WACANA
DOSEN PEMBIMBING
Ika Martati
DISUSUN OLEH
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau
tuturan. Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya
demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata
yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas
apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana
sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan
sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan
sebagainya. Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan
berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, yaitu
berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan
tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah
percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana dengan media
komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Kata wacana secara umum mengacu pada artikel, percakapan, atau dialog,
karangan, pernyataan. Jika kita membaca Kamus Besar Bahasa Indonesia maka wacana
adalah bahan bacaan, percakapan atau tuturan. Kata wacana digunakan sebagai istilah
yang merupakan padangan dari istilah discourse dalam bahasa Inggris.
Menurut Alwi dkk (2003: 419) wacana adalah rentetan kalimat yang
berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain
dan membentuk satu kesatuan. Alwi juga menyatakan bahwa untuk
membicarakan sebuah wacana dibutuhkan pengetahuan tentang kalimat dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan kalimat.
B. Ciri-Ciri Wacana
1. Terdapat tema
2. Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
3. Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
4. Memiliki hubungan koherensi
5. Memiliki hubungan kohesi
6. Medium bisa lisan maupun tulis
7. Sesuai dengan konteks
C. Jenis Wacana
Dalam wacana ini yang terlibat pembicaraan dalam berkomunikasi. Ada tiga
jenis wacana berdasarkan wacana jumlah peserta yang ikut ambil bagian sebagai
pembicaraan, yaitu monolog, dialog, dan polilog.
Wacana Monolog
Wacana Dialog
Kemudian, apabila peserta dalam komunikasi itu ada dua orang dan terjadi
pergantian peran (dari pembicaraan menjadi pendengar atau sebaliknya), wacana
yang dibentuknya disebut dialog. Contoh dari wacana dialog, adalah antara dua
orang yang sedang mengadakan perbincangan di sekolah. Situasinya bisa resmi
dan tidak resmi.
Wacana Polilog
Adapun apabila peserta dalam komunikasi itu lebih dari dua orang dan terjadi
pergantian peran, wacana yang dihasilkan disebut polilog. Contohnya adalah
perbincangan antara beberapa orang dan mereka memiliki peran pembicaraan dan
pendengar. Situasinya pun bisa resmi dan tidak resmi.
Wacana Argumentasi
Namun, yang menjadi kekawatiran adalah adanya efek negatif akibat dosis
vitamin dan mineral yang dikonsumsi secara berlebihan, terutama oleh mereka
yang memiliki kondisi tubuh yang sehat. Sejumlah penelitian mengungkapkan
bahwa multivitamin tidak terbukti dapat mencegah timbulnya suatu penyakit dan
suplemen vitamin juga tiadak bisa memperbaiki gizi yang buruk akibat pola
makan yang sembarangan. Bahkan meminum jenis vitamin dan mineral dalam
dosis tinggi dalam jangka waktu panjang bisa memicu resiko timbulnya penyakit
tertentu.
Wacana Eksposisi
Wacana ini juga menyajikan penjelasan yang akurat dan padu mengenai topik-
topik yang rumit, seperti struktur negara atau pemerintahan, teori tentang
timbulnya suatu penyakit. Ia juga digunakan untuk menjelaskan terjadinya
sesuatu, beroprasinya sebuah alat dan sebagainya. Contoh wacana eksposisi:
Wacana Persuasi
“pakai Daia, lupakan yang lain. Dengan harga yang semurah ini, membersihkan
tumpukan pakaian kotor Anda, menjadi lebih bersih cemerlang”.
Wacana Deskripsi
Pada jeram pertama perahu besar berbalik arah, lalu memasuki jeram ketiga
dengan bagian buritan terlebih dahulu, sampai akhirnya… brak! Perahu
menghantam batu besar seukuran 4 x 3 meter, dan menempel pada batu dalam
keadaan miring. (“Jeram Maut,” Reader’s Digest Indonesia¸Oktober 2004).
Wacana Narasi
Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita. Pada wacana
narasi terdapat unsur-unsur cerita yang penting, seperti waktu, pelaku, peristiwa.
Adanya aspek emosi yang dirasakan oleh pembaca atau penerima. Melalui narasi,
pembaca atau penerima pesan dapat membentuk citra atau imajinasi. Contoh
wacana narasi:
Sewaktu aku duduk di ruang pengadilan yang penuh sesak itu, menunggu
perkaraku disidangkan, dalam hatiku bertanya-tanya berapa banyak orang-orang
hari ini di sini yang merasa, seperti apa yang kurasakan bingung, patah hati, dan
sangat kesepian. Aku merasa seolah-olah aku memikul beban berat seluruh dunia
di pundaku.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau
tuturan. Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya
demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata
yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas
apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana
sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan
sebagai pembicaraan.
Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi
bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya. Wacana
merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian
kalimat atau ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis.
B. SARAN
https://www.gurupendidikan.co.id/wacana-adalah/
https://ira113blog.wordpress.com/2014/12/26/makalah-wacana-bahasa-indonesia/
https://www.pelajaran.co.id/2017/02/pengertian-wacana-menurut-para-ahli-jenis-
jenis-wacana-dan-contoh-wacana.html
http://blog.unnes.ac.id/meinafebri/2016/04/14/pengertian-wacana-dari-berbagai-
ahli/
http://otaklapar.blogspot.com/2016/03/makalah-bahasa-indonesia-tentang-
wacana.html