Anda di halaman 1dari 108

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Untaian shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

insan mulia Nabi Besar Muhammad SAW, figur seorang pemimpin yang patut

dicontoh dan diteladani, pencerah dunia dari kegelapan beserta keluarga dan para

sahabatnya.

Skripsi ini berjudul: “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Petani Karet di Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten

Padang Lawas Utara”, ditulis untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E) dalam Bidang Ekonomi

Syariah konsentrasi Ilmu Ekonomi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Padangsidimpuan.

Skripsi ini disusun dengan bekal ilmu pengetahuan yang sangat terbatas

dan amat jauh dari kesempurnaan, sehingga tanpa bantuan, bimbingan dan

petunjuk dari berbagai pihak, maka sulit bagi peneliti untuk menyelesaikannya.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur, peneliti

berterimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL selaku Rektor IAIN

Padangsidimpuan, serta Bapak Dr. Muhammad Darwis Dasopang, M. Ag

selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan pengembangan lembaga, Bapak


iii

Dr. Anhar, MA selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum

Perencanaan dan Keuangan dan Bapak Dr. Sumper Mulia Harahap, MA

selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama..

2. Bapak Dr. H. Fatahuddin Aziz Siregar, M.Ag selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan, Bapak Dr. Darwis

Harahap, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu Rosnani Siregar,

M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan

Keuangan, dan Bapak Dr. Ikhwanuddin Harahap, M.Ag selaku Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

3. Bapak Muhammad Isa ST, MM sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Syariah, Ibu

Delima Sari, SEI., MA sebagai Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah, serta

Bapak/Ibu Dosen dan Pegawai administrasi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam.

4. Ibu Rosnani Siregar, M. Ag selaku pembimbing I dan Bapak H. Ali Hardana

Nasution, M. Si dselaku pembimbing II yang telah menyediakan waktunya

untuk memberikan pengarahan, bimbingan dan ilmu yang sangat berharga

bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepala Perpustakaan serta pegawai perpustakaan yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas bagi peneliti untuk memperoleh buku-buku dalam

menyelesaikan skripsi ini.


iv

6. Bapak serta Ibu dosen IAIN Padangsidimpuan yang dengan ikhlas telah

memberikan ilmu pengetahuan dan dorongan yang sangat bermanfaat bagi

peneliti dalam proses perkuliahan di IAIN Padangsidimpuan.

7. Teristimewa keluarga tercinta kepada Ayahanda Alm. Riswan Harahap, dan

Ibu Mas Royan Siregar tanpa pamrih memberikan kasih sayang, dukungan

moril dan materi serta doa-doa mulia yang selalu dipanjatkan tiada hentinya

semenjak dilahirkan sampai sekarang, semoga Allah SWT nantinya dapat

membalas perjuangan mereka dengan surga firdaus-Nya. Kepada kakekku

Baginda Taromal Harahap dan nenekku Nursamin Siregar. Serta kepada

Kakanda Ns. Rolisnawati Harahap S.kep, Yulia Fithrah Harahap S.sos, I dan

Adinda Thamal Cahyadi Harahap, Pevri Harahap, karena keluarga selalu

menjadi tempat teristimewa bagi peneliti.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Khususnya kepada sahabat yang selalu memotivasi

dan memberikan semangat untuk peneliti, Meida Atma Sari Nst, Yeni

Sundari, Novita Sari Dalimunthe, Ropiko Zulaikha, dan Adek-adek ku Risma,

Sila Sinta marito, Toibah.

9. Kepada tempat peneliti, yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk

melakukan penelitian yaitu Desa Gumarupu Lama, Kecamatan Portibi,

Kabupaten Padang Lawas Utara..

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu peneliti dalam menyelesaikan studi dan melakukan penelitian

sejak awal hingga selesainya skripsi ini.


v

Akhirnya peneliti mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada

Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Peneliti menyadari sepenuhnya akan keterbatasan

kemampuan dan pengalaman yang ada pada peneliti sehingga tidak menutup

kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan. Akhir kata, dengan segala

kerendahan hati peneliti mempersembahkan karya ini, semoga bermanfaat bagi

pembaca dan peneliti.

Padangsidimpuan, Maret 2018

Peneliti,

UBAIDAH HARAHAP
NIM.14402 00043
vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf, sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian lain

dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus. Berikut ini daftar huruf Arab

dan transliterasinya dengan huruf latin.

Huruf Nama Huruf


Huruf Latin Nama
Arab Latin
Tidak
‫ا‬ alif Tidak dilambangkan
dilambangkan
‫ب‬ ba b be
‫ت‬ ta t te
‫ث‬ ̇a ̇ es (dengan titik di atas)
‫ج‬ jim J je
‫ح‬ ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬ kha kh ka dan ha
‫د‬ dal d De
‫ذ‬ ̇ al ̇ zet (dengan titik di atas)
‫ر‬ ra r er
‫ز‬ zai z zet
‫س‬ sin S es
‫ش‬ syin sy es
‫ص‬ ṣad ṣ es dan ye
‫ض‬ ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)
‫ط‬ ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ ẓa ẓ zet (dengan titik dibawah)
‫ع‬ ‘ain .‘. Koma terbalik di atas
‫غ‬ gain G ge
‫ف‬ fa F ef
‫ق‬ qaf Q ki
‫ك‬ kaf K ka
‫ل‬ lam L el
‫م‬ mim M em
‫ن‬ nun N en
‫و‬ wau W we
‫ه‬ ha H ha
vii

‫ء‬ hamzah ..’.. Apostrof


‫ي‬ ya Y ye

2. Vokal

Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal adalah vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa

tanda atau harakat transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama


fatḥah A a
Kasrah I i
ْ‫و‬ ḍommah U U

b. Vokal Rangkap adalah vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa

gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf

sebagai berikut:

Tanda dan Huruf Nama Gabungan Nama


.....‫ي‬ fatḥah dan ya Ai a dan i
ْ‫ْو‬...... fatḥah dan wau Au a dan u

c. Maddah adalah vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda sebagai berikut:

Harkat Huruf dan


Nama Nama
dan Huruf Tanda
‫ى‬..َ...‫ ا‬....َ... fatḥah dan alif atau ya ̅ a dan garis atas
i dan garis di
‫ى‬..ٍ... Kasrah dan ya
bawah
‫ُو‬.... ḍommah dan wau ̅ u dan garis di atas

3. Ta Marbutah

Transliterasi untuk Ta Marbutah ada dua.


viii

a. Ta Marbutah hidup yaitu Ta Marbutah yang hidup atau mendapat harakat

fatḥah, kasrah dan ḍommah, transliterasinya adalah /t/.

b. Ta Marbutah mati yaitu Ta Marbutah yang mati atau mendapat harakat

sukun, transliterasinya adalah /h/.

Kalau pada suatu kata yang akhir katanya Ta Marbutah diikuti oleh

kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu

terpisah maka Ta Marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

4. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid. Dalam transliterasi ini

tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama

dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

5. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu:

‫ ال‬. Namun dalam tulisan transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara

kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan kata sandang yang

diikuti oleh huruf qamariah.

a. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah adalah kata sandang yang diikuti

oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf

/l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung diikuti kata

sandang itu.
ix

b. Kata sandang yang diikuti huruf qamariah adalah kata sandang yang diikuti

oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan

didepan dan sesuai dengan bunyinya.

6. Hamzah

Dinyatakan di depan Daftar Transliterasi Arab-Latin bahwa hamzah

ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan di

akhir kata. Bila hamzah itu diletakkan diawal kata, ia tidak dilambangkan,

karena dalam tulisan Arab berupa alif.

7. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim, maupun huruf ditulis terpisah.

Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim

dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan

maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua

cara: bisa dipisah perkata dan bisa pula dirangkaikan.

8. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem kata sandang yang diikuti huruf tulisan Arab

huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan

juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD,

diantaranya huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri

dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu dilalui oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tesebut, bukan huruf

awal kata sandangnya.


x

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku dalam

tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan

dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf

kapital tidak dipergunakan.

9. Tajwid

Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman

transliterasi ini merupakan bagian tak terpisahkan dengan ilmu tajwid. Karena

itu keresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan pedoman tajwid.

Sumber: Tim Puslitbang Lektur Keagamaan. Pedoman Transliterasi Arab-


Latin. Cetakan Kelima. 2003. Jakarta: Proyek Pengkajian dan
Pengembangan Lektur Pendidikan Agama.
i

ABSTRAK

NAMA : UBAIDAH HARAHAP


NI M : 14 402 00043
JUDUL SKRIPSI :FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA
GUMARUPU LAMA KECAMATAN PORTIBI
KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA
Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik
untuk lingkungan internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Harga karet yang
terus menurun membuat masyarakat Desa Gumarupu Lama khawatir tentang
kelangsungan pendidikan anak-anaknya dikarenakan pendapatan masyarakat yang
semakin merosot. Masyarakat Desa Gumarupu Lama mayoritas mempunyai
pendidikan yang rendah sehingga hal ini juga berdampak terhadap pendapatan
masyarakat karena kurangnya pengetahuan tentang pengolahan karet. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pendapatan petani karet diantaranya harga karet dan
tingkat pendidikan. Rumusan masalah adalah apakah harga karet dan tingkat
pendidikan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap pendapatan. Teori
dalam penelitian ini membahas tentang pendapatan petani karet serta teori
mengenai harga karet dan tingkat pendidikan. Tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui harga karet dan tingkat pendidikan berpengaruh secara parsial dan
simultan terhadap pendapatan. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, kepala
desa, dan peneliti selanjutnya.
Pembahasan penelitian ini berkaitan dengan ilmu ekonomi mikro
Sehubungan dengan itu pendekatan yang dilakukan adalah teori-teori yang
berkaitan dengan harga, tingkat pendidikan dan pendapatan. Harga adalah nilai
barang di ukur (dinyatakan) dalam uang. Pendidikan merupakan suatu proses yang
dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan
serta tekhnologi. Pendapatan adalah total penerimaan (uang dan bukan uang)
seseorang atau rumah tangga selama periode tertentu.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 61 orang. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik angket, observasi dan wawancara. Teknik analisis
penelitian ini menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji linearitas, uji asumsi
klasik, uji regresi linear berganda dan uji hipotesis dengan bantuan software SPSS
versi 23.
Hasil penelitian yaitu harga karet berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan, dengan nilai -thitung< - ttabel atau thitung> ttabel (-18,410< -1,67 atau
18,410>1,67). Variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara parsial
terhadap pendapatan, dengan nilai berarti -thitung > -ttabel atau thitung< ttabel (-0,359 > -
1,67 atau (0,359 < 1,67). Variabel harga karet dan tingkat pendidikan berpengaruh
secara simultan terhadap pendapatan masyarakat desa Gumarupu Lama, dengan
nilai > (190,930>2,40).

Kata Kunci: Harga Karet, Tingkat Pendidikan, dan Pendapatan


ii
xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL/SAMPUL
SURAT PERNYATAAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ......................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 9
C. Batasan Masalah................................................................................ 7
D. Definisi Operasional Variabel ........................................................... 10
E. RumusanMasalah .............................................................................. 10
F. Tujuan Penelitian .............................................................................. 11
G. ManfaatPenelitian ............................................................................. 11
H. SistematikaPembahasan .................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI


A. Kerangka Teori.................................................................................. .13
1. Pendapatan .................................................................................. 13
a. Pengertian Pendapatan ........................................................... 13
b. Faktot-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan ................... 13
c. Faktor-Faktor Pembeda Pendapatan Keluarga ....................... 15
d. Pendapatan Perspektif Islam .................................................. .19
2. Harga ........................................................................................... 20
a. Pengertian Harga .................................................................... 20
b. Elastisitas Harga ..................................................................... 20
c. Indikator Harga Suatu Produk................................................ 22
d. Harga Menurut Perspektif Islam ........................................... 22
3. Tingkat Pendidikan ..................................................................... .23
a. Pendidikan .............................................................................. .23
b. Pengertian Pendidikan ............................................................ .24
c. Permasalahan Pendidikan....................................................... .26
d. Hambatan-Hambatan Yang dihadapi Petani…………………30
e. Pendidikan Dalam Perspektif Islam………………………......32
B. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 33
C. Kerangka Pikir .................................................................................. 34
D. Hipotesis............................................................................................ 35
xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 40
B. Jenis Penelitian................................................................................... 40
C. Populasi Dan Sampel ......................................................................... 40
D. Sumber Data....................................................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..42
F. TeknikAnalisis Data........................................................................... 44
1. Uji Validitas .................................................................................. 44
2. Uji Reliabilitas............................................................................... 44
3. Uji Linearitas ................................................................................. 44
4. Asumsi Klasik ............................................................................... 45
a. Uji Multikolinearitas ................................................................ 45
b. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 46
c. UjiAutokorelasi ........................................................................ 56
5. Uji Regresi Linear Berganda ......................................................... 57
6. Uji Hipotesis.................................................................................. 57
a. Uji t ........................................................................................... 58
b. UjiF ........................................................................................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 60
1. Sejarah Desa Gumarupu Lama...................................................... 60
2. Struktur Organisasi ........................................................................ 63
B. Karakteristik Responden Penelitian.................................................. 63
C. Hasil Analisis Data............................................................................ 64
1. Uji Validitas .................................................................................. 65
2. Uji Reliabilitas............................................................................... 66
3. Uji Linearitas ................................................................................. 67
4. AsumsiKlasik ................................................................................ 67
a. UjiMultikolinearitas ................................................................. 68
b. UjiHeteroskedastisitas .............................................................. 68
5. Uji Regresi Linear Berganda ......................................................... 68
6. UjiHipotesis................................................................................... 70
a. KoefisienDeterminasi Adjusted (R2) ........................................ 70
b. Uji t ........................................................................................... 71
c. Uji F .......................................................................................... 72
7. PembahasanHasilPenelitian .......................................................... 72
8. KeterbatasanPenelitian .................................................................. 75

BABV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 76
B. Saran .................................................................................................. 76
Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran
DAFTAR TABEL
xiii

TabelI.1 Definisi Operasinal Variabel ................................................. 9


Tabel II.1 PenelitianTerdahulu............................................................. 31
Tabel III.1 Penetapan Skor Atas Jawaban Kuisioner ........................... 45
Tabel III.2 Kisi-Kisi Angket Pendapatan ............................................. 45
Tabel III.3 Kisi-Kisi Angket Penelitian Harga .................................... 46
Tabel III.4 Kisi-Kisi Angket Penelitia Tingkat pendidikan ................. 46
Tabel III.5 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ......................... 52
Tabel IV.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pendapatan ........................... 59
Tabel IV.2 Hasil Uji ValiditasVariabel Harga ..................................... 59
Tabel IV.3 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Pendidikan .............. 60
Tabel IV.4 Uji Reliabilitas Harga ........................................................ 61
Tabel IV.5 Uji Reliabilitas Pendidikan ................................................ 62
Tabel IV.6 Uji Reliabilitas Pendapatan ................................................ 62
Tabel IV.8 Uji Linearitas Harga........................................................... 64
Tabel IV.9 Uji Linearitas Pendidikan .................................................. 65
Tabel IV.10 Uji Multikolinearitas ........................................................ 66
Tabel IV.11 Uji Heterokedastisitas ...................................................... 67
Tabel IV.12 Hasil Analisi Regresi Berganda ....................................... 69
Tabel IV.14 Hasil UjiParsial (Uji t) ..................................................... 71
Tabel IV.15HasilUjiSimultan (Uji F) .................................................. 72

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.2 Kerangka Pikir ................................................................. 39


Gambar IV.1 Struktur Organisasi ........................................................ 57
xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ValiditasVariabel Xdan Y


Lampiran 2 Lembar Kuesioner
Lampiran 3 Hasil Wawancara
Lampiran 4 Data Baku Jawaban Responden
Lampiran 5 Transformasi Data Ordinal Ke Data Interval
Lampiran 6 Hasil UjiValiditas
Lampiran7 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran8 Uji Asumsi Klasik
Lampiran9 Uji Linearitas
Lampiran10 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Tabel R Product Momen
Tabel Titik Persentase Distribusi t
Tabel Titik Persentase Distribusi F
Permohonan Kesediaan Menjadi PembimbingS kripsi
MohonIzinRiset
Surat BalasanRiset
Dokumentasi Penelitian
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik

untuk lingkungan internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia

karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak

menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup

besar. Bahkan Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan

melibas Negara-negara lain dan Negara asal tanaman karet sendiri di Daratan

Amerika Serikat.

Tanaman karet sendiri mulai dikenal di Indonesia sejak zaman

penjajahan Belanda. Awalnya, karet ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai

tanaman baru untuk di koleksi. Selanjutnya, karet dikembangkan menjadi

tanaman perkebunan dan tersebar di beberapa wilayah.

Pada tahun 1864 perkebunan karet dibuka oleh Hofland di daerah

Pamanukan dan Ciasem, jawa barat. Pertama kali jenis yang ditanam adalah

karet rambung atau ficus elastic. Jenis karet Havea baru ditanam pada tahun

1902 di daerah Sumatera Timur. Jenis ini ditanam di pulau Jawa pada tahun

1906. 1

Banyak perkebunan-perkebunan karet yang tersebar di berbagai

provinsi di Indonesia saat ini. Salah satunya di provinsi Sumatera Utara.

Sumatera utara merupakan salah satu pusat perkebunan di Indonesia. Komoditi

1
J. Sugito, Karet Strategi Pemasaran Tahun 2002 Budidaya dan Pengelolaan, (Jakarta:
Penebar Swadaya, 1996), hlm. 1-10.
2

hasil perkebunan yang paling penting dari dari Sumatera Utara saat ini adalah

kelapa sawit, karet, kopi, coklat, dan tembakau. Bahkan di kota Bremen,

Jerman, tembakau Deli sangat terkenal.

Luas tanaman karet rakyat di Sumatera Utara selama periode 2013-

2016 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,45 persen pertahun. Pada

tahun 2013 luas tanaman karet rakyat sebesar 394.113,57 ha, menjadi 394.519

ha, pada tahun 2016. Kabupaten Mandailing Natal, Langkat, dan Padang

Lawas Utara merupakan pusat perkebunan karet rakyat di Sumatera Utara. 2

Kabupaten Padang Lawas Utara salah satu pusat perkebunan karet di

Sumatera Utara sebagaimana yang sudah di jelaskan di atas. Komoditi karet

merupakan salah satu yang dijadikan sebagai usaha tani bagi masyarakat yang

tinggal di Kabupaten Padang Lawas Utara.

Secara geografis daerah Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan

Undang Undang Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten

Padang Lawas Utara di Provinsi Sumatera Utara memiliki luas 391.805 Ha

yang terdiri dari 8 kecamatan yang kemudian dimekarkan menjadi 9

kecamatan. 3

Kecamatan portibi salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Padang

Lawas Utara. Luas wilayah kecamatan portibi 26.159 ha, yang terdiri dari 38

desa, dan memiliki penduduk sebanyak 23.373 jiwa, dengan 4.871 kk, dan

2
Http://www. Sumutprov.go.id/untuk dunia-usaha-perkebunan-dan-kehutanan (Diakses
pada tanggal 22 November 2017. Jam 10.30 WIB).
3
Http/Padanglawasutarakab.go.id/geografi-daerah-padang-lawas-utara. (Diakses pada
tanggal 24 November 2017 Jam 08.45 WIB).
3

mata pencaharian sebagian besar masyarakatnya adalah pertanian dan

perkebunan. 4

Hasil wawancara peneliti dengan kepala desa Gumarupu Lama, bapak

Asrul Siregar dimana desa Gumarupu Lama salah satu desa bagian dari

kecamatan Portibi. Desa Gumarupu Lama terdiri dari 148 KK, dan mayoritas

pendapatan masyarakat berasal dari pertanian dan perkebunan, khususnya

karet. Bapak Asrul mengatakan bahwa pendapatan karet sangat berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup petani karet. Saat ini pendapatan masyarakat desa

Gumarupu Lama sangat memprihatinkan, karena harga karet yang tidak stabil,

bahkan terus menurun. 5

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani karet

yaitu:

1. Harga

Harga adalah nilai barang di ukur (dinyatakan) dalam uang. Segala

sesuatu yang diperjualbelikan ada harganya yang di nyatakan (atau paling

sedikit dapat dinyatakan) dalam uang. Karena segala-galanya dihitung

dengan uang dan di bayar dengan uang, maka timbullah masalah baru, kalau

harga-harga tidak stabil seluruh produksi dan penukaran bisa menjadi kacau

balau.6

4
Http://Pnpmpaluta.blogspot.co.id/profil-kecamatan-portibi. (Diakses pada tanggal 23
November 2017 Jam 20.50 WIB).
5
Wawacara dengan Bapak Asrul Siregar Selaku Kepala Desa Gumarupu Lama
Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, Tanggal 21 November 2017 Jam 08.30 WIB..
6
T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), hlm 26.
4

Harga karet mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

pendapatan petani karet. Pendapatan petani karet saat ini sangat merosot,

disebabkan harga karet yang terus menurun.

Hasil wawancara dengan ibu Masroyan Siregar, salah satu petani karet

di desa Gumarupu Lama, ibu ini mengatakan bahwa harga karet sangat

besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatannya, karena sumber utama

pendapatannya berasal dari karet. Harga karet yang terus menurun membuat

ibu ini khawatir tentang kelangsungan pendidikan anak-anaknya. 7

Hal ini juga di dukung dengan hasil wawancara dengan bapak

Safaruddin Harahap dimana bapak ini juga mengatakan hal yang sama,

dengan ibu Mas Royan Siregar, bapak ini juga khawatir tentang harga karet

yang terus menurun akan berdampak terhadap kelangsungan pendidikan

anak-anaknya. Biaya pendidikan anak-anak nya selama ini berasal dari

karet.

Pada bulan Januari 2017 bapak ini mengatakan harga karet sempat naik

mencapai 8-9 ribu per kg, akan tetapi ini tidak berlangsung lama. Pada bulan

Februari harga karet mulai turun sekitar 6 ribu per kg. Harga karet terus

mengalami penurunan pada bulan Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus,

September, Oktober, sampai saat ini. Harga karet sekitar 5-5.500 per

kilonya. 8

7
Wawacara dengan Ibu Masroyan Siregar Selaku Salah Satu Petani Karet di Desa
Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, Pada Tanggal 21 November
2017, Jam 11.25 WIB.
8
Wawacara dengan Bapak Safaruddin Harahap Selaku Salah Satu Petani Karet di Desa
Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara Pada Tanggal 21 November
2017 Jam 14.15 WIB.
5

Bapak Samsi Siregar selaku Sekretaris desa Gumarupu lama

mengatakan jika harga karet terus mengalami penurunan takutnya

masyarakat di Desa Gumarupu Lama banyak yang tidak melanjutkan

pendidikan anak nya ke perguruan tinggi, dikarenakan pendapatan

masyarakat yang semakin merosot. 9

2. Tingkat Pendidikan

Menurut Todaro pendidikan merupakan komponen penting dalam

vital terhadap pembangunan terutama dalam meningkatkan pertumbuhan

ekonomi yang keduanya merupakan input total produksi dan pendidikan

merupakan hal yang mendasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan

manusia dan menjamin kemajuaan sosial dan ekonomi.10

Pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan

petani karet. Pendidikan sebagian besar angkatan kerja pertanian di

Indonesia tidak menamatkan pelajarannya di sekolah dan bahkan banyak

yang tidak pernah sekolah. Sehubungan dengan usaha pengembangan

pertanian, hal tersebut merupakan permasalahan yang serius. Dengan tingkat

pendidikan yang demikian rendahnya, sangat sulit untuk mobilisasi tenaga

kerja dari satu sektor ke sektor lainnya.11

Pendidikan sangat diperlukan, walaupun dalam bidang pertanian,

termasuk pengolahan karet, karena orang yang mempunyai pendidikan

9
Wawacara dengan Bapak Samsi Siregar Selaku Sekretaris Desa Gumarupu Lama
Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, Tanggal 23 November 2017 Jam 20.05 WIB..
10
Michael P. Todaro, Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,
(Jakarta:Erlangga, 2003), Edisi ke-8, hlm. 144.
11
Rita Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta: Cv. Andi Offest, 2010),
hlm. 84.
6

dengan orang yang tidak mempunyai pendidikan akan berbeda kualitasnya.

Orang yang mempunyai pendidikan akan lebih mengetahui bagaimana tata

cara pengolahan dari karet itu agar menghasilkan produksi yang lebih

banyak sehingga dapat meningkatkan pendapatannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Asrul Siregar Selaku

kepala Desa Gumarupu Lama, mayoritas masyarakatnya mempunyai

pendidikan yang rendah terutama petani karet sehingga hal tersebut

mempengaruhi pendapatan masyarakat, karena kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang pengolahan karet yang baik untuk menghasilkan

produksi yang lebih banyak. 12

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Burhan Harahap yang

bekerja di Dinas Pertanian mengatakan bahwa pendidikan petani karet tidak

hanya didapat melalui pendidikan formal tetapi juga melalui pendidikan

informal. Walaupun pendidikan formalnya rendah tetapi apabila ditunjang

dengan pendidikan informal maka hal ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan petani karet dalam mengolah karet untuk meningkatkan

produksi.13

3. Biaya produksi

Biaya produksi juga sangat berpengaruh terhadap tingkat

pendapatan petani karet. Sebelum tanaman karet di tanam hingga

berproduksi diperlukan biaya-biaya di antaranya adalah biaya pemeliharaan

12
Wawacara dengan Bapak Asrul Siregar Selaku Kepala Desa Gumarupu Lama
Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, Tanggal 25 November 2017 Jam 20.05WIB.
13
Wawacara dengan Bapak Burhan Harahap Selaku kariyawan di Dinas Pertanian
Kabupaten Padang Lawas Utara ,Tanggal 10 Desember 2017 Jam 10.08 WIB.
7

sebelum menghasilkan, dan biaya lain. Biaya itu disebut biaya pokok.

Sedangkan biaya operasional adalah biaya sadap, biaya perawatan, biaya

pemrosesan, dan biaya pengelolaan.

Biaya-biaya di atas sangat berpengaruh terhadap hasil akhir.

Penyertaan sejumlah biaya untuk memperoleh hasil maksimal harus

diperhitungkan. Untuk itu diperlukan perencanaan sebelumnya.

Dalam perhitungan biaya ini disertakan tenaga kerja, sarana, dan

prasarananya. Jumlah ini tidak kecil apalagi pada saat menanti tanaman

karet berproduksi. Setelah berproduksi, semua biaya tidak akan kembali

dalam beberapa tahun pertama. 14

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Gozali Harahap salah

satu petani karet mengatakan bahwa biaya produksi juga berperan penting

dalam meningkatkan pendapatan petani karet, karena jika seorang petani itu

tidak dapat mengatur biaya produksi awalnya maka akan berdampak pada

cepat atau lambatnya pengembalian biaya produksi. 15

4. Luas lahan

Luas lahan juga berpengaruh terhadap pendapatan petani karet.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Anto Harahap, salah satu petani

karet di Desa Gumarupu Lama, dimana bapak ini mengatakan bahwa luas

lahan itu dapat menentukan tinggi atau rendahnya pendapatan. Lahan yang

14
J.Sugito, Op.Cit.,hlm. 51.
15
Wawacara dengan Bapak Gozali Harahap Selaku Salah Satu Petani Karet di Desa
Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, Pada Tanggal 15 Desember
2017 Jam 16.15 WIB.
8

lebih luas akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi karena dapat

memproduksi karet lebih banyak di bandingkan lahan yang sedikit.

Masyarakat desa Gumarupu Lama yang berprofsesi sebagai petani

karet rata-rata memiliki luas lahan yang terbatas, sehingga situasi tersebut
16
berdampak terhadap hasil produksi karet.

5. Bibit yang unggul

Bibit juga sangat mempengaruhi terhadap tingkat pendapatan

masyarakat semakin banyak bibit unggul yang digunakan maka semakin

banyak hasil yang didapatkan oleh masyarakat dari bibit unggul tersebut.

Menurut Sadjad dkk. Dalam dasar-dasar teknologi benih yang di maksud

dengan benih yaitu biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan

pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan

komponen agronomi.17

Bibit yang umum digunakan untuk peremajaan diperkebunan rakyat

maupun perkebunan besar swasta dan pemerintah adalah bibit okulasi. Bibit

okulasi diperoleh dari bibit asal biji sebagai batang bawahannya. Baik

perkebunan rakyat maupun perkebunan besar harus bias melaksanakan

sendiri peremajaan tanaman karetnya. 18

Berdasarkan hasil wawancara dengan Saudari Afriani Simamora Jurusan

Pertanian di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan mengatakan

16
Wawacara dengan Bapak Anto Harahap Selaku Salah Satu Petani Karet di Desa
Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, Pada Tanggal 21 November
2017 Jam 16.45 WIB.
17
Ance. G. Kartasapoetra, Teknologi Benih Pengelolaan benih dan Tuntunan Praktikum,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1994), cet- 3, hlm. 3.
18
J.Sugito, Op.Cit.,hlm. 148.
9

bahwa jika petani karet menggunakan bibit yang unggul maka akan

menghasilkan produksi yang lebih banyak, produksi lebih cepat, tahan

terhadap hama dan penyakit, dan tahan terhadap perubahan iklim.19

Berdasarkan latar belakang di atas , maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian ini dan melihat sejauh mana faktor harga karet dan

tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pendapatan petani karet. Maka dari

itu peneliti mengangkat judul: “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Petani Karet Di Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi

Kabupaten Padang Lawas Utara’’

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Harga karet yang terus menurun.

2. Tingkat pendidikan yang rendah.

3. Biaya produksi yang terlalu tinggi.

4. Luas lahan yang rendah.

5. Bibit unggul yang digunakan sedikit.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi

penelitian ini hanya pada pengaruh harga karet dan tingkat pendidikan

terhadap pendapatan petani karet di desa Gumarupu lama Kecamatan Portibi

Kabupaten Padang Lawas Utara.

19
Wawacara dengan Saudari Afriani Simamora Selaku Lulusan Mahasiswa Pertanian di
UMTS Pada Tanggal 3 Januari 2018 Jam 14.05 Wib.
10

D. Definisi Operasional Variabel

Tabel I

Variabel Definisi Indikator Skala


Harga Harga adalah perjanjian 1. Keterjangkauan
(X1) moneter terakhir yang harga. Ordinal
menjadi nilai dari pada 2. Kesesuaian harga
suatu barang atau jasa. dengan kualitas.
3. Daya saing harga.
4. Kesesuaian harga
dengan manfaat.

Tingkat Pendidikan adalah suatu


Pendidikan proses yang dinamis 1. Pengetahuan. Ordinal
(X2) sesuai dengan perubahan 2. Motivasi.
masyarakat dan kemajuan 3. Sumber daya.
ilmu pengetahuan serta 4. Wawasan.
tekhnologi. 1.
Pendapatan pendapatan adalah 1. Tingkat
(Y) peningkatan jumlah pendidikan formal. Ordinal
aktiva atau penurunan 2. Latihan
kewajiban suatu keterampilan.
organisasi sebagai akibat 3. Penjualan barang.
dari penjualan barang dan 4. Penjualan jasa.
jasa kepada pihak lain
dalam periode akuntansi
tertentu.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang. Batasan masalah, dan definisi operasional

variabel di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini

adalah:

1. Apakah harga karet berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan

masyarakat di Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang

Lawas Utara?
11

2. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan

masyarakat di Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten

Padang Lawas Utara?

3. Apakah harga karet dan tingkat pendidikan berpengaruh secara simultan

terhadap pendapatan masyarakat di Desa Gumarupu Lama Kecamatan

Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh harga karet terhadap tingkat pendapatan

masyarakat di Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang

Lawas Utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat pendapatan

masyarakat di Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang

Lawas Utara.

3. Untuk mengetahui pengaruh harga karet dan tingkat pendidikan terhadap

tingkat pendapatan masyarakat di Desa gumarupu Lama Kecamatan Portibi

Kabupaten Padang Lawas Utara.

G. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penulisan

penelitian ini adalah :


12

1. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis tentang Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Karet Di Desa Gumarupu Lama

Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara.

2. Sebagai bahan perbandingan kepada pihak peneliti lain yang memiliki

keinginan membahas pokok masalah yang sama.

3. Sebagai bahan masukan untuk bapak kepala desa Gumarupu Lama dalam

meningkatkan mutu dan kualitas produksi karet yang bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Gumarupu Lama Kecamatan

Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih terarahnya penulisan ini, peneliti membuat sistematika

pembahasan dengan membaginya kepada lima bab yaitu

Bab I adalah Pendahuluan Mengenai Latar Belakang Masalah. Pada

dasarnya pendapatan petani karet dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu :

harga, tingkat pendidikan, biaya produksi, luas lahan, dan bibit yang unggul.

Berdasarkan hasil wawancara di Desa Gumarupu Lama harga karet sangat

besar pengaruhnya terhadap pendapatan petani karet karena sumber

pendapatan petani berasal dari karet, harga karet yang terus menurun

membuat masyarakat khawatir tentang kelangsungan hidupnya. Mayoritas

masyarakat Desa Gumarupu Lama rata-rata mempunyai pendidikan yang

rendah. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi pendapatan petani karet di Desa Gumarupu Lama

kecamatan portibi kabupaten padang lawas utara.


13

Penelitian ini ddibatasi pada satu variabel dependen (pendapatan), dan dua

vaiabel independen (harga karet, tingkat pendidikan), sedangkan rumusan

masalah yaitu apakah harga karet dan tingkat pendidikan berpengaruh secara

simultan terhadap pendapatan. Berdasarkan rumusan masalah maka akan

tercapai tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

Bab II, dalam bab ini akan diuraikan tentang landasan teori menyangkut

variabel dependen dan variabel independen sebagai dasar pemikiran dalam

mencari pembuktian dan solusi yang tepat untuk hipotesis yang akan

diajukan. Sebagai acuan pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya, yang memiliki keterkaitan dengan penelitian. Selain itu

bab ini juga berisi tentang hipotesis dan kerangka pikir.

Bab III, menjelaskan tentang metodologi penelitian terdiri dari lokasi dan

waktu penelitian, dijelaskan pula tentang jenis penelitian, populasi dan

sampel penelitian, sumber data, tekhnik pengumpulan data, uji validitas, uji

reliabilitas, serta tekhnik analisi data.

Bab IV, bab ini membahas isi pokok dari penelitian yang berisi sejarah

dari gambaran umum objek penelitian, analisis data, dan pembahasan

sehinggadapat diketahui hasil analisis yang diteliti mengenai hasil pengujian

hipotesis.

Bab V, merupakan bab penutup dari keseluruhan isi skiripsi yang memuat

kesimpulan dan saran bagi penelitian berikutnya.


14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

1. Pendapatan

a. Pengertian pendapatan

Menurut pengertian akuntansi keuangan, pendapatan adalah

peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu organisasi

sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa kepada pihak lain dalam

periode akuntansi tertentu.1

Menurut Prathama Pahardja mengemukakan bahwa pendapatan

adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau rumah tangga

selama priode tertentu. Pendapatan merupakan konsep aliran (flow concept).2

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

pendapatan adalah segala sesuatu yang di dapatkan berdasarkan hasil

kegiatan yang dilakukan, untuk mendapatkan keuntungan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani karet

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani karet

yaitu :

1
M.Fuad,dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 200), hlm. 168.
2
Prathama Pahardja Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengatar Edisi Ketiga, (Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), hlm.292.
15

1. Harga

Harga adalah nilai barang di ukur (dinyatakan) dalam uang.Segala

sesuatu yang diperjualbelikan ada harganya yang dinyatakan (atau paling

sedikit dapat dinyatakan) dalam uang.3

2. Tingkat Pendidikan

Menurut Todaro pendidikan merupakan komponen penting dalam

vital terhadap pembangunan terutama dalam meningkatkanpertumbuhan

ekonomi yang keduanya merupakan input total produksi dan pendidikan

merupakan hal yang mendasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan

manusia dan menjamin kemajuaan sosial dan ekonomi.4

3. Biaya Produksi

Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur

dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi

untuk tujuan tertentu. 5

Sebelum tanaman karet ditanam hingga berproduksi diperlukan

biaya-biaya diantaranya adalah biaya pembukaan hutan, biaya

pemeliharaan sebelum menghasilkan, dan biaya lain. Biaya diatas sangat

berpengaruh terhadap hasil akhir.Penyertaan sejumlah biaya untuk

3
T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), hlm. 26.
4
Michael P. Todaro, Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,
(Jakarta:Erlangga, 2003), Edisi ke-8, hlm. 144.
5
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2015), hlm. 120.
16

memperoleh hasil maksimal harus diperhitungkan.Untuk itu diperlukan

rencana sebelumnya.6

4. Luas lahan

Lahan adalah salah satu faktor produksi yang mempunyai peranan

penting dalam pertanian. Menurut Suratiah lahan dapat dijadikan sebagai

tolak ukur untuk mengukur besar kecilnya usaha tani. Menurut

Soekartawi luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan

skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efesiensi atau tidaknya

suatu pertanian. Luas lahan dapat mempengaruhi jumlah produksi petani,

semakin luas lahan semakin besar pula hasil produksi yang diperoleh

petani.7

5. Bibit unggul

Bibit unggul adalah tanaman muda yang memiliki sifat unggul yaitu

mampu menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai nilai ekonomi

yang tinggi, serta tidak mengandung hama dan penyakit.8 Bibit unggul,

tidak saja untuk bahan pangan tetapi juga untuk tanaman perkebunan

seperti karet di Malaysia , dapat menaikkan pendapatan tanpa tambahan

tenaga kerja atau modal tetap.9 Benih atau bibit untuk taman atau kebun

6
J. Sugito, Karet Strategi Pemasaran Tahun 2002 Budidaya dan Pengelolaan, (Jakarta:
Penebar Swadaya, 1996), hlm. 51.
7
Http//:Repository.usu.ac.id, diakses pada tanggal 3 Juli 2018, Jam 20.30 WIB.
8
Nugroho, H. Prastowo, dkk, Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetativ Tanaman Buah,
(Bogor: World Agroforesty Centre, 2006), hlm. 5.
9
Mubyarto, Teori Ekonomi Dan Penerapannya Di Asia, (Jakarta: PT. Gramedia Jakarta,
2005), hlm. 22
17

memang harus dipilih, kalau dapat dipilih yang unggul. Bahkan untuk

mendapatkan benih atau bibit yang semakin unggul itu sering kali

dilakukan upaya cangkok, okulasi, kawin silang diantara benih-benih

yang berbeda. Bibit-bibit unggul itulah yang dimuliakan sehingga

menjadi tanaman dengan produktifitas yang benar-benar tinggi.10

c. Faktor-faktor pembeda pendapatan keluarga

Dari beberapa hasil survei tahun 1976 yang diungkapkan oleh

Hananto dan Abuzar (1983), ditemui beberapa faktor pembeda yang sangat

berpengaruh terhadap tingkat pendapatan kelarga yaitu:

1. Tingkat pendidikan formal kepala rumah tangga.

Dari keluarga sampel yang berpendapatan kurang dari batas garis

kemiskinan adalah mereka yang tidak mendapatkan pendidikan apapun,

sedangkan untuk keluarga sampel yang mendapatkan pendidikan SMTP

saja pendapatan yang dihasilkan untuk rumah tangga bias tiga kali lipat

pendapatan sampel yang tidak mendapatkan pendidikan.Sehingga dapat

dikatakan bahwa antara tingkat pendidikan dengan pendapatan

mempunyai korelasi positif yang erat. Karena pada umumnya orang

berpendidikan lebih tinggi mempunyai kemampuan kognitif yang lebih

pula, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan bekerjanya, baik

ditinjau dari segi kuantitas (produktivitas kerja) ataupun dari segi kualitas

pekerjaannya. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat upah yang


10
Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, (Padang: Grasindo, 2009), hlm. 41.
18

diterimanya yang pada gilirannya tentu akan berpengaruh terhadap

pendapatannya.

2. Latihan keterampilan yang pernah diikuti kepala keluarga

Pendapatan juga dipengaruhi oleh pernah atau tidaknya kepala

keluarga mengikuti latihan keterampilan serta lama dari latihan yang

pernah diikutinya.Kepala keluarga yang pernah mengikuti latihan

keterampilan selama 6 bulan atau lebih, pendapatannya meningkat

33.3%.11

Pernyataan standar akuntansi keuangan no. 23 adapun beberapa

skala pengukuran pendapatan yaitu :

a. Penjualan barang

Penjualan merupakan total jumlah yang dibebankan kepada pelanggan

atas barang dagangan yang menjual perusahaan, baik meliputi


12
penjualan tunai maupun penjualan secara kredit. Pada saat

perusahaan menjual barang dagangan, maka diperoleh pendapatan.

Jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dangan yang

diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan.

Penjualan yang dimaksud baik penjualan barang maupun penjualan

jasa. Barang meliputi barang yang di produksi oleh entitas untuk dijual

dan barang yang dibeli untuk dijual kembali.

11
Suprihatin Guhardja, dkk, Pengembangan Sumber Daya Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia,
1993), hlm. 68.
12
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), hlm. 47.
19

b. Penjualan jasa

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, penjualan didefenisikan

sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama satu periode akutansi

tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau

penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanaman modal. Penjualan jasa merupakan

penghasilan yang diperoleh dari hasil usaha atau jasa seseorang tanpa

harus menukar dengan barang apapun.

Menyangkut pelaksanaan tugas yang telah disepakati secara k

ontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu13.

d. Pendapatan Dalam Perspektif Islam

Akibat kejahatan kaum Quraisy dan blokade ekonomi mereka terhadap

kaum Muslimin, pendapatan perkapita kaum Muslimin di Makkah sebelum

hijrah ke Madina sangat rendah. Berkat langkah-langkah yang diambil

Rasulullah Saw, atas nama kaum Muhajirin dan seluruh kaum Muslimin di

Madinah dan Hijaz, secara bertahap kesejahteraan kaum Muslimin

mengalami perkembangan.

Aktivitas ekonomi yang utama pada awal perkembangan Islam

meliputi perdagangan, kerajinan tangan, pertanian, dan peternakan.

Pendapatan dari dua kategori pertama dapat dinilai dalam dinar dan dirham

13
Http://E-Commerce.iaiglobal.or.id, diakses pada tanggal 24 Februari 2018, Jam 09.14 WIB.
20

yang merupakan unit moneter pada periode awal perkembangan Islam.

Langkah pertama yang dilakukan oleh nabi untuk meningkatkan produksi

dan lapangan pekerjaan di Madinah antara lain adalah mendorong kaum

Anshar dan Kaum Muhajirin untuk melaksanakan muzara’ah dan musaqat.

Salah satu sumber pendapatan yang penting bagi kaum Muslimin

adalah harta rampasan yang dikumpulkan dari berbagai peperangan. Ketika

pendapatan yang diperoleh dari khums, zakat, jizyah, dan lain-lain cukup

tinggi, nabi memerintahkan agar para pengurus Baitul-Mal, juru dakwah

dan pejabat lainnya mendapatkan gaji yang dibayarkan dari dana ini. Dapat

dikatakan bahwa pendapatan Negara dalam jumlah besar dan juga adanya

peningkatan pendapatan per kapita dan kenaikan standar hidup kaum

Muslimin segera setelah hijrah terjadi berkat kebijakan yang dilakukan oleh

nabi.

2. Harga

a. Pengertian harga

Harga adalah nilai barang di ukur (dinyatakan) dalam uang. Segala

sesuatu yang diperjualbelikan ada harganya yang dinyatakan (atau paling

sedikit dapat dinyatakan) dalam uang.14 Atau juga harga adalah perwujudan

nilai suatu barang atau jasa dalam satuan uang. Harga merupakan nilai yang

14
T.Gilarso, Op.Cit.,hlm. 26.
21

diberikan pada apa yang dipertukarkan. Harga bisa juga berarti kekuatan

membeli untuk mencapai kepuasan dan manfaat.15

Harga merupakan perjanjian moneter terakhir yang menjadi nilai dari

pada suatu barang atau jasa. Sedangkan harga menurut Kadariah adalah

tingkat kemampuan suatu barang atau jasa untuk ditukarkan dengan barang

lain, harga ditentukan oleh dua kekuatan yaitu permintaan dan penawaran

yang saling berjumpa dalam pasar (tiap organisasi tempatpenjual dan

pembeli suatu benda dipertemukan). 16 Harga adalah sejumlah kompensasi

(uang maupun barang, kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi barang atau jasa.17

Bersadarkan pengertian harga di atas, maka dapat disimpulkan harga

adalah sejumlah uang yang di bayarkan untuk pengganti kepuasan dan juga

sebagai alat ukur untuk mendapatkan sesuatu. Perubahan keseimbangan

antara permintaan dan penawaran akan menentukan perubahan harga.

Dengan adanya perubahan harga, dapat disimpulkan bahwa pengaruh harga

komoditi subsitusi atau komoditi komplemennya penting sekali.

Besar kecilnya elastisitas harga terhadap besarnya permintaan atau

penawaran juga akan dipengaruhi oleh adanya perubahan harga komoditi

substitusi atau komplemennya. Harga beberapa komoditi pertanian sering

15
Rozalinda, Op. Cit.,hlm. 154.
16
MakalahArtikelFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi http://yuikara.blogspot.co.id/2014/11/Di
Unduh Pada Tanggal 24 November 2017 pada pukul 10.30 WIB.
17
M. Fuad dkk, Op.Cit., hlm.129.
22

naik turun secara tidak beraturan. Naik pada saat pakeclik dan turun pada

saat panen besar. Fluktuasi ini akan semakin tajam manakala situasi ekonomi

dalam keadaan inflasi, yaitu saat harga terus naik pada kurun waktu

tertentu.18

Dalam teori menyatakan bahwa perangsang untuk meningkatkan

produksi adalah perbandingan antara harga yang akan diterima untuk

hasilnya dan biaya untuk memproduksinya, yang dipengaruhi oleh harga

barang input yang digunakan. Tingkat stabilitas dan harga sangat

merangsang petani untuk meningkatkan produksinya, dimana semakin tinggi

harga yang ditawarkan kepada petani untuk hasil pertanian maka semakin

banyak yang akan diproduksinya, sehingga hal ini meningkatkan pendapatan

petani karet. 19

Dalam Al-Qur’an Surah An-Nisaa: 29 dijelaskan untuk memperoleh

keseimbangan kita dianjurkan berperilaku adil sesama manusia dalam proses

transaksi agar tidak terjadi kejaliman di antara sesama ummat. Berikut (QS.

An-Nisa 29).

18
Rita Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta: Cv. Andi Offest, 2010), hlm.9.
19
Rita Hanafie, Op. Cit., hlm. 17.
23

         

             

 

Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu jika kamu orang-orang yang
beriman.( QS. An-Nisaa 29).20

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jual beli akan

terus berlangsung selama manusia masih ada didunia ini. Agar jual beli

memberi manfaat bagi kedua belah pihak (penjual dan pembeli), masing-

masing harus menaati peraturan agama dan dalam hal jual beli ialah penjual

dan pembeli harus sama-sama suka (tidak ada paksaan). Sebab ayat ini

menegaskan bahwa jual beli harus dasar suka sama suka antara penjual dan

pembeli.21

Faktor-faktor yang mendorong kenaikan harga dan menimbulkan

terjadinya inflasi yaitu:

1) Terlalu berambisinya pemerintah untuk menyerap sumber-sumber

ekonomi dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan

20
Departemen AgamaRI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Depok: Sabiq, 2006), hlm. 83.
21
T.Ibrahim & Darsono, Penerapan Fikih, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2005),
hlm. 2-3.
24

kesempatan yang diberikan kepada pihak swasta pada tingkat harga yang

berlaku.

2) Berbagai golongan ekonomi dalam masyarakat berusaha mendapatkan

tambahan pendapatan relatif yang lebih besar daripada kenaikan

produktivitasnya.

3) Adanya harapan yang berlebihan dari masyarakat sehingga permintaan

barang dan jasa naik lebih cepat daripada tambahan output yang mungkin

dicapai oleh perekonomian yang bersangkutan.

4) Adanya kebijakan pemerintah yang mendorong naiknya harga-harga

secara umum.

5) Pengaruh alam di luar kekuasaan manusia, misalnya musim kemarau

yang panjang, banjir, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan naiknya

harga-harga di pasar.

6) Adanya resesi ekonomi dunia, khususnya bila ada pengaruh inflasi dari

luar negeri, terutama bila pihak luar negeri tersebut menganut sistem

perekonomian terbuka.22

b. Elastisitas Harga

Perkebunan karet harus mengetahui kepekaan permintaan karet

terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Harga sangat

besar pengaruhnya terhadap permintaan, namun masih bias

dikendalikan.Harga ini juga masih dipengaruhi oleh harga karet sintesis


22
Rita Hanafie, Op. Cit., hlm. 9.
25

sebagai saingan karet alam.Salah satu ukuran untuk mengantisipasi besarnya

nilai perubahan permintaan ini adalah elastisitas.Elastisitas ini merupakan

nilai persentase perubahan mutu karet yang di minta sebagai akibat

perubahan sebesar 1%.Yang paling besar pengaruhnya adalah elastisitas

harga karena dianggap paling baik menentukan kepekaan tingkat permintaan

karet alam.

Elastisitas harga selalu bernilai negatif karena besarnya perubahan

harga mempengaruhi penurunan dan kenaikan jumlah yang diminta. Sebagai

misal, menurut teori, jika harga turun, maka jumlah yang diminta akan naik,

dan sebaliknya. Teori ini terjadi untuk industry karet alam dewasa ini karena

untuk menyaingi karet sintesis yang harganya jauh lebih murah, terpaksa

harga karet alam diturunkan.

Elastisitas harga ini memberikan pengaruh perubahan harga

terhadap penerimaan.Penerimaan merupakan tujuan utama yang harus

diperoleh dalam suatu usaha. Oleh karena itu, besarnya penurunan harga

harus ditaksir dengan baik agar jumlah penerimaan tidak berada di bawah

nilai biaya taksiran yang akan dikeluarkan. Untuk itulah perlu kecakapan

dari petani untuk bias menentukan dengan seksama besar outputnya. Namun,

yang harus diperhatikan adalah perubahan harga jangka pendek tidak akan
26

mempengaruhi permintaan secara total. Ini disebabkan karet berproduksi

secara berkesinambungan selama siklus hidupnya.23

Menurut Fedina turunnya harga karet mentah di Indonesia

dipengaruhi oleh:

1) alam kalah Bahan karet yang di ekspor masih dalam bentuk bahan

mentah bukan bahan jadi.

2) Kemampuan industri dalam negeri dalam menyerap produksi karet alam

masih rendah.

3) Karet saing dengan karet sintetis.24

c. Indikator harga suatu produk

Adapun indikator-indikator harga dari suatu produk menurut Stanton

adalah sebagai berikut:

Keterjangkauan harga, mengambarkan besarnya rupiah yang harus di

keluarkan seorang konsumen untuk memperoleh suatu produk dan

hendaknya harga terjangkau oleh konsumen.

1) Kesesuaian harga dengan kualitas, dimana perusahaan harus

mempertimbangkan harga dari suatu produk dengan kualitas-kualitasnya.

23
J. Sugito, Op.Cit., hlm. 54-55.
24
Yulfita A’ini & Wirdatul Jannah “Penurunan Harga Karet Mentah Terhadap Daya Beli
Masyarakat Di Pasar Desa Pasir Jaya” Jurnal Ilmiah Cano Ekonoms Vol. 5 No. 2, 2016
(https://media.neliti.com.pengaruh-penurunan-harga-karet-mentah-te.pdf, diaksese pada tanggal 4
November 2017 Jam 14.05 WIB).
27

2) Daya saing harga, tingkat permintaan barang dan jasa yang ditawarkan

perusahaan dan karenanya harus dipertimbangkan harga-harga para

pesaing yang dapat mempengaruhi proses penetapan harga.

3) Kesesuaian harga dengan manfaat, sejumlah uang yang harus dibayar

oleh konsumen untuk mendapatkan produk. Dengan kata lain seorang

konsumen akan membeli barang jika pengorbanan yang dikeluarkan

(uang atau waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari produk

tersebut.25

d. Harga Menurut Perspektif Islam

Harga dalam ekonomi termasuk salah satu unsur bauran pemasaran

yang menghasilkan pendapatan. Harga dalam bahasa arab berasal dari kata

tsaman atau si’ru, yakni nilai sesuatu dan harga yang terjadi atas dasar suka

sama suka. Harga merupakan nilai yang diberikan pada apa yang

dipertukarkan. Harga juga bisa berarti kekuatan membeli untuk mencapai

kepuasan dan manfaat. Harga juga didefinisikan sebagai nisbah pertukaran

barang dengan uang. 26

Harga dalam teori ekonomi islam, tidak berbeda dengan ekonomi

konvensional, harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan

penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara penjual dan pembeli

bersikap saling merelakan. Kerelaan ini ditentukan oleh penjual dan pembeli

25
Asasuri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada, 2017), hlm. 55.
26
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2015), hlm. 154.
28

dalam mempertahankan kepentingannya atas barang tersebut. Jadi, harga

ditentukan oleh kemampuan penjual untuk menyediakan barang yang

ditawarkan kepada pembeli dan kemampuan pembeli untuk mendapatkan

barang tersebut dari penjual.

Menurut Ibnu Taimiyah, harga ditentukan oleh kekuatan permintaan

dan penawaran. Naik dan turunnya harga bisa saja disebabkan oleh

kekurangan produksi atau penurunan impor barang yang dibutuhkan. Bila

permintaan naik dan penawaran turun harga-harga akan naik. Bila persediaan

barang meningkat, permintaan terhadap barang menurun, harga-harga akan

menurun. 27

3. Tingkat Pendidikan

a. Pengertian pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan

perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan serta tekhnologi.28

Pendidikan unsur utama pengembangan SDM. SDM dianggap lebih bernilai

apabila sikap, perilaku, wawasan, kemampuan, keahlian, serta

27
Ibid., hlm. 160 .
28
Ibid.,hlm.16.
29

keterampilannya sesuai dengan kebutuhan berbagai bidang dan sektor.

Pendidikan salah satu alat pengubah karakter manusia. Dengan pendidikan,

manusia dapat mengetahui segala sesuatu yang belum diketahuinya.

Pendidikan hak seluruh umat manusia.29 Pendidikan merupakan komponen

penting dan vital terhadap pembangunan terutama dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi yang keduanya merupakan input bagi total

produksi. 30 Dalam teori menyatakan bahwa peningkatan pendapatan akan

dapat terwujud kalau mutu barang dan jasa yang dihasilkan seseorang

meningkat, dan peningkatan tersebut dapat terjadi kalau pengetahuan

keterampilannya meningkat, maka harus selalu berusaha meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan, terutama yang terkait dengan pekerjaan atau

usaha mereka. 31

Hasan Langgulung mengemukakan, bahwa pendidikan sebenarnya

dapat ditinjau dari dua segi, pertama, dari sudut pandang masyarakat, kedua

dari sudut pandang individu. Dari segi pandangan masyarakat pendidikan

berarti pewarisan kebudayaan dan dari generasi tua ke genarasi muda, agar

hidup masyarakat tetap berkelanjutan, dengan kata lain masyarakat,

masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari

generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap

29
Ibid., hlm.160-161.
30
Marselinus Silfester, dkk, Faktor-Faktor Mempengaruhi Pendapatan Petani Karet Di Desa
Sekolaq Darat Kabupaten Kutai Barat.
31
Merphin Panjaitan, Memberdayakan Kaum Miskin, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia,
2008), hlm. 53.
30

terpelihara.Dilihat dari segi pandangan individu, pendidikan berarti

pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Manusia

mempunyai berbagai bakat dan kemampuan yang kalau dikelola secara

cerdas bias berubah menjadi emas dan intan. 32

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan suatu

pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kualitas diri seseorang dan

dengan pendidikan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu

Negara.

b. Permasalahan pendidikan

Permasalahan pendidikan yang selama ini di alami, antara lain:

1) Tingkat pendidikan penduduk relatif rendah.

2) Dinamika perubahan struktur penduduk belum sepenuhnya teratasi dalam

pembangunan pendidikan.

3) Masih terdapat kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup besar antar

kelompok masyarakat.

4) Fasilitas pelayanan pendidikan, khususnya untuk jenjang pendidikan

menengah pertama dan yang lebih tinggi belum tersedia secara merata.

Kualitas pendidikan relatif masih rendah dan lebih mampu memenuhi

kebutuhan.

5) Kompetensi peserta didik.


32
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), hlm 31.
31

6) Pembangunan pendidikan belum sepenuhnya dapat meningkatkan

kemampuan kewirausahaan lulusan.

7) Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan

menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.

8) Manajemen pendidikan belum berjalan secara efektif dan efisien.

9) Anggaran pembangunan pendidikan belum tersedia secara memadai.33

Sasaran pembangunan pendidikan adalah meningkatkan akses

masyarakat terhadap pendidikan dan mutu pendidikan yang ditandai oleh:

1) Meningkatnya taraf pendidikan penduduk Indonesia melali peningkatan

secara nyata persentase penduduk yang dapat menyelesaikan program

wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun dan meningkatnya

partisipasi penduduk yang mengikuti pendidikan menengah secara

signifikan.

2) Meningkatnya kualitas pendidikan.

3) Meningkatnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan.

4) Meningkatnya efektivitas dan efisiensi manajemen pelayanan pendidikan.

Pendidikan merupakan faktor pelancar pembangunan

pertanian.Pendidikan pembangunan merupakan pendidikan yang cocok

untuk masyarakat yang ingin maju.Pendidikan pembangunan, yaitu

pendidikan yang bersikap selektif dalam memilih bahan-bahan untuk

membuat setiap generasi baru mengenal masa lampau, secara selektif pula
33
Rita Hanafie, Op.Cit.,hlm. 85-86.
32

dalam memilih pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan baru yang

diajarkannya kepada setiap orang.

Pendidikan pembangunan adalah jenis pendidikan yang

memperkenalkan pengetahuan baru, keterampilan baru, dan cara-cara usaha

tani yang baru. Apabila pembangunan pertanian hendak dipercepat selekas

mungkin maka perlu dipersiapkan 4 jenis pendidikan pembangunan, antara

lain:

1) Pendidikan dasar dan lanjutan

Pendidikan pembangunan pada tahap sekolah dasar dimulai

dengan mempersiapkan anak-anak agar dalam kehidupan selanjutnya

mampu memikirkan secara ilmiah mengenai segala sesuatu yang

dilakukan menambah pengetahuan baru, mengembangkan keterampilan

baru, dan memecahkan masalah baru.34

2) Pendidikan pembangunan untuk petani

Karena kemampuan petani dan keputusan-keputusan yang diambil

mengenai pelaksanaan usaha tani begitu menentukan tingkat kecepatan

pembangunan pertanian maka program-program khusus untuk pendidikan

petani merupakan sisi penting dari pendidikan untuk pembangunan.

Pendidikan tersebut harus memenuhi 8 syarat yaitu :35

a) Datang ke tempat petani.

34
Ibid.,hlm. 86-87.
35
Ibid.,hlm. 87.
33

b) Bersifat khas sesuai dengan minat dan kebutuhan petani pada saat ini.

c) Mengindahkan kenyataan bahwa petani itu adalah orang dewasa.

d) Disesuaikan dengan waktu-waktu senggang petani.

e) Unit bahan pengajaran dalam kebanyakan hal haruslah merupakan satu

cara kerja tertentu yang baru telah diperbaiki.

f) Disertai dengan kesempatan bagi petani untuk segera mempraktikkan

metode baru yang di ajarkan.

g) Setiap cara kerja yang baru atau yang di ubah, yang dianjrkan tersebut

harus secara tekhnis dapat dilaksanakan, serta secara budaya diterima

oleh masyarakat dan secara ekonomis menguntungkan.

h) Petani sangat memerlukan dorongan untuk mau melakukan percobaan.

3) Latihan semasa kerja bagi petugas tekhnik pertanian

Guna mempercepat pembangunan pertanian, setiap petugas

tekhnik perl terus diberi kesempatan untuk belajar mengembangkan

keterampilan baru dan meningkatkan keahlian khsusnya selama ia masih

aktif dalam jabatannya. Unsur-unsur keahlian itu meliputi pengetahuan

dan keterampilan tekhnik khusus.

4) Pendidikan rakyat kota mengenai pembangunan pertanian

Orang kota memiliki kekasaan dan pengaruh politik yang sangat

mempengaruhi kecepatan pembangunan pertanian. Banyak diantara

mereka yang tidak mengerti apa yang diperlukan untuk pembangunan

pertanian atau bahkan tidak mengerti mengapa pembangunan pertanian


34

itu penting bagi Negara secara keseluruhan. Mereka memiliki

kepentingan-kepentingan sendiri dalam jangka pendek seringkali

berlawanan dengan langkah-langkah yang perlu diambil untuk

mempercepat pembangunan pertanian.36

c. Hambatan-hambatan yang dihadapi petani

Hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan dapat ditanggulangi

sesuai dengan sifatnya. Hambatan-hambatan tersebut dikelompokkan

sebagai berikut :

1) Pengetahuan

Sebagian petani tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang

memadai untuk dapat memahami permasalahan mereka, memikirkan

pemecahannya, atau memilih pemecahan masalah yang paling tepat untuk

mencapai tujuan mereka. Ada kemungkinan pengetahuan mereka

berdasarkan kepada informasi yang keliru karena kurangnya pengalaman,

pendidikan, atau faktor budaya lainnya.

2) Motivasi

Sebagian petani kurang memiliki motivasi untuk merubah perilaku karena

perubahan yang diharapkan berbenturan dengan motivasi yang lain.

Kadang-kadang penyuluhan dapat mengatasi hal demikian dengan

membantu petani mempertimbangkan kembali motivasi mereka.

3) Sumber daya
36
Ibid.,hlm. 87-88.
35

Beberapa organisasi penyuluhan bertanggung jawab untuk meniadakan

hambatan yang disebabkan oleh kekurangan sumber daya.Sebagai contoh

organisasi penyuluhan dibawah depertemen pertanian dibanyak Negara

berkembang seringkali diserahi tanggung jawab untuk mengawasi kredit

dan mendistribusikan sarana produksi seperti pupuk.

4) Wawasan

Sebagian petani kurang memiliki wawasan untuk memperoleh sumber

daya yang diperlukan. Masalah ini hampir sama dengan hambatan

pengetahuan, dan peranan penyuluh sangat tepat pada situasi demikian.

5) Kekuasaan

Penyediaan informasi tidaklah mungkin membawa perubahan dalam hal

kekuasaan petani, dengan demikian, hal ini dapat dilaksanakan sebagai

kegiatan penyulihan.

6) Wawasan terhadap kekuasaan

Sebagian petani tidak memiliki wawasan terhadap hubungan-hubungan

kekuasaan dalam masyarakatnya maupun tentang sumber daya kekuasaan

yang tersedia bagi mereka serta cara menggunakannya untuk menciptakan

perubahan.37

d. Pendidikan Dalam Perspektif Islam

37
A.W. Van Den Ban & H.S Haw Kins, Penyuluhan pertanian, (Yogyakarta : Kanisius 1990),
hlm. 27-28.
36

Kemajuan ilmu pengetahuan tentunya tidak terlepas dari kualitas

pendidikan, sebab ilmu pengetahuan merupakan kajian utama dari pendidikan.

Artinya, ketika ilmu pengetahuan berkembang pesat, sudah bisa dipastikan

bahwa pendidikan yang dikembangkan pun tentunya terdepan.38

Pada sisi lain, karena begitu pentingnya ilmu pengetahuan, Al-qur’an

menyebutkan perbedaan yang jelas antara orang-orang yang berilmu

pengetahuan denga orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan. Menurut Al-

qur’an hanya orang-orang yang berakal (berilmu pengetahuan) yang dapat

menerima pelajaran. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Zumar ayat 9:

          …

   


Artinya : “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran. (Q.S 39:9)39

Ungkapan pertanyaan dalam ayat ini mengandung arti bahwa yang

pertama (orang-orang yang mengetahui) akan mencapai derajat kebaikan,

sedangkan yang kedua (orang-orang yang tidak mengetahui akan mendapat

kehinaan dan keburukan. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia. Hanya

manusia pula yang mengembangkan pendidikan sebagai produk

38
Muhammad Kosim, Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldun, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2012), hlm. 1.
39
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Depok: Sabiq, 2006), hlm. 415.
37

kebudayaannya. Itu artinya, peranan pendidikan sangat penting dalam

kehidupan manusia, bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses

kehidupan manusia baik secara individual maupun secara komunal. Dengan

kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam

kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. 40

Dari segi peningkatan kemasyarakatan, Ibn Khaldun berpendapat bahwa

ilmu dan pengajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat, manusia kea rah yang lebih baik. Semakin dinamis budaya suatu

masyarakat, maka akan semakin bermutu dan dinamis pula keterampilan

dimasyarakat tersebut. Oleh karenanya, manusia seyogianya senantiasa

berusaha memperoleh ilmu dan keterampilan dalam masyarakat sebanyak

mungkin, sebagai salah satu cara membantunya untuk dapat hidup dengan baik

dalam masyarakat yang dinamis dan berbudaya. Dengan demikian, eksistensi

pendidikan merupakan suatu sarana yang dapat membantu individu dan

masyarakat menuju kemajuan dan kecemerlangan. Selain itu, pendidikan juga

bertujuan mendorong terciptanya tatanan kehidupan masyarakat kea rah yang

lebih baik. 41

40
Syafaruddin, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006), hlm. 16.
41
Muhammad Kosim, Op.Cit., hlm. 59.
38
44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini yaitu di Desa Gumarupu

Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara. Waktu penelitian

ini dilakukan pada bulan Januari 2018-Juni 2018.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif merupakan data statistik berbentuk angka-angka, baik

secara langsung digali dari hasil penelitian maupun hasil pengolahan data

kualitatif menjadi data kuantitatif. 1

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang

menjadi populasi penelitian ini yaitu Masyarakat Desa Gumarupu Lama

Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara. berjumlah 148 KK,

dibuat pakai data dan mayoritas bekerja sebagai petani karet.

Data Penduduk Jumlah Penduduk


Laki-Laki 358
Perempuan 358
Sudah Kawin 292
Belum Kawin 400

1
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 11.
45

CR Hidup 1
CR Mati 23

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian. Pengambilan sampel

menggunakan teknik Simple random sampling.

Simple random sampling merupakan salah satu metode penarikan

sample probabilitas yang dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap

responden memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai

responden. 2 Untuk menentukan sampel menggunakan rumus Slovin yaitu:

n=

Dimana:

= ukuran sampel

N = populasi

e = prosentasi kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih diinginkan. 3

Diketahui jumlah populasi sebanyak 148 orang, masyarakat Desa

Gumarupu Lama, tingkat presisi yang digunakan 10%. Berdasarkan rumus

tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

n= = 60,40 dibulatkan menjadi 61 responden.

2
Muhammad Teguh, Op. Cit., hlm. 160-161.
3
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, (Yogyakarta :PT.
Pustaka Baru, 2015), hlm. 82.
46

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakuk.4

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menguji `hipotesis

diperlukan suatu teknik penelitian.Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan pada penelitian ini adalah angket, wawancara, observasi, atau

kuisioner. Kuisioner adalah kerangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun

secara sistematis.5

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara

langsung. Skala yang digunakan adalah Skala Likert. Skala likert adalah skala

yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala likert memiliki

dua bentuk pertanyaan, yaitu: pernyataan positif dan negatif. Pernyataan

positif diberi skor 5,4,3,2, dan 1 sedangkan bentuk pernyataan negatif diberi

skor 1,2,3,4 dan 5. Penelitian ini menggunakan bentuk pernyataan yang

positif yaitu: diberi skor 5,4,3,2, dan1.6

4
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2012),
hlm.128.
5
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 133.
6
Syofian Siregar, statistika Deskriptif Untuk Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
hlml. 138.
47

Tabel III.1

Kriteria Angket

Skor
KategoriJawaban Pernyataan Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) Selalu 5 1
Setuju (S) Sering 4 2
Kurang Setuju (KS) Kadang-Kadang 3 3
Tidak Setuju (TS) Jarang 2 4
Sangat Tidak Setuju
Tidak Pernah 1 5
(STS)

Tabel III.2
Indikator harga
Variabel Indikator No
Soal
Harga 1.Keterjangkauan 1,2
harga.
2.Kesesuaian harga 3,4,5
dengan kualitas.
3.Daya saing harga. 6,7
4.Kesesuaian harga
dengan manfaat. 8,9,10

Tabel III.3
Indikator Tingkat Pendidikan
Variabel Indikator Item soal
Tingkat 1. Pengetahuan. 1,2
Pendidikan 2. Motivasi. 3,4,5
3.Sumber daya. 6,7
4. Wawasan. 8,9,10

Tabel III.6
Indikator pendapatan
Variabel Indikator Item Soal
Pendapatan 1. Tingkat 1,2
pendidikan
formal.
2. Latihan 3,4
keterampilan.
3. Penjualan barang. 5,6,7
48

8,9,10
4. Penjualan jasa.

6. Teknik Analisis Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner itu. Uji signifikansi dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of

freedom (df) = n – 2 ( n adalah jumlah sampel). Jika r hitung lebih besar

dari pada r tabel dan berkorelasi positif maka butir atau pertanyaan

tersebut valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang

dinyatakan valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan

reliable jika memiliki Cronbach Alpha > 0,60 . 7

c. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini

7
V. Wiratna Sujarweni, Op.Cit,. hlm. 157-158
49

8
digunakan sebagai persyaratan dalam analisis regresi linier. Adapun

dasar pengambilan keputusannya yaitu:

1) Jika nilai signifikan < 0,10 maka dapat dikatakan mempunyai hubungan

yang linier.

2) Jika nilai signifikan > 0,10 maka dapat dikatakan tidak mempunyai

hubungan yang linier.9

d. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi

korelasi maka terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan VIF (Variance Inflaction Faktor).


10
.Suaturegresidikatakanterdeteksimultikolinearitas, jika:

1) Dengan cara membandingkan nilai VIF (Variance Inflation

Factor), maka:

a) Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas.

b) Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

2) Dengan membandingkan nilai tolerance, maka:

a) Jika tolerance > 0,1, maka tidak terjadi multikoleniaritas.

8
Duwi Priyantono, Mandiri Belajar Spss, (Yogyakarta: Mediakom, 2008), hlm. 36.
9
Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar Aplikasi dan Pengembangannya, (Jakarta:
Kencana, 2004), hlm. 272.
10
Nur Asnawi & Masyuri, Metodologi Riset manajemen Pemasaran (Malang: UIN-Maliki
Press, 2011), hlm. 176-179.
50

b) Jika tolerance< 0,1, maka terjadi multikoleniaritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varian

residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.11

Heteroskedastisitas diuji dengan mengguanakan uji koefisien korelasi

Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residual hasil

regresi dengan semua variabel bebas. Adapun kriteria pengambilan

keputusan heterokedastisitas ialah sebagai berikut:

1) Bila signifikan hasil korelasi < 0,10, maka persamaan regresi

tersebut mengandung heteroskedastisitas.

2) Bila signifikan hasil korelasi > 0,10, maka persamaan regresi

tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.12

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan

variabel sebelumnya. Mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan

nilai Durbin Watson dengan kriteria, jika:

a) Angka D-W di bawah -2 , berarti ada autokorelasi positif.

b) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

c) Angka D-W di atas +2berartiada autokorelasinegatif.13

11
V. Wiratna Sujarweni, Op.Cit., hlm. 159.
12
Nur Asnawi & Masyuri, Op.Cit., hlm. 178.
13
V. Wiratna Sujarweni, Op.Cit., hlm. 177.
51

Uji autokorelasi digunakan untuk data time series, karena

penelitian ini menggunakan data cross section maka uji ini tidak

digunakan.

e. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh harga (X1) dan

tingkat pendidikan (X2) terhadap variabel terikat pendapatan petani karet

(Y). Selain itu juga analisis regresi digunakan untuk menguji kebenaran

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yang modelnya sebagai

berikut:

Y=a+b1x1+b2x2+e

Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1HK+ b2TP+ e
Keterangan:
Y = Pendapatan karet
βo = Konstanta
HK = Harga karet
TP = Tingkat pendidikan
β1 β1. = Koefisien
e = Error 14

f. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal

yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat

menuntun/mengarahkan penyelidikan selanjutnya. Jika yang dihipotesis

adalah masalah statistik, maka hipotesis ini disebut hipotesis statistik. 15

14
Ibid,.,hlm. 160
15
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skiripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT. Rja
Grafindo Persada, 2013), hlm. 104.
52

g. Uji Parsial (Uji t)

Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang

digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual

mempengaruhi variabel dependen. Langkah-langkah formulasi Ho dan Ha

yaitu :

Hipotesis 1

1) Ho1 : tidak ada pengaruh antara harga karet terhadap pendapatan petani

karet.

Ha1 : ada pengaruh antara harga karet terhadap pendapatan petani karet.

Hipotesis 2

2) Ho2 : tidak ada pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap pendapatan

petani karet.

Ha2 : ada pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap pendapatan

petani karet.

Hipotesis 3

3) Ho3 :tidak ada pengaruh antara harga karet dan tingkat pendidikan

terhadap pendapatan petani karet.

Ha3 :ada pengaruh antara harga karet dan tingkat pendidikan terhadap

pendapatan petani karet.

Kesimpulannya yaitu:

Cara 1

Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima

Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak


53

Cara 2

Jika –t table < t hitung < t table maka Ho diterima

Jika t hitung < - t table dan t hitung > t table maka Ho ditolak. 16

h. Uji Simultan (Uji F)

Uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang digunakan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel tidak bebas.

Kesimpulannya yaitu :

F hitung < F tabel maka Ho diterima

F hitung > F tabel maka Ho ditolak

16
V. Wiratna Sujarweni, Op.Cit.,hlm. 161.
54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Padang Lawas Utara terletak di Provinsi Sumatera

Utara. Secara geografis terletak pada garis 1 13’50 – 2 2’32 Lintang Utara

dan 99 20’44 – 100 19’10 Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan

kabupaten Labuhan Batu, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Tapanuli Selatan, Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Riau, dan

sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas. Luas

wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara 3918,05 km2 dengan ketinggian

berkisar 0-1915 diatas permukaan laut.

Kabupaten Padang Lawas Utara merupakan Kabupaten pemekaran

baru dari Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2007. Dasar hukum

pendirian Kabupaten Padang Lawas Utara adalah Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2007 dan disyahkan pada tanggal 10

Agustus 2007 tentang pembentukan kabupaten Padang Lawas Utara.

Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki 9 Kecamatan. Salah satunya

yaitu Kecamatan Portibi. 1

Portibi adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas

Utara, Ibukota Kecamatan ini berada di Desa Portibi Jae. Portibi adalah

bentuk nama pertiwi dalam bahasa setempat. Memiliki 38 Desa. Salah

satunya yaitu Desa Gumarupu Lama.

1
Http// Moslemwiki.com/Kabupaten-padang-lawas-utara, Diakses Pada Tanggal 24 April
2018, Jam 20.05 WIB.
55

Desa Gumarupu Lama merupakan salah satu Desa yang ada di

Kecamatan Portibi. Desa Gumarupu Lama termasuk Desa tertua yang ada

di Kecamatan Portibi, umur Desa ini sudah mencapai 250 tahun. Sebelah

Barat berbatasan dengan Desa Gunung Martua, sebelah Timur berbatasan

dengan Desa Siloja, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Payagoti,

sebelah Utara berbatasan dengan Desa Padang Manjoir. Pertama Desa ini

berada di Silaon dan jumlah penduduknya masih 6 KK, dan pindah ke

Paske, penduduknya bertambah, Setelah itu Pindah lagi ke Harambir, tidak

lama kemudian masyarakatnya pindah lagi maka terbentuk lah suatu Desa

dan dinamakan Desa Gumarupu Lama.

Desa Gumarupu Lama memiliki anak Desa yaitu : Gumarupu Baru,

dan Gunung Martua. Masyarakat Gumarupu Baru dan Gunung Martua

dulunya berasal dari Desa Gumarupu Lama, karena jumlah penduduk yang

terlalu padat sehingga Desa tersebut tidak dapat lagi menampungnya,

makanya sebagian masyarakat pindah ke Gumarupu Baru, dan Gunung

Martua.

Masyarakat Desa Gumarupu Lama dulu pendapatannya berasal

dari hasil pertanian dan peternakan. Masyarakat belum mengenal yang

namanya Karet, maupun Sawit. Karet sendiri baru di kenal di Desa

Gumarupu Lama pada tahun 1990 an. Pada tahun ini lah masyarakat mulai
56

banyak menanan karet, hingga saat ini mayoritas masyarakat Desa

Gumarupu Lama pendapatannya berasal dari karet.2

Masyarakat Desa Gumarupu Lama saat ini memiliki jumlah

penduduk 716 orang, dan 148 KK.3

Data Penduduk Desa Gumarupu Lama

Data Penduduk Jumlah Penduduk


Laki-Laki 358
Perempuan 358
Sudah Kawin 292
Belum Kawin 400
CR Hidup 1
CR Mati 23
Belum Sekolah 172
Tidak Tamat SD 113
Tamat SD 145
SLTP 137
SLTA 127
DIP II 10
DIP III 2
STR I 10

2
Wawancara dengan H. Pahrul Selaku Hatobangon Desa Gumarupu Lama Kecamatan
Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, Tanggal 22 April 2018 Jam 17.06 WIB..
3
Wawacara dengan Bapak Asrul Siregar Selaku Kepala Desa Gumarupu Lama
Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, Tanggal 1 Maret 2018 Jam 07.30 WIB.
57

Struktur Organisasi Desa Gumarupu Lama

Kepala Desa

Asrul Siregar

Sekdes

Sarman

Kaur Kaur Kaur Bendahara BPD


Pemerintahan Pembangunan Kesejahteraan Supardi Sirlak
Sariat Siregar Hrp
Rizal Harahap Herawati Siregar

B. Karakteristik Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Gumarupu

lama yang berjumlah 61 orang. Penyebaran angket dilakukan dengan

langsung menemui responden. Karakteristik responden yang ditekankan

adalah berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, pernah atau

tidaknya mengikuti penyuluhan, status lahan, dan luas lahan. Hal ini dapat

diuraikan melalui pembahasan berikut:

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

Jenis Kelamin Frekuensi (Responden) Persentase (%)


Laki-laki 45 73,77%
Perempuan 16 26,3%
Jumlah 61 100%
58

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Frekuensi (Responden) Persentase (%)


Pendidikan
SD 25 40,98%
SMP 20 32,79%
SMA 13 21,31%
STR I 3 4,92%
Jumlah 61 100%

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (Responden) Persentase (%)


20-30 15 24,6%
30-40 30 49,18
>40 16 26,23
Jumlah 61 100%

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah tidaknya


Mengikuti Penyuluhan

Penyuluhan Frekuensi (Responden) Persentase (%)


Pernah 11 18,03
Tidak Pernah 50 81,97
Jumlah 61 100%
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Lahan
6.
Status Lahan Frekuensi (Responden) Persentase (%)
7.
Milik Sendiri 61 100%
8.

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan


1.
Status Lahan Frekuensi (Responden) Persentase (%)
2.
<5 ha 61 100%
59

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner tersebut mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner itu.

a. Uji validitas harga karet (X1)

Tabel IV.1
Uji validitas harga karet

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan


Soal 1 0,829 Instrumen valid jika Valid
Soal 2 0,571 rhitung> rtabel. Nilai rtabel Valid
Soal 3 0,389 untuk df = n-2 (61-2) Valid
Soal 4 = 59 dengan taraf Valid
0,489
signifikan
Soal 5 0,708 10%, sehingga Valid
Soal 6 0,389 diperoleh rtabelsebesar Valid
Soal 7 0,848 0,212 Valid
Soal 8 0,848 Valid
Soal 9 0,547 Valid
Soal 10 0,848 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Uji validitas harga karet pada tabel IV.1 dapat disimpulkan

bahwa angket mengenai harga karet dari soal 1 sampai dengan soal

10 adalah valid. Karena keenam item memiliki nilai rhitung> rtabel

dengan df=61 maka diperoleh rtabel adalah 0,212. Sehingga

kesepuluh item angket harga karet dinyatakan valid.

b. Uji validitas Tingkat Pendidikan (X2)


Tabel IV.2
Uji validitas tingkat pendidikan
Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Soal 1 0,396 Instrumen valid jika Valid
Soal 2 0,865 rhitung> rtabel. Nilai rtabel Valid
Soal 3 0,865 untuk df = n-2 (61-2) = 59 Valid
Soal 4 0,321 dengan taraf signifikan Valid
60

Soal 5 0,410 10%, sehingga diperoleh Valid


Soal 6 0,554 rtabel sebesar 0,212 Valid
Soal 7 0,554 Valid
Soal 8 0,595 Valid
Soal 9 0,865 Valid
Soal 10 0,476 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Uji validitas tingkat pendidikan pada tabel IV.2 dapat

disimpulkan bahwa semua angket mengenai tingkat pendidikan

dari soal 1 sampai dengan soal 10 adalah valid, karena nilai rhitung>

rtabel, dengan df=61 maka diperoleh rtabel adalah 0,212.

c. Uji validitas pendapatan (Y)

Tabel IV.3
Uji validitas pendapatan
Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Soal 1 0,732 Valid
Soal 2 Tidak
0,174
Valid
Soal 3 0,308 Instrumen valid jika Valid
rhitung>rtabel. Nilai rtabel
Soal 4 0,389 Valid
untuk df = n-2 (61-2) = 59
Soal 5 0,361 Valid
dengan taraf signifikan
Soal 6 0,521 Valid
10%, sehingga diperoleh
Soal 7 0,745 Valid
rtabel sebesar 0,212
Soal 8 0,794 Valid
Soal 9 0,781 Valid
Soal 10 0,746 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Uji validitas pendapatan pada tabel IV.3, dapat disimpulkan

bahwa angket mengenai pendapatan terdapat 9 soal valid dan 1

tidak valid. Karena kesepuluh item memiliki nilai rhitung> rtabel

dengan n=61 maka diperoleh rtabel adalah 0,212. Sehingga

kesepuluh item angket dinyatakan 9 valid dan 1 tidak valid.


61

2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang

dinyatakan valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

a. Uji reliabilitas harga karet (X1)

Uji reliabilitas pada harga karet dengan melihat nilai Cronbach

Alpha untuk mengetahui apakah reliabel atau tidak dari variabel

harga karet. Hasil uji reliabilitas pada harga karet dalam penelitian

ini sebagai berikut:

Tabel IV.4
Uji reliabilitas harga karet
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.861 10
Sumber: Hasil output SPSS versi 23 (data diolah), 2018

Berdasarkan tabel IV.4 dapat disimpulkan bahwa variabel

harga karet adalah reliabel. Nilai Cronbach Alpha > 0,60 yaitu

0,861.

b. Uji reliabilitas tingkat pendidikan (X2)

Uji reliabilitas pada tingkat pendidikan dengan melihat nilai

Cronbach Alpha untuk mengetahui apakah reliabel atau tidak dari

variabel tingkat pendidikan. Hasil uji reliabilitas pada tingkat

pendidikan dalam penelitian ini sebagai berikut:


62

Tabel IV.5
Uji reliabilitas tingkat pendidikan
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.812 10

Sumber: Hasil output SPSS versi 23 (data diolah), 2018

Berdasarkan tabel IV.5 dapat disimpulkan bahwa variabel

tingkat pendidikan adalah reliabel.Nilai Cronbach Alpha >

0,60yaitu 0,812.

c. Uji reliabilitas pendapatan (Y)

Uji reliabilitas pada pendapatan dengan melihat nilai Cronbach

Alpha untuk mengetahui apakah reliabel atau tidak dari variabel

pendapatan. Hasil uji reliabilitas pada pendapatan dalam penelitian

ini sebagai berikut:

Tabel IV.6
Uji reliabilitas pendapatan
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.789 10

Sumber: Hasil output SPSS versi 23 (data diolah), 2018

Berdasarkan tabel IV.6 dapat disimpulkan bahwa variabel

pendapatan adalah reliabel. Nilai Cronbach Alpha>0,60 yaitu

0,789.Seluruh angket harga karet, tingkat pendidikan dan angket

pendapatan dinyatakan reliabel, sehingga langkah selanjutnya data

akan dianalisis sebagai berikut:


63

3. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini

digunakan sebagai persyaratan dalam analisis regresi linier.

a. Uji linearitas harga karet (X1)

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel

harga karet dan pendapatan mempunyai hubungan yang linear atau

tidak secara signifikan.

Tabel IV.8
Uji linearitas harga karet
ANOVA Table

Mean
Sum of Squar
Squares df e F Sig.

pendapatan Betwe (Combined) 1745.552 25 69.822 27.366 .000


* en Linearity 1612.5 632.01
1612.538 1 .000
harga_karet Group 38 4
s Deviation
from 133.014 24 5.542 2.172 .018
Linearity

Within Groups 89.300 35 2.551

Total 1834.852 60
Sumber: Hasil ouput SPSS versi 23 (data diolah), 2018

Hasil uji linearitas antara harga karet dan pendapatan

berdasarkan pada tabel IV.8 dapat disimpulkan bahwa data tersebut

memenuhi asumsi linearitas dengan melihat nilai linear. Nilai linear

signifikan lebih kecil dari 0,10. Nilai signifikan 0,000< 0,10.


64

Berarti data harga karet dan pendapatan memiliki hubungan yang

linear.

b. Uji linearitas tingkat pendidikan (X2)

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel

tingkat pendidikan dan pendapatan mempunyai hubungan yang

linear atau tidak secara signifikan.

Tabel IV.9

Uji linearitas tingkat pendidikan

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.

Pendapat Between (Combin


500.372 19 26.335 .809 .684
an * Groups ed)
tingkat_pe Linearity 196.005 1 196.005 6.022 .018
ndidikan Deviatio
n from 304.366 18 16.909 .520 .932
Linearity

Within Groups 1334.481 41 32.548

Total 1834.852 60
Sumber: Hasil output SPSS versi 23 (data diolah), 2018

Hasil uji linearitas antara tingkat pendidikan dan

pendapatan berdasarkan pada tabel IV.9 dapat disimpulkan bahwa

data tersebut memenuhi asumsi linearitas dengan melihat nilai

linear. Nilai linear signifikan lebih kecil dari 0,10. Nilai signifikan

0,018< 0,10. Berarti data tingkat pendidikan dan pendapatan

memiliki hubungan yang linear.

Setelah data angket harga karet, tingkat pendidikan dan pendapatan

adalah valid, reliabel, berdistribusi normal dan memiliki hubungan


65

yang linear, maka selanjutnya data dianalisis dengan analisis

regresi berganda. Namun harus memenuhi asumsi klasik.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji multikolinearitas

Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada

tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar

variabel dalam suatu model. Kemiripan antar variabel independen

akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat.Suatu model regresi

dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah: “Jika nilai Variance

Inflation Factor VIF <10 dan nilai tolerance > 0,1.”

Tabel IV.10
Uji multikolinearitas
a
Coefficients

Unstandardi Standardize
zed d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 10.9 1.91


5.717 .000
29 2

Harga_kar 1.15
.759 .039 .944 19.248 .000 .867
et 3

Tinkat_pe 1.15
-.018 .052 -.017 -.352 .726 .867
ndidikan 3

a. Dependent Variable: pendapatan


Sumber: Hasil output SPSS versi 23 (data diolah), 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai VIF untuk

variabel harga karet adalah 1,153<10, variabel tingkat pendidikan

1,153<10, Jadi dapat disimpulkan nilai VIF dari kedua variabel di


66

atas lebih kecil dari 10 (VIF <10), jadi dapat disimpulkan tidak

terjadi multikolinearitas. Sementara itu nilai Tolerance untuk

variabel harga karet adalah 0,867> 0,1, tingkat pendidikan 0,867>

0,1. Jadi dapat disimpulkan nilai tolerance dari kedua variabel

adalah lebih besar dari 0,1 (Tolerance > 0,1). Berdasarkan

penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas.

b. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada

atau tidaknya penyimpangan heteroskedostisidas. Jika nilai

signifikan<0,10 maka akan terjadi heterokedastitas, sebaliknya

jika nilai signifikan>0,10 maka tidak terjadi heterokedastisitas. Uji

heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Rank

Spearman.

Tabel IV.11
Uji heteroskedastisitas
Correlations

Unstandardized Residual

Spearman Harga_karet Correlation


.118
's rho Coefficient

Sig. (2-tailed) .366

N 61

Tingkat_pendapata Correlation
-.021
n Coefficient

Sig. (2-tailed) .871

N 61

Unstandardized Correlation
1.000
Residual Coefficient
67

Sig. (2-tailed) .

N 61

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Sumber: Hasil output versi 23 (data diolah), 2018

Dari tabel IV.11 dapat dilihat bahwa nilai korelasi kedua

variabel independen memiliki nilai signifikan lebih dari 0,10

dimana harga karet (X1) 0,366>0,10, tingkat pendidikan (X2)

0,871> 0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

heterokedastisitas pada model regresi.

5. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh harga (X1)

dan tingkat pendidikan (X2) terhadap variabel terikat pendapatan

petani karet (Y). Selain itu juga analisis regresi digunakan untuk

menguji kebenaran hipotesis yang diajukan.

Tabel IV.12
Analisis regresi
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 6,964 1,613 4,317 ,000

Harga_karet ,728 ,040 ,926 18,410 ,000

Tingkat_pen
,019 ,054 ,018 ,359 ,721
didikan

a. Dependent Variable: pendapatan


Sumber: Hasil output versi 23 (data diolah), 2018
68

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh harga karet

dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan.

Persamaan regresinya sebagai berikut:

Y=a+b1x1+b2x2+e

Y = βo + β1HK+ β2TP+ e
Lalu di tulis kedalam rumus matematika sebagai berikut:
Y=6,964+0,728+0,019
Dari persamaan regresi itu dapat diartikan bahwa:

a) Nilai konstanta sebesar 6,964 dengan parameter positif

menunjukkan bahwa apabila harga karet dan tingkat pendidikan,

dianggap konstan atau ditiadakan, maka pendapatan masyarakat

Desa Gumarupu Lama sebesar 6,964 satuan. Artinya apabila

dinaikkan satu satuan maka akan naik sebesar 6,964.

b) Nilai koefisien harga karet sebesar 0,728, menunjukkan bahwa

apabila harga karet meningkat sebesar 1 satuan, maka akan

meningkatkan pendapatan sebesar 0,728 satuan, dan sebaliknya

dengan anggapan variabel lain tetap. Koefisien bernilai positif

artinya terjadi hubungan positif antara harga karet dengan

pendapatan.

c) Nilai Koefisien tingkat pendidikan sebesar 0,019, menunjukkan

bahwa apabila tingkat pendidikan meningkat sebesar 1 satuan,

maka akan meningkatkan pendapatan sebesar 0.019 satuan, dan

sebaliknya dengan anggapan variabel lain tetap. Koefisien bernilai


69

positif artinya terjadi hubungan positif antara tingkat pendidikan

dengan pendapatan.

6. Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual
yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Tabel IV.14
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 6,964 1,613 4,317 ,000

Harga_karet ,728 ,040 ,926 18,410 ,000

Tingkat_pen
,019 ,054 ,018 ,359 ,721
didikan

a. Dependent Variable: pendapatan


Sumber: Hasil output versi 23 (data diolah), 2018

Dari hasil output tabel IV.14 dapat dilihat bahwa thitung

untuk variabel harga karet (X1) sebesar 18,410 sedangkan ttabel

diperoleh 1,67 ini berarti -thitung< - ttabel atau thitung> ttabel(-18,410< -

1,67 atau 18,410>1,67), berarti h01 ditolak dan ha1 diterima. Jadi

dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji t harga karet berpengaruh

secara parsial terhadap pendapatan masyarakat Desa gumarupu

Lama.

Sedangkan thitung untuk variabel tingkat pendidikan (X2)

sebesar 0,359 ttabel diperoleh 1,67 ini berarti -thitung > -ttabel atau
70

thitung< ttabel (-0,359 > -1,67 atau (0,359 < 1,67), maka h02 diterima

dan ha2 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji t tingkat

pendidikan tidak berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan

masyarakat Desa Gumarupu Lama.

b. Uji F

Uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang

digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas.

Tabel IV.15
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
a
ANOVA

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 414,979 2 207,490 190,930 ,000

Residual 63,031 58 1,087

Total 478,010 60

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), Tingkat pendidikan, harga karet

Berdasarkan tabel IV.15 dijelaskan bahwa >

(190,930>2,40), maka h03 ditolak dan ha3 diterima. Jadi dapat

disimpulkan bahwa harga karet dan tingkat pendidikan

berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan masyarakat

Desa Gumarupu Lama.

C. Pembahasan Hasil Penelitian.


Berdasarkan hasil analisis, maka pembahasan tentang hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:


71

1. Pengaruh harga karet terhadap pendapatan masyarakat Desa

Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas

Utara.

Harga adalah nilai barang diukur (dinyatakan) dalam uang. Segala

sesuatu yang diperjualbelikan ada harganya yang dinyatakan (atau

paling sedikit dapat dinyatakan) dalam uang. Adapun dengan

menggunakan uji t diperoleh thitung 18,410 . Hal ini berarti harga karet

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan yang

terlihat dari -thitung< - ttabel atau thitung> ttabel (-18,410< -1,67 atau

18,410>1,67). Berarti penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis

pertama yang menyatakan bahwa “harga karet berpengaruh terhadap

pendapatan masyarakat Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi

Kabupaten Padang Lawas Utara”.

Hal ini juga didukung oleh teori Rita Hanafie dalam bukunya yang

berjudul Pengantar Ekonomi Pertanian menyatakan bahwa perangsang

untuk meningkatkan produksi adalah perbandingan antara harga yang

akan diterima untuk hasilnya dan biaya untuk memproduksinya, yang

dipengaruhi oleh harga barang input yang digunakan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang

ditemukan oleh Triyadi dkk, berjudul Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan Petani Karet di Kecamatan Singingi

Kabupaten Kuatan Provinsi Riau. Menyatakan “bahwa harga


72

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengusaha karet di

Kecamatan Sangingi Kabupaten Kuantan singingi.”

2. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan masyarakat

Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang

Lawas Utara.

Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan

perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan serta

tekhnologi. Adapun dengan menggunakan uji t diperoleh hasil 0,359.

Hal ini berarti tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan masyarakat. Terlihat dari -thitung > -ttabel

atau thitung< ttabel (-0,359 > -1,67 atau (0,359 < 1,67). Ini berarti tingkat

pendidikan tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat Desa

Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara.

Hal ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Merphin

Panjaitan dalam bukunya yang berjudul Merberdayakan Kaum Miskin

yang menyatakan bahwa peningkatan pendapatan akan dapat terwujud

kalau mutu barang dan jasa yang dihasilkan seseorang meningkat, dan

peningkatan tersebut dapat terjadi kalau pengetahuan keterampilannya

meningkat, maka harus selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan, terutama yang terkait dengan pekerjaan atau usaha

mereka. Pengetahuan dan keterampilan dapat meningkat melalui

pendidikan, jadi pendidikan penting dalam meningkatkan pendapatan.


73

Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang dikemukakan

oleh Marselinur, dkk, yang berjudul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pendapatan Petani Karet Di Desa Sikolaq Darat

Kabupaten Kutai Barat.menyatakan bahwa ”tingkat pendidikan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan”.

3. Pengaruh harga karet dan tingkat pendidikan terhadap

pendapatan masyarakat Desa Gumarupu Lama Kecamatan

Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara.

Dalam penelitian ini > (190,930>2,40), maka h0 di tolak

dan ha diterima, artinya ada pengaruh antara harga karet tingkat

pendidikan secara simultan terhadap pendapatan masyarakat Desa

Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara.

Harga dan tingkat pendidikan secara bersama-sama memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan petani karet,

hal ini berarti bahwa apabila harga dan pendidikan mengalami

peningkatan maka pendapatan petani karet juga akan mengalami

peningkatan. Sebaliknya, apabila harga dan pendidikan secara

bersama-sama mengalami penurunan maka pendapatan petani karet

menurun pula.

Jadi harga karet dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

pendapatan masyarakat Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi

Kabupaten Padang Lawas Utara.


74

D. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah yang

disusun sedemikian rupa agar hasil yang diperoleh sebaik mungkin.Namun

dalam prosesnya, untuk mendapatkan hasil yang sempurna sangatlah sulit,

sebab dalam pelaksanaan dalam penelitian ini terdapat beberapa

keterbatasan.Diantara keterbatasan yang dihadapi penulis selama

melaksanakan penelitian dan penyusunan skiripsi ini, yaitu:

1. Keterbatasan penelitian pada penggunaan variabel yang diteliti yaitu

terbatas pada harga karet, tingkat pendidikan dan pendapatan

Sedangkan masih banyak variabel lain yang dapat diteliti.

2. Dalam menyebarkan angket peneliti tidak mengetahui kejujuran para

responden dalam menjawab setiap pernyataan yang diberikan dan

terkadang tidak memiliki waktu yang banyak sehingga terjadi

kelemahan emosional dalam mengisi kuesioner.

3. Keterbatasan tempat penelitian, yang dimana peneliti hanya bisa

meneliti di Desa Gumarupu Lama Kecamatan portibi Kabupaten

Padang Lawas Utara.

Walaupun demikian peneliti berusaha sekuat tenaga agar

keterbatasan yang dihadapi tidak mengurangi makna penelitian ini.

Akhirnya dengan segala upaya, kerja keras, dan bantuan semua pihak

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.


75

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan mengenai

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Karet di Desa

Gumarupu Lama Kecamatan portibi Kabupaten Padang Lawas Utara

dengan metode analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda,

maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Harga karet berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan masyarakat

Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas

Utara , hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat dengan nilai-

thitung< - ttabel atau thitung> ttabel (-18,410< -1,67 atau 18,410>1,67) ,

maka H01 diterima dan Ha1 ditolak.

2. Tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara parsial terhadap

pendapatan masyarakat Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi

Kabupaten Padang Lawas Utara, hal tersebut dapat dibuktikan dengan

melihat nilai berarti -thitung > -ttabel atau thitung< ttabel (-0,359 > -1,67 atau

(0,359 < 1,67), maka h02 diterima dan ha2 ditolak.

3. Harga karet dan tingkat pendidikan berpengaruh secara simultan

terhadap pendapatan petani karet masyarakat Desa Gumarupu Lama

Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, hal tersebut

dibuktikan dari > (190,930>2,40), maka H03 diterima dan

Ha3 ditolak.
76

B. Saran

1. Petani karet Desa Gumarpu Lama sebaiknya lebih meeningkatkan

pendidikan informal untuk meningkatkan pengetahuan. Sehingga

tingkat pendapatan petani karet meningkat dan kesejahtraan

masyarakatnya lebih baik.

2. Pemerintahan sebaiknya meningkatkan intensitas sosialisasi kepada

masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara

pengelola kebun karet, baik sebelum panen, perawatan dan pasca

panen.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menjadikan penelitian ini sebagai

bahan perbandingan atau bahan refsensi yang baik yang sesuai dengan

penulisan karya ilmiah.


77

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ance. G. Kartasapoetra, Teknologi Benih Pengelolaan benih dan Tuntunan

Praktikum, Jakarta: Rineka Cipta, 1994.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surakarta: PT. Indiva

Media Kreasi, 2009.

Hendri Tanjung & Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:

Gramata Publishing, 2013.

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Dalam Pendidikan

Jakarta: PT.

Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 2007.

J. Sugito, Karet Strategi Pemasaran Tahun 2002 Budidaya dan Pengelolaan,

Jakarta: Penebar Swadaya, 1996.

Jonathan Sarwono, Rumus-Rumus Dalam SPSS 22 Untuk Riset Skripsi

Yogyakarta: Andi, 2015.

Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005.

M.Fuad dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Michael P. Todaro, Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,

Jakarta:Erlangga, 2003.
78

Mubyarto, Teori Ekonomi Dan Penerapannya Di Asia, Jakarta: PT. Gramedia

Jakarta, 2005.

Nugroho, H. Prastowo, dkk, Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetativ

Tanaman Buah, Bogor: World Agroforesty Centre, 2006.

Priyatno, Duwi, Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS (Yogyakarta:

Mediakom, 2010.

Prathama Pahardja Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengatar Edisi Ketiga, Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.

Rita Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, Yogyakarta: Cv. Andi Offest, 2010.

Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2013.

Sugiono, Metologi Penelitian Bisnis, Bandung: CV Altabeta, 2005.

S. Nasution, Metode Research , Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Siregar Syofian, statistika Deskriptif Untuk Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers,

2012.

Suprihatin Guhardja, dkk, Pengembangan Sumber Daya Keluarga, Jakarta:

Gunung Mulia, 1993.

Usman Rianse & Abdi, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan

Aplikasi,Bandung: Cv. Alfabeta, 2009.

B. Internet
79

Http//www. Sumutprov.go.id/untuk dunia-usaha-perkebunan-dan-kehutanan.

Http/Padanglawasutarakab.go.id/geografi-daerah-padang-lawas-utara.

Http//pnpmpaluta.blogspot.co.id/profil-kecamatan-portibi.

Http//:Repository.usu.ac.id

Makalah Artikel Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

http://yuikara.blogspot.co.id/2014/11/Di Unduh Pada Tanggal 24 November

2017 pada pukul 10.30WIB.

Marselinus Silfester, dkk, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani

Karet Di Desa Sekolaq Darat Kabupaten Kutai Barat”.

Yulfita A’ini & Wirdatul Jannah “Penurunan Harga Karet Mentah Terhadap Daya

Beli Masyarakat Di Pasar Desa Pasir Jaya” Jurnal Ilmiah Cano Ekonoms Vol.

5 No. 2, 2016 (https://media.neliti.com.pengaruh-penurunan-harga-karet-

mentah-te.pdf, diaksese pada tanggal 4 November 2017 Jam 14.05 Wib.

C. Wawancara

Wawacara dengan Bapak Asrul Siregar Selaku Kepala Desa Gumarupu Lama

Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara Tanggal 23 November

2017.

Wawacara dengan Bapak Asrul Siregar Selaku Kepala Desa Gumarupu Lama

Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara Tanggal 21 November

2017.
80

Wawacara dengan Ibu Masroyan Siregar Selaku Salah Satu Petani Karet di Desa

Gumarup Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara Pada

Tanggal 21 November 2017.

Wawacara dengan Bapak Safaruddin Harahap Selaku Salah Satu Petani Karet di

Desa Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara

Pada Tanggal 21 November 2017.

Wawancara dengan Bapak Sahrin Siregar Selaku Salah Satu Petani Karet di Desa

Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara Pada

Tanggal 25 November 2017.

Wawacara dengan Bapak Sahrun Siregar Selaku Salah Satu Petani Karet di Desa

Gumarupu Lama Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara Pada

Tanggal 24 November 2017.

.
CURUCULUM VITAE
(Daftar Riwayat Hidup)

DATA PRIBADI

Nama : UBAIDAH HARAHAP


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Hutatonga, 15 September 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Jalan Lapangan kecamatan pinangsori
Tapanuli tengah
Telepon/No. HP : 0853-5925-3337
E-mail : ubaidah@gmail.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

Tahun 2002-2008 : MIN 1 PINANGSORI

Tahun 2008-2011 : MTsN PINANGSORI

Tahun 2011-2014 : MAN 1 PADANGSIDIMPUAN

Tahun 2014-2018 : Program Sarjana (S-1) Perbankan Syariah

IAIN Padangsidimpuan

PRESTASI AKADEMIK

Ipk : 3,63

Karya Tulis Ilmiah : Pengaruh BI Rate dan Bagi Hasil terhadap Deposito
Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah
Tahun 2011-2014
R_TABEL

df 0.10 0.05 0.02 0.01


1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999
2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900
3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587
4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172
5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745
6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343
7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977
8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646
9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348
10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079
11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835
12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614
13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411
14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226
15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055
16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897
17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751
18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614
19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487
20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368
21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256
22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151
23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052
24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958
25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869
26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785
27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705
28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629
29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556
30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487
31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421
32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357
33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296
34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238
35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182
36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128
37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076
38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026
39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978
40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932
41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887
42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843
43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801
44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761
45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721
46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683
47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646
48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610
49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575
50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542
51 0.2284 0.2706 0.3188 0.3509
52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477
53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445
54 0.2221 0.2632 0.3102 0.3415
55 0.2201 0.2609 0.3074 0.3385
56 0.2181 0.2586 0.3048 0.3357
57 0.2162 0.2564 0.3022 0.3328
58 0.2144 0.2542 0.2997 0.3301
59 0.2126 0.2521 0.2972 0.3274
60 0.2108 0.2500 0.2948 0.3248
61 0.2091 0.2480 0.2925 0.3223
62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198
63 0.2058 0.2441 0.2880 0.3173
64 0.2042 0.2423 0.2858 0.3150
65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126
66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104
67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081
68 0.1982 0.2352 0.2776 0.3060
69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038
70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017
71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997
72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977
73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957
74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938
75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919
76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900
77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882
78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864
79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847
80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830
81 0.1818 0.2159 0.2550 0.2813
82 0.1807 0.2146 0.2535 0.2796
83 0.1796 0.2133 0.2520 0.2780
84 0.1786 0.2120 0.2505 0.2764
85 0.1775 0.2108 0.2491 0.2748
86 0.1765 0.2096 0.2477 0.2732
87 0.1755 0,2084 0.2463 0.2717
88 0.1745 0.2072 0.2449 0.2702
89 0.1735 0.2061 0.2435 0.2687
90 0.1726 0.2050 0.2422 0.2673
91 0.1716 0.2039 0.2409 0.2659
92 0.1707 0.2028 0.2396 0.2645
93 0.1698 0.2017 0.2384 0.2631
94 0.1689 0.2006 0.2371 0.2617
95 0.1680 0.1996 0.2359 0.2604
96 0.1671 0.1986 0.2347 0.2591
97 0.1663 0.1975 0.2335 0.2578
98 0.1654 0.1966 0.2324 0.2565
99 0.1646 0.1956 0.2312 0.2552
100 0.1638 0.1946 0.2301 0.2540
1000 0.0519 0.0619 0.0734 0.0812
10000 0.0164 0.0196 0.0233 0.0258
Lampiran 7

Hasil Uji Reliabilitas Harga Karet

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.861 10

Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pendidikan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.812 10

Hasil Uji Reliabilitas Pendapatan

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

.789 10
Lampiran 8

Hasil uji Multikolinearitas


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 10.929 1.912 5.717 .000

x1 .759 .039 .944 19.248 .000 .867 1.153

x2 -.018 .052 -.017 -.352 .726 .867 1.153

a. Dependent Variable: y

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Correlations

Unstandardized
x1 x2 Residual
**
Spearman's rho x1 Correlation Coefficient 1.000 .343 .118

Sig. (2-tailed) . .007 .366

N 61 61 61
**
x2 Correlation Coefficient .343 1.000 -.021

Sig. (2-tailed) .007 . .871

N 61 61 61

Unstandardized Correlation Coefficient .118 -.021 1.000


Residual Sig. (2-tailed) .366 .871 .

N 61 61 61

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Lampiran 9

Hasil Uji Linearitas Harga Karet

ANOVA Table

Mean
Sum of Squares df Square F Sig.

y * x1 Between Groups (Combined) 1745.552 25 69.822 27.366 .000

Linearity 1612.538 1 1612.538 632.014 .000

Deviation from
133.014 24 5.542 2.172 .018
Linearity

Within Groups 89.300 35 2.551

Total 1834.852 60

Hasil Uji Linearitas Tingkat Pendidikan

ANOVA Table

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.

y * x2 Between (Combined) 500.372 19 26.335 .809 .684


Groups Linearity 196.005 1 196.005 6.022 .018

Deviation from Linearity 304.366 18 16.909 .520 .932

Within Groups 1334.481 41 32.548

Total 1834.852 60
Lampiran 10

Hasil Uji Regresi Linear Berganda


a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 6,964 1,613 4,317 ,000

X1 ,728 ,040 ,926 18,410 ,000

X2 ,019 ,054 ,018 ,359 ,721

a. Dependent Variable: Y

Hasil Uji Parsial (Uji t)


a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 6,964 1,613 4,317 ,000

X1 ,728 ,040 ,926 18,410 ,000

X2 ,019 ,054 ,018 ,359 ,721

a. Dependent Variable: Y

Hasil Uji Simultan (Uji F)


a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 414,979 2 207,490 190,930 ,000

Residual 63,031 58 1,087

Total 478,010 60

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Uji linearitas harga karet
Sum of Squares df Mean Square F S

y * x1 Between Groups (Combined) 1745.552 25 69.822 27.366


Linearity 1612.538 1 1612.538 632.014

Deviation from Linearity 133.014 24 5.542 2.172

Within Groups 89.300 35 2.551


Total 1834.852 60

Uji Linearitas tingkat pendidikan

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F S


y * x2 Between Groups (Combined) 500.372 19 26.335 .809

Linearity 196.005 1 196.005 6.022


Deviation from Linearity 304.366 18 16.909 .520

Within Groups 1334.481 41 32.548

Total 1834.852 60

Anda mungkin juga menyukai