Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh:
ALYA KALTSUM NAJWA
NIM : 11170440000087
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh:
Pembimbing
ii
LEMBAR PERNYATAAN
iii
Abstrak
Alya Kaltsum Najwa, NIM 11170440000087. HAK ASUH ANAK KEPADA IBU
YANG MURTAD DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH (STUDI
PUTUSAN NOMOR 1/Pdt.G/2013/PA.MUR). Program Studi Hukum Keluarga
(Ahwal Syakhshiyyah), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 1442 H/2022 M.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dari pertimbangan hukum
Hakim pada putusan nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR, tentang permohonan hak
asuk seorang anak yang belum mumayyiz dan kepada siapakah anak itu diasuh jika
diantara ibu dan ayahnya sama-sama mempunyai cacat hukum sebagai pemegang
hadhanah. Serta menganalisis pertimbangan hakim tersebut menggunakan teori
Maslahah Mursalah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan metode
pendekatan studi kepustakaan. Sumber data yang di dapat dalam penelitian ini
berupa data primer, yaitu putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
1/Pdt.G/2013/PA.MUR dan sumber data sekunder berupa Undang-Undang
tentang Perkawinan, Undang-Undang tentang Peradilan Agama, Kompilasi
Hukum Islam, jurnal, artikel, skripsi, dan buku bacaan mengenai Munakahat.
Teknik yang digunakan pada penelitian ini, yaitu studi pustaka dan dokumentasi.
Metode yang digunakan untuk menganalisis data yaitu metode analisis kualitatif.
Hasil penelitian terhadap putusan Nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR, bahwa
faktor perilaku buruk dan murtad yang dimiliki pemohon dan termohon, pada
dasarnya menjadikan kedua pihak terhalang untuk mendapatkan hak hadhanah
atas ketiga anak mereka. Pengasuhan anak diatur dalam Pasal 50-54 Undang-
Undang Perkawinan tentang perwalian dan Pasal 156 Kompilasi Hukum Islam
tentang hadhanah. Pada prinsipnya putusan Hakim telah sesuai dengan peraturan
yang berlaku di Indonesia, walaupun ada syarat yang tidak terpenuhi sebagai
pemegang hak hadhanah. Namun, berdasarkan pertimbangan Hakim yang lebih
ringan mudharatnya, maka penulis juga sepakat dengan Putusan Hakim.
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah alih aksara dari tulisan asing (terutama Arab) ke dalam
tulisan Latin. Pedoman ini diperlukan karena dalam karya tulis menggunakan
beberapa istilah Arab yang belum dapat diakui sebagai kata bahasa Indonesia atau
lingkup penggunaannya masih terbatas.
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara Latin:
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
ﺍ Tidak dilambangkan
ﺏ B Be
ﺕ T Te
ﺙ Ts te dan es
ﺝ J Je
ﺡ H ha dengan garis bawah
ﺥ Kh ka dan ha
ﺩ D De
ﺫ Dz de dan zet
ﺭ R Er
ﺯ Z Zet
ﺱ S Es
ﺵ Sy es dan ye
ﺹ S es dengan garis bawah
ﺽ D de dengan garis bawah
ﻁ T te dengan garis bawah
ﻅ Z zet dengan garis bawah
ﻉ ‘ Koma terbalik di atas hadap kanan
ﻍ Gh ge dan ha
ﻑ F Ef
ﻕ Q Qo
ﻙ K Ka
ﻝ L El
v
ﻡ M Em
ﻥ N En
ﻭ W We
ﻫـ H Ha
ﺀ ` Apostrop
ﻱ Y Ya
Dalam bahasa Arab, vokal sama seperti dalam bahasa Indonesia, memiliki
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal
monoftong, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
______ A Fathah
------ I Kasrah
______ U Dammah
Sementara itu, untuk vokal rangkap atau diftong, ketentuan alih aksaranya
sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
_____ﻱ Ai a dan i
______ﻭ Au a dan u
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakah dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
Kata sandang, dalam bahasa Arab dilambangkan dengan alif dan lam,
vi
dialihaksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf syamsiyyah atau huruf
qomariyyah. Misalnya:
= ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩal-ijtihad
= ﺍﻟﺮﺧﺼﺔal-rukhsah, bukan ar-rukhsah
Dalam alih aksara, syaddah atau tasydid dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan menggunakan huruf yang diberi tanda syaddah. Tetapi, hal ini tidak berlaku
jika huruf yang menerima tanda syaddah. Tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf
yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh
huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya:
= ﺍﺷﻔﻌﺔal-syuf’ah tidak ditulis asy-syuf’ah
Dalam penulisan ta marbutah terdapat pada kata yang berdiri sendiri (lihat
contoh 1) atau diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2), maka huruf ta marbutah
tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h” (ha). Jika huruf ta marbutah tersebut
diikuti dengan kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf
“t” (te) (lihat contoh 3).
No. Kata Arab Alih Aksara
1 ﺷﺮﻋﻴﺔ syarî’ah
2 ﺷﺮﻋﻴﺔ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ al-syarî’ah al-islâmiyyah
Untuk huruf kapital tidak dikenal dalam tulisan Arab. Tetapi dalam
transliterasi huruf ini tetap digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Perlu diketahui bahwa jika nama diri didahului
oleh kata sandang, maka huruf yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal
nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh: = ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱal-Bukhari
tidak ditulis Al-Bukhari.
Beberapa ketentuan lain dalam EYD juga dapat diterapkan dalam alih
aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring atau cetak tebal.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama yang berasal dari dunia
Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meski akar kata nama tersebut
berasal dari bahasa Arab. Misalnya: Nuruddin al-Raniri, tidak ditulis Nur al-Din al-
Raniri.
vii
Setiap kata, baik kata kerja (fi’il) kata benda (ism) atau huruf (harf), ditulis
secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara dengan berpedoman
pada ketentuan-ketentuan di atas:
No Kata Arab Alih Aksara
al-darûrah tubîhu al-
1 ﺍﻟﻀﺮﻭﺭﺓ ﺗﺒﻴﺢ ﺍﻟﻤﺤﻈﻮﺭﺍﺕ mahzûrât
2 ﺍﻻﻗﺘﺼﺎﺩ ﺍﻻﺳﻼﻣﻲ al-iqtisâd al-islâmî
3 ﺍﺻﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ usûl al-fiqh
al-‘asl fî al-asyya ﹶal-
4 ﺍﺃﻟﺼﻞ ﻓﻲ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ ibâhah
5 ﺍﻟﻤﺼﻠﺤﺔ ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﺔ al-maslahah al-mursalah
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Sholawat beserta salam semoga dapat tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Hukum Program Studi Hukum Keluarga pada Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul peneliti
ajukan adalah “Hak Asuh Anak Kepada Ibu Yang Murtad Dalam Perspektif
Maslahah Mursalah (Studi Putusan Nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR)”.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti dengan senang hati
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, M.A, selaku
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, SH, M.H, M.A, sekalu Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Mesraini, S.H., M.Ag, selaku ketua Program Studi Hukum
Keluarga dan Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A, sekretaris Program
Studi Hukum Keluarga.
4. Ibu Dr. Hj. Rosdiana, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan dan memotivasi
selama membimbing penulis.
5. Bapak Afwan Faizin, M.A, selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu menasehati dan membimbing selama perkuliahan.
ix
6. Segenap Dosen, Staf Perpustakaan, Karyawan-karyawan Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
memberi ilmu dan memfasilitasi dalam penyelesaian skripsi ini
7. Ayahanda tercinta H. Achmad Hutori, SE., MM dan Ibunda Hj.
Rohimah, yang senantiasa selalu menyayangi dan memberikan kasih
sayang dan dukungan kepada peneliti.
8. Teman-teman penulis di bangku perkuliahan yaitu Selina Abigail,
Rahmadini Septia Aikhiri, Syifa Fauziah, Hani Rifqial Aini, Siti
Kholisoh, Feni Nuraini, Arini Salwa yang selalu membantu peneliti dan
memberikan motivasi dari awal kuliah sampai sekarang peneliti dapat
menyelesaikan tugas akhir. Terima kasih peneliti ucapkan atas doa,
dukungan dan kebersamaannya di masa-masa perkuliahan.
9. Teman-teman seperjuangan Hukum Keluarga angkatan 2017,
Terkhusus untuk HK-C 2017 terimakasih atas semangat, canda, tawa
yang penuh kesan selama masa perkuliahan. Semoga kita selalu
diberikan kesehatan dan sukses dimasa depan.
10. Teman seperjuangan saat di Pondok Pesantren yang masih berteman
baik dengan penulis, Silvi Salamah, S.Pd dan kepada kak Ilham
Ramdani Rahmat, S.H selaku kakak kelas peneliti yang selalu
membantu peneliti dan dukungan kepada peneliti.
11. Semua pihak yang peneliti tidak dapat sebutkan satu persatu, yang telah
memotivasi serta menginpirasi peneliti baik secara langsung maupun
tidak langsung. Semoga selalu dilindungi oleh Allah SWT.
Semoga Allah memberikan rahmat dan balasan pada setiap kebaikan yang telah
diberikan untuk peneliti. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum keluarga.
Peneliti
x
DAFTAR ISI
ix
Pihak-pihak yang berhak atas Hadhanah.............................26
B. Murtad......................................................................................31
1. Pengertian dan Dasar Hukum Murtad ................................31
2. Kedudukan Murtad dalam Perkawinan ..............................33
Akibat Murtad Terhadap Hadhanah ...................................35
C. Maslahah Mursalah .................................................................39
1. Pengertian Maslahah Mursalah ..........................................39
2. Dasar Hukum Maslahah Mursalah .....................................40
3. Tingkatan Maslahah Mursalah ...........................................41
4. Macam-Macam Maslahah Mursalah ..................................48
5. Kehujjahan Maslahah Mursalah .........................................51
BAB III DESKRIPSI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MAUMERE
NOMOR 1/Pdt.G/2013/PA.MUR................................................55
A. Posisi Kasus .............................................................................55
B. Duduk Perkara..........................................................................55
1. Posita ..................................................................................55
2. Petitum................................................................................57
3. Proses Pemeriksaan Perkara ...............................................58
C. Amar Putusan ...........................................................................59
D. Pertimbangan Hukum...............................................................59
Putusan dan Dasar Hukum Hakim Pengadilan Agama Maumere
............................................................................................64
BAB IV PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MAUMERE NOMOR
1/Pdt.G/2013/PA.MUR TENTANG PEMBERIAN HAK
HADHANAH TERHADAP IBU MURTAD .............................66
A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Pemberian Hak
Hadhanah Terhadap Ibu Murtad (Putusan Agama Maumere
Nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR) .............................................66
B. Analisis Putusan Pengadilan Agama Maumere Nomor
1/Pdt.G/2013/PA.MUR Perspektif Maslahah Mursalah. .........75
BAB V PENUTUP .....................................................................................84
x
A. Simpulan ..................................................................................84
B. Saran.........................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA...................................................................87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................91
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1 Tihami dan Sohari Sahrani, “Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap”, (Jakarta:
1
2
Hadhanah merupakan hak bagi suami, istri, dan anak itu sendiri.
Setelah perceraian, tanggung jawab suami dan isteri terhadap anak tidak
putus begitu saja. Dalam Pasal 41 Undang-Undang Perkawinan disebutkan
bahwa;4 Akibat putusnya Perkawinan karena perceraian ialah: pertama,
demi kepentingan anak, Ibu dan Bapak tetap memiliki kewajiban untuk
memelihara dan mendidik anak-anaknya dan apabila ada perselishan dalam
hak-hak anak. Karena selain memiliki kewajiban, anak juga memiliki hak
yang mana hak tersebut menjadi tanggung jawab orang tuanya.
8 Sayyid Sabiq, “Fiqih Sunnah”, Jilid 2, (Beirut: Darul Kutub Al Arabiyah, 1971), h., 219-
221.
5
ibunya yang musyrik. Dan ternyata anak tersebut lebih condong pada
ibunya. Rasulullah SAW lantas berdoa, “Ya Allah, berilah petunjuk pada
anak itu, dan luruskan hati anak itu agar ikut pada ayahnya”. Dan lagi,
karena pemeliharaan anak itu berkaitan dengan kasih sayang, dan kasih
sayang tidak berbeda dengan perbedaan agama.9
Dari uraian diatas, hal yang menarik untuk di teliti lebih lanjut
adalah mengenai putusan hakim pada Pengadilan Agama Maumere yang
menolak permohonan seorang bapak untuk ditetapkan sebagai pemegang
hak asuh atas anak nya yang saat permohonan itu diajukan, anak tersebut
belum mumyyiz. Dalam membaca putusan ini, patut menjadi pertanyaan
mengapa seorang Hakim bisa menolak permohonan penetapan hak asuh
anak yang diajukan oleh Pemohon selaku bapak kandung untuk menjadi
pemegang hak asuh anak yang anak tersebut usianya yaitu, anak pertama
umur 11 (sebelas) tahun, anak kedua umur 9 (Sembilan) tahun, dan anak
ketiga umur 8 (delapan) tahun. Tapi setelah membaca putusan lebih lanjut,
ditemukan fakta bahwa ibu mempunyai cacat hukum sebagai pemegang
hadhanah karena kemurtadannya dan ayah juga mempunyai cacat hukum
karena pernah dipidana terkait masalah penelantaran anak. Atas dasar
tersebut, pihak mana yang harusnya lebih berhak mendapatkan hak
pemeliharaan anak, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia.
pemberian hak asuh anak yang diberikan kepada ibu yang murtad dalam
putusan nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, untuk mengetahui
maksud dan tujuan penelitian ini, maka dapat dikemukakan pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam putusan Pengadilan
Agama Maumere No 1/Pdt.G/2013/PA.MUR tentang pemberian
hak hadhanah terhadap ibu murtad?
b. Bagaimana putusan Pengadilan Agama Maumere No
1/Pdt.G/2013/PA.MUR tentang pemberian hak hadhanah terhadap
ibu murtad perspektif maslahah mursalah?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.
Adapun tujuan penelitian yang ditetapkan sesuai dengan rumusan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hukum hakim dalam putusan
Pengadilan Agama Maumere Nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR tentang
pemberian hak hadhanah terhadap ibu murtad.
2. Untuk mengetahui putusan Pengadilan Agama Maumere Nomor
1/Pdt.G/2013/PA.MUR tentang pemberian hak hadhanah terhadap ibu
murtad perspektif maslahah mursalah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Manfaat Teoritis
8
2. Manfaat Praktis
1. Skripsi yang ditulis oleh Widya Eka Rahmawati dengan judul “Hak
Hadhanah Ghairu Mumayyiz Kepada Ayah Karena Perdamaian
(Analisis Putusan PA Jakarta Selatan No. 1091/Pdt.G/2004/PA.JS)”.
Skripsi ini membahas tentang hak asuh anak yang diberikan kepada
bapaknya atas perdamaian dari kedua belah pihak antara penggugat dan
tergugat, jadi penyerahannya anak itu atas kerelaan dari ibunya.11
Perbedaannya dalam penelitian penulisan skripsi ini, penulis membahas
hak asuh anak yang belum mumayyiz kepada ibu yang murtad yang
11 Widya Eka Rahmawati, skripsi “Hak Hadhanah Ghairu Mumayyiz Kepada Ayah Karena
12 Muhammad Imamul Umam, skripsi “Hak Asuh Anak Dalam Perkara Cerai Talak
Karena Istri Murtad”, (Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, 2012).
13 Nova Andiani, skripsi “Penetapan Hak Hadhanah Kepada Bapak Bagi Anak Yang
Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 377/Pdt.G/2006)”, (Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayutullah, 2011).
10
E. Metode Penelitian
Metode yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah dengan hasil deskriptif dan bukan merupakan angka-angka.16
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian
normatif. Penelitian hukum normatif adalah suatu proses untuk
menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun
doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.17
3. Sumber Data.
15 Moh Anas Maulana Ibroohim, skripsi “Pelimpahan Hak Asuh Anak Kepada Bapak
Akibat Perceraian (Analisis Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor 345/Pdt.G/2007/PA.Bks)”,
(Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2014).
16 Amiruddin dan Zainal Asikin, “Pengantar Metode Penelitian Hukum”, (Jakarta : PT
Sumber data dalam penelitian ini ialah data sekunder. Yaitu data yang
diperoleh dari kepustakaan.18 Data sekunder terdiri dari bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder.
a. Bahan Hukum Primer.
18 Burhan Ashshofa, “Metode Penelitian Hukum”, (Jakarta:PT.Rineka Cipta, 1996) h., 20.
19 Sumadi Suryabrata, “Metodologi Penelitian”, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h., 39.
20 Iskandar, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), h., 117-
118.
21 Bambang Waluyo, “Penelitian Hukum Dalam Praktek”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
h., 35.
12
6. Teknik Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode
penelitian, sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Umum Tentang Hadhanah, Murtad dan Maslahah
Mursalah
Dalam bab ini memuat beberapa sub pembahasan yaitu
pengertian hadhanah, dasar hukum hadhanah, syarat
hadhanah, pihak yang berhak atas hadhanah. Pengertian dan
dasar hukum murtad, kedudukan murtad dalam perkawinan,
akibat murtad terhadap hadhanah. Pengertian maslahah
mursalah, dasar hukum maslahah mursalah, tingkatan
maslalah mursalah, macam-macam maslahah mursalah,
kehujjahan maslahah mursalah.
BAB III Putusan Pengadilan Agama Maumere Nomor
1/Pdt.G/2013/PA.MUR
Bab ini meliputi deskripsi putusan nomor 1/Pdt.G/
2013/PA.MUR tentang hadhanah anak kepada ibu murtad
pada Pengadilan Agama Maumere.
BAB IV Analisis Putusan Pengadilan Agama Maumere Nomor
1/Pdt.G/2013/PA.MUR Tentang Pemberian Hak Hadhanah
Terhadap Ibu Murtad.
Bab ini merupakan pokok dari penulisan skripsi ini, yang
meliputi pertama, analisis dasar pertimbangan hakim dalam
Putusan Agama Maumere nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR
tentang pemberian hak hadhanah terhadap ibu murtad.
Kedua, analisis putusan Pengadilan Agama Maumere
Nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR perspektif maslahah
mursalah.
BAB V Penutup
14
A. Hadhanah
1. Pengertian Hadhanah
Dalam Islam pemeliharaan anak disebut dengan hadhanah.1
Hadhanah berasal dari kata al-hidn yang berarti anggota tubuh dari
bawah ketiak sampai kepinggul. Adapun dalam istilah fiqih, hadhanah
berarti mengasuh anak kecil atau anak abnormal yang belum atau tidak
dapat hidup sendiri, dengan memenuhi kebutuhan hidupnya,
menjaganya dari hal-hal yang membahayakannya, memberinya
pendidikan fisik maupun psikis, dan mengembangkan kemampuan
intelektualnya agar suatu hari nanti dapat memikul beban kehidupan.2
Hadhanah juga diartikan melayani anak kecil untuk mendidik
dan memperbaiki kepribadiannya oleh orang-orang yang berhak
mendidiknya pada usia tertentu yang ia tidak sanggup untuk melakukan
sendiri.3Hadhanah yang dimaksud adalah kewajiban orangtua untuk
memelihara dan mendidik anak mereka dengan sebaik-baiknya.4
Beberapa ulama juga memberikan definisi yang berbeda
mengenai Hadhanah, yaitu sebagai berikut:
Menurut Hasbi Ash Shiddieqy hadhanah (mengasuh anak)
adalah kewajiban orangtua untuk mengasuh dan mendidik anak yang
lahir dari sebuah pernikahan sampai usia tertentu.5
Hukum Islam dari Fikih, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 sampai KHI)”, (Jakarta: Kencana,
2004), h., 292.
2 Perpustakaan Nasional, ”Ensiklopedia Islam julid 2”, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Menyelesaikan Perkara Permohonan Pengasuhan Anak oleh Selain Pihak Keluarga”, Jurnal
Dawwam, vol. 8, No. 2, 2014, h., 153.
4 Amiur Nuruddin, “Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Studi Kritis Perkembangan
Hukum Islam dari Fikih, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 sampai KHI)”, h., 294.
5 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqie, “Hukum Antar Golongan Interaksi Fiqih
Islam dengan syari’at Agama Lain”, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001), h., 111.
15
16
ُﻋِﺒَﺎﺭَﺓٌ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻡِ ﺑِﺤِﻔْﻆِ ﺍﻟﺼَّﻐِﻴْﺮِ ﺍَﻭِﺍﻟﺼَّﻐِﻴْﺮَﺓِ ﺍَﻭِ ﺍﻟْﻤَﻌْﺘُﻮْﻩِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻻَُﻳَﻤِّﻴِﺰ
ُﻭَﻻَﻳَﺴْﺘَﻘِﻞُّ ﺑِﺎُﻣِﺮِﻩِ ﻭَﺗَﻌَﻬَّﺪَﻩُ ﺑِﻤَﺎ ﻳُﺼْﻠِﺤُﻪُ ﻭَﻭِﻗَﺎﻳَﺘُﻪُ ﻣِﻤَّﺎ ﻳُﺆْﺫِﻳْﻪِ ﻭَﻳَﻀُﺮُّﻩُ ﻭَﺗَﺮْﺑِﻴَﺘُﻪ
ِﺟِﺴْﻤِﻴًّﺎ ﻭَﻧَﻔْﺴِﻴًّﺎ ﻭَﻋَﻘْﻠِﻴًّﺎ ﻛَﻲ ﻳَﻘْﻮَﻱ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻨُّﻬُﻮْﺽِ ﺑِﺘَﺒِﻌَﺎﺕ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﻭَﺍ ﻻِﻃْﻼَﻉ
ِﺑِﻤَﺴْﺌُﻮْﻟِﻴَﺘِﻪ
Artinya:
“Suatu sikap pemeliharaan anak yang masih kecil, baik laki-
laki atau perempuan, atau yang sudah besar tetapi belum tamyiz tanpa
perintah dari padanya, menyediakan sesuatu yang menjadikan
kebaikannya, mendidik jasmani, rohani dan akalnya agar mampu
berdiri sendiri menghadapi hidup dan memikul tanggung jawabnya”.10
6 Ahmad Rofik, “Hukum Perdata Islam di Indonesia”, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h.,
197.
7 Pemeliharaan anak adalah pemenuhan berbagai aspek kebutuhan primer dan sekunder
anak. Pemeliharaan meliputi berbagai aspek, yaitu: Pendidikan, biaya hidup, Kesehatan,
ketentraman, dan segala aspek yang berkaitan dengan kebutuhannya.
8 Amir Syarifudin, “Hukum Perkawinan Islam di Indonesia”, (Jakarta: Kencana, cet, 1,
217.
17
ﻋِﺒَﺎﺭَﺓٌ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻡِ ﺑِﺤِﻔْﻆِ ﻣَﻦْ ﻻَﻳَﻤِﻴْﺰُ ﻭَﻻَ ﻳَﺴْﺘَﻘِﻞُّ ﺑِﺎَﻣْﺮِﻩِ ﻭَﺗَﺮْﺑِﻴَّﺘِﻪِ ﺑِﻤَﺎ
ﻳَﺼِﻠُﻪُ ﻭَﻭِﻗَﺎﻳَﺘُﻪُ ﻋَﻤَّﺎ ﻳُﺆَﺫِﻳﻪ
Artinya:
“Suatu sikap untuk menjaga seseorang yang belum tamyiz dan
belum bisa menjaga dirinya sendiri, kemudian mendidiknya dengan
sekiranya dia itu menjadi anak yang baik dan melindunginya dari suatu
ancaman yang dapat membahayakannya”.11
Menurut beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan hadhanah adalah kewajiban mengasuh dan
memelihara anak yang belum mumayyiz untuk menjaga perkembangan
jasmani dan rohani sebagai bekal kehidupan di masa yang akan datang.
2. Dasar Hukum Hadhanah
Para ulama menetapkan bahwa pemeliharaan anak itu hukumnya
adalah wajib, sebagaimana wajib memeliharanya selama berada dalam
ikatan perkawinan. Kewajiban membiayai anak yang masih kecil bukan
hanya berlaku selama ayah dan ibu masih terikat dalam tali perkawinan
saja, namun juga berlanjut setelah terjadinya perceraian.12Adapun dasar
hukum Hadhanah merujuk kepada firman Allah SWT dalam Q.S Al
Baqarah: 233 yang berbunyi:
11 Taqyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Husaini, “Kifayatul Akhyar”, (Surabaya: Dar
h., 328.
18
ْﻭَﺍِﻥْ ﺍَﺭَﺩْﺗُّﻢْ ﺍَﻥْ ﺗَﺴْﺘَﺮْﺿِﻌُﻮْۤﺍ ﺍَﻭْﻻَﺩَﻛُﻢْ ﻓَﻼَﺧُﻨَﺎﺡَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺍِﺫَﺍﺳَﻠَّﻤْﺘُﻢْ ﻣَّﺎۤ ﺍٰﺗَﻴْﺘُﻢ
ٌﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭْﻑِ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ ﺍﻟّٰﻠﻪَ ﻭَﺍﻋْﻠَﻤُﻮْۤﺍ ﺍَﻥَّ ﺍﻟﻠّٰﻪَ ﺑِﻤَﺎﺗَﻌْﻤَﻠُﻮْﻥَ ﺑَﺼِﻴْﺮ
Artinya :
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan
kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara
yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula
seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli warispun
(berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih
dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan
anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan
pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS.
Al-Baqarah :233).13
Berdasarkan ayat diatas, Allah memerintahkan kepada orang tua
agar memelihara anak-anak mereka yang belum mumayyiz.
Memerintahkan ibu agar menyusui anaknya selama dua tahun penuh.
Sedangkan ayah berkewajiban menanggung nafkah bagi keduanya
dengan cara yang baik. Dan membolehkan mengambil wanita lain untuk
menyusukan anak-anak mereka, dengan catatan memberikan
pembayaran kepadanya dengan cara yang patut. Lebih lanjut, dalam ayat
tersebut Allah mengisyaratkan, agar ibu dan ayah tidak menderita
karena anaknya. Hal ini dimaksudkan agar orang tua memenuhi
kewajiban menurut kemampuannya. Apabila kedua orang tuanya
berhalangan, tanggung jawab tersebut dapat dialihkan kepada keluarga
yang mampu.14
h., 190.
19
ً ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺇِﻥَّ ﺇِﺑْﻨِﻲ ﻫَﺬَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﺑَﻄْﻨِﻲ ﻟَﻪُ ﻭِﻋَﺎﺀ:ْﺃَﻥَّ ﺇِﻣْﺮَﺃَﺓً ﻗَﺎﻟَﺖ
ُ ﻭَﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋَﻪ, ﻭَﺇِﻥَّ ﺃَﺑَﺎﻩُ ﻃَﻠَّﻘَﻨِﻲ,ً ﻭَﺣِﺠْﺮِﻱ ﻟَﻪُ ﺣِﻮَﺍﺀ,ًﻭَﺛَﺪْﻳِﻲ ﻟَﻪُ ﺳِﻘَﺎﺀ
ْ ﻣَﺎﻟَﻢ,ِﻣِﻨِّﻲ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟﻬَﺎَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃَﻧْﺖِ ﺃَﺣَﻖُّ ﺑِﻪ
( )ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ. ﺗَﻨْﻜِﺤِﻲ
Artinya:
“Ada seorang wanita berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya
ini adalah anakku, dimana perutkulah yang telah mengandungnya,
haribaankulah yang telah melindunginya dan air susuku pula yang
telah menjadi minumannya. Akan tetapi, saat ini bapaknya memisahkan
ia dariku. Lalu beliau berkata: "Kamulah yang lebih berhak atas anak
itu, selagi kamu belum menikah (dengan orang lain)." (HR. Ahmad, Abu
Dawud)”16
Pengaturan tentang hadhanah (pemeliharaan anak) dalam
hukum positif di Indonesia terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam
(KHI) dan Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974. Pengasuhan
anak atau pemeliharaan anak memang sudah menjadi kewajiban semua
15 M. Zaenal Arifin dan Muh. Anshori, “Fiqih Munakahat”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2019), h., 151-152.
16 Taudhih Al-Ahkam min Bulugh Al Maram, Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam,
“Syarah Bulugul Maram”, jilid 6, Penerjemah Thahirin Suparta, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007),
h., 70.
20
17 M. Zaenal Arifin dan Muh. Anshori, “Fiqih Munakahat”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2019), h., 158.
18 Subekti, “Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Tentang Undang-Undang
Perkawinan”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2014), h., 551.
19 Pasal 41 ayat a Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
20 Pasal 41 huruf b Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
21
328.
23
28 M. Zaenal Arifin dan Muh. Anshori, “Fiqih Munakahat”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
h., 328-329.
31 Perpustakaan Nasional, “Ensiklopedia Islam”, Jilid 2, h., 37.
32 Sayyid Sabiq, “Fiqih Sunnah”, Jilid 2, (Beirut: Darul Kutub Al Arabiyah, 1971), h., 219-
221.
33 Satria Effendi M. Zein, “Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer Analisis
Hadhanah Menurut Hukum Positif”, Jurnal Al-Qishthu, vol 14, No. 2 2016, h., 256.
35 Syeikh Ahmad bin Khusaeni Syahiri bin Abi Syujai, “Fathul Qorib Al-Mujib syarah kitab
36Amir Syarifuddin, “Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan
Undang-Undang Perkawinan”, (Jakarta: Kencana, 2006), h., 329.
37 Mohammad Hifni, “Hak Asuh Anak Pasca Perceraian Suami Istri Dalam Perspektif
Hukum Islam, Jurnal Hukum Keluarga Islam”, Volume 1 No. 2 (Juli-Desember, 2016), h., 52.
38 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, h., 820.
26
ُﻋِﻨْﺪَ ٲﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ٳﻥَّ ﺍﻣْﺮَٲﺓً ﺟَﺎﺀَﺕْ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ
ْﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻟَﺖْ ﻓِﺪَﺍﻙَ ٲﺑِﻲ ﻭَٲﻣِّﻲ ٳﻥَّ ﺯَﻭْﺟِﻲ ﻳُﺮِﻳﺪُ ٲﻥْ ﻳَﺬْﻫَﺐَ ﺑِﺎﺑْﻨِﻲ ﻭَﻗَﺪ
ﻧَﻔَﻌَﻨِﻲ ﻭَﺳَﻘَﺎﻧِﻰ ﻣِﻦْ ﺑِﺌْﺮِ ٲﺑِﻲ ﻋِﻨَﺒَﺔَ ﻓَﺠَﺎﺀَ ﺯَﻭْﺟُﻬَﺎ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎ ﺻِﻤُﻨِﻲ ﻓِﻲ
ِﺍﺑْﻨِﻲ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎﻏُﻼَﻡُ ﻫَﺬَﺍ ٲﺑُﻮﻙَ ﻭَﻫَﺬِﻩِ ٲﻣُّﻚَ ﻓَﺨُﺬْ ﺑِﻴَﺪِ ٲﻳِّﻬِﻤَﺎ ﺷِﺌْﺖَ ﻓَﺎَ ﺧَﺬَ ﺑِﻴَﺪِ ٲﻣِّﻪ
(ﻓَﺎﻧْﻄَﻠَﻘَﺖْ ﺑِﻪِ )ﺭﻭﺍﻩ ٲﺣﻤﺪ ﻭﺍﻻﺭﺑﻌﺔ ﻭ ﺻﺤﺤﻪ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ
Artinya:
“Dari Abu Hurairah RA, bahwa seorang wanita berkata “Wahai
Rasulullah sesungguhnya suamiku ingin membawa anakku. Ia telah
memberikan makan dan minum kepadaku dari (penghasilan) yang
didapat dari sumur Abu Inabah”. Kemudian suaminya datang. Lalu
Nabi SAW bersabda: “Hai anak, ini ayahmu dan ini ibumu, raihlah
salah satu tangan yang engkau kehendaki.” Anak itu meraih tangan
ibunya. Kemudian sang ibu pergi dengannya” (HR Ahmad dan Empat
perawi hadis, disahkan oleh At-Tirmidzi).43
Para ulama berbeda pendapat mengenai suami istri yang bercerai
dan mempunyai anak yaitu :
a) Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa, seorang ibu berhak
mengasuh anak laki-lakinya hingga anak tersebut dapat hidup
mandiri terhadap makannya, minumnya, memakai pakaian, wudhu
dan membersihkan hadastnya, setelah itu baru bapaknya lebih
berhak mengasuh anaknya. Begitupun ibu lebih berhak mengasuh
anak perempuannya, sampai ia baligh dan anak perempuan tidak
diperbolehkan memelih ikut bapaknya atau ibunya.
b) Imam Malik berpendapat bahwa, ibu lebih berhak mengasuh anak
perempuannya sampai ia menikah, sedangkan bagi anak laki-laki
sampai ia baligh.
“Syarah Bulugul Maram”, jilid 6, Penerjemah Thahirin Suparta, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007),
h., 70.
28
45 Tiyas Puji Istanti, Skripsi, “Hadhanah Anak Yang Belum Mumayyiz (Studi Analisis Atas
Pembatalan Putusan Perkara No. 282/Pdt.G/2014/PA.Cbn Oleh Putusan Banding dan Kasasi)”,
(Tanggerang Selatan: UIN Syarif Hidayatullah, 2019), h., 30-31.
46 Amir Syarifuddin, “Hukum Perkawinan Islam di Indonesia”, (Jakarta: Kencana, 2006),
h., 332-333.
47 Wahyu Kuncoro, “Tips Hukum Praktis: Solusi Cerdas Menghadapi Kasus Keluarga”,
B. Murtad
1. Pengertian dan Dasar Hukum Murtad
Murtad dalam bahasa Arab di ambil dari kata ar-riddah yang
bermakna kembali kebelakang. Orang murtad adalah orang yang
ﻣَﻦ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﭑﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻦۢ ﺑَﻌْﺪِ ﺇِﻳﻤَٰﻨِﻪِۦٓ ﺇِﻻَّ ﻣَﻦْ ﺃُﻛْﺮِﻩَ ﻭَﻗَﻠْﺒُﻪُۥ ﻣُﻄْﻤَﺌِﻦٌّۢ ﺑِﭑﻹِْﻳﻤَٰﻦِ ﻭَﻟَٰﻜِﻦ
ٌﻣَّﻦ ﺷَﺮَﺡَ ﺑِﭑﻟْﻜُﻔْﺮِ ﺻَﺪْﺭًﺍ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻏَﻀَﺐٌ ﻣِّﻦَ ﭐﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏ
ٌﻋَﻈِﻴﻢ
Artinya:
49 Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h., 75.
50 Aulia Ulfa, Skripsi, “Fenomena Kemurtadan Dalam Perpektif Al-Qur’an (Desa Durian
Banggal, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun)”, (Medan: UIN Medan, 2018), h., 41.
51 Sayyid Sabiq, “Fiqih Sunnah”, Jilid 2, h., 286.
32
ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺮْﺗَﺪِﺩْ ﻣِﻨﻜُﻢْ ﻋَﻦ ﺩِﻳﻨِﻪِۦ ﻓَﻴَﻤُﺖْ ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﺎﻓِﺮٌ ﻓَﺄُﻭ۟ﻟَٰٓﺌِﻚَ ﺣَﺒِﻄَﺖْ ﺃَﻋْﻤَٰﻠُﻬُﻢْ ﻓِﻰ
َﭐﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﭐﻝْﺀَ ﺍﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺃُﻭ۟ﻟَٰٓﺌِﻚَ ﺃَﺻْﺤَٰﺐُ ﭐﻟﻨَّﺎﺭِ ﻫُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺧَٰﻠِﺪُﻭﻥ
Artinya:
“... Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya,
lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia
amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.”53
Allah melalui firman tersebut menjelaskan bahwa seluruh amal
perbuatan orang yang murtad adalah sia-sia. Meskipun sebelum murtad
adalah seorang hamba yang saleh, tetapi apabila meninggal dalam
keadaan murtad, maka segala amal baiknya tidak berguna. Ia akan
masuk ke neraka.
Murtad terjadi bila seseorang keluar dari agama Islam kepada
agama kafir baik ia sungguh-sungguh, main-main, atau sekedar
memperolok agama Islam. Allah berfirman dalam QS. At-Taubah 65:
57 Sayid Sabiq, “Fiqh Sunnah”, (Bandung: PT. al-Ma’arif, 1996, jilid VII), h., 78.
58 Lilis Mukhlisoh, Skripsi, “Murtad Dan Akibat Hukumnya Terhadap Status Perkawinan
Dalam Perspektif Fikih Dan Kompilasi Hukum Islam”, (Tanggerang Selatan: UIN Syarif
Hidayatullah, 2009), h., 40.
35
59 Budi Handrianto, “Perkawinan Beda Agama Dalam Syariat Islam”, (Jakarta: PT. Khairil
siksaan neraka. Untuk tujuan itu perlu pendidikan dan pengarahan dari
waktu kecil. Tujuan tersebut akan sulit terwujud bilamana yang
mendampingi atau yang mengasuhnya bukan seorang muslim.
Menurut pendapat yang shahih, berdasarkan kemaslahatan
perempuan non muslim tidak berhak mengasuh anaknya yang muslim,
sebab dia tidak mempunyai hak mendidik anaknya. Kerabat yang
Muslim boleh mengasuh dan menanggung anak yang non muslim dan
orang gila yang kafir.
Golongan Hanafi, Ibnu Qasim dan bahkan Maliki serta Abu
Tsaur tidak mensyaratkan orang yang memelihara anak harus beragama
Islam. Menurut mereka, non muslim kitabiyah atau ghoiru kitabiyah
boleh menjadi hadhinah atau pemelihara, baik ia ibu sendiri maupun
orang lain. hal ini dikarenakan bahwa hadhanah itu tidak lebih dari
menyusui dan melayani anak kecil. Kedua hal ini boleh dikerjakan oleh
perempuan kafir.62
Persamaan agama tidaklah menjadi syarat bagi hadhinah kecuali
jika dikhawatirkan ia akan memalingkan si anak dari agama Islam.
Sebab, hal yang penting dalam hadhanah ialah hadhinah mempunyai
rasa cinta dan kasih sayang kepada anak serta bersedia memelihara anak
dengan sebaik-baiknya.
Rasulullah SAW sendiri dalam hal ini pernah memberikan
kebebasan kepada seorang anak untuk memilih antara ikut ayahnya yang
muslim atau ibunya yang musyrik. Dan ternyata anak tersebut lebih
memilih pada ibunya. Seperti yang dijelaskan pada Hadits Nabi SAW:
62 Sayyid Sabiq, “Fiqih Sunnah”, Jilid 2, (Beirut: Darul Kutub Al Arabiyah, 1971), h., 220.
37
Artinya:
“ Dari Rafi’ Ibnu Sinan ra, bahwa ia masuk Islam dan istriku
menolak untuk masuk Islam, maka Nabi SAW mendudukkan ibu di satu
sisi, dan bapak di sisi lain, dan beliau mendudukkan si anak di antara
keduanya. Kemudian anak itu cenderung kepada ibunya. Beliau
berdoa: “Ya Allah berilah petunjuk (hidayah) kepadanya”. Kemudian
anak itu cenderung kepada ayahnya dan memegangnya”. (Hadits
dikeluarkan Abu Dawud al-Nasa’i dan dishahihkan oleh al-Hakim)63
Lebih lanjut tentang kebolehan orang kafir memegang hak
hadhanah anak yang beragama Islam, walaupun golongan Hanafiyah
dan Malikiyah memperbolehkan hal tersebut, Mereka berbeda pendapat
mengenai lamanya anak yang dipelihara oleh hadhinah wanita non
Muslim.64
Hanafiyah berpendapat bahwa anak tersebut ikut bersamanya
hingga mampu memikirkan masalah agama, yaitu pada usia tujuh tahun.
Atau jika memang agama si anak terancam karena bersama hadhinah
non muslim, yaitu jika hadhinah mulai menanamkan pendidikan agama
yang ia peluk kepada si anak atau mengajak si anak ke tempat
peribadatannya, atau mengajarkan anak untuk minum-minuman keras
dan makan daging babi.
Malikiyah berpendapat bahwa anak tersebut tinggal bersamanya
selama selesainya masa hadhanah menurut syariat, namun wanita non
muslim yang memeliharanya tidak boleh menghidangkan minuman
keras dan daging babi pada anak tersebut. Dan jika dikhawatirkan telah
terjadi penyelewengan maka pihak keluarga boleh memberikan hak
untuk mengawasi kepada semua muslim agar menjaga anak tersebut.
Malikiyah dan Hanafiyah juga berbeda pendapat mengenai
Islamnya hadhin atau laki-laki yang memelihara anak. Hanafiyah
63 Imam Muhammad Ibn Isma’il , “Subul al-Salam”, Juz 3, (Jakarta: Darus Sunnah, 2012),
h., 432.
64 Wahbah Az-Zuhaili, “Fiqih Islam Wa Adillatuhu”, Jilid 7, (Damasukus; Daar al-Fikr,
C. Maslahah Mursalah
1. Pengertian Maslahah Mursalah
Mashlahah mursalah terdiri dari dua kata yaitu Maslahah dan
Mursalah. Mashlahah artinya baik (lawan dari buruk), manfaat atau
terlepas dari kerusakan. Adapun kata mursalah secara bahasa artinya
terlepas dan bebas.66Kata tersebut apabila digabungkan dengan
65 Sayyid Sabiq, “Fiqih Sunnah”, Jilid 2, (Beirut: Darul Kutub Al Arabiyah, 1971), h., 220.
66 Sapiudin Shidiq, “Ushul Fiqh”, (Jakarta: Kencana, 2011), h., 88.
39
67 Nur Asiah, “Istilah dan Aplikasi dalam Penetapan Hukum Islam”, Jurnal Hukum Diktum,
Mencegah Perkawinan Pada Usia Anak (Studi Terhadap Peraturan Bupati Kabupaten Tangerang
Nomor 78 Tahun 2017 dan Relevansinya Terhadap Maslahah Mursalah”, (Tangsel: UIN Syarif
Hidayatullah, 2018), h., 43.
71 Teungku Hasby Ash Shiddieqy, “Pengantar Hukum Islam”, (Semarang: Pustaka Riski
72 Amir Syarifuddin, “Ushul fiqh”, Jilid 2, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h., 233.
73 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Fajar Mulya, 2012),
h., 87.
41
masalah ini, dapat ditempuh dengan metode Qiyas, dan juga dapat
ditempuh dengan metode lain seperti istislah dan maslahah mursalah.74
3. Tingkatan Maslahah Mursalah
Dalam kajian Ushul Fiqh, pembagian maslahah mursalah dapat
dilihat dari beberapa segi. Berdasarkan pandangan syar’i dan dalil-dalil
nash serta untuk menjaga maqashi al-syariah para ulama membagi
maslahah menjadi tiga tingkatan, yaitu maslahah dharuriyyah,
maslahah hajiyyah, maslahah tahsiniyyah.75
Imam al-Syatibi dalam kitab al-muwafaqat berkata: “Sekali-kali
tidaklah syariat itu dibuat kecuali untuk merealisasikan manusia baik di
dunia maupun di akhirat dan dalam rangka mencegah kemafsadatan
yang akan menimpa mereka”.76
Tujuan umum dari hukum syariat adalah untuk merealisasikan
kemaslahatan hidup manusia dengan mendatangkan manfaat dan
menghindari mudharat. Kemaslahatan yang menjadi tujuan hukum
Islam adalah kemaslahatan yang hakiki yang berorientasi kepada
terpeliharanya lima perkara yaitu hifz al-din, hifz an-nafs, hifz al-aql,
hifz an-nasl, hifz al-mal. Dengan kelima perkara inilah manusia dapat
menjalankan kehidupannya yang mulia.
Menurut Imam Syatibi, kemaslahatan yang akan diwujudkan
oleh hukum Islam dari kelima perkara di atas memiliki tiga peringkat
kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan daruriyat, hajiyat, dan tahsiniyat.
Hukum Islam bertujuan untuk memelihara dan melestarikan kebutuhan
manusia dalam semua peringkat baik dalam peringkat daruriyat,
hajiyat, dan tahsiniyat.77
a. Al-Maslahah Ad-Daruriyyah
74 Lutfi Zakaria Mubarok, Skripsi, “Kesepakatan Suami Istri dalam Pengasuhan Anak
Prespektif Teori Maslahah Mursalah”, (Tangerang Selatan: UIN Syarif Hidayatullah, 2019), h., 28.
75 Abd Rahman Dahlan, “Ushul Fiqh”, (Jakarta: Amzah, 2011), h., 309.
76 Sapiudin Shidiq, “Ushul Fiqh”, (Jakarta: Kencana, 2011), h., 102.
77 Sapiudin Shidiq, “Ushul Fiqh”, (Jakarta: Kencana, 2011), h., 102.
42
78 Hamka Haq, “Al-Syathibi Aspek Teologis Konsep Maslahah dalam Kitab al-Muwafaqat”,
(Jakarta: Erlangga, 2007), h., 103.
79 Abdul Mughits, “Ushul Fikih”, (Jakarta: Artha Rivera, 2008), h., 119.
80 Hamka Haq, “Al-Syathibi Aspek Teologis Konsep Maslahah dalam Kitab al-Muwafaqat”,
84 Abdul Mughits, “Ushul Fikih”, (Jakarta: Artha Rivera, 2008), h., 120.
85 Sapiudin Shidiq, “Ushul Fiqh”, (Jakarta: Kencana, 2011), h., 103.
86 Muhammad Syukri Albani Nasution, Rahmat Hidayat Nasution, “Filsafat Hukum Islam
99 Nasrun Haroen, “Ushul Fiqh 1”, (Jakarta: Logos, 1996), cet 1, h., 116.
100 Nasrun Haroen, “Ushul Fiqh 1”, (Jakarta: Logos, 1996), cet 1, h., 117.
101 Totok Jumantoro dan Samsul Munir, “Kamus Ilmu Ushul Fikih”, (Jakarta: Amzah,
103 Khairul Umam, dkk, “Ushul Fiqh 1”, (Jakarta: CV Pustaka Setia, 2000), cet 2, h., 141.
104 Muliadi Kurdi, “Ushul fiqh”, (Aceh: Lembaga Naskah Aceh, 2015), h., 214.
52
tujuan syariat. Maslahat itu harus masuk akal dan mempunyai sifat-sifat
yang sesuai dengan pemikiran yang rasional. Penggunaan dalil maslahat
ini adalah dalam rangka menghilangkan kesulitan yang mesti terjadi.
Dengan arti, jika maslahat itu tidak diambil, maka manusia akan
mengalami kesulitan.107
Para ulama yang tidak menerima maslahah mursalah sebagai
dalil syara’ juga mengemukakan beberapa alasan:
a. Maslahat yang tidak didukung oleh dalil khusus akan mengarah
kepada salah satu bentuk pelampiasan dari keinginan hawa nafsu
yang cenderung mencari yang enak-enak saja, padahal Islam tidak
memiliki prinsip seperti itu.108
b. Jika maslahat dapat diterima (mu’tabarah), ia termasuk dalam
kategori qiyas dalam arti luas. Tetapi jika tidak mu’tabarah ia tidak
termasuk qiyas dan tidak dibenarkan suatu anggapan yang
menyatakan bahwa pada suatu masalah terdapat maslahah
mu’tabarah, sementara maslahat itu tidak termasuk di dalam nash
atau qiyas.109
c. Mengambil dalil maslahat tanpa berpegang kepada nash terkadang
akan berakibat kepada suatu penyimpangan dari suatu hukum syariat
dan tindakan kealiman terhadap rakyat dengan dalil maslahat,
sebagaimana dilakukan oleh raja-raja yang alim.
Jika maslahat dijadikan sebagai sumber hukum pokok yang
berdiri sendiri, niscaya hal itu akan menimbulkan terjadinya perbedaan
hukum akibat perbedaan negara, bahkan perbedaan pendapat
perorangan didalam suatu perkara.110
A. Posisi Kasus
B. Duduk Perkara
1. Posita
54
55
1). Aditya Pratama Hidayat (laki-laki), lahir pada 5 April 2002, umur
11 tahun.
2). Andina Yulianti Kartini (perempuan), lahir pada 10 November
2003, umur 10 tahun.
3). Dewi Wulandari (perempuan), lahir pada 23 September 2005, umur
8 tahun.
2. Petitum
Subsider;
Dalam hal ini, pada hari sidang yang telah ditetapkan, Pemohon
datang menghadap sendiri di persidangan sedangkan Termohon pada
sidang 22 Januari 2013 dan 28 Januari 2013 tidak hadir dan juga
mengutus orang lain sebagai wakil atau kuasanya yang sah untuk
datang menghadap di persidangan meskipun menurut berita acara
panggilan dari Pengadilan Agama Maumere telah dipanggil secara
resmi dan patut tanggal 16 Januari 2013 dan 22 januari 2013, dan
ketidakhadiran Termohon tidak disebabkan oleh suatu halangan yang
sah. Kemudian pada sidang tanggal 04 Februari 2013 dan selanjutnya
Termohon datang menghadap di persidangan diwakili kuasa
hukumnya, dan Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan pemohon
dan termohon namun tidak berhasil. Karena mediasi tidak berhasil
maka perkara tersebut dilanjutkan kejalur litigasi.
C. Amar Putusan
459 yang diambil alih menjadi pendapat Majelis Hakim yang mengatakan
“apabila suami atau istri murtad, maka putuslah hubungan perkawinan
mereka satu sama lain, karena sesungguhnya riddahnya salah seorang dari
mereka itu menjadikan putusnya perkawinan antara keduanya dan putusnya
itu berupa fasakh.
65
66
“Jika ada dua mudarat yang saling bertentangan maka ambil yang
paling ringan”
3 Taqyuddin Abu Bakar bin Muahammad Al-Husaini, “Kifayatul Akhyar”, (Surabaya: Dar
baik ibu dan ayah mempunyai kedudukan yang sama sehingga perlu adanya
syarat umum yang mencakup bagi keduanya. M. Sayyid Sabiq dalam
kitabnya Fiqih Sunnah menyebutkan bahwa, syarat umum hadhanah ada 7
(tujuh) yaitu: berakal sehat, dewasa, mampu mendidik, amanah dan berbudi,
Islam, ibunya belum menikah lagi dan merdeka.4
4 Sayid Sabiq, “Fiqih Sunnah”, Jilid 2, (Beirut: Darul Kutub Al Arabiyah, 1971), h., 219-
221.
70
Pasal 49
anak itu berada dalam pengasuhannya. Sedangkan alasan yang kedua terkait
perilaku buruk ayah yang pernah dijatuhi hukuman pidana karena terbukti
melakukan tindak pidana penelantaran anak, sehingga hal ini dapat
membahayakan keselamatan jasmani bahkan rohani anak apabila anak itu
berada dalam pengasuhannya karena perilaku buruk tersebut kemungkinan
akan berdampak pada terabaikannya kebutuhan jasmani dan rohani anak.
“Jika ada dua mudarat yang saling bertentangan maka ambil yang
paling ringan”
10 Sayid Sabiq, “Fiqh Sunnah”, Jilid 2, (Beirut: Darul Kutub Al Arabiyah, 1971), h., 288-
289.
77
Majelis Hakim dalam menetapkan ibu yang murtad sebagai pemegang hak
hadhanah atas ketiga anaknya yang berbeda agama, bukan hanya
berdasarkan satu pertimbangan saja. Dalam hal ini Majelis Hakim melihat
ada fakta dan pertimbangan lain yaitu, faktor perilaku buruk Pemohon serta
faktor kemaslahatan hidup atas ketiga anaknya.
“Jika ada dua mudarat yang saling bertentangan maka ambil yang
paling ringan”
h., 329.
82
syarat untuk melaksanakan tugas hadhanah. Bila kedua atau salah satu dari
syarat tidak terpenuhi, apabila ibu telah menikah lagi atau tidak memenuhi
persyaratan maka ibu tidak lebih utama dari ayah, jika syarat itu tidak
terpenuhi maka hak pengasuhan pindah kepada urut yang paling dekat yaitu
ayah.17
“Jika ada dua mudarat yang saling bertentangan maka ambil yang
paling ringan”
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Majelis Hakim berpendapat dalam putusan nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR,
bahwa cerai talak yang diajukan Pemohon dikabulkan karena fasakh dan
permohonan pengajuan untuk menjadi pemegang hak asuh anak diberikan
kepada Termohon/ibu yang murtad. Maka dari itu, pada amar putusan
nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR, Majelis Hakim menolak permohonan
Pemohon untuk ditetapkan sebagai pemegang hak asuh anak, karena
Pemohon berupa perilaku buruk hingga pernah dijatuhi hukuman pidana
penjara karena kasus penelantaran anak. Berdasarkan kaidah fiqih, penulis
sependapat dengan Majelis Hakim menilai bahwa mudarat yang paling
ringan diantara keduanya adalah jika anak tetap berada di bawah asuhan
Termohon/ibunya, hal ini karena ditakutkan perkembangan anak untuk
tumbuh kembang akan terlalaikan dan terhindar dari terlalaikannya hak-hak
anak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, Majelis Hakim akhirnya menetapkan Termohon/ibu yang berstatus
murtad sebagai pemegang hak hadhanah atas ketiga anaknya yang muslim.
2. Dari hasil analisis penulis terhadap pertimbangan Majelis Hakim putusan
nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR, mengenai pemberian hak hadhanah anak
yang belum mumayyiz kepada ibu yang murtad didasarkan pada
pertimbangan hakim berupa: Pasal 105 KHI, Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002, Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor:
210/K/AG/1996, kitab Kifayatul Akhyar Juz II, dan maslahah mursalah
yang tertuang dalam kaidah fiqih. Mengenai dasar pertimbangan hakim
dalam putusan Pengadilan Agama Maumere No. 1/Pdt.G/2013/PA.MUR,
yang menolak permohonan Pemohon selaku bapak untuk ditetapkan
menjadi pemegang hak asuh anak ini sebenarnya sangat bertentangan
dengan kaidah fiqh maslahah mursalah. Dalam maslahah mursalah,
Majelis Hakim telah mengorbankan hifz al-ddin daripada harus
mengorbankan hifz an-nafs. Namun, pada putusan nomor
84
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam. Taudhih Al-Ahkam min Bulugh Al Maram
Syarah Bulugul Maram. Penerjemah Thahirin Suparta. Jilid 6. Jakarta:
Pustaka Azzam, 2007.
Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Akademika Pressindo, 2010.
Abu Bakar bin Muhammad Al-Husaini, Taqyuddin. Kifayatul Akhyar. Surabaya:
Dar Ilmi, t.t., 1995.
Al-Zuhaili, Wahbah. Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu. Damasukus: Daar al-Fikr, 1985.
Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2016.
Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam Di Indonesia
(Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 sampai KHI). Jakarta: Kencana, 2014.
Andi Syamsu dan M. Fauzan. Hukum Pengangkatan Anak dalam Prespektif Islam.
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008.
Ashshofa, Burhan. Metode Penelitian Hukum. Jakarta:PT.Rineka Cipta, 1996.
Asmawi. Perbandingan Ushul Fiqh. Cet 3. Jakarta: Amzah, 2018.
Dahlan, Abd Rahman. Ushul Fiqh. Jakarta: Amzah, 2011.
Handrianto, Budi. Perkawinan Beda Agama Dalam Syariat Islam. Cet 1. Jakarta:
PT. Khairil Bayan, 2003.
Haq, Hamka. Al-Syathibi Aspek Teologis Konsep Maslahah dalam Kitab al-
Muwafaqat. Jakarta: Erlangga, 2007.
Haroen, Nasrun. Ushul Fiqh 1. Cet 1. Pamulang: Logos, 1996.
Hasbi Ash Shiddiqie, Teungku Muhammad. Hukum Antar Golongan Interaksi
Fiqih Islam dengan syari’at Agama Lain. Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra, 2001.
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada, 2009.
Khairul Umam dkk. Ushul Fqih 1. Cet 2. Jakarta: CV Pustaka Setia, 2000.
Kuncoro, Wahyu. Tips Hukum Praktis: Solusi Cerdas Menghadapi Kasus
Keluarga. Jakarta: Raih Asa Sukses, 2010.
Kurdi, Muliadi. Ushul Fiqh. Aceh: Lembaga Naskah Aceh, 2015.
M. Djamil Latif. Aneka Hukum Perceraian di Indonesia. Cet 1. Yogyakarta: Gama
Media, 2001.
M. Zaenal Arifin dan Muh. Anshori. Fiqih Munakahat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2019.
87
Zahrah, Muhammad Abu. Ushul Fikh. Cet 4. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997.
Zed, Mestika. Metodologi Penelitian Kepustakaan. Cet I. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2004.
JURNAL
Asiah, Nur. “Istilah dan Aplikasi dalam Penetapan Hukum Islam”, Jurnal Hukum
Diktum. vol. 14. no.2, (2016).
Hifni, Mohammad. “Hak Asuh Anak Pasca Perceraian Suami Istri Dalam
Perspektif Hukum Islam”. Jurnal Hukum Keluarga Islam. Vol. 1 No. 2
(2016).
Mustafa, Abdullah. “Kewenangan Pengadilan dalam Memeriksa, Memutus, dan
Menyelesaikan Perkara Permohonan Pengasuhan Anak oleh Selain Pihak
Keluarga”. Jurnal Dawwam. Vol 8, No. 2, (2014).
Putra, Eka. “Kompetensi Pengadilan Agama dalam Penyelesaian Gugatan
Perceraian dan Hadhanah Menurut Hukum Positif”. Jurnal Al-Qishthu. Vol
14, No. 2, (2016).
Supardi. “Hadhanah dan Tanggung Jawab Perlindungan Anak”. Jurnal Al-Manahij.
Vol 8, No 1, (2014).
SKRIPSI
Anas Maulana Ibroohim, Moh. “Pelimpahan Hak Asuh Anak Kepada Bapak Akibat
Perceraian (Analisis Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor
345/Pdt.G/2007/PA.Bks)”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Andiani, Nova. “Penetapan Hak Hadhanah Kepada Bapak Bagi Anak Yang Belum
Mumayyiz (Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Barat, Nomor
228/Pdt.G/2009/PA.JB)”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayutullah Jakarta, 2011.
Fadhillah Ahmad Nahrawi. “Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam
Mencegah Perkawinan Pada Usia Anak (Studi Terhadap Peraturan Bupati
Kabupaten Tangerang Nomor 78 Tahun 2017 dan Relevansinya Terhadap
Maslahah Mursalah”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2018.
Mukhlisoh, Lilis. “Murtad Dan Akibat Hukumnya Terhadap Status Perkawinan
Dalam Perspektif Fikih Dan Kompilasi Hukum Islam”. Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2009.
Muthiarafa Adila, Muthiarafa. “Batas Usia Perkawinan Pada Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Ditinjau Dari Teori Maslahah Mursalah”. Skripsi S1 Fakiltas
89
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN
a
Nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR
si
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
Pengadilan Agama Maumere yang memeriksa dan mengadili perkara perdata
do
gu agama dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai talak
In
antara :
A
PEMOHON, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawan PT. Bank Rakyat
ah
lik
Indonesia (Persero) tbk. Cabang Maumere, bertempat tinggal di
ub
Kabupaten Sikka, selanjutnya disebut Pemohon;
ka
-------------------------------------------------------------------
ep
MELAWAN
ah
si
TERMOHON, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat
tinggal di Jalan Merpati No. XXX RT. XX, RW. XXX, Kampung
ne
ng
do
memberi kuasa kepada MERIDIAN DEWANTA DADO, SH,
gu
lik
ub
ep
Telah membaca dan mempelajari surat-surat yang diajukan oleh Pemohon; -----
ah
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa Pemohon dalam surat permohonannya tertanggal 9 Januari
a
2013 telah mengajukan permohonan cerai talak, permohonan tersebut didaftar di
si
Kepaniteraan Pengadilan Agama Maumere, Nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR tanggal 10
ne
ng
Januari 2013, pada pokoknya mengajukan hal-hal sebagai berikut :
--------------------------------------------------------
do
gu 1 Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah sesuai Kutipan Akta
In
Nikah Nomor xx/xx/x/xxxx tanggal xx Mei xxxx yang dikeluarkan oleh Kantor
A
Urusan Agama Kecamatan Maumere Kabupaten Sikka tanggal xxx Mei xxx;
ah
lik
-----------------------------------------------------------------
2 Bahwa Pemohon dan Termohon menikah atas dasar suka sama suka dan sebelumnya
m
ub
telah saling kenal mengenal selama kurang lebih 4 (empat) tahun;
ka
--------------------------------------------------------------------------------------------
ep
3 Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal bersama sebagai
ah
si
suami isteri di Jalan Kartini Kelurahan Beru selama 1 (satu) tahun (XXXX s/d
XXXX) dan Jalan Merpati No.XX Kelurahan Beru selama 2 (dua) tahun (XXXX s/d
ne
ng
XXXX), dan Perumnas Kelurahan Madawat kontrak rumah milik H Taning selama
do
1 (satu) tahun (XXXX s/d XXXX), kontrak rumah samping CV Andi’s yang
gu
sekarang berdiri Kantor Adira selama 2 (dua) tahun (Thn XXXX s/d XXXX),
In
A
kontrak rumah perumnas milik Bapak Sukanda selama 1 (satu) tahun (thn XXXX/
lik
-----------------------------------------------------------------------------
ub
4 Bahwa semula rumah tangga Pemohon dan Termohon cukup harmonis dan bahagia,
ka
ep
---------------------------------------------------------
s
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3 Anak 3, perempuan, 8 (delapan) tahun; --------------------------------------------
a
Namun memasuki usia perkawinan yang ke 9 (sembilan) tahun, rumah tangga
si
antara Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran secara
ne
ng
terus menerus; ----------------------------------------------------
do
gu agama yaitu semula dari beragama Islam pindah agama menjadi agama Kristen
In
Protestan; -------------------------------------------------------------------
A
6 Bahwa Termohon setiap minggu pergi ke Gereja bersama orang tua Termohon
ah
lik
secara diam-diam tanpa sepengetahuan Pemohon, karena Termohon pamit dari
ub
7 Bahwa pada akhirnya Pemohon melihat langsung Termohon pergi beribadah di
ka
si
yang Termohon lakukan, tapi tidak dihiraukan sama sekali bahkan Termohon
semakin terang terangan melakukan hal yang dilarang oleh agama Islam di depan
ne
ng
Pemohon; ---------------------------------------------------------
do
9 Bahwa Termohon pada akhirnya memilih meninggalkan rumah dengan membawa
gu
ketiga anak Pemohon dan Termohon, tanpa sepengetahuan Pemohon sejak bulan
In
A
10 Bahwa Termohon dengan sengaja memberi makan makanan yang diharamkan oleh
ah
lik
Islam yaitu daging babi kepada ketiga anak-anak Pemohon pada saat merayakan
m
---------------------------------------------------------------------------------
ka
ep
rumah dan bersembunyi di rumah orang tua Termohon tanpa pamit sama sekali pada
s
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
12 Bahwa dengan kejadian tersebut Pemohon menjadi tidak tenang dan selalu gelisah
a
sehingga membuat Pemohon menderita lahir dan bathin; ---------------
si
13 Bahwa perbuatan Termohon telah mencerminkan bahwa Termohon adalah seorang
ne
ng
isteri yang tidak bisa menjaga kehormatan suami dan agama sehingga Termohon
sudah tidak bisa lagi menjadi isteri / ibu yang baik bagi Pemohon dan anaknya;
do
gu ---------------------------------------------------------------------
In
14 Bahwa sebagai akibat dari perbuatan Termohon tersebut antara Pemohon dan
A
Termohon telah pisah tempat tinggal selama kurang lebih 4 (empat) tahun, mulai
ah
lik
tanggal 26 Desember 2009 sampai sekarang dimana Pemohon tinggal di Lorong
ub
Kabupaten Sikka dan Termohon tinggal di rumah orang tuanya di Jalan Merpati
ka
si
15 Bahwa oleh karena segala upaya untuk hidup rukun lagi dengan Termohon tidak
pernah berhasil, maka tujuan mewujudkan rumah tangga yang sakinah mawaddah
ne
ng
dan rahmah sebagaimana cita-cita semula sudah tidak mungkin lagi dapat dicapai,
do
oleh karena itu Pemohon bermaksud menceraikan Termohon di depan sidang
gu
17 Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan di atas, maka mohon kiranya
ah
lik
Primer : -----------------------------------------------------------------------------------------------
ka
ep
2 Menetapkan memberi izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak kepada
R
Termohon; ----------------------------------------------------------------------------
s
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3 Menetapkan anak Termohon dan Pemohon yang bernama Anak 1, laki-laki umur 12
a
tahun, Anak 2, perempuan 9 tahun, Anak 3, perempuan 8 tahun, berada di bawah
si
Hadhonah Pemohon;
ne
ng
4 Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara menurut hukum yang
berlaku; -----------------------------------------------------------------------------------
do
gu Subsider : --------------------------------------------------------------------------------------------
In
Atau Majelis berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya; ----------------
A
Bahwa, pada hari-hari persidangan yang telah ditetapkan untuk perkara ini
ah
lik
Pemohon telah ternyata datang menghadap sendiri ke persidangan, sedangkan
Termohon pada sidang 22 Januari 2013 dan 28 Januari 2013 telah ternyata tidak datang
m
ub
menghadap sendiri ataupun menyuruh orang lain untuk datang menghadap sebagai
ka
wakil ataupun kuasanya, meskipun menurut berita acara panggilan dari Pengadilan
ep
Agama Maumere tanggal 16 Januari 2013 dan tanggal 22 Januari 2013 telah dipanggil
ah
si
secara resmi dan patut, sedangkan tidak ternyata ketidak hadirannya tersebut disebabkan
oleh suatu halangan yang sah kemudian pada sidang tanggal 04 Pebruari 2013 dan
ne
ng
do
----------
gu
Pemohon agar mengurungkan niatnya untuk bercerai dengan Termohon, namun upaya
lik
Mediator Hakim Abdul Muhadi, S.Ag., MH yang ditempuh oleh para pihak untuk
ub
merukunkan kembali Pemohon dan Termohon namun upaya tersebut juga gagal
ka
ep
perubahan pada posita ke-13 dengan menambah pada kalimat terakhir yakni untuk itu
s
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pemohon memohon untuk ditetapkan sebagai pemegang hak asuh atas ketiga anak
a
Pemohon dan Termohon; ---------------------
si
Bahwa atas permohonan Pemohon, Termohon melalui Kuasa Hukumnya
ne
ng
menyampaikan Jawabannya secara tertulis tanggal 11 Pebruari 2013 sebagai berikut :
-----------------------------------------------------------------------------------------------
do
gu I DALAM EKSEPSI
In
1 Bahwa benar antara Pemohon dengan Termohon adalah suami / isteri yang sah
A
sebagaimana tercatat legalitasnya dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : xxx/xxx/
ah
lik
xx/xxxxx tertanggal xx xxxx xxxx yang dikeluarkan Kantor Urusan Agama
Maumere; ----------------------------------------------------
m
ub
2 Bahwa benar sebagai hasil perkawinan antara Termohon dengan Pemohon maka
ka
telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak yaitu : Anak 1(laki-laki 12 tahun), Anak 2,
ep
(perempuan 9 tahun) dan Anak 3,(perempuan 8 tahun);
ah
si
---------------------------------------------------------------------------------------
ne
ng
perkawinan memasuki tahun ke-9, rumah tangga Pemohon dan Termohon sering
do
terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus yang menurut
gu
Pemohon diakibatkan ulah Termohon yang telah pindah agama dari agama Islam
In
A
lik
memberi makanan yang diharamkan oleh agama Islam kepada ketiga anaknya
ub
ep
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Islam kepada ketiga anaknya, dan Termohon pun tidak pernah melakukan fitnah
a
terhadap Pemohon saat melaporkan Pemohon di Polres Sikka dengan tuduhan
si
perzinahan / penelantaran; ----
ne
ng
5 Bahwa dalil-dalil Pemohon menyangkut alasan dan sebab-musabab diajukannya
do
gu 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 tersebut haruslah dinyatakan sebagai dalil yang kabur dan
In
tidak jelas (Obscuur Libel) dikarenakan terjadinya perselisihan dan pertengkaran
A
secara terus menerus bukanlah akibat ulah Termohon namun Pemohonlah
ah
lik
penyebab utama atau biang masalah dalam rumah tangganya dimana dari awal
pernikahan Termohon dan ketiga anaknya telah teraniaya secara fisik dan psikis,
m
ub
ditelantarkan dan dilecehkan kesetiaannya oleh Pemohon, oleh karenanya
ka
si
II DALAM POKOK PERKARA
1 Bahwa mohon segala hal yang terurai dalam bagian Eksepsi di atas dijadikan
ne
ng
sebagai suatu bagian yang tak terpisahkan dengan jawaban dalam pokok perkara
do
berikut ini; ------------------------------------------------------
gu
2 Bahwa benar antara Termohon dan Pemohon memang terjadi perselisihan atau
In
A
pertengkaran yang terus menerus, namun itu semua terjadi bukanlah karena ulah
lik
Pemohon yang terurai dalam Permohonan cerai talak dari Pemohon pada point 5,
m
dengan Termohon menjadi tanpa kemudi, tanpa kendali atau tanpa imam serta
ka
ep
kepala keluarga yang mampu menjadi suri tauladan yang baik bagi Termohon
ah
dan anak-anaknya, dan untuk itu Termohon akan merincikan satu persatu yaitu
R
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Sejak awal pernikahan, Pemohon sering keluar malam dan pulang larut
a
R
malam menjelang pagi karena selalu berkunjung ke pub / tempat hiburan
si
malam, bahkan Pemohon saat masih tinggal di rumah mertuanya sering
ne
ng
masuk rumah menjelang pagi via jendela dikarenakan pintu rumah
terkunci; ----------------------------------------------
do
gu • Saat hamil anak kedua, Termohon sempat ingin bunuh diri akibat
In
A
kelakuan Pemohon yang sering keluar malam dan pulang menjelang
pagi;
ah
lik
-------------------------------------------------------------------------------------
ub
terhadap Termohon dan sempat dilaporkan oleh Termohon di Polres
ka
ep
Sikka; --------------------------------------------------------
ah
si
untuk meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan Pemohon sebab justru
ne
ng
do
gu
habis dan karena Pemohon menyatakan dirinya akan dipecat oleh BRI
In
A
ke kediaman orang tua Termohon maka Pemohon saat itu berjanji akan
lik
ub
Pemohon tidak pernah datang lagi dan sama sekali tidak pernah
ka
anaknya; ------------
ah
s
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Pada bulan September tahun 2009, Termohon juga pernah mendapati
a
R
Pemohon dengan perempuan idaman lainnya berada di tempat kost
si
Rotherdam Waioti, Maumere; -----------------------------------
ne
ng
• Pada tanggal 28 Desember 2009, Termohon melaporkan Pemohon di
do
Polres Sikka dengan tuduhan perzinahan dan penelantaran, dan setelah
gu melalui proses persidangan di Pengadilan Negeri Maumere maka
In
A
Pemohon dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
lik
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan ia
ub
pemohon dipidana dengan pidana penjara selama 4 bulan dengan masa
ka
ep
percobaan 8 bulan; (vide Putusan Pengadilan Negeri Maumere Nomor :
si
------------------------------------------------------------------
ne
Pada tahun 2010, Pemohon juga diketahui telah memiliki anak dari
ng
do
gu
3 Bahwa Termohon sangat amat sanggup membuktikan segenap dalil dan fakta
In
A
yang termuat dalam point ke-2 di atas sehingga dalam proses pembuktian kelak
lik
ub
Pemohon lah yang memulai rumah tangganya menjadi semakin buruk dari hari
ep
dirinya sebagai kepala keluarga atau imam yang bisa menjadi suri tauladan yang
ah
baik atau patut dicontoh oleh Termohon dan ketiga anaknya; ----------------------
R
s
4 Bahwa sebenarnya Pemohon lah yang terbukti tidak mampu menjaga
M
ne
ng
kehormatan dirinya dan terbukti bukan merupakan suami atau ayah yang baik
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan berguna bagi Termohon dan ketiga anaknya, sehingga dalil-dalil Pemohon
a
dalam point ke 13 permohonan cerai talaknya adalah dalil-dalil yang
si
memutarbalikkan keadaan dan fakta, selanjutnya atas perilaku Pemohon yang
ne
ng
tidak mampu menjaga kehormatan dirinya dan tidak sanggup mengayomi
keluarganya tersebut maka Termohon dan ketiga anaknya lah yang menjadi
do
gu trauma, stress dan tidak tenang secara lahiriah maupun bathiniah;
In
-------------------------------------------------------------
A
5 Bahwa barang siapa yang mendalilkan sesuatu maka patutlah dia membuktikan
ah
lik
dalil-dalilnya tersebut, Termohon yakin bahwasanya Pemohon tidak akan
ub
berdasarkan hukum pula apabila Majelis Hakim Pengadilan Agama Maumere
ka
si
-----------------------------------------------------------------------------------
ne
ng
do
Pemohon sebagai suami / kepala keluarga sudah tidak pantas dan tidak terpuji
gu
secara hukum dan moral yaitu berupa telah sering keluar malam pulang pagi,
In
A
perempuan idaman lainnya, maka adalah sangat tidak layak apabila Pemohon
ah
lik
ditetapkan sebagai wali atau pengasuh bagi ketiga anaknya, sehingga poin ke-3
m
Petitum permohonan cerai talak dari Pemohon sangatlah layak untuk tidak
ub
ep
---------------------------------------------------------------
ah
Bahwa berdasarkan segala hal yang terurai di atas, maka adalah berdasarkan hukum
R
apabila Majelis Hakim Pengadilan Agama Maumere yang menyidangkan perkara ini
s
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dalam Eksepsi : ------------------------------------------------------------------------------------
a
• Menyatakan permohonan cerai talak dari Pemohon tidak dapat diterima;
si
Dalam Pokok Perkara :
ne
ng
• Menolak permohonan Cerai Talak dari Pemohon untuk seluruhnya; -------
do
gu • Membebankan biaya perkara kepada Pemohon; --------------------------------
In
A
Repliknya di persidangan tanggal 18 Pebruari 2013 sebagai berikut :
1 Termohon tidak ada itikad baik dalam menyelesaikan masalah yang menimpa rumah
ah
lik
tangga Termohon dan Pemohon; ----------------------------------
2 Termohon sengaja mengulur-ulur waktu agar masalah gugatan cerai talak ini
m
ub
menjadi kabur dan berusaha mengalihkan perhatian Hakim pada pokok persoalan
ka
ep
yang menyimpang dari gugatan kami selaku Pemohon; --------------
ah
3 Termohon dalam jawabannya semakin jelas terlihat berupaya mengelak dari semua
R
si
gugatan pemohon dengan memberikan cerita-cerita yang tidak berhubungan dengan
ne
ng
do
gu
menyelesaikan perkara ini dikarenakan Termohon tidak sanggup untuk berkata jujur
lik
ub
ep
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon yang dikeluarkan oleh Kepala
R
s
Badan Kependudukan bermaterai cukup dan telah dicocokkan dan ternyata cocok
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan aslinya serta isinya tidak dibantah oleh pihak Termohon, (P.1);
a
------------------------------------------------------------------------------
si
• Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor xx/xxx/xx/xxxxx tanggal xx xxx xxxx yang
ne
ng
dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Maumere Kabupaten Sikka
bermaterai cukup dan telah dicocokkan dan ternyata cocok dengan aslinya serta
do
gu isinya tidak dibantah oleh pihak Termohon, (P.2); -------
In
Bahwa selain surat-surat bukti tersebut, Pemohon juga menghadirkan saksi-saksi
A
masing-masing sebagai berikut : -----------------------------------------------
ah
lik
Saksi I umur 35 tahun, agama Kristen Protestan, pekerjaan Security di BRI Cabang
ub
Sikka, mempunyai hubungan kerja dengan Pemohon, dibawah sumpahnya telah
ka
ep
memberikan keterangan sebagai berikut :
-------------------------------------------------------------------
ah
si
1 Bahwa saksi adalah rekan Pemohon; ---------------------------------------------------
2 Bahwa saksi kenal Termohon sebagai isteri dari Pemohon yang mengenal Termohon
ne
ng
do
gu
3 Bahwa Pemohon dan Termohon memiliki 2 (dua) orang anak, laki-laki dan
perempuan namun saksi tidak mengetahui nama dan umur anak-anak Pemohon dan
In
A
Termohon; -------------------------------------------------------------------
4 Bahwa saksi tidak mengetahui keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon
ah
lik
namun sejak 3 (tiga) tahun terakhir Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal;
m
ub
-------------------------------------------------------------------------
ep
sepengetahuan saksi tinggal dengan orang tua Termohon dan anak-anak Pemohon
ah
6 Bahwa saksi tidak pernah berkunjung ke rumah kediaman Pemohon dan Termohon;
s
M
ne
ng
--------------------------------------------------------------------------------------
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
7 Bahwa 3 (tiga) tahun yang lalu, saksi pernah melihat Termohon di Gereja dan anak-
a
anak Termohon sampai sekarang juga masih sering ke gereja; ----
si
8 Bahwa saksi mengetahui Termohon ke Gereja pada saat saksi juga ke gereja namun
ne
ng
hanya satu kali, dan sejak saat itu saksi sering melihat anak-anak Pemohon dan
do
gu 9 Bahwa saksi tidak pernah merukunkan keluarga Pemohon dan Termohon karena
In
saksi tidak mengetahui keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon;
A
--------------------------------------------------------------------------------------
ah
lik
Saksi II , umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan security di BRI Cabang Maumere,
ub
mempunyai hubungan pekerjaan dengan Pemohon, dibawah sumpahnya telah
ka
si
2 Bahwa saksi kenal Termohon sebagai isteri dari Pemohon dan saksi mulai bekerja
ne
ng
3 Bahwa saksi mengetahui bahwa Pemohon dan Termohon telah memiliki 3 (tiga)
do
orang anak; -----------------------------------------------------------------------------
gu
4 Bahwa saksi tidak mengetahui keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon
In
A
5 Bahwa sekitar 2 (dua) tahun yang lalu, saksi pernah sekali melihat Termohon
ah
lik
ub
ep
persidangan; -------------------------------------------------------------------------------------
R
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Surat Pernyataan dari Pemohon bermaterai cukup dan telah dicocokkan dan ternyata
a
R
cocok dengan aslinya serta isinya tidak dibantah oleh pihak Pemohon, (T.1);
si
-------------------------------------------------------------------------------
ne
ng
• Fotokopi salinan putusan Nomor : xx/xxxx/xxxx/xxxxx tanggal xx xxxx xxxx
do
bermaterai cukup dan telah dicocokkan dan ternyata cocok dengan aslinya serta
gu isinya tidak dibantah oleh pihak Pemohon, (T.2); --------
In
A
• Fotokopi surat pernyataan dari Bidan Wigati Dwi Istiari tanggal 26 Juli 2010
bermaterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya akan tetapi isinya dibantah
ah
lik
oleh pihak Pemohon, (T.3); ----------------------------------------------------
Bahwa disamping itu, Termohon telah mengajukan bukti saksi masing sebagai
m
ub
berikut : -----------------------------------------------------------------------------------
ka
ep
Saksi I, umur 73 tahun, agama Kristen Protestan, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat
ah
tinggal di No. xxx, RT.xxxx, RW.xxxx, Kampung Sabu Kelurahan Beru, Kecamatan
R
si
Alok, Kabupaten Sikka, mempunyai hubungan keluarga dengan Termohon, dibawah
ne
ng
do
gu
3 Bahwa Pemohon dan Termohon memiliki 3 (tiga) orang anak, seorang laki-laki yang
In
A
lik
4 Bahwa saksi mengetahui bahwa Pemohon dan Termohon sudah sering bertengkar
m
ub
bahkan sejak awal perkawinan mereka dan sejak tahun 2006 perselisihan dan
ep
Pemohon sering pulang malam bahkan malah pagi baru pulang ke rumah, dan
R
s
Pemohon sering pergi ke pub bersama teman-teman Pemohon;
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
6 Bahwa sejak 4 (empat) tahun yang lalu, Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat
a
tinggal. Pisah tempat tinggal tersebut disebabkan kontrakan rumah Pemohon dan
si
Termohon telah habis dan Pemohon menyatakan akan diberhentikan oleh BRI
ne
ng
kemudian Termohon dan anak-anak Pemohon dan Termohon diminta untuk tinggal
dengan orang tua Termohon dan sejak saat itu Pemohon tidak pernah menjemput
do
gu Termohon dan anak-anak Pemohon dan Termohon;
In
--------------------------------------------------------------------------------
A
7 Bahwa sejak saat itu, Pemohon masih ke rumah saksi untuk melihat anak-anak
ah
lik
Pemohon dan Termohon namun hanya berlangsung beberapa bulan saja, dan
ub
--------------------------------------------------------------------------------------
ka
8 Bahwa saksi mengetahui bahwa Pemohon telah memiliki wanita lain dan telah
ep
memiliki anak dari wanita lain itu; --------------------------------------------------
ah
si
9 Bahwa Termohon sampai sekarang masih beragama Islam; ---------------------
ne
ng
do
Saksi II, umur 45 tahun, agama Kristen Protestan, pekerjaan wiraswasta, bertempat
gu
tinggal di No. xxxx, RT.001, RW.001, Kampung Sabu Kelurahan Beru, Kecamatan
In
A
lik
-------------------------------------------
m
ep
3 Bahwa Pemohon dan Termohon memiliki 3 (tiga) orang anak, yang masing-masing
ah
bernama : -----------------------------------------------------------------------------
R
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Anak 2, perempuan, lahir pada 23 September 2005; ---------------------------
a
R
4 Bahwa saksi mengetahui bahwa Pemohon dan Termohon sudah sering bertengkar
si
bahkan dalam seminggu pertengkaran itu terjadi 2 (dua) kali; -----
ne
ng
5 Bahwa saksi mengetahui perselisihan dan pertengkaran itu karena saksi pernah
do
gu 6 Bahwa penyebab perselisihan dan pertengkaran Pemohon dan Termohon karena
In
Pemohon sering pulang malam bahkan malah pagi baru pulang ke rumah, dan
A
Pemohon sering pergi ke pub bersama teman-teman Pemohon pada saat Termohon
ah
lik
hendak melahirkan anak keduanya, Pemohon malah tidak ada di rumah;
---------------------------------------------------------------------------
m
ub
7 Bahwa sejak bulan Pebruari tahun 2009 Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat
ka
ep
tinggal. Pisah tempat tinggal tersebut disebabkan kontrakan rumah Pemohon dan
Termohon telah habis dan Pemohon menyatakan akan diberhentikan oleh BRI
ah
si
kemudian Termohon dan anak-anak Pemohon dan Termohon diminta untuk tinggal
dengan orang tua Termohon dan sejak saat itu Pemohon tidak pernah menjemput
ne
ng
do
gu
--------------------------------------------------------------------------------
8 Bahwa sejak saat itu, Pemohon biasanya menemui anak-anak Pemohon dan
In
A
9 Bahwa saksi mengetahui bahwa Pemohon telah memiliki wanita lain dan telah
ah
lik
ub
ep
s
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa, terhadap keterangan keterangan saksi saksi tersebut Kuasa Termohon
a
menyatakan membenarkan dan tidak keberatan dan Pemohon menolak keterangan saksi
si
dengan memberikan tanggapannya di persidangan; -
ne
ng
Bahwa Pemohon berkesimpulan tetap dengan permohonannya untuk bercerai
dengan Termohon dan tetap dengan permohonannya dan menyatakan tidak akan
do
gu mengajukan tanggapan apapun serta mohon putusan dan Termohon juga berkesimpulan
In
tetap dengan jawabannya dan menyatakan tidak akan mengajukan apapun serta mohon
A
putusan; ------------------------------------------------
ah
lik
Bahwa selanjutnya untuk meringkas uraian putusan ini maka ditunjuk segala hal
ikhwal yang tercantum dalam berita acara persidangan dianggap termuat dalam putusan
m
ub
ini; ----------------------------------------------------------------------
ka
ep
TENTANG HUKUMNYA
ah
si
DALAM EKSEPSI
ne
ng
dan eksepsi tersebut berupa jawaban-jawaban dari posita yang diajukan oleh Pemohon
do
maka berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 284 K/Pdt/1976 tanggal
gu
12 Januari 1976 yang mengandung kaidah hukum bahwa “Eksepsi yang isinya senada
In
A
dengan jawaban-jawaban biasa mengenai pokok perkara dianggap bukan eksepsi, oleh
lik
--------------------------------------------------------------------------------
m
ep
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa pada hari hari persidangan yang telah ditetapkan untuk
a
perkara ini Pemohon telah ternyata datang menghadap sendiri ke persidangan,
si
sedangkan Termohon diwakili Kuasa hukumnya datang menghadap di persidangan;
ne
ng
--------------------------------------------------------------------
do
gu belah pihak, bahkan usaha damai dilakukan melalui proses mediasi yang dilaksanakan
In
tanggal 8 Februari 2011, namun usaha perdamaian tidak berhasil, karenanya maksud
A
pasal 82 ayat (1) Undang-Undang 7 Tahun 1989 yang telah dirubah dengan Undang-
ah
lik
Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50
Tahun 2009 telah terpenuhi jo Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 telah
m
ub
terpenuhi;
ka
si
dan merupakan tempat kediaman bersama Pemohon dan Termohon dan tidak ada
eksepsi relatif dari Termohon maka sesuai pasal 66 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7
ne
ng
Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan
do
terakhir Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Pemohon beralasan hukum
gu
-----------------------------------------------------------------
lik
surat bukti berupa Kutipan Akta Nikah (P.2) serta diperkuat pula dengan keterangan
m
para saksi di persidangan, maka harus dinyatakan terbukti bahwa antara Pemohon
ub
dengan Termohon telah terikat dalam perkawinan yang sah sejak tanggal xxx xxx xxxx
ka
ep
dalam surat permohonannya adalah murtad oleh karena itu Pemohon memiliki legal
s
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 66 Undang-Undang Nomor 7
a
Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
si
dan terakhir Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 oleh karenanya permohonan
ne
ng
Pemohon formal dapat diperiksa lebih lanjut;
---------------------------------------------------------------------
do
gu Menimbang, bahwa berdasarkan pemeriksaan di persidangan maka majelis
In
hakim telah menemukan fakta sebagai berikut : -------------------------------
A
• Bahwa pada awalnya perkawinan rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon
ah
lik
terlihat harmonis, dan telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak yang masing-masing
bernama : ------------------------------------------------------------------
m
ub
• Anak 1, laki-laki berumur 11 (sebelas) tahun; --------------------------------
ka
ep
• Anak 2, perempuan berumur 9 (sembilan) tahun; ---------------------------
ah
si
• Bahwa sekitar tahun 2009, Pemohon dan Termohon telah pisah tempat tinggal dan
ne
ng
sejak saat itu baik Pemohon maupun Termohon tidak pernah tinggal dalam satu
do
gu
Pemohon yang sering tidak berada di rumah dan pulang malam hari; ----------
In
A
lik
ub
• Bahwa Pemohon telah memiliki hubungan dengan wanita lain yang dari wanita itu
ka
• Bahwa semua anak Pemohon dan Termohon sekarang berada di tangan Termohon;
ah
--------------------------------------------------------------------------------------
s
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa alasan perceraian yang diajukan Pemohon adalah murtad
a
(riddah), maka Majelis berpendapat telah sesuai dengan pasal 116 huruf “h” Kompilasi
si
Hukum Islam untuk mengajukan dengan alasan peralihan agama (murtad);
ne
ng
---------------------------------------------------------------------------------------------
do
gu gereja meskipun dari saksi-saksi Termohon menyatakan bahwa Termohon masih
In
beragama Islam, namun Majelis Hakim berpendapat bahwa tidak ada alasan seorang
A
yang beragama Islam memasuki tempat ibadah yang bukan tempat ibadahnya, dan
ah
lik
memasuki gereja pada hari Minggu yang merupakan hari kebaktian bagi umat kristiani
dan berkumpulnya para jemaat, maka Majelis Hakim berpendapat ada indikasi yang
m
ub
kuat bahwa Termohon telah melakukan kebaktian di gereja, oleh karenanya Majelis
ka
si
Menimbang, bahwa alasan murtad mengakibatkan terjadinya perbedaan agama
dan perbedaan agama merupakan penyebab perselisihan yang prinsipil dan tidak
ne
ng
do
Menimbang, bahwa telah terjadi pisah tempat tinggal yang cukup lama, maka
gu
Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon jika
In
A
dibiarkan terus menerus akan menimbulkan dampak yang negatif diantara keduanya.
Diantara mereka tentu tidak bisa menjalankan kewajiban dimana Pemohon sebagai
ah
lik
suami tidak bisa menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap Termohon
m
sebagai isteri dan begitu pula sebaliknya, dan alasan perceraian yang diajukan oleh
ub
Pemohon telah memenuhi maksud pasal 39 ayat (2) Undang Undang Nomor 1 Tahun
ka
ep
----------------------------------------------
R
ne
ng
sedemikian rupa sifatnya, sehingga sulit disatukan kembali untuk menjadi rumah tangga
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
harmonis, sejahtera lahir dan bathin, sehingga tujuan perkawinan sebagaimana
a
disebutkan dalam QS. Ar-ruum ayat 21 dan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
si
1974 juncto Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak dapat diwujudkan oleh Pemohon dan
ne
ng
Termohon, sehingga mempertahankan rumah tangga yang sudah sedemikian
do
gu tersebut; --------------------------------
In
Menimbang, bahwa Majelis Hakim sebagai bahan pertimbangan pula
A
menyandarkan pertimbangannya kepada qaidah ushul fiqh yang berbunyi sebagai
ah
lik
berikut : -----------------------------------------------------------------------------------
ub
Artinya :
ka
si
itu Majelis berpendapat permohonan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon patut
ne
ng
do
gu
pernikahan Pemohon dan Termohon telah fasakh, dan ini sesuai dengan pendapat
Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqhussunnah ( ) jilid II halaman 459 yang diambil
In
A
lik
m
ub
Artinya :
“Apabila suami atau istri murtad, maka putuslah hubungan perkawinan mereka satu
ka
sama lain, karena sesungguhnya riddahnya salah seorang dari mereka itu menjadikan
ep
putusnya perkawinan antara keduanya dan putusnya perkawinan itu berupa Fasakh”
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
ﺑﻌﺪ �اﻟﺪﺧﻮل �وﻗﻌﺖ �اﻟﻔﺮﻗﺔ �ﻋﻠﻰ �اﻧﻘﻀﺎء �اﻟﻌﺪة
si
Artinya :
ne
ng
"Apabila suami istri atau salah seorang diantaranya murtad, kalau hal itu terjadi
sebelum dukhul maka secara langsung pernikahannya dipisahkan, kalau terjadi
setelah dukhul maka perceraiannya jatuh setelah habis masa iddah, jatuh/ terjadi
setelah masa iddah”;
do
gu Menimbang, bahwa Pemohon juga mengajukan hak hadhanah untuk anak-anak
In
A
Pemohon dan Termohon, berdasarkan keterangan para pihak dan keterangan saksi-saksi
di persidangan bahwa anak yang bernama Anak 1, Anak 2, Anak 3, adalah anak
ah
lik
Pemohon dan Termohon yang sah dan merupakan anak dari perkawinan yang sah yang
belum mumayyiz yang kesemuanya belum genap berumur 12 (dua belas) tahun. Bahwa
m
ub
anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat
ka
ep
harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak adalah tunas, potensi, dan
generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan
ah
si
mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan
negara pada masa depan. Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab
ne
ng
tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan
do
gu
berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia,
perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan
In
A
lik
dasarnya Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
m
ub
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
ka
ep
-----------------------------------------------------------------------------------------
R
s
Menimbang, bahwa kuasa pengasuhan anak tidak semata-mata karena hal
M
ne
ng
finansial. Tetapi hal yang paling mendasar sebagai pertimbangan terhadap pihak yang
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ditunjuk sebagai pemegang kuasa hak asuh adalah karena faktor perilaku dan moral baik
a
yang dimiliki pemegang atas hak asuh anak tersebut; ---
si
Menimbang, bahwa pada saat dilahirkan semua anak Pemohon dan Termohon
ne
ng
lahir dalam keadaan beragama Islam dan dari perkawinan yang dilaksanakan secara
Islam; ---------------------------------------------------------------------
do
gu Menimbang, bahwa pada dasarnya hadhanah terhadap anak yang belum
In
mumayyiz adalah hak ibunya, sesuai dengan bunyi pasal 105 ayat (1) Kompilasi Hukum
A
Islam, kecuali apabila terbukti bahwa ibu telah murtad dan memeluk agama selain
ah
lik
Islam, maka gugurlah hak ibu untuk memelihara anak tersebut, hal ini sesuai dengan
ub
abstraksi hukum bahwa agama merupakan syarat untuk menentukan gugur tidaknya hak
ka
seorang ibu atas pemeliharaan dan pengasuhan (hadhanah) terhadap anaknya yang
ep
belum mumayyiz, karena seorang ibu yang menjadi non muslimah tidak memenuhi
ah
si
syarat lagi sebagai pemegang hadhanah;
----------------------------------------------------------------------------
ne
ng
Menimbang, bahwa hal tersebut sesuai pula pendapat ulama dalam kitab
do
Kifayatul Akhyar ( ) Juz II halaman 94 yang diambil alih menjadi pendapat
gu
lik
.
m
ub
ka
Artinya :
ep
Syarat-syarat bagi orang yang akan melaksanakan tugas hadhanah (pemeliharaan) ada
7 (tujuh) macam : Berakal sehat, Merdeka, Beragama Islam
ah
dengan anak yang diasuh, Tidak bersuami/belum kawin lagi. Apabila salah satu syarat
s
tidak terpenuhi, maka gugurlah hak hadhanah (pemeliharaan) itu dari tangan ibu ;
-------------------------------------------------------------------------------
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa berdasarkan surat bukti (T.2) Pemohon telah terbukti
a
berperilaku tercela dengan menelantarkan anak-anak Pemohon dan Termohon, oleh
si
karenanya Pemohon pun memiliki kecacatan perilaku untuk mengasuh anak-anak
ne
ng
Pemohon dan Termohon sebagai hak hadhanah atas ketiga anak Permohon dan
Termohon, disamping itu juga pekerjaan Pemohon sebagai karyawan Bank yang
do
gu tentunya banyak menyita waktu dari pagi sampai sore; ----
In
Menimbang, bahwa hadhanah pada dasarnya adalah mengasuh sebagaimana
A
maksud dari makna “hadhanah” itu sendiri adalah pemeliharaan anak yang belum
ah
lik
mampu berdiri sendiri, biaya pendidikannya dan pemeliharaannya dari segala yang
membahayakan jiwanya agar terjamin hak-hak anak untuk hidup, tumbuh dan
m
ub
berkembang secara optimal; ---------------------
ka
si
----------------------------------------------------------------------
ne
ng
berpendapat bahwa mengambil mudharat yang lebih ringan sesuai dengan kaidah fiqih
do
yang diambil sebagai pertimbangan Majelis hakim yang berbunyi :
gu
Artinya :
“Jika ada dua madharat yang saling bertentangan maka ambil yang paling ringan”
ah
lik
Menimbang, bahwa Majelis Hakim menilai bahwa madharat yang paling ringan
diantara keduanya adalah jika anak tetap berada di bawah asuhan ibunya, karena
m
ub
ditakutkan perkembangan anak untuk tumbuh kembang akan terlalaikan dan terhindar
ka
ep
dari terlalaikannya hak-hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya;
ah
---------------------------------------------------------------------------------
R
ne
ng
maka dengan ditolaknya permohonan Pemohon untuk hak hadhanah ini maka segala
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
biaya pemeliharaan anak ditanggung oleh Pemohon sebagai ayah dari ketiga anaknya
a
tersebut sesuai maksud dari pasal 105 huruf (c) Kompilasi Hukum Islam;
si
-------------------------------------------------------------------------
ne
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas
do
gu telah beralasan dan tidak melawan hukum, oleh karenanya permohonan Pemohon
In
dikabulkan dengan menyatakan perkawinan Pemohon dengan Termohon putus karena
A
Fasakh sebagaiman bunyi amar putusan ini; ---
ah
lik
Menimbang, bahwa permohonan Pemohon untuk ditetapkan sebagai hak
hadhanah terhadap semua anak Pemohon dan Termohon yang bernama Aditya Pratama
m
ub
Hidayat yang berumur 11 (sebelas) tahun, Andina Yulianti Kartini yang berumur 9
ka
(sembilan) tahun, dan Dewi Wulandari yang berumur 8 (delapan) tahun, patut untuk
ep
ditolak;------------------------------------------------------------------------
ah
si
Menimbang, bahwa meskipun permohonan Pemohon untuk ditetapkan hak
hadhanah ditolak, baik Pemohon maupun Termohon tidak boleh memutus hubungan
ne
ng
komunikasi orang tua dengan anaknya, baik Pemohon maupun Termohon mempunyai
do
hak untuk berkunjung / menjenguk dan membantu mendidik serta mencurahkan kasih
gu
---------------------------------------------------------------------------------
lik
Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006
m
dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 maka biaya perkara dibebankan kepada
ub
Pemohon; ------------------------------------------------------
ka
ep
MENGADILI
s
M
ne
ng
DALAM EKSEPSI
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Menolak Eksepsi Termohon; ---------------------------------------------------------------
a
R
DALAM POKOK PERKARA
si
1 Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian; ----------------------------
ne
ng
2 Menyatakan Perkawinan Pemohon dan Termohon putus karena Fasakh; ----
do
gu 4 Membebankan kepada Pemohon membayar biaya perkara sebesar Rp. 331.000,-
In
(tiga ratus tiga puluh satu ribu rupiah); -------------------------------------
A
ah
lik
Demikian putusan ini dijatuhkan pada hari Senin tanggal 11 Maret 2013 Masehi
bertepatan dengan tanggal 28 Rabiul Akhir 1433 Hijriyah oleh Dra.Hj.HASNIA HD.,
m
ub
M.H. sebagai Ketua Majelis, MIFTAHUDDIN, S.H.I. dan MIFTAH FARIDI, S.H.I.
ka
ep
masing-masing sebagai Hakim Anggota yang pada hari itu juga diucapkan oleh Ketua
Majelis dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh Hakim Anggota
ah
si
tersebut dan dibantu oleh RUSDIANSYAH,S.H.,M.H. sebagai Panitera dan dihadiri
ne
ng
-------------------------------------------------------------------------------
do
gu
Ketua Majelis,
In
A
ah
lik
ub
MIFTAHUDDIN, S.H.I.
ep
Panitera,
ah
s
M
ne
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Perincian Biaya Perkara :
1. Biaya Pendaftaran : Rp. 30.000,- -----------------------------------------
si
2. Biaya Proses : Rp. 50.000,- -----------------------------------------
3. Biaya Panggilan Pemohon : Rp. 60.000,- -----------------------------------------
ne
4. Biaya Panggilan Termohon : Rp. 180.000,- -----------------------------------------
ng
5. Biaya Redaksi : Rp. 5.000,- -----------------------------------------
6. Materai : Rp. 6.000,- -----------------------------------------
Jumlah : Rp. 331.000,- --------------------------------------
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
s
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27