“WACANA’’
Dosen Pengampu :
Dr. Chandra, M.Pd
Disusun Oleh :
Yasika Fitria (23129401)
Delfizi Aginda (23129305)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Kelompok 1
i
ii
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wacana adalah suatu unit komunikasi yang terdiri dari kumpulan
kalimat atau ucapan yang membentuk satu kesatuan berdasarkan isi,
tujuan, atau konteksnya. Latar belakang wacana Merujuk pada informasi,
situasi, atau konteks yang menjadi landasan atau dasar dari wacana
tersebut. Latar belakang ini mencakup pemahaman tentang siapa
pembicara atau penulis, kepada siapa pesan yang dituju, kapan dan di
mana wacana tersebut terjadi, serta peristiwa atau topik yang menjadi
fokusnya. Dengan memahami latar belakang wacana, kita dapat
menginterpretasikan pesan dengan lebih baik dan mengenali makna yang
terkandung dalam teks atau tuturan tersebut.
B. Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian Konsep Dasar Wacana
B. Apa Saja Jenis Wacana
C. Apa Saja Struktur Wacana
D. Apa Itu Pengertian Analisis Wacana
E. Apa Pengertian Kohesi dan Koherensi Wacana
C. Tujuan Penulisan
A. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Konsep Dasar Wacana
B. Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis Wacana
C. Untuk Mengetahui Apa Saja Struktur Wacana
D. Untuk Mengetahui Apa Itu Pengertian Analisis Wacana
E. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Kohesi dan Koherensi Wacana
1
BAB II
PEMBAHASAN
b. Fungsi Wacana:
1. Wacana Informasional
Fungsi wacana adalah apabila wacana itu bersumber pada pesan
atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa.
2. Wacana Estetik
Fungsi wacana adalah apabila wacana itu bersumber pada pesan
dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu.
3. Wacana Ekspresif
Fungsi wacana adalah apabila wacana itu bersumber pada
gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi, seperti
wacana pidato.
2
3
4. Wacana Fatis
Fungsi wacana adalah apabila wacana itu bersumber pada
saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana
perkenalan pada pesta.
5. Wacana Direktif
Fungsi wacana adalah apabila wacana itu diarahkan pada
tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti
wacana khotbah.
c. Ciri-ciri wacana
Wacana memiliki sejumlah ciri, yaitu:
1. Satuan gramatikal
Wacana merupakan satuan gramatikal, yaitu tata bahasa yang
telah ditentukan.
2. Satuan terbesar, tertinggi atau terlengkap
Wacana termasuk dalam satuan terbesar, tertinggi atau
terlengkap dalam sebuah kajian linguistik atau kebahasaan.
3. Punya hubungan proposisi
Proposisi merupakan ungkapan yang dapat dipercaya atau
dibuktikan kebenarannya. Berarti, wacana harus bisa dibuktikan
kebenarannya atau dapat dipercaya.
4. Bisa dalam bentuk lisan ataupun tulisan
Cara penyampaian wacana bisa dalam bentuk tulisan (teks)
ataupun lisan (ujaran).
5. Membahas topik atau hal tertentu
Wacana berisikan pembahasan tentang topik atau hal tertentu
yang ingin disampaikan.
6. Memiliki hubungan kontinuitas
Artinya wacana disusun secara berkelanjutan atau
berkesinambungan.
7. Memiliki hubungan kohensi dan koherensi
Artinya wacana memiliki keterikatan antar unsur dalam suatu
teks, serta memiliki hubungan logis antar kalimat dalam suatu
paragraf.
d. Syarat-Syarat Wacana:
1. Topik
Topik merupakan hal yang dibicarakan dalam sebuah wacana
dan dapat dinyatakan sebagai redaksi. Topiklah yang
menyebabkan lahirnya wacana dan berfungsinya wacana dalam
proses komunikasi.
2. Tuturan Pengungkap Topik
Topik perlu dijabarkan sehingga makna yang disusun dari
beberapa kalimat menjadi utuh karena wujud konkret tuturan
3
4
B. Jenis-Jenis Wacana
b. Berdasarkan Isi
Berdasarkan isinya, terdapat 2 jenis wacana, yakni sebagai berikut:
1. Wacana Fiksi
Wacana fiksi merupakan wacana yang isi dan bentuknya
didasarkan pada imajinasi. Wacana ini biasanya menggunakan
bahasa konotatif, analogis, dan memiliki makna ganda. Isinya
juga dikemas secara estetis.
Wacana fiksi dapat dibagi ke dalam 3 bagian, yakni wacana
drama, prosa, dan puisi.
- Wacana Drama
4
5
c. Berdasarkan Penuturannya
1. Wacana Monolog
Wacana monolog adalah wacana yang dituturkan oleh satu orang
dan tidak menghendaki adanya respon orang lain. Contohnya
seperti khotbah, pidato, orasi, dan ceramah.
2. Wacana Dialog
Wacana dialog melibatkan dua orang, yakni pembaca dan
pendengar maupun penulis dengan pembaca. Karena itu,
pembicara di dalam wacana dialog harus menyimak tanggapan
verbal orang yang diajaknya berbicara agar keterkaitan dalam
pasangan berdampingan betul-betul diperhatikan.
3. Wacana Polilog
Wacana polilog adalah wacana yang terbentuk oleh lebih dari
dua orang penutur. Contohnya seperti diskusi mahasiswa,
drama, atau berbicara santai (mengobrol).
d. Berdasarkan Pemaparannya
1. Wacana Narasi
Wacana narasi bertujuan untuk memaparkan terjadinya suatu
peristiwa, baik peristiwa rekaan maupun kenyataan. Berkenaan
dengan peristiwa itu, penjelasannya menggunakan 5W + 1H.
5
6
C. Struktur Wacana
Struktur wacana adalah organisasi elemen-elemen dalam teks yang
membentuk kesatuan makna. Beberapa aspek penting dari struktur wacana
dalam kajian kebahasaan meliputi:
1. Topik
Topik adalah ide utama atau pokok bahasan yang menjadi fokus dalam
wacana. Identifikasi topik membantu pembaca atau pendengar
menentukan makna umum dan kepentingan teks.
2. Tema
Tema adalah gagasan atau pesan yang diusung oleh wacana. Tema
memberikan sudut pandang atau perspektif mengenai topik yang
dibahas.
3. Alur
Alur adalah urutan peristiwa atau ide yang terkandung dalam wacana.
Alur membantu pembaca atau pendengar mengikuti perkembangan teks
secara logis dan koheren.
4. Transisi
Transisi adalah kata, frasa, atau kalimat yang menghubungkan ide-ide
atau bagian-bagian dalam wacana. Transisi membantu menjaga
kelancaran dan koherensi teks.
6
7
D. Analisis Wacana
Analisis wacana merupakan ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun
belakangan ini. Analisis wacana menjadi studi tentang struktur pesan dalam
komunikasi.
Berikut beberapa analisis wacana menurut para ahli, yakni:
a. Menurut Cook
Analisis wacana merupakan kajian yang membahas tentang wacana,
sedangkan wacana adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi.
b. Menurut Stubbs
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau
menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk
tulisan maupun lisan. Stubbs juga menambahkan bahwa analisis wacana
menekan kajian penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususnya
interaksi antar penutur.
c. Menurut Kartomihardjo
Analisis wacana adalah cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk
menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalmat, sering
disebut wacana. Analisis wacana berusaha mencapai makna yang persis
sama atau paling tida sangat dekat dengan makna yang dimaksud oleh
pembicara dalam wacana lisan atau penulis dalam wacana tulis.
d. Menurut Sobur
Analisis wacana sebagai studi tentang struktur pesan pada dalam
komunikasi. Lebih tepatnya lagi mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa.
7
8
a. Pandangan positivisme-empiris
Dalam aliran ini, bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan
obyek diluar dirinya.Pengalaman-pengalaman manusia dianggap dapat
secara langsung diekspresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada
kendala atau distorsi.
b. Pandangan konstruktivisme
c. Pandangan kritis
8
9
Kalimat (1) tidaklah kohesif karena kata ia tidak jelas mengacu kepada
siapa-Annelies atau ibunya. Oleh karena itu, pengertian yang dibangun oleh
konstruksi kalimat (1) tidaklah utuh. Akan berbeda halnya jika kalimat (1)
diubah menjadi kalimat (2) atau (3) berikut ini.
(2) Annelies dan ibunya harus berpisah karena Annelies akan pergi ke
Belanda.
(3) Annelies dan ibunya harus berpisah karena ibunya akan pergi ke
Belanda.
Dengan demikian kalimat (2) dan (3) memberikan pemahaman yang utuh
atau koheren kepada pembaca. Hal ini disebabkan oleh piranti kohesi yang
dipakai dalam struktur kalimat (2) dan (3) yaitu berupa pengulangan kata.
Apa yang dikemukakan oleh Ikal memang hanya alasan mengapa ia tidak
dapat menerima telepon dari Universitas Sorbonne. Meskipun tidak ada
piranti kohesi antara kalimat (4.a) dan (4.b) tetapi jalinan arti yang
terungkap tidak akan membingungkan atau tidak diragukan sama sekali.
9
10
3. Piranti Koherensi
Dengan kata lain, koherensi sebuah wacana tidak hanya terletak pada
adanya sebuah piranti kohesi. Di samping piranti kohesi, masih banyak
faktor lain yang memungkinkan terciptanya koherensi itu, antara lain latar
belakang pemakai bahasa atas bidang permasalahan.
10
BAB 111
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki
gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau berarti terdapat
konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang biasa dipahami oleh
pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan).
Sebagai satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar, wacana itu
dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan
gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya (Chaer, 2007: 267).
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan
dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan
kalimat. Dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat
memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.liputan6.com/hot/read/5142374/wacana-adalah-keilmuan-bahasa-
atau-linguistik-ketahui-fungsi-dan-jenis-jenisnya?page=3
https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/06/130026269/wacana-definisi-ciri-
jenis-dan-syaratnya
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6435821/wacana-jenis-ciri-syarat-dan-
contohnya
https://www.detik.com/bali/berita/d-6451820/wacana-adalah-ciri-fungsi-dan-
macamnya
https://amp.kompas.com/skola/read/2022/05/10/150000869/analisis-wacana-dan-
pendekatannya-
http://repository.iainmadura.ac.id/883/1/2012.%20Kohesi%20dan%20Koherensi
%20dalam%20Wacana.pdf
12