Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENERAPAN DALAM KALIMAT

PARAGRAF DAN WACANA


Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :Ustadzah Fatik Lutfiana Anggraini, M.Pd

Oleh :

CHAIRUL ANAM (202291010027)

FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM SARJANA S1 (PENDIDIKAN AGAMA


ILAM) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AT-TAQWA

BONDOWOSO

2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT karena berkat Ridho dan Rahmat-
Nya lah kami bisa menyelesaikan hasil diskusi kami.Pertama-tama kami ucapkan terima
kasih kepada pembimbing yang sudah membimbing kami agar dapat membuat makalah ini.
yang kami buat bertema kan “Penerapan dalam kalimat paragraph dan wacana ” makalah
ini disusun

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa indonesia. Semoga makalah yang kami buat ini
dapat bermanfaat bagi para mahasiswa umum dan khususnya pada diri kami sendiri.

Dalam penyelesaian makalah ini kami mendapatkan bantuan dan dukungan dari
banyak pihak. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah yang
kami buat ini masih banyak kekurangan dalam penulisan. Dengan itu kami mohon maaf
kepada para pembaca dan mohon ampun kepada ALLAH SWT.Atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.

Bondowoso 19 oktober 2023

Chairul Anam

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................

Kata Pengantar...........................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PARAGRAF........................................................................5
B. PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK DAN BENAR....................5
C. PENGERTIAN WACANA............................................................................6
D. PERSYARATAN WACANA YANG BAIK DAN BENAR........................6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu hal yang tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan
seharihari.Bahasa selalu berkaitan dengan setiap aktifitas kita.Selain sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan media penyampai informasi.Secara tidak sadar kita sudah

3
melakukan fungsi itu.Ketika kita berdialog dengan tetangga, dengan kawan, dengan
penjual sayur, dan sebagainya. Bahkan ketika kita membaca sebuah pengumuman di
pinggir jalan, membaca surat kabar pagi, mendengarkan informasi dari televisi, maupun
radio. Bahasa, mulai dari unit gramatikal terkecil, yaitu kata, kalimat, paragraf, wacana,
semuanya mempunyai kesinambungan yang tidak dapat terpisahkan.Dari mulai unsur
kata, hingga wacana yang merupakan unit gramatikal terbesar dari bahasa, mempunyai
sebuah maksud yang ingin disampaikan kepada pembaca.Wacana yang merupakan
gramatikal terbesar mempunyai peran untuk menyampaikan maksud secara rinci dan jelas
kepada pembaca
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian paragraf dan wacana ?
2. Apakah fungsi paragraf dan wacana ?
3. Apa saja jenis jenis paragraf dan wacana ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian paragraf dan wacana.
2. Untuk mengetahui ciri ciri paragraf dan wacana.
3. Untuk mengetahui jenis jenis paragraf dan wacana

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Paragraf ialah suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang kedudukannya lebih
tinggi serta lebih luas dari pada kalimat.Atau dapat diartikan pula paragraf adalah
bagian dari sebuah karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, yang berisikan tentang
informasi dari penulis untuk pembaca dengan pikiran utama sebagai pusatnya dan juga
pikiran penjelas sebagai pendukungnya.Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang
berhubungan antara satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang mengahasilkan
sebuah informasi. Paragaraf juga dapat disebut sebagai penuangan ide dari penulis

4
melalui beberapa kalimat yang berkaitan dan memiliki satu tema. Paragraf juga dapat
disebut sebagai karangan yang singkat
Paragraf mempunyai fungsi tersendiri diantaranya adalah :
 Mengekspresikan gagasan yang tertulisMaksudnya mengekspresikan gagasan
disisni ialah memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan ke dalam
rangkaian kalimat yang tersusun sehingga membentuk suatu kesatuan.
 Untuk menandai peralihan gagasan baru
Maksudnya sebuah karangan yang terdiri beberapa paragraf memiliki beberapa
ide atau gagasan.Dan ide atau gagasan tersebuat teletad di masing masing
paragraf.Sehingga jika kita membuat paragraf baru maka kita juga membuat
gagasan baru
 Untuk memudahkan menulis dan pembaca
Yakni memudahkan penulis dalam menyusun gagasannya.Dan
untukmemudahkan pembaca dalam memahami gagasan dari penulis

B. Persyaratan Yang Baik Dan Benar Dalam Paragraf


Sebuah paragraf harus memenuhi syarat-syarat tertentu.Paragraf yang baik
setidaknya harus memenuhi syarat kohesi, koherensi, kelengkapan dan kevariasian.

1.Kesatuan (kohesi)

sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kesatuan apabila kalimat-kalimat


dalam paragraf tersebut bersama-sama mendukung suatu hal atau tema tertentu yang
diangkat. Hal ini karena sebuah paragraf yang baik biasanya hanya mengangkat satu
gagasan pokok saja.

2.Kepaduan(koherensi)

sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kepaduan apabila semua kalimat yang
membangun paragraf saling terkait antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya
yang membentuk paragraf tersebut.
4. Kelengkapan:

5
sebuah paragraf dianggap lengkap jika paragraf tersebut dibangun oleh beberapa
kalimat yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat-kalimat uraian atau penjelas.
5. Kevariasian:
sebuah paragraf dinyatakan memenuhi kriteria kevariasian apabila kalimat-kalimat
yang membangun paragraf tersebut bervariasi baik dari segi struktur kalimat,
bentuk kata, maupun pilihan kata (diksi) yang digunakan.

C. Pengertian wacana
Wacana adalah rentetan kalimat yang saling berkaitan dan menghubungkan
proposisi yang satu dengan proposisi lainnya di dalam kesatuan makna (semantis)
antarbagian di dalam suatu bangun bahasa.Wacana merupakan satuan bahasa
terlengkap dan utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara
padu.
Wacana di dalam kebahasaan menempati hierarki teratas karena merupakan
satuan gramatikal tertinggi dan terbesar.Wacana dapat berupa kata, kalimat,
paragraf, atau karangan utuh yang lebih besar, seperti buku atau artikel yang berisi
amanat lengkap.Kata yang digunakan dalam wacana haruslah berpotensi sebagai
kalimat, bukan kata yang lepas konteks.Wacana amat bergantung pada keutuhan
unsur makna dan konteks yang melingkupinya
D. Persyaratan yang baik Dan Benar Dalam Wacana
Berkaitan dengan syarat-syarat terbentuknya wacana, dapat kita tarik
kesimpulan dari beberapa pengertian.Seperti Tarigan (2009:19) yang mengatakan
bahwa wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di
atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang
berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara
lisan dan tertulis.Tarigan menyebutkan “dengan koherensi dan kohesi yang tinggi
yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir” berarti
dalam wacana haruslah ada koherensi dan kohesi dari awal sampai akhir.Namun
terbentuknya wacana tidak cukup hanya dengan hoherensi dan kohesi. Alwi, dkk.
(1998:419) yang mengatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan

6
yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan
membentuk kesatuan. Kohesi dan koherensi juga merupakan syarat terbentuknya
suatu wacana selain syarat lain, yaitu topik. Koherensi tidak harus selalu dicapai
dengan bantuan kohesi (Alwi et.al. dalam Hartono, 2000: 144).
Sedangkan menurut Widowson (1978:22) wacana mempunyai dua hal penting,
yaitu proposisi (sejajar dengan topik) dan tindak tutur (tuturan pengungkap topik).
Dari beberapa pengertian tersebut didapatkan syarat terbentuknya wacana
diantaranya ialah :
1. Topik Sebuah wacana mengungkapkan satu bahasan atau gagasan. Gagasan
tersebut akan diurai, membentuk serangkaian penjelasan tetapi tetap merujuk
pada satu topik. Sehingga topik yangdiangkat atau yang dimaksud memberikan
suatu tujuan.Tujuan-tujuan yang teradapat dalam wacana, dapat dikelompokkan
menjadi beberapa jenis wacana.Seperti wacana persuasif, tujuannya untuk
mempengaruhi pembaca.Atau bisa berupa simbol huruf P pada rambu-rambu
lalu lintas, memberikan tujuan menginformasikan pengguna jalan, bahwa tempat
bersimbol P, adalah tempat parkir.
2. Kohesi dan Koherensi a.Kohesi Kohesi dalam wacana diartikan sebagai
kepaduan bentuk secara struktural membentuk ikatan sintaktikal.Konsep kohesif
sebenarnya mengacu kepada hubungan bentuk.Artinya unsur-unsur wacana
(kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki
keterkaitan secara padu dan utuh.Hanya dengan hubungan kohesif seperti itulah
suatu unsur dalam wacana dapat di interpretasikan, sesuai dengan
ketergantungannya dengan unsur-unsur lainnya. Kohesi wacana terbagi dalam
dua aspek yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.Kohesi gramatikal artinya
kepaduan bentuk sesuai dengan tata bahasa.Kohesi leksikal artinya kepaduan
bentuk sesuai dengan kata.
a) Kohesi gramatikal meliputi:
 Referensi (pengacuan), merupakan pengacuan satuan lingual tertentu
terhadap satuan lainnya. Di lihat dari acuannya, referensi terbagi atas: -
Referensi eksofora yaitu pengacuan satuan lingual yang berada di luar teks

7
wacana. Contoh: Itu matahari, kata itu pada tuturan tersebut mengacu pada
sesuatu di luar teks, yaitu“benda berpijar yang menerangi alam ini”.
 Referensi endofora yaitu pengacuan satuan lingual yang berada di dalam
teks wacana. Referensi endofora terbagi atas: - Referensi anaphora yaitu
pengacuan satual lingual yang disebutkan terlebih dahulu, mengacu yang
sebelah kiri. - Referensi katafora yaitu pengacuan satuan lingual yang
disebutkan setelahnya, mengacu yang sebelah kanan.
b) Substitusi ( penggantian)

diartikan sebagai penggantian satuan lingualdengan satuan lingual lain


dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda. Substitusi dilihat dari
satuan lingualnya dapat dibedakan atas:

 Substitusi nominal yaitu penggantian satuan lingual dengan satuan lingual


lain yang berupa kata benda. Contoh: Memang Soni mencintai gadis itu.
Wanita itu berasal dari Surakarta.Pacarnya itu memang cantik, halus budi
bahasanya, dan bersifat keibuan.
 Substitusi verbal yaitu penggantian satuan lingual dengan satuan lingual
lain yang berupa kata kerja. Contoh: Soni berusaha menyembuhkan
penyakitnya dengan berobat ke dokter kemarin sore. Ternyata dia di vonis
menderita penyakit kanker. Selain berusaha ke dokter, dia juga tidak lupa
berdoa dan selalu berikhtiar pada Allah.
 Substitusi frasa yaitu penggantisn satuan lingual tertentu dengan satuan
lingual lain yang berupa frasa. Contoh: Hari ini hari minggu. Mumpung
hari libur aku manfaatkan saja untuk menengok Nenek di desa.
 Substitusi klausal yaitu penggantian satuan lingual tertentu dengan satuan
lingual lain yang berupa klausa. Contoh: Nida : jika perubahan yang
dialami oleh azam tidak bisa diterima dengan baik oleh orang-orang di
sekitarnya, mungkin hal itu dikarenakan oleh kenyataan bahwa orangorang
tesebut banyak yang tidak sukses seperti azam. Barik : tampaknya memang
begitu!

8
c) Elipsis atau pelesapan,
adalah pelesapan satuan lingual tertentu yang sudah disebutkan
sebelumnya. Contoh: Tuhan selalu memberikan kekuatan, ketenangan,
ketika saya menghadapi saat-saat yang menentukan dalam penyusunan
skripsi ini. Terima kasih.Kalimat kedua yang berbunyi terima kasih
merupakan elipsis.Unsur yang hilang adalah subjek dan predikat. Kalimat
tersebut selengkapnya berbunyi: Tuhan selalu memberikan kekuatan,
ketenangan, ketika saya menghadapi saat-saat yang menentukan dalam
penyusunan skripsi ini. Saya mengucapkan terima kasih.
d) Konjungsi (perangkaian)
adalah kohesi gramatikal yang dilakukadengan menghubungkan unsure
yang satu dengan unsure yang lain. Unsur yang dirangkai berupa kata, frasa,
klausa, dan paragraf.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah pemaparan diatas, dapat kita simpulkan bahwa paragrafmerupakan inti
penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung satu
unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut. Atau dapat
dikatakan Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung
himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut
paragraph / alinea. Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau
terbesar diatas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang
berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata

9
DAFTAR PUSTAKA
1. Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Badudu, J. S. 1995.Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar IV . Jakarta: Gramedia.
3. Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahsa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Depdiknasa.
4. Dini, Dahlia dan Sitorus. 2004.Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung:
CV Yrama Widya.
5. Wiyanto, Asul. 2006.Terampil Menulis Paragraf . Jakarta: Grasindo

10

Anda mungkin juga menyukai