KELOMPOK 4
DOSEN PENGAMPU:
Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat
dirampungkan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Dasar-Dasar ilmu pendidikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Asas-asas pendidikan dan penerapannya”. Besar harapan kami bahwa makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pegangan dalam mempelajari materi tentang
Asas-asas pendidikan dan penerapannya
Juga merupakan harapan kami dengan hadirnya makalah ini, akan mempermudah
semua pihak dalam proses perkuliahan pada mata kuliah dasar dasar ilmu pendidikan. Sesuai
kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik,
khususnya dari rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Akhir kata, semoga segala daya dan upaya
yang kami lakukan dapat bermanfaat, Aamiin.
Penyusun,
Kelompok 4
DAFTAR ISI
B. Rumusan masalah
1. Untuk mengetahui Asas Tut Wuri Handayani Ing Ngarsa Sung Tulada , Ing Madya
Mangun Karsa?
2. Untuk mengetahui Asas Kemandirian dalam belajar
3. Untuk mengetahui Asas Pendidikan sepanjang hayat
4. Untuk mengetahui Asas Alam takambang jadi guru
5. Untuk mengetahui Implementasi dari masing masing asas dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Terdapat dua semboyan untuk melengkapinya agar menjadi satu kesatuan asas :
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi contoh)
adalah hal yang baik mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Di bagian
depan, seorang guru akan membawa buah pikiran para muridnya itu ke dalam sistem ilmu
pengetahuan yang lebih luas.
Ia menempatkan pikiran / gagasan / pendapat para muridnya dalam cakrawala yang
baru, yang lebih luas. Dalam posisi ini ia membimbing dan memberi teladan. Akhirnya,
dengan filosofi semacam ini, siswa (dengan bantuan guru dan teman-temannya)
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri di antara pengetahuan yang telah dikonstruksi oleh
banyak orang termasukoleh para ahli.
b. Ing Madya Mangun Karsa Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangkitkan
kehendak) diterapkan dalam situasi ketika anak didik kurang bergairah atau ragu -ragu untuk
mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu diupayakan untuk memperkuat
motivasi.Dan, guru maju ke tengah- tengah (pemikiran) para muridnya. Dalam posisi ini ia
menciptakan situasi yang memungkinkan para muridnya mengembangkan, memperbaiki,
mempertajam, atau bahkan mungkin mengganti pengetahuan yang telah dimilikinya itu
sehingga diperoleh pengetahuan baru yang lebih masuk akal, lebih jelas, dan lebih banyak
manfaatnya.
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh harus ada Keseimbangan dan
keterpaduan dapat dilihat dari segi:
(1) jasmani dan rohani; jasmani meliputi: badan, indera, dan organ tubuh yang lain;
sedangkan rohani meliputi: potensi pikiran, perasaan, daya cipta, karya, dan budi nurani,
(2) material dan spiritual; material berkaitan dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papan
yang memadai; sedangkan spiritual berkaitan dengan kebutuhan kesejahteraan dan
kebahagiaan
(3) individual dan sosial; manusia mempunyai kebutuhan untuk memenuhi keinginan pribadi
dan memenuhi tuntutan masyarakatnya,
(4) dunia dan akhirat; manusia selalu mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
sesuai dengan keyakinan agam masing-masing,
(5) spesialisasi dan generalisasi; manusia selalu mendambakan untuk memiliki kemampuan-
kemampuan yang umumnya dimiliki orang lain, tetapi juga menginginkan kemampuan
khusus bagi dirinya sendiri.
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi
lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Apa yang dipelajari hari ini
belum tentu sesuai dengan tantangan perubahan pada beberapa tahun berikutnya. Implikasi
dari konsep yang demikian ialah bahwa manusia harus selalu belajar sepanjang hayat,
sehingga dia dapat mempelajari dan menyesuaikan diri sesuai dengan perubahan yang
berlangsung.
Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, maka terjadi
perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari
oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak
bermanfaat. Sebab apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai
masalah kehidupan yang dihadapinya.
Implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang
dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat. Dengan kemauan dan kemampuan
untuk dapat belajar sepanjang hayat, maka konsep belajar tidak lagi sekedar belajar untuk
tahu (learning to know) dan mampu (learning to do), akan tetapi belajar sepanjang hayat yang
menuntut kemauan dan kemampuan seseorang guna belajar untuk menjadi (learning to be)
3. Azas Kemandirian dalam Belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan belajar sepanjang
hayat.
Perwujudan kemandirian dalam belajar akan menempatkan pendidik dalam peran
utama sebagai fasilitator, informator, dan motivator, disamping peran-peran lain seperti
organisator.
Sebagai fasilitator, guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber
belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan
sumber-sumber tersebut.
Sebagai informator, pendidik harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan
bagian kecil saja dari sumber informasi yang datangnya membanjir dewasa ini. Hal tersebut
berarti bahwa pendidik perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik untuk
memburu informasi selain dari dirinya sendiri.
Sebagai motivator, pendidik mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk
memanfaatkan sumber belajar secara maksimal. Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai
aktifitas belajar yang berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Ada beberapa pandangan tentang belajar mandiri
yang diutarakan oleh para ahli seperti dipaparkan sebagai berikut:
a. Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung
jawab dari proses pelajaran mereka sendiri.
b. Belajar Mandiri mengintegrasikan self- management (manajemen konteks,
menentukan setting, sumber daya, dan tindakan) dengan self-monitoring (siswa memonitor,
mengevaluasi dan mengatur strategi belajarnya).
c. Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat penting di dalam
memulai dan memelihara usaha siswa.
d. Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para guru
ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa dan tujuan
apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya.
Menurut Haris Mujiman, belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong
oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah. Di
sini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar
yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu. Belajar mandiri dapat
diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun
dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi
pembelajaran
1) Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang
diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah
sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas
pendidikannya sendiri
3) Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk
memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya
4) Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh
kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang
agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan
yang ditemui sekarang, yaitu :
2) Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional.
Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air.
Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri
3) Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar
mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
melalui pendidikan
4) Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat:
ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
ketrampilan, sarana pendidikan jasmani
5) Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat
yang bertujuan untuk:
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah
mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat
dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang
menunjang.
Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, antara
lain:
(1) Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan
(2) Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
(3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa
(4) Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan budaya bangsa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asas – asas pendidikan terdiri dari Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, dan
belajar mandiri. Dan alam takambang jadi guru. Dalam asas – asas tersebut perbedaan yang
mencolok walaupun asas – asas tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam asas Tut Wuri Handayani menekankan pada peran pendidik dan anak didik dalam
kegiatan belajar namun dalam asas belajar sepanjang hayat menekankan pada peran anak
diidk dalam belajar.
Anak didik dalam asas belajar sepanjang hayat bukan berrati anak diidk yang selalu
membutuhkan pendiidk dalam belajar, melainkan semua orang yang ingin belajar seumur
hidupnya. Sedangkan asas kemandirian dalam belajar menekan pada proses belajar yang
harus mandiri dan tidak selalu bergantung dengan orang lain.
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk
penulis dan umumnya untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Hanifah. 1950. Rintisan Filsafat, Filsafat Barat Ditilik dengan Jiwa Timur, Jilid
Conny Seniawan, et. al. 1951. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Jannah, F. (2013). Pendidikan Seumur Hidup dan Implikasinya. Dinamika Ilmu, 13(1).