Skripsi
Diajukan Ke Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Agama (S. Ag.)
Oleh:
ZAINURRAHMAN
NIM. 111303310060
1441 H/2020 M.
PEDOMAN TRANSLITERASI HURUF ARAB LATIN
Pedoman Aksara
iv
Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong Unuk vokal tunggal,
ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
No Vokal Arab Vokal Latin Keterangan
1 َ A Fathah
2 َ I Kasrah
3 َ U Dammah
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Kata Sandang
Kata yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال
dialihaksarakan menjadi hururf /I/, baik diikuti oleh huruf syamsiyyah, maupun
huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl, al-dîwân bukan aḍ-ḋîwân.
Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab yang dilambangkan
dengan sebuah tanda (َ ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. akan tetapi, hal ini
tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata ضرورة الtidak
ditulis ad-ḏarûrah, melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.
v
Ta Marbûṯah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat
contoh 1 dibawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut diikuti
oleh kata sifat (na’t) lihat contoh 2. Namun jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti
kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat
contoh 3).
Contoh:
Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab hurf kapital dikenal, dalam alihaksara
ini huruf kapital ini juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku
dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk
menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri,
dan lain-lain. Penting diperhtikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka
yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf
awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî, bukan Abû Hâmid Al-
Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.
Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan
dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau
cetak tebal (bold). Jika menurut EYD. Judul ini ditulis dengan cetak miring, maka
demikianlah halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal
dari Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya
berasal dari bahasa Arab. misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd
al-Samad al-Palimbânî, Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîr
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
sarjana agama program studi Aqidah Filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan
1. Dra. Tien Rohmatin, M.A., selaku Ketua Program Studi Aqidah dan Filsafat
Jakarta.
keikhlasan baik dari segi moral maupun materiil. Semoga panjang umur dan
3. Kusen, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah sudi meluangkan waktu
vii
4. Kyai D Zawawi Imron selaku penulis puisi Zikir yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk mengangkat karya sastranya dalam skripsi ini.
6. Kedua orang tua (papa Abd Sami’uddin dan mama Faizah) yang telah
perjuangan hingga saya bisa sekuan ini. Tanpa mama dan papa saya tidak
akan pernah ada di dunia dan tidak akan pernah menjadi seperti saya
inginkan saat ini. Semoga selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT. Aamiin.
bisa menjadi gambaran dan menjadi motivasi untuk kalian dan suatu saat
nanti kalian bisa mengikuti lagkah dan perjuangan ini. Jangan pernah takut
kalah, jangan pernah menyerah pada takdir, tunjukkan kita orang-orang kuat
dilahirkan dari orang yang kuat, dan akan menjadi orang yang kuat pula.
viii
9. Karibku Zahid 2013 : Khairil Barri dan Anggi Widiarsih, terimakasih telah
menjadi teman terbaik dalam suka duka berjuang di tanah rantau ibu kota
suatu saat kita sama-sama bisa meluangkan waktu untuk sekedar diskusi
seperti dulu.
bersama.
Abdillah, Rofiqi, yang selalu menghibur di saat duka, menjadi teman di saat
Terimakasih banyak.
Organisasi khusunya. Tidak akan pernah saya lupakan hadiah yang cukup
kemenangan.
ix
13. Teman-teman KKN BERPACU , terimaksih atas kerja sama dan
Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
Zanurrahman
11113033100060
x
ABSTRAK
xi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Batasan Dan Rumusan Masalah .................................................................. 6
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................................. 7
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 8
E. Metode Penelitian ....................................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan .................................................................................11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 52
B. Kritik Dan Saran ............................................................................................ 53
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan menilai bahwa objek itu memiliki keindahan belum tentu penilaian yang
sama akan diberikan oleh orang lain untuk objek yang serupa. Namun, ketika
berbicara tentang estetika maka terdapat acuan pengertian dari beberapa tokoh
yang membuat kata estetika tidak hanya diartikan secara dangkal sebagai suatu
keindahan saja.
karena itu, estetika sering diartikan sebagai persepsi indera. 1 Merujuk pada
pengertian dasar tersebut, cakupan estetika bisa menjadi sangat luas tidak hanya
sebatas objek yang bias dilihat dengan mata. Hartoko (1983) mengartikan
1
Dharsoono Sony Kartika dan Nanang Ganda Perwira, Pengantar Estetika, (Bandung :
Rekayasa Sains,2004), hal.5
2
Ibid, hal.9
1
2
seni buatan manusia. Karya seni yang dibicarakan Aristoteles terutama karya
patung, puisi, musik, drama, dan bentuk karya seni lainnya yang
mengandung nilai estetika. Salah satu karya seni yang paling sering dijumpai
karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. Selain itu,
puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang dalam penyajiannya
sastrawan yang berasal dari pulau Madura. Beberapa karya besarnya antara
3
Sidi Gazalba, Sistematika Flsafat : Pengantar Kepada Teori Filsafat, Teori
Pengetahuan Metafisika, Teori Nilai, Jilid IV, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), hal.549.
4
Herman J Waluyo, Apresiasi Puisi : Paduan Untuk Pelajar dan Mahasiswa, (Jakarta :
Gramedika Pustaka Utama, 2002), hal. 1
3
Emas” dan “Nenek Moyangku Airmata” terpilih sebagai buku puisi terbaik
hadiah utama penulisan puisi ANteve dalam rangka HUT RI ke-50 (1995)
Brunei Darussalam (Maret 2002), serta pernah tampil dalam acara kesenian
langsung oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin. 5
Salah satu karya puisi D Zawawi Imron yang cukup unik dan memiliki
makna mendalam adalah puisi yang berjudul Dzikir. Puisi yang ditulis tahun
1980 silam ini tetap hidup meski telah bertahun-tahun lamanya. Puisi tersebut
kerap kali dibawakan dalam even pentas seni maupun ajang lomba puisi
waktu.
nuanasa tema yang unik dan menjadi ciri khas karya sastranya. Keunikan
5
Arief Machmudy, Sekelumit Tentang Sosok D Zawawi Imron, Diakses dari
http://ariefmachmudy.blogspot.com/2012/01/sekelumit-tentang-sosok-d-zawawi-imron.html pada
tanggal 20 Januari 2020.
4
lainnya. Chairil Anwar, salah satu sastrawan terkenal yang juga banyak menulis
puisi memiliki ciri khas ekspresionis dan lugas, jarang menggunakan kata
hiasan dan cenderung langsung pada tujuan. Sastrawan lainnya yang juga
memiliki ciri khas dalam karyanya adalah Taufiq Ismail yang mana karya sastra
yang ditulis lebih banyak merupakan kritik social dan berisi tentang politik.
Keunikan yang dimiliki sastrawan lainnya adalah Sutardji Calzoum Bachri yang
Zawawi Imron memiliki perbedaan yang menjadikan ciri khas setiap karya
sastranya. Karya sastra D Zawawi Imron menggunakan bahasa yang tidak terlalu
banyak mengulas tentang tanah kelahiran dan budaya-budaya yang ada di sana.
Namun, beliau tidak jarang membahas tentang keTuhanan serta sufistik dalam
karya-karyanya. Gaya Bahasa yang unik, pemilihan rima juga isi dari puisi-puisi
memahami makna tulisannya serta menikmati apa yang ada dalam karyanya.
Ketika menikmati suatu karya sastra, maka seseorang bisa disebut juga
diartikan sebagai pengalaman yang dirasakan oleh penikmat seni terhadap suatu
6
Armayanti Aras, Apresiasi Puisi Indonesia.Diakses dari http://armayanti-
aras.blogspot.com/2012/11/ciri-khas-puisi-taufik-ismail-chairil.html pada tanggal 19 Februari
2020.
5
karya estetik.7 Pengalaman etetik terhadap sebuah karya seni atau sastra lebih
keindahan alam yang tidak mengandung makna seperti itu, artinya keindahan
alam tidak membawa nilai-nilai lain di samping nilai keindahan itu sendiri.
seni. 8
dengan karya satsra yang ditulis oleh D Zawawi Imron maka untuk mengungkap
estetika Islam. Ismail Raji al-Faruqi berpendapat bahwa seni umat Islam
merupakan ekspresi estetis seni yang tak terbatas namun entitas structural
inilah yang selaras dengan prinsip estetis ideologi Islam. Pembatasan seni
pemandangnya intuisi kualitas dari yang tak terbatas, dari yang berada di luar
musykil bagi umat Islam bahwa pola ini sendiri menunjukkan apa yang
berada di luar. Dengan merenungkan pola tak terbatas ini, benak orang yang
7
Dharsoono Sony Kartika dan Nanang Ganda Perwira, Pengantar Estetika, (Bandung :
Rekayasa Sains,2004), hal.37
8
Ibid, hal. 39
6
religius. Jadi, seni Islam mempunyai tujuan mengajar dan memperkuat persepsi
makhluk. 10
karya D Zawawi Imron yang berjudul Dzikir dianggap memiliki unsur estetika
lebih khusunya estetika Islam yang mana akan dikaji lebih lanjut melalui
membatasi penelitian ini pada pemikiran tentang unsur estetika Islam dalam puisi
Dzkir karya D Zawawi Imron. Ada beberapa karya yang membahas tentang
estetika Islam namun belum ada yang membahas estetika Islam dalam kaitannya
dengan puisi D Zawawi Imron yang berjudul Dzikir. Oleh sebab itu peneliti
memberikan batasan pada penelitian ini dengan hanya membahas masalah estetika
Islam dalam puisi D Zawawi Imron yang berjudul dzikir meski pada kenyatannya
9
Ismail Raji al-Faruqi, Atlas Budaya Islam, (Bandung : Mizan, 2002), hal.198
10
Sayyed Hossein Nasr, Spiritualitas dan Seni Islam Terj. Sutejo, hal.11
7
2. Unsur estetika Islam apa sajakah yang terdapat dalam puisi Dzikir karya D
Zawawi Imron?
Imron
2. Melacak unsur estetika Islam pada pemikiran D Zawawi Imron melalui puisi
Dzikir
2. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang karya sastra yang ditulis oleh
D Zawawi Imron
dengan tema yang sama baik tentang estetika maupun tentang karya sastra yang
D. Tinjauan Pustaka
tentang nilai estetika dalam puisi Dzikir karya D Zawawi Imron, akan tetapi
dalam bagian ini peneliti akan menyebutkan beberapa penelitian yang dianggap
Skripsi yang ditulis oleh Dian Permatasari pada tahun 2015 dengan judul
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah analisis data. Hasil
Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Al-Faruqi lebih
banyak berbicara tentang tauhid secara prinsip dan pandangan dunianya. Menurut
Koesoema” yang ditulis oleh Nur Amalina Dini Priatmi pada tahun 2019.
Affandi sarat akan nilai religiusitas lukisan dalam lukisan yang berjudul
9
Ka’bah. Dengan pilihan warna cerah cenderung identik dengan estetika Islam
Affandi Koesoema juga sarat akan nilai humanis dan idealis, sebab hampir
oleh manusia.
dengan penelitian ini adalah tema kajian yaitu sama-sama mengkaji tentang
estetika pada kaligrafi dan lukisan, akan tetapi dalam penelitian ini yang
E. Metode Penelitian
dokumen dan lain-lain. 11 Objek penelitian dalam penelitian ini adalah puisi karya D
Penelitian ini memiliki dua sumber data yaitu sumber data primer dan
sekunder. Sumber primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data. 12 Sumber data yang digunkan
dalam penelitian ini adalah sumber data primer berupa buku Madura, Akulah
Dzikir serta buku-buku lain yang mengkaji tentang estetika Islam. Sedangkan
Imron untuk mengetahui informasi tentang biografi dan latar belakang D Zawawi
Imron.
dan menguraikan tentang nilai-nilai estetika dalam puisi Dzikir karya D Zawawi
substansi untuk menganalisis puisi dzikir yang ditulis oleh D Zawawi Imron.
11
Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 33
12
Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, R&D
(Bandung : Alfabeta, 2010).hal 79
11
F. Sistematika Penulisan
dengan tujuan agar lebih tersusun dan mudah dipahami. Adapun baagian-
serta alasan mengapa peneliti memilih topic ini sebagai judul penelitian.
Selain itu, pada bagian ini juga dijelaskan batasan dan focus
2. Bab 2, berisi kajian teori mengenai estetika, dimulai dari pegertian hingga
unsur estetika Islam. Pada bagian ini peneliti bertujuan untuk memberikan
nilai estetika dalam puisi dzikir yang ditulis oleh D Zawawi Imron.
saran kepada peneliti selanjutnya yang akan mengkaji topic yang berkaitan
A. Seni
Seni dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki tiga arti yaitu:
Pertama. Keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusanya,
yang luar biasa seperti tari, lukisan, ukiran, dan sebagainya. Ketiga. Kesanggupan
adalah berasal dari kata latin ars yang artinya keahlian mengekpresikan ide-
indah. 14 Seni pada mulanya adalah proses dari manusia dan oleh karena itu
merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari
ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu
13
Departemen Pendidikan Naional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka,2008) hlm. 1273
14
Van Hoeve, Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1994, hlm. 525.
15
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni, diakses pada 03 Maret 2020
12
13
keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia yang didorong oleh kecenderungan
seniman kepada sesuatu yang indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan
Dari berbagai pengertian di atas, pengertian seni juga bisa dilihat dari
berikut:
a. Seni sebagai bentuk yang bermakna; seni adalah sesuatu yang bisa
seni apa pun. Pengertian seni sebagai suatu kegiatan manusia yang
16
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an ,(Bandung, Mizan 1996), hlm. 385
17
Yusuf Qardhawi, Islam Bicara Seni, terj, Wahid Ahmadi, dkk, (Solo:
Intermedia,1998), hlm. 13
18
Mudji Sutrisno, dkk, Estetika Filsafat Keindahan, (Yogyakarta: Kanisius,1993),
hlm. 27
19
Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung, ITB, 2000), hal 124
14
c. Seni Sebagai Seni Indah (Fine Art); Pengertian ini dipakai oleh ahli estetis
sebagaimana berbeda dari seni berguna atau terapan yang maksudnya untuk
kefaedahan. Seni indah ini mencakup seni lukis, pahat, arsitektur, tari,
seni sebagaimana paling umum digunakan dewasa ini, seni berarti seni-seni
hubungan pertama- tama melalui mata. Herbert Read berpandapat, kata seni
banyak dan beragam. Dalam sejarah estetika eropa telah lama dikenal pembedaan
tentang apa yang disebut seni. Sejak zaman Romawi, orang telah membedakan
seni ke dalam dua kelompok yaitu seni kasar dan seni halus. Seni kasar atau
vulgar arts adalah karya seni kaum buruh,tukang, dan budak. Sedangkan seni
halus atau liberal arts adalah seni miik warga negara yang merdeka. Tentu saja
seni kasar tak masuk hitungan dalam seni halus, atau dengan perkataan lain seni
20
Surajiyo Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 110
15
di eropa sampai abad ke -18. Ada seni halus yang terdiri atas seni lukis, seni
pahat, seni music, seni puisi dan balet. Ada pula seni pakai yang terdiri atas seni
arsitektur, seni mebel, seni tembikar, seni emas dan perak serta permadani. Yang
pertama disebut seni besar (major art) yang kedua disebut seni kecil (minor art).
Diskriminasi dalam seni masih tampak. Seni kasar, seni pakai, seni minor, itu
semua menunjukkan bahwa benda seni semacam itu lebih rendah nilainya dari
Kemudian pada abad ke-20 di dunia barat terjadi perubahan social budaya
bangsa. Orang mulai menilai karya seni atau benda seni dengan pandangan lain.
Penggolongan seni lebih didekati dari material seni dan cara seni diindera. Maka
kemudian pembagian seni menjadi seni visual (seni lihatan), seni audio (seni
dengaran), dan seni audiovisual (seni dengaran dan lihatan). Golongan pertaman
terdiri atas seni rupa (tanpa gerak) dan seni lihatan bergerak (film), yang dua
dimensi (matra), seni visual 3 dimensi terdiri dari seni pahat dan seni ukir (tanpa
gerak), seni tari dan pantomim (bergerak). Golongan dua matra terdiri atas seni
nada yang tunggal dan majemuk sertaseni kata yang berirama (puisi) dan tanpa
irama (prosa), golongan tiga matra terdiri atas seni tari,seni opera, dn seni drama.
Ada pula yang menggolongkannya menjadi seni statis dan seni dinamis.
Seni statis menetap dan tak berubah sejak dilahirkan. Seni yang materialya beruba
benda fisik termasuk ke dalam golongan seni statis, misalnya seni lukis, seni
16
patung, seni ukir, seni sastra (tertulis). Sebaliknya, golongan seni dinamis terikat
oleh ruang dan waktu penciptaan. Benda seni dinamis berakhir bersama waktu.
Seni atau art aslinya berarti teknik, pertukangan, keterampilan, yang dalam
Bahasa Yunani kuno sering disebut sebagai techne. Arti demikian juga berlaku
dalam budaya Indonesia kuno. Baru pada pertengahan abad ke-17 di Eropa
dibedakan antara keindahan umum (termasuk alam), dan keindahan karya seni
atau benda seni. Inilah sebabnya lalu muncul istilah fine arts atau high arts (seni
halus dan seni tinggi), yang dibedakan dengan seni-seni pertukangan (craft). Seni
sejak saat itu dikategorikan sebagai atefak atau benda bikinan manusia. Pada
dasarnya artefak itu dapat dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu benda-
benda yang berguna tapi tidak indah , kedua, benda-benda yang berguna dan
indah, serta ketiga benda-benda yang indah tapi tidak ada kegunaan praktisnya.
Istilah estetika sendiri baru muncul tahun 1750 oleh seorang filusuf minor
Sejak itu istilah estetika dipakai dalam Bahasa filsafat mengenai benda-benda
seni. Estetika mepersoalkan hakikat keindahan alam dan karya seni, sedang
17
filsafat seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda seni atau artefak yang
disebut seni.
tidak mengandung makna ekspresi semacam itu. Kedua, dalam karya seni, orang
dapat bertanya : apa yang ingin dikatakan karya ini? Atau apa maksud karya ini?.
Tetapi kita tak pernah bertanya serupa ketika menyaksikan keindahan matahari
terbenam di pantai, atau menyaksikan bentuk awan senja, derasnya air terjun,
gemuruhnya suara ombak. Jadi, karya seni selalu membawa makna tertentu dalam
dirinya, ada usaha komunikasi seni dengan orang lain. Ketiga, seni dapat meniru
alam, tapi alam tidak mungkin meniru artefak seni. Keempat, dalam alam kita
ini. Inilah keindahan tanpa pamrih (disinterestedness). Sedang dalam karya seni
kita masih dapat menjumpai karya –karya itu sebagai indah dan berguna
Keindahan seni, karena ounya makna dapat membawa nilai-nilai lain disamping
nilai keindahan.
dan seni. Sedangkan filsafat seni hanya merupakan bagian estetika yang khusus
Estetika adalah bagian dari filsafat. Estetika ilmiah bekerja dengan bantuan
demikian dibedakan antara estteika falsafi dan estetika ilmiah. Filsafat seni
mrupakan bagian dari studi estetika ilmiah ini. Dengan demikian sifat
18
empiris. Aspek-aspek yang dibahas dalam filsafat seni biasanya meliputi pokok-
ketidakpamrihan seni dan jarak estetik. Kedua, persoalan bentuk formal sendi
pengalaman seni atau komunikasi seni, membahas nilai konteks seni dan terakhir
mengenai resepsi public seni. Keberadaan seni ditentukan oleh saling keterkaitan
21
Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung, ITB, 2000), hal 24-27
19
B. Puisi
terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama, rima, matra, baris, dan bait (Yusuf,
1995:225).22 Menurut Samuel Taylor Coleridge puisi adalah kata yang terindah
dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun
unsur lain sangat erat hubungannya, dan sebagainya. Sementara itu, Wordsworth
pernyataan perasaan yang bercampur baur. Lain hanya dengan Dunton yang
mengartikan puisi sebagai pemikiran manusia secara konkret dan artistic dalam
Bahasa emosional serta berirama. Di sini misalnya dengan kiasan, dengan citra-
citra, dan disusun secraa artistic (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata yang
imajinasi panca indra yang di susun dalam pemilihan bahasa yang indah dan
22
Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, (Yogyakarta, UNY, 2013), hal.16
23
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2017),hal 6-7
20
lama, puisi modern, dan puisi mutakhir. Selanjutnya, puisi lama dibedakan
menjadi beberapa jenis, antara lain mantera, pantun, talibun, syair, dan gurindam.
Mantera adalah jenis puisi yang paling tua dalam sastra. Mantera diciptakan
hantu-hantu yang baik dan menolak hantu yang jahat.24 Pantun merupakan puisi
lama yang memiliki ciri bersajak a b a b, tiap bait terdiri dari empat baris, dua
baris sampiran dan dua baris isi. Sedangkan talibun terdiri atas larik-larik
sampiran dan isi. Bedanya, talibun memiliki larik lebih dari empat dan selalu
genap, misalnya enam, delapan, sepuluh, dua belas, atau empat belas.25 Syair
merupakan puisi yang berlarik empat tiap bait dan bersajak a a a a yang
mengisahkan suatu hal. Gurindam adalah puisi yang terdiri atas dua baris,
berirama sama a a, kedua barisnya merupakan isi, baris pertama merupakan sebab
Berbeda dengan puisi-puisi lama yang terlihat masih terikat dengan jumlah
baris, jumlah suku kata, bait dan persamaan bunyi, puisi modern memiliki
24
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 8
25
Edi Sedyawati, dkk, Sastra Melayu Lintas Daerah, Jakarta (Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2004), hal 213
26
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 10
21
kecenderungan sebagai puisi bebas, terutama dalam hal jumlah baris tiap bait
maupun persajakan. Meskipun puisi modern tampak memiliki stuktur yang lebih
disampaikan, dibedakan (1) puisi naratif, (2) puisi lirik, dan (3) puisi deskriptif.
Sesuai dengan namanya, puisi naratif adalah puisi yang digunakan untuk
romansa, dan balada. Epik atau epos adalah puisi naratif yang menceritakan
kepahlawanan tokoh.28
berisi kisah percintaan tokoh ksatria yang penuh rintangan (Waluyo, 1991:
136). Puisi lirik adalah puisi yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan
pribadi penyairnya atau aku lirik. Selanjutnya, puisi lirik dibedakan menjadi (1)
elegi, (2) serenada, dan (3) ode. Elegi merupakan puisi yang mengungkapkan
duka, serenada merupakan puisi lirik yang bersuasana senang. Ode merupakan
puisi lirik yang berisi pujian terhadap seseorang, pada umumnya pahlawan.29
penyair terhadap suatu hal atau keadaan (Waluyo, 1991:137). Berbeda dengan
27
Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, (Yogyakarta, UNY, 2013), hal.23
28
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 135-137
29
Ibid, hal 136.
22
puisi naratif yang berisi cerita, dan lirik yang mengemukakan gagasan pribadi
dan bahasa kiasan yang dipakai, puisi dibedakan menjadi puisi diafan dan puisi
polyinterpretable.31
Sajak (karya sastra) merupakan sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti
bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang
Jadi kesatuan unsur dalam sastra bukan hanya berupa kumpulan atau tumpukan
hal-hal atau benda-benda yang berdiri sendiri, melainkan hal-hal itu saling
Dalam pengertian struktur ini (Piaget via Hawkes, 978: 16) terlihat
adanya rangkaian kesatuan meliputi tiga ide dasar yaitu ide kesatuan, ide
bagian yang membentuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar struktur itu. Kedua,
30
Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, (Yogyakarta, UNY, 2013), hal. 29
31
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 140.
23
struktur itu berisi gagasan transformasi dalam arti bahwa struktur itu tidak statis.
bahan-bahan baru diproses dengan prosedur dan melalui prosedur itu. Ketiga,
struktur itu mengatur diri sendiri, dalam arti struktur itu tidak membutuhkan
setiap unsur mempunyai fungsi tertentu berdasarkan aturan dalam struktur itu.
itu.
hubungan dari pada susunan benda-benda . oleh karena itu, kodrat tiap unsur
dan fungsinya dalam struktur sajak dan penguraian bahwa tiap unsur itu
untuk memahami karya sastra (sajak) haruslah karya sastra dinalisis. Dalam
32
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2017),hal 122
24
unsur-unsur dalam sajak itu tidak otonom melainkan merupakan bagian dari
situasi yang rumit dari bagiannya dengan unsur-unsur lain. Jadi untuk memahami
dari keseluruhan.33
yang perlu dipahami lebih awal adalah makna dari semiotic itu sendiri. Dalam
pandangan semiotic, bahasa merupakan sebuah sitem tanda sebagai suatu tanda,
bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Bahasa sebagai suatu
sistem tanda dalam teks kesastraan, tidak hanya meyaran pada sistem (tataran)
Semiotik adalah ilmu atau metode analisis utuk mengkaji tanda. Tanda
adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman,
pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Jadi, yang dapat menjadi tanda
sebenarnya bukan hanya bahasa saja, melainkan berbagai hal yang melingkupi
kehidupan ini, walau harus diakui bahwa bahasa adalah sistem tanda yang paling
33
Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung, ITB, 2000), hal 120-122
34
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta, Gajah Mada University
Press,2015) hal. 66
35
Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung, ITB, 2000), hal. 67
25
metaforis. Ketiganya dapat muncul bersama dalam satu teks, namun tidak dapat
dibedakan secara terpisah karena hanya masalah penekanan saja. Untuk membuat
pembedaan ketiganya, hal itu dapat dilakukan dengan membuat deskripsi tentang
wilayah makna spasialitas, hal itu berarti terdapat ikon topologis, jika termasuk
wilayah makna relasional, hal itu berarti terdapat ikon diagramatik (dapat pula
dengan objek, melainkan Antara dua objek (acuan) yang diawali oleh sebuah
36
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta, Gajah Mada University
Press,2015) hal. 69-70
BAB III
23 kilometer dari Sumenep, sebuah kota kabupaten di ujung paling timur Pulau
urusan administrasi, dalam KTP tercatat pada tanggal 19 Sepetember 1946. 37 Dia
sajaknya.
mengenyam pendidikan sekolah dasar yang pada saat itu masih bernama Sekolah
di Lambi Cabbi, Desa Gapura Tengah, Sumenep, sebuah tempat berjarak empat
puluh kilometer dari kampung halamannya. Setelah merasa cukup menimba ilmu
di pesantren selama setahun setengah, ia mengikuti ujian PGA dan berhasil lulus
37
D Zawawi Imron, Madura, Akulah Darahmu (Jakarta : Gramedia, 2019). Hal.156.
26
27
untuk memperoleh bahan-bahan bacaan itu, Zawawi harus pergi ke kota. Hal itu
Selepas SR, Zawawi yang mempunyai nama panggilan Cak Imron pernah
mengumpulkan batu untuk pembuatan jalan, dan menjadi kuli angkat barang.
untuk wilayah sekitar Madura dan Jawa Timur ia juga dikenal sebagai seorang
dapat diterima oleh kalangan intelektual kampus, seperti di IKIP Surabaya dan
Universitas Jember saat ia mengisi kuliah umum. Pada tahun 1984 ia dipercaya
sebuah SD, dan menjadi guru agama di pesantren kecil di desanya. Dia pernah
mengenyam pendidikan sampai Kelas III SD dan tidak bisa berbicara dalam
bahasa Indonesia (hanya mengerti secara pasif). Namun, istrinya pandai setiap
tulisan suaminya hingga tidak pernah ada yang hilang. Sebagai orang Madura
yang masih terikat adat, Zawawi mengalami masa kawin muda. Istrinya baru
berumur 13 tahun saat dikawininya, sedangkan Zawawi sendiri saat itu berumur
21 tahun. Dia memiliki tiga orang anak, tetapi satu di antaranya meninggal dunia.
Pertama kali Zawawi Imron menulis sajak ketika berusia 17 tahun dalam
sajaknya dalam bahasa Madura. Dia merasa sangat berterima kasih kepada Pak
mengetik puisi-puisinya. Pak Sutama itu pula yang berjasa mengirimkan puisinya
ke Mingguan Bhirawa (Surabaya) asuhan Suripan Sadi Hutomo dan pertama kali
disiarkan tahun 1974. Pada tahun 1979 ia memenangi sayembara cipta puisi
tingkat nasional yang diadakan oleh Pengurus Pusat Perkumpulan Sahabat Pena
yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta pada bulan April 1982. Pada
tahun itu juga, dalam acara Temu Penyair Muda di Taman Ismail Marzuki,
29
dengan Kriapur.
tahun 1977, kemudian kota Jakarta pada tahun 1979, yaitu saat mengikuti
Pasongsongan yang terhitung masih dekat Sumenep (pantai utara). Beranjak dari
diperolehnya untuk ikut ambil bagian dalam acara Forum Puisi Indonesia 1983 di
TIM Jakarta pada 27—29 Oktober 1983. Dalam kesempatan itu banyak seniman
dan pakar sastra yang meramalkan bahwa Zawawi Imron bakal menjadi penyair
yang kuat.
Di luar Jakarta ia ambil bagian dalam Forum Penyair pada tahun 1983 di
Bentara Budaya Yogya dan Sasonomulyo Solo pada tahun 1984. Kegiatan lain
sampai ke Makassar dan Ambon. Dia yang termasuk yang mengelola Jambore
Puisi se-Jawa Timur di Ambuten, sebuah desa pantai dekat Sumenep. Penyair
yang merasa betah tinggal di desa ini selalu terdorong untuk menulis puisi ketika
Sahabat Pena Indonesia tahun 1979 dan mendapatkan hadiah dari Depdikbud RI
terkenal karena sutradara Garin Nugroho pada tahun 1999 telah membuat sebuah
film yang diilhami dan diberi nama dengan judul yang sama. "Bulan Tertusuk
Ilalang" adalah sebuah sajak yang judulnya dipakai untuk menamai judul
kumpulan puisinya.
puisi Zawawi, yaitu Bulan Tertusuk Ilalang dan Nenek Moyangku Air Mata,
tahun 1986.
bahwa Zawawi Imron telah mencapai pengucapan pribadi yang khas dengan
Amir Hamzah, Iqbal, dan Jalaluddin Rumi yang dinilainya sebagai penyair-
Madura, tanah kelahiran sekaligus sumber inspirasi bagi puisi – puisinya. Penyair
yang tidak tamat Sekolah Rakyat ini berhasil memenangkan hadiah utama
penulisan puisi ANTV ( 1995 ). Bersama Dorothea Rosa Herliany, Joko Pinurbo,
dan Ayu Utami, Zawawi pernah tampil dalam acara kesenian Winter Nachten di
Belanda ( 2002 ).
D Zawawi Imron merupakan salah satu penyair yang memiliki banyak karya
dan prestasi. Berikut ini merupakan beberapa karya-karya yang ditulis D Zawawi
Imron :
38
http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/D_Zawawi_Imron, Ensiklopedia
Sastra Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
32
Nugroho untuk membuat film layar perak Bulan Tertusuk Ilalang. Kumpulan
sajaknya Nenek Moyangku Airmata terpilih sebagai buku puisi terbaik dengan
mendapat hadiah Yayasan Buku Utama pada 1985. Pada 1990 kumpulan sajak
Celurit Emas dan Nenek Moyangku Airmata terpilih menjadi buku puisi di Pusat
AN-teve dalam rangka hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-50 pada 1995. Buku
puisinya yang lain adalah Berlayar di Pamor Badik (1994), Lautmu Tak Habis
Darahmu (1999), dan Kujilat Manis Empedu (2003). Beberapa sajaknya telah
Puisi Zikir merupakan salah satu puisi karya D Zawawi Imron yang
terdapat dalam buku kumpulan sajak bertajuk Madura, Akulah Darahmu tahun
1999 (kumpulan sajaknya dibukukan dan di terbitkan tahu 2019 oleh Gramedia).
39
http://pellokonengguru.blogspot.com/2012/04/biografi-pendek-d-zawawi-imron.html.
Diakses pada 04 Maret 2020
33
Zikir
Tegak dimana-mana.
BAB IV
Imron. Puisi zikir merupakan sebuah puisi yang isinya tentang tauhid atau
mengesakan Allah, hal ini dapat dilihat dari kalimat-kalimat yang membangun
puisi tersebut. Isi puisi yang sarat akan makna keTuhanan yang kuat dipengaruhi
oleh latar belakang penulis yang mana penulis lahir dan di besarkan di
sebagai salah satu daerah dengan masyarat yang Islami dan memegang erat hasil
keberagamaan masyarat Madura begitu kuat dan memiliki sakralitas yang tinggi. 40
puisi bebas, terutama dalam hal jumlah baris tiap bait maupun persajakannya. 41
hendak disampaikan, puisi zikir ini tergolong dalam kategori puisi deskriptif,
mengemukakan tanggapan atau kesan penyair terhadap suatu hal atau keadaan.
Berbeda dengan puisi naratif yang berisi cerita, dan lirik yang mengemukakan
40
Mohsi, Juni 2019 “Langgar, Kobhung dan Baqhaf : Konservasi Kebudayaan Khazanah
KeIslaman Madura” Junal Ilmiah Vol 4 No 1, 2019, hal. 2.
41
Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, (Yogyakarta, UNY, 2013), hal.23
34
35
gagasan pribadi penyair atau aku lirik, maka puisi deskriptif cenderung
dan bahasa kiasan yang dipakai, maka puisi zikir ini termasuk dalam kategori
puisi prismatis yang mana didominasi oleh penggunaan kata konotatif, citraan,
fungsinya dalam struktur sajak dan penguraian bahwa tiap unsur itu mempunyai
dapat diuraikan dalam metode puisi, yakni unsur estetik yang membangun
struktur luar puisi. Unsur-unsur itu ialah diksi, pengimajian, kata konkret,
42
Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, (Yogyakarta, UNY, 2013), hal. 29
43
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 140.
44
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2017),hal 122.
45
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 71.
36
Pada bait pertama, terdapat pengulangan kata “Alif” sebaganyak tiga kali.
Hal ini mendandakan bahwa D Zawawi Imron ingin menunjukkan bahwa Tuhan
itu satu, digambarkan dengan kata Alif dimana Alif merupakan salah satu huruf
hijaiyyah yang berbentuk lurus mirip dengan angka satu. Alif juga menjadi
awalan dalam kata “Allah” yaitu sebutan untuk Tuhan bagi umat Islam.
Pengulangan kata yang sama tersebut menunjukkan ketegasan bahwa Tuhan itu
satu, esa.
untuk menggambarkan bahwa badan ini merupakan ciptaan Allah, dan Allah
sesungguhnya begitu dekat dengan manusia, menjadi senjata bagi manusia untuk
menjalani kehidupan.
46
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 55.
37
kepada Allah selalu menjadi petunjuk bagi manusia, sehingga selama hati ini
mempercayai keesaan Allah maka selama itu pula manusia tidak akan tersesat
dan “alif” yang memiliki kemiripan bentuk memberikan penguatan untuk makna
Selanjutnya pada bait ketiga, tiga baris berikutnya yaitu kalimat “Hingga
lahir mataair, jadi sumur, jadi sungai, Jadi laut, jadi samudra dengan sejuta
menjadi akibat dari kalimat pada baris sebelumya. Pada bait ketiga ini, D Zawawi
ingin menunjukkan bahwa ketika keimanan dalam hati semakin dalam maka kita
akan menyadari bahwa segala yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah dan
Pada bait keempat, terdapat kalimat “Alifmu yang Satu” kata alif
disandingkan dengan kata satu menunjukkan makna keesaan Allah yang begitu
kuat.
memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair, sehingga hal
Dalam puisi zikir, pada baris kelima terdapat kalimat “Hilang jadi angan,
tinggal bekas menetaskan terang”. Kata terang dalam kalimat tersebut merupakan
imaji visual dimana penulis puisi ingin mengajak pembaca untuk seakan melihat
Imaji visual dalam puisi zikir juga terdapat dalam kata mataair, sumur,
sungai, laut, samudra dengan sejuta gelombang. Kata-kata tersebut terdapat pada
bait puisi ketiga, yang bermakna bahwa penulis puisi ingin mengajak pembaca
untuk seolah meihat mata air, sumur, sungai, laut dan samudra dengan gelombang
yang banyak.
Imaji auditif dalam puisi zikir ditunjukkan oleh kata “mengerang” yang
terdapat pada baris kedua belas. Kata tersebut digunakan untuk mengajak
Unsur fisik lainnya dalam puisi yang dapat dianalisis adalah kata kokret.
Kata konkret digunakan untuk memperkonret kata atau menguatkan daya bayang
pembaca. Dalam puisi zikir kalimat “ku gali hatiku dengan linggis alifmu”
keimanan kepada Allah. Selain itu, kalimat “alifmu yang satu tegak dimana-
menciptakan semesta dan tidak ada satupun yang luput dari pengawasan Allah.
39
Bahasa figuratif (majas) juga menjadi salah satu unsur yang penting dalam
sebuah puisi. Ada berbagai macam majas atau kiasan akan tetapi tidak semua
kiasan tersebut terdapat dalam sebuah puisi. Jenis-jenis kiasan yang dikenal antara
Dalam puisi zikir, terdapat beberapa kiasan atau majas yaitu metafora,
bagai, laksana, seperti, dan sebagainya. Metafora lebih lanjut dijelaskan oleh
Becker sebagai melihat seseuatu dengan perantaraan benda yang lain. Altenbernd
sama atau seharga dengan yang lain, yang sesungguhnya tidak sama. 48
Majas metafora dalam puisi zikir terdapat dalam kalimat Alifmu pedang di
tanganku (baris kedua), dimana dalam kalimat tersebut, penyair menyamakan alif
dengan pedang.
kompas di hatiku yang terdapat pada baris ketiga. Dalam kalimat tersebut Alif
diibartkan seperti susuk yang melekat pada daging, seperti kompas yang ada di
hati.
47
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2017),hal 63.
48
Ibid hal 67.
40
Majas perumpamaan epos terdapat dalam puisi zikir yaitu dalam baris
berikut :
kalimat “hingga lahir mata air” hingga kalimat “…. Jadi samudra dengan sejuta
linggis dapat menggali sesuatu (hati) hingga darinya lahir mata air, jadi sumur,
Majas personifikasi dalam puisi zikir terdapat dalam kalimat “Alifmu tegak
jadi cagak, meliut jadi belut”. Dalam kalimat tersebut, alif digambarkan sebagai
benda hidup yang bisa menjadi cagak, yang bisa meliut menjadi belut.
mati dibuat dapat berpikir, berbuat, dan sebagainya seperti layaknya benda hidup.
49
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2017),hal 70.
50
Ibid hal 77
41
dari pengulangan kata atau bunyi yang digunakan. Puisi akan terdengar merdu
Aliterasi dalam puisi zikir cukup beragam di setiap barisnya. Berikut ini
lebih dominan)
Hingga lahir mataair, jadi sumur, jadi sungai (pengulangan konsonan R lebih
dominan)
aliterasi, dalam baris puisi zikir juga terdapat pengulangan bunyi huruf vocal yang
disebut dengan Asonansi. Berikut ini merupakan baris-baris dalam puisi zikir
51
Saputra, Chrishtian Adven, Juli 2018. “Aanalisis Struktur Fisik dan Struktur Batin
dalam lirik lagu deadsquad album horror vision tahun 2009”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
42
Alifmu pedang di tanganku (asonansi bunyi U dalam kata alifmu dan tanganku)
dagingku, hatiku)
Kugali hatiku dengan linggis alifmu (asonansi bunyi U dalam kata hatiku dan
alifmu)
Jadi laut, jadi samudra dengan sejuta gelombang (asonansi bunyi A dalam kata
samudra, sejuta)
Versifikasi tidak hanya bias dilihat dari asonansi dan aliterasi, akan tetapi
juga dari ritme sebuah puisi. Ritmea adalah irama yang disebabkan pertentangan
atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur, tetapi tidak merupakan jumlah
suku kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema dendang sukma
penyairnya. 52
pendek, keras/ lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga
52
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2017),hal 41.
53
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 94.
43
Tegak dimana-mana/
Dalam analisis struktural, unsur yang dibahas tidak hanya berupa unsur
fisik saja melainkan juga unsur batin dalam sebuah karya sastra khusunya puisi.
Struktur batin yaitu struktur yang mengungkapan hal yang hendak dikemukakan
oleh penyair dengan perasaan dan suasana jiwanya. Unsur-unsur struktur batin
tidak langsung tampak pada fisik puisi, harus digali dari fisik puisi tersebut.
Struktur batin puisi meliputi: tema, perasaan penyair, nada dan suasana, dan
44
amanat.54
penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam
menyampaikan bahwa Tuhan itu satu. Keesaan Tuhan tersebut dapat disadari
dengan cara mengali keimanan terhadap semesta alam seperti laut, sungai,
Orang yang keimanan nya terhadap Allah kuat maka hatinya akan selalu
merasa tenang dikarenakan hidupnya tidak pernah hilang arah, Allah selalu
memberinya petunjuk. Puisi tersebut juga menjelaskan bahwa Allah itu satu,
akan tetapi tidak ada satupun di alam semesta ini yang luput dari pengawasan
Tema ini dibuktikan berdasarkan telaah terhadap unsur fisik dalam puisi
unsur perasaan. Perasaan dalam puisi menurut Waluyo adalah perasaan yang
54
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 102.
55
Ibid, 106-107
56
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 134.
45
mengilhami dan merenungi keesaan Allah. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan
kata yang memberikan kesan tegas dan menggebu-gebu. Selain itu dapat dilihat
juga dari pengulangan kata Alif di beberapa baris dalam bait puisi zikir. Adanya
kan pada puisi ini aliterasi yang disuguhkan penyair sangatlah kuat seperti
tegak bagai cagak, meliut bagai belut, hingga lahir mata air jadi sumur.
Selain itu, perasaan yang dirasakan oleh penyair adalah pasrah terhadap
takdir yang ditentukan oleh Allah. Hal ini dapat ditujukkan dari kalimat yang
Nada dan suasana termasuk dalam salah satu unsur batin dalam puisi.
keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang
ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling
Puisi zikir ini bernada semangat dalam mengilhami keesaan Tuhan yang
57
Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 125.
46
Tuhan. Nada tersebut juga dirasakan oleh pembaca sehingga antara nada dan
Amanat merupakan unsur batin terakhir dalam puisi yang akan dibahas
amanat puisi adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau
pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair. Tiap penyair bermaksud
Amanat yang bisa diambil dari puisi zikir ini adalah penyair ingin
tersbut bisa dengan cara zikir kepada Allah, salah satunya seperti yang
digambarkan dalam puisi ini yaitu zikir qalbu atau zikir hati dimana
pegertiannya adalah berzikir atau mengingat Allah sebab hati sedang merenungi
kebesaran allah melalui alam semesta serta merenungi nikmat yang telah allah
sebagai suatu tanda, bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna.
Bahasa sebagai suatu sistem tanda dalam teks kesastraan, tidak hanya meyaran
58
Ibid hal 134
47
pada sistem (tataran) makna tingkat pertama melainkan terlebih pada makna
tingkat kedua.59
Semiotik adalah ilmu atau metode analisis utuk mengkaji tanda. Tanda
adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman,
pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Jadi, yang dapat menjadi tanda
sebenarnya bukan hanya bahasa saja, melainkan berbagai hal yang melingkupi
kehidupan ini, walau harus diakui bahwa bahasa adalah sistem tanda yang
bagian berikutnya.
khusus, arti metafora adalah kiasan yang melihat sesuatu dengan perantaraan
benda lain, atau dengan kata lain metafora adalah kiasan yang menyatakan
sesuatu sebagai hal yang yang sama atau seharga dengan hal lain yang
59
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta, Gajah Mada University
Press,2015) Hal. 66
60
Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung, ITB, 2000), Hal. 67
61
Pribadi, Budi Setia Dan Dida Firmansyah, “Analisis Semiotika Pada Puisi Barangkali
Karena Bulan Karya WS Rendra”, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2,
Maret 2019.
48
Ciliwung diganti dengan sungai kesayangan dalam satu sajak Toto Sudarto
berikut:
menggambarkan Tuhan, dan arti keseluruhan kalimat pada baris kedua ini adalah
Tuhan (keimanan) yang berada di tangan manusia dapat dijadikan senjata dalam
pada kalimat “susuk di dagingku” kalimat ini ingin mengambarkan bahwa Tuhan
yang sebelumnya digantikan dengan kata alif, menyatu dalam daging atau diri
manusia, dengan kata lain orang yang memiliki keimanan kepada Tuhan akan
Masih pada baris ketiga, pergantian makna juga terjadi dalam kalimat
“kompas di hatiku”. Kata kompas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI)
adalah alat untuk mengetahui arah mata angin (biasanya berbentuk seperti jam
yang berjarum besi berani yang menunjuk arah utara dan selatan). Kalimat pada
baris ketiga ini merupakan lanjutan dari baris kedua yang mana kalimat “kompas
di hatiku” menyimpan kata alif di depan kalimat tersebut sehingga jika ditulis
62
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2017),Hal 291-292
49
makna bahwa keimanan atau kepercayaan kepada keesaan Tuhan akan selalu
menjadi kompas atau petunjuk bagi manusia dalam menjalani hidup sehingga
manusia hatinya tidak akan kosong dan hilang arah karena dia punya Tuhan yang
Menurut Teeuw (dalam Pribadi) hipogram adalah sebuah penafsiran latar oleh
pembaca. Latar yang dimaksud dapat berupa sebuah peristiwa, sejarah, tempat
atau kehidupan. 63
Puisi zikir ini memiliki hipogram berupa alam semesta dimana dalam
Tuhan dan tidak ada satupun di dunia ini yang lepas dari pengawasan Tuhan.
Bahkan Tuhan begitu dekat dengan manusia sampai digambarkan oleh kalimat
mengalami dan melihat dengan jelas setiap imaji yang dimunculkan pada setiap
barisnya.
ulang dari awal sampai akhir dengan penafsiran. Pembacaan ini adalah
Pada puisi zikir, kata alif disimbolkan sebagai pengganti kata Tuhan.
63
Pribadi, Budi Setia Dan Dida Firmansyah, “Analisis Semiotika Pada Puisi Barangkali
Karena Bulan Karya WS Rendra”, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2,
Maret 2019.
64
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2017),Hal 309.
50
Hal itu dikarenakan alif bentuknya mirip seperti angka satu, menceriminkan
bahwa Tuhan itu maha esa, selain itu alif merupakan huruf awal untuk kata
Allah (Tuhan umat Islam). Pada bait-bait puisi zikir, antara baris satu dengan
baris yang lain saling berkaitan dan menunjukkan makna tentang ketauhidan.
Pada baris-baris awal, makna yang ditunjukkan adalah bahwa Tuhan menyatu
dalam diri manusia, Tuhan begitu dekat dengan manusia yang di hatinya
Pada baris kesembilan sampai baris kedua belas, diksi yang digunakan
disebutkan berupa mata air, sumur, sungai, samudra, dan gelombang yang
kesemuanya menyebut nama allah. Pada baris terakhir ditegaskan lagi bahwa
Tuhan itu satu akan tetapi dia ada dimana-mana dalam artian bisa mengawasi
sebuah puisi akan mengubah sebuah kata yang memiliki arti sebenarmya
yang jarang digunakan oleh kebanyakan orang, dari diksi itulah puisi menjadi
65
Purwati, P., Rosdiani, R., Lestari, R. D., & Firmansyah, D. Menganalisis Gaya
Bahasa Metafora dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata. Parole (Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), tahun 2018, vol 1 no 3, hal 291-302.
51
kalimat yang unik. Selain itu, ciri khas dari diksi yang digunakan D Zawawi
Imron dalam puisi zikir ini adalah penggunaan kata benda yang mengacu pada
alam seperti laut, sungai, samudra, sumur, yang mana kata benda tersebut biasa
PENUTUP
A. Kesimpulan
keTuhanan. Hal ini tentu berkaitan dengan latar belakang penyair yang lahir dan
besar di lingkungan yang sarat akan kekentalan tradisi dan religiusitas yang tinggi.
Puisi zikir sebagai salah satu karya sastra yang memiliki nilai seni dianalisis
fungsinya dalam struktur sajak dan penguraian bahwa tiap unsur itu mempunyai
menjadi dua yaitu unsur fisik dan unsur batin. Waluyo menyatakan bahwa unsur-
unsur bentuk atau struktur fisik puisi dapat diuraikan dalam metode puisi, yakni unsur
estetik yang membangun struktur luar puisi. Unsur-unsur itu ialah diksi, pengimajian,
kata konkret, bahasa figuratif (majas), versifikasi, dan tata wajah puisi.
Semiotik adalah ilmu atau metode analisis utuk mengkaji tanda. Tanda
adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman,
pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Jadi, yang dapat menjadi tanda
sebenarnya bukan hanya bahasa saja, melainkan berbagai hal yang melingkupi
kehidupan ini, walau harus diakui bahwa bahasa adalah sistem tanda yang
paling lengkap dan sempurna. Dalam mengkaji semiotika dalam sebuah puisi
52
53
merupakan puisi yang bertemakan keagamaan atau religiusitas. Hal ini dapat
dilihat dari pilihan kata yang digunakan serta dari keseluruhan isi puisi yang
Puisi zikir ini seolah memberikan pesan bahwa D Zawawi Imron ingin
menegaskan bahwa Tuhan itu satu, akan tetapi Tuhan mampu mengawasi
seluruh alam dikarenakan Tuhan adalah dzat yang maha mengetahui. Puisi ini
juga mengajak kita untuk berzikir dengan merenungi semesta yang merupakan
ciptaan Tuhan serta menyadari bahwa selama di hati kita terdapat keimanan,
maka selama hidup di dunia kita akan selalu mendapatkan petunjuk dan
Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, terutama dalam hal referrensi
yang digunakan. Oleh sebab itu, penelitian ini masih bisa diperdalam dengan
sumber dan referensi yang lengkap baik dari kajian tentang filsafat seni maupun
variabel penelitian ini khususnya mengenai filsafat seni dalam karya sastra.
54
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta, Gajah Mada University Press,2015.
Dharsoono Sony Kartika dan Nanang Ganda Perwira, Pengantar Estetika. Bandung : Rekayasa
Sains, 2004.
Departemen Pendidikan Naional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka,2008.
Edi Sedyawati, dkk, Sastra Melayu Lintas Daerah, Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2004.
Herman J Waluyo, Apresiasi Puisi : Paduan Untuk Pelajar dan Mahasiswa, Jakarta : Gramedika
Pustaka Utama, 2002.
Mohsi, Juni 2019 “Langgar, Kobhung dan Baqhaf : Konservasi Kebudayaan Khazanah Keislaman
Madura” Junal Ilmiah Vol 4 No 1, 2019, hal. 2.
Pribadi, Budi Setia Dan Dida Firmansyah, “Analisis Semiotika Pada Puisi Barangkali Karena
Bulan Karya WS Rendra”, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2,
Maret 2019.
55
Purwati, P., Rosdiani, R., Lestari, R. D., & Firmansyah, D. 2018. “Menganalisis Gaya Bahasa
Metafora dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata”. Parole, Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol 1, No 3.
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2017.
Saputra, Chrishtian Adven, 2018. “Aanalisis Struktur Fisik Dan Struktur Batin Dalam Lirik Lagu
Deadsquad Album Horror Vision Tahun 2009”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Sayyed Hossein Nasr, “Spiritualitas dan Seni Islam” Terjemahan: Sutejo. Bandung : Mizan, 1993.
Sidi Gazalba, Sistematika Flsafat : Pengantar Kepada Teori Filsafat, Teori Pengetahuan
Metafisika, Teori Nilai, Jilid IV, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978)
Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, R&D, Bandung :
Alfabeta, 2010.
Surajiyo Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.