Anda di halaman 1dari 16

WACANA

BAHASA INDONESIA

Dila Handayani, S. Pd., M. Si.


HAKIKAT WACANA

 Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti
halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup.
Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang
pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari
kata yang digunakan tersebut. Kata wacana juga banyak dipakai
oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi,
politik, komunikasi, sastra dan sebagainya
A. Pengertian wacana
 Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan
untuk berkomunikasi dalam konteks social. Satuan bahasa itu dapat berupa
rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis.
 Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau
tuturan. Menurut Alwi, dkk (2003:42), wacana adalah rentetan kalimat yang
berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat
itu. Menurut Tarigan (dalam Djajasudarma, 1994:5), wacana adalah satuan
bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa
dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu
mempunyai awal dan akhir yang nyata.
 Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wacana
adalah satuan bahasa yang lengkap yang disajikan secara teratur dan
membentuk suatu makna.
B. Wacana dan Fungsi Bahasa dalam Komunikasi

 Wacana dengan unit konversasi memerlukan unsur komunikasi yang


berupa sumber (pembicara san penulis) dan penerima (pendengar dan
pembaca). Semua unsur komunikasi berhubungan dengan fungsi
bahasa (Djajasudarma, 1994:15).
Fungsi bahasa meliputi:
 (1) fungsi ekspresif yang menghasilkan jenis wacana berdasarkan
pemaparan secara ekspositoris,
 (2) fungsi fatik (pembuka konversasi) yang menghasilkan dialog
pembuka,
 (3) fungsi estetik, yang menyangkut unsur pesan sebagai unsur
komunikasi, dan
 (4) fungsi direktif yang berhubungan dengan pembaca atau
pendengar sebagai penerima isi wacana secara langsung dari
sumber.
C. Wacana dan Kajian Bidang Ilmu Lainnya.
 Kajian tentang wacana tidak bisa dipisahkan dengan kajian
bahasa lainnya, baik pragmatik maupun keterampilan berbahasa

1. Wacana dan Pragmatik


 Pragmatik berhubungan dengan wacana melalui bahasa dan
konteks. Dalam hal ini dapat dibedakan tiga hal yang selalu
berhubungan yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik.
 Sintaksis merupakan hubungan antar unsur, semantik
adalah makna, baik dari setiap unsur maupun makna antar
hubungan, dan pragmatik berhubungan dengan hasil ujaran
(pembicara dan pendengar atau penulis dan pembaca).
2. Hubungan Gramatikal dan Semantik dalam Wacana

Hubungan Gramatikal
Unsur-unsur gramatikal yang mendukung wacana dapat berupa.
 A.) Unsur yang berfungsi sebagai konjungsi (penghubung) kalimat atau satuan
yang lebih besar, seperti dengan demikian, maka itu, sebabnya, dan misalnya
 B.) Unsur kosong yang dilesapkan mengulangi apa yang telah diungkapkan
pada bagian terdahulu (yang lain) misalnya: Pekerjaanku salah melulu, yang
benar rupanya yang terbawa arus.
 C.) Kesejajaran antarbagian, misalnya: Orang mujur belum tentu jujur. Orang
jujur belum tentu mujur.
 D.) Referensi, baik endofora (anafora dan katafora) maupun eksofora.
Referensi (acuan) meliputi persona, demonstratif, dan komparatif.
 E.) Kohesi leksikal, Kohesi leksikal dapat terjadi melalui diksi (pilihan kata)
yang memiliki hubungan tertentu dengan kata yang digunakan terdahulu.
Kohesi leksikal dapat berupa pengulangan, sinonimi dan hiponimi, serta
kolokasi.
 F.) Konjungsi, Konjungsi merupakan unsur yang menghubungkan konjoin
(klausa/kalimat) di dalam wacana.
3. Hubungan semantik
 Hubungan semantik merupakan hubungan antarproposisi dari bagian-bagian
wacana. Hubungan antarproposisi dapat berupa hubungan antar klausa yang
dapat ditinjau dari segi jenis kebergantungan dan dari hubungan logika
semantik. Hubungan logika semantik dapat dikaitkan dengan fungsi semantik
konjungsi yang berupa
 (1) ekspansi (perluasan), yang meliputi elaborasi, penjelasan/penambahan,
dan
 (2) proyeksi, berupa ujaran dan gagasan

4. Wacana dan Keterampilan Berbahasa


 Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan
berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif,
yaitu berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan
berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
KAREKTERISTIK WACANA
Wacana merupakan medium komunikasi verbal yang bisa diasumsikan dengan
adanya penyapa (pembicara dan penulis) dan pesapa (penyimak dan pembaca).
1. Ciri-ciri Wacana
 Satuan gramatikal
 Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
 Untaian kalimat-kalimat
 Memiliki hubungan proposisi
 Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
 Memiliki hubungan koherensi
 Memiliki hubungan kohesi
 Rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi
 Bisa transaksional juga interaksional
 Medium bisa lisan maupun tulis
 Sesuai dengan konteks
2. Unsur Pembentuk Wacana
 Wacana berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal bahasa) dan unsur
ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi
sosial (konversasi dan pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan
paragraf).
3. Konteks dan Ko-teks
 Wacana merupakan bangunan semantis yang terbentuk dari hubungan
semantis antarsatuan bahasa secara padu dan terikat pada konteks. Ada
bermacam-macam konteks dalam wacana. Wacana lisan merupakan kesatuan
bahasa yang terikat dengan konteks situasi penuturnya. Konteks bagi bahasa
(kalimat) dalam wacana tulis adalah kalimat lain yang sebelum dan
sesudahnya, yang sering disebut ko-teks.
4. Teks
 Fairdough (dalam Eriyanto, 2008:289) melihat teks dalam berbagai tingkatan.
Sebuah teks bukan hanya menampilkan bagaimana suatu objek digambarkan
tetapi juga bagaimana hubungan antar objek didefinisikan. Setiap teks pada
dasarnya, menurut Firdough dapat diuraikan dan dianalisis dari ketiga unsur
tersebut.
Unsur Yang ingin dilihat
Representasi Bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan,
atau apapun ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

Relasi Bagaimana hubungan antara wartawan, khalayak, dan


partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

Identitas Bagaimana identitas wartawan, khalayak dan partisipan


berita ditampilkan dan digambarkan dalam teks.
JENIS- JENIS WACANA BAHASA
INDONESIA
 Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi
empat yaitu sebagai berikut:
1. Wacana Narasi
 Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu
kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris
dan narasi imajinatif.
2. Wacana Deskripsi
 Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek
berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman
penulisnya.
 Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam,
yaitu deskripsi Imajinatif/Impresionis dan deskripsi
faktual/ekspositoris.
3. Wacana Eksposisi
 Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara
terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan
memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya
digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk
seminar, simposium, atau penataran. Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu
menentukan objek pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi,
mengumpulkan data atau bahan, menyusun kerangka karangan, dan
mengembangkan kerangka menjadi karangan.Pengembangan kerangka karangan
berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan
klimaks dan antiklimaks.

4. Wacana Argumentasi
 Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian
terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-
pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan
pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Tahapan menulis karangan
argumentasi, yaitu menentukan tema atau topik permasalahan, merumuskan tujuan
penulisan, mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau
pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan
kerangka menjadi karangan.Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat
berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.
Jenis- jenis Wacana menurut para ahli

 Menurut pendapat Leech (1974, dalam Kushartanti dan Lauder, 2008:91) tentang
fungsi bahasa, wacana dapat diklasifikasi sebagai berikut.

 Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau
penulis sebagai sarana ekspresif, seperti wacana pidato.
 Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar
komunikasi, seperti wacana perkenalan dalam pesta.
 Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi,
seperti wacana berita dalam media massa.
 Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan
keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu.
 Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari
mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.
 Menurut Djajasudarma (1994:6), jenis wacana dapat dikaji dari segi
eksistensinya (realitasnya), media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis
pemakaian.

1. Realitas Wacana
 Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa
verbal dan nonverbal
2. Media Komunikasi Wacana
 Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan
dan tulis.
3. Pemaparan Wacana
 Pemaparan wacana sama dengan tinjauan isi, cara penyusunan, dan
sifatnya. Berdasarkan pemaparan, wacana meliputi naratif, prosedural,
hortatori, ekspositori, dan deskriptif.
4. Jenis Pemakaian Wacana
 Jenis pemakaian wacana berwujud monolog, dialog, dan polilog.
○ KESIMPULAN
 Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang
bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah
salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya
demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup..
Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik,
komunikasi, sastra dan sebagainya.
 Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran
kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam
konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian
kalimat atau ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau
tulis.
DAFTAR PUSTAKA

 Djajasudarma, Fatimah. 1994. Wacana: Pemahaman dan


Hubungan Antarunsur. Bandung: Eresko.

 Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.


Yogyakarta: LKIS Printing Cemerlang.

 Kushartanti, Multamia dan Lauder, Untung Yuwono. 2008. Pesona


Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

 Syamsuddin A.R. 1992. Studi Wacana: Teori-Analisis Pengajaran.


Bandung: FPBS IKIP Bandung.
TERIMA KASIH..

Anda mungkin juga menyukai