Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh
SITI IMRITIYAH
NIM: 1111034000072
Siti Imritiyah
“KAJIAN HADIS-HADIS ADAB MAKAN DAN MINUM; PERSPEKTIF
ILMU KESEHATAN”. Dibawah bimbingan Muhammad Zuhdi Zaini, M.Ag.
Jakarta: Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adab dalam Islam ternyata tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang
Muslim, karena sebenarnya adab-adab dalam Islam mengandung berbagai macam
aspek penting, salah satunya ialah aspek kesehatan. Salah satu adab yang paling
penting dalam kehidupan sehari-hari ialah adab makan dan minum, karena
aktivitas makan dan minum berhubungan langsung dengan perut dan pencernaan
yang merupakan sumber utama dari segala macam penyakit. Jadi setiap apa yang
masuk ke dalam perut dapat menimbulkan kesehatan maupun penyakit. Penyakit-
penyakit tersebut dapat muncul akibat pola makan dan pola minum yang salah.
Disini penulis sengaja meneliti hadis tentang adab makan dan minum.
Agar dapat mengetahui sejauh mana adab makan dan minum tersebut dapat
dilakukan. Dan guna menciptakan perilaku atau adab seseorang agar dapat
bersikap sopan ketika sebelum makan, saat makan, dan sesudah makan. Metode
dalam penelitian ini bersifat kualitatif berdasarkan kepustakaan. Sedangkan dalam
pengolahan data, metode yang digunakan penulis adalah deskriptif-analitik.
Deskripsi yang digunakan adalah memaparkan secara apa adanya terkait hadis-
hadis adab makan dan minum sebagaimana penjelasan Ulama yang ada dalam
kitab syarh, kemudian penulis menganalisanya dari sisi kesehatan.
Penelitian ini telah menghasilkan kesimpulan, yaitu berdasarkan hadis-
hadis terkait adab makan dan minum yang termuat dalam al-Kutub al-Sittah
menemukan dampak positif dari adab makan dan minum bagi kesehatan, yaitu
kesehatan fisik, kesehatan mental dan kesehatan sosial. Inilah hikmah dari anjuran
Nabi Saw. memerintahkan umatnya untuk selalu beradab ketika sebelum makan,
saat makan dan sesudah makan.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam. Pencipta langit dan bumi
beserta isinya yang telah memberikan segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya
penutup para Rasul, Muhammad Saw yang telah membimbing manusia dari masa
kegelapan menuju masa yang sangat terang benderang dengan syariatnya yang
lurus.
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.,selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansur, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum MA., selaku Ketua Jurusan Tafsir Hadis.
Hadis.
ii
6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan dedikasinya
pencarian referensi.
9. Kedua orang tua saya yang tercinta, Ayahanda H. Mukhtar (alm) dan Ibunda
Hj. Hafshah (almh). Semoga Allah Swt memberikan tempat yang terbaik di
sisi-Nya. Āmîn.
10. Kedua mertua yang tersayang, Ibu Yayah Salamah dan Bapak Sukiyo yang
11. Suami tercinta Acep Septiyana yang tak pernah lelah dalam memberikan
12. Anak saya yang tercinta dan tersayang Fatih Alfarizqi yang telah menjadi
13. Saudara/i yang penulis cintai, yang selalu memberikan dukungannya kepada
Halimatus sa’diyah, dan yang terkhusus kepada teh Murtafiah yang telah
rela meminjamkan Notebooknya sampai skrispsi ini selesai. Dan juga untuk
iii
14. Seluruh teman-teman Jurusan Tafsir Hadis angkatan 2011, Rivia Awalia,
15. Kepada pihak-pihak yang turut membantu dan berperan dalam proses
Teruntuk semua pihak di atas semoga dalam lindungan Allah Swt dan apa
yang diberikan kepada penulis dapat diterima dan dibalas oleh-Nya. Āmîn.
Penulis.
Siti Imritiyah
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
ﺕ t te
ﺙ ts te dan es
ﺝ j te
ﺥ kh ka dan ha
ﺩ d de
ﺭ r er
ﺯ z zet
ﺱ s es
ﺵ sy es dan ye
ﺹ s es dengan garis di bawah
ﻍ gh ge dan ha
ﻑ F ef
ﻕ q ki
ﻙ k ka
ﻝ l el
ﻡ m em
v
ﻥ n en
ﻭ w we
ﻩ h ha
ﻱ y ye
Vokal Tunggal
ـ ـ ـَ ـ ـ a fathah
ـ ـ ـِ ـ ـ i kasrah
ـ ـ ـ ُـ ـ u dammah
Vokal Rangkap
ـ ـ ـ ـَ ـ ﻱ ai a dan i
ـ ـ ـَ ـ ـ ﻭ au a dan u
Vokal Panjang
vi
Kata Sandang
Syaddah (Tasydid)
diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini berlaku jika huruf yang menerima
tanda syaddah itu terletak kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah.
Ta Marbȗtah
Jika huruf ta marbȗtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf
marbȗtah tersebut diikuti dengan kata benda, maka huruf tersebut dialihaksarakan
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tinjauan Pustaka.................................................................. 6
MINUM
viii
BAB III TELAAH HADIS SEPUTAR ADAB MAKAN DAN MINUM
Kesehatan ............................................................................ 49
ix
C. Asbabul Wurud .................................................................... 59
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 61
B. Saran-Saran ......................................................................... 62
x
BAB I
PENDAHULUAN
Semua umat Islam telah menerima faham bahwa hadis Rasulullah Saw
termasuk salah satunya rujukan dalam hal adab makan dan minum. Dimana
manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia juga
syukur kepada Allah Swt, menjauhkan diri dari syaithan, serta dapat
1
Fatchur Rahman, Ikhtisar Musthalahu Hadis, (Bandung: PT. Ma’arif, 2005), h. 15.
2
Endang Soetari, Problematic Hadis (Mengkaji Paradigma Periwayatan), (Bandung:
Gunung Jati Perss, 1997), h. 8.
1
2
Adab makan dan minum dalam Islam mengatur dari adab memulai
makan dan minum, saat makan dan minum sampai selesai makan dan minum.
Banyak orang memandang proses makan dan minum sebagai sesuatu yang
lazim, adat atau kebutuhan hidup. Hingga tidak jarang terdengar ungkapan
bahwa: “Hidup untuk makan dan makan untuk hidup”. Namun tidak
demikian halnya dalam Islam. Seperti yang kita ketahui Islam adalah rahmat
bagi semesta alam. Islam adalah agama yang menjelaskan segala bentuk
kemashlahatan (kebaikan) bagi manusia, mulai dari masalah yang paling kecil
dan ringan hingga masalah yang paling besar dan berat. Demikianlah
3
Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, Ensiklopedi Adab IslamMenurut al-Quran dan
as-Sunnah, (Jakarta: Pustaka Imam as-Syafi’i), 2007, h. 103.
4
Ade Hasman, Rahasia Kesehatan Rasulullah: Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi
Muhammad Saw, h. 57.
3
itu, Islam juga menetapkan adab bagi setiap manusia: suami terhadap istri,
makan dan minum, kita menemukan berbagai adab yang terkait dengannya
yang diserukan oleh al-Qurân dan Sunnah, lalu dipraktikkan oleh para sahabat
Rasulullah dan para pengikut mereka dari generasi terdahulu, sehingga orang-
ﺮﻤ ﻋﻦﺎﻥﹶ ﻋﺴﻦﹺ ﻛﹶﻴﺐﹺ ﺑﻫ ﻭﻦﲑﹴ ﻋﻦﹺ ﻛﹶﺜ ﺑﻴﺪﻟﻦﹺ ﺍﻟﹾﻮﺔﹶ ﻋﻨﻴﻴ ﻋﻦﺎﻥﹸ ﺑﻔﹾﻴﺎ ﺳﺛﹶﻨﺪﺣ
ﻛﹸﻞﹾ ﺍﷲ ﻭﻢ ﺳﺎ ﻏﹸﻠﹶﺎﻡ ﻳﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴﻠﱠﻰ ﺍﷲ ﻋ ﺻﺒﹺﻲﻲ ﺍﻟﻨﺔﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻟﻠﹶﻤﻦﹺ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﺳﺑ
ﻴﺶﻄﻱ ﺗﺪ ﻳﺖﻛﹶﺎﻧ ﻭﺪﻌﻲ ﺑﺘﻤ ﻃﹸﻌﻠﹾﻚﻝﹾ ﺗﺰ ﺗ ﻓﹶﻠﹶﻢﻴﻚﻠﺎ ﻳﻤﻛﹸﻞﹾ ﻣ ﻭﻴﻨﹺﻚﻤﺑﹺﻴ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin ‘Uyainah dari
al-Walid bin Katsir dari Wahb bin Kaisan dari Umar bin AbuSalamah
berkata, Nabi Saw bersabda kepadaku, wahai pemuda, sebutlah nama
Allah, makanlah dengan tangan kananmu, makanlah yang terdekat,
5
Departemen Agama R.I, Al-Quran dan Terjemahan, (Semarang: Toha Putra), h. 769.
6
Yusuf Qardhawi dan al-Ghazali, Fiqh jihad: Sebuah Karya Monumental Terlengkap,
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2005), h. 563.
4
maka sejak saat itu cara makanku seperti itu, padahal sebelumnya
tanganku bergerak-gerak”.7
Hadis di atas merupakan salah satu hadis adab makan dan minum.
Allah, makan dengan tangan kanan dan makan dari yang terdekat.
hal apapun, termasuk salah satunya dalam adab makan dan minum.
adab dalam Islam dalam kehidupan sehari-hari, terutama adab makan dan
minum. Hal ini sering ditemukan, seorang Muslim saat makan dan minum
sambil berdiri maupun berjalan, makan dengan tangan kanan namun ketika
Perilaku-perilaku ini tentu tidak sesuai dengan ajaran adab yang telah
diajarkan oleh Rasulullah. Hal ini terjadi bukankarena mereka tidak tahu dan
tidak faham tentang adab makan dan minum yang benar dalam Islam, namun
terhadap kesehatan. Jika dilihat dari segi kesehatan, ajaran beliau tentang
7
Abu Abd Allah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhāri, Sahih al-Bukhāri (Juz 7
;Bairut: Dar al-fikr, 1994), h. 209.
5
adab makan ini sebenarnya telah teruji kebenaran manfaatnya bagi kesehatan
sesuai zamannya. Hal ini juga terlihat dari bagaimana sebagian ulama
memahami adab makan Nabi Saw. harus ditiru sebagai bukti melaksanakan
sunnahnya.9
yang menjelaskan tentang adab makan dan minum yang diajarkan Nabi Saw.
Dan tentunya yang menjadi harapan penulis setelah dilakukan penelitian ini,
Tematik)”.
b. Apa manfaat atau hikmah dari adab makan dan minum dari segi
kesehatan?
8
Abdullah Nasikh Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,
1990), h. 538.
9
Sebagaimana pendapat Abdul Baqi yang menilai sunnah terhadab adab /tata cara makan
Nabi perihal menjilati jari-jari tangan dan piring setelah makan. Serta menghukumi makruh jika
mengusap tangan sebelum menjilatinya. Muhammad Fuad Abdul Baqi, al-Lu’lu’ wal Marjan,
kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim, h. 590.
6
2. Pembatasan Masalah
lebih terfokus, sistematis, dan tidak melebar. Dalam penelitian ini penulis
yang tertuju pada poin-poin di atas dengan mengkaji hadis-hadis yang setema.
3. Rumusan Masalah
masalah yang menjadi pokok dalam skripsi ini. Sehingga secara garis besar,
yang menjadi pokok dari skripsi ini adalah “Bagaimana Hikmah Hadis
C. Tinjauan Pustaka
beberapa literatur yang berhubungan dengan judul skripsi yang akan penulis
Ushuluddin dan Filsafat Relevansi Tata Cara Makan Yang Diajarkan Nabi
menggunakan kualitatif. Rumusan masalah dalam skripsi ini yaitu Apa dan
bagaimana relevansi tata cara makan yang diajarkan Nabi dengan ilmu
kesehatan.
kebiasaan baik, tentang tata cara atau adab makan dan minum yang benar
Distingsi skripsi yang akan penulis bahas adalah adab makan dan
minum yang lebih luas dalam hadis Nabi yang ada. Dengan menampilkan
dan mengetahui hikmah dari seseorang yang melakukan adab makan dan
D. Tujuan Penelitian
tertentu. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini penulis mempunyai
minum menjadi satu sajian yang sederhana dan lebih mudah dipahami
oleh pembaca.
pendidikan.
E. Metodologi Penelitian
bentuk kitab, buku, majalah dan lain-lain yang relevan dengan topik
pembahasan.
yang terkait dengan topik tertentu atau tujuan tertentu kemudian disusun
10
Abû al-Husain Ahmad ibn Fâris ibn Zakâriya, Mu’jam Maqâyis al-Lughah (Beirut: Dâr
al-Fikr, t.th), v. 2, h. 218.
11
Mustafa Muslim, Mabâhis al-Tafsir al-Maudûi (Cet. I; Damasqus: Dâr al-Qalam, 1410
H/1989 M), h.16.
9
ditentukan
satu tema, baik secara lafadz maupun secara makna melalui kegiatan
takhrij al-hadis
digunakan.
12
I’tibar adalah suatu proses yang membandingkan antara beberapa riwayat untuk
mengetahui apakah perawinya itu sendiri meriwayatkan hadis tersebut ataukah ada perawi lain
yang meriwayatkannya. Jika ada perawi/sanad yang lain, apakah kedua sanad itu sama di tingkat
sahabat ataukah berbeda? Jika sama di tingkat sahabat akan tetapi berbeda ditingkat setelah disebut
berarti hadis tersebut ada muta’bi-nya, jika berbeda ditingkatan sahabat maka hadis tersebut ada
syahid-nya. Abd Haq ibn Saifuddin al-Dahlawî, Muqaddimah fî Uşūl al-Hadis (Cet. II; Bairut: Dār
al-Basyāir al-Islāmiyah, 1406 H/1989 M), h. 56-57. Bandingkan dengan Mahmud al-Thahhān,
Taisīr Mustalah al-Hadīs, (Cet.II; al-Riyādh: Maktabah al-Ma’ārif, 1407 H/1987 M), h. 142.
10
hadis dengan menggunakan kamus hadis melalui petunjuk lafal hadis dengan
kitab al-Mu’jam al-Muhfahras li alfâz al-Hadîs dan kata kunci (tema) hadis
dengan kitab Miftâh al-Kunûz al-Sunnah. Disamping itu, digunakan juga jasa
hikmah apa saja yang terkandung dari seseorang yang melakukan adab makan
dan minum.
F. Sistematika Penulisan
13
Arifuddin Ahmad, Metode Tematik dalam Pengkajian Hadis, h. 20-21.
14
Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1994), h. 138-
139.
11
fokus dan tidak melebar serta terarah kepada yang dituju, c) tinjauan pustaka
Bab kedua, akan membahas tinjauan umum tentang adab makan dan
kesehatan.
hikmah dari adab makan dan minum menurut ilmu kesehatan, c) asbabul
wurud.
Dalam pengertian umum kata etiket dapat diartikan dengan tatacara atau
tingkah laku yang baik. Kata etiket ini berasal dari bahasa Perancis yaitu
seperti sopan santun, tata krama, tata pergaulan, prilaku dan sebagainya.
manusia satu dengan yang lainnya atau masyarakat. Kemanapun juga orang
pergi ia akan selalu berhadapan dengan apa yang dinamakan etiket, sesuatu
yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai salah satu dari bagian
Mandzur al-Afrîqî al-Misrî adalah suatu budi pekerti yang dilakukan oleh
seseorang. Disebut adab karena mendidik manusia kepada hal-hal terpuji dan
1
Ben Handaya, Etiket dan Pergaulan, (Yogyakarta: Kanisius, 1975), h. 6.
12
13
mencegah mereka dari yang jelek. Asal makna dari adab adalah panggilan,
terdidik dengan didikan yang baik, dan engkau dipanggil pendidik”. Abu
Zayd berkata “Seseorang yang mendidik suatu adab maka disebut adib. Dan
Ulama lain berkata, adab adalah kesopanan diri dan belajar atau adab adalah
tindakan yang baik. Kata aduba dengan dhommah pada huruf dal, isim
failnya adalah adîbun. Dan kata addabah artinya mengajarinya. Menurut az-
Jujaj kata ini digunakan untuk Allah Swt. beliau berkata: “Inilah adab yang
ﺒﹺﻲﻳﺄﹾﺩﺘﻨﺴﻔﹶﺄﹶﺣﺑﹺّﻴﺮﻨﹺﻴﺑﺃﹶﺩ
“Rabb ku telah mendidikku dengan sebaik-baik pendidikan”.3
Adab dan akhlak hampir sama maknanya, akan tetapi ada beberapa
1. Adab berarti tata cara, tata tertib atau tata aturan; sedangkan akhlak
2. Adab membicarakan tata tertib atau tata cara yang sudah diatur
muncul dari sifat jiwa, bisa berupa perangai yang baik maupun yang
buruk.
2
Muhammad bin Mukarram bin Mandzur al-Afrîqî al-Misrî, Lisan al-A’râb, (Beirut: Dâr
al-Shadir), t.th, h. 207.
3
Jalaluddin as-Suyutî, Jam’ul Jawâmi’, (Beirut: Mu’assisah ar-Risalah, 1992), h. 39.
14
3. Adab Islamiyah berarti tata cara atau tata tertib menurut ajaran Islam,
Islam.4
dan akhlak masih berdiri sendiri maka pada keduanya tampak jelas
perbedaannya. Kedua, jika kata adab dan akhlak sudah dipadukan dengan
kata “Islami”, maka arti keduanya hampir saja sama dan sulit untuk
membedakan, karena baik adab Islami maupun akhlak Islami berisi ajaran
minum seperti yang biasa di negara kita ini tidak selalu sama dengan yang
berlaku di negara lain. Memang banyak perbedaan cara makan antar bangsa
4
Choiruddin hadhiri. Sp, Akhlak dan Adab Islami, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer,
2015), h. 15.
5
Choiruddin hadhiri. Sp, Akhlak dan Adab Islami, h. 16.
15
terhidang, tetapi grogi karena tidak yakin cara makan yang benar. Berikut ini
1. Pastikan tangan anda dan wajah bersih saat mendatangi meja makan.
mulai makan.
4. Duduk tegak dengan punggung lurus dan tidak bersandar malas atau
merosot di kursi.
6. Selama makan, kedua belah siku tidak boleh dikembangkan, siku atau
tangan.
8. Bukalah mulut saat makanan sudah ada berada di depan bibir, jangan
11. Dilarang untuk meludahkan makanan yang tidak disukai ke serbet atau
duri tajam di lauknya. Jika makanannya tidak enak, mau tidak mau
12. Minumlah dengan tenang dan sopan, jangan berbunyi dan berkumur.
bibir dengan serbet sambil berucap maaf tanpa menoleh kekiri dan
kanan.
15. Jika ada sesuatu yang jatuh atau tumpah, maka dilarang untuk gaduh.
Ambil atau bersihkan dengan serbet dan mintalah serbet pengganti. Jika
meminta maaf dan ambilkan tisu atau serbet. Biarlah dia mengelap
17. Dilarang untuk meletakan serbet diatas meja sebelum jamuan selesai.9
1. Dilarang untuk bicara saat mulut penuh dengan makanan. Jika ada
8
Mien R. Uno, Buku Pintar Etiket Untuk Remaja,h. 69.
9
Mien R. Uno, Buku Pintar Etiket Untuk Remaja, h. 70.
17
kepedesan,” “nasinya terlalu lembek”, atau “kok lauknya ini lagi ini
3. Jika ingin meminta makanan yang diletakan agak jauh dari meja, maka
7. Jika sudah selesai makan, maka minta izinlah kepada tuan rumah atau
D. Alat-Alat Makan
digunakan sewaktu makan, seperti pisau, garpu, sendok, piring ceper, tempat
10
Mien R. Uno, Buku Pintar Etiket Untuk Remaja, h. 70.
11
http://www.medianesia.com/read/detil/2012/11/19/Table-Manner-Aturan-dan-Etika-
Saat-Menyantap-Hidangan-di-Meja-Makan diakses pada taggal 5 April pukul 16.00 wib.
18
daging dan gelas. Disamping perlu mengenal alat-alatnya, kita juga perlu
menggunakan sendok dan garpu. Mungkin hanya ini saja tatacara makan yang
tangan tentunya. Tetapi disamping itu ada banyak cara makan dengan
Ini adalah cara makan yang sangat umum di Indonesia dan tentu
berukuran besar seperti saat makan steak. Ketika makan steak dengan
sendok dan garpu, maka cara terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan
12
Hermine E.P. Hutabarat, Etiket; Pedoman Praktis Untuk Membawa Diri Dalam
Pergaulan Antar Bangsa, (Jakarta: Gunung Mulia, 1998), h. 78.
1313
Mien R. Uno, Buku Pintar Etiket Untuk Remaja, h. 72.
19
sendok untuk membuat potongan kecil dari daging steak, walaupun hal
Makan dengan garpu dan pisau saat ini menjadi makin umum
untuk memakan, karena selain tidak benar hal ini juga beresiko
3. Sumpit
14
Hermine E.P. Hutabarat, Etiket; Pedoman Praktis Untuk Membawa Diri Dalam
Pergaulan Antar Bangsa, (Jakarta: Gunung Mulia, 1998), h. 78.
15
Hermine E.P. Hutabarat, Etiket; Pedoman Praktis Untuk Membawa Diri Dalam
Pergaulan Antar Bangsa, h. 79.
20
dan terhindar dari rasa sakit atau nyeri di tangan akibat cara memegang
sumpit yang salah. Saat makan dengan sumpit, usahakan untuk selalu
5. Suru
Untuk yang satu ini, mungkin suru adalah kata yang asing bagi di
telinga. Suru adalah sebuah alat makan yang biasanya terbuat dari daun
di Jawa Tengah. Suru berfungsi seperti sendok, dua atau tiga lembar
16
Hermine E.P. Hutabarat, Etiket; Pedoman Praktis Untuk Membawa Diri Dalam
Pergaulan Antar Bangsa, h. 80.
17
Hermine E.P. Hutabarat, Etiket; Pedoman Praktis Untuk Membawa Diri Dalam
Pergaulan Antar Bangsa, h. 80.
21
kemudian pegang salah satu ujung daunnya jadi dibagian atas dan
dalam, lalu jari telunjuk dan jari tengah daun melengkung ke dalam,
lalu jari telunjuk dan jari telunjuk dan jari tengah di bagian bawah daun
kiri dan kanan untuk menopang daun. Setelah itu daun akan menjadi
1. Gunakan sendok dan garpu untuk makan ayam goreng, udang, dan juga
lalapan. Jika lebih suka makan dengan tangan, maka itu dibolehkan,
tusukannya. Tetapi jika dalam acara formal, lepaskan dulu daging dari
3. Kalau ada jenis makanan yang perlu dipotong, gunakan pisau. Tetapi
jika tidak ada pisau maka pakai saja sendok dan garpu. Dan dilarang
untuk tidak memakai tangan, karena selain tidak sopan juga tidak
higienis.
4. Jika hendak makan sup, maka jangan di hirup dari mangkuknya apalagi
18
http://tiaramutiaraa.blogspot.co.id/2014/02/tata-cara-dalam-etika-makan-table-
manner_24.htmldiakses pada tanggal 5 April 2016 pukul 14.00 wib.
19
Mien R. Uno, Buku Pintar Etiket Untuk Remaja, h. 71
22
jika sudah terpisahkan benua, bahkan negara tetangga sekalipun. Cara dan
tradisi mereka bisa saja bertolak belakang. Berkaitan dengan hal itu, cara
makan di tiap negara yang secara garis besar terpisahkan oleh benua pun
1. Jepang
The World”. Tidak hanya itu, jenis makanan dan tehnik memasaknya
bara api. Juga tepanyaki, yang dalam bahasa Indonesia berarti besi
saat mereka makan, mereka tidak duduk dikursi atau lesehan tetapi
20
Mien R. Uno, Buku Pintar Etiket Untuk Remaja, h. 72.
21
Henry Runsell,Etiket Jamuan Makan dan Komunikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana,
2001), h. 35.
23
berlutut dan dialasi bantal. Kalaupun makan sup dan makanan berkuah
lainnya harus diseruput, terus gak boleh menuangkan saos di nasi dan
2. Cina
Sejarah panjang kuliner Cina ternyata berlaku pula untuk tata cara
makannya yang telah berusia ribuan tahun. Tata cara makan Cina yang
berkembang hingga saat ini berasal dari zaman Dinasti Zhou pada abat
ke-11. Tata cara makan ala kerajaan ini kemudian berkembang dengan
hanya 2 macam, yakni tuan rumah dan tamu. Tata cara makan di Cina
mirip seperti jepang, hanya ada sedikit perbedaan antara lain seperti:23
3. Arab
dengan tangan. Selain itu mereka suka makan ramai-ramai dalam satu
tempat, misalnya nasi di tempatkan di wadah yang agak besar dan dari
bulat. Salah satu kebiasaan lain ialah makan sambil ngobrol, bahkan
jika makan sudah selesai, tetap dilanjutkan. Dan juga makan berlebih
jika anda ingin mengambil makanan yang letaknya agak jauh, maka
panjang.25
4. Amerika Serikat
dengan cara Amerika yaitu sistim one hour lunch break. Peradaban
24
Hermine E.P. Hutabarat, Etiket; Pedoman Praktis Untuk Membawa Diri Dalam
Pergaulan Antar Bangsa, h. 80.
25
http://berbagi-i7mu.blogspot.com/2010/01/table-manners.html, diakses pada tanggal 5
April pukul. 15.25 wib.
25
kerja. Ini memakan waktu paling tidak 2 jam. Tahun 1980-an, pada
gastronomi AS. Burger, hot dog bahkan pizza adalah makanan asli
5. Eropa
pasta. Di Ingris, cara makan kita harus sesuai dengan table manner. Jika
tidak, kita diacap sebagai orang yang kurang tahu sopan santun, mirip
hingga hidangan penutup yang bisa menyajikan enam jenis menu atau
Udang, hingga risotto khs Italia. Hidangan utama ala Eropa biasanya
26
http://duniamakanan.com/etika-makan-table-manners.html, diakses pada tanggal 5 April
pukul 16.15 wib.
26
bahan baku dari laut, kata chef spesialis menu Eropa, Wijaya Gunawan.
dengan tema serta acara yang akan dilangsungkan. Menu utama ala
utama ala Eropa juga disajikan dengan segelas champagne atau wine.27
tubuh, terutama menurunnya sistem imun. Hal ini bisa terjadi karena pola
makan yang tidak benar dapat menyebabkan asupan yang dibutuhkan oleh
pola makan buruk namun masih sehat-sehat saja. Padahal, pengaruhnya akan
sehingga, tanpa disadari banyak penyakit, mulai dari yang paling ringan
seperti maag hingga paling berbahaya seperti kanker dan penyakit jantung,
pun sudah tidak diperhatikan lagi. Padahal, porsi makan yang selalu banyak
27
http://goorme.com/article/etika-makan-internasional, diakses pada tanggal 5 April
pukul. 16.20 wib.
28
Adi D. Tilong,Rahasia Pola Makan Sehat, (Yogyakarta: FlashBooks, 2014), h. 7.
27
makan. Selain itu, dampaknya terhadap kesehatan pun cukup buruk. Orang
dengan pola makan yang seperti ini rentan mengalami beberapa gangguan
Cukup beragam dalam idealnya pola makan yang baik dan sehat,
diantaranya:
ahli gizi yang menganjurkan untuk melakukan makan dua kali sehari.
psikologi pelik dari tubuh manusia dimana seseorang yang ingin makan
delapan jam. Ini menunjukkan bahwa antara yang pertama dengan yang
kedua berselang antara delapan hingga sepuluh jam. Atas dasar inilah
para ahli menganjurkan untuk makan sehari dua kali juga dapat
29
Adi D. Tilong,Rahasia Pola Makan Sehat, (Yogyakarta: FlashBooks, 2014), h. 8.
30
Adi D. Tilong,Rahasia Pola Makan Sehat, h. 9.
28
jam. Sepanjang durasi waktu itulah tubuh dapat menyimpan enzim yang
itensif ini mengaktifkan sel dalam memproduksi zat asam, getah, dan
Atas dasar inilah disarankan untuk sarapan mulai dari jam tujuh
enam jam setelah sarapan tersebut. Asupan makanan kedua ini dapat
dimulai dari jam satu siang hingga jam tiga sore. Menurut para ahli gizi,
Makan tiga kalin sehari dapat dilakukan dalam tiga waktu utama,
yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam. Diantara ketiga jam
31
Dr. Hiromi Shinya, Revolusi Makan, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2014), h. 23.
32
Adi D. Tilong,Rahasia Pola Makan Sehat, (Yogyakarta: FlashBooks, 2014), h. 10.
29
makan ini, dianjurkan untuk melakukan dua kali makan selingan antara
jam 10.00 wib dan jam 15.00 wib. Hal ini didasarkan atas kondisi irama
tubuh kita dimana setiap dua sampai tiga jam gula darah akan
mengalami penurunan. Hal ini ditandai oleh kondisi perut yang merasa
dibutuhkan oleh tubuh. Asupan ini tidak harus berupa nasi namun bisa
tiga kali kurang baik untuk tubuh. Sebaliknya, makan lebih dari tiga
mengontrol kadar gula darah, dan menstabilkan berat badan. Lebih dari
itu, makan lebih dari tiga kali sehari juga dapat membantu menekan
jumlah porsi makan sehingga tidak lagi makan dengan porsi yang
banyak. Sedangkan pola makan dua atau tiga kali sehari bisa membuat
tubuh memiliki tritme tubuh yang harus diikuti. Karena, makan tidak
perlu mengikuti teknis jam makan yang ada sebab tubuh juga memiliki
33
Adi D. Tilong,Rahasia Pola Makan Sehat, h. 14.
34
Adi D. Tilong,Rahasia Pola Makan Sehat, h. 15.
35
Adi D. Tilong,Rahasia Pola Makan Sehat , h. 15.
BAB III
Pada bab ini, penulis akan menguraikan jawaban atas rumusan masalah
yang telah dipertanyakan pada bab I, yaitu hadis-hadis yang berbicara mengenai
adab makan dan minum serta bagaimana Islam melalui hadis-hadis mengajarkan
ﺪﺒ ﺃﹶﺑﹺﻰ ﻋﻦﻨﹺﻰ ﺍﺑﻌﺎﻡﹴ ﻳﺸ ﻫﻦﻴﻞﹸ ﻋﺎﻋﻤﺎ ﺇﹺﺳﺛﹶﻨﺪﺎﻡﹴ ﺣﺸ ﻫﻦﻞﹸ ﺑﻣﺆﺎ ﻣﺛﹶﻨﺪﺣ
ﺎﻘﹶﺎﻝﹸ ﻟﹶﻬ ﻳﻢﻬﻨ ﻣﺃﹶﺓﺮﻦﹺ ﺍﻣ ﻋﺪﻴﺒﻦﹺ ﻋ ﺑ ﺍﻟﻠﱠﻪﺪﺒ ﻋﻦﻞﹴ ﻋﻳﺪ ﺑﻦ ﻋﻰﺍﺋﻮﺘﺳ ﺍﻟﺪﺍﻟﻠﱠﻪ
ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﺔﹶ ﺭﺿﻰ ﺍﷲ ﻋﻨﻬﺎ ﺃﹶﻥﱠ ﺭﺸﺎﺋ ﻋﻦ ﻛﹸﻠﹾﺜﹸﻮﻡﹴ ﻋﺃﹸﻡ
ﻢ ﺍﺳﺬﹾﻛﹸﺮﻰ ﺃﹶﻥﹾ ﻳ ِﺴﺎﻟﹶﻰ ﻓﹶﺈﹺﻥﹾ ﻧﻌ ﺗ ﺍﻟﻠﱠﻪﻢﺬﹾﻛﹸﺮﹺ ﺍﺳ ﻓﹶﻠﹾﻴﻛﹸﻢﺪﻗﹶﺎﻝﹶ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﺃﹶﻛﹶﻞﹶ ﺃﹶﺣ
50
.ﻩﺮﺁﺧ ﻭﻟﹶﻪ ﺃﹶﻭﻢﹺ ﺍﻟﻠﱠﻪﻘﹸﻞﹾ ﺑﹺﺴ ﻓﹶﻠﹾﻴﻪﻟﻰ ﺃﹶﻭﺎﻟﹶﻰ ﻓﻌ ﺗﺍﻟﻠﱠﻪ
“Telah menceritakan kepada kami Muammal bin Hisyam, telah
menceritakan kepada kami Ismail, dari Hisyam yaitu Ibn Abi
Abdillah ad-Dastawâi, dari Budail, dari Abdillah bin ‘Ubaid, dari
perempuan diantara kalian, telah berkata kepadanya Ummu
Kultsum, dari Aisyah. Ra, dia berkata: Rasulullah Saw bersabda:
Jika seseorang diantara kalian makan, maka hendaknya dia
menyebut nama Allah. Jika dia lupa menyebut nama Allah pada
awal mula, maka hendaknya dia berkata, “Dengan menyebut nama
Allah pada awal dan akhir”.51
saat mulai makan, hal ini sudah merupakan kesepakatan para ulama, oleh
30
31
atau karena lupa, tidak tahu, dipaksa, tidak mampu, atau karena ada
awaldanakhirnya.”.52
ﺍﻟﻠﹶﻪ.Kemudian jika dibaca denganﺣﻴﻢﲪﻦ ﺍﻟﺮ ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﹶﻪ ﺍﻟﺮ, maka itu lebih baik.
Kesunahan ini berlaku juga bagi wanita yang sedang haid, maupun orang
52
Imam Nawawi, SyarahShahih Muslim, cet. 2, (Jakarta: DarusSunnah, 2013), h. 715-
716.
53
Abi Zakarya Yahya bin Syaraf an-Nawawî ad-Damsyqy, Syarah Shahih Muslim,
(Maktabah at-Taufiqiyyah, t.t), h. 210.
32
hendak makan), maka Nabi telah menjelaskan secara pribadi lewat hadis
awal kali maupun di akhir. Boleh juga membaca basmalah nya secara
ketika hendak makan dan minum agar yang lain mendengar sehingga
Pertama, agar apa yang kita makan diberkahi oleh Allah,dengan harapan
54
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Syarh Ringkas Riyadhus Shalihin Jilid 1,
(Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2012), h. 263.
55
Ahmad bin Alî al-Asqâlânî, Fath al-Bârî bi Syarh Sahih al-Bukhârî, juz 9, (Riyadh: Dâr
al-Salâm, 2000), h. 646.
33
mendapatkan ridha dari Allah dan juga menampakkan rasa syukur kita
kepada Allah, ini tampak dalam doa sebelum makan bahkan terlebih lagi
ﻦﺍﺫﹶﺍﻥﹶ ﻋ ﺯﻦﻢﹴ ﻋﺎﺷﻮ ﻫﺎ ﺃﹶﺑﺛﹶﻨﺪﺑﹺﻴﻊﹺ ﺣ ﺍﻟﺮﻦ ﺑﺲﺎ ﻗﹶﻴﺛﹶﻨﺪﻔﱠﺎﻥﹸ ﺣﺎ ﻋﺛﹶﻨﺪﺣ
ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻓﹶﺬﹶﻛﹶﺮﻩﺪﻌﻮﺀُ ﺑﺿﺎﻡﹺ ﺍﻟﹾﻮﻛﹶﺔﹸ ﺍﻟﻄﱠﻌﺮ ﺑﺍﺓﺭﻮﻲ ﺍﻟﺘ ﻓﺃﹾﺕﺎﻥﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺮﻠﹾﻤﺳ
ﺕ
ﺍﺓﺭﻮﻲ ﺍﻟﺘ ﻓﺃﹾﺕﺎ ﻗﹶﺮ ﺑﹺﻤﻪﺗﺮﺒﺃﹶﺧ ﻭﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﻮﻝﹺ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﺮ ﻟﻚﺫﹶﻟ
57
ﻩﺪﻌﻮﺀُ ﺑﺿﺍﻟﹾﻮ ﻭﻠﹶﻪﻮﺀُ ﻗﹶﺒﺿﺎﻡﹺ ﺍﻟﹾﻮﻛﹶﺔﹸ ﺍﻟﻄﱠﻌﺮﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ ﺑ
Telah bercerita kepada kami Affan telah bercerita kepada kami
Qais bin Ar Rabi' telah bercerita kepada kami Abu Hasyim dari
Zadzan dari Salman al-Farisi berkata: Aku membaca dalam Taurat:
Berkah makanan adalah berwudlu selepasnya lalu aku
menyebutkan hal itu kepada Rasulullah Saw dan aku
memberitahukan apa yang aku baca kepada beliau, beliau bersabda:
“Berkah makanan adalah dengan berwudlu sebelum dan
sesudahnya.”58
56
Muhyi al-Dîn Yahya bin Syaraf al-Nawawî, Sahih Muslim bi Syarh al-Nawawî, juz 13,
(Mesir: Maktabah al-Misriyyah, 1930), h. 190.
57
Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy‘at al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, (Beirut: Dar al-Kitab
al-Arabi, tt), h. 257.
58
Lidwa Pustaka i-Softwere, “9 Kitab Imam Hadits”.
34
ini. Jika berdasarkan pada hadis-hadis yang sudah disebutkan dalam tema
bahkan anjuran ini yang lebih banyak ditemukan dibanding anjuran yang
Oleh karena itu, perlu dijelaskan maksud dari kata wudhu dalam
anjuran membasuh kedua tangan ini dalam rangka adab yang dianjurkan
Rasulullah Saw.59
ﹺﻦ ﺑﺪﺍﻗ ﻭﻦﺒﺔﹸ ﻋﻌﺎ ﺷﺛﹶﻨﺪ ﺣﺪﻤ ﺍﻟﺼﺪﺒﺎ ﻋﺛﹶﻨﺪﺎﺭﹴ ﺣﺸ ﺑﻦ ﺑﺪﻤﺤﺎ ﻣﺛﹶﻨﺪﺣ
ﺄﹾﻛﹸﻞﹸﲔﹴ ﻳﻜﺴﻰ ﺑﹺﻤﺗﺆﻰ ﻳﺘﺄﹾﻛﹸﻞﹸ ﺣ ﻟﹶﺎ ﻳﺮﻤ ﻋﻦﻊﹴ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﺍﺑﺎﻓ ﻧﻦ ﻋﺪﻤﺤﻣ
ﺬﹶﺍﻞﹾ ﻫﺧﺪ ﻟﹶﺎ ﺗﻊﺎﻓﺎ ﻧﺍ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ ﻳﲑ ﻓﹶﺄﹶﻛﹶﻞﹶ ﻛﹶﺜﻪﻌﺄﹾﻛﹸﻞﹸ ﻣﻠﹰﺎ ﻳﺟ ﺭﻠﹾﺖﺧ ﻓﹶﺄﹶﺩﻪﻌﻣ
ﻰﻌﻲ ﻣﺄﹾﻛﹸﻞﹸ ﻓ ﻳﻦﻣﺆﻘﹸﻮﻝﹸ ﺍﻟﹾﻤ ﻳﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺒﹺﻲ ﺍﻟﻨﺖﻌﻤ ﺳﻠﹶﻲﻋ
60
ٍﺎﺀﻌ ﺃﹶﻣﺔﻌﺒﻲ ﺳﺄﹾﻛﹸﻞﹸ ﻓ ﻳﺮﺍﻟﹾﻜﹶﺎﻓ ﻭﺪﺍﺣﻭ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, Telah
menceritakan kepada kami Abdush Shamad, Telah menceritakan
kepada kami Syu’bah dari Waqid bin Muhammad dari Nafi’ ia
berkata: Biasanya Ibnu Umar tidak makan hingga didatangnya
59
Abî al-alâ Muhammad Abdurrahman bin abdurrahimal-Mubarakfûrî, Tuhfah al-
Ahwadzi bi Syarhijami al-Turmudzi,, juz 5, (Mesir: Dâr al-Fikr, t.th), h. 581.
60
Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairiy al-Naysaburiy, Sahih Muslim (Juz II;
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1992 M/1413 H), h. 224.
35
besar, tiga usus halus yang bersambung dengannya, dan tiga usus besar.”
Allah pada saat makan, maka tidak cukup baginya keculi harus
dimaksud dengan “Tujuh usus adalah tujuh sifat, yitu semangat, rakus,
panjang angan-angan, tamak, tabiat buruk, iri dengki dan gemuk. Ada
orang yang sempurna imannya dan berpaling dari hawa nafsu dan sudah
61
Lidwa Pustaka i-Softwere, “9 Kitab Imam Hadits”.
36
sedangkan kebanyakan orang kafir makan dalam tujuh usus. Dan tidak
mesti setiap usus dari ketujuh usus tersebut sama seperti satu usus orang
Mukmin.62
yang berkaitan dengan urusan dunia dan anjuran untuk bersikap zuhud
kafir. Dan barang siapa yang menyerupai orang kafir maka makruh
disebutkan didalam kitab ini yang minum perahan susu dari tujuh
Ada yang mengatakan, Jahjah al-Ghifari. Dan ada juga yang mengatakan
ﺪ ﻴﻌ ﺳﻦ ﻋﻥﻮ ﻋﻦ ﺑﻔﹶﺮﻌﺎ ﺟﺛﹶﻨﺪﻦﹺ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺣﻤﺣ ﺍﻟﺮﺪﺒ ﻋﻦ ﺑ ﺍﻟﻠﱠﻪﺪﺒﺎ ﻋﺛﹶﻨﺪﺣ
ﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﻪ ﺃﹶﻥﱠ ﺭ ﺃﹶﺑﹺﻴﻦﻢﹴ ﻋﺎﻟ ﺳﻦ ﻋﺮﹺﻱﻫ ﺍﻟﺰﻦﺮﹴ ﻋﻤﻌ ﻣﻦﺔﹶ ﻋﻭﺑﺮﻦﹺ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﻋﺑ
62
Imam Nawawî, Syarah Shahih Muslim, (Jakarta: Darus Sunnah, 2013), h. 874.
63
Imam Nawawî, Syarah Shahih Muslim, h. 874.
37
ﺏﺮﺸﻟﹾﻴ ﻭﻴﻨﹺﻪﻴﻤﺄﹾﻛﹸﻞﹾ ﺑﹺ ﻓﹶﻠﹾﻴﻛﹸﻢﺪ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﺃﹶﻛﹶﻞﹶ ﺃﹶﺣﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪﺻ
64
ﻪﺎﻟﻤ ﺑﹺﺸﺏﺮﺸﻳ ﻭﻪﺎﻟﻤﺄﹾﻛﹸﻞﹸ ﺑﹺﺸﻄﹶﺎﻥﹶ ﻳﻴ ﻓﹶﺈﹺﻥﱠ ﺍﻟﺸﻴﻨﹺﻪﻤﺑﹺﻴ
“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman ia
berkata, Telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Aun dari Sa’id
bin Abu Arubah dari Ma’mar dari Az Zuhri dari Salim dari
bapaknya bahwa Rasulullah Sawbersabda: “Jika salah seorang dari
kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan
kanannyadan juga minum dengan tangan kanannya. Sebab,
setan makan dan minum dengan tangan kirinya.”65
atas disebutkan bahwa setan makan menggunakan tangan kiri, maka kita
menyerupai bala tentara setan. Setan itu mempunyai bala tentara dan
Kata yamin yang artinya kanan berasal dari kata alyumnu, artinya
berkah. Karena kanan artinya berkah dan hal tersebut sesuai dengan
kaidah etika dan estetika. Hadis ini juga memerintahkan agar kita
beristinja dan mencuci najis atau kotoran, dan lain sebagainya. Masing-
64
Abu Isa Muhammad bin Isa bin Sawrah al-Turm ziy, Sunan al-Turm ziy, (Juz III;
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, t.th.), h. 322.
65
Lidwa Pustaka “Hadis Sembilan Imam ”.
66
Abî al-A’lâ Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfûrî, Tuhfah al-
Ahwadzi bi Syarhijami al-Turmudzi,, juz 5, (Mesir: Dâr al-Fikr, t.th), h. 519.
38
Nabi Saw melihat seorang lelaki yang makan tidak menggunakan tangan
kanan, kemudian Nabi melarangnya, dan dia pun menjawab tidak bisa
kanan. Tetapi jika ada luka atau halangan yang menyebabkan tidak dapat
ﺪﺒ ﻋﻦ ﻋﺎﻡﺸﺎ ﻫﺛﹶﻨﺪﺎ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﺣﺛﹶﻨﺪﺮﹴ ﺣﻴﻤﻦﹺ ﻧ ﺑ ﺍﻟﻠﱠﻪﺪﺒ ﻋﻦ ﺑﺪﻤﺤﺎ ﻣﺛﹶﻨﺪﺣ
ﻦ ﺑ ﺍﻟﻠﱠﻪﺪﺒ ﻋ ﺃﹶﻭﻚﺎﻟﻦﹺ ﻣﺐﹺ ﺑ ﻛﹶﻌﻦﻦﹺ ﺑﻤﺣ ﺍﻟﺮﺪﺒ ﺃﹶﻥﱠ ﻋﺪﻌﻦﹺ ﺳﻦﹺ ﺑﻤﺣﺍﻟﺮ
ﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳ ﺃﹶﻥﱠ ﺭﻢﺛﹶﻬﺪ ﺣﻪﺐﹴ ﺃﹶﻧ ﻛﹶﻌ ﺃﹶﺑﹺﻴﻪﻦ ﻋﻩﺮﺒﺐﹴ ﺃﹶﺧﻛﹶﻌ
69
ﺎﻘﹶﻬﻍﹶ ﻟﹶﻌ ﻓﹶﺈﹺﺫﹶﺍ ﻓﹶﺮﺎﺑﹺﻊ ﺃﹶﺻﺄﹾﻛﹸﻞﹸ ﺑﹺﺜﹶﻠﹶﺎﺙ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻳﻠﱠﻢﺳﻭ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin
Numair, Telah menceritakan kepada kami Hisyam dari
Abdurrahman bin Sa’d bahwa Abdurrahman bin Ka’b bin Malik
67
Buya H. Muhammad Alfis Chaniago, Indeks Hadits dan Syarah jilid 2, (Jakarta: CV.
Alfonso Pratama, 2008), h. 172.
68
Abî al-A’lâ Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfûrî, Tuhfah al-
Ahwadzi bi Syarhijami al-Turmudzi,, juz 5, (Mesir: Dâr al-Fikr, t.th), h. 518.
69
Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairiy al-Naysaburiy, Sahih Muslim (Juz II;
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1992 M/1413 H), h. 114.
39
diperlukan menggunakan empat jari atau lima jari. Tetapi jika diperlukan
ﻦ ﻋ ﺃﹶﺑﹺﻴﻪﻦﺓﹶ ﻋﺪﺍﺋ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﺯﻦﺍﺑﺎﻥﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﻭﻔﹾﻴﺳﺮﹴ ﻭﻌﺴ ﻣﻦ ﻋﻴﻊﻛﺎ ﻭﺛﹶﻨﺪﺣ
ﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﻔﹶﺔﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭﻴﺤ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﺟﻦﺮﹺ ﻋﻦﹺ ﺍﻟﹾﺄﹶﻗﹾﻤ ﺑﻲﻠﻋ
72
ﺌﹰﺎﻜﺘ ﻟﹶﺎ ﺁﻛﹸﻞﹸ ﻣﻠﱠﻢﺳﻭ
Telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Mis’ar dan Sufyan -
dan bapakku berkata dan Ibnu Abu Zaidah dari bapaknya dari Ali
bin al-Aqmar dari Abu Juhaifah ia berkata Rasulullah Saw
bersabda: “Saya tidak makan dengan bersandar.”73
70
Lidwa Pustaka “Hadis Sembilan Imam”.
71
Muhyi al-Dîn Yahya bin Syaraf al-Nawawî, Sahih Muslim bi Syarh al-Nawawî, juz 13,
(Mesir: Maktabah al-Misriyyah, 1930), h. 203.
72
Abu Abd Allah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Sahih al-Bukhârî, (Beirut: Dar al-
Fikr, 1994), h. 93.
73
Lidwa Pustaka i-Softwere, “9 Kitab Imam Hadits”.
74
Ahmad bin Alî al-Asqâlânî, Fath al-Bârî bi Syarh Sahih al-Bukhârî, juz 9, (Riyadh: Dâr
al-Salâm, 2000), h. 669.
40
yang paling masyhur adalah pendapat yang diriwayatkan dari Ibnu Abî
(bersandar) adalah duduk dengan bersandar pada salah satu dari dua
maka jelas yang dimakruhkan adalah orang yang tampak bersandar, tidak
ﺃﹶﻥﱠﻚﺎﻟﻦﹺ ﻣﺲﹺ ﺑ ﺃﹶﻧﻦ ﻋ ﺛﹶﺎﺑﹺﺖﻦ ﻋﺎﺩﻤﺎ ﺣﺛﹶﻨﺪﻴﻞﹶ ﺣﻌﻤ ﺇﹺﺳﻦﻰ ﺑﻮﺳﺎ ﻣﺛﹶﻨﺪﺣ
ﻪﺎﺑﹺﻌ ﺃﹶﺻﻖﺎ ﻟﹶﻌﺎﻣ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﺃﹶﻛﹶﻞﹶ ﻃﹶﻌﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﺭ
ﺎﺄﹾﻛﹸﻠﹾﻬﻟﹾﻴﺎ ﺍﻟﹾﺄﹶﺫﹶﻯ ﻭﻬﻨﻂﹾ ﻋﻤ ﻓﹶﻠﹾﻴﻛﹸﻢﺪﺔﹸ ﺃﹶﺣ ﻟﹸﻘﹾﻤﻘﹶﻄﹶﺖﻗﹶﺎﻝﹶ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﺳﺍﻟﺜﱠﻠﹶﺎﺙﹶ ﻭ
75
Abî al-A’lâ Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfûrî, Tuhfah al-
Ahwadzi bi Syarhijami al-Turmudzi,, juz 5, h. 558.
76
Abî al-A’lâ Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfûrî, Tuhfah al-
Ahwadzi bi Syarhijami al-Turmudzi,, juz 5, h. 559.
41
ﻟﹶﺎﻛﹸﻢﺪﻗﹶﺎﻝﹶ ﺇﹺﻥﱠ ﺃﹶﺣﻔﹶﺔﹶ ﻭﺤ ﺍﻟﺼﻠﹸﺖﺴﺎ ﺃﹶﻥﹾ ﻧﻧﺮﺃﹶﻣ ﻭﻄﹶﺎﻥﻴﻠﺸﺎ ﻟﻬﻋﺪﻟﹶﺎ ﻳﻭ
77
ﻟﹶﻪﻙﺎﺭﺒ ﻳﻪﺎﻣ ﻃﹶﻌﻲ ﺃﹶﻱﺭﹺﻱ ﻓﺪﻳ
“Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah
menceritakan kepada kami Hammad dari Tsabit dari Anas bin
Malik bahwa Rasulullah Saw jika makan makanan, beliau menjilat
jari-jarinya sebanyak tiga kali, beliau bersabda: “Jika suapan
salah seorang dari kalian jatuh, maka hendaknya ia
membersihkannya dari kotoran dan memakannya, dan
janganlah ia membiarkannya untuk setan!” Dan beliau
memerintahkan kami agar mengusap piring. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya tidak seorangpun di antara kalian mengetahui
dibagian makanan makanakah ia diberi berkah.”78
kesunahan atau anjuran jika memang jatuhnya tidak di tempat yang najis.
Apabila jatuh di tempat yang najis maka berikanlah pada hewan dan
makanan yang terjatuh tersebut adalah sifat sombong dan ini termasuk
77
Abu Isa Muhammad bin Isa bin Sawrah al-Turm ziy, Sunan al-Turm ziy, (Juz IV;
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, t.th.), h. 315.
78
Lidwa Pustaka i-Softwere, “9 Kitab Imam Hadits”.
79
Abî al-A’lâ Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfûrî, Tuhfah al-
Ahwadzi bi Syarhijami al-Turmudzi,, juz 5, h. 522.
80
AbîAbdillah Muhammad bin Yazîd al-Quzwainî, Sunan Ibnu Mâjah, juz 2, (Semarang:
Thoha Putra, 1954), h. 204.
42
ﻮﻝﹶﺳﺎﺑﹺﺮﹴ ﺃﹶﻥﱠ ﺭ ﺟﻦﻄﹶﺎﺀٍ ﻋ ﻋﻦ ﻋﺎﻡﻤﺎ ﻫﺛﹶﻨﺪﻴﻞﹶ ﺣﺎﻋﻤ ﺇﹺﺳﻦﻰ ﺑﻮﺳﺎ ﻣﺛﹶﻨﺪﺣ
ﻏﹶﻠﱢﻘﹸﻮﺍ ﻭﻢﺗﻗﹶﺪ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﺭﺎﺑﹺﻴﺢﺼﺌﹸﻮﺍ ﺍﻟﹾﻤ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺃﹶﻃﹾﻔﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺍﻟﻠﱠﻪ
ﻟﹶﻮ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻭﻪﺴِﺒﺃﹶﺣ ﻭﺍﺏﺮﺍﻟﺸ ﻭﺎﻡﻭﺍ ﺍﻟﻄﱠﻌﺮﻤﺧﺔﹶ ﻭﻴﻘﻛﹸﻮﺍ ﺍﻟﹾﺄﹶﺳﺃﹶﻭ ﻭﺍﺏﻮﺍﻟﹾﺄﹶﺑ
81
ﻪﻠﹶﻴ ﻋﻪﺿﺮﻌ ﺗﻮﺩﺑﹺﻌ
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, telah
menceritakan kepada kami Hammam dari Atha’ dari Jabir bahwa
Rasulullah Saw bersabda: “Matikanlah lampu-lampu kalian
apabila kalian hendak tidur, dan tutuplah pintu rumah kalian,
tutuplah wadah-wadah kalian sertatutup pula tempat makan
dan tempat minum kalian, aku mengira beliau juga bersabda
walaupun hanya dengan sepotong kayu yang dapat menutupinya.”82
setan.83
ﻦﻞﹴ ﻋﺟ ﺭﻦﺓﹶ ﻋﻭﺮ ﻋﻦﻨﹺﻲ ﺍﺑﻌ ﻳﺎﻡﺸﺎ ﻫﺛﹶﻨﺪ ﺣﺐﻴﻫﺎ ﻭﺛﹶﻨﺪﻔﱠﺎﻥﹸ ﺣﺎ ﻋﺛﹶﻨﺪﺣ
ﻖﻠﹾﻌ ﻓﹶﻠﹾﻴﻛﹸﻢﺪ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﺃﹶﻛﹶﻞﹶ ﺃﹶﺣﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺒﹺﻲﺓﹶ ﺃﹶﻥﱠ ﺍﻟﻨﺮﻳﺮﺃﹶﺑﹺﻲ ﻫ
84
ﻛﹶﺔﹸﺮ ﺍﻟﹾﺒﻚ ﺫﹶﻟﻲ ﺃﹶﻱﺭﹺﻱ ﻓﺪ ﻟﹶﺎ ﻳﻪ ﻓﹶﺈﹺﻧﻪﺎﺑﹺﻌﺃﹶﺻ
Telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada
kami Wuhaib berkata: Telah menceritakan kepada kami Hisyam
yaitu Ibnu Arubah dari seorang laki-laki dari Abu Hurairah, dia
81
Abu Abd Allah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Sahih al-Bukhârî, (Beirut: Dar al-
Fikr, 1994), h. 145.
82
Lidwa Pustaka i-softwere, “9 Imam Pustaka Hadits”.
83
Muhyi al-Dîn Yahya bin Syaraf al-Nawawî, Sahih Muslim bi Syarh al-Nawawî, juz 13,
h, 185.
84
Abu Abd Allah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Sahih al-Bukhârî, (Beirut: Dar al-
Fikr, 1994), h. 106.
43
Bentuk nyata dari makanan adalah orang yang makan selamat dari
merasa kotor dengan hal itu, seperti kepada istri, anak, pembantu, danm
ﻦﺎﺯﹺﻡﹴ ﻋ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﺣﻦﺶﹺ ﻋﻤ ﺍﻟﹾﺄﹶﻋﻦﺎﻥﹸ ﻋﻔﹾﻴﺎ ﺳﻧﺮﺒﲑﹴ ﺃﹶﺧ ﻛﹶﺜﻦ ﺑﺪﻤﺤﺎ ﻣﺛﹶﻨﺪﺣ
ﺎ ﻗﹶﻂﱡ ﺇﹺﻥﹾﺎﻣ ﻃﹶﻌﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺒﹺﻲ ﺍﻟﻨﺎﺏﺎ ﻋﺓﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻣﺮﻳﺮﺃﹶﺑﹺﻲ ﻫ
88
ﻛﹶﻪﺮ ﺗﻪﺇﹺﻥﹾ ﻛﹶﺮﹺﻫ ﻭ ﺃﹶﻛﹶﻠﹶﻪﺎﻩﻬﺘﺍﺷ
85
Lidwa Pustaka i-Softwere, “9 Kitab Imam Hadits”.
86
Abî al-A’lâ Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfûrî, Tuhfah al-
Ahwadzi bi Syarhijami al-Turmudzi,, juz 5, h. 522.
87
Muhammad Fuad Abd al-Baqi, Hadis Sahh al-Bukhari Muslim, terj. Arif Rahman
Hakim, (Solo: Insan Kamil, 2010), h. 590.
88
Abu Abd Allah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Sahih al-Bukhârî, (Beirut: Dar al-
Fikr, 1994), h. 96.
44
kelompok tadi. Ini dengan tujuan menjaga perasaan orang yang telah
kita tidak menyukai salah satu makanan maka tinggalkanlah, seperti dulu
89
Lidwa Pustaka i-Softwere, “9 Kitab Imam Hadits”.
90
Ahmad bin Alî al-Asqâlânî, Fath al-Bârî bi Syarh Sahih al-Bukhârî, juz 9, h. 678.
45
bisa jadi suatu makanan tidak disukai sebagian orang tetapi justru disukai
ﺎﺛﹶﻨﺪ ﺣﺎﺭﹺﺑﹺﻲﺤﻦﹺ ﺍﹾﻟﻤﻤﺣ ﺍﻟﺮﺪﺒ ﻋﻦﻴﻢﹺ ﺑﺣ ﺍﻟﺮﺪﺒﺎ ﻋﺛﹶﻨﺪﺐﹴ ﺣﻳﻮ ﻛﹸﺮﺎ ﺃﹶﺑﺛﹶﻨﺪﺣ
ﻮﻝﹸﺳ ﺭﻜﹸﻦ ﻳﺎﺱﹴ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻟﹶﻢﺒﻦﹺ ﻋ ﺍﺑﻦﺔﹶ ﻋﻜﹾﺮﹺﻣ ﻋﻦ ﺍﻟﹾﻜﹶﺮﹺﱘﹺ ﻋﺪﺒ ﻋﻦ ﻋﺮﹺﻳﻚﺷ
ﻲ ﻓﻔﱠﺲﻨﺘﻟﹶﺎ ﻳﺍﺏﹴ ﻭﺮﻟﹶﺎ ﺷﺎﻡﹴ ﻭﻲ ﻃﹶﻌ ﻓﻔﹸﺦﻨ ﻳﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺍﻟﻠﱠﻪ
92
ِﺎﺀﺍﻟﹾﺈﹺﻧ
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan
kepada kami Abdurrahim bin Abdurrahman al-Muharibi, telah
menceritakan kepada kami Syarik dari Abdul Karim dari Ikrimah
dari Ibnu Abbas dia berkata, “Rasulullah Saw tidak pernah
meniup pada makanan dan minuman, dan beliau juga tidak
bernafas dalam bejana.”93
minuman tersebut sehingga orang lain yang akan minum atau makan
merasa jijik, atau mungkin saja tertiup uap air kotor dari perutnya
91
Ahmad bin Alî al-Asqâlânî, Fath al-Bârî bi Syarh Sahih al-Bukhârî, juz 9, h. 679.
92
Muhammad Ibn Yazid Abu Abdullah al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Dar Fikr,
tt), h. 1094.
93
Lidwa Pustaka i-Softwere, “9 Kitab Imam Hadits”.
94
Muhammad Fuad Abd al-Baqi, Hadis Sahh al-Bukhari Muslim, terj. Arif Rahman
Hakim, h. 589.
46
ﺪﻤﺤ ﻣﻦﻔﹶﺮﹴ ﻋﺟﻌ ﻦ ﺑﺪﻤﺤﺛﹶﻨﹺﻲ ﻣﺪ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺣ ﺍﻟﻠﱠﻪﺪﺒ ﻋﻦﺰﹺﻳﺰﹺ ﺑ ﺍﻟﹾﻌﺪﺒﺛﹶﻨﹺﻲ ﻋﺪﺣ
ﺮﻤ ﻋﻦﻢﹴ ﻋﻴﻌﺎﻥﹶ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﻧﺴﻦﹺ ﻛﹶﻴﺐﹺ ﺑﻫ ﻭﻦ ﻋﻲﻳﻠﻠﹶﺔﹶ ﺍﻟﺪﻠﹾﺤﻦﹺ ﺣﺮﹺﻭ ﺑﻤﻦﹺ ﻋﺑ
ﻗﹶﺎﻝﹶﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺒﹺﻲﺝﹺ ﺍﻟﻨﻭﺔﹶ ﺯﻠﹶﻤ ﺳ ﺃﹸﻡﻦ ﺍﺑﻮﻫﺔﹶ ﻭﻠﹶﻤﻦﹺ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﺳﺑ
ﺁﻛﹸﻞﹸﻠﹾﺖﻌﺎ ﻓﹶﺠﺎﻣ ﻃﹶﻌﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﻮﻝﹺ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳ ﺭﻊﺎ ﻣﻣﻮ ﻳﺃﹶﻛﹶﻠﹾﺖ
ﺎﻤ ﻛﹸﻞﹾ ﻣﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﻲ ﺭ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ ﻟﻔﹶﺔﺤﻲ ﺍﻟﺼﺍﺣﻮ ﻧﻦﻣ
95
ﻴﻚﻠﻳ
Telah menceritakan kepadaku Abdul Aziz bin Abdullah ia berkata:
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ja’far dari
Muhammad bin Amru bin Halhalah Ad Dili dari Wahb bin Kaisan
Abu Nu’aim dari Amru bin Abu Salamah ia adalah Ibnu Ummu
Salah istri Nabi Saw, ia berkata: Suatu hari, aku makan makanan
bersama Rasulullah Saw, lalu aku menyantap makanan dari ujung
nampan, maka Rasulullah Saw bersabda padaku: “Makanlah
makanan yang ada didepanmu.”96
dan yang sejenisnya. Dan hal ini adalah pada bubur dan makanan yang
berkuah. Namun jika itu berupa kurma atau bermacam jenis makanan
lain, maka para ulama telah menukil tentang bolehnya tangan bergerak-
95
Abu Abd Allah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Sahih al-Bukhârî, (Beirut: Dar al-
Fikr, 1994), Juz 7, h. 88.
96
Lidwa Pustaka i-Softwere, “9 Kitab Imam Hadits”.
97
Imam Nawawî, Syarah Shahih Muslim, (Jakarta: Darus Sunnah, 2013), h. 720.
47
bahwa berdosa orang yang memakan dari arah tengah makanan bukan
dari tepinya. Beliau mendasarkan pada larangan hadis Nabi Saw yang
ﻦﺓﹶ ﻋﺎﺩ ﻗﹶﺘﻦ ﻋﻴﺪﻌﺎ ﺳﺛﹶﻨﺪﻠﹶﻰ ﺣ ﺍﻟﹾﺄﹶﻋﺪﺒﺎ ﻋﺛﹶﻨﺪﻰ ﺣﺜﹶﻨ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﺑﺪﻤﺤﺎ ﻣﺛﹶﻨﺪﺣ
ﺎﻤﻞﹸ ﻗﹶﺎﺋﺟ ﺍﻟﺮﺏﺮﺸﻰ ﺃﹶﻥﹾ ﻳﻬ ﻧﻪ ﺃﹶﻧﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺒﹺﻲ ﺍﻟﻨﻦﺲﹴ ﻋﺃﹶﻧ
99
.ﺚﹸﺒ ﺃﹶﺧ ﺃﹶﻭﺮ ﺃﹶﺷﺎ ﻓﹶﺎﻟﹾﺄﹶﻛﹾﻞﹸ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ ﺫﹶﺍﻙﺓﹸ ﻓﹶﻘﹸﻠﹾﻨﺎﺩﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺘ
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna,
telah menceritakan kepada kami Abdul A’la,telah menceritakan
kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Anas dari Nabi Saw, bahwa
beliau melarang seseorang minum sambil berdiri. Qatadah
berkata: Maka kami tanyakan, bagaimana dengan makan? Anas
menjawab: Apalagi makan, itu lebih buruk, atau lebih jelek..100
dan menyelisihi suatu amal yang lebih utama. Dalil mereka akan hal
tersebut adalah hadits Ibnu Abbas. RA, yang terdapat dalam Shahih
ﻊﻤﻢﹴ ﺳﺎﺻ ﻋﻋﻦ ﺔﹸﺒﻌﺎ ﺷﺛﹶﻨﺪﺎ ﺃﹶﺑﹺﻰ ﺣﺛﹶﻨﺪ ﺣﺎﺫﻌ ﻣﻦ ﺑ ﺍﻟﻠﱠﻪﺪﻴﺒﺛﹶﻨﹺﻰ ﻋﺪﺣﻭ
ﻦ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻤﻤﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳ ﺭﺖﻘﹶﻴﺎﺱﹴ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺳﺒ ﻋﻦ ﺍﺑﻊﻤ ﺳﺒﹺﻰﻌﺍﻟﺸ
.ﺖﻴ ﺍﻟﹾﺒﺪﻨ ﻋﻮﻫﻘﹶﻰ ﻭﺴﺘﺍﺳﺎ ﻭﻤ ﻗﹶﺎﺋﺮﹺﺏ ﻓﹶﺸﻡﺰﻣﺯ
ﺍﻝﹺ ﻗﹶﺎﻝﹶﺰ ﺍﻟﻨﻦ ﹶﺓ ﻋﺮﺴﻴﻦﹺ ﻣ ﺑﻚﻠ ﺍﻟﹾﻤﺪﺒ ﻋﻦ ﻋﺮﻌﺴﺎ ﻣﺛﹶﻨﺪﻢﹴ ﺣﻴﻌﻮ ﻧﺎ ﺃﹶﺑﺛﹶﻨﺪﺣ
ﺎﺎﺳﺎ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ ﺇﹺﻥﱠ ﻧﻤ ﻗﹶﺎﺋﺮﹺﺏ ﻓﹶﺸﺔﺒﺣﺎﺏﹺ ﺍﻟﺮﻠﹶﻰ ﺑ ﻋﻪﻨ ﻋ ﺍﻟﻠﱠﻪﻲﺿ ﺭﻲﻠﻰ ﻋﺃﹶﺗ
ﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺒﹺﻲ ﺍﻟﻨﺖﺃﹶﻳﻲ ﺭﺇﹺﻧ ﻭﻢ ﻗﹶﺎﺋﻮﻫ ﻭﺏﺮﺸ ﺃﹶﻥﹾ ﻳﻢﻫﺪ ﺃﹶﺣﻩﻜﹾﺮﻳ
ﻠﹾﺖﻮﻧﹺﻲ ﻓﹶﻌﻤﺘﺃﹶﻳﺎ ﺭﻞﹶ ﻛﹶﻤ ﻓﹶﻌﻠﱠﻢﺳﻭ
“Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim telah menceritakan
kepada kami Mis’ar dari Abdul Malik bin Maisarah dari An Nazal
dia berkata: Ali. RA. pernah datang dan berdiri di depan pintu
rahbah, lalu dia minum sambil berdiri setelah itu dia berkata;
“Sesungguhnya orang-orang merasa benci bila salah seorang dari
kalian minum sambil berdiri, padahal aku pernah melihat Nabi Saw
melakukannya sebagaimana kalian melihatku saat ini.
akan kebolehan hal tersebut dan bahwa hal itu bukanlah sebuah bentuk
afdhal.”101
101
Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam, Syarah Bulughul Maram Jilid 7,h. 368.
49
yaitu minum sambil duduk, tetapi juga telah diriwayatkan bahwa beliau
sebuah hajat (keperluan)”. Dan apa yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim
adalah suatu yang lebih utama untuk dipegang. Hal ini disebabkan karena
tempat dimana Rasulullah Saw minum air zam-zam sambil berdiri itu
terkait adab makan dan minum Nabi Saw sesuai dengan tema-tema yang ada,
102
Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam, Syarah Bulughul Maram Jilid 7,h. 368.
103
Beliau adalah Abu Abdillah Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin
Sa’ad bin Hariiz bin Maki Zainuddin az-Zura’I ad-Dimasyqi al-Hanbali. Yang lebih terkenal
dengan panggilan Ibnul Qayyim al-Jauziyah.
104
Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam, Syarah Bulughul Maram Jilid 7,h. 368-369.
50
disimpulkan hikmah dari adab makan dan minum yang dianjurkan oleh Nabi
1. Kesehatan Fisik
atas, diare, dan lain-lain. Kulit pada tangan manusia juga berfungsi
105
Dr. M. Rizal Yanwar, Tau Gak Sih Islam Itu Sehat? 60 Obrolan Ringan tentang
Kesehatan bersama dr. Abu, cet.I, Solo: Aqwamedika, 2015, h. 23.
51
lambung.106
duduk merupakan posisi terbaik bagi kita untuk makan. Pada saat
makanan.108
106
Penjelasan tersebut merupakan ringkasan yang diambil dari karya Abdul Basith
Muhammad as-Sayyid, Pola Makan Rasulullah: Makanan Sehat Berkualitas Menurut al-Quran
dan as-Sunnah, Rita Ramayulis Adab Makan Rasulullah ditinjau dari Ilmu Gizi
107
Dr. M. Rizal Yanwar, Tau Gak Sih Islam Itu Sehat? 60 Obrolan Ringan tentang
Kesehatan bersama dr. Abu, cet.I, Solo: Aqwamedika, 2015, h. 23.
108
Ade Hasman, Rahasia Kesehatan Rasulullah: Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi
Muhammad Saw, h. 86.
52
zat gula sehingga bisa mengakibatkan sakit gigi karena ada kuman
gigi, gusi, atau kelenjar ludah dapat ditemukan kurang lebih 100
109
Ade Hasman, Rahasia Kesehatan Rasulullah: Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi
Muhammad Saw, h. 76.
110
Muhadi dan Muadzin, Semua Penyakit Ada Obatnya: Menyembuhkan Penyakit ala
Rasulullah, (Jakarta: Mutiara Media, 2009), h. 98.
53
pankreas, usus dan ginjal tidak bekerja terlalu berat. Alhasil, organ-
111
Dr. M. Rizal Yanwar, Tau Gak Sih Islam Itu Sehat? 60 Obrolan Ringan tentang
Kesehatan bersama dr. Abu, cet.I, Solo: Aqwamedika, 2015, h. 24.
54
Hal ini yang menjadi contoh dari diri Nabi Saw dalam hal
pencernaan.113
Tangan Kiri
112
Dr. M. Rizal Yanwar, Tau Gak Sih Islam Itu Sehat? 60 Obrolan Ringan tentang
Kesehatan bersama dr. Abu, cet.I, Solo: Aqwamedika, 2015, h. 25.
113
Hasil penelitian tersebut dikutip dari seorang ahli gizi, yaitu Rita Ramayulis, ahli gizi,
konsultan dan author dalam sebuah seminar yang bertema “Adab Makan Rasulullah Ditinjau Dari
Ilmu Gizi”, t.th.
55
termasuk tangan kanan. Otak kiri dikenal dengan otak berfikir yang
sering menjilati jari setelah selesai makan. Tiga jari tangan yang
dalam tubuh. Selesai makan, Nabi juga sering menjilati tangan yang
115
http://rentagumaybertuah.blogspot.com/2001/07/adab-makan-dan-minum.html, diakses
pada tanggal 13 Maret 2016.
116
Dr. M. Rizal Yanwar, Tau Gak Sih Islam Itu Sehat? 60 Obrolan Ringan tentang
Kesehatan bersama dr. Abu, cet.I, Solo: Aqwamedika, 2015, h.
57
2. Kesehatan Mental
Setelah Makan
juga bahwa dengan doa, seorang akan terhindar dari sakit hipertensi
117
http://www.agatossi.com/2011/12/manfaat-doa-bagi-kesehatan.html, Diakses pada
tanggal 13 Maret 2016.
118
Ira Kusuma, Diet Ala Rasulullah, h. 82.
58
3. Kesehatan Sosial
Satu hal yang dianjurkan beliau adalah makan dari sisi yang paling
dekat dengan kita karena meraih makanan yang ada di dekat orang
119
Ira Kusuma, Diet Ala Rasulullah,h. 76.
120
Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, Ensiklopedi Adab Islam Menurut al-Quran dan
as-Sunnah, Terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2007), h. 117.
59
khususnya sesama umat Islam. Adab makan ini juga dapat diartikan
sosial.121
C. Asbabul Wurud
makan dengan baca basmalah. Setelah penulis menelusuri dua kitab, yaitu:al-
Lumâ’ Fî asbâb al- Wurûd al-Hadits karya Jalaluddin al-Suyūṯi dan latar
Rasulullah Saw telah datang membawa piring berisi makanan. Kata beliau:
Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majjah dari Watsilah bin al-
pinggirnya dan biarkan bagian tengahnya sebab barakah datang dari bagian
atasnya.”
121
Ade Hasman, Rahasia Kesehatan Rasulullah: Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi
Muhammad Saw, h. 89.
122
Menurut Said Agil Munawwar, dalam bukunya Asbâbul Wurûd (Studi Kritik Hadits
Nabi Pendekatan Sosial-Historis-Kontekstual), menjelaskan bahwa asbâbul Wurûd secara
etimologi asbâbul Wurûd merupakan susunan i ofa yang berasal dari kata asbâb dan al- Wurûd,
kata asbâb adalah bentuk yang dapat menghubungkan kepada suatu yang lain. Atau penyebab
terjadinya sesuatu. Sedangkan kata Wurûd merupakan ism masdar (kata benda abstrak) dari
warada-yaridu-wurûdan yang artinya datang atau sampai. Dengan demikian asbâbul Wurûd
adalah sebab-sebab datangnya sesuatu munculnya suatu hadits.
60
demikian dapat lebih menenangkan nafsu dan selera yang makan dan tidak
123
Ibnu Hamzah amzah al- usaini al- anafi ad-Damsyīqi, Asbâbul Wurûd “Latar
Belakang Historis Timbulnya Hadits-Hadits Rasul” (Jakarta: Kalam Mulia, 19996), h. 158-159.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Memabaca doa sebelum makan. Dalam hubungan doa dan kesehatan, para
raga dalam keadaan tunduk, tenang. Peredaran darah akan bekerja secara
memompa lebih kencang, sehingga jelas juga bahwa dengan doa, seorang
2. Mencuci tangan sebelum makan. Hal ini sesuai dengan pandangan ilmu
kejadian diare sebesar 47% serta ISPA 30% dan meminimalisir infeksi lain
3. Makan dan minum dalam posisi duduk. Hal ini sesuai dengan pandangan
4. Tidak meniup makanan. Hal ini sesuai dengan pandangan ilmu kesehatan
61
62
normal.
6. Makan dengan tiga jari. Hal ini sesuai dengan pandangan ilmu kesehatan,
7. Menjilati jari-jari setelah selesai makan. Hal ini sesuai dengan pandangan
pencernaan.
B. Saran-Saran
Sejalan dengan beberapa hal yang penulis bahas dalam skripsi ini, maka
1. Adapun kitab-kitab syarh dari penulis sangat minim sekali, maka saran
lain.
3. Saran terakhir dari penulis, supaya kita (terutama) umat Islam agar
tidak pernah bosan mengkaji aspek kehidupan Nabi Saw, karena penulis
terhadap sosok Nabi Saw, tauladan kita semua. Sehingga kelak dapat
Âmîn.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abû al-Husain ibn Fâris ibn Zakâriya. Mu’jam Muqâyis al-Lughah. vol.
2. Beirut: Dâr al-Fikr, t.t.
Ahmad, Arifuddin. Metode Tematik dalam Pengkajian Hadis.
Al-Asqâlânî, Ahmad bin Alî. Fath al-Bârî bi Syarh Sahih al-Bukhârî, juz 9.
Riyadh: Dâr al-Salâm, 2000.
Al-Bukhȃri, Abu Abd Allah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim. Sahih Bukhȃri
juz 7; Bairut: Dar al-fikr, 1994.
Al-Farmawi, Abd. al-Hayy. Metode Tafsir Maudhu’i: Suatu Pengantar. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1994.
Al-Hafidz, W. Ahsin. Fikih Kesehatan. Jakarta: AMZAH, 2007.
Al-Jazairi, Syaikh Abu Bakar Jabir. Minhajul Muslim. Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, 2015.
al-Jurjânî, Ali bin Muhammad bin Ali. At-Ta’rifât. Beirut: Dâr al-Kitâb al-Arabî,
1405 H.
al-Misrî , Muhammad bin Mukarram bin Mandzur al-Afrîqî. Lisan al-A’râb.
Beirut: Dâr al-Shadir, t.th.
al-Mubarakfûrî, Abî al-alâ Muhammad Abdurrahman bin abdurrahim. Tuhfah al-
Ahwadzi bi Syarhijami al-Turmudzi. juz 5. Mesir: Dâr al-Fikr, t.th.
al-Nawawî , Muhyi al-Dîn Yahya bin Syaraf. Sahih Muslim bi Syarh al-Nawawî.
Juz 13, Mesir: Maktabah al-Misriyyah, 1930.
Al-Sayyid, Abdul Basith Muhammad. Pola Makan Rasulullah. Terj. M. Abdul
Ghaffar, dkk, Jakarta: Alfa, 1997.
As-Suyutî, Jalaluddin. Jami’ul Jawâmi’. Beirut. Mu’assisah ar-Risalah, 1992.
64
65
Departemen RI. Makanan dan Minuman dalam Perspektif al-Quran dan Sains.
Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, 2013.
Farhan, Mamduh, Qiblati, 2003.
Hadhiri, Choiruddin. Akhlak dan Adab Islam. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer,
2015.
Hajar, Ibnu.. Dasar-Dasar Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1996.
Ḫanbal, Abu ‘Abdullah Ahmad bin Muhammad bin. Musnad bin Ḫanbal. Beirut:
‘Alimul Kutub, 1449.
Hasman, Ade. Rahasia Kesehatan Rasulullah: Meneladani Gaya Hidup Sehat
Nabi Muhammad Saw. Jakarta: Noura Books, 2012.
Hassan. Tarjamah Bulughul Marâm. Bandung: Diponegoro, 1972.
http://rentagumaybertuah.blogspot.com/2001/07/adab-makan-dan-minum.html.
http://tiaramutiaraa.blogspot.co.id/2014/02/tata-cara-dalam-etika-makan-table-
manner_24.html
http://www.agatossi.com/2011/12/manfaat-doa-bagi-kesehatan.html
http://www.medianesia.com/read/detil/2012/11/19/Table-Manner-Aturan-dan-
Etika-Saat-Menyantap-Hidangan-di-Meja-Makan
Hutabarat, Hermine E.P.Etiket; Pedoman Praktis Untuk Membawa Diri Dalam
Pergaulan Antar Bangsa.Jakarta: Gunung Mulia, 1998.
Ibn Qayyim, Syamsuddin Muhammad bin Abi Bakar bin Ayub al-Zar’i al-
Dimasyqi al-Masyhur al-Jauziyah. al-Tibb an-Nabawiy. Indonesia: al-
Haromain, t.th.
Kusuma, Ira. Diet Ala Rasulullah. Jakarta Selatan: Qultum Media, 2007.
Lidwa Pustaka i-Softwere, “9 Kitab Imam Hadits”.
Munawwar, Sa’id Agil. Asbâbul Wurûd; Study Kritik Hadits Nabi Pendekatan
Sosial-Historis-Kontekstual. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Nasâ’i, Abu Abd al-Rahman bin Syu’ayb. Sunan al-Nasâ’iy al-Mujtaba. Mesir:
Mustafa al-Babiy al-Halabiy wa awladuh, 1964.
Nawawî, Imam Abi Zakariya Yahya bin Syarf. Syarah Ringkasan Riyaḏus
Shalihin. Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2013.
Nawawî, Imam.. Syarah Shahih Muslim. Jakarta: Darus Sunnah, 2013.
Nuryati, sri. Halalkah Makanan anda?. Solo: Aqwamedika, 2008.
Qardhawi, Yusuf. Fiqh jihad: Sebuah Karya Monumental Terlengkap. Jakarta:
Pustaka Azzam, 2005.
Qazwini, Muhammad Ibn Yazid Abu Abdullah. Sunan Ibnu Majjah. Beirut: Dar
Fikr, tt.
Qusyairi, Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj. Sahih Muslim. Beirut: Dar al-
Kutub al-Ilmiah, 1992.
Rahman, Fatchur. Ikhtisar Musthalahu Hadis. Bandung: PT. Ma’arif, 2005.
Runsell, Henry.Etiket Jamuan Makan dan Komunikasi. Jakarta: Gramedia
Widiasarana, 2001.
Sajastani, Abu Daud Sulaiman Ibn al-Asy’at. Sunan Abu Dâwud. Beirut: Da al-
Kitab al-Arabi, tt.
Salim, Abu Malik Kamal bin As-Sayyid.Shahih Fikih Sunnah jilid 2.
Jakarta:Pustaka Azzam, 2009.
Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Quran Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai
Persoalan Umat. Bandung: Mizan, t.th.
Soetari, Endang.Problematic Hadis (Mengkaji Paradigma Periwayatan),
Bandung: Gunung Jati Perss, 1997Turmûzi, Abu Isa Muhammad bin Isa
bin Sawrah, Sunan at-Turmûziy. Beirut: dar al-Kutub al-Ilmiah, t.th.
Surahmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1994.
Ulwan, Abdullah Nasikh. Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani,
1990.
Uno, Mien R.Buku Pintar Etiket Untuk Remaja.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2009
Zakâriya, Abû al-Husain Ahmad ibn Fâris ibn. Mu’jam Maqâyis al-Lughah.
Beirut: Dâr al-Fikr, t.th.
Zughlul, Abu Hâjir Muhammad al-Sa’id bin Basyuni. Mausu’ah Atrâf al-Hadits
al-Ḫanbal. Liden: Maktabah Bril, 1936 M.
Zuhdi, Nasiruddin. Ensiklopedi Religi. Jakarta:Republika Penerbit, 2015.