Anda di halaman 1dari 19

Tugas 6Skip to content

GuruPendidikan.Com

MENU

Wacana Adalah – Pengertian, Ciri, Syarat, Jenis, Komunikasi, Pelibatnya, Pemaparan, Narasi, Eksposisi,
Contoh

Oleh parta setiawanDiposting pada 13/01/2020

Wacana Adalah – Pengertian, Ciri, Syarat, Jenis, Komunikasi, Pelibatnya, Pemaparan, Narasi, Eksposisi,
Contoh : Istilah “wacana” berasal dari bahasa sansekerta wac, wak, vak. yang berarti berkata ataupun
berucap. Jika dilihat dari jenisnya, kata “wac” dalam bahasa sansekerta (morfologi) termasuk kata kerja
golongan III parasmae pada (m) bersifat aktif, yakni ‘melakukan tindakan ujar‘. Kata tersebut lalu
mengalami perubahan menjadi wacana Bentuk ‘ana’ yang muncul di belakang adalah sufiks (akhiran)
yang berkata membendakan.

pengertian wacana

Pengertian Wacana

Baca Cepat

Wacana adalah salah satu bagian dari strata kebahasan yang menduduki posisi tertinggi. Berdasarkan
pernyataan itu, dapat dikatakan bahwa wacana merupakan satuan bahasa terlengkap, yang dalam
hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Menurut Alwi, dkk (2003:42), wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk
makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Menurut Tarigan (dalam Djajasudarma, 1994:5), wacana
adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan
koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang
nyata.

Lebih lanjut, menurut Kinneavy (dalam Supardo 1988:54) wacana pada umumnya adalah teks yang
lengkap yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan yang tersusun oleh kalimat yang berkaitan,
tidak harus selalu menampilkan isi yang koheren secara rasional. Wacana dapat diarahkan ke satu
tujuan bahasa atau mengacu sejenis kenyataan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang
terstruktur secara lengkap yang disajikan secara teratur dan membentuk suatu makna yang disampaikan
secara tertulis maupun lisan. Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana
sebagai proses komunikasi antar penyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis,
wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penulis.

Wacana berasal dari bahasa Inggris “discourse” merupakan tulisan atau ucapan yang merupakan wujud
penyampaian pikiran secara formal dan teratur. Dalam realisasinya wacana diwujudkan dalam bentuk
karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedi, dan sebagainya), paragraf, kalimat, atau kata yang
membawa amanat yang lengkap. Wacana yang diwujudkan dalam bentuk karangan akan ditandai oleh
satu judul karangan. Wacana yang diwujudkan dalam bentuk karangan (karangan yang dituliskan) akan
ditandai oleh satu judul karangan. jika karanagan itu dilisankan, maka wacana tersebut akan ditandai
oleh adanya permulaan salam pembuka dan adanya penyelesaian dengan salam penutup.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Dan Ciri-Ciri Kata Baku Dan Tidak Baku
Beserta Contohnya Secara Lengkap

Di atas dikatakan bahwa wacana dapat berbentuk karangan utuh, paragraf, kalimat, atau kata. Hal ini
menunjukkan bahwa panjang pendeknya karangan bersifat relatif. Artinya, wacana itu dapat panjang
sampai berjilid-jilid, dapat pula hanya atas satu paragraf. Jadi ciri penanda wacana bukan dilihat dari
panjang pendeknya pernyataan, tetapi dilihat dari kelengkapan amanat yang disampaikan.
Ciri-Ciri Wacana

Ciri-ciri Wacana adalah sebagai berikut :

Terdapat tema

Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap

Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan

Memiliki hubungan koherensi

Memiliki hubungan kohesi

Medium bisa lisan maupun tulis

Sesuai dengan konteks

Wacana dapat dibeda-bedakan atas beberapa macam penggolongan. Dapat dibedakan atas wacana
ilmiah dan nonilmiah. Dapat dibedakan atas wacana fiksi dan nonfiksi. Dan masih dapat dibedakan atas
penggolongan lain lagi, sesuai dengan kebutuhan penulisnya. Adanya berbagai macam penggolongan itu
disebabkan oleh perbedaan dasar penggolongan masing-masing. Penulis dapat membedakan wacana
menurut dasar penggolongan tertentu, sesuai dengan kebutuhan pembahasannya. Wacana bedasarkan
cara pemaparannya di golongkan dalam lima bentuk, yakni narasi (kisahan), deskripsi (perian), eksposisi
(paparan), argumentasi (bahasan), persuasi.

Kohesi dan Koherensi

Kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa. Kohesi dalam
wacana artinya terdapat keserasian hubungan unsur-unsur dalam wacana. Konsep kohesi pada dasarnya
mengacu pada bentuk, artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun
suatu wacana memiliki ketertkaitan secara padu dan utuh.

Koherensi adalah keterkaitan antara bagian satu dengan bagian yang lainnya, sehingga kalimat memiliki
kesatuan makna yang utuh. Koherensi dalam wacana artinya wacana tersebut terpadu sehingga
mengandung pengertian yang apik dan benar.
Kohesi merujuk pada perpaduan bentuk sedangkan koherensi pada perpautan makna. Pada umumnya,
wacana yang baik memiliki keduanya. Kalimat atau kata yang dipakai bertautan, pengertian yang satu
menyambung pengertian yang lainnya secara berturut-turut. Jadi, wacana yang kohesif dan koheren
merupakan wacana yang utuh.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Prosa – Pengertian, Jenis, Ciri, Bentuk, Contoh

Syarat-Syarat Pembangunan Wacana yang Baik

Agar wacana menjadi baik, kita harus memperhatikan persyaratan dalam pembangunan wacana. Syarat
tersebut adalah wacana tersebut harus kohesif dan koheren. Bila wacana tersebut kohesif dan koheren,
akan terciptalah wacana yang memiliki kepaduan, kesatuan, kelengkapan.

Kepaduan Wacana

Untuk mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah kemampuan merangkai
kalimat dan paragraf sehingga bertalian secara logis dan padu. Untuk mempertahankan kalimat dan
paragraf agar tetap logis kita harus menggunakan kata hubung.

Terdapat dua jenis kata hubung yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.
Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang menghubungkan antara anak kalimat dengan induk
kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu
dengan kalimat yang lain. Contoh kata penghubung intrakalimat yaitu karena, sehingga, tetapi,
sedangkan, apabila, jika, maka dan lain-lain. Contoh kata penghubung antarkalimat yakni oleh karena
itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan dan lain-lain.

Kesatuan Wacana

Selain kepaduan, persyaratan penulisan wacana yang baik adalah prinsip kesatuan. Yang dimaksud
dengan prinsip kesatuan wacana adalah tiap paragraf-paragraf sebagai penyusun wacana memiliki
keterkaitan yang dibahas.

Keterkaitan tersebut dapat dilakukan, misalnya dengan menggunakan pola pengembangan khusus ke
umum. Dengan pengembangan cara ini kita mampu menjeaskan sesuatu dengan secara umum terlebih
dahulu.
Kelengkapan Wacana

Sebuah wacana dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat paragraf-paragraf yang menjadi inti dari
suatu pembahasan yang diangkat dalam wacana tersebut secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran.
Ciri-ciri paragraf penjelas yaitu berisi penjelasan-penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh dan lain-
lain. Paragraf penjelas juga memerlukan kata penghubung, baik kata penghhubung antarkalimat
maupun intrakalimat.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Komunikasi Verbal – Ciri, Jenis, Faktor, Fungsi, Contoh

Jenis-Jenis Wacana

Berdasarkan jenis dan bentuknya, wacana dapat dibedakan menjadi 5, yaitu

wacana narasi

wacana deskripsi

wacana eksposisi

wacana argumentatif, dan

wacana persuasi.

Wacana Berdasarkan Media Komunikasi

Berdasarkan media komunikasi, wacana dibedakan menjadi dua wacana lisan dan wacana tulis. Berikut
penjelasanya :

Wacana Lisan

Menurut Henry Guntur Tarigan wacana lisan adalah wacana yang disampaikan secara lisan, melalui
media lisan. Sedangkan, Menurut Mulyana wacana lisan adalah jenis wacana yang disampaikan secara
lisan atau langsung dalam bahasa verbal. Jenis wacana ini sering disebut sebagai tuturan (speech) atau
ujaran (utterance). Pada dasarnya bahasa lahir melalui mulut atau lisan.
Oleh karena itu, wacana yang paling utama, primer, dan sebenarnya adalah wacana lisan. Jauh sebelum
manusia mengenal huruf, bahasa telah digunakan oleh manusia. Bahasa lisan menjadi bahasa yang
utama dalam hidup manusia karena lebih dahulu dikenal dan digunakan oleh manusia dari pada bahasa
tulis.

Wacana lisan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Wacana lisan memerlukan daya simak yang tinggi agar interaksi tidak terputus.

Wacana lisan sulit diulang, dalam arti mengulang hal yang sama dengan ujaran pertama.

Wacana lisan dapat dilengkapi dengan gerakan anggota tubuh untuk memperjelas makna yang
dimaksud.

Wacana lisan biasanya lebih pendek daripada wacana tulis.

Wacana lisan juga melibatkan unsur kebiasaan atau pengetahuan yang telah diketahui bersama

Wacana Tulis

Menurut Henry Guntur Tarigan wacana tulis adalah wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui
media tulis. Sedangkan menurut Mulyana, wacana tulis adalah jenis wacana yang disampaikan melalui
tulisan.

Berbagai bentuk wacana sebenarnya dapat dipresentasikan atau direalisasikan melalui tulisan. Sampai
saat ini, tulisan masih merupakan media yang sangat efektif dan efisian untuk menyampaikan berbagai
gagasan, wawasan, ilmu pengetahuan, atau apapun yang dapat mewakili kreativitas manusia. Wacana
dapat direalisasikan dalam bentuk kata, kalimat, paragraf atau karangan yang utuh (buku, novel,
ensiklopedia, dan lain-lain) yang membawa amanat yang lengkap dan cukup jelas berorientasi pada jenis
wacana tulis.

Wacana tulis mulai dikenal setelah ditemukan huruf. Huruf dibuat untuk mengganti peran bunyi bahasa
sehingga biasanya orang mengatakan bahwa huruf adalah lambang bunyi. Huruf – huruf itu dipelajari
manusia dan kemudian digunakan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain yang tinggal
berjauhan.

Wacana lisan memiliki ciri –ciri sebagai berikut :

Wacana tulis biasanya panjang dan menggunakan bentuk bahasa yang baku
Wacana tulis dapat dilihat kembali tanpa ada perbedaan unit–unit kebahasaannya.

Wacana tulis biasanya mempunyai unsur kebahasan yang lengkap

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Kalimat Persuasif – Pengertian, Ciri, Paragraf, Syarat,
Langkah, Contoh

Wacana Berdasarkan Pelibatnya

Berdasarkan cara pelibatnya, wacana dibedakan menjadi tiga. Wacana monolog, wacana dialog, dan
wacana polilog. Berikut penjelasanya :

Wacana Monolog

Pada wacana monolog pendengar tidak memberikan tanggapan secara langsung atas ucapan pembicara.
Contohnya pidato,ceramah.

Wacana Dialog

Apabila peserta dalam komunikasi itu ada dua orang dan terjadi pergantian peran Contohnya antara dua
orang yang sedang mengadakan perbincangan.

Wacana Polilog

Apabila peserta dalam komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran. Contohnya
perbincangan antara beberapa orang dan mereka memiliki peran pembicara dan pendengar.

Wacana Berdasarkan Cara Pemaparan

Berdasarkan cara pemaparan, wacana dibedakan menjadi lima. Wacana narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentatif, dan persuasi. Berikut penjelasanya :

Wacana Narasi

Istilah narasi (dalam bahasa inggris: naration) berarti kisahan. Penyusunan wacana narasi erat kaitannya
dengan rangkaian peristiwa. Wacana ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan
terjadinya, dengan maksud memberi arti kepada sebuah kejadian atau serentetan kejadian, dan agar
pembaca dapat memetik hikmahnya dari cerita itu.

Penataan gagasan dilakukan secara kronologis berdasarkan atas urutan waktu. Wacana narasi berisi
fakta-fakta yang benar terjadi atau pula berupa khayalan. Wacana narasi yang berupa fakta misalnya
otobiografi seorang tokoh terkenal dan sebaliknya wacana yang berbentuk novel, cerpen, roman,
hikayat, drama, dan lain-lain digolongkan dalam wacana yang fiktif. Selain apa yang ada di atas terdapat
beberapa bentuk lain yang termasuk narasi faktual, yaitu anekdot, laporan perjalanan, pengalaman
seseorang.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 53 Pengertian Majas, Jenis Dan Contohnya Lengkap

Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah :

kejadian,

tokoh,

konflik,

alur/plot.

latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.

Tahapan menulis narasi, yaitu sebagai berikut :

menentukan tema cerita

menentukan tujuan

mendaftarkan topik atau gagasan pokok

menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara kronologis atau urutan waktu.

mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Perhatikan contoh Narasi Berikut:

Bandar Upal Diringkus


Bandar uang palsu (upal) yang beredar di kawasan Surabaya Timur, Asmat Syaeri 27 diringkus di
rumahnya di kawasan Bulak Banteng Gg Lebar 10A oleh Polsekta Kenjeran, Kamis (20/3). Tersangka
ditangkap setelah menjadi buron hampir setahun. Penangkapan ini berdasarkan informasi dan
pengembangan tiga orang pengedar upal yang telah tertangkap Polresta Surabaya Timur dan Polsekta
Rungkut Ketiga pelaku tersebut, Nurhaji 40, Rohimah 35, dan Hatip 25 ditangkap dua bulan lalu.
Keduanya ditangkap ketika membelanjakan upalnya di toko kawasan Jalan Kapasan. Dari tersangka
disita upal senilai Rp.200.000,00 dalam pecahan Rp.20.000-an.

Sementara Hatip ditangkap Polsekta Rungkut saat membeli rokok dan buah pakai uang palsu di kawasan
Kali Rungkut. Petugas menyita barang bukti upal Rp.2.020.000 serta enam bungkus rokok.

Wacana Deskripsi

Istilah deskripsi (dalam bahasa Inggris : description) artinya perian. Wacana deskripsi adalah wacana
yang menggambarkan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat melihat,
mendengar, mencium, dan merasakan apa yang dipahaminya itu sesuai dengan pikiran penulisnya.
Wacana ini bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan kesan utama sebagai
pengikat semua kesan yang dilukisnya.

Wacana deskripsi ini ada dua macam, yaitu wacana deskripsi yang faktawi dan wacana deskripsi yang
khayali. Wacana deskripsi yang pertama merupakan wacana yang berusaha menjelaskan bangun,
ukuran, susunan, warna, bahan sesuatu menurut kenyataan, dengan tujuan untuk
memberitahu/memberi informasi saja.

Wacana deskripsi yang kedua merupakan wacana deskripsi yang berusaha menjelaskan ciri-ciri fisik,
cara-cara berlaku, sikap-sikap seseorang, keadaan suatu tempat menurut khayalan penulisnya. Hal ini
bertujuan membangun alur cerita agar lebih mampu memberikan gambaran ke depan dan mampu
menarik keingintahuan pembaca.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 109 Proses Dan Pengertian Komunikasi Menurut Para
Ahli

Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:

menentukan objek pengamatan


menentukan tujuan

mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan

menyusun kerangka karangan

mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Perhatikan contoh berikut

SLTP Raiders Makasar

Membantu Anak Jalanan untuk Terus Bersekolah

Irfan sempat setahun meninggalkan bangku sekolah. Setamat SD anak ketiga dari empat bersaudara ini
terpaksa harus turun ke jalan, menjajakan koran di lampu-lampu merah kota Makasar. Ketidakmampuan
orang tua membuyarkan harapannya untuk melanjutkan pendidikan ke SLTP, jenjang yang lebih tinggi
dari ijazah yang dipunyainya.

Di tengah kehilangan pengharapan, dia memperoleh informasi ada sekolah yang bisa member
kesempatan untuk terus belajar. Sekolah itu adalah SLTP Raiders Makasar. Tak banyak persyaratan, tidak
mesti mengeluarkan biaya yang cukup besar, sebagaimana lazimnya di lembaga pendidikan formal lain.
Ke sanalah irfan ditemani orang tuanya.

Kepala SLTP Raiders Makasar, Wahyudin Hakim, S.Pd. M.Hum.menuturkan sedikitnya ada sepuluh orang
anak jalanan yang ditampung di sekolah ini. Tak hanya putus sekolah karena ketidakmampuan orang
tua, tapi hamper semuanya juga sudah menjadi pekerja, mencari uang untuk membantu orang tua.

Kebijakan seperti apa yang diberikan kepada mereka? Wahyu menuturkan tidak ada persyaratan
administratif yang ketat, misalnya harus ada surat pindah atau keterangan lain dari sekolah sebelumnya.
“Kalau sudah menunjukkan ijazah SD yang dimilikinya kita terima. Yang penting mereka bisa
bersekolah.”, tuturnya. Hanya saja menurut Wahyu meski sudah kembali bersekolah tapi semuanya
masih melakukan aktivitas kesehariannya, mencari uang di luar waktu sekolah.

Soal biaya, Wahyu mengatakan, “Kita tidak memberikan beban biaya pendaftaran.”. kebijakan lain SPP
hanya dikenai separo yang besarnya RP. 13.000 per bulan. Itu pun tidak semua mampu membayar,
meski telah diberi keringanan. Menghadapi kenyataan semacam ini, pihak sekolah tidak bisa berbuat
banyak. “Yayasan tidak masalah”, tuturnya.

SLTP Raiders Makasar memang bukan sekolah favorit di kota itu. Terletak di kelurahan Tamamaung,
kecamatan Panaklukang, Makasar, lokasi sekolah ini tidak berada di jalan utama. Bangunan sekolah
berlantai dua seluas 380 meter persegi dibangun di atas lahan seluas 410 meter persegi.

Dibangun pada 1987 kini SLTP Raiders membina 89 siswa yang terdiri atas tiga kelas masing kelas I, kelas
II, dan kelas III. “Ada tiga kelas dipakai dari lima kelas yang ada.”, katanya. Para siswa itu dididik oleh 13
guru, dua diantaranya guru negeri yang diperbantukan.

Disbanding tahun-tahun sebelumnya, sekolah ini pernah mendidik siswa dalam jumlah yang cukup.
Semua kelas terpakai tidak seperti sekarang, hanya tiga dari lima kelas yang ada. “tahun 1989, kita
pernah punya siswa lima kelas.”, kata Wahyu.

Meski mengalami gelombang surut dalam jumlah siswa, tapi dia masih menyimpan optimisme di tengah
kesederhanaannya. “Saya optimis sekolah ini bisa berkembang.”, katanya. “Apalagi ada kebersamaan di
antara sesame guru.”.

Wacana Eksposisi

Istilah eksposisi (dalam bahasa Inggris : exposition) yang artinya membuka atau memulai. Wacana
eksposisi adalah wacana yang berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat
memperluas pengetahuan pembaca karangan itu.

Wacana ini bertujuan menyampaikan fakta-fakta secara teratur, logis, dan saling bertautan dengan
maksud untuk menjelaskan sesuatu ide, istilah, masalah, proses, unsur-unsur sesuatu, hubungan sebab-
akibat, dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar diketahui oleh pembaca.

Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu sebagai berikut.

menentukan objek pengamatan

menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi


mengumpulkan data atau bahan

menyusun kerangka karangan, dan

mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Teks Ulasan, Contoh, Ciri, Tujuan, Struktur
Dan Kaidahnya

Perhatikan Contoh Berikut

Konsep Pengajaran SD Islam Disamakan

Sebanyak 44 guru SD Islam se-Sidoharjo selama tiga hari melakukan pelatihan guna meningkatkan
profesionalitas dan pengelolaan proses belajar-mengajar. Pelatihan yang dilakukan Konsorsium
Pendidikan Islam (KPI) bekerja sama dengan Yayasan Dana Sosial Alfalah (YDSF) ini, dilakukan bertahap.
Untuk awal minggu ini pelatihan diprioritaskan pada guru IPA.

Saifullah, seorang pengurus KPI usia pembukaan pelatihan mengatakan perlunya pelatihan dikarenakan
kepercayaan masyarakat terhadap sekolah Islam mulai berkurang. Selain itu, belum terjadinya
komunikasi yang baik antarsekolah Islam.

“Melalui pelatihan ini semua guru SD Islam yang ada akan dihadapkan pada kesamaan konsep
pengajaran dengan landasan Islam,” jelasnya. Ini mencontohkan bila selama ini seorang guru yang
mengajar keilmuan misalnya fenomena gerhana matahari selalu dilihat dari sisi ilmiah saja. “Dengan
pelatihan guru SD Islam ini, setidaknya nanti fenomena alam seperti gerhana matahari akan diwarnai
dengan sudut ilmu keislaman,” papar Saifullah.

Hadir dalam kesempatan itu Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Sidoharjo, Tafrani SH dan
Penilik Pendidikan Agama Islam dari Departemen Agama, Bashori.

Wacana Argumentasi

Wacana argumentasi adalah wacana yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Wacana ini termasuk wacana yang paling sulit bila
dibandingkan dengan wacana-wacana lain yang telah diuraikan terdahulu. Kesulitan tersebut muncul
karena perlu adanya alasan dan bukti yang dapat menyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan
membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinannya.

Penulis argumen harus berpikir kritis dan logis serta mau menerima pendapat orang lain sebagai bahan
pertimbangan. Agar dapat mengajukan argumentasi, penulis argumentasi harus memiliki pengetahuan
dan pandangan yang luas tentang apa yang dibicarakan itu. Kelogisan berpikir, keterbukaan sikap, dan
keluasaan pandangan memiliki peranan yang besar untuk mempengaruhi orang lain. Ini semua
merupakan persyaratan yang diperlukan untuk menyusun wacana argumentasi.

Tahapan menulis karangan argumentasi, sebagai berikut.

Menentukan tema atau topik permasalahan

Merumuskan tujuan penulisan

Mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung

Menyusun kerangka karangan

Mengembangkan kerangka menjadi karangan

Perhatikan contoh berikut

Ada yang Bertindak Membabi Buta

Sekarang ini kita lihat ada yang bertindak membabi buta. Jauh dari semangat reformasi. Di dalam tubuh
bangsa ini banyak orang yang bukan minta maaf dalam berbuat dosa dan kesalahan, tetapi malah justru
meningkatkan perbuatan dosanya itu dengan berlipat ganda dari waktu ke waktu.

Keadaan semakin gawat dan semakin tertutup sulit dideteksi. Tindakan mereka itu menunjukkan kalau
mereka semakin merasa tidak berdosa untuk berbuat kedhaliman yang luar biasa jahatnya. Kata-kata
saya ini merujuk pada orang yang menjadi dalang kerusuhan-kerusuhan yang tidak pernah kapok
menumpahkan darah anak-anak bangsanya sendiri di berbagai wilayah dan daerah di negara kita. Ini
betul-betul sebuah kemunduran yang sangat serius dari sifat kemanusiaan bangsa kita sebagai sebuah
bangsa besar, bangsa Indonesia.

Beberapa waktu ini saya pergi ke Jakarta di Wisma Ahmad Yani di dekat Taman Suropati. Di sana
dikumpulkan tokoh-tokoh Nasional. Karena saya memang pernah mengatakan kala ada sebuah usulan
yang bagus, inisiatif yang baik, darimanapun datangnya maka seperti ajaran Muhammadiyah kita harus
mendatangiya. Nah pertemuan malam itu namanya pertemuan tokoh Ciganjur Plus yang terdiri dari Sri
Sultan HB X, Abdurrahman Wahid, Megawati, Amin Rais, Jenderal Wiranto, Setiawan Jodi, Jenderal SB
Yudhoyono, Nurcholis Majid dan lain-lain.

Saya mengatakan kepada Jenderal Wiranto bahwa saya ini sebagai anggota masyarakat yang awam dan
tidak ahli dalam bidang intelijen, bukan ahli asalah hankam, tetapi sebagai orang awam pun sayan
prihatin melihat seluruh kejadian kerusuhan dan seluruh ledakan sosial yang terjadi di negeri ini yang
telah menumpahkan banyak darah sesama anak bangsa. Modus operandinya lebih kurang sama dan
selalu mirip. Saya katakan pada Pak Wiranto bahwa kejadian di Banyuwangi berlanjut ke Semanggi ke
Ketapang.

Ke Kupang kembali ke Lohksumawe Aceh, ke Krawang kemudian sekarang di Ambon Maluku dan nanti
entah di mana lagi itu jelas ada pemegang skenarionya ada barisan provokatornya, ada barisan
pelakunya, ada dalang-dalangnya dan lain-lain. Kemudian saya katakan ini bukan pekerjaan orang biasa.
Bukan pekerjaan orang-orang kampong yang buta huruf atau orang-orang tidak terdidik. Tetapi, semua
ini dilakukan orang-orang terlatih dengan baik yang terorganisir dengan baik dan terkondisi dengan baik
pula dan ada pendanaan yang baik pula. Bukan dilakukan oleh Paijo dan Paijem yang buta huruf itu.
Tetapi ini jelas dilakukan dalam scenario yang sistematik.

Wacana Persuasi

Pesuasi (dalam bahasa Inggris : persuasion) merupakan suatu cara yang dilakukan oleh orang untuk
menyakinkan orang lain agar orang tersebut mau melakukan apa yang yang dikehendaki penulis baik
masa sekarang atau masa yang akan datang. Dengan demikian, wacana persuasi adalah wacana yang
disusun penulis dengan tujuan akhir agar pembaca mau melakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki
penulis dalam wacana tersebut.

Untuk itu, wacana semacam ini erat kaitannya upaya penulis untuk mempengaruhi cara-cara
pengambilan keputusan pembaca. Keberhasilan penulis menyusun wacana persuasi akan
mengakibatkan keputusan-keputusan pembaca merupakan keputusan yang disasarkan atas
kesadarannya sendiri, dilakukan secara bijak, dan benar.

Perhatikan Contoh Berikut

Kurangi Efek Samping Obat Kimia


Pengobatan menggunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan, sudah lama dikenal masyarakat.
Keahlian meracik atau membuat ramuan yang sering disebut jamu ini adalah salah satu warisan nenek
moyangyang harus terus kita gali dan kembangkan.

Karena itu sentra-sentra pengobatan alternative, terutama yang menggunakan bahan-bahan alami
seperti tanaman obat keluarga (Toga) harus dibina, dikaji dan diteliti sejauh mana manfaatnya bagi
kesehatan masyarakat, demikian dikatakan Prof Dr. dr PG Konthen, Ketua Sentra P3T (Penelitian,
Pengembangan dan Penggunaan Obat Tradisional).

Kepada Surya seusai meresmikan Warung Toga 2 Dayang Sumbi di Desa Puri, Mojokerto, Kamis (8/5)
lalu, Prof Konthen menyatakan menggunakan obat-obat tradisional seperti Jamu Toga, semakin diminati
masyarakat. Karena itu, lanjut dia, P3T berkewajiban melakukan pendekatan dan pembinaan pada
sentra pengobatan tradisional, guna meneliti apakah pengobatan yang dilakukan memang berkhasiat
baik dan aman.

Ia menjelaskan bila pengobatan menggunakan bahan alami ini ternyata dicari banyak orang, karena
mereka merasakan khasiatnya dan tidak ditemukan efek samping maka produk tersebut bisa diangkat
ke permukaan dan direkomendasikan menjadi obat alternatif di samping obat modern atau kimia.
“Tetapi tentu saja obat itu harganya harus dapat dijangkau masyarakat atau tidak lebih mahal dari obat-
obatan modern,” kata Kothen.

Bila obat alternatif itu lebih mahal dari obat-obatan modern, meskipun khasiat atau kegunaannya dicari
masyarakat maka perlu dilakukan pendekatan agar produsen mau memikirkan harganya bisa dijangkau
masyarakat. Sebab tujuan orang beralih ke pengobatan alternative salah satunya memperoleh
pengobatan dengan harga lebih murah daripada dating ke dokter atau beli obat di apotik. “Kalau lebih
mahal dari pengobatan modern, untuk apa,” ujar Kothen.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Ikatan Kimia Beserta Jenisnya Lengkap

(Dikutip dari “Surya”, Senin, 12 Mei 2003, halaman 30)

(Dikutip dari Surya, 21 Maret 2003, halaman 27)


(Dikutip dari Surat Kabar “Republika”, 7 April 2003 halaman 1).

(Dikutp dari “Surya” Senin, 12 Mei 2003 halaman 28).

(Dikutip dari suara Muhammadiyah, No. 4/Th. Ke-84, Februari 1999).

Total5

Posting terkait:

Peluang-dan-resiko-usaha

Definisi Peluang Usaha Dan Resiko Usaha Dalam Ekonomi

pengertian-berita

29 Pengertian Berita Menurut Para Ahli

contoh-teks-negosiasi

Contoh Teks Negosiasi

Posting pada Bahasa Indonesia, SMADitag analisis wacana adalah, antonim wacana, apa artinya wacana
forever, arti rencana, arti wacana bukber, arti wacana dalam bahasa gaul, arti wacana forever, arti
wacana forever bahasa gaul, bukan wacana artinya, ciri ciri wacana, contoh kalimat majemuk, contoh
wacana, contoh wacana langsung, contoh wacana narasi, contoh wacana pendidikan, definisi wacana
menurut para ahli, frasa adverbial, fungsi tekstur dalam wacana, hakikat wacana, hanya wacana, holistik
adalah, jelaskan pengertian dari wacana, jurnal analisis wacana pdf, jurnal wacana pdf, kohesi adalah,
makalah wacana, makalah wacana bahasa indonesia, metode analisis wacana pdf, Pengertian dan jenis-
jenis wacana berikut contohnya, pengertian kelogisan, pengertian wacana brainly, pengertian wacana
dan analisis wacana, pengertian wacana forever, pengertian wacana menurut para ahli, pengertian
wacana menurut para ahli pdf, perbedaan teks dan wacana menurut para ahli, perbedaan wacana dan
rencana, perkembangan analisis wacana, proses proses analisis wacana, rencana adalah, sinonim
wacana, struktur wacana pdf, teori analisis wacana, unsur unsur wacana, unsur wacana, wacana adalah
dan contohnya, wacana adalah susunan, wacana artinya bahasa gaul, wacana pdf

Pos-pos Terbaru

Definisi Peluang Usaha Dan Resiko Usaha Dalam Ekonomi

29 Pengertian Berita Menurut Para Ahli

Contoh Teks Negosiasi

Asimilasi Adalah

Sifat Umum dan Ketahanan Pangan Serta Penjelasannya

Definisi Serta Sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DI Indonesia

Materi Prakarya dan Kewirausahaan

Silogisme : Pengertian, Contoh, Hukum, Macam, Dan Aturan Silogisme

Penjelasan Karakteristik Reptil Dalam Biologi

Ciri-Ciri Bakteri Mycoplasma Dalam Biologi

Ikuti Lomba DiBawah Ini

SosiaGo-SEVA-SEO-Banner

Created By : GuruPendidikan.Com | 2014

Home

SMP

Agama

Bahasa Indonesia

Kewarganegaraan

Pancasila

IPS

IPA
SMA

Agama

Bahasa Indonesia

Kewarganegaraan

Pancasila

Akuntansi

IPA

Biologi

Fisika

Kimia

IP

Ekonomi

Sejarah

Geografi

Sosiologi

SMK

S1

PSIT

PPB

PTI

E-Bisnis

UKPL

Basis Data

Manajemen

Riset Operasi
Sistem Operasi

Kewarganegaraan

Pancasila

Akuntansi

Agama

Bahasa Indonesia

S2

Matematika

Umum

Pencarian

Tutup Menu

undefined

Anda mungkin juga menyukai