SKRIPSI
Oleh :
Linda Aliffianita
NIM. 11170380000046
SKRIPSI
Oleh :
Linda Aliffianita
NIM. 11170380000046
Pembimbing :
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Linda Aliffianita
NIM. 11170380000046
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji 1 Penguji 2
Pembimbing
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
v
ض d̲ de dengan garis di bawah
ط ṯ te dengan garis di bawah
ظ z̲ zet dengan garis di bawah
ع ، koma terbalik di atas hadap kanan
غ gh ge dan ha
ف f ef
ق q ki
ك k ka
ل l el
م m em
ن n en
و w we
ھ h ha
ﺀ ’ apostrof
ي y ye
2. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia,
terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau
diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah
sebagai berikut:
َ ــَـ A Fathah
vi
ِ ــِـ I Kasrah
ُ ــُـ U Dammah
ــَـَ ي Ai a dan i
ــَـَ و Au a dan u
3. Vokal Panjang
4. Kata Sandang
vii
/l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf kamariah. Contoh:
al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.
5. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda (ّ )ــّـdalam alih aksara ini
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf
yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku
jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata
( )اﻟﻀﺮورةtidak ditulis ad-darûrah melainkan al-darûrah, demikian
seterusnya.
6. Ta Marbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah
terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal
yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh
kata sifat (na‘t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah
tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).
1 طﺮﯾﻘﺔ Tarîqah
viii
7. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak
dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga
digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan
permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama
diridan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang,
maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû
Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan
Al-Kindi.
ix
beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa
Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:
x
ABSTRAK
xi
KATA PENGANTAR
xii
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany
Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A beserta jajarannya.
2. Dekan Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Dr. Yusuf Rahman, M.A beserta jajarannya.
3. Ketua dan Sekretaris Prodi Ilmu Tasawuf, Fakultas
Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ala’i Nadjib,
M.A dan Aktobi Ghozali, M.A.
4. Dosen pembimbing Dr. Al-Fadhli Tasman, M.Ag yang
selalu menyempatkan waktunya untuk membimbing,
memberi masukan, kritik dan saran, sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
5. Para dosen Prodi Ilmu Tasawuf, Fakultas Ushuluddin yang
sudah memberikan ilmu, arahan, dukungan dan motivasi
yang sangat bermanfaat saat masa-masa pembelajaran
perkuliahan.
6. Keluarga Penulis khususnya kedua orang tua penulis Bapak
Edi Pariso dan Ibu Rusmiyati yang sudah sangat berjasa
dalam kehidupan penulis, selalu memberikan dukungan baik
fisik maupun finansial dan selalu senantiasa mendoakan
penulis hingga penulis bisa sampai kepada tahap ini. Untuk
adik-adik penulis juga Alfida Arinda Dewi dan Destia
Miftah Maulidya yang membuat penulis menjadi
termotivasi untuk memberikan contoh yang baik terutama
dalam bidang pendidikan.
7. Penulis novel Habibie & Ainun Alm. Bacharuddin Jusuf
Habibie yang telah menciptakan karya yang sangat luar
biasa, memotivasi dan menginspirasi. Semoga nama beliau
xiii
dan isterinya Almh. Hasri Ainun Habibie selalu harum
sepanjang masa.
8. Teman-teman Prodi Ilmu Tasawuf 2017 yang selalu kompak
dan memberikan dukungan satu sama lain, khususnya untuk
sahabat-sahabat penulis dari awal semester hingga saat ini
Ninda Nurhasanah, Ruhana dan Desi Ratnasari.
9. Teman-teman Pesantren Luhur Sabilussalam 2017,
khususnya sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan
semangat dan dukungan satu sama lain Ifad Cahya Mutiani,
Bilqis Kamilah Fagham dan Lulu Muslihah.
Linda Aliffianita
NIM. 11170380000046
xiv
DAFTAR ISI
xv
E. Sinopsis Novel Habibie & Ainun ............................ 59
F. Alasan Penulisan Novel ........................................... 61
BAB IV. NILAI-NILAI TASAWUF DALAM NOVEL
HABIBIE & AINUN
A.Nilai Tasawuf dalam Novel Habibie & Ainun ............ 63
1. Sabar ...................................................................... 63
2. Syukur .................................................................... 73
3. Tawakal .................................................................. 100
4. Tawadhu ................................................................. 108
5. Mah̲abbah .............................................................. 111
B. Karakteristik Tasawuf dalam Novel Habibie &
Ainun .......................................................................... 122
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................ 129
B. Saran ........................................................................... 131
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 132
LAMPIRAN ............................................................................ 136
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Nurhasanah, Pengaruh Konsep Akal dalam Pengembangan Pendidikan
Islam, Jurnal Nalar, Vol.1 No.2, Desember 2017, 144.
1
2
2
Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat Studi Pemikiran dan Pengalaman
Sufi, Cet. Ke-1, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2013, 3.
3
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Ed. Rev, Cet. Ke-
14, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2019, 156.
4
Nesia Mu’asyara, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel Ayat-Ayat Cinta
Karya Habiburrahman El-Shirazy dan Relevansinya dalam Pengembangan
Akhlak Al-Karimah, Skripsi, Lampung : Fakultas Ushuluddin Universitas
Islam Negeri Raden Intan, 2017, 4-5.
3
5
Annisa Rizki Ananda, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel 99 Cahaya di
langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, Skripsi,
Palembang : Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam
Negeri Raden Fatah, 2017, 3.
6
Yusuf Muflikh Raharjo, Herman J. Waluyo dan Kundharu Saddhono,
Kajian Sosiologi Sastra dan Pendidikan Karakter dalam Novel Nun Pada
Sebuah Cermin Karya Afifah Afra Serta Relevansinya dengan Materi Ajar di
SMA, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol.6 No.1, April 2017, 16.
7
Husen Mulachela, Cerita Fiksi dan Nonfiksi : Pengertian, Beda, dan
Contohnya, diakses dari
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61b2f5e561ef3/cerita-fiksi-dan-nonfiksi-
pengertian-beda-dan-contohnya, pada 12 Februari pukul 20.40.
4
dua, yaitu : 1) Karya sastra sufi yaitu karya sastra yang ditulis
langsung oleh seorang sufi dan mengandung nilai tasawuf seperti
kitab Matsnawī karya Jalaluddin Rumi, dll, 2) Karya sastra non
sufi yaitu karya sastra yang bukan ditulis oleh seorang sufi,
namun mengandung nilai tasawuf seperti novel Ayat-Ayat Cinta
atau Api Tauhid karya Habiburrahman el-Zhirazy, novel Habibie
& Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie, dll. Apalagi manusia
juga diperintahkan oleh Allah Swt. untuk membaca, seperti
disebut dalam surat al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut :
ِ ۚ ِ ۚ ِ
ﻚ ﺑرو ْ
أ
َ َ َ َﱡﺮ ـﻗ
ْ ا (٢ ) ﻖ ٍ ﻠ ﻋ ﻦ ﻣ ن ﺎ ﺴ ﻧ
ََ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ِ
اﻻ ﻖ ﻠ ﺧ (١ ) َ َﻚ اﻟﱠ ِﺬ ْي َﺧﻠ
ﻖ َ ِّاﻗْـ َﺮأْ ِ ْﺳ ِﻢ َرﺑ
ۗ ِ ﱠ ۙ ِ ﱠِ ﱠ
َ ْ( َﻋﻠ َﻢ ْاﻻﻧ٤) ( اﻟﺬ ْي َﻋﻠ َﻢ ﻟْ َﻘﻠَ ِﻢ٣) ْاﻻَ ْﻛ َﺮُم
(٥) ﺴﺎ َن َﻣﺎ َﱂْ ﻳَـ ْﻌﻠَ ْﻢ
“(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah, (3) Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, (4) Yang
mengajar (manusia) dengan pena, (5) Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.”8
Ayat di atas memerintahkan manusia untuk membaca,
dalam arti membaca untuk kondisi masyarakat yang
membutuhkan perubahan ke arah yang lebih baik. Apalagi nilai-
nilai tasawuf harus tertuangkan dalam kehidupan manusia untuk
menyucikan diri dengan pembentukan moral, mental kehidupan
sosial yang berawal dari jauhnya manusia dengan Tuhannya
sehingga manusia cenderung mementingkan duniawi. Untuk itu,
8
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, Cet.
Ke-1, Bandung : Syaamil Quran, 2012, 597.
5
10
https://id.m.wikipedia.org/wiki/LGBT, diakses pada 18 Februari 2022
pukul 20.52.
11
Jody, Dunia Buku : Gerhana Kembar, diakses dari
http://sepetaklangitku.blogspot.com/2012/02/gerhana-kembar.html?m=1, pada
07 Februari 2022 pukul 21.16.
7
12
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, Cet. Ke-1, Jakarta :
THC Mandiri, 2010, 52-53.
13
Abdul Qadir Isa, H̲aqā’iq ‘an al-Tas̲ awwuf, Norwich - England :
Diwan Press, 1983, 326
8
14
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, , 241.
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
15
Al-Ghazali, Mukhtas̲ ar Ih̲yā’ ‘Ulūm al-Dīn, Jakarta : Dar al-Kutub al-
Islamiyah, 2004, 185.
10
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka
rumusan masalahnya yaitu :
a) Apa saja nilai-nilai tasawuf yang terkandung dalam
novel Habibie & Ainun karya Bacharuddin Jusuf
Habibie?
b) Bagaimana karakteristik tasawuf dalam novel Habibie &
Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie?
2. Manfaat Penelitian
a) Dengan mengkaji nilai-nilai tasawuf yang terkandung
dalam novel Habibie & Ainun, bisa menjadi bahan
motivasi kepada masyarakat dan penulis untuk dapat
11
E. Tinjauan Pustaka
Penulis telah merunut sejumlah hasil dari penelitian
sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya :
1. Annisa Rizki Ananda, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel 99
Cahaya di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan
Rangga Almahendra, Skripsi pada Jurusan Aqidah dan
Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembang, tahun 2017. Penelitian ini
menggunakan metode analisis isi dan menemukan bahwa
nilai-nilai tasawuf yang terkandung dalam novel tersebut
antara lain taubat, syukur, warā’, sabar, zuhud, shiddiq dan
Mah̲abbah. Dimana karakteristik tasawufnya menjurus
kepada tasawuf akhlaki.16
16
Annisa Rizki Ananda, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel 99 Cahaya di
langit Eropa.
12
17
Nesia Mu’asyara, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel Ayat-Ayat Cinta.
18
Yesy Kurniawati, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel Api Tauhid.
13
19
Nur Fitriani, Nilai-Nilai Etika Sufistik dalam Novel Di Bawah
Lindungan Ka’bah Karya Hamka, Skripsi, Lampung : Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2018.
20
Samkhun Naji, Kandungan Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Tasawuf
(Analisis Isi Novel Jack and Sufi Karya Muhammad Luqman Hakim), Skripsi,
Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, 2014.
14
21
Rengga Ari Prasetyo, Kisah Cinta dalam Novel “Habibie & Ainun”
(Analisis Strukturalisme Roman Jacobson Tentang Cinta Keluarga Sakinah),
Ponorogo : Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri , 2019.
15
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah kumpulan skema, prosedur dan
algoritma yang digunakan sebagai alat ukur untuk melaksanakan
suatu penelitian.22
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian
kepustakaan (library research), dimana di dalam
penelitiannya, penulis memanfaatkan sumber-sumber
perpustakaan untuk memperoleh data.23 Kemudian
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan
terhadap buku-buku yang memiliki keterkaitan dengan
masalah yang dipecahkan. Dalam pencarian data, penulis akan
mengumpulkan informasi dari kepustakaan yang berhubungan.
Sumber-sumber kepustakaan yang akan penulis gunakan
adalah sebagai berikut : buku, penelitian dan sumber-sumber
mendukung seperti media lainnya.24
Ada empat ciri utama penelitian kepustakaan : 1)
Langsung berhadapannya penulis dengan teks atau berupa data
angka, bukan pengetahuan langsung dari lapangan maupun
saksi mata berupa peristiwa, orang atau yang lainnya, 2) Sifat
dari pustaka adalah siap pakai (ready made) artinya penulis
tidak kemana-mana, hanya berhadapan langsung dengan
22
Kris H. Timotius, Pengantar Metodologi Penelitian Pendekatan
Manajemen Pengetahuan untuk Perkembangan Pengetahuan, Ed. 1,
Yogyakarta : Andi, 2017, 5.
23
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Cet. Ke-3, Jakarta :
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014, 1-2.
24
Annisa Rizki Ananda, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel 99 Cahaya di
langit Eropa, 12.
16
2. Sumber Data
a) Data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
novel Habibie & Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie.
b) Data Sekunder
Adapun sumber data sekunder yang digunakan
adalah buku-buku tasawuf seperti:
1. Mukhtas̲ ar Ih̲yā’ ‘Ulūm al-Dīn karya al-Ghazali
(Jakarta : Dar al-Kutub al-Islamiyah, 2004)
2. Al-Risālah al-Qusyairiyyah karya al-Qusyairi (Beirut
- Lebanon : Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2001)
3. Madārij al-Sālikīn Syarh̲ Manāzil al-Sā’irīn II karya
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (Beirut - Lebanon : Dar al-
Kutub al-Ilmiyah)
25
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, 4-5.
17
26
Annisa Rizki Ananda, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel 99 Cahaya di
langit Eropa, 13-14.
19
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab dan
sistematikanya dibagi sebagai berikut :
1. Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bab II landasan teoritis yang terdiri dari pengertian tasawuf,
tujuan tasawuf, maqāmat dan ah̲wāl serta karakteristik
tasawuf.
3. Bab III deskripsi umum novel Habibie & Ainun yang terdiri
dari biografi penulis, nilai religiulitas penulis, karya dan
penghargaan penulis, jenis novel, sinopsis dan alasan
penulisan novel.
4. Bab IV analisis nilai-nilai tasawuf yang terkandung dalam
novel Habibie & Ainun serta karakteristik tasawuf dalam
novel tersebut.
5. Bab V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
27
Annisa Rizki Ananda, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel 99 Cahaya di
langit Eropa, 14.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Tasawuf
20
21
3. Tasawuf berasal dari istilah ahl al-s̲ uffah (اﻟﺼﻔﺔ )أﻫﻞ, yaitu
orang-orang yang menetap di serambi masjid Nabi
Muhammad Saw. di Madinah atau disebut masjid Nabawi.
Orang-orang tersebut adalah yang ikut hijrah bersama Nabi
Muhammad Saw. dari Mekkah menuju Madinah. Mereka
adalah orang miskin yang mengabdikan dirinya untuk Allah
Swt.
1
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, Bandung : Pustaka Setia,
2008, 55-56.
2
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf , 11.
22
yaitu pakaian mereka yang terbuat dari wol kasar yang menjadi
bentuk kesederhanaan dan salah satu sifat utamanya para sufi. 3
3
Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat Studi Pemikiran dan Pengalaman
Sufi, Cet. Ke-1, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2013, 4-7.
4
Abdul Qadir Isa, H̲aqā’iq ‘an al-Tas̲ awwuf, Norwich - England : Diwan
Press, 1983, 13-14.
24
B. Tujuan Tasawuf
Tujuan tasawuf adalah tercapainya untuk berada dekat
dengan Allah Swt. atau yang disebut ma’rifatullāh, ma’rifatullāh
merupakan tersingkapnya dinding (h̲ijāb) yang menjadi
penghalang atau pembatas dengan Allah Swt. sehingga bisa dekat
5
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 15-16.
25
6
Annisa Rizki Ananda, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel 99 Cahaya di
Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, Skripsi,
Palembang : Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam
Negeri Raden Fatah, 2017, 18-19.
7
Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat Studi Pemikiran dan Pengalaman
Sufi, 17-19.
8
Annisa Rizki Ananda, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel 99 Cahaya di
Langit Eropa, 19.
26
1. Maqāmat
9
Abu Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazani, Madkhal ilā al-Tas̲ awwuf al-
Islāmī, terj. Subkhan Anshori, Tasawuf Islam : Telaah Historis dan
Perkembangannya, Cet. Ke-1, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2008, 40.
10
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 77.
11
Abu Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazani, Madkhal ilā al-Tas̲ awwuf al-
Islāmī, 40.
12
Fahrudin, Tasawuf Sebagai Upaya Membersihkan Hati Guna
Mencapai Kedekatan dengan Allah, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.14
No.1, 2016, 70-71.
27
a) Taubat
13
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Ed. Rev, Cet. Ke-
14, Jakarta : Rajawali Pers, 2019, 167.
14
Al-Qusyairi, Al-Risālah al-Qusyairiyyah, Beirut - Lebanon : Dar al-
Kotob al-Ilmiyah, 2001.
15
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, 168-171.
28
b) Zuhud
ﺐ ِ
ﳛ ﻻ Iٰ او ۗ ْﺳﻮا ﻋ ٰﻠﻰ ﻣﺎ ﻓﺎ ﺗﻜﻢ وﻻ ﺗـﻔﺮﺣﻮا ِﲟ ۤﺎ ٰا ٰﺗﯩﻜﻢV ﻟِـﻜﻴﻼ
◌
ّ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ ُ ْ َ ُّ َ ُ ﱡ
(٢٣) ُﻛ ﱠﻞ ُﳐْﺘَﺎ ٍل ﻓَ ُﺨ ْﻮر
“Supaya hatimu tidak sedih terhadap sesuatu yang
hilang darimu dan juga tidak terlalu senang terhadap
sesuatu yang diberikan oleh Allah Swt. dan Allah Swt. tidak
senang terhadap orang-orang yang bangga terhadap
dirinya serta sombong.” (Q.S al-Hadīd : 23)19
c) Tawakal
16
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, Cet.
Ke-1, Bandung : Syaamil Quran, 2012, 114.
17
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : Mahmud Yunus wa
Dzurriyyah, 2010, 97.160.
18
Sri Mulyati, Mengenal & Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di
Indonesia, Ed. Ke-1, Cet. Ke-4, Jakarta : Kencana, 2011, 39.
19
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 540.
29
20
Sri Mulyati, Mengenal & Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di
Indonesia, 39-40.
21
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 195.
22
https://kbbi.web.id/syukur, diakses pada 21 Oktober 2021 pukul 21.26.
23
Abdul Qadir Isa, H̲aqā’iq ‘an al-Tas̲ awwuf, 381.
30
ۤ
(١٥٢) ﻓَﺎ ذْ ُﻛ ُﺮْوِﱐْ اَذْ ُﻛ ْﺮُﻛ ْﻢ َوا ْﺷ ُﮑ ُﺮْوا ِ ْﱄ َوَﻻ ﺗَ ْﻜ ُﻔ ُﺮْو ِن
“Maka ingatlah kepada-Ku, aku juga akan ingat
kepadamu. Bersyukurlah terhadap-Ku dan jangan
mengingkari-Ku.” (Q.S al-Baqarah : 152)24
e) Sabar
f) Mah̲abbah
24
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 23.
25
https://kbbi.web.id/sabar, diakses pada 21 Oktober 2021 pukul 21.12
26
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, 173-174.
27
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 27.
28
Mahmud Yunus , Kamus Arab Indonesia, 97.
31
2. Ah̲wāl
29
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Cet. Ke-12,
Jakarta : Bulan Bintang, 2014, 55.
30
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 54.
32
a) Murāqabah
ۤ
ّٰ َ ﻳَـ ْﻌﻠَ ُﻢ ِﺳ ﱠﺮُﻫ ْﻢ َوَْﳒ ٰﻮ ُﯨﻬ ْﻢ َواَ ﱠنIا
ِ َ َﻋ ﱠﻼ ُم اﻟْﻐُﻴُـ ْﻮIا
(٧٨) ب ّٰ اََﱂْ ﻳَـ ْﻌﻠَ ُﻤ ْﻮا اَ ﱠن
“Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah Swt.
mengetahui mereka baik rahasia maupun bisikannya dan
31
Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat Studi Pemikiran dan Pengalaman
Sufi, 58-59.
32
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, 49.
33
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 83-84.
34
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, 147.
35
Fahrudin, Tasawuf Sebagai Upaya Membersihkan Hati Guna
Mencapai Kedekatan dengan Allah, 76.
33
36
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 199.
37
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, 124.
38
Al-Qusyairi, al-Risālah al-Qusyairiyyah, 162.
39
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, 141.
40
Al-Qusyairi, al-Risālah al-Qusyairiyyah, 168.
41
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 416.
34
c) Syauq
ۗ ٍ ٰﻻIا
ﺴ ِﻤ ْﻴ ُﻊ
ت ◌ َو ُﻫ َﻮ اﻟ ﱠ َ ِّٰ ﻓَِﺎ ﱠن اَ َﺟ َﻞIا
ِّٰ ﻣﻦ َﻛﺎ َن ﻳـﺮﺟﻮا ﻟَِﻘﺎٓء
َ ْ ُ َْ َْ
(٥) اﻟ َْﻌ ِﻠ ْﻴ ُﻢ
“Barang siapa berharap berjumpa dengan Allah
Swt., maka sungguh waktu (yang telah dijanjikan) Allah
Swt. tersebut pastilah tiba dan Allah Swt. Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S al-Ankabūt : 5)44
d) Musyāhadah
D. Karakteristik Tasawuf
Tasawuf memiliki karakteristik, antara lain sebagai
berikut :
1. Tasawuf Akhlaki
45
Fahrudin, Tasawuf Sebagai Upaya Membersihkan Hati Guna
Mencapai Kedekatan dengan Allah, 81.
46
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 520.
36
a) Takhalli
47
Annisa Rizki Ananda, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel 99 Cahaya di
langit Eropa, 28-29.
48
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 120-122.
37
ﺣﺴﻨﻮا اﺧﻼﻗﻜﻢ
“Perbaikilah akhlak kalian” (HR. Abu Dawud,
Tirmidzi, Nasa’i, Ahmad dan Ibnu Majah)
b) Tahalli
49
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 113-114.
50
Al-Ghazali, Mukhtas̲ ar Ih̲yā’ ‘Ulūm al-Dīn, Jakarta : Dar al-Kutub al-
Islamiyah, 2004, 125.
38
c) Tajalli
a) Syariat
51
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 115-120
52
https://kbbi.web.id/syariat, diakses pada 2 Desember 2021 pukul 14.05.
53
Al-Qusyairi, al-Risālah al-Qusyairiyyah, 118.
40
b) Tarekat
c) Hakikat
54
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, 233.
55
Abdul Qadir Isa, H̲aqā’iq ‘an al-Tas̲ awwuf, 475.
56
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, 108.
41
d) Makrifat
57
Abdul Qadir Isa, H̲aqā’iq ‘an al-Tas̲ awwuf, 478.
58
Abdul Qadir Isa, H̲aqā’iq ‘an al-Tas̲ awwuf, 474-475.
59
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, 264.
42
3. Tasawuf Falsafi
60
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, 60-61
61
Abu Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazani, Madkhal ilā al-Tas̲ awwuf al-
Islāmī, 233-234.
43
b) Ittih̲ād
c) H̲ulūl
d) Wah̲dat al-Wujūd
63
Abu Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazani, Madkhal ilā al-Tas̲ awwuf al-
Islāmī, 248-251.
BAB III
DESKRIPSI UMUM NOVEL HABIBIE & AINUN
A. Biografi Penulis
1
A. Makmur Makka, Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie dari Ilmuwan
sampai “Minandito”, Jakarta : THC Mandiri, 2012, 1-2.
2
A. Makmur Makka, Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie dari Ilmuwan
sampai “Minandito”, 10-13.
46
47
3
A. Makmur Makka, Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie dari Ilmuwan
sampai “Minandito”, 16-27.
4
https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/biography/?.box=detail&
presiden_id=4&presiden=habibie, diakses pada 3 Desember 2021 pukul 00.10.
5
Gina S. Noer, Rudy : Kisah Masa Muda Sang Visioner, Cet. Ke-1,
Yogyakarta : Bentang, 2015, 232.
48
6
Gina S. Noer, Rudy : Kisah Masa Muda Sang Visioner, 216-220.
49
7
Muhammad hasan Ansori, wawancara, 02 Februari 2021.
8
Bacharuddin Jusuf Habibie, Detik-Detik yang Menentukan : Jalan
Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, Jakarta : THC Mandiri, 2006, 546-549.
9
https://id.m.wikipedia.org/wiki/B._J._Habibie, diakses pada tanggal 13
Juli 2021 pukul 13.23.
50
10
A. Makmur Makka, Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie dari Ilmuwan
sampai “Minandito”, 4-9.
51
11
Muhammad hasan Ansori, wawancara, 02 Februari 2021.
12
Imam Kodri, Jimat, Aji Kawijayan, dan Guru Spiritual Jokowidodo,
dan Presiden yang lain, diakses dari
https://www.kompasiana.com/imamkodrimirkasan/jimat-aji-kawijayan-dan-
guru-spiritual-jokowidodo-dan-presiden-yang-
lain_54f94c08a333110a068b4b20, pada 18 Februari 2022 pukul 21.17
52
13
Muhammad hasan Ansori, wawancara, 02 Februari 2021.
14
Solichin Salam, B.J. Habibie : Mutiara Dari Timur, Cet. Ke-2, Jakarta
: Intermasa.
53
2. Fokker F 28
6. CN-235
2. Penghargaan
15
https://id.m.wikipedia.org/wiki/B._J._Habibie, diakses pada tanggal 13
Juli 2021 pukul 13.23.
16
Bacharuddin Jusuf Habibie, Detik-Detik yang Menentukan, 549.
55
Novel Habibie & Ainun terdiri dari tiga puluh tujuh bab
dan 322 halaman. Diterbitkan di Jakarta pada 30 November 2010.
17
https://id.m.wikipedia.org/wiki/B._J._Habibie, diakses pada tanggal 12
Juli 2021 pukul 21.38.
18
Rengga Ari Prasetyo, Kisah Cinta dalam Novel “Habibie & Ainun”
(Analisis Strukturalisme Roman Jacobson Tentang Cinta Keluarga Sakinah),
Ponorogo : Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri , 2019, 59-61.
19
Suminto A. Sayuti, Wiyatmi dan Dwi Budiyanto, Membaca Nilai
Kemanusiaan dalam Novel Autobiografi, Jurnal, Vol.27 No.1, Maret 2019, 65.
60
21
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, Cet. Ke-1, Jakarta :
THC Mandiri, 2010.
62
22
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, IX-XI.
BAB IV
NILAI-NILAI TASAWUF DALAM NOVEL
HABIBIE & AINUN
1. Sabar
1
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Ed. Rev, Cet. Ke-
14, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2019, 156.
2
https://kbbi.web.id/sabar , diakses pada 21 Oktober 2021 pukul 21.12
63
64
3
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, 172.
4
Abdul Qadir Isa, H̲aqā’iq ‘an al-Tas̲ awwuf, Norwich - England : Diwan
Press, 1983, 326
5
Al-Ghazali, Mukhtas̲ ar Ih̲yā’ ‘Ulūm al-Dīn, Jakarta : Dar al-Kutub al-
Islamiyah, 2004, 184-185.
6
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, Cet.
Ke-1, Bandung : Syaamil Quran, 2012, 27.
65
7
Abdul Qadir Isa, H̲aqā’iq ‘an al-Tas̲ awwuf, 326.
8
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, Cet. Ke-1, Jakarta : THC
Mandiri, 2010, 35.
9
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 47.
66
10
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 52.
67
11
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 54.
12
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 120.
13
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 206.
68
14
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 213.
15
Al-Ghazali, Mukhtas̲ ar Ih̲yā’ ‘Ulūm al-Dīn, 184.
69
16
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 6.
70
17
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 116-118.
72
18
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 143
19
Al-Ghazali, Mukhtas̲ ar Ih̲yā’ ‘Ulūm al-Dīn, Jakarta : Dar al-Kutub al-
Islamiyah, 2004, 184-185.
73
2. Syukur
20
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 319.
21
https://kbbi.web.id/syukur, diakses pada 21 Oktober 2021 pukul 21.26
74
ۤ
(١٥٢) ﻓَﺎ ذْ ُﻛ ُﺮْوِﱐْ اَذْ ُﻛ ْﺮُﻛ ْﻢ َوا ْﺷ ُﮑ ُﺮْوا ِ ْﱄ َوَﻻ ﺗَ ْﻜ ُﻔ ُﺮْو ِن
“Maka ingatlah kepada-Ku, aku juga akan ingat
kepadamu. Bersyukurlah terhadap-Ku dan jangan
24
mengingkari-Ku.” (Q.S al-Baqarah : 152)
Dalam novel Habibie & Ainun terdapat beberapa
penggalan kalimat yang menunjukkan nilai syukur berupa
jenis syukur lisan, dimana sesuai dengan pendapat yang
diutarakan oleh Imam al-Ghazali yaitu syukur lisan berupa
mengucapkan rasa syukur terhadap Allah Swt., dengan kalimat
tahmid atau kata-kata yang memperlihatkan rasa syukur,25
diantaranya sebagai berikut :
22
Abdul Qadir Isa, H̲aqā’iq ‘an al-Tas̲ awwuf, 381.
23
Al-Ghazali, Mukhtas̲ ar Ih̲yā’ ‘Ulūm al-Dīn, 185.
24
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 23.
25
Al-Ghazali, Mukhtas̲ ar Ih̲yā’ ‘Ulūm al-Dīn, 185.
75
26
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 20.
27
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 34.
76
28
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 28.
29
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 57.
77
30
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 153.
31
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 55.
78
32
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 44
33
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 47-48.
79
35
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 69.
36
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 122.
81
37
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 148-149.
38
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 156.
39
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 158-159.
82
40
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 94.
84
41
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 135.
42
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 134-135.
85
43
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 141.
44
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 165-166 .
86
45
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 190.
87
48
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 211-212 .
49
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 284.
89
50
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 215.
51
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 254.
90
52
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 257
53
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 259.
91
54
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, , 241.
92
55
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 277.
93
56
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 255.
94
57
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 286.
58
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 291
59
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun , 299
95
60
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 302.
61
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 307-308.
96
62
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 290.
97
63
Ahmad Ibn Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, Beirut :
Muassasah al-Risalah, 1995, 390.
98
64
Al-Ghazali, Mukhtas̲ ar Ih̲yā’ ‘Ulūm al-Dīn, 185.
65
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 165.
99
“Suamiku tercinta,
Selamat HUT yang ke-60. Kami semua bersyukur atas
anugerah yang diberikan Allah SWT, sehingga dapat
memanfaatkan waktu yang diberikan dengan
beribadah selalu. Semoga Allah SWT, selalu
petunjuk dan ridhonya bagi suamiku tercinta.
Love
Mama dan Anak Cucu”66
66
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 204.
100
3. Tawakal
67
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 263.
68
Sri Mulyati, Mengenal & Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di
Indonesia, Ed. Ke-1, Cet. Ke-4, Jakarta : Kencana, 2011, 40.
69
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Madārij al-Sālikīn Syarh̲ Manāzil al-
Sā’irīn II, Beirut - Lebanon : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 120.
101
70
Al-Qusyairi, Al-Risālah al-Qusyairiyyah, Beirut - Lebanon : Dar al-
Kotob al-Ilmiyah, 2001, 203-204.
71
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 195.
72
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Madārij al-Sālikīn Syarh̲ Manāzil al-
Sā’irīn II, 120.
102
73
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 211.
103
74
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 218-219.
75
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 238.
76
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 273.
104
77
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 276.
78
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 282.
79
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 293.
105
80
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 295.
81
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 27.
106
82
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 167.
107
83
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 182.
108
4. Tawadhu
ض َﻫ ْﻮً„ ﱠواِ َذا َﺧﺎ ﻃَﺒَـ ُﻬ ُﻢ ا ْﳉٰ ِﻬﻠُ ْﻮ َن ٰ ْ َو ِﻋﺒَﺎ ُد اﻟ ﱠﺮ
ُ َْﲪ ِﻦ اﻟﱠ ِﺬﻳْ َﻦ ﳝ
ِ ﺸ ْﻮ َن َﻋﻠَﻰ ْاﻻَ ْر
(٦٣) ﻗَﺎ ﻟُْﻮا َﺳ ٰﻠ ًﻤﺎ
“Dan hamba-hamba Allah Swt. Yang Maha Pengasih
tersebut yaitu orang-orang yang dengan rendah hati saat
berjalan di muka bumi dan jika berbicara kepada mereka
orang-orang yang bodoh (menghina mereka), merekapun
memberi “salām”.” (Q.S al-Furqān : 63)86
Dalam penggalan novel Habibie & Ainun juga terdapat
nilai tawadhu yang sesuai seperti pendapat tawadhu menurut
Abu Yazid al-Bustami yaitu tidak memperlihatkan kedudukan
84
Rozak Purnama, Indikator Tawadhu dalam Keseharian, Jurnal
Madaniyah, Vol.1 Ed. XII, Januari 2017, 176.
85
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Madārij al-Sālikīn Syarh̲ Manāzil al-
Sā’irīn II, 342.
86
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 365.
109
87
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Madārij al-Sālikīn Syarh̲ Manāzil al-
Sā’irīn II, 342.
110
88
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 113-114.
89
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 249.
111
5. Mah̲abbah
90
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : Mahmud Yunus wa
Dzurriyyah, 2010. 97.
91
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Cet. Ke-12,
Jakarta : Bulan Bintang, 2014, 55.
92
Al-Qusyairi, Al-Risālah al-Qusyairiyyah, 352.
112
93
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, 54.
94
Abdus Shamad Al-Palimbani, Hidāyah al-Sālikīn, Pattani - Thailand :
Mathba’ah bin Halabi, 97.
113
95
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 140-141.
114
102
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 260.
103
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 262.
118
104
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 129.
119
105
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 177-178.
120
106
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 184.
107
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 252.
108
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 274.
121
109
Abdus Shamad Al-Palimbani, Hidāyah al-Sālikīn, 96.
122
110
Annisa Rizki Ananda, Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel 99 Cahaya di
Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, Skripsi,
Palembang : Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam
Negeri Raden Fatah, 2017, 28.
123
112
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 141.
113
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 158-159.
125
114
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah,
538
115
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 120.
126
116
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 121.
117
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 177-178.
127
118
Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun, 184.
128
A. Kesimpulan
129
130
B. Saran
BUKU/KITAB
132
133
KARYA ILMIAH
WAWANCARA
Ansori, Muhammad Hasan, Wawancara, 02 Februari 2022.
WEB
https://id.m.wikipedia.org/wiki/B._J._Habibie
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Habibie_%26_Ainun_(buku)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pluralisme
https://kbbi.web.id/sabar
https://kbbi.web.id/syukur
https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/biography/?.box=
detail&presiden_id=4&presiden =habibie
LAMPIRAN
A. Hasil Wawancara
3. Menurut bapak Pak Habibie orang yang seperti apa dari segi
religiulitas beliau?
Jawab : Tren di Indonesia yaitu berupa IPTEK dan IMTAQ
merupakan ciptaan Pak Habibie, jadi harus ada
keseimbangan antara keduanya. Aspek religiultas beliau itu
sangat kuat, makanya ia banyak mendirikan organisasi atau
forum yang ada moralitas atau agamanya seperti ICMI
(Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia). Beliau itu orang
yang saintis, rasionalis dan religius. Visi beliau itu harus ada
kombinasi antara IPTEK dan IMTAQ.
136
137
B. Dokumentasi