RINA WULANDARI
NPM 176510797/1B PENDIDIKAN BIOLOGI
mahasiswabaiksekali@gmail.com
A. PENDAHULUAN
Menurut Alber & Febria (2018:17) wacana merupakan kesatuan bahasa
terlengkap dan tertinggi yang berkesimbuan, yang mampu mempunyai awal dan
akhir yang nyata, disampaikan secara lisan dan tertulis. Wacana dalam suatu
kebahasaan yang utuh yang biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang
mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain. Wacana
dapat berupa rangkaian ujar secara lisan ataupun tulisan atau rangkaian tindak
tutur. Menurut Darma (1992:27) “Wacana adalah komunikasi kebahasaan yang
terlibat sebagai sebuah pertukaran diantara pembicara dan pendengar, sebagai
sebuah aktivitas formal dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya”.
Wacana dapat mengungkapkan suatu subjek yang penyajiannya teratur dan
lengkap dengan semua situasi pendukungnya.
Dalam sosiologi wacana sering merujuk pada hubungan antara konteks
sosial dari pemakaian bahasa. Dalam linguistik wacana adalah unit bahasa yang
lebih besar dari kalimat. Analisis wacana dalam studi linguistik yaitu unit
bahassa yang lebih besar dari kalimat analisi wacana dalam bahasa merupakan
reaksi dari bentuk bahasa formal yang lebih memperhatikan pada unit kata,
frase, atau kalimat semata tanpa keterkaitan diantara unsur tersebut. Wacana
menurut konteks penggunaannya merupakan sekumpulan pernyataan yang
dapat dikelompokkan ke dalam kategori konseptual tertentu. Brown dan Yule
dalam Darma (1996:34) menjelaskan sebagai berikut,
Wacana adalah rangkaian ujar secara lisan dan tulisan atau rangkaian
tindak tutur wacana mengungkapkan suatu subjek dengan penyajian teratur,
sistematis, koheran, dan lengkap dengan semua situasi pendukungnya yang
memiliki saut kesatuan misi dalam rangkaiannya dan dibentuuk oleh unsur
segmental dan nonsegmental. Oleh sebab itu wacana disebut dengan
percakapan, keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan bahasa
terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh,
seperti novel, buku, artikel, pidato dan lainnya.
Maka dari itu, jelaslah terlihat bahwa wacana merupakan suatu pernyatan atau
rangkaian pernyataan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan dan memiliki
hubungan makna antarsatuan bahasanya serta terikat konteks.
Selanjutnya, wacana disebut juga sebagai rentetan kalimat yang berkaitan
yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan
membentuk satu kesatuan. Untuk membicarakan sebuah wacana dibutuhkan
pengetahuan tentang kalimat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kalimat. Dengan kata lain kita harus lebih menguasai kalimat untuk bisa
mengetahui wacana dalam suatu kalimat tersebut. Dengan demikian wacana
dalam suatu kalimat akan sangat berguna sebagai penanda dan pengarah untuk
mengetahui permasalahan keseluruhan dalam wacana tersebut (Alwi dalam
Darma, 2003:419).
Dalam suatu wacana juga memiliki rangkaian ujar atau rangkaian tindak
tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur,
sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental,
maupun nonsegmental bahasa. Maka dapat disimpulkan bahwa penyajian wacana
disajikan secara teratur dengan menggunakan serangkaian pernyataan atau uraian
dalam suatu kalimat (Syamsudin dalam Darma, 1992:12).
Alasan penulis untuk membahas tentang materi wacana karena pada
umumnya masih banyak pelajar, mahasiswa dan akademisi, dalam membuat
kalimat-kalimat dalam suatu wacana tidak mengetahui bagaimana cara
mengembangkan kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah wacana dan tidak
terlalu menguasai banyak kalimat untuk membentuk sebuah wacana yang
baik. Sehingga terlihat jelas bahwa cara masyarakat membuat karya tulis
sperti uraian dan pernyataan tidak memperhatikan syarat-syarat dalam
bembentukan sebuah wacana tersebut. Dengan demikian konsep wacana
tidak terlihat dalam bentuk karangan yang utuh dan hal ini akan
mengakibatkan kalimat ke kalimat tidak saling berkaitan sehingga tertata
dengan teratur dan juga sistemati sesuai dengan ketentuan dalam
pembuatan wacana.
Berdasarkan dari pernyataan yang telah dikemukakan dalam lbm tentang
wacana, perlu dikemukakan beberapa masalah yang harus dibahas dalam
pembahasan ini. Pembahasan yang dimaksud dengan konsep dasar tentang
wacana. Secara umum masalah yang akan dibahas dalam pembahasan ini terkait
tentang pengertian wacana, syarat-syarat wacana, dan jenis-jenis wacana. Dengan
demikian perlu kiranya kita kemukakan dalam perumusan masalah yang akan
dibahas. Ada pun rumusan masalah dikemukakan sebagai berikut. Pertama
apakah yang di maksud dengan pengertian wacana? Kedua apa sajakah syarat-
syarat dari wacana? Ketiga apa saja jenis-jenis wacana?
Selanjutnya, pada bagian ini penulis juga perlu mengemukakan tentang
tujuan penulisan dalam makalah ini. Adanya tujuan penulisan ini untuk
memberikan gambaran umum terkait tentang apa yang akan dibahas di dalam
bagian pembahasan tentang wacana. Secara konsep tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut. Pertama mendeskripsikan tentang pengertian wacana.
Kedua mendeskripsikan dan menjelaskan syarat-syarat pembentukan wacana
dalam bahasa Indonesia. Ketiga menjelaskan jenis-jenis wacana dalam bahasa
Indonesia.
B. PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dikemukakan terkait tentang wacana dalam bahasa
Indonesia. Secara rinci bagian-bagian yang akan dibahas di dalam pembahasan ini
yakni: pengertian wacana, syarat-syarat wacana, dan jenis-jenis wacana. Tujuan
mendeskripsikan bagian-bagian ini adalah untuk memberikan gambaran umum
tentang beberapa konsep yang dimaksud. Untuk lebih jelas mengenai konsep-
konsep yang dimaksud berikut akan dijelaskan secara rinci.
1. Konsep Wacana
Wacana adalah suatu organisasi bahasa di atas kalimat atau klausa atau
bisa disebut juga dengan unit-unit linguistik yang lebih besar dari pada
kalimat atau klausa, seperti pertukaran-pertukaran percakapan atau teks-
teks tertulis. Suatu rangkaian sinambung bahasa yang lebih luas dari pada
kalimat.
Wacana juga sebagai bagian dalam suatu karangan yang mengandung satu
gagasan pokok atau pikiran utama dan beberapa gagasan penjelas. wacana dapat
pula diartikan sebagai suatu tuturan, percakapan, dan serangkaian pernyatan atau
uraian. Wacana merupakan himpunan dari kalimat kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. Tanpa kemampuanpengetahuan
tentang wacana, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah wacana.
Menurut Hawthorm (dalam darma 1992) “Wacana adalah komunikasi kebahasaan
yang terlibat sebagai sebuah pertukaran di antara pembicara dan pendengar,
sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh tujuan
sosialnya”. Maka dapat dikatakan bahwa wacana adalah sebagai suatu kebahasaan
dalam suatu kalimat.
Wacana lebih menfokuskan kepada tiap struktur nya yang secara alamiah
terdapat dalam beberapabahasa lisan, yang banyak terdapat didalam wacana
seperti suatu percakapan, komunikasi, wawancara dan ucapan-ucapan lainnya.
Dalam wacana juga ada gagasan utama yang diwujudkan sebagai kalimat topik
yang memiliki tujuan dari karya tulis ilmiah. Karena merupaka rangkuman dari
wacana dari suatu isi paragraf tersebut. Menurut Foucault (dalam Phillips
1972:117) dinyatakan sebagai berikut.
Wacana merujuk kepada sekelompok pernyataan yang sejauh ini
merupakan milik formasi kewacanaan yang sama yang terdiri dari
sejumlah kecil pernyataan tempat bisa ditetapkannya sekelompok kondisi
eksistensi. Dalam pengertian ini wacana bukanlah bentuk tanpa waktu
yang ideal dari awal sampai akhir, wacana bersifat hostoris-penggalan
sejarah yang memiliki batas, pembagian, transformasi, mode khusus
temporalitasnya sendiri.
2. Syarat-syarat Wacana
Wacana memiliki 4 unsur yang harus dipenuhi, yaitu : (1) Topik, sebuah
topik wacana mengungkapkan satu bahasan atau gagasan. Gagasan
tersebut akan diurai, membentuk serangkaianpenjelasan tetapi tetap
merujuk pada satu topik. Sehingga topik yang diangkat atau yang
dimaksud memberikan suatu tujuan. (2) Kohesi dan Koherensi, sebuah
wacana biasanya ditata secara serasi dan ada kepaduan antara unsur yang
satu dengan yang lain dalam wacana (kohesi), sehungga tercipta
pengertian yang baik (keherensi). (3) Proporsional, yang di maksud
proposional disini ialah keseimbangan dalan makna yang ingin dijabarkan
dalam wacana , atau makna yang terdapat dalam wacana, ialah seimbang.
(4) Tuturan, yaitu pengungkapan suatu topik yang ada dalam wacana. Baik
tutur tulis atau tutur lisan. Tuturan kaitanya menjelaskan suatu topik yang
terdapat dalam wacana dengan tetap adanya kohesi dan koherensi yang
proporsional di dalamnya.
3. Jenis-jenis Wacana
a. Wacana Narasi
Wacana Narasi
Myrna masuk ke dalam mobil. Dan Bu Purwo yang berdiri di depan rumah,
melihat dengan panah hati. Setelah mobil itu hilang di ujung jalan sana, Bu
Purwo berbalik arah pintu yang sedang ditutup pelan-pelan oleh Satria. Bu
Purwo berbalik aeah pintu yang sedang ditutup pelan-pelan oleh Satria. Bu
Purwo maju, mendorong pintu itu sehingga terbuka kembali. Dia menuding-
nuding Satria dan Kartika yang sedang berdiri di situ.
“Hei, ibu macam apa, mama kalian itu?” katanya keras. “Gaunnya serba
mengkilat, parfumnya semerbak kayak jin malam kliwon, tapi kewajiban bayar
sewa rumah telatmelulu. Bilang sama mama kalian itu, besok hari terakhir. ...”
b.Wacana Deskripsi
Wacana Deskripsi
Ku amati penampilanku sendiri pada cermin besar itu. Tampak di
seberangkaca, seorang pemuda berwajah kasar, sepasang mata menyala-nyala,
bergairang, tapi dalam lingkunganroman muka yang... ya, siapa pun tidak perlu
berkhayal terlalu jauh untuk mampu menentukan persamaanya dengan moncong
seekor anjing buldog. Tidak itu saja, tubuh yang kukuh kekar, pendek berotot,
lengan dengan bisep bak paha pemain sepak bola, dada bidang, menambah-
nambah imajinasi orang yang melihatnya, bahwa aku ini tak ubahnya seekor
anjing buldog saja.
Pandir Kelana, Suro Buldog Orang Buangan Tanah Merah (dalam darma 1986:
2)
c. Wacana Eksposisi
Wacana Eksposisi
Kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, mulai awal Juni 2001, dijadikan objek
wisata malam. Lokasinya terletak sepanjang Jalan Jaksa dan jalan Wahid Hasyim
hingga persimpangan di depan Hotel Cemara. Wisata malam ini dijadwalkan
setiap Sabtu malam, mulai pukul 18.00 hingga 02.00. kegiatan yang akan digelar
berupa pertunjukan kesenian, penjajanan makanan, dan cindera mata. Para
pengusaha hotel dan restoran setempat akan terlibat dalam kegiatan wisata
malam tersebut.
( Dalam darma )
d. Wacana Argumentasi
Wacana Argumentasi
Kebijakan komunikasi yang dibangun pemerintah selama 30 tahun lebih
melalui komunikasi top-down, telah membuat masyarakat tidak memiliki
kesempatan untuk mengembangkan hasratnya dengan baik. Lembaga
komunikasi yang ada tidak sepenuhnya mampu menyalurkan aspirasi
masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Selama ini pemerintah hanya
mengeluarkan izin bagi radio pemerintah atau swasta, yang program-programnya
kerap berbeda dengan aspirasi yang akan berkembang di masyarakat luas.
Masyarakat perlu mendapat kesempatan untuk memiliki sarana penyampaian
aspirasinya. Dan radio komunitas akan dapat meyalurkan keinginan itu.
e. Wacana Persuasi
Wacana Persuasif
Ada bintang baru yang bakal hadir meramaikan bursa artis sinetron
indonesia. Dia adalah Cindy Claudia Harahap, 22 tahun, putri pencipta lagu dan
dedengkot grup The Mercys, Rinto Harahap. Sekali bermain Cindy yang sudah
menghasilak 4 album lagunlangusng mendapat peran menantang. Dalam serial
bidadari yang terluka, yang bakal ditayangkan 16 juni di RCTI.cindy berperan
sebagai miranda, wanita deasa yang mengganggu suatu keluarga karna kepala
keluarganya adalah bekas pacarnya.
Bagaimana pengalamannya bermain cinetron? Menurut cindy, sangat
menyenangkan. Hanya kesulitanya, menghayati peran sebagai anita dewasa.
“Soalnya, Cindy kan masih bergaya ABG (Anak Baru Gede)”, katanya kepada
A. Latief Siregar dari Gatra. Karna aktif didunia keartisan sebagai penyanyi dan
bintang sinetron, sekolah Cindy sementara terhenti. Cindy, yang pernah
bersekolah di Australia, punya rencana kembali ke Australia untuk
melanjutkankembalistudi musik. Atau, kangen dengan teman dekatnya yang
masih di Australia? Cindy, yang belum lama menjadi muslimah, Cuma
tersenyum.
Kegiatan lain Cindy adalah mempersiapkan albumnya yang kelima.
Tapinuntuk sementaratertunda karena pemilik tinggi badan 170 sentimeter itu
sibuk mengikuti mbak Tutut untuk berkampanye Golkar. Bahkan ia
memanggilnya dengan sebutan “bude”. “sejak dulu, kami sudah akrab karena
mama kan kerbat bude dari Mangkunegaran”, ujar Cindy serius.
2. Saran
Dari hasil pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan, perlu dibuat
saran dalam makalah ini. Saran dinyatakan sebagai rekomendasi penelaahan
sejenis yang perlu dilakukan sejenis dengan penelaahan yang telah penulis
lakukan.Oleh sebab itu, saran yang akan di kemukakan oleh penulis kepada
pembaca lainnya: 1) hendaknya penulis berikutnya yang yang akan membuat
suatu wacana haruslah mengetahui syarat pembentukannya.2) hendaklah penulis
berikutnya melakukan penelaahan tentang kesalahan penulisan wacana
padawacana lainnya. Selanjutnya, 3) hendaknya penulis berikutnya sebaiknya
dalam penyusunan wacana haruslah memperhatiakan jenis wacana apa yang
digunakan sebelum pembuatan sebuah wacana agar apa yang akan di sampaikan
oleh sipenulis tidak melenceng dari apa yang telah ditentukan. 4) hendaknya
penulis berikutnya menyusun sebuah wacana harus seefektif mungkin dan dapat
menyampaikan ide pokok secara jelas sehingga mudah dipahami oleh
pembacanya. (Creswell, 2015:12).
D. DAFTAR RUJUKAN
Alber, A., & Febria, R. (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis
dalam Kumpulan Makalah Mahasiswa Universitas Islam Riau. GERAM,
6(2). https://doi.org/https://doi.org/10.25299/geram.2018.vol6(2).2143
Zainul, & Nasution, N. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.
Jorgensen dan Phillips. 2007. Analisis Wacana Teori dan Materi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Celeban Timur.