pengertian suatu lafal secara global. Sedang yang
dua makna atau lebih yang diberikan oleh ayat. Maka dalam keadaan
serupa dengan lafal Arab yang dapat memberikan lebih dari satu
makna.
dalam pengertiannya yang hakiki. Karena hal ini dan hal lain maka
Qur‟an .
3. Terjemah Tafsiriah
tegaklah hujah.
8
menjelaskan terjemahan itu merupakan salah satu segi atau segi
12
Ibid, h.162-164
13
Ismail Lubis,op.cit., h. 99
9
C. Syarat-syarat da Tujuan terjemah al-Qur‟an
berikut:14
terjemah
diterjemahkan
pesan Islam
14
Muhammad Husain azh-Zahabi, at-Tafsiru wal-Mufassirin, (tt:tpn,1967),h. 29-30
15
Thameem Ushama,op.cit. h. 102-103
10
tercantum di al-Qur‟an. Ulama memandang ilmu al-Qur‟an diwahyukan
menyerupai kalimat Allah Swt. Oleh karena itu terjemah harfiah yang
dilakukan karena tidak ada satu bahasapun yang sesuai dengan bahasa
Arab, baik istilah maupun kata-katanya yang dijelaskan oleh ulama balagah
dan ahli bahasa lainnya.18 Segi-segi kebalagahan al-Qur‟an dalam lafal atau
susunan baik nakirah dan ma’rifah, taqdim dan takhir terkadang ada yang
dilakukan Nabi Muhammad Saw. sebagai solusi. Ini terbukti ketika Nabi
16
Manna‟Khalil al-Qathan, Mabahis fi Ulum al-Qur’an, (Beirut: Mansyurat
al-Ashr al-Hadis, [t.th], h.314
17
Ibid
18
Muhammad Abd al-Azhim az-Zarqani, Manahil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an,
(Cairo: Halabi,1943), h.314
11
Muhammad Saw. menyampaikan misi ke Bizantium di bawah ke kuasaan
diperbolehkan.19
kejujuran dan kecermatan maka kegiatan ini dinamakan terjemah tafsir al-
nash.20
19
Thameem Ushama, Metodologi Tafsir al-Qur’an: Kajian Kritis,Objektif dan
Komprehensif, [Judul Asli: Methodologis of The Qur‟anic Exegesis],(Jakarta: Riora,2000),
h.93
20
Manna‟ Khalil al-Qathan,op.cit.,h.316
12
sahabatnya, terlebih dahulu mereka memahami tentang bahasanya sebelum
lafal al-Qur‟an seluruhnya adalah bahasa Arab kecuali hanya sedikit. Hal
inipun dipertentangkan para ulama bahwa lafal-lafal itu berasal dari bahasa
asing yang telah diserap ke dalam bahasa Arab. Maka dapat disimpulkan
yang miskin dan yang lemah hidup dalam tekanan sang penguasa
kesuksesan umat Islam ada pada keteguhan dan keyakinan hati umat
Basel adalah terjemah lain yang dirilis oleh pendeta Katolik Itali.
New York.
20
1) Muhammad Marmaduke Pickthall dari Inggris, seorang
berulang kali sampai tahun 1976 dan telah lima kali dicetak
21
ringkasan surat-surat, bagian demi bagian, tetapi ia tidak
Islam.
(blessing power).
24
Ibid,h.32
22
Jauh sebelum terjemahan al-Qur‟an diterima oleh sebagian
biaya dari Raja Arab Saudi. Cetakan kedua diterbitkan tahun 1977.25
25
Depertemen Agama RI, [et. Al], al-Qur’an da Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur‟an,1971), h.33-34
23
b. Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dan Jawa
Chalil
(1972).
masing.26
antaranya:27
26
Sa‟ad Abdul Wahid, op.cit, h.42
27
Sei Datuk Tombak Alam, Metode Menerjemahkan al-Qur’an Al-Karim 100 kali
Pandai, (Jakarta: Rineka Cipta Cipta,1992), h.19
25
1. Menghindari terjemahan dalam bentuk harfiah karena terjemahan
Nibras.
para ahli:
28
Arini Rena Ratih,”Studi Penerapan Metode Tamyiz dalam Pembelajaran Terjemah
al-Qur’an di MI Al-Islam Grobagan Serengan Surakarta”, (Skripsi: Universitas
Muhammadiyah Surakarta,2014), h.3-4
26
a) Penterjemahan secara Tahlili
b) Penterjemahan Harfiah
dibaca.31
c) Penterjemahan Tetap
29
Moch Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemah,
(Tangerang: Dikara, 2009), h.14
30
Ibid, h. 15
31
Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah: Metode dan wawasan Menerjemah teks Arab,
(Yogyakarta: Tiara Kencana, 2004), h. 16
32
Moch Syarif Hidayatullah, op.cit., h. 3
27
d) Penterjemahan Semantik
e) Penterjemahan Adaptasi
f) Penterjemahan bebas
33
Ibid, h. 16
34
Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan Islam, (Jakarta:Pustaka
Jaya, 2006), h. 64
35
Moch Syarif Hidayatullah, op.cit., h. 4
28
BAB III
BIOGRAFI TOKOH
Nama lengkap Jassin adalah Hans Bague Mantu Jassin, lahir 31 juli
1917 di Gorontalo (Sulawesi Utara), dan wafat pada tanggal 11 maret tahun
2000. Namun, nama yang biasa digunakan adalah Hans Bague Jassin. Hans
adalah gabungan nama dari kedua orangtuanya Bague Mantu Jassin dan
Ibunya Haiba Jau. Sedangkan Bague diambil dari nama ayahnya. Guru dan
berasal dari keluarga Islam yang taat. Ayahnya bernama Bague Mantue
1
Panusuk Este, Leksikon Kesusasteraan Indonesia Modern, (Jakarta: PT. Djambatan,
1990), h. 73-75
2
Hans Bague Jassin, Riwayat Hidup dan Daftar Karya Promovendus Doctor Honoris
Causa UI,14 Juni 1975, h.1
1
pertamanya yaitu Tientje van Buren. Istri keduanya Arsita meninggal tanggal
12 Maret 1962. Mereka menikah tahun 1946 dan mempunyai anak bernama
Hanibal Jassin dan Mastina Jassin. Setelah Arsita meninggal, H.B. Jassin
dua orang anak, yaitu Yulius Firdaus Jassin dan Helena Magdalena Jassin.
Balai Pustaka.
yang diadakan di Chapel Hill, North Carolina dari tanggal 8-12 september
Akhir Januari 1940, H.B. Jassin menuju Jakarta dan mulai Februari
1940 hingga 21 Juli 1947 bekerja di Balai Pustaka. Awalnya dalam sidang
Pustaka (1942-45), dan wakil pemimpin redaksi Panca Raya (1945-21 Juli
1947).
Setelah Panca Raya tidak terbit lagi, secara berturut-turut H.B. Jassin
Bahasa dan Budaya (1952-63), Kisah (1953-56), Seni (1955), Sastra (1961-
sebelumnya tak pernah belajar di perguruan tinggi dan itu membuat badan
3
Balai Pustaka, Omong-omong H.B. Jassin (Perjalanan ke Amerika 1958-1959),
(Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2000), cet/ke-10, h. VII-X.
3
saya panas dingin setiap masuk ruang kuliah”.
Akan tetapi, tidak lagi sebagai tenaga pengajar di kelas melainkan hanya
Manifes Kebudayaan oleh Bung Karno (8 Mei 1964), Ia pun dipecat dari
Setelah itu, Ia kembali ke Fakultas Sastra UI. Pada April 1973 menjadi Lektor
Selain mengajar dan mengikuti kuliah, sejak Juli 1954 hingga Maret
1973, Ia adalah pegawai Lembaga Bahasa dan Budaya, yang sekarang dikenal
Alisjahbana).
dengan masa percobaan dua tahun. Dan hingga sekarang, hanya H.B. Jassin
mengumpulkan bahan dari masa 1870-1920, surat kabar, majalah dan segala
semangat baru yang nanti akan merembes dalam kesusastraan Indonesia baru
pada abad ke-20”, demikian surat Ia kepada Kasim Mansur yang dilayangkan
dari Leiden.
Prins Bernhard Fonds di Den Haag, Belanda. Hadiah ini diberikan untuk jasa
5
Ia menterjemahkan karya Multatuli, Max Havelaar (Jakarta: Djambatan
1972).
Jassin”.
Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat.4 Secara
terperinci, berikut ini karya H.B. Jassin: Tifa Penyair dan daerahnya (1952),
Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei I-IV (1954), Heboh
sastra 1968 (1970), Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra dunia (1983),
Sastra Indonesia dan Perjuangan Bangsa (1993), Koran dan Sastra Indonesia
(1994), Darah Laut: Kumpulan cerpen dan Puisi (1997), Omong-omong H.B.
Jassin (1997).
4
Admin, http://sastranesia.com/biografi-h-b-jassin/di akses 04 April 2018, 06:41
5
Kusman K dan Mahmud SU, Sastra Indonesia dan Daerah (sejumlah masalah),
(Bandung: PT. Angkasa Bandung, 1997), h.17
6
Renungan Indonesia karya Syahrasad (1947)
Yoek fang,
(1978,1982, 1990).
yang ketika itu diketuai oleh Hamka meminta supaya terjemahan itu
diperiksa oleh para ulama, tugas itu diserahkan kepada Majelis Ulama
DKI.
6
H.B. Jassin, Sastra Indonesia Sebagai Warga Sastra Dunia, (Jakarta: PT.
Gramedia, 1985), h.222
7
Ismail Lubis, op.cit, h. 110
8
2. Kondisi sosial dan politik
Jakarta Raya saat itu Haji Ali Sadikin, tanggal 25 Agustus 1976.
8
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/
Hans_Bague_Jassin Ensiklopedia sastra Indonesia, diakses 04 April 2018 Pkl 06:42
9
bantuan untuk meneliti isi terjemahan tersebut. Untuk itu dibentuk
Qur'anul Karim Bacaan Mulia diteliti oleh tim peneliti. Akan tetapi
hanya sebagian saja itu dilakukan apabila H.B. Jassin merasa ragu
dengan terjemahan.9
kota.10
menurut akibat dari apa yang diterbitkan oleh kata, misalnya yang
10
H.B. Jassin, op.cit., h.
11
Ismail Lubis, op.cit., h. 121
11
ke dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing serta
penguat argumen”
B. Muhammad Thalib
1. Biografi Singkat
orang tua dan lingkungannya dengan berbasis tradisi NU. 14 Tahun 1954
12
Majelis Mujahidin Indonesia, Profil Muhammad Thalib,(Youtube), diakses pada 31
Maret 2018
13
Mohammad Yahya, Analisis Genetik-Objektif atas al-Qur’an al-Karim:
Tarjamah Tafsiriyah karya Muhammad Thalib‛, Tesis Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga,Yogyakarta, 2012, h. 116.
14
Ibid,h.109
12
Negeri (SRN) Karangandong. Kemudian tahun 1962, M. Thalib
Thalib terkenal sebagai guru muda yang gigih, kritis, keras dalam
berkemauan.17
15
www.youtube, Profil Muhammad Thalib, diakses pada 31 Maret 2018
16
Mohammad Yahya,op.cit,h.110
17
www.youtube, Profil Muhammad Thalib
13
Thalib menolak tawaran tersebut. Karena tidak puas dengan hasil yang
Musa seperti Islam dan Negara, al-Qur’an dan Filsafat.20 Adapun karya
Qur‟an Lebih Mudah dan Cepat dan buku Koreksi Tarjamah Harfiyah al-
kepada Kyai Baqir dari Kauman. Bidang tafsir kepada Mukhtar Yahya
Guru Besar IAIN Sunan Kalijaga. Bidang Hukum Perdata antar Golongan
pada Noto Susanto. Ilmu Politik dan Tata Negara pada Kahar Muzakkir.
18
Mohammad Yahya, op.cit h. 113
19
Ibid,h.114
20
Syahrullah,op.cit, h. 44.
14
juga berguru kepada Hamka di Indonesia dan Muhammad Qutb Saudi
tahun.22
H/7 Agustus 2000 M. Peserta yang hadir saat deklarasi sekitar 1.800
peserta yang datang dari 24 perwakilan di segenap pelosok tanah air dan
21
Ahmad Ridha, Oral dalam Hukum Islam Studi Komparasi Pemikiran Shahid Athar
dan Muhammad Thalib,( Skripsi UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2007), h. 46-47.
22
www.youtube, Profil Muhammad Thalib.
15
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), sebuah institusi aliansi (tansiq
tercatat sebagai Ahlul Halli Wal „Aqdi (AHWA) untuk meneruskan misi
mudah, dan cepat sesuai maksud kalimat Arabnya, terutama bagi yang
23
Muhammad Thalib, Al-Qur’anul Karim: Tarjamah Tafsiriyah: Memahami Makna
al-Qur‟an Lebih Mudah dan Cepat (Yogyakarta: Yayasan Islam Ahlu Shuffah & Pusat Studi
Islam an-Nabawi, 2011), cet. I, h. iii.
16
Jami’ah al-Azhar Mesir tahun 1936 yang diperbarui tahun 1960 serta
fatwa Dewan Fatwa Kerajaan Arab Saudi No. 63947 tanggal 19 Jumadil
Ula 1426 H/26 Juni 2005 M. Fatwa senada lainnya yang dijadikan dasar
Qur’an.
24
Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah Harfiyah al-Qur’an Kemenag RI: Tinjauan
Aqidah, Syar‟iyah, Mu‟amalah, Iqtishadiyah (Yogyakarta: Yayasan Islam Ahlu Shuffah &
Pusat Studi Islam an-Nabawi, 2011), cet. I, h. 9.
17
oleh Kemenag RI dianggapnya bermasalah, sehingga dipandang perlu
Qur’an.25
3. Metode Terjemah
terjemahan.26
2) Penjelasannya rinci
3) Sastra Arab
25
Ibid,h.11
26
Muhammad Thalib, al-Qur‟anul Karim Tarjamah Tafsiriyah : Memahami Makna
al-Qur‟an lebih Mudah dan Cepat, (Yogyakarta: Ma’had an-Nabawy. 2011), h.5
27
Ibid, h. 9-10
18
4) Latar belakang turunnya ayat
makna asli
terjemahan.28
28
Ibid, h.xiv
19
BAB IV
Terjemah al-Qur’anul Karim Bacaan Mulia H.B. Jassin
dan Terjemah Tafsiriah M. Thalib
Surat ar-Rahman
karyanya:1
Menciptakan Insan 3
1
H.B. Jassin, Al-Qur’anul Karim Bacaan Mulia,( Jakarta: Djambatan, 1978), h. 749-
752
1
Supaya jangan kamu 8
lampaui batas timbangan
2
Maka karunia manakah dari 18
Tuhanmu yang kamu (jin)
dan (manusia) dustakan?
Ia lepaskan kedua lautan 19
yang saling bertemu
3
Segala makhluk di langit 29
dan di bumi kepada-Nya
memohon, setiap hari Ia
penuh kesibukan.
4
Bila langit pecah terbelah 37
kemerah-merahan seperti
bunga mawar yang merah
laksana minyak berkilauan,
Di tengah-tengahnya dan di 44
tengah air panas mendidih,
mereka berputar berkeliling-
keliling!
5
Maka karunia manakah dari 45
Tuhanmu yang kamu (jin)
dan (manusia) dustakan?
Tapi bagi orang yang takut 46
akan saat ia berdiri di depan
Tuhannya, ada dua sorga
(tersedia).
Maka karunia manakah dari 47
Tuhanmu yang kamu (jin)
dan (manusia) dustakan?
Dalam keduanya (tumbuh) 48
dua aneka macam pohonan.
6
Dalam keduanya (gadis- 56
gadis) yang suci
menundukkan pandang.
Tiada manusia maupun jin
sebelum mereka pernah
menjamah.
Maka karunia manakah dari 57
Tuhanmu yang kamu (jin)
dan (manusia) dustakan?
Mereka laksana permata 58
batu delima dan merjan.
8
Maka karunia manakah dari 77
Tuhanmu yang kamu (jin)
dan (manusia) dustakan?
Terpujilah nama Tuhanmu, 78
Penuh ke Agungan, penuh
kemuliaan.
2
Al-Ustadz Muhammad Thalib, Al-Qur’anul Karim Tarjamah Tafsiriah: Memahami
Makna Al-Qur’an Lebih Mudah, Cepat, dan Tepat, (Yogyakarta: Ma’had an-Nabawy Markaz
Pusat Majelis Mujahidin, 2011), h. 532-535
9
Wahai manusia, janganlah 8
kalian mencurangi takaran
dan timbangan
Wahai manusia, takarlah 9
dan timbanglah dengan adil.
Janganlah kalian
mencurangi takaran dan
timbangan
13
Para malaikat berkata 43
kepada orang-orang kafir
:Inilah jahannam yang di
dunia dahulu selalu
didustakan oleh orang-orang
yang suka berbuat dosa
Para penghuni neraka 44
berputar mengelilingi
jahannam seraya diguyur air
panas yang mendidih
Wahai manusia dan jin, 45
nikmat yang mana di antara
nikmat-nikmat Tuhanmu
yang kamu ingkari?
Bagi orang yang takut 46
menghadapi hari pertemuan
dengan Tuhannya, dia
mendapatkan balasan dua
surga
Wahai manusia dan jin, 47
nikmat yang mana di antara
nikmat-nikmat Tuhanmu
yang kamu ingkari?
Dua surga yang memiliki 48
pohon-pohon dan buah-
buahan
Wahai manusia dan jin, 49
nikmat yang mana di antara
nikmat-nikmat Tuhanmu
yang kamu ingkari?
Di dalam kedua surga itu 51
ada dua mata air yang
mengalir
Wahai manusia dan jin, 51
nikmat yang mana di antara
nikmat-nikmat Tuhanmu
yang kamu ingkari?
Di dalam kedua surga itu 52
ada segala macam buah-
buahan yang berpasangan
14
Wahai manusia dan jin, 53
nikmat yang mana di antara
nikmat-nikmat Tuhanmu
yang kamu ingkari?
Para penghuni surga duduk 54
bersandar pada dipan-dipan
yang dibungkus dengan
kain-kain sutera. Di kedua
surga itu ada ada pohon-
pohon yang buahnya mudah
dipetik
Wahai manusia dan jin, 55
nikmat yang mana di antara
nikmat-nikmat Tuhanmu
yang kamu ingkari?
Di dalam surga-surga itu 56
ada bidadari-bidadari yang
selalu menundukkan
pandangannya. Bidadari-
bidadari itu sebelumnya
tidak ada yang
menyentuhnya, baik
manusia maupun jin
Wahai manusia dan jin, 57
nikmat yang mana di antara
nikmat-nikmat Tuhanmu
yang kamu ingkari?
Bidadari-bidadari itu 58
laksana mutiar dan berlian
Tafsiriah M. Thalib
17
perbedaan. Dalam hal ini penulis, mengambil surat ar-Rahman sebagai
perumpamaannya.
18
70 Dalam (semua Di dalam kedua
sorga) itu ada surga itu ada
hauri-hauri yang bidadari-bidari
baik dan rupawan. yang baik lagi
cantik-cantik
72 Hauri-hauri yang Di dalam kedua
jelita dan sopan surga itu ada
diri, dipingit di bidadari-bidadari
rumah-rumah berkulit putih,
peranginan. bersih, bermata
indah, yang
senantiasa
menemani dalam
kemah-kemah
74 Tiada manusia Para bidadari itu
maupun jin sebelumnya tidak
sebelum mereka pernah disentuh
pernah menjamah. oleh seorang
manusia maupun
jin
76 Mereka bersandar Para penghuni
pada bantal-bantal surga duduk
yang hijau, dan bersandar pada
permadani
yang bantal-bantal
indah-indah. yang tertata rapi,
berwarna hijau
menarik dan
permadani-
permadanni yang
indah
Demikian bentuk terjemah al-Qur’an terjemahan karya H.B. Jassin dan M.
Thalib. Secara defenitif, berikut ini persamaan dan perbedaannya:
1. Persamaan
19
Pada ayat 68 bunyi lafal H.B. Jassin
20
layaknya bidadari. Hal ini mengingat bahwa bidadari adalah
seorang gadis.3
3
M.Quraish Shihab, op.cit., h. 322
4
Kathur Suhardi, Tafsir Ibn. Qoyyim: Tafsir ayat-ayat pilihan, diterjemahkan dari “
At-Tafsiru al-Qoyyimu” oleh Ibn Qoyyim al- Jauziyyah, ( Jakarta Timur: Darul Falah, 2000),
h.553
5
Henri Idor Ali,dkk. Tafsir al-Maraghi Juz XXVII [terj],(Semarang:PT. Toha
Putra,1993), h.231
6
Ibid, h. 231
21
Pada ayat 64 bunyi lafal memakai kata yang lebih
Pada ayat 70 bunyi lafal H.B. Jassin memakai kata “hauri-
7
M. Quraish Shihab, op.cit., h. 328
22
Thalib dalam menterjemahkan dengan memakai kata
8
Ibid, h. 330
9
Kathur Suhardi, op.cit., h. 554
23
karena pada ayat sebelumnya (72). Sedangkan M. Thalib dalam
C. Analisa
H.B. Jassin dan terjemah Tafsiriah M. Thalib, penulis melihat jelas perbedaan
Analisa penulis perbedaan dan persamaan terjemah kedua tokoh surat ar-
bahasa asing selain yang sering didengar pada umumnya. Terjemahan H.B.
Jassin sesuai ciri khasnya bercorak puisi. Hal ini mungkin sesuai latar
Hal ini juga didasari dengan pola pikirnya yang tidak menyetujui bentuk
harfiah.
ini mengingat masyarakat Arab di zaman Rasulullah Saw. yang suka bersya’ir
24
Namun pada dasarmya, meskipun kedua terjemah ini menggunakan
yang sama.
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sastra. Terjemah berbentuk puisi jelas terlihat dari awal ayat H.B. Jassin
sama yakni “ Selain yang dua sorga itu ada dua sorga lagi”. Sedangkan
digunakan oleh penterjemah, sehingga hal ini sebagai tolak ukur validitas
1
M. Quraish Shihab, op.cit., h. 328
2
DAFTAR PUSTAKA
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:
Rajawali Pers, 2013.
Kartini Kartono, Kamus Psikologi, Bandung : Pioner Jaya, 1987.
3
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
Rakesarasin,1996.
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Shahih Bukhari Muslim, Jakarta: Bina Ilmu,
2005.
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2008.
4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama : Roma Yanti Siregar
NIM : 1410500009
Tempat/Tanggal Lahir : Gunung Hasahatan, 01 Nopember 1996
Alamat : Desa Gunung Hasahatan Kecamatan Batunadua
Kota Padangsidimpuan
B. Nama Orangtua
Ayah : Rusli Siregar
Ibu : Nurbasah Siregar
Alamat : Desa Gunung Hasahatan Kecamatan Batunadua
Kota Padangsidimpuan
C. PENDIDIKAN FORMAL
1. SD NEGERI 200305 UJUNGGURAP : 2002-2008
2. MTsN 1 MODEL PADANGSIDIMPUAN : 2008-2011
3. MAN 1 PADANGSIDIMPUAN : 2011-2014
4. Masuk IAIN Padangsidimpuan Fakultas Syari’ah dan
Ilmu Huku Hukum Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir : 2014-2018