BAHASA INDONESIA
Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti
halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup.
Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang
pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari
kata yang digunakan tersebut. Kata wacana juga banyak dipakai
oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi,
politik, komunikasi, sastra dan sebagainya
A. Pengertian wacana
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan
untuk berkomunikasi dalam konteks social. Satuan bahasa itu dapat berupa
rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis.
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau
tuturan. Menurut Alwi, dkk (2003:42), wacana adalah rentetan kalimat yang
berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat
itu. Menurut Tarigan (dalam Djajasudarma, 1994:5), wacana adalah satuan
bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa
dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu
mempunyai awal dan akhir yang nyata.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wacana
adalah satuan bahasa yang lengkap yang disajikan secara teratur dan
membentuk suatu makna.
B. Wacana dan Fungsi Bahasa dalam Komunikasi
Hubungan Gramatikal
Unsur-unsur gramatikal yang mendukung wacana dapat berupa.
A.) Unsur yang berfungsi sebagai konjungsi (penghubung) kalimat atau satuan
yang lebih besar, seperti dengan demikian, maka itu, sebabnya, dan misalnya
B.) Unsur kosong yang dilesapkan mengulangi apa yang telah diungkapkan
pada bagian terdahulu (yang lain) misalnya: Pekerjaanku salah melulu, yang
benar rupanya yang terbawa arus.
C.) Kesejajaran antarbagian, misalnya: Orang mujur belum tentu jujur. Orang
jujur belum tentu mujur.
D.) Referensi, baik endofora (anafora dan katafora) maupun eksofora.
Referensi (acuan) meliputi persona, demonstratif, dan komparatif.
E.) Kohesi leksikal, Kohesi leksikal dapat terjadi melalui diksi (pilihan kata)
yang memiliki hubungan tertentu dengan kata yang digunakan terdahulu.
Kohesi leksikal dapat berupa pengulangan, sinonimi dan hiponimi, serta
kolokasi.
F.) Konjungsi, Konjungsi merupakan unsur yang menghubungkan konjoin
(klausa/kalimat) di dalam wacana.
3. Hubungan semantik
Hubungan semantik merupakan hubungan antarproposisi dari bagian-bagian
wacana. Hubungan antarproposisi dapat berupa hubungan antar klausa yang
dapat ditinjau dari segi jenis kebergantungan dan dari hubungan logika
semantik. Hubungan logika semantik dapat dikaitkan dengan fungsi semantik
konjungsi yang berupa
(1) ekspansi (perluasan), yang meliputi elaborasi, penjelasan/penambahan,
dan
(2) proyeksi, berupa ujaran dan gagasan
4. Wacana Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian
terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-
pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan
pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Tahapan menulis karangan
argumentasi, yaitu menentukan tema atau topik permasalahan, merumuskan tujuan
penulisan, mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau
pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan
kerangka menjadi karangan.Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat
berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.
Jenis- jenis Wacana menurut para ahli
Menurut pendapat Leech (1974, dalam Kushartanti dan Lauder, 2008:91) tentang
fungsi bahasa, wacana dapat diklasifikasi sebagai berikut.
Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau
penulis sebagai sarana ekspresif, seperti wacana pidato.
Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar
komunikasi, seperti wacana perkenalan dalam pesta.
Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi,
seperti wacana berita dalam media massa.
Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan
keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu.
Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari
mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.
Menurut Djajasudarma (1994:6), jenis wacana dapat dikaji dari segi
eksistensinya (realitasnya), media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis
pemakaian.
1. Realitas Wacana
Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa
verbal dan nonverbal
2. Media Komunikasi Wacana
Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan
dan tulis.
3. Pemaparan Wacana
Pemaparan wacana sama dengan tinjauan isi, cara penyusunan, dan
sifatnya. Berdasarkan pemaparan, wacana meliputi naratif, prosedural,
hortatori, ekspositori, dan deskriptif.
4. Jenis Pemakaian Wacana
Jenis pemakaian wacana berwujud monolog, dialog, dan polilog.
○ KESIMPULAN
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang
bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah
salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya
demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup..
Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik,
komunikasi, sastra dan sebagainya.
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran
kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam
konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian
kalimat atau ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau
tulis.
DAFTAR PUSTAKA