WACANA
Disusun Oleh :
1. 225720002 _ Tri Pambudi
2. 225720003 _ Yohanes Arganista
3. 225720007 _ Edo Noprizal
4. 225720010 _ Aurelius Ario Paro
5. 225720020 _ Muhammad Farras Fauzan
6. 225720021 _ Nabila Nurfaizah
7. 225720027 _ Ajeng Oktavianti
8. 225720030 _ Anissa Putri Amalia
C. Jenis Wacana
1. Wacana Berdasar Banyaknya Peserta Komunikasi
a) Wacana Monolog
Merupakan jenis wacana yang disampaikan oleh satu orang, tanpa
melibatkan orang lain. Wacana monolog bisa ditemui dalam khotbah, orasi, dan
lainnya. Wacana monolog terjadi ketika pendengar tidak menanggapi secara
langsung apa yang disampaikan oleh penyampai wacana.
b) Wacana Dialog
Merupakan jenis wacana yang dipakai dalam bentuk interaksi. Wacana ini
terjadi ketika ada dua orang atau lebih saling berinteraksi dan terjadi pergantian
peran antar keduanya. Misal pembicara jadi pendengar. Jenis wacana ini mudah
ditemui dalam percakapan sehari-hari.
c) Wacana polilog
Merupakan jenis wacana yang melibatkan lebih dari dua orang dan
semuanya berperan aktif dalam sebuah interaksi. Biasanya jenis wacana ini
menggunakan topik yang luas sebagai bahan pembicaraannya. Wacana polilog
bisa ditemui dalam debat atau diskusi.
c) Wacana Puisi
d) Wacana Drama
e) Wacana Nonfiksi
Wacana nonfiksi disebut juga wacana ilmiah. Jenis wacana ini disampaikan
dengan pola dan cara-cara ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Bahasa yang digunakan bersifat denotative, lugas, dan jelas. Contoh
wacana nonfiksi antara lain laporan penelitian, buku materi perkuliahan, petunjuk
mengoperasikan pesawat terbang dan lain sebagainya.
b) Wacana Tulis
Merupakan penyampaian wacana lewat media tulis atau teks. Jenis wacana
ini dianggap lebih efektif dan lebih mudah dibanding wacana lisan, terlebih lagi
dalam menyampaikan ilmu pengetahuan serta gagasan.
D. Tujuan Wacana
Menurut Berry dalam Tarigan (2009: 58), pada prinsipnya wacana memiliki fungsi atau
tujuan ganda, yaitu :
1. Memberikan teks-teks sedemikian rupa agar mudah mengatakan sesuatu yang
bermanfaat mengenai teks secara individual dan kelompok teks.
2. Berupaya untuk menghasilkan suatu teori wacana.
E. Analisis Wacana
Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan
ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisisannya hanya kepada soal
kalimat dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya
kepada penganalisisan wacana (Lubis, 1993: 12).
2. Wacana Prosedural
Nasi goreng adalah salah satu makanan paling populer bagi masyarakat
Indonesia. Nasi goreng ada berbagai macam jenis, salah satunya adalah nasi goreng
sosis. Cara membuatnya cukup mudah, selain hemat di kantong dan tentu saja
nikmat rasanya. CNN Travel tahun 2017 menobatkan nasi goreng sebagai makanan
terenak kedua di dunia dari Indonesia. Tentunya ini menambah daftar kuliner
Indonesia yang semakin dikenal dunia, seperti rendang, tempe, sate ayam, soto,
bakso, dan lainnya. Tak ada standar baku dalam memasak nasi goreng, sesuai selera
dengan berbagai bahan tambahan yang tergantung minat pula. Nasi goreng bisa
dicampur dengan bahan tambahan apapun dan akan tetap enak, sebut saja telur,
ayam, teri, daging, seafood, pete, sosis, dan seterusnya.
Berikut ini cara memasak nasi gores sosis:
Bahan dan Bumbu ; 2 porsi nasi putih, 4 sosis, 2 sendok makan cabe merah giling,
5 siung bawang merah, 2 siung bawang putih, 2 lembar daun bawang, 6 lembar
seledri, Saos tomat, Kecap manis dan Minyak goreng
Cara Memasak :
1) Iris bawang merah dan bawang putih. Potong sosis, daun bawang, dan
seledri sesuai selera.
2) Panaskan sedikit minyak goreng, tumis bawang merah, bawang putih, dan
sosis. Masukkan cabe merah, tumis hingga matang secara bersamaan.
3) Masukkan nasi putih, aduk merata. Masukkan saus tomat dan kecap sesuai
selera, aduk merata.
4) Masukkan potongan daun bawang dan seledri. Goreng dan aduk hingga
minyaknya surut dan beraroma harum.
5) Nasi goreng sosis siap disajikan.
Resep ini bisa langsung dipraktekkan di rumah. Jika tidak suka dengan sosis, bisa
diganti dengan bahan tambahan lain, seperti ayam, telur, udang, cumi,
daging, dan lainnya.
Oleh : Ajeng Oktaviati
3. Wacana Deskriptif
TMII yang Ramai Pengunjung
TMII atau Taman Mini Indonesia Indah merupakan salah satu objek wisata
kebanggaan Jakarta. Tempat wisata ini sangat cocok dikunjungi bersama keluarga
ataupun para sahabat. Dalam area wisata tersebut, terdapat banyak wahana atau
miniature yang bisa digunakan untuk bermain dan bersenang-senang dengan
sahabat atau keluarga.
Dalam taman tersebut, terdapat berbagai jenis kebudayaan yang sangat
menarik untuk diamati, seperti kebudayaan Betawi, Jawa, dan masih banyak lagi.
Selain mempunyai wahana permainan yang lengkap, TMII juga menyediakan
fasilitas yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan pengunjung, seperti mushola,
toilet, tempat parkir, dan lain-lain.
Pada hari Minggu dan tanggal merah, TMII akan semakin ramai dan
dipenuhi oleh pengunjung yang ingin bersenang-senang. Apalagi, biasanya juga
terdapat event-event menarik di tempat wisata ini yang sangat sayang jika
dilewatkan, seperti akustik musik, dance cover, konser, dan lain sebagainya.
Oleh : Yohanes Arganista
4. Wacana Eksposisi
Minat Baca di Era 4.0
Di era 4.0 ini, teknologi telah berkembang begitu pesat dan memudahkan
segala aktivitas manusia dalam segala aspek kehidupan. Sayangnya, majunya
teknologi tidak diiringi dengan peningkatan budaya baca oleh masyarakat
Indonesia. Budaya baca sangat penting dimiliki oleh setiap lapisan masyarakat.
Dengan rutin membaca buku, maka pengetahuan dan wawasan dapat
meningkat. Di era 4.0 ini, informasi adalah suatu kebutuhan yang tidak
terhindarkan. Salah satu sumber informasi primer yang tidak selayaknya
ditinggalkan adalah buku.
Mengutip buku Pemberdayaan Berbasis Literasi oleh Moh. Mursyid (2020),
buku merupakan sumber ilmu yang dapat mencairkan lautan ketidaktahuan.
Buku juga dapat mengobati dahaga informasi bagi manusia. Perlu diketahui bahwa
di dalam membaca, terdapat proses menerima, memahami, dan menelaah
informasi.
Dalam dunia pendidikan, proses ini juga biasa disebut dengan literasi
informasi. Memiliki keterampilan literasi sangat penting di zaman sekarang. Hal
ini semata-mata tidak hanya untuk memperkaya wawasan, tetapi juga
meningkatkan taraf hidup dan menghindarkan diri dari sesuatu yang
membahayakan.
Literasi dikatakan mampu meningkatkan taraf hidup karena dalam
berliterasi, seseorang berupaya meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya
tentang suatu hal. Inilah yang dapat mendorong seseorang memiliki kemampuan
yang lebih dalam bidang tertentu karena dapat mengimplementasikan literasi dalam
kehidupan sehari-hari.
Orang yang melek literasi juga tidak akan mudah termakan isu-isu hoaks
dan tidak akan mudah ditipu orang lain. Seperti yang diketahui, banyak orang yang
tertarik mengikuti investasi bodong karena salah satu alasannya tidak memiliki
kemampuan literasi dalam merespon suatu informasi. Informasi yang didapat hanya
ditelan mentah-mentah tanpa adanya proses berpikir panjang sebelum bertindak.
Dari sini, dapat diketahui bahwa mengasah ketrampilan dengan membaca
buku sangat penting. Hal ini karena melalui proses membaca buku, seseorang akan
mengalami peningkatan kemampuan dalam berpikir dan bernalar. Budaya baca
harusnya terlahir tidak dari paksaan, melainkan karena kemauan dan kesadaran diri
sendiri. Oleh karena itu, sudah selayaknya budaya baca kembali
ditingkatkan di era 4.0 ini.
Oleh : Anissa Putri Amalia
5. Wacana Persuasi
Sering dijumpai pada era sekarang anak tidak taat pada orang tuanya.
Seorang anak yang susah diatur atau melewati batas, maka dia akan melakukan
tindakan yang merugikan orang lain.
Mungkin bisa jadi keluar kata-kata kotor dari mulutnya, bolos sekolah,
bahkan tak jarang juga kita dapati seorang anak itu mencuri. Padahal anak-anak
tersebut pastinya disekolahkan yang baik, belajar dengan guru yang baik pula, yang
diajarkan juga gak akan hal-hal buruk yang dapat merugikan orang lain.
Ini bisa terjadi mungkin karena tidak ada contoh dari orang tuanya. Atau
mungkin keluar dari didikan orang tuanya, sehingga dia mencontoh teman-
temannya yang tidak baik dan tidak mendidik.
Salah satu kesalahan orang tua dalam mendidik anak juga adalah ketika
anak itu diperbolehkan bergaul dengan anak dewasa, yang usianya jauh dari anak
tersebut. Akhirnya dengan sendirinya dia akan mencontoh apa yang dilihat. Anak
kecil juga, apalagi usianya yang masih seumuran duduk di bangku SD, akan mudah
sekali terpengaruh dengan hal-hal buruk semacam itu.
Maka dari itu, kita para orang tua harus lebih bisa menjaga anak-anak kita
dari jangkauan yang kurang baik. Dengan kita yang bisa menjadi contoh yang baik
kepada anak-anak kita, maka anak tersebut akan menganggap hal tidak di
contohkan dari orang tua itu adalah hal yang buruk, tidak pantas dilakukan. Dengan
begitu anak-anak kita akan menjadi anak yang baik bagi bangsa dan agama.
Oleh : Edo Noprizal
6. Wacana Argumentasi
Pentingnya Bekerja Sesuai Passion
Saat ini, mencari pekerjaan tidak sesulit di zaman dahulu karena
perkembangan teknologi yang semakin pesat. Sehingga, hal ini memudahkan
manusia untuk beraktivitas, termasuk dalam mencari pekerjaan. Kemajuan
teknologi juga berdampak besar pada terbukanya berbagai jenis lapangan pekerjaan
baru.
Di tengah banyaknya peluang dan kesempatan dalam berkarir, tidak sedikit
orang yang memilih untuk bekerja sesuai passion. Apa itu bekerja sesuai passion?
Passion bisa diartikan sebagai perasaan antusias terhadap sesuatu yang membuat
seseorang merasa lebih bersemangat. Umumnya, bekerja sesuai passion ditekuni
oleh orang yang memiliki ketertarikan dalam hal kreativitas. Orang yang bekerja
sesuai passion akan senantiasa bersemangat dalam melakukan pekerjaannya.
Hal ini karena di dalam passion, kamu akan menemukan keriangan dalam
bekerja dan hal tersebut tidak akan membuatmu mudah merasa lelah. Rasa antusias
yang tinggi menjadi amunisi dalam bekerja, sehingga pekerjaan yangdilakukan
seperti sedang bermain saja.
Dalam buku Kepuasan Kerja dan Subjective Well-Being dari Perspektif
Psikologi Industri (2020) dijelaskan bahwa pekerja kreatif mempunyai kondisi
psikologis yang unik dan energi yang besar.
Orang yang bekerja sesuai passion memiliki rasa nyaman yang tinggi dalam
melakukan pekerjaannya yang kemudian digambarkan sebagai flow. Flow adalah
suatu kondisi di mana seseorang dapat mencurahkan segenap pikirannya,
mengabaikan rasa lapar, lelah, dan ketidaknyamanan lain saat pekerjaan sedang
berlangsung.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bekerja sesuai passion
memiliki peran penting dalam menciptakan rasa nyaman dalam menekuni
pekerjaan. Hal ini akan mendorong seseorang dapat bekerja dalam jangka waktu
yang lama dan terjaga dalam energi atau effort yang besar dalam menggeluti bidang
yang disukainya.
Hal ini akan mendorong seseorang dapat bekerja dalam jangka waktu yang lama
dan terjaga dalam energi atau effort yang besar dalam menggeluti bidang
yang disukainya.
Oleh : Aurelius Ario Paro
7. Wacana Monolog
Yth. Bapak Kepala SMAN 1 Yogyakarta
Yth. Bapak dan Ibu Guru SMAN 1 Yogyakarta
Yth. Bapak dan Ibu Wali Murid
Yth. Rekan-rekan yang saya cintai
Assalamualaikun wr.wb
Pagi hari yang berbahagia ini, perkenankanlah kami atas wakil nama
lulusan mengajak hadirin untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Tuhan
Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita
dapat mengikuti acara perpisahan lulusan SMAN 1 Yogyakarta tahun ajaran
2020/2023.
Hari ini merupakan hari yang berbahagia bagi kami karena telah
menyelesaikan sebagian tugas yang harus kami selesaikan. Dengan acara
perpisahan ini berarti kami telah diakui keberhasilan perjuangan dan doa kami
selama kurang lebih 3 tahun ini. Oleh sebab itu, pada kesempatan yang berbahagia
ini kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu Guru,
Bapak/Ibu Staf Tata Usaha.
Oleh : Nabila Nurfaizah
8. Wacana Polilog
Sinta : “Eh.. ada apa kok kelihatannya lagi pada serius gitu?”
Tomy : “Eh kamu Sinta.. nggak kok, Lisa cerita ke aku kalau dia kemarin disuruh
Ibunya untuk beli barang kebutuhan dapur, tapi dia kelupaan.”
Lisa : “Iya, Sinta.”
Sinta : “Terus? Kenapa gitu aja kok kayak jadi masalah serius gitu buat kamu
Lisa?”
Lisa : “Ya iya dong, itu namanya kan aku nggak ngendahin perintah Ibu aku. Kan
nggak baik kalau seorang anak sering nggak memperhatikan perintah
orangtuanya.”
Tomy : “Betul tu.. harusnya Lisa nggak suka lupa gitu.”
Sinta : “Yea elah.. kalau cuman gutu aja mah aku sering. Ngapain juga urusan kecil
gitu aja kalian pikir ampe segitunya.”
Tomy : “Kok kamu seperti itu sih Sinta? Ya sudah seharusnya dong Lisa menyesal,
kan itu nggak bagus namannya. Nggak memperdulikan perintah orangtua.”
Sinta : “Kalau aku sih, bukan sekali-dua kali saja begituan. Lagian yang namanya
nggak ingat mau gimana lagi. Masak setiap orangtua nyuruh kita harus
dipenuhin, nggak juga kan?”
Lisa : “Ya harus dong Sinta. Yang namanya orangtua kalau udah nyuruh kita yang
kita harus kerjakan.”
Tomy : “Ah.. aku sih kalau sempat yang aku kerjain, kalau nggak yang nggak.”
Lisa : “Itu nggak baik Sinta. Itu namanya kamu anak yang tidak patuh pada perintah
orangtua. Kamu harus bisa merubah sikap kamu, ntar kamu jadi anak yang
durhaka lagi.”
Tomy : “Betul kata Lisa itu Sinta. Kamu harus berubah. Jangan membiasakan diri
meremehkan perintah Ibu/Ayah kamu. Nggak baik itu.”
Sinta : “Iya deh.. aku ngerti.”
Oleh : Tri Pambudi
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/6106/7/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
http://digilib.unila.ac.id/6106/7/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/wacana-adalah/
https://mamikos.com/info/contoh-teks-wacana-singkat-beserta-cara-membuatnya-pljr/
https://mamikos.com/info
https://tirto.id/apa-itu-teks-prosedural-pengertian-ciri-dan-contohnya-gbjt?page=all#secondpage
WACANA MONOLOG, DIALOG, POLILOG (nurlailirizqiyah.blogspot.com)
9+ Contoh Teks Drama Singkat Dengan Berbagai Tema, Persahabatan, jawa - Bukubiruku