Anda di halaman 1dari 15

Makalah Bahasa Indonesia

PARAGRAF
Dosen Pengampu: Juliani,S.Pd,M.Pd

Disusun
Oleh kelompok 7:
Rauzaton Maisura ( 230210010 )
Siti Aminah ( 230207013 )
Anita Santi ( 230210007 )
Ulil Amshar ( 230212108 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kuliah kami yg bejudul “ PARAGRAF “

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan yg
tulus memberikan doa,saran dan kritik.Sehingga makalah ini dapat terselesaikan.kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pemahaman dan pengetahuan yg kami miliki.Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran yg membangun dari berbagai pihak. Dan kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Banda Aceh, 24 Februari 2024

Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELEKANG


Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi sekaligus bahasa nasional di Indonesia.
Bahasa Indonesia telah sejak lama digunakan sebagai bahasa nusantara di wilayah
kepulauan Indonesia yang rata-rata memiliki kemajemukan linguistika. Dengan jumlah
penutur bahasa yang lumayan besar ditambah dengan populasi diaspora yang tinggal di
luar negeri, bahasa Indonesia masuk sebagai salah satu bahasa yang paling banyak
digunakan atau dituturkan di seluruh dunia. Kosakata bahasa Indonesia juga dipengaruhi
oleh beberapa bahasa lokal di wilayah kepulauan Indonesia (misalnya:
bahasa Jawa, Minangkabau, Bugis, Makasar, dan lain sebagainya), serta dari bahasa asing
yang disebabkan oleh kontak sejarah dan keterikatan sejarah dengan bahasa lain dari
wilayah lainnya. Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah
Pemuda pada 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila
nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa
Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan kepulauan
maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada tahun 1953, setidaknya terdapat 23
ribu jumlah kosakata dalam kamus bahasa Indonesia yang sebagian besar diambil dari
bahasa Melayu. Hingga sekarang jumlah kosakata dalam kamus bahasa Indonesia terus
bertambah.
Bahasa Indonesia tidak dapat terpisahkan dari manusia dan mengikuti dalam
berbagai kegiatan. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia
untuk saling berkomunikasi, baik lewat tulisan, lisan, maupun gerakan dengan tujuan
untuk menyampaikan pesan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa,
manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tata krama, maupun membaur diri
dengan masyarakat.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Paragraf

2. Unsur-unsur paragraf

3. Jenis-jenis paragraf

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian paragraf

2. Untuk mengetahui Unsur-unsur paragraf

3. Untuk mengetahui Jenis-jenis paragraf


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf merupakan satuan pembagian teks yang terdiri dari satu atau lebih kalimat
yang terkait satu tema. Paragraf dapat digunakan untuk memisahkan beberapa tema yang
berbeda dalam suatu teks, memisahkan beberapa kalimat yang terkait satu tema, atau
menggabungkan beberapa paragraf yang terkait satu tema. Paragraf dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, seperti paragraf awal, paragraf tengah, dan paragraf akhir. Dalam
paragraf, kalimat dapat dibagi menjadi beberapa elemen, seperti kata kunci, kalimat inti,
dan perluasan kalimat. Paragraf juga dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti paragraf
awal, paragraf tengah, dan paragraf akhir. Pada hakikatnya bahasa merupakan alat
komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia.
Penyampaian pikiran, perasaan, dan pengalaman tersebut ada yang dilakukan melalui
bahasa lisan dan ada juga yang dilakukan melalui bahasa tulis. Dalam penyampaiannya,
baik bahasa lisan maupun bahasa tulis, diperlukan kompetensi tentang paragraf sehingga
apa yang disampaikan dapat dimengerti atau dipahami dengan mudah oleh penerima
informasi. Tidak ada sebuah definisi yang baku mengenai pengertian paragraf karena
masing-masing para ahli bahasa memberikan definisi yang berbeda-beda. Meskipun
demikian, redaksi definisi yang berbeda-beda tersebut tidak akan mengurangi
pemahaman kita mengenai pengertian paragraf sebab konsep yang mereka sampaikan
pada prinsipnya sama. Ada beberapa pengertian paragraf menurut para ahli, sebagai
berikut:

A. Gorys Keraf

Menurut Keraf, paragraf atau alinea adalah suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi
atau lebih luas daripada kalimat; merupakan kumpulan kalimat yang bertalian satu
sama lain secara kohesif untuk menjelaskan suatu gagasan.

B. Djago Tarigan

Djago Tarigan mengatakan, bahwa paragraf berisi sesuatu, dan penulisan paragraf
selalu dimajukan ke depan atau indentation, merupakan wadah terkecil yang
menampung sebagian dari pengertian yang kongkret. Dengan merujuk kepada ahli
bahasa yang lain, dia menambahkan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang
berkaitan erat satu sama lain yang disusun menurut aturan tertentu sehingga makna
yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas1.

C. M. Ramlan

Ramlan memberikan pengertian paragraf sebagai berikut, dalam bahasa tulis paragraf
merupakan bagian dari satu karangan, dan dalam bahasa lisan paragraf merupakan
bagian dari satu tuturan. Dari segi bentuk pada umumnya paragraf terbentuk dari
sejumlah atau kumpulan kalimat. Kumpulan kalimat tersebut saling berkaitan satu
sama lain secara padu sehingga membentuk satu kesatuan. Dari segi makna paragraf
merupakan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendaliannya.

D. Soedjito dan Mansur Hasan

Soedjito dan Hasan mengemukakan bahwa paragraf adalah bagian-bagian karangan


yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu, merupakan
satu kesatuan pikiran.

E. Jos Daniel Parera

Parera mengemukakan bahwa, paragraf adalah suatu kalimat dalam karangan yang
merupakan satu kesatuan terkecil, yaitu setingkat labih tinggi di atas kalimat. Satu
paragraf terdiri atas beberapa kalimat yang saling berhubungan, baik secara tata
bahasa maupun secara logis berpikir atau bernalar.

F. Sabarti Akhadiah, G. Arsad, dan Sakura H. Ridwan

Akhadiah dkk mengemukakan bahwa, paragraf adalah inti penuangan buah pikiran
dalam sebuah karangan yang terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh
beberapa kalimat, mulai dari kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas,
sampai dengan kalimat penegas2.

1
Azwardi, Menulis Ilmiah ( Edisi Revisi ), Banda Aceh, Bina Karya Akademika, 2018,Hal 132
2
Azwardi, Menulis Ilmiah ( Edisi Revisi ), Banda Aceh, Bina Karya Akademika, 2018,Hal 133-
134.
2.3 UNSUR-UNSUR PARAGRAF
Paragraf merupakan rangkaian kalimat atau seperangkat kalimat yang bertalian
secara padu, merupakan satu kesatuan ekspresi yang digunakan oleh pengarang atau
penulis sebagai alat untuk menyampaikan buah pikiran, perasaan, dan pengalaman
kepada pembaca. Untuk memudahkan pembaca dalam menerima dan menyerap informasi
yang disampaikan oleh pengarang atau penulis, paragraf harus disusun secara baik, benar,
logis, dan sistematis. Adapun alat bantu yang diperlukan untuk membangun sebuah
paragraf yang baik, benar, logis, dan sistematis adalah ungkapan transisi, kalimat topik,
kalimat penjelas atau kalimat pengembang, dan kalimat penegas 3.

1. Kata penghubung ( Ungkapan Transition )


Ungkapan transisi adalah kata, frasa, klausa, atau kalimat yang digunakan sebagai
alat kohesi. Ungakapan transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran
antara satu kalimat dan kalimat lainnya. Ungkapan transisi tidak selalu harus ada
dalam suatu paragraf. Kehadirannya bergantung kepada pertimbangan penulis
atau pengarang. Bila penulis merasa perlu menghadirkan ungkapan transisi demi
kejelasan informasi yang disampaikan, ungkapan transisi digunakan. Ungkapan
transisi yang berupa kata dan frasa relatif banyak. Secara umum transisi ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
(1) penanda hubungan lanjutan, seperti dan, serta, lagi, dan lagipula;
(2) penanda hubungan urutan waktu, seperti dahulu, kini, sekarang,
dan kemudian;
transisi yang berupa klausa atau kalimat mempunyai fungsi ganda, yakni sebagai
ungkapan transisi dan juga sebagai pengantar topik utama yang akan dibicarakan.
Klausa atau kalimat itu disebut juga kalimat penuntun.
2. Kalimat Topik
Kalimat topik adalah kalimat dalam sebuah paragraf yang di dalamnya
terkandung ide pokok. Dalam bahasa Indonesia istilah tersebut sering disebut
pikiran utama, agasan utama, gagasan pokok, dan pokok pikiran. Dalam suatu
paragraf posisi kalimat topik atau kalimat utama bervariasi; ada letaknya di awal,
ada letaknya di akhir, dan ada juga yang letaknya dalam keseluruhan paragraf.

3
Azwardi, Menulis Ilmiah ( Edisi Revisi ), Banda Aceh, Bina Karya Akademika, 2018,Hal 137.
3. Kalimat Pengembang
Kalimat pengembang adalah semua kalimat selain kalimat topik atau kalimat
utama. Fungsinya adalah menerangkan kalimat topik atau kalimat utama sejelas-
jelasnya. Oleh karena itu, kalimat pengembang disebut juga kalimat penjelas.
Sebagian besar kalimat yang terdapat dalam suatu paragraf ialah kalimat
pengembang. Misalnya, bila dalam suatu paragraf terdapat dua belas kalimat,
sebelas atau sepuluh di antaranya merupakan kalimat pengembang.
4. Kalimat Penegas
Kalimat penegas adalah kalimat yang ada dalam sebuah paragraf yang berfungsi
sebagai pengulangan atau penegasan kembali kalimat topik atau kalimat utama
dan sebagai daya tarik pembaca atau sebagai selingan menghilangkan kejenuhan.
Untuk itu, kalimat penegas ini hendaknya dirangkai dalam bentuk variasi yang
menarik. Pada dasarnya kalimat penegas adalah kalimat topik atau kalimat utama
yang diulang kembali dengan redaksi yang berbeda. Jadi, keberadaannya dalam
suatu paragraf tidak mutlak, boleh ada boleh tidak. Hal tersebut diadakan bila
penulis atau pengarang memerlukannya demi kejelasan informasi yang
disampaikan dan tidak diadakan jika kehadirannya tidak diperlukan atau
informasi
yang disampaikan sudah cukup jelas tanpa hadirnya kalimat penjelas 4.

4
Ismail Kusmayadi, Think Smart Bahasa Indonesia, Penerbit Grafindo Media Pratama, Cetakan 1,
Bandung, 2007, Hal 15.
2.3 JENIS-JENIS PARAGRAF
I. Berdasarkan Pola Pernalaran

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menuangkan gagasan dalam sebuah
karangan ilmiah atau tulisan lain. Namun, setidaknya ada kriteria cara penuangan gagasan
itu. Dalam setiap karangan ilmiah, seluruh gagasan itu dikemas dalam bentuk paragraf-
paragraf. Dalam setiap paragraf harus dipastikan ada gagasan pokok atau gagasan
utamanya, sedangkan gagasan lain yang ada di dalam paragraf itu merupakan penjelas.
Berdasarkan pola pernalaran itu, pengelompokan paragraf didasarkan pada penempatan
gagasan utama. Berdasarkan letak gagasan utama itu, paragraf dapat dibedakan atas
paragraf deduktif, induktif, deduktif-induktif, ineratif, dan menyebar.

 Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya terletak
di awal paragraf dan diikuti oleh kalimat- kalimat pengembang untuk mendukung
gagasan utama. Ide pokok atau gagasan utama berupa pernyataan umum yang dikemas
dalam kalimat topik. Kalimat topik itu kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat
pengembang yang berfungsi memperjelas informasi yang ada dalam kalimat topiknya.

 Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian akhir.
Secara garis besar, paragraf induktif mempunyai ciri-ciri, yaitu:

a) diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang berfungsi sebagai penjelas


dan merupakan pendukung gagasa utama, dan

b) kemudian menarik simpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus

 Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)

Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada


bagian awal dan akhir paragraf. Meskipun ada dua kali pemunculan kalimat topik, hal itu
bukan berarti gagasan utamanya ada dua. Adanya dua kalimat topik itu hanya merupakan
bentuk pengulangan gagasan utama untuk mempertegas informasi.
 Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah


paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar
kemudian diikuti gagasan utama dan ditambahkan lagi kalimat-kalimat penjelas untuk
menguatkan atau mempertegas informasi.

 Ide Pokok Menyebar

Paragraf dengan pola semacam itu tidak memiliki kalimat topik atau kalimat
utama. Ide pokok atau gagasan utama tersirat pada seluruh kalimat dalam paragraf. 5

2. Berdasarkan Gaya Pengungkapan

Suatu gagasan dapat diungkapkan dengan berbagai gaya bergantung pada tujuan
komunikasinya. Tujuan komunikasi yang berbeda pasti akan disampaikan dengan gaya
pengungkapan yang berbeda pula. Misalnya, jika komunikasi tersebut bertujuan untuk
memberikan informasi secara objektif tanpa bermaksud memengaruhi atau mengajak,
gagasan itu dapat disampaikan dengan corak eksposisi. Suatu gagasan yang disampaikan
dengan maksud untuk meyakinkan orang lain tidak mungkin diungkapkan dengan corak
deskripsi. Penulis tentu akan memilih gaya pengungkapan yang paling sesuai, yaitu
argumentasi. Adapun perincian tiaptiap gaya itu adalah sebagai berikut:

 Paragraf Narasi

Narasi atau kisahan merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan menceritakan


atau mengisahkan rangkaian kejadian atau peristiwa—baik peristiwa kenyataan maupun
peristiwa rekaan atau pengalaman hidup berdasarkan perkembangannya dari waktu ke
waktu sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu. Paragraf
narasi dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang sesuatu yang
diketahui atau dialami penulis supaya pembaca terkesan. Narasi sugestif berusaha untuk
memberikan suatu maksud tertentu dan menyampaikan suatu amanat secara terselubung
kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.

5
Suladi, Paragraf:Buku seri penyuluhan bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Jakarta Timur, 2019,Hal 63-69.
 Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi berisi gambaran mengenai suatu objek atau suatu keadaan
sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra. Paragraf ini bertujuan untuk memberikan
kesan/ impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan
semacamnya yang ingin disampaikan penulis. Melalui pengesanan ini pembaca seolah-
olah berada di suatu tempat dan dapat melihat, mendengar, meraba, mencium, atau
merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut.

 Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan menginformasikan sesuatu


sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi.
Sumber untuk penulisan paragraf ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian,
atau pengalaman. Paragraf eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-bagian yang disebut
pembukaan, pengembangan, dan penutup. Hal itu sangat bergantung pada sifat tulisan
dan tujuan yang hendak dicapai. Adapun ciri-ciri paragraf eksposisi, antara lain, adalah
sebagai berikut:

(a) paragraf ini berusaha menjelaskan sesuatu

(b) gaya tulisan bersifat informatif,

(c) fakta dipakai sebagai alat kontribusi, dan

(d) fakta dipakai sebagai alat untuk mengongkretkan informasi

 Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan. Paragraf persuasi bertujuan
membujuk pembaca agar pembaca mau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan
penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu menyampaikan bukti
dengan data dan fakta pendukung.

 Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi atau paragraf bahasan adalah suatu corak paragraf yang
bertujuan membuktikan pendapat penulis agar pembaca menerima pendapatnya. Dalam
paragraf ini penulis menyampaikan pendapat yang disertai penjelasan dan alasan yang
kuat dan meyakinkan dengan maksud agar pembaca bisa terpengaruh.
3. Berdasarkan Urutan

Pada umumnya suatu karangan terdiri atas tiga bagian, yaitu: paragraf pembuka,
paragraf isi, dan paragraf penutup. Ketiga jenis paragraf itu merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari struktur karangan. Paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup
terjalin sangat erat satu sama lain dan terpadu.

 Paragraf Pembuka

Paragraf ini merupakan pembuka untuk sampai pada permasalahan yang


dibicarakan. Dengan kata lain, paragraf pembuka itu mengantarkan pembaca pada
pembicaraan. Berkaitan dengan itu, paragraf ini berfungsi untuk memberi tahu latar
belakang, masalah tujuan, dan anggapan dasar.

 Paragraf Isi

Paragraf isi merupakan inti dari sebuah karangan yang terletak di antara paragraf
pembuka dan paragraf penutup. Di dalam paragraf isi inilah inti pokok pikiran penulis
dikemukakan. Jumlah paragraf isi sangat bergantung pada luas sempitnya cakupan
informasi yang ingin disampaikan. Yang terpenting adalah ketuntasan pembahasan pokok
pikiran yang dikemukakan.

 Paragraf Penutup

Paragraf penutup merupakan simpulan dari pokok-pokok pikiran dalam paragraf


isi. Tujuan penyajian paragraf penutup ini adalah agar apa yang tertuang dalam paragraf-
paragraf sebelumnya terkesan mendalam di benak pembaca6.

BAB III

6
Suladi, Paragraf:Buku seri penyuluhan bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Jakarta Timur, 2019,Hal 70-90.
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Paragraf adalah seperangkat atau sekumpulan kalimat yang tersusun dari


kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Yang dimaksud kalimat pokok
adalah suatu kalimat yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu
sendiri. Dan kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisikan penjelasan
masalah yang terdapat di kalimat pokok. Paragraf bukan hanya sebatas karangan
indah saja, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa manfaat, antara
lain sebagai berikut:
1. Sebagai Penampung fragmen ide pokok atau gagasan keseluruhan paragraf
2. Alat untuk memudahkan pembaca, memahami jalan pikiran penulis atau
cerita
3. Rangka keseluruhan karangan paragraf dapat bemanfaat bagi pengantar,
transisi, dan penutup.

3.2 SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Azwardi. (2018). Menulis Ilmiah ( Edisi Revisi ). Banda Aceh: Bina Karya Akademika.
Azwardi. (2018). Menulis Ilmiah (Edisi revisi). Banda Aceh: Bina Karya Akademika.
Azwardi. (2018). Menulis Ilmiah (Edisi revisi). Banda Aceh: Bina Karya Akdemika.
Kusmayadi, I. (2007). Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung: Grafindo Media
Pratama.
Suladi. (2019). Paragraf;Buku seri penyuluhan bahasa Indonesia. Jakarta Timur: Pusat
Pembinaan Bahasa Indonesia Dan sastra badan pengembangan bahasa dan
pembukuan.

Anda mungkin juga menyukai