Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH WACANA

Disusun Oleh:

1. Novena Grace Elovany Maria Sigiro (21 03 083)


2. Olivia Rosalina Br Bako (21 03 084)
3. Rifcho Barus (21 03 088)
4. Rosy Kristin Sagala (21 03 093)
5. Sonia Satya Nababan (21 03 096)
6. Swandi Chrsitian Gultom (21 03 097)

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : M. Kasir. M.Pd

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2024

1
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Wacana.......................................................................................................6
2.2 Macam-macam Wacana...............................................................................................9
2.3 Ciri-ciri Wacana.........................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi seperti sekarang ini, kita dituntut untuk bisa menjalani
keseharian dengan cepat, tepat, sosialis, dan menggunakan tutur bahasa yang
tepat dan sesuai volume, tentunya semua itu membutuhkan komunikasi yang
juga sekaligus menunjukkan kalau manusia itu merupakan makhluk sosial
yang berinteraksi. Melakukan kegiatan dengan salah satunya ialah percakapan.
Makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain, maka komunikasi tentunya
menempati tempat yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam
berkomunikasi dibutuhkan banyak aspek untuk bisa menciptakan suatu sistem
atau tataran komunikasi yang baik. Agar pesan yang akan disampaikan bisa
diterima dengan jelas dan baik oleh lawan bicara kita. Hal tersebut diantaranya
adalah bahasa.

Di dalam bahasa ada banyak aspek lagi yang perlu kita pahami agar
komunikasi bisa tersampaikan sesuai dengan yang kita harapkan. Dan media
untuk menyampaikan pesan dalam berbahasa pun itu ada banyak jenisnya,
mulai dari puisi, novel, lagu, dan wacana. Penyampaian pesan ataupun
argumen dalam bentuk puisi, novel, dan lagu merupakan cara penyampaian
pesan yang dapat dilakukan tanpa menggunakan tata bahasa yang baku, karena
semua itu merupakan karya sastra. Namun, berbeda dengan puisi, novel, dan
lagu, wacana merupakan media penyampaian pesan atau argumen yang
memiliki aturannya tersendiri karena wacana masuk sebagai golongan karya
ilmiah yang memiliki aturan baku. Oleh karena itu, pada makalah ini, kami
akan mencoba menjelaskan mengenai cara penyampaian pesan ataupun
argumen melalui wacana. Baik itu dari pengenalan wacana, fungsi wacana,
maupun sampai kepada macam-macam wacana itu sendiri.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan wacana?
2. Apa saja macam-macam wacana?
3. Bagaimana ciri-ciri wacana?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Bertujuan untuk menyelesaikan tugas makalah Bahasa Indonesia
2. Agar lebih memahami apa itu wacana.
3. Mengetahui lebih dalam macam-macam dari wacana.
4. Mengetahui ciri-ciri dari wacana itu sendiri.

1.4 Manfaat Penulisan


Kita dapat mengerti lebih dalam mengenai wacana, macam-macam
wacana, serta ciri-ciri wacana lebih dalam lagi dan agar kita dapat
bersama-sama meningkatkan ilmu mengenai wacana.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wacana


Bahasa bukan merupakan satu satuan yang terpisah-pisah. Morfem, kata,
kelompok kata, klausa, kalimat, kosa kata bukanlah suatu unsur bahasa yang
terpisah-pisah atau dengan kata lain dapat dipisah-pisahkan, merupakan satu
kesatuan dari bahasa yang sebagai sistem simbolik yang dapat digunakan
untuk berkomunikasi dalam keseharian, pendidikan, lingkungan, maupun
sosial.
Istilah wacana berasal dari bahasa sansekerta yang berarti ucapan atau
tuturan. Menurut Alwi,dkk (2003:42), wacana merupakan rentetan kalimat
yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di antara kalimat-
kalimat itu. Menurut Tarigan (dalam Djajasudarma, 1945:5) wacana adalah
satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau
klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang
mempunyai awal dan akhir yang nyata. Menurut Syamsuddin (1992:5)
menjelaskan pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak
tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur,
sistematis dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk dari unsur segmental
maupun non segmental bahasa.
Berikut ini merupakan pengertian wacana menurut para ahli.
1. Menurut Harimurti Kridalaksana, wacana (discourse) adalah satuan bahasa
terlengkap dan merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar dalam
hierarki gramatikal. (1983:179 dalam Sumarlam, 2009:5).
2. Henry Guntur Tarigan (1987:27) mengemukakan bahwa wacana adalah
satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat,
memiliki kohesi dan koherensi yang baik, mempunyai awal dan akhir yang
jelas, berkesinambungan, dan dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.
3. James Deese dalam karyanya Thought into Speech: the Psychology of a
Language (1984:72, sebagaimana dikutip ulang oleh Sumarlam, 2009:6)
menyatakan bahwa wacana adalah seperangkat proposisi yang saling

5
berhubungan untuk menghasilkan suatu rasa kepaduan atau rasa kohesi
bagi penyimak atau pembaca. Kohesi atau kepaduan itu sendiri harus
muncul dari isi wacana, tetapi banyak sekali rasa kepaduan yang dirasakan
oleh penyimak atau pembaca harus muncul dari cara pengutaraan, yaitu
pengutaraan wacana itu.
4. Fatimah Djajasudarma (1994:1) mengemukakan bahwa wacana adalah
rentetan kalimat yang berkaitan, menghubungkan proposisi yang satu
dengan proposisi yang lain, membentuk satu kesatuan, proposisi sebagai isi
konsep yang masih kasar yang akan melahirkan pernyataan (statement)
dalam bentuk kalimat atau wacana.
5. Hasan Alwi, dkk (2000:41) menjelaskan pengertian wacana sebagai
rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi
di antara kalimat-kalimat itu. Dengan demikian sebuah rentetan kalimat
tidak dapat disebut wacana jika tidak ada keserasian makna. Sebaliknya,
rentetan kalimat membentuk wacana karena dari rentetan tersebut
terbentuk makna yang serasi.
6. I.G.N. Oka dan Suparno (1994:31) menyebutkan wacana adalah satuan
bahasa yang membawa amanat yang lengkap.
7. Sumarlam, dkk (2009:15) menyimpulkan dari beberapa pendapat bahwa
wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan
seperti pidato, ceramah, khotbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti
cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur
lahirnya (dari segi bentuk bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur
batinnya (dari segi makna) bersifat koheren, terpadu.

Dari pemaparan para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa wacana
merupakan suatu tatanan bahasa yang memiliki unsure gramatikal dan
memiliki nilai kohensi dan koheren yang dapat di tuangkan dengan cara
pengucapan atau tulisan.

Secara umum pengertian wacana adalah rentetan kalimat yang saling


berkaitan dan menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi lainnya di

6
dalam kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa.
Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap dan utuh karena setiap bagian di
dalam wacana itu berhubungan secara padu.

7
2.2 Macam-macam Wacana
Wacana juga memiliki berbagai macam ataupun jenis karakteristik salah
satunya adalah macam wacana berdasarkan alat komunikasi, berdasarkan
fungsi dan bentuknya, dan jenis pemakaiannya.
1. Wacana Berdasarkan Alat Komunikasi
Wacana berdasarkan alat komunikasi terbagi menjadi dua yaitu:
a. Lisan
Wacana lisan merupakan sebuah wacana atau ungkapan yang di
ucapkan/dituangkan secara lisan (langsung) bisa dalam bentuk
perbincangan, pidato, dan lain sebagainya.
Ciri Wacana Lisan : Adanya penutur dan mitra tutur, bahasa yang
dituturkan dan adanya giliran bicara (dialog, pialog).
b. Tulisan
Kebalikan dari wacana lisan, wacana tulisan adalah suatu
wacana atau ungkapan yang di kemukakan dengan cara tulisan (tidak
langsung) misalnya dalam bentuk konteks/teks.
Ciri Wacana Tulisan : Adanya penulis dan pembaca, bahasa yang
dituliskan dan penerapan system ejaan.
2. Wacana Berdasarkan Jenis Pemakaian
a. Monolog
Wacana monolog merupakan suatu jenis wacana yang dilakukan
sendiri (individual) dan tidak ada balikan atau tanggapan dari orang
lain, maka pembicara juga tidak dapat berperan sebagai pendengar.
Ciri Wacana Monolog : Hanya dilakukan oleh satu orang, memiliki
peran tunggal dan tidak memiliki peran balik.
b. Dialog
Apabila terjadi percakapan sebanyak dua orang dan terjadi
pergantian peran adanya seorang pembicara sebagai pendengar dan
sebaliknya seorang pendengar menjadi pembicara maka wacana
tersebut merupakan wacana dialog.
Ciri Wacana Dialog : Dilakukan oleh dua orang, memiliki peran ganda
dan dapat bertukaran tempat sebagai pembicara atau pendengar

8
c. Polilog
Jika komunikasi terjadi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian
peran dari masing-masing pembicara dan pendengar, maka wacana
disebut sebagai polilog.
Ciri Wacana Polilog : Dilakukan oleh lebih dari dua orang dan terjadi
pergantian peran.
3. Wacana Berdasarkan Fungsi dan Bentuknya
a. Wacana Narasi
Narasi merupakan karangan yang berisi peristiwa atau kejadian
sehingga pembaca seolah-olah mengalami kejadian ataupun peristiwa
tersebut. Karangan narasi biasa di dapati pada biografi tokoh karena
pada umumnya biografi berbentuk narasi.
Secara sederhana, paragrap narasi diartikan sebagai wacana yang
berupa cerita yang memiliki unsur urutan peristiwa, latar, dan tokoh.
Selain daripada itu, juka ditinjau dari perkembangannya wacana
narasi terbagi atas dua yaitu:
 Narasi fiksi (Sugestif)
Menceritakan peristiwa imajinatif (khayalan) seperti novel dan cerpen.
 Narasi nonfiksi (ekspositori)
Merupakan narasi yang menceritakan kejadian-kejadian yang
factual atau sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi seperti biografi
atau laporan perjalanan.
Ciri Wacana Narasi : Bersifat fakta ataupun fiktif, mengisahkan
peristiwa secara berurutan, dan adanya sudut pandang pengarang
Contoh :
Doni terlambat ke sekolah hari ini karena bangun kesiangan. Ia tiba
di sekolah pukul 7.45, sehingga ia di tegur oleh guru piket. Dan ketika
masuk ke ruangan bahasa inggris ia di larang masuk karena waktu
untuk yang kesiangan telah habis.
b. Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi merupakan sebuah wacana yang menggambarkan
suatu hal atau kejadian dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.

9
Biasanya wacana deskripsi menceritakan tentang watak seseorang,
keindahan alam, keadaan fisik seseorang, atau bisa juga menceritakan
perasaan seseorang.
Ciri Wacana Deskripsi : Memiliki objek, harus jelas dan terperinci,
kalimat langsung pada sasaran, rata-kata yang digunakan harus denotasi
(sebenarnya), runtut dan sistematis.
Contoh:
SMA Negeri 1 Kota Sukabumi merupakan SMA tertua di Kota
Sukabumi. SMA Negeri 1 Kota Sukabumi lahir pada bulan Oktober
1961.SMA Negeri 1 mempunyai jumlah murid kurang lebih 1.500
siswa dan mempunyai 4 lapangan, yaitu lapangan basket, lapangan
volly, lapangan sepak bola, dan lapangan badminton. Luas Smansa
kuarng lebih 3 hektare dan memiliki 37 kelas serta 71 guru mata
pelajaran. Smansa juga memiliki kantin yang begitu banyak.
Ketika bel istirahat berbunyi, kanti di Smansa sangatlah ramai
hingga siswa-siswi pun harus berdesak-desakan untuk membeli
makanan. kantin Smansa menjual bermacam-macam makanan seperti
gorengan, mie ayam, bas juice, dan masih banyak lagi Ketika kantin
ini ramai, suasaana pun menjadi sangat panas, berisik dan kotor.
Kantin di Smansa sungguh sempit sedangkan muridnya sangatlah
banyak, sehingga kantin ini pun menjadi hiruk-pikuk.
c. Wacana Eksposisi
Wacana yang menerangkan atau memaparkan suatu hal atau objek
disebut sebagai wacana eksposisi, dan diharapkan para pembaca dapat
memahaminya dengan jelas. Biasanya wacana eksposisi sering
menggunakan kutipan dari para ahli guna untuk membuat si pembaca
mempercayai wacana tersebut.
Ciri Wacana Eksposisi : Adanya kutipan para ahli, menjabarkan
defenisi, dan menjabarkan metode melaksanakan suatu kegiatan.
Contoh:
Sementara itu, Sri Hindaryati Dahana mengungkapkan, anggaran
pendidikan yang disiapkan Pemprov NAD dalam Anggaran

10
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2002 tergolong besar,
yaitu sebesar Rp.705,7 miliar atau sekitar 44,9 persen dari total APBD
NAD yang mencapai Rp.1,57 triliun. Di pihak lain, ia menyoroti
kecilnya anggaran yang disiapkan Pemprov NAD untuk masalah
ketenagakerjaan yang hanya 0,1 persen atau sebesar Rp.2,1 miliar.
d. Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi merupakan wacana yang bertujuan untuk
meyakinkan orang lain (para pembaca) agar mereka membenarkan
pendapat, sikap dan perkataan kita.
Sebagai contoh kecil misalnya Anda ingin meyakinkan teman atau
oranglain bahwa Perguruan Tinggi yang Anda tempuh merupakan
perguruan tinggi yang baik, maka Anda dapat menulis pernyatan
tersebut kedalam bentuk wacana argumentasi.
Untuk lebih jelasnya lagi, bacalah contoh wacana argumentasi di
berikut ini!

Contoh :
Membudayakan kegemaran membaca bukanlah hal yang mudah.
Banyak tantangan yang melatari pembudyaan kegemaran membaca.
Pertama kurangnya pemahaman masyarakat sendiri terhadap
pentingnya buku. Buku masih dianggap kebutuhan nomor sekian.
Kenyataan ini terlihat ketika kebutuhan pokok sudah terpenuhi, orang
jarang menyisihkan uangnya untuk membeli buku. Sulit sekali
menjadikan sebuah buku sebagai kebutuhan utama. Akan tetapi, unuk
mendengarkan sebuah kaset dan menonton film, banyak orang yang
tak sungkan mengeluarkan uang.
e. Wacana Persuasi
Karangan ini bertujuan memengaruhi pembaca untuk berbuat
sesuatu atau karangan yang besifat mengajak pembaca dengan
menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga
pembaca bersedia melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi
kepentingan masyarakat. Dalam persuasi pengarang mengharapkan

11
adanya sikap balasan berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca
sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Ciri Wacana Persuasi : Harus menimbulakan kepercayaan pada


pendengar / pembacanya, bertolak atas pendirian bahwa pikiran
manusia dapat diubah, menciptakan persesuaian melalui kepercayaan
antara, pembicara / penulis dan yang diajak berbicara / pembaca,
menghindari konflik ( baik dalam pemikiran pembaca atau sesama
pembaca ) agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai, dan ada
data dan fakta secukupnya untuk mendukung ajakan.

Contoh :
Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih
belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan
membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat
terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan
Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa
SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan
IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia
hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan
bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana
pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-
mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh
karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan
nasional.

2.3 Ciri-ciri Wacana


Syamsuddin (1992:5) menjelaskan ciri dan sifat sebuah wacana sebagai
berikut.
1. Wacana dapat berupa rangkaian kalimat ujar secara lisan dan tulis atau
rangkaian tindak tutur.
2. Wacana mengungkap suatu hal (subjek).

12
3. Penyajian teratur, sistematis, koheren, lengkap dengan semua situasi
pendukungnya.
4. Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu.
5. Dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental.
Secara umum ciri-ciri wacana adalah sebagai berikut:
1. Satuan gramatikal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) gramatikal adalah
tatabahasa. Jadi Satuan Gramatikal adalah keutuhan atau kesatuan
tatabahasa.
2. Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
3. Untaian kalimat-kalimat
4. Memiliki hubungan proposisi
5. Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
6. Memiliki hubungan koherensi
7. Memiliki hubungan kohesi
8. Rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi
9. Bisa transaksional juga interaksional
10. Medium bisa lisan maupun tulis
11. Sesuai dengan konteks

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wacana merupakan rentetan kalimat yang saling berkaitan dan


menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi lainnya di dalam
kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa
dengan memiliki ciri-ciri satuan gramatikal, satuan terbesar, tertinggi, atau
terlengkap , untaian kalimat-kalimat, memiliki hubungan proposisi,
memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan, memiliki hubungan
koherensi, memiliki hubungan kohesi, rekaman kebahasaan utuh dari
peristiwa komunikasi, bisa transaksional juga interaksional, medium bisa
lisan maupun tulis, dan sesuai dengan konteks. Selain itu, wacana juga
terbagi dalam beberapa macam yaitu wacana dalam bentuk komunikasi,
jenis pemakaiiannya, dan wacana berdasarkan fungsi dan bentuknya.
Macam tersebut di bagi lagi menjadi wacana lisan dan tulisan, wacana
monolog, dialog, dan polilog, dan yang terakhir wacana narasi, deskripsi,
eksposisi, dan argumentasi.

14
Daftar Pustaka

Kosasih, E. 2010. Kreatif Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.


http://isma-isimi.com/category/bahasa
http://yulitamarchita.blogspot.com/2012/12/makalah-wacana.html?m=1
https://punyashellya.wordpress.com/2013/06/02/wacana-bahasa-indonesia/

15

Anda mungkin juga menyukai