PROPOSAL TESIS
Oleh:
Much. Tsulutsallaily Sy
2180060066
PROGRAM PASCASARJANA
BANDUNG
2019
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
iv
2. Vokal
Vokal bahasa Arab adalah seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri
dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal dalam bahasa Arab yang lambangnya berup atanda atau
harkat, transliterasinya sebagai berikut:
fatḥah A A
Kasrah I I
㟨
ḍammah U U
b.Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harkat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
v
KATA PENGANTAR DAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Swt, Shawalat dan salam
untuk Rasulullah Saw. Yang telah membimbing umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman penuh terang benderang.
Lahirnya karya ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak sehingga
melengkapi proses pembuatan perencanaan penelitian ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
2. Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., MT., Direktur Pascasarjana UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.
3. Dr. H. Jaja Jahari, M.Pd., Ketua Prodi MPI Pascasarjana UIN Sunan Gunung
Djati Bandung.
5. Segenap dosen dan staff Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
6. Hj. Eros Rosita, S.Pd, Kepala MI Darul Furqon Lembang Kab. Bandung Barat.
vi
8. Teman-teman MPI K B tahun 2018, terimakasih atas dukungan dan
kerjasamanya.
Semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu peneliti dalam
menyusun perencanaan penelitian ini mendapat imbalan pahala yang berlipat dari
Allah Swt. Aamin.
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
Bagian Awal:
Halaman Judul Sampul.............................................................................................i
Halaman Judul.........................................................................................................ii
Lembar Pengesahan................................................................................................iii
Pedoman Transliterasi.............................................................................................iv
Kata Pengantar dan Ucapan Terimakasih...............................................................vi
Daftar Isi...............................................................................................................viii
Daftar Gambar........................................................................................................ix
Bagian Isi:
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian...................................................................................................................... 7
E. Hasil Penelitian Terdahulu............................................................................................................. 8
F. Kerangka Berpikir........................................................................................................................ 11
G. Langkah-Langkah Penelitian....................................................................................................... 20
Daftar Pustaka...................................................................................................................................23
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
A. Latar Belakang Masalah
1
Zalfa Faruk, “Sustainable Development Goals dan Nasib Indonesia Tahun 2030”,
Kompasiana (Jakarta, 10 April 2019), 1.
2
Yuniar, “Mutu Madrasah dan Profesionalisme Guru: Tuntutan di Era Globalisasi”,
Ta’dib, 18: 2 (Juni: 2013), 136
3
Yuniar, “Mutu Madrasah”, 137
1
Tanpa mengenyampingkan aspek lainnya, dari berbagai hal yang
mempengaruhi mutu madrasah adalah kompetensi profesionalisme guru karena
langsung bersinggungan dengan peserta didik. Sesuai dengan Permendikanas
Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan Pendidikan dasar dan
menengah, bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru
diperlukan setidaknya kemampuan perenca naan, pelaksanaan, penilaian, dan
pengawasan.4 Ironisnya, menurut data yang dikeluarkan oleh UNISCO bahwa
kualitas guru Indonesia sebagai komponen kunci dalam Pendidikan berada di
urutan terakhir, yaitu urutan ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia.5 Dilihat
pula dari data guru menurut kelayakan mengajar yang dikeluarkan oleh Balitbang
Depdiknas bahwa untuk tingkat SD/MI tercatat 49,3 % guru tidak layak
mengajar.6
4
Hanifah Kusumawati, “Peningkatan Kompetensi guru SD Dalam Menusun RPP dan
Melaksanakan Pembelajaran”, Satya Widya, 32: 2 (Desember, 2016), 93.
5
Yunus, “Guru atau kurikulum: TItik Urgen Kualitas Pendidikan Indoensia”, Kumparan
(Jakarta, 13 april 2019), 2.
6
Yuniar, “Mutu Madrasah ……, 137
2
Menurut George R. Terry dalam Imam dan Ara menyatakan bahwa
Manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggeraan dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.7 Mulyasa di
dalam Rukayah menyatakan bahwa manajemen merupakan komponen integral
dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena
tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara
optimal, efektif dan efisien.8
7
Imam Machali dan Ara Hidayat, The Handbook of Education Management (Jakarta:
Prenadamedia, 2016), 4.
8
Rukayah, “Evaluasi Manajemen Berbasis Sekola di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten
Semarang”. Jurnal Manajemen Pendidikan, 3: 2 (Desember, 2016), 179.
9
Imam Machali dan Ara Hidayat, The Handbook, 7
10
Amirudin, “Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Filsafat Ilmu dal Al-Qur’an”,
Ijtimaiyya, 6: 2 (Agustus, 2013), 24.
11
Rusdiana, Manajemen Evaluasi Program Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2017),
23.
12
Rusdiana, Manajemen Evaluasi,, 22.
3
Dalam manajemen pendidikan Islam, melakukan evaluasi merupakan
sebuah sunnatullah yang dilakukan pula oleh Allah Swt dan para malaikat
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Qaff ,50 :17-18;
Artinya: (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir. (Q.S Qaff [50] : 17-18)
Manajemen evaluasi program pendidikan merupakan prosedur, tahapan,
atau langkah harus ditempuh oleh evaluator dalam mengevaluasi program
pendidikan. Adapun langkah-langkahnya adalah perumusan tujuan evaluasi,
menyeleksi dan atau menyusun alat evaluasi, menerapkan alat evaluasi, mengolah
hasil evaluasi, menyimpulkan dan follow up hasil evaluasi.13
13
Rusdiana, Manajemen Evaluasi,30-31.
14
Amat Jaedun, “Evaluasi Kinerja Profesional Guru”, Makalah Pelatihan Profesi Guru
(Cilacap: Puslit Dikdasmen, 2009), 1.t.d.
4
hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam
atau output kependidikan Islam.15
B. Rumusan Masalah
15
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tindajauan teoritis dan Pratis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 162.
5
mengolah hasil-hasil evaluasi, menyimpulkan hasil evaluasi, dan follow up
evaluasi.16
Fokus dan sub fokus masalah bertujuan untuk mempertajam cakupan
penelitian dengan bentuk pertanyaan. Kegunaannya adalah untuk lebih membatasi
wilayah masalah yang diteliti.17 Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perumuskan tujuan evaluasi program pengembangan
profesionalisme guru di MI Darul Furqon Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat?
2. Apa saja langkah-langkah menyeleksi dan atau menyusun alat evaluasi
program pengembangan profesionalisme guru di MI Darul Furqon Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat?
3. Bagaimana penerapan alat evaluasi program pengembangan profesionalisme
guru di MI Darul Furqon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?
4. Bagaimana cara mengolah hasil evaluasi program pengembangan
profesionalisme guru di MI Darul Furqon Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat?
5. Bagaimana menyimpulkan dan mem-follow up hasil evaluasi program
pengembangan profesionalisme guru di MI Darul Furqon Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat?
C. Tujuan Penelitian
16
H.A. Rusdina, Manajemen Evaluasi, 31.
17
Keputusan Direktur Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Panduan
Penulisan Tesis dan Disertasi (Bandung: Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2018),
6.
18
Keputusan Direktur, Panduan Penulisan, 7
6
1. Mengetahui proses merumuskan tujuan evaluasi program pengembangan
profesionalisme guru di MI Darul Furqon Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat.
2. Mendalami langkah-langkah menyeleksi dan atau menyusun alat evaluasi
program pengembangan profesionalisme guru di MI Darul Furqon Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
3. Mengamati tahapan penerapkan alat evaluasi program pengembangan
profesionalisme guru di MI Darul Furqon Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat.
4. Mengetahui tata cara mengolah hasil evaluasi program pengembangan
profesionalisme guru di MI Darul Furqon Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat.
5. Mendalami proses menyimpulkan dan follow up hasil evaluasi program
pengembangan profesionalisme guru di MI Darul Furqon Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
D. Kegunaan Penelitian
7
menciptakan proses belajar yang terencana, menyenangkan, juga
menghasilkan, serta kebermanfaatan lainnya.
b. Menjadi tambahan berliterasi untuk para pemerhati pendidikan, yang menjadi
bahan komparasi terhadap literatur-literatur yang sudah ada. Dimaksudkan
pula untuk menambah khazanah kepustakaan dunia pendidikan. Pun dapat
menjadi rujukan atau referensi terhadap penelitian berikutnya, yang dapat
dimaksimalkan oleh para peneliti selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
Penulis pun berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan signifikansi
secara praktis. Artinya, penelitian ini dapat berguna secara praktis di dalam
masyarakat secara langsung. Berguna secara praktis dalam pembangunan agama,
bangsa dan negara. Kegunaan tersebut akan lebih aktual apabila hasil penelitian
ini dapat didayagunakan oleh Kepala Sekolah, Guru dan Praktisi Pendidikan
dalam menjalankan aktivitasnya.
19
Keputusan Direktur, Panduan Penulisan, 8
8
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Dalam evaluasi input,
pelaksanaan program MBS dipengaruhi oleh SDM, kurikulum yang sesuai,
sarana prasarana yang memadai serta pembiayaan yang mencukupi untuk
terselenggaranya MBS. Dalam evaluasi proses, pengambilan keputusan harus
melibatkan masyarakat atau orang tua secara maksimal. Sedangkan untuk
proses mengajar, aspek yang dinilai adalah keaktifan, kreatifitas, efektifitas,
dan kebahagiaan peserta didik. Pada evaluasi output, hal yang menjadi
penilaian adalah prestasi akademik. Hubungan dengan penelitian ini adalah
sama-sama melakukan evaluasi yang berada di sekolah. Namun yang menjadi
pembeda adalah bahan yang dievaluasi mengingat penelitian yang dilakukan
adalah terkait pengembangan profesionalisme guru.
2. Ashepi Zulham, Manajemen Pengembangan Profesionalisme Guru di
SMP Islam Terpadu, Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas
Lampung, 2016, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pengembangan
profesionalisme guru. Hasil Penelitian ini adalah bahwa manajemen
perencanaan profesionalisme guru berangkat dari hasil analisis program yang
telah dilakukan sebelumnya sebagai acuan, beban tugas seorang pendidik
dikatakan professional jika sesuai dengan latar belakang pendidikan guru
tersebut, manajemen pengawasan dilakukan sebagai bahan evaluasi program
yang harus dilakukan secara berkala. Hubungan dengan penelitian yang
sedang dilakukan adalah fokus dari penelitian tersebut.
3. Hidayatun Nikmah, Evaluasi Program Pengembangan
Profesionalisme guru di MI Ma’arif NU 1 Pageraji, IAIN Purwokerto, tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sekaligus mengevaluasi
program pengembangan profesionalisme guru di Ma’arif NU 1 Pageraji Kec.
Cilongok Kab. Banyumas. Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model evaluasi CIPP (Context, input, process, product). Model
Evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel L Stufflebeam dkk. Jenis penelitian
ini adalah penelitian evaluatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah sebagai
9
berikut: 1) Dari komponen context, perumusan visi, misi, dan tujuan program
pengembangan profesionalisme guru sudah kategori baik. Sedikit catatan
pada perumusan visi dimana perumusan misi masih kurang sempurna, karena
visi dari pelaksanaan program pengembangan profesionalisme guru
merupakan implementasi dari visi dan misi madrasah yang mengacu pada
program tahunan dan Renstra madrasah. 2) Dari komponen Input,
menunjukkan bahwa input tim, guru, kurikulum serta sarana dan prasarana
sudah kategori baik. Sedikit catatan pada input sarana dan prasarana masih
perlu adanya peninjauan terkait pengembangan profesionalisme guru. 3) Dari
komponen Process, penggunaan metode, media, materi, dan waktu
pembelajaran dalam pengembangan profesionalisme guru sudah kategori baik.
Sementara untuk waktu pengembangan profesionalisme guru perlu
dioptimalkan. 4) Komponen Product sudah kategori baik. Pencapaian
program pengembangan profesionalisme guru sudah sesuai target yang
ditetapkan oleh madrasah. Program yang dibuat oleh tim pengembangan
profesionalisme guru sangat efektif untuk memantau dan mengukur
keberhasilan program yang dibuat oleh tim pengembangan profesionalisme
guru. Perbedaan dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah pada jenis
penelitian, bahwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Jika penelitian yang digunakan oleh Hidayan adalah untuk
mengevaluasi program pengembangan profesionalisme guru, penelitian yang
sedang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan bagaimana manajemen
evaluasi program pengembangan profesionalisme guru.
4. Moh. Syamsudin, Evaluasi Kinerja guru Sekolah Dasar di Kutai
Timur, IAIN Samarinda, Program evaluasi kinerja guru Sekolah Dasar di
Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur adalah dengan merumuskan
tujuan evaluasi dengan menetapkan standar proses pembelajaran, menetapkan
format dan indicator evaluasi sesuai dengan standar kinerja guru, teknik dan
jadwal evaluasi dengan dilaksanakan secara serentak pada akhir tahun
pelajaran. Pelaksanaan evaluasi kinerja guru adalah ; a) Kepala sekolah
melakukan penilaian terhadap Rencana pelaksanaan pembelajaran yang
10
dibuat oleh guru dan menandatangani RPP yang telah dinilai. b) Kepala
sekolah juga melaksanakan pengamatan proses pembelajaran guru dikelas
dalam rangka untuk melihat pembelajaran yang dilaksanakan guru apakah
sudah sesuai dengan RPP, penggunaan metose dan media pembelajaran. c)
Kepala Sekolah mengevaluasi terhadap laporan hasil pembelajaran.
Hubungan dengan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan
adalah terdapat pada subjek yang dan objek yang dievaluasi, yaitu kepala
sekolah dan guru. Namun yang menjadi pembeda adalah evaluasi kinerja guru
adalah sebuah bentuk bagaimana memonitor kinerja guru, sedangkan pada
manajemen evaluasi program pengembangan profesionalisme guru adalah
untuk memaparkan sistem evaluasi terhadap program pengembangan
profesionalisme guru.
F. Kerangka Berpikir
20
Imam Machali dan Ara Hidayat, The Handbook of Education Management (Jakarta:
Prenadamedia, 2016), 4.
21
Rukayah, “Evaluasi Manajemen Berbasis Sekola di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten
Semarang”. Jurnal Manajemen Pendidikan, 3: 2 (Desember, 2016), 179.
11
Evaluasi adalah kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil
pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran
evaluasi supervisi ditunjukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses
pelaksanaan supervisi. Hasil evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk
menyusun program perencanaan berikutnya.22
22
A. Rusdiana, Manajemen Evaluasi Program Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia,
2017), 20
23
Fattah Nanang, Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016),
234.
24
Arikutno Suharsimi dan Safrudin Cepi, Evaluasi Program PEndidikan (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), 4.
25
Arikunto Suharsimi dan Safrudin Cepi, Evaluasi, 4.
12
Untuk mengetahui proses pendidikan telah berjalan sesuai program, serta
telah mencapai tujuan secara efisien dan efektif, atau proses pendidikan tersebut
tidak berjalan sesuai program dan tidak mencapai tujuan yang diharapkan, maka
untuk mengetahui hal tersebut diperlukan kegiatan yang disebut evaluasi. Dalam
pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan
Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk
mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan
Islam dan proses pembelajaran.26
26
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2016), 220.
27
A. Rusdiana, Manajemen Evaluasi, 22.
28
Arikunto Suharsimi dan Safrudin Cepi, Evaluasi, 5.
29
A. Rusdiana, Manajemen Evaluasi, 22.
30
A. Rusdiana, Manajemen Evaluasi, 31.
13
2. Pengembangan Profesionalisme Guru
31
A. Rusdiana dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan (Bandung: Pustaka Setia,
2015), 22.
32
A. Rusdiana dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi, 15
33
A. Ruddiana dan Yeti Heryati, Pendidikan, 18-19
34
A. Ruddiana dan Yeti Heryati, Pendidikan,19
14
Prodesionalisme merupakan sebutan yang mengacu pada sikap mental
dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa
mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Pada hakikatnya
profesinalisme menunjuk pada dua hal, yaitu: 1)Penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaan/jabatannya yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya; 2)
Orang yang menyandang suatu profesi.35
Profesi atau jabatan guru sebagai pendidik formal di sekolah tidak dapat
dipandang sebelahmata karena menyangkut berbagai aspek kehidupan serta
mnuntut pertanggungjawaban moral yang berat. Inilah pertimbangan adanya
berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang terjun dan
mengabdikan diri dalam dunia pendidikan.
35
A. Ruddiana dan Yeti Heryati, Pendidikan ,24
36
A. Ruddiana dan Yeti Heryati, Pendidikan ,43.
37
Moh. Syamsudin, “Evaluasi Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kutai Timur”, Syamil, 3: 2
(2015), 281.
15
guru bimbingan karier; 2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah;
dan 3) guru dalam jabatan pengawas.38
38
Mudlofir Ali, Pendidik Profesional ;Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2018), 120.
39
Syaefudin Saud Udin, Pengembagangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta, 2016), 98.
40
Juni Priansa Donni, Kinerja dan Profesionalisme Guru (Bandung : Alfabeta,
2014), 117.
41
Juni Priansa Donni, Kinerja, 113-121.
16
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional Tahun 2005 sebagaimana dikutip Udin syaefudin107
menyebutkan beberapa alternatif Program Pengembangan Profesionalisme Guru,
sebagai berikut : 1) Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru, 2) Program
penyetaraan dan sertifikasi, 3) Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi,
4) Program supervisi pendidikan, 5) Program pemberdayaan MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran), 6) Simposium guru, 7) Program pelatihan
tradisional lainnya, 8) Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah, 9)
Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah, 10) Melakukan penelitian (khususnya
Penelitian Tindakan Kelas), 11) Magang, 12) Mengikuti berita aktual dari media
pemberitaan, 13) Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi, 14)
Menggalang kerjasama dengan teman sejawat.
17
1) Presentasi pada forum ilmiah. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pemasaran
dan/atau narasumber pada seminar, lokakarya, koloqium, dan/atau diskusi
ilmiah, baik yang diselenggarakan pada tingkat sekolah, KKG/MGMP/MGBK,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional.
2) Publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan
formal. Publikasi dapat berupa karya tulis hasil penelitian, makalah tinjuan
ilmiah di bidang pendidikan formal dan pembelajaran, tulisan ilmiah populer,
dan artikel ilmiah dalam bidang pendidikan.
3) Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/ atau pedoman guru.
42
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme guru Sekolah Dasar (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), 7.
18
Organizing
1. Peningkatan jumlah
madrasah
Pengembangan
berbanding terbalik
dengan peningkatan Profesionalisme Guru
mutu madrasah Planning Actuating
2. Kualitas guru di 1. 1. Pengembangan Diri
Indonesia berada di 2. 2. Pulikasi Karya Ilmiah
urutan 14 dari 14 3. 3. Karya Inovasi
Terbentuknya Guru madrasah
negara berkembang
yang profesional, berkualitas
di dunia.
Controlling dan mengambil peran dalam
3. 49,3 % guru masuk
kategori tidak layak peningkatan mutu madrasah.
mengajar.
4. Banyak madrasah
yang mengangkat Manajemen Evaluasi Program
guru tersertifikasi Pengembangan Profesionalisme Guru
pendidik. 1. Merumuskan tujuan evaluasi program
5. Guru di lokasi 2. Menyeleksi dan atau menyusun alat
penelitian evaluasi
merupakan lulusan 3. Menerapkan alat evaluasi program
SMA. 4. Mengolah hasil evaluasi program
5. Menyimpulkan dan mem-follow up
hasil evalusi program
19
Bagian di atas menjelaskan bagaimana Manajemen Evaluasi Program yang
tahapannya adalah merumuskan tujuan evaluasi, menyeleksi/menyusun alat
evaluasi, menerapkan alat evaluasi, mengolah hasil evaluasi, menyimpulkan dan
follow up Evaluasi menjadi sebuah alat untuk mengukur dan menilai bagaimana
sebuah program pengembnagnan profesionalisme guru berjalan dengan baik.
Adapun yang menjadi fokus dalam program pengembangan profesionalisme guru
adalah pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Ketiga hal
tersebut senantiasa dievaluasi secara sistematis dengan menggunakan manajemen
evaluasi yang telah disebutkan sebelumnya.
G. Langkah-Langkah Penelitian
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D (Bandung: Alfabeta, 2010),
15.
20
Data yang diungkap dalam penelitian ini berupa kata-kata, kalimatkalimat,
paragraf-paragraf, dokumen-dokumen dan bukan berupa angkaangka. Obyek
penelitian tidak diperlakukan khusus atau dimanipulasi sehingga data yang
diperoleh tetap berada pada kondisi alami sebagai salah satu karakteristik
penelitian kualitatif.
44
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosadakarya,
2012), 15.
45
M.B Miles dan A.M. Huberman, Analisa Data Kualitatif (Jakarta: UI Press, 1992) , 2.
21
3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
46
Sugiyono, Penelitian, 309.
47
Lexy J Moleong, Metodologi, 190.
48
M.B Miles dan A.M. Huberman, Analisa Data,19.
22
keteralihan/transferabilitas; 3) Kebergantungan/dependabilitas; 4) Kepastian /
konfirmabilitas.49
Daftar Pustaka
Sumber Buku
49
Lexy J Moleong, Metodologi., 173.
23
Rusdiana, A, dan Yeti Heryati. Pendidikan Profesi Keguruan. Bandung: Pustaka
Setia, 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta,
2010.
Suharsimi, Arikunto, dan Safrudin. Evaluali Program Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2014.
Udin, Syaefudin Saud. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, 2016.
Yin, Robert K. Studi Kasus Design dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2001.
Sumber Jurnal
Rukayah.”Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri
Kabupaten Semarang”, Jurnal Manajemen Pendidikan (Desember 2016):
175-187.
Syamsudin, Moh. “Evaluasi Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kutai Timur”, Syamil
3, no. 2 (2015): 120-135.
24